ANALISIS RESEPSI PENONTON TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA FILM PUTIH ABU-ABU DAN SEPATU KETS NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Ilmu Komunikasi Oleh : Vivit Ayu KusumaWardani L100090061 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 ABSTRAK Vivit Ayu KusumaWardani, L100090061, Analisis Resepsi Penonton terhadap Kenakalan remaja pada Film Putih Abu-abu dan Sepatu Kets, Program studi Ilmu Komunikasi, broadcast and Cinema, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013. Putih abu-abu dan Sepatu Kets adalah sebuah film yang menceritakan bagaimana kenakalan remaja, dengan setting di ibu kota Jakarta. Film ini menggambarkan kehidupan anak SMA yang melakukan kenakalan seperti misalnya membolos, terlambat datang sekolah, hingga berpacaran dan hampir masuk kedalam ranah pergaulan bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana resepsi penonton remaja terhadap adegan-adegan kenakalan remaja pada film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis resepsi. Analisis resepsi adalah sebuah metode yang membandingkan antara analisi tekstual wacana media dan wacana khalayak, yang hasil interpretasinya merujuk pada konteks, seperti cultural setting dan konteks isi atas media lain. Penonton mengatakan bahwa realitas kehidupan remaja sekarang ini hampir sama dengan apa yang disajikan didalam film tersebut. Namun para informan tidak menyetujui adegan-adegan dalam film tersebut, karena menurut mereka hal tersebut tidak sesuai dengan etika seorang pelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para informan dapat dikelompokkan dalam posisi decoding khalayak menurut Stuart Hall (posisi dominan hegemonik, negotiated, dan oppositional). Namun secara keseluruhan informan berada pada posisi oppositional, dimana para informan tidak setuju/menolak dengan adegan kenakalan remaja yang ada dalam film Putih Abu-abu dan Sepatu Kets. Hanya ada beberapa informan yang menunjukkan pada posisi negotiated. Keyword: Analisis Resepsi, Kenakalan Remaja, Putih Abu-abu dan Sepatu Kets. 3 memprihatinkan. A. PENDAHULUAN Kenakalan remaja Kenakalan- kenakalan remaja tersebut bisa sekarang ini sudah menjadi hal terjadi yang di faktornya, seperti kurangnya lingkungan kita sendiri, mulai kasih sayang dari orang tua, dari hal yang kecil seperti pengaruh remaja buruk, maupun faktor dari banyak ditemui yang membolos, terlambat merokok, maupun sekolah. sengaja Hal baik. Ditambah lagi dengan sinetron film yang kenakalan sudah di bisa maupun menampilkan ibukota dibilang yang sangat Dalam film Putih Abuabu dan Sepatu Kets (2009), banyak adegan dari kenakalan yang ditonjolkan, misalnya saja seperti adegan berciuman di sekolah, adegan bertengkar dengan temannya, membolos sekolah, check in di hotel, berkelahi, mentato, dan adegan bunuh diri. Hal inilah yang terkadang membawa dampak negatif bagi remaja sekarang ini. Dimana sekarang ini kenakalan remaja sekarang ini lingkungan yang dalam diri remaja tersebut. Dari film ini diharapkan remaja dapat memaknai apakah kenakalan yang ada dalam film tersebut wajar sebagai seorang dilakukan pelajar. Sebagai seorang pelajar yang pastinya mempunyai etika dan ekstrim. remaja banyak ini merupakan contoh yang kurang banyaknya karena sudah sangat sopan santun dalam bergaul. Namun terlepas dari itu, masa remaja dimana merupakan mereka masa mengalami masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, masa remaja ini merupakan masa dimana remaja mulai ingin mencoba hal-hal baru mereka yang menurut menarik atau menantang. Skripsi ini dibuat dengan memilih judul analisis resepsi penonton terhadap kenakalan remaja pada film Putih Abu-abu dan Sepatu Kets 4 (2009). Pemilihan film ini, Remaja di masa yang karena film ini termasuk salah masih penasaran dengan hal- satu hal peserta FFI 2010 baru selalu ingin (http://officialfilmindonesia.blo mencobanya, gspot.com/2010/11/seputar-ffi- tersebut belum tentu baik untuk 2010.html). mereka lakukan. Banyak kasus A. RUMUSAN MASALAH yang terjadi meskipun pada hal remaja, Bagaimana resepsi penonton misalnya saja kasus pelecehan, terhadap