HALAMAN JUDUL GAMBARAN KEJADIAN ABORTUS DI RSUD WONOSARI TAHUN 2012-2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T D N JE S DEWI SARTIKA 1112238 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015 i A T AR HALAMAN PENGESAHAN GAMBARAN KEJADIAN ABORTUS TAHUN 2012-2013 DI RSUD WONOSARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan oleh: DEWI SARTIKA 1112238 AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y Tanggal…………………………. P AL A R E ER P Menyetujui: D S E K I N JE Penguji, Pembimbing, ST Sujiatini, M.Keb NIP: 197101292001122002 Imroatul Azizah, M.Keb NIDN: 05-2404-8601 Mengesahkan, a.n Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) Reni Merta Kusuma, M. Keb NIDN: 06-1603-8302 iii A T AR Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar Ahli Madya Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta PERNYATAAN Saya yang bertandatangan dibawah ini Nama : Dewi Sartika NPM : 1112238 Program Studi : Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya tulis yan g pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. AN Yogyakarta, Agustus 2015 A YAK K A OG ST I AN U A. Y P R AL PEJENDER S E K I T S iv Y Dewi sartika A T AR KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul: “Gambaran Kejadian Abortus di RSUD Wonosari 2012-2013”. Karya tulis ilmiah ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada: 1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku ketua STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta, M.Keb, selaku Kepala Program studi Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 3. Sujiatini, M.Keb, selaku dosen penguji dalam KaryaTulis Ilmiah. 4. Imroatul Azizah, M.Keb, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan usulan penelitian. 5. Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul, RSUD Sleman, RSUD Wonosari, RSUD Wates yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan studi pendahuluan. 6. Seluruh Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. 7. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan dorongan yang berupa finansial, moril maupun spiritual dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Teman- teman Mahasiswa Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam penyusunan usulan peneitian. 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang tidak dapat disebutkan satu persatu. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K TISemoga D N JE S Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuanya. Akhirnya besar harapan penulis semoga usulan penelitian ini berguna bagi semua. Yogyakarta, Agustus 2015 Penulis vii A T AR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ PERNYATAAN............................................................................................. MOTTO.......................................................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... INTISARI....................................................................................................... ABSTRACT.................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................... B. Rumusan Masalah...................................................................... C. Tujuan Penelitian....................................................................... D. Manfaat Penelitian..................................................................... E. Keaslian Penelitian.................................................................... 1 4 4 5 6 TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori........................................................................... B. Kerangka Teori.......................................................................... C. Kerangka Konsep....................................................................... D. Pertanyaan Penelitian................................................................. 