PENGANTAR REDAKSI Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan, di mana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar mampu berperan dalam persaingan global, sebagai generasi penerus bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia. Upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan sentral dan strategis. Hal ini ditegaskan dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, Bab II pasal 3 yakni Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Melalu jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial NOSARARA inilah kita mencoba mewujudkan kemampuan- kemampuan manusia sesuai undang- undang yang telah dijelaskan diatas, maka pada penerbitan pertama ini diberi tema Kapita Selekta Pendidikan dan Ilmu Sosial, yang mana tulisan dapat dilihat pada beberapa sinopsis jurnal dibawah ini. HY. Agus Murdiyastomo dan Aman mengangkat judul “Pengembangan Maket Pusat-Pusat Pemerintahan Kerajaan Mataram Islam Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Sejarah”. Tulisan Harifuddin Halim, Syamsul Bachri, Nurmi NoncitentangMotif, Persepsi dan Komunikasi Anggota DPRD Kabupaten Gowa, yang ingin mengungkapkan persepsi dan motif serta model komunikasi yang berlangsung di DPRD Kabupaten Gowa, penulis menyimpulkan bahwa; (1) persepsi dan motif anggota DPRD Kabupaten Gowa berkaitan dengan “menjadi legislator untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat; dan sebagai bentuk aktualisasi diri, (2) Komunikasi politik di DPRD Kabupaten Gowa bersifat transaksional dan interaksional. Keduanya silih berganti berlangsung tergantung konteks sosial-politiknya. Tulisan Hasdin terkait Budaya Politik Patron-Klien pada Pemilihan Kepala Daerahdan Dampaknya Terhadap Pendidikan Demokrasi, menguraikan bahwa salah satu budaya politik yang menonjol di Indonesia adalah kecenderungan pembentukan pola hubungan patronage, atau pola hubungan patron-client, baik di kalangan penguasa maupun masyarakat. Para calon dan pendukung dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan berbagai cara, salah satunya melalui jaringan patron-klien. Tulisan Hasan dan Mulyana Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Advokasi Pada Siswa Kelas IPS/IIS 1 di SMA Negeri 2 Pasangkayu dimana Secara umum model pembelajaran Advokasi (debat) perlu diterapkan dan dikembangkan karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 di SMA Negeri 2 Pasangkayu. Hendaknya guru memilih dan menggunakan model pembelajaran yang dapat merangsang perkembangan berpikir siswa, sehingga siswa tidak hanya menghayal dan v siswa juga dapat termotivasi untuk lebih giat belajar dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya. Tulisan Nuraedah tentang “Kelas Sosial Dalam Masyarakat Di Desa Torue”, Di Mana Kajiannya Mengungkapkan bahwamasyarakat kita mengenal kelas sosial, kelas sosial ini ditentukan berdasarkan status sosial, kekuasaan dan penghasilan seseorang. Masyarakat yang ada di Desa Torue melihat dan memandang seseorang dari kelas sosialnya. Tulisan Rasyidah Zainuddin, Abdul Malik Iskandar dan Maksud Hakim menguraikan tentang Pemilihan Umum di Indonesia dalam Perspektif Komunikasi dan Pertukaran Politik, dengan Maksud Menggambarkan Salah Satufenomena politik di Indonesia yang sangat popular yakni pemilihan umum karena kepentingan, baik bersifat individu maupun kelompok. Secara spesifikmengungkapkan bahwa proses terjadinya berawal dari sebuah „pertukaran politik‟ dan proses „komunikasi politik‟. Suyuti dan Ni Luh Widarti mengungkapkan Permasalahan Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri I Torue yang berhubungan dengan sarana dan kinerja guru sejarah, sehingga dampak yang ditimbulkan yaitu kurangnya minat belajar siswa yang dipengaruhi oleh kinerja guru di sekolah tersebut. Penulis mengungkapkan bahwa cara mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut dengan menerapkan model-model pembelajaran sejarah seperti model garis besar kronologi, model tematik, model garis perkembangan khusus, dan model regresif. Tulisan Windayanti dan Nuraedah,terkait Perempuan Berpolitik: Sejarah PerempuanDPRD Kabupaten Tolitoli (1971-2009, berisi temuan a) Keterlibatan perempuan di DPRD Kabupaten Tolitoli tampil dan dari berbagai sudut kehidupan sosial; b) prespektif perempuan DPRD terlihat pada partisipasinya Nampak di berbagai organisasi perempuan; dan c) keterlibatan politisis perempuan di panggung politik mengungkap bahwa perempuan anggota dewan di Kabupaten Tolitoli sebagiaan besar merupakan kader dari partai Golongan Karya, yang mampu menyuarakan kesetaraan gender dan berani tampil pada panggung politik di skala lokal. Pengelola Jurnal NOSARARA vi NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 PENGEMBANGAN MAKET PUSAT-PUSAT PEMERINTAHAN KERAJAAN MATARAM ISLAM SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH Oleh: HY. Agus Murdiyastomo1 Aman2 Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Permasalahan pokok yang dialami pembelajaran sejarah selama ini adalah selalu diidentikkan sebagai pembelajaran yang membosankan dan tidak menarik di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana dinamika kerajaan Mataram Islam.Metode tahap I (Tahun I): berupa studi pendahuluan terdiri dari studi pustaka dan studi lapangan dengan menggunakan pendekatah historis. Kerajaan Mataram merupakan kerajaan Islam yang dibangun dengan perjuangan keras pendirinya. Panembahan Senopati yang berhasil mengalahkan Pajang dan membangun kraton di Kota Gede, Kraton ini digunakan oleh raja-raja Mataram hingga puncak kejayaannya di bawah Sultan Agung Hanyakrakusuma. Akan tetapi kekalahan Mataram dari VOC menyebabkan Mataram mengalami kemunduran, terlebih setelah Sultan Agung Hanyakrakusuma wafat.Penggantinya Amangkurat I lebih banyak memikirkan kesenangannya sendiri, daripada memikirkan rakyat dan negaranya.Ia dikenal mempunyai banyak selir, dan berdarah dingin siapapun yang tidak disukainya pasti dibunuh. Kota Gede yang berkembang pesat sebagai pusat kegiatan ekonomi, dianggap sudah kurang layak digunakan sebagai pusat pemerintahan. Oleh sebab itu ia memerintahkan untuk memindahkan kraton dari Kota Gede ke Pleret. Raden Mas Rahmat menggantikan kedudukan ayahnya dan bergelar Amangkurat II, tetapi ia tidak kembali ke Pleret, karena pleret diduduki oleh Pangeran Puger, Selain itu menurut keyakinan bahwa kraton yang telah diduduki musuh sudah kehilangan kesakralannya. Oleh karenanya Amangkurat II kemudian membangun kraton baru di Kartasura.Hal ini disebabkan Pleret diduduki oleh saudaranya Pangeran Puger, yang kemudian mendapat pengakuan dari VOC dan bergelar Pakubuwana I. Sebagai seorang raja Jawa maka ia berinisiatif untuk menyerang Kartasura Amangkurat III melarikan diri ke timur. Setelah Kartasura dikuasai, tetapi kelak kraton ini juga ditinggalkan dan kraton dipindahkan ke Surakarta ketika Paku Buwono II berkuasa.Dengan demikian Mataram telah mengalami empat kali perpindahan Kota Gede, Pleret, Kartasura dan Surakarta. Kata Kunci: maket, pemerintahan, dan Mataram Islam. 1 2 Dosen tetap di Universitas Negeri Yogyakarta Dosen tetap di Universitas Negeri Yogyakarta 1 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 (The Development Of Mockup Of Central Government Mataram Kingdom As A History Subject Media Alternative) ABSTRACT All this time, the main issue on history learning process is identified as a boring and dull class. This study is aimed to examine: the dynamic of Islamic Mataram kingdom. Method Phase 1 (Year 1): is an introductory study which consists of literature study and field research with a history approach. Mataram Kingdom was an Islamic kingdom that was built through the hard work of its founder. PanembahanSenopati defeated Pajang and built a palace in Kotagede which later was used by Mataram kings until their peak of glory under Sultan AgungHanyakrakusuma. However the defeat of Mataram from VOC caused them to lose their ground, moreover after Sultan AgungHanyakrakusuma deceased. His successor, Amangkurat I, spent more time to think about his interest instead of his people and country. He was known to have many concubines and cold-blooded. He would kill anyone he didn‟t like. Kotagede that had developed itself as the central of economic activities was considered to be no longer suitable for the central of government. Therefore he ordered to move the palace from Kotagede to Pleret. Raden Mas Rahmat, who later took the position of his father and assigned by a title of „Amangkurat II‟, didn‟t want to go back to Pleret because it had been taken by Puger Prince. Besides he believed that once a palace had been taken by an enemy, it would lose its sacredness. Thus Amangkurat II built new palace in Kartasura since his brother, Puger Prince, inhabited Pleret which later acknowledged by VOC and assigned by a title of „Pakubuwana I‟. As a Javanese king, he initiated to attack Kartasura. Amangkurat III escaped to the east when Kartasura was taken. But this palace would also be abandoned later, and moved to Surakarta when Pakubuwono II ruled the place. Thus it concludes that Mataram moved its government four times, from Kotagede, Plered, Kartasura, and lastly, Surakarta. Keywords: government, Islamic Mataram, mockup. 2 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 film, video, film bingkai, foto maupun Pendahuluan Permasalahan pokok yang dialami verbal. (3). Media pendidikan yang pembelajaran sejarah selama ini adalah digunakan secara tepat dapat mengatasi selalu diidentikkan sebagai pembelajaran sikap pasif anak didik. yang membosankan dan tidak menarik di Dalam hal ini media pembelajaran kelas. Baik strategi, metode, dan teknik antara lain berguna untuk: menimbulkan pembelajaran lebih banyak bertumpu pada gairah belajar dan memungkinkan peserta pendekatan berbasis guru yang monoton, didik serta meminimalkan partisipasi peserta didik. kemampuan dan minatnya. (4). Dengan Pendidik diposisikan sebagai satu–satunya media pendidikan guru dapat mengatasi dan pokok sumber informasi, peserta didik kesulitan-kesulitan akibat perbedaan sifat, tertinggal sebagai objek penderita manakala lingkungan dan pengalaman siswa. Hal ini guru sebagai segala sumber dan pengelola dikarenakan media memiliki kemampuan: informasi hanya mengajar dengan metode memberikan ceramah dan tanya jawab yang konvensional. mempersamakan Pembelajaran sendiri-sendiri perangsang sesuai yang sama, pengalaman, dan disamping menimbulkan persepsi yang sama. Senada membosankan dan tidak menarik, juga hanya dengan pendapat di atas, menurut Gagne menjadi wahana pengembangan ketrampilan yang berfikir mengungkapkan tingkat sejarah belajar rendah. Sehingga dikutip Rusman bahwa (2011: “media 170) adalah ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran berbagai jenis komponen dalam lingkungan sejarah selalu rendah. siswa yang dapat memberikan rangsangan Selain itu, permasalahan lain yang untuk belajar”. Disamping pendapat tersebut membuat pembelajaran sejarah terkesan Kempt & Dayton mengungkapkan bahwa membosankan, pendidik kurang atau jarang fungsi utama media adalah “memotivasi menggunakan media bantu sebagai media minat dan tindakan…” (Rusman, 2011:172). pembelajaran. menggunakan, Media pembelajaran dapat berupa film media pembelajaran yang pun dirasa kurang transparansi, kaset video, maket, media menarik dan kurang mudah dipahami oleh berbasis komputer dan lainnya. Misalkan siswa. Media pembelajaran menurut Arief S. Sadiman (2011:17) memiliki Oleh karenanya peneliti membuat terobosan media pembelajaran berbasis kegunaan sebagai berikut: (1). Memperjelas maket. Media pembelajaran yang akan penyajian pesan agar tidak terlalu berisfat dibuat verbalistis. keterbatasan pemerintahan Kerajaan Mataram Islam. ruang, waktu dan daya indera, seperti: Perkembangan Islam di Indonesia tidak kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa terlepas dari besarnya kerajaan-kerajaan lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman Islam termasuk salah satunya Kerajaan (2). Mengatasi adalah maket pusat-pusat 3 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Mataram Islam. Kerajaan Mataram Islam kemudian lebih dikembangkan di kota-kota berdiri pada tahun 1582. Pusat kerajaan ini Jawa yang lebih muda. Penelitian ini juga awalnya terletak di sebelah tenggara kota akan Yogyakarta, yakni di Kotagede. menyeluruh Dalam memberikan gambaran tentang yang muncul, tumbuh sejarah Islam, Kerajaan Mataram Islam kembang, dan surutnya kota-kota tersebut memiliki peran yang cukup penting dalam beserta kehidupan masyarakatnya. Penelitian perjalanan secara kerajaan-kerajaan Islam di ini diharapkan untuk dapat dipakai sebagai Nusantara. Hal ini terlihat dari semangat bahan untuk memahami dan mengkaji raja-raja berbagai persoalan sosial dan budaya yang untuk memperluas daerah kekuasaan dan mengIslamkan para penduduk muncul daerah para Indonesia masa kini, dan meningkatkan pengembangan pemahaman tentang perkembangan kota kekuasaannya, pemuka agama, keterlibatan hingga kebudayaan yang bercorak Islam di jawa dalam kota di yang selalu dinamis. (Inajati Adrisijanti, 2004: 2). Dalam pertumbuhan Manfaat media pembelajaran maket sejarahnya, ini diharapkan akan memotivasi siswa untuk Kerajaan Mataram Islam yang merupakan belajar mandiri, kreatif, efektif dan efisien. Kerajaan Demak dan kemudian Pajang, Selain itu dengan media pembelajaran mula-mula beribukota di Kota Gede, sekitar berbasis 6 km di selatan kota Yogyakarta. Kira-kira mengurangi kejenuhan siswa karena selama 70 ibukota ini proses pembelajaran yang dilakukan oleh dipindahkan ke arah tenggara Kota Gede, kebanyakan sekolah adalah metode tatap yaitu tahun muka (ceramah). Bertolak dari latar belakang kemudian, Plered juga ditinggalkan untuk tersebut diatas dapat dirumuskan dalam pindah ke Kartasura yang berjarak sekitar 70 bentuk km di arah timur Plered. Akhirnya, pada “Pengembangan tanggal 20 Februari 1746, ibukota kerajaan Pemerintahan Mataram Sebagai tahun perjalanan kemudian Plered. Tiga Islam (1648) puluh tiga dipindahkan lagi dari maket ini, diharapkan penelitian dengan Maket Kerajaan Alternatif dapat judul Pusat-pusat Mataram Media Islam Pembelajaran Kartasura ke Surakarta (Inajati Adrisijanti, Sejarah”. 2004: 8). masalah dan idetifikasi permasalahan yang Posisi kota-kota pusat kerajaan telah Berdasarkan diurakan di latar muka, belakang dirumuskan Mataram Islam di dalam rangkaian “mata permasalahan pokok rantai” sejarah perkotaan di Jawa adalah bagaimanakah sebagai pengembang dan penegas pola kota, pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, tata ruang kota, dan kehidupan masyarakat bagaimanakah pengembangan dan kualitas Jawa yang Islami, yang embrionya muncul produk media pembelajaran maket ditinjau di kota Demak. Aspek-aspek itulah yang dari aspek sebagai sejarah media, berikut: perkembangan dan aspek materi, 4 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 bagaimana efektivitas penggunaan media mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan pembelajaran daya indera, seperti objek yang terlalu besar maket sejarah dalam pembelajaran. bisa digantikan dengan realita, gambar, film 1. Media bingkai atau model; (3) dengan Kata media berasal dari bahasa latin menggunakan media pembelajaran secara yang merupakan bentuk jamak dari medium tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif yang secara harafiah berarti perantara atau anak didik, sehingga dapat menimbulkan pengantar pesan dari pengirim ke penerima kegairahan belajar, memungkinan interaksi pesan (Arief S. Sadiman, dkk, 2011: 6). yang lebih langsung antara siswa dengan Batasan mengenai pengertian media sangat dunia realita, memungkinkan belajar sendiri luas, namun dibatasi pada media pendidikan menurut kemampuan dan minat; (4) dengan yakni media yang digunakan sebagai alat dan menggunakan media pembelajaran secara bahan penunjang kegiatan belajar mengajar. tepat Azhar Arsyad (2006: 3) memberi batasan kesulitan akibat perbedaan sifat, lingkungan bahwa media adalah segala bentuk dan maupun pengalaman siswa. saluran yang dapat mengatasi kesulitan- untuk Nana Sudjana dan Ahmad Rivai menyampaikan pesan atau informasi. Dalam (2010: 2-3) mengemukakan bahwa fungsi konteks pembelajaran merupakan segala dari media pembelajaran di sekolah antara sesuatu lain: (1) pembelajaran akan lebih menarik yang digunakan guru dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengajar kepada perhatian siswa sehingga dapat siswa sehingga terjadi proses pembelajaran menumbuhkan motivasi belajar para siswa; secara khusus. (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh para siswa; (3) metode akan lebih bervariasi, tidak semata-mata bentuk komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga siswa tidak mengalami kebosanan; (4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar Gambar 1. Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran. sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru namun juga beraktivitas lain seperti mengamati, melakukam/mendemonstrasikan Menurut Arif S. Sadiman (2011: 17) secara langsung, seperti dalam teori. media pembelajaran mempunyai manfaat: (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka); (2) 5 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 untuk mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dengan didukung berbagai fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan Gambar 2. Arah dan Tujuan Media yang sudah ditentukan. pendapat 2. Dari beberapa pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah Pembelajaran Sejarah Menurut Poerwodarminto (2006: 22) suatu kegiatan yang menunjukkan adanya “pembelajaran” sama dengan “instruction” interaksi antara siswa dengan lingkungan atau “pengajaran”. Pengajaran memiliki arti belajarnya baik itu dengan guru, teman- “cara” atau perbuatan mengajarkan. Dalam mengajar atau temannya, alat, media pembelajaran, dan pengajaran ada sumber belajar. kegiatan atau perbuatan mengajar hal ini mengandung arti ada interaksi antara pihak 3. Pusat-pusat Pemerintahan Kerajaan Mataram Islam yang mengajar dan diajar, yaitu guru sebagai Dalam perjalanan sejarah Kerajaan pihak yang mengajar dan peserta didik Mataram sebagai pihak yang diajar. Berdasarkan perpindahan pusat pemerintahan. Kerajaan pernyataan di atas pengajaran dapat diartikan Mataram Islam awalnya beribukota di Kota sebagai perbuatan belajar oleh peserta didik Gede, dan mengajar oleh guru. Kegiatan belajar Yogyakarta. Kira-kira 70 tahun kemudian mengajar ini merupakan kesatuan dari dua (1648) ibukota dipindahkan ke arah tenggara kegiatan searah. Kegiatan belajar merupakan Kota Gede, yaitu Plered. Tiga puluh tiga kegiatan kegiatan tahun kemudian, Plered juga ditinggalkan mengajar merupakan kegiatan sekunder. untuk pindah ke Kartasura yang berjarak Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sekitar 70 km di arah timur Plered. kegiatan belajar mengajar merupakan suatu Akhirnya, pada tanggal 20 Februari 1746, kegiatan beberapa ibukota kerajaan Mataram Islam dipindahkan komponen yaitu: guru, peserta didik, tujuan, lagi dari Kartasura ke Surakarta (Inajati materi Adrisijanti, 2004: 8). primer yang pelajaran, sedangkan melibatkan metode, media dan evaluasi. sekitar mengalami 6 km di tiga kali selatan kota Pada masa Islam di Indonesia, Menurut pembelajaran tersusun Islam Hamalik adalah meliputi (2007: kombinasi unsur-unsur 57) yang manusia, materi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur muncul kota-kota yang kebanyakan mengambil tempat di wilayah pesisir, seperti Samudra Pasai, Demak, Banten, dan Makassar. Adapula kota-kota pada masa itu 6 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 yang lokasi geografisnya di pedalaman, seperti lazimnya bandar-bandar pusat seperti Pajang, Kota Gedhe, dan Yogyakarta. kerajaan Islam lainnya. Kotagede terletak Beberapa kota seperti Samudra Pasai, jejak- sekitar 6 km arah tenggara Yogyakarta. jejak fisiknya sudah amat sukar ditemukan, Sebagai bekas pusat kerajaan Mataram, dan beberapa kota lainnya seperti Banten dan Kotagede dijadikan kawasan warisan cagar Plered, sisa-sisanya masih dapat dilihat. budaya atau heritage. Sampai saat ini Beberapa kota lainnya masih hidup dan Kotagede dikenali sebagai pusat industri berkembang hingga saat ini, seperti Cirebon, kerajinan perak. Kota Gede, dan Makassar. Plered Pada tahun 1613, Sultan Agung Kota Gede Kota Gede merupakan pusat kota di memindahkan pusat kerajaan ke Karta (dekat Jawa pada jaman kerajaan Mataram Islam. Plered) dan berakhirlah era Kota gede Menurut Babad Tanah Jawi, Kotagede sebagai pusat kerajaan Mataram Islam. didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan di Terletak di hampir 10 Km kearah tenggara daerah hutan Mentaok. Ketika putranya, dari pusat kota jogja, sisa-sisa kemegahan Sutawijaya menjadi raja Mataram dan Kraton Pleret hampir tidak bisa kita lihat saat bergelar Panembahan Senopati, kawasan ini. Sebagai salah kota pusat pemerintahan hutan Mentaok dibangun menjadi ibukota Kerajaan Mataram-Islam, Pleret mempunyai kerajaan Mataram. Di bawah pemerintahan komponen-komponen Senapati yang bijaksana, desa berubah lengkap jika dibandingkan dengan Kerta dan menjadi kota yang lebih ramai dan makmur, Kota oleh karena itu dikenal sebagai Kotagede historis, beberapa komponen bangunan yang (kota besar). Meski hanya sekitar 58 tahun terdapat di Pleret antara lain: 1) Tembok menjadi ibukota kerajaan, Kotagede telah keliling atau benteng. 2) Keraton, alun-alun, memiliki komponen- dan masjid agung. 3) Bangunan-bangunan pemerintahan air. Beberapa komponen di dalam keraton komponen tata ruang sebagai dan pusat kerajaan. Di dalam kawasan Kotagede terdapat Gede. kota Berdasarkan yang cukup sumber data adalah sebagai berikut sitinggil, bangsal witana, mandungan, sri menganti, pecaosan, peninggalan sejarah yaitu reruntuhan tembok sumur gumuling, benteng, reruntuhan cepuri, singgasana raja, prabayeksa, Masjid Gede Mataram, dan komplek Makam kemuning, bangsal manis, gedong kuning, Raja. Dalam masa kekuasaan Kerajaan dan tempat tinggal abdi dalem kedhondhong Mataram selama kurang lebih setengah abad, (Adrisijanti, 2000:76). bangsal masjid kencana, panepen, bangsal Kotagede telah menempatkan diri tampil Pembangunan komponen-komponen dalam panggung sejarah dan kebudayaan di Keraton Pleret dilakukan secara bertahap. tanah Jawa dengan memiliki tata ruang Hal tersebut dapat diketahui dari Serat 7 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Babad Momana yang menyebutkan tahun letaknya di Plered, saat itu telah dikuasai pendirian oleh Pangeran Puger. Riwayat kerajaan yang beberapa bangunan, meliputi kadipaten (1569 J), masjid agung (1571 J), usianya prabayeksa (1572 J), segarayasa (1574 J). diwarnai Keterangan lain yang dapat diperoleh adalah memperebutkan tahta. Pada tahun 1740 pembangunan sitinggil bagian bawah dengan terjadi batu (1572 J), pembangunan witana atau Tionghoa di Batavia yang menjalar sampai anjungan di sitinggil (1574 J), permulaan ke seluruh Jawa. Mula-mula Pakubuwana II pembangunan karadenan atau kediaman (pengganti Amangkurat IV) mendukung putra mahkota (1576 J), dan pembangunan mereka. Namun ketika melihat pihak VOC bangsal di srimenganti (1585 J) (Graaf, unggul, ia pun berbalik mendukung bangsa 1987: 13). Belanda tersebut. Perbuatan Pakubuwana II Saat ini situs keraton pleret hanya justru relatif singkat oleh ini cenderung perang saudara pemberontakan membuat orang-orang kekuatan pemberontak tinggal bekasnya saja dan sudah sedikit meningkat karena banyak pejabat anti VOC sekali komponen bangunan yang masih yang dapat di lacak. Hal ini mengingat main tanggal paddatnya pemukiman penduduk di wilayah menyerbu Kartasura besar-besaran. pleret. Selain itu, sebagain kawasan cagar meninggalkannya. 30Juni1742 Akhirnya para pada pemberontak Pakubuwana II pun melarikan diri ke budaya pleret banyak dimamfaatkan sebagai Ponorogo. lahan seringkali Cakraningrat IV dari Madura dan berhasil menemukan sisa-sisa struktur bangunan merebut kembali Kartasura. Pada akhir tahun keraton pleret. Dan tidak jarang sisa bata 1743Pakubuwana II kembali ke Kartasura struktur diambil namun kondisi kota tersebut sudah hancur. Ia masyarakat sekitar untuk diubat semen pun memutuskan membangun istana baru di merah. Dengna adanya ini perlu dilakukan desa penyelamatan dan pendokumentasian sedini ditempatinya sejak tahun 1745. Babad Tanah mungkin untuk menyelamatkan kawasan Jawi menyebut peristiwa ini sebagai Geger cagar budaya pleret. Pacinan. Rusaknya kraton di Kartasura, Kartosuro dianggap industry bata, bangunan Pada tersebut Sala bekerja bernama merupakan sama Surakarta, tanda dengan yang hilangnya pemerintahan landasan kosmogonis kraton sebagai sentrum Amangkurat II, raja membangun istana kekuasaan, sehingga perlu dibangun kraton Kerajaan Mataram Islam yang baru di Hutan baru. Lokasi pusat Kerajaan berada di Wanakarta, yang kemudian diberi nama Kartasura, Sukoharjo, sebelah selatan pasar Kartasura. Ia mulai pindah ke istana tersebut sekarang. Kompleks keraton sebagian besar pada telah menjadi pemukiman penduduk, namun bulan masa yang VOC September1680. Hal ini dikarenakan Istana lama Mataram, yang 8 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 masih tersisa tembok bata yang mengitari maketnya sendiri tergantung dari nama kompleks inti keraton (Adrisijanti, 2000:96). proyek yang sedang dikerjakan. Baik itu gedung, rumah tinggal, pabrik, pelabuhan, dan lain sebagainya. Maket Beberapa pendapat para ahli tersebut Pengertian Maket Maket adalah sebuah bentuk tiga dapat disimpulkan bahwa maket adalah dimensi yang meniru sebuah benda atau miniatur objek dan biasanya memiliki skala. Maket akandibuat untuk memudahkan visualisasi biasanya digunakan untuk mendeskripsikan hasil sebuah keadaan. Jadi, maket digunakan struktur, interior, eksterior atau siteplan. sebagai sebuah representasi dari keadaaan Adapun bahan-bahan dari maket biasanya sebenarnya menuju keadaan yang akan terbuat dari kayu, kertas, tanah liat, dan diciptakan (Criss B. Mills, 2008: iii-iv). Jika sebagainya. Hal ini bergantung pada hasil dalam bahasa Indonesia sering disebut akhir yang diinginkan. Seperti contoh, jika dengan maket, maka dalam bahasa Inggris kita ingin membuat hasil akhir maket dengan sering disebut dengan mockup. Sementara teknik monochrome, maka bahan yang itu, menurut Alexander Schilling (2010: vii) digunakan bisa saja bahan-bahan yang maket adalah cara untuk mempresentasikan mengandung unsur putih, seperti styrene atau struktur yang terencana. Karena maket styrofoam. membantu untuk meciptakan kesan ruang menghadirkan maket yang menghasilkan pada tata ruang atau lingkungan yang akan efek sephia, maka dapat digunakan bahan diciptakan, berupa kayu balsa. maka maket adalah alat atau model rancanganbaik bangunan berupa Sedangkan yang rancangan bila ingin penyajian yang penting dalam mempelajari arsitektur dan dalam praktik profesional. Metode Penelitian Menurut Schilling juga maket juga dapat diartikan membantu sesuatu para yang perancang Penelitian ini merupakan penelitian dapat dan pengembangan yang berorientasi pada untuk produk. Penelitian dan pengembangan mendapatkan proporsi dan bentuk yang merupakan jenis penelitian yang banyak tepat, dan juga sebagai alat bantu untuk digunakan meninjau ide sketsa dalam tiga dimensi dan praktis di dunia pendidikan. Sebagaimana membantu Borg dan Gall (1983:772) menyatakan mengembangkan ide para untuk memecahkan “educational masalah perancang. Terdapat banyak jenis maket. bahwa Beberapa jenisnya maket development (R&D) is a process used to arsitektur, maket mekanikal, maket develop simulasi, maket production”. antara struktural, maket diorama,dan lain-lain. lain: Sedangkan judul and research validate Artinya and educational penelitian dan pengembangan pendidikan adalah suatu 9 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 proses yang digunakan untuk selanjutnya disebut Banyak pendidikan. Penelitian model pengembangan berdirinya kerajaan Mataram berdasarkan dipilih karena penelitian pengembangan mitos dan legenda. Pada umumnya versi- yang versi berorientasi pada mengenai Mataram. mengembangkan dan memvalidasi produk dilakukan versi Kerajaan tersebut masa mengaitkannya awal dengan produk.Menurut Borg dan Gall (1983; 772) kerajaan-kerajaan terdahulu, seperti Demak ada dua tujuan utama, yaitu mengembangkan dan Pajang. produk dan menguji keefektifan produk Menurut salah satu versi, setelah dalam mencapai tujuan. Tujuan pertama Demak mengalami kemunduran, ibukotanya disebut dipindahkan sebagai fungsi pengembangan ke Pajang mulailah sebagai kerajaan dimana produk yang dihasilkan bisa berupa pemerintahan software, hardware seperti buku, modul, (http://tembi.net/selft/0000/mataram/matara paket program pembelajaran ataupun alat m01.htm). Kerajaan Mataram berdiri pada bantu belajar, sedangkan tujuan kedua tahun 1582. Wilayah kekuasaan Mataram disebut sebagai fungsi validasi. Produk yang meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan akan dihasilkan dalam penelitian ini berupa sebagian hardware menganeksasi maket media pembelajaran sejarah. Pajang dan Jawa Barat. wilayah Sebelum negara VOC Mataram sampai akhir abad ke-17, seluruh wilayah kekuasaan Mataram dibagi menjadi beberapa Hasil Penelitian dan Pembahasan kesatuan wilayah besar yang berkedudukan d 1. keraton sebagai pusatnya. Adapun urutan Wilayah Kekuasaan Mataram Islam Pada abad ke-16 di Jawa terdapat pembagian dari pusat ke daerah adalah beberapa negara yang berbentuk kerajaan, meliputi istana atau keraton raja merupakan antara lain Majapahit, Demak, Pajang, pusat negara dan terletak di ibukota negara, Banten, yang biasa disebut wilayah Kutanegara atau Cirebon, dan Mataram Islam. Agama Islam berkembang secara berangsur- sering disingkat Kutagara. angsur, mulai dari kalangan rakyat biasa di Selanjutnya wilayah yang mengitari daerah pesisir pantai Jawa, kemudian ke Kutagara ini disebut Negara Agung. Menurut pedalaman di kalangan raja dan para Serat Pustaka Raja Puwara wilayah Negara bangsawan (Notosusanto, 1993:1). Pada Agung ini semula dibagi menjadi empat masa mengalami bagian, yang meliputi daerah-daerah Kedu, perkembangan pesat dan mulai menggeser Siti Ageng atau Bumi Gede, Bagelen, dan kedudukan Hindu-Buddha sebagai agama Pajang. Pada zaman Sultan Agung, masing- yang dianut oleh masyarakat sebelumnya. masing daerah tersebut dibagi lagi menjadi Salah satunya adalah Kerajaan Mataram dua bagian. Daerah ini dinamai Siti Bumi Islam dan Bumijo, masing-masing terletak di ini, atau memang yang Islam pada pembahasan 10 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 sebelah barat dan timur Sungai Progo. berbagai bidang sampai ia meninggal pada Daerah Siti Ageng yang terletak di antara tahun 1601. Ia digantikan oleh putranya, Mas Pajang dan Demak dibagi menjadi daerah Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak Siti Ageng Kiwa dan Siti Ageng Tengen. (1601 – 1613). Peran Mas Jolang tidak Daerah Bagelen menjadi daerah Sewu, banyak yang menarik untuk dicatat. Setelah terletak di antara Sungai Bogowonto dan Mas Jolang meninggal, ia digantikan oleh Sungai Donan di Cilacap dan daerah Mas Rangsang (1613 – 1645). Pada masa Numbak Anyar yang terletak diantara Sungai pemerintahannya, Bogowonto dan Sungai Progo. Adapun kejayaan. Baik dalam bidang perluasan daerah Pajang juga dibagi menjadi dua daerah kekuasaan, maupun agama dan bagian, ialah daerah Panumpin, meliputi kebudayaan. daerah Sukowati, dan daerah Panekar, ialah daerah Pajang sendiri. Pangeran 2. Raja-Raja yang Memerintah Mataram mendapat nama Hanyakrakusuma kekuasaannya. Islam atau Mas pemerintahan gelar Agung selama Agung masa Hanyakrakusuma berhasil membawa Mataram ke puncak Sistem Pemerintahan Sistem Jatmiko mencapai Rangsang menjadi raja Mataram yang ketiga. Ia a. Mataram Kerajaan kejayaan dengan pusat pemerintahan di Mataram Islam adalah sistem Dewa-Raja. Yogyakarta. Gelar “sultan” yang disandang Artinya oleh Sultan Agung menunjukkan bahwa ia pusat kekuasaan tertinggi dan mutlak ada pada diri sultan. Seorang sultan mempunyai atau raja sering digambarkan memiliki sifat sebelumnya, yaitu Panembahan Senopati dan keramat, yang kebijaksanaannya terpacar Panembahan dari kejernihan air muka dan kewibawannya dinobatkan sebagai raja pada tahun 1613 yang tiada tara. Raja menampakkan diri pada pada umur sekitar 20 tahun dengan gelar rakyat sekali seminggu di alun-alun istana. “Panembahan”. Pada tahun 1624, gelar Selain sultan, pejabat penting lainnya adalah “Panembahan” diganti menjadi “Susuhunan” kaum priyayi yang merupakan penghubung atau “Sunan”. Pada tahun 1641, Agung antara raja dan rakyat. Selain itu ada pula Hanyakrakusuma menerima pengakuan dari panglima Mekah sebagai sultan, kemudian mengambil perang yang bergelar kelebihan Seda Kusumadayu, serta perwira rendahan atau gelar Yudanegara. Hanyakrakusuma Pejabat lainnya adalah Sasranegara, pejabat administrasi. dari Ing selengkapnya raja-raja Krapyak. Sultan Senopati Ia Agung Ing Alaga Agung untuk Ngabdurrahman. Dengan sistem pemerintahan seperti Cita-cita Sultan itu, Panembahan Senopati terus-menerus memerintah seluruh Pulau Jawa, Kerajaan memperkuat Mataram pun terlibat dalam perang yang pengaruh Mataram dalam 11 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 berkepanjangan baik dengan penguasa- 1628, Mataram mempersiapkan pasukan di penguasa daerah, maupun dengan kompeni bawah pimpinan Tumenggung Baureksa dan VOC yang mengincar Pulau Jawa. Pada Tumenggung tahun 1614, Sultan Agung mempersatukan mengempung Batavia. Kediri, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Sayang Sura Agul-agul, sekali, karena untuk kuatnya Pada tahun 1615, kekuatan tentara Mataram pertahanan Belanda, serangan ini gagal, lebih difokuskan ke daerah Wirasaba, tempat bahkan yang sangat strategis untuk menghadapi Kegagalan tersebut menyebabkan Mataram Jawa Timur. Daerah ini pun berhasil bersemangat menyusun kekuatan yang lebih ditaklukkan. terjadi terlatih dan persiapan yang lebih matang. pertempuran antara tentara Mataram dan Maka pada tahun 1629, pasukan Sultan tentara Surabaya, Pasuruan, Tuban, Jepara, Agung kembali menyerbu Batavia. Kali ini, Wirasaba, Sumenep. Ki Ageng Juminah, Ki Ageng Purbaya, ki Peperangan ini dapat dimenangkan oleh Ageng Puger adalah para pimpinannya. tentara Mataram, dan merupakan kunci Penyerbuan dilancarkan terhadap benteng kemenangan untuk masa selanjutnya. Di Hollandia tahun yang sama Lasem menyerah. Tahun serangan ini kembali dapat dipatahkan, 1619, dapat hingga menyebabkan pasukan Mataram Mataram ditarik mundur pada tahun Arosbaya Tuban dipersatukan. dan dan Pasuruan Selanjutnya berhadapan langsung Untuk 1616, menghadapi tumenggung dan Baureksa Bommel. pada Akan tahun itu gugur. tetapi juga. dengan Surabaya. Selanjutnya, serangan Mataram diarahkan ke Surabaya, Mataram Blambangan yang dapat diintegrasikan pada melakukan strategi mengepung, yaitu lebih tahun 1639. dahulu b. menggempur daerah-daerah Riwayat Raja-Raja Mataram pedalaman seperti Sukadana (1622) dan Pada masa berkembangnya kerajaan, Madura (1624). Akhirnya, Surabaya dapat raja mempunyai sentral di dalam wilayah dikuasai pada tahun 1625. negaranya. Dengan penaklukan-penaklukan Keabsahan (legitimacy) kedudukan dan kekuasaan raja didapat tersebut, Mataram menjadi kerajaan yang karena sangat kuat secara militer. Pada tahun, 1627, (Notosusanto, 1993: 5). Otoritas raja lebih seluruh Pulau Jawa kecuali Kesultanan banyak didasarkan pada kharisma dan Banten dan wilayah kekuasaan kompeni kelebihan kemampuan pribadinya, maka VOC di Batavia telah berhasil dipersatukan pada masa-masa kemudian otoritas raja telah di bawah Mataram. Sukses besar tersebut dilembagakan menjadi tradisi. Dalam sejarah menumbuhkan Sultan Islam, Kesultanan Mataram memiliki peran Agung untuk menantang kompeni yang yang cukup penting dalam perjalanan sejarah masih bercokol di Batavia. Maka, pada tahun kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Hal ini kepercayaan diri warisan menurut tradisi 12 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 terlihat dari semangat memperluas daerah raja-raja untuk antara Mataram dengan Pajang memburuk. kekuasaan dan Hubungan yang tegang antara Sutawijaya mengislamkan para penduduk daerah dan Kesultanan kekuasaannya. Pada awalnya daerah menimbulkan Mataram dikuasai Kesultanan Pajang sebagai peperangan balas Pajang akhirnya peperangan. Dalam ini, Kesultanan Pajang jasa atas perjuangan dalam mengalami kekalahan. Setelah penguasa mengalahkan Arya Penangsang. Sultan pajak yakni Hadiwijaya meninggal dunia Hadiwijaya menghadiahkan daerah Mataram (1587), kepada Ki Ageng Pemanahan. Selanjutnya, menjadi oleh Mataram penembahan Senopati Ing Alaga Sayidin dibangun sebagai tempat permukiman baru Panatagama (Mifathul A‟la, 2010: 103). Ia dan persawahan. mulai Ki Ageng Pemanahan Sutawijaya raja mengangkat Mataram membangun dirinya dengan kerajaannya gelar dan Akan tetapi, kehadirannya di daerah memindahkan senopati pusat pemerintahan ini dan usaha pembangunannya mendapat ke Kotagede. Untuk memperluas daerah berbagai tanggapan dari para penguasa kekuasaanya, setempat. Misalnya, Ki Ageng Giring yang melancarkan serangan-serangan ke daerah berasal dari wangsa Kajoran secara terang- sekitar. Misalnya dengan menaklukkan Ki terangan menentang kehadirannya. Begitu Ageng Mangir dan Ki Ageng Giring. penembahan senopati pula ki Ageng Tembayat dan Ki Ageng Mangir. Namun masih ada yang menerima kehadirannya, misalnya ki Ageng Karanglo. Meskipun demikian, tanggapan dan sambutan yang beraneka itu tidak mengubah pendirian Ki Ageng Pemanahan untuk melanjutkan pembangunan daerah itu. Ia Gambar 3. daerah kekuasaan Kerajaan membangun pusat kekuatan di Plered dan Mataram Islam menyiapkan strategi untuk menundukkan para penguasa yang menentang kehadirannya. Pada meninggal Pada tahun 1590, Penembahan Senopati menguasai Madiun yang waktu itu tahun dunia. 