kenakalan remaja bunuh diri, berkelahi dan masih yang ditampilkan dalam film banyak lagi. Banyak faktor Putih Abu-abu dan Sepatu yang memicu terjadinya hal ini, Kets (2009)? bisa saja disebabkan karena B. LANDASAN TEORI masalah dalam keluarga, atau 1. Kenakalan Remaja lingkungan Perilaku menyimpang yang mempengaruhi terjadinya adalah hal yang cukup sulit kenakalan remaja. Selain itu dilakukan. Problemnya adalah juga faktor dari dalam diri menyimpang remaja terhadap apa? tersebut, ditambah Penyimpangan terhadap orang dengan faktor pengaruh dari tua, teman ataupun orang lain. seperti malam atau pulang terlalu merokok bisa Pada masa remaja, emosi perilaku masih labil, belum memiliki menyimpang dan karena itu pegangan, dan dalam proses dinamakan kenakalan remaja. mencari jati diri. Untuk itu Penyimpangan terhadap perlu adanya pengawasan dari tatakrama masyarakat, seperti orang tua, agar tidak terjadi mengangkat hal-hal yang tidak di inginkan dikatakan orang yang derajatnya 2012:251). kaki dihadapan lebih tinggi (Sarwono, yang dapat merusak depan remaja tersebut. masa 5 dengan lokasi pada wacana- 2. Khalayak Khalayak sering disebut dengan lainnya. Momen dan decoding penerima, encoding sasaran, pembaca, pendengar, mungkin pemirsa, decoder simetris. Hasil dari proses dari Khalayak apa yang dimaksudkan dan apa adalah salah satu aktor dari yang diterima boleh jadi tidak proses komunikasi (Cangara, klop (Storey, 2006:14). atau istilah wacana audience, komunikan. 2002:151). Oleh karena itu tidak Setiap benar-benar pesan yang khalayak tidak boleh diabaikan, diproses oleh encoding, dan di karena merupakan penentu dari terima oleh decoding, akan ada proses komunikasi. Khalayak pemaknaan bisa berupa individu, kelompok Karena maupun masyarakat. decoding Khalayak merupakan yang belum berbeda. tentu mempunyai pemaknaan yang sama. Karena salah satu elemen yang penting ditentukan oleh proses komunikasi, terutama eksistensi berbeda, pada kemungkinan terjadinya komunikasi masa. Bahwa khalayak lah setiap kondisi ada ada kesalahpahaman. yang menjadi elemen utama untuk bisa terjadinya penerimaan pesan. Stuart Hall menunjukkan (1974) bahwa ada empat posisi 'tipe ideal' dari decoding komunikasi massa 3. Encoding-Decoding Pesan dan makna tidak sekedar ditransmisikan keduanya harus saja, diproduksi; yang bisa dibuat oleh khalayak: The dominant of hegemonic code, tingkat pertama oleh encoding dari konotatif dari pesan yang di- bahan decoding dalam dominan dari meaning ; The professional „mentah‟ sehari-hari; khalayak kehidupan kedua, dalam oleh kaitannya hal yang preferred 6 code adalah yang metode yang membandingkan broadcaster antara analisis tekstual wacana gunakan ketika mentransisikan media dan wacana khalayak, pesan ; The negotiated code yang mengandung campuran unsur merujuk pada konteks, seperti adaptif cultural setting dan konteks isi professional akhirnya adalah dan apa oposisi, dan oppositional code atas mana 1993:139). posisi di penonton dengan sempurna memahami baik infleksi literal dan konotatif yang diberikan ke hasil suatu acara, tetapi menentukan untuk meng-code 'dengan cara bertentangan yang (Hall dalam Alasuutari, 1999: 4). media interpretasinya lain (Jensen, Penelitian dengan menggunakan analisis resepsi, dimana untuk mengetahui bagaimana khalayak memaknai isi dari film Putih Abu-abu dan Sepatu Kets (2009), yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian disini C. METODE PENELITIAN adalah remaja. Remaja yang 1. Jenis Penelitian Penelitian menggunakan dipilih untuk menjadi nforman ini dalam penelitian ini adalah penelitian remaja SMA. Informan dengan kualitatif dengan metode kriteria yang dianggap cukup analisis resepsi. Dalam mewakili remaja, dengan latar penelitian ini peneliti akan belakang yang berbeda. Dalam mencari tahu penelitian ini diambil remaja khalayak terhadap pemaknaan kenaklan dengan background kristen dan sekolah remaja dalam film Putih Abu- islam, abu dan Sepatu Kets (2009). negeri. Analisis Resepsi adalah sebuah tersebut terdiri dari 6 remaja Pemilihan sekolah informan 7 yang berasal dari sekolah