8 52 53 54 AN BAB II Hal i ii iii iv v vi viii ix x xi xii PU ER P A YAK K A OG ST L A R Y NI A Y A. E D N BAB III PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................. B. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................... C. Poulasi........................................................................................ D. Variabel Penelitian..................................................................... E. Definisi Operasional.................................................................. F. Alat dan Metode Pengumpulan Data......................................... G. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data............................. H. Etika Penelitian.......................................................................... I. Pelaksanaan Penelitian............................................................... 55 55 56 56 56 57 58 59 60 BAB IV HASIL DAN PEMBHASAN A. Hasil Penelitian.......................................................................... 1. Gambaran Lokasi Penelitian................................................. 2. Jenis Subyek Penelitian......................................................... B. Pembahasan............................................................................... C. Keterbatasan Penelitian............................................................. 61 61 62 63 67 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................ 68 E J S E K I T S viii A T AR B. Saran.......................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T D N JE S ix A T AR DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Surat Studi Pendahuluan Surat Penelitian Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tahun Akademik 2014/2015 Alat Pengumpulan Data Lembar Bimbingan Lampiran 4. Lampiran 5. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T D N JE S x A T AR GAMBARAN KEJADIAN ABORTUS TAHUN 2012-2013 DI RSUD WONOSARI Dewi Sartika1, Imroatul Azizah2, Sujiatini3 INTISARI Latar Belakang: Abortus merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Angka kejadian abortus mengalami peningkatan dari tahun 2012-2013 Di RSUD Wonosari. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian abortus tahun 2012-2013 di RSUD Wonosari. Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif dan rancangan retrospektif. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil abortus tahun 2012-2013 di RSUD Wonosari. Besar populasi sebesar 575 orang. Pengumpulan data menggunakan rekam medik. Analisis data menggunakan analisis univariat dan pengolahan data menggunakan program komputer. AN A YAK K A OG Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis abortus yang terbanyak abortus inkomplit sebesar 134 orang (47,2%) di tahun 2012 dan 140 orang (48,1%) di tahun 2013. Abortus yang terendah adalah abortus habitualis sebesar 2 orang (0,7%) dan 1 orang (0,3%). T ANI Y S U .Y P AL A R E ER Kesimpulan: Ibu hamil di RSUD Wonosari pada tahun 2012 sebagian besar mengalami abortus Inkompletus sebesar 134 orang (47,2 %) dan pada tahun 2013 sebesar140 orang (48,1 %). P S E K I T D N JE Kata Kunci : Abortus S 1 Mahasiswa STIKES Ahmad Yani Yogyakarta Dosen STIKES Ahmad Yani Yogyakarta 3 Dosen POLTEKES Yogyakarta 2 xi A T AR ABORTUS OVERVIEW AT WONOSARI HOSPITAL 2012-2013 Dewi Sartika1 Imroatul Azizah2, Sujiatini3 ABSTRACT Introduction: Abortus is one causes of mom‟s death. The number of abortus increased from 2012-2013 at Wonosari hospital. Purpose : the purpose of this study is to investigate an overview of abortus at wonosari hospital during 2012 to 2013 Method: this study employed descriptive statistic and retrospective design. The populations in this study were 575 pregnant women which experienced abortus at wonosari hospital during 2012 to 2013. The data were collected using medical records. The data were analyzed using univariate analysis and run by bomputer software. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y Conclusion: Most of abortus cases happened at Wonosari hospital in 2012 were incomplete-type abortus (47,2 %) and increased to (48,1 %) in 2013. P AL A R E ER P Keywords : Abortion S E K I T D N JE S 1 Mahasiswa STIKES Ahmad Yani Yogyakarta Dosen STIKES Ahmad Yani Yogyakarta 3 Dosen POLTEKES Yogyakarta 2 xii A T AR Results: this study shows that most of abortus cases happened were incompletetype abortus (134 cases or 47,2 %) in 2012 and (140 cases or 48,1 %) in 2013. Beside, the least abortus cases happened were habitual-type abortus (2 cases or 0,7 %) in 2012 and (1 case or 0,3 %) in 2013 respectively. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) yang tinggi menunjukkan pelayanan kesehatan ibu belum memadai, sebaliknya angka kematian ibu (AKI) yang rendah merupakan indikator semakin membaiknya pelayanan kesehatan (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Data dari World Health Organization (WHO) (2013) menyatakan angka kematian ibu pada tahun 2007 menempati Indonesia di urutan ke-52 dunia. Angka kematian ibu tertinggi di dunia adalah Chad (Afrika) sebesar 1100/ 100.000 AN A YAK K A OG kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2007 menduduki T ANI Y S U .Y peringkat ke-3 di kawasan ASEAN (Association Of South East Asian Nations) P AL A R E ER dan ke-2 di kawasan SEAR (South East Asia Region) yaitu mencapai 228/100.000 P kelahiran hidup. Angka kematian ibu mencapai 220/100.000 kelahiran hidup di D N JE tahun 2010, hal ini menempatkan Indonesia diperingkat ke-4 se-ASEAN dan ke-3 S E K I T se-SEAR. S Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) (2007) menyatakan bahwa pada tahun 2012 angka kematian ibu sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat dari tahun 2007 yaitu sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu pada tahun 2013 sebesar 190/100.000 kelahiran hidup menurun dari tahun 2012. Angka kematian ibu Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami fluktuasi (turun-naik), hal ini berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2010 1 A T AR kelahiran hidup sedangkan terendah adalah Estonia (Eropa) sebesar 2/100.000 2 terdapat 43 kasus dan meningkat sebanyak 56 kasus di tahun 2011. Angka kematian ibu pada tahun 2012 menurun menjadi 40 kasus dan meningkat kembali sebanyak 46 kasus di tahun 2013, sehingga untuk DIY relatif sudah mendekati target MDG‟s yaitu 102/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu dari 5 kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tertinggi di tahun 2013 adalah Bantul sebanyak 13 orang, Sleman sebanyak 9 orang, Kota Yogyakarta dan Gunung Kidul sebanyak 8 orang dan Kulonprogo sebanyak 7 orang (Profil Kesehatan DIY, 2014). Abortus di Indonesia terjadi 2 juta kasus setiap tahun, ini berarti terdapat 43 AN kasus abortus per 100 kelahiran hidup perempuan umur 15-49 tahun (Manuaba, A YAK K A OG 2008). T ANI Y S U .Y Penyebab langsung kematian ibu antara lain perdarahan dan hipertensi P AL A R E ER dalam kehamilan diikuti infeksi, partus lama dan abortus. Penyebab kematian ibu di negara berkembang sebagian besar karena perdarahan, infeksi, gestosia dan P D N JE abortus (Manuaba, 2007). S E K I T A T AR Faktor risiko yang dapat menyebabkan kematian ibu yaitu terlalu muda S melahirkan, terlalu sering melahirkan, terlalu rapat jarak melahirkan dan terlalu tua untuk melahirkan (Profil Kesehatan indonesia, 2012). Abortus merupakan salah satu penyebab langsung kematian ibu. WHO menyatakan kematian ibu yang disebabkan oleh abortus berupa perdarahan sebesar 15-50 %. Komplikasi yang ditimbulkan oleh abortus berupa perdarahan atau infeksi yang dapat menyebabkan kematian, itulah sebabnya kematian ibu 3 yang disebabkan oleh abortus sering tidak muncul dalam laporan kematian, tapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis (Manuaba, 2008). Komplikasi pada abortus dapat berupa perdarahan, kegagalan ginjal, infeksi, syok akibat perdarahan dan infeksi (Sarwono, 2008). Wanita yang memiliki riwayat abortus mempunyai