v PENGANTAR REDAKSI Perkembangan ilmu

advertisement
PENGANTAR REDAKSI
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir
di semua aspek kehidupan, di mana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan
dengan penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar mampu
berperan dalam persaingan global, sebagai generasi penerus bangsa kita perlu terus
mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia. Upaya untuk mengembangkan
dan meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan sentral dan
strategis. Hal ini ditegaskan dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, Bab II pasal 3 yakni
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban yang bermartabat dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Melalu jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial NOSARARA inilah
kita mencoba mewujudkan kemampuan- kemampuan manusia sesuai undang- undang yang
telah dijelaskan diatas, maka pada penerbitan pertama ini diberi tema Kapita Selekta
Pendidikan dan Ilmu Sosial, yang mana tulisan dapat dilihat pada beberapa sinopsis jurnal
dibawah ini.
HY. Agus Murdiyastomo dan Aman mengangkat judul “Pengembangan Maket
Pusat-Pusat Pemerintahan Kerajaan Mataram Islam Sebagai Alternatif Media
Pembelajaran Sejarah”.
Tulisan Harifuddin Halim, Syamsul Bachri, Nurmi NoncitentangMotif, Persepsi
dan Komunikasi Anggota DPRD Kabupaten Gowa, yang ingin mengungkapkan persepsi
dan motif serta model komunikasi yang berlangsung di DPRD Kabupaten Gowa, penulis
menyimpulkan bahwa; (1) persepsi dan motif anggota DPRD Kabupaten Gowa berkaitan
dengan “menjadi legislator untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat; dan sebagai
bentuk aktualisasi diri, (2) Komunikasi politik di DPRD Kabupaten Gowa bersifat
transaksional dan interaksional. Keduanya silih berganti berlangsung tergantung konteks
sosial-politiknya.
Tulisan Hasdin terkait Budaya Politik Patron-Klien pada Pemilihan Kepala
Daerahdan Dampaknya Terhadap Pendidikan Demokrasi, menguraikan bahwa salah satu
budaya politik yang menonjol di Indonesia adalah kecenderungan pembentukan pola
hubungan patronage, atau pola hubungan patron-client, baik di kalangan penguasa
maupun masyarakat. Para calon dan pendukung dimanfaatkan semaksimal mungkin
dengan berbagai cara, salah satunya melalui jaringan patron-klien.
Tulisan Hasan dan Mulyana Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Melalui Model
Pembelajaran Advokasi Pada Siswa Kelas IPS/IIS 1 di SMA Negeri 2 Pasangkayu dimana Secara
umum model pembelajaran Advokasi (debat) perlu diterapkan dan dikembangkan karena terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 di SMA Negeri 2
Pasangkayu. Hendaknya guru memilih dan menggunakan model pembelajaran yang dapat
merangsang perkembangan berpikir siswa, sehingga siswa tidak hanya menghayal dan
v
siswa juga dapat termotivasi untuk lebih giat belajar dalam mengembangkan ilmu
pengetahuannya.
Tulisan Nuraedah tentang “Kelas Sosial Dalam Masyarakat Di Desa Torue”, Di
Mana Kajiannya Mengungkapkan bahwamasyarakat kita mengenal kelas sosial, kelas
sosial ini ditentukan berdasarkan status sosial, kekuasaan dan penghasilan seseorang.
Masyarakat yang ada di Desa Torue melihat dan memandang seseorang dari kelas
sosialnya.
Tulisan Rasyidah Zainuddin, Abdul Malik Iskandar dan Maksud Hakim
menguraikan tentang Pemilihan Umum di Indonesia dalam Perspektif Komunikasi dan
Pertukaran Politik, dengan Maksud Menggambarkan Salah Satufenomena politik di
Indonesia yang sangat popular yakni pemilihan umum karena kepentingan, baik bersifat
individu maupun kelompok. Secara spesifikmengungkapkan bahwa proses terjadinya
berawal dari sebuah „pertukaran politik‟ dan proses „komunikasi politik‟.
Suyuti dan Ni Luh Widarti mengungkapkan Permasalahan Pembelajaran Sejarah di
SMA Negeri I Torue yang berhubungan dengan sarana dan kinerja guru sejarah, sehingga
dampak yang ditimbulkan yaitu kurangnya minat belajar siswa yang dipengaruhi oleh
kinerja guru di sekolah tersebut. Penulis mengungkapkan bahwa cara mengatasi
permasalahan pembelajaran tersebut dengan menerapkan model-model pembelajaran
sejarah seperti model garis besar kronologi, model tematik, model garis perkembangan
khusus, dan model regresif.
Tulisan Windayanti dan Nuraedah,terkait Perempuan Berpolitik: Sejarah
PerempuanDPRD Kabupaten Tolitoli (1971-2009, berisi temuan a) Keterlibatan
perempuan di DPRD Kabupaten Tolitoli tampil dan dari berbagai sudut kehidupan sosial;
b) prespektif perempuan DPRD terlihat pada partisipasinya Nampak di berbagai organisasi
perempuan; dan c) keterlibatan politisis perempuan di panggung politik mengungkap
bahwa perempuan anggota dewan di Kabupaten Tolitoli sebagiaan besar merupakan kader
dari partai Golongan Karya, yang mampu menyuarakan kesetaraan gender dan berani
tampil pada panggung politik di skala lokal.
Pengelola Jurnal NOSARARA
vi
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
PENGEMBANGAN MAKET PUSAT-PUSAT PEMERINTAHAN
KERAJAAN MATARAM ISLAM SEBAGAI ALTERNATIF
MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH
Oleh:
HY. Agus Murdiyastomo1
Aman2
Universitas Negeri Yogyakarta
ABSTRAK
Permasalahan pokok yang dialami pembelajaran sejarah selama ini adalah selalu
diidentikkan sebagai pembelajaran yang membosankan dan tidak menarik di
kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana dinamika kerajaan
Mataram Islam.Metode tahap I (Tahun I): berupa studi pendahuluan terdiri dari
studi pustaka dan studi lapangan dengan menggunakan pendekatah historis.
Kerajaan Mataram merupakan kerajaan Islam yang dibangun dengan perjuangan
keras pendirinya. Panembahan Senopati yang berhasil mengalahkan Pajang dan
membangun kraton di Kota Gede, Kraton ini digunakan oleh raja-raja Mataram
hingga puncak kejayaannya di bawah Sultan Agung Hanyakrakusuma. Akan
tetapi kekalahan Mataram dari VOC menyebabkan Mataram mengalami
kemunduran, terlebih setelah Sultan Agung Hanyakrakusuma wafat.Penggantinya
Amangkurat I lebih banyak memikirkan kesenangannya sendiri, daripada
memikirkan rakyat dan negaranya.Ia dikenal mempunyai banyak selir, dan
berdarah dingin siapapun yang tidak disukainya pasti dibunuh. Kota Gede yang
berkembang pesat sebagai pusat kegiatan ekonomi, dianggap sudah kurang layak
digunakan sebagai pusat pemerintahan. Oleh sebab itu ia memerintahkan untuk
memindahkan kraton dari Kota Gede ke Pleret. Raden Mas Rahmat
menggantikan kedudukan ayahnya dan bergelar Amangkurat II, tetapi ia tidak
kembali ke Pleret, karena pleret diduduki oleh Pangeran Puger, Selain itu
menurut keyakinan bahwa kraton yang telah diduduki musuh sudah kehilangan
kesakralannya. Oleh karenanya Amangkurat II kemudian membangun kraton
baru di Kartasura.Hal ini disebabkan Pleret diduduki oleh saudaranya Pangeran
Puger, yang kemudian mendapat pengakuan dari VOC dan bergelar Pakubuwana
I. Sebagai seorang raja Jawa maka ia berinisiatif untuk menyerang Kartasura
Amangkurat III melarikan diri ke timur. Setelah Kartasura dikuasai, tetapi kelak
kraton ini juga ditinggalkan dan kraton dipindahkan ke Surakarta ketika Paku
Buwono II berkuasa.Dengan demikian Mataram telah mengalami empat kali
perpindahan Kota Gede, Pleret, Kartasura dan Surakarta.
Kata Kunci: maket, pemerintahan, dan Mataram Islam.
1
2
Dosen tetap di Universitas Negeri Yogyakarta
Dosen tetap di Universitas Negeri Yogyakarta
1
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
(The Development Of Mockup Of Central Government Mataram Kingdom As A History
Subject Media Alternative)
ABSTRACT
All this time, the main issue on history learning process is identified as a boring
and dull class. This study is aimed to examine: the dynamic of Islamic Mataram
kingdom. Method Phase 1 (Year 1): is an introductory study which consists of
literature study and field research with a history approach. Mataram Kingdom
was an Islamic kingdom that was built through the hard work of its founder.
PanembahanSenopati defeated Pajang and built a palace in Kotagede which later
was used by Mataram kings until their peak of glory under Sultan
AgungHanyakrakusuma. However the defeat of Mataram from VOC caused them
to lose their ground, moreover after Sultan AgungHanyakrakusuma deceased. His
successor, Amangkurat I, spent more time to think about his interest instead of his
people and country. He was known to have many concubines and cold-blooded.
He would kill anyone he didn‟t like. Kotagede that had developed itself as the
central of economic activities was considered to be no longer suitable for the
central of government. Therefore he ordered to move the palace from Kotagede to
Pleret. Raden Mas Rahmat, who later took the position of his father and assigned
by a title of „Amangkurat II‟, didn‟t want to go back to Pleret because it had been
taken by Puger Prince. Besides he believed that once a palace had been taken by
an enemy, it would lose its sacredness. Thus Amangkurat II built new palace in
Kartasura since his brother, Puger Prince, inhabited Pleret which later
acknowledged by VOC and assigned by a title of „Pakubuwana I‟. As a Javanese
king, he initiated to attack Kartasura. Amangkurat III escaped to the east when
Kartasura was taken. But this palace would also be abandoned later, and moved
to Surakarta when Pakubuwono II ruled the place. Thus it concludes that
Mataram moved its government four times, from Kotagede, Plered, Kartasura,
and lastly, Surakarta.
Keywords: government, Islamic Mataram, mockup.
2
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
film, video, film bingkai, foto maupun
Pendahuluan
Permasalahan pokok yang dialami
verbal.
(3).
Media
pendidikan
yang
pembelajaran sejarah selama ini adalah
digunakan secara tepat dapat mengatasi
selalu diidentikkan sebagai pembelajaran
sikap pasif anak didik.
yang membosankan dan tidak menarik di
Dalam hal ini media pembelajaran
kelas. Baik strategi, metode, dan teknik
antara lain berguna untuk: menimbulkan
pembelajaran lebih banyak bertumpu pada
gairah belajar dan memungkinkan peserta
pendekatan berbasis guru yang monoton,
didik
serta meminimalkan partisipasi peserta didik.
kemampuan dan minatnya. (4). Dengan
Pendidik diposisikan sebagai satu–satunya
media pendidikan guru dapat mengatasi
dan pokok sumber informasi, peserta didik
kesulitan-kesulitan akibat perbedaan sifat,
tertinggal sebagai objek penderita manakala
lingkungan dan pengalaman siswa. Hal ini
guru sebagai segala sumber dan pengelola
dikarenakan media memiliki kemampuan:
informasi hanya mengajar dengan metode
memberikan
ceramah dan tanya jawab yang konvensional.
mempersamakan
Pembelajaran
sendiri-sendiri
perangsang
sesuai
yang
sama,
pengalaman,
dan
disamping
menimbulkan persepsi yang sama. Senada
membosankan dan tidak menarik, juga hanya
dengan pendapat di atas, menurut Gagne
menjadi wahana pengembangan ketrampilan
yang
berfikir
mengungkapkan
tingkat
sejarah
belajar
rendah.
Sehingga
dikutip
Rusman
bahwa
(2011:
“media
170)
adalah
ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran
berbagai jenis komponen dalam lingkungan
sejarah selalu rendah.
siswa yang dapat memberikan rangsangan
Selain itu, permasalahan lain yang
untuk belajar”. Disamping pendapat tersebut
membuat pembelajaran sejarah terkesan
Kempt & Dayton mengungkapkan bahwa
membosankan, pendidik kurang atau jarang
fungsi utama media adalah “memotivasi
menggunakan media bantu sebagai media
minat dan tindakan…” (Rusman, 2011:172).
pembelajaran.
menggunakan,
Media pembelajaran dapat berupa film
media pembelajaran yang pun dirasa kurang
transparansi, kaset video, maket, media
menarik dan kurang mudah dipahami oleh
berbasis komputer dan lainnya.
Misalkan
siswa. Media pembelajaran menurut Arief S.
Sadiman
(2011:17)
memiliki
Oleh karenanya peneliti membuat
terobosan
media
pembelajaran
berbasis
kegunaan sebagai berikut: (1). Memperjelas
maket. Media pembelajaran yang akan
penyajian pesan agar tidak terlalu berisfat
dibuat
verbalistis.
keterbatasan
pemerintahan Kerajaan Mataram Islam.
ruang, waktu dan daya indera, seperti:
Perkembangan Islam di Indonesia tidak
kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa
terlepas dari besarnya kerajaan-kerajaan
lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
Islam termasuk salah satunya Kerajaan
(2).
Mengatasi
adalah
maket
pusat-pusat
3
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Mataram Islam. Kerajaan Mataram Islam
kemudian lebih dikembangkan di kota-kota
berdiri pada tahun 1582. Pusat kerajaan ini
Jawa yang lebih muda. Penelitian ini juga
awalnya terletak di sebelah tenggara kota
akan
Yogyakarta, yakni di Kotagede.
menyeluruh
Dalam
memberikan
gambaran
tentang
yang
muncul,
tumbuh
sejarah Islam, Kerajaan Mataram Islam
kembang, dan surutnya kota-kota tersebut
memiliki peran yang cukup penting dalam
beserta kehidupan masyarakatnya. Penelitian
perjalanan secara kerajaan-kerajaan Islam di
ini diharapkan untuk dapat dipakai sebagai
Nusantara. Hal ini terlihat dari semangat
bahan untuk memahami dan mengkaji
raja-raja
berbagai persoalan sosial dan budaya yang
untuk
memperluas
daerah
kekuasaan dan mengIslamkan para penduduk
muncul
daerah
para
Indonesia masa kini, dan meningkatkan
pengembangan
pemahaman tentang perkembangan kota
kekuasaannya,
pemuka
agama,
keterlibatan
hingga
kebudayaan yang bercorak Islam di jawa
dalam
kota
di
yang selalu dinamis.
(Inajati Adrisijanti, 2004: 2).
Dalam
pertumbuhan
Manfaat media pembelajaran maket
sejarahnya,
ini diharapkan akan memotivasi siswa untuk
Kerajaan Mataram Islam yang merupakan
belajar mandiri, kreatif, efektif dan efisien.
Kerajaan Demak dan kemudian Pajang,
Selain itu dengan media pembelajaran
mula-mula beribukota di Kota Gede, sekitar
berbasis
6 km di selatan kota Yogyakarta. Kira-kira
mengurangi kejenuhan siswa karena selama
70
ibukota
ini proses pembelajaran yang dilakukan oleh
dipindahkan ke arah tenggara Kota Gede,
kebanyakan sekolah adalah metode tatap
yaitu
tahun
muka (ceramah). Bertolak dari latar belakang
kemudian, Plered juga ditinggalkan untuk
tersebut diatas dapat dirumuskan dalam
pindah ke Kartasura yang berjarak sekitar 70
bentuk
km di arah timur Plered. Akhirnya, pada
“Pengembangan
tanggal 20 Februari 1746, ibukota kerajaan
Pemerintahan
Mataram
Sebagai
tahun
perjalanan
kemudian
Plered.
Tiga
Islam
(1648)
puluh
tiga
dipindahkan
lagi
dari
maket
ini,
diharapkan
penelitian
dengan
Maket
Kerajaan
Alternatif
dapat
judul
Pusat-pusat
Mataram
Media
Islam
Pembelajaran
Kartasura ke Surakarta (Inajati Adrisijanti,
Sejarah”.
2004: 8).
masalah dan idetifikasi permasalahan yang
Posisi
kota-kota
pusat
kerajaan
telah
Berdasarkan
diurakan
di
latar
muka,
belakang
dirumuskan
Mataram Islam di dalam rangkaian “mata
permasalahan pokok
rantai” sejarah perkotaan di Jawa adalah
bagaimanakah
sebagai pengembang dan penegas pola kota,
pemerintahan Kerajaan Mataram Islam,
tata ruang kota, dan kehidupan masyarakat
bagaimanakah pengembangan dan kualitas
Jawa yang Islami, yang embrionya muncul
produk media pembelajaran maket ditinjau
di kota Demak. Aspek-aspek itulah yang
dari
aspek
sebagai
sejarah
media,
berikut:
perkembangan
dan aspek
materi,
4
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
bagaimana efektivitas penggunaan media
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
pembelajaran
daya indera, seperti objek yang terlalu besar
maket
sejarah
dalam
pembelajaran.
bisa digantikan dengan realita, gambar, film
1. Media
bingkai
atau
model;
(3)
dengan
Kata media berasal dari bahasa latin
menggunakan media pembelajaran secara
yang merupakan bentuk jamak dari medium
tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif
yang secara harafiah berarti perantara atau
anak didik, sehingga dapat menimbulkan
pengantar pesan dari pengirim ke penerima
kegairahan belajar, memungkinan interaksi
pesan (Arief S. Sadiman, dkk, 2011: 6).
yang lebih langsung antara siswa dengan
Batasan mengenai pengertian media sangat
dunia realita, memungkinkan belajar sendiri
luas, namun dibatasi pada media pendidikan
menurut kemampuan dan minat; (4) dengan
yakni media yang digunakan sebagai alat dan
menggunakan media pembelajaran secara
bahan penunjang kegiatan belajar mengajar.
tepat
Azhar Arsyad (2006: 3) memberi batasan
kesulitan akibat perbedaan sifat, lingkungan
bahwa media adalah segala bentuk dan
maupun pengalaman siswa.
saluran
yang
dapat
mengatasi
kesulitan-
untuk
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai
menyampaikan pesan atau informasi. Dalam
(2010: 2-3) mengemukakan bahwa fungsi
konteks pembelajaran merupakan segala
dari media pembelajaran di sekolah antara
sesuatu
lain: (1) pembelajaran akan lebih menarik
yang
digunakan
guru
dapat
digunakan
untuk
menyalurkan pesan dari pengajar kepada
perhatian
siswa
sehingga
dapat
siswa sehingga terjadi proses pembelajaran
menumbuhkan motivasi belajar para siswa;
secara khusus.
(2) bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat dipahami oleh
para siswa; (3) metode akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata bentuk komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata guru, sehingga
siswa tidak mengalami kebosanan; (4) siswa
lebih banyak melakukan kegiatan belajar
Gambar 1. Posisi Media dalam Sistem
Pembelajaran.
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru
namun
juga
beraktivitas
lain
seperti
mengamati, melakukam/mendemonstrasikan
Menurut Arif S. Sadiman (2011: 17)
secara langsung, seperti dalam teori.
media pembelajaran mempunyai manfaat:
(1) memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk
kata-kata tertulis atau lisan belaka); (2)
5
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
untuk
mencapai
tujuan.
Berdasarkan
pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
pembelajaran merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan
peserta didik dengan didukung berbagai
fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan
Gambar 2. Arah dan Tujuan Media
yang sudah ditentukan.
pendapat
2.
Dari beberapa
pembelajaran
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
Pembelajaran Sejarah
Menurut Poerwodarminto (2006: 22)
suatu kegiatan yang menunjukkan adanya
“pembelajaran” sama dengan “instruction”
interaksi antara siswa dengan lingkungan
atau “pengajaran”. Pengajaran memiliki arti
belajarnya baik itu dengan guru, teman-
“cara”
atau
perbuatan
mengajarkan.
Dalam
mengajar
atau
temannya, alat, media pembelajaran, dan
pengajaran
ada
sumber belajar.
kegiatan atau perbuatan mengajar hal ini
mengandung arti ada interaksi antara pihak
3. Pusat-pusat Pemerintahan Kerajaan
Mataram Islam
yang mengajar dan diajar, yaitu guru sebagai
Dalam perjalanan sejarah Kerajaan
pihak yang mengajar dan peserta didik
Mataram
sebagai pihak yang diajar. Berdasarkan
perpindahan pusat pemerintahan. Kerajaan
pernyataan di atas pengajaran dapat diartikan
Mataram Islam awalnya beribukota di Kota
sebagai perbuatan belajar oleh peserta didik
Gede,
dan mengajar oleh guru. Kegiatan belajar
Yogyakarta. Kira-kira 70 tahun kemudian
mengajar ini merupakan kesatuan dari dua
(1648) ibukota dipindahkan ke arah tenggara
kegiatan searah. Kegiatan belajar merupakan
Kota Gede, yaitu Plered. Tiga puluh tiga
kegiatan
kegiatan
tahun kemudian, Plered juga ditinggalkan
mengajar merupakan kegiatan sekunder.
untuk pindah ke Kartasura yang berjarak
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sekitar 70 km di arah timur Plered.
kegiatan belajar mengajar merupakan suatu
Akhirnya, pada tanggal 20 Februari 1746,
kegiatan
beberapa
ibukota kerajaan Mataram Islam dipindahkan
komponen yaitu: guru, peserta didik, tujuan,
lagi dari Kartasura ke Surakarta (Inajati
materi
Adrisijanti, 2004: 8).
primer
yang
pelajaran,
sedangkan
melibatkan
metode,
media
dan
evaluasi.
sekitar
mengalami
6
km
di
tiga
kali
selatan kota
Pada masa Islam di Indonesia,
Menurut
pembelajaran
tersusun
Islam
Hamalik
adalah
meliputi
(2007:
kombinasi
unsur-unsur
57)
yang
manusia,
materi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
muncul
kota-kota
yang
kebanyakan
mengambil tempat di wilayah pesisir, seperti
Samudra
Pasai,
Demak,
Banten,
dan
Makassar. Adapula kota-kota pada masa itu
6
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
yang lokasi geografisnya di pedalaman,
seperti
lazimnya
bandar-bandar
pusat
seperti Pajang, Kota Gedhe, dan Yogyakarta.
kerajaan Islam lainnya. Kotagede terletak
Beberapa kota seperti Samudra Pasai, jejak-
sekitar 6 km arah tenggara Yogyakarta.
jejak fisiknya sudah amat sukar ditemukan,
Sebagai bekas pusat kerajaan Mataram,
dan beberapa kota lainnya seperti Banten dan
Kotagede dijadikan kawasan warisan cagar
Plered, sisa-sisanya masih dapat dilihat.
budaya atau heritage. Sampai saat ini
Beberapa kota lainnya masih hidup dan
Kotagede dikenali sebagai pusat industri
berkembang hingga saat ini, seperti Cirebon,
kerajinan perak.
Kota Gede, dan Makassar.
Plered
Pada tahun 1613, Sultan Agung
Kota Gede
Kota Gede merupakan pusat kota di
memindahkan pusat kerajaan ke Karta (dekat
Jawa pada jaman kerajaan Mataram Islam.
Plered) dan berakhirlah era Kota gede
Menurut Babad Tanah Jawi, Kotagede
sebagai pusat kerajaan Mataram Islam.
didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan di
Terletak di hampir 10 Km kearah tenggara
daerah hutan Mentaok. Ketika putranya,
dari pusat kota jogja, sisa-sisa kemegahan
Sutawijaya
menjadi raja Mataram dan
Kraton Pleret hampir tidak bisa kita lihat saat
bergelar Panembahan Senopati, kawasan
ini. Sebagai salah kota pusat pemerintahan
hutan Mentaok dibangun menjadi ibukota
Kerajaan Mataram-Islam, Pleret mempunyai
kerajaan Mataram. Di bawah pemerintahan
komponen-komponen
Senapati yang bijaksana, desa berubah
lengkap jika dibandingkan dengan Kerta dan
menjadi kota yang lebih ramai dan makmur,
Kota
oleh karena itu dikenal sebagai Kotagede
historis, beberapa komponen bangunan yang
(kota besar). Meski hanya sekitar 58 tahun
terdapat di Pleret antara lain: 1) Tembok
menjadi ibukota kerajaan, Kotagede telah
keliling atau benteng. 2) Keraton, alun-alun,
memiliki
komponen-
dan masjid agung. 3) Bangunan-bangunan
pemerintahan
air. Beberapa komponen di dalam keraton
komponen
tata
ruang
sebagai
dan
pusat
kerajaan.
Di dalam kawasan Kotagede terdapat
Gede.
kota
Berdasarkan
yang
cukup
sumber
data
adalah sebagai berikut sitinggil, bangsal
witana, mandungan, sri menganti, pecaosan,
peninggalan sejarah yaitu reruntuhan tembok
sumur
gumuling,
benteng, reruntuhan cepuri, singgasana raja,
prabayeksa,
Masjid Gede Mataram, dan komplek Makam
kemuning, bangsal manis, gedong kuning,
Raja. Dalam masa kekuasaan Kerajaan
dan tempat tinggal abdi dalem kedhondhong
Mataram selama kurang lebih setengah abad,
(Adrisijanti, 2000:76).
bangsal
masjid
kencana,
panepen,
bangsal
Kotagede telah menempatkan diri tampil
Pembangunan komponen-komponen
dalam panggung sejarah dan kebudayaan di
Keraton Pleret dilakukan secara bertahap.
tanah Jawa dengan memiliki tata ruang
Hal tersebut dapat diketahui dari Serat
7
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Babad Momana yang menyebutkan tahun
letaknya di Plered, saat itu telah dikuasai
pendirian
oleh Pangeran Puger. Riwayat kerajaan yang
beberapa
bangunan,
meliputi
kadipaten (1569 J), masjid agung (1571 J),
usianya
prabayeksa (1572 J), segarayasa (1574 J).
diwarnai
Keterangan lain yang dapat diperoleh adalah
memperebutkan tahta. Pada tahun 1740
pembangunan sitinggil bagian bawah dengan
terjadi
batu (1572 J), pembangunan witana atau
Tionghoa di Batavia yang menjalar sampai
anjungan di sitinggil (1574 J), permulaan
ke seluruh Jawa. Mula-mula Pakubuwana II
pembangunan karadenan atau kediaman
(pengganti Amangkurat IV) mendukung
putra mahkota (1576 J), dan pembangunan
mereka. Namun ketika melihat pihak VOC
bangsal di srimenganti (1585 J) (Graaf,
unggul, ia pun berbalik mendukung bangsa
1987: 13).
Belanda tersebut. Perbuatan Pakubuwana II
Saat ini situs keraton pleret hanya
justru
relatif
singkat
oleh
ini
cenderung
perang
saudara
pemberontakan
membuat
orang-orang
kekuatan
pemberontak
tinggal bekasnya saja dan sudah sedikit
meningkat karena banyak pejabat anti VOC
sekali komponen bangunan yang masih
yang
dapat di lacak. Hal ini mengingat main
tanggal
paddatnya pemukiman penduduk di wilayah
menyerbu Kartasura besar-besaran.
pleret. Selain itu, sebagain kawasan cagar
meninggalkannya.
30Juni1742
Akhirnya
para
pada
pemberontak
Pakubuwana II pun melarikan diri ke
budaya pleret banyak dimamfaatkan sebagai
Ponorogo.
lahan
seringkali
Cakraningrat IV dari Madura dan berhasil
menemukan sisa-sisa struktur bangunan
merebut kembali Kartasura. Pada akhir tahun
keraton pleret. Dan tidak jarang sisa bata
1743Pakubuwana II kembali ke Kartasura
struktur
diambil
namun kondisi kota tersebut sudah hancur. Ia
masyarakat sekitar untuk diubat semen
pun memutuskan membangun istana baru di
merah. Dengna adanya ini perlu dilakukan
desa
penyelamatan dan pendokumentasian sedini
ditempatinya sejak tahun 1745. Babad Tanah
mungkin untuk menyelamatkan kawasan
Jawi menyebut peristiwa ini sebagai Geger
cagar budaya pleret.
Pacinan. Rusaknya kraton di Kartasura,
Kartosuro
dianggap
industry
bata,
bangunan
Pada
tersebut
Sala
bekerja
bernama
merupakan
sama
Surakarta,
tanda
dengan
yang
hilangnya
pemerintahan
landasan kosmogonis kraton sebagai sentrum
Amangkurat II, raja membangun istana
kekuasaan, sehingga perlu dibangun kraton
Kerajaan Mataram Islam yang baru di Hutan
baru. Lokasi pusat Kerajaan berada di
Wanakarta, yang kemudian diberi nama
Kartasura, Sukoharjo, sebelah selatan pasar
Kartasura. Ia mulai pindah ke istana tersebut
sekarang. Kompleks keraton sebagian besar
pada
telah menjadi pemukiman penduduk, namun
bulan
masa
yang
VOC
September1680.
Hal
ini
dikarenakan Istana lama Mataram, yang
8
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
masih tersisa tembok bata yang mengitari
maketnya sendiri tergantung dari nama
kompleks inti keraton (Adrisijanti, 2000:96).
proyek yang sedang dikerjakan. Baik itu
gedung, rumah tinggal, pabrik, pelabuhan,
dan lain sebagainya.
Maket
Beberapa pendapat para ahli tersebut
Pengertian Maket
Maket adalah sebuah bentuk tiga
dapat disimpulkan bahwa maket adalah
dimensi yang meniru sebuah benda atau
miniatur
objek dan biasanya memiliki skala. Maket
akandibuat untuk memudahkan visualisasi
biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
hasil
sebuah keadaan. Jadi, maket digunakan
struktur, interior, eksterior atau siteplan.
sebagai sebuah representasi dari keadaaan
Adapun bahan-bahan dari maket biasanya
sebenarnya menuju keadaan yang akan
terbuat dari kayu, kertas, tanah liat, dan
diciptakan (Criss B. Mills, 2008: iii-iv). Jika
sebagainya. Hal ini bergantung pada hasil
dalam bahasa Indonesia sering disebut
akhir yang diinginkan. Seperti contoh, jika
dengan maket, maka dalam bahasa Inggris
kita ingin membuat hasil akhir maket dengan
sering disebut dengan mockup. Sementara
teknik monochrome, maka bahan yang
itu, menurut Alexander Schilling (2010: vii)
digunakan bisa saja bahan-bahan yang
maket adalah cara untuk mempresentasikan
mengandung unsur putih, seperti styrene atau
struktur yang terencana. Karena maket
styrofoam.
membantu untuk meciptakan kesan ruang
menghadirkan maket yang menghasilkan
pada tata ruang atau lingkungan yang akan
efek sephia, maka dapat digunakan bahan
diciptakan,
berupa kayu balsa.
maka
maket
adalah
alat
atau
model
rancanganbaik
bangunan
berupa
Sedangkan
yang
rancangan
bila
ingin
penyajian yang penting dalam mempelajari
arsitektur dan dalam praktik profesional.
Metode Penelitian
Menurut Schilling juga maket juga
dapat
diartikan
membantu
sesuatu
para
yang
perancang
Penelitian ini merupakan penelitian
dapat
dan pengembangan yang berorientasi pada
untuk
produk.
Penelitian
dan
pengembangan
mendapatkan proporsi dan bentuk yang
merupakan jenis penelitian yang banyak
tepat, dan juga sebagai alat bantu untuk
digunakan
meninjau ide sketsa dalam tiga dimensi dan
praktis di dunia pendidikan. Sebagaimana
membantu
Borg dan Gall (1983:772) menyatakan
mengembangkan
ide
para
untuk
memecahkan
“educational
masalah
perancang. Terdapat banyak jenis maket.
bahwa
Beberapa
jenisnya
maket
development (R&D) is a process used to
arsitektur,
maket
mekanikal,
maket
develop
simulasi,
maket
production”.
antara
struktural,
maket
diorama,dan
lain-lain.
lain:
Sedangkan
judul
and
research
validate
Artinya
and
educational
penelitian
dan
pengembangan pendidikan adalah suatu
9
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
proses
yang
digunakan
untuk
selanjutnya
disebut
Banyak
pendidikan. Penelitian model pengembangan
berdirinya kerajaan Mataram berdasarkan
dipilih karena penelitian pengembangan
mitos dan legenda. Pada umumnya versi-
yang
versi
berorientasi
pada
mengenai
Mataram.
mengembangkan dan memvalidasi produk
dilakukan
versi
Kerajaan
tersebut
masa
mengaitkannya
awal
dengan
produk.Menurut Borg dan Gall (1983; 772)
kerajaan-kerajaan terdahulu, seperti Demak
ada dua tujuan utama, yaitu mengembangkan
dan Pajang.
produk dan menguji keefektifan produk
Menurut salah satu versi, setelah
dalam mencapai tujuan. Tujuan pertama
Demak mengalami kemunduran, ibukotanya
disebut
dipindahkan
sebagai
fungsi
pengembangan
ke
Pajang
mulailah
sebagai
kerajaan
dimana produk yang dihasilkan bisa berupa
pemerintahan
software, hardware seperti buku, modul,
(http://tembi.net/selft/0000/mataram/matara
paket program pembelajaran ataupun alat
m01.htm). Kerajaan Mataram berdiri pada
bantu belajar, sedangkan tujuan kedua
tahun 1582. Wilayah kekuasaan Mataram
disebut sebagai fungsi validasi. Produk yang
meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
akan dihasilkan dalam penelitian ini berupa
sebagian
hardware
menganeksasi
maket
media
pembelajaran
sejarah.
Pajang
dan
Jawa
Barat.
wilayah
Sebelum
negara
VOC
Mataram
sampai akhir abad ke-17, seluruh wilayah
kekuasaan Mataram dibagi menjadi beberapa
Hasil Penelitian dan Pembahasan
kesatuan wilayah besar yang berkedudukan d
1.
keraton sebagai pusatnya. Adapun urutan
Wilayah Kekuasaan Mataram Islam
Pada abad ke-16 di Jawa terdapat
pembagian dari pusat ke daerah adalah
beberapa negara yang berbentuk kerajaan,
meliputi istana atau keraton raja merupakan
antara lain Majapahit, Demak, Pajang,
pusat negara dan terletak di ibukota negara,
Banten,
yang biasa disebut wilayah Kutanegara atau
Cirebon,
dan Mataram Islam.
Agama Islam berkembang secara berangsur-
sering disingkat Kutagara.
angsur, mulai dari kalangan rakyat biasa di
Selanjutnya wilayah yang mengitari
daerah pesisir pantai Jawa, kemudian ke
Kutagara ini disebut Negara Agung. Menurut
pedalaman di kalangan raja dan para
Serat Pustaka Raja Puwara wilayah Negara
bangsawan (Notosusanto, 1993:1). Pada
Agung ini semula dibagi menjadi empat
masa
mengalami
bagian, yang meliputi daerah-daerah Kedu,
perkembangan pesat dan mulai menggeser
Siti Ageng atau Bumi Gede, Bagelen, dan
kedudukan Hindu-Buddha sebagai agama
Pajang. Pada zaman Sultan Agung, masing-
yang dianut oleh masyarakat sebelumnya.
masing daerah tersebut dibagi lagi menjadi
Salah satunya adalah Kerajaan Mataram
dua bagian. Daerah ini dinamai Siti Bumi
Islam
dan Bumijo, masing-masing terletak di
ini,
atau
memang
yang
Islam
pada
pembahasan
10
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
sebelah barat dan timur Sungai Progo.
berbagai bidang sampai ia meninggal pada
Daerah Siti Ageng yang terletak di antara
tahun 1601. Ia digantikan oleh putranya, Mas
Pajang dan Demak dibagi menjadi daerah
Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak
Siti Ageng Kiwa dan Siti Ageng Tengen.
(1601 – 1613). Peran Mas Jolang tidak
Daerah Bagelen menjadi daerah Sewu,
banyak yang menarik untuk dicatat. Setelah
terletak di antara Sungai Bogowonto dan
Mas Jolang meninggal, ia digantikan oleh
Sungai Donan di Cilacap dan daerah
Mas Rangsang (1613 – 1645). Pada masa
Numbak Anyar yang terletak diantara Sungai
pemerintahannya,
Bogowonto dan Sungai Progo. Adapun
kejayaan. Baik dalam bidang perluasan
daerah Pajang juga dibagi menjadi dua
daerah kekuasaan, maupun agama dan
bagian, ialah daerah Panumpin, meliputi
kebudayaan.
daerah Sukowati, dan daerah Panekar, ialah
daerah Pajang sendiri.
Pangeran
2. Raja-Raja yang Memerintah Mataram
mendapat
nama
Hanyakrakusuma
kekuasaannya.
Islam
atau
Mas
pemerintahan
gelar
Agung
selama
Agung
masa
Hanyakrakusuma
berhasil membawa Mataram ke puncak
Sistem Pemerintahan
Sistem
Jatmiko
mencapai
Rangsang menjadi raja Mataram yang ketiga.
Ia
a.
Mataram
Kerajaan
kejayaan dengan pusat pemerintahan di
Mataram Islam adalah sistem Dewa-Raja.
Yogyakarta. Gelar “sultan” yang disandang
Artinya
oleh Sultan Agung menunjukkan bahwa ia
pusat
kekuasaan tertinggi dan
mutlak ada pada diri sultan. Seorang sultan
mempunyai
atau raja sering digambarkan memiliki sifat
sebelumnya, yaitu Panembahan Senopati dan
keramat, yang kebijaksanaannya terpacar
Panembahan
dari kejernihan air muka dan kewibawannya
dinobatkan sebagai raja pada tahun 1613
yang tiada tara. Raja menampakkan diri pada
pada umur sekitar 20 tahun dengan gelar
rakyat sekali seminggu di alun-alun istana.
“Panembahan”. Pada tahun 1624, gelar
Selain sultan, pejabat penting lainnya adalah
“Panembahan” diganti menjadi “Susuhunan”
kaum priyayi yang merupakan penghubung
atau “Sunan”. Pada tahun 1641, Agung
antara raja dan rakyat. Selain itu ada pula
Hanyakrakusuma menerima pengakuan dari
panglima
Mekah sebagai sultan, kemudian mengambil
perang
yang
bergelar
kelebihan
Seda
Kusumadayu, serta perwira rendahan atau
gelar
Yudanegara.
Hanyakrakusuma
Pejabat
lainnya
adalah
Sasranegara, pejabat administrasi.
dari
Ing
selengkapnya
raja-raja
Krapyak.
Sultan
Senopati
Ia
Agung
Ing
Alaga
Agung
untuk
Ngabdurrahman.
Dengan sistem pemerintahan seperti
Cita-cita
Sultan
itu, Panembahan Senopati terus-menerus
memerintah seluruh Pulau Jawa, Kerajaan
memperkuat
Mataram pun terlibat dalam perang yang
pengaruh
Mataram
dalam
11
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
berkepanjangan
baik
dengan
penguasa-
1628, Mataram mempersiapkan pasukan di
penguasa daerah, maupun dengan kompeni
bawah pimpinan Tumenggung Baureksa dan
VOC yang mengincar Pulau Jawa. Pada
Tumenggung
tahun 1614, Sultan Agung mempersatukan
mengempung Batavia.
Kediri, Pasuruan, Lumajang, dan Malang.
Sayang
Sura
Agul-agul,
sekali,
karena
untuk
kuatnya
Pada tahun 1615, kekuatan tentara Mataram
pertahanan Belanda, serangan ini gagal,
lebih difokuskan ke daerah Wirasaba, tempat
bahkan
yang sangat strategis untuk menghadapi
Kegagalan tersebut menyebabkan Mataram
Jawa Timur. Daerah ini pun berhasil
bersemangat menyusun kekuatan yang lebih
ditaklukkan.
terjadi
terlatih dan persiapan yang lebih matang.
pertempuran antara tentara Mataram dan
Maka pada tahun 1629, pasukan Sultan
tentara Surabaya, Pasuruan, Tuban, Jepara,
Agung kembali menyerbu Batavia. Kali ini,
Wirasaba,
Sumenep.
Ki Ageng Juminah, Ki Ageng Purbaya, ki
Peperangan ini dapat dimenangkan oleh
Ageng Puger adalah para pimpinannya.
tentara Mataram, dan merupakan kunci
Penyerbuan dilancarkan terhadap benteng
kemenangan untuk masa selanjutnya. Di
Hollandia
tahun yang sama Lasem menyerah. Tahun
serangan ini kembali dapat dipatahkan,
1619,
dapat
hingga
menyebabkan pasukan Mataram
Mataram
ditarik
mundur
pada
tahun
Arosbaya
Tuban
dipersatukan.
dan
dan
Pasuruan
Selanjutnya
berhadapan langsung
Untuk
1616,
menghadapi
tumenggung
dan
Baureksa
Bommel.
pada
Akan
tahun
itu
gugur.
tetapi
juga.
dengan
Surabaya.
Selanjutnya, serangan Mataram diarahkan ke
Surabaya,
Mataram
Blambangan yang dapat diintegrasikan pada
melakukan strategi mengepung, yaitu lebih
tahun 1639.
dahulu
b.
menggempur
daerah-daerah
Riwayat Raja-Raja Mataram
pedalaman seperti Sukadana (1622) dan
Pada masa berkembangnya kerajaan,
Madura (1624). Akhirnya, Surabaya dapat
raja mempunyai sentral di dalam wilayah
dikuasai pada tahun 1625.
negaranya.
Dengan
penaklukan-penaklukan
Keabsahan
(legitimacy)
kedudukan dan kekuasaan raja didapat
tersebut, Mataram menjadi kerajaan yang
karena
sangat kuat secara militer. Pada tahun, 1627,
(Notosusanto, 1993: 5). Otoritas raja lebih
seluruh Pulau Jawa kecuali Kesultanan
banyak didasarkan pada kharisma dan
Banten dan wilayah kekuasaan kompeni
kelebihan kemampuan pribadinya, maka
VOC di Batavia telah berhasil dipersatukan
pada masa-masa kemudian otoritas raja telah
di bawah Mataram. Sukses besar tersebut
dilembagakan menjadi tradisi. Dalam sejarah
menumbuhkan
Sultan
Islam, Kesultanan Mataram memiliki peran
Agung untuk menantang kompeni yang
yang cukup penting dalam perjalanan sejarah
masih bercokol di Batavia. Maka, pada tahun
kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Hal ini
kepercayaan
diri
warisan
menurut
tradisi
12
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
terlihat
dari
semangat
memperluas
daerah
raja-raja
untuk
antara Mataram dengan Pajang memburuk.
kekuasaan
dan
Hubungan yang tegang antara Sutawijaya
mengislamkan
para
penduduk
daerah
dan
Kesultanan
kekuasaannya.
