Moralitas konvensional dan teori etika

advertisement
6/17/2012
Moralitas konvensional dan teori etika
Meet- 3
By Hariyatno
A. Moralitas
Moralitas adalah :
1) pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan
jahat.
2) Pedoman mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis tindakan yang kita yakini
benar atau salah secara moral
3) nilai-nilai yang kita terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral
buruk
Karakteristik norma moral “bahwa norma moral diutamakan terhadap norma atau standar yang lain
,termasuk kepentingan sendiri
Prinsip moral adalah menghargai manusia yang lain bersangkutan dengantindakan yang menguntungkan
umat manusia
Nilai-nilai moral biasanya diekspresikan sebagai pernyataanyang mendeskripsikan objek-objek atau ciri-ciri
objek yang bernilai, semacam“kejujuranitu baik” dan “ketidakadilan itu buruk”.
Norma moral konvensionil ,antara lain :
1) Tidak menyetujui orang berbohong
2) Tidak menyetujui orang mencuri
3) Tidak menyetujui orang membunuh
4) Tidak menyetujui orang berzina
5) Tidak menyetujui orang mabuk / berjudi
6) Dan semua tindakan yg dapat melukai manusia (khususnya )
1
Please purchase 'docPrint PDF Driver' on http://www.verypdf.com/artprint/index.html to remove this message.
6/17/2012
Perkembangan moralindividu Kohlberg menurut urutan :
1) Level 1 Preconventional “dimana dimasa seorang anak anak pahambaik/buruk ,benar/salah dan apa yang baik
untuk kepentingan dirinya ,ada 2 tahap :
a) Tahap 1 punishment and abedience orientation ,dimana konsekwensi fisik dari suatu prilaku sepenuhnya
menentukan benar atau salah ,seorang akan mematuhi aturan karena menghindari hukuman
b) Tahap 2 instrument and relativity orientation ,dimana seorang anak akan melakukan sesuau karena imbalan
dan pujian orng tuanya
2) Level 2 Conventional “remaja dewasa menjaga harapandari keluarganya ,menunjukanloyalitas pada kelompok dan
berprilaku sesuai dengannorma kelompok agar dapat diterima dalamkelompok tersebut ,ada 2 tahap
a) Tahap 1 interpersonal concordance orientation ,dimana oarng bertingkah laku baik utk memenuhi harapan
kelompoknya guna mendapatkan perhatian kelompok / keluarganya
b) tahap 2 law and order orientation ,dimana benar / salah loyalitas seseorang pada lingkunganyang lebih luas
nagara /masyarakat dimana seseorang akan dilihat dari sistem sosial yang lebih besar yang mendefinisikan peran
dan kewajiban individu dan memisahkan dalamsistem dan motif pribadinya
3) Level 3 seseorang menerima saja nilai norma dari kelompoknya denganmelihat dari sudut pandang dengan
mempertimangkan kepentngan setiap orang berdasarkan hukumdan nilai yang dianut masyarakat sekitarnya tentnya
harus rasionil hingga daat menyukainya,ada 2 tahap
a) Tahap 1 social contrac orientation dimana bahwa orang orang disekitar sering bertentangandengan pribadnya
,dan dipaksa utk memenuhi aturannorma berlaku yang bersifat relatif (sesu kondisi kebanyakan )
b) tahap 2 l universal ethical principles orientation suatu tindakan dibenarkan berdasarkan prinsip moral yang
dipilih secara logis komprehensip,universal dan konsisten yang akan dievalusi terus oleh masyarakat sesui
kondisinya
Impilkasi teori diatas adalah tahap moral lebih lanjut jauh lebih baik dari tahap awal ,krn dapat melihat
sesuatu dengan lebih presepktif / benar dan dapat diterima dan mampu mempertahankan keputusan dan
mempetanggung jawabkannya
Hakekat standar moral :
1. Standar moral berkaitandenganpersoalanyang kita anggapakanmerugikansecaraseriusataubenar-benar
akanmenguntungkanmanusia.
2. Standar moral tidakdapat ditetapkanataudiubaholehkeputusandewanotoritatif tertentu.
3. Standar moral haruslebih diutamakandaripadanilai lain termasuk(khususnya) kepentingandiri.
4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.
5. Standar moral diasosiasikandenganemosi tertentudankosakata tertentu.
2
Please purchase 'docPrint PDF Driver' on http://www.verypdf.com/artprint/index.html to remove this message.
