BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) merupakan program
Gerakan Keluarga Sadar Obat yang diprakarsai oleh Ikatan Apoteker
Indonesia dalam mencapai pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan obat dengan benar (PP IAI, 2014). Adanya gerakan tersebut
karena masih banyak masalah terkait penggunaan obat yang terjadi di
masyarakat. Hal ini terlihat pada penggunaan obat yang tidak rasional. Salah
satunya pada penggunaan obat keras dan antibiotik dalam upaya
swamedikasi, dimana masih adanya rumah tangga yang menyimpan obat
keras tanpa resep 81,9% dan antibiotik 86,1% (Riskesdas, 2013).
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, fasilitas
pelayanan kefarmasian yaitu apotek, instalasi rumah sakit, klinik, toko obat,
atau praktek bersama. Pada kenyataannya masih ada masyarakat yang
mendapatkan obat dari orang lain sebesar 1,7%, tenaga kesehatan 23,4% dan
penjual obat tradisional keliling 1,3% (Riskesdas, 2013). Sumber memperoleh
obat dan obat tradisional yang bukan berasal dari fasilitas pelayanan
kefarmasian dapat menjadi peluang masuknya obat-obat palsu.
Untuk menjamin keefektifan suatu obat, perlu sistem penyimpanan yang
baik dan benar. Penelitian terkait penyimpanan obat dilakukan oleh Jasim
(2010), di Iraq menunjukan bahwa 57,46% obat tidak disimpan di tempat
yang sesuai. Di Palestina, 43,4% produk obat disimpan di tempat yang relatif
tidak aman dari jangkauan anak-anak di rumah (Sweileh et al., 2009).
Sedangkan untuk masyarakat di Indonesia sendiri masih kurang memahami
bagaimana obat tersebut disimpan dan digunakan karena kurangnya informasi
yang seharusnya didapatkan (Gitawati, 2014). Kesalahan dalam menyimpan
obat akan mempengaruhi kondisi zat aktif dalam obat tersebut.
1
Perbandingan Efektivitas Metode..., Irma Budiarti, Fakultas Farmasi UMP, 2016
Sistem pembuangan obat yang tidak tepat menjadi perhatian global. Di
negara-negara berkembang masalah ini sangat besar dan tidak terdokumentasi
dengan baik. Penelitian yang dilakukan di Ethiopia menunjukan 16,4%
responden membuang obat di tempat sampah, 13,3% membuang obat di
toilet, 10,4% membuang obat di lingkungan dan 77,6% responden tidak
membedakan dalam membuang sediaan obat padat dan cair (Atinafu et al.,
2014).
Upaya edukasi kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai macam
metode edukasi. Metode CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif) merupakan metode
edukasi untuk para ibu rumah tangga agar lebih aktif dalam mencari
informasi mengenai obat (Depkes RI, 2008). Pada penelitian yang dilakukan
oleh Susanti et al (2014), edukasi dengan metode CBIA lebih efektif dalam
meningkatkan pengetahuan dan perilaku tentang pengobatan sendiri
dibandingkan dengan metode ceramah. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Suryawati (2003), menunjukan adanya peningkatan pengetahuan
pengobatan sendiri (4.9±0.3 menjadi 8.3±0.2; p<0,001) dengan metode CBIA
dibandingkan dengan metode seminar besar (4.5±0.6 menjadi 6.4±0.3; P≤.05)
dan kelompok kontrol (4.2±0.4 menjadi 4.8±0.3).
Metode Snowball Throwing merupakan salah satu modifikasi dari
metode bertanya yang menitikberatkan pada kemampuan merumuskan
pertanyaan (Wijayanthi et al., 2014). Penelitian yang dilakukan Aliman
(2015), ada peningkatan pengetahuan responden tentang pencegahan penyakit
Typhoid sebesar 11,2% dengan metode Snowball Throwing dibandingkan
dengan metode ceramah yang hanya meningkatkan pengetahuan sebesar
6,5%. Sedangkan menurut Wijayanthi et al (2014), penerapan metode
Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 4 Suwug dengan peningkatan persentase sebesar 18,34%.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui
perbandingan efektivitas metode edukasi CBIA dan Snowball Throwing
dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang Dagusibu di beberapa
Desa di Kabupaten Banyumas.
2
Perbandingan Efektivitas Metode..., Irma Budiarti, Fakultas Farmasi UMP, 2016
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah
pada penelitian ini adalah :
1. Apakah ada peningkatan pengetahuan ibu tentang Dagusibu setelah
dilakukan edukasi baik dengan metode CBIA maupun Snowball Throwing
di beberapa Desa di Kabupaten Banyumas?
2. Metode edukasi manakah yang paling efektif untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang Dagusibu di beberapa Desa di Kabupaten
Banyumas?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan ibu tentang Dagusibu
setelah dilakukan edukasi di beberapa Desa di Kabupaten Banyumas.
2. Mengetahui metode edukasi yang paling efektif untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang Dagusibu di beberapa Desa di Kabupaten
Banyumas.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi apoteker, penelitian ini dapat memberikan gambaran pengetahuan
masyarakat khususnya ibu tentang Dagusibu. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran metode yang paling efektif
digunakan pada edukasi Dagusibu untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam menggunaakan obat dengan baik dan benar.
2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar referensi
dalam penelitian selanjutnya atau penelitian sejenis.
3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan
obat dengan baik dan benar.
4. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat dalam penggunaan obat dengan baik dalam
upaya peningkatan kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
3
Perbandingan Efektivitas Metode..., Irma Budiarti, Fakultas Farmasi UMP, 2016
Download