BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah suatu proses kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan melalui bantuan orang lain, manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat di tingkatkan. Untuk lebih jelas mengenai manajemen penulisan akan mengemukakan beberapa definisi mengenai manajemen sebagai berikut : Menurut Melayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2001:1-2) “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan suber daya manusia dan sumber - sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.” Menurut Heiman yang di kutif oleh M. Manulang dalam bukunya Manajemen (2004:3) “Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu untuk melalui kegiatan orang lain dan megawasi usaha – usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.” Menurut George R. Terry yang dikutif oleh M. Manulang dalam bukunya Manajemen (2004:3) “Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.” Dari definisi di atas dapat disipulkan bahwa manajemen kolektivitas orang - orang yang melakukan aktivitas manajemen dan disebut manajemen. Fungsi – fungsi manajemen dapat universal,sifat ini merupakan hasil dari kenyataan bahwa fungsi – fungsi manajemen adalah sama dimana saja,dalam organisasi dan pada waktu kapan saja. 5 2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam perusahaan, pengelolaan sumber daya manusia itu sangat penting, karena dengan adanya manajemen sumber daya manusia yang baik akan dapat mendorong perusahaan untuk maju dan berhasil dalam menjalankan semua aktivitasnya. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, pemimpin, penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peranan aktif karyawan. Dibawah ini penulisan akan mengemukakan definisi manajemen sumber daya manusia sebagai berikut : Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2001:10) “Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.” Menurut French dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber daya manusia T.Hani Handoko (2001:-4) “Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi.” Menurut Edwin B. Flippo dalam bukunya manajemen sumber daya manusia Malayu S.P. Hasibuan (2001:11) “Personel manajemen is the planning, organizing, directing and controlling of the procerement, develoment, compensation, maintenance, and separationof human resources to the end that individual, organizational and societal objectives are accomplished. (Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegasian, dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan, dan masyarakat) 6 Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa Manajemen sumber daya manusia terdiri perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan kompesasi, pengintegerasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian. Tujuannya ialah agar perusahaan mendapatkan rentabilitas laba yang lebih besar. Sumber daya manusia diperusahaan perlu dikelola secara professional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan.keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. 2.2.1 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut T.Hani Handoko (2001:4-5) Menyatakan manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan efektifitas sumber daya manusia dalam organisasi satuan kerja yang efektif untuk mencapai tujuan ini. Studi tentang manajemen sumber daya manusia akan menunjukan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan mengevaluasi dan memelihara karyawan dalam jumlah kuantitas dan tipe kuantitas yang tepat. Departemen sumber daya manusia mempunyai 4 tujuan utama yaitu: 1. Tujuan sosial Agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan dari masyarakat untuk meminimalkan dampak negatif tuntutan sedemikian ituterhadap organisasi. 2. Tujuan organisasi Target formal organisasiyang dibuat untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan – tujuannya. Departemen sumber daya manusia dibentuk untuk membantu para manajer dalam mencapai tujuan – tujuan organisasi. 3. Tujuan fungsional Merupakan tujuan untuk mempertahankan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. 