risiko tinggi terjadi abortus berulang, prematur dan bayi berat lahir rendah (Cuningham, dkk, 2009). Program pemerintah dalam menurunkan kematian ibu dengan menekankan ketersediaan pelayanan di masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu hamil selama kehamilannya dilaksanakan sesuai AN dengan standar pelayanan kebidanan. Tenaga kesehatan yang kompeten dalam A YAK K A OG memberi pelayanan kesehatan ibu hamil adalah dokter kebidanan dan kandungan, T ANI Y S U .Y dokter umum, bidan dan perawat. Upaya kesehatan dapat berupa upaya promotif, P AL A R E ER preventif, kuratif dan rehabilitatif. Salah satu upaya preventif yaitu deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan dengan P D N JE melakukan ANC terpadu. ANC terpadu antara lain memberikan pelayanan S E K I T A T AR konseling dan kesehatan termasuk gizi agar kehamilan berlangsung sehat, S melakukan deteksi dini masalah penyakit dan penyulit/komplikasi proses kehamilan serta melibatkan ibu dan keluarga terutama suami dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi (Departemen kesehatan RI, 2013). Upaya promotif yaitu memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai program 4 T (terlalu muda untuk menikah, terlalu tua untuk hamil, terlalu sering 4 untuk hamil dan terlalu banyak untuk melahirkan (Profil Kesehatan indonesia, 2012). Angka kejadian abortus di RSUD Wates mencapai 82 orang di tahun 2013 dan 5 orang di tahun 2014. Angka kejadian abortus di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebanyak 480 orang di tahun 2013 dan 544 orang di tahun 2014, RSUD Wonosari mencapai 284 orang di tahun 2012 dan 291 orang di tahun 2013. Angka kejadian abortus di RSUD Sleman pada tahun 2008 yaitu 4,6 % mengalami penurunan sebesar 3 % pada tahun 2009 dan tahun 2010 sedangkan RSUD Kota Yogyakarta mencapai 8,6 % pada tahun 2008, 6,3 % pada tahun 2009 dan 4,7 % pada tahun 2010 (Dinkes Provinsi DIY, 2010). AN A YAK K A OG Angka kejadian abortus tertinggi kedua di DIY adalah RSUD Wonosari. Hal T ANI Y S U .Y ini mendorong saya untuk melakukan penelitian di RSUD Wonosari dengan P AL A R E ER menuangkan dalam Karya tulis ilmiah dengan judul “Gambaran Kejadian Abortus Tahun 2012-2013 Di RSUD Wonosari”. P D N JE S E Berdasarkan K I ST B. Rumusan Masalah latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah Gambaran Kejadian Abortus Tahun 2012-2013 di RSUD Wonosari?”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya gambaran kejadian abortus tahun 2012-2013 di RSUD Wonosari 2. Tujuan khusus A T AR 5 a. Diketahuinya gambaran kejadian abortus imminens tahun 2012-2013 di RSUD Wonosari. b. Diketahuinya gambaran kejadian abortus insipiens tahun 2012-2013 di RSUD Wonosari. c. Diketahuinya gambaran kejadian abortus inkomplit tahun 2013- 2014 di RSUD Wonosari. d. Diketahuinya gambaran kejadian abortus komplit tahun 2012-2013 di RSUD Wonosari. e. Diketahuinya gambaran kejadian missed abortion tahun 2012-2013 di AN RSUDWonosari. A YAK K A OG f. Diketahuinya gambaran kejadian abortus habitualis tahun 2012-2013 RSUD Wonosari. 1. T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P D. Manfaat penelitian Manfaat Teoritis ND E Penelitian S J ini dapat memberikan masukan atau menambah informasi E IK STtentang abortus. 2. A T AR Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Sebagai masukan dan dapat menambah wawasan tentang abortus. b. Bagi tenaga kesehatan Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) serta penyuluhan tentang faktor risiko kejadian abortus 6 dan komplikasi abortus yang mungkin terjadi serta dapat meningkatkan screening awal pada ibu hamil. E. Keaslian Penelitian 1. Wahidah Sukriani dan Sulistyaningsih (2013) Judul Penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus Spontan Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta”. Kesimpulan hasil penelitian ini yaitu Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus spontan adalah paritas, usia ibu, anemia, penyakit infeksi