PEMBERIAN BRAIN GYM TERHADAP HASIL

advertisement
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
PEMBERIAN BRAIN GYM TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PADA SISWA KELAS III DI SDN BALONGREJO
KEC. BERBEK KAB. NGANJUK
Oleh : Henny Purwandari
Prodi Pendidikan Ners di STIKES Satria Bhakti Nganjuk
ABSTRAK
Matematika adalah pelajaran yang bermanfaat dalam semua segi kehidupan dan
pelajaran lainnya, tetapi banyak anak yang menganggap Matematika adalah pelajaran
yang sulit. Penerapan metode pembelajaran yang bervariatif dan inovatif di dalam kelas
perlu untuk dilakukan oleh seorang guru, agar pembelajaran menjadi lebih menarik,
sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa dapat melalui Brain Gym. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Brain Gym terhadap hasil belajar
Matematika.
Penelitian menggunakan rancangan Quasy-Eksperimen Non Randomized Control
Group Pretest Postest Design pada kelompok kontrol dan perlakuan yang dilaksanakan
tanggal 22 April - 08 Mei 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III
SDN Balongrejo, kelompok kontrol 21 responden dan kelompok perlakuan 22 responden
dengan total sampling. Variabel Independen penelitian adalah Brain Gym, sedangkan
variabel dependen penelitian adalah hasil belajar Matematika. Uji hipotesis
menggunakan uji Wilcoxon dengan α = 0,05.
Hasil penelitian sebelum diberikan Brain Gym pada kelompok perlakuan dengan
nilai rerata 17,57 dan setelah diberikan Brain Gym dengan nilai rerata 66.66. Hasil uji
Wilcoxon kelompok perlakuan menunjukkan ρ value = 0,000 ≤ α (α = 0,05) sehingga Ha
diterima dan ada pengaruh pemberian Brain Gym terhadap hasil belajar Matematika.
Brain Gym akan memaksimalkan kerja otak, mengintegrasikan otak dengan
maksimal sehingga siswa lebih siap dalam menerima pembelajaran selain itu kreativitas
guru akan meningkat dan suasana belajar lebih menyenangkan, sehingga meningkatkan
minat siswa dalam belajar dan maningkatkan hasil belajar.
Kata kunci: Brain Gym, Hasil belajar, Matematika, Siswa Kelas III
129
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
GIVING BRAIN GYM FOR LEARNING OUTCOMES OF MATHEMATICS IN
THIRD GRADE AT SDN BALONGREJO, BERBEK SUBDISTRICT, NGANJUK
REGENCY
By : Henny Purwandari, Pitri Andriyana Kusumastuti
Nursing Faculty at STIKES Satria Bhakti Nganjuk
ABSTRACT
Mathematics is a useful lesson in all facets of life and other subjects, but a lot of
kids who think mathematics is a difficult subject. The application or the varied and
innovative learning method in the classroom needs to be done by a techer, in orther that
learning becomes more attractive, so the students will be motivated to learn. The efforts
to do to improve students mathematics learning outcomes can be through the Brain
Gym. This study aims to determine the effect of Brain Gym on lerning outcomes of
mathematics.
This study uses a design Quasy-Eksperiment Non-Randomized Control Group
Pretestdesign on the control and treatment groups were held on 22 April – 8 May 2014.
The study population is all of student in third grade at SDN Balongrejo, 21 respondents
as the control group and the treatment group were 22 respondents with a total sampling.
The study of independent variable is Brain Gym, while the dependent variable is
Mathematics learning outcomes. The analysis uses Wilcoxon with α = 0.05.
The result of the study before being given the Brain Gym in the treatment group
with a mean value of 17.57 and after being given Brain Gym with mean value of 66.66.
Outcomes Wilcoxon test the treatment group is ρ value = 0,000 ≤ α (α = 0,05) so that
Ho is rejected and Ha accepted and there are effect of Brain Gym on learning outcomes
of Mathematics.
Brain Gym will improve teacher creativity in creating a more pleasant learning
athmosphere, reducing tension in the students learning and maximize work of the brain
thus interest in the learning and enchacing learning outcomes.
Keyword: Brain Gym, Learning Outcomes, Mathematics, Student in third grade
PENDAHULUAN
Matematika
sebagai
suatu
kegiatan yang cukup sulit oleh anak –
anak menurut Prof. Sutama (dalam
Kompas, 2011) mengatakan bahwa
guru dalam mengajar kerap kurang
memperhatikan kemampuan awal
siswa.
Guru
tidak
melakukan
pengajaran
bermakna
dengan
metode pengajaran yang kurang
variatif
dan
membosankan.
Berdasarkan hasil wawancara pada
guru kelas III yang dilakukan peneliti
pada tanggal 8 Oktober 2013 sampai
dengan 9 Oktober 2013 pada 6 SD
Inti di wilayah Kecamatan Berbek,
yaitu pada SDN Sengkut, SDN
Berbek 1, SDN Semare 2, SDN
Sumberurip 1, SDN Tiripan 1 dan
SDN Balongrejo menunjukkan bahwa
pelajaran Matematika bagi siswa
merupakan mata pelajaran yang sulit.