1575, Ia Pemanahan digantikan oleh bersekutu dengan Surabaya. Pada tahun 1591 ia mengalahkan Kediri dan Jipang, lalu putranya, Danang Sutawijaya atau Pangeran melanjutkannya dengan Ngabehi Loring Pasar. Di samping bertekad Pasuruan dan Tuban pada tahun 1598- melanjutkan mimpi ayahandanya, ia bercita- 1599.Sebagai cita membebaskan diri dari kekuasaan Panembahan Pajang. Hal ini mengakibatkan hubungan penaklukkan-penaklukan raja Islam Senopati penaklukkan yang baru, melaksanakan itu untuk 13 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 mewujudkan gagasannya bahwa Mataram Pamekasan, Sumenep, Sampang, harus menjadi pusat budaya dan agama Pasuruhan, kemudian Surabaya. Islam, untuk menggantikan atau melanjutkan Salah satu usaha mempersatukan Kesultanan Demak (De Graaf, 1985: 287). kerajaan Islam di Pulau Jawa Disebutkan pula dalam cerita babad bahwa adalah dengan ikatan perkawinan. cita-cita itu berasal dari wangsit yang Sultan Agung mengambil menantu diterimanya dari Lipura (desa yang terletak Bupati Surabaya Pangeran Pekik di sebelah barat daya Yogyakarta). Wangsit dijodohkan dengan putrinya yaitu datang Ratu Wandansari. setelah mimpi dan pertemuan senopati dengan penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul, ketika di Parangtritis dan Gua ia bersemedi Langse di b. Anti penjajah Belanda Sultan Agung adalah raja yang Selatan sangat benci terhadap penjajah Yogyakarta. Dari pertemuan itu disebutkan Belanda. Hal ini terbukti dengan bahwa kelak ia akan menguasai seluruh dua kali menyerang Belanda ke tanah Jawa. Batavia, yaitu yang pertama tahun 1628 dan yang kedua tahun 1629. c. Kemajuan yang Dicapai Kerajaan Kedua penyerangan ini mengalami Mataram Islam. kegagalan. 1. Bidang Politik kegagalannya, antara lain: Kemajuan politik yang dicapai Sultan 1) Jarak Adapun yang penyebab terlalu jauh Agung adalah menyatukan kerajaan- berakibat kerajaan Islam di Jawa dan menyerang ketahanan Belanda di Batavia. Menjelang akhir Mereka harus menempuh jalan hayatnya, Sultan Agung menerapkan kaki selama satu bulan dengan peraturan yang bertujuan mencegah medan yang sangat sulit. perebutan tahta, antara keluarga raja dan putra mahkota. kepemimpinan Di Sultan bawah Agung, Mataram tidak hanya menjadi pusat kekuasaan, tapi juga menjadi pusat mengurangi prajurit Mataram. 2) Kekurangan dukungan logistik menyebabkan pertahanan prajurit Mataram di Batavia menjadi lemah. 3) Kalah dalam penyebaran Islam. persenjataan a. Penyatuan kerajaan-kerajaan Islam yang dimiliki kompeni Belanda Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Usaha ini menguasai dimulai Gresik, dengan dengan sistem senjata yang serba modern. 4) Banyak prajurit Mataram yang terjangkit penyakit dan Jaratan, 14 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 meninggal, sehingga semakin kering ke daerah yang subur memperlemah kekuatan. dengan irigasi yang baik. Dengan 5) Portugis bersedia membantu usaha tersebut, Mataram banyak dengan menyerang mengekspor beras ke Malaka. Mataram Batavia lewat laut, sedangkan b. Penyatuan kerajaan-kerajaan Islam Mataram lewat darat. Ternyata di Portugis mengingkari. Akhirnya menambah kekuatan politik,tetapi Mataram dalam menghadapai juga kekuatan ekonomi. Dengan Belanda tanpa bantuan Portugis. demikian ekonomi Mataram tidak 6) Kesalahan politik Sultan Agung semata-mata tergantung ekonomi yang tidak mengadakan kerjasama dengan Banten dalam menyerang Belanda. Waktu itu mereka saling bersaing. agraris, Jawa tetapi tidak juga hanya karena pelayaran dan perdagangan. 3. Bidang Sosial Budaya Kemajuan dalam bidang sosial budaya 7) Sistem koordinasi yang kurang kompak antara angkatan laut dengan pesisir angkatan meliputi hal-hal berikut: a. Timbulnya kebudayaan kejawen darat. Unsur ini merupakan akulturasi laut dan asimilasi antara kebudayaan mengadakan penyerangan lebih asli Jawa dengan Islam. Misalnya awal upacara Ternyata angkatan sehingga penyerangan rencana Mataram ini diketahui Belanda. seorang pribumi, rencana sehingga penyerangan ini diketahui Belanda sebelumnya. yang semula merupakan pemujaan roh nenek moyang. 8) Akibat penghianatan oleh salah Grebeg dengan Kemudian, doa-doa dilakukan agama Islam. Sampai kini, di Jawa kita kenal sebagai Grebeg Syawal, Grebeg Maulud dan sebagainya. b. Perhitungan Tarikh Jawa 2. Bidang Ekonomi Kemajuan dalam bidang ekonomi Sultan Agung berhasil menyusun meliputi hal-hal berikut ini: tarikh Jawa. Sebelum tahun 1633 a. Sebagai negara agraris, Mataram M, Mataram menggunakan tarikh mampu meningkatkan produksi Hindu yang didasarkan peredaran beras dengan memanfaatkan matahari (tarikh syamsiyah). Sejak beberapa sungai di Jawa sebagai tahun 1633 M (1555 Hindu), tarikh irigasi. Mataram juga mengadakan Hindu diubah ke tarikh Islam pemindahan berdasarkan penduduk (transmigrasi) dari daerah yang peredaran bulan (tarikh komariah). Caranya, tahun 15 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 1555 diteruskan tetapi perhitungan baru tarikh berdasarkan komariah. perhitungan Sultan dengan Tahun Agung ini dengan pusat pemerintahannya di Yogyakarta. Perkembangan Kesunanan berikutnya, Surakarta pecah kemudian dikenal sebagai“tahun menjadi dua yaitu Kesunanan dan Jawa”. Mangkunegaran (Perjanjian Salatiga Kesultanan c. Berkembangnya Kesusastraan Jawa Pada 1757). Yogyakarta zaman kejayaan Sultan Perpecahan berkembang campur dalamnya kesusastraan di terbagi atas Kesultanan dan Paku Alaman. Agung, ilmu pengetahuan dan seni pesat,termasuk juga ini terjadi karena tangan Barat dalam Jawa. usahanya memperlemah kekuatan Sultan Agung sendiri mengarang Mataram, sehingga mudah untuk kitab yang berjudul Sastra Gending dikuasai. Sultan Agung meninggal yang pada merupakan kitab filsafat Februari di 1646. puncak Ia kehidupan dan kenegaraan.Kitab- dimakamkan kitab yang lain adalah Nitisruti, Imogiri, Nitisastra, dan Astabrata. Kitab- Selanjutnya, Mataram diperintah kitab ini berisi tentang ajaran- oleh putranya, SunanTegalwangi, ajaran Bantul, Bukit Yogyakarta. budi pekerti yang dengan gelar Amangkurat I (1646 baik.Pengaruh Mataram mulai – 1677). Dalam masa pemerintahan memudar setelah Sultan Agung Amangkurat I, Kerajaan Mataram meninggal mengalami kemunduran. Wilayah pada M.Selanjutnya, menjadi tahun 1645 Mataram pecah dua, sebagaimana isi kekuasaan Mataram berangsur- angsur menyempit karena direbut Perjanjian Giyanti (1755) berikut: oleh kompeni VOC. Selain itu, 1) Mataram Timur yang dikenal pada tahun 1675 juga terjadi Kesunanan Surakarta di bawah pemberontakan kekuasaan Paku Buwono III berasal dari Madura. Trunajaya dengan pusat pemerintahan di berhasil Surakarta. Mataram yang waktu itu terletak di 2) Mataram Barat yang dikenal Trunajaya menguasai mengungsi di kekuasaan akhirnya meninggal bergelar sebelum mencapai Mangkubumi yang Sultan Hamengku Buwono I Keraton Plered. Amangkurat terlunta-lunta dengan Kesultanan Yogyakarta bawah yang ke Sepeninggal Batavia, di dan Tegal Batavia. Amangkurat I, 16 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Mataram dipegang oleh meninggalkan norma-norma lama Amangkurat II yang menurunkan yang berlaku sebelumnya. Dalam Dinasti Paku Buwana di Solo dan pemerintahan Hamengku Buwana di Yogyakarta. Islam, Raja merupakan pemegang Amangkurat II Kerajaan Mataram meminta kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti bantuan VOC untuk memadamkan oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di pemberontakan Trunajaya. Setelah bidang keagamaan terdapat penghulu, berakhirnya Perang Giyanti (1755), khotib, naib, dan surantana yang wilayah kekuasaan Mataram bertugas memimpin upacara-upacara semakin terpecah belah. keagamaan. Di Berdasarkan perjanjian Giyanti, pengadilan,dalam istana terdapat Mataram dipecah menjadi dua, jabatan yang bertugas yakni dan menjalankan pengadilan istana. Untuk Mataram Yogyakarta. Pada tahun menciptakan ketertiban di seluruh 1757 dan 1813, perpecahan terjadi kerajaan, diciptakan peraturan yang lagi dinamakan anger-anger yang harus Mataram Surakarta dengan munculnya Mangkunegara dan Pakualaman. Di masa pemerintahan Hindia Belanda, keempat Kerajaan Mataram jaksa dipatuhi oleh seluruh penduduk. 2. Aspek Kehidupan Ekonomi dan pecahan Kebudayaan disebut Kerajaan ini bidang Mataram adalah sebagai vorstenlanden. Saat ini, kelanjutan dari Kerajaan Demak dan keempat Kesultanan Pajang. Setelah Kerajaan Pajang surut tersebut masih dari gelanggang kekuasaan, maka dinasti masing- pecahan Mataram melanjutkan masing. Bahkan pengaruh tersebut, peran pecahan terutama dan Mataram Mataram menjadi penggantinya (Purwadi, 2007: 299). Kerajaan ini menggantungkan kehidupan Kesultanan ekonominya dari sektor agraris. Hal Yogyakarta masih cukup besar dan ini karena letaknya yang berada di diakui masyarakat. pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah d. Kehidupan Masyarakat Kerajaan pesisir utara Jawa yang mayoritas Mataram sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah 1. Aspek Kehidupan Sosial yang berperan penting bagi arus Kehidupan masyarakat di perdagangan Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram tertata dengan baik Kebudayaan yang berkembang pesat berdasarkan pada masa Kerajaan Mataram berupa hukum Islam tanpa 17 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 seni tari, pahat, suara, dan sastra. Pada saat itu, para pujangga keraton Bentuk kebudayaan yang berkembang berlomba-lomba adalah yang betapa tinggi kebangsawanan dan Upacara Kejawen mengetengahkan merupakan akulturasi antara betapa tua asal-usul moyang raja (De kebudayaan Hindu-Budha dengan Graaf, 1985: 281). Dalam karya sastra, Islam. Di samping itu, perkembangan diberitahukan di bidang kesusastraan memunculkan Pemanahan adalah cucu penguasa di karya sastra yang cukup terkenal, Sela (di daerah Grobogan, sebelah yaitu Kitab Sastra Gending yang selatan Demak) merupakan perpaduan dari hukum cerita-cerita yang serba aneh. Karya Islam dengan adat istiadat Jawa yang sastra yang dibuat pada masa itu disebut Hukum Surya Alam. banyak mengandung rekayasa dan e. Puncak Kejayaan Mataram Islam Mataram Islam mencapai puncak bahwa Ki Ageng yang diselubungi hanya sebagai legitimasi pemerintahan Kerajaan Mataram. Dinasti Mataram kejayaannya pada masa Sultan Agung kenyataannya Hanyokrokusumo (1613-1646). mengindahkan amanat Sulan Agung, mencakup karena anak cucunya banyak yang Daerah kekuasaannya memang raja mampu Pulau Jawa (kecuali Banten dan menjadi Batavia), Pulau Madura, dan daerah (Purwadi, 2007: 312). Namun, pada Sukadana di Kalimantan Barat. Pada perkembangan waktu itu, Batavia dikuasai VOC dilakukan kritik dan pengkajian ulang (Vereenigde Oost Indische karya Compagnie) Belanda. Kekuatan sastra sekaligus pujangga selanjutnya pada banyak masa puncak kejayaan Mataram. militer Mataram sangat besar. Sultan Selama kira-kira seratus tahun, Agung yang sangat anti kolonialisme dari pertengahan abad ke-16 sampai itumenyerang VOC di Batavia pada pertengahan abad ke-17, empat orang tahun Menurut raja (terutama Panembahan Senopati Moejanto seperti yang dikutip oleh dan Sultan Agung) dengan kekuatan Purwadi Agung dan kekerasan telah memaksa hampir memakai konsep politik keagung- semua raja Jawa Tengah dan Jawa binataran yang berarti bahwa kerajaan Timur Mataram harus berupa ketunggalan, tertinggi Mataram. Pada waktu itu, utuh, bulat, tidak tersaingi,dan tidak banyak tempat kediaman raja yang terbagi-bagi. merupakan 1628 dan (2007), 1629. Sultan tunduk pada pusat kekuasaan lalu-lintas Puncak kejayaan Mataram juga perdagangan, ilmu pengetahuan Islam berpengaruh dalam bidang sastra. dan pusat kesusasteraan dan kesenian 18 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Jawa yang terletak di sepanjang pantai kekalahan itu, kehidupan ekonomi utara Jawa. Keturunan-keturunan raja rakyat tidak terurus karena sebagian kalau tidak dimusnahkan, melarikan rakyat diri ke tempat-tempat lain. Mereka berperang.Hal turun derajat sepeninggal Sultan Agung penguasa menjadi bangsawan dikerahkan itu untuk diperparah rendahan di daerah, atau karena Mataram terpaksa menjadi priyayi baru atau Amangkurat I, yang dkenal sebagai pegawai raja yang lebih banyak mengejar pejabat yang hidupnya berikutnya pribadinya adalah tergantung pada kemurahan hati raja- kesenangan disbanding raja Mataram (De Graaf, 1985: 297). memkirkan kesejahteraan rakyatnya. Perluasan kekuasaan Mataram Lebih dari itu ia juga dikenal sebagai dan kemenangan tentara Mataram raja yang sangat kejam, sehingga tidak telah mencemaskan hati mereka yang disukai hidup sezaman dan yang menjadi Dampak dari perilakunya itu adalah korban. Pada abad ke-17 dan ke-18 munculnya pemberontakan Trunajaya para sastrawan di Keraton sambil yang mengagumi dan memuliakan raja, Plered, dan memaksa Amangkurat I pemberi nafkah mereka beranggapan melarikan diri dan meninggal dalam bahwa kemakmuran mencolok yang pelariannya.Suksesi dari Amangkurat dialami keluarga raja Mataram selama I kepada Amangkurat II tidak berjalan abad itu mulus, Kraton Plered diduduki oleh disebabkan oleh pengaruh tenaga gaib Pangeran Puger Putera Amangkurat I yang melindungi kerajaan pedalaman. yang lain, yang menerima penyerahan Konon, kemajuan pesat Mataram pada Kraton ketika Amangkurat I melarikan abad ke-16 dan ke-17 itu disebabkan diri.Amangkurat II naik tahta hanya karena penduduk masih segar, penuh karena campurtangan VOC dan harus semangat, menandatangani pertama dan berdirinya tenaga belum oleh berhasil banyak kalangan. menduduki Kraton perjanjian dimanfaatkan (De Graaf, 1985: 297). semakin Di samping itu, kemajuan Mataram sebagai sebuah kerajaan. Mengingat juga disebabkan oleh kemunduran Pangeran kerajaan-kerajaan tua di pesisir. menyerahkan plered kepadanya, maka Mataram Islam Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah Mataram tidak bersedia harus membangun istananya sendiri di Kartasura. berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Puger Amangkurat II f. Kemunduran Mataram Islam Kemunduran melemahkan yang Konflik-konflik internal, Suksesi, dan pemberontakan yang terjadi melemahkan Mataram. Diawali oleh 19 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 pengakuan VOC terhadap Pangeran kukunya mencengkeram kuat tanah Puger sebagai raja dengan gelar Paku Jawa. Di sisi lain untuk “melayani” raja Buwono I, sementara di Kartasura sepeninggal Amangkurat kekuasaan berada di II, mepertahankan tangan kekuasaannya sesungguhnya VOC hampir Amangkurat III. Sehubugan dengan kehabisan energy, keuangan mereka itu perang saudara Antara paman dan mengalami kekacauan, oleh karenanya keponakan VOC tak terhindarkan, harus segera menciptakan Amangkurat III melarikan diri ke Jawa stabiltas di Jawa agar tidak perlu Timur, mengeluarkan sampai akhirnya bersama biaya yang tidak keturunan Surapati menyerah kepada menguntungkan mereka. Akan tetapi VOC, dan dibuang ke Srilangka, untuk menciptakan stabilitas tidak (Ricklefs, 2005 : 131). Paku Buwono mudah, I menduduki tahta, dengan beban Mataram begitu banyak penguasa hutang pada VOC atas operasi militer daerah yang berusaha melepaskan diri yang besar.Kewajiban dari ikatan dengan Mataram.Ada pula membayar hutang tentu menyedot di Antara mereka yang bersekongkol kekayaan Mataram.Daerah di bawah dengan Mataram tentu terkena dampak, dan menggulingkan memaksa mereka untuk melepaskan berkuasa.Sebagian dari mereka secara diri maka terang-terangan menghubungi VOC persekongkolan dan pemberontakan untuk meminta dukungan, maka dalam sering terjadi terutama di daerah rangka timur. Hal tersebut semakin mebuka mencari dan membela tokoh yang kemungkinan paling lunak terhadap VOC, dengan semakin dari Mataram, bagi VOC untuk mengingat keluarga itulah memainkan peran yang lebih besar maksud dalam mengatur mengaturnya. kerajaan di Jawa. Dan pada kenyataannya hanya VOC yang selalu dapat menyelamatkan penguasa untuk mempertahankan tahtanya, walau seringkali biayanya terlalu dan Kerajaan raja raja maka agar VOC lebih untuk yang justru mudah Silsilah Raja-Raja Mataram 1. Ki Ageng Pamanahan (Ki Gede Pamanahan) Pendiri desa mataram tahun 1556 melebihi Ki Pamanahan adalah putra Ki Ageng kemampuan bayar kerajaan. Sebagai Henis, putra Ki Ageng Sela, menikah gantinya baru dengan sepupunya sendiri, yaitu Nyai sehingga Sabinah, putri Nyai Ageng Saba diberikan besar, g. di konsesi-konsesi kepada VOC, VOC semakin dalam menancapkan (kakak perempuan Ki Ageng 20 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Henis).Ki 2. Pamanahan adik sebagai patih pertama Kesultanan angkatnya, yang bernama Ki Penjawi, Mataram. Ia ikut berjasa besar dalam mengabdi pada Hadiwijaya bupati mengatur strategi menumpas Arya Pajang Penangsang (murid Ki dan Ageng Sela) pada tahun 1549. Keduanya dianggap kakak oleh raja Sutawijaya juga diambil sebagai anak dan lurah angkat oleh Hadiwijaya bupati Pajang Wiratamtama di Pajang. Hadiwijaya sebagai pancingan, karena pernikahan singgah ke Gunung Danaraja. Ki Hadiwijaya dan istrinya sampai saat Pamanahan bekerja sama dengan Ratu itu belum dikaruniai anak. Sutawijaya Kalinyamat membujuk Hadiwijaya kemudian diberi tempat tinggal di supaya bersedia menghadapi Arya sebelah utara pasar sehingga ia pun Penangsang. Sebagai hadiah, Ratu terkenal Kalinyamat cincin Ngabehi Loring Pasar. Sayembara pusakanya kepada Ki Pamanahan. Ki menumpas Arya Penangsang tahun Pemanahan anak, 1549 merupakan pengalaman perang diantaranya adalah Raden Ngabehi, pertama bagi Sutawijaya. Ia diajak Raden Ambu, Raden Santri, Raden ayahnya ikut serta dalam rombongan Tompe, Raden Kedawung (Babad pasukan supaya Hadiwijaya merasa Tanah Jawi, 81). tidak tega dan menyertakan pasukan Sutawijaya (Danang Sutawijaya) Pajang sebagai bala bantuan. Saat itu dijadikan sebagai memberikan memiliki Pendiri tujuh Kesultanan dengan sebutan Raden Mataram Sutawijaya masih berusia belasan yang memerintah sebagai raja pertama tahun. Meninggal dunia pada tahun pada 1601 saat berada di desa Kajenar. Ia tahun Panembahan Sayidin 1587-1601, Senopati Panatagama bergelar ing Alaga Khalifatullah kemudian dimakamkan di Kotagede. 3. Raden Mas Jolang Tanah Jawa. Dianggap sebagai peletak Hanyakrawati/Sri dasar-dasar Prabu Kesultanan Mataram. Putra sulung pasangan Ki Ageng (Panembahan Susuhunan Hanyakrawati Adi Senapati-ing- Ngalaga Mataram) Pamanahan dan Nyai Sabina. Menurut Raja kedua Kesultanan Mataram naskah-naskah babad, ayahnya adalah yang memerintah pada tahun 1601- keturunan Brawijaya raja terakhir 1613, putra Panembahan Senapati raja Majapahit, sedangkan ibunya adalah pertama Kesultanan Mataram. Ibunya keturunan salahsatu bernama Ratu Mas Waskitajawi, putri Walisanga. Nyai Sabinah memiliki Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati. kakak laki-laki bernama Ki Juru Ketika Martani, yang kemudian diangkat Anom (putra mahkota), Mas Jolang Sunan Giri menjabat sebagai Adipati 21 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 menikah dengan Ratu Tulungayu putri Panembahan Seda ing Krapyak, atau dari Ponorogo. Namun perkawinan cukup Panembahan Seda Krapyak, tersebut tidak juga dikaruniai putra, yang bermakna "Baginda yang wafat kemudian menikah lagi dengan Dyah di Krapyak". Banowati putri Pangeran Benawa raja Pajang. Dyah Banowati yang kemudian bergelar Ratu Mas Hadi 4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma) Merupakan raja ketiga melahirkan Raden Mas Rangsang dan Kesultanan Mataram yang memerintah Ratu Pandansari (kelak menjadi istri pada tahun 1613-1645. Di bawah Pangeran Pekik). Empat tahun setelah kepemimpinannya, Mas Jolang naik takhta, ternyata Ratu berkembang menjadi kerajaan terbesar Tulungayu melahirkan seorang putra di Jawa dan Nusantara pada saat itu bernama Raden Mas Wuryah alias (puncak kejayaan). Atas jasa-jasanya Adipati Martapura. Padahal saat itu sebagai pejuang dan budayawan, jabatan adipati anom telah dipegang Sultan Agung telah ditetapkan oleh Mas Rangsang. Pada tahun 1610 menjadi pahlawan nasional Indonesia melanjutkan usaha ayahnya, yaitu berdasarkan menaklukkan Surabaya, musuh terkuat 106/TK/1975 Mataram. yang 1975. Putra dari pasangan Prabu akhir Hanyakrawati dan Ratu Mas Adi Dyah pemerintahannya tahun 1613 hanya Banawati. Pada tahun 1620 pasukan mampu memperlemah perekonomian Mataram Surabaya Surabaya Serangan-serangan dilakukannya sampai namun tidak mampu Mataram S.K. Presiden tanggal3 mulai No. November mengepung secara kota periodik. menjatuhkan kota tersebut. Serangan Kemunduran kerajaan Mataram Islam pada tahun 1613 sempat menyebabkan akibat kalah dalam perang merebut pos-pos VOC di Gresik dan Jortan Batavia ikut terbakar. Sebagai permintaan menyerang Batavia sebanyak 2x. maaf, Hanyakrawati dari VOC. Mataram mengizinkan Serangan pertama (1628) terjadi VOC mendirikan pos dagang baru di di benteng Holandia, dipimpin oleh Jepara. Ia juga mencoba menjalin Tumenggung hubungan dengan markas besar VOC Pangeran Mandurareja mebawa serta di Ambon. Meninggal dunia pada 10.000 pasukan akan tetapi gagal. tahun Kegagalan 1613 karena kecelakaan Bahureksa, serangan dan pertama sewaktu berburu kijang di Hutan diantisipasi dengan cara mendirikan Krapyak. Oleh karena itu, ia pun lumbung-lumbung beras di Karawang terkenal dan Cirebon. Namun pihak VOC dengan gelar anumerta 22 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 berhasil memusnahkan semuanya. ke Plered. Perpindahan istana tersebut dipimpin diwarnai pemberontakan Raden Mas Adipati Ukur dan Adipati Juminah Alit atau Pangeran Danupoyo, adik dengan 14.000 orang Amangkurat I prajurit. Serangan kedua Sultan Agung penumpasan tokoh-tokoh berhasil membendung dan mengotori Pemberontakan Sungai Ciliwung, yang mengakibatkan dukungan para ulama namun berakhir timbulnya dengan kematian Mas Alit. Serangan 5. kedua (1629) kekuatan wabah penyakit kolera yang menentang ini senior. mendapat melanda Batavia. Gubernur jenderal Amangkurat I ganti menghadapi VOC yaitu J.P. Coen meninggal para ulama. Mereka semua, termasuk menjadi korban wabah tersebut. anggota keluarganya, sebanyak 5.000 Amangkurat orang lebih dikumpulkan di alun-alun I (Sri Susuhunan Amangkurat Agung) untuk dibantai. Amangkurat I menjalin Memerintah pada tahun 1646- hubungan dengan VOC yang pernah 1677. Memiliki gelar anumertaSunan diperangi ayahnya. Pada tahun 1646 ia Tegalwangi atau Sunan Tegalarum. mengadakan perjanjian, antara lain Nama aslinya adalah Raden Mas pihak VOC diizinkan membuka pos- Sayidin putra Sultan Agung. Ibunya pos dagang di wilayah Mataram, bergelar Ratu Wetan, yaitu putri sedangkan pihak Mataram diizinkan Tumenggung Upasanta bupatiBatang berdagang ke pulau-pulau lain yang (keturunan Ki Juru Martani). Ketika dikuasai VOC. Kedua pihak juga menjabat Adipati Anom ia bergelar saling melakukan Pangeran Arya Prabu Adi Mataram. tawanan. Perjanjian tersebut Memiliki dua orang permaisuri. Putri Amangkurat I dianggap sebagai bukti Pangeran Pekik dari Surabaya menjadi takluk Ratu Kulon yang melahirkan Raden Mataram. Namun ia Mas tergoncang saat VOC Rahmat, Amangkurat kelak menjadi II,sedangkan VOC pembebasan terhadap oleh kekuasaan kemudian merebut putri Palembang tahun 1659. Hubungan keluarga Kajoran menjadi Ratu Wetan diplomatik Mataram dan Makasar yang melahirkan Raden Mas Drajat, yang dijalin Sultan Agung akhirnya kelak I. hancur di tangan putranya setelah Mendapatkan warisan Sultan Agung tahun 1658. Amangkurat I menolak berupa wilayah Mataram yang sangat duta-duta Makasar dan menyuruh luas. Menerapkan sentralisasi atau Sultan Hasanuddin datang sendiri ke sistem pemerintahan terpusat. Pada Jawa. Tentu saja permintaan itu tahun 1647 ibu kota Mataram dipindah ditolak. menjadi Pakubuwana Tanggal 28 Juni 1677 23 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Trunajaya berhasil merebut istana ujung timur digadaikan pada VOC Plered. Mas sebagai jaminan pembayaran biaya Rahmat melarikan diri ke barat.Babad perang Trunajaya. Mas Rahmat pun Tanah diangkat Amangkurat Jawi jatuhnya I dan menyatakan, istana dengan sebagai Amangkurat II, Plered menandai seorang raja tanpa istana. Dengan Kesultanan Mataram. bantuan VOC, ia berhasil mengakhiri Pelarian Amangkurat I membuatnya pemberontakan Trunajaya tanggal 26 jatuh sakit dan meninggal pada 13 Juli Desember 1677 di desa Wanayasa, Banyumas bahkan menghukum mati Trunajaya dan berwasiat agar dimakamkan dekat dengan tangannya sendiri pada 2 gurunya di Tegal. Januari 1680. berakhirnya 6. Amangkurat II (Nama asli Amangkurat II ialah Raden Mas 1679. Amangkurat II 7. Amangkurat III (Nama aslinya adalah Raden Mas Sutikna) Rahmat) Memerintah antara tahun 1703– Putra Amangkurat I raja Mataram 1705. Dijuluki Pangeran Kencet, yang lahir dari Ratu Kulon putri karena menderita cacat di bagian Pangeran tumit. Pekikdari Surabaya. Ketika menjabat sebagai Amangkurat II memiliki banyak istri Adipati Anom, ia menikah dengan namun hanya satu yang melahirkan sepupunya, putra (kelak menjadi Amangkurat III). Lembah putri Pangeran Puger. Namun Pada 1680 istrinya itu kemudian dicerai karena Amangkurat II membangun istana berselingkuh dengan Raden Sukra baru di hutan Wanakerta karena istana putra Patih Sindureja. Raden Sukra Plered kemudian bulan September diduduki yaituPangeran tersebut Puger. adiknya, Istana bernama baru Kartasura. bernama Raden dibunuh utusan Ayu Mas Sutikna, sedangkan Pangeran Puger dipaksa menghukum Ayu sendiri. Mas menikahi Ayu Amangkurat II akhirnya meninggal Lembah, dunia tahun 1703. Sepeninggalnya, Sutikna kemudian terjadi perebutan takhta Kartasura Himpun adik antara putranya, yaituAmangkurat III Rombongan melawan adiknya, yaitu Pangeran melarikan diri ke Ponorogo sambil Puger. Pada bulan September 1677 membawa semua pusaka keraton. Di diadakanlah kota Pihak perjanjian VOC Speelman. di diwakili Daerah-daerah Jepara. itu putrinya mati Ayu Lembah. Amangkurat ia menyiksa III Adipati Cornelis Martowongso hanya karena salah pesisir paham. Melihat bupatinya disakiti, utaraJawa mulai Kerawang sampai rakyat Ponorogo memberontak. 24 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Amangkurat III pun lari ke Madiun. Pakubuwana Dari sana ia kemudian pindah ke Hamengkubuwana Kediri. Mangkunegara I. Sepanjang tahun Amangkurat III 1707 mengalami h. Pola III Tata melawan I Ruang dan Kerajaan Mataram Islam penderitaan karena diburu pasukan Pola tata ruang Kerajaan Pakubuwana I. Dari Malang ia pindah Mataram Islam didasarkan pada pola ke pertahanan dan keamanan, Blitar, kemudian ke Kediri, sekaligus akhirnya memutuskan menyerah di menunjukan filosofi Jawa, sehingga pola Surabaya tahun 1708. Pangeran Blitar, tata ruang mengikuti pola konsentris, putra ke (Soemarsaid, 1985 : 130-131) Raja Surabaya meminta Amangkurat III sebagai symbol tertinggi dari sebuah supaya menyerahkan pusaka-pusaka kekuasaan memperoleh prioritas utama keraton, namun ditolak. Amangkurat dan ditempatkan di titik sentral, yang III menyerahkannya disebut kraton, yang terletak di pusat langsung kepada Pakubuwana I. VOC Kuthagara. Di lingkaran ini tinggal para kemudian memindahkan Amangkurat sentono dalem dan abdi dalem III ke tahanan Batavia. Dari sana ia lingkaran berikut adalah wilayah yang diangkut untuk diasingkan ke Sri disebut Lanka. Meninggal di negeri itu pada Lingkaran ini tinggal Para Pangeran, dan tahun 1734. Konon, harta pusaka juga warisan Kesultanan Mataram ikut Lingkaran berikut adalah wilayah yang terbawa disebut Pakubuwana hanya sudi ke Sri I, datang Lanka. Namun dengan Negaragung, kelompok-kelompok dengan Pada Di prajurit. Mancanegara, dan demikian, Pakubuwana I berusaha berikutnya adalah wilayah brang wetan tabah dengan mengumumkan bahwa dan kulon. pusaka Pulau Jawa yang sejati adalah Kraton merupakan salah satu Masjid Agung Demak dan makam komponen Sunan Kalijaga di Kadilangu, Demak. kuthagara, dan dikelilingi oleh komponen Perang Suksesi Jawa I (1704–1708), lain yang juga merupakan terapan dari antara konsep keamanan bagi raja. Komponen Amangkurat III melawan Pakubuwana I. Perang Suksesi Jawa II (1719–1723), antara Amangkurat IV melawan Blitar dalam tataruang tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kraton merupakan pusat dan pemerintahan, dan di sana Pangeran Purbaya. Perang Suksesi pula raja dan keluarganya Jawa tinggal, III Pangeran utama (1747–1757), antara Pakubuwana II yang dilanjutkan oleh di Kota Gede terdapat 2 toponim yaitu 25 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Kedhaton dan Dalem, sedang termasuk para pande besi di Pleret terdapat Sitinggil, juga bekerja di pasar, untuk Nglawang, membuat Suranatan, peralatan Kedhaton, Bangsal Kencana, rumahtangga Masjid Kraton, pertanian dari logam. Rambat, Bale Tratag Kambang, pungkuran dan Keputren. 2. Taman merupakan 7. Beteng, alat merupakan komponen tempat dan fungsi penting karena pertahanan dan Beteng dapat bagi raja dan keluarga untuk keamanan. bercengkerama. Tampaknya dibedakan atas Baluwerti dan keberadaan Cepuri. taman telah menjadi keharusan dalam merupakan kerajaan Islam, seperti kompleks kraton, sementara Sunyaragi di Cirebon, dan Cepuri merupakan pembatas Bale Kambang di Surakarta. tempat tinggal raja di dalam 3. Krapyak, merupakan hutan yang letaknya tidak terlalu jauh dari berfungsi kraton, sebagai yang tempat berburu bagi raja. Yang kompleks pertama pembatas kraton (Inajati, 2000 : 147) 8. Jagang (parit), merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan, 4. Alun-Alun, pada umumnya terletak di depan kraton, dan sebagai pengaman dari penyusupan 9. Jaringan jalan yang di belakang kraton. Alun- menghubungkan antar bagian ALun merupakan tanah di dalam kraton, maupun di lapang, yang sering Kuthagara. Selain itu juga digunakan untuk berbagai keperluan, olahraga, mulai hiburan, dari hingga upacara tradisi. terdapat jaringan menghubungkan yang Kuthagara dengan wiayah lain. Jaringan jalan di dalam kota seringkali 5. Masjid Agung, merupakan tidak dibuat lurus, tetapi tempat ibadah yang dalam melengkung tradisi untuk kepentingan keamanan. Jawa selalu ditempatkan di sisi barat alun-alun. Gerbang pabean, biasanya terletak jauh dari 6. Pasar, tempat para pedagang menggelar 10. Pintu semata-mata dagangannya, kraton berada di jalan yang menghubungkan wilayah 26 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 kerajaan dengan wilayah luar. negaranya.Ia dikenal mempunyai banyak Di selain selir, dan berdarah dingin siapapun yang digunakan untuk memungut tidak disukainya pasti dibunuh. Kota Gede cukai, juga untuk menahan yang berkembang pesat orang yang ditawan. kegiatan ekonomi, dianggap sudah kurang gerbang ini 11. Pemukiman, bagian di luar beteng pusat layak digunakan sebagai pusat pemerintahan. digunakan Oleh sebab itu ia memerintahkan untuk sebagai tempat pemukiman memindahkan kraton dari Kota Gede ke para Pleret. rakyat yang sebagai sentono dalem, dan kebanyakan, pada umumnya ditempatkan Sikap Amangkurat I yang arogan dan kejam terhadap rakyatnya, telah mengelilingi kraton. Hal itu menumbuhkan rasa dendam.Hal itu terbukti ditata sedemikian rupa dalam dengan serangan Trunajaya yang kerabatnya rangka keamanan. dihabisi 12. Pemakaman, pada umumnya ditempatkan di belakang oleh Amangkurat I, serangan Trunajaya bahkan berhasil menduduki kraton Pleret, dan memaksa Amangkurat I masjid Agung, dan menjadi mengungsi ke arah barat, dengan maksud pemakaman terbatas bagi raja meminta dan para bangsawan. Sesampainya di Wanayasa ia menderita sakit bantuan VOC di Batavia. dan meninggal, kemudian dimakamkan di Kesimpulan Tegal. Perjalanan ke Batavia diteruskan oleh Kerajaan Mataram merupakan kerajaan Islam yang dibangun dengan perjuangan keras pendirinya. Panembahan Senopati yang berhasil mengalahkan Pajang dan membangun kraton di Kota Gede, Kraton ini digunakan oleh raja-raja Mataram hingga puncak kejayaannya di bawah Sultan Agung Hanyakrakusuma. Akan tetapi kekalahan Mataram dari VOC menyebabkan Mataram mengalami kemunduran, terlebih setelah Sultan Agung Hanyakrakusuma wafat.Penggantinya Amangkurat I lebih banyak memikirkan kesenangannya sendiri, daripada memikirkan rakyat dan putranya Raden Mas Rahmat, dan berhasil meminta bantuan VOC. Trunajaya berhasil ditangkap dan dihukum mati. Setelah pemberontakan dapat dipadamkan, Raden Mas Rahmat menggantikan kedudukan ayahnya dan bergelar Amangkurat II, tetapi ia tidak kembali ke Pleret, karena pleret diduduki oleh Pangeran Puger, Selain itu menurut keyakinan bahwa kraton yang telah diduduki musuh sudah kehilangan kesakralannya. Oleh karenanya Amangkurat II kemudian membangun kraton baru di Kartasura.Hal ini disebabkan Pleret diduduki oleh saudaranya Pangeran Puger, yang kemudian mendapat pengakuan dari VOC 27 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 dan bergelar Pakubuwana I. Sebagai seorang dipakai berarsitektur Jawa, dan dari letak dan raja jumlah ompak dapat dipastikan bentuk Jawa menyerang maka ia Kartasura berinisiatif untuk Amangkurat III bangunan yang berdiri di atasnya. Hal ini melarikan diri ke timur. Setelah Kartasura dimungkinkan dikuasai, tetapi kelak kraton ini juga bangunan arsitektur Jawa, sebagai contoh ditinggalkan dan kraton dipindahkan ke jika terdapat 4 ompak ditengah bangunan Surakarta II maka dapat dipastikan rumah berbentuk berkuasa.Dengan demikian Mataram telah joglo, dan jika ditemukan terdapat delapan mengalami empat kali perpindahan Kota ompak di tengah bangunan maka bangunan Gede, Pleret, Kartasura dan Surakarta. berbentuk limasan. ketika Paku Terbatasnya Buwono waktu dan pustaka yang dapat dijangkau, oleh adanya pola pada sumber hanya dua kraton yang berhasil ditemukan strukturnya, dan dapat direkonstruksi. Kraton yang dimaksud adalah Kota Gede dan Pleret walau lebih tua tetapi melalui sumber pustaka terutama babad nitik dapat diperoleh Daftar Pustaka Aminudin Kasdi. 