AN dan hipertensi. Saran bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan A RT pelayanan antenatal care terhadap ibu hamil dengan faktor-faktorArisiko AK Y terjadinya abortus spontan serta bagi ibu hamil agar melakukan OG pemeriksaan Y I risiko dapat dilakukan Nfaktor kehamilan secara rutin sehingga jika terdapat A .Y A deteksi dini dan pemantauan olehLtenaga kesehatan. A R E 2. Wulandari, W dan Abdulah, D A.Z (2012) N E J Judul penelitian “Faktor Risiko kejadian Abortus Spontan Di Rumah S E IKIbu Dan Anak Pertiwi Makasar Tahun 2011”. Hasil penelitian ini adalah T Sakit S A K A T S U P R E P ibu hamil yang mempunyai riwayat abortus sebelumnya memiliki risiko 3,723 kali lebih besar mangalami abortus spontan. Ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit memiliki risiko 1,964 kali lebih besar untuk mengalami abortus spontan. Ibu hamil mengalami abortus spontan yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan trimester pertama memiliki risiko 5,571 kali lebih besar untuk mengalami abortus spontan. Ibu hamil yang mengalami stres memiliki risiko 8,714 kali lebih besar untuk mengalami abortus spontan. 7 Saran untuk ibu hamil agar lebih menjaga kesehatannya saat hamil, makanmakanan bergizi, menghindari stres, melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur untuk memimalkan risiko terjadinya abortus spontan dan pada rumah sakit sebaiknya memberikan konseling kesehatan mengenai stres kepada ibu hamil. 3. Sriwahyuni (2013) Judul Penelitian “Karakteristik Kejadian Abortus Inkomplit Di Ruang Bersalin RSUD Pangkep”. Kesimpulan abortus inkomplit tertinggi pada kelompok umur < 20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 64 kasus (52,0 %) dan AN juga terbanyak pada kelompok umur kehamilan 12 minggu sebanyak 93 kasus (75,6 %), dan yang melakukan kunjungan 2 kali selama trimester A YAK K A OG T ANI Y S U .Y pertama dan kedua sebanyak 106 kasus (86,2 %), dengan tingkat pendidikan P AL A R E ER SMP ke bawah sebanyak 67 kasus (54,5 %) dan yang terbanyak dengan status kawin sebanyak 120 kasus (97,6 %). Saran perlunya peran serta staf medis P D N JE dalam memperkenalkan metode-metode kontrasepsi dan komunikasi yang S E K I T baik. S A T AR BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Wonosari yang merupakan Rumah Sakit rujukan pusat pelayanan kesehatan. RSUD Wonosari memiliki pelayanan kebidanan meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan rawat inap terdiri dari ruang Persalinan, ruang Nifas, dan ruang Perinatal. Petugas di bagian kebidanan terdiri dari dua dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dua orang bidan di poliklinik, kamar bersalin 14 bidan, sedangkan AN A YAK K A OG (Palang Merah Indonesia), IGD 24 jam serta laboratorium 24 jam. Ruang IGD T ANI Y S U .Y terdapat 2 bidan yang bertugas, Ruang laboratorium terdapat 1 bidan. P AL A R E ER Pelayanan untuk pasien abortus di RSUD Wonosari dilakukan dengan P prosedur rawat jalan dan rawat inap. Prosedur rawat jalan dan rawat inap Pasien D N JE abortus bermula dari melakukan pendaftaran, menuju ke poli obsgyn lalu ke VK S E K I T dan Nifas. Dokter spesialis kebidanan yang mendiagnosa pasien dan melakukan S penanganan terhadap pasien abortus. Penanganan Pasien abortus masih terbatas karena minimnya peralatan. Pasien yang membutuhkan kuret di lakukan pemeriksaan keadaan umum dan lab. Pemeriksaan lab seperti Hb, AL (angka leukosit), AT (angka golongan darah). Pasien yang membutuhkan darah jika Hb > 10 gr %. Ibu yang akan melakukan kuretase harus dilihat keadaan umumnya, Jika keadaan umumnya buruk harus segera dilakukan perbaikan salah satunya dengan infus. Anastesi menggunakan lidocain 2 Ampul, sebelum kuretase dilakukan 61 A T AR bangsal nifas 8 bidan dan 6 perawat. Penanganan pasien abortus difasilitasi PMI 62 pemberian infus RL dan Oksitosin. Pasien post abortus akan diberikan Amoxicilin 3 x 500 mg, Asam menenamat 3 x 500 mg dan penambah darah piliron. Pasien kuretase harus di observasi 1 hari, Jika keadaan baik pasien diperbolehkan pulang. Penelitian ini dilakukan di RSUD Wonosari tanggal 15-17 Juni dan dilakukan di bangsal VK. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 575 orang. 2. Jenis Subyek Penelitian Jenis subyek dalam penelitian ini yaitu jenis abortus. Jenis subyek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Abortus Ibu Hamil yang Mengalami Abortus Di RSUD Wonosari tahun 2012 No 1. Abortus Imminens Abortus Insipien Abortus Inkomplit Abortus Komplit Missed Abortion Abortus Habitualis ER P Frekuensi ST PU AL 123 8 134 13 Y NI A Y A. R E D N 4 2 2. Total 284 Sumber: Data Sekunder Bulan Januari-Desember 2012 JE S E K TI Tabel S AN Presentasi (%) 43,3 2,8 47,2 4,6 1,4 0,7 100 diatas menunjukan bahwa jenis abortus yang mempunyai persentase terbesar adalah abortus inkomplit dan terendah adalah abortus habitualis Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Abortus Ibu hamil yang Mengalami Abortus Di RSUD Wonosari tahun 2013. No. 1. Jenis Abortus Abortus Imminens Abortus Insipien Abortus Inkomplit Abortus Komplit Missed Abortion Frekuensi Presentasi (%) 128 6 140 13 44,0 2,1 48,1 4,5 1,0 3 A T AR A YAK K A OG Jenis Abortus 63 Abortus Habitualis 0,3 1 2. Total 291 Sumber: Data Sekunder Bulan Januari-Desember 2013 100 Tabel diatas menunjukan bahwa ibu hamil jenis abortus yang mempunyai persentase terbesar di RSUD Wonosari Tahun 2013 adalah Inkomplit dan terendah abortus Habitualis. B. Pembahasan Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Wonosari bahwa abortus yang paling banyak terjadi yaitu inkomplit. Abortus inkomplit terjadi antara lain AN karena Paritas, umur, riwayat abortus sebelumnya dan pekerjaan ini sesuai A RT dengan yang tercatat di rekam medik. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat A K A Y Wulandari (2012) yang mengatakan bahwa ada beberapa faktor G risiko kejadian O I Ykonsepsi, paritas, umur, abortus inkomplit seperti kelainan pertumbuhan N hasil YA . A menjadi 2 yaitu faktor endogen dan pekerjaan. Faktor penyebab abortus terbagi L A R E eksogen. Faktor endogen D antara lain Faktor fetal (Kelainan kromosom, N Esempurna, pengaruh dari luar) dan faktor maternal (faktor J lingkungan kurang S E K I endokrin, ST anatomis, immunologi, trombofilia, infeksi, gizi, umur, paritas, dan A K A T S U P R E P riwayat abortus sebelumnya). Faktor eksogen antara lain obat-obatan, konsumsi kopi dan alkohol, Pestisida. Patofisiologi penyebab abortus antara lain umur kurang dari 20 tahun karena peredaran darah menuju serviks dan uterus belum sempurna sehingga belum siap untuk mengandung, dinding rahim masih kurang kuat untuk menyangga janin sehingga nidasi hasil konsepsi menjadi terganggu. Faktor psikis juga mempengaruhi kesiapan ibu usia muda mempunyai anak, karena emosional 64 ibu belum stabil dan ibu mudah tegang dan juga masa pertumbuhan wanita sampai usia 20 tahun (Peningkatan Nutrisi). Umur di atas 35 tahun berpengaruh terhadap fungsi ovarium, dimana sel telur yang berkualitas akan semakin sedikit, yang menyebabkan abnormalitas kromosom hasil konsepsi selanjutnya akan sulit berkembang. Wanita diatas 35 tahun juga terdapat masalah kesehatan yang diderita seperti hipertensi, diabetes melitus, anemia dan penyakit-penyakit kronis yang lain ikut meningkat. Pada multiparitas dan grandemulipara (paritas lebih dari 5), fungsi uterus untuk menunjang tumbuh kembang janin menurun, hal ini karena menurunnya AN kapasitas sirkulasi darah ke uterus dan fungsi myometrium sehingga vaskularisasi A YAK K A OG tidak adekuat dan juga adanya jaringan parut pada uterus sehingga persediaan T ANI Y S U .Y darah ke plasenta menjadi tidak adekuat yang dapat berpengaruh pada janin, otot- P AL A R E ER otot panggul terlalu sering mengalami perenggangan sehingga kemungkinan untuk terjadinya inkompabilitas serviks lebih besar. P D N JE Riwayat abortus sebelumnya bisa disebabkan oleh inkompetensia servik. S E K I T A T AR Inkompetensia