7 4. Tujuan pribadi Tujuan pribadi dari setiap anggota organisasi yang hendak dicapai melalui aktivitasnya didalam organisasi. Jika tujuan pribadi dan tujun organisasi tidak cocok atau humoris, maka karyawan kemungkinan memilih untuk menarik diri dari perusahaan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen sumber daya manusia bukan hanya untuk meningkatkan efektifitas sumber daya manusia dalam organisasi saja melainkan mempunyai tujuan lainnyaseperti tujuan social, organisasi, fungsional, pribadi yang didalamnya mempunyai suatu tujuan untuk meningkatkan efektivitas didalam bidangnya masing – masing. 2.2.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya mannusia adalah bagian dari manajemen karena itu teori manajemen umum menjadi dasar pembahasannya manajemen sumber daya manusia lebih memfokuskan pada pembahasan pengaturan manusia dalam mencapai tujuan yang optimal. Dari definisi yang dikemukakan oleh Malayuan S.P. Hasibuan dalam bukunya manajemen sumber daya manusia (2001:21 – 23) Fungsi manjemen sumber daya manusia terdiri dari : 1. Perencanaan ( human resources planning ) Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesusai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian. 2. Pengorganisasian ( organization ) Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. 3. Pengarahan ( directing ) Pengarah adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 8 4. Pengendalian ( controlling ) Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar agar mentaati peraturan – peraturan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpanan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan atau penyempurnaan rencana. 5. Pengadaan ( procurement ) Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan tujuan. 6. Pengembangan ( development ) Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritas, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. 7. Kompensasi ( compensation ) Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang pada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. 8. Pengintegrasian ( integration ) Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memproleh laba, karyawan dapat memenuhi hasil dari pekerjaanya. 9. Pemeliharaan ( maintenance ) Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi. 9 10. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujudnya tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan – peraturan perusahaan dan norma – norma social. 11. Pemberhentian ( separation ) Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, atau keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab – sebab lainnya. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, kedisiplinan, dan pemberhentian. Dan fungsi ini berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu melalui kegiatan orang – orang. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia sangat berperan penting. 2.3 Pengertian Program Pelatihan ( Trainning ) Seperti kita ketahui bahwa peningkatan kualitas dan kemampuan karyawan dilakukan melalui pengembangan, tetapi ada bagian dari pengembangan yang lebih spesifik untuk karyawan operasionl yaitu melalui pelatihan (training) Menurut Ambar. Teguh. Sulistiyani Dan Rosidah (2003:175) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, Menyatakan bahwa : “ Pelatihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan – tujuan organisasional. Dari pendapat yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan (training) adalah merupakan proses pendidikan, keterampilan, meningkatkan pengetahuan, keahlian dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir dalam melaksanakan pekerjaannya. 10 2.4 Tahapan – Tahapan Pelatihan (Trainning) Program pelatihan mempunyai tiga tahap aktivitas yang mencakup yaitu : 1. Penilaian kebutuhan pelatihan (need assesment), yang tujuannya adalah mengumpulkan informasi untuk menentukan dibutuhkan atau tidaknya program pelatihan. 2. Pengembangan program pelatihan (development), bertujuan untuk merancang lingkungan pelatihan dan metode – metode pelatihan yang dibutuhkan guna mencapai tujuan pelatihan. 