Pada
awalnya
daerah
menimbulkan
Mataram dikuasai Kesultanan Pajang sebagai
peperangan
balas
Pajang
akhirnya
peperangan.
Dalam
ini,
Kesultanan
Pajang
jasa
atas
perjuangan
dalam
mengalami kekalahan. Setelah penguasa
mengalahkan
Arya
Penangsang.
Sultan
pajak yakni Hadiwijaya meninggal dunia
Hadiwijaya menghadiahkan daerah Mataram
(1587),
kepada Ki Ageng Pemanahan. Selanjutnya,
menjadi
oleh
Mataram
penembahan Senopati Ing Alaga Sayidin
dibangun sebagai tempat permukiman baru
Panatagama (Mifathul A‟la, 2010: 103). Ia
dan persawahan.
mulai
Ki
Ageng
Pemanahan
Sutawijaya
raja
mengangkat
Mataram
membangun
dirinya
dengan
kerajaannya
gelar
dan
Akan tetapi, kehadirannya di daerah
memindahkan senopati pusat pemerintahan
ini dan usaha pembangunannya mendapat
ke Kotagede. Untuk memperluas daerah
berbagai tanggapan dari para penguasa
kekuasaanya,
setempat. Misalnya, Ki Ageng Giring yang
melancarkan serangan-serangan ke daerah
berasal dari wangsa Kajoran secara terang-
sekitar. Misalnya dengan menaklukkan Ki
terangan menentang kehadirannya. Begitu
Ageng Mangir dan Ki Ageng Giring.
penembahan
senopati
pula ki Ageng Tembayat dan Ki Ageng
Mangir. Namun masih ada yang menerima
kehadirannya, misalnya ki Ageng Karanglo.
Meskipun
demikian,
tanggapan
dan
sambutan yang beraneka itu tidak mengubah
pendirian Ki Ageng Pemanahan untuk
melanjutkan pembangunan daerah itu. Ia
Gambar 3. daerah kekuasaan Kerajaan
membangun pusat kekuatan di Plered dan
Mataram Islam
menyiapkan strategi untuk menundukkan
para
penguasa
yang
menentang
kehadirannya.
Pada
meninggal
Pada
tahun
1590,
Penembahan
Senopati menguasai Madiun yang waktu itu
tahun
dunia.
1575,
Ia
Pemanahan
digantikan
oleh
bersekutu dengan Surabaya. Pada tahun 1591
ia mengalahkan Kediri dan Jipang, lalu
putranya, Danang Sutawijaya atau Pangeran
melanjutkannya
dengan
Ngabehi Loring Pasar. Di samping bertekad
Pasuruan dan Tuban pada tahun 1598-
melanjutkan mimpi ayahandanya, ia bercita-
1599.Sebagai
cita membebaskan diri dari kekuasaan
Panembahan
Pajang. Hal ini mengakibatkan hubungan
penaklukkan-penaklukan
raja
Islam
Senopati
penaklukkan
yang
baru,
melaksanakan
itu
untuk
13
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
mewujudkan gagasannya bahwa Mataram
Pamekasan, Sumenep, Sampang,
harus menjadi pusat budaya dan agama
Pasuruhan, kemudian Surabaya.
Islam, untuk menggantikan atau melanjutkan
Salah satu usaha mempersatukan
Kesultanan Demak (De Graaf, 1985: 287).
kerajaan Islam di Pulau Jawa
Disebutkan pula dalam cerita babad bahwa
adalah dengan ikatan perkawinan.
cita-cita itu berasal dari wangsit yang
Sultan Agung mengambil menantu
diterimanya dari Lipura (desa yang terletak
Bupati Surabaya Pangeran Pekik
di sebelah barat daya Yogyakarta). Wangsit
dijodohkan dengan putrinya yaitu
datang
Ratu Wandansari.
setelah
mimpi
dan
pertemuan
senopati dengan penguasa laut selatan, Nyi
Roro
Kidul,
ketika
di Parangtritis dan Gua
ia
bersemedi
Langse di
b. Anti penjajah Belanda
Sultan Agung adalah raja yang
Selatan
sangat benci terhadap penjajah
Yogyakarta. Dari pertemuan itu disebutkan
Belanda. Hal ini terbukti dengan
bahwa kelak ia akan menguasai seluruh
dua kali menyerang Belanda ke
tanah Jawa.
Batavia, yaitu yang pertama tahun
1628 dan yang kedua tahun 1629.
c. Kemajuan yang Dicapai Kerajaan
Kedua penyerangan ini mengalami
Mataram Islam.
kegagalan.
1. Bidang Politik
kegagalannya, antara lain:
Kemajuan politik yang dicapai Sultan
1) Jarak
Adapun
yang
penyebab
terlalu
jauh
Agung adalah menyatukan kerajaan-
berakibat
kerajaan Islam di Jawa dan menyerang
ketahanan
Belanda di Batavia. Menjelang akhir
Mereka harus menempuh jalan
hayatnya, Sultan Agung menerapkan
kaki selama satu bulan dengan
peraturan yang bertujuan mencegah
medan yang sangat sulit.
perebutan tahta, antara keluarga raja
dan
putra
mahkota.
kepemimpinan
Di
Sultan
bawah
Agung,
Mataram tidak hanya menjadi pusat
kekuasaan, tapi juga menjadi pusat
mengurangi
prajurit
Mataram.
2) Kekurangan dukungan logistik
menyebabkan
pertahanan
prajurit Mataram di Batavia
menjadi lemah.
3) Kalah
dalam
penyebaran Islam.
persenjataan
a. Penyatuan kerajaan-kerajaan Islam
yang dimiliki kompeni Belanda
Sultan Agung berhasil menyatukan
kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.
Usaha
ini
menguasai
dimulai
Gresik,
dengan
dengan
sistem
senjata
yang serba modern.
4) Banyak prajurit Mataram yang
terjangkit
penyakit
dan
Jaratan,
14
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
meninggal, sehingga semakin
kering ke daerah yang subur
memperlemah kekuatan.
dengan irigasi yang baik. Dengan
5) Portugis
bersedia
membantu
usaha tersebut, Mataram banyak
dengan
menyerang
mengekspor beras ke Malaka.
Mataram
Batavia lewat laut, sedangkan
b. Penyatuan kerajaan-kerajaan Islam
Mataram lewat darat. Ternyata
di
Portugis mengingkari. Akhirnya
menambah kekuatan politik,tetapi
Mataram dalam menghadapai
juga kekuatan ekonomi. Dengan
Belanda tanpa bantuan Portugis.
demikian ekonomi Mataram tidak
6) Kesalahan politik Sultan Agung
semata-mata tergantung ekonomi
yang
tidak
mengadakan
kerjasama dengan Banten dalam
menyerang Belanda. Waktu itu
mereka saling bersaing.
agraris,
Jawa
tetapi
tidak
juga
hanya
karena
pelayaran dan perdagangan.
3. Bidang Sosial Budaya
Kemajuan dalam bidang sosial budaya
7) Sistem koordinasi yang kurang
kompak antara angkatan laut
dengan
pesisir
angkatan
meliputi hal-hal berikut:
a. Timbulnya kebudayaan kejawen
darat.
Unsur ini merupakan akulturasi
laut
dan asimilasi antara kebudayaan
mengadakan penyerangan lebih
asli Jawa dengan Islam. Misalnya
awal
upacara
Ternyata
angkatan
sehingga
penyerangan
rencana
Mataram
ini
diketahui Belanda.
seorang
pribumi,
rencana
sehingga
penyerangan
ini
diketahui Belanda sebelumnya.
yang
semula
merupakan pemujaan roh nenek
moyang.
8) Akibat penghianatan oleh salah
Grebeg
dengan
Kemudian,
doa-doa
dilakukan
agama
Islam.
Sampai kini, di Jawa kita kenal
sebagai Grebeg Syawal, Grebeg
Maulud dan sebagainya.
b. Perhitungan Tarikh Jawa
2. Bidang Ekonomi
Kemajuan dalam bidang ekonomi
Sultan Agung berhasil menyusun
meliputi hal-hal berikut ini:
tarikh Jawa. Sebelum tahun 1633
a. Sebagai negara agraris, Mataram
M, Mataram menggunakan tarikh
mampu
meningkatkan
produksi
Hindu yang didasarkan peredaran
beras
dengan
memanfaatkan
matahari (tarikh syamsiyah). Sejak
beberapa sungai di Jawa sebagai
tahun 1633 M (1555 Hindu), tarikh
irigasi. Mataram juga mengadakan
Hindu diubah ke tarikh Islam
pemindahan
berdasarkan
penduduk
(transmigrasi) dari daerah yang
peredaran
bulan
(tarikh komariah). Caranya, tahun
15
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
1555 diteruskan tetapi
perhitungan
baru
tarikh
berdasarkan
komariah.
perhitungan
Sultan
dengan
Tahun
Agung
ini
dengan pusat pemerintahannya
di Yogyakarta.
Perkembangan
Kesunanan
berikutnya,
Surakarta
pecah
kemudian dikenal sebagai“tahun
menjadi dua yaitu Kesunanan dan
Jawa”.
Mangkunegaran
(Perjanjian
Salatiga
Kesultanan
c. Berkembangnya
Kesusastraan
Jawa
Pada
1757).
Yogyakarta
zaman
kejayaan
Sultan
Perpecahan
berkembang
campur
dalamnya
kesusastraan
di
terbagi
atas
Kesultanan dan Paku Alaman.
Agung, ilmu pengetahuan dan seni
pesat,termasuk
juga
ini
terjadi
karena
tangan
Barat
dalam
Jawa.
usahanya memperlemah kekuatan
Sultan Agung sendiri mengarang
Mataram, sehingga mudah untuk
kitab yang berjudul Sastra Gending
dikuasai. Sultan Agung meninggal
yang
pada
merupakan
kitab
filsafat
Februari
di
1646.
puncak
Ia
kehidupan dan kenegaraan.Kitab-
dimakamkan
kitab yang lain adalah Nitisruti,
Imogiri,
Nitisastra, dan Astabrata. Kitab-
Selanjutnya, Mataram diperintah
kitab ini berisi tentang ajaran-
oleh putranya, SunanTegalwangi,
ajaran
Bantul,
Bukit
Yogyakarta.
budi
pekerti
yang
dengan gelar Amangkurat I (1646
baik.Pengaruh
Mataram
mulai
– 1677). Dalam masa pemerintahan
memudar setelah Sultan Agung
Amangkurat I, Kerajaan Mataram
meninggal
mengalami kemunduran. Wilayah
pada
M.Selanjutnya,
menjadi
tahun
1645
Mataram
pecah
dua,
sebagaimana isi
kekuasaan
Mataram
berangsur-
angsur menyempit karena direbut
Perjanjian Giyanti (1755) berikut:
oleh kompeni VOC. Selain itu,
1) Mataram Timur yang dikenal
pada tahun 1675 juga terjadi
Kesunanan Surakarta di bawah
pemberontakan
kekuasaan Paku Buwono III
berasal dari Madura. Trunajaya
dengan pusat pemerintahan di
berhasil
Surakarta.
Mataram yang waktu itu terletak di
2) Mataram Barat yang dikenal
Trunajaya
menguasai
mengungsi
di
kekuasaan
akhirnya
meninggal
bergelar
sebelum
mencapai
Mangkubumi
yang
Sultan Hamengku Buwono I
Keraton
Plered. Amangkurat terlunta-lunta
dengan Kesultanan Yogyakarta
bawah
yang
ke
Sepeninggal
Batavia,
di
dan
Tegal
Batavia.
Amangkurat
I,
16
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Mataram
dipegang
oleh
meninggalkan
norma-norma
lama
Amangkurat II yang menurunkan
yang berlaku sebelumnya. Dalam
Dinasti Paku Buwana di Solo dan
pemerintahan
Hamengku Buwana di Yogyakarta.
Islam, Raja merupakan pemegang
Amangkurat
II
Kerajaan
Mataram
meminta
kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti
bantuan VOC untuk memadamkan
oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di
pemberontakan Trunajaya. Setelah
bidang keagamaan terdapat penghulu,
berakhirnya Perang Giyanti (1755),
khotib, naib, dan surantana yang
wilayah
kekuasaan
Mataram
bertugas memimpin upacara-upacara
semakin
terpecah
belah.
keagamaan.
Di
Berdasarkan perjanjian Giyanti,
pengadilan,dalam
istana
terdapat
Mataram dipecah menjadi dua,
jabatan
yang
bertugas
yakni
dan
menjalankan pengadilan istana. Untuk
Mataram Yogyakarta. Pada tahun
menciptakan ketertiban di seluruh
1757 dan 1813, perpecahan terjadi
kerajaan, diciptakan peraturan yang
lagi
dinamakan anger-anger yang harus
Mataram
Surakarta
dengan
munculnya
Mangkunegara dan Pakualaman.
Di
masa
pemerintahan Hindia
Belanda,
keempat
Kerajaan
Mataram
jaksa
dipatuhi oleh seluruh penduduk.
2. Aspek Kehidupan Ekonomi dan
pecahan
Kebudayaan
disebut
Kerajaan
ini
bidang
Mataram
adalah
sebagai vorstenlanden. Saat ini,
kelanjutan dari Kerajaan Demak dan
keempat
Kesultanan
Pajang. Setelah Kerajaan Pajang surut
tersebut
masih
dari gelanggang kekuasaan, maka
dinasti
masing-
pecahan
Mataram
melanjutkan
masing.
Bahkan
pengaruh
tersebut,
peran
pecahan
terutama
dan
Mataram
Mataram
menjadi
penggantinya
(Purwadi, 2007: 299). Kerajaan ini
menggantungkan
kehidupan
Kesultanan
ekonominya dari sektor agraris. Hal
Yogyakarta masih cukup besar dan
ini karena letaknya yang berada di
diakui masyarakat.
pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga
memiliki daerah kekuasan di daerah
d. Kehidupan
Masyarakat
Kerajaan
pesisir utara Jawa yang mayoritas
Mataram
sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah
1. Aspek Kehidupan Sosial
yang berperan penting bagi arus
Kehidupan
masyarakat
di
perdagangan
Kerajaan
Mataram.
Kerajaan Mataram tertata dengan baik
Kebudayaan yang berkembang pesat
berdasarkan
pada masa Kerajaan Mataram berupa
hukum
Islam
tanpa
17
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
seni tari, pahat, suara, dan sastra.
Pada saat itu, para pujangga keraton
Bentuk kebudayaan yang berkembang
berlomba-lomba
adalah
yang
betapa tinggi kebangsawanan dan
Upacara
Kejawen
mengetengahkan
merupakan
akulturasi
antara
betapa tua asal-usul moyang raja (De
kebudayaan
Hindu-Budha
dengan
Graaf, 1985: 281). Dalam karya sastra,
Islam. Di samping itu, perkembangan
diberitahukan
di bidang kesusastraan memunculkan
Pemanahan adalah cucu penguasa di
karya sastra yang cukup terkenal,
Sela (di daerah Grobogan, sebelah
yaitu Kitab Sastra Gending yang
selatan Demak)
merupakan perpaduan dari hukum
cerita-cerita yang serba aneh. Karya
Islam dengan adat istiadat Jawa yang
sastra yang dibuat pada masa itu
disebut Hukum Surya Alam.
banyak mengandung rekayasa dan
e. Puncak Kejayaan Mataram Islam
Mataram Islam mencapai puncak
bahwa
Ki
Ageng
yang diselubungi
hanya sebagai legitimasi pemerintahan
Kerajaan Mataram. Dinasti Mataram
kejayaannya pada masa Sultan Agung
kenyataannya
Hanyokrokusumo
(1613-1646).
mengindahkan amanat Sulan Agung,
mencakup
karena anak cucunya banyak yang
Daerah
kekuasaannya
memang
raja
mampu
Pulau Jawa (kecuali Banten dan
menjadi
Batavia), Pulau Madura, dan daerah
(Purwadi, 2007: 312). Namun, pada
Sukadana di Kalimantan Barat. Pada
perkembangan
waktu itu, Batavia dikuasai VOC
dilakukan kritik dan pengkajian ulang
(Vereenigde
Oost
Indische
karya
Compagnie)
Belanda.
Kekuatan
sastra
sekaligus
pujangga
selanjutnya
pada
banyak
masa
puncak
kejayaan Mataram.
militer Mataram sangat besar. Sultan
Selama kira-kira seratus tahun,
Agung yang sangat anti kolonialisme
dari pertengahan abad ke-16 sampai
itumenyerang VOC di Batavia pada
pertengahan abad ke-17, empat orang
tahun
Menurut
raja (terutama Panembahan Senopati
Moejanto seperti yang dikutip oleh
dan Sultan Agung) dengan kekuatan
Purwadi
Agung
dan kekerasan telah memaksa hampir
memakai konsep politik keagung-
semua raja Jawa Tengah dan Jawa
binataran yang berarti bahwa kerajaan
Timur
Mataram harus berupa ketunggalan,
tertinggi Mataram. Pada waktu itu,
utuh, bulat, tidak tersaingi,dan tidak
banyak tempat kediaman raja yang
terbagi-bagi.
merupakan
1628
dan
(2007),
1629.
Sultan
tunduk
pada
pusat
kekuasaan
lalu-lintas
Puncak kejayaan Mataram juga
perdagangan, ilmu pengetahuan Islam
berpengaruh dalam bidang sastra.
dan pusat kesusasteraan dan kesenian
18
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Jawa yang terletak di sepanjang pantai
kekalahan itu, kehidupan ekonomi
utara Jawa. Keturunan-keturunan raja
rakyat tidak terurus karena sebagian
kalau tidak dimusnahkan, melarikan
rakyat
diri ke tempat-tempat lain. Mereka
berperang.Hal
turun derajat
sepeninggal Sultan Agung penguasa
menjadi
bangsawan
dikerahkan
itu
untuk
diperparah
rendahan di daerah, atau karena
Mataram
terpaksa menjadi priyayi baru atau
Amangkurat I, yang dkenal sebagai
pegawai
raja yang lebih banyak mengejar
pejabat
yang
hidupnya
berikutnya
pribadinya
adalah
tergantung pada kemurahan hati raja-
kesenangan
disbanding
raja Mataram (De Graaf, 1985: 297).
memkirkan kesejahteraan rakyatnya.
Perluasan kekuasaan Mataram
Lebih dari itu ia juga dikenal sebagai
dan kemenangan tentara Mataram
raja yang sangat kejam, sehingga tidak
telah mencemaskan hati mereka yang
disukai
hidup sezaman dan yang menjadi
Dampak dari perilakunya itu adalah
korban. Pada abad ke-17 dan ke-18
munculnya pemberontakan Trunajaya
para sastrawan di Keraton sambil
yang
mengagumi dan memuliakan raja,
Plered, dan memaksa Amangkurat I
pemberi nafkah mereka beranggapan
melarikan diri dan meninggal dalam
bahwa kemakmuran mencolok yang
pelariannya.Suksesi dari Amangkurat
dialami keluarga raja Mataram selama
I kepada Amangkurat II tidak berjalan
abad
itu
mulus, Kraton Plered diduduki oleh
disebabkan oleh pengaruh tenaga gaib
Pangeran Puger Putera Amangkurat I
yang melindungi kerajaan pedalaman.
yang lain, yang menerima penyerahan
Konon, kemajuan pesat Mataram pada
Kraton ketika Amangkurat I melarikan
abad ke-16 dan ke-17 itu disebabkan
diri.Amangkurat II naik tahta hanya
karena penduduk masih segar, penuh
karena campurtangan VOC dan harus
semangat,
menandatangani
pertama
dan
berdirinya
tenaga
belum
oleh
berhasil
banyak
kalangan.
menduduki
Kraton
perjanjian
dimanfaatkan (De Graaf, 1985: 297).
semakin
Di samping itu, kemajuan Mataram
sebagai sebuah kerajaan. Mengingat
juga disebabkan oleh kemunduran
Pangeran
kerajaan-kerajaan tua di pesisir.
menyerahkan plered kepadanya, maka
Mataram
Islam
Batavia
dan
menguasai
seluruh Jawa dari Belanda. Setelah
Mataram
tidak
bersedia
harus membangun
istananya sendiri di Kartasura.
berawal saat kekalahan Sultan Agung
merebut
Puger
Amangkurat II
f. Kemunduran Mataram Islam
Kemunduran
melemahkan
yang
Konflik-konflik internal, Suksesi,
dan
pemberontakan
yang
terjadi
melemahkan Mataram. Diawali oleh
19
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
pengakuan VOC terhadap Pangeran
kukunya mencengkeram kuat tanah
Puger sebagai raja dengan gelar Paku
Jawa.
Di sisi lain untuk “melayani” raja
Buwono I, sementara di Kartasura
sepeninggal
Amangkurat
kekuasaan
berada
di
II,
mepertahankan
tangan
kekuasaannya
sesungguhnya
VOC
hampir
Amangkurat III. Sehubugan dengan
kehabisan energy, keuangan mereka
itu perang saudara Antara paman dan
mengalami kekacauan, oleh karenanya
keponakan
VOC
tak
terhindarkan,
harus
segera
menciptakan
Amangkurat III melarikan diri ke Jawa
stabiltas di Jawa agar tidak perlu
Timur,
mengeluarkan
sampai
akhirnya
bersama
biaya
yang
tidak
keturunan Surapati menyerah kepada
menguntungkan mereka. Akan tetapi
VOC, dan dibuang ke Srilangka,
untuk menciptakan stabilitas tidak
(Ricklefs, 2005 : 131). Paku Buwono
mudah,
I menduduki tahta, dengan beban
Mataram begitu banyak penguasa
hutang pada VOC atas operasi militer
daerah yang berusaha melepaskan diri
yang
besar.Kewajiban
dari ikatan dengan Mataram.Ada pula
membayar hutang tentu menyedot
di Antara mereka yang bersekongkol
kekayaan Mataram.Daerah di bawah
dengan
Mataram tentu terkena dampak, dan
menggulingkan
memaksa mereka untuk melepaskan
berkuasa.Sebagian dari mereka secara
diri
maka
terang-terangan menghubungi VOC
persekongkolan dan pemberontakan
untuk meminta dukungan, maka dalam
sering terjadi terutama di daerah
rangka
timur. Hal tersebut semakin mebuka
mencari dan membela tokoh yang
kemungkinan
paling lunak terhadap VOC, dengan
semakin
dari
Mataram,
bagi
VOC
untuk
mengingat
keluarga
itulah
memainkan peran yang lebih besar
maksud
dalam mengatur
mengaturnya.
kerajaan di Jawa.
Dan pada kenyataannya hanya VOC
yang selalu dapat menyelamatkan
penguasa
untuk
mempertahankan
tahtanya, walau seringkali biayanya
terlalu
dan
Kerajaan
raja
raja
maka
agar
VOC
lebih
untuk
yang
justru
mudah
Silsilah Raja-Raja Mataram
1. Ki Ageng Pamanahan (Ki Gede
Pamanahan)
Pendiri desa mataram tahun 1556
melebihi
Ki Pamanahan adalah putra Ki Ageng
kemampuan bayar kerajaan. Sebagai
Henis, putra Ki Ageng Sela, menikah
gantinya
baru
dengan sepupunya sendiri, yaitu Nyai
sehingga
Sabinah, putri Nyai Ageng Saba
diberikan
besar,
g.
di
konsesi-konsesi
kepada
VOC,
VOC semakin dalam menancapkan
(kakak
perempuan
Ki
Ageng
20
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Henis).Ki
2.
Pamanahan
adik
sebagai patih pertama Kesultanan
angkatnya, yang bernama Ki Penjawi,
Mataram. Ia ikut berjasa besar dalam
mengabdi pada Hadiwijaya bupati
mengatur strategi menumpas Arya
Pajang
Penangsang
(murid
Ki
dan
Ageng
Sela)
pada
tahun
1549.
Keduanya dianggap kakak oleh raja
Sutawijaya juga diambil sebagai anak
dan
lurah
angkat oleh Hadiwijaya bupati Pajang
Wiratamtama di Pajang. Hadiwijaya
sebagai pancingan, karena pernikahan
singgah ke Gunung Danaraja. Ki
Hadiwijaya dan istrinya sampai saat
Pamanahan bekerja sama dengan Ratu
itu belum dikaruniai anak. Sutawijaya
Kalinyamat
membujuk Hadiwijaya
kemudian diberi tempat tinggal di
supaya bersedia menghadapi Arya
sebelah utara pasar sehingga ia pun
Penangsang. Sebagai hadiah, Ratu
terkenal
Kalinyamat
cincin
Ngabehi Loring Pasar. Sayembara
pusakanya kepada Ki Pamanahan. Ki
menumpas Arya Penangsang tahun
Pemanahan
anak,
1549 merupakan pengalaman perang
diantaranya adalah Raden Ngabehi,
pertama bagi Sutawijaya. Ia diajak
Raden Ambu, Raden Santri, Raden
ayahnya ikut serta dalam rombongan
Tompe, Raden Kedawung (Babad
pasukan supaya Hadiwijaya merasa
Tanah Jawi, 81).
tidak tega dan menyertakan pasukan
Sutawijaya (Danang Sutawijaya)
Pajang sebagai bala bantuan. Saat itu
dijadikan
sebagai
memberikan
memiliki
Pendiri
tujuh
Kesultanan
dengan
sebutan
Raden
Mataram
Sutawijaya masih berusia belasan
yang memerintah sebagai raja pertama
tahun. Meninggal dunia pada tahun
pada
1601 saat berada di desa Kajenar. Ia
tahun
Panembahan
Sayidin
1587-1601,
Senopati
Panatagama
bergelar
ing
Alaga
Khalifatullah
kemudian dimakamkan di Kotagede.
3. Raden
Mas
Jolang
Tanah Jawa. Dianggap sebagai peletak
Hanyakrawati/Sri
dasar-dasar
Prabu
Kesultanan
Mataram.
Putra sulung pasangan Ki Ageng
(Panembahan
Susuhunan
Hanyakrawati
Adi
Senapati-ing-
Ngalaga Mataram)
Pamanahan dan Nyai Sabina. Menurut
Raja kedua Kesultanan Mataram
naskah-naskah babad, ayahnya adalah
yang memerintah pada tahun 1601-
keturunan Brawijaya raja terakhir
1613, putra Panembahan Senapati raja
Majapahit, sedangkan ibunya adalah
pertama Kesultanan Mataram. Ibunya
keturunan
salahsatu
bernama Ratu Mas Waskitajawi, putri
Walisanga. Nyai Sabinah memiliki
Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati.
kakak laki-laki bernama Ki Juru
Ketika
Martani, yang kemudian diangkat
Anom (putra mahkota), Mas Jolang
Sunan
Giri
menjabat
sebagai
Adipati
21
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
menikah dengan Ratu Tulungayu putri
Panembahan Seda ing Krapyak, atau
dari Ponorogo. Namun perkawinan
cukup Panembahan Seda Krapyak,
tersebut tidak juga dikaruniai putra,
yang bermakna "Baginda yang wafat
kemudian menikah lagi dengan Dyah
di Krapyak".
Banowati putri Pangeran Benawa raja
Pajang.
Dyah
Banowati
yang
kemudian bergelar Ratu Mas Hadi
4.
Raden Mas Rangsang (Sultan Agung
Adi Prabu Hanyakrakusuma)
Merupakan
raja
ketiga
melahirkan Raden Mas Rangsang dan
Kesultanan Mataram yang memerintah
Ratu Pandansari (kelak menjadi istri
pada tahun 1613-1645. Di bawah
Pangeran Pekik). Empat tahun setelah
kepemimpinannya,
Mas Jolang naik takhta, ternyata Ratu
berkembang menjadi kerajaan terbesar
Tulungayu melahirkan seorang putra
di Jawa dan Nusantara pada saat itu
bernama Raden Mas Wuryah alias
(puncak kejayaan). Atas jasa-jasanya
Adipati Martapura. Padahal saat itu
sebagai
pejuang
dan
budayawan,
jabatan adipati anom telah dipegang
Sultan
Agung
telah
ditetapkan
oleh Mas Rangsang. Pada tahun 1610
menjadi pahlawan nasional Indonesia
melanjutkan usaha ayahnya, yaitu
berdasarkan
menaklukkan Surabaya, musuh terkuat
106/TK/1975
Mataram.
yang
1975. Putra dari pasangan Prabu
akhir
Hanyakrawati dan Ratu Mas Adi Dyah
pemerintahannya tahun 1613 hanya
Banawati. Pada tahun 1620 pasukan
mampu memperlemah perekonomian
Mataram
Surabaya
Surabaya
Serangan-serangan
dilakukannya
sampai
namun
tidak
mampu
Mataram
S.K.
Presiden
tanggal3
mulai
No.
November
mengepung
secara
kota
periodik.
menjatuhkan kota tersebut. Serangan
Kemunduran kerajaan Mataram Islam
pada tahun 1613 sempat menyebabkan
akibat kalah dalam perang merebut
pos-pos VOC di Gresik dan Jortan
Batavia
ikut terbakar. Sebagai permintaan
menyerang Batavia sebanyak 2x.
maaf,
Hanyakrawati
dari
VOC.
Mataram
mengizinkan
Serangan pertama (1628) terjadi
VOC mendirikan pos dagang baru di
di benteng Holandia, dipimpin oleh
Jepara. Ia juga mencoba menjalin
Tumenggung
hubungan dengan markas besar VOC
Pangeran Mandurareja mebawa serta
di Ambon. Meninggal dunia pada
10.000 pasukan akan tetapi gagal.
tahun
Kegagalan
1613
karena
kecelakaan
Bahureksa,
serangan
dan
pertama
sewaktu berburu kijang di Hutan
diantisipasi dengan cara mendirikan
Krapyak. Oleh karena itu, ia pun
lumbung-lumbung beras di Karawang
terkenal
dan Cirebon. Namun pihak VOC
dengan
gelar anumerta
22
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
berhasil
memusnahkan
semuanya.
ke Plered. Perpindahan istana tersebut
dipimpin
diwarnai pemberontakan Raden Mas
Adipati Ukur dan Adipati Juminah
Alit atau Pangeran Danupoyo, adik
dengan
14.000 orang
Amangkurat
I
prajurit. Serangan kedua Sultan Agung
penumpasan
tokoh-tokoh
berhasil membendung dan mengotori
Pemberontakan
Sungai Ciliwung, yang mengakibatkan
dukungan para ulama namun berakhir
timbulnya
dengan kematian Mas Alit.
Serangan
5.
kedua
(1629)
kekuatan
wabah penyakit
kolera
yang
menentang
ini
senior.
mendapat
melanda Batavia. Gubernur jenderal
Amangkurat I ganti menghadapi
VOC yaitu J.P. Coen meninggal
para ulama. Mereka semua, termasuk
menjadi korban wabah tersebut.
anggota keluarganya, sebanyak 5.000
Amangkurat
orang lebih dikumpulkan di alun-alun
I
(Sri
Susuhunan
Amangkurat Agung)
untuk dibantai. Amangkurat I menjalin
Memerintah pada tahun 1646-
hubungan dengan VOC yang pernah
1677. Memiliki gelar anumertaSunan
diperangi ayahnya. Pada tahun 1646 ia
Tegalwangi atau Sunan Tegalarum.
mengadakan perjanjian, antara lain
Nama aslinya adalah Raden Mas
pihak VOC diizinkan membuka pos-
Sayidin putra Sultan Agung. Ibunya
pos dagang di wilayah Mataram,
bergelar Ratu Wetan, yaitu putri
sedangkan pihak Mataram diizinkan
Tumenggung Upasanta bupatiBatang
berdagang ke pulau-pulau lain yang
(keturunan Ki Juru Martani). Ketika
dikuasai VOC. Kedua pihak juga
menjabat Adipati Anom ia bergelar
saling
melakukan
Pangeran Arya Prabu Adi Mataram.
tawanan.
Perjanjian tersebut
Memiliki dua orang permaisuri. Putri
Amangkurat I dianggap sebagai bukti
Pangeran Pekik dari Surabaya menjadi
takluk
Ratu Kulon yang melahirkan Raden
Mataram.
Namun
ia
Mas
tergoncang
saat
VOC
Rahmat,
Amangkurat
kelak
menjadi
II,sedangkan
VOC
pembebasan
terhadap
oleh
kekuasaan
kemudian
merebut
putri
Palembang tahun 1659. Hubungan
keluarga Kajoran menjadi Ratu Wetan
diplomatik Mataram dan Makasar
yang melahirkan Raden Mas Drajat,
yang dijalin Sultan Agung akhirnya
kelak
I.
hancur di tangan putranya setelah
Mendapatkan warisan Sultan Agung
tahun 1658. Amangkurat I menolak
berupa wilayah Mataram yang sangat
duta-duta Makasar dan menyuruh
luas. Menerapkan sentralisasi atau
Sultan Hasanuddin datang sendiri ke
sistem pemerintahan terpusat. Pada
Jawa. Tentu saja permintaan itu
tahun 1647 ibu kota Mataram dipindah
ditolak.
menjadi
Pakubuwana
Tanggal
28
Juni
1677
23
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Trunajaya berhasil merebut istana
ujung timur digadaikan pada VOC
Plered.
Mas
sebagai jaminan pembayaran biaya
Rahmat melarikan diri ke barat.Babad
perang Trunajaya. Mas Rahmat pun
Tanah
diangkat
Amangkurat
Jawi
jatuhnya
I
dan
menyatakan,
istana
dengan
sebagai
Amangkurat
II,
Plered
menandai
seorang raja tanpa istana. Dengan
Kesultanan
Mataram.
bantuan VOC, ia berhasil mengakhiri
Pelarian Amangkurat I membuatnya
pemberontakan Trunajaya tanggal 26
jatuh sakit dan meninggal pada 13 Juli
Desember
1677 di desa Wanayasa, Banyumas
bahkan menghukum mati Trunajaya
dan berwasiat agar dimakamkan dekat
dengan tangannya sendiri pada 2
gurunya di Tegal.
Januari 1680.
berakhirnya
6. Amangkurat
II
(Nama
asli
Amangkurat II ialah Raden Mas
1679.
Amangkurat
II
7. Amangkurat III (Nama aslinya adalah
Raden Mas Sutikna)
Rahmat)
Memerintah antara tahun 1703–
Putra Amangkurat I raja Mataram
1705.
Dijuluki
Pangeran
Kencet,
yang lahir dari Ratu Kulon putri
karena menderita cacat di bagian
Pangeran
tumit.
Pekikdari
Surabaya.
Ketika
menjabat
sebagai
Amangkurat II memiliki banyak istri
Adipati Anom, ia menikah dengan
namun hanya satu yang melahirkan
sepupunya,
putra (kelak menjadi Amangkurat III).
Lembah putri Pangeran Puger. Namun
Pada
1680
istrinya itu kemudian dicerai karena
Amangkurat II membangun istana
berselingkuh dengan Raden Sukra
baru di hutan Wanakerta karena istana
putra Patih Sindureja. Raden Sukra
Plered
kemudian
bulan
September
diduduki
yaituPangeran
tersebut
Puger.
adiknya,
Istana
bernama
baru
Kartasura.
bernama
Raden
dibunuh
utusan
Ayu
Mas
Sutikna, sedangkan Pangeran Puger
dipaksa
menghukum
Ayu
sendiri.
Mas
menikahi
Ayu
Amangkurat II akhirnya meninggal
Lembah,
dunia tahun 1703. Sepeninggalnya,
Sutikna
kemudian
terjadi perebutan takhta Kartasura
Himpun
adik
antara putranya, yaituAmangkurat III
Rombongan
melawan adiknya, yaitu Pangeran
melarikan diri ke Ponorogo sambil
Puger. Pada bulan September 1677
membawa semua pusaka keraton. Di
diadakanlah
kota
Pihak
perjanjian
VOC
Speelman.
di
diwakili
Daerah-daerah
Jepara.
itu
putrinya
mati
Ayu
Lembah.
Amangkurat
ia
menyiksa
III
Adipati
Cornelis
Martowongso hanya karena salah
pesisir
paham. Melihat bupatinya disakiti,
utaraJawa mulai Kerawang sampai
rakyat
Ponorogo
memberontak.
24
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Amangkurat III pun lari ke Madiun.
Pakubuwana
Dari sana ia kemudian pindah ke
Hamengkubuwana
Kediri.
Mangkunegara I.
Sepanjang
tahun
Amangkurat
III
1707
mengalami
h.
Pola
III
Tata
melawan
I
Ruang
dan
Kerajaan
Mataram Islam
penderitaan karena diburu pasukan
Pola
tata
ruang
Kerajaan
Pakubuwana I. Dari Malang ia pindah
Mataram Islam didasarkan pada pola
ke
pertahanan dan keamanan,
Blitar,
kemudian
ke
Kediri,
sekaligus
akhirnya memutuskan menyerah di
menunjukan filosofi Jawa, sehingga pola
Surabaya tahun 1708. Pangeran Blitar,
tata ruang mengikuti pola konsentris,
putra
ke
(Soemarsaid, 1985 : 130-131) Raja
Surabaya meminta Amangkurat III
sebagai symbol tertinggi dari sebuah
supaya menyerahkan pusaka-pusaka
kekuasaan memperoleh prioritas utama
keraton, namun ditolak. Amangkurat
dan ditempatkan di titik sentral, yang
III
menyerahkannya
disebut kraton, yang terletak di pusat
langsung kepada Pakubuwana I. VOC
Kuthagara. Di lingkaran ini tinggal para
kemudian memindahkan Amangkurat
sentono dalem dan abdi dalem
III ke tahanan Batavia. Dari sana ia
lingkaran berikut adalah wilayah yang
diangkut untuk diasingkan ke Sri
disebut
Lanka. Meninggal di negeri itu pada
Lingkaran ini tinggal Para Pangeran, dan
tahun 1734. Konon, harta pusaka
juga
warisan Kesultanan Mataram ikut
Lingkaran berikut adalah wilayah yang
terbawa
disebut
Pakubuwana
hanya
sudi
ke
Sri
I,
datang
Lanka.
Namun
dengan
Negaragung,
kelompok-kelompok
dengan
Pada
Di
prajurit.
Mancanegara,
dan
demikian, Pakubuwana I berusaha
berikutnya adalah wilayah brang wetan
tabah dengan mengumumkan bahwa
dan kulon.
pusaka Pulau Jawa yang sejati adalah
Kraton merupakan salah satu
Masjid Agung Demak dan makam
komponen
Sunan Kalijaga di Kadilangu, Demak.
kuthagara, dan dikelilingi oleh komponen
Perang Suksesi Jawa I (1704–1708),
lain yang juga merupakan terapan dari
antara
konsep keamanan bagi raja. Komponen
Amangkurat
III
melawan
Pakubuwana I. Perang Suksesi Jawa II
(1719–1723), antara Amangkurat IV
melawan
Blitar
dalam
tataruang
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kraton
merupakan
pusat
dan
pemerintahan, dan di sana
Pangeran Purbaya. Perang Suksesi
pula raja dan keluarganya
Jawa
tinggal,
III
Pangeran
utama
(1747–1757),
antara
Pakubuwana II yang dilanjutkan oleh
di
Kota
Gede
terdapat 2 toponim yaitu
25
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Kedhaton dan Dalem, sedang
termasuk para pande besi
di Pleret terdapat Sitinggil,
juga bekerja di pasar, untuk
Nglawang,
membuat
Suranatan,
peralatan
Kedhaton, Bangsal Kencana,
rumahtangga
Masjid
Kraton,
pertanian dari logam.
Rambat,
Bale
Tratag
Kambang,
pungkuran dan Keputren.
2. Taman
merupakan
7. Beteng,
alat
merupakan
komponen
tempat
dan
fungsi
penting
karena
pertahanan
dan
Beteng
dapat
bagi raja dan keluarga untuk
keamanan.
bercengkerama. Tampaknya
dibedakan atas Baluwerti dan
keberadaan
Cepuri.
taman
telah
menjadi
keharusan
dalam
merupakan
kerajaan
Islam,
seperti
kompleks kraton, sementara
Sunyaragi di Cirebon, dan
Cepuri merupakan pembatas
Bale Kambang di Surakarta.
tempat tinggal raja di dalam
3. Krapyak, merupakan hutan
yang letaknya tidak terlalu
jauh
dari
berfungsi
kraton,
sebagai
yang
tempat
berburu bagi raja.
Yang
kompleks
pertama
pembatas
kraton
(Inajati,
2000 : 147)
8. Jagang (parit),
merupakan
bagian penting yang tidak
terpisahkan,
4. Alun-Alun, pada umumnya
terletak di depan kraton, dan
sebagai
pengaman dari penyusupan
9. Jaringan
jalan
yang
di belakang kraton. Alun-
menghubungkan antar bagian
ALun
merupakan
tanah
di dalam kraton, maupun di
lapang,
yang
sering
Kuthagara. Selain itu juga
digunakan
untuk
berbagai
keperluan,
olahraga,
mulai
hiburan,
dari
hingga
upacara tradisi.
terdapat
jaringan
menghubungkan
yang
Kuthagara
dengan wiayah lain. Jaringan
jalan di dalam kota seringkali
5. Masjid Agung, merupakan
tidak dibuat
lurus,
tetapi
tempat ibadah yang dalam
melengkung
tradisi
untuk kepentingan keamanan.
Jawa
selalu
ditempatkan di sisi barat
alun-alun.
