BAB II - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
BAHAN RUJUKAN
2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan
melalui bantuan orang lain, manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya
tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan
hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat di tingkatkan.
Untuk lebih jelas mengenai manajemen penulisan akan mengemukakan
beberapa definisi mengenai manajemen sebagai berikut :
Menurut Melayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber
Daya Manusia (2001:1-2)
“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
suber daya manusia dan sumber - sumber lainnya secara efektif dan efesien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”
Menurut Heiman yang di kutif oleh M. Manulang dalam bukunya Manajemen
(2004:3)
“Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu untuk melalui
kegiatan orang lain dan megawasi usaha – usaha individu untuk mencapai
tujuan bersama.”
Menurut George R. Terry yang dikutif oleh M. Manulang dalam bukunya
Manajemen (2004:3)
“Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih
dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.”
Dari definisi di atas dapat disipulkan bahwa manajemen kolektivitas
orang - orang yang melakukan aktivitas manajemen dan disebut manajemen.
Fungsi – fungsi manajemen dapat universal,sifat ini merupakan hasil dari
kenyataan bahwa fungsi – fungsi manajemen adalah sama dimana saja,dalam
organisasi dan pada waktu kapan saja.
5
2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam perusahaan, pengelolaan sumber daya manusia itu sangat penting,
karena dengan adanya manajemen sumber daya manusia yang baik akan dapat
mendorong perusahaan untuk maju dan berhasil dalam menjalankan semua
aktivitasnya. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan
organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, pemimpin, penentu
terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peranan
aktif karyawan.
Dibawah ini penulisan akan mengemukakan definisi manajemen sumber
daya manusia sebagai berikut :
Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber
Daya Manusia (2001:10)
“Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.”
Menurut French dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber daya
manusia T.Hani Handoko (2001:-4)
“Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi,
pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh
organisasi.”
Menurut Edwin B. Flippo dalam bukunya manajemen sumber daya
manusia Malayu S.P. Hasibuan (2001:11)
“Personel manajemen is the planning, organizing, directing and
controlling of the procerement, develoment, compensation, maintenance, and
separationof human resources to the end that individual, organizational and
societal objectives are accomplished.
(Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegasian, dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya
tujuan perusahaan, individu, karyawan, dan masyarakat)
6
Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa Manajemen sumber daya
manusia terdiri perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian,
pengadaan,
pengembangan
kompesasi,
pengintegerasian,
pemeliharaan,
kedisiplinan dan pemberhentian. Tujuannya ialah agar perusahaan mendapatkan
rentabilitas laba yang lebih besar. Sumber daya manusia diperusahaan perlu
dikelola secara professional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan
pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan.keseimbangan
tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara
produktif dan wajar.
2.2.1 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut T.Hani Handoko (2001:4-5)
Menyatakan manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan efektifitas
sumber daya manusia dalam organisasi satuan kerja yang efektif untuk mencapai
tujuan ini. Studi tentang manajemen sumber daya manusia akan menunjukan
bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan mengevaluasi
dan memelihara karyawan dalam jumlah kuantitas dan tipe kuantitas yang tepat.
Departemen sumber daya manusia mempunyai 4 tujuan utama yaitu:
1. Tujuan sosial
Agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan
dan tantangan dari masyarakat untuk meminimalkan dampak negatif tuntutan
sedemikian ituterhadap organisasi.
2. Tujuan organisasi
Target formal organisasiyang dibuat untuk membantu organisasi dalam
mencapai tujuan – tujuannya. Departemen sumber daya manusia dibentuk
untuk membantu para manajer dalam mencapai tujuan – tujuan organisasi.
3. Tujuan fungsional
Merupakan tujuan untuk mempertahankan kontribusi departemen sumber daya
manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
7
4. Tujuan pribadi
Tujuan pribadi dari setiap anggota organisasi yang hendak dicapai melalui
aktivitasnya didalam organisasi. Jika tujuan pribadi dan tujun organisasi tidak
cocok atau humoris, maka karyawan kemungkinan memilih untuk menarik
diri dari perusahaan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen
sumber daya manusia bukan hanya untuk meningkatkan efektifitas sumber daya
manusia dalam organisasi saja melainkan mempunyai tujuan lainnyaseperti tujuan
social, organisasi, fungsional, pribadi yang didalamnya mempunyai suatu tujuan
untuk meningkatkan efektivitas didalam bidangnya masing – masing.