3. Evaluasi program pelatihan (evaluation) yang mempunyai tujuan untuk menguji dan menilai apakah program – program pelatihan yang telah dijalanin, secara efektif maupun mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2.5 Tujuan Program Pelatihan (Trainning) Tujuan dari program pelatihan (trainning) bagi karyawan ini adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan Produktivitas Pelatihan (trainning) dan Pengembangan tidak hanya ditujukan untuk tenaga kerja yang masih baru saja, tetapi juga tenaga kerja lama. Ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu, kemampuan yang lebih tinggi dapat meningkatkan hasil (out-put) baik secara kuantitatif mupun kualitatif. Akibatnya produktivitas organisasi akan meningkat. 2. Meningkatkan Kualitas Dengan diselenggarakannya program Pelatihan dan Pengembangan, yang dapat diperbaiki tidak hanya kualitas produksi, tetapi juga akan memperkecil kemungkinan dilakukannya kesalahan oleh para tenaga kerja, sehingga kualitas output akan tetap terjaga dan bahkan mungkin semakin meningkat. 11 3. Meningkatkan Mutu Perencanaan Tenaga Kerja Dengan Pelatihan dan Pengembangan akan memudahkan seseorang pekerja untuk mengisi lowongan jabatan dalam organisasi, sehingga perencanaan tenaga kerja dapat dilakukan sebaik – baiknya. Dalam bagian tentang perencanaan tenaga kerja sudah ditegaskan bahwa antara program perencanaan tenaga kerja dengan pelatihan dan pengembangan tidak dapat dipisahkan, karena dalam suatu perencanaan tenaga kerja suatu organisasi merencanakan kebutuhan tenaga kerjanya secara kuantitatif dan kualitatif, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Untuk memperoleh tenaga kerja dengan kualitas yang sesuai yang diharapkan, diperlukan program pelatihan dan pengembangan. 4. Meningkatkan Semangat (morale) tenaga kerja Program pelatihan dan pengembangan akan memperbaiki iklim dan ketegangan – ketegangan yang terjadi didalam organisasi, sehingga akan menimbulkan reaksi – reaksi yang positif dari tenaga kerja yang bersangkutan. 5. Sebagai balas jasa tidak langsung Dengan memberikan kesempatan kepada seorang tenaga kerja untuk mengikuti program pelatihan dan pengembangan dapat diartikan sebagai pemberian balas jasa kepada tenaga kerja yang bersangkutan atas prestasinya di masa lalu, karena dengan mengikuti pelatihan dan pengembangan berarti tenaga kerja tersebut berkesempatan untuk mengembangkan dirinya. Secara financial, semua biaya yang dikeluarkan organisasi untuk keperluan pelatihan dan pengembangan seorang tenaga kerja merupakan balas jasa yang bersifat tidak langsung. 6. Meningkatkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pelatihan dan pengembangan yang baik dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan kerja didalam organisasi, sehingga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan memberikan ketenangan dan stabilitas pada ikap mental tenag kerja. 12 7. Mencegah kedaluwarsaan Program Pelatihan dan Pengembangan dapat mendorong inisiatif dan kreativitas tenaga kerja, sehingga dapat mencegah terjadinya sifat kedaluwarsaan. Sifat kedaluwarsaan seorang tenaga kerja akan terjadi bila kemampuan yang dimilikinya tertinggal oleh kemampuan yang diperlukan sesuai dengan perkembangan teknologi. 8. Kesempatan Pengembangan Diri Program Pelatihan dan Pengembangan akan memberikan kesempatan bagi seorang tenaga kerja untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya, termasuk meningkatkan perkembangan kepribadiannya. 2.6 Manfaat Program Pelatihan (Trainning) Adapun manfaat dari pelaksanaan program pelatihan (trainning) karyawan ini yaitu : 1. Penghematan waktu belajar Dengan instruktur yang berkualitas dan situasi belajar yang dikontrol secara hati-hati dapat menghemat waktu dan manajemen dalam memecahkan banyak kasus dapat dikerjakan dalam waktu singkat dan akan meningkatkan produktivitas 2. Meningkatkan prestasi kerja Pelatihan (trainning) tidak hanya ditunjukan kepada pegawai baru saja tetapi juga pada pegawai yang telah mempunyai pengalaman. Dengan pelatihan (training) mungkin akan dapat meningkatkan prestasi mereka dalam mengerjakan pekerjaan. 3. Pembentukan sikap Manfaat lain yang diharapkan dari pelatihan (trainning) adalah membentuk sikap pegawai yang akan mendukung kegiatan perusahaan dan mau untuk bekerja dalam kelompok serta loyal terhadap perusahaan. 