Berdasarkan wawancara tersebut,
SDN
Balongrejo
menunjukkan
kesulitan belajar Matematika paling
banyak yang ditunjukkan dengan nilai
ulangan harian yaitu dari 48 siswa
sebanyak 24 siswa menunjukkan
hasil ulangan harian yang masih
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimun
(KKM).
Hasil
tes
dari
“Third
Mathematics and Science Study
(TIMSS) yang diselenggarakan oleh
International Association for Evolution
of Educational Achievement (IEA)
tahun 2003 dan diumumkan tanggal
14 Desember 2004 bahwa Indonesia
pada
kemampuan
Matematika
menduduki peringkat ke 35 dari 45
130
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
negara
(Kompas
2004
dalam
Natamia, 2009). Dari hasil laporan
evaluasi Ujian Nasional Sekolah
dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
Provinsi Jawa Timur pada tahun
pelajaran 2012 / 2013 mata pelajaran
Matematika menduduki nilai rata-rata
terendah yaitu 7,2 dibandingkan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Pada Olimpiade
Sains
Nasional
Matematika
perwakilan
Kabupaten
Nganjuk
menduduki peringkat 48 dan 49 dari
114 perwakilan Kabupaten dan kota
lain dan hasil Ujian Nasional
Matematika
Kabupaten
Nganjuk
hanya menempati peringkat 9 dari 38
Kabupaten atau Kota di Provinsi
Jawa Timur. Pada perbandingan nilai
Ujian Nasional mata pelajaran
Matematika dari tahun pelajaran
2011 / 2012 dan 2012 / 2013
Kecamatan Berbek hanya mengalami
kenaikan
nilai
rata-rata
6,63.
Berdasarkan nilai ulangan harian
kelas III pada semester I dari 48
siswa sebanyak 24 siswa mendapat
nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) atau dibawah 70
sehingga
perlu
diadakannya
remedial. Dan dari data rekap nilai
tahunan dari kelas I, II, III , pada
kelas
III
selalu
menunjukkan
penurunan nilai rata-rata.
Menurut Wong (2009), usia
sekolah adalah anak pada usia 6-12
tahun, yang artinya sekolah menjadi
pengalaman inti anak. Salah satu
tugas-tugas perkembangan anak usia
sekolah menurut Havighurst dalam
Hurlock
(2002)
adalah
mengembangkan
keterampilanketerampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Prihastuti
(2009) bahwa pada kelas III
merupakan awal atau tahun-tahun
pertama kehidupan sekolah yang
banyak mengalami hambatan belajar,
sehingga lebih mudah pada kelas III
hambatan itu lebih mudah diatasi dan
merupakan upaya preventif terjadinya
masalah yang lebih kompleks dalam
kehidupan
sekolah
berikutnya.
Menurut Muhfahroyin (2009) dalam
Akhmad Sukri (2013) faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa dibagi menjadi dua
yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi sikap, minat,
aspek fisiologis
seperti
status
kesehatan, aspek psikologis seperti
kondisi
rohani
perserta
didik,
motivasi, dan kemampuan peserta
didik, sedangkan faktor eksternal
meliputi lingkungan, fasilitas dan
proses pelaksanaan pembelajaran.
Ketika hasil belajar pesereta didik
rendah,
maka
seringkali yang
menjadi
salah
satu
alasan
penyebabnya adalah guru yang tidak
menerapkan metode pembelajaran
yang baik, sehingga membuat
pembelajaran menjadi monoton yang
menyebabkan minat, dan motivasi
belajar peserta didik menjadi rendah.
Menurut
Akhmad
Sukri
(2013),
penerapan
metode
pembelajaran yang bervariatif di
dalam kelas perlu untuk dilakukan
oleh
seorang
guru,
agar
pembelajaran menjadi lebih menarik,
sehingga siswa akan termotivasi
untuk belajar. Salah
satu upaya
yang
dapat
dilakukan
untuk
meningkatkan
hasil
belajar
Matematika siswa dapat melalui
senam otak atau Brain Gym. Brain
Gym dapat dilakukan pada semua
jenjang
pendidikan
mulai
dari
tingkatan
taman
kanak-kanak,
sekolah dasar, sekolah menengah,
bahkan sampai pada tingkatan
perguruan tinggi. Tidak hanya itu,
Brain Gym selain digunakan untuk
kalangan akademis tetapi juga dapat
digunakan oleh kalangan kalangan
bisnis. Dalam pembelajaran, Brain
Gym dapat dikombinasikan dengan
penggunaan metode pembelajaran
yang lain, karena Brain Gym tidak
terpaku dengan penggunaan metode
belajar. Sebagai salah satu alternatif
penggunaan Brain Gym dalam
kegiatan
pembelajaran
dapat
dilakukan pada tiga bagian kegiatan
131
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
pembelajaran di kelas yaitu pada
saat sebelum pembelajaran atau
pendahuluan,
pada
saat
pembelajaran
berlangsung
atau
kegiatan inti, dan pada saat
pembelajaran telah selesai atau
penutup atau dengan melakukan
seluruh kegiatan Brain Gym sebelum
guru masuk ke dalam kegiatan
pembelajaran. Penerapan Brain Gym
dalam proses pembelajaran dapat
dilakukan pada semua jenjang
pendidikan, tidak memerlukan biaya
yang mahal dan mudah dilakukan.