2.2.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya mannusia adalah bagian dari manajemen karena itu
teori manajemen umum menjadi dasar pembahasannya manajemen sumber daya
manusia lebih memfokuskan pada pembahasan pengaturan manusia dalam
mencapai tujuan yang optimal.
Dari definisi yang dikemukakan oleh Malayuan S.P. Hasibuan dalam
bukunya manajemen sumber daya manusia (2001:21 – 23)
Fungsi manjemen sumber daya manusia terdiri dari :
1. Perencanaan ( human resources planning )
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien
agar sesusai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya
tujuan.Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian.
2. Pengorganisasian ( organization )
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan
dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang
integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi.
3. Pengarahan ( directing )
Pengarah adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja
sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
8
4. Pengendalian ( controlling )
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar agar
mentaati peraturan – peraturan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila
terdapat penyimpanan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan atau
penyempurnaan rencana.
5. Pengadaan ( procurement )
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan
induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan tujuan.
6. Pengembangan ( development )
Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritas,
konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan pendidikan
dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa
kini maupun masa depan.
7. Kompensasi ( compensation )
Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang
atau barang pada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada
perusahaan.
8. Pengintegrasian ( integration )
Pengintegrasian
adalah
kegiatan
untuk
mempersatukan
kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan
saling menguntungkan. Perusahaan memproleh laba, karyawan dapat
memenuhi hasil dari pekerjaanya.
9. Pemeliharaan ( maintenance )
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi
fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama
sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program
kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta
berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
9
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang
terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit
terwujudnya tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan
kesadaran untuk mentaati peraturan – peraturan perusahaan dan norma –
norma social.
11. Pemberhentian ( separation )
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu
perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, atau
keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab – sebab
lainnya.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen sumber daya
manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian,
kedisiplinan,
dan
pemberhentian.
Dan
fungsi
ini
berhubungan
dengan
mewujudkan hasil tertentu melalui kegiatan orang – orang. Hal ini berarti bahwa
sumber daya manusia sangat berperan penting.
2.3 Pengertian Program Pelatihan ( Trainning )
Seperti kita ketahui bahwa peningkatan kualitas dan kemampuan karyawan
dilakukan melalui pengembangan, tetapi ada bagian dari pengembangan yang
lebih spesifik untuk karyawan operasionl yaitu melalui pelatihan (training)
Menurut Ambar. Teguh. Sulistiyani Dan Rosidah (2003:175) dalam
bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, Menyatakan bahwa :
“ Pelatihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para pegawai dalam
suatu arah guna meningkatkan tujuan – tujuan organisasional.
Dari pendapat yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan
(training) adalah merupakan proses pendidikan, keterampilan, meningkatkan
pengetahuan, keahlian dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan
terorganisir dalam melaksanakan pekerjaannya.
10
2.4 Tahapan – Tahapan Pelatihan (Trainning)
Program pelatihan mempunyai tiga tahap aktivitas yang mencakup yaitu :
1.
Penilaian kebutuhan pelatihan (need assesment), yang tujuannya adalah
mengumpulkan informasi untuk menentukan dibutuhkan atau tidaknya
program pelatihan.
2.
Pengembangan program pelatihan (development), bertujuan untuk
merancang lingkungan pelatihan dan metode – metode pelatihan yang
dibutuhkan guna mencapai tujuan pelatihan.
3.