servik merupakan kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim S (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar. Abortus berulang juga dapat terjadi karena ibu tidak menyadari kehamilannya, sehingga ibu menganggap bahwa perdarahan yang dilalami adalah perdarahan saat menstruasi. Keadaan ini menyebabkan hasil konsepsi tidak dikeluarkan sebagaimana mestinya dan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan akan menyebabkan peradangan yang menyebar ke organ reproduksi lainnya, sampai 65 kedalam saluran telur dan bisa mengakibatkan penyumbatan saluran telur. Keadaan ini yang menimbulkan kegagalan pada kehamilan berikutnya, karena sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur. Kejadian abortus bermula terjadi karena faktor diatas yang menyebabkan mulai dari terjadinya perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup, bila tidak dapat diatasi maka terajdi kontraksi yang semakin kuat dan sering, dilatasi servik dan perdarahan semakin bertambah yang kemudian tidak dapat dipertahankan lagi namun hasil konsepsi masih dalam uterus. Dilatasi serviks semakin bertambah dengan diikuti kontraksi dapat menyebabkan sebagian hasil AN konsepsi terlepas. Hasil konsepsi terlepas akan dianggap sebagai benda asing, A YAK K A OG maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. T ANI Y S U .Y Hasil konsepsi yang sebagian jaringan masih tertinggal di dalam uerus P AL A R E ER harus segera dilakukan pengeluaran. Pengeluaran keseluruhan hasil konsepsi menyebabkan uterus akan kembali mengecil sehingga perdarahan menjadi sedikit. P D N JE Hasil penelitian pada tabel 4.1 da 4.2 menyebutkan bahwa ibu hamil yang S E K I T mengalami abortus terbanyak adalah abortus inkomplit sebesar 134 orang (47,2%) S dan 140 orang (48,1%). Ibu hamil yang mengalami abortus paling rendah adalah abortus habitualis yaitu sebesar 2 orang (0,7%) dan 1 orang (0,3%). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahidah (2013) bahwa sebagian besar jenis abortus yang terjadi yaitu abortus inkomplit sebanyak 88 orang (86,27 %) dan ibu hamil yang mengalami abortus paling rendah yaitu abortus habitualis yaitu 0 (0 %). Abortus di RSUD Wonosari mengalami peningkatan sebesar 1,23 % dari tahun 2012-2013. A T AR 66 Angka kejadian abortus di RSUD Wonosari mengalami penurunan dibandingkan RSUD Panembahan Senopati bantul sebanyak 398 orang pada tahun 2012 dan 480 orang di tahun 2013 sehingga terjadi peningkatan abortus sebesar 9,33 %. Abortus berulang (recurrent abortion) kejadian sekitar 3-5 %, hal ini karena pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan (Manuaba, 2010). Abortus imminens terjadi pada 20 % wanita hamil sedangkan Abortus AN inkomplit diperkirakan terjadi pada 10-15 % kehamilan. A YAK K A OG Upaya pencegahan agar tidak terjadi abortus berulang pada pasien yang T ANI Y S U .Y telah mengalami abortus yaitu dianjurkan melakukan pemeriksaan Toxoplasma, P AL A R E ER Rubella Cytomegalovirus, dan Herpes Virus (TORCH) melalui pengambilan darah (Varney, 2006). Abortus juga dapat dicegah dengan ANC terpadu antara P D N JE lain memberikan pelayanan konseling dan kesehatan termasuk gizi agar S E K I T kehamilan berlangsung sehat, melakukan deteksi dini A T AR masalah penyakit dan S penyulit/komplikasi proses kehamilan serta melibatkan ibu dan keluarga terutama suami dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi. Upaya pencegahan kejadian abortus juga dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai 4 T (terlalu muda untuk menikah, terlalu tua untuk hamil, terlalu sering untuk hamil) dan terlalu banyak untuk melahirkan) (Departemen Kesehatan, 2013). 67 C. Keterbatasan Penelitian Populasi ibu hamil abortus yang banyak sehingga penulis harus membuka setiap data rekam medik dan data yang ada sebagian tidak lengkap AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran kejadian abortus di RSUD Wonosari tahun 2012-2013 dapat disimpulkan 1. Angka kejadian abortus imminens di RSUD Wonosari pada tahun 2012-2013 sebesar 43 % dan 44 %, hal ini terjadi peningkatan sebesar 1 %. 