1991. Pengantar Ilmu Sejarah. Surabaya: University Press IKIP Surabaya. Arif S. Sadiman., dkk. 2011. Media Pendidikan (Pengertian Pengembangan dan Pemafaatannya). Rajawali. Jakarta. gambaran tentang keadaan kraton, sementara melalui pengamatan dan pengukuran di Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. lokasi, serta data-data arkeologis denah kraton dapat ditemukan, sehingga dua kraton Azhar Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta. tersebut dapat direkonstruksi. Di sisi lain kraton di Kartosuro hanya dapat ditemukan bentengnya saja sementara lahan telah dipenuhi oleh bangunan baru sebagai pemukiman dan sebagian lagi menjadi pemakaman, sehingga sulit untuk dilacak. Ahmad Adaby Darba, 1988-1989.Konsep Kekuasaan Jawa dan pelaksanaannya Pada Masa Pemerintahan Sultan Agung dan Amangkurat I. Proyek penelitian O-M UGM. Yogyakarta. Demikian pula dengan kraton di Surakarta, Anonim. 2007. Babad Tanah Jawi. Buku Kita. Jakarta. kini telah berubah menjadi gladhag kraton Babad Kasunanan, sehingga secara fisik tidak ada lagi yang dapat di runut. Dari jejak berupa bangunan yang ditinggalkan, walau kini tinggal struktur dasarnya saja, denah dapat disusun, sementara melihat letak ompak yang tersisa dapat dipastikan bahwa bangunan yang dulu Nitik Sultan Agung, Museum Sonobudoyo,No. PB. 65. Badri Yatim. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Borg, W.R & Gall, M.D. 1983. Educational research. New York: Longman. Brophy, J. Dick, W. & Cary, L. 2005. The Sytematic Design Of Intruction. 28 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 (6th e.d). Boston: Scest Pearson A.B. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Darsiti Soeratman, 2000.Dunia Keraton Surakarta 1830-1939. Yayasan Untuk Indonesia. Yogyakarta. Nana Sudjana & Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran.Sinar Baru. Bandung Oemar De Graaf, HJ dan Pigeaud. 1985. KerajaanKerajaan Islam Pertama di Jawa. Grafiti Pers. Jakarta. Djoko Soekiman, 1993.Kota Gede. Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Jakarta. H. J. De Graaf, 1987.Disintegrasi Mataram Di Bawah Mangkurat I. Grafitipers, Jakarta. Inajati Andrisijanti, 1985.Kota Kuno Pleret DIY : Suatu Pengamatan Pendahuluan, PIA III, Puslitarkenas. Jakarta. ............, 1985.Laporan Ekskavasi Pleret 1985, Balai Arkeologi. Yogyakrta: ............, 2000.Arkeologi Perkotaan Mataram Jendela. Yogyakrta. ---------.. 2000. Arkeologi Mataram Islam. Yogyakrta: Perkotaan Jendela. Kochar.S.K. 2008. Teaching of History. Grasindo. Jakarta. Matthew B Milles & A.Michael Huberman. 1992. Qualitative Analysis Data a.b Tjejep Rohidi dalam judul Analisis Data Kualitatif: Buku TentangMetode Baru. UI Press. Jakarta. Mills Criss b., 2008. Merancang dengan Maket/Edisi Kedua. a.b. Hanggan Situmorang. Erlangga. Jakarta Muhibbin Syah. 2011. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Remaja Rosdakarya. Bandung Nana Sudjana. 2009. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Lembaga Hamalik. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Trigenda Karya. Bandung. Oetomo, B.S.D dan Priyogutomo, Jarot. 2004. Kajian Terhadap Model eMedia dalamPembangunan Sistem e-Education, Makalah Seminar Nasional Informatika 2004 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada 21 Februari 2004. Poerwodarminato, W.J.S., 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa: Sejarah Kehidupan Keraton dan Perkembangannya di Jawa. Media Abadi. Yogyakarta. Ricklefs, M.C., 2005. Sejarah Indonesia Modern. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. http://tembi.net/selft/0000/mataram/mataram 01.htm Schilling, Alexander. 2010. Basics Pembuatan Maket. a.b. Agus Tiono dkk. Erlangga. Jakarta. Sri Anitah, 2011. Media Pembelajaran. UNS Press. Surakarta. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Suharsimi Arikunto.2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 29 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 MOTIF, PERSEPSI DAN KOMUNIKASI ANGGOTA DPRD KABUPATEN GOWA Oleh Harifuddin Halim ([email protected])1 Syamsul Bachri ([email protected])2 Nurmi Nonci ([email protected])3 Abstrak Tulisan ini bertujuan untukmengungkapkan persepsi dan motif serta model komunikasi yang berlangsung di DPRD.Berlokasi di DPRD Kabupaten Gowa, legislator yang dijadikan sebagai informan berjumlah 6 orang. Data dikumpulkan dari mereka melalui wawancara mendalam tentang tindakan-tindakan mereka dalam berinteraksi sosial serta penafsiran mereka menyangkut status dan peran mereka sebagai anggota dewan. Selain itu, data juga dikumpulkan melalui pengamatan langsung terhadap kegiatan formal anggota dewan khususnya informan baik di dalam kegiatan resmi seperti rapat maupun kegiatan lainnya. Data yang diperoleh tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan pendekatan induktif kualitatif atau interpretatif. Berdasarkan analisis data tersebut, disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) persepsi dan motif anggota DPRD Kabupaten Gowa berkaitan dengan dua hal penting, yaitu: mereka menjadi legislator untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat; dan sebagai bentuk aktualisasi diri. (2)Komunikasi politik di DPRD Kabupaten Gowa bersifat transaksional dan interaksional. Keduanya silih berganti berlangsung tergantung konteks sosial-politiknya. Kata Kunci:Interaksi, Politik, Komunikasi, DPRD, 1 Dosen Tetap di UVRI Makassar Dosen Tetap di Universitas 45 Makassar 3 Dosen Tetap di Universitas 45 Makassar 2 30 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Abstract This article aims to reveal the perceptions and motives as well as a model of communication that took place in Parliament. Based in Gowa district legislature, legislators who serve as informants amounted to 6 people. Data were collected from them through in-depth interviews about their actions in social interaction as well as their interpretations regarding the status and their role as a board member. In addition, data was also collected through direct observation of the formal activities of board members particularly good informant in official activities such as meetings and other activities. The data obtained are then analyzed using an inductive approach to qualitative or interpretive. Based on analysis of these data, it was concluded the following matters: (1) perceptions and motives of legislators Gowa deals with two important matters, namely: they became legislators to fight for the interests of the community; and as a form of self-actualization. (2) Political communication in Parliament Gowa transactional and interactional. Both alternated lasts depends on socio-political context. Keywords:interaction, politics, communications, parliament. 31 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Komunikasi politik menurut Muller Pendahuluan Adaberbagai ragam penafsiran atas (1973:73) adalah hasil yang bersifat politik motif politik anggota dewan dan bagaimana apabila mereka menekankan pada hasil.Plano ia melalui (1989:24) melihat bahwa “komunikasi politik impression managemen di pentas politik. merupakan proses penyebaran arti, makna Bahwa anggota dewan menjadikan simbol- atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi simbol keanggotaan terutama pakaian yang suatu sistem politik.” merepresentasikan motifnya dalam Menurut Suwardi (1997:12): “Dalam merepresentasikan diri sebagai legislator arti sempit komunikasi politik adalah: “setiap sehingga pakaian itu pulalah menjadi obsesi bentuk penyampaian pesan, baik dalam bagi politisi untuk mengemasnya secara bentuk lambang-lambang maupun dalam maksimal. bentuk kata-kata tertulis atau terucapkan menjadi simbol Terdapat dominan juga ragam persepsi ataupun dalam bentuk isyarat yang terhadap peran politik yang melekat pada diri mempengaruhi kedudukan seseorang yang seorang ada dalam suatu struktur kekuasaan tertentu. anggota dipengaruhi oleh DPRD. motif Haltersebut yang Sedangkan dalam arti luas, komunikasi ditetapkan pada saat maju sebagai calon politik adalah setiap jenis penyampaian anggota motif pesan, khususnya yang bermuatan info politiknya murni, memiliki tindakan dan politik dari suatu sumber kepada sejumlah tanggung jawab tinggi terhadap segala penerima pesan”. DPRD.Mereka politik yang perilaku politik yang ditampilkannya.Ini juga Bahkan masih terdapat definisi lain yang menjadi warna dalam komunikasi yang dapat digolongkan sebagai batasan politik mereka. komunikasi politik dalam arti sempit yaitu politisi “Suatu komunikasi yang dapat dikatakan mengungkapkan bahwa para legislator di memiliki nilai atau bobot politik bila DPRD sebenarnya adalah mereka yang komunikasi yang menyuarakan aspirasi individu dan kelompok konsekuensi atau saja, tapi mereka sangat pandai membungkus mengatur tingkah laku manusia di bawah motivasi ini dengan tetap mengedepankan pertentangan (Soewardi, 1995:6). Pada bahwa sisi mereka lainada juga menyuarakan dimaksud akibat mempunyai politik yang aspirasi Menurut Elihu Katz (Harsono, 1997: masyarakat. Kepandaian inilah yang terkait 17) ada dua tipe politikus yaitu: (1) wakil dengan dalam rakyat atau partisan. Ciri-cirinya mencari mempresentasikan diri di arena politik dan prestise, kemudahan atau kekuasaan yang mengelola kesan atas penampilan mereka diperjuangkan oleh kelompok. (2) Ideologi tadi. atau policy formulator, memperjuangkan kemampuan legislator 32 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 nilai-nilai seseorang memperjuangkan di suatu dalam tunjukkan sebagai bentuk perbedaan tersebut. perubahan Selain itu dilakukan pengamatan terhadap pembaharuan secara revolusioner. penampilan mereka, seperti: cara berpakaian, Berdasarkan uraian di atas, maka gagasan atau ide yang mereka sampaikan (1) ketika rapat maupun dalam keadaan santai – pandangan informan tentang status mereka memberi solusi atau mengkritik- di tempat tulisan ini menitik-fokuskan „legislator‟. sebagai (2) pada: bentuk-bentuk komunikasi (politik) yang dilakukan oleh mana Penelitian 2011/2012 mereka sering melakukan sosialisasi ide. informan. Metode Penelitian saja Analisis data menghubungkan data dilakukan hasil dengan wawancara mendalam dengan hasil pengamatan yang ini setelah dilakukan kepengurusan tahun baru berlangsung 2,5 tahun untuk periode 20092014 di Kantor DPRD Kabupaten Gowa. dilakukan. Lalu, dilakukan klasifikasi berdasarkan tujuan penulisan dan terakhir dilakukan dengan interpretasi dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif dengan pendekatan studi-kasus terhadap 4 orang legislator sebagai informan. Mereka Hasil dan Pembahasan Persepsi dan Motif Informan dipilih dengan pertimbangan: (1) telah terpilih sebagai legislator untuk yang ke-dua kalinya. (2) proaktif berdiskusi di dalam pertemuan resmi maupun tidak di resmi yang diselenggarakan di DPRD Kabupaten Gowa. (3) banyak melakukan sosialisasi ide di masyarakat sebagai bentuk komunikasi politik. anggota DPRD menganggap bahwa mereka semata-mata hanya mencari popularitas dan kekuasaan saja dengan menjadi politisi. Bahkan sebagian menganggap kebanyakan politisi mengalami culture shock.Bagaimana tidak, jika mereka yang sebagian besar selama ini tidak dikenal rakyat tiba-tiba harus berbicara Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Kepada mereka diajukan pertanyaan tentang: pandangan mereka terhadap status dan peran sebagai anggota DPRD; apa saja yang mereka lakukan untuk menunjukkan bila dirinya adalah legislator yang secara sosial politik berbeda dengan masyarakat awam; simbolsimbol Kebanyakan apa saja yang selalu di depan banyak orang. Pembicaraanpun tidak berhenti di sekitar pembicaraan politik tapi mereka harus berbicara tentang ekonomi, budaya dan sosial yang selama ini mungkin tidak pernah mereka baca sekalipun.Dengan demikian, mereka juga harus bergeser tempat makan yang biasanya di warung atau di rumah ke restoran di hotel, dari tidak punya mereka 33 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 mobil menjadi bermobil, dari jenis mobil nampak sangat ideal jika dibandingkan biasa menjadi mobil mewah. dengan sepak terjang politisi yang disorot Sebagian besar informan anggota dalam berbagai tingkatan bahwa kebanyakan DPRD sangat percaya diri menganggap hanya memiliki bahwa kehadiran mereka di DPRD semata- popularitas semata. motif kekuasaan dan mata adalah untuk lebih fokus menyuarakan Kategori motif ini menjadi menarik aspirasi masyarakat karena mereka dapat manakala disandingkan dengan bagaimana terlibat secara langsung dalam pengambilan kemudian politisi mengelola kesan atas keputusan politik.Tetapi beberapa informan penampilan politiknya di pentas politik, lainnya menganggap bahwa para politisi namun motif ini hanya dapat diungkap oleh hanya mencari popularitas dan status sosial pelakunya karena itu agak sulit mendeteksi semata melalui simbol-simbol keanggotaan kebenaran dari motif tadi. Hanya saja proses mereka di DPRD.Namun jika dianggap politik di DPRD dapat menjadi ajang yang bahwa perjuangan mereka di Parlemen belum menarik untuk mengamati apakah motif yang atau tidak maksimal menurut mereka hal itu diungkapkan dalam bahasa ideal tadi dapat karena masih banyaknya perbedaan pendapat diterapkan ketika ia berhadapan dengan antara rekan mereka sesama politisi yang konstituennya masih memperjuangkan suara konstituen itu baik di harus berkomitmen terhadap kepentingan kelompok partai mereka. Sebagian anggota ketika ia fraksi, di komisi maupun di paripurna. serta DPRD dalam pertemuan politik lain yang digelar memang cukup pandai mengelola kesan atas dengan mitra kerjanya di arena politik penampilan mereka terutama secara fisik. DPRD. Simbol besar atau keanggotaan yang nyaris tidak Komunikasi politik sekarang dikemas transparansi dalam pesan politik dan para rupa menjadikan lebih DPRD pernah dilepaskan serta gaya bicara yang sedemikian memang di pelaku bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan bervariasi. Kalau dulu wacana politik lebih aspirasi masyarakat yang mereka wakili. didominasi itu, berdasarkan oleh politik wacana juga ada sebagian dari mereka nampak seperti sangat Selain komunikasi terbuka, politik lebih resmi hasil sedangkan wacana politik yang kritis tidak wawancara ternyata terdapat perbedaan motif akan terakomodasi dalam sarana komunikasi antara politisi yang satu dengan lainnya tapi seperti di media dikemas dalam bahasa yang sama, yaitu meneruskan bakat berorganisasi Melalui keterbukaan itu pula politisi dalam akan lebih leluasa mewujudkan motivasinya, bentuk aktualisasi diri dan memperjuangkan mereka dapat mengemas motif politiknya kepentingan rakyat. Sebuah motif yang dengan membungkusnya melalui sejumlah 34 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 background politik mereka, NSAL, RML, telah meningkatkan peran politik mereka secara aktif dibandingkan masa lalu.” (Wawancara, 3 Januari 2012) pementasan politik yang memukau dan santun, namun bisa jadi menghebohkan. Namun pernyataan pribadi politisi yang hampir seluruhnya menyatakan bahwa motif utama ke Parlemen memperjuangkan adalah untuk seorang politisi yang rakyat, mempunyai latar belakang pengusaha, dalam para pengamatan penulis YSF juga merupakan pengamat politik dan aktivis yang menjadi seorang politisi yang dalam kesehariannya informan penelitian ini.Tetapi sebagai politisi selalu berusaha menggunakan bahasa politik mereka mengungkapkan motif itu dengan yang santun.la juga merupakan seorang berbagai argumen. politisi yang melihat adanya korelasi antara ternyata kepentingan Sebagai ditanggapi berbeda oleh Penulis memiliki banyak kesempatan menyaksikan sejumlah rapat dan kegiatan perilaku politik politisi lain dengan model perilaku yang ditampilkan dalam keseharian. lain yang dihadiri oleh para politisi anggota Selain YSF, seorang politisi lain di DPRD. Penulis agak gamang menyaksikan DPRD juga mengungkapkan motif politiknya apakah memang masuk ke Parlemen. Dialah RML, politisi konstituen, PDIP yang seringkali garang dan langsung ke individunya pokok persoalan ketika berkomunikasi. Gaya sendiri.Tetapi menurut NTS (35 Tahun) yang bicaranya cenderung berapi-api apalagi jika mengamati kiprah anggota DPRD Kabupaten menyangkut idealisme dan paham nasionalis Gowa dan merasakan bagaimana para politisi yang muda memang lebih mampu menampilkan Kekaguman pada Bung Karno membuat ia kesan yang memukau hari demi hari.Meski berulangkali menyatakan bahwa tokoh yang hal itu Lebih dimungkinkan oleh suasana paling ia kagumi adalah Bung Karno. Inilah politik yang juga memang telah berubah. yang diungkapkan oleh RML: kebanyakan menyuarakan masyarakat, politisi aspirasi partai atau Inilah yang diungkapkan NTS : “Kebanyakan anggota DPRD sekarang ini sangat tergantung dalam peran politik formal bahwa mereka mempunyai tema yang berbeda di ruang publik dan yang di legislatif...paling tidak dengan pengalaman mereka mengenai realitas politik dan konsep politik tertentu akhirnya menjadi learning process selama di legislatif. Misalnya ARI saya lihat cukup menunjukkan kompetensi sebagai politisi muda terlepas dari begitu ia bangga-banggakan. “Menjadi politisi adalah cita-cita saya sejak dulu, tetapi saya tidak suka dan selalu menghindari politik praktis, saya lebih cocok sebagai negarawan. Sehingga saya melakukan segala sesuatu berdasarkan hati nurani saya, seperti kata Bung Karno: " Hati nurani itu pada dasarnya adalah satu.” (Wawancara, 21 September 2011) Uraian di atas menggambarkan persepsi para politisi yang menganggap 35 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 bahwa upaya dilakukan keterwakilan dengan haruslah berbagai cara dan bersih. Pada sisi lain, anggota DPRD lainnya seperti RML dan PTL, meskipun berusaha mekanisme sehingga mereka bisa di dengar, berbicara terlepas apakah mereka dianggap tidak pembicaraan cenderung meninggi. melakukan pengelolaan kesan terhadap diri runtun, Melihat proses namun di bagaimana pencitraandi tengah politisi mereka dengan baik sesuai dengan pencitraan melakukan wilayah yang melekat kepada mereka sebagai wakil depan dan wilayah belakang pentas politik, rakyat yang terhormat. seperti menyaksikan dua wajah dari dua Inilah yang terjadi di DPRD, bahwa pementasan saja. Tidak jarang ketika keluar orang-orang di dalamnya saling mengenal dari ruang sidang beberapa politisi yang dan berkomunikasi secara tidak terbatas, sebelumnya peneliti amati ketika berada di terorganisasi, meski komposisi pelaku komu- ruang sidang tidak memperlihatkan aktivitas nikasi mempunyai apapun kecuali hanya mendengar dan diam, identitas tetapi ketika rapat selesai digelar, ia malah terutama identitas kepartaian, dalam proses yang banyak mengeluarkan komentar dan komunikasi politik yang dijalankan tetap pernyataan atas hasil rapat ataupun materi menuntut mekanisme umpan balik yang rapat yang baru di gelar. Gaya bicaranya rasional, proporsional dan demokratis. Oleh seperti juru kampanye, ia yang tadinya karena itulah maka para legislator di DPRD terkantuk-kantuk di ruangan, tetapi tiba-tiba melakukan politik, menjadi sangat memahami materi rapat yang mereka berupaya menampilkan sosok dirinya baru di gelar di komisinya. Gambaran dalam berbagai event. tersebut hanya satu sisi saja dari banyak tetap namun kepemimpinan dan proses Namun pengamatan perasaan komunikasi demikian, peneliti, sepanjang politisi yang wajah dan model perilaku politisi yang begitu beragam di pentas politik DPRD. memainkan peran politiknya kebanyakan Dengan demikian, meskipun masing- memang melakukan pengelolaan kesan yang masing legislator menampilkan kekhasan cukup memadai.Terlepas dari kesan bahwa perilaku tersendiri di pentas politik DPRD, mereka diam dan bungkam dalam suatu sesi paling tidak hal tersebut dapat mengantarkan rapat, mereka pada satu tindakan untuk mencoba melihat ketidakberanian dan memahami seperti apa sebenarnya tidak menyembunyikan berarti bahwa mereka.Sejumlah legislator nampak sekali legislator tersebut melakonkan peran ketika berbicara mengemas kalimat demi politiknya dengan berpedoman pada model kalimat dengan cara yang runtun fasih dan komunikasi politik yang lazim diberlakukan jauh dari kesan garang. Dilihat dari segi di DPRD, ataukah kekhasan perilaku itu penampilan pun mereka sangat rapi dan malah tidak ada kaitan sama sekali dengan 36 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 model komunikasi politik yang memang Pada beberapa kejadian, seperti saat berlaku dan terjadi di DPRD, sehingga sejumlah masyarakat datang ke DPRD masing-masing politisi dapat saja melakukan mengadakan rapat dengar pendapat.Bahkan peran politik dengan gaya, atribut dan kehadiran beberapa pengunjuk rasa yang pemahaman masing-masing. menyuarakan agenda dan kasus yang tengah Padahal jika ada model komunikasi politik aktual ditangani oleh anggota DPRD pun yang dapat diterapkan secara konsisten dan selalu dapat diterima oleh para anggota politisi dapat mewakili kepentingan rakyat dewan meskipun sering terkesan lambat. Hal yang diwakili secara konsisten pula, maka tersebut disebabkan oleh ketidakhadiran fungsi keterwakilan mereka tentu akan jauh anggota DPRD di kantor pada saat itu menjadi lebih efektif. Model komunikasi terutama inilah yang seharusnya menjadi rujukan ditugaskan sebagai Tim Aspirasi. NTS sehingga menjelaskan: politiknya fungsi keterwakilan dapat dijalankan secara baik, disuarakan secara benar dan menghasilkan keputusan yang baik dan benar pula sejalan sesuai harapan rakyat. Komunikasi Politik Legislator Kemampuan berkomunikasi politik bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, banyak kasus yang terjadi karena adanya kesalahan dalam berkomunikasi justru menimbulkan konflik. Belum lagi kasus yang melibatkan kategori lain dari pelaku mereka yang hari itu sudah “…paling sering terasa repotnya ketika ada aduan masyarakat yang datang dan Tim Aspirasi lagi keluar.Maka dalam kondisi seperti itu, saya minta warga untuk sabar sejenak dan memintanya masuk istirahat di ruang paripurna sambil disediakan mereka air minum.Lalu saya hubungi siapapun anggota DPRD yang sesuai bidang komisinya meskipun tidak bertugas hari itu, tapi saya memintanya untuk segera datang dan kebetulan rumah anggota DPRD rata-rata dekat”. (Wawancara, 3 Januari 2012) komunikasi politik yang datang ke DPRD. YSF politisi partai PDK memiliki Jika itu terjadi pada politisi di DPRD, tanggapan terhadap para pengunjuk rasa yang mereka tidak menunjukkan progres dari ingin menyampaikan aspirasinya ke DPRD. kompetensi sebagai politisi maka akan Ia mengatakan : menyangkut integritas di mata publik dan tetap seperti itu sampai akhir keanggotaannya, bisa ditebak bahwa, sulit bagi mereka untuk kembali muncul sebagai wakil terpilih di parlemen. Mereka gagal melakukan komunikasi politik dalam ranah yang sangat terbatas sekalipun. "Sekarang ini ada banyak kasus yang ditunggangi oleh kepentingan politik oknum tertentu sehingga tidak lagi murni memperjuangkan aspirasi masyarakat.Maka, tidak mengherankan apabila terjadi kecenderungan perilaku yang mengarah kepada hal-hal yang tidak sesuai yang dilakukan oleh para pengunjuk rasa yang datang ke 37 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 legislatif." (Wawancara, Desember 2011). AnggapanYSF bermakna 12 fungsinya dalam kerangka pembangunan komunikasi politik dengan masyarakat”. (Wawancara, 5 Agustus 2011) Jadi, dalam konteks menyelesaikan bahwa ketidaksiapan para anggota dewan yang terhormat untuk menerima kehadiran pengunjuk rasa adalah karena klasifikasi dan pemahaman yang berbeda antara mereka yang datang ke DPRD dengan mereka yang diharapkan menerima kehadiran para pengunjuk rasa tadi.Kondisi tersebut juga memperlihatkan bahwa pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawab sebagai anggota DPRD belum maksimal sehingga berpengaruh pada kualitas komitmen dan integritas mereka. Inilah yang menimbulkan spekulasi anggapan yang juga beragam dari berbagai pihak yang mengamati perilaku anggota DPRD serta mereka yang memberi apresiasi terhadap berbagai peran yang dimainkan oleh legislator dan mereka bukan legislator, bahwa para politisi sebenarnya hanya ingin mencari popularitas saja dari peran politik yang mereka mainkan di arena politik. Seperti yang di ungkapkan oleh PTL: “Institusi DPRD merupakan sarana untuk menampung aspirasi masyarakat terhadap permasalahan yang berkembang.Di DPRD ada berbagai forum seperti komisi dan fraksi, bisa disampaikan secara langsung dan tidak langsung, bisa melalui individu, melalui kelompok dan bisa dengan unjuk rasa.Itu adalah salah satu mekanisme untuk memecahkan masalah di masyarakat.Semakin mampu DPRD menyerap dan menyelesaikan masalah tersebut maka semakin besar masalah di masyarakat itulah komunikasi politik dilakukan terutama dalam rangka agregasi kepentingan masyarakat dengan mekanisme komunikasi politik yang dilakukan di DPRD. Tetapi pada sisi lain komunikasi politik juga dapat dilakukan politisi dengan turun ke masyarakat. DPRD juga memerlukan dinamika masyarakat.Dengan demikian DPRD harus sering turun ke masyarakat, mencari, mendengarkan dan menampung aspirasi, membawanya ke DPRD untuk dirumuskan melalui kebijakan pemerintah. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang tidak bisa dilepaskan antara posisi terwakil dengan mereka yang diwakili. Persoalannya adalah jika para politisi tidak memahami fungsi keterwakilan itu sehingga yang muncul adalah bukan bagaimana mewujudkan sinkronisasi antara motif politisi dengan fungsi keterwakilan yang mereka jalankan, melainkan sekedar menggelar rutinitas pertukaran pesan politik yang satu dengan pesan politik lainnya dalam setting komunikasi politik di DPRD. Jika diinterpretasikan komunikasi sebagai sebuah politik cara, mekanisme dan proses seperti yang disinyalir oleh PTL dan merupakan upaya yang seharusnya inisiatifnya lebih banyak datang oleh DPRD, apa yang terjadi kemudian 38 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 mereka sendiri serta belum memahami aturan yang ada.Kemungkinan penyebabnya adalah yang bersangkutan tidak berada dalam posisi yang tepat untuk menjadi anggota DPRD. Orang yang cara berpikirnya seperti itu tidak selayaknya duduk di DPRD. Jadi kalau premanisme itu terjadi dikarenakan ngototnya politisi disebabkan karena ketidakpahamannya atas peraturan yang ada, maka mereka tidak layak ada di DPRD.Sebab, komunikasi politik di DPRD itu dilakukan dengan mekanisme diplomatik, dengan akal sehat, dengan argumentasi.” (Wawancara, 5 Agustus 2011) Uraian PTL di atas juga makin bahwa setiap kasus terjadi di masyarakat dan melibatkan bahkan menimbulkan kerugian di masyarakat nampaknya lebih banyak masyarakat yang menggagas inisiatif itu untuk diteriakan kepada para wakilnya. Dengan demikian, malah seringkali terjadi benturan yang merupakan efek mengapa pesan-pesan politik yang dikomunikasikan itu menjadi bias, menjadi salah dipersepsikan menjadi masalah yang menimbulkan makna yang berbeda. Dalam konteks kasus semacam itu ada juga sebagian kecil politisi tidak hanya yang menjadi informan penelitian ini yang ngotot melakukan komunikasi politik yang dianggapnya menyuarakan aspirasi masyarakatnya. Tetapi cara dan mekanisme penyampaian pesan itu seolah-olah ingin memperlihatkan dominasi dirinya sebagai wakil rakyat yang berkuasa, sehingga ia harus menaiki meja rapat, menggebrak dan menyerobot mikrofon untuk bisa bersuara itu terjadi, maka PTL mengasumsikan bahwa ada kesalahan peran yang terjadi dan bahkan jika kemudian masyarakat cenderung bahwa kurang anggota memiliki DPRD komitmen terhadap peran dan tanggung jawabnya terhadap konstituennya. Penyebabnya antara lain adalah kurangnya pemahaman terhadap eksistensi sebagai anggota DPRD, lalu mempengaruhi tindakan yang harus dilakukan. Artinya, anggota DPRD kurang membaca buku atau membaca informasi dalam forum rapat. Ketika mempertegas mengasumsikan apa perilaku yang juga berbeda kemudian mereka premanisme mengidentifikasikannya berperilaku seperti maka sebagai wawasan politik PTL sebuah penyimpangan. Ia menyatakan: “Biasanya itu terjadi karena mereka kurang menghayati peran dan fungsi menyangkut pekerjaan mereka di legislatif. Pentas yang dilakukan dengan menyikapinya melalui menyaksikan politisi setiap saat yang mengakibatkan kurangnya politik legislatif dimana anggota DPRD melakukan proses belajar politik dan berkomunikasi politik di dalamnya. Bagi mereka yang bisa duduk di DPRD dengan tidak melalui proses rekruitmen yang memadai atau melalui proses rekruitmen dengan kriteria seleksi yang relatif longgar akan belajar dari realitas politik dan konsep politik yang terus 39 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 dibicarakan di DPRD, sehingga masing- budaya dan fungsi keterwakilan maupun masing menunjukkan kapasitas dan kapabilitas yang seharusnya kompetensi mereka sebagai politisi, terus menjadi patokan komunikator politik dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi menyampaikan pesan politiknya maka untuk politik sekaligus peran politik mereka. memudahkan memberi istilah selama ini Dengan demikian, maka dapatlah dimengerti itulah yang diidentikan dengan kekerasan jika politisi memaknai peran politiknya politik. dalam berusaha untuk mengkomunikasikan pesan-pesan Menurut Ariannie (2010), hasil akhir politik dengan ragam yang juga berbeda. sebuah politik adalah pertemuan antara Selain itu, dapat pula dimengerti jika kepentingan dan fenomena konflik dan pertentangan yang komunikasi politik terjadi dalam penyampaian pesan-pesan konflik atau tidak, sangat tergantung pada politik di DPRD dapat terjadi dalam konteks semua variabel yang bekerja di dalamnya. apapun baik di pentas depan maupun pentas Konflik di situ adalah pesannya atau belakang. muatannya.Muatan Tidak adanya perbedaan pentas penyampai kesepakatan, apakah itu sehingga bermuatan datang pesan.Isi dari pesannya si apakah politik dalam persepsi politisi sehingga mengandung kekerasan atau tidak sangat pentas politik depan maupun pentas belakang relatif, sangat tergantung pada hubungan si tetap menjadi pentas politik di mana mereka pemberi pesan, isi pesan dan penerimanya. menjalankan peran politik apapun. Simbol Nampaknya, tidak ada ruang politik keterwakilan yang memang sulit mereka yang sepi dari kompromi sebagai hasil akhir lepaskan meski pada waktu itu mereka tidak dari politik yang dikomunikasikan, meski tengah menjalankan fungsi keterwakilan pada awalnya dipertentangkan namun pada sekalipun. akhirnya Sebenarnya, jika semua dapat dipertemukan kepentingan yang dalam sama. sebuah Hal ini mengkomunikasikan dengan baik, idiomnya menunjukkan bahwa komunikasi politiklah juga baik, maka tentu tidak akan ada yang membangun semua proses pertukaran persoalan. Jika tidak, massa yang ada di pesan politik di DPRD dan merangkum bawah juga tidak dapat mengartikan dengan mereka yang berasal dari fraksi manapun. baik, maka akan salah pengertian. Oleh Komunikasi jelas adalah suatu proses, selalu karena itu apa yang selama ini dianggap ada celah untuk memandang komunikasi sebagai kekerasan politik adalah segala sebagai suatu proses. "Proses jelas bukanlah perbuatan atau mengkomunikasikan tingkah laku dalam fenomena yang ditandai dengan kausalitas." pesan-pesan politik (Mulyana, 2001: 51) yang tidak bersandar pada mekanisme, etika, 40 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut: Pada dasarnya, masing-masing informan memiliki motif yang membentuk persepsinya tentang seorang legislator. Secara garis besar dibagi dua, yaitu: (a) informan yang menganggap bahwa seorang legislator harus memperjuangkan kepentingan rakyat karena dipilih oleh mereka. Motifnya adalah niat untuk memajukan masyarakat. (b) informan yang menganggap bahwa menjadi legislator merupakan bentuk aktualisasi diri. Motifnya bisa bersifat prestasi dan prestisius yang hanya bisa dilakukan ketika politik yang berlangsung di DPRD Kabupaten Gowa sangat dengan kontekstual antara Mulyana, Deddy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakary a. Hal. 51. Bandung. Plano, Jack. dkk. (1989). Kamus Analisa Politik. PT. Rajawali. Hal. 24. Jakarta Soewardi, Herman. 1995. Dalil-Dalil Dalam Ujian Disertasi. Diktat. Program Pascasarjana Universitas Padjajaran. Hal. 6. Bandung. Suwardi, Harsono. (1997). Komunikasi Politik. Diktat. Pascasarjana Universitas Indonesia. Hal. 12. Jakarta. Wawancara, NTS. 3 Januari 2012. menjadi legislator. Komunikasi Mueller, J. E. (1973). War presidents and public opinion. New York: Wiley. Hal. 73 Wawancara, RML, 21 September 2011 Wawancara, PTL, 5 Agustus 2011 Wawancara, YSF, 12 Desember 2011 transaksional interaksional.Komunikasi politik transaksional memang dominan terjadi pada sebuah lembaga politik karena adanya „interest‟ dan „power sharing‟. Komunikasi politik interaksional sifatnya lebih umum terjadi dalam keseharian legislator. Daftar Pustaka Ariannie, Lely. (2010). Komunikasi Politik Politisi dan Pencitraan di Panggung Politik. Bandung: Widya Padjajaran. 41 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 BUDAYA POLITIK PATRON-KLIEN PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN DAMPAKNYA TERHADAPPENDIDIKAN DEMOKRASI Oleh: Hasdin 1 Abstrak Salah satu budaya politik yang menonjol di Indonesia adalah kecenderungan pembentukan pola hubungan patronage, baik di kalangan penguasa maupun masyarakat yang didasarkan atas patronage, atau yang oleh James Scott disebut sebagai pola hubungan patron-client.Fenomena hubungan patron klien dewasa ini tetap ada, khususnya yang berwujud dalam bentuk dukungan politik.Tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam kegiatan politik, khususnya pemilukada, para calon atau pendukung para calon berlomba-lomba untuk mencari dukungan dari masyarakat dengan menggunakan segala sarana dan sumber daya yang dimiliki untuk memperoleh dukungan yang besar. Sarana dan sumber daya yang dimiliki oleh para calon dan pendukung para calon dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan berbagai cara, salah satunya melalui jaringan patron-klien. Kata Kunci: Budaya Politik, Patron-Klien, Pemilihan Kepala Daerah, Dampak, Pendidikan Demokrasi. 