4. Membantu memecahkan masalah operasional Pelatihan (trainning) akan dapat mengatasi pengurangan penggantian, absensi, kecelakaan dan mengurangi keluhan pegawai. Sebagai contoh 13 supervisor yang ditempatkan tidak pada tempatnya sering menimbulkan ketidakpuasan dan keluhan-keluhan dari pegawai. Pelatihan (trainning) yang dilakukan terhadap supervisor seperti hubungan bawahan, kepemimpinan dan administrasi akan dapat memperbaiki hubungan supervisor dengan bawahannya. Masalah operasional lainnya, yang dapat diatasi dengan pelatihan (trainning) adalah moral yang rendah, pelayanan terhadap konsumen yang jelek dan kegagalan produksi yang berlebihan. 5. Mengisi kebutuhan akan tenaga kerja Dengan pelatihan (trainning) dalam jangka panjang akan dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja dimasa yang akan datang. 6. Bermanfaat bagi pegawai tersebut Dengan pelatihan (trainning) terhadap pegawai, tentunya pegawai yang dilatih tersebut akan dapat menambah ilmu pengetahuannya, meningkatkan keahliannya, dan dapat promosikan ke pekerjaan yang lebih besar tanggung jawabnya. 2.7 Jenis- jenis Program Pelatihan (trainning) Pada bagian ini akan diuraikan mengenai jenis-jenis pelatihan (trainning). Jenis-jenis pelatihan (trainning) ini meliputi : 1. Pelatihan (trainning) induksi untuk karyawan baru Yaitu perusahaan membiasakan orang-orang baru dengan tugas yang harus mereka laksanakan, tetapi mereka juga diberi informasi mengenai peraturan perusahaan dan kebijakan personalia, diperkenalkan kepada rekan sekerja dan diberi gambaran bagaimana pekerjaan menjadi bagian dari seluruh operasi. 2. Belajar teknis dan konsep baru Para profesional yang terlatih harus mengambil kursus baru untuk memeriksa perubahan yang relevan dalam bidang mereka. Alat dan prodak baru mengharuskan para karyawan dan wiraniaga untuk memperbaharui keterampilan mereka. 14 3. Pelatihan (trainning) perbaikan Pelatihan (trainning) ini dilakukan karena dirasakan karyawan yang ada menunjukan prestasi di bawah rata-rata. 4. Membantu karyawan terlantar Jika karyawan menjadi terlantar karena teknologi baru, manajemen mempunyai tanggung jawab untuk melatih mereka kembali sehingga mereka dapat mempertahankan pendapatan dan kedudukan mereka. 5. Pelatihan (trainning) untuk kenaikan pangkat Pelatihan (trainning) efektif bisa membantu orang untuk meningkatkan promosi ke pekerjaan yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab dan memungkinkan mereka untuk belajar melalui pengamatanm, berapa keterampilan dari kedudukan yang lebih tinggi. 6. Magang Disini, pelatihan (trainning) dalam pekerjaan dibimbing oleh para pekerja terampil yang sudah pernah magang, dilengkapi dengan pelajaran di kelas. 7. Melatih “orang yang kurang beruntung” Perusahaan mempunyai peran penting untuk membantu mengembangkan keterampilan terhadap orang cacat. 2.8 Prisip-prinsip Program Pelatihan (Trainning) Prinsip-prinsip program pelatihan (trainning) ini di bagi menjadi 5 (lima) bagian antara lain : 1. Participation Pada pelaksanaan pelatihan (trainning) para peserta harus terlibat aktif, karena dengan berpartisipasi para peserta akan lebi cepat mengetahui apa yang telah diberikan. 2. Repetition Pada pelaksanaan pelatihan (trainning) harus selalu diadakan pengulangan-pengulangan, sebab melalui pengulangan-pengulangan itu para peserta akan lebih cepat menerima tentang apa yang telah diberikan. 15 3. Relevance Materi pilihan yang diberikan harus saling berhubungan, sebagai contoh dimana peserta diberikan penjelasan secara umum mengenai suatu pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal yang khusus dari pekerjaan itu. 4. Transference Program pelatihan (trainning) harus sesuai dengan kebutuhan kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan sebenarnya. 5. Feed back Setiap program yang dijalankan senantiasa memerlukan feed back, yang berguna untuk mengukur sejauh mana keberhasilan program tersebut, dengan adanya feed back mereka dapat meningkatkan semangat dan motivasi kerja. 2.9 Metode Program Pelatihan (Trainning) Pengembangan tenaga operasional memerlukan sejumlah peningkatan khusus dalam keterampilan dan pengetahuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Ada 4 (empat) metode pelatihan (trainning) untuk karyawan operasional, yaitu: 1. On the job trainning Sistem ini memberikan tugas kepada atasan untuk melatih para karyawan baru dilokasi pekerjaan. Kelebihan dari metode ini selain hemat biaya karena tidak perlu menyediakan fasilitas khusus untuk latihan, juga memberikan kesempatan untuk mempraktekkan teori yang dapat dipadukan dengan aktivitas-aktivitas di perusahaan. 