Evaluasi program pelatihan (evaluation) yang mempunyai tujuan untuk
menguji dan menilai apakah program – program pelatihan yang telah
dijalanin, secara efektif maupun mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.5 Tujuan Program Pelatihan (Trainning)
Tujuan dari program pelatihan (trainning) bagi karyawan ini adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan Produktivitas
Pelatihan (trainning) dan Pengembangan tidak hanya ditujukan untuk
tenaga kerja yang masih baru saja, tetapi juga tenaga kerja lama. Ini
dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan tenaga kerja
yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu,
kemampuan yang lebih tinggi dapat meningkatkan hasil (out-put) baik
secara kuantitatif mupun kualitatif. Akibatnya produktivitas organisasi
akan meningkat.
2. Meningkatkan Kualitas
Dengan diselenggarakannya program Pelatihan dan Pengembangan, yang
dapat diperbaiki tidak hanya kualitas produksi, tetapi juga akan
memperkecil kemungkinan dilakukannya kesalahan oleh para tenaga kerja,
sehingga kualitas output akan tetap terjaga dan bahkan mungkin semakin
meningkat.
11
3. Meningkatkan Mutu Perencanaan Tenaga Kerja
Dengan Pelatihan dan Pengembangan akan memudahkan seseorang
pekerja untuk mengisi lowongan jabatan dalam organisasi, sehingga
perencanaan tenaga kerja dapat dilakukan sebaik – baiknya. Dalam bagian
tentang perencanaan tenaga kerja sudah ditegaskan bahwa antara program
perencanaan tenaga kerja dengan pelatihan dan pengembangan tidak dapat
dipisahkan, karena dalam suatu perencanaan tenaga kerja suatu organisasi
merencanakan kebutuhan tenaga kerjanya secara kuantitatif dan kualitatif,
baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Untuk memperoleh
tenaga kerja dengan kualitas yang sesuai yang diharapkan, diperlukan
program pelatihan dan pengembangan.
4. Meningkatkan Semangat (morale) tenaga kerja
Program pelatihan dan pengembangan akan memperbaiki iklim dan
ketegangan – ketegangan yang terjadi didalam organisasi, sehingga akan
menimbulkan reaksi – reaksi yang positif dari tenaga kerja yang
bersangkutan.
5. Sebagai balas jasa tidak langsung
Dengan memberikan kesempatan kepada seorang tenaga kerja untuk
mengikuti program pelatihan dan pengembangan dapat diartikan sebagai
pemberian balas jasa kepada tenaga kerja yang bersangkutan atas
prestasinya di masa lalu, karena dengan mengikuti pelatihan dan
pengembangan
berarti tenaga kerja tersebut berkesempatan untuk
mengembangkan dirinya. Secara financial, semua biaya yang dikeluarkan
organisasi untuk keperluan pelatihan dan pengembangan seorang tenaga
kerja merupakan balas jasa yang bersifat tidak langsung.
6. Meningkatkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pelatihan dan pengembangan yang baik dapat mencegah atau mengurangi
terjadinya
kecelakaan
kerja
didalam
organisasi,
sehingga
akan
menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan memberikan
ketenangan dan stabilitas pada ikap mental tenag kerja.
12
7. Mencegah kedaluwarsaan
Program Pelatihan dan Pengembangan dapat mendorong inisiatif dan
kreativitas tenaga kerja, sehingga dapat mencegah terjadinya sifat
kedaluwarsaan. Sifat kedaluwarsaan seorang tenaga kerja akan terjadi bila
kemampuan yang dimilikinya tertinggal oleh kemampuan yang diperlukan
sesuai dengan perkembangan teknologi.
8. Kesempatan Pengembangan Diri
Program Pelatihan dan Pengembangan akan memberikan kesempatan bagi
seorang
tenaga
kerja
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuannya, termasuk meningkatkan perkembangan kepribadiannya.