1 Penulis adalah dosen tetap FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn 42 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 individual.Antara dua individu, yaitu patron Pendahuluan Budaya politik merupakan pola dan si client, terjadi interaksi yang bersifat perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan resipokral benegara, administrasi mempertukarkan sumber daya (exchange of negara, politik pemerintahan, hukum, adat resources) yang dimiliki oleh masing-masing istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati pihak.Si patron oleh seluruh anggota masyarakat setiap berupa kekuasaan, kedudukan atau jabatan, harinya. Budaya politik juga dapat di artikan perlindungan,perhatian, dan rasa sayang, dan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu tidak jarang pula sumber daya yang berupa masyarakat yang memiliki kesadaran untuk materi (harta kekayaan, tanah garapan dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan uang).Sementara, client memiliki sumber kolektif dan penentuan kebijakan publik daya berupa tenaga, dukungan dan loyalitas. untuk masyarakat seluruhnya. Dalam definisi Pola hubungan tersebut akan tetap terpelihara lain, selama masing-masing pihak tetap memiliki penyelenggaraan dijelaskan bahwa budaya politik merupakan sikap individu terhadap sistem atau timbal balik dengan memiliki sumber daya sumber daya tersebut.4 politik dan komponen-komponennya, juga Pola hubungan patron-klien di sikap individu terhadap peranan yang dapat Indonesia terjadi bukan hanya pada bidang dimainkan dalam sebuah sistem politik. 2 ekonomi semata, tetapi biasanya juga terjadi Salah satu budaya politik yang dan digunakan pada bidang-bidang menonjol di Indonesia adalah kecenderungan kehidupan yang lain, seperti bidang politik, pembentukan pola hubungan patronage, baik khususnya pada momen pemilihan umum, di kalangan penguasa maupun masyarakat baik pemilu presiden dan wakil presiden, yang didasarkan atas patronage, atau yang pemilu legislatif, maupun pada pemilu kepala oleh James Scott disebut sebagai pola daerah.Lazimnya suatu rangkaian pemilu, hubungan patron-client atau yang oleh segala daya dan upaya berusaha dilakukan Chabot, Mattulada (1975) dan Putera (1988) orang untuk disebut pola hubungan ponggawa-sawi.3Pola dukungan, termasuk lewat jaringan patron- hubungan klien. 2 dalam konetks ini bersifat Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, The Civic Culture, Princeton, New Jersey, Princeton University Press, 1963: 13. 3 R. Sitti Zuhro, dkk, Demokrasi Lokal Perubahan dan Kesimbungan Nilai-nilai Budaya Politik Lokal. Yogyakarta, Penerbit Ombak, 2009: 184). mendapatkan simpati dan Pembahasan Secara umum hubungan patron-klien bisa bisa digolongkan sebagai hubungan yang 4 Afan Gaffar, Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2006: 109. 43 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 tidak sejajar, tetapi secara teoritis tidak bersifat turun temurun.Patron harus menjaga mengikat klien dari musuh-musuhnya dan melindungi antara atasan (patron atau pemimpin) dengan sejumlah bawahan (klien, dari pelayan berdasarkan perlindungan keluarga klien, kerap patron pertukaran pelayanan yang asimetris, di mana juga memberikan lahan kepada pengikutnya, secara de facto patron tergantung kepada para yang cukup untuk menghidupi seluruh klien yang memberi pelayanan secara cuma- anggota keluarga. Sebaliknya, klien harus cuma yang bisa mencakup kewajiban secara membantu sang patron jika diperlukan, ekonomis, tugas-tugas berupah atau tidak, menyediakan uang tebusan jika sang patron menjadi prajurit perang, dukungan politik, ditangkap sebagai tawanan perang, mahar dan pelayanan lainnya, diimbangi dengan pada saat putri sang patron menikah, atau peran patron untuk menjadi figur pemimpin menutupi biaya perkara yang harus dibayar bagi semua klien dan pemberian bantuan, patron. atau pengikut), tuntutan hukum.Selain menjamin termasuk pinjaman uang dan perlindungan, Fenomena hubungan patron klien yang disediakan sang patron jika diperlukan5. dewasa ini tetap ada, khususnya yang Istilah patron dan klien berasal dari berwujud model yang politik.Tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam berlangsung pada zaman Romawi Kuno. kegiatan politik, khususnya pemilukada, para Seorang patronus adalah seorang bangsawan calon atau pendukung para calon berlomba- yang memiliki sejumlah warga dari tingkat lomba lebih rendah, yang disebut clientes, yang masyarakat dengan menggunakan segala berada di bawah perlindungannya.Meski para sarana dan sumber daya yang dimiliki untuk clientes secara hukum adalah orang yang memperoleh dukungan yang besar.Sarana bebas, mereka tidak sepenuhnya merdeka. dan sumber daya yang dimiliki oleh para Mereka memiliki hubungan yang dekat calon dengan keluarga pelindung mereka, yang dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan nama keluarganya mereka gunakan dan berbagai cara, salah satunya melalui jaringan upacara pemujaan keluarganya mereka ikuti. patron-klien.Fenomena ini terlihat di saat Ikatan antara patron orang Romawi dengan pelaksanaan pemilu atau pemilukada. suatu hubungan sosial klien mereka dibangun berdasarkan hak dan kewajiban timbal balik, yang biasanya dalam untuk dan bentuk mencari pendukung dukungan dukungan para dari calon Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah sebelum tahun 2005 dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Christian Pelras dalam Roger Tol, Kuasa (DPRD). Namun, sejak berlakunya Undang- dan Usaha di Masyarakat Sulawesi Selatan, Makassar, Penerbit Ininnawa, 2009:21-22 Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang 5 Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih 44 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 secara langsung melalui Membicarakan figur berarti berbicara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala mengenai calon beserta segala apa yang Daerah atau disingkat Pilkada. Di Indonesia, dimiliki, Pilkada pertama kali diselenggarakan pada masyarakat, bulan Juni 2005, yaitu pada Pemilihan pengaruh yang besar jika memiliki beberapa Kepala hal, misalnya kekuatan ekonomi, integritas Daerah oleh rakyat Kabupaten Kutai Kertanegara. pengaruh. seseorang akan Dalam memiliki dan pengikut yang banyak. Orang yang latar Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor termasuk 22 Tahun ekonominya tinggi cenderung tentang banyak mendapat simpati dari orang lain Penyelenggaraan Pemilihan Umum, pilkada karena dengan kekayaannya bisa digunakan dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga untuk melakukan segala hal yang tujuannya secara resmi bernama Pemilihan umum agar Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Misalnya membantu masyarakat membangun atau disingkat Pemilukada. Pemilihan kepala rumah ibadah dan kegiatan-kegiatan sosial daerah lainnya dengan misi politik.Jika hal itu pertama yang 2007 belakang diselenggarakan berdasarkan undang-undang Pemilukada DKI mendapatkan suara ini adalah Tahun 2007. gilirannya memiliki basis yang kuat di Kemudian pada tahun 2011, setelah terbit masyarakat, terutama dari orang yang perna undang-undang dibantu. Jakarta baru mengenai dilakukan, maka orang yang banyak. tersebut pada penyelenggaraan pemilihan umum, yaitu Integritas yang baik juga memberi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, pengaruh yang kuat terhadap pencalonan istilah tentang pemilihan kepala daerah dan seseorang pada proses suksesi seperti pilgub, wakil kepala daerah yang digunakan adalah pilbup atau pilwali. Figur seperti ini dipilih Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. karena diharapkan integritasnya yang baik Dinamika pemilihan kepala daerah tersebut dapat menjadi teladan dan wakil kepala daerah, baik di tingkat masyarakat.Konstituen provinsi memilih calon yang integritas, moral atau maupun tingkat kabupaten/kota mungkin sangat menarik untuk dibicarakan terutama kepribadiannya bagi kalangan pemerhati politik. Banyak hal dengan figur yang memiliki pengikut yang atau faktor yang menjadi indikator dalam banyak.Pengikut topik tersebut, misalnya siapa figur-figur didapatkan karena figur tersebut berasal dari yang keluarga layak dicalonkan dan didukung, kendaraan politik apa yang digunakan, basis massa pendukung, peluang masing-masing figur dan lain-lain. besar, tidak tidak bagi yang baik.Begitu banyak pula biasanya bangsawan dan karena ketokohannya. Masyarakat akan mudah mengikuti kemauan atau keinginan dari seseorang, 45 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 apabila orang tersebut memiliki kemampuan oleh mereka kemudian adalah berusaha untuk ekonomi yang tinggi dan suka membantu menjaga dan memelihara kantong-kantong orang kecil. Masyarakat juga akan senantiasa masa tersebut agar tidak diserobot calon mengikuti apa yang dilakukan seseorang jika lainnya orang tersebut memiliki integritas yang baik. mendapatkan kendaraan politik atau partai. Masyarakat juga memiliki kecenderungan dan berusaha Kendaraan politik bagaimana seperti partai patuh atau taat pada seseorang yang berasal politik (parpol) merupakan salah satu wadah dari kaum bangsawan atau pada seseorang yang digunakan para calon kepala daerah yang atau bahkan calon presiden dan wakil ditokohkan.Intinya bahwa antara masyarakat dengan sosok figur tersebut ada presiden interdependensi saling pemilu.Dengan menggunakan partai politik, tidak para calon tidak lagi bekerja sendiri atau hanya ada di masa dulu, tetapi juga masih memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dipraktikan sekarang.Hubungan sendiri, tetapi juga dibantu oleh mesin partai. saling membutuhkan dan interdependensi Orang-orang yang duduk di partai politik, tersebut yang biasa disebut hubungan patron apalagi parpol yang memiliki kursi di klien.Namun, konteks hubungan patron klien DPR/DPRD, dipastikan mempunyai massa yang dilakukan dahulu berbeda dengan yang pendukung dilakukan sekarang.Salah satu sarana untuk tersebut. Tidak jarang juga di partai politik melihat bahwa hubungan patron klien di ada masa sekarang itu masih ada, biasanya pengaruh besar di masyarakat.Bahkan tidak tampak pada saat suksesi-suksesi kepala jarang ada parpol yang sangat kental dengan daerah atau suksesi kepemimpinan nasional. identitas individual atau keluarga. dan membutuhkan.Fenomena sampai tersebut untuk mengikuti yang duduk loyal figur-figur kontestasi terhadap yang partai memiliki Dalam kondisi seperti itu, masyarakat Partai politik saat ini yang sangat atau konstituen memilih tidak lagi melihat kental dengan “identitas individual atau berdasarkan perspektif dan keluarga”,misalnya Partai Demokrat yang kompetensi calon, karena identik dengan keluarga Yudhoyono/Sarwo kedekatan emosional, karena perna dibantu, Edhie Wibowo, Partai Demokrasi Indonesia atau juga karena sang calon berasal dari Perjuangan yang sangat melekat dengan keluarga bangsawan. Pertimbangan pemilih keluarga “Soekarno”. Identitas Prabowo di seperti itu tidaklah sepenuhnya keliru, tetapi Gerindra kurang rasional.Para calon yang berada pada bagaimanapun posisi lagi dilepaskan. Pada partai yang bertitel religius untuk pun kondisi seperti ini terjadi, seperti Amien seperti “mengeluarkan itu profesional melainkan tidak keringat akan banyak” meraup suara pada pemilu. Yang dilakukan Rais di serta Wiranto tak Partai bisa di Hanura, begitu Amanat saja Nasional, 46 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Abdurrahman Wahid di PKB, dan Himi ditembus oleh mereka yang tidak punya Aminuddin/Anis Matta di PKS. kedekatan Dalam teori kepemimpinan Max Weber (1920), “kharismatic kepemimpinan seseorang kekeluargaan atau emosional dengan sang patron. Itu mengapa menjadi mengungkapkan tentang tidak mengherankan bila saat ini dapat dilihat leadership”, konsep di berbagai partai politik, anak-anak sang mengakui patron yang cenderung masih muda dan tunggal memiliki yang kemampuan, daya mentah dalam berpolitik telah ditempatkan di pengaruh, ideologi serta kekuatan untuk posisi strategis di partai politik. Merekalah mampu mengikat dan memastikan kelompok para klientes utama yang akan menjadi yang dipimpinnya selalu menjadikan dirinya patron selanjutnya. sebagai rujukan dan pengambil keputusan Para klientes utama ini berusaha terakhir dan tertinggi. Konsep kepemimpinan untuk terus memastikan posisinya kepada ini sangat cocok untuk kelompok yang sang patron dan terus berusaha untuk berbasis keagamaan. memikat hati para klien-klien yang lain. Para Seorang yang dinilai sebagai charismatic klien lain tentu sadar bahwa masa depan leader ini dinilai sebagai superhuman, ia mereka sangat ditentukan oleh sang Klientes adalah manusia terpilih yang memiliki utama. kekuatan memang mendapatkan posisi atau kekuasaan lain bila kekeluargaan yang dan telah khusus Mereka dijamin tidak akan tidak terus “mendekat” dan “memikat” sang diberikan untuk dirinya. Keberadaan charismatic leader ini klientes utama. membuat partai politik bukan lagi sebagai Machiavelli (1513) dalam bukunya Il tempat yang terbuka dan menjadi kesempatan Principe(Sang Pangeran) menuliskan dengan untuk mengekspresikan sangat gamblang tentang relasi patron-klien pemikirannya dan mendapatkan kesempatan ini sebagai sebuah upaya dari sang penguasa yang sama untuk memimpin. Melainkan telah untuk bertransformasi "…seorang penguasa yang bijaksana harus siapapun dapat menjadi sebuah ruang aktualisasi patron-klien yang sangat nyata. Tokoh atau charismatic leader ini melestarikan kekuasaannya. membangun kekuasaannya berdasarkan apa yang ia sendiri kuasanya dan bukan adalah sang patron, dan lingkar-lingkar berdasarkan apa yang orang lain kuasai; ia terdekat adalah kliennya, dan para klien inti harus berusaha agar ia tidak dibenci, seperti ini berperan sebagai patron untuk lingkar yang telah dicatat.....".6teori Machiavelli ini selanjutnya, dan begitu terus berkembang sangat dikenal seantero dunia dan telah hingga hirarki di partai politik menjadi sangat berlapis (Jackson, 1981; Scott, 1993; Jarry, 1991 ) dan menjadi sangat sulit untuk 6 http://www.planetpdf.com/planetpdf/pdfs /free_ebooks/The_Prince_T.pdf 47 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 menjadi rujukan dari banyak penguasa dunia Menurut penulis, ada beberapa untuk memastikan diri dan keluarganya dapat dampak yang bisa ditimbulkan dari relasi berkuasa untuk jangka panjang. Beberapa patron klien terhadap Pendidikan Demokrasi. contoh nyata di dunia modern saat ini adalah Dampak ini bisa jadi belum cukup dirasakan Monarki Saudi Arabia, Keluarga Kim Jong Il oleh masyarakat secara langsung, namun bila di Korea Utara dan Klan Qaddafi di Libya tidak ada mekanisme untuk mengubah pola (yang relasi ini dengan segera, maka akan ada telah runtuh akibat gelombang reformasi). kemungkinan Lebih Indonesia kembali mengalami kemunduruan di masa menjelaskan bagaimana ulah para klien untuk datang. Dampak-dampak yang terjadi antara memastikan mereka tetap dalam ikatan sang lain: atau Machiavelli di juga penguasa lanjut demokrasi sang patron atau sang charismatic leader. “...Sudahlah hal yang lumrah bagi mereka yang ingin 1. Tumbuhnya partisipasi politik yang bersifat top down. Praktik hubungan patron klien dalam memenangkan hati seorang Pangeran harus menawarkan kepadanya hadiah-hadiah yang merupakan harta mereka yang paling berharga, harta yang mereka ketahui akan kehidupan politik, patron klien dalam khususnya dalam pemilihan kepala daerah menurut penulis memiliki dampak kurang baik bagi kehidupan demokrasi.Bagaimana tidak, orang tidak bebas lagi mana masyarakat (klien) kurang memiliki ruang yang luas dalam menentukan afiliasi politiknya.Partisipasi yang lahir dari klien disukai sang Pangeran…” Hubungan kehidupan politik memberikan dampak di menentukan pilihan politiknya karena sudah terikat hubungan atau ikatan dengan patron-nya. Walaupun secara ideal menurut pertimbangan sang klien, sosok patron bukanlah figur yang tepat adalah buah dari mobilisasi patron.Partisipasi bukanlah mobilisasi.Partisipasi adalah inti demokrasi.Dalam seseorang tidak bisa “balas budi” sehingga “dengan terpaksa” sang klient harus memberikan pilihannya pada sang patron. pilitik, dipaksakan untuk mengatakan “ya” pada suatu keputusan politik, tetapi dimungkinkan untuk mengatakan “tidak”. Namun, apabila orang terikat dengan hubungan patron-klien maka sudah sukar baginya untuk tidak mendukung apa yang menjadi keinginan patron. Strategi untuk dipilih menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah, namun karena perasaan partisipasi mobilisasi ini banyak dilakukan oleh partai-partai politik peserta pemilu atau pemilukada dengan cara merekrut figur-figur di daerah yang punya pengaruh besar, memiliki kekayaan dan jabatan untuk menjadi pimpinan atau 48 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 pengurus partai di daerah. Banyak contoh memang sudah memenuhi kapasitasnya layak yang mendapatkan tanggung jawab publik dan bisa dikemukakan, misalnya ada seorang gubernur, bupati atau walikota yang politik yang menjabat sebagai ketua atau pimpinan sebuah politik.Relasi patron-klien telah merusak partai politik di daerah. konsep kaderisasi partai dan membuat arena kompetisi 2. Lemahnya kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan politik Berbagai lemahnya kaderisasi dan ini lahir (kalau figur-figur tidak bisa Pertanyaannya, menyusul lama/senior dikataan uzur). “kemana yang muda?”.Bukankah kita telah melihat di media tentang keberadaan politisi muda yang memiliki kapasitas dan integritas.Namun mengapa sebagai mereka figur bangsa.Anekdot tidak yang dijadikan pemimpin politik berikut mungkin cocok untuk menjawab pertanyaan tersebut, “yang muda tidak akan berkuasa karena mereka tidak memiliki nama belakang Yudhoyono, Wahid, atau SoekarnoPutra/Putri”. banyak partai politik yang benar-benar menyiapkan kaderisasi bagi anggota dan anggota.Kurikulum dan “kutu Fenomena “kutu loncat” ini sebenarnya tidak bisa sepenuhnya dikatakan salah.Menurut penulis, salah satu faktor penyebabnya karena kentalnya budaya patron-klien di partai politik mereka sebelumnya yang sukar untuk diterobos.Faktor inilah kemudian yang meimbulkan regenerasi mandeknya kepemimpinan kaderisasi dan politik.Banyak contoh kasus tentang hal ini yang bisa dilihat dalam kehidupan partai politik di tanah air. Merujuk kembali ke era Romawi kuno, saat demokrasi sedang dikembangkan, dikenal seorang Negarawan yang pandai berorasi dan memiliki kapasitas politik yang besar, meski dirinya belum begitu dikenal oleh banyak orang saat itu, ia membuktikan kualitasnya dalam ajang pemilihan yang terbuka dan kompetitif. Negarawan muda ini Bila melihat sistem kaderisasi, tidak calon diperparah dengan fenomena dalam bursa “transfer” politisi di Indonesia. terus tahun 2014 dari beberapa partai politik yang adalah terhambat. regenerasi munculnya nama-nama calon Presiden pada notabene muda partai loncat” yang sedang menjadi trend tersendiri mencuat dalam beberapa bulan terakhir sinis pemimpin oleh mengenai kepemipinan politik di Indonesia ini.Komentar fasilitasi Bobroknya sistem kaderisasi dan regenerasi ini diskursus di jenjang kaderisasi yang mapan seharusnya yang melandasi alur kaderisasi dan regenerasi sebuah partai politik.Sehingga seorang yang memenangkan suara mutlak dan menjadikan dirinya sebagai Konsul di Romawi Kuno pada usia 27 Tahun. Sosok itu bernama Marcus Tullius Cicero.Kisah ini bisa jadi akan sangat sulit kita temui di Indonesia. Mereka yang muda bila tidak di dukung oleh Patron atau memiliki modal besar, tidak akan 49 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 mungkin mengisi jabatan politik dan publik meraih kekuasaannya.Masyarakat pun tidak tertentu. Atau bisa jadi, memang tidak ada lagi kompetisi yang memungkinkan politisi dan profesional, negarawan melainkan dengan hanya pertimbangkan kapasitasnya. muda untuk membuktikan Hal ini juga bisa menjadi Budaya Politik Subyek dan dasar integritas, pilihan untuk mempertimbangkan sebuah politik bagi dirinya dalam berkontribusi untuk masa depan bangsa. Ia hanya dihadapkan pada pilihan “uang” dan Reformasi yang digulir tahun 1998 sebenarnya kompetensi atas Masyarakat pun tak punya banyak keputusan 3. Berkembangnya pemimpin pencitraan. tantangan bagi bagi kaum muda di Indonesia untuk menjadi Cicero-Cicero Merah-Putih. memilih telah memberikan secercah harapan bagi berkembangnya budaya politik partisipan, namun kuatnya budaya politik patron klien yang masih berkembang di kalangan elit politik dan penyelenggara pemerintahan menjadi suatu tantangan bagi “citra”, bukan memberikan demokrasi bagi dilihatnya demokrasi pendidikan masyarakat. Sehingga sebagai sebuah kesempatan untuk mendapatkan kaos baru, spanduk untuk alas tidur, makan siang gratis hingga bagi-bagi uang untuk melanjutkan hidup. iklim demokrasi kita. Rakyat yang mulai peduli dengan kehidupan politik, justru tidak Kesimpulan diimbangi dengan perilaku elit politik yang masih memelihara mentalitas budaya politik lama.Sehingga budaya politik yang sudah mengarah pada partisipanberbelok budaya arah dan politik cenderung menjadi budaya politik subjek.7 praktis korban dari demokrasi yang tidak berkualitas patron-klien telah menjadikan masyarakat sebagai komoditas yang diperjualbelikan oleh para politisi untuk 7 pada pemilihan kepala daerah (gubernur, bupati atau walikota di Indonesia memang tidak realitasnya bisa dipungkiri adalah benar-benar bahwa ada daerah yang masih merupakan keturunan bangsawan, Lagi-lagi masyarakat selalu menjadi Indonesia.Relasi klien) dipraktikan.Dinobatkannya tokoh-tokoh di 4. Masyarakat menjadi komoditas politik di Budaya politik patronage (patron- Gabriel A.Almond dalam Mochtar Mas’oed dan Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2001: 42. memiliki jabatansebagai kekayaan pimpinan partai dan politik merupakan salah satu bukti bahwa parpol masih menggunakan atau memanfaatkan tokoh-tokoh itu (patron) untuk bisa mendapatkan simpati dan dukungan dari masyarakat (klien) pada pemilu atau pemilukada. Pada dasarnya strategi yang demikian dalam politik tidaklah keliru, 50 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 namun di sisi lain memiliki dampak yang kurang baikbagi pendidikan demokrasi di masyarakat. Daftar Pustaka Afan Gaffar.2006. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta: Gabriel A. Almond dan Sidney Verba.1963. The Civic Culture, New Jersey: Princeton University Press. Princeton. http://www.planetpdf.com/planetpdf/pdfs/fre e_ebooks/The_Prince_T.pdf Mochtar Mas’oed dan Colin MacAndrews.2001. Perbandingan Sistem Politik. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Roger Tol. 2009. Kuasa dan Usaha di Masyarakat Sulawesi Selatan. Ininnawa. Makassar. R. Sitti Zuhro, dkk.2009. Demokrasi Lokal Perubahan dan Kesimbungan Nilainilai Budaya Politik Lokal. Ombak. Yogyakarta. 51 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVOKASI PADA SISWA KELAS IPS/IIS 1 DI SMA NEGERI 2 PASANGKAYU Oleh : Hasan 1 Mulyana2 ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang apakah dengan penerapan model pembelajaran advokasi dapat meningkatkan hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 1 SMA Negeri Pasangkayu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 SMA Negeri 2 Pasangkayu melalui penerapan model pembelajaran advokasi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Data yang diperoleh yaitu dari hasil belajar siswa hasil observasi aktivitas siswa dan guru. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS/IIS 1 di SMA Negeri 2 Pasangkayu. Hasil penelitian siklus I siswa yang tuntas yaitu 13 orang 28 orang siswa dengan presentase ketuntasan belajar klasikal yaitu 46,42% dan daya serap klasikal yaitu 80,71%. Pada siklus II mengalami peningkatan ketuntasan siswa yaitu 25 dari 28 orang siswa dengan ketuntasan belajar klasikal yaitu 89,28% dan daya serap klasikal yaitu 91,25%. Hasil observasi pada siklus I aktivitas guru diperoleh nilai rata-rata pada pertemuan I yaitu 67,3% dan pertemuan II yaitu 73,0%. Pada siklus II memperoleh nilai rata-rata pada pertemuan I yaitu 82,69% dan pada pertemuan II yaitu 88,46%. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I diperoleh nilai ratarata pada pertemuan I yaitu 50% dan pertemuan II yaitu 66,6%. Pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan diperoleh nilai rata-rata pada pertemuan I yaitu 83,33% dan pada pertemuan II yaitu 88,88%. Pada siklus I dan siklus II hasil debat kelompok juga mengalami peningkatan. Dengan demikian bahwa penerapan model pembelajaran advokasi dapat meningkatkan hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 di SMA Negeri 2 Pasangkayu. Kata Kunci : 1 2 Hasil Belajar, Model Pembelajaran Advokasi Dosen Tetap Pada Program Studi Pendidikan Sejarah Guru di SMA Negeri 2 Pasangkayu 52 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 THE APPLICATION OF LEARNING MODELS ADVOCACY CAN IMPROVE LEARNING OUTCOMES IN THE HISTORY OF CLASS XI IPS / IIS 1 1 SMA PASANGKAYU ABSTRACT This study discusses whether the application of learning models advocacy can improve learning outcomes in the history of class XI IPS / IIS 1 1 SMA Pasangkayu. The purpose of this study was to determine the learning outcome history in class XI IPS / IIS 1 SMA 2 Pasangkayu through the application of learning models advocacy. This research is classroom action research (PTK. The data obtained is quantitative data and qualitative data, quantitative data is data obtained from the results of student learning while qualitative data is data obtained during the learning process takes place that includes (1) the activities of students, the activities of teachers. The subjects were students of class XI IPS / IIS 1 at SMAN 2 Pasangkayu. In the early stages of pre-action researchers conducted tests with a number of essay questions as much as 5 numbers to derive value from the analysis that is amounting to 17.85% due classical and classical absorption of 55.85%. Results of research students who complete the first cycle is 13 people and are not exhaustive of 15 people with classical learning completeness percentage is 46.42% and the absorption of classical ie 80.71%. In the second cycle to increase student mastery of 25 complete and incomplete 3 people with classical learning completeness that is 89.28% and the absorption of classical ie 91.25%. For qualitative data on the first cycle of teacher activity average values obtained in the first meeting, namely 67.3% and 73.0% which is the second meeting. In the second cycle to increase and obtain the average value at the first meeting, namely 82.69%, and the second meeting is 88.46%. For activity of students in the first cycle the average values obtained in the first meeting, namely 50% and meeting II is 66.6%. In the second cycle student activity increased with the average values obtained in the first meeting, namely 83.33%, and the second meeting is 88.88%. Thus the application of learning models advocacy can improve learning outcomes in the history of class XI IPS / IIS 1 at SMAN 2 Pasangkayu. Keywords: Results Learning, Learning Model Advocacy 53 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Advocacy learning dipandang sebagai Pendahuluan Kegiatan belajar mengajar adalah inti dalam pendidikan yang berlangsung di kelas dan di luar kelas, segala sesuatu yang telah dilaksanakan diprogramkan dalam proses akan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang dicapai. telah ditetapkan dapat Bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu cita-cita yang akan dicapai suatu adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru dalam pembelajaran tidak dapat sesuka hatinya dan akan mengabaikan tujuan yang akan dirumuskan. Tujuan kegiatan pembelajaran tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lain diabaikan. Salah satu komponen yang penting untuk mencapai tujuan yaitu metode pembelajaran. merupakan salah Jadi satu cara metode untuk mencapai tujuan dalam ppembelajaran (Suryani .N & Agung Leo, 2012:49). Pembelajaran advokasi yaitu pengajaran berpusat pada siswa (studentcentered advocacy diidentikkan dengan learning) sering proses debat. alternatif terhadap pengajaran didaktis (mendidik) di dalam kelas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari isu-isu sosial dan personal yang berarti melalui keterlibatan langsung dan partisipasi pribadi. Belajar advokasi menunut siswa menjadi advokat dari pendapat tertentu yang bertalian dengan topik yang tersedia Hamalik Oemar, (2001: 228). Berdasarkan hasil observasi awal dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran pendekatan dan wawancara dengan Apipa S.Pd selaku guru mata pelajaran sejarah kelas XI IPS/IIS 1 SMA Negeri 2 Pasangkayu diperoleh informasi bahwa nilai ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 sebagai standar kelulusan siswa. Sehingga ini menjadi patokan siswa agar bisa tuntas dalam setiap mata pelajaran yang diberikan oleh guru khususnya pada mata pelajaran sejarah. Namun kenyataannya siswa SMA Negeri 2 Pasangkayu khususnya kelas XI IPS/IIS 1 masih banyak dibawah nilai rata-rata dengan ketuntasan yang rendah yaitu 67,8% atau hanya 19 orang yang tuntas dari 28 orang siswa, sehingga hasil belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. perhatian Tentunya dan diperlukan pemilihan model 54 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 pembelajaran yang tepat, sesuai dengan Berdasakan uraian diatas, maka pokok bahasan dan perkembangan siswa. dirumuskan Namun kenyataan dilapangan bahwa berikut: selama ini guru sejarah SMA Negeri 2 model Pasangkayu model meningkatkan hasil belajar sejarah pada pembelajaran yang kurang tepat sesuai siswa kelas XI IPS/IIS 1 1 SMA Negeri dengan perkembangan siswa. Sehingga Pasangkayu”?.berdasarkan mengakibatkan masalah maka tujuan penelitian ini adalah dalam menggunakan siswa proses tidak mandiri pembelajaran hanya untuk masalah “Apakah dengan pembelajaran mengetahui yaitu sebagai penerapan advokasi apakah dapat rumusan dengan sebagian siswa yang aktif pada saat penerapan model pembelajaran advokasi proses pembelajaran berlangsung. dapat meningkatkan hasil belajar sejarah Faktor yang mempengaruhi kurangnya hasil belajar siswa salah satunya adalah pemilihan pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 1 SMA Negeri 2 Pasangkayu. model Berdasarkan tujuan penelitian pembelajaran yang kurang tepat sehingga diatas, maka yang menjadi manfaat dari mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini yaitu: Untuk siswa, agar penelitian dapat memberikan motivasi kemudahan tindakan menerapkan “Model kelas dengan Pembelajaran dan kejelasan sehingga dapat Advokasi Di SMA Negeri 2 Pasangkayu meningkatkan kemampuan memahami Khususnya pada siswa kelas XI IPS/IIS pelajaran sejarah dan pada akhirnya dapat 1” model meningkatkan hasil belajar. Untuk guru, pembelajaran advokasi ini siswa dapat sebagai masukan bagi guru untuk dapat lebih proses dijadikan sebagai bahan pertimbangan terutama untuk memilih model pembelajaran yang dalam memahami kemampuan siswa tepat agar dapat meningkatkan hasil terhadap mata pelajaran sejarah sehingga belajar siswa. Untuk sekolah, dengan dapat memperoleh hasil belajar yang penelitian ini diharapkan dapat dijadikan lebih mendukung referensi untuk membantu menentukan peningkatan hasil belajar siswa maka kebijakan dalam memotivasi, kreativitas guru dalam melakukan pembelajaran dan inovasi pembelajaran bagi guru dikelas perlu persiapan yang matang. disekolah.Untuk yang diharapkan dengan efektif pembelajaran baik pada saat berlangsung Untuk peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pemahaman 55 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 mengenai model pembelajaran advokasi diperoleh dari siswa dan guru yaitu data dan dapat memberikan informasi yang tentang pelaksanaan kegiatan belajar berharga bagi penelitian selanjutnya. mengajar dikelas pada saat dilakukan Untuk lembaga universitas, menambah tindakan referensi lembar observasi serta data hasil belajar dan khasanah pengetahuan dalam model pembelajaran advokasi. dan dikumpulkan melalui siswa yang diambil melalui tes, setelah data terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Metode Penelitian Jenis penelitian ini yaitu siswa. penelitian tindakan kelas (PTK) yang Instrument penelitian adalah alat bertujuan untuk mengembangkan atau atau memecahkan yang digunakan oleh yang terjadi peneliti dalam mengumpulkan data agar penggunaan model lebih mudah dan hasilnya lebih baik pembelajaran advokasi. Penelitian ini dalam arti lebih cermat, lengkap, dan mengacu model sistematis sehingga data lebih mudah oleh diolah (Arikunto.S dalam Diana Elisa, dikelas masalah fasilitas melalui penelitian pada yang desain atau dikembangkan Kemmis dan Mc. Taggart dengan tahapan 2014: 29) yaitu: pelaksanaan tersebut maka peneliti menggunakan tindakan yang terdiri dari: perencanaan, bahan dan alat yaitu lembar observasi pelaksanaan tindakan, observasi, dan guru dan siswa dan Tes hasil belajar refleksi, kemudian dilaksanakan dalam siswa kelas XI IPS1. pratindakan dan Memahami dari pengertian dua siklus. Penelitian ini dilaksanakan di Ada dua jenis data yang dapat SMA Negeri 2 Pasangkayu dan yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu data dijadikan subjek penelitian adalah kelas kualitatif dan data kuantitatif. Presentase XI IPS/IIS 1 yang berjumlah 28 orang rata-rata dihitung dengan menggunakan yaitu laki-laki terdiri 14 orang dan rumus sebagai berikut: perempuan 14 orang. Presentase Jenis yang ditetapkan adalah data nilai 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 kualitatif dan data kuantitatif. dan teknik pengumpulan mengumpulkan menggunakan data yaitu data sumber peneliti dengan data Kriteria tindakan dapat yang rata-rata = x 100 % keberhasilan ditentukan sebagai berikut: yang 56 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 75% < NR ≤ 100% : Sangat baik yang akan diteliti. Hal ini dilakukan 50% < NR ≤ 75% : Baik dengan tujuan yaitu untuk mengetahui 25% < NR ≤ 50% : Cukup baik materi yang akan diajarkan sesuai dengan 0% < NR ≤ 25% : Kurang. kurikulum (Arikunto.S dalam Diana Elisa, 2014: 29) Teknik yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang yang berlaku menyediakan hal-hal yang dan berkaitan dengan tahap persiapan penelitian serta mengetahui kondisi kelas sebelum diperoleh dari tes hasil belajar siswa melakukan penelitian mengenai hasil adalah: belajar siswa yang akan dijadikan sebagai 1) Presentase dari daya serap individu menggunakan rumus: acuan untuk menentukan rencana tindakan pada siklus I. Daya serap secara individu = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑜𝑎𝑙 2) Ketuntasan Hasil Penelitian x 100 % belajar klasikal Perencanaan Tindakan Siklus I menggunakan rumus: Ketuntasan belajar 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ𝑛𝑦𝑎 3) Daya klasik klasikan menggunakan rumus: serap 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑠𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑠 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 Setelah = x 100 % serap Daya Hasil Penelitian Siklus awal, melakukan selanjutnya peneliti observasi membuat persiapan siklus I yaitu sebagai berikut: 1. Membuat perangkat pembelajaran klasik x 100 %. (RPP) sesuai dengan penerapan model (Depdikbud, dalam Marnawati, pembelajaran advokasi (proses debat). 