Sehingga peneliti tertarik untuk
meneliti “Pengaruh Pemberian Brain
Gym terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas III di SDN Balongrejo Kec.
Berbek Kab. Nganjuk”.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
a. Karakteristik
Responden
Kelompok Perlakuan
1) Berdasarkan Lama Belajar
di Rumah.
Gambar 4.2
Karakteristik responden
kelompok perlakuan berdasarkan
lama belajar di rumah di SDN
Balongrejo
Kecamatan Berbek
Kabupaten Nganjuk pada tanggal 22
April - 08 Mei 2014.
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Jenis
penelitian
ini
menggunakan rancangan penelitian
eksperimen,
Quasy
Eksperimen
dengan jenis Non Equivalent Control
Group atau disebut juga Non
Randomized Control Group Pretest
Postest Design pada dua kelompok
yaitu kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas III SDN
Balongrejo
Kecamatan
Berbek
Kabupaten Nganjuk sebanyak 43
siswa, yang terdiri dari dua kelas
yaitu kelas III A dengan jumlah 22
siswa dan kelas IIIB berjumlah 21
siswa. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah Total
Sampling.
Variabel
independen
dalam penelitian ini adalah Brain
Gym. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah hasil belajar
matematika dari siswa kelas IIIA dan
IIIB SDN Balongrejo Kecamatan
Berbek Kabupaten Nganjuk.
Pengolahan data
melalui
tahapan Editing, Coding, Scoring,
dan Tabulating. Analisa statistik yang
digunakan
untuk
mengetahui
pengaruh pemberian Brain Gym
terhadap hasil belajar Matematika
dilakukan dengan menggunakan uji
statistik paired sampel T test.
Berdasarkan gambar 4.2 dapat
diketahui bahwa dari 22 responden,
sebagian besar yaitu 15 responden
(68%) belajar di rumah selama 1
jam.
2)
Berdasarkan Mengikuti Les
Matematika.
Gambar 4.3 Karakteristik responden
kelompok perlakuan berdasarkan
mengikuti les Matematika di SDN
Balongrejo
Kecamatan Berbek
Kabupaten Nganjuk pada tanggal
22 April - 08 Mei 2014.
Berdasarkan gambar 4.3 dapat
diketahui bahwa dari 22 responden,
hampir
seluruhnya
yaitu
17
responden (77%) tidak mengikuti les
Matematika.
3) Berdasarkan
Belajar.
132
Pendamping
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
Gambar 4.11
Karakteristik responden
kelompok kontrol berdasarkan lama
belajar di rumah di SDN Balongrejo
Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk
pada tanggal 22 April - 08 Mei 2014
Berdasarkan
gambar
4.11
dapat diketahui bahwa dari 21
responden, hampir seluruhnya yaitu
11 responden (52%) mengikuti les
Matematika.
Gambar 4.4
Karakteristik responden
kelompok
perlakuan
berdasarkan
pendamping belajar di SDN Balongrejo
Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk
pada tanggal 22 April - 08 Mei 2014.
3)
Berdasarkan gambar 4.4 dapat
diketahui bahwa dari 22 responden,
sebagian besar yaitu 13 responden
(59%) yang mendampingi belajar
adalah kakaknya.
Berdasarkan
Belajar.
Pendamping
b. Karakteristik
Responden
Kelompok Kontrol
1) Berdasarkan Lama Belajar di
Rumah.
Gambar 4.12 Karakteristik responden
kelompok
kontrol
berdasarkan
pendamping
belajar
di
SDN
Balongrejo
Kecamatan
Berbek
Kabupaten Nganjuk pada tanggal 22
April - 08 Mei 2014.
Berdasarkan
gambar
4.12
dapat diketahui bahwa dari 21
responden, sebagian besar yaitu 15
responden (71%) yang mendampingi
belajar adalah ibunya.
Gambar 4.10
Karakteristik responden
kelompok kontrol berdasarkan lama
belajar di rumah di SDN Balongrejo
Kecamatan
Berbek
Kabupaten
Nganjuk pada tanggal 22 April - 08
Mei 2014
1. Data Khusus
a.
Hasil belajar Matematika
responden kelompok kontrol dan
kelompok
perlakuan
sebelum
diberikan Brain Gym.
Berdasarkan gambar 4.10 dapat
diketahui bahwa dari 21 responden,
sebagian besar yaitu 11 responden
(52%) belajar di rumah selama lebih
dari 1 Jam.
2)
Berdasarkan
Matematika.