2.6 Manfaat Program Pelatihan (Trainning)
Adapun manfaat dari pelaksanaan program pelatihan (trainning) karyawan
ini yaitu :
1. Penghematan waktu belajar
Dengan instruktur yang berkualitas dan situasi belajar yang dikontrol
secara hati-hati dapat menghemat waktu dan manajemen dalam
memecahkan banyak kasus dapat dikerjakan dalam waktu singkat dan
akan meningkatkan produktivitas
2. Meningkatkan prestasi kerja
Pelatihan (trainning) tidak hanya ditunjukan kepada pegawai baru saja
tetapi juga pada pegawai yang telah mempunyai pengalaman. Dengan
pelatihan (training) mungkin akan dapat meningkatkan prestasi mereka
dalam mengerjakan pekerjaan.
3. Pembentukan sikap
Manfaat lain yang diharapkan dari pelatihan (trainning) adalah
membentuk sikap pegawai yang akan mendukung kegiatan perusahaan dan
mau untuk bekerja dalam kelompok serta loyal terhadap perusahaan.
4. Membantu memecahkan masalah operasional
Pelatihan (trainning) akan dapat mengatasi pengurangan penggantian,
absensi, kecelakaan dan mengurangi keluhan pegawai. Sebagai contoh
13
supervisor yang ditempatkan tidak pada tempatnya sering menimbulkan
ketidakpuasan dan keluhan-keluhan dari pegawai. Pelatihan (trainning)
yang
dilakukan
terhadap
supervisor
seperti
hubungan
bawahan,
kepemimpinan dan administrasi akan dapat memperbaiki hubungan
supervisor dengan bawahannya. Masalah operasional lainnya, yang dapat
diatasi dengan pelatihan (trainning) adalah moral yang rendah, pelayanan
terhadap konsumen yang jelek dan kegagalan produksi yang berlebihan.
5. Mengisi kebutuhan akan tenaga kerja
Dengan pelatihan (trainning) dalam jangka panjang akan dapat memenuhi
kebutuhan tenaga kerja dimasa yang akan datang.
6. Bermanfaat bagi pegawai tersebut
Dengan pelatihan (trainning) terhadap pegawai, tentunya pegawai yang
dilatih
tersebut
akan
dapat
menambah
ilmu
pengetahuannya,
meningkatkan keahliannya, dan dapat promosikan ke pekerjaan yang lebih
besar tanggung jawabnya.
2.7 Jenis- jenis Program Pelatihan (trainning)
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai jenis-jenis pelatihan (trainning).
Jenis-jenis pelatihan (trainning) ini meliputi :
1. Pelatihan (trainning) induksi untuk karyawan baru
Yaitu perusahaan membiasakan orang-orang baru dengan tugas yang harus
mereka laksanakan, tetapi mereka juga diberi informasi mengenai
peraturan perusahaan dan kebijakan personalia, diperkenalkan kepada
rekan sekerja dan diberi gambaran bagaimana pekerjaan menjadi bagian
dari seluruh operasi.
2. Belajar teknis dan konsep baru
Para profesional yang terlatih harus mengambil kursus baru untuk
memeriksa perubahan yang relevan dalam bidang mereka. Alat dan prodak
baru mengharuskan para karyawan dan wiraniaga untuk memperbaharui
keterampilan mereka.
14
3. Pelatihan (trainning) perbaikan
Pelatihan (trainning) ini dilakukan karena dirasakan karyawan yang ada
menunjukan prestasi di bawah rata-rata.
4. Membantu karyawan terlantar
Jika karyawan menjadi terlantar karena teknologi baru, manajemen
mempunyai tanggung jawab untuk melatih mereka kembali sehingga
mereka dapat mempertahankan pendapatan dan kedudukan mereka.
5. Pelatihan (trainning) untuk kenaikan pangkat
Pelatihan (trainning) efektif bisa membantu orang untuk meningkatkan
promosi ke pekerjaan yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab dan
memungkinkan mereka untuk belajar melalui pengamatanm, berapa
keterampilan dari kedudukan yang lebih tinggi.
6. Magang
Disini, pelatihan (trainning) dalam pekerjaan dibimbing oleh para pekerja
terampil yang sudah pernah magang, dilengkapi dengan pelajaran di kelas.
7. Melatih “orang yang kurang beruntung”
Perusahaan mempunyai peran penting untuk membantu mengembangkan
keterampilan terhadap orang cacat.