Gerbang
pabean,
biasanya terletak jauh dari
6. Pasar, tempat para pedagang
menggelar
10. Pintu
semata-mata
dagangannya,
kraton berada di jalan yang
menghubungkan
wilayah
26
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
kerajaan dengan wilayah luar.
negaranya.Ia dikenal mempunyai banyak
Di
selain
selir, dan berdarah dingin siapapun yang
digunakan untuk memungut
tidak disukainya pasti dibunuh. Kota Gede
cukai, juga untuk menahan
yang berkembang pesat
orang yang ditawan.
kegiatan ekonomi, dianggap sudah kurang
gerbang
ini
11. Pemukiman, bagian di luar
beteng
pusat
layak digunakan sebagai pusat pemerintahan.
digunakan
Oleh sebab itu ia memerintahkan untuk
sebagai tempat pemukiman
memindahkan kraton dari Kota Gede ke
para
Pleret.
rakyat
yang
sebagai
sentono dalem,
dan
kebanyakan,
pada
umumnya
ditempatkan
Sikap Amangkurat I yang arogan dan
kejam
terhadap
rakyatnya,
telah
mengelilingi kraton. Hal itu
menumbuhkan rasa dendam.Hal itu terbukti
ditata sedemikian rupa dalam
dengan serangan Trunajaya yang kerabatnya
rangka keamanan.
dihabisi
12. Pemakaman, pada umumnya
ditempatkan
di
belakang
oleh
Amangkurat
I,
serangan
Trunajaya bahkan berhasil menduduki kraton
Pleret,
dan
memaksa
Amangkurat
I
masjid Agung, dan menjadi
mengungsi ke arah barat, dengan maksud
pemakaman terbatas bagi raja
meminta
dan para bangsawan.
Sesampainya di Wanayasa ia menderita sakit
bantuan
VOC
di
Batavia.
dan meninggal, kemudian dimakamkan di
Kesimpulan
Tegal. Perjalanan ke Batavia diteruskan oleh
Kerajaan
Mataram
merupakan
kerajaan Islam yang dibangun dengan
perjuangan keras pendirinya. Panembahan
Senopati yang berhasil mengalahkan Pajang
dan
membangun kraton di Kota Gede,
Kraton ini digunakan oleh raja-raja Mataram
hingga puncak kejayaannya di bawah Sultan
Agung
Hanyakrakusuma.
Akan
tetapi
kekalahan Mataram dari VOC menyebabkan
Mataram mengalami kemunduran, terlebih
setelah
Sultan
Agung
Hanyakrakusuma
wafat.Penggantinya Amangkurat I lebih
banyak memikirkan kesenangannya sendiri,
daripada
memikirkan
rakyat
dan
putranya Raden Mas Rahmat, dan berhasil
meminta bantuan VOC. Trunajaya berhasil
ditangkap
dan
dihukum
mati.
Setelah
pemberontakan dapat dipadamkan, Raden
Mas
Rahmat
menggantikan
kedudukan
ayahnya dan bergelar Amangkurat II, tetapi
ia
tidak kembali ke Pleret, karena pleret
diduduki oleh Pangeran Puger, Selain itu
menurut keyakinan bahwa kraton yang telah
diduduki
musuh
sudah
kehilangan
kesakralannya. Oleh karenanya Amangkurat
II kemudian membangun kraton baru di
Kartasura.Hal ini disebabkan Pleret diduduki
oleh saudaranya Pangeran Puger,
yang
kemudian mendapat pengakuan dari VOC
27
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
dan bergelar Pakubuwana I. Sebagai seorang
dipakai berarsitektur Jawa, dan dari letak dan
raja
jumlah ompak dapat dipastikan bentuk
Jawa
menyerang
maka
ia
Kartasura
berinisiatif
untuk
Amangkurat
III
bangunan yang berdiri di atasnya. Hal ini
melarikan diri ke timur. Setelah Kartasura
dimungkinkan
dikuasai, tetapi kelak kraton ini juga
bangunan arsitektur Jawa, sebagai contoh
ditinggalkan dan kraton dipindahkan ke
jika terdapat 4 ompak ditengah bangunan
Surakarta
II
maka dapat dipastikan rumah berbentuk
berkuasa.Dengan demikian Mataram telah
joglo, dan jika ditemukan terdapat delapan
mengalami empat kali perpindahan Kota
ompak di tengah bangunan maka bangunan
Gede, Pleret, Kartasura dan Surakarta.
berbentuk limasan.
ketika
Paku
Terbatasnya
Buwono
waktu
dan
pustaka yang dapat dijangkau,
oleh
adanya
pola
pada
sumber
hanya dua
kraton yang berhasil ditemukan strukturnya,
dan dapat direkonstruksi. Kraton yang
dimaksud adalah Kota Gede dan Pleret
walau lebih tua tetapi melalui sumber
pustaka terutama babad nitik dapat diperoleh
Daftar Pustaka
Aminudin Kasdi. 1991. Pengantar Ilmu
Sejarah. Surabaya: University
Press IKIP Surabaya.
Arif S. Sadiman., dkk. 2011. Media
Pendidikan
(Pengertian
Pengembangan
dan
Pemafaatannya). Rajawali. Jakarta.
gambaran tentang keadaan kraton, sementara
melalui pengamatan dan pengukuran di
Aunurrahman.
2010.
Belajar
dan
Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.
lokasi, serta data-data arkeologis denah
kraton dapat ditemukan, sehingga dua kraton
Azhar Arsyad. 2006. Media Pembelajaran.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
tersebut dapat direkonstruksi. Di sisi lain
kraton di Kartosuro hanya dapat ditemukan
bentengnya saja sementara lahan telah
dipenuhi
oleh
bangunan
baru
sebagai
pemukiman dan sebagian lagi menjadi
pemakaman, sehingga sulit untuk dilacak.
Ahmad Adaby Darba, 1988-1989.Konsep
Kekuasaan
Jawa
dan
pelaksanaannya
Pada
Masa
Pemerintahan Sultan Agung dan
Amangkurat I. Proyek penelitian
O-M UGM. Yogyakarta.
Demikian pula dengan kraton di Surakarta,
Anonim. 2007. Babad Tanah Jawi. Buku
Kita. Jakarta.
kini telah berubah menjadi gladhag kraton
Babad
Kasunanan, sehingga secara fisik tidak ada
lagi yang dapat di runut.
Dari jejak berupa bangunan yang
ditinggalkan, walau kini tinggal struktur
dasarnya
saja,
denah
dapat
disusun,
sementara melihat letak ompak yang tersisa
dapat dipastikan bahwa bangunan yang dulu
Nitik Sultan Agung, Museum
Sonobudoyo,No. PB. 65.
Badri Yatim. 1993. Sejarah Peradaban Islam.
Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Borg, W.R & Gall, M.D. 1983. Educational
research. New York: Longman.
Brophy, J. Dick, W. & Cary, L. 2005. The
Sytematic Design Of Intruction.
28
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
(6th e.d). Boston: Scest Pearson
A.B.
Penerbit
Fakultas
Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
Darsiti Soeratman, 2000.Dunia Keraton
Surakarta 1830-1939. Yayasan
Untuk Indonesia. Yogyakarta.
Nana Sudjana & Ahmad Rivai. 2010. Media
Pengajaran.Sinar Baru. Bandung
Oemar
De Graaf, HJ dan Pigeaud. 1985. KerajaanKerajaan Islam Pertama di Jawa.
Grafiti Pers. Jakarta.
Djoko Soekiman, 1993.Kota Gede. Proyek
Pengembangan Media Kebudayaan
Jakarta.
H. J. De Graaf, 1987.Disintegrasi Mataram
Di
Bawah
Mangkurat
I.
Grafitipers, Jakarta.
Inajati Andrisijanti, 1985.Kota Kuno Pleret
DIY
:
Suatu
Pengamatan
Pendahuluan, PIA III, Puslitarkenas.
Jakarta.
............, 1985.Laporan Ekskavasi Pleret
1985, Balai Arkeologi. Yogyakrta:
............, 2000.Arkeologi Perkotaan Mataram
Jendela. Yogyakrta.
---------..
2000. Arkeologi
Mataram
Islam.
Yogyakrta:
Perkotaan
Jendela.
Kochar.S.K. 2008. Teaching of History.
Grasindo. Jakarta.
Matthew B Milles & A.Michael Huberman.
1992. Qualitative Analysis Data
a.b Tjejep Rohidi dalam judul
Analisis Data Kualitatif: Buku
TentangMetode Baru. UI Press.
Jakarta.
Mills Criss b., 2008. Merancang dengan
Maket/Edisi Kedua. a.b. Hanggan
Situmorang. Erlangga. Jakarta
Muhibbin Syah. 2011. Psikologi Pendidikan
Dengan Pendekatan Baru. Remaja
Rosdakarya. Bandung
Nana Sudjana. 2009. Teori-teori Belajar
Untuk
Pengajaran.
Lembaga
Hamalik. 2001. Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran.
Trigenda Karya. Bandung.
Oetomo, B.S.D dan Priyogutomo, Jarot.
2004. Kajian Terhadap Model eMedia dalamPembangunan Sistem
e-Education, Makalah Seminar
Nasional Informatika 2004 di
Universitas
Ahmad
Dahlan
Yogyakarta pada 21 Februari 2004.
Poerwodarminato, W.J.S., 2006. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka. Jakarta.
Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa:
Sejarah Kehidupan Keraton dan
Perkembangannya
di
Jawa.
Media Abadi. Yogyakarta.
Ricklefs, M.C., 2005. Sejarah Indonesia
Modern. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
http://tembi.net/selft/0000/mataram/mataram
01.htm
Schilling,
Alexander.
2010.
Basics
Pembuatan Maket. a.b. Agus Tiono
dkk. Erlangga. Jakarta.
Sri Anitah, 2011. Media Pembelajaran. UNS
Press. Surakarta.
Sugiyono,
2011.
Metode
Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
Suharsimi Arikunto. 2006.
Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
Suharsimi
Arikunto.2006.
Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.
Jakarta.
29
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
MOTIF, PERSEPSI DAN KOMUNIKASI ANGGOTA DPRD
KABUPATEN GOWA
Oleh
Harifuddin Halim ([email protected])1
Syamsul Bachri ([email protected])2
Nurmi Nonci ([email protected])3
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untukmengungkapkan persepsi dan motif serta model
komunikasi yang berlangsung di DPRD.Berlokasi di DPRD Kabupaten Gowa,
legislator yang dijadikan sebagai informan berjumlah 6 orang. Data dikumpulkan dari
mereka melalui wawancara mendalam tentang tindakan-tindakan mereka dalam
berinteraksi sosial serta penafsiran mereka menyangkut status dan peran mereka
sebagai anggota dewan. Selain itu, data juga dikumpulkan melalui pengamatan
langsung terhadap kegiatan formal anggota dewan khususnya informan baik di dalam
kegiatan resmi seperti rapat maupun kegiatan lainnya. Data yang diperoleh tersebut
selanjutnya dianalisis menggunakan pendekatan induktif kualitatif atau interpretatif.
Berdasarkan analisis data tersebut, disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) persepsi
dan motif anggota DPRD Kabupaten Gowa berkaitan dengan dua hal penting, yaitu:
mereka menjadi legislator untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat; dan
sebagai bentuk aktualisasi diri. (2)Komunikasi politik di DPRD Kabupaten Gowa
bersifat transaksional dan interaksional. Keduanya silih berganti berlangsung
tergantung konteks sosial-politiknya.
Kata Kunci:Interaksi, Politik, Komunikasi, DPRD,
1
Dosen Tetap di UVRI Makassar
Dosen Tetap di Universitas 45 Makassar
3
Dosen Tetap di Universitas 45 Makassar
2
30
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Abstract
This article aims to reveal the perceptions and motives as well as a model of
communication that took place in Parliament. Based in Gowa district legislature,
legislators who serve as informants amounted to 6 people. Data were collected from
them through in-depth interviews about their actions in social interaction as well as
their interpretations regarding the status and their role as a board member. In
addition, data was also collected through direct observation of the formal activities of
board members particularly good informant in official activities such as meetings and
other activities. The data obtained are then analyzed using an inductive approach to
qualitative or interpretive. Based on analysis of these data, it was concluded the
following matters: (1) perceptions and motives of legislators Gowa deals with two
important matters, namely: they became legislators to fight for the interests of the
community; and as a form of self-actualization. (2) Political communication in
Parliament Gowa transactional and interactional. Both alternated lasts depends on
socio-political context.
Keywords:interaction, politics, communications, parliament.
31
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Komunikasi politik menurut Muller
Pendahuluan
Adaberbagai ragam penafsiran atas
(1973:73) adalah hasil yang bersifat politik
motif politik anggota dewan dan bagaimana
apabila mereka menekankan pada hasil.Plano
ia
melalui
(1989:24) melihat bahwa “komunikasi politik
impression managemen di pentas politik.
merupakan proses penyebaran arti, makna
Bahwa anggota dewan menjadikan simbol-
atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi
simbol keanggotaan terutama pakaian yang
suatu sistem politik.”
merepresentasikan
motifnya
dalam
Menurut Suwardi (1997:12): “Dalam
merepresentasikan diri sebagai legislator
arti sempit komunikasi politik adalah: “setiap
sehingga pakaian itu pulalah menjadi obsesi
bentuk penyampaian pesan, baik dalam
bagi politisi untuk mengemasnya secara
bentuk lambang-lambang maupun dalam
maksimal.
bentuk kata-kata tertulis atau terucapkan
menjadi
simbol
Terdapat
dominan
juga
ragam
persepsi
ataupun
dalam
bentuk
isyarat
yang
terhadap peran politik yang melekat pada diri
mempengaruhi kedudukan seseorang yang
seorang
ada dalam suatu struktur kekuasaan tertentu.
anggota
dipengaruhi
oleh
DPRD.
motif
Haltersebut
yang
Sedangkan dalam arti luas, komunikasi
ditetapkan pada saat maju sebagai calon
politik adalah setiap jenis penyampaian
anggota
motif
pesan, khususnya yang bermuatan info
politiknya murni, memiliki tindakan dan
politik dari suatu sumber kepada sejumlah
tanggung jawab tinggi terhadap segala
penerima pesan”.
DPRD.Mereka
politik
yang
perilaku politik yang ditampilkannya.Ini juga
Bahkan masih terdapat definisi lain
yang menjadi warna dalam komunikasi
yang dapat digolongkan sebagai batasan
politik mereka.
komunikasi politik dalam arti sempit yaitu
politisi
“Suatu komunikasi yang dapat dikatakan
mengungkapkan bahwa para legislator di
memiliki nilai atau bobot politik bila
DPRD sebenarnya adalah mereka yang
komunikasi
yang
menyuarakan aspirasi individu dan kelompok
konsekuensi
atau
saja, tapi mereka sangat pandai membungkus
mengatur tingkah laku manusia di bawah
motivasi ini dengan tetap mengedepankan
pertentangan (Soewardi, 1995:6).
Pada
bahwa
sisi
mereka
lainada
juga
menyuarakan
dimaksud
akibat
mempunyai
politik
yang
aspirasi
Menurut Elihu Katz (Harsono, 1997:
masyarakat. Kepandaian inilah yang terkait
17) ada dua tipe politikus yaitu: (1) wakil
dengan
dalam
rakyat atau partisan. Ciri-cirinya mencari
mempresentasikan diri di arena politik dan
prestise, kemudahan atau kekuasaan yang
mengelola kesan atas penampilan mereka
diperjuangkan oleh kelompok. (2) Ideologi
tadi.
atau policy formulator, memperjuangkan
kemampuan
legislator
32
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
nilai-nilai
seseorang
memperjuangkan
di
suatu
dalam
tunjukkan sebagai bentuk perbedaan tersebut.
perubahan
Selain itu dilakukan pengamatan terhadap
pembaharuan secara revolusioner.
penampilan mereka, seperti: cara berpakaian,
Berdasarkan uraian di atas, maka
gagasan atau ide yang mereka sampaikan
(1)
ketika rapat maupun dalam keadaan santai –
pandangan informan tentang status mereka
memberi solusi atau mengkritik- di tempat
tulisan
ini
menitik-fokuskan
„legislator‟.
sebagai
(2)
pada:
bentuk-bentuk
komunikasi (politik) yang dilakukan oleh
mana
Penelitian
2011/2012
mereka
sering
melakukan
sosialisasi ide.
informan.
Metode Penelitian
saja
Analisis
data
menghubungkan
data
dilakukan
hasil
dengan
wawancara
mendalam dengan hasil pengamatan yang
ini
setelah
dilakukan
kepengurusan
tahun
baru
berlangsung 2,5 tahun untuk periode 20092014 di Kantor DPRD Kabupaten Gowa.
dilakukan.
Lalu,
dilakukan
klasifikasi
berdasarkan tujuan penulisan dan terakhir
dilakukan dengan interpretasi dan penarikan
kesimpulan.
Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif
dengan pendekatan studi-kasus terhadap 4
orang legislator sebagai informan. Mereka
Hasil dan Pembahasan
Persepsi dan Motif Informan
dipilih dengan pertimbangan: (1) telah
terpilih sebagai legislator untuk yang ke-dua
kalinya. (2) proaktif berdiskusi di dalam
pertemuan resmi maupun tidak di resmi yang
diselenggarakan di DPRD Kabupaten Gowa.
(3) banyak melakukan sosialisasi ide di
masyarakat
sebagai
bentuk
komunikasi
politik.
anggota
DPRD
menganggap bahwa mereka semata-mata
hanya mencari popularitas dan kekuasaan
saja
dengan
menjadi
politisi.
Bahkan
sebagian menganggap kebanyakan politisi
mengalami culture shock.Bagaimana tidak,
jika mereka yang sebagian besar selama ini
tidak dikenal rakyat tiba-tiba harus berbicara
Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara
mendalam.
Kepada
mereka
diajukan pertanyaan tentang: pandangan
mereka terhadap status dan peran sebagai
anggota DPRD; apa saja yang mereka
lakukan untuk menunjukkan bila dirinya
adalah legislator yang secara sosial politik
berbeda dengan masyarakat awam; simbolsimbol
Kebanyakan
apa
saja
yang
selalu
di depan banyak orang. Pembicaraanpun
tidak berhenti di sekitar pembicaraan politik
tapi mereka harus berbicara tentang ekonomi,
budaya dan sosial yang selama ini mungkin
tidak pernah mereka baca sekalipun.Dengan
demikian, mereka juga harus bergeser tempat
makan yang biasanya di warung atau di
rumah ke restoran di hotel, dari tidak punya
mereka
33
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
mobil menjadi bermobil, dari jenis mobil
nampak sangat ideal jika dibandingkan
biasa menjadi mobil mewah.
dengan sepak terjang politisi yang disorot
Sebagian besar informan anggota
dalam berbagai tingkatan bahwa kebanyakan
DPRD sangat percaya diri menganggap
hanya
memiliki
bahwa kehadiran mereka di DPRD semata-
popularitas semata.
motif
kekuasaan
dan
mata adalah untuk lebih fokus menyuarakan
Kategori motif ini menjadi menarik
aspirasi masyarakat karena mereka dapat
manakala disandingkan dengan bagaimana
terlibat secara langsung dalam pengambilan
kemudian politisi mengelola kesan atas
keputusan politik.Tetapi beberapa informan
penampilan politiknya di pentas politik,
lainnya menganggap bahwa para politisi
namun motif ini hanya dapat diungkap oleh
hanya mencari popularitas dan status sosial
pelakunya karena itu agak sulit mendeteksi
semata melalui simbol-simbol keanggotaan
kebenaran dari motif tadi. Hanya saja proses
mereka di DPRD.Namun jika dianggap
politik di DPRD dapat menjadi ajang yang
bahwa perjuangan mereka di Parlemen belum
menarik untuk mengamati apakah motif yang
atau tidak maksimal menurut mereka hal itu
diungkapkan dalam bahasa ideal tadi dapat
karena masih banyaknya perbedaan pendapat
diterapkan ketika ia berhadapan dengan
antara rekan mereka sesama politisi yang
konstituennya
masih
memperjuangkan suara konstituen itu baik di
harus
berkomitmen
terhadap
kepentingan kelompok partai mereka.
Sebagian
anggota
ketika
ia
fraksi, di komisi maupun di paripurna. serta
DPRD
dalam pertemuan politik lain yang digelar
memang cukup pandai mengelola kesan atas
dengan mitra kerjanya di arena politik
penampilan mereka terutama secara fisik.
DPRD.
Simbol
besar
atau
keanggotaan yang nyaris tidak
Komunikasi
politik
sekarang
dikemas
transparansi dalam pesan politik dan para
rupa
menjadikan
lebih
DPRD
pernah dilepaskan serta gaya bicara yang
sedemikian
memang
di
pelaku
bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan
bervariasi. Kalau dulu wacana politik lebih
aspirasi masyarakat yang mereka wakili.
didominasi
itu,
berdasarkan
oleh
politik
wacana
juga
ada
sebagian dari mereka nampak seperti sangat
Selain
komunikasi
terbuka,
politik
lebih
resmi
hasil
sedangkan wacana politik yang kritis tidak
wawancara ternyata terdapat perbedaan motif
akan terakomodasi dalam sarana komunikasi
antara politisi yang satu dengan lainnya tapi
seperti di media
dikemas dalam bahasa yang sama, yaitu
meneruskan
bakat
berorganisasi
Melalui keterbukaan itu pula politisi
dalam
akan lebih leluasa mewujudkan motivasinya,
bentuk aktualisasi diri dan memperjuangkan
mereka dapat mengemas motif politiknya
kepentingan rakyat. Sebuah motif yang
dengan membungkusnya melalui sejumlah
34
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
background politik mereka, NSAL,
RML, telah meningkatkan peran
politik
mereka
secara
aktif
dibandingkan
masa
lalu.”
(Wawancara, 3 Januari 2012)
pementasan politik yang memukau dan
santun, namun bisa jadi menghebohkan.
Namun pernyataan pribadi politisi yang
hampir seluruhnya menyatakan bahwa motif
utama
ke
Parlemen
memperjuangkan
adalah
untuk
seorang
politisi
yang
rakyat,
mempunyai latar belakang pengusaha, dalam
para
pengamatan penulis YSF juga merupakan
pengamat politik dan aktivis yang menjadi
seorang politisi yang dalam kesehariannya
informan penelitian ini.Tetapi sebagai politisi
selalu berusaha menggunakan bahasa politik
mereka mengungkapkan motif itu dengan
yang santun.la juga merupakan seorang
berbagai argumen.
politisi yang melihat adanya korelasi antara
ternyata
kepentingan
Sebagai
ditanggapi
berbeda
oleh
Penulis memiliki banyak kesempatan
menyaksikan sejumlah rapat dan kegiatan
perilaku politik politisi lain dengan model
perilaku yang ditampilkan dalam keseharian.
lain yang dihadiri oleh para politisi anggota
Selain YSF, seorang politisi lain di
DPRD. Penulis agak gamang menyaksikan
DPRD juga mengungkapkan motif politiknya
apakah
memang
masuk ke Parlemen. Dialah RML, politisi
konstituen,
PDIP yang seringkali garang dan langsung ke
individunya
pokok persoalan ketika berkomunikasi. Gaya
sendiri.Tetapi menurut NTS (35 Tahun) yang
bicaranya cenderung berapi-api apalagi jika
mengamati kiprah anggota DPRD Kabupaten
menyangkut idealisme dan paham nasionalis
Gowa dan merasakan bagaimana para politisi
yang
muda memang lebih mampu menampilkan
Kekaguman pada Bung Karno membuat ia
kesan yang memukau hari demi hari.Meski
berulangkali menyatakan bahwa tokoh yang
hal itu Lebih dimungkinkan oleh suasana
paling ia kagumi adalah Bung Karno. Inilah
politik yang juga memang telah berubah.
yang diungkapkan oleh RML:
kebanyakan
menyuarakan
masyarakat,
politisi
aspirasi
partai
atau
Inilah yang diungkapkan NTS :
“Kebanyakan
anggota
DPRD
sekarang ini sangat tergantung dalam
peran politik formal bahwa mereka
mempunyai tema yang berbeda di
ruang publik
dan yang di
legislatif...paling
tidak
dengan
pengalaman
mereka
mengenai
realitas politik dan konsep politik
tertentu akhirnya menjadi learning
process
selama
di
legislatif.
Misalnya ARI saya lihat cukup
menunjukkan kompetensi sebagai
politisi
muda
terlepas
dari
begitu
ia
bangga-banggakan.
“Menjadi politisi adalah cita-cita
saya sejak dulu, tetapi saya tidak
suka dan selalu menghindari politik
praktis, saya lebih cocok sebagai
negarawan.
Sehingga
saya
melakukan
segala
sesuatu
berdasarkan hati nurani saya, seperti
kata Bung Karno: " Hati nurani itu
pada
dasarnya
adalah
satu.”
(Wawancara, 21 September 2011)
Uraian
di
atas
menggambarkan
persepsi para politisi yang menganggap
35
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
bahwa
upaya
dilakukan
keterwakilan
dengan
haruslah
berbagai
cara
dan
bersih. Pada sisi lain, anggota DPRD lainnya
seperti RML dan PTL, meskipun berusaha
mekanisme sehingga mereka bisa di dengar,
berbicara
terlepas apakah mereka dianggap tidak
pembicaraan cenderung meninggi.
melakukan pengelolaan kesan terhadap diri
runtun,
Melihat
proses
namun
di
bagaimana
pencitraandi
tengah
politisi
mereka dengan baik sesuai dengan pencitraan
melakukan
wilayah
yang melekat kepada mereka sebagai wakil
depan dan wilayah belakang pentas politik,
rakyat yang terhormat.
seperti menyaksikan dua wajah dari dua
Inilah yang terjadi di DPRD, bahwa
pementasan saja. Tidak jarang ketika keluar
orang-orang di dalamnya saling mengenal
dari ruang sidang beberapa politisi yang
dan berkomunikasi secara tidak terbatas,
sebelumnya peneliti amati ketika berada di
terorganisasi, meski komposisi pelaku komu-
ruang sidang tidak memperlihatkan aktivitas
nikasi
mempunyai
apapun kecuali hanya mendengar dan diam,
identitas
tetapi ketika rapat selesai digelar, ia malah
terutama identitas kepartaian, dalam proses
yang banyak mengeluarkan komentar dan
komunikasi politik yang dijalankan tetap
pernyataan atas hasil rapat ataupun materi
menuntut mekanisme umpan balik yang
rapat yang baru di gelar. Gaya bicaranya
rasional, proporsional dan demokratis. Oleh
seperti juru kampanye, ia yang tadinya
karena itulah maka para legislator di DPRD
terkantuk-kantuk di ruangan, tetapi tiba-tiba
melakukan
politik,
menjadi sangat memahami materi rapat yang
mereka berupaya menampilkan sosok dirinya
baru di gelar di komisinya. Gambaran
dalam berbagai event.
tersebut hanya satu sisi saja dari banyak
tetap
namun
kepemimpinan
dan
proses
Namun
pengamatan
perasaan
komunikasi
demikian,
peneliti,
sepanjang
politisi
yang
wajah dan model perilaku politisi yang
begitu beragam di pentas politik DPRD.
memainkan peran politiknya kebanyakan
Dengan demikian, meskipun masing-
memang melakukan pengelolaan kesan yang
masing legislator menampilkan kekhasan
cukup memadai.Terlepas dari kesan bahwa
perilaku tersendiri di pentas politik DPRD,
mereka diam dan bungkam dalam suatu sesi
paling tidak hal tersebut dapat mengantarkan
rapat,
mereka
pada satu tindakan untuk mencoba melihat
ketidakberanian
dan memahami seperti apa sebenarnya
tidak
menyembunyikan
berarti
bahwa
mereka.Sejumlah legislator nampak sekali
legislator
tersebut
melakonkan
peran
ketika berbicara mengemas kalimat demi
politiknya dengan berpedoman pada model
kalimat dengan cara yang runtun fasih dan
komunikasi politik yang lazim diberlakukan
jauh dari kesan garang. Dilihat dari segi
di DPRD, ataukah kekhasan perilaku itu
penampilan pun mereka sangat rapi dan
malah tidak ada kaitan sama sekali dengan
36
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
model komunikasi politik yang memang
Pada beberapa kejadian, seperti saat
berlaku dan terjadi di DPRD, sehingga
sejumlah masyarakat datang ke DPRD
masing-masing politisi dapat saja melakukan
mengadakan rapat dengar pendapat.Bahkan
peran politik dengan gaya, atribut dan
kehadiran beberapa pengunjuk rasa yang
pemahaman
masing-masing.
menyuarakan agenda dan kasus yang tengah
Padahal jika ada model komunikasi politik
aktual ditangani oleh anggota DPRD pun
yang dapat diterapkan secara konsisten dan
selalu dapat diterima oleh para anggota
politisi dapat mewakili kepentingan rakyat
dewan meskipun sering terkesan lambat. Hal
yang diwakili secara konsisten pula, maka
tersebut disebabkan oleh ketidakhadiran
fungsi keterwakilan mereka tentu akan jauh
anggota DPRD di kantor pada saat itu
menjadi lebih efektif. Model komunikasi
terutama
inilah yang seharusnya menjadi rujukan
ditugaskan sebagai Tim Aspirasi. NTS
sehingga
menjelaskan:
politiknya
fungsi
keterwakilan
dapat
dijalankan secara baik, disuarakan secara
benar dan menghasilkan keputusan yang baik
dan benar pula sejalan sesuai harapan rakyat.
Komunikasi Politik Legislator
Kemampuan berkomunikasi politik
bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan,
banyak kasus yang terjadi karena adanya
kesalahan
dalam
berkomunikasi
justru
menimbulkan konflik. Belum lagi kasus
yang melibatkan kategori lain dari pelaku
mereka
yang hari itu sudah
“…paling sering terasa repotnya
ketika ada aduan masyarakat yang
datang dan Tim Aspirasi lagi
keluar.Maka dalam kondisi seperti
itu, saya minta warga untuk sabar
sejenak dan memintanya masuk
istirahat di ruang paripurna sambil
disediakan mereka air minum.Lalu
saya hubungi siapapun anggota
DPRD yang sesuai bidang komisinya
meskipun tidak bertugas hari itu, tapi
saya memintanya untuk segera
datang dan kebetulan rumah anggota
DPRD rata-rata dekat”. (Wawancara,
3 Januari 2012)
komunikasi politik yang datang ke DPRD.
YSF politisi partai PDK memiliki
Jika itu terjadi pada politisi di DPRD,
tanggapan terhadap para pengunjuk rasa yang
mereka tidak menunjukkan progres dari
ingin menyampaikan aspirasinya ke DPRD.
kompetensi sebagai politisi maka akan
Ia mengatakan :
menyangkut integritas di mata publik dan
tetap
seperti
itu
sampai
akhir
keanggotaannya, bisa ditebak bahwa, sulit
bagi mereka untuk kembali muncul sebagai
wakil terpilih di parlemen. Mereka gagal
melakukan komunikasi politik dalam ranah
yang sangat terbatas sekalipun.
"Sekarang ini ada banyak kasus yang
ditunggangi oleh kepentingan politik
oknum tertentu sehingga tidak lagi
murni memperjuangkan aspirasi
masyarakat.Maka,
tidak
mengherankan
apabila
terjadi
kecenderungan
perilaku
yang
mengarah kepada hal-hal yang tidak
sesuai yang dilakukan oleh para
pengunjuk rasa yang datang ke
37
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
legislatif."
(Wawancara,
Desember 2011).
AnggapanYSF
bermakna
12
fungsinya
dalam
kerangka
pembangunan komunikasi politik
dengan masyarakat”. (Wawancara, 5
Agustus 2011)
Jadi, dalam konteks menyelesaikan
bahwa
ketidaksiapan para anggota dewan yang
terhormat
untuk
menerima
kehadiran
pengunjuk rasa adalah karena klasifikasi dan
pemahaman yang berbeda antara mereka
yang datang ke DPRD dengan mereka yang
diharapkan
menerima
kehadiran
para
pengunjuk rasa tadi.Kondisi tersebut juga
memperlihatkan bahwa pemahaman terhadap
tugas dan tanggung jawab sebagai anggota
DPRD
belum
maksimal
sehingga
berpengaruh pada kualitas komitmen dan
integritas mereka.
Inilah yang menimbulkan spekulasi
anggapan yang juga beragam dari berbagai
pihak yang mengamati perilaku anggota
DPRD serta mereka yang memberi apresiasi
terhadap berbagai peran yang dimainkan oleh
legislator dan mereka bukan legislator,
bahwa para politisi sebenarnya hanya ingin
mencari popularitas saja dari peran politik
yang mereka mainkan di arena politik.
Seperti yang di ungkapkan oleh PTL:
“Institusi DPRD merupakan sarana
untuk
menampung
aspirasi
masyarakat terhadap permasalahan
yang berkembang.Di DPRD ada
berbagai forum seperti komisi dan
fraksi, bisa disampaikan secara
langsung dan tidak langsung, bisa
melalui individu, melalui kelompok
dan bisa dengan unjuk rasa.Itu adalah
salah satu
mekanisme
untuk
memecahkan
masalah
di
masyarakat.Semakin mampu DPRD
menyerap
dan
menyelesaikan
masalah tersebut maka semakin besar
masalah di masyarakat itulah komunikasi
politik dilakukan terutama dalam rangka
agregasi kepentingan masyarakat dengan
mekanisme
komunikasi
politik
yang
dilakukan di DPRD. Tetapi pada sisi lain
komunikasi politik juga dapat dilakukan
politisi dengan turun ke masyarakat. DPRD
juga
memerlukan
dinamika
masyarakat.Dengan demikian DPRD harus
sering
turun
ke
masyarakat,
mencari,
mendengarkan dan menampung aspirasi,
membawanya ke DPRD untuk dirumuskan
melalui kebijakan pemerintah.
Dengan kata lain, terdapat hubungan
yang tidak bisa dilepaskan antara posisi
terwakil dengan mereka yang diwakili.
Persoalannya adalah jika para politisi tidak
memahami fungsi keterwakilan itu sehingga
yang muncul adalah bukan bagaimana
mewujudkan
sinkronisasi
antara
motif
politisi dengan fungsi keterwakilan yang mereka jalankan, melainkan sekedar menggelar
rutinitas pertukaran pesan politik yang satu
dengan pesan politik lainnya dalam setting
komunikasi politik di DPRD.
Jika
diinterpretasikan
komunikasi
sebagai
sebuah
politik
cara,
mekanisme dan proses seperti yang disinyalir
oleh PTL dan merupakan upaya yang
seharusnya inisiatifnya lebih banyak datang
oleh DPRD, apa yang terjadi kemudian
38
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
mereka
sendiri
serta
belum
memahami
aturan
yang
ada.Kemungkinan
penyebabnya
adalah yang bersangkutan tidak
berada dalam posisi yang tepat untuk
menjadi anggota DPRD. Orang yang
cara berpikirnya seperti itu tidak
selayaknya duduk di DPRD. Jadi
kalau premanisme itu terjadi
dikarenakan
ngototnya
politisi
disebabkan
karena
ketidakpahamannya atas peraturan
yang ada, maka mereka tidak layak
ada di DPRD.Sebab, komunikasi
politik di DPRD itu dilakukan
dengan mekanisme diplomatik,
dengan
akal
sehat,
dengan
argumentasi.”
(Wawancara,
5
Agustus 2011)
Uraian PTL di atas juga makin
bahwa setiap kasus terjadi di masyarakat dan
melibatkan bahkan menimbulkan kerugian di
masyarakat
nampaknya
lebih
banyak
masyarakat yang menggagas inisiatif itu
untuk diteriakan kepada para wakilnya.
Dengan demikian, malah seringkali terjadi
benturan yang merupakan efek mengapa
pesan-pesan politik yang dikomunikasikan
itu menjadi bias, menjadi salah dipersepsikan
menjadi masalah yang menimbulkan makna
yang berbeda.
Dalam konteks kasus semacam itu
ada juga sebagian kecil politisi tidak hanya
yang menjadi informan penelitian ini yang
ngotot melakukan komunikasi politik yang
dianggapnya
menyuarakan
aspirasi
masyarakatnya. Tetapi cara dan mekanisme
penyampaian pesan itu seolah-olah ingin
memperlihatkan dominasi dirinya sebagai
wakil rakyat yang berkuasa, sehingga ia
harus menaiki meja rapat, menggebrak dan
menyerobot mikrofon untuk bisa bersuara
itu
terjadi,
maka
PTL
mengasumsikan bahwa ada kesalahan peran
yang terjadi dan bahkan jika kemudian
masyarakat
cenderung
bahwa
kurang
anggota
memiliki
DPRD
komitmen
terhadap peran dan tanggung jawabnya
terhadap konstituennya. Penyebabnya antara
lain adalah kurangnya pemahaman terhadap
eksistensi sebagai anggota DPRD, lalu
mempengaruhi
tindakan
yang
harus
dilakukan. Artinya, anggota DPRD kurang
membaca buku atau membaca informasi
dalam forum rapat.
Ketika
mempertegas
mengasumsikan
apa
perilaku yang juga berbeda kemudian mereka
premanisme
mengidentifikasikannya
berperilaku seperti
maka
sebagai
wawasan politik
PTL
sebuah
penyimpangan. Ia menyatakan:
“Biasanya itu terjadi karena mereka
kurang menghayati peran dan fungsi
menyangkut
pekerjaan
mereka di legislatif.
Pentas
yang
dilakukan dengan menyikapinya melalui
menyaksikan politisi
setiap saat yang mengakibatkan kurangnya
politik
legislatif
dimana
anggota DPRD melakukan proses belajar
politik
dan
berkomunikasi
politik
di
dalamnya. Bagi mereka yang bisa duduk di
DPRD
dengan
tidak
melalui
proses
rekruitmen yang memadai atau melalui
proses rekruitmen dengan kriteria seleksi
yang relatif longgar akan belajar dari realitas
politik dan konsep politik yang terus
39
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
dibicarakan di DPRD, sehingga masing-
budaya dan fungsi keterwakilan maupun
masing
menunjukkan
kapasitas dan kapabilitas yang seharusnya
kompetensi mereka sebagai politisi, terus
menjadi patokan komunikator politik dalam
meningkatkan kemampuan berkomunikasi
menyampaikan pesan politiknya maka untuk
politik sekaligus peran politik mereka.
memudahkan memberi istilah selama ini
Dengan demikian, maka dapatlah dimengerti
itulah yang diidentikan dengan kekerasan
jika politisi memaknai peran politiknya
politik.
dalam
berusaha
untuk
mengkomunikasikan
pesan-pesan
Menurut Ariannie (2010), hasil akhir
politik dengan ragam yang juga berbeda.
sebuah politik adalah pertemuan antara
Selain itu, dapat pula dimengerti jika
kepentingan
dan
fenomena konflik dan pertentangan yang
komunikasi
politik
terjadi
dalam penyampaian pesan-pesan
konflik atau tidak, sangat tergantung pada
politik di DPRD dapat terjadi dalam konteks
semua variabel yang bekerja di dalamnya.
apapun baik di pentas depan maupun pentas
Konflik di situ adalah pesannya atau
belakang.
muatannya.Muatan
Tidak
adanya
perbedaan
pentas
penyampai
kesepakatan,
apakah
itu
sehingga
bermuatan
datang
pesan.Isi
dari
pesannya
si
apakah
politik dalam persepsi politisi sehingga
mengandung kekerasan atau tidak sangat
pentas politik depan maupun pentas belakang
relatif, sangat tergantung pada hubungan si
tetap menjadi pentas politik di mana mereka
pemberi pesan, isi pesan dan penerimanya.
menjalankan peran politik apapun. Simbol
Nampaknya, tidak ada ruang politik
keterwakilan yang memang sulit mereka
yang sepi dari kompromi sebagai hasil akhir
lepaskan meski pada waktu itu mereka tidak
dari politik yang dikomunikasikan, meski
tengah menjalankan fungsi keterwakilan
pada awalnya dipertentangkan namun pada
sekalipun.
akhirnya
Sebenarnya,
jika
semua
dapat
dipertemukan
kepentingan
yang
dalam
sama.
sebuah
Hal
ini
mengkomunikasikan dengan baik, idiomnya
menunjukkan bahwa komunikasi politiklah
juga baik, maka tentu tidak akan ada
yang membangun semua proses pertukaran
persoalan. Jika tidak, massa yang ada di
pesan politik di DPRD dan merangkum
bawah juga tidak dapat mengartikan dengan
mereka yang berasal dari fraksi manapun.
baik, maka akan salah pengertian. Oleh
Komunikasi jelas adalah suatu proses, selalu
karena itu apa yang selama ini dianggap
ada celah untuk memandang komunikasi
sebagai kekerasan politik adalah segala
sebagai suatu proses. "Proses jelas bukanlah
perbuatan
atau
mengkomunikasikan
tingkah
laku
dalam
fenomena yang ditandai dengan kausalitas."
pesan-pesan
politik
(Mulyana, 2001: 51)
yang tidak bersandar pada mekanisme, etika,
40
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan di atas, kesimpulan yang dapat
diambil sebagai berikut:
Pada
dasarnya,
masing-masing
informan memiliki motif yang membentuk
persepsinya
tentang
seorang
legislator.
Secara garis besar dibagi dua, yaitu: (a)
informan yang menganggap bahwa seorang
legislator
harus
memperjuangkan
kepentingan rakyat karena dipilih oleh
mereka.
Motifnya
adalah
niat
untuk
memajukan masyarakat. (b) informan yang
menganggap
bahwa
menjadi
legislator
merupakan bentuk aktualisasi diri. Motifnya
bisa bersifat prestasi dan prestisius yang
hanya
bisa
dilakukan
ketika
politik
yang
berlangsung di DPRD Kabupaten Gowa
sangat
dengan
kontekstual
antara
Mulyana, Deddy. (2001). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakary
a. Hal. 51. Bandung.
Plano, Jack. dkk. (1989). Kamus Analisa
Politik. PT. Rajawali. Hal. 24. Jakarta
Soewardi, Herman. 1995. Dalil-Dalil Dalam
Ujian Disertasi. Diktat. Program
Pascasarjana Universitas Padjajaran.
Hal. 6. Bandung.
Suwardi, Harsono. (1997). Komunikasi
Politik. Diktat. Pascasarjana Universitas
Indonesia. Hal. 12. Jakarta.
Wawancara, NTS. 3 Januari 2012.
menjadi
legislator.
Komunikasi
Mueller, J. E. (1973). War presidents and
public opinion. New York: Wiley. Hal.
73
Wawancara, RML, 21 September 2011
Wawancara, PTL, 5 Agustus 2011
Wawancara, YSF, 12 Desember 2011
transaksional
interaksional.Komunikasi
politik
transaksional memang dominan terjadi pada
sebuah lembaga
politik
karena
adanya
„interest‟ dan „power sharing‟. Komunikasi
politik interaksional sifatnya lebih umum
terjadi dalam keseharian legislator.