yang dari para informan kemudian berbeda-beda, yaitu dari SMA ditulis dalam bentuk laporan. Muhammadiyah, SMA Negeri, Selanjutnya akan didapatkan dan SMA Kristen. Pada hasil analsis bahwa informan khususnya remaja yang termasuk dalam jennis yang bersekolah di kota mana Karanganyar. Karanganyar merupakan kota kecil yang berada di Surakarta. Peneliti ingin mengetahui bagaimana pemaknaan remaja yang berada di kota kecil ini terhadap kenakalan remaja yang ada di film tersebut. peneliti melakukan yaitu wawancara terhadap informan mengenai pemaknaan informan terhadap kenakalan remaja pada film akan Kemudian peneliti mentransfer hasil rekaman wawancara kedalam bentuk tulisan. Selanjutnya peneliti akan menganalisis adegan dalam film Putih Abuabu dan Sepatu Kets (2009), dengan penerimaan serta hasil wawancara pemaknaan kenakalan remaja. D. HASIL PENELITIAN 1. Encoding Film merupakan salah satu bentuk media massa, film dapat memberikan sekaligus informasi hiburan kepada media yang bisa kita nikmati Teknik analisis data yang tersebut. memahami penontonnya. Film merupakan 3. Teknik Analisis Data dilakukan dalam dan penerimaan sebagai media hiburan, namun juga sebagai penyampai informasi. Banyak film yang diproduksi dengan berbagai macam genre. Remaja mungkin sebagai penonton yang selalu antusias menunggu film-film terbaru. Banyak film yang adegan menampilkan yang adegan- mengandung sensualitas, kenakalan remaja, pergaulan bebas dan hanya sedikit film yang menghadirkan cerita tentang pendidikan, nasionalisme, dan 8 cerita-cerita yang mendidik. check in di hotel. Dalam film Remaja dimana mereka sedang ini mengalami kenakalan remaja, identitas diri, seharusnya bisa pengaruh keluarga memilih film-film yang baik mengalami ketidak harmonisan bagi mereka, dan tidak asal sampai dari dalam diri mereka melihat film dan menirukan sendiri. masa pencarian semua adegan yang ada dalam mengambil cerita percintaan remaja dan kenakalan remaja sebagai contohnya, film Putih Abu-abu dan Sepatu Kets (2009). Dalam film Putih Abuabu dan Sepatu Kets (2009) banyak ditampilkan adeganadegan yang menunjukkan kenakalan remaja. Dalam film ini menceritakan kehidupan banyak mengenai remaja adegan kenakalan yang seperti membolos datang terlambat, melihat SMA, kenakalandilakukan sekolah, berkelahi, video mesum, digambarkan karena yang 2. Decoding film tersebut. Banyak contoh film yang banyak Menurut informan I , realitas kehidupan sekarang ini remaja sudah sama dengan yang ada dalam film tersebut. Terlihat sekarang ini banyak remaja yang berpacaran seperti layaknya orang dewasa. Banyak remaja dengan gaya hidup yang berlebihan, menurut informan hal tersebut merupakan gaya hidup yang salah. Remaja sekarang ini tidak bisa mengendalikan diri, mereka mengikuti perkembangan zaman, namun dengan cara yang salah. Sama halnya dengan bisa Informan II menurut informan dikatakan masuk pada ranah film Putih Abu-abu dan Sepatu pergaulan bebas seperti adegan Kets (2009) ini sudah mewakili berciuman realitas berpacaran, hingga di sekolah, merekam adegan mesra dan kehidupan remaja sekarang ini. Remaja saat ini 9 hanya mementingkan bangga. Bagi informan realitas kepuasannya sendiri tanpa kehidupan remaja sekarang ini memikirkan akibat yang akan hampir sama dengan yang ada didapatkannya. Menurut dalam film tersebut. Banyak remaja pelajar yang membolos, karena informan kenakalan saat sudah ini ditolerir, tidak banyaknya bisa tidak suka dengan gurunya, kasus maupun karena ingin mencari pergaulan bebas akan menambah nilai hitam hiburan. Kehidupan remaja sekarang ini sudah jauh dari kehidupan remaja sekarang ini. norma-norma Menurut jenis banyak remaja yang dewasa kenakalan remaja yang adal sebelum waktunya. Sekarang dalam ini informan film tersebut membolos, yaitu, berkelahi dan pergaulan bebas. Menurut kenakalan tingkat yang nakalan semakin baik, remaja meningkat, seharusnya orang tua dapat informan remaja III terjadi karena faktor yaitu, kurangnya perhatian dari orang tua, dari keluarga yang broken home, mengawasi anaknya. Apalagi dengan semakin majunya yang semakin teknologi canggih ini. Sedangkan dalam realitas karena pergaulan bebas sekarang ini menurut informan sehingga perilakunya tidak V sudah seperti dalam film dari tersebut, karena banyak juga terkendali, dan faktor dalam dirinya sendiri. Menurut adegan-adegan tersebut tidak pelajar informan IV dalam film sepantasnya dilakukan oleh seorang pelajar, seharusnya sebagai pelajar harus bisa membuat orang tua yang melakukan perkelahian, membolos sekolah dan berpacaran di sekolah. Menurut informan hal seperti itu sudah biasa terjadi. Informan VI menganggap bahwa adegan- 10 adegan yang ada di film masuk sekolah, atau bahkan tersebut hampir sama dengan melakukan kehidupan kenakalan remaja lainnya. remaja di lingkungan informan. Informan mengatakan banyak juga anak yang masih SMP sudah tahu tentang berpacaran, dan gaya berpacaran mereka sudah seperti dalam film-film. kenakalan- Pada penelitian dalam film Putih Abu-abu dan Sepatu Kets (2009), tidak ditemukan informan dengan posisi dominant hegemonic yaitu menerima semua yang 3. Pembahasan ada dalam film tersebut, tanpa Dari fokus permasalahan ada sedikti penolakan. yang diteliti oleh peneliti, Kenakalan yang ada di dalam yaitu mengenai pemaknaan film yang infroman tidak selayaknya diberikan penonton tersebut, terhadap kenakalan remaja dilakukan pada film Putih Abu-abu dan pelajar, seharusnya pelajar itu Sepatu (2009). mematuhi peraturan sekolah, Pemilihan informan dengan menghargai gurunya dengan latar belakang remaja SMA datang tepat waktu, dan bisa Muhammadiyah menjaga diri mereka dari Kets 1 Karanganyar, SMA Negeri 1 Karangpandan, Karanganyar dan SMA Kanisius Barata, masing-masing latar seorang pergaulan bebas. a) Oppositional Reading Penerimaan makna oleh diharapkan dapat mewakili dari oleh menurut remaja terhadap kenakalan belakang. Anak SMA yang remaja pada film Putih Abu- masih tergolong remaja, besar abu dan Sepatu Kets (2009) kemungkinan mereka pernah dapat mengalami membolos informan I dan informan II sekolah, berkelahi, terlambat berada pada posisi oppositional disimpulkan bahwa 11 atau tidak sesuai dengan Pada adegan Flory tubuh Dion, informan. Atau kedua informan mentato itu tidak menyetujui bentuk Informan, III dan IV tidak kenakalan yang ada dalam film senang tersebut. tersebut karena mentato dapat Seperti dalam adegan dimana Kemala membolos masuk sekolah, Kemala terbiasa melakukan hal ini disaat dia sedang berkencan dengan pacarnya. Bagi Informan, I dan Informan, II, hal ini tidak seharusnya dilakukan oleh seorang pelajar. Informan IV yang bersekolah di SMA Negeri dan berasal dari keluarga yang ekonominya kurang mengatakan setuju dengan membolos pada Informan, seharusnya tidak adegan film ini, mengatakan kita bisa dengan adegan melukai tubuh. Informan, III mengatakan bahwa adegan tersebut merupakan perilaku yang menyimpang dan dapat membahayakan tubuh, karena jarumnya dapat melukai tubuh. Sedangkan infroman IV mengatakan bahwa hal yang sama, seharusnya tubuh itu harus kita sayangi dan dijaga. Informan I dan II yang berasal dari sekolah Muhammadiyah juga memiliki pendapat yang sama dengan Informan III dan Informan IV. Dalam agama Islam menghargai orang tua yang mentato merupakan hal yang membiayai kita untuk sekolah, dilarang, seperti dalam hadist namun apa balasan kita kalau Bukhari dan Muslim yang membolos dari sekolah, hal itu mengatakan Allah dapat merugikan diri sendiri. melaknat para Sebagai pelajar harusnya bisa pembuat tato menghargai meminta ditato, para wanita menimba ilmu. waktu untuk bahwa: perempuan dan yang yang mengerok alisnya dan 12 perempuan yang meratakan ayat Al-Quran Al-Israa ayat gigi untuk mempercantik diri, 32 yang artinya adalah “Dan yang merubah ciptaan Allah. janganlah kamu mendekati Penerimaan Informan, I (Rina) dan Informan, II (Dena) yang bersekolah di Muhammadiyah menyatakan tidak setuju dengan adegan yang dilakukan Fahri yang mengajak kemala ke hotel, dan meraba-raba tubuh Kemala. Informan, I dan Informan, II yang merupakan remaja SMA Muhammadiyah mengatakan bahwa hal tersebut sangat tidak sopan dan sudah mendekati zina, sedangkan Informan, II bahwa hal mengatakan tersebut terjadi karena kurangnya sex education dan perbuatan Fahri mementingkan hanyalah kepuasan sesaat saja tanpa memikirkan masa depannya. Dalam agama Islam hal tersebut oleh memang Allah, dilarang karena hal tersebut sudah termasuk dosa yang besar. Seperti dalam zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. Sedangkan Informan III dan Informan IV yang berstatus bersekolah di SMA Negeri dan informan IV yang beragama hindu menyatakan hal yang sama dengan Informan I dan Informan II, dalam agama Hindu pun perbuatan seperti itu dilarang karena hal merupakan sakral yang seperti itu sesuatu yang hanya boleh dilakukan oleh mereka yang sudah menikah. Informan III mengatakan bahwa tidak sepantasnya pelajar bermain ke hotel, menurut Informan, Fahri tidak bisa berfikir jernih, dan tidak memikirkan masa depannya. Informan, IV menganggap bahwa perbuatan Fahri tersebut tidak menghargai perempuan, seorang dan tidak 13 seharusnya mereka Informan, berada di posisi melakukan itu, karena hal itu Negotiated belum berkelahi yang dilakukan Dea waktunya untuk dilakukan. dan Kemala. adegan Menurut Informan, hal ini sah-sah saja b) Negotiated Pada dalam adegan ciuman, dilakukan, karena sesuatu itu Informan, IV berada pada pasti ada penyebabnya. Dan posisi Negotiated. Informan, Informan, sendiri juga pernah cowok yang bersekolah di mengalaminya. SMA Negeri ini berada di posisi Negotiated dalam adegan ciuman yang dilakukan Dea. Informan Informan II berada pada posisi Negotiated pada saat adegan dimana melakukan bunuh diri, yang beragama Hindu ini memang menyetujui adegan tersebut, tidak melakukan hal tersebut, karena merupakan sesuatu hal tapi seharusnya keluarga dan yang sahabatnya tidak memojokkan Dea. dianggapnya Dalam agama seru. Hindu, seharusnya Dea Dea berpacaran itu diperbolehkan Seharusnya orang tua Dea namun bisa membantu masalah yang ada batasan- batasannya. Di Bali juga ada dihadapi Dea. sebuah tradisi dimana para muda mudi melakukan omedomedean atau melakukan E. Kesimpulan Dari hasil pengamatan ciuman masal sehari setelah informan hari Menurut tersebut, mereka mengatakan Informan, hal ini boleh saja tidak setuju dengan adegan- dilakukan adegan kenakalan yang ada nyepi. asalkan mengetahui batas-batasnya. Informan V juga berada pada posisi Negotiated, terhadap film dalam film tersebut. Mereka menganggap kenakalan bahwa tersebut tidak 14 sepantasnya dilakukan oleh sama Tuhan. seorang Dan yang bersekolah di SMA kenakalan dalam film Putih Negeri mereka memberikan Abu-abu dan Sepatu Kets pemaknaan bahwa encoding (2009) itu sudah termasuk dalam film tersebut tidak kedalam sesuai pelajar. pergaulan bebas, menurut informan. Sebagai dengan Sedangkan etika dan kesopanan. seorang pelajar harus bisa bergaul yang baik, supaya F. Saran tidak terpengaruh kedalam pergaulan yang buruk. Informan yang bersekolah dengan latarbelakang agama, memberikan dengan tanggapan membawa nama Tuhan dan agama. Seperti informan dari Muhammadiyah SMA yang mengatakan adegan check in di hotel itu dilarang dalam agama, karena hal itu sudah Secara akademis diharapkan banyak adanya penelitian dengan analisi resepsi, karena masih sedikit penelitian dengan menggunakan teori ini. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut kenakalan remaja mengenai dengan menggunakan analisis fenomenologi maupun etnografi. mendekati zina, seharusnya bisa menjaga diri mereka. Daftar Pustaka Dan pada adegan berciuman itu sudah masuk kedalam Alasuutari, Pertti. 1999. Rethingking jurang kemaksiatan. Begitu The juga dengan informan dari London: SMA Publication. Kristen mengatakan bahwa adegan bunuh diri itu dilarang agama, dan dibenci Media Audience. Sage 15 Cangara, Hafied.2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Jensen, Klaus Bruhn dan Jankwoski, Bicholas W. 1993. A Handbook a Qualitatife Methodologies for Mass Communication Research. London and Newyork: Routledge. Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Storey, John. 2006. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra. http://officialfilmindonesi a.blogspot.com/2010/11/s eputar-ffi-2010.html