2.8 Prisip-prinsip Program Pelatihan (Trainning)
Prinsip-prinsip program pelatihan (trainning) ini di bagi menjadi 5 (lima)
bagian antara lain :
1. Participation
Pada pelaksanaan pelatihan (trainning) para peserta harus terlibat aktif,
karena dengan berpartisipasi para peserta akan lebi cepat mengetahui apa
yang telah diberikan.
2. Repetition
Pada
pelaksanaan
pelatihan
(trainning)
harus
selalu
diadakan
pengulangan-pengulangan, sebab melalui pengulangan-pengulangan itu
para peserta akan lebih cepat menerima tentang apa yang telah diberikan.
15
3. Relevance
Materi pilihan yang diberikan harus saling berhubungan, sebagai contoh
dimana peserta diberikan penjelasan secara umum mengenai suatu
pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal yang khusus dari pekerjaan
itu.
4. Transference
Program pelatihan (trainning) harus sesuai dengan kebutuhan kebutuhan
yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan sebenarnya.
5. Feed back
Setiap program yang dijalankan senantiasa memerlukan feed back, yang
berguna untuk mengukur sejauh mana keberhasilan program tersebut,
dengan adanya feed back mereka dapat meningkatkan semangat dan
motivasi kerja.
2.9 Metode Program Pelatihan (Trainning)
Pengembangan tenaga operasional memerlukan sejumlah peningkatan
khusus dalam keterampilan dan pengetahuan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan tertentu. Ada 4 (empat) metode pelatihan (trainning) untuk
karyawan operasional, yaitu:
1. On the job trainning
Sistem ini memberikan tugas kepada atasan untuk melatih para karyawan
baru dilokasi pekerjaan. Kelebihan dari metode ini selain hemat biaya
karena tidak perlu menyediakan fasilitas khusus untuk latihan, juga
memberikan kesempatan untuk mempraktekkan teori yang dapat
dipadukan dengan aktivitas-aktivitas di perusahaan.
2. Vestibule school
Merupakan bentuk pelatihan (trainning) dimana pelatihnya bukanlah para
atasan langsung, tetapi pelatih-pelatih khusus (specialist staff). Pelatihan
(trainning) diberikan dikelas yang dilengkapi dengan peralatan dengan
desain sedemikian rupa sehingga sama dengan situasi kerja yang
sebenarnya.
16
3. Apprenticeship (Magang)
Biasa dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan-keterampilan yang relatif lebih tinggi, program ini biasanya
juga mengkombinasikan on the job trainning dan pengalaman dengan
petunjuk-petunjuk dikelas dalam pengetahuan-pengetahuan tertentu.
4. Special courses
Merupakan bentuk pengembangan karyawan yang lebih mirip pendidikan
dari pada pelatihan (trainning). Kursus-kursus ini biasanya dilakukan
untuk memenuhi minat dari pada karyawan dalam bidang-bidang
pengetahuan tertentu (diluar bidang pekerjaannya), seperti kursus-kursus
bahasa asing dan lain sebagainya. Selanjutnya, agar pemilihan suatu teknik
atau metode pelatihan (trainning) ini dapat bermanfaat, maka teknik
pelatihan (trainning) yang dipilih harus suatu kondisi yang diperlukan agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
Oleh karena itu menyatakan kondisi-kondisi yang terdapat pada teknik
pelatihan (trainning) yang antara lain adalah :
1. Motivate the trainee to improve his or her performance
2. Clearly illustrate desired skills
3. Provide for aktive participation by the trainee
4. Provide an opportunity to practice
5. Provide timely feedback on the trainee`s performance
6. Provide some means for reinforcement while the trainee learns
7. Be structure from simple to complex tasks
8. Be addaptable to specific problems
9. Encourage positif transfer from the tranning to the job
Sedangkan pelatihan (trainning) untuk tenaga manajerial antara lain :
1. Kemampuan mengambil keputusan (the decision making skills)
a. In Basket Method
Dalam metode ini para peserta pelatihan (trainning) diberi kesempatan
untuk melihat beberapa dokumen perusahaan yang menggambarkan situasi
dan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Setelah itu peserta
17
pelatihan
(trainning)
diminta
untuk
mengambil
keputusan
guna
memecahkan permasalahn yang ada dalam waktu yang terbatas.
b. Business Games
Dalam metode ini peserta pelatihan (trainning) diberi berbagai informasi
mengenai situasi perusahaan. Setelah itu, peserta diharapkan kepada
berbagai ketidakpastian yang dihadapi perusahaan. Kemudian kelompok
peserta diberi kesempatan untuk mengadakan rapat, diskusi, serta
mengambil keputusan yang berhubungan dengan masalah produksi,
penelitian dan pengembangan persediaan dan penjualan.
c. Cases Study
Peserta
pelatihan (training) dihadapkan pada beberapa kasus dalam
berbagai organisasi, setelah itu peserta diminta untuk mengidentifikasikan
masalah yang dihadapi perusahaan. Memilih fakta yang dianggap penting
dan tidak penting serta menganalisa permasalahan dan mencari
penyelesaian.
2. Interpersonal Skill
Merupakan kemampuan yang berhubungan dengan orang lain seperti
atasan, bawahan serta kolega perusahaan.
Beberapa metode yang digunakan anatara lain adalah :
a. Role Playing
Merupakan simulasi dimana peserta diminta untuk memainkan suatu peran
yang mengharuskan mereka untuk berinterakasi dengan yang lainnya.
b. Behaviour Modeling
Metoda ini hampir sama dengan role playing, perbedaannya metoda ini
lebih terstruktur.
3. Sencitivity Training
Pelatihan (trainning) ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan
sensitivitas terhadap pola perilaku orang lain maupun diri sendiri. Tujuan
ini dapat diuraikan secara lebih spesifik sebagai kemampuan:
a
Meningkatkan prestasi orang lain atau sumbangan yang berasal dari
pihak lain.
18
b. Meningkatkan keterbukaan dengan pihak lain.
c. Meningkatkan peranan terhadap orang lain.
d. Meningkatkan keterampilan mendengar.
e. Lebih memperhatikan perasaan orang lain.
f. Meningkatkan dukungan dan kepercayaan kepada orang lain.
4. Analisis transaksi atau Transaction Analysis
Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalin
hubungan dengan pihak lain melalui penganalisaan interaksi dengan pihak
lain ditinjau dari 3 jenis ego yang dimiliki oleh semua orang.
l. Ego Orang Tua
Cenderung untuk merendahkan diri, mengadili dan menghukum.
Adapun beberapa bentuk kata yang sering digunakan orang tua antara
lain jangan nakal dan menasehati.
2. Ego Anak
Dapat dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah kreatif dan
spontan sedangkan yang kedua adalah terlalu suka menentang atau
terlalu patuh.
3. Ego Dewasa
Cenderung mencoba memahami realitas yang ada, mau mendengarkan
dengan tanpa praduga, aktif dalam menentukan pokok permasalahan
dan mengambil keputusan secara rasional.
5. Pengetahuan tentang pekerjaan atau Job Knowledge
Beberapa metode yang sering digunakan :
a. On Job Training
Merupakan suatu jenis pelatihan (trainning) yang diberikan secara
langsung pada saat peserta melakukan tugas-tugasnya.
b. Coaching
Suatu jenis pelatihan (trainning) yang mirip dengan on the job
trainning, perbedaannya pada coaching terdapat seorang ahli dalam
bidangnya yang diberi wewenang untuk mengawasi dan memeriksa
peserta pelatihan (trainning).
19
c. Under Study
Merupakan suatu bentuk pelatihan (trainning) untuk melatih peserta
menjalankan tugas-tugas atasannya.
6. Pengetahuan tentang organisasi atau Organization Knowledge
Beberapa metode yang bisa digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang organisasi antara lain :
a. Job Rotation
Menempatkan
peserta
dibagian-bagian
lain.