Mengikuti
N
Kelompok
Perlakuan 22
(Pre Test)
Kelompok
Kontrol
21
(Post
Test)
Les
Median
Mean
33.34
17.57
46.67
31.10
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi hasil
belajar Matematika responden kelompok
133
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
perlakuan dan kelompok kontrol sebelum
diberikan Brain Gym di SDN Balongrejo
pada 22 April – 08 Mei 2014.
b. Hasil
belajar
Matematika
responden kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol setelah
diberikan Brain Gym
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
diketahui
bahwa
hasil
belajar
Matematika responden kelompok
perlakuan sebelum diberikan Brain
Kelompok
perlakuan
(Post
Test)
Kelompok Kontrol
(Post Test)
N
Median
Mean
21
46.66
66.66
21
40.00
Tabel 4.2
Distribusi
frekuensi
hasil
belajar
Matematika responden kelompok kontrol
di SDN Balongrejo pada 22 April – 08
Mei 2014.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat
diketahui
bahwa
hasil
belajar
Matematika responden kelompok
perlakuan setelah diberikan Brain
Gym dengan nilai Mean 66.66 dan
pada kelompok kontrol dengan nilai
Mean 39.36.
39.36
Gym dengan nilai Mean 17.57 dan
pada kelompok kontrol dengan nilai
Mean 31.10.
c. Pengaruh pemberian Brain Gym terhadap hasil belajar Matematika siswa
kelas III (Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol) di SDN Balongrejo.
Tabel 4.3
Pengaruh pemberian Brain Gym terhadap hasil belajar Matematika siswa
kelas III di SDN Balongrejo pada tanggal 22 April - 08 Mei 2014.
N
Kelompok Perlakuan
Min
Max
Median
Nilai
Pre
Test
22
6.66
40.00
33.34
Nilai
Post
Test
22
40
86.66
46.66
Nilai kenaikan
Mean
Wilcoxon
N
Kelompok Kontrol
Min
Max Median
17.57
Nilai
Pre
Test
21
6.66
53.33
46.67
31.10
66.66
Nilai
Post
Test
21
20
60
40.00
39.36
Mean
Nilai kenaikan
Mean
49.09
ρ value = 0,000 pada
α = 0,05
Wilcoxon
Mean
8.26
ρ value = 0,002
pada
α = 0,05
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa kenaikan nilai Mean Matematika
responden pada kelompok perlakuan yaitu 49.09, hasil uji statistik Wilcoxon
didapatkan ρ value = 0.000 pada α = 0,05 karena ρ value ≤ α maka Ha
diterima dan Ho ditolak dan ada pengaruh pemberian Brain Gym terhadap hasil
belajar Matematika pada siswa kelas III SDN Balongrejo, sedangkan pada
kelompok kontrol nilai Mean Matematika responden hanya mengalami kenaikan
8.26 dengan didapatkan ρ value = 0.002 pada α = 0,05.
134
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
PEMBAHASAN
Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman
belajarnya (Sudjana, 2010). Faktor faktor yang mempengaruhi hasil
belajar adalah faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal
meliputi faktor psikis dan faktor
psikologis,
sedangkan
faktor
eksternal meliputi faktor lingkungan
sosial, faktor lingkungan non sosial
serta faktor pendekatan belajar yaitu
cara guru mengajar guru, maupun
metode,
model
dan
media
pembelajaran yang digunakan (
Syah, 2009).
Hasil belajar siswa merupakan
intepretasi
atau
tolak
ukur
keberhasilan siswa dalam mencapai
kompetensi dasar pada setiap mata
pelajaran termasuk Matematika di
suatu lembaga pendidikan. Semakin
baik hasil belajar siswa maka
semakin
baik
pula
kualitas
pendidikan
dan
keberhasilan
lembaga
pendidikan
tersebut.
Rentang jarak nilai minimum dan
maksimum Matematika responden
pada kelompok kontrol maupun
perlakuan sangat jauh. Hal tersebut
dapat dipengaruhi beberapa faktor,
seperti karena sebelum Pre test
siswa
belum
pembelajaran
mengenai materi yang akan diujikan,
dengan kata lain jika siswa belum
mendapatkan materi yang akan
diujikan maka hal tersebut tentu
berpengaruh terhadap hasil belajar
dari tes yang akan diberikan, selain
itu stimulus-stimulus seperti Brain
Gym
juga
belum
diberikan,
kemudian karakteristik siswa seperti
pendekatan belajar, karakteristik
orangtua, serta faktor kesehatan
jasmani dan rohani juga akan
mempengaruhi hasil belajar.
1.