2. Menyiapkan materi yang akan 2009: 21) diajarkan. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 3. Membuat instrument penelitian tindakan, yang meliputi alat evaluasi berupa penelitian ini diiawali dengan melakukan tes disertai jawaban dan panduan observasi awal melalui wawancara pada penskoran. Sebelum melakukan guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Pasangkayu, khususnya guru 4. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa. sejarah yang mengajar di kelas IPS/IIS 1 57 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 pertemuan I yaitu 50% dan pertemuan II Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan Siklus I ini yaitu 66,6% dengan menggunakan dilakukan 3 kali pertemuan. 2 kali kriteria tingkat keberhasilan tindakan pertemuan kegiatan belajar mengajar dapat diketahui bahwa aktivitas siswa (KBM) dan 1 kali pertemuan tes akhir pada pertemuan I berada dalam kategori tindakan mengajar cukup baik sedangkan pertemuan II (KBM). Siklus I dilaksanakan pada berada kategori baik. Sedangkan hasil tanggal 10 januari 2015, 15 januari 2015 observasi aktivitas guru Pada Siklus I, dan 17 januari 2015. Dilaksanakan tes pada pertemuan I diperoleh skor 35 dari hasil belajar pada Siklus I pada kelas XI skor maksimal 52 dan pertemuan II IPS/IIS 1 di SMA Negeri 2 Pasangkayu diperoleh skor 38 dari skor maksimal 52. dengan kegiatan materi kekuasaan belajar “Perluasan tentang kolonial pengolahan data diperoleh kepulauan presentasi nilai rata-rata (NR) pertemuan Indonesia”. Pada Siklus I dilaksanakan I yaitu 67,3% dan pertemuan II yaitu model 73,0% pembelajaran mengacu pada di Hasil advokasi rencana pembelajaran (RRP) yang dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan dapat diketahui bahwa aktivitas dengan 2 kali guru pada pertemuan I berada dalam pertemuan. kategori baik dan pertemuan II berada Tindakan Siklus I dalam kategori baik. Selama pelaksanaan tindakan Hasil Belajar Siswa Siklus I dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan, yang dilakukan oleh Apipa, S.pd dan 1 mahasiswa sebagai pengamat (observer). Pada Siklus I hasil observasi kegiatan siswa pada pertemuan I diperoleh skor 18 dari skor maksimal 36 dan pertemuan ke II diperoleh skor 24 dari skor maksimal 36. Hasil pengolahan data dengan menggunakan diperoleh nilai rata-rata (NR) rumus pada Setelah melaksanakan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran advokasi (debat) dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu pemberian tes uraian kepada siswa dengan jumlah soal sebanyak 5 nomor untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan kemudian dianalisis. Skor rata-rata yaitu diperoleh skor tertinggi 90, skor terendah 60, dan nilai rata-rata 58 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 80,8% dari 28 orang siswa yang tuntas 1. Siswa kurang memperhatikan hanya terdiri 13 sementara presentase penyampaian tuntas klasikal sebesar 46,42% dan daya konsep yang akan serap klasikal 80,71%. Hasil tersebut diperdebatkan. diatas mengharuskan materi tentang peneliti 2. Siswa tidak menyimpulkan materi melanjutkan tahap ke siklus II untuk yang sudah diperdebatkan dan lebih meningkatkan hasil belajar siswa sering keluar masuk. terhadap materi tentang “Peralawanan 3. Siswa kurang perhatian dalam bangsa Indonesia menetang dominasi proses pembelajaran karena tidak asing”. Sedangkan hasil debat pada ada buku pegangan siswa. siklus I diperoleh skor masing-masing 4. Sebagian siswa masih memiliki kelompok yaitu kelompok I memperoleh rasa takut dalam mengeluarkan skor pendapat 29,5 (baik), kelompok II memperoleh skor 29,7 (baik), kelompok III memperoleh skor 30,7 (hebat), ketika proses debat berlangsung. 5. Guru kurang memberi kelompok IV memperoleh skor 30,2 kesempatan kepada siswa untuk (hebat), kelompok V memperoleh skor 32 mengamati (mempelajari) materi (hebat), kelompok VI memperoleh skor sebelum melaksanakan debat. 30,7 (hebat) dan kelompok VII memperoleh skor 29,2 (baik). Hasil Penelitian Siklus II Persiapan Tindakan Siklus II Refleksi Tindakan Siklus I Dari hasil refleksi pada Siklus I Dari hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru serta hasil tes tindakan pada Siklus I yang digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan yang lebih efektif untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus selanjutnya. Adapun beberapa kekurangan yang terdapat pada Siklus I yaitu sebagai berikut: maka perlu dilakukan tindakan Siklus II dengan perencanaan yaitu sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan hasil tes pada Siklus I kepada siswa agar lebih termotivasi dalam mengikuti proses debat. 2. Menyiapkan materi pelajaran yang akan diperdebatkan. 59 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 4. Membuat diperoleh skor 30 dari skor maksimal 36 dan pertemuan II diperoleh skor 32 dari lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru. 5. Membuat tes essay dan jawaban. skor maksimal 36. Dari hasil pengoalahan data diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) yaitu 83,33% dan pada pertemuan II diperoleh nilai rata- Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan Siklus II ini rata-(NR) yaitu 88,88%. Dari hasil dilakukan 3 kali pertemuan yang terdiri observasi dari 2 kali pertemuan kegiatan proses menunjukkan bahwa nilai rata-rata (NR) pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk pada pertemuan I dan II masuk dalam pemberian tes akhir pada tindakan Siklus kategori sangat baik. Sedangkan hasil II dan kegiatan ini dilaksanakan pada observasi aktivitas Guru pada pertemuan tanggal 22 Januari 2015, 24 Januari 2015 I diperoleh skor 43 dari skor maksimal 52 dan 31 Januari 2015 dikelas XI IPS/IIS 1 dan pada pertemuan II diperoleh skor 46 SMA Negeri 2 Pasangkayu dengan dari skor maksimal 52. Dari hasil materi tentang “Perlawananan bangsa pengolahan data diperoleh presentase Indonesia menentang dominasi asing” nilai rata-rata (NR) yaitu 82,69% dan dengan model pembelajaran Advokasi. pada pertemuan II diperoleh nilai rata- Pelaksanaan pada Siklus II ini sama rata-(NR) yaitu 88,46%. Dari hasil dengan pelaksanaan tindakan Siklus I observasi aktivitas Guru ini menunjukkan tetapi bahwa dengan rencana pelaksanaan aktivitas nilai rata-rata siswa (NR) ini pada pembelajaran (RPP) yang telah direvisi. pertemuan I dan II masuk dalam kategori Observasi Tindakan Siklus II sangat baik. Selama pelaksanaan tindakan Hasil Belajar Siswa Siklus II dilakukan observasi terhadap aktivitas Setelah melaksanakan tindakan siswa dan aktivitas guru. Observasi siklus II dengan menerapkan model dilakukan dengan pembelajaran advokasi (debat) kemudian mengamati kegiatan proses pembelajaran kegiatan selanjutnya yaitu pemberian tes dengan mengisi lembar observasi yang uraian kepada siswa dengan jumlah telah disediakan. sebanyak 5 nomor dengan skor maksimal oleh peneliti Berdasarkan aktivitas siswa hasil pada observasi pertemuan I yaitu 100 dan skor terendah yaitu 70 dan nilai rata-rata 91,25%. Jumlah siswa yang 60 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 tuntas yaitu 25 dari 28 orang siswa, berlangsung. Siswa senang mengikuti sementara proses presentase tuntas klasikal pembelajaran sejarah dengan sebesar 89,28% dan daya serap klasikal model pembelajaran Advokasi. Karena 91,25%. Sedangkan hasil debat pada model pembelajaran ini merupakan hal siklus II diperoleh skor masing-masing baru bagi siswa. Sebagian besar siswa kelompok yaitu kelompok I memperoleh hadir skor 35 (super), kelompok II memperoleh langkah-langkah skor pembelajaran dilaksanakan oleh guru 32,5 (hebat), kelompok III memperoleh skor 34,2 (hebat), kelompok IV memperoleh skor 34 tepat waktu. Hampir dalam semua proses dengan baik. (hebat), kelompok V memperoleh skor 36 (super), Pembahasan kelompok VI memperoleh skor 36,5 Pada pembahasan ini akan (super) dan kelompok VII memperoleh diuraikan hasil observasi siswa dan guru skor 36 (super). serta Refleksi Tindakan Siklus II menggunakan Berdasarkan data yang diperoleh hasil tes siswa dengan penerapan model pembelajaran advokasi. dari hasil observasi aktivitas siswa dan yang didapatkan observasi aktivitas guru serta hasil penelitian yang telah dilakukan pada tindakan selama pelaksanaan tindakan tanggal 10 Januari sampai tanggal 31 Siklus II. Berikutnya dilakukan evaluasi Februari tahun 2015 telah memberikan untuk mengetahui dampak dari tindakan gambaran bahwa aktivitas siswa dan yang diberikan. Adapun hasil evaluasi aktivitas guru serta hasil analisis tes essay pelaksanaan tindakan Siklus II yaitu: pada siklus I dan siklus II mengalami Motivasi proses peningkatan yang cukup baik. Hal ini pembelajaran sudah semakin meningkat. menunjukkan bahwa penerapan model Hal kegiatan pembelajaran advokasi (debat) cukup pengamatan siswa lebih aktif dalam efektif untuk diterapkan. Sebab dengan debat. menggunakan ini siswa terlihat Pemahaman dalam ketika siswa dalam telah Sebagaimana pada pembelajaran hasil model menyerap dan memahami materi sudah advokasi ini, akan dapat meningkatkan meningkat terlihat pada hasil observasi. minat dan motivasi belajar siswa. Oleh Siswa sudah berani dalam mengeluarkan karena itu, proses pembelajaran dengan pendapat/argument ketika proses debat model advokasi ini sangat penting untuk 61 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 diterapkan demi meningkatkan belajar diperoleh nilai rata-rata (NR) yaitu siswa dan daya nalar siswa yang baik 88,88%. Hal ini menunjukkan bahwa serta siswa bisa lebih menjadi aktif dalam pada siklus II aktivitas siswa mengalami proses pembelajaran. peningkatan. Sedangkan hasil observasi Aktivitas Belajar aktivitas guru siklus II pada pertemuan I Hasil observasi mengenai diperoleh presentase nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I yang aktivitas (NR) yaitu 82,69% dan pada merupakan diperoleh pertemuan II diperoleh nilai rata-rata- presentase nilai rata-rata (NR) 50% (NR) yaitu 88,46% dengan kategori. Hal dalam kategori cukup baik. Sementara ini menujukkan bahwa pada siklus II ini pertemuan II diperoleh presentase nilai juga rata-rata pertemuan I dan pertemuan II. pertemuan (NR) menunjukkan I yaitu bahwa 66,6% aktivitas ini mengalami peningkatan pada siswa dalam kategori baik dan mengalami Hasil Belajar peningkatan bila dibandingkan dengan Sementara berdasarkan pada hasil pertemuan I. Sedangkan hasil observasi analisis tes essay siklus I diperoleh aktivitas guru pada siklus I pertemuan I presentase daya serap klasikal sebesar diperoleh presetase nilai rata-rata (NR) 80,71% dengan siswa yang tuntas 13 yaitu 67,3% dan pertemuan II diperoleh orang dari 28 siswa. Sedangkan pada nilai rata-rata (NR) yaitu 73,0%. Hal ini siklus II diperoleh presentase daya serap menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam klasikal mencapai 91,25% dengan siswa pembelajaran peningkatan yang tuntas 25 dari 28 siswa. Ini artinya dari 67,3% menjadi 73,0%. Ini artinya presentase daya serap klasikal pada model pembelajaran advokasi sangat siklus cocok untuk diterapkan, karena model peningkatan. advokasi ini mengalami I ke siklus II mengalami setelah terapkan pada Penghargaan prestasi kelompok peserta didik mau pun guru terus debat (advokasi) pada siklus I diperoleh mengalami peningkatan yang singnifikan. hasil Sementara hasil observasi bahwa kelompok kelompok 1 dengan skor baik adalah 29,5, aktivitas siswa siklus II pada pertemuan I kelompok 2 adalah kelompok baik diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) dengan skor 29,7, kelompok 3 adalah yaitu 83,33% dan pada pertemuan II kelompok hebat dengan skor 30,7, 62 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 kelompok 4 adalah kelompok hebat Penutup dengan skor 30,2, kelompok 5 adalah kelompok hebat dengan skor 32, Berdasarkan diperoleh bahwa hasil dari analisa pelaksanaan kelompok 6 adalah kelompok hebat tindakan siklus I dan siklus II dengan dengan skor 30,7, dan kelompok 7 adalah menerapkan kelompok 29,2. advokasi maka dapat disimpulkan bahwa: Sedangkan pada pembelajaran siklus II Penerapan model pembelajaran advokasi mengalami peningkatan yaitu diperoleh dapat meningkatkan hasil belajar sejarah hasil pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 di SMA baik bahwa kelompok dengan skor kelompok super 1 dengan adalah skor model pembelajaran 35, Negeri 2 Pasangkayu. Hasil observasi kelompok 2 adalah kelompok hebat aktivitas siswa dan guru diperoleh yaitu : dengan skor 32,5, kelompok 3 adalah Aktivitas siswa pada siklus I yaitu 66,6% kelompok hebat dan dengan skor 34,2, pada siklus II mengalami kelompok 4 adalah kelompok hebat peningkatan yaitu 88,88%. presentase dengan skor 34, kelompok 5 adalah kenaikan nilai aktivitas siswa dari siklus I kelompok kesiklus super dengan skor 36, II yaitu sebesar 22,28%. kelompok 6 adalah kelompok super Aktivitas guru pada siklus I yaitu 73,0% dengan skor 36,5, dan kelompok 7 adalah dan kelompok super dengan skor 36. peningkatan yaitu 88,46%. Presentase Penerapan model pembelajaran advokasi (debat) menghidupkan pembelajaran dinggap suasana dikelas, pada siklus II mengalami kenaikan nilai aktivitas guru dari siklus I dapat kesiklus II yaitu sebesar 15,46%. Jumlah kegiatan siswa yang tuntas belajar siklus I terdiri siswa 13 orang siswa dan pada siklus II terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mengalami peningkatan yaitu jumlah terutama dalam proses debat, dimana siswa yang tuntas terdiri 25 orang siswa suasana mendukung dari 28 orang siswa. Pada Siklus I merupakan salah satu memotivasi siswa diperoleh presentase daya serap klasikal untuk yaitu sebesar 80,71% dan pada siklus II belajar belajar. menemukan yang Seperti mencari dan yang mengalami peningkatan yaitu diperoleh mengembangkannya 91,25%. Presentase kenaikan daya serap menjadi sebuah rangkuman (kesimpulan). klasikal yaitu sebesar 10,54%. Nilai diajarkan sendiri karena dan materi ketuntasan secara klasikal siklus I 63 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 diperoleh 46,42% dan pada siklus II Pasangkayu. Tidak Diterbitkan, mengalami peningkatan yaitu diperoleh Universitas Tadulako. Palu 89,28%. Presentase kenaikan tuntas Hamalik Oemar,(2009). Pendekatan Baru klasikal yaitu sebesar 42,86%. Hasil Strategi debat kelompok pada Siklus I dan II juga Berdasarkan mengalami peningkatan. Profesionalitas Guru & Tenaga Hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian, maka peneliti Belajar Mengajar CBSA Menuju Pendidik. Penerbit Sinar Baru Algensindo. Bandung. menyarankan yaitu: Secara umum model Hamalik Oemar, (2001). Proses Belajar pembelajaran Advokasi (debat) perlu Mengajar. Penertbit PT Bumi diterapkan dan dikembangkan karena Aksara. Jakarta. terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Marnawati, (2009). Peningkatan Hasil sejarah pada siswa kelas XI IPS/IIS 1 di Belajar Biologi Melalui Model SMA Negeri 2 Pasangkayu. Hendaknya Pembelajaran guru memilih dan menggunakan model Siswa Kelas VII B SMP Negeri 6 pembelajaran yang dapat merangsang Palu. perkembangan berpikir siswa, sehingga Universitas Tadulako. Palu. siswa tidak hanya menghayal dan siswa Suryani, N. & Agung .L. 2012. Starategi Advokasi Tidak juga dapat termotivasi untuk lebih giat Belajar belajar Ombak. Yogyakarta. dalam mengembangkan ilmu Mengajar. Pada Diterbitkan, Penerbit pengetahuannya. Daftar Pustaka Arikunto Suharsimi, Penelitian dkk, (2009). Tindakan Kelas. Penerbit Bumi. Jakarta. Diana.E, (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Melalui Metode Diskusi Di SMA Negeri 1 64 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 KELAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT DI DESA TORUE Oleh : Nuraedah (E-mail: [email protected]) 1 ABSTRAK Kelas sosial merupakan suatu lapisan orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum status sosial. Di zaman yang modern ini kedudukan seseorang sangatlah penting. Karena orang akan dihormati atau akan dikucilkan sesuai dengan kedudukan sosial seseorang. Dalam masyarakat kita mengenal kelas sosial, kelas sosial ini ditentukan berdasarkan status sosial, kekuasaan dan penghasilan seseorang. Kelas sosial terbagi dalam 3 golongan yaitu golongan atas, menengah dan bawah. Masyarakat merupakan orang-orang yang tinggal dan berdiam di suatu tempat. Masyarakat yang ada di desa sudah mulai mementingkan perbedaan kelas sosial khususnya di desa Torue. Masyarakat yang ada di Desa Torue melihat dan memandang seseorang itu dari kelas sosialnya, terkadang ada keluarga yang masih sangat terbelakang dan miskin. Mereka berbaur dengan biasa, namun perbedaan dan pandangan masyarakat akan berbeda terhadap mereka. Lain halnya dengan keluarga yang sudah modern dan berpenghasilan cukup, mereka akan dipandang dengan istimewa oleh masyarakatnya. Walaupun di desa, namun perbedaan kelas sosial itu sudah mulai ada. Dan menjadi tolak ukur untuk masyarakat di desa Torue. Kata Kunci : Kelas Sosial, Masyarakat 1 Nuraedah, Dosen Pendidikan Sejarah, Jurusan PIPS FKIP Untad Palu. 65 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 dalam kehidupan saat ini. Faktor yang paling Pendahuluan Masyarakat adalah golongan besar utama dalam status sosial, kekuasaan dan atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang penghasilan itu adalah uang. Uang adalah dengan atau karena sendirinya bertalian segalanya bagi setiap orang saat ini. Uang secara pengaruh- diperlukan pada kedudukan kelas sosial atas. mempengaruhi sutu sama lain. (Hassan Namun, kedudukan kelas sosial seseorang Shadily, 1993: 47). Masyarakat adalah tidak secara langsung sebanding dengan sekelompok saling penghasilan. Diperlukan banyak sekali uang akan untuk dapat hidup menurut cara hidup orang golongan berinteraksi. dan manusia Dari yang interaksi ini menimbulkan suatu stratifikasi sosial sebagai berkelas sosial atas. bentuk perebutan kekuasaan yang merupakan Berdasarkan uraian di atas, maka sesuatu hal yang selalu diperebutkan di dapat diuraikan permasalahan yang muncul, masyarakat meliputi. sumber dengan menguasai kekuasaan yang masyarakat.Stratifikasi sumberada sosial di adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas (Soerjono secara Soekanto: bertingkat. 1982;198). Dari 1. Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong kedalam suatu kelas sosial tertentu ? 2. Mengapa uang sangat penting dalam kehidupan masyarakat sehingga stratifikasi sosial dapat lagi di bedakan ke dapat dijadikan ukuran untuk kelas dalam kelas-kelas tertentu. sosial? Dimana kelas sosial adalah suatu strata (lapisan ) orang- 3. Bagaimana makna kelas sosial bagi orang yang berkedudukan sama dalam masyarakat ? kontinum status sosial. Bagian-bagian dari Terkait penyelesaian masalah. Perlu kelas sosial adalah status sosial, penghasilan, diperdalam bahwa kekuasaan dan pekerjaan. Di zaman yang didefinisikan sebagai suatu strata (lapisan) modern selalu orang-orang yang berkedudukan sama dalam memandang seseorang dari kelas sosialnya. kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial. Jika seseorang yang memiliki kekuasaan (Horton Paul b, dkk. 1990: 5). Menurut Josep pasti menghormatinya Schumpeter mengatakan bahwa terbentuknya tidak memiliki kelas-kelas dalam masyarakat adalah karena kekuasaan di tempat itu maka ia tidak akan diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat dihormati sebagaimana layaknya orang yang dengan keperluan-keperluan yang nyata. berkuasa. (Soerjono Soekonto, 1982: 260). Didalam seperti masyarakat namun jika ini masyarakat akan seseorang kelas sosial Suatu status sosial, kekuasaan dan setiap masyarakat akan dijumpai lapisan penghasilan merupakan tolak ukur seseorang sosial karena setiap masyarakat mempunyai 66 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 sikap menghargai yang tertentu terhadap Kap salon ada 1 Orang, Supir ada 20 Orang, bidang-bidang tertentu. Bengkel ada 5 Orang, Tukang Batu 12 Dengan demikian kita mengenal lapisan Orang, Tukang Kayu ada 11 Orang, Petani soaial yang tinggi, rendah dan menengah. Pemilik 130 Orang, Petani Penggarap 150 Himpunan orang-orang yang merasa dirinya Orang, Nelayan 257 Orang, Pegawai 58 tergolong pada lapisan sosial tertentu, hal Orang, TNI/ Polri 7 Orang, Buruh 424 mana diakui masyarakat itu dinamakan kelas Orang, Angkutan 19 Orang dan Pensiun 8 sosial. (Soerjono Soekanto, 1982: 207). Orang. kehidupan yang Dalam kelas sosial yang berperan penting yaitu masyarakat . Masyarakat adalah Metode Penelitian Setiap ilmu mempunyai metode yang golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh- mempengaruhi sutu sama lain. Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekonto, 1982: 4). Desa Torue merupakan salah satu Desa yang berada wilayah suatu cara untuk berbuat sesuatu; suatu prosedur Administrasi Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. Jarak dari ibu kota 30 Km ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan Jumlah penduduk desa Torue 3.069 jiwa 747 Kepala keluarga. Kegiatan ekonomi di Desa Torue beranekaragam yaitu mulai Pemilik, Petani kios, Petani Penggarap, Nelayan, Pegawai, TNI/ Polri, Buruh, Angkutan, Pensiunan. ada Pedagang sesuatu; Sedangkan metodologi yang lebih singkat; “suatu cabang filsafat yang berhubungan dengan ilmu tentang metode atau prosedur; suatu sistem tentang metode-metode dan aturan-aturan yang digunakan dalam sains (science). (Ni Dewa A. P. Aryati, 2012: 24) Sartono menegaskan dengan 60 orang, pengusaha ada 7 orang, Kios ada 18 Orang, Kartodirdjo bahwa masalah memperoleh waktu rata-rata 1 jam perjalanan. dari pedagang, pengusaha, mengerjakan suatu susunan atau sistem yang teratur.” Provinsi (Palu) 113 Km dan dari ibu kota Kabupaten untuk keteraturan dalam berbuat, berencana, dll.; (Hassan Shadily, 1993: 47). dalam disebut metode penelitian. Metode ialah (1992:ix) “metode berkaitan “bagaimana pengetahuan”, orang metodologi menyangkut soal “mengetahui bagaimana harus mengetahui”. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam tulisan ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Kuntowijoyo dalam Metodologi Sejarah (2003:220) bahwa “metodologi kualitatif datanya berupa (Berita),peninggalan deskriptif (bangunan, foto), Toko ada 7 orang, Pasar ada 1, Pengusaha 67 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 pikiran, perbuatan dan perkataan (sejarah Tahapan Penelitian lisan)”. Dalam tahapan penelitian terdiri dari pengumpulan data dan analisis data Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa 1. Pengumpulan Data Torue Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Langkah awal dalam suatu penelitian Moutong. Adapun penulis memilih lokasi ini adalah pengumpulan data. Pengumpulan data disebabkan karena penulis lahir dan besar di dilakukan Desa Torue sehingga penulis memiliki sumber-sumber yang relevan dengan obyek kedekatan emosional dengan masyarakat penelitian. Teknik pengumpulan data yang Desa Torue. Selain itu penulis, menginginkan digunakan dalam penelitian ini, yakni melalui agar bisa mengangkat Desa Torue sebagai penelitian kepustakaan (Library Research) pembahasan sehingga lebih dikenal dalam dan penelitian lapangan (Field Research). masyarakat. a. Penelitian Kepustakaan dengan cara mengumpulkan Penelitian Kepustakaan merupakan Pendekatan Penelitian ini diperlukan suatu penelitian dengan mengumpulkan sumber- pendekatan yang merupakan kunci dari suatu sumber tulisan. Pendekatan yang digunakan oleh sekunder, penulis dalam tulisan ini adalah pendekatan majalah/jurnal, antropologi : mengungkapkan nilai-nilai yang sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah mendasari perilaku tokoh sejarah, status dan untuk memperoleh informasi teoritis dari gaya yang para ilmuan sebagai suatu kerangka acuan mendasari pola hidup dan lain sebagainya dalam penelitian. Penelitian kepustakaan (Sartono dan dilakukan di Perpustakaan Daerah Propinsi pendekatan sosiologi : Aspek sosial, seperti Sulawesi Tengah, Perpustakaan Universitas perubahan sosial yang disebabkan oleh Tadulako, serta perpustakaan-perpustakaan pendidikan dan ekonomi didekati dengan pribadi. Penulis menggunakan buku-buku ilmu sosiologi. Pada tulisan ini pendekatan yang berhubungan dengan permasalahan antropologi dalam penulisan ini. hidup, sistem Kartodirjo dan kepercayaan , 1992: pendekatan 4) sosiologi berguna untuk mengetahui status dan gaya hidup masyarakat di desa Torue. Demikian tertulis yang yakni merupakan berupa publikasi arsip, internet data buku, dan b. Penelitian Lapangan Langkah selanjutnya setelah dengan adanya pendekatan yang digunakan, melakukan penelitian kepustakaan adalah sehingga memperoleh informasi penelitian lapangan. Penelitian lapangan mengenai arti pentingnya kelas sosial bagi berguna untuk mendapatkan data primer, masyarakat di desa Torue. oleh karena itu peneliti turun langsung ke penulis lapangan, yakni melakukan observasi dan 68 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 wawancara . Observasi dan wawancara di dimengerti dengan benar apabila diketahui lakukan di desa Torue melalui beberapa riwayat terjadinya. sumber terutama kepala desa Torue. 2. Didesa Torue dijumpai lapisan sosial Analisis Data karena setiap masyarakat mempunyai sikap Setelah memperoleh data dari hasil menghargai yang tertentu terhadap bidang- penelitian kepustakaan dan hasil penelitian bidang kehidupan yang tertentu. Dengan lapangan baik observasi, wawancara maupun demikian kita mengenal lapisan sosial pada dokumentasi langkah selanjutnya adalah masyarakat di desa Torue yang tinggi, rendah pengolahan data didukung oleh analisis data. dan menengah. Orang-orang yang tergolong Menurut Patton dalam Basrowi dan Suwandi dalam kelas sosial ini selalu mendapatkan (2008:91) bahwa “analisis data adalah proses keistimewaan dalam hidupnya. Biasanya para mengatur urutan data, mengorganisasikannya anggota suatu kelas sosial saling memandang ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan satu uraian dasar”. Teknik analisis data terdiri dari masyarakat yang setara, serta menilai diri tiga tahap, antara lain reduksi data, penyajian mereka secara sosial lebih hebat dari data beberapa orang lain dan lebih rendah dari dan penarikan kesimpulan atau sama lainnya sebagai anggota verifikasi. Dari proses pengumpulan data pada beberapa orang lainnya. maka reduksi kekayaan yang melimpah, adanya status (pengelolaan data), lalu penyejian data sosial yang penting dan kekuasaan yang kemudian melakukan penarikan kesimpulan. membuat mereka merasa sangat istimewa. kita akan melakukan Yang Hasil dan Pembahasan A. Torue 1. keluarga yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu lapisan. Istilah kelas hanya lapisan yang bersandarkan atas unsur-unsur ekonomis pada umumnya di Desa Torue. Terbentuknya kelas sosial dalam masyarakat di Desa Torue diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata, akan tetapi makna kelas dan gejala-gejala kemasyarakatan lainnya dapat Torue yaitu : Kelas sosial adalah semua orang atau untuk seseorang dikatakan mempunyai kelas sosial di Desa Penggolongan Kelas Sosial di Desa dipergunakan menggolongkan Adanya hanya dapat Kekayaan atau Penghasilan Uang diperlukan pada kedudukan kelas sosial atas. Namun, kedudukan kelas sosial seseorang tidak secara langsung sebanding dengan penghasilannya. Pada dasarnya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Kekayaan jelas penting dalam menentukan kedudukan seseorang dalam masyarakat khususnya di Desa Torue. Yang termasuk dalam kekayaan tersebut yaitu dapat dilihat dalam bentuk rumah mereka, mobil pribadinya, cara-cara mereka 69 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 menggunaka pakaian serta bahan pakaian kita bersikap hormat terhadap orang-orang yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja yang kedudukan sosialnya kita anggap lebih barang-barang mahal. tinggi dari pada kedudukan sosial kita; Berdasarkan wawacara saya bersama bapak Made Suardana yang mengatakan: 2. Bagi saya kekayaan itu sangat menentukan untuk kita dipandang di dalam masyarakat. Karena kalau kita tidak memiliki kekayaan orang akan pandang enteng terhadap kita. Kekayaan itu dapat memuaskan diri kita dan keluarga. Karena apa yang kita mau dapat terpenuhi, seperti memiliki rumah yang layak, memiliki kendaraan pribadi.”(Hasil wawancara bersama bapak Made Suardana di Desa Torue tanggal 12 Maret 2013). Pekerjaan Pekerjaan merupakan golongan kelas sosial lainnya. mengembangkan khusus, mereka Setelah orang-orang jenis-jenis pekerjaan pun menyadari bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat dari pada jenis pekerjaan lainnya. sebaliknya memandang enteng orang-orang yang secara sosial kita pandang berada dibawah kedudukan kita. Pekerjaan merupakan aspek kelas sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Jika kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, teman-teman, jam kerja dan kebiasaan seharihari keluarga orang itu. Keseluruhan cara hidup seseorang di desa mendapatkan uang. Mereka tidak dapat membeli makanan ataupun keperluan yang mereka inginkan. Pekerjaan masyarakat di Desa Torue sebagian besar adalah petani. Namun ada beberapa dari mereka juga dapat dihormati sesuai dengan pekerjaan mereka karena ada sebagian dari mereka bekerja sebagai guru, polisi, dan pengusaha, contohnya kedudukan sosial seorang guru tidaklah sama dengan petani. Seorang masyarakat tidak akan menyapa keduanya dengan cara yang sama. Kebanyakan diantara yang pada akhirnya menentukan kelas sosial mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. 3. Saat ini pekerjaan adalah hal yang penting karena tanpa bekerja seseorang tidak akan Toruelah Pendidikan Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi mempengaruhi rendahnya jenjang pendidikan kelas sosial. Pendidikan bukannya sekedar memberikan keterampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket cara berbicara- perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang. Dan bahkan dalam beberapa hal , pendidikan malah mungkin lebih penting dari pada pekerjaan. Walaupun terkadang banyak 70 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 masyarakat di desa Torue masih belum saat ini. (hasil wawancara bersama bpk mengerti akan pentingnya pendidikan, namun Rustam M. Ladaci, SP. Di desa Torue tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang tanggal 09 maret 2013.) berpendidikan itu akan dipandang dan dalam hal pemilihan struktur desa terkadang Pentingnya Uang bagi Kehidupan dan mencari orang-orang yang berpendidikan. menjadi Ukuran dalam Kelas Sosial di 4. Desa Torue Kekuasaan Kekuasaan merupakan aspek dinamis kedudukan (status Pentingnya yang digunakan oleh rumah tangga dan kekuasaan pada masyarakat di Desa Torue perusahaan untuk membeli barang dan adalah perilaku masukan (input) yang berputar-putar. Orang seseorang. Kekuasaan yang melekat pada diri yang akan melakukan pertukaran tidak perlu seseorang harus dibedakan dengan posisi menukarkan dengan barang, tetapi cukup dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi menggunakan uang sebagai alat tukar. Semua seseorang dalam masyarakat merupakan aspek kehidupan manusia dalam peradaban unsur tempat modern saat ini tidak terlepas dan ditopang pada organisasi sepenuhya oleh uang. Tidak ada satu masyarakat.Kekuaasaan sangat peradaban pun di dunia ini yang tidak mengistimewakan karena mengenal dan menggunakan uang. karena statis ia yang individu sosial). Uang adalah kesatuan perhitungan mengatur menunjukan seseorang, masyarakat biasanya memberikan fasilitasfasilitas pada individu untuk Peran uang dalam perekonomian di dapat Desa Torue bisa diibaratkan seperti darah menjalankan kekuasaan. Barang siapa yang dalam tubuh manusia.Tanpa darah ,manusia memiliki kekuasaan atau yang mempunyai seakan-akan hendak mati.Kekurangan uang wewenang terbesar menempati lapisan atas. diibaratkan kekurangan darah yang Menurut Rustam M. Ladaci, SP mengakibatkan gairah hidup yang turun dan selaku kepala desa di desa Torue yang melemah , yang pada akhirnya manusia mengatakan bahwa: menjadi sakit-sakitan. kebutuhan manusia “Kekuasaan bagi saya sangatlah penting yang paling penting karena semenjak saya diangkat menjadi fisik.Kebutuhan fisik manusia antara lain kepala desa saya mulai dipandang oleh barang dan jasa.Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di desa Torue. akan barang dan jasa tersebut,cara yang Dan tidak dianggap lemah lagi. Selain paling mudah adalah dengan memiliki itu saya mulai mendapatkan penghasilan sesuatu yang mencukupi untuk keluarga saya uangadalah sesuatu benda yang diterima dan dan dapat membangun rumah seperti digunakan secara umum sebagai alat yang yang adalah disebut kebutuhan UANG.Karena 71 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 memudahkan proses transaksi dalam memenuhi kebutuhan manusia berupa barang dan jasa.Sehingga secara tidak langsung juga Makna Kelas Sosial Bagi Masyarakat di Desa Torue Kelas sosial memiliki makna yang dapat dikatakan bahwa kebutuhan yang paling mendasar dalam perekonomian dan Torue. Ada beberapa makna kelas sosial kehidupan sosialnya adalah uang. Uang memang benda mati,namun ternyata ia bisa mengembalikan berbeda-beda pada setiap masyarakat di Desa hidup yang dapat saya simpulkan yakni: Menentukan Kesempatan Hidup Sejak masa dalam kandungan hingga manusia.Ini bisa terjadi jika manusia lupa yang pada saat meninggal dunia, kesempatan dan sesungguhnya.Dengan uang napas hidup imbalan seseorang memang telah dipengaruhi perekonomian suatu Negara dapat terlihat. oleh kelas sosialnya. Kurangnnya gizi sang akan fungsi dan peran uang Dengan uang manusia bisa membeli rasa aman,bersosislisasi,dihargai dihormati.Dengan uang dan manusia bisa Di zaman yang modern ini semua uang, ada kekuatan janin sebelum dilahirkan. Kemiskinan yang datang kemudian akan tetap menghalangi orang miskin. Seorang mengaktualisasikan dirinya. memerlukan ibu bisa bisa dipengaruhikesehatan dan istilah yang bayi dari kelas sosial rendah bukan hanya lebih memungkinkan untuk meninggal dunia mengatakan bahwa “tak ada yang gratis di sebelum dewasa, tetapi juga akan menderita dunia ini”. Kencing saja memerlukan uang. penyakit lebih lama selama masa hidupnya. Apalagi bagi orang yang hidup dikota, uang Kelas sosial sangat mempengaruhi bagi mereka adalah hidup mereka. Mereka kesempatan seseorang untuk hidup. Karena tidak dapat hidup tanpa uang. Karena hampir di zaman sekarang ini apa-apa selalu setiap memerlukan uang untuk mengguakan uang. Tanpa uang seseorang tak membayar parkir. Banyak masyarakat di dapat melakukan apapun. Seperti contoh Desa Torue rela melakukan pekerjaan apapun kejadian di Jakarta bahwa ada anak kembar demi uang. Malahan banyak orang yang yang ditolak oleh 9 rumah sakit. Itu semata- dikucilkan karena mereka idak memiliki mata karena orang tua anak itu hanya uang seperti yang lainnya. menggunakan kartu raskim. Dengan alasan tempat Di keluarga saya orang tua saya sangat pelit terhadap uang untuk biaya anaknya. Begitu juga dengan saudara-saudara bahwa rumah sakit penuh. Dan menyebabkan salah satu anak kembar itu meninggal dunia. Coba kalau kita bandingkan dengan anak saya. Mereka slalu ingin mengumpulkan presiden yang sakit pasti pihak rumah sakit uang namun takut kehilangan uang untuk akan memberikan pelayanan yang sangat biaya sekolah anaknya. istimewa. Itulah yang membuat kelas sosial 72 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 juga sangat menentukan kehidupan sosial menengah di Desa Torue seseorang. mencemohkan ketinggian hati orang-orang kelas sosial atas, namun berusaha keras untuk Kebahagiaan dan Kelas Sosial Sejumlah besar orang untuk membesarkan anak-anak mereka dalam tentang lingkungan tetangga yang “baik”. Orang- ketidakbahagiaan. orang pada kelas sosial apa pun memandang Kebahagiaan tidak dipengaruhi oleh ada atau orang lain pada kelas sosial yang lebih diatas tidak adanya cacat tubuh atau cacat mental. sebagai orang yang tidak lagi berguna, tinggi Tidak pula dipengaruhi oleh faktor usia, hati dan munafik; sedangkan terhadap orang karena orang tua pun sering merasa bahagia lain pada kelas sosial yang lebih rendah, sebagaimana Dari mereka memandangnya sebagai orang yang beberapa hasil penelitian di Desa Torue yang menjijikan, menyedihkan atau orang yang saya lihat bahwa faktor yang paling besar tidak mampu berbuat apa-apa dan hanya mempengaruhi adalah kelas sosiallah yang “penuh dengan angan-angan untuk maju”. tampaknya memiliki kaitan yang paling erat. Orang-orang pada tingkat status menengah Di desa Torue saya menemukan bahwa cenderung menyebut perolehan status mereka jumlah orang yang menyatakan diri mereka sebagai hasil upaya pribadi, sedang status “sangat bahagia” meningkat sekitar 25 % orang yang lebih tinggi dikatakan sebagai pada kalangan orang berpenghasilan rendah suatu keberuntungan, dan status orang yang dan 50 % pada kalangan yang berpenghasilan lebih rendah sebagai akibat dari ketidak melebihi 2 juta perbulan. Dalam suatu mampuan dan kemalasan. masyarakat tertentu terdapat kesepakatan diantara kebanyakan menyatakan perasaan kebahagiaan dan halnya mereka orang muda. semacam Meningkatkan motivasi orang Dengan adanya kelas sosial banyak orang menyangkut “kebutuhan yang nyata” mereka. di Desa Torue makin berusaha untuk dapat Orang-orang yang lebih kaya lebih mampu merasakan kelas sosial atas. Dengan semua untuk mereka, kenikmatan dan untuk didapatkan. Semua memenuhi kebutuhan lebih berkemungkinan sehingga keistimewaan ini menjadi yang suatu merasa bahagia dari pada orang-orang yang motivasi orang-orang untuk mau berusaha kurang berada. menjadi lebih baik. Selain itu banyaknya Menanamkan Etnosentrisme Kelas Sosial Dalam menilai kelas sosial lainnya persaingan yang terjadi di Desa Torue karena adanya sifat iri yang membuat seserang termotivasi akan hal-hal yang membuat anggota kelas sosial tertentu tidak dapat seseorang menempati kelas sosial atas. melepaskan diri dari cara pandang dan nilai- Kesimpulan nilai kelas sosial mereka. Orang-orang kelas 73 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Penggolongan seseorang mempunyai hidup, memberikan kebahagiaan dalam diri kelas sosial di Desa Torue yaitu 1) Kekayaan seseorang, menanamkan etnosentrisme kelas atau Penghasilan, Kekayaan jelas penting sosial, dan meningkatkan motivasi. dalam menentukan kedudukan seseorang dalam masyarakat khususnya di Desa Torue. Daftar Pustaka Yang termasuk dalam kekayaan tersebut Shadily Hassan1993. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta. yaitu dapat dilihat dalam bentuk rumah mereka, mobil pribadinya, cara-cara mereka menggunaka pakaian serta bahan pakaian Soekanto Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. CV. Rajawali. Jakarta. yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal, 2)Pekerjaan, saat ini Horton Paul b, dkk. 1990. Sosiologi jilid 2. Erlangga. Jakarta. pekerjaan adalah hal yang penting karena tanpa bekerja mendapatkan seseorang uang, 3) tidak akan Pendidikan, pendidikan bukannya sekedar memberikan keterampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket cara berbicara- perubahan dalam keseluruhan cara hidup Kekuasaan, pentingnya seseorang. kekuasaan 4. pada masyarakat di Desa Torue adalah karena ia Hensun James m. 2007. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi. Erlangga. Jakarta. Sartono Kartodirdjo, 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Gramedia. Jakarta. Kuntowijoyo, 2003. Metodologi Sejarah. PT. Tiara Wacana: Yogyakarta Basrowi, Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta. Jakarta. mengatur perilaku seseorang. Kekuasaan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Peran uang dalam perekonomian di Desa Torue bisa diibaratkan seperti darah dalam tubuh manusia. Tanpa darah ,manusia seakan-akan hendak mati. Kekurangan uang diibaratkan kekurangan darah yang mengakibatkan gairah hidup yang turun dan melemah , yang pada akhirnya manusia menjadi sakit-sakitan. Kelas sosial memiliki makna didalam masyarakat yaitu menentukan kesempatan 74 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI DAN PERTUKARAN POLITIK Oleh : Rasyidah Zainuddin ([email protected])1 Abdul Malik Iskandar ([email protected])2 Maksud Hakim ([email protected])3 ABSTRAK Tulisan ini bermaksud untuk menggambarkan salah satu fenomena politik di Indonesia yang sangat popular adalah pemilihan umum karena penuh dengan kepentingan baik yng bersifat individu maupun kelompok.Namun demikian, kepentingan tersebut bisa dipastikan sifatnya saling-menguntungkan hanya sajalebih sering tidak seimbang keuntungan politik tersebut.Berkaitan dengan hal tersebut, politik senantiasa bersinggungan atau identik dengan komunikasi (communication) dan „pertukaran‟.Kedua aspek ini merupakan bagian integral dalam politik, sehingga dapat dikatakan bahwa bahwa bukan politik bila tidak mengandung unsur „komunikasi‟ dan „pertukaran‟. Secara spesifik, tulisan ini mengungkapkan proses terjadinya sebuah „pertukaran politik‟ dan proses berlangsungnya „komunikasi politik‟. Berlatar pada Pemilu di Sulawesi Selatan dengan memilih 2 tempat yaitu Pemilu Kabupaten Gowa Tahun 2009 dan Pemilu Kabupaten Soppeng Tahun 2010, proses pertukaran dan komunikasi politik yang berlangsung umumnya bersifat „transaksional‟. Meskipun beberapa kasus di dalamnya „terkesan‟ bersifat „interaksional‟ tetapi selalu diakhiri dengan kompensasi politik atau transaksional sebagai bentuk keniscayaan politik modern. Kata kunci: pemilu, komunikasi politik; pertukaran politik; transaksional; interaksional 1 Dosen Tetap di Universitas 45 Makassar Dosen Tetap di STIKES Megarezky Makassar 3 Dosen Tetap di STIE YAPTI Jeneponto 2 75 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Daerah yang berlangsung di Sulawesi Pendahuluan Sebagai bagian demokrasi, dari Pemilu nilai Selatan khususnya di Kabupaten Gowa berusaha Tahun 2009 dan Kabupaten Soppeng menempatkan kompetisi antar individu, tahun kelompok, termasuk elit lokal sebagai masyarakat tertentu dan komunitas-komunitas untuk mencapai 2010, individupara politisi kekuasaan melakukan aktivitas politik yaitu saling politik, baik dalam tataran legislatif melakukan pertukaran untuk kepentingan maupun eksekutif.Namun persoalan lain politik. Elit lokal yang didominasi oleh menggambarkan, bahwa banyak para elit para bangsawan memiliki basis massa menjalankan politik pragmatis, politik akan cenderung melakukan kerjasama oportunis, yang melakukan politik dengan elit lain yang selain mobilisasi massa mencapai memiliki basis massa juga memiliki hanya untuk kekuasaan tanpa memiliki visi yan jelas. Dalam benak politik mereka modal material. (elit), Bentuk pertukaran politik lain kekuasaan adalah sebagai alat untuk yang paling sering terjadi adalah politik melakukan pemberdayaan politik pribadi, „balas-budi‟ dan politik „kompensasi‟. kelompok, afiliasi politik (parpol), dan Semua bentuk pertukaran politik tersebut sebagai investasi untuk politik masa sifatny resiprositas atau ketimbal-balikan. depan. Hal yang tidak kalah pentingnya Realitas politik tersebut menurut perspektif Skinner 2004) peserta pemilukada.Komunikasi politik yang ini menentukan terjadinya pertukaran berdasarkan teori politik Machiavelli, politik di antara mereka baik individu yaitu merebut kekuasaan dengan segala maupun atas nama partai. Dalam politik, cara, termasuk mengatasnamakan agama komunikasi lebih didominasi oleh model untuk politik, mengatasnamakan suara „transaksional‟ meskipun ada juga model rakyat untuk kepentingan pribadi, dan lainnya yaitu „interaksional‟.Kedua model sebagainya. Pandangan seperti inilah komunikasi tersebut dalam penerapannya yang menjadi „spirit‟ dalam demokrasi selalu modern menggambarkan yang aksi (Ritzer, adalah komunikasi politik antar kandidat politik berbasiskan rasionalitas, instrumental, kapitalisme-liberal. Pada Pemilihan Umum Kepala diterapkan silih-berganti berdasarkan konteks komunikasinya berlangsung. Bila komunikasi bermasalah, maka dapat dipastikan tidak 76 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 akan terjadi kerjasama pertukaran politik. terpengaruh untuk mendukung calon Hal tersebut bagi Mulyana (2004:I) tersebut di pemilihan umum. Begitu pula dikatakan sebaliknya, berkomunikasi bahwa kegagalan sering menimbulkan kesalahpahaman, kerugian bahkan malapetaka. Resiko tersebut tidak hanya komunitas dan komunikasi yang dilakukan oleh para calon buruk maka masyarakatpun tidak akan tertarik dan cenderung acuh terhadap calon tersebut. tingkat individu, tetapi juga pada tingkat lembaga, jika Komunikasi politik yang bahkan dilakukan dalam pemilukada merupakan negara.Oleh karena itu bagi Mas'oed suatu proses yang berlangsung secara (1982:30) komunikasi politik justru harus berkelanjutan. Komunikasi politik pada menjadi jalan bagi mengalirnya informasi pemilukada tersebut hanya merupakan melalui masyarakat dan melalui berbagai komunikasi awal yang akan dilanjutkan struktur yang ada dalam sistem politik. setelah pemilu selesai. Hal ini merupakan Dalam kaitan tersebut di atas, komunikasi tindak lanjut dari hasil menjadi penting untuk diuraikan proses komunikasi awal pada pemilu tersebut. komunikasi politik dan pertukaran politik Diskursus Politik Tentang Kandidat yang berlangsung dalam Pemilukada Bupati Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Berpolitik sama halnya dengan Gowa pada tahun 2009 danpada tahun berkomunikasi, yang dalam hal ini 2010 di Kabupaten Soppeng. menyangkut suatu proses penyampaian Komunikasi Politik pesan kepada khalayak atau “melibatkan Kunci utama dari para kandidat pembicaraan”. Menurut Mark Roelofs kepala daerah agar bisa terpilih di (lihat Nimmo, 1993) “Politik adalah pemilihan umum adalah komunikasi yang pembicaraan baik.Komunikasi yang dilakukan pada berpolitik adalah berbicara.Selanjutnya pemilihan dengan diperkaya oleh Cholisin, dkk (2007) komunikasi yang dilakukan orang pada bahwa komunikasi politik merupakan kehidupan umumnya.Komunikasi yang suatu dilakukan oleh para calon biasanya politik bersifat persuasif terhadap masyarakat. masyarakat dan sebaliknya. umum berbeda Jika para calon bisa berkomunikasi dengan baik maka masyarakat akan atau lebih tepatnya proses penyampaian informasi dari pemerintah kepada Secara detail, David Bell mengutarakan tiga jenis pembicaraan 77 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 politik, yaitu; (a) pembicaran kekuasaan, mempengaruhi orang lain untuk (b) mencapai suatu tertentu. Namun, perbedaan dalam pembicaraan pengaruh, dan pembicaraan autoritas (lihat (c) Nimmo, 1993). digunakan a. Pembicaraan kekuasaan Bell mengemukakan bahwa pengaruh, mempengaruhi digunakan dengan lain atau janji. ancaman untuk yang mencapai pembicaraan alat-alat untuk yang mencapai tujuan adalah dengan nasihat, Terkait Kandidat Bupati dalam dorongan, PemilukadaKabupaten peringatan.Sejumlah Gowa terdapat alat tujuannya.Dalam pembicaraan kekuasaan berarti orang kepentingan permintaan, dan kandidat dan Kabupaten Soppeng, semua dalam melakukan pembicaraan kandidat janji pengaruh, akan untuk kunjungan ke berupa memberikan suatu upaya melakukan kediamankaum membawa Kabupaten Gowa dan bangsawan di daerah masing- Kabupaten masing seperti Ke-karaengan di Soppeng menjadi lebih maju dan diperhitungkan Gowa Selain itu, ada juga pasangan Soppeng, yang memajukan dengannya. Ini mereka lakukan Kabupaten Gowa dan Kabupaten agar mereka mendapatkan citra Soppeng daerah yang baik di mata masyarakat, pertanian. Janji-janji pasangan karena masyarakat akan menilai kandidat tersebut dilakukan guna bahwa apa yang dilakukan oleh mempengaruhi lain kandidat tersebut tidak gegabah (masyarakat) agar masyarakat untuk menjadi kepala daerah mengira nantinya, akan sebagai orang semua kandidat dan Ke-Datu-an guna dan di berkonsultasi menyebabkan nantinya akan melakukan hal kemungkinan tersebut dorongan dari masyarakat untuk jika terpilih nanti menjadi Kepala Daerah. halnya suatu memilih kandidat tertentu di Pemilukada. b. Pembicaraan Pengaruh Sama adanya dengan pembicaraan kekuasaan, yaitu c. Pembicaraan Otoritas Pembicaraan otoritas lebih 78 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 merupakan daripada bentuk perintah bentuk lembaga pada dasarnya bersyarat memiliki juga kekuatan politik, meskipun (contingen) yang merupakan ciri kecil dan tentu tidak sama dengan khas lembaga politik (2006). kekuasaan dan pengaruh.Dalam Pemilukada di kedua kabupaten Citra diri partai politik sesuatu tersebut, yang dipercaya dan diharapkan oleh dipastikan semua kandidat bupati rakyat tentang apa yang dilakukan oleh melakukan pembicaraan tentang partai politik tersebut. Sejumlah partai otoritas tidak terjadi pada saat politik proses politik ternama di Indonesia, seperti kampanye berlangsung, yang melainkan dilakukan bila kandidat Golkar, yang Gerindra.Citra bersangkutan nantinya. terpilih Direalisasikan merupakan partai-partai PDI, PPP, diri Demokrat, mereka sudah atau dibuktikan oleh rakyat, sehingga mereka tidaknya janji-janji yang mereka pada waktu Pemilu sebelumnya selalu lakukan menjadi bagian teratas dalam dunia pada saat kampanye tergantung pada mereka. perpolitikan Arifin (2006) menyatakan bahwa ketokohan seorang politikus, aktivis atau profesional akan meningkat, jika didukung oleh lembaga yang ternama, mengusung partai-partai menjadikan mereka Jadi lembaga merupakan sebuah kekuatan yang besar dalam membantu proses komunikasi politik yang efektif. Lembaga adalah wadah kerjasama beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Lebih lanjut Arifn menjelaskan bahwa dalam dunia politik lembaga itu politik kandidat parlemen dan pemerintahan, atau birokrasi. Lembaga- besar menang itu dalam Pemilukada tersebut. Pemilihan Media dalam Komunikasi Politik atau berkiprah dalam lembaga tersebut. partai Indonesia.Para bupati dalam hal ini berharap dengan Partai sebagai Kendaraan Politik berupa non-politik, Penggunaan media dalam komunikasi politik, perlu dipilah dan dipilih dengan cermat untuk menyesuaikan dengan kondisi dan situasi khalayak. Menurut McLuhan eksistensi media adalah sebagai perpanjangan indera manusia. Satu tipe saluran utama yang menekankan komunikasi satu kepada banyak orang, yaitu komunikasi massa(Arifin, 2006). 79 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Nimmo kemudian mengklasifikasi komunikasi berdasarkan tingkat langsungnya dalam komunikasi massa masalah seputar wilayah masing-masing yaitu Kabupaten Gowa dan Kabupaten Soppeng. menjadi dua, yaitu:(a) komunikasi tatap muka, dan (b) komunikasi yang Media lain yang paling populer dipergunakan di Kabupaten Gowa membutuhkan perantara atau komunikasi danKabupaten Soppeng adalah baliho dan jarak jauh (1993:168). Untuk komuniksi spanduk yang berisi kata-kata indah dan tatap muka, tidak diperlukan media foto karena cukup hanya berbicara di depan bertebaran di seluruh wilayah kabupaten khalayak,sedangkan untuk komunikasi tersebut sebelum Pemilukada jarak jauh diperlukan perantara untuk dilaksanakan.Memperkuat media berkomunikasi dengan khalayak, seperti tersebut, kandidat juga membagikan baju- diperlukan penggunaan media massa, baju kaos, tas, kartu nama, kalender yang media berisi interaktif (internet, telpon misalnya). kandidat pasangan. jauh identitas Media kandidat ini yang bersangkutan. Saluran komunikasi pada Pertukaran Politik sejumlah kandidat bupati dalam Pilkada Dalam politik demokrasi yang Soppeng, mereka menggunakan dua tipe berbasis penggunaan komunikasi massa, yaitu interaksi komunikasi tatap muka dan komunikasi mengandung adanya unsur „pertukaran‟ jarak jauh. Pertama, dalam penggunaan atau „saling-menguntungkan‟ di antara komunikasi tatap muka, mereka akan para mendatangi masyarakat. Kedua, dalam tersebut. penggunaan komunikasi jarak kapitalisme-liberal, individu pelaku jauh, yang politik Dinamika yang politik setiap berlangsung bersekutu Pemilukada mereka menggunakan media jejaring Kabupaten Gowa danKabupaten Soppeng sosial yang didalamnya sarat dengan pertukaran Facebook memberikan dan nomor Twitter, telepon dan mereka politik, senantiasa didasarkan pada kepada masyarakat. Hal ini mereka asumsi ekonomi dasar (pilihan rasional), lakukan guna menghemat dana dan agar yaitu masyarakat juga mendapatkan berinteraksi dengan memberikan bisa mereka, masukkan langsung dengan mengenai politisi memberi apa, apa dan apakah menguntungkan atau tidak, masyarakat juga seperti itu. (Ritzer, 2009:458). 80 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Mengingat yang terlibat dalam Kabupaten Soppeng bahwa mereka ingin proses politik tidak sebatas individu balas jasa terhadapnya yang selama ini namun juga melibatkan kelompok sosial selalu memberikan pekerjaan terhadap (struktur sosial)yang lebih besar, dan orang-orangnya, sehingga mereka merasa pada kasus ini kelompok memberikan berdosa pengaruh membantunya besar dalam mengarahkan keputusan politik individu. Hal tersebut tergantung pilihan moril kalau untuk tidak memenangkan pemilukada. terungkap oleh seorang politikus yang pilihan politiknya secara Kebanyakan bentuk pertukaran yang terjadi juga bersifat „material‟ baik politik yang diperintahkan oleh partainya, langsung dan pilihan politik partainyatergantung tersebut sebagaimana diungkapkan oleh instruksi seorang pimpinan politiknya daerah.Jadi terlembaga dan arah atau tidak kandidat langsung. dari Hal Kabupaten memiliki Soppeng bahwa untuk tetap eksis di dunia struktur yang jelas.Uraian ini menunjukan politik di daerahnya tersebut dirinya adanya intervensi struktur sosial yang ada harus berpasangan dengan AD yang di sekitarnya. cukup kaya sehingga semua usaha dan Terjadinya pertukaran politik juga tercermin dari sikap seorang politisi yang lembaga pendidikannya juga bisa berkembang lebih maju. mengikuti perintah partai karena dirinya memiliki kepentingan untuk diri sendiri dan langkah itu ketuanyadan ketua memberi jaminan untuk karirnya, paling tidak berposisi wakil ketua kelak. Itu alasan kenapa pilihan politiknya di partai mengikuti pilihan politik pimpinannya.” Pertukaran politik juga memiliki unsur „balas jasa‟ atas perbuatan baik seorang politisi kepadanya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh warga baik di Kabupaten Interaksiantar individu (kandidat sama-sama menguntungkan. Ia memberikan suara untuk Pembahasan Gowa maupun bupati) yang kepentingan melakukan dengan pertukaran hukum dasar “imbalan dan keuntungan yang didapat oleh individu yang melakukan pertukaran itu”. Pertukaran sosial yang terjadi antar kandidat tidak berjalan statis, karena tidak selamanya individu mendapatkan keuntungan dari proses pertukaran sosial itu. Secara teoretik, pertukaran (exchange) yang terjadi dalam transaksi 81 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 politik di Pemilukada Kabupaten Gowa Tahun 2009 danKabupaten Uraian di atas menegaskan bahwa dalam proses pertukaran SoppengTahun 2010 selalu mengandung sosial individu mengutamakan untuk unsur-unsur sebagai berikut: berada 1. Semakinsering tindakan seseorang itu menguntungkan, jika tidak, tindakan dihargai maka semakin sering orang itu melakukan tindakan yang sama”. pada posisi yang itu tidak akan dilakukan lagi. 2. Apabila pada masa lampau ada satu Sebaliknya, semakin sering tindakan atau seseorang tidak dalamnya maka mendapat ganjaran, maka semakin tindakan itu tidak akan diulangi lagi rangsangan yang ada menyerupai olehnya. rangsangan masa lampau itu, maka itu mendapatkan gagal atau penghargaan Substansi ini memiliki arti sejumlah rangsangan tindakan orang kesempatan tindakan yang sama. lebih leluasa seseorang semakin besar kemungkinan bahwa bahwa dimana individu memiliki untuk di tersebut akan melakukan Ini berarti melakukan pertukaran sosial sesuai keberhasilan pada salah satu tindakan dengan kebutuhan mengantar orang tersebut kepada bersangkutan. Kabupaten individu Kasus Gowa yang pemilukada tindakan lainnya yang mirip.Hal danKabupaten tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Soppeng yang berlangsung dengan tim pemenang dari Kabupaten Gowa konflik tergambar dalam uraian salah bahwa seorang pendukung kandidat tertentu bantuannya bahwa dirinya menjadi bagian dari Pemenang dalam pemilihan Ketua tim pemenang kandidat A karena KNPI memang selalu kemudian menolongnya dan berhasil, musda kemudian dari mendukungnya, dulu mulai di Calon di Incumbentmeminta untuk menjadi Kabupaten Tim Gowa, incumbent ia tersebut tingkat partai Kabupaten Soppeng, berterimakasih, dirinya mendapatkan pemilihan ketua DPRD, dan Ormas ganjaran yaitu pujian atau jabatan semuanya sukses, dan dirinya juga khusus untuknya. dapat keuntungan imbalannya, sebagai hasil dari sebuah kesetiaan. 3. Semakin seseorang, tinggi maka nilai tindakan semakin besar kemungkinan orang itu melakukan 82 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 tindakan yang sama”. Bila hadiah yang diberikan masing-masing 4. Semakin sering seseorang mendapat ganjaran pada waktu yang berdekatan, kepada orang lain amat bernilai, maka maka semakin besar kemungkinan aktor ganjaran itu untuk dia. Unsur waktu melakukan tindakan yang dinginkan menjadi sangat penting. Orang pada ketimbang jika hadiahnya tak bernilai. umumnya tidak akan lekas jenuh, Hadiah adalah tindakan dengan nilai kalau ganjaran itu diperoleh sesudah positif, makin tinggi nilai hadiah, waktu yang cukup lama.Salahsatu makin pendapat dari seorang tim sukses besar mendatangkan kemungkinan kurang bernilai yang bahwa pemilih di masyarakat sudah hukuman jenuh dan bosan dengan janji-janji adalah hal yang diperoleh karena maunya langsung dikasih yang nyata. tingkah Hal Pokoknya prinsipnya, kalau ada yang tersebut terungkap dalam Kasus BC janji ayam lusa dan hari ini ada yang yang pemilukada.Ia kasih telur ayam, maka pemilih pasangan memilih yang hari ini telur ayam. diinginkan. Sedangakan laku kalah menyatakan incumbent perilaku semakin yang negatif. pada bahwa menang bukan hanya Begitu modelnya sekarang jadi kecurangan tetapi juga strateginya memang uang intinya. walaupun tidak dalam semua tapi rata-ratalah kuncinya. menekan PNS birokrasi, Camat, Kades, dan pegawai yang 5. Orang membandingkan jumlah dekat dengan kandidat saingannya imbalan yang diasosiasikan dengan sebagai simpatisan atau tim sukses setiap tindakan. Imbalan yang bernilai maka pasti dimutasi atau dipecat, tinggi akan hilang nilainya jika aktor sehingga menganggap pilihannya, dapat karena mempengaruhi takut dan bahwa itu semua cenderung tidak akan mereka peroleh. mendapat ganjaran dari janji-janji.. Sedangkan imbalan yang bernilai Uraian tersebut menjelaskan bahwa rendah akan mengalami petambahan hukuman bukanlah merupakan cara nilai jika semua itu dipandang sangat yang efektif untuk mengubah tingkah mungkin laku seseorang. Sebaliknya, orang interaksi antara nilai imbalan dengan akan terdorong untuk melakukan kecenderungan sesuatu jika ia mendapat ganjaran. imbalan.Salah satu pendapat diperoleh. Jadi, terjadi diperolehnya dari 83 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 seorang tim sukses di Kabupaten digunakan berbagai cara seperti Gowa memperkuat pernyataan ini media sosial, baliho, spanduk, dan adalah bahwa dulu pemilih masih sebagainya untuk menarik simpati melihat aspek hubungan keluarga, masyarakat. materi, rela menukarkan harga dirinya dengan, gula pasir, sarung, dll. 2. Dalam penyelenggaraan pemilukada yang berbasiskan sistem Dengan seringnya memilih di pemilu politik modern yang rasional, di pertukaran Kabupaten Soppeng, pemilu (exchange) yang legislatif, pilpres, pilgub, pilkada, terwujud dalam bentuk „janji‟, pilkades, lambat-laun nilai pendidikan „kompensasi‟, „balas jasa/budi‟ politik mulai bergeser dan memilih kepada mereka yang telah dan bukan hanya faktor itu tetapi sudah akan „memberi bantuan‟ menjadi melihat prestasi untuk memajukan sesuatu yang niscaya. kesejahteraan kampungnya.” Uraian tersebut menjelaskan bahwa, Imbalan yang paling diinginkan adalah imbalan yang sangat bernilai dan sangat mungkin dicapai. Sedangkan Daftar Pustaka Arifin, Anwar. 2006. Pencitraan dalam Politik (Strategi Pemenangan Pemilu dalamPerspektif Politik). Pustaka Indonesia. Jakarta. imbalan yang paling tidak diinginkan adalah imbalan yang paling tidak bernilai Cholisin, dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. UNY Press. Yogyakarta. dan cenderung tidak mungkin diperoleh. Mas‟oed. 1982. Perbandingan Sistem Politik. Gadjah Mada UniversityPress. Yogyakarta. (Homans dalam Ritzer, 2009:457). Kesimpulan 1. Komunikasi penting politik dalam berperan menentukan terjadinya pertukaran yang saling menguntungkan. komunikasi Dalam politik, kandidat bupati mentransmisikan visinya kepada rakyat dengan harapan mereka dipilih. Mulyana. 2004. Metode Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu. Untuk itu, Nimmo, Dan. 1993. Komunikasi Politik (Komunikator, Pesan, dan Media). PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Ritzer, George dan Goodman. 2009. Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Posmodern (terterjemhan 84 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 oleh Nurhadi/ Judul asli: Sosiological Theory. McGraw Hill, New York, 2004) . Kreasi Wacana. Yogyakarta. Pengetahuan Berparadigma Ganda (terjemahan oleh Alimandan/ judul asli: Sociology: a multiple paradigm science). Raja Grafindo Persada. --------------, 2004. Sosiologi Ilmu Jakarta. 85 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 PERMASALAHAN PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI I TORUE Oleh Suyuti (E-mail : [email protected])1 Niluh Widarti (E-mail : [email protected])2 ABSTRAK Ada tiga hal pokok yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1) Masalah apa saja yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri I Torue? 2) Bagaimana dampak yang disebabkan oleh adanya permasalahan tersebut? 3) Bagaimana cara mengatasi permasalahan dalam pembelajaran sejarah? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menjelaskan permasalahan pembelajaran sejarah yang ada di SMA Negeri I Torue 2) Mendeskripsikan dampak yang diakibatkan oleh permasalahan pembelajaran sejarah di SMA Negeri I Torue 3) Mengidentifikasikan cara mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran sejarah. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian yang tidak menggunakan statistik atau hasil penelitian yang dimaksud lebih dominan kata-kata atau gambar daripada angka. Sedangkan metode penelitian ini memiliki beberapa tahap. Tahap tersebut yaitu tahap observasi, wawancara dan penyebaran angket.Selain itu, dalam penelitian ini peneliti juga melakukan analisis data. Dalam analisis data tersebut peneliti melakukan beberapa langkah analisis yaitu mencatat hasil penelitian, mengklasifikasikan, berpikir guna menemukan pola dan membuat temuan-temuan. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam pembelajaran sejarah yang ada di SMA Negeri I Torue masih mengalami masalahmasalah yang dihadapi. Dimana masalah tersebut berhubungan dengan sarana dan kinerja guru sejarah itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan adanya permasalahan tersebut yaitu kurangnya minat belajar siswa yang dipengaruhi oleh kinerja guru di sekolah tersebut. Dari penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat mengidentifikasikan cara mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut dengan menerapkan model-model pembelajaran sejarah seperti model garis besar kronologi, model tematik, model garis perkembangan khusus, dan model regresif. Kata Kunci: Permasalahan, Pembelajaran Sejarah 1 2 Dosen Tetap pada Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Untad Guru Tetap Pada SMA Negeri I Torue 86 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 ABSTRACT There are three main problems in this research: 1) What kinds of problem are faced in learning history at SMA Negeri 1 Torue? 2) What are the effects caused by those problems? 3) How to solve the problems in learning history?The aims of this researchare: 1) Explaining the problems in learning history at SMA Negeri 1 Torue. 2) Describing the effects caused by the problems in learning history at SMA Negeri 1 Torue. 3) Identifying the problem solving to solve the problems in learning history.This research used descriptive qualitative approach that is one of the kinds of approach used to describe the result of the research, not in form of statistic but majority in form of words or picture than number. The research method has several steps. Those steps include observation, interview, and questioner. Besides, in this research, the researcher also applied data analysis. In this step the researcher applied some steps in data analysis, such as jot down the result of the research, classify the result, and think about the innovations. The result of the research showed that there were still the problems faced in learning History at SMA Negeri 1 Torue. Those problems were related to the facilities and the methods used by the History teacher itself. The effect that arose from those problems was the lacking interest from the students caused by the less method of the teacher in that school. In this research, the researcher can identify the problem solving to solve the problem by applied the new models in learning history, such as, main point chronology model, thematic model, special development model, and regressive model. Key Word: Problem, Learning History 87 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Pendahuluan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan. 3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau. 4) Menumbuhkan pemahaman peseta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang. 5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional. Tujuan yang dikemukakan oleh Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap penting dalam dunia pendidikan. Sejarah dijadikan mata pelajaran yang sangat diperlukan sebagai dasar pembentukan rasa nasionalisme kesadaran (nasionalism), sejarah (historical consciousness) dan kecakapan akademik (academic skill) bagi didik.Pembelajaran para sejarah peserta ditujukan untuk membentuk karakter bangsa yang cinta tanah air dan memiliki semangat berbangsa.Hal tersebut merupakan tujuan pembelajaran sejarah yang menjadi dasar bagi para guru dalam mengajarkan mata pelajaran sejarah.Pembelajaran sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam membangun bangsa yang menghormati sejarah bangsanya sendiri. Selain itu, tujuan pembelajaran sejarah juga meliputi hal-hal berikut yang dikemukakan oleh Aman (2011:58): Aman tersebut merupakan tujuan yang mesti dicapai dalam pembelajaran sejarah yang berlangsung dalam proses belajar mengajar. sejarah diharapkan dapat menambah pemahaman peserta didik dalam mempelajari sejarah bangsa 1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dan masa lampau, masa kini dan masa depan. 