Daftar Pustaka
Ariannie, Lely. (2010). Komunikasi Politik
Politisi dan Pencitraan di Panggung
Politik. Bandung: Widya Padjajaran.
41
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
BUDAYA POLITIK PATRON-KLIEN PADA PEMILIHAN
KEPALA DAERAH DAN DAMPAKNYA TERHADAPPENDIDIKAN
DEMOKRASI
Oleh:
Hasdin 1
Abstrak
Salah satu budaya politik yang menonjol di Indonesia adalah kecenderungan
pembentukan pola hubungan patronage, baik di kalangan penguasa maupun
masyarakat yang didasarkan atas patronage, atau yang oleh James Scott disebut
sebagai pola hubungan patron-client.Fenomena hubungan patron klien dewasa ini
tetap ada, khususnya yang berwujud dalam bentuk dukungan politik.Tidak bisa
dipungkiri, bahwa dalam kegiatan politik, khususnya pemilukada, para calon atau
pendukung para calon berlomba-lomba untuk mencari dukungan dari masyarakat
dengan menggunakan segala sarana dan sumber daya yang dimiliki untuk
memperoleh dukungan yang besar. Sarana dan sumber daya yang dimiliki oleh
para calon dan pendukung para calon dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan
berbagai cara, salah satunya melalui jaringan patron-klien.
Kata Kunci: Budaya Politik, Patron-Klien, Pemilihan Kepala Daerah, Dampak,
Pendidikan Demokrasi.
1
Penulis adalah dosen tetap FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn
42
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
individual.Antara dua individu, yaitu patron
Pendahuluan
Budaya
politik
merupakan
pola
dan si client, terjadi interaksi yang bersifat
perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan
resipokral
benegara,
administrasi
mempertukarkan sumber daya (exchange of
negara, politik pemerintahan, hukum, adat
resources) yang dimiliki oleh masing-masing
istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati
pihak.Si patron
oleh seluruh anggota masyarakat setiap
berupa kekuasaan, kedudukan atau jabatan,
harinya. Budaya politik juga dapat di artikan
perlindungan,perhatian, dan rasa sayang, dan
sebagai suatu sistem nilai bersama suatu
tidak jarang pula sumber daya yang berupa
masyarakat yang memiliki kesadaran untuk
materi (harta kekayaan, tanah garapan dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
uang).Sementara, client memiliki sumber
kolektif dan penentuan kebijakan publik
daya berupa tenaga, dukungan dan loyalitas.
untuk masyarakat seluruhnya. Dalam definisi
Pola hubungan tersebut akan tetap terpelihara
lain,
selama masing-masing pihak tetap memiliki
penyelenggaraan
dijelaskan
bahwa
budaya
politik
merupakan sikap individu terhadap sistem
atau
timbal
balik
dengan
memiliki sumber
daya
sumber daya tersebut.4
politik dan komponen-komponennya, juga
Pola
hubungan
patron-klien
di
sikap individu terhadap peranan yang dapat
Indonesia terjadi bukan hanya pada bidang
dimainkan dalam sebuah sistem politik. 2
ekonomi semata, tetapi biasanya juga terjadi
Salah satu budaya politik yang
dan
digunakan
pada
bidang-bidang
menonjol di Indonesia adalah kecenderungan
kehidupan yang lain, seperti bidang politik,
pembentukan pola hubungan patronage, baik
khususnya pada momen pemilihan umum,
di kalangan penguasa maupun masyarakat
baik pemilu presiden dan wakil presiden,
yang didasarkan atas patronage, atau yang
pemilu legislatif, maupun pada pemilu kepala
oleh James Scott disebut sebagai pola
daerah.Lazimnya suatu rangkaian pemilu,
hubungan patron-client atau yang oleh
segala daya dan upaya berusaha dilakukan
Chabot, Mattulada (1975) dan Putera (1988)
orang untuk
disebut pola hubungan ponggawa-sawi.3Pola
dukungan, termasuk lewat jaringan patron-
hubungan
klien.
2
dalam
konetks
ini
bersifat
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba,
The Civic Culture, Princeton, New
Jersey, Princeton University Press, 1963:
13.
3
R. Sitti Zuhro, dkk, Demokrasi Lokal
Perubahan dan Kesimbungan Nilai-nilai
Budaya Politik Lokal. Yogyakarta,
Penerbit Ombak, 2009: 184).
mendapatkan simpati
dan
Pembahasan
Secara umum hubungan patron-klien
bisa bisa digolongkan sebagai hubungan yang
4
Afan Gaffar, Politik Indonesia Transisi
Menuju Demokrasi, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2006: 109.
43
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
tidak sejajar, tetapi secara teoritis tidak
bersifat turun temurun.Patron harus menjaga
mengikat
klien dari musuh-musuhnya dan melindungi
antara
atasan
(patron
atau
pemimpin) dengan sejumlah bawahan (klien,
dari
pelayan
berdasarkan
perlindungan keluarga klien, kerap patron
pertukaran pelayanan yang asimetris, di mana
juga memberikan lahan kepada pengikutnya,
secara de facto patron tergantung kepada para
yang cukup untuk menghidupi seluruh
klien yang memberi pelayanan secara cuma-
anggota keluarga. Sebaliknya, klien harus
cuma yang bisa mencakup kewajiban secara
membantu sang patron jika diperlukan,
ekonomis, tugas-tugas berupah atau tidak,
menyediakan uang tebusan jika sang patron
menjadi prajurit perang, dukungan politik,
ditangkap sebagai tawanan perang, mahar
dan pelayanan lainnya, diimbangi dengan
pada saat putri sang patron menikah, atau
peran patron untuk menjadi figur pemimpin
menutupi biaya perkara yang harus dibayar
bagi semua klien dan pemberian bantuan,
patron.
atau
pengikut),
tuntutan
hukum.Selain
menjamin
termasuk pinjaman uang dan perlindungan,
Fenomena hubungan patron klien
yang disediakan sang patron jika diperlukan5.
dewasa ini tetap ada, khususnya yang
Istilah patron dan klien berasal dari
berwujud
model
yang
politik.Tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam
berlangsung pada zaman Romawi Kuno.
kegiatan politik, khususnya pemilukada, para
Seorang patronus adalah seorang bangsawan
calon atau pendukung para calon berlomba-
yang memiliki sejumlah warga dari tingkat
lomba
lebih rendah, yang disebut clientes, yang
masyarakat dengan menggunakan segala
berada di bawah perlindungannya.Meski para
sarana dan sumber daya yang dimiliki untuk
clientes secara hukum adalah orang yang
memperoleh dukungan yang besar.Sarana
bebas, mereka tidak sepenuhnya merdeka.
dan sumber daya yang dimiliki oleh para
Mereka memiliki hubungan yang dekat
calon
dengan keluarga pelindung mereka, yang
dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan
nama keluarganya mereka gunakan dan
berbagai cara, salah satunya melalui jaringan
upacara pemujaan keluarganya mereka ikuti.
patron-klien.Fenomena ini terlihat di saat
Ikatan antara patron orang Romawi dengan
pelaksanaan pemilu atau pemilukada.
suatu
hubungan
sosial
klien mereka dibangun berdasarkan hak dan
kewajiban timbal balik,
yang biasanya
dalam
untuk
dan
bentuk
mencari
pendukung
dukungan
dukungan
para
dari
calon
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala daerah sebelum tahun 2005 dilakukan
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Christian Pelras dalam Roger Tol, Kuasa
(DPRD). Namun, sejak berlakunya Undang-
dan Usaha di Masyarakat Sulawesi
Selatan, Makassar, Penerbit Ininnawa,
2009:21-22
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
5
Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih
44
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
secara
langsung
melalui
Membicarakan figur berarti berbicara
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
mengenai calon beserta segala apa yang
Daerah atau disingkat Pilkada. Di Indonesia,
dimiliki,
Pilkada pertama kali diselenggarakan pada
masyarakat,
bulan Juni 2005, yaitu pada Pemilihan
pengaruh yang besar jika memiliki beberapa
Kepala
hal, misalnya kekuatan ekonomi, integritas
Daerah
oleh
rakyat
Kabupaten
Kutai
Kertanegara.
pengaruh.
seseorang
akan
Dalam
memiliki
dan pengikut yang banyak. Orang yang latar
Sejak berlakunya Undang-Undang
Nomor
termasuk
22
Tahun
ekonominya
tinggi
cenderung
tentang
banyak mendapat simpati dari orang lain
Penyelenggaraan Pemilihan Umum, pilkada
karena dengan kekayaannya bisa digunakan
dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga
untuk melakukan segala hal yang tujuannya
secara resmi bernama Pemilihan umum
agar
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Misalnya membantu masyarakat membangun
atau disingkat Pemilukada. Pemilihan kepala
rumah ibadah dan kegiatan-kegiatan sosial
daerah
lainnya dengan misi politik.Jika hal itu
pertama
yang
2007
belakang
diselenggarakan
berdasarkan
undang-undang
Pemilukada
DKI
mendapatkan suara
ini
adalah
Tahun
2007.
gilirannya memiliki basis yang kuat di
Kemudian pada tahun 2011, setelah terbit
masyarakat, terutama dari orang yang perna
undang-undang
dibantu.
Jakarta
baru
mengenai
dilakukan,
maka
orang
yang banyak.
tersebut
pada
penyelenggaraan pemilihan umum, yaitu
Integritas yang baik juga memberi
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011,
pengaruh yang kuat terhadap pencalonan
istilah tentang pemilihan kepala daerah dan
seseorang pada proses suksesi seperti pilgub,
wakil kepala daerah yang digunakan adalah
pilbup atau pilwali. Figur seperti ini dipilih
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota.
karena diharapkan integritasnya yang baik
Dinamika pemilihan kepala daerah
tersebut
dapat
menjadi
teladan
dan wakil kepala daerah, baik di tingkat
masyarakat.Konstituen
provinsi
memilih calon yang integritas, moral atau
maupun tingkat
kabupaten/kota
mungkin
sangat menarik untuk dibicarakan terutama
kepribadiannya
bagi kalangan pemerhati politik. Banyak hal
dengan figur yang memiliki pengikut yang
atau faktor yang menjadi indikator dalam
banyak.Pengikut
topik tersebut, misalnya siapa figur-figur
didapatkan karena figur tersebut berasal dari
yang
keluarga
layak
dicalonkan
dan
didukung,
kendaraan politik apa yang digunakan, basis
massa pendukung, peluang masing-masing
figur dan lain-lain.
besar,
tidak
tidak
bagi
yang
baik.Begitu
banyak
pula
biasanya
bangsawan dan karena
ketokohannya.
Masyarakat akan mudah mengikuti
kemauan atau keinginan dari seseorang,
45
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
apabila orang tersebut memiliki kemampuan
oleh mereka kemudian adalah berusaha untuk
ekonomi yang tinggi dan suka membantu
menjaga dan memelihara kantong-kantong
orang kecil. Masyarakat juga akan senantiasa
masa tersebut agar tidak diserobot calon
mengikuti apa yang dilakukan seseorang jika
lainnya
orang tersebut memiliki integritas yang baik.
mendapatkan kendaraan politik atau partai.
Masyarakat juga memiliki kecenderungan
dan
berusaha
Kendaraan
politik
bagaimana
seperti
partai
patuh atau taat pada seseorang yang berasal
politik (parpol) merupakan salah satu wadah
dari kaum bangsawan atau pada seseorang
yang digunakan para calon kepala daerah
yang
atau bahkan calon presiden dan wakil
ditokohkan.Intinya
bahwa
antara
masyarakat dengan sosok figur tersebut ada
presiden
interdependensi
saling
pemilu.Dengan menggunakan partai politik,
tidak
para calon tidak lagi bekerja sendiri atau
hanya ada di masa dulu, tetapi juga masih
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
dipraktikan
sekarang.Hubungan
sendiri, tetapi juga dibantu oleh mesin partai.
saling membutuhkan dan interdependensi
Orang-orang yang duduk di partai politik,
tersebut yang biasa disebut hubungan patron
apalagi parpol yang memiliki kursi di
klien.Namun, konteks hubungan patron klien
DPR/DPRD, dipastikan mempunyai massa
yang dilakukan dahulu berbeda dengan yang
pendukung
dilakukan sekarang.Salah satu sarana untuk
tersebut. Tidak jarang juga di partai politik
melihat bahwa hubungan patron klien di
ada
masa sekarang itu masih ada, biasanya
pengaruh besar di masyarakat.Bahkan tidak
tampak pada saat suksesi-suksesi kepala
jarang ada parpol yang sangat kental dengan
daerah atau suksesi kepemimpinan nasional.
identitas individual atau keluarga.
dan
membutuhkan.Fenomena
sampai
tersebut
untuk
mengikuti
yang
duduk
loyal
figur-figur
kontestasi
terhadap
yang
partai
memiliki
Dalam kondisi seperti itu, masyarakat
Partai politik saat ini yang sangat
atau konstituen memilih tidak lagi melihat
kental dengan “identitas individual atau
berdasarkan
perspektif
dan
keluarga”,misalnya Partai Demokrat yang
kompetensi
calon,
karena
identik dengan keluarga Yudhoyono/Sarwo
kedekatan emosional, karena perna dibantu,
Edhie Wibowo, Partai Demokrasi Indonesia
atau juga karena sang calon berasal dari
Perjuangan yang sangat melekat dengan
keluarga bangsawan. Pertimbangan pemilih
keluarga “Soekarno”. Identitas Prabowo di
seperti itu tidaklah sepenuhnya keliru, tetapi
Gerindra
kurang rasional.Para calon yang berada pada
bagaimanapun
posisi
lagi
dilepaskan. Pada partai yang bertitel religius
untuk
pun kondisi seperti ini terjadi, seperti Amien
seperti
“mengeluarkan
itu
profesional
melainkan
tidak
keringat
akan
banyak”
meraup suara pada pemilu. Yang dilakukan
Rais
di
serta
Wiranto
tak
Partai
bisa
di
Hanura,
begitu
Amanat
saja
Nasional,
46
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Abdurrahman Wahid di PKB, dan Himi
ditembus oleh mereka yang tidak punya
Aminuddin/Anis Matta di PKS.
kedekatan
Dalam teori kepemimpinan Max
Weber
(1920),
“kharismatic
kepemimpinan
seseorang
kekeluargaan
atau
emosional
dengan sang patron. Itu mengapa menjadi
mengungkapkan
tentang
tidak mengherankan bila saat ini dapat dilihat
leadership”,
konsep
di berbagai partai politik, anak-anak sang
mengakui
patron yang cenderung masih muda dan
tunggal
memiliki
yang
kemampuan,
daya
mentah dalam berpolitik telah ditempatkan di
pengaruh, ideologi serta kekuatan untuk
posisi strategis di partai politik. Merekalah
mampu mengikat dan memastikan kelompok
para klientes utama yang akan menjadi
yang dipimpinnya selalu menjadikan dirinya
patron selanjutnya.
sebagai rujukan dan pengambil keputusan
Para klientes utama ini berusaha
terakhir dan tertinggi. Konsep kepemimpinan
untuk terus memastikan posisinya kepada
ini sangat cocok untuk kelompok yang
sang patron dan terus berusaha untuk
berbasis
keagamaan.
memikat hati para klien-klien yang lain. Para
Seorang yang dinilai sebagai charismatic
klien lain tentu sadar bahwa masa depan
leader ini dinilai sebagai superhuman, ia
mereka sangat ditentukan oleh sang Klientes
adalah manusia
terpilih yang memiliki
utama.
kekuatan
memang
mendapatkan posisi atau kekuasaan lain bila
kekeluargaan
yang
dan
telah
khusus
Mereka
dijamin
tidak
akan
tidak terus “mendekat” dan “memikat” sang
diberikan untuk dirinya.
Keberadaan charismatic leader ini
klientes utama.
membuat partai politik bukan lagi sebagai
Machiavelli (1513) dalam bukunya Il
tempat yang terbuka dan menjadi kesempatan
Principe(Sang Pangeran) menuliskan dengan
untuk
mengekspresikan
sangat gamblang tentang relasi patron-klien
pemikirannya dan mendapatkan kesempatan
ini sebagai sebuah upaya dari sang penguasa
yang sama untuk memimpin. Melainkan telah
untuk
bertransformasi
"…seorang penguasa yang bijaksana harus
siapapun
dapat
menjadi
sebuah
ruang
aktualisasi patron-klien yang sangat nyata.
Tokoh atau charismatic leader ini
melestarikan
kekuasaannya.
membangun kekuasaannya berdasarkan apa
yang
ia
sendiri
kuasanya
dan
bukan
adalah sang patron, dan lingkar-lingkar
berdasarkan apa yang orang lain kuasai; ia
terdekat adalah kliennya, dan para klien inti
harus berusaha agar ia tidak dibenci, seperti
ini berperan sebagai patron untuk lingkar
yang telah dicatat.....".6teori Machiavelli ini
selanjutnya, dan begitu terus berkembang
sangat dikenal seantero dunia dan telah
hingga hirarki di partai politik menjadi sangat
berlapis (Jackson, 1981; Scott, 1993; Jarry,
1991 ) dan menjadi sangat sulit untuk
6
http://www.planetpdf.com/planetpdf/pdfs
/free_ebooks/The_Prince_T.pdf
47
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
menjadi rujukan dari banyak penguasa dunia
Menurut
penulis,
ada
beberapa
untuk memastikan diri dan keluarganya dapat
dampak yang bisa ditimbulkan dari relasi
berkuasa untuk jangka panjang. Beberapa
patron klien terhadap Pendidikan Demokrasi.
contoh nyata di dunia modern saat ini adalah
Dampak ini bisa jadi belum cukup dirasakan
Monarki Saudi Arabia, Keluarga Kim Jong Il
oleh masyarakat secara langsung, namun bila
di Korea Utara dan Klan Qaddafi di Libya
tidak ada mekanisme untuk mengubah pola
(yang
relasi ini dengan segera, maka akan ada
telah
runtuh
akibat
gelombang
reformasi).
kemungkinan
Lebih
Indonesia
kembali mengalami kemunduruan di masa
menjelaskan bagaimana ulah para klien untuk
datang. Dampak-dampak yang terjadi antara
memastikan mereka tetap dalam ikatan sang
lain:
atau
Machiavelli
di
juga
penguasa
lanjut
demokrasi
sang patron atau sang
charismatic leader. “...Sudahlah hal yang
lumrah
bagi
mereka
yang
ingin
1. Tumbuhnya partisipasi politik yang
bersifat top down.
Praktik hubungan patron klien dalam
memenangkan hati seorang Pangeran harus
menawarkan kepadanya hadiah-hadiah yang
merupakan
harta
mereka
yang
paling
berharga, harta yang mereka ketahui akan
kehidupan
politik,
patron
klien
dalam
khususnya
dalam
pemilihan kepala daerah menurut penulis
memiliki
dampak
kurang
baik
bagi
kehidupan demokrasi.Bagaimana tidak, orang
tidak
bebas
lagi
mana masyarakat (klien) kurang memiliki
ruang yang luas dalam menentukan afiliasi
politiknya.Partisipasi yang lahir dari klien
disukai sang Pangeran…”
Hubungan
kehidupan politik memberikan dampak di
menentukan
pilihan
politiknya karena sudah terikat hubungan
atau ikatan dengan patron-nya. Walaupun
secara ideal menurut pertimbangan sang
klien, sosok patron bukanlah figur yang tepat
adalah buah dari mobilisasi patron.Partisipasi
bukanlah mobilisasi.Partisipasi adalah inti
demokrasi.Dalam
seseorang tidak bisa
“balas budi” sehingga “dengan terpaksa”
sang klient harus memberikan pilihannya
pada sang patron.
pilitik,
dipaksakan untuk
mengatakan “ya” pada suatu keputusan
politik,
tetapi
dimungkinkan
untuk
mengatakan “tidak”. Namun, apabila orang
terikat dengan hubungan patron-klien maka
sudah sukar baginya untuk tidak mendukung
apa yang menjadi keinginan patron.
Strategi
untuk dipilih menjadi kepala daerah atau
wakil kepala daerah, namun karena perasaan
partisipasi
mobilisasi
ini
banyak
dilakukan oleh partai-partai politik peserta
pemilu
atau
pemilukada
dengan
cara
merekrut figur-figur di daerah yang punya
pengaruh besar, memiliki kekayaan dan
jabatan
untuk
menjadi
pimpinan
atau
48
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
pengurus partai di daerah. Banyak contoh
memang sudah memenuhi kapasitasnya layak
yang
mendapatkan tanggung jawab publik dan
bisa
dikemukakan,
misalnya
ada
seorang gubernur, bupati atau walikota yang
politik
yang
menjabat sebagai ketua atau pimpinan sebuah
politik.Relasi patron-klien telah merusak
partai politik di daerah.
konsep kaderisasi partai dan membuat arena
kompetisi
2. Lemahnya kaderisasi dan regenerasi
kepemimpinan politik
Berbagai
lemahnya
kaderisasi
dan
ini
lahir
(kalau
figur-figur
tidak
bisa
Pertanyaannya,
menyusul
lama/senior
dikataan
uzur).
“kemana
yang
muda?”.Bukankah kita telah melihat di media
tentang keberadaan politisi muda yang
memiliki kapasitas dan integritas.Namun
mengapa
sebagai
mereka
figur
bangsa.Anekdot
tidak
yang
dijadikan
pemimpin
politik
berikut
mungkin
cocok
untuk menjawab pertanyaan tersebut, “yang
muda tidak akan berkuasa karena mereka
tidak memiliki nama belakang Yudhoyono,
Wahid, atau SoekarnoPutra/Putri”.
banyak partai politik yang benar-benar
menyiapkan kaderisasi bagi anggota dan
anggota.Kurikulum
dan
“kutu
Fenomena “kutu loncat” ini sebenarnya tidak
bisa sepenuhnya dikatakan salah.Menurut
penulis, salah satu faktor penyebabnya
karena kentalnya budaya patron-klien di
partai politik mereka sebelumnya yang sukar
untuk diterobos.Faktor inilah kemudian yang
meimbulkan
regenerasi
mandeknya
kepemimpinan
kaderisasi
dan
politik.Banyak
contoh kasus tentang hal ini yang bisa dilihat
dalam kehidupan partai politik di tanah air.
Merujuk kembali ke era Romawi
kuno, saat demokrasi sedang dikembangkan,
dikenal seorang Negarawan yang pandai
berorasi dan memiliki kapasitas politik yang
besar, meski dirinya belum begitu dikenal
oleh banyak orang saat itu, ia membuktikan
kualitasnya dalam ajang pemilihan yang
terbuka dan kompetitif. Negarawan muda ini
Bila melihat sistem kaderisasi, tidak
calon
diperparah dengan fenomena
dalam bursa “transfer” politisi di Indonesia.
terus
tahun 2014 dari beberapa partai politik yang
adalah
terhambat.
regenerasi
munculnya nama-nama calon Presiden pada
notabene
muda
partai
loncat” yang sedang menjadi trend tersendiri
mencuat dalam beberapa bulan terakhir
sinis
pemimpin
oleh
mengenai
kepemipinan politik di Indonesia
ini.Komentar
fasilitasi
Bobroknya sistem kaderisasi dan regenerasi
ini
diskursus
di
jenjang
kaderisasi yang mapan seharusnya yang
melandasi alur kaderisasi dan regenerasi
sebuah partai politik.Sehingga seorang yang
memenangkan suara mutlak dan menjadikan
dirinya sebagai Konsul di Romawi Kuno
pada usia 27 Tahun. Sosok itu bernama
Marcus Tullius Cicero.Kisah ini bisa jadi
akan sangat sulit kita temui di Indonesia.
Mereka yang muda bila tidak di dukung oleh
Patron atau memiliki modal besar, tidak akan
49
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
mungkin mengisi jabatan politik dan publik
meraih kekuasaannya.Masyarakat pun tidak
tertentu. Atau bisa jadi, memang tidak ada
lagi
kompetisi yang memungkinkan politisi dan
profesional,
negarawan
melainkan dengan hanya pertimbangkan
kapasitasnya.
muda
untuk
membuktikan
Hal ini juga bisa menjadi
Budaya
Politik
Subyek
dan
dasar
integritas,
pilihan untuk mempertimbangkan sebuah
politik
bagi
dirinya
dalam
berkontribusi untuk masa depan bangsa. Ia
hanya dihadapkan pada pilihan “uang” dan
Reformasi yang digulir tahun 1998
sebenarnya
kompetensi
atas
Masyarakat pun tak punya banyak
keputusan
3. Berkembangnya
pemimpin
pencitraan.
tantangan bagi bagi kaum muda di Indonesia
untuk menjadi Cicero-Cicero Merah-Putih.
memilih
telah
memberikan
secercah
harapan bagi berkembangnya budaya politik
partisipan, namun kuatnya budaya politik
patron klien yang masih berkembang di
kalangan elit politik dan penyelenggara
pemerintahan menjadi suatu tantangan bagi
“citra”,
bukan
memberikan
demokrasi
bagi
dilihatnya
demokrasi
pendidikan
masyarakat.
Sehingga
sebagai
sebuah
kesempatan untuk mendapatkan kaos baru,
spanduk untuk alas tidur, makan siang gratis
hingga bagi-bagi uang untuk melanjutkan
hidup.
iklim demokrasi kita. Rakyat yang mulai
peduli dengan kehidupan politik, justru tidak
Kesimpulan
diimbangi dengan perilaku elit politik yang
masih memelihara mentalitas budaya politik
lama.Sehingga budaya politik yang sudah
mengarah
pada
partisipanberbelok
budaya
arah
dan
politik
cenderung
menjadi budaya politik subjek.7
praktis
korban dari demokrasi yang tidak berkualitas
patron-klien
telah
menjadikan masyarakat sebagai komoditas
yang diperjualbelikan oleh para politisi untuk
7
pada
pemilihan
kepala
daerah
(gubernur, bupati atau walikota di Indonesia
memang
tidak
realitasnya
bisa
dipungkiri
adalah
benar-benar
bahwa
ada
daerah yang masih merupakan keturunan
bangsawan,
Lagi-lagi masyarakat selalu menjadi
Indonesia.Relasi
klien)
dipraktikan.Dinobatkannya tokoh-tokoh di
4. Masyarakat menjadi komoditas politik
di
Budaya politik patronage (patron-
Gabriel A.Almond dalam Mochtar
Mas’oed dan Colin MacAndrews,
Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta,
Gadjah Mada University Press, 2001: 42.
memiliki
jabatansebagai
kekayaan
pimpinan
partai
dan
politik
merupakan salah satu bukti bahwa parpol
masih menggunakan atau memanfaatkan
tokoh-tokoh
itu
(patron)
untuk
bisa
mendapatkan simpati dan dukungan dari
masyarakat
(klien)
pada
pemilu
atau
pemilukada. Pada dasarnya strategi yang
demikian dalam politik tidaklah keliru,
50
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
namun di sisi lain memiliki dampak yang
kurang baikbagi pendidikan demokrasi di
masyarakat.
Daftar Pustaka
Afan Gaffar.2006. Politik Indonesia Transisi
Menuju Demokrasi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta:
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba.1963.
The Civic Culture, New Jersey:
Princeton
University
Press.
Princeton.
http://www.planetpdf.com/planetpdf/pdfs/fre
e_ebooks/The_Prince_T.pdf
Mochtar
Mas’oed
dan
Colin
MacAndrews.2001.
Perbandingan
Sistem Politik. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
Roger Tol. 2009. Kuasa dan Usaha di
Masyarakat
Sulawesi
Selatan.
Ininnawa. Makassar.
R. Sitti Zuhro, dkk.2009. Demokrasi Lokal
Perubahan dan Kesimbungan Nilainilai Budaya Politik Lokal. Ombak.
Yogyakarta.
51
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN ADVOKASI PADA SISWA KELAS IPS/IIS 1
DI SMA NEGERI 2 PASANGKAYU
Oleh :
Hasan 1
Mulyana2
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang apakah dengan penerapan model pembelajaran
advokasi dapat meningkatkan hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS/IIS 1
1 SMA Negeri Pasangkayu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 SMA Negeri 2
Pasangkayu melalui penerapan model pembelajaran advokasi. Penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Data yang diperoleh yaitu dari hasil
belajar siswa hasil observasi aktivitas siswa dan guru. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas XI IPS/IIS 1 di SMA Negeri 2 Pasangkayu. Hasil penelitian
siklus I siswa yang tuntas yaitu 13 orang 28 orang siswa dengan presentase
ketuntasan belajar klasikal yaitu 46,42% dan daya serap klasikal yaitu 80,71%.
Pada siklus II mengalami peningkatan ketuntasan siswa yaitu 25 dari 28 orang
siswa dengan ketuntasan belajar klasikal yaitu 89,28% dan daya serap klasikal
yaitu 91,25%. Hasil observasi pada siklus I aktivitas guru diperoleh nilai rata-rata
pada pertemuan I yaitu 67,3% dan pertemuan II yaitu 73,0%. Pada siklus II
memperoleh nilai rata-rata pada pertemuan I yaitu 82,69% dan pada pertemuan II
yaitu 88,46%. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I diperoleh nilai ratarata pada pertemuan I yaitu 50% dan pertemuan II yaitu 66,6%. Pada siklus II
aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan diperoleh nilai rata-rata pada
pertemuan I yaitu 83,33% dan pada pertemuan II yaitu 88,88%. Pada siklus I dan
siklus II hasil debat kelompok juga mengalami peningkatan. Dengan demikian
bahwa penerapan model pembelajaran advokasi dapat meningkatkan hasil belajar
sejarah pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 di SMA Negeri 2 Pasangkayu.
Kata Kunci :
1
2
Hasil Belajar, Model Pembelajaran Advokasi
Dosen Tetap Pada Program Studi Pendidikan Sejarah
Guru di SMA Negeri 2 Pasangkayu
52
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
THE APPLICATION OF LEARNING MODELS ADVOCACY CAN IMPROVE
LEARNING OUTCOMES IN THE HISTORY OF CLASS XI IPS / IIS 1 1 SMA
PASANGKAYU
ABSTRACT
This study discusses whether the application of learning models advocacy can
improve learning outcomes in the history of class XI IPS / IIS 1 1 SMA
Pasangkayu. The purpose of this study was to determine the learning outcome
history in class XI IPS / IIS 1 SMA 2 Pasangkayu through the application of
learning models advocacy. This research is classroom action research (PTK. The
data obtained is quantitative data and qualitative data, quantitative data is data
obtained from the results of student learning while qualitative data is data
obtained during the learning process takes place that includes (1) the activities of
students, the activities of teachers. The subjects were students of class XI IPS / IIS
1 at SMAN 2 Pasangkayu. In the early stages of pre-action researchers
conducted tests with a number of essay questions as much as 5 numbers to derive
value from the analysis that is amounting to 17.85% due classical and classical
absorption of 55.85%. Results of research students who complete the first cycle is
13 people and are not exhaustive of 15 people with classical learning
completeness percentage is 46.42% and the absorption of classical ie 80.71%. In
the second cycle to increase student mastery of 25 complete and incomplete 3
people with classical learning completeness that is 89.28% and the absorption of
classical ie 91.25%. For qualitative data on the first cycle of teacher activity
average values obtained in the first meeting, namely 67.3% and 73.0% which is
the second meeting. In the second cycle to increase and obtain the average value
at the first meeting, namely 82.69%, and the second meeting is 88.46%. For
activity of students in the first cycle the average values obtained in the first
meeting, namely 50% and meeting II is 66.6%. In the second cycle student
activity increased with the average values obtained in the first meeting, namely
83.33%, and the second meeting is 88.88%. Thus the application of learning
models advocacy can improve learning outcomes in the history of class XI IPS /
IIS 1 at SMAN 2 Pasangkayu.
Keywords: Results Learning, Learning Model Advocacy
53
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Advocacy learning dipandang sebagai
Pendahuluan
Kegiatan belajar mengajar adalah
inti dalam pendidikan yang berlangsung
di kelas dan di luar kelas, segala sesuatu
yang
telah
dilaksanakan
diprogramkan
dalam
proses
akan
kegiatan
belajar mengajar. Dalam proses belajar
mengajar akan menentukan sejauh mana
tujuan
yang
dicapai.
telah ditetapkan dapat
Bahwa tujuan pembelajaran
adalah suatu cita-cita yang akan dicapai
suatu
adalah
pedoman
yang
memberi arah kemana kegiatan belajar
mengajar akan dibawa. Guru dalam
pembelajaran tidak dapat sesuka hatinya
dan akan mengabaikan tujuan yang akan
dirumuskan.
Tujuan
kegiatan
pembelajaran tidak akan pernah tercapai
selama
komponen-komponen
lain
diabaikan. Salah satu komponen yang
penting untuk mencapai tujuan yaitu
metode
pembelajaran.
merupakan
salah
Jadi
satu
cara
metode
untuk
mencapai tujuan dalam ppembelajaran
(Suryani .N & Agung Leo, 2012:49).
Pembelajaran
advokasi
yaitu
pengajaran berpusat pada siswa (studentcentered
advocacy
diidentikkan
dengan
learning)
sering
proses
debat.
alternatif
terhadap
pengajaran didaktis (mendidik) di dalam
kelas
yang
memberikan
kesempatan
kepada siswa untuk mempelajari isu-isu
sosial dan personal yang berarti melalui
keterlibatan langsung dan partisipasi
pribadi. Belajar advokasi menunut siswa
menjadi advokat dari pendapat tertentu
yang
bertalian
dengan
topik
yang
tersedia Hamalik Oemar, (2001: 228).
Berdasarkan hasil observasi awal
dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan
pembelajaran
pendekatan
dan wawancara dengan Apipa S.Pd
selaku guru mata pelajaran sejarah kelas
XI IPS/IIS 1 SMA Negeri 2 Pasangkayu
diperoleh
informasi
bahwa
nilai
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75
sebagai
standar
kelulusan
siswa.
Sehingga ini menjadi patokan siswa agar
bisa tuntas dalam setiap mata pelajaran
yang diberikan oleh guru khususnya pada
mata
pelajaran
sejarah.
Namun
kenyataannya siswa SMA Negeri 2
Pasangkayu khususnya kelas XI IPS/IIS 1
masih banyak dibawah nilai rata-rata
dengan ketuntasan yang rendah yaitu
67,8% atau hanya 19 orang yang tuntas
dari 28 orang siswa, sehingga hasil
belajar siswa belum sesuai dengan yang
diharapkan.
perhatian
Tentunya
dan
diperlukan
pemilihan
model
54
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
pembelajaran yang tepat, sesuai dengan
Berdasakan uraian diatas, maka
pokok bahasan dan perkembangan siswa.
dirumuskan
Namun kenyataan dilapangan bahwa
berikut:
selama ini guru sejarah SMA Negeri 2
model
Pasangkayu
model
meningkatkan hasil belajar sejarah pada
pembelajaran yang kurang tepat sesuai
siswa kelas XI IPS/IIS 1 1 SMA Negeri
dengan perkembangan siswa. Sehingga
Pasangkayu”?.berdasarkan
mengakibatkan
masalah maka tujuan penelitian ini adalah
dalam
menggunakan
siswa
proses
tidak
mandiri
pembelajaran
hanya
untuk
masalah
“Apakah
dengan
pembelajaran
mengetahui
yaitu
sebagai
penerapan
advokasi
apakah
dapat
rumusan
dengan
sebagian siswa yang aktif pada saat
penerapan model pembelajaran advokasi
proses pembelajaran berlangsung.
dapat meningkatkan hasil belajar sejarah
Faktor
yang
mempengaruhi
kurangnya hasil belajar siswa salah
satunya
adalah
pemilihan
pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 1 SMA
Negeri 2 Pasangkayu.
model
Berdasarkan
tujuan penelitian
pembelajaran yang kurang tepat sehingga
diatas, maka yang menjadi manfaat dari
mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian ini yaitu: Untuk siswa, agar
penelitian
dapat memberikan motivasi kemudahan
tindakan
menerapkan
“Model
kelas
dengan
Pembelajaran
dan
kejelasan
sehingga
dapat
Advokasi Di SMA Negeri 2 Pasangkayu
meningkatkan kemampuan memahami
Khususnya pada siswa kelas XI IPS/IIS
pelajaran sejarah dan pada akhirnya dapat
1”
model
meningkatkan hasil belajar. Untuk guru,
pembelajaran advokasi ini siswa dapat
sebagai masukan bagi guru untuk dapat
lebih
proses
dijadikan sebagai bahan pertimbangan
terutama
untuk memilih model pembelajaran yang
dalam memahami kemampuan siswa
tepat agar dapat meningkatkan hasil
terhadap mata pelajaran sejarah sehingga
belajar siswa. Untuk sekolah, dengan
dapat memperoleh hasil belajar yang
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
lebih
mendukung
referensi untuk membantu menentukan
peningkatan hasil belajar siswa maka
kebijakan dalam memotivasi, kreativitas
guru dalam melakukan pembelajaran
dan inovasi pembelajaran bagi guru
dikelas perlu persiapan yang matang.
disekolah.Untuk
yang
diharapkan dengan
efektif
pembelajaran
baik
pada
saat
berlangsung
Untuk
peneliti,
dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman
55
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
mengenai model pembelajaran advokasi
diperoleh dari siswa dan guru yaitu data
dan dapat memberikan informasi yang
tentang pelaksanaan kegiatan belajar
berharga bagi penelitian selanjutnya.
mengajar dikelas pada saat dilakukan
Untuk lembaga universitas, menambah
tindakan
referensi
lembar observasi serta data hasil belajar
dan
khasanah
pengetahuan
dalam model pembelajaran advokasi.
dan
dikumpulkan
melalui
siswa yang diambil melalui tes, setelah
data terkumpul kemudian dianalisis untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar
Metode Penelitian
Jenis
penelitian
ini
yaitu
siswa.
penelitian tindakan kelas (PTK) yang
Instrument penelitian adalah alat
bertujuan untuk mengembangkan atau
atau
memecahkan
yang
digunakan
oleh
yang
terjadi
peneliti dalam mengumpulkan data agar
penggunaan
model
lebih mudah dan hasilnya lebih baik
pembelajaran advokasi. Penelitian ini
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
mengacu
model
sistematis sehingga data lebih mudah
oleh
diolah (Arikunto.S dalam Diana Elisa,
dikelas
masalah
fasilitas
melalui
penelitian
pada
yang
desain
atau
dikembangkan
Kemmis dan Mc. Taggart dengan tahapan
2014: 29)
yaitu:
pelaksanaan
tersebut maka peneliti menggunakan
tindakan yang terdiri dari: perencanaan,
bahan dan alat yaitu lembar observasi
pelaksanaan tindakan, observasi, dan
guru dan siswa dan Tes hasil belajar
refleksi, kemudian dilaksanakan dalam
siswa kelas XI IPS1.
pratindakan
dan
Memahami dari pengertian
dua siklus. Penelitian ini dilaksanakan di
Ada dua jenis data yang dapat
SMA Negeri 2 Pasangkayu dan yang
diperoleh dari penelitian ini, yaitu data
dijadikan subjek penelitian adalah kelas
kualitatif dan data kuantitatif. Presentase
XI IPS/IIS 1 yang berjumlah 28 orang
rata-rata dihitung dengan menggunakan
yaitu laki-laki terdiri 14 orang dan
rumus sebagai berikut:
perempuan 14 orang.
Presentase
Jenis yang ditetapkan adalah data
nilai
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
kualitatif dan data kuantitatif. dan teknik
pengumpulan
mengumpulkan
menggunakan
data
yaitu
data
sumber
peneliti
dengan
data
Kriteria
tindakan
dapat
yang
rata-rata
=
x 100 %
keberhasilan
ditentukan
sebagai
berikut:
yang
56
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
75% < NR ≤ 100%
: Sangat baik
yang akan diteliti. Hal ini dilakukan
50% < NR ≤ 75%
: Baik
dengan tujuan yaitu untuk mengetahui
25% < NR ≤ 50%
: Cukup baik
materi yang akan diajarkan sesuai dengan
0% < NR ≤ 25%
: Kurang.
kurikulum
(Arikunto.S dalam Diana Elisa, 2014: 29)
Teknik yang digunakan dalam
menganalisis
data
kuantitatif
yang
yang
berlaku
menyediakan hal-hal
yang
dan
berkaitan
dengan tahap persiapan penelitian serta
mengetahui
kondisi
kelas
sebelum
diperoleh dari tes hasil belajar siswa
melakukan penelitian mengenai hasil
adalah:
belajar siswa yang akan dijadikan sebagai
1) Presentase
dari
daya
serap
individu menggunakan rumus:
acuan
untuk
menentukan
rencana
tindakan pada siklus I.
Daya serap secara individu =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑜𝑎𝑙
2) Ketuntasan
Hasil Penelitian
x 100 %
belajar
klasikal
Perencanaan Tindakan Siklus I
menggunakan rumus:
Ketuntasan
belajar
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ𝑛𝑦𝑎
3) Daya
klasik
klasikan
menggunakan rumus:
serap
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑠𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑠
= 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
Setelah
=
x 100 %
serap
Daya
Hasil Penelitian Siklus
awal,
melakukan
selanjutnya
peneliti
observasi
membuat
persiapan
siklus I yaitu sebagai berikut:
1. Membuat perangkat pembelajaran
klasik
x 100 %.
(RPP) sesuai dengan penerapan
model
(Depdikbud, dalam Marnawati,
pembelajaran
advokasi
(proses debat).
2. Menyiapkan materi yang akan
2009: 21)
diajarkan.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
3. Membuat instrument penelitian
tindakan,
yang meliputi alat evaluasi berupa
penelitian ini diiawali dengan melakukan
tes disertai jawaban dan panduan
observasi awal melalui wawancara pada
penskoran.