Hasil belajar Matematika
siswa kelas III pada kelompok
kontrol dan perlakuan sebelum
diberikan Brain Gym
Berdasarkan
tabel
4.1
diketahui bahwa hasil belajar
Matematika responden kelompok
perlakuan sebelum diberikan Brain
Gym dengan nilai Mean 17.57 dan
kelompok kontrol dengan nilai Mean
31.10. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa nilai Mean Pre test
kelompok
kontrol
lebih
tinggi
daripada kelompok perlakuan, hal ini
dapat dipengaruhi oleh karakteristik
responden sendiri. Hal tersebut
dapat dilihat berdasarkan gambar
4.11
pada
kelompok
kontrol
menunjukkan
bahwa
dari
21
responden hampir seluruhnya yaitu
11 responden (52%) mengikuti les
Matematika
sedangkan
pada
kelompok perlakuan berdasarkan
gambar 4.3 dari 22 responden
sebagian besar yaitu 17 responden
(77%)
tidak
mengikuti
les
Matematika.
Menurut Yusuf (2003) bahwa
kesulitan
belajar
berhitung
merupakan jenis kesulitan belajar
terbanyak di samping membaca dan
menulis. Ketrampilan Matematika
merupakan sarana yang sangat
penting untuk menguasai bidang
studi lainnya disamping sebagai
sarana komunikasi untuk mengatasi
berbagai
masalah
sehari-hari.
Mengingat pentingnya pelajaran
berhitung dan banyaknya siswa
yang mengalami kesulitan belajar
berhitung, maka tidak ada salahnya
jika orang tua ataupun guru mulai
mengajari anak berhitung sedini
mungkin. Menurut Abdurrahman
(1999), Matematika dalam penelitian
ini adalah tingkat keberhasilan atau
penguasaan seorang siswa terhadap
bidang studi Matematika setelah
menempuh proses belajar mengajar
yang terlihat pada nilai yang
diperoleh dari tes hasil belajarnya.
2.
Hasil belajar Matematika
siswa kelas III pada kelompok
kontrol dan perlakuan setelah
diberikan Brain Gym.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa hasil belajar
135
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
Matematika responden kelompok
perlakuan setelah diberikan Brain
Gym dengan nilai Mean 66.66 dan
kelompok kontrol nilai Mean 39.36.
Menurut Sukri dan Purwanti
(2013), Brain Gym dapat dilakukan
pada semua jenjang pendidikan
mulai dari mulai tingkatan taman
kanak-kanak,
sekolah
dasar,
sekolah menengah, bahkan sampai
tingkat perguruan tinggi. Tidak
hanya itu, Brain Gym selain
digunakan untuk kalangan akademis
tetapi juga dapat digunakan oleh
kalangan bisnis, serta alat untuk
pertumbuhan
personal.
Dalam
pembelajaran Brain Gym dapat
dikombinasikan dengan penggunaan
metode pembelajaran yang lain,
karena Brain Gym tidak terpaku
dengan penggunaan metode belajar.
Kemudian menurut Dennison (2006),
manfaat
Brain
Gym
adalah
Membantu anak dalam mengatasi
hambatan belajar, di sekolah Brain
Gym
bermanfaat
untuk
meningkatkan kreativitas guru dalam
menciptakan suasana belajar yang
lebih menyenangkan, mengurangi
ketegangan-ketegangan
siswa
dalam
proses
belajar,
serta
membantu
siswa
untuk
memanfaatkan
seluruh
potensi
belajar alamiah melalui gerakan
tubuh
dan
sentuhan-sentuhan,
meningkatkan
kecakapan
anak
dalam belajar membaca, menulis,
kemampuan berhitung, berpikir dan
kesadaran diri. Proses pembelajaran
di dalam kelas dipandang sebagai
kunci utama keberhasilan siswa.
Persoalan
terpenting
adalah
merekonstruksi
cara
untuk
mempelajarinya sehingga anak-anak
menganggap
kegiatan
belajar
mereka tak ubahnya seperti bermain
dan bahkan memang berbentuk
sebuah
permainan.
Penerapan
beberapa metode pembelajaran
inovatif
diharapkan
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kondisi mental juga memegang
peranan
penting
dalam
meningkatkan hasil belajar. Pada
kondisi stress atau tertekan, maka
otak
akan
beraksi
dengan
menghambat transmisi informasi
yang bersifat simultan, akibatnya
salah satu belahan otak akan
mengalami switched off, sehingga
akan
terjadi
masalah
pada
koordinasi dan gangguan terhadap
kemampuan untuk berpikir jernih,
memecahkan masalah, kemampuan
komprehensi,
organisasi
dan
komunikasi secara efektif (Sukri dan
Purwanti, 2013). Menurut Akhmad
Sukri (2013), penerapan metode
pembelajaran yang bervariatif di
dalam kelas perlu untuk dilakukan
oleh
seorang
guru,
agar
pembelajaran menjadi lebih menarik,
sehingga siswa akan termotivasi
untuk belajar. Salah satu upaya
yang
dapat
dilakukan
untuk
meningkatkan
hasil
belajar
Matematika siswa dapat melalui
senam otak atau Brain Gym.