2. Angka kejadian abortus insipien di RSUD Wonosari pada tahun 2012-2013 sebesar 2,8 % dan 2,1 % hal ini terjadi peningkatan sebesar 0,7 %. AN 3. Angka kejadian abortus inkomplit di RSUD Wonosari pada tahun 2012-2013 A YAK K A OG sebesar 47,2 % dan 48,1 %, hal ini terjadi peningkatan sebesar 0,9 %. T ANI Y S U .Y 4. Angka kejadian abortus komplit di RSUD Wonosari pada tahun 2012-2013 sebesar 4,6 % dan 4,5 % sehinngga terjadi peningkatan sebesar 0,1 %. P AL A R E ER 5. Angka kejadian abortus habitualis di RSUD Wonosari pada tahun 2012-2013 P D sebesar 0,7 % dan 0,3 % maka terjadi peningkatan abortus habitualis sebesar N JE S E K I kejadian missed abortion di RSUD Wonosari pada tahun 2012-2013 T Angka 0,4 %. S 6. sebesar 1,4 % dan 1 % sehingga terhadi peningkatan sebesar 0,4 %. B. Saran Bagi tenaga kesehatan hendaknya meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) serta penyuluhan tentang faktor risiko kejadian abortus dan komplikasi abortus yang mungkin terjadi serta dapat meningkatkan Screening pada ibu hamil. 68 A T AR DAFTAR PUSTAKA Ariani, A.P. (2014). Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Benson, R.C. dan Pernoll, M.L. (2008). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Edisi 9.Jakarta: EGC. Dinas kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta (Dinkes DIY). 2014. Profil Kesehatan D.I Yogyakarta.Yogyakarta: Dinas Kesehatan. Dinas kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta (Dinkes DIY). 2010. Data Abortus.Yogyakarta: Dinas Kesehatan. Fraser, D.M. dan Schorge, Cooper, M.A. (2009). Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta: EGC. AN A YAK K A OG Glasier, A dan Gebby, A. (2005). Keluarga berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. T ANI Y S U .Y Kementerian kesehatan RI. (2013). Profil Kesehatan RI 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. P AL A R E ER P A T AR . (2014). Profil Kesehatan DIY 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. ND E SJ ECuningham. dkk. (2009). Obstetri Wiliam panduan ringkasan. Jakarta: K I T EGC. S Departemen Kesehatan RI. (2013). Pedoman ANC Terpadu. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Manuaba, Chandranita dan Fajar. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. . (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit, Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Kepetawatan. Jakarta : Salemba Medika. Prawirohardjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta: PT Bina Pustaka Prawarohardjo. . (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit, Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC. RSUD Wates. (2015). Data Abortus Tahun 2013- 2014. Yogyakarta: RSUD Wates. AN RSUD Gunung Kidul. (2015). Data Abortus Tahun 2013- 2014. Yogyakarta: RSUD Gunung Kidul. A YAK K A OG RSUD Panembahann Senopati Bantul. (2015). Data Abortus Tahun 2013- 2014. Yogyakarta: RSUD Panembahan Senopati Bantul. T ANI Y S U .Y P AL A R E ER RSUD Sleman. (2015). Data Abortus Tahun 2013- 2014. Yogyakarta: RSUD Sleman. P D N JE Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kulatatif. Jakarta: ALFABETA, cv. S E K TI Sukriani, S A T AR W. (2010) „Analisis Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Abortus Spontan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta’. Jurnal ilmiah kebidanan, 6(1),10-15. Sriwahyuni A. (2013) „karakteristik kejadian Abortus Inkomlet di Ruang Bersalin RSUD Pangkep‟. Jurnal ilmiah kesehatan diagnosis, 2(1), 1-8. Varney, Krieb dan Gegor. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC. Wulandari, W. (2012) „Media kesehatan masyarakat indonesia’Faktor Risiko Kejadian Abortus Spontan Di Rumah Sakit Ibu dan Anak , 8(4),233-239. World Health Organzation. (2013). World Health Statistic. Italy: World Health Organizatin. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR