Document

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Harahap (2013), untuk mewujudkan keberhasilan pencapaian
kompetensi dalam proses pembelajaran diperlukan adanya motivasi pada diri
siswa untuk dapat mendorong mereka melakukan aktivitas dalam kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, siswa sebagai
pusat pembelajaran. Namun pada kenyataannya, pembelajaran tersebut belum
terlaksana di SMA Negeri 1 Pancur Batu.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran
biologi kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Pancur Batu yaitu Ibu Sri Sebayang bahwa
aktivitas dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran biologi masih kurang
dimana siswa jarang mengemukakan pendapat dalam kegiatan belajar mengajar,
masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru dalam menjelaskan materi
dan terdapat siswa yang masih melakukan aktivitas yang tidak seharusnya
dilakukan ketika proses belajar mengajar seperti mengobrol dan bercanda dengan
teman serta tidak ada keseriusan dalam belajar. Hal ini menyebabkan siswa tidak
mampu mengeluarkan pendapat atau bertanya ataupun menjawab pertanyaan
dalam proses pembelajaran biologi. Selain itu, hasil belajar biologi siswa masih
rendah dimanaa masih terdapat dibawah nilai KKM yaitu 75 . Hal tersebut terlihat
dari nilai rata-rata hasil ulangan harian biologi adalah 61,72. Usaha telah
dilakukan dengan melaksanakan remedial, tetapi hal ini membutuhkan banyak
waktu. Dari daftar nilai Biologi siswa kelas XI IPA 3, diketahui bahwa dari 33
siswa, terdapat 81,82% siswa (27 orang) yang tidak tuntas. Ini berarti, ketuntasan
belajar klasikal tergolong rendah yaitu 18,18%. Munculnya masalah tersebut
disebabkan model pembelajaran yang kurang bervariasi dimana pembelajaran
cenderung bersifat searah yaitu pembelajaran konvensional dimana guru bertindak
sebagai pusat informasi dengan menggunakan ceramah dan penugasan yang
menyebabkan kurang menariknya pembelajaran bagi siswa, dan dapat membuat
1
2
siswa jenuh sehingga berdampak pada aktivitas dan pencapaian hasil belajar
biologi siswa yang kurang optimal.
Salah satu materi pelajaran Biologi yang masih berada di bawah nilai
KKM adalah sistem indera manusia. Materi ini merupakan materi bersifat
anatomis dan fisiologis seperti struktur dan fungsi alat indera serta mekanisme
indera manusia bekerja. Pada kompetensi dasar, siswa dituntut untuk dapat
menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit
yang dapat terjadi pada sistem indera manusia. Pada materi ini banyak istilah
ilmiah dan terdapat konsep-konsep abstrak. Proses yang terjadi pada alat indera
merupakan proses yang abstrak dan tidak dapat dilihat langsung, karena terdapat
proses tahapan menerima, mengolah dan menjawab rangsangan yang terjadi pada
alat indera. Keabstrakan inilah siswa mengalami kesulitan dalam memahami
konsep materi sistem indera manusia.
Mencermati hal di atas, perlunya upaya untuk meningkatkan aktivitas dan
pencapaian hasil belajar yang optimal melalui inovasi pembelajaran yang mampu
memberikan penguatan konsep yang maksimal kepada siswa dan bertujuan untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
biologi.
Pembelajaran
hendaknya
menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi guna mengoptimalkan
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan penelitian Nopiandari (2012), salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa
adalah pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan
yaitu antara 4-5 orang atau lebih yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin atau ras yang berbeda (heterogen). Pembelajaran
kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok karena dalam belajar kooperatif
ada
struktur
dorongan
atau
tugas
yang
bersifat
kooperatif
sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat
interdependensi efektif di antara anggota kelompok. Hubungan kerja seperti itu
memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan
oleh peserta didik untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan
3
diri secara individu dan sumbangan dari anggota kelompok lain selama belajar
bersama dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif yang sekiranya tepat
untuk meningkatkan keaktifan siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Team Achievement Division) dan Snowball Throwing.
Berdasarkan hasil penelitian Purnawan (2014) melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar biologi dimana diperoleh nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa sebesar
73,1 pada siklus I dan 85,8 pada siklus II. Selain itu ketuntasan belajar mengalami
kenaikan 33,4% yaitu 61% pada siklus I menjadi 94,4% pada siklus II. Menurut
Budiarti (2011), alasan menggunakan model STAD adalah dengan adanya diskusi
kelompok akan tercipta interaksi edukatif, serta dengan adanya penghargaan
dalam model ini akan dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa karena
masing-masing tim termotivasi untuk mendapatkan penghargaan tersebut.
Menurut Sitompul (2014), model STAD, sebagian besar aktivitas pembelajaran
berpusat pada siswa. Aktivitas siswa dalam mempelajari materi ajar, berdiskusi
untuk memecahkan masalah (tugas) yang ada pada lembar kerja dapat
ditumbuhkan dalam proses pembelajaran. Namun apabila model ini dilaksanakan
dalam waktu yang cukup lama akan menimbulkan rasa bosan sehingga diperlukan
kombinasi dengan model pembelajaran lainnya yaitu Snowball Throwing.