Sebelum
melakukan
guru mata pelajaran sejarah di SMA
Negeri 2 Pasangkayu, khususnya guru
4. Membuat
lembar
observasi
aktivitas guru dan siswa.
sejarah yang mengajar di kelas IPS/IIS 1
57
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
pertemuan I yaitu 50% dan pertemuan II
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan Siklus I ini
yaitu
66,6%
dengan
menggunakan
dilakukan 3 kali pertemuan. 2 kali
kriteria tingkat keberhasilan tindakan
pertemuan kegiatan belajar mengajar
dapat diketahui bahwa aktivitas siswa
(KBM) dan 1 kali pertemuan tes akhir
pada pertemuan I berada dalam kategori
tindakan
mengajar
cukup baik sedangkan pertemuan II
(KBM). Siklus I dilaksanakan pada
berada kategori baik. Sedangkan hasil
tanggal 10 januari 2015, 15 januari 2015
observasi aktivitas guru Pada Siklus I,
dan 17 januari 2015. Dilaksanakan tes
pada pertemuan I diperoleh skor 35 dari
hasil belajar pada Siklus I pada kelas XI
skor maksimal 52 dan pertemuan II
IPS/IIS 1 di SMA Negeri 2 Pasangkayu
diperoleh skor 38 dari skor maksimal 52.
dengan
kegiatan
materi
kekuasaan
belajar
“Perluasan
tentang
kolonial
pengolahan
data
diperoleh
kepulauan
presentasi nilai rata-rata (NR) pertemuan
Indonesia”. Pada Siklus I dilaksanakan
I yaitu 67,3% dan pertemuan II yaitu
model
73,0%
pembelajaran
mengacu
pada
di
Hasil
advokasi
rencana
pembelajaran (RRP)
yang
dengan
tingkat
keberhasilan
pelaksanaan
tindakan dapat diketahui bahwa aktivitas
dengan 2 kali
guru pada pertemuan I berada dalam
pertemuan.
kategori baik dan pertemuan II berada
Tindakan Siklus I
dalam kategori baik.
Selama
pelaksanaan
tindakan
Hasil Belajar Siswa Siklus I
dilakukan observasi terhadap aktivitas
siswa dan aktivitas guru dengan mengisi
lembar observasi yang telah disediakan,
yang dilakukan oleh Apipa, S.pd dan 1
mahasiswa sebagai pengamat (observer).
Pada Siklus I hasil observasi
kegiatan
siswa
pada
pertemuan
I
diperoleh skor 18 dari skor maksimal 36
dan pertemuan ke II diperoleh skor 24
dari skor maksimal 36. Hasil pengolahan
data
dengan
menggunakan
diperoleh nilai rata-rata (NR)
rumus
pada
Setelah melaksanakan tindakan
siklus I dengan menerapkan model
pembelajaran
advokasi
(debat)
dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu
pemberian tes uraian kepada siswa
dengan jumlah soal sebanyak 5 nomor
untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa
terhadap
materi
yang
telah
dipelajari dan kemudian dianalisis. Skor
rata-rata yaitu diperoleh skor tertinggi 90,
skor terendah 60, dan nilai rata-rata
58
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
80,8% dari 28 orang siswa yang tuntas
1. Siswa
kurang
memperhatikan
hanya terdiri 13 sementara presentase
penyampaian
tuntas klasikal sebesar 46,42% dan daya
konsep yang akan
serap klasikal 80,71%. Hasil tersebut
diperdebatkan.
diatas
mengharuskan
materi
tentang
peneliti
2. Siswa tidak menyimpulkan materi
melanjutkan tahap ke siklus II untuk
yang sudah diperdebatkan dan
lebih meningkatkan hasil belajar siswa
sering keluar masuk.
terhadap materi tentang “Peralawanan
3. Siswa kurang perhatian dalam
bangsa Indonesia menetang dominasi
proses pembelajaran karena tidak
asing”. Sedangkan hasil debat pada
ada buku pegangan siswa.
siklus I diperoleh skor masing-masing
4. Sebagian siswa masih memiliki
kelompok yaitu kelompok I memperoleh
rasa takut dalam mengeluarkan
skor
pendapat
29,5
(baik),
kelompok
II
memperoleh skor 29,7 (baik), kelompok
III
memperoleh
skor
30,7
(hebat),
ketika
proses
debat
berlangsung.
5. Guru
kurang
memberi
kelompok IV memperoleh skor 30,2
kesempatan kepada siswa untuk
(hebat), kelompok V memperoleh skor 32
mengamati (mempelajari) materi
(hebat), kelompok VI memperoleh skor
sebelum melaksanakan debat.
30,7
(hebat)
dan
kelompok
VII
memperoleh skor 29,2 (baik).
Hasil Penelitian Siklus II
Persiapan Tindakan Siklus II
Refleksi Tindakan Siklus I
Dari hasil refleksi pada Siklus I
Dari hasil observasi aktivitas
siswa dan aktivitas guru serta hasil tes
tindakan pada Siklus I yang digunakan
sebagai
acuan
untuk
merencanakan
tindakan
yang
lebih
efektif
untuk
memperoleh hasil belajar yang lebih baik
pada siklus selanjutnya. Adapun beberapa
kekurangan yang terdapat pada Siklus I
yaitu sebagai berikut:
maka perlu dilakukan tindakan Siklus II
dengan
perencanaan
yaitu
sebagai
berikut:
1. Guru menyampaikan hasil tes
pada Siklus I kepada siswa agar
lebih termotivasi dalam mengikuti
proses debat.
2. Menyiapkan
materi
pelajaran
yang akan diperdebatkan.
59
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
3. Membuat
rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
4. Membuat
diperoleh skor 30 dari skor maksimal 36
dan pertemuan II diperoleh skor 32 dari
lembar
observasi
aktivitas siswa dan aktivitas guru.
5. Membuat tes essay dan jawaban.
skor
maksimal
36.
Dari
hasil
pengoalahan data diperoleh presentase
nilai rata-rata (NR) yaitu 83,33% dan
pada pertemuan II diperoleh nilai rata-
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan Siklus II ini
rata-(NR) yaitu 88,88%. Dari hasil
dilakukan 3 kali pertemuan yang terdiri
observasi
dari 2 kali pertemuan kegiatan proses
menunjukkan bahwa nilai rata-rata (NR)
pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk
pada pertemuan I dan II masuk dalam
pemberian tes akhir pada tindakan Siklus
kategori sangat baik. Sedangkan hasil
II dan kegiatan ini dilaksanakan pada
observasi aktivitas Guru pada pertemuan
tanggal 22 Januari 2015, 24 Januari 2015
I diperoleh skor 43 dari skor maksimal 52
dan 31 Januari 2015 dikelas XI IPS/IIS 1
dan pada pertemuan II diperoleh skor 46
SMA Negeri 2 Pasangkayu dengan
dari skor maksimal 52. Dari hasil
materi tentang “Perlawananan bangsa
pengolahan data diperoleh presentase
Indonesia menentang dominasi asing”
nilai rata-rata (NR) yaitu 82,69% dan
dengan model pembelajaran Advokasi.
pada pertemuan II diperoleh nilai rata-
Pelaksanaan pada Siklus II ini sama
rata-(NR) yaitu 88,46%. Dari hasil
dengan pelaksanaan tindakan Siklus I
observasi aktivitas Guru ini menunjukkan
tetapi
bahwa
dengan
rencana
pelaksanaan
aktivitas
nilai
rata-rata
siswa
(NR)
ini
pada
pembelajaran (RPP) yang telah direvisi.
pertemuan I dan II masuk dalam kategori
Observasi Tindakan Siklus II
sangat baik.
Selama
pelaksanaan
tindakan
Hasil Belajar Siswa Siklus II
dilakukan observasi terhadap aktivitas
Setelah melaksanakan tindakan
siswa dan aktivitas guru. Observasi
siklus II dengan menerapkan model
dilakukan
dengan
pembelajaran advokasi (debat) kemudian
mengamati kegiatan proses pembelajaran
kegiatan selanjutnya yaitu pemberian tes
dengan mengisi lembar observasi yang
uraian kepada siswa dengan jumlah
telah disediakan.
sebanyak 5 nomor dengan skor maksimal
oleh
peneliti
Berdasarkan
aktivitas
siswa
hasil
pada
observasi
pertemuan
I
yaitu 100 dan skor terendah yaitu 70 dan
nilai rata-rata 91,25%. Jumlah siswa yang
60
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
tuntas yaitu 25 dari 28 orang siswa,
berlangsung. Siswa senang mengikuti
sementara
proses
presentase
tuntas
klasikal
pembelajaran
sejarah
dengan
sebesar 89,28% dan daya serap klasikal
model pembelajaran Advokasi. Karena
91,25%. Sedangkan hasil debat pada
model pembelajaran ini merupakan hal
siklus II diperoleh skor masing-masing
baru bagi siswa. Sebagian besar siswa
kelompok yaitu kelompok I memperoleh
hadir
skor 35 (super), kelompok II memperoleh
langkah-langkah
skor
pembelajaran dilaksanakan oleh guru
32,5
(hebat),
kelompok
III
memperoleh skor 34,2 (hebat), kelompok
IV memperoleh skor
34
tepat
waktu.
Hampir
dalam
semua
proses
dengan baik.
(hebat),
kelompok V memperoleh skor 36 (super),
Pembahasan
kelompok VI memperoleh skor 36,5
Pada
pembahasan
ini
akan
(super) dan kelompok VII memperoleh
diuraikan hasil observasi siswa dan guru
skor 36 (super).
serta
Refleksi Tindakan Siklus II
menggunakan
Berdasarkan data yang diperoleh
hasil
tes
siswa
dengan
penerapan
model
pembelajaran
advokasi.
dari hasil observasi aktivitas siswa dan
yang
didapatkan
observasi aktivitas guru
serta hasil
penelitian yang telah dilakukan pada
tindakan selama pelaksanaan tindakan
tanggal 10 Januari sampai tanggal 31
Siklus II. Berikutnya dilakukan evaluasi
Februari tahun 2015 telah memberikan
untuk mengetahui dampak dari tindakan
gambaran bahwa aktivitas siswa dan
yang diberikan. Adapun hasil evaluasi
aktivitas guru serta hasil analisis tes essay
pelaksanaan tindakan Siklus II yaitu:
pada siklus I dan siklus II mengalami
Motivasi
proses
peningkatan yang cukup baik. Hal ini
pembelajaran sudah semakin meningkat.
menunjukkan bahwa penerapan model
Hal
kegiatan
pembelajaran advokasi (debat) cukup
pengamatan siswa lebih aktif dalam
efektif untuk diterapkan. Sebab dengan
debat.
menggunakan
ini
siswa
terlihat
Pemahaman
dalam
ketika
siswa
dalam
telah
Sebagaimana
pada
pembelajaran
hasil
model
menyerap dan memahami materi sudah
advokasi ini, akan dapat meningkatkan
meningkat terlihat pada hasil observasi.
minat dan motivasi belajar siswa. Oleh
Siswa sudah berani dalam mengeluarkan
karena itu, proses pembelajaran dengan
pendapat/argument ketika proses debat
model advokasi ini sangat penting untuk
61
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
diterapkan demi meningkatkan belajar
diperoleh nilai rata-rata (NR) yaitu
siswa dan daya nalar siswa yang baik
88,88%. Hal ini menunjukkan bahwa
serta siswa bisa lebih menjadi aktif dalam
pada siklus II aktivitas siswa mengalami
proses pembelajaran.
peningkatan. Sedangkan hasil observasi
Aktivitas Belajar
aktivitas guru siklus II pada pertemuan I
Hasil
observasi
mengenai
diperoleh
presentase
nilai
rata-rata
aktivitas siswa pada siklus I yang
aktivitas (NR) yaitu 82,69% dan pada
merupakan
diperoleh
pertemuan II diperoleh nilai rata-rata-
presentase nilai rata-rata (NR) 50%
(NR) yaitu 88,46% dengan kategori. Hal
dalam kategori cukup baik. Sementara
ini menujukkan bahwa pada siklus II ini
pertemuan II diperoleh presentase nilai
juga
rata-rata
pertemuan I dan pertemuan II.
pertemuan
(NR)
menunjukkan
I
yaitu
bahwa
66,6%
aktivitas
ini
mengalami
peningkatan
pada
siswa
dalam kategori baik dan mengalami
Hasil Belajar
peningkatan bila dibandingkan dengan
Sementara berdasarkan pada hasil
pertemuan I. Sedangkan hasil observasi
analisis tes essay siklus I diperoleh
aktivitas guru pada siklus I pertemuan I
presentase daya serap klasikal sebesar
diperoleh presetase nilai rata-rata (NR)
80,71% dengan siswa yang tuntas 13
yaitu 67,3% dan pertemuan II diperoleh
orang dari 28 siswa. Sedangkan pada
nilai rata-rata (NR) yaitu 73,0%. Hal ini
siklus II diperoleh presentase daya serap
menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam
klasikal mencapai 91,25% dengan siswa
pembelajaran
peningkatan
yang tuntas 25 dari 28 siswa. Ini artinya
dari 67,3% menjadi 73,0%. Ini artinya
presentase daya serap klasikal pada
model pembelajaran advokasi sangat
siklus
cocok untuk diterapkan, karena model
peningkatan.
advokasi
ini
mengalami
I
ke
siklus
II
mengalami
setelah terapkan pada
Penghargaan prestasi kelompok
peserta didik mau pun guru terus
debat (advokasi) pada siklus I diperoleh
mengalami peningkatan yang singnifikan.
hasil
Sementara
hasil
observasi
bahwa
kelompok
kelompok
1
dengan
skor
baik
adalah
29,5,
aktivitas siswa siklus II pada pertemuan I
kelompok 2 adalah kelompok baik
diperoleh presentase nilai rata-rata (NR)
dengan skor 29,7, kelompok 3 adalah
yaitu 83,33% dan pada pertemuan II
kelompok hebat
dengan skor
30,7,
62
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
kelompok 4 adalah kelompok hebat
Penutup
dengan skor 30,2, kelompok 5 adalah
kelompok
hebat
dengan
skor
32,
Berdasarkan
diperoleh
bahwa
hasil
dari
analisa
pelaksanaan
kelompok 6 adalah kelompok hebat
tindakan siklus I dan siklus II dengan
dengan skor 30,7, dan kelompok 7 adalah
menerapkan
kelompok
29,2.
advokasi maka dapat disimpulkan bahwa:
Sedangkan pada pembelajaran siklus II
Penerapan model pembelajaran advokasi
mengalami peningkatan yaitu diperoleh
dapat meningkatkan hasil belajar sejarah
hasil
pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 di SMA
baik
bahwa
kelompok
dengan
skor
kelompok
super
1
dengan
adalah
skor
model
pembelajaran
35,
Negeri 2 Pasangkayu. Hasil observasi
kelompok 2 adalah kelompok hebat
aktivitas siswa dan guru diperoleh yaitu :
dengan skor 32,5, kelompok 3 adalah
Aktivitas siswa pada siklus I yaitu 66,6%
kelompok hebat
dan
dengan skor
34,2,
pada
siklus
II
mengalami
kelompok 4 adalah kelompok hebat
peningkatan yaitu 88,88%. presentase
dengan skor 34, kelompok 5 adalah
kenaikan nilai aktivitas siswa dari siklus I
kelompok
kesiklus
super
dengan
skor
36,
II
yaitu
sebesar
22,28%.
kelompok 6 adalah kelompok super
Aktivitas guru pada siklus I yaitu 73,0%
dengan skor 36,5, dan kelompok 7 adalah
dan
kelompok super dengan skor 36.
peningkatan yaitu 88,46%. Presentase
Penerapan model pembelajaran
advokasi
(debat)
menghidupkan
pembelajaran
dinggap
suasana
dikelas,
pada
siklus
II
mengalami
kenaikan nilai aktivitas guru dari siklus I
dapat
kesiklus II yaitu sebesar 15,46%. Jumlah
kegiatan
siswa yang tuntas belajar siklus I terdiri
siswa
13 orang siswa dan pada siklus II
terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
mengalami peningkatan yaitu jumlah
terutama dalam proses debat, dimana
siswa yang tuntas terdiri 25 orang siswa
suasana
mendukung
dari 28 orang siswa. Pada Siklus I
merupakan salah satu memotivasi siswa
diperoleh presentase daya serap klasikal
untuk
yaitu sebesar 80,71% dan pada siklus II
belajar
belajar.
menemukan
yang
Seperti
mencari dan
yang
mengalami peningkatan yaitu diperoleh
mengembangkannya
91,25%. Presentase kenaikan daya serap
menjadi sebuah rangkuman (kesimpulan).
klasikal yaitu sebesar 10,54%. Nilai
diajarkan
sendiri
karena
dan
materi
ketuntasan
secara
klasikal
siklus
I
63
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
diperoleh 46,42% dan pada siklus II
Pasangkayu. Tidak Diterbitkan,
mengalami peningkatan yaitu diperoleh
Universitas Tadulako. Palu
89,28%.
Presentase
kenaikan
tuntas
Hamalik Oemar,(2009). Pendekatan Baru
klasikal yaitu sebesar 42,86%. Hasil
Strategi
debat kelompok pada Siklus I dan II juga
Berdasarkan
mengalami peningkatan.
Profesionalitas Guru & Tenaga
Hasil
yang
diperoleh
selama
pelaksanaan penelitian, maka peneliti
Belajar
Mengajar
CBSA
Menuju
Pendidik. Penerbit Sinar Baru
Algensindo. Bandung.
menyarankan yaitu: Secara umum model
Hamalik Oemar, (2001). Proses Belajar
pembelajaran Advokasi (debat) perlu
Mengajar. Penertbit PT Bumi
diterapkan dan dikembangkan karena
Aksara. Jakarta.
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
Marnawati, (2009). Peningkatan Hasil
sejarah pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 di
Belajar Biologi Melalui Model
SMA Negeri 2 Pasangkayu. Hendaknya
Pembelajaran
guru memilih dan menggunakan model
Siswa Kelas VII B SMP Negeri 6
pembelajaran yang dapat merangsang
Palu.
perkembangan berpikir siswa, sehingga
Universitas Tadulako. Palu.
siswa tidak hanya menghayal dan siswa
Suryani, N. & Agung .L. 2012. Starategi
Advokasi
Tidak
juga dapat termotivasi untuk lebih giat
Belajar
belajar
Ombak. Yogyakarta.
dalam mengembangkan ilmu
Mengajar.
Pada
Diterbitkan,
Penerbit
pengetahuannya.
Daftar Pustaka
Arikunto
Suharsimi,
Penelitian
dkk,
(2009).
Tindakan
Kelas.
Penerbit Bumi. Jakarta.
Diana.E, (2014). Meningkatkan Hasil
Belajar
Siswa
Pada
Mata
Pelajaran Sejarah Melalui Metode
Diskusi
Di
SMA
Negeri
1
64
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
KELAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT DI DESA TORUE
Oleh :
Nuraedah (E-mail: [email protected]) 1
ABSTRAK
Kelas sosial merupakan suatu lapisan orang-orang yang berkedudukan sama dalam
kontinum status sosial. Di zaman yang modern ini kedudukan seseorang sangatlah
penting. Karena orang akan dihormati atau akan dikucilkan sesuai dengan
kedudukan sosial seseorang. Dalam masyarakat kita mengenal kelas sosial, kelas
sosial ini ditentukan berdasarkan status sosial, kekuasaan dan penghasilan
seseorang. Kelas sosial terbagi dalam 3 golongan yaitu golongan atas, menengah
dan bawah. Masyarakat merupakan orang-orang yang tinggal dan berdiam di suatu
tempat. Masyarakat yang ada di desa sudah mulai mementingkan perbedaan kelas
sosial khususnya di desa Torue. Masyarakat yang ada di Desa Torue melihat dan
memandang seseorang itu dari kelas sosialnya, terkadang ada keluarga yang masih
sangat terbelakang dan miskin. Mereka berbaur dengan biasa, namun perbedaan
dan pandangan masyarakat akan berbeda terhadap mereka. Lain halnya dengan
keluarga yang sudah modern dan berpenghasilan cukup, mereka akan dipandang
dengan istimewa oleh masyarakatnya. Walaupun di desa, namun perbedaan kelas
sosial itu sudah mulai ada. Dan menjadi tolak ukur untuk masyarakat di desa
Torue.
Kata Kunci : Kelas Sosial, Masyarakat
1
Nuraedah, Dosen Pendidikan Sejarah, Jurusan PIPS FKIP Untad Palu.
65
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
dalam kehidupan saat ini. Faktor yang paling
Pendahuluan
Masyarakat adalah golongan besar
utama dalam status sosial, kekuasaan dan
atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang
penghasilan itu adalah uang. Uang adalah
dengan atau karena sendirinya bertalian
segalanya bagi setiap orang saat ini. Uang
secara
pengaruh-
diperlukan pada kedudukan kelas sosial atas.
mempengaruhi sutu sama lain. (Hassan
Namun, kedudukan kelas sosial seseorang
Shadily, 1993: 47). Masyarakat adalah
tidak secara langsung sebanding dengan
sekelompok
saling
penghasilan. Diperlukan banyak sekali uang
akan
untuk dapat hidup menurut cara hidup orang
golongan
berinteraksi.
dan
manusia
Dari
yang
interaksi
ini
menimbulkan suatu stratifikasi sosial sebagai
berkelas sosial atas.
bentuk perebutan kekuasaan yang merupakan
Berdasarkan uraian di atas, maka
sesuatu hal yang selalu diperebutkan di
dapat diuraikan permasalahan yang muncul,
masyarakat
meliputi.
sumber
dengan
menguasai
kekuasaan
yang
masyarakat.Stratifikasi
sumberada
sosial
di
adalah
pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam
kelas-kelas
(Soerjono
secara
Soekanto:
bertingkat.
1982;198).
Dari
1. Apakah
yang
menyebabkan
seseorang tergolong kedalam suatu
kelas sosial tertentu ?
2. Mengapa uang sangat penting dalam
kehidupan
masyarakat sehingga
stratifikasi sosial dapat lagi di bedakan ke
dapat dijadikan ukuran untuk kelas
dalam kelas-kelas tertentu.
sosial?
Dimana kelas
sosial adalah suatu strata (lapisan ) orang-
3. Bagaimana makna kelas sosial bagi
orang yang berkedudukan sama dalam
masyarakat ?
kontinum status sosial. Bagian-bagian dari
Terkait penyelesaian masalah. Perlu
kelas sosial adalah status sosial, penghasilan,
diperdalam bahwa
kekuasaan dan pekerjaan. Di zaman yang
didefinisikan sebagai suatu strata (lapisan)
modern
selalu
orang-orang yang berkedudukan sama dalam
memandang seseorang dari kelas sosialnya.
kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial.
Jika seseorang yang memiliki kekuasaan
(Horton Paul b, dkk. 1990: 5). Menurut Josep
pasti
menghormatinya
Schumpeter mengatakan bahwa terbentuknya
tidak
memiliki
kelas-kelas dalam masyarakat adalah karena
kekuasaan di tempat itu maka ia tidak akan
diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat
dihormati sebagaimana layaknya orang yang
dengan keperluan-keperluan yang nyata.
berkuasa.
(Soerjono Soekonto, 1982: 260). Didalam
seperti
masyarakat
namun
jika
ini
masyarakat
akan
seseorang
kelas
sosial
Suatu status sosial, kekuasaan dan
setiap masyarakat akan dijumpai lapisan
penghasilan merupakan tolak ukur seseorang
sosial karena setiap masyarakat mempunyai
66
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
sikap menghargai yang tertentu terhadap
Kap salon ada 1 Orang, Supir ada 20 Orang,
bidang-bidang
tertentu.
Bengkel ada 5 Orang, Tukang Batu 12
Dengan demikian kita mengenal lapisan
Orang, Tukang Kayu ada 11 Orang, Petani
soaial yang tinggi, rendah dan menengah.
Pemilik 130 Orang, Petani Penggarap 150
Himpunan orang-orang yang merasa dirinya
Orang, Nelayan 257 Orang, Pegawai 58
tergolong pada lapisan sosial tertentu, hal
Orang, TNI/ Polri 7 Orang, Buruh 424
mana diakui masyarakat itu dinamakan kelas
Orang, Angkutan 19 Orang dan Pensiun 8
sosial. (Soerjono Soekanto, 1982: 207).
Orang.
kehidupan
yang
Dalam kelas sosial yang berperan penting
yaitu
masyarakat
.
Masyarakat
adalah
Metode Penelitian
Setiap ilmu mempunyai metode yang
golongan besar atau kecil terdiri dari
beberapa manusia, yang dengan atau karena
sendirinya bertalian secara golongan dan
pengaruh- mempengaruhi sutu sama lain.
Masyarakat adalah orang yang hidup
bersama yang menghasilkan kebudayaan
(Soerjono Soekonto, 1982: 4). Desa Torue
merupakan salah satu Desa yang berada
wilayah
suatu cara untuk berbuat sesuatu; suatu
prosedur
Administrasi
Kecamatan
Torue Kabupaten Parigi Moutong Provinsi
Sulawesi Tengah. Jarak dari ibu kota
30
Km
ditempuh
dengan
kendaraan roda dua dan roda empat dengan
Jumlah penduduk desa Torue 3.069
jiwa 747 Kepala keluarga. Kegiatan ekonomi
di Desa Torue beranekaragam yaitu mulai
Pemilik,
Petani
kios, Petani
Penggarap,
Nelayan,
Pegawai, TNI/ Polri,
Buruh, Angkutan,
Pensiunan.
ada
Pedagang
sesuatu;
Sedangkan metodologi yang lebih singkat;
“suatu cabang filsafat yang berhubungan
dengan ilmu tentang metode atau prosedur;
suatu sistem tentang metode-metode dan
aturan-aturan yang digunakan dalam sains
(science). (Ni Dewa A. P. Aryati, 2012: 24)
Sartono
menegaskan
dengan
60
orang,
pengusaha ada 7 orang, Kios ada 18 Orang,
Kartodirdjo
bahwa
masalah
memperoleh
waktu rata-rata 1 jam perjalanan.
dari pedagang, pengusaha,
mengerjakan
suatu susunan atau sistem yang teratur.”
Provinsi (Palu) 113 Km dan dari ibu kota
Kabupaten
untuk
keteraturan dalam berbuat, berencana, dll.;
(Hassan Shadily, 1993: 47).
dalam
disebut metode penelitian. Metode ialah
(1992:ix)
“metode
berkaitan
“bagaimana
pengetahuan”,
orang
metodologi
menyangkut soal “mengetahui bagaimana
harus mengetahui”. Metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti dalam tulisan ini
adalah metode penelitian kualitatif. Menurut
Kuntowijoyo dalam Metodologi Sejarah
(2003:220) bahwa “metodologi kualitatif
datanya
berupa
(Berita),peninggalan
deskriptif
(bangunan,
foto),
Toko ada 7 orang, Pasar ada 1, Pengusaha
67
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
pikiran, perbuatan dan perkataan (sejarah
Tahapan Penelitian
lisan)”.
Dalam tahapan penelitian terdiri dari
pengumpulan data dan analisis data
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
1.
Pengumpulan Data
Torue Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi
Langkah awal dalam suatu penelitian
Moutong. Adapun penulis memilih lokasi ini
adalah pengumpulan data. Pengumpulan data
disebabkan karena penulis lahir dan besar di
dilakukan
Desa Torue sehingga penulis
memiliki
sumber-sumber yang relevan dengan obyek
kedekatan emosional dengan masyarakat
penelitian. Teknik pengumpulan data yang
Desa Torue. Selain itu penulis, menginginkan
digunakan dalam penelitian ini, yakni melalui
agar bisa mengangkat Desa Torue sebagai
penelitian kepustakaan (Library Research)
pembahasan sehingga lebih dikenal dalam
dan penelitian lapangan (Field Research).
masyarakat.
a. Penelitian Kepustakaan
dengan
cara
mengumpulkan
Penelitian Kepustakaan merupakan
Pendekatan
Penelitian
ini
diperlukan
suatu
penelitian dengan mengumpulkan sumber-
pendekatan yang merupakan kunci dari suatu
sumber
tulisan. Pendekatan yang digunakan oleh
sekunder,
penulis dalam tulisan ini adalah pendekatan
majalah/jurnal,
antropologi : mengungkapkan nilai-nilai yang
sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah
mendasari perilaku tokoh sejarah, status dan
untuk memperoleh informasi teoritis dari
gaya
yang
para ilmuan sebagai suatu kerangka acuan
mendasari pola hidup dan lain sebagainya
dalam penelitian. Penelitian kepustakaan
(Sartono
dan
dilakukan di Perpustakaan Daerah Propinsi
pendekatan sosiologi : Aspek sosial, seperti
Sulawesi Tengah, Perpustakaan Universitas
perubahan sosial yang disebabkan oleh
Tadulako, serta perpustakaan-perpustakaan
pendidikan dan ekonomi didekati dengan
pribadi. Penulis menggunakan buku-buku
ilmu sosiologi. Pada tulisan ini pendekatan
yang berhubungan dengan permasalahan
antropologi
dalam penulisan ini.
hidup,
sistem
Kartodirjo
dan
kepercayaan
,
1992:
pendekatan
4)
sosiologi
berguna untuk mengetahui status dan gaya
hidup masyarakat di desa Torue. Demikian
tertulis
yang
yakni
merupakan
berupa
publikasi
arsip,
internet
data
buku,
dan
b. Penelitian Lapangan
Langkah
selanjutnya
setelah
dengan adanya pendekatan yang digunakan,
melakukan penelitian kepustakaan adalah
sehingga
memperoleh informasi
penelitian lapangan. Penelitian lapangan
mengenai arti pentingnya kelas sosial bagi
berguna untuk mendapatkan data primer,
masyarakat di desa Torue.
oleh karena itu peneliti turun langsung ke
penulis
lapangan, yakni melakukan observasi dan
68
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
wawancara . Observasi dan wawancara di
dimengerti dengan benar apabila diketahui
lakukan di desa Torue melalui beberapa
riwayat terjadinya.
sumber terutama kepala desa Torue.
2.
Didesa Torue dijumpai lapisan sosial
Analisis Data
karena setiap masyarakat mempunyai sikap
Setelah memperoleh data dari hasil
menghargai yang tertentu terhadap bidang-
penelitian kepustakaan dan hasil penelitian
bidang kehidupan yang tertentu. Dengan
lapangan baik observasi, wawancara maupun
demikian kita mengenal lapisan sosial pada
dokumentasi langkah selanjutnya adalah
masyarakat di desa Torue yang tinggi, rendah
pengolahan data didukung oleh analisis data.
dan menengah. Orang-orang yang tergolong
Menurut Patton dalam Basrowi dan Suwandi
dalam kelas sosial ini selalu mendapatkan
(2008:91) bahwa “analisis data adalah proses
keistimewaan dalam hidupnya. Biasanya para
mengatur urutan data, mengorganisasikannya
anggota suatu kelas sosial saling memandang
ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
satu
uraian dasar”. Teknik analisis data terdiri dari
masyarakat yang setara, serta menilai diri
tiga tahap, antara lain reduksi data, penyajian
mereka secara sosial lebih hebat dari
data
beberapa orang lain dan lebih rendah dari
dan
penarikan
kesimpulan
atau
sama
lainnya
sebagai
anggota
verifikasi. Dari proses pengumpulan data
pada beberapa orang lainnya.
maka
reduksi
kekayaan yang melimpah, adanya status
(pengelolaan data), lalu penyejian data
sosial yang penting dan kekuasaan yang
kemudian melakukan penarikan kesimpulan.
membuat mereka merasa sangat istimewa.
kita
akan
melakukan
Yang
Hasil dan Pembahasan
A.
Torue
1.
keluarga yang sadar akan kedudukannya di
dalam suatu lapisan. Istilah kelas hanya
lapisan
yang
bersandarkan atas unsur-unsur ekonomis
pada umumnya di Desa Torue. Terbentuknya
kelas sosial dalam masyarakat di Desa Torue
diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat
dengan keperluan-keperluan yang nyata,
akan tetapi makna kelas dan gejala-gejala
kemasyarakatan
lainnya
dapat
Torue yaitu :
Kelas sosial adalah semua orang atau
untuk
seseorang
dikatakan mempunyai kelas sosial di Desa
Penggolongan Kelas Sosial di Desa
dipergunakan
menggolongkan
Adanya
hanya
dapat
Kekayaan atau Penghasilan
Uang diperlukan pada kedudukan
kelas sosial atas. Namun, kedudukan kelas
sosial seseorang tidak secara
langsung
sebanding dengan penghasilannya.
Pada
dasarnya kelas sosial merupakan suatu cara
hidup.
Kekayaan
jelas
penting
dalam
menentukan kedudukan seseorang dalam
masyarakat khususnya di Desa Torue. Yang
termasuk dalam kekayaan tersebut yaitu
dapat dilihat dalam bentuk rumah mereka,
mobil
pribadinya,
cara-cara
mereka
69
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
menggunaka pakaian serta bahan pakaian
kita bersikap hormat terhadap orang-orang
yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja
yang kedudukan sosialnya kita anggap lebih
barang-barang mahal.
tinggi dari pada kedudukan sosial kita;
Berdasarkan wawacara saya bersama
bapak Made Suardana yang mengatakan:
2.
Bagi saya kekayaan itu sangat
menentukan untuk kita dipandang di
dalam masyarakat. Karena kalau kita
tidak memiliki kekayaan orang akan
pandang enteng terhadap kita.
Kekayaan itu dapat memuaskan diri
kita dan keluarga. Karena apa yang
kita mau dapat terpenuhi, seperti
memiliki
rumah yang layak,
memiliki kendaraan pribadi.”(Hasil
wawancara bersama bapak Made
Suardana di Desa Torue tanggal 12
Maret 2013).
Pekerjaan
Pekerjaan merupakan golongan kelas
sosial
lainnya.
mengembangkan
khusus,
mereka
Setelah
orang-orang
jenis-jenis
pekerjaan
pun menyadari bahwa
beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih
terhormat dari pada jenis pekerjaan lainnya.
sebaliknya memandang enteng orang-orang
yang secara sosial kita pandang berada
dibawah kedudukan kita.
Pekerjaan merupakan aspek kelas
sosial yang penting, karena begitu banyak
segi kehidupan lainnya yang berkaitan
dengan pekerjaan. Jika kita mengetahui jenis
pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga
tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup,
teman-teman, jam kerja dan kebiasaan seharihari keluarga orang itu.
Keseluruhan cara hidup seseorang di
desa
mendapatkan uang. Mereka tidak dapat
membeli makanan ataupun keperluan yang
mereka inginkan. Pekerjaan masyarakat di
Desa Torue sebagian besar adalah petani.
Namun ada beberapa dari mereka juga dapat
dihormati sesuai dengan pekerjaan mereka
karena ada sebagian dari mereka bekerja
sebagai
guru,
polisi,
dan
pengusaha,
contohnya kedudukan sosial seorang guru
tidaklah
sama
dengan
petani.
Seorang
masyarakat tidak akan menyapa keduanya
dengan cara yang sama. Kebanyakan diantara
yang
pada
akhirnya
menentukan kelas sosial mana orang itu
digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu
indikator terbaik untuk mengetahui cara
hidup seseorang.
3.
Saat ini pekerjaan adalah hal yang penting
karena tanpa bekerja seseorang tidak akan
Toruelah
Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling
mempengaruhi sekurang-kurangnya dalam
dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi
memerlukan uang dan motivasi. Kedua, jenis
dan
tinggi
mempengaruhi
rendahnya
jenjang
pendidikan
kelas
sosial.
Pendidikan bukannya sekedar memberikan
keterampilan kerja, tetapi juga melahirkan
perubahan mental, selera, minat, tujuan,
etiket cara berbicara- perubahan dalam
keseluruhan cara hidup seseorang. Dan
bahkan dalam beberapa hal , pendidikan
malah mungkin lebih penting dari pada
pekerjaan.
Walaupun
terkadang
banyak
70
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
masyarakat di desa Torue masih belum
saat ini. (hasil wawancara bersama bpk
mengerti akan pentingnya pendidikan, namun
Rustam M. Ladaci, SP. Di desa Torue
tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang
tanggal 09 maret 2013.)
berpendidikan itu akan dipandang dan dalam
hal
pemilihan
struktur
desa
terkadang
Pentingnya Uang bagi Kehidupan dan
mencari orang-orang yang berpendidikan.
menjadi Ukuran dalam Kelas Sosial di
4.
Desa Torue
Kekuasaan
Kekuasaan merupakan aspek dinamis
kedudukan
(status
Pentingnya
yang digunakan oleh rumah tangga dan
kekuasaan pada masyarakat di Desa Torue
perusahaan untuk membeli barang dan
adalah
perilaku
masukan (input) yang berputar-putar. Orang
seseorang. Kekuasaan yang melekat pada diri
yang akan melakukan pertukaran tidak perlu
seseorang harus dibedakan dengan posisi
menukarkan dengan barang, tetapi cukup
dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi
menggunakan uang sebagai alat tukar. Semua
seseorang dalam masyarakat merupakan
aspek kehidupan manusia dalam peradaban
unsur
tempat
modern saat ini tidak terlepas dan ditopang
pada
organisasi
sepenuhya oleh uang. Tidak ada satu
masyarakat.Kekuaasaan
sangat
peradaban pun di dunia ini yang tidak
mengistimewakan
karena
mengenal dan menggunakan uang.
karena
statis
ia
yang
individu
sosial).
Uang adalah kesatuan perhitungan
mengatur
menunjukan
seseorang,
masyarakat biasanya memberikan fasilitasfasilitas
pada
individu
untuk
Peran uang dalam perekonomian di
dapat
Desa Torue bisa diibaratkan seperti darah
menjalankan kekuasaan. Barang siapa yang
dalam tubuh manusia.Tanpa darah ,manusia
memiliki kekuasaan atau yang mempunyai
seakan-akan hendak mati.Kekurangan uang
wewenang terbesar menempati lapisan atas.
diibaratkan
kekurangan
darah
yang
Menurut Rustam M. Ladaci, SP
mengakibatkan gairah hidup yang turun dan
selaku kepala desa di desa Torue yang
melemah , yang pada akhirnya manusia
mengatakan bahwa:
menjadi sakit-sakitan. kebutuhan manusia
“Kekuasaan bagi saya sangatlah penting
yang paling penting
karena semenjak saya diangkat menjadi
fisik.Kebutuhan fisik manusia antara lain
kepala desa saya mulai dipandang oleh
barang dan jasa.Untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat khususnya di desa Torue.
akan barang dan jasa tersebut,cara yang
Dan tidak dianggap lemah lagi. Selain
paling mudah adalah dengan memiliki
itu saya mulai mendapatkan penghasilan
sesuatu
yang mencukupi untuk keluarga saya
uangadalah sesuatu benda yang diterima dan
dan dapat membangun rumah seperti
digunakan secara umum sebagai alat yang
yang
adalah
disebut
kebutuhan
UANG.Karena
71
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
memudahkan
proses
transaksi
dalam
memenuhi kebutuhan manusia berupa barang
dan jasa.Sehingga secara tidak langsung juga
Makna Kelas Sosial Bagi Masyarakat di
Desa Torue
Kelas sosial memiliki makna yang
dapat dikatakan bahwa kebutuhan yang
paling mendasar dalam perekonomian dan
Torue. Ada beberapa makna kelas sosial
kehidupan sosialnya adalah uang.
Uang memang benda mati,namun
ternyata
ia
bisa
mengembalikan
berbeda-beda pada setiap masyarakat di Desa
hidup
yang dapat saya simpulkan yakni:

Menentukan Kesempatan Hidup
Sejak masa dalam kandungan hingga
manusia.Ini bisa terjadi jika manusia lupa
yang
pada saat meninggal dunia, kesempatan dan
sesungguhnya.Dengan uang napas hidup
imbalan seseorang memang telah dipengaruhi
perekonomian suatu Negara dapat terlihat.
oleh kelas sosialnya. Kurangnnya gizi sang
akan
fungsi
dan
peran
uang
Dengan uang manusia bisa membeli rasa
aman,bersosislisasi,dihargai
dihormati.Dengan
uang
dan
manusia
bisa
Di zaman yang modern ini semua
uang,
ada
kekuatan
janin
sebelum
dilahirkan.
Kemiskinan yang datang kemudian akan
tetap menghalangi orang miskin. Seorang
mengaktualisasikan dirinya.
memerlukan
ibu bisa bisa dipengaruhikesehatan dan
istilah
yang
bayi dari kelas sosial rendah bukan hanya
lebih memungkinkan untuk meninggal dunia
mengatakan bahwa “tak ada yang gratis di
sebelum dewasa, tetapi juga akan menderita
dunia ini”. Kencing saja memerlukan uang.
penyakit lebih lama selama masa hidupnya.
Apalagi bagi orang yang hidup dikota, uang
Kelas
sosial
sangat
mempengaruhi
bagi mereka adalah hidup mereka. Mereka
kesempatan seseorang untuk hidup. Karena
tidak dapat hidup tanpa uang. Karena hampir
di zaman sekarang ini apa-apa selalu
setiap
memerlukan uang untuk
mengguakan uang. Tanpa uang seseorang tak
membayar parkir. Banyak masyarakat di
dapat melakukan apapun. Seperti contoh
Desa Torue rela melakukan pekerjaan apapun
kejadian di Jakarta bahwa ada anak kembar
demi uang. Malahan banyak orang yang
yang ditolak oleh 9 rumah sakit. Itu semata-
dikucilkan karena mereka idak memiliki
mata karena orang tua anak itu hanya
uang seperti yang lainnya.
menggunakan kartu raskim. Dengan alasan
tempat
Di keluarga saya orang tua saya
sangat pelit terhadap uang untuk biaya
anaknya. Begitu juga dengan saudara-saudara
bahwa rumah sakit penuh. Dan menyebabkan
salah satu anak kembar itu meninggal dunia.
Coba kalau kita bandingkan dengan anak
saya. Mereka slalu ingin mengumpulkan
presiden yang sakit pasti pihak rumah sakit
uang namun takut kehilangan uang untuk
akan memberikan pelayanan yang sangat
biaya sekolah anaknya.
istimewa. Itulah yang membuat kelas sosial
72
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
juga
sangat
menentukan
kehidupan
sosial
menengah
di
Desa
Torue
seseorang.
mencemohkan ketinggian hati orang-orang

kelas sosial atas, namun berusaha keras untuk
Kebahagiaan dan Kelas Sosial
Sejumlah
besar
orang
untuk
membesarkan
anak-anak
mereka
dalam
tentang
lingkungan tetangga yang “baik”. Orang-
ketidakbahagiaan.
orang pada kelas sosial apa pun memandang
Kebahagiaan tidak dipengaruhi oleh ada atau
orang lain pada kelas sosial yang lebih diatas
tidak adanya cacat tubuh atau cacat mental.
sebagai orang yang tidak lagi berguna, tinggi
Tidak pula dipengaruhi oleh faktor usia,
hati dan munafik; sedangkan terhadap orang
karena orang tua pun sering merasa bahagia
lain pada kelas sosial yang lebih rendah,
sebagaimana
Dari
mereka memandangnya sebagai orang yang
beberapa hasil penelitian di Desa Torue yang
menjijikan, menyedihkan atau orang yang
saya lihat bahwa faktor yang paling besar
tidak mampu berbuat apa-apa dan hanya
mempengaruhi adalah kelas sosiallah yang
“penuh dengan angan-angan untuk maju”.
tampaknya memiliki kaitan yang paling erat.
