BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan mengenai aplikasi Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) untuk diagnosis penyakit jantung yaitu sebagai berikut: 1. Proses diagnosis diawali dengan preprocessing. Preprocessing terbagi dalam 3 langkah yaitu, langkah pertama adalah pemotongan terhadap isyarat sinyal PCG dengan mengambil satu sampel detakan. Pemotongan dilakukan dengan metode rectangle menggunakan Sound Forge 10.0. Selanjutnya dilakukan normalisasi terhadap sinyal PCG yang telah dipotong. Kemudian sinyal diekstraksi dengan dekomposisi wavelet mother haar menggunakan MATLAB. Dari proses ekstraksi tersebut didapatkan fitur-fitur yang digunakan sebagai variabel input, yaitu energy, minimum, maksimum, dan standar deviasi. Pembagian data input sebagai data training dan testing berbanding 80% banding 20%, sehingga sebanyak 40 data digunakan sebagai data training dan 10 data digunakan sebagai data testing dari total 50 data. Proses selanjutnya yaitu dilakukan algoritma pembelajaran RBFNN dengan mencari pusat dan jarak dari setiap fungsi basis menggunakan metode K-Means clustering. Setelah didapatkan pusat dan jarak setiap fungsi basis, selanjutnya menentukan jaringan optimum dengan metode trial and error untuk menentukan banyaknya neuron pada lapisan tersembunyi yang memberikan nilai akurasi tertinggi. Langkah terakhir 61 yaitu pengklasifikasian. Berdasarkan pembulatan nilai keluarannya, maka masing-masing data dapat diidentifikasi jenis kondisi jantungnya. 2. Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) untuk diagnosis penyakit jantung menghasilkan jaringan terbaik dengan 4 neuron input, lapisan tersembunyi dengan 9 neuron, dan 1 neuron output. Fungsi aktivasi yang digunakan yaitu fungsi Gaussian pada lapisan tersembunyi. Pengujian ketepatan model RBFNN untuk klasifikasi dapat diukur melalui nilai sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi. Pada data training, tingkat sensitivitas 100% artinya untuk pasien yang memiliki penyakit jantung kemungkinan model RBFNN mengklasifikasi dengan tepat adalah sebesar 100%. Spesifisitas data training 85% artinya untuk pasien yang tidak memiliki penyakit jantung kemungkinan model RBFNN mengklasifikasi dengan tepat adalah sebesar 85%. Nilai akurasi pada data training 92.5% artinya hasil klasifikasi dengan model RBFNN akurat sebesar 92.5%, baik untuk pasien yang tidak memiliki penyakit jantung (normal), maupun yang memiliki penyakit jantung. Pada data testing, tingkat sensitivitas 100% artinya untuk pasien yang memiliki penyakit jantung kemungkinan model RBFNN mengklasifikasi dengan tepat adalah sebesar 100%. Spesifisitas data testing 80% artinya untuk pasien yang tidak memiliki penyakit jantung kemungkinan model RBFNN mengklasifikasi dengan tepat adalah sebesar 80%. Akurasi pada data testing 90% artinya hasil klasifikasi dengan model RBFNN akurat sebesar 90%, baik untuk pasien yang tidak memiliki penyakit jantung (normal), maupun yang memiliki penyakit jantung. 62 B. Saran Penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi mengenai aplikasi dari metode RBFNN khususnya dalam bidang kesehatan. Untuk selanjutnya diharapkan adanya penyempurnaan dengan penelitian lain mengenai metode yang sama atau bidang yang sama dengan hasil yang lebih baik. Adapun saran dari penulis yaitu: 1. Variabel Input yang digunakan sebaiknya lebih banyak. 2. Menambah jumlah data input. 3. Menggunakan metode lain dalam proses ekstraksi sinyal misalnya, Fast Fourier Transform. 4. Mencoba metode lain dalam proses pemotongan sinyal PCG. 63