Matematika merupakan suatu
mata pelajaran yang penting dalam
kehidupan sehari-hari, dalam praktik
kehidupan sehari-hari kita selalu
menggunakan konsep Matematika
tetapi pada kenyataannya banyak
siswa yang menganggap bahwa
Matematika merupakan pelajaran
yang sulit dan membosankan. Maka
dari itu metode pembelajaran yang
menarik atau variasi dalam metode
pembelajaran dan stimulus-stimulus
yang dapat memaksimalkan kerja
otak dalam belajar perlu dilakukan,
salah satunya adalah dengan
memberikan Brain Gym pada siswa.
Dengan melakukan Brain Gym siswa
akan merasa relaks, otak akan
terintegrasi secara maksimal, siswa
terlihat senang dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, dan melalui
gerakan-gerakan serta sentuhan
dalam Brain Gym kemampuan
alamiah siswa akan terasah lebih
maksimal dan tingkat kesehatan
siswa menjadi lebih prima sehingga
hasil belajar siswa meningkat dan
136
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
menjadikan kualitas perserta didik
menjadi lebih baik.
bagian otak yang sebelumnya
tertutup atau terhambat, selain itu
Brain Gym akan memperlancar
aliran darah dan oksigen ke otak
serta dapat merangsang kedua
belah otak untuk bekerja sehingga
didapat
keseimbangan
aktivitas
kedua
belahan
otak
secara
bersamaan (Prasetya, 2010). Otak
kita terdiri dari dua bagian. Masingmasing belahan otak mempunyai
tugas tertentu. Secara garis besar,
otak bagian kiri berpikir logis dan
rasional,
menganalisa,
bicara,
berorientasi pada waktu dan hal-hal
terinci; sedangkan otak bagian
kanan intuitif, merasakan, music,
menari, kreatif, melihat keseluruhan,
ekspresi badan, dan lainnya. Otak
belahan kiri mengatur badan bagian
kanan, mata dan telinga kanan. Otak
belahan kanan mengontrol bada
bagian kiri, mata dan telinga kiri.
Dua belahan otak disambung
dengan “corpus collosum” yaitu
simpul saraf kompleks dimana
terjadi transmisi informasi antara
kedua belahan otak. Otak bagian kiri
aktif bila sisi kanan tubuh digerakkan
dan otak bagian kanan aktif apabila
sisi kiri tubuh digerakkan. Sifat ini
memungkinkan dominasi salah satu
sisi misalnya menulis denagn tangan
kiri atau kanan, dan juga untuk
integrasi kedua sisi tubuh (bilateral
integration),
yaitu
untuk
menyebrangi garis tengah untuk
bekerja
di
“bidang
tengah”.
Kemampuan belajar paling tinggi
apabila kedua belahan otak bekerja
sama dengan baik (Prasetya, 2010).
Selama
ini
proses
pembelajaran di sekolah-sekolah
masih kurang menarik dan variatif,
seperti
guru-guru
tidak
menggunakan media audio visual
yang tepat seperti guru tidak
memberikan contoh-contoh yang
konkrit, aplikatif, dan seperti guru
menerangkan dan siswa duduk diam
mendengarkan serta menyimak.
Siswa akan merasa bosan selama
proses pembelajaran, hal tersebut
3.
Pengaruh pemberian Brain
Gym terhadap hasil belajar
Matematika pada siswa III di SDN
Balongrejo.
Berdasarkan
tabel
4.3
diketahui bahwa kenaikan nilai Mean
Matematika
responden
pada
kelompok perlakuan yaitu 49.09,
hasil
uji
statistik
Wilcoxon
didapatkan ρ value = 0.000 pada α
= 0,05 karena ρ value ≤ α maka Ha
diterima dan Ho ditolak dan ada
pengaruh pemberian Brain Gym
terhadap hasil belajar Matematika
pada
siswa
kelas
III
SDN
Balongrejo,
sedangkan
pada
kelompok
kontrol
nilai
Mean
Matematika
responden
hanya
mengalami kenaikan 8.26 dengan
didapatkan ρ value = 0.002 pada α
= 0,05.
Gerakan Brain Gym dibuat
untuk merangsang otak kiri dan otak
kanan
(dimensi
lateralis),
meringankan
atau
merelaksasi
belakang otak dan bagian depan
otak
(dimensi
pemfokusan),
merangsang sistem yang terkait
dengan perasaan atau emosional
yaitu otak tengan (limbik) serta otak
besar
(dimensi
pemusatan)
(Dennison, 2009). Otak sebagai
pusat
kegiatan
tubuh
akan
mengaktifkan seluruh organ dan
sistem tubuh melalui pesan-pesan
yang disampaikan melewati serabut
saraf secara sadar maupun tidak
sadar. Sebagaimana dijelaskan oleh
Dennison (2002), bahwa otak
manusia seperti hologram, terdiri
dari tiga dimensi dengan bagianbagian yang saling berhubungan
sebagai satu kesatuan. Pelajaran
lebih
mudah
diterima
bila
mengaktifkan sejumlah panca indera
daripada hanya diberikan secara
abstrak saja. Dengan melakukan
Brain Gym melatih otak bekerja
dengan
melakukan
gerakan
pembaruan,
membuka
bagian-
137
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
Saran
1. Bagi Responden
Sebagai metode pembelajaran
yang inovatif dan menyenangkan
bagi siswa sehingga siswa dapat
tertarik dan mudah memahami
pelajaran
Matematika
pada
khususnya dan mata pelajaran lain
pada umumnya untuk meningkatkan
prestasinya.