Orang-orang pada tingkat status menengah
Di desa Torue saya menemukan bahwa
cenderung menyebut perolehan status mereka
jumlah orang yang menyatakan diri mereka
sebagai hasil upaya pribadi, sedang status
“sangat bahagia” meningkat sekitar 25 %
orang yang lebih tinggi dikatakan sebagai
pada kalangan orang berpenghasilan rendah
suatu keberuntungan, dan status orang yang
dan 50 % pada kalangan yang berpenghasilan
lebih rendah sebagai akibat dari ketidak
melebihi 2 juta perbulan. Dalam suatu
mampuan dan kemalasan.
masyarakat
tertentu
terdapat

kesepakatan
diantara
kebanyakan
menyatakan
perasaan
kebahagiaan
dan
halnya
mereka
orang muda.
semacam
Meningkatkan motivasi
orang
Dengan adanya kelas sosial banyak orang
menyangkut “kebutuhan yang nyata” mereka.
di Desa Torue makin berusaha untuk dapat
Orang-orang yang lebih kaya lebih mampu
merasakan kelas sosial atas. Dengan semua
untuk
mereka,
kenikmatan
dan
untuk
didapatkan.
Semua
memenuhi
kebutuhan
lebih
berkemungkinan
sehingga
keistimewaan
ini
menjadi
yang
suatu
merasa bahagia dari pada orang-orang yang
motivasi orang-orang untuk mau berusaha
kurang berada.
menjadi lebih baik. Selain itu banyaknya

Menanamkan
Etnosentrisme
Kelas
Sosial
Dalam menilai kelas sosial lainnya
persaingan yang terjadi di Desa Torue karena
adanya sifat iri yang membuat seserang
termotivasi akan hal-hal yang membuat
anggota kelas sosial tertentu tidak dapat
seseorang menempati kelas sosial atas.
melepaskan diri dari cara pandang dan nilai-
Kesimpulan
nilai kelas sosial mereka. Orang-orang kelas
73
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Penggolongan seseorang mempunyai
hidup, memberikan kebahagiaan dalam diri
kelas sosial di Desa Torue yaitu 1) Kekayaan
seseorang, menanamkan etnosentrisme kelas
atau Penghasilan, Kekayaan jelas penting
sosial, dan meningkatkan motivasi.
dalam menentukan kedudukan seseorang
dalam masyarakat khususnya di Desa Torue.
Daftar Pustaka
Yang termasuk dalam kekayaan tersebut
Shadily
Hassan1993. Sosiologi untuk
Masyarakat Indonesia. Rineka
Cipta. Jakarta.
yaitu dapat dilihat dalam bentuk rumah
mereka, mobil pribadinya, cara-cara mereka
menggunaka pakaian serta bahan pakaian
Soekanto Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu
Pengantar. CV. Rajawali. Jakarta.
yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja
barang-barang mahal, 2)Pekerjaan, saat ini
Horton Paul b, dkk. 1990. Sosiologi jilid 2.
Erlangga. Jakarta.
pekerjaan adalah hal yang penting karena
tanpa
bekerja
mendapatkan
seseorang
uang,
3)
tidak
akan
Pendidikan,
pendidikan bukannya sekedar memberikan
keterampilan kerja, tetapi juga melahirkan
perubahan mental, selera, minat, tujuan,
etiket cara berbicara- perubahan dalam
keseluruhan
cara
hidup
Kekuasaan,
pentingnya
seseorang.
kekuasaan
4.
pada
masyarakat di Desa Torue adalah karena ia
Hensun James m. 2007. Sosiologi Dengan
Pendekatan Membumi. Erlangga.
Jakarta.
Sartono Kartodirdjo, 1992. Pendekatan Ilmu
Sosial dalam Metodologi Sejarah.
Gramedia. Jakarta.
Kuntowijoyo, 2003. Metodologi Sejarah. PT.
Tiara Wacana: Yogyakarta
Basrowi,
Suwandi,
2008.
Memahami
Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta.
Jakarta.
mengatur perilaku seseorang. Kekuasaan
yang melekat pada diri seseorang harus
dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan.
Peran uang dalam perekonomian di
Desa Torue bisa diibaratkan seperti darah
dalam tubuh manusia. Tanpa darah ,manusia
seakan-akan hendak mati. Kekurangan uang
diibaratkan
kekurangan
darah
yang
mengakibatkan gairah hidup yang turun dan
melemah , yang pada akhirnya manusia
menjadi sakit-sakitan.
Kelas sosial memiliki makna didalam
masyarakat yaitu menentukan kesempatan
74
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF
KOMUNIKASI DAN PERTUKARAN POLITIK
Oleh :
Rasyidah Zainuddin ([email protected])1
Abdul Malik Iskandar ([email protected])2
Maksud Hakim ([email protected])3
ABSTRAK
Tulisan ini bermaksud untuk menggambarkan salah satu fenomena politik di
Indonesia yang sangat popular adalah pemilihan umum karena penuh dengan
kepentingan baik yng bersifat individu maupun kelompok.Namun demikian,
kepentingan tersebut bisa dipastikan sifatnya saling-menguntungkan hanya
sajalebih sering tidak seimbang keuntungan politik tersebut.Berkaitan dengan hal
tersebut, politik senantiasa bersinggungan atau identik dengan komunikasi
(communication) dan „pertukaran‟.Kedua aspek ini merupakan bagian integral
dalam politik, sehingga dapat dikatakan bahwa bahwa bukan politik bila tidak
mengandung unsur „komunikasi‟ dan „pertukaran‟. Secara spesifik, tulisan ini
mengungkapkan proses terjadinya sebuah „pertukaran politik‟ dan proses
berlangsungnya „komunikasi politik‟.
Berlatar pada Pemilu di Sulawesi Selatan dengan memilih 2 tempat yaitu Pemilu
Kabupaten Gowa Tahun 2009 dan Pemilu Kabupaten Soppeng Tahun 2010, proses
pertukaran dan komunikasi politik yang berlangsung umumnya bersifat
„transaksional‟. Meskipun beberapa kasus di dalamnya „terkesan‟ bersifat
„interaksional‟ tetapi selalu diakhiri dengan kompensasi politik atau transaksional
sebagai bentuk keniscayaan politik modern.
Kata kunci: pemilu, komunikasi politik; pertukaran politik; transaksional;
interaksional
1
Dosen Tetap di Universitas 45 Makassar
Dosen Tetap di STIKES Megarezky Makassar
3
Dosen Tetap di STIE YAPTI Jeneponto
2
75
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Daerah yang berlangsung di Sulawesi
Pendahuluan
Sebagai
bagian
demokrasi,
dari
Pemilu
nilai
Selatan khususnya di Kabupaten Gowa
berusaha
Tahun 2009 dan Kabupaten Soppeng
menempatkan kompetisi antar individu,
tahun
kelompok,
termasuk elit lokal sebagai masyarakat
tertentu
dan
komunitas-komunitas
untuk
mencapai
2010,
individupara
politisi
kekuasaan
melakukan aktivitas politik yaitu saling
politik, baik dalam tataran legislatif
melakukan pertukaran untuk kepentingan
maupun eksekutif.Namun persoalan lain
politik. Elit lokal yang didominasi oleh
menggambarkan, bahwa banyak para elit
para bangsawan memiliki basis massa
menjalankan politik pragmatis, politik
akan cenderung melakukan kerjasama
oportunis,
yang
melakukan
politik dengan elit lain yang selain
mobilisasi
massa
mencapai
memiliki basis massa juga memiliki
hanya
untuk
kekuasaan tanpa memiliki visi yan jelas.
Dalam
benak
politik
mereka
modal material.
(elit),
Bentuk pertukaran politik lain
kekuasaan adalah sebagai alat untuk
yang paling sering terjadi adalah politik
melakukan pemberdayaan politik pribadi,
„balas-budi‟ dan politik „kompensasi‟.
kelompok, afiliasi politik (parpol), dan
Semua bentuk pertukaran politik tersebut
sebagai investasi untuk politik masa
sifatny resiprositas atau ketimbal-balikan.
depan.
Hal yang tidak kalah pentingnya
Realitas politik tersebut menurut
perspektif
Skinner
2004)
peserta pemilukada.Komunikasi politik
yang
ini menentukan terjadinya pertukaran
berdasarkan teori politik Machiavelli,
politik di antara mereka baik individu
yaitu merebut kekuasaan dengan segala
maupun atas nama partai. Dalam politik,
cara, termasuk mengatasnamakan agama
komunikasi lebih didominasi oleh model
untuk politik, mengatasnamakan suara
„transaksional‟ meskipun ada juga model
rakyat untuk kepentingan pribadi, dan
lainnya yaitu „interaksional‟.Kedua model
sebagainya. Pandangan seperti inilah
komunikasi tersebut dalam penerapannya
yang menjadi „spirit‟ dalam demokrasi
selalu
modern
menggambarkan
yang
aksi
(Ritzer,
adalah komunikasi politik antar kandidat
politik
berbasiskan rasionalitas,
instrumental, kapitalisme-liberal.
Pada Pemilihan Umum Kepala
diterapkan
silih-berganti
berdasarkan
konteks
komunikasinya
berlangsung.
Bila
komunikasi
bermasalah, maka dapat dipastikan tidak
76
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
akan terjadi kerjasama pertukaran politik.
terpengaruh untuk mendukung calon
Hal tersebut bagi Mulyana (2004:I)
tersebut di pemilihan umum. Begitu pula
dikatakan
sebaliknya,
berkomunikasi
bahwa
kegagalan
sering
menimbulkan
kesalahpahaman,
kerugian
bahkan
malapetaka. Resiko tersebut tidak hanya
komunitas
dan
komunikasi
yang
dilakukan oleh para calon buruk maka
masyarakatpun tidak akan tertarik dan
cenderung acuh terhadap calon tersebut.
tingkat individu, tetapi juga pada tingkat
lembaga,
jika
Komunikasi
politik
yang
bahkan
dilakukan dalam pemilukada merupakan
negara.Oleh karena itu bagi Mas'oed
suatu proses yang berlangsung secara
(1982:30) komunikasi politik justru harus
berkelanjutan. Komunikasi politik pada
menjadi jalan bagi mengalirnya informasi
pemilukada tersebut hanya merupakan
melalui masyarakat dan melalui berbagai
komunikasi awal yang akan dilanjutkan
struktur yang ada dalam sistem politik.
setelah pemilu selesai. Hal ini merupakan
Dalam kaitan tersebut di atas,
komunikasi tindak
lanjut
dari hasil
menjadi penting untuk diuraikan proses
komunikasi awal pada pemilu tersebut.
komunikasi politik dan pertukaran politik
Diskursus Politik Tentang Kandidat
yang berlangsung dalam Pemilukada
Bupati
Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten
Berpolitik sama halnya dengan
Gowa pada tahun 2009 danpada tahun
berkomunikasi,
yang
dalam
hal
ini
2010 di Kabupaten Soppeng.
menyangkut suatu proses penyampaian
Komunikasi Politik
pesan kepada khalayak atau “melibatkan
Kunci utama dari para kandidat
pembicaraan”. Menurut Mark Roelofs
kepala daerah agar bisa terpilih di
(lihat Nimmo, 1993) “Politik adalah
pemilihan umum adalah komunikasi yang
pembicaraan
baik.Komunikasi yang dilakukan pada
berpolitik adalah berbicara.Selanjutnya
pemilihan
dengan
diperkaya oleh Cholisin, dkk (2007)
komunikasi yang dilakukan orang pada
bahwa komunikasi politik merupakan
kehidupan umumnya.Komunikasi yang
suatu
dilakukan oleh para calon biasanya
politik
bersifat persuasif terhadap masyarakat.
masyarakat dan sebaliknya.
umum
berbeda
Jika para calon bisa berkomunikasi
dengan baik maka masyarakat akan
atau
lebih
tepatnya
proses
penyampaian
informasi
dari
pemerintah
kepada
Secara
detail,
David
Bell
mengutarakan tiga jenis pembicaraan
77
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
politik, yaitu; (a) pembicaran kekuasaan,
mempengaruhi orang lain untuk
(b)
mencapai
suatu
tertentu.
Namun,
perbedaan
dalam
pembicaraan pengaruh,
dan
pembicaraan autoritas (lihat
(c)
Nimmo,
1993).
digunakan
a. Pembicaraan kekuasaan
Bell
mengemukakan
bahwa
pengaruh,
mempengaruhi
digunakan
dengan
lain
atau
janji.
ancaman
untuk
yang
mencapai
pembicaraan
alat-alat
untuk
yang
mencapai
tujuan adalah dengan nasihat,
Terkait Kandidat Bupati dalam
dorongan,
PemilukadaKabupaten
peringatan.Sejumlah
Gowa
terdapat
alat
tujuannya.Dalam
pembicaraan kekuasaan berarti
orang
kepentingan
permintaan,
dan
kandidat
dan Kabupaten Soppeng, semua
dalam melakukan pembicaraan
kandidat
janji
pengaruh,
akan
untuk
kunjungan
ke
berupa
memberikan
suatu
upaya
melakukan
kediamankaum
membawa Kabupaten Gowa dan
bangsawan di daerah masing-
Kabupaten
masing seperti Ke-karaengan di
Soppeng
menjadi
lebih maju dan diperhitungkan
Gowa
Selain itu, ada juga pasangan
Soppeng,
yang
memajukan
dengannya. Ini mereka lakukan
Kabupaten Gowa dan Kabupaten
agar mereka mendapatkan citra
Soppeng
daerah
yang baik di mata masyarakat,
pertanian. Janji-janji pasangan
karena masyarakat akan menilai
kandidat tersebut dilakukan guna
bahwa apa yang dilakukan oleh
mempengaruhi
lain
kandidat tersebut tidak gegabah
(masyarakat) agar masyarakat
untuk menjadi kepala daerah
mengira
nantinya,
akan
sebagai
orang
semua
kandidat
dan
Ke-Datu-an
guna
dan
di
berkonsultasi
menyebabkan
nantinya akan melakukan hal
kemungkinan
tersebut
dorongan dari masyarakat untuk
jika
terpilih
nanti
menjadi Kepala Daerah.
halnya
suatu
memilih kandidat tertentu di
Pemilukada.
b. Pembicaraan Pengaruh
Sama
adanya
dengan
pembicaraan kekuasaan, yaitu
c. Pembicaraan Otoritas
Pembicaraan
otoritas
lebih
78
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
merupakan
daripada
bentuk
perintah
bentuk
lembaga
pada
dasarnya
bersyarat
memiliki juga kekuatan politik, meskipun
(contingen) yang merupakan ciri
kecil dan tentu tidak sama dengan
khas
lembaga politik (2006).
kekuasaan
dan
pengaruh.Dalam Pemilukada di
kedua
kabupaten
Citra diri partai politik sesuatu
tersebut,
yang dipercaya dan diharapkan oleh
dipastikan semua kandidat bupati
rakyat tentang apa yang dilakukan oleh
melakukan pembicaraan tentang
partai politik tersebut. Sejumlah partai
otoritas tidak terjadi pada saat
politik
proses
politik ternama di Indonesia, seperti
kampanye
berlangsung,
yang
melainkan dilakukan bila kandidat
Golkar,
yang
Gerindra.Citra
bersangkutan
nantinya.
terpilih
Direalisasikan
merupakan partai-partai
PDI,
PPP,
diri
Demokrat,
mereka
sudah
atau
dibuktikan oleh rakyat, sehingga mereka
tidaknya janji-janji yang mereka
pada waktu Pemilu sebelumnya selalu
lakukan
menjadi bagian teratas dalam dunia
pada
saat
kampanye
tergantung pada mereka.
perpolitikan
Arifin (2006) menyatakan bahwa
ketokohan seorang politikus, aktivis atau
profesional
akan
meningkat,
jika
didukung oleh lembaga yang ternama,
mengusung
partai-partai
menjadikan
mereka
Jadi lembaga merupakan sebuah kekuatan
yang besar dalam membantu proses
komunikasi politik yang efektif. Lembaga
adalah wadah kerjasama beberapa orang
untuk mencapai tujuan bersama.
Lebih lanjut Arifn menjelaskan
bahwa dalam dunia politik lembaga itu
politik
kandidat
parlemen dan
pemerintahan, atau birokrasi. Lembaga-
besar
menang
itu
dalam
Pemilukada tersebut.
Pemilihan Media dalam Komunikasi
Politik
atau berkiprah dalam lembaga tersebut.
partai
Indonesia.Para
bupati dalam hal ini berharap dengan
Partai sebagai Kendaraan Politik
berupa
non-politik,
Penggunaan
media
dalam
komunikasi politik, perlu dipilah dan
dipilih
dengan
cermat
untuk
menyesuaikan dengan kondisi dan situasi
khalayak. Menurut McLuhan eksistensi
media
adalah
sebagai
perpanjangan
indera manusia. Satu tipe saluran utama
yang
menekankan
komunikasi
satu
kepada banyak orang, yaitu komunikasi
massa(Arifin, 2006).
79
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Nimmo kemudian mengklasifikasi
komunikasi
berdasarkan
tingkat
langsungnya dalam komunikasi massa
masalah seputar wilayah masing-masing
yaitu Kabupaten Gowa dan Kabupaten
Soppeng.
menjadi dua, yaitu:(a) komunikasi tatap
muka,
dan
(b)
komunikasi
yang
Media lain yang paling populer
dipergunakan
di
Kabupaten
Gowa
membutuhkan perantara atau komunikasi
danKabupaten Soppeng adalah baliho dan
jarak jauh (1993:168). Untuk komuniksi
spanduk yang berisi kata-kata indah dan
tatap muka, tidak diperlukan media
foto
karena cukup hanya berbicara di depan
bertebaran di seluruh wilayah kabupaten
khalayak,sedangkan untuk komunikasi
tersebut
sebelum
Pemilukada
jarak jauh diperlukan perantara untuk
dilaksanakan.Memperkuat
media
berkomunikasi dengan khalayak, seperti
tersebut, kandidat juga membagikan baju-
diperlukan penggunaan media massa,
baju kaos, tas, kartu nama, kalender yang
media
berisi
interaktif
(internet,
telpon
misalnya).
kandidat
pasangan.
jauh
identitas
Media
kandidat
ini
yang
bersangkutan.
Saluran
komunikasi
pada
Pertukaran Politik
sejumlah kandidat bupati dalam Pilkada
Dalam politik demokrasi yang
Soppeng, mereka menggunakan dua tipe
berbasis
penggunaan komunikasi massa, yaitu
interaksi
komunikasi tatap muka dan komunikasi
mengandung adanya unsur „pertukaran‟
jarak jauh. Pertama, dalam penggunaan
atau „saling-menguntungkan‟ di antara
komunikasi tatap muka, mereka akan
para
mendatangi masyarakat. Kedua, dalam
tersebut.
penggunaan
komunikasi
jarak
kapitalisme-liberal,
individu
pelaku
jauh,
yang
politik
Dinamika
yang
politik
setiap
berlangsung
bersekutu
Pemilukada
mereka menggunakan media jejaring
Kabupaten Gowa danKabupaten Soppeng
sosial
yang didalamnya sarat dengan pertukaran
Facebook
memberikan
dan
nomor
Twitter,
telepon
dan
mereka
politik,
senantiasa
didasarkan
pada
kepada masyarakat. Hal ini mereka
asumsi ekonomi dasar (pilihan rasional),
lakukan guna menghemat dana dan agar
yaitu
masyarakat
juga
mendapatkan
berinteraksi
dengan
memberikan
bisa
mereka,
masukkan
langsung
dengan
mengenai
politisi
memberi
apa,
apa
dan
apakah
menguntungkan atau tidak, masyarakat
juga seperti itu. (Ritzer, 2009:458).
80
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Mengingat yang terlibat dalam
Kabupaten Soppeng bahwa mereka ingin
proses politik tidak sebatas individu
balas jasa terhadapnya yang selama ini
namun juga melibatkan kelompok sosial
selalu memberikan pekerjaan terhadap
(struktur sosial)yang lebih besar, dan
orang-orangnya, sehingga mereka merasa
pada kasus ini kelompok memberikan
berdosa
pengaruh
membantunya
besar
dalam
mengarahkan
keputusan politik individu. Hal tersebut
tergantung pilihan
moril
kalau
untuk
tidak
memenangkan
pemilukada.
terungkap oleh seorang politikus yang
pilihan politiknya
secara
Kebanyakan bentuk pertukaran
yang terjadi juga bersifat „material‟ baik
politik yang diperintahkan oleh partainya,
langsung
dan pilihan politik partainyatergantung
tersebut sebagaimana diungkapkan oleh
instruksi
seorang
pimpinan
politiknya
daerah.Jadi
terlembaga
dan
arah
atau
tidak
kandidat
langsung.
dari
Hal
Kabupaten
memiliki
Soppeng bahwa untuk tetap eksis di dunia
struktur yang jelas.Uraian ini menunjukan
politik di daerahnya tersebut dirinya
adanya intervensi struktur sosial yang ada
harus berpasangan dengan AD yang
di sekitarnya.
cukup kaya sehingga semua usaha dan
Terjadinya pertukaran politik juga
tercermin dari sikap seorang politisi yang
lembaga
pendidikannya
juga
bisa
berkembang lebih maju.
mengikuti perintah partai karena dirinya
memiliki kepentingan untuk diri sendiri
dan
langkah
itu
ketuanyadan
ketua
memberi
jaminan untuk karirnya, paling tidak
berposisi wakil ketua kelak. Itu alasan
kenapa
pilihan
politiknya
di
partai
mengikuti pilihan politik pimpinannya.”
Pertukaran politik juga memiliki
unsur „balas jasa‟ atas perbuatan baik
seorang politisi kepadanya. Hal tersebut
sebagaimana dikemukakan oleh warga
baik
di
Kabupaten
Interaksiantar individu (kandidat
sama-sama
menguntungkan. Ia memberikan suara
untuk
Pembahasan
Gowa
maupun
bupati)
yang
kepentingan
melakukan
dengan
pertukaran
hukum
dasar
“imbalan dan keuntungan yang didapat
oleh individu yang melakukan pertukaran
itu”. Pertukaran sosial yang terjadi antar
kandidat tidak berjalan statis, karena tidak
selamanya
individu
mendapatkan
keuntungan dari proses pertukaran sosial
itu.
Secara
teoretik,
pertukaran
(exchange) yang terjadi dalam transaksi
81
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
politik di Pemilukada Kabupaten Gowa
Tahun
2009
danKabupaten
Uraian di atas menegaskan
bahwa
dalam
proses
pertukaran
SoppengTahun 2010 selalu mengandung
sosial individu mengutamakan untuk
unsur-unsur sebagai berikut:
berada
1. Semakinsering tindakan seseorang itu
menguntungkan, jika tidak, tindakan
dihargai maka semakin sering orang
itu melakukan tindakan yang sama”.
pada
posisi
yang
itu tidak akan dilakukan lagi.
2. Apabila pada masa lampau ada satu
Sebaliknya, semakin sering tindakan
atau
seseorang
tidak
dalamnya
maka
mendapat ganjaran, maka semakin
tindakan itu tidak akan diulangi lagi
rangsangan yang ada menyerupai
olehnya.
rangsangan masa lampau itu, maka
itu
mendapatkan
gagal
atau
penghargaan
Substansi ini memiliki arti
sejumlah
rangsangan
tindakan
orang
kesempatan
tindakan yang sama.
lebih
leluasa
seseorang
semakin besar kemungkinan bahwa
bahwa dimana individu memiliki
untuk
di
tersebut
akan
melakukan
Ini
berarti
melakukan pertukaran sosial sesuai
keberhasilan pada salah satu tindakan
dengan kebutuhan
mengantar orang tersebut kepada
bersangkutan.
Kabupaten
individu
Kasus
Gowa
yang
pemilukada
tindakan
lainnya
yang
mirip.Hal
danKabupaten
tersebut sebagaimana dijelaskan oleh
Soppeng yang berlangsung dengan
tim pemenang dari Kabupaten Gowa
konflik tergambar dalam uraian salah
bahwa
seorang pendukung kandidat tertentu
bantuannya
bahwa dirinya menjadi bagian dari
Pemenang dalam pemilihan Ketua
tim pemenang kandidat A karena
KNPI
memang
selalu
kemudian menolongnya dan berhasil,
musda
kemudian
dari
mendukungnya,
dulu
mulai
di
Calon
di
Incumbentmeminta
untuk
menjadi
Kabupaten
Tim
Gowa,
incumbent
ia
tersebut
tingkat partai Kabupaten Soppeng,
berterimakasih, dirinya mendapatkan
pemilihan ketua DPRD, dan Ormas
ganjaran yaitu pujian atau jabatan
semuanya sukses, dan dirinya juga
khusus untuknya.
dapat
keuntungan
imbalannya,
sebagai hasil dari sebuah kesetiaan.
3. Semakin
seseorang,
tinggi
maka
nilai
tindakan
semakin
besar
kemungkinan orang itu melakukan
82
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
tindakan yang sama”. Bila hadiah
yang
diberikan
masing-masing
4. Semakin sering seseorang mendapat
ganjaran pada waktu yang berdekatan,
kepada orang lain amat bernilai, maka
maka
semakin besar kemungkinan aktor
ganjaran itu untuk dia. Unsur waktu
melakukan tindakan yang dinginkan
menjadi sangat penting. Orang pada
ketimbang jika hadiahnya tak bernilai.
umumnya tidak akan lekas jenuh,
Hadiah adalah tindakan dengan nilai
kalau ganjaran itu diperoleh sesudah
positif, makin tinggi nilai hadiah,
waktu yang cukup lama.Salahsatu
makin
pendapat dari seorang tim sukses
besar
mendatangkan
kemungkinan
kurang
bernilai
yang
bahwa pemilih di masyarakat sudah
hukuman
jenuh dan bosan dengan janji-janji
adalah hal yang diperoleh karena
maunya langsung dikasih yang nyata.
tingkah
Hal
Pokoknya prinsipnya, kalau ada yang
tersebut terungkap dalam Kasus BC
janji ayam lusa dan hari ini ada yang
yang
pemilukada.Ia
kasih telur ayam, maka pemilih
pasangan
memilih yang hari ini telur ayam.
diinginkan.
Sedangakan
laku
kalah
menyatakan
incumbent
perilaku
semakin
yang
negatif.
pada
bahwa
menang
bukan
hanya
Begitu
modelnya
sekarang
jadi
kecurangan tetapi juga strateginya
memang uang intinya. walaupun tidak
dalam
semua tapi rata-ratalah kuncinya.
menekan
PNS
birokrasi,
Camat, Kades, dan pegawai yang
5. Orang
membandingkan
jumlah
dekat dengan kandidat saingannya
imbalan yang diasosiasikan dengan
sebagai simpatisan atau tim sukses
setiap tindakan. Imbalan yang bernilai
maka pasti dimutasi atau dipecat,
tinggi akan hilang nilainya jika aktor
sehingga
menganggap
pilihannya,
dapat
karena
mempengaruhi
takut
dan
bahwa
itu
semua
cenderung tidak akan mereka peroleh.
mendapat ganjaran dari janji-janji..
Sedangkan imbalan yang bernilai
Uraian tersebut menjelaskan bahwa
rendah akan mengalami petambahan
hukuman bukanlah merupakan cara
nilai jika semua itu dipandang sangat
yang efektif untuk mengubah tingkah
mungkin
laku seseorang. Sebaliknya, orang
interaksi antara nilai imbalan dengan
akan terdorong untuk melakukan
kecenderungan
sesuatu jika ia mendapat ganjaran.
imbalan.Salah satu pendapat
diperoleh.
Jadi,
terjadi
diperolehnya
dari
83
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
seorang tim sukses di Kabupaten
digunakan berbagai cara seperti
Gowa memperkuat pernyataan ini
media sosial, baliho, spanduk, dan
adalah bahwa dulu pemilih masih
sebagainya untuk menarik simpati
melihat aspek hubungan keluarga,
masyarakat.
materi, rela menukarkan harga dirinya
dengan,
gula
pasir,
sarung,
dll.
2. Dalam penyelenggaraan pemilukada
yang
berbasiskan
sistem
Dengan seringnya memilih di pemilu
politik modern yang rasional,
di
pertukaran
Kabupaten
Soppeng,
pemilu
(exchange)
yang
legislatif, pilpres, pilgub, pilkada,
terwujud dalam bentuk „janji‟,
pilkades, lambat-laun nilai pendidikan
„kompensasi‟, „balas jasa/budi‟
politik mulai bergeser dan memilih
kepada mereka yang telah dan
bukan hanya faktor itu tetapi sudah
akan „memberi bantuan‟ menjadi
melihat prestasi untuk memajukan
sesuatu yang niscaya.
kesejahteraan kampungnya.”
Uraian
tersebut
menjelaskan
bahwa, Imbalan yang paling diinginkan
adalah imbalan yang sangat bernilai dan
sangat
mungkin
dicapai.
Sedangkan
Daftar Pustaka
Arifin, Anwar. 2006. Pencitraan dalam
Politik (Strategi Pemenangan
Pemilu dalamPerspektif Politik).
Pustaka Indonesia. Jakarta.
imbalan yang paling tidak diinginkan
adalah imbalan yang paling tidak bernilai
Cholisin, dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu
Politik. UNY Press. Yogyakarta.
dan cenderung tidak mungkin diperoleh.
Mas‟oed. 1982. Perbandingan Sistem
Politik.
Gadjah
Mada
UniversityPress. Yogyakarta.
(Homans dalam Ritzer, 2009:457).
Kesimpulan
1. Komunikasi
penting
politik
dalam
berperan
menentukan
terjadinya pertukaran yang saling
menguntungkan.
komunikasi
Dalam
politik,
kandidat
bupati mentransmisikan visinya
kepada rakyat dengan harapan
mereka
dipilih.
Mulyana. 2004. Metode Penelitian
Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu.
Untuk
itu,
Nimmo, Dan. 1993. Komunikasi Politik
(Komunikator, Pesan, dan Media).
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Bandung.
Ritzer, George dan Goodman. 2009.
Teori Sosiologi: Dari Teori
Sosiologi
Klasik
Sampai
Perkembangan Mutakhir Teori
Sosial Posmodern (terterjemhan
84
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
oleh
Nurhadi/
Judul
asli:
Sosiological Theory. McGraw
Hill, New York, 2004) . Kreasi
Wacana. Yogyakarta.
Pengetahuan
Berparadigma
Ganda
(terjemahan oleh Alimandan/
judul asli: Sociology: a multiple
paradigm science). Raja Grafindo
Persada.
--------------, 2004. Sosiologi Ilmu
Jakarta.
85
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
PERMASALAHAN PEMBELAJARAN SEJARAH
DI SMA NEGERI I TORUE
Oleh
Suyuti (E-mail : [email protected])1
Niluh Widarti (E-mail : [email protected])2
ABSTRAK
Ada tiga hal pokok yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1) Masalah apa saja
yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri I Torue? 2) Bagaimana
dampak yang disebabkan oleh adanya permasalahan tersebut? 3) Bagaimana cara
mengatasi permasalahan dalam pembelajaran sejarah? Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah 1) Menjelaskan permasalahan pembelajaran sejarah yang ada
di SMA Negeri I Torue 2) Mendeskripsikan dampak yang diakibatkan oleh
permasalahan pembelajaran sejarah di SMA Negeri I Torue 3) Mengidentifikasikan
cara mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran sejarah. Dalam
penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang merupakan salah satu
pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian yang tidak
menggunakan statistik atau hasil penelitian yang dimaksud lebih dominan kata-kata
atau gambar daripada angka. Sedangkan metode penelitian ini memiliki beberapa
tahap. Tahap tersebut yaitu tahap observasi, wawancara dan penyebaran
angket.Selain itu, dalam penelitian ini peneliti juga melakukan analisis data. Dalam
analisis data tersebut peneliti melakukan beberapa langkah analisis yaitu mencatat
hasil penelitian, mengklasifikasikan, berpikir guna menemukan pola dan membuat
temuan-temuan. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran sejarah yang ada di SMA Negeri I Torue masih mengalami masalahmasalah yang dihadapi. Dimana masalah tersebut berhubungan dengan sarana dan
kinerja guru sejarah itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan adanya permasalahan
tersebut yaitu kurangnya minat belajar siswa yang dipengaruhi oleh kinerja guru di
sekolah tersebut. Dari penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat
mengidentifikasikan cara mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut dengan
menerapkan model-model pembelajaran sejarah seperti model garis besar
kronologi, model tematik, model garis perkembangan khusus, dan model regresif.
Kata Kunci: Permasalahan, Pembelajaran Sejarah
1
2
Dosen Tetap pada Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Untad
Guru Tetap Pada SMA Negeri I Torue
86
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
ABSTRACT
There are three main problems in this research: 1) What kinds of problem are
faced in learning history at SMA Negeri 1 Torue? 2) What are the effects caused by
those problems? 3) How to solve the problems in learning history?The aims of this
researchare: 1) Explaining the problems in learning history at SMA Negeri 1
Torue. 2) Describing the effects caused by the problems in learning history at SMA
Negeri 1 Torue. 3) Identifying the problem solving to solve the problems in
learning history.This research used descriptive qualitative approach that is one of
the kinds of approach used to describe the result of the research, not in form of
statistic but majority in form of words or picture than number. The research
method has several steps. Those steps include observation, interview, and
questioner. Besides, in this research, the researcher also applied data analysis. In
this step the researcher applied some steps in data analysis, such as jot down the
result of the research, classify the result, and think about the innovations. The
result of the research showed that there were still the problems faced in learning
History at SMA Negeri 1 Torue. Those problems were related to the facilities and
the methods used by the History teacher itself. The effect that arose from those
problems was the lacking interest from the students caused by the less method of
the teacher in that school. In this research, the researcher can identify the problem
solving to solve the problem by applied the new models in learning history, such
as, main point chronology model, thematic model, special development model, and
regressive model.
Key Word: Problem, Learning History
87
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Pendahuluan
didasarkan pada pendekatan
ilmiah
dan
metodologi
keilmuan.
3) Menumbuhkan apresiasi dan
penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah
sebagai bukti peradaban bangsa
Indonesia di masa lampau.
4) Menumbuhkan
pemahaman
peseta didik terhadap proses
terbentuknya bangsa Indonesia
melalui sejarah yang panjang
dan masih berproses hingga
masa kini dan masa yang akan
datang.
5) Menumbuhkan
kesadaran
dalam diri peserta didik
sebagai bagian dari bangsa
Indonesia yang memiliki rasa
bangga dan cinta tanah air yang
dapat
diimplementasikan
dalam
berbagai
bidang
kehidupan
baik
nasional
maupun internasional.
Tujuan yang dikemukakan oleh
Sejarah merupakan salah satu
mata pelajaran yang dianggap penting
dalam
dunia
pendidikan.
Sejarah
dijadikan mata pelajaran yang sangat
diperlukan sebagai dasar pembentukan
rasa
nasionalisme
kesadaran
(nasionalism),
sejarah
(historical
consciousness) dan kecakapan akademik
(academic
skill)
bagi
didik.Pembelajaran
para
sejarah
peserta
ditujukan
untuk membentuk karakter bangsa yang
cinta tanah air dan memiliki semangat
berbangsa.Hal tersebut merupakan tujuan
pembelajaran sejarah yang menjadi dasar
bagi para guru dalam mengajarkan mata
pelajaran sejarah.Pembelajaran sejarah
memiliki peran yang sangat penting
dalam
membangun
bangsa
yang
menghormati sejarah bangsanya sendiri.
Selain itu, tujuan pembelajaran sejarah
juga
meliputi
hal-hal
berikut
yang
dikemukakan oleh Aman (2011:58):
Aman tersebut merupakan tujuan yang
mesti dicapai dalam pembelajaran sejarah
yang berlangsung dalam proses belajar
mengajar.
sejarah
diharapkan dapat menambah pemahaman
peserta didik dalam mempelajari sejarah
bangsa
1) Membangun kesadaran peserta
didik tentang pentingnya waktu
dan tempat yang merupakan
sebuah proses dan masa
lampau, masa kini dan masa
depan.
2) Melatih daya kritis peserta
didik untuk memahami fakta
sejarah secara benar dengan
Pembelajaran
ini
agar
dapat
membangun
Indonesia yang lebih baik lagi dengan
berkaca pada sejarah masa lampau negara
ini.
Tujuan yang ingin dicapai pada
dasarnya harus didukung dengan fasilitas
dan sistem pembelajaran yang telah
88
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
disusun
secara
untuk
Selain permasalahan itu, masih
pendidikan
ada lagi permasalahan yang dihadapi
khususnya dalam pembelajaran sejarah.
dalam pembelajaran sejarah di SMA
Dengan meningkatkan mutu pendidikan
Negeri I Torue. Hal itu adalah guru
sejarah, maka tujuan yang mulia tersebut
sejarah tidak memahami kurikulum yang
dapat dicapai sehingga kesadaran sejarah
berlaku, karakteristik siswa, fasilitas, dan
dan rasa nasionalisme itu tercipta di
sumber daya yang ada. Salah satu contoh
dalam diri masing-masing peserta didik.
masalah tersebut adalah guru masih
Namun
menggunakan metode mengajar yang
meningkatkan
pada
sistematis
mutu
kenyataannya,
banyak
peserta didik yang mengetahui bahwa
monoton
sejarah itu hanya sebatas peninggalan
menjadi pelajaran yang kurang dipahami
masa lampau atau kejadian pada masa
oleh siswa. Masalah tersebut merupakan
lampau. Banyak peserta didik tidak
masalah yang sangat serius dalam proses
paham
belajar mengajar sejarah. Masalah itu
apa
yang
dimaksud
dengan
sehingga
sejarah dan apa makna yang terkandung
menjadi
didalamnya.
berpengaruh
pelajaran
masalah
yang
terhadap
sejarah
cukup
pembelajaran
Masalah tersebut merupakan salah
sejarah yang ada di sekolah ini. Hal
satu masalah yang ada di SMA Negeri I
tersebut merupakan masalah yang besar
Torue, dimana masih banyak siswa yang
dalam
tidak paham apa itu sejarah. Bahkan
khususnya pendidikan sejarah. Selain itu,
banyak di antara mereka menganggap
komponen yang cukup meresahkan dalam
bahwa sejarah itu hanyalah tumpukan
pembelajaran adalah sarana dan prasarana
kejadian di masa lalu. Ketidakpahaman
yang
peserta didik terhadap sejarah yang
pembelajaran sejarah. Misalnya media-
sangat mengiris hati itu menjadi cambuk
media penunjang pembelajaran seperti
yang menyakitkan bagi setiap guru yang
infocus yang dapat mempermudah siswa
mengajar sejarah. Hal itu dikarenakan
untuk memahami pelajaran juga masih
banyak pandangan bahwa kegagalan
tidak termanfaatkannya dengan baik di
peserta didik dalam memahami pelajaran
sekolah.
yang diberikan adalah kegagalan guru
dalam mengajarkan pelajaran tersebut.
pendidikan
di
sekolah
mendukung
Pada
ini
komponen
kenyataannya,
di
SMA
Negeri I Torue tidak terdapat infocus
sehingga
menyulitkan
siswa
dalam
87
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
menerima
materi
menumbuhkan
sekaligus
motivasi
belajar.
Hal
“Permasalahan Pembelajaran Sejarah di
SMA Negeri I Torue”.
tersebut juga merupakan masalah dalam
Berdasarkan
belakang,
pembelajaran sejarah di sekolah ini.
penulis
Berdasarkan hasil observasi awal yang
sebagai berikut:
dilakukan tersebut, hanya pelajaran TIK
1) Permasalahan apa saja yang dihadapi
saja yang menggunakan infocus. Tetapi
dalam pembelajaran sejarah di SMA
infocus yang digunakan adalah infocus
Negeri I Torue?
milik pribadi guru yang mengajar mata
pelajaran tersebut. Itu artinya mata
dapat
latar
merumuskan
masalah
2) Bagaimana mengatasi permasalahan
dalam pembelajaran sejarah?
pelajaran TIK juga masih mengalami
3) Bagaimana dampak permasalahan
masalah pada sarana pembelajarannya.
pembelajaran sejarah di SMA Negeri
Apalagi
I Torue?
pada
pembelajaran
sejarah,
infocus tidak dijadikan media dalam
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi awal
tersebut, penulis merasa perlu melakukan
penelitian
lebih
lanjut
mengenai
pembelajaran sejarah yang ada di sekolah
Berdasarkan
rumusan
masalah
tersebut, maka dapat ditetapkan bahwa
penelitian ini bertujuan untuk:
1) Menjelaskan
permasalahan
pembelajaran sejarah apa saja yang
ada di SMA Negeri I Torue.
ini. Hal itu dilakukan untuk mengetahui
2) Mendeskripsikan
kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami
diakibatkan
guru dan siswa sebagai permasalahan
pembelajaran sejarah di SMA Negeri
yang muncul. Hasilnya diharapkan dapat
I Torue.
membantu
pihak
memperbaiki
sekolah
untuk
masalah-masalah
pembelajaran yang terjadi. Oleh karena
dampak
oleh
3) Mengidentifikasi
yang
permasalahan
cara
mengatasi
permasalahan-permasalahan
dalam
pembelajaran sejarah.
itu, penulis merencanakan penelitian
yang
lebih
intensif
permasalahan-permasalahan
mengenai
Metode Penelitian
yang
Jenis
penelitian
ini
adalah
terdapat dalam pembelajaran sejarah
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
dengan
ini dilakukan di SMA Negeri I Torue
memberi
judul
penelitian
karena
berdasarkan
observasi
awal
88
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
penulis menilai bahwa di sekolah ini
subjeknya kurang dari 100, lebih baik
masih
diambil semua sehingga penelitiannya
terdapat
permasalahan
permasalahan-
dalam
pembelajaran
merupakan
penelitian
populasi.
sejarah sehingga penulis memutuskan
Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar
untuk memilih sekolah ini menjadi lokasi
dapat diambil antara 10-15% atau 20-
penelitian.Waktu penelitian berawal dari
25% atau lebih”.Berdasarkan pendapat
observasi awal hingga penelitian ini
itu, maka peneliti mengambil sampel
selesai yang bermula pada tanggal 10
sebesar 10%.Dalam
Oktober 2013 hingga 21 Agustus 2014.
peneliti
Dalam
menggunakan tehnik stratified sampling
penelitian
menggunakan
ini,
objek
peneliti
penelitian
mengambil
penelitian ini,
sampel
dengan
yang
atau pengambilan sampel secara berstrata
dikenal dengan populasi.Adapun populasi
atau bertingkat. Hal ini dikarenakan
yang
populasinya
dimaksud
adalah
jumlah
bersifat
heterogen
dan
keseluruhan siswa dan guru sejarah yang
memiliki tingkatan. Untuk itu, peneliti
ada di SMA Negeri I Torue.Jumlah
mengambil sampel seperti berikut ini:
seluruh siswa yang dijadikan populasi di
Tabel 1. Sampel Penelitian
sekolah ini adalah 849 orang dan guru
sejarah
sejumlah
2
orang.Namun,
populasi siswa di sekolah ini bersifat
heterogen.