2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan Pembelajaran ini agar dapat membangun Indonesia yang lebih baik lagi dengan berkaca pada sejarah masa lampau negara ini. Tujuan yang ingin dicapai pada dasarnya harus didukung dengan fasilitas dan sistem pembelajaran yang telah 88 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 disusun secara untuk Selain permasalahan itu, masih pendidikan ada lagi permasalahan yang dihadapi khususnya dalam pembelajaran sejarah. dalam pembelajaran sejarah di SMA Dengan meningkatkan mutu pendidikan Negeri I Torue. Hal itu adalah guru sejarah, maka tujuan yang mulia tersebut sejarah tidak memahami kurikulum yang dapat dicapai sehingga kesadaran sejarah berlaku, karakteristik siswa, fasilitas, dan dan rasa nasionalisme itu tercipta di sumber daya yang ada. Salah satu contoh dalam diri masing-masing peserta didik. masalah tersebut adalah guru masih Namun menggunakan metode mengajar yang meningkatkan pada sistematis mutu kenyataannya, banyak peserta didik yang mengetahui bahwa monoton sejarah itu hanya sebatas peninggalan menjadi pelajaran yang kurang dipahami masa lampau atau kejadian pada masa oleh siswa. Masalah tersebut merupakan lampau. Banyak peserta didik tidak masalah yang sangat serius dalam proses paham belajar mengajar sejarah. Masalah itu apa yang dimaksud dengan sehingga sejarah dan apa makna yang terkandung menjadi didalamnya. berpengaruh pelajaran masalah yang terhadap sejarah cukup pembelajaran Masalah tersebut merupakan salah sejarah yang ada di sekolah ini. Hal satu masalah yang ada di SMA Negeri I tersebut merupakan masalah yang besar Torue, dimana masih banyak siswa yang dalam tidak paham apa itu sejarah. Bahkan khususnya pendidikan sejarah. Selain itu, banyak di antara mereka menganggap komponen yang cukup meresahkan dalam bahwa sejarah itu hanyalah tumpukan pembelajaran adalah sarana dan prasarana kejadian di masa lalu. Ketidakpahaman yang peserta didik terhadap sejarah yang pembelajaran sejarah. Misalnya media- sangat mengiris hati itu menjadi cambuk media penunjang pembelajaran seperti yang menyakitkan bagi setiap guru yang infocus yang dapat mempermudah siswa mengajar sejarah. Hal itu dikarenakan untuk memahami pelajaran juga masih banyak pandangan bahwa kegagalan tidak termanfaatkannya dengan baik di peserta didik dalam memahami pelajaran sekolah. yang diberikan adalah kegagalan guru dalam mengajarkan pelajaran tersebut. pendidikan di sekolah mendukung Pada ini komponen kenyataannya, di SMA Negeri I Torue tidak terdapat infocus sehingga menyulitkan siswa dalam 87 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 menerima materi menumbuhkan sekaligus motivasi belajar. Hal “Permasalahan Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri I Torue”. tersebut juga merupakan masalah dalam Berdasarkan belakang, pembelajaran sejarah di sekolah ini. penulis Berdasarkan hasil observasi awal yang sebagai berikut: dilakukan tersebut, hanya pelajaran TIK 1) Permasalahan apa saja yang dihadapi saja yang menggunakan infocus. Tetapi dalam pembelajaran sejarah di SMA infocus yang digunakan adalah infocus Negeri I Torue? milik pribadi guru yang mengajar mata pelajaran tersebut. Itu artinya mata dapat latar merumuskan masalah 2) Bagaimana mengatasi permasalahan dalam pembelajaran sejarah? pelajaran TIK juga masih mengalami 3) Bagaimana dampak permasalahan masalah pada sarana pembelajarannya. pembelajaran sejarah di SMA Negeri Apalagi I Torue? pada pembelajaran sejarah, infocus tidak dijadikan media dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran sejarah yang ada di sekolah Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat ditetapkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menjelaskan permasalahan pembelajaran sejarah apa saja yang ada di SMA Negeri I Torue. ini. Hal itu dilakukan untuk mengetahui 2) Mendeskripsikan kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami diakibatkan guru dan siswa sebagai permasalahan pembelajaran sejarah di SMA Negeri yang muncul. Hasilnya diharapkan dapat I Torue. membantu pihak memperbaiki sekolah untuk masalah-masalah pembelajaran yang terjadi. Oleh karena dampak oleh 3) Mengidentifikasi yang permasalahan cara mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran sejarah. itu, penulis merencanakan penelitian yang lebih intensif permasalahan-permasalahan mengenai Metode Penelitian yang Jenis penelitian ini adalah terdapat dalam pembelajaran sejarah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dengan ini dilakukan di SMA Negeri I Torue memberi judul penelitian karena berdasarkan observasi awal 88 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 penulis menilai bahwa di sekolah ini subjeknya kurang dari 100, lebih baik masih diambil semua sehingga penelitiannya terdapat permasalahan permasalahan- dalam pembelajaran merupakan penelitian populasi. sejarah sehingga penulis memutuskan Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar untuk memilih sekolah ini menjadi lokasi dapat diambil antara 10-15% atau 20- penelitian.Waktu penelitian berawal dari 25% atau lebih”.Berdasarkan pendapat observasi awal hingga penelitian ini itu, maka peneliti mengambil sampel selesai yang bermula pada tanggal 10 sebesar 10%.Dalam Oktober 2013 hingga 21 Agustus 2014. peneliti Dalam menggunakan tehnik stratified sampling penelitian menggunakan ini, objek peneliti penelitian mengambil penelitian ini, sampel dengan yang atau pengambilan sampel secara berstrata dikenal dengan populasi.Adapun populasi atau bertingkat. Hal ini dikarenakan yang populasinya dimaksud adalah jumlah bersifat heterogen dan keseluruhan siswa dan guru sejarah yang memiliki tingkatan. Untuk itu, peneliti ada di SMA Negeri I Torue.Jumlah mengambil sampel seperti berikut ini: seluruh siswa yang dijadikan populasi di Tabel 1. Sampel Penelitian sekolah ini adalah 849 orang dan guru sejarah sejumlah 2 orang.Namun, populasi siswa di sekolah ini bersifat heterogen. Hal tersebut dikarenakan populasi siswa yang ada memiliki strata KELAS JUMLAH SAMPEL X 29 orang XI 31 orang XII 25 orang Jumlah 85 orang Sumber : Hasil analisis data siswa atau tingkatan yang terbagi sebagai berikut: Berdasarkan jenis penelitian, maka diketahui bahwa jenis data yang a) Strata I (kelas X) berjumlah 291 orang. bersifat b) Strata II (kelas XI) berjumlah 310 orang. c) Strata III diperoleh juga merupakan data yang deskriptif kualitatif. Adapun sumber data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer yaitu data yang (kelas XII) berjumlah 248 orang. diambil langsung dari objek penelitian melalui observasi, wawancara dan Menurut Arikunto dalam Misfar penyebaran angket dan data sekunder (2006:17) mengatakan bahwa: “untuk yaitu data pelengkap yang diperoleh sekedar melalui studi pustaka seperti beberapa ancer-ancer maka apabila 89 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 buku yang terkait dengan permasalahan N = Jumlah Sampel yang diteliti.Dalam pengumpulan data, Hasil penulis telah menggunakan beberapa dijabarkan teknik yang dapat mempermudah dalam penelitian berupa skripsi yang dapat mengumpulkan disampaikan kepada orang lain. data.Teknik tersebut analisis tersebut menjadi kemudian sebuah laporan observasi, wawancara dan angket.Dalam pengumpulan data yang diperlukan, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa observasi, lembar pedoman wawancara, Hasil Dan Pembahasan Hasil Berdasarkan penelitian yang dan instrumen dilakukan, diperoleh hasil bahwa di SMA angket.Untuk menganalisis data yang Negeri I Torue masih terdapat masalah diperoleh, pembelajaran peneliti berpatokan pada sejarah. Permasalahan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Lexy tersebut meliputi masalah kinerja guru J. yang mengajar menggunakan metode Moleong (2012:248) menjelaskan bahwa: yang Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Sedangkan untuk menganalisis data yang menggunakan diperoleh dari hasil angket, peneliti menggunakan rumus yang disebutkan oleh Saifudin Anwar dalam Sukanadi monoton dan media tidak pernah pembelajaran (infocus, gambar, peta) sehingga minat belajar siswa masih rendah. Masalah tersebut berawal dari fasilitas atau sarana pembelajaran sejarah yang tidak memadai sehingga guru hanya menggunakan buku pelajaran sebagai media pembelajaran. Fasilitas yang tidak memadai ini memaksa guru untuk mengajar apa adanya sehingga berdampak terhadap minat belajar siswa. (2002:103) yang menyebutkan bahwa: F Pembahasan N Gambaran Umum SMA Negeri I P = X 100% Keterangan: Torue P = Persentase SMA Negeri I Torue merupakan F = Frekuensi sekolah terbesar yang ada di wilayah 90 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi ini memiliki visi dan misi sebagai Moutong. Sekolah ini didirikan pada berikut: tahun 1987. Sekolah ini merupakan salah 1) Visi satu di Mewujudkan SMA Negeri 1 Torue bangunan terdepan di Bidang Akademik dan Non sekolah ini sekitar ±27.000 m2. Sekolah Akademik yang mampu bersaing secara ini berbasis Sekolah Standar Nasional global di Provinsi Sulawesi Tengah. (SSN). Yang pertama sebagai Kepala 2) Misi sekolah Kecamatan favorit yang Torue. Luas ada Sekolah pertama adalah Drs. Damsyik (1) Melaksanakan pendidikan sesuai Syair menjabat pada tahun 1988-1990 perkembangan kemudian beliau dimutasikan ke SMA IPTEK dilandasi budi pekerti Negeri 1 Palu yang menggantikan beliau luhur. sebagai Kepala Sekolah adalah Drs. I Gede Negara Widhiasa dari tahun 19901998, lalu beliau diangkat menjadi dan berkepribadian tangguh. (3) Meningkatkan pengembangan diri di Makmur Salatung pada tahun 1998-2008. Ekstrakurikuler. digantikan kembali oleh dan (2) Menghasilkan lulusan berprestasi Pengawas dan digantikan oleh Drs. Kemudian IMTAK Bidang Intrakurikuler (4) Mewujudkan dan pendidikan Ramli, S.S,M.Pd dari tahun 2008-2014. berwawasan wiyata mandala dan Beliau kemudian digantikan oleh Drs. cinta lingkungan. Mustafa yang baru menjabat beberapa bulan. Permasalahan Pembelajaran Sejarah Sekolah ini juga mengalami beberapa kali pergantian nama. Pada awal di SMA Negeri I Torue Setiap sekolah pasti memiliki berdirinya sekolah ini bernama SMA kegiatan pembelajaran Negeri 2 Parigi sampai tahun 2007. dilaksanakan, Kemudian pada tahun 2008 berganti merupakan suatu sistem yang melengkapi nama menjadi SMA Negeri 1 Sausu. komponen Karena terjadi pemekaran di daerah pembelajaran tersebut maka tahun 2010 berganti nama sorotan karena sering terjadi masalah- menjadi SMA Negeri 1 Torue. Sekolah masalah dimana pendidikan. kecil mempengaruhi sering yang kegiatan Akan sekali maupun tetapi menjadi besar yang pembelajaran tersebut, 91 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 baik secara langsung maupun tidak infocus. Selama mereka mengajar hanya langsung. Begitu pula yang terjadi di menggunakan buku paket dan buku SMA Negeri I Torue. Sekolah ini penunjang. Berdasarkan hasil wawancara merupakan mereka sekolah yang besar di mengakui adanya kesulitan Kecamatan Torue. Akan tetapi sekolah disebabkan masalah tersebut. Dimana ini menghadapi permasalahan mereka merasa sulit untuk menumbuhkan pembelajaran, khususnya pembelajaran minat belajar siswa yang cenderung sejarah. Berdasarkan penelitian yang kurang telah dilakukan, diketahui bahwa dalam pelajaran sejarah. Masalah tidak adanya kegiatan ada sarana tersebut diperkuat lagi dengan beberapa hal yang menjadi masalah bagi hasil angket yang disebarkan kepada pembelajaran masih pembelajaran sejarah sejarah Masalah-masalah antusias dalam menerima itu sendiri. siswa. Hasil angket tersebut diketahui tersebut dapat bahwa memang benar di sekolah ini tidak dijelaskan sebagai berikut: terdapat Masalah Sarana Pembelajaran seperti itu karena menurut sebagian besar Sarana pembelajaran merupakan kedua sarana pembelajaran siswa guru yang mengajar sejarah tidak hal penting dalam kegiatan pembelajaran pernah sejarah. pembelajaran saat mengajar. Ada juga Sarana mempengaruhi pembelajaran kegiatan sangat pembelajaran menggunakan beberapa yang menyebutkan guru sejarah secara langsung maupun tidak menggunakan langsung. Berdasarkan hasil penelitian Namun setelah diperjelas ternyata media yang dilakukan dapat diketahui bahwa yang dimaksud adalah buku pelajaran sarana yang biasa digunakan oleh guru. pembelajaran sejarah masih kurang karena peta dan infocus yang Kinerja seharusnya ada malahan tidak ada. Mengajar Padahal sarana kedua pembelajaran media media Guru pembelajaran. Sejarah dalam Kinerja seorang guru adalah hal tersebut merupakan sarana yang penting utama dalam bagi kelangsungan pembelajaran sejarah memiliki yang ada di SMA Negeri I Torue. membimbing dan mengarahkan siswanya. Masalah tersebut diakui oleh guru sejarah Guru harus bertanggungjawab atas tugas yang mengatakan bahwa di sekolah ini yang diembannya yaitu mengajar dan memang tidak terdapat gambar, peta dan mendidik siswa agar menjadi lebih baik tugas pembelajaran. yang berat Guru untuk 92 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 dari sebelumnya, dari yang salah menjadi SMA Negeri I Torue menuntut guru benar, dari yang tidak tahu menjadi tahu. untuk ekstra berusaha meminimalisir Tugas berat itu juga dilakukan oleh guru masalah tersebut agar tidak berdampak sejarah fatal di Berdasarkan SMA Negeri hasil dilakukan, guru cenderung bosan I Torue. wawancara mengatakan dengan terhadap pembelajaran sejarah yang secara terus menerus.Masalah-masalah siswa yang dihadapi pada pembelajaran sejarah pelajaran di sekolah ini, guru sejarah yang sejarah. Mereka juga mengeluhkan tidak mengajar berusaha meningkatkan minat adanya infocus yang dapat membantu belajar mereka dalam mengajar. Hal tersebut pelajaran sejarah adalah pelajaran yang diperkuat dengan hasil angket yang membosankan.Hal yang dilakukan oleh disebarkan kepada siswa bahwa guru para guru sejarah di sekolah ini adalah sejarah sesekali mengubah suasana pembelajaran di sekolah ini sering siswa sedikit dan mengubah citra menggunakan metode yang monoton agar menyenangkan.Biasanya yaitu metode ceramah dan tanya jawab. siswa juga diberikan tugas yang bisa Mereka mengakui bahwa mereka merasa dicari di internet.Hal itu dapat menambah bosan dan tidak senang belajar sejarah pengetahuan siswa.Sejauh ini mereka karena kinerja guru yang menurut mereka hanya kurang baik. Mereka juga mengatakan kecil bahwa guru yang mengajar mereka selalu menumbuhkan kembali minat belajar menciptakan suasana yang menegangkan sejarah sehingga mereka merasa jenuh dengan siswa.Disamping itu guru sejarah di keadaan tersebut. Kurangnya penggunaan sekolah ini juga mulai turun tangan untuk media pembelajaran juga ditunjukkan meminta sarana pembelajaran yang masih oleh hasil observasi kinerja guru yang kurang telah dilakukan. kepada Kepala Sekolah SMA Negeri I menggunakan kepada nasehat-nasehat siswanya yang hilang dalam agar dari pembelajaran dapat para sejarah Torue. Bahkan seorang guru sejarah Cara Mengatasi Permasalahan mengatakan apabila keinginannya Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri tersebut tidak dipenuhi oleh Kepala I Torue Sekolah, beliau akan mengusahakan Adanya dampak yang disebabkan untuk mengadakan media infocus itu oleh masalah pembelajaran sejarah di secara pribadi. Walaupun permasalahan 93 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 pembelajaran sejarah di sekolah ini menarik belum terselesaikan, akan tetapi guru- kronologi, model tematik, model garis guru sejarah yang ada memiliki niat yang besar perkembangan khusus, dan model besar regresif.Keempat untuk mengubah kualitas yaitu model garis besar model pembelajaran pembelajaran sejarah di SMA Negeri I tersebut dapat diterapkan dalam kegiatan Torue.Diketahui bahwa guru sejarah di pembelajaran sejarah agar dapat menarik SMA Negeri I Torue belum mampu perhatian siswa dan meningkatkan minat mengatasi masalah pembelajaran sejarah belajar mereka terhadap pembelajaran yang ada di sekolah ini.Bukan hanya dari sejarah.Dengan demikian asumsi bahwa segi materi saja yang harus diperhatikan pelajaran sejarah yang membosankan melainkan juga dari model pembelajaran dapat diubah menjadi pelajaran yang yang menyenangkan. dibawakan oleh guru saat Bukan hanya model mengajar.Seperti yang dikatakan oleh pembelajarannya saja yang diperbaiki Leo Agung (2013:65) yang mengatakan tetapi juga sarana pembelajaran sejarah bahwa: yang Untuk meminimalisasi permasalahan yang ada, baik pembelajaran sejarah maupun guru sejarah, perlu adanya langkah yang jelas agar proses pembelajaran sejarah lebih menarik dan bermakna. Salah satu upayanya, dalam penyusunan model pembelajaran sejarah, dengan model yang ditampilkan diharapkan agar pembelajaran menarik dan menyenangkan di samping siswa lebih mudah menyerap materi yang disampaikan guru. Model pembelajaran adalah kesatuan yang utuh antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan bahkan taktik pembelajaran terangkai menjadi satu kesatuan. Adapun model pembelajaran yang dapat digunakan menyajikan oleh pelajaran guru dalam sejarah yang masih kurang dilengkapi memadai perlu sehingga pembelajaran sejarah menjadi pembelajaran yang lebih baik lagi. Dampak Masalah Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri I Torue Berbicara masalah dampak, sudah pasti segala sesuatu yang terjadi memiliki dampak tersendiri. Begitu pula pada pembelajaran sejarah yang masih memiliki masalah. Seperti pembelajaran di SMA Negeri I Torue yang masih memiliki masalah-masalah yang telah dijelaskan di atas. Dampak yang disebabkan oleh adanya masalah-masalah tersebut terbagi menjadi yaitu dampak positif dan negatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui 94 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 bahwa adanya dampak yang disebabkan oleh masalah tersebut yaitu seperti berikut: tidak adanya media pembelajaran seperti peta dan infocus. (3) Dalam 1) Dampak Positif Adapun dampak disebabkan oleh positif adanya yang masalah pembelajaran sejarah yaitu: (1) Guru (2) Guru mengajar apa adanya karena jadi lebih mengajar guru hanya mengandalkan buku pelajaran. (4) Guru menggunakan metode yang monoton saat mengajar. paham akan (5) Siswa merasa bosan dengan kinerja keinginan siswa dalam menerima guru yang menurut mereka tidak pelajaran. menyenangkan. (2) Guru lebih paham bahwa dalam (6) Karena tidak adanya mengajar diperlukan adanya media pembelajaran yang kinerja guru sejarah di SMA Negeri I dapat membantu guru menyajikan materi-materi yang akan diajarkan seperti media infocus. yang media dibutuhkan Torue menjadi kurang baik. (7) Siswa menganggap pelajaran sejarah (3) Guru lebih dekat dengan siswa karena adanya masalah tersebut. Hal adalah mata pelajaran yang sulit dipahami dan membosankan. itu dikarenakan guru mulai mengajak siswa bercanda sekali-sekali saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah (4) Guru termotivasi untuk memecahkan dipaparkan pada bab sebelumnya dapat permasalahan sarana pembelajaran disimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang kurang memadai. sejarah sarana pembelajaran dan kinerja (Sumber hasil analisis wawancara yang guru adalah komponen yang sangat dilakukan dengan I Wayan Windu, S.Pd penting dan Yulius Anton P, S.Pd) pembelajaran sejarah yang ada. Sarana 2) Dampak negatif pembelajaran yang kurang baik akan Adapun dampak negatif yang disebabkan karena adanya masalah tersebut yaitu: (1) Kurangnya terhadap kelangsungan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Kurangnya sarana pembelajaran menjadikan guru mengajar secara apa minat belajar terhadap pembelajaran sejarah. siswa adanya hanya mengandalkan buku dan metode yang diketahuinya. Dengan 95 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 demikian kinerja guru sejarah menjadi Maka kurang baik pula dan hal ini sangat meminimalisasikan berpengaruh terhadap minat belajar siswa pembelajaran untuk menerima pelajaran sejarah di khususnya minat belajar siswa guru harus sekolah.Hal tersebut telah terjadi di SMA menggunakan model-model pembelajaran Negeri I Torue yang memiliki masalah seperti model garis besar kronologis, seperti model itu sehingga minat belajar dari untuk permasalahan sejarah tematik, itu yang model dihadapi garis besar siswanya rendah seperti yang telah perkembangan khusus dan model regresif dijelaskan siswa guna meningkatkan minat belajar siswa. merasa bosan dengan pelajaran sejarah Hal tersebut juga dapat meningkatkan sehingga ada siswa yang tidur pada saat penilaian siswa terhadap kinerja guru kegiatan yang mengajarkannya. sebelumnya bahwa pembelajaran sejarah berlangsung. Dalam mengatasi permasalahan pembelajaran sejarah yang dihadapi guru harus lebih aktif dan kreatif dalam Daftar Pustaka Aman, menyusun model-model pembelajaran sejarah yang akan ditampilkan kepada (2011). Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Ombak. Yogyakarta. sekolah ini.Mereka masih menggunakan I Ketut Sukanadi, (2012). Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XII di SMA Negeri I Dolo. Skripsi pada Fakultas Program Studi FKIP Universitas Tadulako: tidak diterbitkan. Palu metode yang biasanya digunakan.Hanya Leo siswa agar pelajaran sejarah lebih menarik dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Akan tetapi hal tersebut belum dilakukan oleh para guru sejarah di saja guru sejarah di sekolah ini lebih mencoba untuk pembelajaran membuat sejarah suasana sedikit Agung, (2013). Perencanaan Pembelajaran Sejarah. Ombak. Yogyakarta. Lexy J. Moleong, (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. menyenangkan dengan memberi gurauan kepada siswa dan mencoba untuk mengadakan sarana pembelajaran yang masih kurang. Misfar Hasan, (2006). Apersepsi Guru untuk Meningkatkan Perhatian Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri I Bungku Tengah.Skripsi pada Fakultas 96 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Program Studi FKIP Universitas Tadulako: tidak diterbitkan. Palu 97 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 PEREMPUAN BERPOLITIK: Sejarah Perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli (1971-2009) Oleh: Windayanti 1 Nuraedah. (E-mail: [email protected])2 ABSTRAK Penelitian ini membahas: 1). Profil kehidupan politik perempuan di DPRD Kabupaten Tolitoli; 2). Perspektif perempuan sebagai anggota dewan di Kabupaten Tolitoli; 3). Keterlibatan para politisi perempuan dalam panggung politik di Kabupaten Tolitoli. Tujuan Penelitian ini adalah: 1). Untuk mendeskripsikan profil kehidupan politik perempuan di DPRD Kabupaten Tolitoli; 2). Untuk mendeskripsikan perspektif perempuan sebagai anggota dewan di Kabupaten Tolitoli; 3). Untuk mendeskripsikan keterlibatan perempuan di panggung politik. Pertanyaan penelitian diselesaikan dengan mengunakan metode sejarah melalui pendekata sejarah perempuan. Pencarian sumber dilakukan pada Kantor DPRD Kabupaten Tolitoli, Perpustakaan Daerah Kabupaten Tolitoli, Perpustakaan Daerah Provinsi, Perpustakaan Universitas Tadulako, dilengkapi dengan hasil observasi dan wawancara. Penyajian data penelitian melalui proses verifikasi, kritik, interpretasi, dan analisis data, serta penulisan. Hasil penelitian ini menemukan tiga hal, yaitu:Pertama, Keterlibatan perempuan di DPRD Kabupaten Tolitoli tampil dan dari berbagai sudut kehidupan sosial; Kedua,prespektif perempuan DPRD terlihat pada partisipasinya Nampak di berbagai organisasi perempuan;dan Ketiga, keterlibatan politisis perempuan di panggung politik mengungkap bahwa perempuan anggota dewan di Kabupaten Tolitoli sebahagiaan besar merupakan kader dari partai Golongan Karya, serta perempuan menyuarakan tentang kesetaraan gender dan berani tampil pada panggung politik di skala Kabupaten. Kata Kunci: Perempuan, Politik, dan DPRD 1 2 Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Dosen P-IPS Pendidikan Sejarah FKIP Untad 98 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 ABSTRACT This research discussed about: 1). the life of woman politics profile in DPRD Tolitoli; 2). the woman’s perspective as a division of the Member of Parliament inTolitoli; 3). thewomen’s political participation in politics in Tolitoli. The main objective of this research is to describe the life of woman politic profile in DPRD Tolitoli, the women perspective as a division of the Member of Parliament in Tolitoli, and the women’s political participation in politics in Tolitoli.This research used the history method through the history of woman approach. The sources of this research were taken from the DPRD office of Tolitoli, the library of province, and the library of Tadulako University. Furthermore, the sources of this research also taken from observation and interview. The data of this research are presented through verification, criticism, interpretation, data analysis, and written form. Based on the result of this research, it was found that there are three main things of research founding. First, the woman of DPRD participate in every social side; second, the woman’s of DPRD perspective was seen from their activity or their participation in every woman organization, and last, the women’s political participation in Tolitoli show that most of them is the member of Golongan Karya (GOLKAR). Then, they also express about gender equality and they have self-confident participate in politics in regency scale. Keywords: Women, Politic, and DPRD 99 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 persoalan daerah adalah persolan perempuan. Pendahuluan Memerangi sepanjang sejarah ketidakadilan sosial Saparinah Sadli(2010:110) “perempuan akan kemanusiaan, selalu lebih baik memahami persoalan perempuan menjadi tema menarik dan tetap akan dan menjadi tema penting dalam setiap pemikiran memperjuangkan kepentingan perempuan”. dan konsepsi tentang kemasyarakatan di Alasan mendasar mengapa perlu melibatkan masa mendatang. Dimana kaum perempuan perempuan dalam politik yaitu perempuan selalu terpinggirkan memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus yang (marginal) dalam berbagai segi kehidupan. hanya dapat dipahami dengan baik oleh Hal perempuan sendiri. berada ini di posisi menimbulkan stereotip bahwa lebih mengerti bagaimana Kebutuhan-kebutuhan perempuan merupakan kaum yang lemah bila tersebut antara lain meliputi dilihat dari fungsi, peran, dan kedudukan. reproduksi, masalah kesejahteraan keluarga, Kenyataan ini mengindikasikan, perempuan kepedulian mengalami manusia lanjut usia, dan tuna daksa, serta isu- diskriminasi untuk dapat memasuki ruang publik. Ketimpangan angka keterwakilan perempuan di lingkup publik ini terhadap anak, kesehatan kebutuhan isu kekerasan seksual. Kajian tentang diperkuat oleh kecilnya jumlah perempuan di berpolitik memang tingkat pengambilan keputusan. dikaji.Mengacu pada perempuan menarik jumlah yang untuk penduduk Masyarakat di Kabupaten Tolitoli perempuan dari tahun 1971 sampai tahun juga memandang hal yang sama tentang 2009 yangmengalami pertambahan sangat perempuan di daerahnya. Data statistik pesat, akan tetapi keterwakilan perempuan (1999) menunjukkan dalam berbagai periode, sebahagian besar perempuan di Kabupaten Tolitoli berjumlah hanya memiliki keterwakilan 2 kursi di 58.572 jiwa dengan keterwakilan perempuan DPRD Tolitoli. Selain itu, penelitian yang di DPRD periode 1971-1977 berjumlah 6 berkenaan dengan obyek tersebut belum orang tetapi dua diantaranya meninggal dunia banyak diteliti oleh para sarjana dari berbagai pada saat menjabat, yakni Ny. Tahir H. bidang ilmu.Menurut Kuntowijoyo (2003:3) Sunge dan Ny. Permadi, dan Penganti Antar “dalam ilmu sejarah, belum ada disertasi Waktu (PAW) di ambil aliholeh perwakilan yang secara laki-laki kaum wanita, sekalipun dalam beberapa skripsi S1 perempuan sebagai kaum yang terpinggirkan maupun S2 sudah mulai tampak perhatian terlihat jelas dengan fakta yang terjadi di kearah itu”. Hal tersebut yang menjadi salah daerah satu alasan peneliti mengangkat kajian ini pada tahun 1971 bukan ini. perempuan.Posisi Padahal sebahagian besar khusus membahas sejarah 100 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 karena peneliti ingin mengetahui sepak perempuan terjang perempuan di panggung politik dan Kabupaten Tolitoli. kiprah mereka dalam prespektif dalam panggung politik Sebelum kemerdekaan di 1945, keperempuanan mereka, sebagai anggota perempuan Indonesia telah aktif dalam DPRD Peneliti perjuangan memerdekakan bangsa. Pada mengambil batasan tahun mulai dari pemilu tahun 1928 perempuan telah memperkuat pertama pada tahun 1971 hingga periode gerakannya masa bakti aktif yaitu pada pemilu tahun Kongres 2009, sebab tahun 2009-2014 merupakan Suatu masa bakti aktif (sedang berlangsung) DPRD kemandirian perempuan Indonesia dalam Kabupaten uraian berfikir dan bertindak. Perempuan memiliki diberi keutamaan lain, hal ini dipertegas oleh Reni Kabupaten Tolitoli. tersebut, maka Tolitoli. Berdasarkan penelitian ini judul“PEREMPUAN BERPOLITIK: Sejarah Perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli (19712009)” Berangkat dari pemikiran di atas, maka peneliti memberi batasan wilayah kajian bagi penelitian yang akan. Untuk itu peneliti menyusun masaalah yang beberapa akan rumusan dijadikan fokus pengkajian penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimana profil kehidupan politik perempuan di DPRD Kabupaten Tolitoli, (2) Bagaimana perspektif perempuan sebagai anggota dewan di Kabupaten Tolitoli, (3) Bagaimana perempuan keterlibatan para politisi dalam panggung politik di Kabupaten Tolitoli. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:(1) Untuk mendeskripsikan profil kehidupan politik perempuan di DPRD Kabupaten Tolitoli, (2) Untuk perempuan mendeskripsikan sebagai perspektif anggota dewan di dengan menyelenggarakan Perempuan Indonesia bukti tentang visi pertama. politik dan Nuryanti (2007:3-4) bahwa: dari segi potensi, perempuan juga patut diperhitungkan. Perjalanan sejarah Indonesia telah mencatat banyak tokoh-tokoh perjuangan bangsa Indonesia yang besar karena ada sosok perempuan sebagai istri belakangnya seperti, Inggit Garnasih yang mengantarkan puncak kejayaan Sukarno dalam memimpin bangsa ini, “Raja Tanpa Mahkota” Haji Oemar Said Tjokraminoto yang tidak berdaya sepeninggal Suharsikin, isterinya. Kemudian ada Zaitun Nahar istri Agus Salim yang sangat mencintainya. Ada Sulistina kepada Bung Tomo, Rabingah kepada Prawoto Mangusasmito, Nur Nahar kepada Natsir, Rahmi kepada Bung Hatta dan Halimah kepada Sjafrudin Prawira Negara. Jasa mereka begitu besar, walaupun ada dibelakang layar dan terkadang hilang ditelan zaman. Hal perempuan serupa Sulawesi juga terlihat Tengah, pada sejarah Untuk perempuan Sulawesi Tengah juga memiliki mendeskripsikan keterlibatan para politisi dinamika yang menarik perhatian karena Kabupaten Tolitoli, (3) 99 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 keunikannya. Sehingga keberadaan mereka dengan hak asasi manusia secara umum, semakin sejarah menurut Miriam Budiarjo (2009-1200) “hak perempuan Indonesia, Haliadi Sadi (2013:). asasi ini dimiliki tanpa membedakan dasar Penulisan tokoh dalam prespektif sejarah tak bangsa, ras, agama, begitu pula jenis luput dari catatan hidup yang berbentuk kelamin, karena dasar hak asasi ini adalah biografi, sebab biografi dapat mewakili bahwa manusia memperoleh kesempatan catatan tersebut. untuk berkembang sesuai dengan bakat dari Menurut Kuntowijoyo (2003:206) “setiap cita-citanya”. Hak politik di implimentasikan biografi mengandung empat hal, yaitu (a) pada kepribadian tokohnya, (b) kekuatan sosial merupakan taraf partisipasi politik warga yang sejarah masyarakat dalam kegiatan-kegiatan politik keberuntungan dan baik yang bersifat aktif maupun pasif. kesempatan yang datang”. Dalam konteks Menurut Michael Rush Philip (2003:23) sejarah perempuan penulisan biografi tidak mengemukakan bahwa “partisipasi politik terlepas hidup adalah keterlibatan individu-individu sampai perempuan sebagai pelaku utama, catatan pada bermacam-macam tingkatan di dalam hidup tersebut dapat berupa tulisan profil. sistem politik”. Sedangkan menurut Miriam Penulisan Profil tokoh perempuan dalam Budiarjo sejarah perempuan juga mengadopsi konsepsi politik sebagai kegiatan seseorang atau biografi, akan tetapi diberikan pendekatan kelompok orang untuk ikut serta secara aktif yang lebih spesifik. Gerry Van Klinten dalam dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan Bambang Purwanto (2013:133-135) “profil memilih pimpinan negara secara langsung perempuan juga memperhatikan empat hal, atau mempengaruhi kebijakan pemerintah”. yaitu (1) Kedirian tokoh, (2) Keluarga tokoh, Dalam pelaksanaan partisipasi politik setiap (3)Pendidikan atau warga negara berperan serta tak terkecuali gagasannya tokoh”. Profil tokoh dipandang kaum perempuan. Ani Widyani Soetjipto perlu dalam penulisan sejarah perempuan dalam apalagi menyatakan “Peran dan posisi perempuan memperkaya hidup seorang mendukung, zamannya, tokoh (c) dan (d) dari mozaik lukisan penulisan tokoh, melibatkan catatan (4) Ide-ide profil tokoh-tokoh permpuan lokal. katagoripartisipan, bahwa (2009-367) Saparinah Sadli partisipan “partisipasi (2010-107) dan laki-laki cukup seimbang. Mereka tidak Perjalanan banyak direndahkan, betapa sebagai ibu yang tugas utamanya menjadi perempuan mempunyai peran yang penting. pendamping suami dan pengurus rumah Bahkan dalam hadits dikatakan bahwa tangga belaka. Akan tetapi, perempuan justru perempuan adalah tiang negara. Hak-hak diikut-sertakan dalam perjuangan bangsa. politik perempuan tentunnya akan terkait Serta meninggalkan kesan sejarah faktual mulai tidak diasosiasikan mengisi perannya hanya secara 100 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 propesional (diruang publik) dan secara asas dan aturan ilmu sejarah”, Mengacu pada progresif memimpin partai politik”. pandangan tersebut, maka penelitian ini DPRD sebagai lembaga perwakilan menggunakan metode penelitian sejarah idealnya mewujudkan sikap tindakan dan dengan kebijakan yang mencerminkan keinginan, sebagai aspirasi dan diwakilinya. berpihak Menurut di dalam pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber (verifikasi), analisis Muchlis Hamdi sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah peranan legislatif.Pertama“penerimaan seluruh Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah.Kota Tolitoli dipilih pemilih, sebagai lokasi penelitian ini sangat cocok terhadap eksistensinya dan fungsi DPRD. dengan judul penelitian, karena berdasarkan Mengingat bahwa peranan lembaga legislatif pertimbangan bahwa kegiatan penelitian hanya dapat efektif manakala lembaga ini berpusat di kantor DPRD Kabupaten Tolitoli legitimate”. Lazimnya, kondisi ini akan tepatnya di Jalan. Moh. Bantilan No 2 mewujudkan terpilihnya Tolitoli (Kompleks Bumi Harapan Tolitoli). anggota DPRD dinilai berlangsung secara Waktu yang digunakan untuk penelitian ini langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan mencakup seluruh prosedur kerja mulai dari adil. dijelaskan tahap persiapan penelitian, pengumpulan Muchlis Hamdi yang “Kedua kemampuan data, hingga proses penulisan. (1) Tahap DPRD menjalankan profesionalisme dalam persiapan penelitian, yaitu dengan melakukan bingkai peranan yang dimainkannya. DPRD seminar proposal penelitian yang akan harus mengembangkan dilaksanakan pada tanggal 10 April 2014. (2) kompetensi peran-peran representasi, kontrol Tahap pengumpulan data, yaitu dengan dan legislatif dalam hubungannya dengan melakukan otonomi daerah”. dilapangan yang dilakukan pada tanggal 14 apabila Sedangkan terus rakyat (historiografi). dan lembaga khususnya tahapan rakyat kemampuan masyarakat berikut: beberapa kepada (2002:53) ada dua hal yang saling terkait, dan terkandung menggunakan proses lebih menerus jauh penelitian secara langsung April 2014 sampai dengan selesai, tahapan ini Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Menurut A.Daliman meliputi Studi Pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian (2012-27) hasil dari tahapan pengumpulan data tersebut “metode sejarah dapat diartikan sebagai akan dilakukan kritik sumber dan Interpretasi metode penelitian dan penulisan sejarah demi mendapatkan data yang akurat. (3) dengan menggunakan cara, prosedur, atau Tahap Penulisan, yaitu dengan melakukan teknik yang sistematik sesuai dengan asas- 101 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 penyususnan hasil penelitian yang di tuangkan kedalam tulisan ilmiah. Berdasarkan Oral History (Sejarah Lisan) yang berkembang di Tolitoli, nama Objek penelitian adalah perempuan Tolitoli berasal kata Totolu yang berarti tiga anggota DPRD Kabupaten Tolitoli mulai dari orang. Masyarakat Tolitoli percaya bahwa periode 1971 sampai dengan 2009, adapun suku bangsa Tolitoli berasal dari Tiga subyeknya adalah 15 orang perempuan. Manusia kayangan yang turun kebumi yaitu, Penulis memberi batasan penulisan pada Tamadika Baolan, Tamadika Dei Galang, kaum perempuan yang pernah duduk di kursi dan Tau Dei Bumbungan Lanjat atau Boki DPRD Kabupaten Tolitoli yang terdiri dari Bulan. Pada perkembangannya, sebutan itu 10 orang utusan partai Golongan karya, berubah menjadi Tontoli seperti yang dimuat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1 dalam Lange-Contract tanggal 5 juli 1858 orang, Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) 2 yang ditandatangani oleh Dirk Francois orang, Partai Patriot pancasila 1 orang, dengan Raja Bantilan Syaifudin. Kemudian Paratai Serikat Islam Indonesia 1 orang. pada tahun 1918 Tontoli berubah menjadi Tolitoli yang terlihat dalam Korte Verklaring yang Hasil ditandatangani oleh raja Haji Kota Tolitoli adalah sebuah Ibu Kota Mohammad Ali dengan pemerintahan Hindia Tolitoli yang secara administrasi terletak di Belanda yang ketika itu ibu kota kerajaan Kecamatan Baolan.Kota Tolitoli merupakan berpusat di Nalu(Tjeok Sudarmadji, 1983- daerah yang teridentifikasi sebagai kawasan 63). Kabupaten Tolitoli sejak tahun 1960 perkotaan karena memiliki ciri-ciri daerah sampai 2015 pernah di pimpin oleh Bupati- kekotaan. Berdasarkan peraturan Pemerintah bupati No.47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Muhammad Pusadan menjabat 1960-1970; Ruang Wilayah Nasional bahwa kawasan (2) H. Mohammad kasim Razak menjabat perkotaan adalah kawasan yang mempunyai 1970-1975; (3) Kolonel (Inf) Eddy Soeroso kegiatan utama bukan pertanian dengan menjabat 1975-1985; (4) Kolonel (Inf) H.M. susunan fungsi kawasan sebagai tempat Sulaiman menjabat 1985-1989; (5) Kolonel pemukiman dan (Inf) Dede Hatta Permana menjabat 1989- pelayanan 1994; (6) Kolonel (Inf) H. Gumyadi, SH sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan menjabat 1994-1999; (7) Drs. H. Moh. perkotaan