Tujuan
untuk
meningkatkan latar belakang dibidang bisnis.
b. Multiple Bisnis
Menggabungkan antara manajer senior dengan manajer junior, dimana
manajer junior diberi wewenang untuk turut mendiskusikan berbagai
masalah yang dihadapi oleh manajer senior. Ide-ide yang berasal dari
manajer junior diterima oleh manajer senior, kemudian disampaikan
kepada dewan direksi tanpa menyebutkan asal ide tersebut. Informasi
tentang asal ide hanya disebutkan jika dewan direksi sudah menerima
ide tersebut.
7. Pengetahuan umum atau General Knowledge
Beberapa metode pelatihan (trainning) untuk meningkatkan pengetahuan
umum diantaranya :
a. Special Courses
b. Special Meeting
c. Bacaan
8. Kebutuhan spesifik individu atau Specific Individual Need
Sebagai individu setiap manajer mempunyai kebutuhan yang berlainan.
Jika perusahaan ingin menyesuaikan program pengembangan dan
kebutuhan manajer sebagai individu, maka perusahaan harus mempelajari
dan menentukan seorang manajer. Dua cara yang dapat dilakukan :
a. Special Projects
Pemberian proyek-proyek khusus kepada pegawai merupakan suatu alat
pengembangan yang fleksibel. Melalui proyek ini, perusahaan dapat
20
menganalisa kelemahan manajer. Berdasarkan informasi ini, maka
perusahaan dapat menentukan jenis program yang harus diikuti oleh
seorang pegawai untuk menutupi kelemahannya.
b. Comitee Assigment
Dalam
metode
ini,
beberapa
peserta
disusun
bergabung
untuk
menyelesaikan suatu proyek. Setiap peserta diserahi tanggung jawab untuk
mencapai tujuan tertentu. Melalui masalah-masalah yang ditemui dalam
proses pencapaian tujuan perusahaan diharapkan dapat menentukan
kelemahan peserta, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan jenis pelatihan (trainning) yang harus diikuti oleh peserta
yang bersangkutan.
2.10 Pelaksanaan Program Pelatihan (Trainning)
Dalam
melaksanakan
suatu
program
pelatihan
(trainning),
selain
mempertahankan perencanaan pelatihan (trainning) yang ada, juga perlu
diperhatikan prosedur dari pelaksanaan program itu sendiri.
Program pelatihan (trainning) yang baik adalah program pelatihan
(trainning) yang dapat diberikan pada para peserta latihan sesuai dengan yang
direncanakan. Disini perlu kerjasama antara pelatih dan yang dilatih. Perlu
disadari bahwa seorang karyawan yang ahli belum tentu bisa menjadi seorang
pelatih yang baik, karena ia perlu mengetahui bagaimana melatih/ mengajar.
Suatu program pelatihan (trainning) harus memperhatikan prosedur
pelatihan (trainning) supaya dapat dimengerti oleh para peserta pelatihannya.
Prosedur pelatihan (trainning) tersebut yaitu :
1. Persiapan dari pelatih
Pelatih haruslah mengetahui bagaimana menjalankan pekerjaan yang akan
diajarkan dan bagaimana mengajarkan hal tersebut. Pekerjaan tersebut
haruslah dibagi-bagi sesuai dengan urutan agar mudah menjelaskannya.
Untuk setiap bagian perlu dijelaskan teknik atau cara apa yang perlu
disertai dengan peragaannya. Tempat pelatihan (trainning) juga harus
dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan.
21
2. Persiapan dari karyawan yang dilatih
Tidaklah cukup persiapan hanya dilakukan oleh para pelatih, karyawan
yang dilatih perlu mempersiapkan diri agar dapat menerima latihan dengan
cepat dan baik. Karena itu disarankan untuk menyiapkan bahan-bahan
pelatihan (trainning). Beberapa waktu sebelum program pelatihan
(trainning) dimulai dengan demikian paling tidak karyawan yang dilatih
mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan diri.
3. Memperagakan pelatihan (trainning)
Berbagai cara ditempuh oleh para pelatih yang memperagakan petunjukpetunjuknya.