Hal
tersebut
dikarenakan
populasi siswa yang ada memiliki strata
KELAS
JUMLAH
SAMPEL
X
29 orang
XI
31 orang
XII
25 orang
Jumlah
85 orang
Sumber : Hasil analisis data siswa
atau tingkatan yang terbagi sebagai
berikut:
Berdasarkan
jenis
penelitian,
maka diketahui bahwa jenis data yang
a) Strata I (kelas X) berjumlah
291 orang.
bersifat
b) Strata II (kelas XI) berjumlah
310 orang.
c) Strata
III
diperoleh juga merupakan data yang
deskriptif kualitatif.
Adapun
sumber data dalam penelitian ini ada dua
macam yaitu data primer yaitu data yang
(kelas
XII)
berjumlah 248 orang.
diambil langsung dari objek penelitian
melalui observasi,
wawancara dan
Menurut Arikunto dalam Misfar
penyebaran angket dan data sekunder
(2006:17) mengatakan bahwa: “untuk
yaitu data pelengkap yang diperoleh
sekedar
melalui studi pustaka seperti beberapa
ancer-ancer
maka
apabila
89
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
buku yang terkait dengan permasalahan
N = Jumlah Sampel
yang diteliti.Dalam pengumpulan data,
Hasil
penulis telah menggunakan beberapa
dijabarkan
teknik yang dapat mempermudah dalam
penelitian berupa skripsi yang dapat
mengumpulkan
disampaikan kepada orang lain.
data.Teknik
tersebut
analisis
tersebut
menjadi
kemudian
sebuah
laporan
observasi, wawancara dan angket.Dalam
pengumpulan
data
yang
diperlukan,
peneliti
menggunakan
instrumen
penelitian
berupa
observasi,
lembar
pedoman wawancara,
Hasil Dan Pembahasan
Hasil
Berdasarkan
penelitian
yang
dan instrumen
dilakukan, diperoleh hasil bahwa di SMA
angket.Untuk menganalisis data yang
Negeri I Torue masih terdapat masalah
diperoleh,
pembelajaran
peneliti
berpatokan
pada
sejarah.
Permasalahan
pendapat Bogdan dan Biklen dalam Lexy
tersebut meliputi masalah kinerja guru
J.
yang mengajar menggunakan metode
Moleong
(2012:248)
menjelaskan
bahwa:
yang
Analisis data adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
Sedangkan untuk menganalisis data yang
menggunakan
diperoleh dari hasil angket, peneliti
menggunakan rumus yang disebutkan
oleh Saifudin Anwar dalam Sukanadi
monoton
dan
media
tidak
pernah
pembelajaran
(infocus, gambar, peta) sehingga minat
belajar siswa masih rendah. Masalah
tersebut berawal dari fasilitas atau sarana
pembelajaran sejarah yang tidak memadai
sehingga guru hanya menggunakan buku
pelajaran sebagai media pembelajaran.
Fasilitas
yang
tidak
memadai
ini
memaksa guru untuk mengajar apa
adanya sehingga berdampak terhadap
minat belajar siswa.
(2002:103) yang menyebutkan bahwa:
F
Pembahasan
N
Gambaran Umum SMA Negeri I
P = X 100%
Keterangan:
Torue
P = Persentase
SMA Negeri I Torue merupakan
F = Frekuensi
sekolah terbesar yang ada di wilayah
90
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Kecamatan Torue,
Kabupaten Parigi
ini memiliki visi dan misi sebagai
Moutong. Sekolah ini didirikan pada
berikut:
tahun 1987. Sekolah ini merupakan salah
1) Visi
satu
di
Mewujudkan SMA Negeri 1 Torue
bangunan
terdepan di Bidang Akademik dan Non
sekolah ini sekitar ±27.000 m2. Sekolah
Akademik yang mampu bersaing secara
ini berbasis Sekolah Standar Nasional
global di Provinsi Sulawesi Tengah.
(SSN). Yang pertama sebagai Kepala
2) Misi
sekolah
Kecamatan
favorit
yang
Torue.
Luas
ada
Sekolah pertama adalah Drs. Damsyik
(1) Melaksanakan pendidikan sesuai
Syair menjabat pada tahun 1988-1990
perkembangan
kemudian beliau dimutasikan ke SMA
IPTEK dilandasi budi pekerti
Negeri 1 Palu yang menggantikan beliau
luhur.
sebagai Kepala Sekolah adalah Drs. I
Gede Negara Widhiasa dari tahun 19901998, lalu beliau
diangkat menjadi
dan berkepribadian tangguh.
(3) Meningkatkan pengembangan diri
di
Makmur Salatung pada tahun 1998-2008.
Ekstrakurikuler.
digantikan
kembali
oleh
dan
(2) Menghasilkan lulusan berprestasi
Pengawas dan digantikan oleh Drs.
Kemudian
IMTAK
Bidang
Intrakurikuler
(4) Mewujudkan
dan
pendidikan
Ramli, S.S,M.Pd dari tahun 2008-2014.
berwawasan wiyata mandala dan
Beliau kemudian digantikan oleh Drs.
cinta lingkungan.
Mustafa yang baru menjabat beberapa
bulan.
Permasalahan Pembelajaran Sejarah
Sekolah
ini
juga
mengalami
beberapa kali pergantian nama. Pada awal
di SMA Negeri I Torue
Setiap sekolah pasti memiliki
berdirinya sekolah ini bernama SMA
kegiatan
pembelajaran
Negeri 2 Parigi sampai tahun 2007.
dilaksanakan,
Kemudian pada tahun 2008 berganti
merupakan suatu sistem yang melengkapi
nama menjadi SMA Negeri 1 Sausu.
komponen
Karena terjadi pemekaran di daerah
pembelajaran
tersebut maka tahun 2010 berganti nama
sorotan karena sering terjadi masalah-
menjadi SMA Negeri 1 Torue. Sekolah
masalah
dimana
pendidikan.
kecil
mempengaruhi
sering
yang
kegiatan
Akan
sekali
maupun
tetapi
menjadi
besar
yang
pembelajaran tersebut,
91
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
baik secara langsung maupun tidak
infocus. Selama mereka mengajar hanya
langsung. Begitu pula yang terjadi di
menggunakan buku paket dan buku
SMA Negeri I Torue. Sekolah ini
penunjang. Berdasarkan hasil wawancara
merupakan
mereka
sekolah
yang
besar
di
mengakui
adanya
kesulitan
Kecamatan Torue. Akan tetapi sekolah
disebabkan masalah tersebut. Dimana
ini
menghadapi permasalahan
mereka merasa sulit untuk menumbuhkan
pembelajaran, khususnya pembelajaran
minat belajar siswa yang cenderung
sejarah. Berdasarkan penelitian yang
kurang
telah dilakukan, diketahui bahwa dalam
pelajaran sejarah. Masalah tidak adanya
kegiatan
ada
sarana tersebut diperkuat lagi dengan
beberapa hal yang menjadi masalah bagi
hasil angket yang disebarkan kepada
pembelajaran
masih
pembelajaran
sejarah
sejarah
Masalah-masalah
antusias
dalam
menerima
itu
sendiri.
siswa. Hasil angket tersebut diketahui
tersebut
dapat
bahwa memang benar di sekolah ini tidak
dijelaskan sebagai berikut:
terdapat
Masalah Sarana Pembelajaran
seperti itu karena menurut sebagian besar
Sarana pembelajaran merupakan
kedua
sarana
pembelajaran
siswa guru yang mengajar sejarah tidak
hal penting dalam kegiatan pembelajaran
pernah
sejarah.
pembelajaran saat mengajar. Ada juga
Sarana
mempengaruhi
pembelajaran
kegiatan
sangat
pembelajaran
menggunakan
beberapa
yang
menyebutkan
guru
sejarah secara langsung maupun tidak
menggunakan
langsung. Berdasarkan hasil penelitian
Namun setelah diperjelas ternyata media
yang dilakukan dapat diketahui bahwa
yang dimaksud adalah buku pelajaran
sarana
yang biasa digunakan oleh guru.
pembelajaran
sejarah
masih
kurang karena peta dan infocus yang
Kinerja
seharusnya ada
malahan tidak ada.
Mengajar
Padahal
sarana
kedua
pembelajaran
media
media
Guru
pembelajaran.
Sejarah
dalam
Kinerja seorang guru adalah hal
tersebut merupakan sarana yang penting
utama
dalam
bagi kelangsungan pembelajaran sejarah
memiliki
yang ada di SMA Negeri I Torue.
membimbing dan mengarahkan siswanya.
Masalah tersebut diakui oleh guru sejarah
Guru harus bertanggungjawab atas tugas
yang mengatakan bahwa di sekolah ini
yang diembannya yaitu mengajar dan
memang tidak terdapat gambar, peta dan
mendidik siswa agar menjadi lebih baik
tugas
pembelajaran.
yang
berat
Guru
untuk
92
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
dari sebelumnya, dari yang salah menjadi
SMA Negeri I Torue menuntut guru
benar, dari yang tidak tahu menjadi tahu.
untuk ekstra berusaha meminimalisir
Tugas berat itu juga dilakukan oleh guru
masalah tersebut agar tidak berdampak
sejarah
fatal
di
Berdasarkan
SMA
Negeri
hasil
dilakukan,
guru
cenderung
bosan
I
Torue.
wawancara
mengatakan
dengan
terhadap
pembelajaran
sejarah
yang
secara terus menerus.Masalah-masalah
siswa
yang dihadapi pada pembelajaran sejarah
pelajaran
di sekolah
ini,
guru
sejarah
yang
sejarah. Mereka juga mengeluhkan tidak
mengajar berusaha meningkatkan minat
adanya infocus yang dapat membantu
belajar
mereka dalam mengajar. Hal tersebut
pelajaran sejarah adalah pelajaran yang
diperkuat dengan hasil angket yang
membosankan.Hal yang dilakukan oleh
disebarkan kepada siswa bahwa guru
para guru sejarah di sekolah ini adalah
sejarah
sesekali mengubah suasana pembelajaran
di
sekolah
ini
sering
siswa
sedikit
dan
mengubah
citra
menggunakan metode yang monoton
agar
menyenangkan.Biasanya
yaitu metode ceramah dan tanya jawab.
siswa juga diberikan tugas yang bisa
Mereka mengakui bahwa mereka merasa
dicari di internet.Hal itu dapat menambah
bosan dan tidak senang belajar sejarah
pengetahuan siswa.Sejauh ini mereka
karena kinerja guru yang menurut mereka
hanya
kurang baik. Mereka juga mengatakan
kecil
bahwa guru yang mengajar mereka selalu
menumbuhkan kembali minat belajar
menciptakan suasana yang menegangkan
sejarah
sehingga mereka merasa jenuh dengan
siswa.Disamping itu guru sejarah di
keadaan tersebut. Kurangnya penggunaan
sekolah ini juga mulai turun tangan untuk
media pembelajaran juga ditunjukkan
meminta sarana pembelajaran yang masih
oleh hasil observasi kinerja guru yang
kurang
telah dilakukan.
kepada Kepala Sekolah SMA Negeri I
menggunakan
kepada
nasehat-nasehat
siswanya
yang
hilang
dalam
agar
dari
pembelajaran
dapat
para
sejarah
Torue. Bahkan seorang guru sejarah
Cara
Mengatasi
Permasalahan
mengatakan
apabila
keinginannya
Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri
tersebut tidak dipenuhi oleh Kepala
I Torue
Sekolah,
beliau
akan
mengusahakan
Adanya dampak yang disebabkan
untuk mengadakan media infocus itu
oleh masalah pembelajaran sejarah di
secara pribadi. Walaupun permasalahan
93
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
pembelajaran sejarah di sekolah ini
menarik
belum terselesaikan, akan tetapi guru-
kronologi, model tematik, model garis
guru sejarah yang ada memiliki niat yang
besar perkembangan khusus, dan model
besar
regresif.Keempat
untuk
mengubah
kualitas
yaitu
model
garis
besar
model pembelajaran
pembelajaran sejarah di SMA Negeri I
tersebut dapat diterapkan dalam kegiatan
Torue.Diketahui bahwa guru sejarah di
pembelajaran sejarah agar dapat menarik
SMA Negeri I Torue belum mampu
perhatian siswa dan meningkatkan minat
mengatasi masalah pembelajaran sejarah
belajar mereka terhadap pembelajaran
yang ada di sekolah ini.Bukan hanya dari
sejarah.Dengan demikian asumsi bahwa
segi materi saja yang harus diperhatikan
pelajaran sejarah yang membosankan
melainkan juga dari model pembelajaran
dapat diubah menjadi pelajaran yang
yang
menyenangkan.
dibawakan
oleh
guru
saat
Bukan
hanya
model
mengajar.Seperti yang dikatakan oleh
pembelajarannya saja yang diperbaiki
Leo Agung (2013:65) yang mengatakan
tetapi juga sarana pembelajaran sejarah
bahwa:
yang
Untuk
meminimalisasi
permasalahan yang ada, baik
pembelajaran sejarah maupun
guru sejarah, perlu adanya
langkah yang jelas agar proses
pembelajaran
sejarah
lebih
menarik dan bermakna. Salah satu
upayanya, dalam penyusunan
model pembelajaran sejarah,
dengan model yang ditampilkan
diharapkan agar pembelajaran
menarik dan menyenangkan di
samping siswa lebih mudah
menyerap
materi
yang
disampaikan
guru.
Model
pembelajaran adalah kesatuan
yang utuh antara pendekatan,
strategi, metode, teknik, dan
bahkan
taktik
pembelajaran
terangkai menjadi satu kesatuan.
Adapun model pembelajaran yang
dapat
digunakan
menyajikan
oleh
pelajaran
guru
dalam
sejarah
yang
masih kurang
dilengkapi
memadai perlu
sehingga
pembelajaran
sejarah menjadi pembelajaran yang lebih
baik lagi.
Dampak
Masalah
Pembelajaran
Sejarah di SMA Negeri I Torue
Berbicara masalah dampak, sudah
pasti segala sesuatu yang terjadi memiliki
dampak tersendiri. Begitu pula pada
pembelajaran
sejarah
yang
masih
memiliki masalah. Seperti pembelajaran
di SMA Negeri I Torue yang masih
memiliki masalah-masalah yang telah
dijelaskan
di
atas.
Dampak
yang
disebabkan oleh adanya masalah-masalah
tersebut terbagi menjadi yaitu dampak
positif
dan
negatif.
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan diketahui
94
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
bahwa adanya dampak yang disebabkan
oleh masalah tersebut
yaitu
seperti
berikut:
tidak adanya media pembelajaran
seperti peta dan infocus.
(3) Dalam
1) Dampak Positif
Adapun dampak
disebabkan
oleh
positif
adanya
yang
masalah
pembelajaran sejarah yaitu:
(1) Guru
(2) Guru mengajar apa adanya karena
jadi
lebih
mengajar
guru
hanya
mengandalkan buku pelajaran.
(4) Guru menggunakan metode yang
monoton saat mengajar.
paham
akan
(5) Siswa merasa bosan dengan kinerja
keinginan siswa dalam menerima
guru yang menurut mereka tidak
pelajaran.
menyenangkan.
(2) Guru lebih paham bahwa dalam
(6) Karena
tidak
adanya
mengajar diperlukan adanya media
pembelajaran
yang
kinerja guru sejarah di SMA Negeri I
dapat
membantu
guru
menyajikan materi-materi yang akan
diajarkan seperti media infocus.
yang
media
dibutuhkan
Torue menjadi kurang baik.
(7) Siswa menganggap pelajaran sejarah
(3) Guru lebih dekat dengan siswa
karena adanya masalah tersebut. Hal
adalah mata pelajaran yang sulit
dipahami dan membosankan.
itu dikarenakan guru mulai mengajak
siswa bercanda sekali-sekali saat
kegiatan pembelajaran berlangsung.
Kesimpulan
Dari
pembahasan
yang
telah
(4) Guru termotivasi untuk memecahkan
dipaparkan pada bab sebelumnya dapat
permasalahan sarana pembelajaran
disimpulkan bahwa dalam pembelajaran
yang kurang memadai.
sejarah sarana pembelajaran dan kinerja
(Sumber hasil analisis wawancara yang
guru adalah komponen yang sangat
dilakukan dengan I Wayan Windu, S.Pd
penting
dan Yulius Anton P, S.Pd)
pembelajaran sejarah yang ada. Sarana
2) Dampak negatif
pembelajaran yang kurang baik akan
Adapun dampak negatif yang
disebabkan
karena
adanya
masalah
tersebut yaitu:
(1) Kurangnya
terhadap
kelangsungan
berpengaruh terhadap kinerja mengajar
guru. Kurangnya sarana pembelajaran
menjadikan guru mengajar secara apa
minat
belajar
terhadap pembelajaran sejarah.
siswa
adanya hanya mengandalkan buku dan
metode
yang
diketahuinya.
Dengan
95
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
demikian kinerja guru sejarah menjadi
Maka
kurang baik pula dan hal ini sangat
meminimalisasikan
berpengaruh terhadap minat belajar siswa
pembelajaran
untuk menerima pelajaran sejarah di
khususnya minat belajar siswa guru harus
sekolah.Hal tersebut telah terjadi di SMA
menggunakan model-model pembelajaran
Negeri I Torue yang memiliki masalah
seperti model garis besar kronologis,
seperti
model
itu
sehingga
minat
belajar
dari
untuk
permasalahan
sejarah
tematik,
itu
yang
model
dihadapi
garis
besar
siswanya rendah seperti yang telah
perkembangan khusus dan model regresif
dijelaskan
siswa
guna meningkatkan minat belajar siswa.
merasa bosan dengan pelajaran sejarah
Hal tersebut juga dapat meningkatkan
sehingga ada siswa yang tidur pada saat
penilaian siswa terhadap kinerja guru
kegiatan
yang mengajarkannya.
sebelumnya
bahwa
pembelajaran
sejarah
berlangsung.
Dalam mengatasi permasalahan
pembelajaran sejarah yang dihadapi guru
harus lebih aktif dan kreatif dalam
Daftar Pustaka
Aman,
menyusun model-model pembelajaran
sejarah yang akan ditampilkan kepada
(2011).
Model
Evaluasi
Pembelajaran Sejarah. Ombak.
Yogyakarta.
sekolah ini.Mereka masih menggunakan
I Ketut Sukanadi, (2012). Pengaruh
Kinerja Guru Terhadap Prestasi
Belajar
Siswa
pada
Mata
Pelajaran Geografi Kelas XII di
SMA Negeri I Dolo. Skripsi pada
Fakultas Program Studi FKIP
Universitas
Tadulako:
tidak
diterbitkan. Palu
metode yang biasanya digunakan.Hanya
Leo
siswa
agar
pelajaran
sejarah
lebih
menarik dan dapat meningkatkan minat
belajar siswa. Akan tetapi hal tersebut
belum dilakukan oleh para guru sejarah di
saja guru sejarah di sekolah ini lebih
mencoba
untuk
pembelajaran
membuat
sejarah
suasana
sedikit
Agung, (2013). Perencanaan
Pembelajaran Sejarah. Ombak.
Yogyakarta.
Lexy J. Moleong, (2012). Metodologi
Penelitian Kualitatif. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung.
menyenangkan dengan memberi gurauan
kepada
siswa
dan
mencoba
untuk
mengadakan sarana pembelajaran yang
masih kurang.
Misfar Hasan, (2006). Apersepsi Guru
untuk Meningkatkan Perhatian
Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Sejarah di SMA Negeri I Bungku
Tengah.Skripsi pada Fakultas
96
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Program Studi FKIP Universitas
Tadulako: tidak diterbitkan. Palu
97
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
PEREMPUAN BERPOLITIK: Sejarah Perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli
(1971-2009)
Oleh:
Windayanti 1
Nuraedah. (E-mail: [email protected])2
ABSTRAK
Penelitian ini membahas: 1). Profil kehidupan politik perempuan di DPRD
Kabupaten Tolitoli; 2). Perspektif perempuan sebagai anggota dewan di
Kabupaten Tolitoli; 3). Keterlibatan para politisi perempuan dalam panggung
politik di Kabupaten Tolitoli. Tujuan Penelitian ini adalah: 1). Untuk
mendeskripsikan profil kehidupan politik perempuan di DPRD Kabupaten
Tolitoli; 2). Untuk mendeskripsikan perspektif perempuan sebagai anggota dewan
di Kabupaten Tolitoli; 3). Untuk mendeskripsikan keterlibatan perempuan di
panggung politik. Pertanyaan penelitian diselesaikan dengan mengunakan metode
sejarah melalui pendekata sejarah perempuan. Pencarian sumber dilakukan pada
Kantor DPRD Kabupaten Tolitoli, Perpustakaan Daerah Kabupaten Tolitoli,
Perpustakaan Daerah Provinsi, Perpustakaan Universitas Tadulako, dilengkapi
dengan hasil observasi dan wawancara. Penyajian data penelitian melalui proses
verifikasi, kritik, interpretasi, dan analisis data, serta penulisan. Hasil penelitian
ini menemukan tiga hal, yaitu:Pertama, Keterlibatan perempuan di DPRD
Kabupaten Tolitoli tampil dan dari berbagai sudut kehidupan sosial;
Kedua,prespektif perempuan DPRD terlihat pada partisipasinya Nampak di
berbagai organisasi perempuan;dan Ketiga, keterlibatan politisis perempuan di
panggung politik mengungkap bahwa perempuan anggota dewan di Kabupaten
Tolitoli sebahagiaan besar merupakan kader dari partai Golongan Karya, serta
perempuan menyuarakan tentang kesetaraan gender dan berani tampil pada
panggung politik di skala Kabupaten.
Kata Kunci: Perempuan, Politik, dan DPRD
1
2
Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah
Dosen P-IPS Pendidikan Sejarah FKIP Untad
98
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
ABSTRACT
This research discussed about: 1). the life of woman politics profile in DPRD
Tolitoli; 2). the woman’s perspective as a division of the Member of Parliament
inTolitoli; 3). thewomen’s political participation in politics in Tolitoli. The main
objective of this research is to describe the life of woman politic profile in DPRD
Tolitoli, the women perspective as a division of the Member of Parliament in
Tolitoli, and the women’s political participation in politics in Tolitoli.This
research used the history method through the history of woman approach. The
sources of this research were taken from the DPRD office of Tolitoli, the library
of province, and the library of Tadulako University. Furthermore, the sources of
this research also taken from observation and interview. The data of this research
are presented through verification, criticism, interpretation, data analysis, and
written form. Based on the result of this research, it was found that there are
three main things of research founding. First, the woman of DPRD participate in
every social side; second, the woman’s of DPRD perspective was seen from their
activity or their participation in every woman organization, and last, the women’s
political participation in Tolitoli show that most of them is the member of
Golongan Karya (GOLKAR). Then, they also express about gender equality and
they have self-confident participate in politics in regency scale.
Keywords: Women, Politic, and DPRD
99
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
persoalan daerah adalah persolan perempuan.
Pendahuluan
Memerangi
sepanjang
sejarah
ketidakadilan
sosial
Saparinah Sadli(2010:110) “perempuan akan
kemanusiaan,
selalu
lebih baik memahami persoalan perempuan
menjadi tema menarik dan tetap akan
dan
menjadi tema penting dalam setiap pemikiran
memperjuangkan kepentingan perempuan”.
dan konsepsi tentang kemasyarakatan di
Alasan mendasar mengapa perlu melibatkan
masa mendatang. Dimana kaum perempuan
perempuan dalam politik yaitu perempuan
selalu
terpinggirkan
memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus yang
(marginal) dalam berbagai segi kehidupan.
hanya dapat dipahami dengan baik oleh
Hal
perempuan sendiri.
berada
ini
di
posisi
menimbulkan
stereotip
bahwa
lebih
mengerti
bagaimana
Kebutuhan-kebutuhan
perempuan merupakan kaum yang lemah bila
tersebut antara lain meliputi
dilihat dari fungsi, peran, dan kedudukan.
reproduksi, masalah kesejahteraan keluarga,
Kenyataan ini mengindikasikan, perempuan
kepedulian
mengalami
manusia lanjut usia, dan tuna daksa, serta isu-
diskriminasi
untuk
dapat
memasuki ruang publik. Ketimpangan angka
keterwakilan perempuan di lingkup publik ini
terhadap
anak,
kesehatan
kebutuhan
isu kekerasan seksual.
Kajian tentang
diperkuat oleh kecilnya jumlah perempuan di
berpolitik
memang
tingkat pengambilan keputusan.
dikaji.Mengacu
pada
perempuan
menarik
jumlah
yang
untuk
penduduk
Masyarakat di Kabupaten Tolitoli
perempuan dari tahun 1971 sampai tahun
juga memandang hal yang sama tentang
2009 yangmengalami pertambahan sangat
perempuan di daerahnya. Data statistik
pesat, akan tetapi keterwakilan perempuan
(1999)
menunjukkan
dalam berbagai periode, sebahagian besar
perempuan di Kabupaten Tolitoli berjumlah
hanya memiliki keterwakilan 2 kursi di
58.572 jiwa dengan keterwakilan perempuan
DPRD Tolitoli. Selain itu, penelitian yang
di DPRD periode 1971-1977 berjumlah 6
berkenaan dengan obyek tersebut belum
orang tetapi dua diantaranya meninggal dunia
banyak diteliti oleh para sarjana dari berbagai
pada saat menjabat, yakni Ny. Tahir H.
bidang ilmu.Menurut Kuntowijoyo (2003:3)
Sunge dan Ny. Permadi, dan Penganti Antar
“dalam ilmu sejarah, belum ada disertasi
Waktu (PAW) di ambil aliholeh perwakilan
yang secara
laki-laki
kaum
wanita, sekalipun dalam beberapa skripsi S1
perempuan sebagai kaum yang terpinggirkan
maupun S2 sudah mulai tampak perhatian
terlihat jelas dengan fakta yang terjadi di
kearah itu”. Hal tersebut yang menjadi salah
daerah
satu alasan peneliti mengangkat kajian ini
pada
tahun 1971
bukan
ini.
perempuan.Posisi
Padahal
sebahagian
besar
khusus
membahas
sejarah
100
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
karena peneliti ingin mengetahui sepak
perempuan
terjang perempuan di panggung politik dan
Kabupaten Tolitoli.
kiprah
mereka
dalam
prespektif
dalam panggung politik
Sebelum
kemerdekaan
di
1945,
keperempuanan mereka, sebagai anggota
perempuan Indonesia telah aktif dalam
DPRD
Peneliti
perjuangan memerdekakan bangsa. Pada
mengambil batasan tahun mulai dari pemilu
tahun 1928 perempuan telah memperkuat
pertama pada tahun 1971 hingga periode
gerakannya
masa bakti aktif yaitu pada pemilu tahun
Kongres
2009, sebab tahun 2009-2014 merupakan
Suatu
masa bakti aktif (sedang berlangsung) DPRD
kemandirian perempuan Indonesia dalam
Kabupaten
uraian
berfikir dan bertindak. Perempuan memiliki
diberi
keutamaan lain, hal ini dipertegas oleh Reni
Kabupaten
Tolitoli.
tersebut,
maka
Tolitoli.
Berdasarkan
penelitian
ini
judul“PEREMPUAN BERPOLITIK: Sejarah
Perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli (19712009)”
Berangkat dari pemikiran di atas,
maka peneliti memberi batasan wilayah
kajian bagi penelitian yang akan. Untuk itu
peneliti
menyusun
masaalah
yang
beberapa
akan
rumusan
dijadikan
fokus
pengkajian penelitian sebagai berikut: (1)
Bagaimana
profil
kehidupan
politik
perempuan di DPRD Kabupaten Tolitoli, (2)
Bagaimana perspektif perempuan sebagai
anggota dewan di Kabupaten Tolitoli, (3)
Bagaimana
perempuan
keterlibatan
para
politisi
dalam panggung politik
di
Kabupaten Tolitoli. Adapun yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini adalah:(1) Untuk
mendeskripsikan profil kehidupan politik
perempuan di DPRD Kabupaten Tolitoli, (2)
Untuk
perempuan
mendeskripsikan
sebagai
perspektif
anggota
dewan
di
dengan
menyelenggarakan
Perempuan Indonesia
bukti
tentang
visi
pertama.
politik
dan
Nuryanti (2007:3-4) bahwa:
dari segi potensi, perempuan juga
patut diperhitungkan. Perjalanan
sejarah Indonesia telah mencatat
banyak tokoh-tokoh perjuangan
bangsa Indonesia yang besar
karena ada sosok perempuan
sebagai istri belakangnya seperti,
Inggit
Garnasih
yang
mengantarkan puncak kejayaan
Sukarno
dalam
memimpin
bangsa
ini,
“Raja
Tanpa
Mahkota” Haji Oemar Said
Tjokraminoto yang tidak berdaya
sepeninggal Suharsikin, isterinya.
Kemudian ada Zaitun Nahar istri
Agus
Salim
yang
sangat
mencintainya. Ada Sulistina
kepada Bung Tomo, Rabingah
kepada Prawoto Mangusasmito,
Nur Nahar kepada Natsir, Rahmi
kepada Bung Hatta dan Halimah
kepada Sjafrudin Prawira Negara.
Jasa mereka begitu besar,
walaupun ada dibelakang layar
dan terkadang hilang ditelan
zaman.
Hal
perempuan
serupa
Sulawesi
juga
terlihat
Tengah,
pada
sejarah
Untuk
perempuan Sulawesi Tengah juga memiliki
mendeskripsikan keterlibatan para politisi
dinamika yang menarik perhatian karena
Kabupaten
Tolitoli,
(3)
99
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
keunikannya. Sehingga keberadaan mereka
dengan hak asasi manusia secara umum,
semakin
sejarah
menurut Miriam Budiarjo (2009-1200) “hak
perempuan Indonesia, Haliadi Sadi (2013:).
asasi ini dimiliki tanpa membedakan dasar
Penulisan tokoh dalam prespektif sejarah tak
bangsa, ras, agama, begitu pula jenis
luput dari catatan hidup yang berbentuk
kelamin, karena dasar hak asasi ini adalah
biografi, sebab biografi dapat mewakili
bahwa manusia memperoleh kesempatan
catatan
tersebut.
untuk berkembang sesuai dengan bakat dari
Menurut Kuntowijoyo (2003:206) “setiap
cita-citanya”. Hak politik di implimentasikan
biografi mengandung empat hal, yaitu (a)
pada
kepribadian tokohnya, (b) kekuatan sosial
merupakan taraf partisipasi politik warga
yang
sejarah
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan politik
keberuntungan dan
baik yang bersifat aktif maupun pasif.
kesempatan yang datang”. Dalam konteks
Menurut Michael Rush Philip (2003:23)
sejarah perempuan penulisan biografi tidak
mengemukakan bahwa “partisipasi politik
terlepas
hidup
adalah keterlibatan individu-individu sampai
perempuan sebagai pelaku utama, catatan
pada bermacam-macam tingkatan di dalam
hidup tersebut dapat berupa tulisan profil.
sistem politik”. Sedangkan menurut Miriam
Penulisan Profil tokoh perempuan dalam
Budiarjo
sejarah perempuan juga mengadopsi konsepsi
politik sebagai kegiatan seseorang atau
biografi, akan tetapi diberikan pendekatan
kelompok orang untuk ikut serta secara aktif
yang lebih spesifik. Gerry Van Klinten dalam
dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan
Bambang Purwanto (2013:133-135) “profil
memilih pimpinan negara secara langsung
perempuan juga memperhatikan empat hal,
atau mempengaruhi kebijakan pemerintah”.
yaitu (1) Kedirian tokoh, (2) Keluarga tokoh,
Dalam pelaksanaan partisipasi politik setiap
(3)Pendidikan
atau
warga negara berperan serta tak terkecuali
gagasannya tokoh”. Profil tokoh dipandang
kaum perempuan. Ani Widyani Soetjipto
perlu dalam penulisan sejarah perempuan
dalam
apalagi
menyatakan “Peran dan posisi perempuan
memperkaya
hidup
seorang
mendukung,
zamannya,
tokoh
(c)
dan (d)
dari
mozaik
lukisan
penulisan
tokoh,
melibatkan
catatan
(4)
Ide-ide
profil
tokoh-tokoh
permpuan lokal.
katagoripartisipan,
bahwa
(2009-367)
Saparinah
Sadli
partisipan
“partisipasi
(2010-107)
dan laki-laki cukup seimbang. Mereka tidak
Perjalanan
banyak
direndahkan,
betapa
sebagai ibu yang tugas utamanya menjadi
perempuan mempunyai peran yang penting.
pendamping suami dan pengurus rumah
Bahkan dalam hadits
dikatakan bahwa
tangga belaka. Akan tetapi, perempuan justru
perempuan adalah tiang negara. Hak-hak
diikut-sertakan dalam perjuangan bangsa.
politik perempuan tentunnya akan terkait
Serta
meninggalkan
kesan
sejarah
faktual
mulai
tidak
diasosiasikan
mengisi
perannya
hanya
secara
100
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
propesional (diruang publik) dan secara
asas dan aturan ilmu sejarah”, Mengacu pada
progresif memimpin partai politik”.
pandangan tersebut, maka penelitian ini
DPRD sebagai lembaga perwakilan
menggunakan metode penelitian sejarah
idealnya mewujudkan sikap tindakan dan
dengan
kebijakan yang mencerminkan keinginan,
sebagai
aspirasi
dan
diwakilinya.
berpihak
Menurut
di
dalam
pengumpulan
sumber
(heuristik), kritik sumber (verifikasi), analisis
Muchlis
Hamdi
sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah
peranan
legislatif.Pertama“penerimaan
seluruh
Adapun
yang
menjadi
lokasi
penelitian ini adalah Kabupaten Tolitoli
Sulawesi
Tengah.Kota
Tolitoli
dipilih
pemilih,
sebagai lokasi penelitian ini sangat cocok
terhadap eksistensinya dan fungsi DPRD.
dengan judul penelitian, karena berdasarkan
Mengingat bahwa peranan lembaga legislatif
pertimbangan bahwa kegiatan penelitian
hanya dapat efektif manakala lembaga ini
berpusat di kantor DPRD Kabupaten Tolitoli
legitimate”. Lazimnya, kondisi ini akan
tepatnya di Jalan. Moh. Bantilan No 2
mewujudkan
terpilihnya
Tolitoli (Kompleks Bumi Harapan Tolitoli).
anggota DPRD dinilai berlangsung secara
Waktu yang digunakan untuk penelitian ini
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
mencakup seluruh prosedur kerja mulai dari
adil.
dijelaskan
tahap persiapan penelitian, pengumpulan
Muchlis Hamdi yang “Kedua kemampuan
data, hingga proses penulisan. (1) Tahap
DPRD menjalankan profesionalisme dalam
persiapan penelitian, yaitu dengan melakukan
bingkai peranan yang dimainkannya. DPRD
seminar proposal penelitian yang akan
harus
mengembangkan
dilaksanakan pada tanggal 10 April 2014. (2)
kompetensi peran-peran representasi, kontrol
Tahap pengumpulan data, yaitu dengan
dan legislatif dalam hubungannya dengan
melakukan
otonomi daerah”.
dilapangan yang dilakukan pada tanggal 14
apabila
Sedangkan
terus
rakyat
(historiografi).
dan
lembaga
khususnya
tahapan
rakyat
kemampuan
masyarakat
berikut:
beberapa
kepada
(2002:53) ada dua hal yang saling terkait, dan
terkandung
menggunakan
proses
lebih
menerus
jauh
penelitian
secara
langsung
April 2014 sampai dengan selesai, tahapan
ini
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
sejarah.
Menurut
A.Daliman
meliputi
Studi
Pustaka,
observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Kemudian
(2012-27)
hasil dari tahapan pengumpulan data tersebut
“metode sejarah dapat diartikan sebagai
akan dilakukan kritik sumber dan Interpretasi
metode penelitian dan penulisan sejarah
demi mendapatkan data yang akurat. (3)
dengan menggunakan cara, prosedur, atau
Tahap Penulisan, yaitu dengan melakukan
teknik yang sistematik sesuai dengan asas-
101
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
penyususnan
hasil
penelitian
yang
di
tuangkan kedalam tulisan ilmiah.
Berdasarkan Oral History (Sejarah
Lisan) yang berkembang di Tolitoli, nama
Objek penelitian adalah perempuan
Tolitoli berasal kata Totolu yang berarti tiga
anggota DPRD Kabupaten Tolitoli mulai dari
orang. Masyarakat Tolitoli percaya bahwa
periode 1971 sampai dengan 2009, adapun
suku bangsa Tolitoli berasal dari Tiga
subyeknya adalah 15 orang perempuan.
Manusia kayangan yang turun kebumi yaitu,
Penulis memberi batasan penulisan pada
Tamadika Baolan, Tamadika Dei Galang,
kaum perempuan yang pernah duduk di kursi
dan Tau Dei Bumbungan Lanjat atau Boki
DPRD Kabupaten Tolitoli yang terdiri dari
Bulan. Pada perkembangannya, sebutan itu
10 orang utusan partai Golongan karya,
berubah menjadi Tontoli seperti yang dimuat
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1
dalam Lange-Contract tanggal 5 juli 1858
orang, Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) 2
yang ditandatangani oleh Dirk Francois
orang, Partai Patriot pancasila 1 orang,
dengan Raja Bantilan Syaifudin. Kemudian
Paratai Serikat Islam Indonesia 1 orang.
pada tahun 1918 Tontoli berubah menjadi
Tolitoli yang terlihat dalam Korte Verklaring
yang
Hasil
ditandatangani
oleh
raja
Haji
Kota Tolitoli adalah sebuah Ibu Kota
Mohammad Ali dengan pemerintahan Hindia
Tolitoli yang secara administrasi terletak di
Belanda yang ketika itu ibu kota kerajaan
Kecamatan Baolan.Kota Tolitoli merupakan
berpusat di Nalu(Tjeok Sudarmadji, 1983-
daerah yang teridentifikasi sebagai kawasan
63). Kabupaten Tolitoli sejak tahun 1960
perkotaan karena memiliki ciri-ciri daerah
sampai 2015 pernah di pimpin oleh Bupati-
kekotaan. Berdasarkan peraturan Pemerintah
bupati
No.47 tahun 1997 tentang Rencana Tata
Muhammad Pusadan menjabat 1960-1970;
Ruang Wilayah Nasional bahwa kawasan
(2) H. Mohammad kasim Razak menjabat
perkotaan adalah kawasan yang mempunyai
1970-1975; (3) Kolonel (Inf) Eddy Soeroso
kegiatan utama bukan pertanian dengan
menjabat 1975-1985; (4) Kolonel (Inf) H.M.
susunan fungsi kawasan sebagai tempat
Sulaiman menjabat 1985-1989; (5) Kolonel
pemukiman
dan
(Inf) Dede Hatta Permana menjabat 1989-
pelayanan
1994; (6) Kolonel (Inf) H. Gumyadi, SH
sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan
menjabat 1994-1999; (7) Drs. H. Moh.
perkotaan Tolitoli meliputi Kelurahan Baru,
Ma’ruf Bantilan, MM menjabat 1999-2004;
Kelurahan
Tuweley,
(8) Drs. H. M. Syahril Alatas, SH, MH
Kelurahan Panasakan, Kelurahan Sidoarjo,
Penjabat Bupati sementara 2004-2005; (9)
dan Kelurahan Tambun.
Drs. H. Moh.Ma’ruf Bantilan, MM menjabat
distribusi
perkotaan,
jasa
pemusatan
pemerintahan,
Nalu,
Kelurahan
antara
2005-2010;
(10)
lain:
DR.
(1)
H.
H.
Rajawali
Moh.
Saleh
102
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Bantilan, SH, MH menjabat 2010-2015
membicarakan
(sumber:
Keluarga Tokoh, Pendidikan Tokoh, Ide-ide
http://wikipedia.com/kabupaten/tolitoli).
atau Gagasan Tokoh, Kehidupan Bersosial,
Kabupaten Tolitoli memiliki Luas
Kehidupan
tentang
Kedirian
Berpolitik,
Tokoh,
Kehidupan
wilayah 4.079,6 km² yang mencakup di
Berorganisasi, Utusan Parpol (Partai Politik);
sepuluh
Di Luar Ruang Publik, Jabtan di DPRD. dan
Kecamatan,
yakni
Kecamatan
Dampal Selatan, Dampal Utara, Dondo,
perempuan-perempuan
Ogodeide, Basidondo, Lampasio, Baolan,
pembahasan anatara lain Norma Rahim, Tutu
Galang, Dakopamean, dan Tolitoli Utara.