2. Bagi Tempat Penelitian
Memberikan masukan untuk
bahan pemberian inovasi proses
pembelajaran kepada siswa kelas III
dan mengembangkan kreativitas
guru-guru di SDN Balongrejo Kec.
Berbek Kab. Nganjuk.
3. Bagi Peneliti
Peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan,
memanfaatkan
Brain Gym dalam kehidupan seharihari dan dapat melakukan penelitian
di bidang lainnya seperti keterkaitan
Brain Gym dengan kemampuan
menyimak
anak,
stress
dan
kecemasan pada anak, motorik
halus pada anak, dan fungsi kognitif
pada lansia.
akan membuat minat siswa dalam
belajar
menjadi
kurang
dan
berdampak pada hasil belajar yang
kurang memuaskan. Penggunaan
metode pembelajaran yang inovativ
dan stimulus yang tepat seperti
dengan memberikan Brain Gym
akan membuat suasana belajar
menjadi
menyenangkan,
tidak
membosankan,
dan
akan
memaksimalkan kerja otak serta
meningkatkan derajat kesehatan
siswa dengan stimulus dari gerakangerakan
dan
sentuhan
yang
dilakukan
yang
diharapkan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan
suasana
proses
pembelajaran seperti dalam suasana
bermain minat siswa terhadap
pembelajaran
meningkat
dan
tentunya akan meningkatkan hasil
belajar serta kualitas perserta didik
tersebut. Selain itu pengembangan
kreativitas guru merupakan hal
penting dalam proses pembelajaran,
pengembangan kreativitas guru
dapat dilakukan seperti dengan
mengikuti
pelatihan
mengenai
inovasi metode belajar Think Pair
Share and Reciprocal Teaching,
Teams
Achievement
Division,
Jigsaw, dan masih banyak lagi.
Dengan
kretivitas
guru
yang
meningkat
dalam
proses
pembelajaran
diharapkan
hasil
belajar siswa juga akan meningkat,
sehingga dapat diintepretasikan
dengan kualitas siswa dan guru
yang baik menunjukkan kualitas
pendidikan yang baik pula dalam
sebuah instansi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, S. (2012). Psikoseksual
dalam Pendekatan Konsep & Proses
Keperawatan. Yogyakarta: Ar-ruzz
media.
Anonim.
(2012).
Metode
Pembelajaran GASING pada
Matematika
dan
Sains.
[Internet].
Bersumber
dari
<http://www.sekolahdasar.net/
2012/11/metodepembelajaran-gasingpada.html> [Diakses pada
tanggal 1 Oktober 2013 Jam
21.09].
Arikunto, S. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Edisi Revisi 2010.
Cetakan
ke-14.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Kesimpulan
Ada pengaruh pemberian
Brain Gym terhadap hasil belajar
Matematika pada siswa kelas III
di SDN Balongrejo. Hal ini
berdasarkan hasil uji hipotesis
Wilcoxon
pada
kelompok
perlakuan dengan nilai signifikan
ρ value = 0,000 dengan α = 0,05
(ρ≤ α).
138
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
Dahlan, M.S. (2013). Statistik Untuk
Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Dennison, P.E dan Dennison G.E.
(2006).
Buku
Panduan
Lengkap Brain Gym (Senam
Otak). Jakarta: Grasindo.
Dennison. (2009). Brain Gym: Using
Brain Gym Movement In The
Classroom.
[Internet].
Bersumber
dari
<http://www.braingym.org.uk/p
dfs/Research.pdf>
[Diakses
pada tanggal 23 Oktober 2013
Jam 12.05].
Desmita.
(2012).
Psikologi
Perkembangan Peserta Didik
Panduan Bagi Orang Tua dan
Guru
dalam
Memahami
Psikologi Anak Usia SD, SMP,
dan SMA. Cetakan ke-4.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Fajariyah, N dan Defi T. (2008).
Cerdas Berhitung Matematika
Untuk SD/MI Kelas 3. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Held, K. (2011). Movement Matter
An Introduce to Brain Gym.
[Internet].
Bersumber
dari
<http://www.michigandistrict.or
g/sites/default/files/pdf/events/
2011/ecc/ecchandouts/BG_2.5_hr_Intro_Pa
cket_Aug_2011.pdf> [Diakses
pada tanggal 5 Oktober 2013
Jam 23.05].
Hidayat, A.A.A. (2009). Metode
Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
____________. (2010).
Metode
Penelitian
Kesehatan
Paradigma
Kuantitatif.
Surabaya:
Health
Books
Publishing.
matika.dan.Guru.yang.Membo
sankan.>
[Diakses
pada
tanggal 4 Oktober 2013 Jam
21.05].
Miyanto dan Nur A. (2013).