2. Vestibule school Merupakan bentuk pelatihan (trainning) dimana pelatihnya bukanlah para atasan langsung, tetapi pelatih-pelatih khusus (specialist staff). Pelatihan (trainning) diberikan dikelas yang dilengkapi dengan peralatan dengan desain sedemikian rupa sehingga sama dengan situasi kerja yang sebenarnya. 16 3. Apprenticeship (Magang) Biasa dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan-keterampilan yang relatif lebih tinggi, program ini biasanya juga mengkombinasikan on the job trainning dan pengalaman dengan petunjuk-petunjuk dikelas dalam pengetahuan-pengetahuan tertentu. 4. Special courses Merupakan bentuk pengembangan karyawan yang lebih mirip pendidikan dari pada pelatihan (trainning). Kursus-kursus ini biasanya dilakukan untuk memenuhi minat dari pada karyawan dalam bidang-bidang pengetahuan tertentu (diluar bidang pekerjaannya), seperti kursus-kursus bahasa asing dan lain sebagainya. Selanjutnya, agar pemilihan suatu teknik atau metode pelatihan (trainning) ini dapat bermanfaat, maka teknik pelatihan (trainning) yang dipilih harus suatu kondisi yang diperlukan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Oleh karena itu menyatakan kondisi-kondisi yang terdapat pada teknik pelatihan (trainning) yang antara lain adalah : 1. Motivate the trainee to improve his or her performance 2. Clearly illustrate desired skills 3. Provide for aktive participation by the trainee 4. Provide an opportunity to practice 5. Provide timely feedback on the trainee`s performance 6. Provide some means for reinforcement while the trainee learns 7. Be structure from simple to complex tasks 8. Be addaptable to specific problems 9. Encourage positif transfer from the tranning to the job Sedangkan pelatihan (trainning) untuk tenaga manajerial antara lain : 1. Kemampuan mengambil keputusan (the decision making skills) a. In Basket Method Dalam metode ini para peserta pelatihan (trainning) diberi kesempatan untuk melihat beberapa dokumen perusahaan yang menggambarkan situasi dan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Setelah itu peserta 17 pelatihan (trainning) diminta untuk mengambil keputusan guna memecahkan permasalahn yang ada dalam waktu yang terbatas. b. Business Games Dalam metode ini peserta pelatihan (trainning) diberi berbagai informasi mengenai situasi perusahaan. Setelah itu, peserta diharapkan kepada berbagai ketidakpastian yang dihadapi perusahaan. Kemudian kelompok peserta diberi kesempatan untuk mengadakan rapat, diskusi, serta mengambil keputusan yang berhubungan dengan masalah produksi, penelitian dan pengembangan persediaan dan penjualan. c. Cases Study Peserta pelatihan (training) dihadapkan pada beberapa kasus dalam berbagai organisasi, setelah itu peserta diminta untuk mengidentifikasikan masalah yang dihadapi perusahaan. Memilih fakta yang dianggap penting dan tidak penting serta menganalisa permasalahan dan mencari penyelesaian. 2. Interpersonal Skill Merupakan kemampuan yang berhubungan dengan orang lain seperti atasan, bawahan serta kolega perusahaan. Beberapa metode yang digunakan anatara lain adalah : a. Role Playing Merupakan simulasi dimana peserta diminta untuk memainkan suatu peran yang mengharuskan mereka untuk berinterakasi dengan yang lainnya. b. Behaviour Modeling Metoda ini hampir sama dengan role playing, perbedaannya metoda ini lebih terstruktur. 3. Sencitivity Training Pelatihan (trainning) ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan sensitivitas terhadap pola perilaku orang lain maupun diri sendiri. Tujuan ini dapat diuraikan secara lebih spesifik sebagai kemampuan: a Meningkatkan prestasi orang lain atau sumbangan yang berasal dari pihak lain. 18 b. Meningkatkan keterbukaan dengan pihak lain. c. Meningkatkan peranan terhadap orang lain. d. Meningkatkan keterampilan mendengar. e. Lebih memperhatikan perasaan orang lain. f. Meningkatkan dukungan dan kepercayaan kepada orang lain. 4. Analisis transaksi atau Transaction Analysis Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalin hubungan dengan pihak lain melalui penganalisaan interaksi dengan pihak lain ditinjau dari 3 jenis ego yang dimiliki oleh semua orang. l. Ego Orang Tua Cenderung untuk merendahkan diri, mengadili dan menghukum. Adapun beberapa bentuk kata yang sering digunakan orang tua antara lain jangan nakal dan menasehati. 