Sumarwiyati, Hatem Buhang, Hj. Nursidah
Untuk menuju dari kecamatan satu ke
Kasim B, Warda Djafar, Dra. Indrawati Tapa,
kecamatan lainnya di tunjang dengan akses
Norma Dunggio, Hj. Hartini Abdullah B, Hj.
pergubungan
yang
Wahda A.Pusadan, Resnawati Pabelu, Arna
memadai sehingga bisa ditempuh dengan
Hi. Ardy, Rahel Selvy Tansia T, Sitti
kendaraan
Muminang, Endang Hartati, Irmawati ST.
darat,
roda
berupa
dua
jalan
maupun
roda
yang
menjadi
empat.Selain akses darat, untuk menuju
kecamatan juga bisa diakses melalui jalur
laut terutama di kecamatan yang terletak di
pesisir
pantai.Umumnya
Kecamatan
di
Pembahasan
1. Profil Kehidupan Politik Perempuan
Tolitoli terletak di pesisir pantai yang
DPRD Kabupaten Tolitoli
terbentang dari Dampal Selatan hingga
Kedirian Tokoh, Profil Kehidupan
Tolitoli Utara. Secara geografis Kabupaten
Politik Perempuan DPRD bila dilihat dari
Tolitoli teletak pada ketinggian 0-2.500
segi Kedirian Tokoh, maka nampak bahwa
meter dari permukaan laut dengan topografi
ada
datar hingga pegunungan. Sedang dataran
perempuan yang satu dengan yang lain.
rendah umumnya terletak disekitar pantai dan
Perbedaan tersebut antara lain setiap tokoh
letaknya bervariasi. Kabupaten Tolitoli diapit
memiliki tempat lahir yang bermacam-
oleh tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Buol,
macam, ada yang lahir di Kabupaten Tolitoli
Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi
seperti Hatem Buhang, Warda Djafar, Hj.
Moutong dengan batas-batas yaitu: (1)
Wahda A.Pusadan, Arna Hi. Ardy, Rahel
Sebelah Utara, Kabupaten Buol dan laut
Selvy Tansia T, Sitti Muminang, Endang
Sulawesi; (2) Sebelah Timur,
Provinsi
Hartati, Irmawati ST. sedangkan anggota
Gorontalo; (3) Sebelah Selatan, Kabupaten
DPRD perempuan lainnya mimiliki tempat
Donggala; (4) Sebelah Barat, Selat Makassar.
kelahiran di luar Kabupaten Tolitoli seperti
Sejarah
Kabupaten
perempuan
Tolitoli
tahun
di
bermacam-macam perbedaan antara
DPRD
Norma Rahim yang lahir di kampung Siwa
1971-2009
Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, Tutu
103
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Sumarwiyati yang lahir di kota Subang Jawa
dikarenakan telah menikah dengan pria asli
Barat, Hj. Nursidah Kasim B, MM yang lahir
Sulawesi Tengah, hal ini dapat terlihat pada
di kota Luwuk Kabupaten Banggai Sulawesi
keluarga Hj. Hartini Abdullah B. perempuan
Tengah, Dra. Indrawati Tapa yang lahir di
yang berasal dari Kota Bau-bau Sulawesi
Gorontalo, Norma Dunggio yang lahir di
Tenggara ini kemudian menikah dengan
kota Makassar Sulawesi Selatan, Hj. Hartini
Syamsuddin Buhang, BSc yang merupakan
Abdullah B yang lahir di kota Bau-bau
laki-laki berdarah asli Buol dan menetap di
Sulawesi Tenggara, Resnawati Pabelu yang
kota Tolitoli. Menikah dengan laki-laki yang
lahir di kampung Unaaha kota Kendari
tinggal di Kota Tolitoli, dirasakan pula oleh
Sulawesi Tenggara.
Perempuan
DPRD
Kabupaten
Tolitoli
Keluarga Tokoh, Profil Kehidupan
lainnya seperti Norma Rahim, Warda Djafar,
Politik Perempuan DPRD bila dilihat dari
Dra. Indrawati Tapa, Norma Dunggio, Hj.
segi
keseluruhan
Wahda A.Pusadan, Resnawati Pabelu, Arna
Perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli telah
Hi.Ardy, Sitti Muminang, Endang Hartati,
berkeluarga sebelum mereka duduk sebagai
Irmawati ST.
Keluarga
Tokoh,
anggota dewan, seperti Ir. Hj. Nursidah
Pendidikan
Tokoh,
Profil
kasim B, MM yang menikah ketika beliau
Kehidupan Politik Perempuan DPRD bila
sedang melakukan study di salah satu
dilihat
Universitas terkemuka di Yogyakarta. Ir. Hj.
dikatakan bahwa hampir semua Perempuan
Nursidah kasim B, MM kemudian menikah
DPRD Kabupaten Tolitoli merupakan lulusan
dengan Drs. Moh.Ma’ruf Bantilan, MM yang
Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Hal
merupakan Mantan Bupati Tolitoli tahun
ini dapat dibuktikan dengan ada 9 orang yang
1999-2004 dan bupati 2005-2010.Keluarga
telah
kecilnya memiliki empat orang anak, dua
pendidikan Terakhir SMA/MA Sembilan
orang Laki-laki namanya Moh.Nurmansyah
orang tersebut adalah Norma Rahim, Hatem
Bantilan yang lahir di Palu tahun 1976, dan
Buhang, Warda Djafar, Norma Dunggio, Hj.
Moh. Kasim Akbar Bantilan yang juga lahir
Hartini Abdullah B, Hj. Wahda A.Pusadan,
di Palu pada tahun 1983, serta dua orang
Resnawati Pabelu, Sitti Muminang, dan
perempuan
Dewi
Endang Hartati. Anggota dewan perempuan
Bantilan, SE yang lahir di Yogyakarta pada
dengan pendidikan terakhir SMEA ada 2
tahun 1971, dan Adenovita Bantilan, ST,
orang yaitu Arna HI.Ardy dan Rahel Selvy
MM
Tansia.Anggota dewan perempuan dengan
namanya
yang
lahir
Nurmawati
juga
di
Yogyakarta
dari
segi
menjadi
Pendidikannya,
Anggota
pendidikan
perempuan Kabupaten Tolitoli yang memulai
Sumarwiyati.Selain itu ada 2 orang juga
perjalan
anggota
di
Kota
Tolitoli
dewan
SPG
yaitu
dengan
1973.Selain itu ada pula para nggota DPRD
kariernya
terakhir
dewan
dapat
perempuan
Tutu
yang
104
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
berpendidikan
terakhir
Sarjana
yaitu
Harapan
bagi
perempuan
Kota
Dra.Indrawati Tapa dan Irmawati, ST. Dan
Tolitoli agar supaya perempuan-perempuan
salah seorang anggota dewan perempuan
lebih cerdas untuk memilih perempuan-
dengan
Master
perempuan yang akan mewakili suara rakyat
Manegemen yaitu Ir. Hj. Nursidah Kasim B,
kedepannya, bila benar betul-betul mau
MM.
memperhatikan yang namanya kesejahteraan
pendidikan
terakhir
Tokoh,
perempuan. Zaman sekarang ini gender mulai
Menjadi seorang wakil rakyat merupakan hal
berperan serta yang artinya kaum perempuan
yang wajib bila memberi ide-ide dan gagasan
sudah setara dengan laki-laki tapi pada
yang tujuannya untuk kepentingan rakyat,
prinsipnya pada kenyataannya tidak seperti
Zaman yang semakin moderen kemampuan
itu, padahal itulah mungkin dikarenakan
wanita menembus struktur organisasi paling
pemahaman kaum perempuan belum terlalu
atas memang buka hal yang baru, tidak ada
memahami dengan namanya gender.
Ide-ide
atau
Gagasan
lagi dikotomi dalam sepak terjang maupun
Ketika seorang perempuan mendapat
kualitas antara laki-laki dan perempuan,
kesempatan duduk di DPRD maka harus
banyak
memiliki
memperjuangkan perempuan juga, karena
kualitas dan kemapuan sebagai seorang
lebih afdol bila perempuan yang mengambil
leadhership tetapi tidak sedikit pula wanita
peran
yang bermutu dan memiliki jiwa seorang
perhatiannya ke arah kehidupan perempuan
pemimpin. Norma Dunggio membuktikan
dan
secara nyata dengan keaktifannya dalam
perempuan. Sebagai salah satu kader yang
organisasi AMPI dimana beliau duduk
cakap dan aktif di organisasi merupakan
sebagai wakil ketua.
penunjang perempuan kita untuk terjun ke
kaum
laki-laki
Resnawati
pabelu
yang
sebab
cuma
laki-laki
perempuan
hanya
yang
25%
mengerti
menganjurkan
dunia politik, bila perempuan yang hanya
untuk mengagumi tokoh perempuan NU
cuma tau memasak di dapur lalu kemudian
yaitu Khofifah Indar Parawansah, bukan
terjun kelembaga itu tidak mungkin dia dapat
hanya karena sesama kaum perempuan tetapi
membawa
juga karena kecerdasan dan kecakapan ketua
tersebut tidak ada beban moral pada dirinya,
Muslimat NU ini dalam berorganisasi, sehingga
maka silahkan datang saja duduk di DPRD,
pernah mendapat kepercayaan menjadi menteri
terlebih bila perempuan memiliki beban
di era kepemimpinan Abdurrahman Wahid.
maka dia harus banyak belajar terlebih
Oleh karena itu, menurut beliau bahwa kaum
dahulu. Menurut Resnawati Pabelu bahwa
perempuan di Kabupaten Tolitoli harus
“sekarang ini partai-partai sudah mulai tiba
mencontoh Khofifah Indra Parawansah, jika
masa tiba akal, yang penting calek itu punya
menginkan kaum perempuan maju.
ijazah SMA, perempauan, memenuhi kuota,
amanah,
kecuali
perempuan
105
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
maka siap untuk di publikasiakan sebagai
manusia adalah mahluk yang tidak dapat
perwakilan partai” (Wawancara dengan Hj.
hidup tanpa orang lain, hal ini pula juga di
Nursidah Kasim B, MM di Tolitoli, 27 April
rasakan oleh Perempuan Anggota DPRD
2014). Yang benar adalah hal tersebut harus
Kabupaten Tolitoli. Akan tetapi kehidupan
melewati dulu tahapan seleksi kader yang
sosial
matang,
bermacam-macam,
karna partai besar harus memilih
para
perempuan-perempuan
ada
yang
ini
menikmati
perempuan jangan hanya kuantitas tapi harus
kehidupan sosialnya sebagai seorang Guru,
berkualitas. Resnawati pabelu melanjutkan
Seorang Leader, Kepala Dinas, Anggota
bahwa “walaupun umur telah tua-tua bengini
majelis talim, aktif di PKK, aktif di Dharma
tapi tetaplah menuntun ilmu agar pengalaman
Wanita, ada pula yang bersosialisasi di
bertambah supaya kaum perempuan memiliki
masyarakat
modal
Perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli, yang
untuk
siap
mendobrak
gender”
sekitarnya.Diantara
kaehidupan sosialnya
para
(Wawancara dengan Hj. Nursidah Kasim B,
menjalani
sebagai
MM di Tolitoli, 27 April 2014).
seorang tenaga pendidik atau guru yaitu Tutu
Hal ini jelas bahwa menjadi seorang
Sumarwiyati, Hatem Buhang, Dra. Indrawati
perempuan harus memiliki dua hal yang
Tapa, dan Norma Dunggio. Ada pula
penting yaitu memiliki kemampuan dan
perempuan DPRD Tolitoli yang menjalani
kemauan, dari segi kemampuan perempuan
kehidupan sosialnya sebagai seorang Leader
harus memiliki tiga persyaratan yaitu dalam
yaitu Norma Rahim dan Irmawati, ST.
kemampuan
sedangkan Ir. Hj. Nursidah Kasim B, MM
manajemen,
kepemimpinan,
termasuk material.Sedangkan kemauan bisa
menjalani
kehidupan
di
menjadi
Kepala
dijalankan
dengan
aktif
dalam
Sosialnya
Dinas
Perkebunan
berorganisasi, kelebihan materi yang dimiliki
Kabupaten.
seharusnya dikontribusikan sebagian kepada
menjalani
organisasi
ini
Anggota Majelis Talim yaitu Warda Djafar
memperlihatkan bahwa aspek material turut
dan Arna HI Ardy, Perempuan DPRD yang
memberikan kontribusi dalam organisasi,
menjalani kehidupan sosialnya dengan aktif
bukan
dan
dalam kepengurusan PKK yaitu Hj. Wahda
di
A. Pusadan dan Hj. Hartini Abdullah B,
yang
hanya
kepemimpinan
diikutinya,
aspek
saja
hal
manajemen
yang
berperan
organisasi.
2. Perspektif
kehidupan
sedangkan
Perempuan
sebagai
Anggota Dewan di Kabupaten Tolitoli
Kehidupan
Perempuan
dengan
Bersosial,
Endang
DPRD
sosialnya
Hartati
yang
sebagai
menjalani
kehidupan Sosialnya dengan aktif dalam
kepengurusan
Dharma
Wanita,
dan
Menjalani
Perempuan DPRD yang menjalani kehidupan
Kehidupan Bersoasial merupakan sebuah
sosialnya dengan masyarakat sekitarnya yaitu
keharusan bagi seluruh manusia, sebab
106
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Resnawati Pabelu, Sitti Muminang, dan
Rahel Selvy Tansia.
Kehidupan
Organisasi
Kehidupan
perempuan
berawal
sebagai
Kehidupan
organisasi kelas menengah dan atas, yang
politik seorang tokoh merupakan sebuah hal
memberi perhatian pada pendidikan dan kerja
yang penting bagi perjalanannya, apa lagi
sosial. Menurut Julia Suryakusuma (2011:25)
bila membahas tentang Kehidupan Politik
bahwa
Para perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli.
wanita
Seperti halnya laki-laki, di zaman sekarang
perkembangan politik secara umum sejak
ini perempuan dapat ikut serta dalam politik,
berkuasannya pemerintahan Orde baru”. Di
akan tetapi tujuan utama kaum perempuan
Kabupaten Tolitoli Organisasi perempuan
berperan di dunia politik adalah untuk
telah
memperbaiki peradaban. Sebuah Pengantar
pemerintahan orde baru. Oleh karena itu, tak
Rocky
Soetjipto
mengherankan bila para perempuan anggota
“peradaban politik perempuan yaitu upaya
DPRD Kabupaten Tolitoli juga ikut berparti
historis untuk membebaskan kemanusiaan
sipasi dalam organisasi perempuan yang ada
dari cengkraman kekuasaan yang selama ini
di Tolitoli yaitu, (1) Dalam kehidupan
menjadi
setaraan
berorganisasinya Norma Rahim memilih
DPRD
Kabupaten
masuk pada organisasi Dharma Wanita dan
kehidupan
politiknya
PKK, (2) Tutu Sumarwiyati memilih masuk
dengan cara bermacam-macam, (1) memulai
dalam organisasi Dharma Pertiwi dan Persit
kehidupan politiknya dengan ikut bergabung
Kartika Candra Kirana, (3) Hatem Buhang
di partai yaitu Indrawati Tapa, Hj. Hartini
memilih masuk dalam organisasi SEMMI,
Abdullah B, Arna HI. Ardy, Rahel Selvy
KORPRI, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita,
Tansia, Sitti Muminang, dan Irmawati, ST.
Organisasi Alhidayah, HWK, MKGR, GOW,
(2) Memulai kehidupan politiknya menjadi
GAKPI, dan Organisasi wanita Kosgoro, (4)
anggota DPRD yaitu Norma Rahim, Warda
Ir. Hj. Nursidah Kasim B, MM memilih
Djafar,
dan
masuk dalam organisasi HWK, MKG Al-
Resnawati Pabelu.(3) memulai kehidupan
Hidayah, PKK, KORPRI, Dharma Wanita,
politiknya
di
KPPG, BKMT, GOW, dan aktif sebagai HMI
organisasi perempuan yaitu Ir. Hj. Nursidah
Komisariat Fakultas Pertanian UGM. (5)
Kasim B, MM, dan Endang Hartati. (4)
Warda
memulai kehidupan politiknya atas dasar
organisasi Dharma Wanita, GOW, PKK,
keprihatinan pada masyarakat seperti yang
Majelis Ta’lim dan Zikir Kabupaten, dan
dilakuan oleh Tutu Sumarwiyati, Hatem
BKMT.(6) Indrawati Tapa memilih masuk
Buhang, dan Norma Dunggio.
dalam organisasi Dharma Pertiwi, GOW, dan
Gerung
Politik,
Berorganisasi,
dalam
fondasi
ketidak
manusia”.Perempuan
Tolitoli
memulai
Hj.
Ani
Wahda
denganikut
A.
Pusadan,
bergabung
“Keadaan
di
organisasi-organisasi
Indonesia
berkembang
Djafar
adalah
dan
memilih
eksis
cerminan
semenjak
masuk
dalam
107
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Persit.(7) Norma Dunggio memilih masuk
tidak
di
perbolehkan
dalam organisasi AMPI, (8) Hj. Hartini
mengikuti pemilihan umum tanpa partai
Andullah B memilih masuk dalam organisasi
pengusung.
Dharma Wanita Bappeda Tolitoli, GOW, dan
Kabupaten Tolitoli juga menghadapi hal
WIA. (9) Hj. Wahda A. Pusadan memilih
yang
masuk dalam organisasi PKK, HWK, dan
perempuan DPRD kabupaten Tolitoli berasal
WPI. (10) Resnawati Pabelu memilih masuk
dari berbagai macam partai. Di Kabupaten
dalam organisasi PKK, Dharma Wanita,
Tolitoli
MKG Al-Hidayah, KWMDI, KPPG, AMPG,
mendapat kursi di DPRD sebahagiaan besar
HWK, BKMT, dan GOW. (11) Arna HI
merupakan perwakilan partai Golkar, sebab
Ardy memilih masuk dalam organisasi
kader partai Golkar masih di percaya dapat
Perempuan Peduli Bangsa dan Majelis Talim
bekerja untuk para perempuan di Kabupaten
Mesjid Baiturrahim. (12) Rahel Selvy Tansia
Tolitoli, Perempuan DPRD yang menjadi
memilih tidak masuk dalam organisasi tetapi
utusan partai Golkar anatara lain Tutu
selalu aktif dalam majelis Gereja.(13) Sitti
Sumarwiyati, Hatem Buhang, Hj. Nursidah
Muminang memilih masuk dalam organisasi
Kasim B, Warda Djafar, Norma Dunggio, Hj.
Dharma Wanita dan PKK. (14) Endang
Hartini Abdullah B, Hj. Wahda A.Pusadan,
Hartati memilih masuk dalam organisasi
Resnawati Pabelu, Sitti Muminang, Endang
Dharma Wanita, Organisasi Aisyah, IWAPI,
Hartati. Sedangkan yang menjadi utusan dari
PKK, Organisasi Al-Hidayah, HWK, dan
Partai
KPPG. (15) Irmawati, ST memilih masuk
diwakili oleh satu orang perempuan yaitu
dalam organisasi perpartaian yang dimotori
Dra. Indrawati Tapa. Utusan dari Partai
oleh Partai Patriot Pancasila.
Karya Peduli Bangsa (PKPB) ada dua orang
serupa,
Para
oleh
perempuan
Persatuan
seseorang
perempuan
karena
yang
itu
sering
Pembangunan
untuk
DPRD
setiap
sekali
(PPP)
yaitu Arna HI Ardy dan Rahel Selvy Tansia.
3. Keterlibatan Para Politisi Perempuan
Sedangkan yang menjadi utusan dari partai
dalam Panggung Politik diKabupaten
Patriot Pancasila yaitu Irmawati, ST. pada
Tolitoli
periode DPRD GR Kabupaten Tolitoli
Utusan Partai Politik, Partai politik
memiliki seorang perwakilan perempuan
memiliki peran besar dalam terpilihnya kader
sebagai utusan dari Partai Serikat Islam
partai
Indonesia (PSII) yaitu Norma Rahim.
untuk
duduk
di
kursi
DPRD,
terpilihnya seseorang sebagai penyambung
Di Luar Ruang Publik, Dibalik
lidah rakyat dan perwakilan dari partai
kehidupan sebagai seorang yang aktif di
pengusung merupakan hal yang wajib dalam
ruang publik, ada identitas seseorang tentang
dunia
begitu
kehidupan di luar ruang publik (Privat).
pentingnya peran partai tersebut sehinga
Keterlibatan perempuan DPRD Kabupaten
perpolitikan
Indonesia,
108
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Tolitoli di luar ruang publik merupakan suatu
pada jabatan atau kedudukan yang mereka
identitas lain dari sebuah eksistensinya di
peroleh dalam pembagian komisi-komisi
Publik.
pembagian kerja. (1) Norma Rahim selama
Terlihat
perempuan
pada
DPRD
kehidupan
Kabupaten
para
Tolitoli
menjadi
anggota
DPRD
GR
menjabat
sebahagiaan besar merupakan seorang Ibu
sebagai Anggota dari Komisi A yang
Rumah Tangga yang selalu setia mendidik
bertugas membidangi tentang pemerintahan,
dan
keamanan,
melayani
keluarga
kecilnya
tanpa
dan
ketertiban.
(2)
Tutu
menjalani aktifitas privat yang lain, sosok
Sumarwiyati selama menjadi anggota DPRD
perempuan itu seperti Tutu Sumarwiyati, Sitti
menjabat sebagai Anggota komisi A, yang
Muminang, Endang Hartati, Irmawati ST,
bertugas membidangi tentang pemerintahan,
Rahel Selvy Tansia, dan Resnawati Pabelu.
keamanan, dan ketertiban. (3) Hatem Buhang
Ada pula yang menjalani ruang privatnya
selama menjadi anggota DPRD menjabat
sebagai
warung
sebagai anggota panitia anggaran yang
sederhananya seperti Norma Rahim, ada
bertugas sebagai salah satu alat kelengkapan
yang berperan sebagai Pewirausaha yaitu
dewan
Arna HI Ardy yang telah merintis usaha yang
bersifat tetap, sekaligus menjadi anggota
dimulai tahun 1994. Lain halnya dengan Ir.
komisi B yang bekerja mengurusi bidang
Hj. Nursidah Kasim B, MM yang telah
keuangan, perusahaan daerah dan bidang
berhasil
mendapat
berupa
perekonomian. (4) Ir. Hj. Nursidah kasim B,
Sertifikat
kursus
tentang
MM selama menjadi anggota DPRD masa
Agribisnis negara ASEAN, penghargaan
bakti 1997-1982 menjabat sebagai anggota
Satya Kencana Karya Satya, dan juga
komisi D
Penghargaan Program pertukaran Pemuda
kesejahteraan masyarakat, sedangkan pada
Indonesia dan Canada ke XXV.Sedangkan
masa bakti 2009-2014 dipercayakan sebagai
Norma Dunggio menikmati kehidupannya di
ketua komisi B yang bertugas pada bidang
luar ruang publik dengan menjadi pembisnis
keuangan,
perusahaan
dan usahawan yang mengelola tiga buah
kemasyarakatan,
dan perekonomian.
perusahaan milik keluarga diantaranya CV.
Warda Djafar selama menjadi anggota DPRD
Elfi, CV. Karya Nyata, dan CV. Dedi Star.
menjabat sebagai Panitia musyawarah yang
pedagang
harian
di
penghargaan
luar
negeri
perwakilan
rakyat
daerah
yang
yang bertugas pada bidang
daerah,
(5)
Jabatan di DPRD, Keterlibatan para
merupakan salah satu dari alat kelengkapan
perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli dalam
dewan perwakilan Rakyat Daerah, sekaligus
pangung
menjadi anggota Komisi B yang bertugas
politik dapat dilihat dari utusan
mana mereka berasal, tetapi peran serta
pada
bidang
yang
mengurusi
tentang
dalam melaksanakan tanggung jawabnya
keuangan, perusahaan daerah, dan juga
sebagai seorang perwakilan rakyat terdapat
perekonomian. (6) Indrawati Tapa selama
109
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
menjadi anggota DPRD menjabat sebagai
selama menjadi anggota DPRD menjabat
anggota komisi A yang memiliki tugas
sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW)
meliputi bidang Pemerintahan, keamanan dan
dengan menduduki posisi sebagai anggota
ketertiban, setelah 2 tahun menjabat maka
Komisi
pimpinan melakukan mutasi-mutasi komisi
keuangan. (13) Sitti Muminang selama
dan akhirnya Indrawati Tapa menjabat
menjadi anggota DPRD menjabat sebagai
sebagai sekertaris komisi C yang bertugas
Anggota Komisi C yang bertugas mengawal
sebagai
masalah pembangunan kampung dan kota.
penangung
jawab
bidang
B
bidang
Eandang
kemasyarakatan dan
pembangunan. (7) Norma Dunggio selama
(14)
Hartati
menjadi anggota DPRD menjabat sebagai
anggota DPRD menjabat sebagai anggota
bagian kerja komisi E, pada tahun 2001-2002
komisi E yang bertugas mengawal tentang
menjabat sebagai bagian kerja komisi D,
agama, pendidikan, kesehatan, kebudayaan,
sedangkan pada rolling terakhir pada tahun
pengembangan
2002-2003 Norma Dunggio menjabat sebagi
teknologi,
anggota komisi C. (8) Hj. Hartini Abdullah B
ketenagakerjaan, dan keluarga berencana.
selama menjadi anggota DPRD menjabat
(15) Irmawati ST selama menjadi anggota
sebagai Ketua Komisi B. (9) Hj.Wahda
DPRD menjabat sebagai anggota komisi A
A.Pusadan selama menjadi anggota DPRD
yang membidangi tentang pemerintahan,
menjabat sebagai anggota Komisi C yang
keamanan, dan ketertiban.
ilmu
selama
menjadi
pengetahuan
kependudukan,
dan
olah
raga,
bertugas sebagai pencetus berbagai ide
pembangunan daerah, sedangkan Hj. Wahda
Kesimpulan
A Pusadan menjabat sebagai wakil ketua
Penelitian ini mengungkapkan fakta-
komisi E ketika di DPRD Kabupaten Buol
fakta bahwa keterwakilan perempuan di
pada periode 1999-2004. (10) Resnawati
DPRD Kabupaten Tolitoli sudah ada sejak
Pabelu selama menjadi anggota DPRD
awal diadakan pemilu Pertama pada tahun
menjabat sebagai anggota komisi E yang
1971 di Kabupaten Daerah Tingkat II Buol
membidangi tentang agama, pendidikan,
Tolitoli, keterwakilan kaum perempuan di
kesehatan, kebudayaan, pengembangan ilmu
DPRD terus ada hingga
pengetahuan dan teknologi, kependudukan,
2009.Perempuan di DPRD juga merupakan
olah raga, ketenagakerjaan, dan keluarga
aktor
berencana. (11) Arna HI Ardy selama
Organisasi
menjadi anggota DPRD menjabat sebagai
Kabupaten Tolitoli.
Hasil penelitian ini
anggota komisi C yang membidangi tentang
dapat
bahwa:
pembangunan di wilayah perkotaan sampai
kehidupan politik perempuan di DPRD
wilayah pedesaan. (12) Rahel Selvy Tansia
Kabupaten Tolitoli, dapat di lihat dalam 4
pengerak
utama
perempuan
disimpulkann
hasil pemilu
dari
yang
beberapa
ada
(1)
di
Profil
110
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
bagian yaitu Kedirian Tokoh, Keluarga
orang yang memulai politik pada partai, 4
Tokoh, pendidikan Tokoh, ide-ide dan
orang yang memulai politik pada DPRD, 2
gagasan tokoh. Pada dasarnya berkaitan satu
orang yang memulai politik pada organisasi
sama lain. Perempuan dalam struktur anggota
perempuan dalam partai, 3 orang yang
DPRD guna menyuarakan aspirasi rakyat dan
memulai poilitik atas dasar keprihatinan
terkhusus pada aspirasi kaum perempuan
terhadap
lainnya. Pada Kedirian tokoh terdapat 8
berorganisasi ada 11 orang yang ikut dalam
orang yang lahir di Tolitoli, sedangkan 7
organisasi perempuan, 2 orang orang pada
orang lagi lahir di luar kota Tolitoli. Pada
organisasi masyarakat, dan 1 orang tidak
Keluarga tokoh keseluruhan perempuan telah
terlibat dalam organisasi. (3) Keterlibatan
minikah sebelum mereka duduk sebagai
para politisi perempuan dalam panggung
anggota dewan, 2 diantrannya menikah
politik terlihat pada 3 katagori yaitu utusan
dengan keturunan Bangsawan Tolitoli. Pada
Partai Politik, keterlibatan di luar ruang
Pendidikan tokoh terdapat 9 orang yang
public, dan jabatan di DPRD. pada Utusan
berpendidikan terakhir SMA/SMP, 2 orang
Partai politik mengungap sebuah fakta yaitu,
SMEA, 1 orang SPG, 2 orang Sarjana, dan 1
perempuan anggota dewan di Kabupaten
orang Magister. Pada Ide-ide atau gagasan,
Tolitoli sebahagiaan besar merupakan kader
masing-masing perempuan dewan memiliki
dari partai Golongan Karya dengan utusan
caranya sendiri-sendiri guna mengedepankan
sebanyak 10 orang, PPP 1 orang, PKPB 2
para
untuk
orang, Partai Patriot pancasila 1 orang,
gender.(2)
Paratai Serikat Islam Indonesia 1 orang. Pada
Perspektif perempuan sebagai anggota dewan
keterlibatan di luar ruang publik terdapat 10
di Kabupaten Tolitoli terlihat pada 3 katagori
orang sebagai Ibu Rumah tangga, 1 orang
yaitu Kehidupan Bersosial, kehidupan Politik
sebagai pedagang harian, 1 orang sebagai
dan
Pada
pewirausaha, 1 orang sebagai utusan Perpem,
Kehidupan Bersosial ada 4 orang sebagai
dan 1 orang sebagai pengusaha. Pada jabatan
seorang tenaga pendidik atau guru, ada 2
di DPRD 3 orang sebagai komisi A, 4 orang
orang sebagai seorang Leader, 1 orang
komisi B, 2 orang komisi C, 2 orang komisi
sebagai
Perkebunan
E, 1 orang komisi D diroling menjadi komisi
Kabupaten, 2 orang sebagai Anggota Majelis
B, 1 orang komisi A diroling menjadi komisi
Talim, 2 orang aktif dalam kepengurusan
C, 1 orang komisi C di roling menjadi komsi
PKK, 1 orang yang aktif dalam kepengurusan
E, 1 orang komisi E diroling komisi D dan
Dharma Wanita, dan 3 orang yang menjalani
terakhir diroling menjadi komisi C.
perempuan
memperjuangkan
Tolitoli
kesetaraan
kehidupan
Kepala
kehidupan sosialnya
Berorganisasi.
Dinas
perempuan.
Pada
kehidupan
dengan masyarakat
sekitarnya. Pada Kehidupan berpolitik ada 6
111
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Daftar Rujukan
Ani Soetjipto. (2011). Politik
Marjin Kiri. Tangerang.
Harapan.
Anonim,
Kabupaten
Tolitoli.
http://wikipedia.com/kabupaten/tolitoli
. Diakses Tanggal 29 April 2014.
Pukul 14.30 WITA
Bambang Purwanto. dkk. (2013). Prespektif
Baru Penulisan Sejarah Indonesia.
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Jakarta.
Daliman,A. (2012) Metode Penelitian
Sejarah. Ombak. Yogyakarta.
Haliadi dan Bungkundapu,Y.(2013).Sejarah
Perempuan Sulawesi Tengah. Ifada.
Yogyakarta.
Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah
(cet.
kedua).
Tiara
Wacana.
Yogyakarta:
Muclis Hamid. (2002). Bunga Rampai
Pemerintah.
Yarsit
Watampone.
Jakarta.
Miriam Budiarjo.(2009). Dasar-dasar ilmu
politik. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Reni N. (2007). Perempuan Dalam Hidup
Sukarno: Biografi Inggit Garnasih.
Ombak. Yogyakarta.
Rus Philip, M. (2003). Pengantar Sosiologi
Politik. Grafindo. Jakarta:
Saparina Sadli. (2010). Berbeda Tapi Setara.
Kompas. Jakarta
Tjeok
Sudarmadji,(1983).Mengenal Buol
Tolitoli. Pemerintah Daerah Tingkat II
Buol Tolitoli.
112
KETENTUAN PENGIRIMAN & PEMUATAN ARTIKEL
PADA JURNAL NOSARARA PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN P-IPS FKIP UNTAD
1. Naskah dapat berupa a) hasil penelitian, atau b) kajian pustaka yang ditambah
pemikiran penerapannya pada kasus tertentu, yang belum dan tidak akan
dipublikasikan dalam media lainnya.
2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan program MSWord. Naskah berupa soft copy di CD (disertai dua eksemplar cetakannya), dengan
panjang maksimun sepuluh halaman kuarto 1,5 spasi, format satu kolom font Times
Romans, ukuran 11 pt.
3. Sistimatika penulisan adalah: a) Bagian awal: judul, nama penulis dan lembaganya
atau e-mail, abstrak & kata kunci. b) Bagian utama: pendahuluan, permasalahan,
tujuan, metode, dan kajian pustaka, c) hasil/pembahasan, d) Bagian akhir:
Kesimpulan/ucapan terima kasih (kalau perlu) dan daftar rujukan.
4. Judul tulisan singkat tapi jelas, menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak
dibahas, tidak memberi peluang penafsiran yang beraneka ragam, ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital.
5. Nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, diawali dengan huruf kapital, ditulis
simetri tanpa singkatan, diawali kata ―oleh‖. Apabila penulis lebih satu orang, namanama ditulis pada satu baris. Diikuti dengan nama lembaga atau perguruan tinggi
dibaris berikutnya (ditulis miring/italic).
6. Abstrak memuat inti permasalahan, tujuan, metoda, hasil yang diperoleh. Abstrak
harus ditulis dalam bahasa Indonesia untuk tulisan berbahasa Inggris dan bahasa
Inggris untuk tulisan berbahasa. Abstrak terdiri dari 70-250 kata yang disusun dalam
satu paragraf, dengan format esei bukan enumeratif. Abstrak diketik dengan spasi
tunggal dan dengan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri
menjorok masuk beberapa ketukan). Abstrak hendaknya disertai dengan 3-5 kata-kata
kunci, yaitu istilah-istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang
dibahas dalam artikel. Kata-kata kunci lajimnya berupa kata dasar atau kata yang
berdiri sendiri (tunggal) bukan frasa atau rangkaian kata.
7. Teknik penulisan:
a) Kata asing ditulis dengan huruf miring
b) Alinea baru dimulai pada batas tepi kiri dengan enam ketukan masuk dan antar
alinea diberi tanda spasi.
c) Batas pengetikan: tepi kiri dan atas 3 cm, tepi bawah dan kanan 2 cm.
d) Rumus dan skema sedapat mungkin dibuat sesuai kebutuhan tulisan (jika dianggap
penting).
e) Tabel dan gambar harus diberi keterangan (nomor dan judul) yang jelas dan
diletakkan di dekat bagian tulisan yang pertama kali merujuknya. Jika
memungkinkan dihindari penggunaan tabel atau gambar yang berlebihan.
f) Sumber rujukan dituliskan dalam uraian hanya terdiri dari; nama penulis dan tahun
penerbitan. Nama penulis tersebut harus tepat sama dengan nama yang ditulis
dalam daftar rujukan.
g) Dimensi Mekanik.
- Ukuran dasar kertas adalah 20,5 X 29 sentimeter (bersih),. Kertas untuk isi
jurnal adalah Hout Vrij Schriff (HVS) 70 gram berwarna putih. Warna dasar
tinta untuk isi jurnal adalah hitam.
- Tata Huruf dan Tata Letak. Huruf yang digunakan pada seluruh halaman
adalah serif, Times, kecuali untuk keperluan khusus. Judul jurnal menggunakan
huruf Times 30 tegak-tebal. Tulisan lainnya pada halaman kulit menggunakan
huruf Times 14 butir tegak-tebal. Huruf Times 9 butir tegak (kecuali nama
jurnal 11 butir), dan isi tabel/gambar/diagram. Huruf times 9 butir tegak- tebal,
digunakan untuk jabatan dan alamat pada halaman judul serta judul
tabel/gambar/bagian/foto pada teks induk . Huruf Times 11 butir digunakan
untuk abstrak, kata-kata kunci, kutipan blok, catatan akhir, daftar rujukan,
subbab peringkat I dan lampiran, dengan modus tegak/miring/tebal dan
kapital/kecil. Huruf Times II butir digunakan untuk nama penulis , teks induk,
dan judul subbab selain peringkat I, dengan modus tegak/miring/tebal dan
kapital/kecil. Huruf Times 14 butir kapital-kecil tebal digunakan untuk judul
artikel. Judul utama (main title) dan anak judul (subtitle) dipisahkan dengan
dua titik (―:‖).
- Spasi antar huruf menggunakan jarak normal. Spasi antarkata menggunakan
jarak normal. Spasi antarbaris disesuaikan dengan ukuran huruf (―auto‖). Spasi
antarparagraf menggunakan sistem inden tanpa spasi, kecuali paragraf pertama
artikel yang tanpa identasi. Spasi antara paragraf dengan judul subbab di
atasnya adalah 3 mm; dengan judul subbab dibawahnya adalah 3 mm; dengan
judul tabel dibawahnya adalah 8 mm; dengan bagian di bawah atasnya adalah 3
mm; dengan bagian bawah tabel di atasnya adalah 3 mm; dengan foto tak
berjudul di atas/bawah/sampingnya adalah 3 mm.
- Judul artikel dicetak 15 mm di bawah tepi atas, dengan huruf kapital – kecil
tebal. Judul subbab peringkat I dicetak kapital semua, rata tepi kiri, tebal,
peringkat 2 dicetak kapital kecil, rata tepi kiri, tebal; peringkat 3 dicetak
kapital-kecil, rata tepi kiri, miring – tebal.
- Catatan kaki yang berisi identitas penulis, asal lembaga, dan sumber tulisan
dicetak pada bagian bawah halaman pertama artikel dengan huruf miring
dipisahkan dengan bagian teks oleh garis tebal.
- Foto untuk penjelas uraian dapat dimuat. Foto penulis artikel tidak
diperkenankan. Foto ditempatkan pada batas tepi (kiri atau kanan) teks utama,
dan tidak boleh keluar dari tepi teks induk (body text) Judul foto dicetak
dibawah foto dengan huruf kapital-kecil. Tanda pisah (-) dalam cetakan ditulis
dengan satu garis panjang (-). Butir-butir teks yang disajikan tanpa maksud
mengurutkan diberi tanda bulet ( ‚ ) atau kotak hitam.
h) Daftar rujukan ditulis dalam urutan abjad nama penulis dan secara kronologis:
▪
Untuk buku: nama pokok dan inisial pengarang, tahun terbit, judul buku
(diketik miring bagi sumber asing, jilid dan edisi, nama penerbit. Kota tempat
penerbit
▪
untuk karangan dalam buku: nama pokok dan inisial pengarang, tahun, judul
karangan, inisial dan nama editor: judul buku (diketik miring), nomor halaman
permulaan dan akhir karangan tersebut, nama penerbit. Kota tempat penerbit
▪
untuk karangan dalam majalah/jurnal: nama pokok dan inisial pengarang,
tahun, judul karangan, singkatan nama majalah/jurnal (diketik miring), jilid
(nomor), nomor halaman, permulaan dan akhir karangan, nama penerbit. Kota
tempat penerbit.
▪
untuk karangan dalam pertemuan: nama pokok dan inisial pengarang, tahun,
judul karangan, singkatan nama pertemuan (diketik miring), penyelenggara,
tempat pertemuan.
▪
Bahan rujukan yang dimasukkan dalam daftar rujukan hanya yang benar-benar
disebutkan dalam tubuh artikel. Rujukan dapar berupa buku teks, artikel dalam
sebuah majalah, makalah, ataupun ketentuan perundang-undangan, serta
dekumen lain yang dianggap akurat mendukung tulisan.
Contoh Daftar Rujukan:
AECT Task Force on Definition and Terminology.1977. Educational
Technology: A Glossary of Terms. Washington, DC.: Association
for Educational Communications, and Technology.
Ali Saukah. 1999. Rambu-rambu Akreditasi Jurnal Ilmiah. Makalah pada
Semiloka. UM Malang.
Keputusan Menko Wasbang No. 38/KEP/K.WASBANG/8/1999 tanggal 24
Agustus 1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kredit,
Mulyadi Guntur.S. 1999. Penyuntingan Naskah Pra-cetak. Makalah pada
Semiloka. UM Malang.
Rifai,MA. 1995. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan penerbitan
Karya Ilmiah di Indonesia. Gajah Mada University Press. Jogjakarta
Suhadi Ibnu. 1999. Format dan Isi Jurnal Ilmiah. Makalah pada Semiloka. UM
Malang.
——.1961. Webster’s New International Dictionary of the English
Language. 2nd Edition.
——. 1999. Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat. DP3M Dirjen Dikti Depdikbud. Edisi V. Jakarta.
———. 1997. Instrumen Evaluasi untuk Akreditasi Berkala Ilmiah, DP3M
Dirjen Dikti Depdikbud, Jakarta.
8. Atikel dikirim ke Redaksi Jurnal Nosarara paling lambat satu bulan sebelum waktu
terbit, Alamat Redaksi: Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan
ilmu Pendidikan, Universitas tadulako. Bumi Kaktus Tondo Palu, Nuraedah HP
085242858217– Erwin Rasyid 085298878914, E-mail: [email protected]
9. Artikel yang sampai ke redaksi akan mengalami menyuntingan isi dan format, untuk
selanjutnya ditentukan: (a) diterima tanpa pebaikan, atau
(b) diterima dengan
perbaikan oleh penyunting ahli, (c) diterima setelah diperbaiki oleh penulis, atau
dikembalikan karena kurang memenuhi persyaratan.
10. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Bagi
yang artikelnya dimuat akan mendapat imbalan berupa nomor bukti pemuatan
sebanyak 2 (dua) eksemplar. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan,
kecuali atas permintaan penulis dan disertai dengan perangko secukupnya serta alamat
lengkap penulis.
Pengelola Jurnal Nosarara
Download