4. Meminta karyawan untuk mempraktekkan latihan
Tahap ini merupakan tahap yang penting sekali, karena disinilah pelatih
mengetahui sejauh mana pemahaman pelatihan (trainning) dari para
karyawan yang dilatih. Kemungkinan sekali para karyawan sudah bisa
memahami, pelatih hanya perlu menyesuaikan kecepatan kerja yang
sebenarnya.
5. Tindak lanjut
Tahap ini berarti mengamati prestasi karyawan yang telah selesai dilatih
ditempat kerja sebenarnya. Apakah mereka sudah bisa mempraktekan apa
yang telah diperolehnya ditempat pelatihan (trainning) pada tempat kerja
yang sebenarnya dan apa yang ada didalam mempraktekan pengetahuan
tersebut.
2.11 Evaluasi Program Pelatihan (Trainning)
Evaluasi terhadap setiap kegiatan adalah penting, karena dalam evaluasi
kita berusaha menentukan nilai atau manfaat yang diperoleh melalui pelaksanaan
kegiatan tersebut.
Evaluasi ini menjadi penting dalam penyelenggaraan suatu program
pelatihan (trainning) karena diperlukan biaya yang cukup besar. Evaluasi
pengeluaran biaya ini tidak sia-sia maka setiap program trainning atau pelatihan
harus dievaluasi.
22
Pada dasarnya terdapat 4 pendekatan dalam
mengadakan evaluasi
terhadap program pelatihan (trainning),yaitu :
1. Reaksi
Untuk mengevaluasi program pelatihan (trainning) dapat dilakukan
dengan mengetahui reaksi dari para peserta terhadap program pelatihan
(trainning) secara keseluruhan dalam program pelatihan (trainning).
Reaksi dapat ditentukan dengan meminta peserta mengisi lembar reaksi.
Reaksi dapat pula dibuat oleh para pemimpin penyelanggara pelatihan
(trainning) atau para staff yang khusus ditugaskan untuk itu.
2. Pelajaran
Penilaian dapat dilakukan dengan menetapkan pengetahuan, sikap dan
keahlian apa yang telah dipelajari selama program pelatihan (trainning)
tersebut. Hal ini diketahui dengan meminta peserta mendemontrasikan apa
yang telah dipelajari.
3. Tingkah Laku
Terdapat beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk melakukan
evaluasi yang berhubungan dengan tingkah laku dari para peserta pelatihan
(trainning), yaitu :
a. Mengadakan penilaian secara sistematis dengan membandingkan
pelaksanaan pekerjaan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan
(trainning).
b. Penilaian dilakukan oleh satu atau beberapa pihak, yaitu :
1) Orang yang mengikuti pelatihan (trainning)
2) Atasan dari yang mengikuti pelatihan (trainning)
c. Penilaian pelatihan (trainning) setelah 3 bulan yaitu, setelah para
peserta diberi kesempatan mempraktekkan apa yang telah dipelajari.
4. Hasil
Tujuan dari pelatihan (trainning) dapat dinyatakan terealisasi jika para
peserta setelah mengikuti pelatihan (trainning) dapat merealisasikan satu
atau beberapa hasil, seperti kenaikan keuntungan, menurunkan biaya,
23
menurunkan turn over, menurunkan absen, menawarkan kualitas atau
kuantitas dan lain sebagainya.
Program pelatihan (trainning) dapat saja berhasil dalam kaitannya dengan
pelaksanaan program pelatihan (trainning), meningkatnya pelajaran, dan bahkan
perubahan dalam tingkah laku. Tetapi, apabila hasilnya tidak tercapai, maka
dalam analisis akhir pelatihan (trainning) itu belum mencapai tujuan. Apabila
demikian, masalahnya mungkin terletak dalam program pelatihan (trainning).
Sekalipun demikian, harus selalu diingat bahwa hasilnya boleh jadi tidak
memadai, karena sejak awal masalahnya tidak dapat ditanggulangi dengan
pelatihan (trainning).
24
Download