2. Ego Anak Dapat dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah kreatif dan spontan sedangkan yang kedua adalah terlalu suka menentang atau terlalu patuh. 3. Ego Dewasa Cenderung mencoba memahami realitas yang ada, mau mendengarkan dengan tanpa praduga, aktif dalam menentukan pokok permasalahan dan mengambil keputusan secara rasional. 5. Pengetahuan tentang pekerjaan atau Job Knowledge Beberapa metode yang sering digunakan : a. On Job Training Merupakan suatu jenis pelatihan (trainning) yang diberikan secara langsung pada saat peserta melakukan tugas-tugasnya. b. Coaching Suatu jenis pelatihan (trainning) yang mirip dengan on the job trainning, perbedaannya pada coaching terdapat seorang ahli dalam bidangnya yang diberi wewenang untuk mengawasi dan memeriksa peserta pelatihan (trainning). 19 c. Under Study Merupakan suatu bentuk pelatihan (trainning) untuk melatih peserta menjalankan tugas-tugas atasannya. 6. Pengetahuan tentang organisasi atau Organization Knowledge Beberapa metode yang bisa digunakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang organisasi antara lain : a. Job Rotation Menempatkan peserta dibagian-bagian lain. Tujuan untuk meningkatkan latar belakang dibidang bisnis. b. Multiple Bisnis Menggabungkan antara manajer senior dengan manajer junior, dimana manajer junior diberi wewenang untuk turut mendiskusikan berbagai masalah yang dihadapi oleh manajer senior. Ide-ide yang berasal dari manajer junior diterima oleh manajer senior, kemudian disampaikan kepada dewan direksi tanpa menyebutkan asal ide tersebut. Informasi tentang asal ide hanya disebutkan jika dewan direksi sudah menerima ide tersebut. 7. Pengetahuan umum atau General Knowledge Beberapa metode pelatihan (trainning) untuk meningkatkan pengetahuan umum diantaranya : a. Special Courses b. Special Meeting c. Bacaan 8. Kebutuhan spesifik individu atau Specific Individual Need Sebagai individu setiap manajer mempunyai kebutuhan yang berlainan. Jika perusahaan ingin menyesuaikan program pengembangan dan kebutuhan manajer sebagai individu, maka perusahaan harus mempelajari dan menentukan seorang manajer. Dua cara yang dapat dilakukan : a. Special Projects Pemberian proyek-proyek khusus kepada pegawai merupakan suatu alat pengembangan yang fleksibel. Melalui proyek ini, perusahaan dapat 20 menganalisa kelemahan manajer. Berdasarkan informasi ini, maka perusahaan dapat menentukan jenis program yang harus diikuti oleh seorang pegawai untuk menutupi kelemahannya. b. Comitee Assigment Dalam metode ini, beberapa peserta disusun bergabung untuk menyelesaikan suatu proyek. Setiap peserta diserahi tanggung jawab untuk mencapai tujuan tertentu. Melalui masalah-masalah yang ditemui dalam proses pencapaian tujuan perusahaan diharapkan dapat menentukan kelemahan peserta, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis pelatihan (trainning) yang harus diikuti oleh peserta yang bersangkutan. 2.10 Pelaksanaan Program Pelatihan (Trainning) Dalam melaksanakan suatu program pelatihan (trainning), selain mempertahankan perencanaan pelatihan (trainning) yang ada, juga perlu diperhatikan prosedur dari pelaksanaan program itu sendiri. Program pelatihan (trainning) yang baik adalah program pelatihan (trainning) yang dapat diberikan pada para peserta latihan sesuai dengan yang direncanakan. Disini perlu kerjasama antara pelatih dan yang dilatih. Perlu disadari bahwa seorang karyawan yang ahli belum tentu bisa menjadi seorang pelatih yang baik, karena ia perlu mengetahui bagaimana melatih/ mengajar. Suatu program pelatihan (trainning) harus memperhatikan prosedur pelatihan (trainning) supaya dapat dimengerti oleh para peserta pelatihannya. Prosedur pelatihan (trainning) tersebut yaitu : 1. Persiapan dari pelatih Pelatih haruslah mengetahui bagaimana menjalankan pekerjaan yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkan hal tersebut. Pekerjaan tersebut haruslah dibagi-bagi sesuai dengan urutan agar mudah menjelaskannya. Untuk setiap bagian perlu dijelaskan teknik atau cara apa yang perlu disertai dengan peragaannya. Tempat pelatihan (trainning) juga harus dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan. 21 2. Persiapan dari karyawan yang dilatih Tidaklah cukup persiapan hanya dilakukan oleh para pelatih, karyawan yang dilatih perlu mempersiapkan diri agar dapat menerima latihan dengan cepat dan baik. Karena itu disarankan untuk menyiapkan bahan-bahan pelatihan (trainning). Beberapa waktu sebelum program pelatihan (trainning) dimulai dengan demikian paling tidak karyawan yang dilatih mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan diri. 3. Memperagakan pelatihan (trainning) Berbagai cara ditempuh oleh para pelatih yang memperagakan petunjukpetunjuknya. 4. Meminta karyawan untuk mempraktekkan latihan Tahap ini merupakan tahap yang penting sekali, karena disinilah pelatih mengetahui sejauh mana pemahaman pelatihan (trainning) dari para karyawan yang dilatih. Kemungkinan sekali para karyawan sudah bisa memahami, pelatih hanya perlu menyesuaikan kecepatan kerja yang sebenarnya. 5. Tindak lanjut Tahap ini berarti mengamati prestasi karyawan yang telah selesai dilatih ditempat kerja sebenarnya. Apakah mereka sudah bisa mempraktekan apa yang telah diperolehnya ditempat pelatihan (trainning) pada tempat kerja yang sebenarnya dan apa yang ada didalam mempraktekan pengetahuan tersebut. 2.11 Evaluasi Program Pelatihan (Trainning) Evaluasi terhadap setiap kegiatan adalah penting, karena dalam evaluasi kita berusaha menentukan nilai atau manfaat yang diperoleh melalui pelaksanaan kegiatan tersebut. Evaluasi ini menjadi penting dalam penyelenggaraan suatu program pelatihan (trainning) karena diperlukan biaya yang cukup besar. Evaluasi pengeluaran biaya ini tidak sia-sia maka setiap program trainning atau pelatihan harus dievaluasi. 22 Pada dasarnya terdapat 4 pendekatan dalam mengadakan evaluasi terhadap program pelatihan (trainning),yaitu : 1. Reaksi Untuk mengevaluasi program pelatihan (trainning) dapat dilakukan dengan mengetahui reaksi dari para peserta terhadap program pelatihan (trainning) secara keseluruhan dalam program pelatihan (trainning). Reaksi dapat ditentukan dengan meminta peserta mengisi lembar reaksi. Reaksi dapat pula dibuat oleh para pemimpin penyelanggara pelatihan (trainning) atau para staff yang khusus ditugaskan untuk itu. 2. Pelajaran Penilaian dapat dilakukan dengan menetapkan pengetahuan, sikap dan keahlian apa yang telah dipelajari selama program pelatihan (trainning) tersebut. Hal ini diketahui dengan meminta peserta mendemontrasikan apa yang telah dipelajari. 3. Tingkah Laku Terdapat beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi yang berhubungan dengan tingkah laku dari para peserta pelatihan (trainning), yaitu : a. Mengadakan penilaian secara sistematis dengan membandingkan pelaksanaan pekerjaan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan (trainning). b. Penilaian dilakukan oleh satu atau beberapa pihak, yaitu : 1) Orang yang mengikuti pelatihan (trainning) 2) Atasan dari yang mengikuti pelatihan (trainning) c. Penilaian pelatihan (trainning) setelah 3 bulan yaitu, setelah para peserta diberi kesempatan mempraktekkan apa yang telah dipelajari. 4. Hasil Tujuan dari pelatihan (trainning) dapat dinyatakan terealisasi jika para peserta setelah mengikuti pelatihan (trainning) dapat merealisasikan satu atau beberapa hasil, seperti kenaikan keuntungan, menurunkan biaya, 23 menurunkan turn over, menurunkan absen, menawarkan kualitas atau kuantitas dan lain sebagainya. Program pelatihan (trainning) dapat saja berhasil dalam kaitannya dengan pelaksanaan program pelatihan (trainning), meningkatnya pelajaran, dan bahkan perubahan dalam tingkah laku. Tetapi, apabila hasilnya tidak tercapai, maka dalam analisis akhir pelatihan (trainning) itu belum mencapai tujuan. Apabila demikian, masalahnya mungkin terletak dalam program pelatihan (trainning). Sekalipun demikian, harus selalu diingat bahwa hasilnya boleh jadi tidak memadai, karena sejak awal masalahnya tidak dapat ditanggulangi dengan pelatihan (trainning). 24