Berdasarkan penelitian Anna dan Susilo (2014) melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa dimana diperoleh nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa
sebesar 82,05 pada siklus I dan 84,76 pada siklus II. Selain itu, tingkat pencapaian
aktivitas siswa secara klasikal meningkat sebesar 9,28% dari 86,75% pada siklus I
menjadi 96,03% pada siklus II. Menurut Hermawan (2014), model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing ini diterapkan dalam pembelajaran agar siswa
tidak cepat merasa bosan dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Selain siswa belajar, dalam model pembelajaran ini juga terdapat unsur permainan
yaitu saling melempar bola kertas berisi pertanyaan hasil kreatifitas kelompok.
Model pembelajaran ini memunculkan kreatifitas siswa serta mengembangkan
kemampuan
berpikir
siswa
dalam
membuat
pertanyaan-pertanyaan
dan
4
mempertanggungjawabkan pertanyaan yang dibuat dengan mengoreksi jawaban
dari temannya. Dengan adanya sedikit permainan dalam pembelajaran maka akan
tercipta suasana yang menyenangkan sehingga pada saat proses pembelajaran
berlangsung siswa tidak merasa jenuh dan membosankan. Namun dalam model
pembelajaran ini, model pembelajaran ini sangat bergantung pada kemampuan
siswa untuk memahami materi sehingga materi yang diterima oleh siswa ssangat
sedikit. Selain itu, tidak terdapat penghargaan seperti pada model STAD, sehingga
kurang memotivasi siswa untuk meningkatkan keaktifannya dalam pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, Kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Team Achievement Division) dan Snowball Throwing, dikatakan
sebagai inovasi pembelajaran, walaupun kedua model pembelajaran sudah dikenal
dalam konteks pembelajaran sebelumnya. Menurut Sanjaya (2013), dikatakan
inovasi dapat juga tidak benar-benar baru sebab sebelumnya sudah ada dalam
konteks sosial yang lain untuk peningkatan kualitas dan efektivitas pembelajaran
menuju proses penyempurnaan dan penyesuaian ke arah yang lebih baik yang
disebut dengan istilah discovery. Inovasi pembelajaran melalui kombinasi model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan
Snowball
Throwing,
siswa
dapat
memahami
keseluruhan
konsep
dan
meningkatkan keaktifan belajar biologi siswa guna mengoptimalkan keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran yang bisa mengedepankan prinsip belajar bermakna tanpa
mengabaikan terciptanya suasana yang menyenangkan bagi siswa. Sejalan dengan
penelitian Oktaviani dan Santoso (2014), melalui model pembelajaran
Cooperative Learning tipe STAD dan Snowball Throwing dapat meningkatkan
keaktivan dan prestasi belajar siswa dimana perbandingan rata-rata nilai keaktifan
siswa dalam kelas pada siklus I rata-rata 74,5% kemudian meningkat pada siklus
II menjadi 77,5%, dimana ranah afektif dan psikomorik disini terlihat pada hasil
lembar observasi keaktifan siswa.
Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“ Inovasi Pembelajaran Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan Snowball Throwing
5
dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa pada Materi
Sistem Indera Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pancur Batu T.P
2015/2016 ”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sehingga dapat
diidentifikasi beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1. Aktivitas dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran biologi masih kurang
sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran biologi.
2. Hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pancur Batu masih
rendah dimana nilai rata-rata hasil ulangan siswa masih terdapat nilai dibawah
nilai KKM yaitu 75.
3. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi dalam kegiatan
pembelajaran Biologi.
4. Pada materi sistem indera manusia, terdapat banyak istilah ilmiah dan konsep
abstrak yang cenderung sulit untuk dipahami.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada:
1. Parameter penelitian yang diamati yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Biologi melalui
kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division) dengan Snowball Throwing.
3. Subjek penelitian adalah kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Pancur Batu.
4. Materi yang dibahas pada penelitian ini adalah sistem indera manusia.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah inovasi pembelajaran melalui kombinasi model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan Snowball
6
Throwing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi sistem
indera manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pancur Batu T.P 2015/2016?
2. Apakah inovasi pembelajaran melalui kombinasi model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan Snowball
Throwing dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada materi sistem
indera manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pancur Batu T.P 2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Peningkatan aktivitas belajar biologi siswa melalui kombinasi model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)
dengan Snowball Throwing pada materi sistem indera manusia di kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Pancur Batu T.P 2015/2016.
2. Peningkatan
hasil
belajar
biologi
siswa
melalui
kombinasi
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)
dengan Snowball Throwing pada materi sistem indera manusia di kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Pancur Batu T.P 2015/2016.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi guru Biologi, dapat memberikan masukan dalam penggunaan model
pembelajaran yang efektif dan inovatif dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
2. Bagi siswa, dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Team Achievement Division) dengan Snowball Throwing.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi pedoman untuk menjadi seorang
guru Biologi kedepannya dalam menerapkan proses pembelajaran yang efektif
dan inovatif .
4. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang
sama pada lokasi yang berbeda-beda.
Download