Tolitoli meliputi Kelurahan Baru, Ma’ruf Bantilan, MM menjabat 1999-2004; Kelurahan Tuweley, (8) Drs. H. M. Syahril Alatas, SH, MH Kelurahan Panasakan, Kelurahan Sidoarjo, Penjabat Bupati sementara 2004-2005; (9) dan Kelurahan Tambun. Drs. H. Moh.Ma’ruf Bantilan, MM menjabat distribusi perkotaan, jasa pemusatan pemerintahan, Nalu, Kelurahan antara 2005-2010; (10) lain: DR. (1) H. H. Rajawali Moh. Saleh 102 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Bantilan, SH, MH menjabat 2010-2015 membicarakan (sumber: Keluarga Tokoh, Pendidikan Tokoh, Ide-ide http://wikipedia.com/kabupaten/tolitoli). atau Gagasan Tokoh, Kehidupan Bersosial, Kabupaten Tolitoli memiliki Luas Kehidupan tentang Kedirian Berpolitik, Tokoh, Kehidupan wilayah 4.079,6 km² yang mencakup di Berorganisasi, Utusan Parpol (Partai Politik); sepuluh Di Luar Ruang Publik, Jabtan di DPRD. dan Kecamatan, yakni Kecamatan Dampal Selatan, Dampal Utara, Dondo, perempuan-perempuan Ogodeide, Basidondo, Lampasio, Baolan, pembahasan anatara lain Norma Rahim, Tutu Galang, Dakopamean, dan Tolitoli Utara. Sumarwiyati, Hatem Buhang, Hj. Nursidah Untuk menuju dari kecamatan satu ke Kasim B, Warda Djafar, Dra. Indrawati Tapa, kecamatan lainnya di tunjang dengan akses Norma Dunggio, Hj. Hartini Abdullah B, Hj. pergubungan yang Wahda A.Pusadan, Resnawati Pabelu, Arna memadai sehingga bisa ditempuh dengan Hi. Ardy, Rahel Selvy Tansia T, Sitti kendaraan Muminang, Endang Hartati, Irmawati ST. darat, roda berupa dua jalan maupun roda yang menjadi empat.Selain akses darat, untuk menuju kecamatan juga bisa diakses melalui jalur laut terutama di kecamatan yang terletak di pesisir pantai.Umumnya Kecamatan di Pembahasan 1. Profil Kehidupan Politik Perempuan Tolitoli terletak di pesisir pantai yang DPRD Kabupaten Tolitoli terbentang dari Dampal Selatan hingga Kedirian Tokoh, Profil Kehidupan Tolitoli Utara. Secara geografis Kabupaten Politik Perempuan DPRD bila dilihat dari Tolitoli teletak pada ketinggian 0-2.500 segi Kedirian Tokoh, maka nampak bahwa meter dari permukaan laut dengan topografi ada datar hingga pegunungan. Sedang dataran perempuan yang satu dengan yang lain. rendah umumnya terletak disekitar pantai dan Perbedaan tersebut antara lain setiap tokoh letaknya bervariasi. Kabupaten Tolitoli diapit memiliki tempat lahir yang bermacam- oleh tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Buol, macam, ada yang lahir di Kabupaten Tolitoli Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi seperti Hatem Buhang, Warda Djafar, Hj. Moutong dengan batas-batas yaitu: (1) Wahda A.Pusadan, Arna Hi. Ardy, Rahel Sebelah Utara, Kabupaten Buol dan laut Selvy Tansia T, Sitti Muminang, Endang Sulawesi; (2) Sebelah Timur, Provinsi Hartati, Irmawati ST. sedangkan anggota Gorontalo; (3) Sebelah Selatan, Kabupaten DPRD perempuan lainnya mimiliki tempat Donggala; (4) Sebelah Barat, Selat Makassar. kelahiran di luar Kabupaten Tolitoli seperti Sejarah Kabupaten perempuan Tolitoli tahun di bermacam-macam perbedaan antara DPRD Norma Rahim yang lahir di kampung Siwa 1971-2009 Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, Tutu 103 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Sumarwiyati yang lahir di kota Subang Jawa dikarenakan telah menikah dengan pria asli Barat, Hj. Nursidah Kasim B, MM yang lahir Sulawesi Tengah, hal ini dapat terlihat pada di kota Luwuk Kabupaten Banggai Sulawesi keluarga Hj. Hartini Abdullah B. perempuan Tengah, Dra. Indrawati Tapa yang lahir di yang berasal dari Kota Bau-bau Sulawesi Gorontalo, Norma Dunggio yang lahir di Tenggara ini kemudian menikah dengan kota Makassar Sulawesi Selatan, Hj. Hartini Syamsuddin Buhang, BSc yang merupakan Abdullah B yang lahir di kota Bau-bau laki-laki berdarah asli Buol dan menetap di Sulawesi Tenggara, Resnawati Pabelu yang kota Tolitoli. Menikah dengan laki-laki yang lahir di kampung Unaaha kota Kendari tinggal di Kota Tolitoli, dirasakan pula oleh Sulawesi Tenggara. Perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli Keluarga Tokoh, Profil Kehidupan lainnya seperti Norma Rahim, Warda Djafar, Politik Perempuan DPRD bila dilihat dari Dra. Indrawati Tapa, Norma Dunggio, Hj. segi keseluruhan Wahda A.Pusadan, Resnawati Pabelu, Arna Perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli telah Hi.Ardy, Sitti Muminang, Endang Hartati, berkeluarga sebelum mereka duduk sebagai Irmawati ST. Keluarga Tokoh, anggota dewan, seperti Ir. Hj. Nursidah Pendidikan Tokoh, Profil kasim B, MM yang menikah ketika beliau Kehidupan Politik Perempuan DPRD bila sedang melakukan study di salah satu dilihat Universitas terkemuka di Yogyakarta. Ir. Hj. dikatakan bahwa hampir semua Perempuan Nursidah kasim B, MM kemudian menikah DPRD Kabupaten Tolitoli merupakan lulusan dengan Drs. Moh.Ma’ruf Bantilan, MM yang Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Hal merupakan Mantan Bupati Tolitoli tahun ini dapat dibuktikan dengan ada 9 orang yang 1999-2004 dan bupati 2005-2010.Keluarga telah kecilnya memiliki empat orang anak, dua pendidikan Terakhir SMA/MA Sembilan orang Laki-laki namanya Moh.Nurmansyah orang tersebut adalah Norma Rahim, Hatem Bantilan yang lahir di Palu tahun 1976, dan Buhang, Warda Djafar, Norma Dunggio, Hj. Moh. Kasim Akbar Bantilan yang juga lahir Hartini Abdullah B, Hj. Wahda A.Pusadan, di Palu pada tahun 1983, serta dua orang Resnawati Pabelu, Sitti Muminang, dan perempuan Dewi Endang Hartati. Anggota dewan perempuan Bantilan, SE yang lahir di Yogyakarta pada dengan pendidikan terakhir SMEA ada 2 tahun 1971, dan Adenovita Bantilan, ST, orang yaitu Arna HI.Ardy dan Rahel Selvy MM Tansia.Anggota dewan perempuan dengan namanya yang lahir Nurmawati juga di Yogyakarta dari segi menjadi Pendidikannya, Anggota pendidikan perempuan Kabupaten Tolitoli yang memulai Sumarwiyati.Selain itu ada 2 orang juga perjalan anggota di Kota Tolitoli dewan SPG yaitu dengan 1973.Selain itu ada pula para nggota DPRD kariernya terakhir dewan dapat perempuan Tutu yang 104 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 berpendidikan terakhir Sarjana yaitu Harapan bagi perempuan Kota Dra.Indrawati Tapa dan Irmawati, ST. Dan Tolitoli agar supaya perempuan-perempuan salah seorang anggota dewan perempuan lebih cerdas untuk memilih perempuan- dengan Master perempuan yang akan mewakili suara rakyat Manegemen yaitu Ir. Hj. Nursidah Kasim B, kedepannya, bila benar betul-betul mau MM. memperhatikan yang namanya kesejahteraan pendidikan terakhir Tokoh, perempuan. Zaman sekarang ini gender mulai Menjadi seorang wakil rakyat merupakan hal berperan serta yang artinya kaum perempuan yang wajib bila memberi ide-ide dan gagasan sudah setara dengan laki-laki tapi pada yang tujuannya untuk kepentingan rakyat, prinsipnya pada kenyataannya tidak seperti Zaman yang semakin moderen kemampuan itu, padahal itulah mungkin dikarenakan wanita menembus struktur organisasi paling pemahaman kaum perempuan belum terlalu atas memang buka hal yang baru, tidak ada memahami dengan namanya gender. Ide-ide atau Gagasan lagi dikotomi dalam sepak terjang maupun Ketika seorang perempuan mendapat kualitas antara laki-laki dan perempuan, kesempatan duduk di DPRD maka harus banyak memiliki memperjuangkan perempuan juga, karena kualitas dan kemapuan sebagai seorang lebih afdol bila perempuan yang mengambil leadhership tetapi tidak sedikit pula wanita peran yang bermutu dan memiliki jiwa seorang perhatiannya ke arah kehidupan perempuan pemimpin. Norma Dunggio membuktikan dan secara nyata dengan keaktifannya dalam perempuan. Sebagai salah satu kader yang organisasi AMPI dimana beliau duduk cakap dan aktif di organisasi merupakan sebagai wakil ketua. penunjang perempuan kita untuk terjun ke kaum laki-laki Resnawati pabelu yang sebab cuma laki-laki perempuan hanya yang 25% mengerti menganjurkan dunia politik, bila perempuan yang hanya untuk mengagumi tokoh perempuan NU cuma tau memasak di dapur lalu kemudian yaitu Khofifah Indar Parawansah, bukan terjun kelembaga itu tidak mungkin dia dapat hanya karena sesama kaum perempuan tetapi membawa juga karena kecerdasan dan kecakapan ketua tersebut tidak ada beban moral pada dirinya, Muslimat NU ini dalam berorganisasi, sehingga maka silahkan datang saja duduk di DPRD, pernah mendapat kepercayaan menjadi menteri terlebih bila perempuan memiliki beban di era kepemimpinan Abdurrahman Wahid. maka dia harus banyak belajar terlebih Oleh karena itu, menurut beliau bahwa kaum dahulu. Menurut Resnawati Pabelu bahwa perempuan di Kabupaten Tolitoli harus “sekarang ini partai-partai sudah mulai tiba mencontoh Khofifah Indra Parawansah, jika masa tiba akal, yang penting calek itu punya menginkan kaum perempuan maju. ijazah SMA, perempauan, memenuhi kuota, amanah, kecuali perempuan 105 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 maka siap untuk di publikasiakan sebagai manusia adalah mahluk yang tidak dapat perwakilan partai” (Wawancara dengan Hj. hidup tanpa orang lain, hal ini pula juga di Nursidah Kasim B, MM di Tolitoli, 27 April rasakan oleh Perempuan Anggota DPRD 2014). Yang benar adalah hal tersebut harus Kabupaten Tolitoli. Akan tetapi kehidupan melewati dulu tahapan seleksi kader yang sosial matang, bermacam-macam, karna partai besar harus memilih para perempuan-perempuan ada yang ini menikmati perempuan jangan hanya kuantitas tapi harus kehidupan sosialnya sebagai seorang Guru, berkualitas. Resnawati pabelu melanjutkan Seorang Leader, Kepala Dinas, Anggota bahwa “walaupun umur telah tua-tua bengini majelis talim, aktif di PKK, aktif di Dharma tapi tetaplah menuntun ilmu agar pengalaman Wanita, ada pula yang bersosialisasi di bertambah supaya kaum perempuan memiliki masyarakat modal Perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli, yang untuk siap mendobrak gender” sekitarnya.Diantara kaehidupan sosialnya para (Wawancara dengan Hj. Nursidah Kasim B, menjalani sebagai MM di Tolitoli, 27 April 2014). seorang tenaga pendidik atau guru yaitu Tutu Hal ini jelas bahwa menjadi seorang Sumarwiyati, Hatem Buhang, Dra. Indrawati perempuan harus memiliki dua hal yang Tapa, dan Norma Dunggio. Ada pula penting yaitu memiliki kemampuan dan perempuan DPRD Tolitoli yang menjalani kemauan, dari segi kemampuan perempuan kehidupan sosialnya sebagai seorang Leader harus memiliki tiga persyaratan yaitu dalam yaitu Norma Rahim dan Irmawati, ST. kemampuan sedangkan Ir. Hj. Nursidah Kasim B, MM manajemen, kepemimpinan, termasuk material.Sedangkan kemauan bisa menjalani kehidupan di menjadi Kepala dijalankan dengan aktif dalam Sosialnya Dinas Perkebunan berorganisasi, kelebihan materi yang dimiliki Kabupaten. seharusnya dikontribusikan sebagian kepada menjalani organisasi ini Anggota Majelis Talim yaitu Warda Djafar memperlihatkan bahwa aspek material turut dan Arna HI Ardy, Perempuan DPRD yang memberikan kontribusi dalam organisasi, menjalani kehidupan sosialnya dengan aktif bukan dan dalam kepengurusan PKK yaitu Hj. Wahda di A. Pusadan dan Hj. Hartini Abdullah B, yang hanya kepemimpinan diikutinya, aspek saja hal manajemen yang berperan organisasi. 2. Perspektif kehidupan sedangkan Perempuan sebagai Anggota Dewan di Kabupaten Tolitoli Kehidupan Perempuan dengan Bersosial, Endang DPRD sosialnya Hartati yang sebagai menjalani kehidupan Sosialnya dengan aktif dalam kepengurusan Dharma Wanita, dan Menjalani Perempuan DPRD yang menjalani kehidupan Kehidupan Bersoasial merupakan sebuah sosialnya dengan masyarakat sekitarnya yaitu keharusan bagi seluruh manusia, sebab 106 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Resnawati Pabelu, Sitti Muminang, dan Rahel Selvy Tansia. Kehidupan Organisasi Kehidupan perempuan berawal sebagai Kehidupan organisasi kelas menengah dan atas, yang politik seorang tokoh merupakan sebuah hal memberi perhatian pada pendidikan dan kerja yang penting bagi perjalanannya, apa lagi sosial. Menurut Julia Suryakusuma (2011:25) bila membahas tentang Kehidupan Politik bahwa Para perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli. wanita Seperti halnya laki-laki, di zaman sekarang perkembangan politik secara umum sejak ini perempuan dapat ikut serta dalam politik, berkuasannya pemerintahan Orde baru”. Di akan tetapi tujuan utama kaum perempuan Kabupaten Tolitoli Organisasi perempuan berperan di dunia politik adalah untuk telah memperbaiki peradaban. Sebuah Pengantar pemerintahan orde baru. Oleh karena itu, tak Rocky Soetjipto mengherankan bila para perempuan anggota “peradaban politik perempuan yaitu upaya DPRD Kabupaten Tolitoli juga ikut berparti historis untuk membebaskan kemanusiaan sipasi dalam organisasi perempuan yang ada dari cengkraman kekuasaan yang selama ini di Tolitoli yaitu, (1) Dalam kehidupan menjadi setaraan berorganisasinya Norma Rahim memilih DPRD Kabupaten masuk pada organisasi Dharma Wanita dan kehidupan politiknya PKK, (2) Tutu Sumarwiyati memilih masuk dengan cara bermacam-macam, (1) memulai dalam organisasi Dharma Pertiwi dan Persit kehidupan politiknya dengan ikut bergabung Kartika Candra Kirana, (3) Hatem Buhang di partai yaitu Indrawati Tapa, Hj. Hartini memilih masuk dalam organisasi SEMMI, Abdullah B, Arna HI. Ardy, Rahel Selvy KORPRI, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita, Tansia, Sitti Muminang, dan Irmawati, ST. Organisasi Alhidayah, HWK, MKGR, GOW, (2) Memulai kehidupan politiknya menjadi GAKPI, dan Organisasi wanita Kosgoro, (4) anggota DPRD yaitu Norma Rahim, Warda Ir. Hj. Nursidah Kasim B, MM memilih Djafar, dan masuk dalam organisasi HWK, MKG Al- Resnawati Pabelu.(3) memulai kehidupan Hidayah, PKK, KORPRI, Dharma Wanita, politiknya di KPPG, BKMT, GOW, dan aktif sebagai HMI organisasi perempuan yaitu Ir. Hj. Nursidah Komisariat Fakultas Pertanian UGM. (5) Kasim B, MM, dan Endang Hartati. (4) Warda memulai kehidupan politiknya atas dasar organisasi Dharma Wanita, GOW, PKK, keprihatinan pada masyarakat seperti yang Majelis Ta’lim dan Zikir Kabupaten, dan dilakuan oleh Tutu Sumarwiyati, Hatem BKMT.(6) Indrawati Tapa memilih masuk Buhang, dan Norma Dunggio. dalam organisasi Dharma Pertiwi, GOW, dan Gerung Politik, Berorganisasi, dalam fondasi ketidak manusia”.Perempuan Tolitoli memulai Hj. Ani Wahda denganikut A. Pusadan, bergabung “Keadaan di organisasi-organisasi Indonesia berkembang Djafar adalah dan memilih eksis cerminan semenjak masuk dalam 107 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Persit.(7) Norma Dunggio memilih masuk tidak di perbolehkan dalam organisasi AMPI, (8) Hj. Hartini mengikuti pemilihan umum tanpa partai Andullah B memilih masuk dalam organisasi pengusung. Dharma Wanita Bappeda Tolitoli, GOW, dan Kabupaten Tolitoli juga menghadapi hal WIA. (9) Hj. Wahda A. Pusadan memilih yang masuk dalam organisasi PKK, HWK, dan perempuan DPRD kabupaten Tolitoli berasal WPI. (10) Resnawati Pabelu memilih masuk dari berbagai macam partai. Di Kabupaten dalam organisasi PKK, Dharma Wanita, Tolitoli MKG Al-Hidayah, KWMDI, KPPG, AMPG, mendapat kursi di DPRD sebahagiaan besar HWK, BKMT, dan GOW. (11) Arna HI merupakan perwakilan partai Golkar, sebab Ardy memilih masuk dalam organisasi kader partai Golkar masih di percaya dapat Perempuan Peduli Bangsa dan Majelis Talim bekerja untuk para perempuan di Kabupaten Mesjid Baiturrahim. (12) Rahel Selvy Tansia Tolitoli, Perempuan DPRD yang menjadi memilih tidak masuk dalam organisasi tetapi utusan partai Golkar anatara lain Tutu selalu aktif dalam majelis Gereja.(13) Sitti Sumarwiyati, Hatem Buhang, Hj. Nursidah Muminang memilih masuk dalam organisasi Kasim B, Warda Djafar, Norma Dunggio, Hj. Dharma Wanita dan PKK. (14) Endang Hartini Abdullah B, Hj. Wahda A.Pusadan, Hartati memilih masuk dalam organisasi Resnawati Pabelu, Sitti Muminang, Endang Dharma Wanita, Organisasi Aisyah, IWAPI, Hartati. Sedangkan yang menjadi utusan dari PKK, Organisasi Al-Hidayah, HWK, dan Partai KPPG. (15) Irmawati, ST memilih masuk diwakili oleh satu orang perempuan yaitu dalam organisasi perpartaian yang dimotori Dra. Indrawati Tapa. Utusan dari Partai oleh Partai Patriot Pancasila. Karya Peduli Bangsa (PKPB) ada dua orang serupa, Para oleh perempuan Persatuan seseorang perempuan karena yang itu sering Pembangunan untuk DPRD setiap sekali (PPP) yaitu Arna HI Ardy dan Rahel Selvy Tansia. 3. Keterlibatan Para Politisi Perempuan Sedangkan yang menjadi utusan dari partai dalam Panggung Politik diKabupaten Patriot Pancasila yaitu Irmawati, ST. pada Tolitoli periode DPRD GR Kabupaten Tolitoli Utusan Partai Politik, Partai politik memiliki seorang perwakilan perempuan memiliki peran besar dalam terpilihnya kader sebagai utusan dari Partai Serikat Islam partai Indonesia (PSII) yaitu Norma Rahim. untuk duduk di kursi DPRD, terpilihnya seseorang sebagai penyambung Di Luar Ruang Publik, Dibalik lidah rakyat dan perwakilan dari partai kehidupan sebagai seorang yang aktif di pengusung merupakan hal yang wajib dalam ruang publik, ada identitas seseorang tentang dunia begitu kehidupan di luar ruang publik (Privat). pentingnya peran partai tersebut sehinga Keterlibatan perempuan DPRD Kabupaten perpolitikan Indonesia, 108 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Tolitoli di luar ruang publik merupakan suatu pada jabatan atau kedudukan yang mereka identitas lain dari sebuah eksistensinya di peroleh dalam pembagian komisi-komisi Publik. pembagian kerja. (1) Norma Rahim selama Terlihat perempuan pada DPRD kehidupan Kabupaten para Tolitoli menjadi anggota DPRD GR menjabat sebahagiaan besar merupakan seorang Ibu sebagai Anggota dari Komisi A yang Rumah Tangga yang selalu setia mendidik bertugas membidangi tentang pemerintahan, dan keamanan, melayani keluarga kecilnya tanpa dan ketertiban. (2) Tutu menjalani aktifitas privat yang lain, sosok Sumarwiyati selama menjadi anggota DPRD perempuan itu seperti Tutu Sumarwiyati, Sitti menjabat sebagai Anggota komisi A, yang Muminang, Endang Hartati, Irmawati ST, bertugas membidangi tentang pemerintahan, Rahel Selvy Tansia, dan Resnawati Pabelu. keamanan, dan ketertiban. (3) Hatem Buhang Ada pula yang menjalani ruang privatnya selama menjadi anggota DPRD menjabat sebagai warung sebagai anggota panitia anggaran yang sederhananya seperti Norma Rahim, ada bertugas sebagai salah satu alat kelengkapan yang berperan sebagai Pewirausaha yaitu dewan Arna HI Ardy yang telah merintis usaha yang bersifat tetap, sekaligus menjadi anggota dimulai tahun 1994. Lain halnya dengan Ir. komisi B yang bekerja mengurusi bidang Hj. Nursidah Kasim B, MM yang telah keuangan, perusahaan daerah dan bidang berhasil mendapat berupa perekonomian. (4) Ir. Hj. Nursidah kasim B, Sertifikat kursus tentang MM selama menjadi anggota DPRD masa Agribisnis negara ASEAN, penghargaan bakti 1997-1982 menjabat sebagai anggota Satya Kencana Karya Satya, dan juga komisi D Penghargaan Program pertukaran Pemuda kesejahteraan masyarakat, sedangkan pada Indonesia dan Canada ke XXV.Sedangkan masa bakti 2009-2014 dipercayakan sebagai Norma Dunggio menikmati kehidupannya di ketua komisi B yang bertugas pada bidang luar ruang publik dengan menjadi pembisnis keuangan, perusahaan dan usahawan yang mengelola tiga buah kemasyarakatan, dan perekonomian. perusahaan milik keluarga diantaranya CV. Warda Djafar selama menjadi anggota DPRD Elfi, CV. Karya Nyata, dan CV. Dedi Star. menjabat sebagai Panitia musyawarah yang pedagang harian di penghargaan luar negeri perwakilan rakyat daerah yang yang bertugas pada bidang daerah, (5) Jabatan di DPRD, Keterlibatan para merupakan salah satu dari alat kelengkapan perempuan DPRD Kabupaten Tolitoli dalam dewan perwakilan Rakyat Daerah, sekaligus pangung menjadi anggota Komisi B yang bertugas politik dapat dilihat dari utusan mana mereka berasal, tetapi peran serta pada bidang yang mengurusi tentang dalam melaksanakan tanggung jawabnya keuangan, perusahaan daerah, dan juga sebagai seorang perwakilan rakyat terdapat perekonomian. (6) Indrawati Tapa selama 109 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 menjadi anggota DPRD menjabat sebagai selama menjadi anggota DPRD menjabat anggota komisi A yang memiliki tugas sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) meliputi bidang Pemerintahan, keamanan dan dengan menduduki posisi sebagai anggota ketertiban, setelah 2 tahun menjabat maka Komisi pimpinan melakukan mutasi-mutasi komisi keuangan. (13) Sitti Muminang selama dan akhirnya Indrawati Tapa menjabat menjadi anggota DPRD menjabat sebagai sebagai sekertaris komisi C yang bertugas Anggota Komisi C yang bertugas mengawal sebagai masalah pembangunan kampung dan kota. penangung jawab bidang B bidang Eandang kemasyarakatan dan pembangunan. (7) Norma Dunggio selama (14) Hartati menjadi anggota DPRD menjabat sebagai anggota DPRD menjabat sebagai anggota bagian kerja komisi E, pada tahun 2001-2002 komisi E yang bertugas mengawal tentang menjabat sebagai bagian kerja komisi D, agama, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, sedangkan pada rolling terakhir pada tahun pengembangan 2002-2003 Norma Dunggio menjabat sebagi teknologi, anggota komisi C. (8) Hj. Hartini Abdullah B ketenagakerjaan, dan keluarga berencana. selama menjadi anggota DPRD menjabat (15) Irmawati ST selama menjadi anggota sebagai Ketua Komisi B. (9) Hj.Wahda DPRD menjabat sebagai anggota komisi A A.Pusadan selama menjadi anggota DPRD yang membidangi tentang pemerintahan, menjabat sebagai anggota Komisi C yang keamanan, dan ketertiban. ilmu selama menjadi pengetahuan kependudukan, dan olah raga, bertugas sebagai pencetus berbagai ide pembangunan daerah, sedangkan Hj. Wahda Kesimpulan A Pusadan menjabat sebagai wakil ketua Penelitian ini mengungkapkan fakta- komisi E ketika di DPRD Kabupaten Buol fakta bahwa keterwakilan perempuan di pada periode 1999-2004. (10) Resnawati DPRD Kabupaten Tolitoli sudah ada sejak Pabelu selama menjadi anggota DPRD awal diadakan pemilu Pertama pada tahun menjabat sebagai anggota komisi E yang 1971 di Kabupaten Daerah Tingkat II Buol membidangi tentang agama, pendidikan, Tolitoli, keterwakilan kaum perempuan di kesehatan, kebudayaan, pengembangan ilmu DPRD terus ada hingga pengetahuan dan teknologi, kependudukan, 2009.Perempuan di DPRD juga merupakan olah raga, ketenagakerjaan, dan keluarga aktor berencana. (11) Arna HI Ardy selama Organisasi menjadi anggota DPRD menjabat sebagai Kabupaten Tolitoli. Hasil penelitian ini anggota komisi C yang membidangi tentang dapat bahwa: pembangunan di wilayah perkotaan sampai kehidupan politik perempuan di DPRD wilayah pedesaan. (12) Rahel Selvy Tansia Kabupaten Tolitoli, dapat di lihat dalam 4 pengerak utama perempuan disimpulkann hasil pemilu dari yang beberapa ada (1) di Profil 110 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 bagian yaitu Kedirian Tokoh, Keluarga orang yang memulai politik pada partai, 4 Tokoh, pendidikan Tokoh, ide-ide dan orang yang memulai politik pada DPRD, 2 gagasan tokoh. Pada dasarnya berkaitan satu orang yang memulai politik pada organisasi sama lain. Perempuan dalam struktur anggota perempuan dalam partai, 3 orang yang DPRD guna menyuarakan aspirasi rakyat dan memulai poilitik atas dasar keprihatinan terkhusus pada aspirasi kaum perempuan terhadap lainnya. Pada Kedirian tokoh terdapat 8 berorganisasi ada 11 orang yang ikut dalam orang yang lahir di Tolitoli, sedangkan 7 organisasi perempuan, 2 orang orang pada orang lagi lahir di luar kota Tolitoli. Pada organisasi masyarakat, dan 1 orang tidak Keluarga tokoh keseluruhan perempuan telah terlibat dalam organisasi. (3) Keterlibatan minikah sebelum mereka duduk sebagai para politisi perempuan dalam panggung anggota dewan, 2 diantrannya menikah politik terlihat pada 3 katagori yaitu utusan dengan keturunan Bangsawan Tolitoli. Pada Partai Politik, keterlibatan di luar ruang Pendidikan tokoh terdapat 9 orang yang public, dan jabatan di DPRD. pada Utusan berpendidikan terakhir SMA/SMP, 2 orang Partai politik mengungap sebuah fakta yaitu, SMEA, 1 orang SPG, 2 orang Sarjana, dan 1 perempuan anggota dewan di Kabupaten orang Magister. Pada Ide-ide atau gagasan, Tolitoli sebahagiaan besar merupakan kader masing-masing perempuan dewan memiliki dari partai Golongan Karya dengan utusan caranya sendiri-sendiri guna mengedepankan sebanyak 10 orang, PPP 1 orang, PKPB 2 para untuk orang, Partai Patriot pancasila 1 orang, gender.(2) Paratai Serikat Islam Indonesia 1 orang. Pada Perspektif perempuan sebagai anggota dewan keterlibatan di luar ruang publik terdapat 10 di Kabupaten Tolitoli terlihat pada 3 katagori orang sebagai Ibu Rumah tangga, 1 orang yaitu Kehidupan Bersosial, kehidupan Politik sebagai pedagang harian, 1 orang sebagai dan Pada pewirausaha, 1 orang sebagai utusan Perpem, Kehidupan Bersosial ada 4 orang sebagai dan 1 orang sebagai pengusaha. Pada jabatan seorang tenaga pendidik atau guru, ada 2 di DPRD 3 orang sebagai komisi A, 4 orang orang sebagai seorang Leader, 1 orang komisi B, 2 orang komisi C, 2 orang komisi sebagai Perkebunan E, 1 orang komisi D diroling menjadi komisi Kabupaten, 2 orang sebagai Anggota Majelis B, 1 orang komisi A diroling menjadi komisi Talim, 2 orang aktif dalam kepengurusan C, 1 orang komisi C di roling menjadi komsi PKK, 1 orang yang aktif dalam kepengurusan E, 1 orang komisi E diroling komisi D dan Dharma Wanita, dan 3 orang yang menjalani terakhir diroling menjadi komisi C. perempuan memperjuangkan Tolitoli kesetaraan kehidupan Kepala kehidupan sosialnya Berorganisasi. Dinas perempuan. Pada kehidupan dengan masyarakat sekitarnya. Pada Kehidupan berpolitik ada 6 111 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Daftar Rujukan Ani Soetjipto. (2011). Politik Marjin Kiri. Tangerang. Harapan. Anonim, Kabupaten Tolitoli. http://wikipedia.com/kabupaten/tolitoli . Diakses Tanggal 29 April 2014. Pukul 14.30 WITA Bambang Purwanto. dkk. (2013). Prespektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta. Daliman,A. (2012) Metode Penelitian Sejarah. Ombak. Yogyakarta. Haliadi dan Bungkundapu,Y.(2013).Sejarah Perempuan Sulawesi Tengah. Ifada. Yogyakarta. Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah (cet. kedua). Tiara Wacana. Yogyakarta: Muclis Hamid. (2002). Bunga Rampai Pemerintah. Yarsit Watampone. Jakarta. Miriam Budiarjo.(2009). Dasar-dasar ilmu politik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Reni N. (2007). Perempuan Dalam Hidup Sukarno: Biografi Inggit Garnasih. Ombak. Yogyakarta. Rus Philip, M. (2003). Pengantar Sosiologi Politik. Grafindo. Jakarta: Saparina Sadli. (2010). Berbeda Tapi Setara. Kompas. Jakarta Tjeok Sudarmadji,(1983).Mengenal Buol Tolitoli. Pemerintah Daerah Tingkat II Buol Tolitoli. 112 KETENTUAN PENGIRIMAN & PEMUATAN ARTIKEL PADA JURNAL NOSARARA PRODI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN P-IPS FKIP UNTAD 1. Naskah dapat berupa a) hasil penelitian, atau b) kajian pustaka yang ditambah pemikiran penerapannya pada kasus tertentu, yang belum dan tidak akan dipublikasikan dalam media lainnya. 2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan program MSWord. Naskah berupa soft copy di CD (disertai dua eksemplar cetakannya), dengan panjang maksimun sepuluh halaman kuarto 1,5 spasi, format satu kolom font Times Romans, ukuran 11 pt. 3. Sistimatika penulisan adalah: a) Bagian awal: judul, nama penulis dan lembaganya atau e-mail, abstrak & kata kunci. b) Bagian utama: pendahuluan, permasalahan, tujuan, metode, dan kajian pustaka, c) hasil/pembahasan, d) Bagian akhir: Kesimpulan/ucapan terima kasih (kalau perlu) dan daftar rujukan. 4. Judul tulisan singkat tapi jelas, menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak dibahas, tidak memberi peluang penafsiran yang beraneka ragam, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. 5. Nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, diawali dengan huruf kapital, ditulis simetri tanpa singkatan, diawali kata ―oleh‖. Apabila penulis lebih satu orang, namanama ditulis pada satu baris. Diikuti dengan nama lembaga atau perguruan tinggi dibaris berikutnya (ditulis miring/italic). 6. Abstrak memuat inti permasalahan, tujuan, metoda, hasil yang diperoleh. Abstrak harus ditulis dalam bahasa Indonesia untuk tulisan berbahasa Inggris dan bahasa Inggris untuk tulisan berbahasa. Abstrak terdiri dari 70-250 kata yang disusun dalam satu paragraf, dengan format esei bukan enumeratif. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dan dengan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk beberapa ketukan). Abstrak hendaknya disertai dengan 3-5 kata-kata kunci, yaitu istilah-istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang dibahas dalam artikel. Kata-kata kunci lajimnya berupa kata dasar atau kata yang berdiri sendiri (tunggal) bukan frasa atau rangkaian kata. 7. Teknik penulisan: a) Kata asing ditulis dengan huruf miring b) Alinea baru dimulai pada batas tepi kiri dengan enam ketukan masuk dan antar alinea diberi tanda spasi. c) Batas pengetikan: tepi kiri dan atas 3 cm, tepi bawah dan kanan 2 cm. d) Rumus dan skema sedapat mungkin dibuat sesuai kebutuhan tulisan (jika dianggap penting). e) Tabel dan gambar harus diberi keterangan (nomor dan judul) yang jelas dan diletakkan di dekat bagian tulisan yang pertama kali merujuknya. Jika memungkinkan dihindari penggunaan tabel atau gambar yang berlebihan. f) Sumber rujukan dituliskan dalam uraian hanya terdiri dari; nama penulis dan tahun penerbitan. Nama penulis tersebut harus tepat sama dengan nama yang ditulis dalam daftar rujukan. g) Dimensi Mekanik. - Ukuran dasar kertas adalah 20,5 X 29 sentimeter (bersih),. Kertas untuk isi jurnal adalah Hout Vrij Schriff (HVS) 70 gram berwarna putih. Warna dasar tinta untuk isi jurnal adalah hitam. - Tata Huruf dan Tata Letak. Huruf yang digunakan pada seluruh halaman adalah serif, Times, kecuali untuk keperluan khusus. Judul jurnal menggunakan huruf Times 30 tegak-tebal. Tulisan lainnya pada halaman kulit menggunakan huruf Times 14 butir tegak-tebal. Huruf Times 9 butir tegak (kecuali nama jurnal 11 butir), dan isi tabel/gambar/diagram. Huruf times 9 butir tegak- tebal, digunakan untuk jabatan dan alamat pada halaman judul serta judul tabel/gambar/bagian/foto pada teks induk . Huruf Times 11 butir digunakan untuk abstrak, kata-kata kunci, kutipan blok, catatan akhir, daftar rujukan, subbab peringkat I dan lampiran, dengan modus tegak/miring/tebal dan kapital/kecil. Huruf Times II butir digunakan untuk nama penulis , teks induk, dan judul subbab selain peringkat I, dengan modus tegak/miring/tebal dan kapital/kecil. Huruf Times 14 butir kapital-kecil tebal digunakan untuk judul artikel. Judul utama (main title) dan anak judul (subtitle) dipisahkan dengan dua titik (―:‖). - Spasi antar huruf menggunakan jarak normal. Spasi antarkata menggunakan jarak normal. Spasi antarbaris disesuaikan dengan ukuran huruf (―auto‖). Spasi antarparagraf menggunakan sistem inden tanpa spasi, kecuali paragraf pertama artikel yang tanpa identasi. Spasi antara paragraf dengan judul subbab di atasnya adalah 3 mm; dengan judul subbab dibawahnya adalah 3 mm; dengan judul tabel dibawahnya adalah 8 mm; dengan bagian di bawah atasnya adalah 3 mm; dengan bagian bawah tabel di atasnya adalah 3 mm; dengan foto tak berjudul di atas/bawah/sampingnya adalah 3 mm. - Judul artikel dicetak 15 mm di bawah tepi atas, dengan huruf kapital – kecil tebal. Judul subbab peringkat I dicetak kapital semua, rata tepi kiri, tebal, peringkat 2 dicetak kapital kecil, rata tepi kiri, tebal; peringkat 3 dicetak kapital-kecil, rata tepi kiri, miring – tebal. - Catatan kaki yang berisi identitas penulis, asal lembaga, dan sumber tulisan dicetak pada bagian bawah halaman pertama artikel dengan huruf miring dipisahkan dengan bagian teks oleh garis tebal. - Foto untuk penjelas uraian dapat dimuat. Foto penulis artikel tidak diperkenankan. Foto ditempatkan pada batas tepi (kiri atau kanan) teks utama, dan tidak boleh keluar dari tepi teks induk (body text) Judul foto dicetak dibawah foto dengan huruf kapital-kecil. Tanda pisah (-) dalam cetakan ditulis dengan satu garis panjang (-). Butir-butir teks yang disajikan tanpa maksud mengurutkan diberi tanda bulet ( ‚ ) atau kotak hitam. h) Daftar rujukan ditulis dalam urutan abjad nama penulis dan secara kronologis: ▪ Untuk buku: nama pokok dan inisial pengarang, tahun terbit, judul buku (diketik miring bagi sumber asing, jilid dan edisi, nama penerbit. Kota tempat penerbit ▪ untuk karangan dalam buku: nama pokok dan inisial pengarang, tahun, judul karangan, inisial dan nama editor: judul buku (diketik miring), nomor halaman permulaan dan akhir karangan tersebut, nama penerbit. Kota tempat penerbit ▪ untuk karangan dalam majalah/jurnal: nama pokok dan inisial pengarang, tahun, judul karangan, singkatan nama majalah/jurnal (diketik miring), jilid (nomor), nomor halaman, permulaan dan akhir karangan, nama penerbit. Kota tempat penerbit. ▪ untuk karangan dalam pertemuan: nama pokok dan inisial pengarang, tahun, judul karangan, singkatan nama pertemuan (diketik miring), penyelenggara, tempat pertemuan. ▪ Bahan rujukan yang dimasukkan dalam daftar rujukan hanya yang benar-benar disebutkan dalam tubuh artikel. Rujukan dapar berupa buku teks, artikel dalam sebuah majalah, makalah, ataupun ketentuan perundang-undangan, serta dekumen lain yang dianggap akurat mendukung tulisan. Contoh Daftar Rujukan: AECT Task Force on Definition and Terminology.1977. Educational Technology: A Glossary of Terms. Washington, DC.: Association for Educational Communications, and Technology. Ali Saukah. 1999. Rambu-rambu Akreditasi Jurnal Ilmiah. Makalah pada Semiloka. UM Malang. Keputusan Menko Wasbang No. 38/KEP/K.WASBANG/8/1999 tanggal 24 Agustus 1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kredit, Mulyadi Guntur.S. 1999. Penyuntingan Naskah Pra-cetak. Makalah pada Semiloka. UM Malang. Rifai,MA. 1995. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan penerbitan Karya Ilmiah di Indonesia. Gajah Mada University Press. Jogjakarta Suhadi Ibnu. 1999. Format dan Isi Jurnal Ilmiah. Makalah pada Semiloka. UM Malang. ——.1961. Webster’s New International Dictionary of the English Language. 2nd Edition. ——. 1999. Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. DP3M Dirjen Dikti Depdikbud. Edisi V. Jakarta. ———. 1997. Instrumen Evaluasi untuk Akreditasi Berkala Ilmiah, DP3M Dirjen Dikti Depdikbud, Jakarta. 8. Atikel dikirim ke Redaksi Jurnal Nosarara paling lambat satu bulan sebelum waktu terbit, Alamat Redaksi: Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan, Universitas tadulako. Bumi Kaktus Tondo Palu, Nuraedah HP 085242858217– Erwin Rasyid 085298878914, E-mail: [email protected] 9. Artikel yang sampai ke redaksi akan mengalami menyuntingan isi dan format, untuk selanjutnya ditentukan: (a) diterima tanpa pebaikan, atau (b) diterima dengan perbaikan oleh penyunting ahli, (c) diterima setelah diperbaiki oleh penulis, atau dikembalikan karena kurang memenuhi persyaratan. 10. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Bagi yang artikelnya dimuat akan mendapat imbalan berupa nomor bukti pemuatan sebanyak 2 (dua) eksemplar. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis dan disertai dengan perangko secukupnya serta alamat lengkap penulis. Pengelola Jurnal Nosarara