Matematika Untuk SD dan MI.
Klaten: Intan Pariwara.
Natamia, H. D. (2009). Peningkatan
hasil
belajar
Matematika
menlalui
pendekatan
kontekstual pada siswa kelas
III SDN Simo Kecamatan Simo
Kabupaten Boyolali. [Internet].
Bersumber
dari
<http://eprints.uns.ac.id/9739/1
/109870502201009101.pdf>
[Diakses pada tanggal 2
November 2013 Jam 21.12].
Noor, I. (2008). Model Membaca,
Menulis, dan Berhitung di
Sekolah
Dasar.
[Internet].
Bersumber
dari
<
http://www.depdiknas.go.id/pu
blikasi/balitbang/071/j71_06.pd
f> [Diakses pada tanggal 23
September 2013 Jam 19.38].
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi
Revisi
Cetakan
Pertama.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nursalam. (2011). Konsep dan
Penerapab
Metodologi
penelitian Ilmu Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.
_______.
(2013).
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan
Pendekatan Praktis. Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Dinas Pendidikan. (2013).
Hasil Evaluasi Ujian Nasional
Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah Provinsi Jawa Timur
Tahun Pelajaran 2012/2013.
Prasetya, A.S. (2010). Pengaruh
Terapi Kognitif dan Senam
Latih Otak terhadap Tingkat
Depresi dengan Harga Diri
Rendah pada Klien Lansia di
Panti Tresna Wreda Bakti
Yusna
natar
Lampung.
[Internet].
Bersumber
dari
Latief, M. (2011). Matematika dan
Guru yang Membosankan.
[Internet].
Bersumber
dari
<http://edukasi.kompas.com/re
ad/2011/01/06/17533529/Mate
139
Pemberian Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III di SDN Balongrejo
Kec. Berbek Kab. Nganjuk
________.
(2009).
Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfa
Beta.
Sukri, A dan Elly P. (2013).
Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Melalui Brain Gym.
[Internet].
Bersumber
dari
<http://www.ikippgrimadiun.ac.i
d/ejournal/sites/default/files/Ak
hmad%20Sukri%20dan%20Ell
y%20Purwanti.pdf > [Diakses
pada tanggal 16 September
2013 Jam 22.05].
Suneki, S, dkk. (2009). Brain Gym
(Senam
Otak)
Untuk
Mengatasi Problem Belajar
Anak. [Internet]. Bersumber
dari
<http://ejurnal.ikippgrismg.ac.id/index.p
hp/edimas/article/view/247/215 >
[Diakses pada tanggal 16
September 2013 Jam 11.55].
Syah,
M.
(2008).
Psikologi
Pendidikan
dengan
Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tim
Riset
Keperawatan
dan
Kebidanan. (2013). Pedoman
Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Bagi Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan dan
kebidanan. Nganjuk : STIKes
Satria Bhakti.
Wong, D. L, dkk. (2008). Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik Wong.
Edisi 6. Jakarta: EGC.
Yanuarita,
F.
A.
(2012).
Memaksimalkan Otak Melalui
Senam Otak (Brain Gym).
Yogykarta: Teranova Books.
<http://lontar.ui.ac.id/file?file=di
gital/137268-TAnton%20Surya%20Prasetya.
pdf > [Diakses pada tanggal 13
Juli 2014 Jam 20.15].
Prihastuti. (2009). Pengaruh Brain
Gym Terhadap Peningkatan
Kecakapan Berhitung Siswa
Sekolah
Dasar.
[Internet].
Bersumber dari
<http://journal.uny.ac.id/index.php/cp
/article/view/45/pdf_2>
[Diakses
tanggal
16
September 2013 Jam 14.15].
Riyadi, S dan Sukarmin. (2009).
Asuhan Keperawatan pada
Anak. Yogykarta: Graha Ilmu.
Sobri, A. (2012). Cara Agar
Matematika Tak Memusingkan
Anak. [Internet]. Bersumber
dari
<http://edukasi.kompas.com/re
ad/2012/11/08/17510862/Cara
.Agar.Matematika.Tak.Memusi
ngkan.Anak> [Diakses pada
tanggal 4 Oktober 2013 Jam
21.15]
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Sugiyanto.
(2011).
Karakteristik
Anak Usia Sekolah Dasar.
[Internet].
Bersumber
dari
<http://www.sekolahdasar.net/
2011/05/karakteristik-dankebutuhan-anakusia.html#.UmfE6nBOKqE>
[Diakses pada tanggal 1
Oktober 2013 Jam 20.07].
_______.(2011). Karakteristik Anak
Usia Sekolah Dasar. [Internet].
Bersumber
dari
<http://staff.uny.ac.id/sites/defa
ult/files/tmp/KARAKTERISTIK
%20ANAK%20USIA%20SD%
20(7-12%20tahun).pdf>
[Diakses pada tanggal 1
Oktober 2013 Jam 20.10].
Sugiyono. (2002). Statistika untuk
Penelitian.
Bandung:
Alfa
Beta.
140
Download