6/17/2012
Komponenmendasar penalaran moral:
1) Pemahamantentangyang dituntut, dilarang, dinilai ataudisalahkanolehstandarmoral yang masuk
akal.
2) Bukti atauinformasi yang menunjukkanbahwaorang, kebijakan, institusi, atauprilakutertentu
mempunyai ciri-ciri standarmoral yang menuntut, melarang, menilai, ataumenyalahkan.
3) MenganalisisPenalaranMoral
Kriteriayang digunakanparaahlietikauntukmengevaluasikelayakanpenalaranmoral, yaitu:
a) Penalaranmoral haruslogis.
b) Bukti factual yang dikutipuntukmendukungpenilaianharusakurat, relevandanlengkap.
c) Standarmoral yang melibatkanpenalaranmoral seseorangharuskonsisten.
Ada kesepakatan umum, bahwa ada dua kondisi yang sepenuhnya menghilangkan tanggung jawab moral
seseorang karena menyebabkan kerugian ;
1. Ketidaktahuan
2. Ketidakmampuan
Keduanya disebut kondisi yang memaafkan karena sepenuhnya memaafkan orang dari tanggung jawab terhadap
sesuatu.Jikaseseorangtidakmengetahui,atautidakdapatmenghindari/ketidakmampuan,
apa yang dia lakukan, kemudian orang itu tidak berbuat secara sadar, ia bebas dan tidak dapat dipersalahkan atas
tindakannya.Namun,ketidaktahuandanketidakmampuantidakselalumemaafkanseseorang(meringankan)
Faktoryang meringankantanggungjawabmoral seseorangyang tergantungpadakejelasankesalahan. Faktoryang
memperinganmencakup:
1) Lingkungan yang mengakibatkan orang tidak pasti, namun tidak juga tidak yakin tentang apa yang sedang dia
lakukan( haltersebutmempengaruhipengetahuanseseorang)
2) Lingkungan yang menyulitkan, namun bukan tidak mungkin untuk menghindari melakukannya (hal ini
mempengaruhikebebasanseseorang)
3) Lingkungan yang mengurangi namun tidak sepenuhnya menghilangkan keterlibatan seseorang dalam sebuah
tindakan(inimempengaruhitingkatansampaidimanaseseorangbenar-benarmenyebabkankerugian)
Menurut kamus, istilah etika memiliki beragammakna berbeda.
Salah satu maknanya adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan kelompok”.
Makna kedua menurut kamus –lebih penting –etika adalah “kajian moralitas”.
Tapi meskipunetika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas.
Etika adalah semacampenelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahanitu sendiri, sedangkan
moralitas merupakan subjek.
Peran etika(KetutRinjin,2004melaluiSjafriMangkuprawira,2006)
1. Manusia hidup dalam jajaran norma moral, religius, hukum, kesopanan, adat istiadat dan permainan. Oleh karena
itu,manusiaharussiapmengorbankansedikitkebebasannya.
2. Norma moral memberikan kebebasan bagi manusia untuk bertindak sesuai dengan kesadaran akan tanggung
jawabnya = human act, dan bukan an act of man. Menaati norma moral berarti menaati diri sendiri, sehingga
manusiamenjadiotonomdanbukanheteronom.
3
Please purchase 'docPrint PDF Driver' on http://www.verypdf.com/artprint/index.html to remove this message.
6/17/2012
3. Sekalipunsudahadanormahukum, etikatetapdiperlukankarena
a) normahukumtidakmenjangkauwilayahabu-abu,
b) normahukumcepat ketuinggalanzaman, sehinggaseringterdapat celah-celahhukum,
c) normahukumseringtidakmampumendeteksi dampaksecara etis dikemudianhari,
d) etikamempersyaratkanpemahamandankepeduliantentangkejujuran, keadilandanprosedur yang wajar
terhadapmanusia, danmasyarakat,
e) asaslegalitasharustundukpadaasasmoralitas.
Manfaatetika(KetutRinjin, 2004 melalui Sjafri Mangkuprawira, 2006)
1) Mengajakorangbersikapkritisdanrasional dalammengambilkeputusansecaraotonom,
2) Mengarahkanperkembanganmasyarakatmenujusuasanayang tertib, teratur, damai dansejahtera.
3) Perludiwaspadai nahwa”power tend to corrupt”, ”the end justifies the means” sertapimpinanala
Machiavellian, yang galaksepertisingadanlicinseperti belut.
Etika Bisnis
Etika bisnis merupakanstudi yang dikhususkanmengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Etika bisnis merupakanstudi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang
digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikanbarang dan jasa dan diterapkan kepada orangorang yang ada di dalam organisasi.
Duapandanganyang munculatasmasalahPenerapanEtikapadaOrganisasiPerusahaan
1) Ekstrempertama, adalahpandanganyang berpendapatbahwa, karenaaturanyang mengikat, organisasi
memperbolehkankitauntukmengatakanbahwaperusahaanbertindaksepertiindividudanmemilikitujuanyang
disengajaatasapayang merekalakukan, kitadapatmengatakanmerekabertanggungjawabsecaramoral untuk
tindakanmerekadanbahwatindakanmerekaadalahbermoralatautidakbermoraldalampengertianyang sama
yang dilakukanmanusia.
2) Ekstremkedua, adalahpandanganfilsufyang berpendirianbahwatidakmasukakalberpikirbahwaorganisasi
bisnissecaramoral bertanggungjawabkarenaiagagalmengikutistandarmoral ataumengatakanbahwaorganisasi
memilikikewajibanmoral. Organisasibisnissamaseperti mesinyang anggotanyaharussecaramembabibuta
mentaatiperaturanformal yang tidakadakaitannyadenganmoralitas. Akibatnya, lebihtidakmasukakaluntuk
menganggaporganisasibertanggungjawabsecaramoral karenaia gagalmengikutistandarmoral daripada
mengkritikorganisasisepertimesinyang gagalbertindaksecaramoral.
Globalisasi, Perusahaan Multinasional dan Etika Bisnis
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system ekonomi serta sosial negaranegara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barang-barang, jasa, modal, pengetahuan, dan
peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain.
Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam budaya dan standar yang
berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa beberapa perusahaan melanggar norma dan standar yang
seharusnyatidakmerekalakukan.
4
Please purchase 'docPrint PDF Driver' on http://www.verypdf.com/artprint/index.html to remove this message.
6/17/2012
Etika Bisnis dan Perbedaan Budaya
Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan etis yang berbeda.,
relativisme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolute benar
Relativisme etis mengingatkan kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan moral yang berbeda,
dan kita hendaknya tidak secara sederhana mengabaikan keyakinan moral kebudayaan lain ketika mereka
tidak sesuai dengan standar moral kita.
Teknologi dan Etika Bisnis
Yang paling mencolok adalah revolusi dalam bioteknologi dan teknologi informasi. Teknologi
menyebabkan beberapa perubahan radikal, seperti globalisasi yang berkembang pesat dan hilangnya
jarak, kemampuan menemukan bentuk-bentuk kehidupan baru yang keuntungan dan resikonya tidak
terprediksi. Dengan perubahan cepat ini, organisasi bisnis berhadapan dengan setumpuk persoalan etis
baruyangmenarik.
ARGUMEN YANGMENDUKUNGDAN YANGMENETANGETIKA BISNIS
Tiga keberatan atas penerapan etika ke dalambisnis :
berfokus pada pencarian keuntungan finansial bisnis
mereka dan tidak membuang-buang energi mereka atau sumber daya perusahaan untuk melakukan
”pekerjaan baik”.
Tiga argumen diajukan untuk mendukung perusahaan ini
Pertama, beberapaberpendapatbahwadipasarbebaskompetitifsempurna, cara-carayang paling menguntungkan
secarasosial. Agar beruntung, masing-masingperusahaanharusmemproduksihanyaapayang diinginkanoleh
anggotamasyarakatdanharusmelakukannyadengancarayang paling efisienyang tersedia. Anggotamasyarakatakan
sangatberuntungjikamanajertidakmemaksakannilai-nilai padabisnis, namunmengabdikandirinyapadapencarian
keuntungan
Argumentersebut menyembunyikansejumlahasumsi yaitu :
a) Pertama, sebagianbesar industri tidak”kompetitif secarasempurna“
b) bahwalangkahmanapunyang diambil untukmeningkatkankeuntungan, perlu menguntungkan
secara sosial, sekalipundalamkenyataannyaadabeberapacarauntukmeningkatkankeuntungan
yang sebenarnyamerugikanperusahaan
c) bahwadenganmemproduksi apapunyang diinginkanpublik pembeli, perusahaanmemproduksi
apayang diinginkanolehseluruhanggota masyaraka
Kedua, Kadangdiajukanuntukmenunjukanbahwamanajer bisnis hendaknyaberfokusmengejar
keuntunganperusahaanmerekadanmengabaikanpertimbanganetis, Argumenagenyang loyal adalah
keliru, karena”dalammenentukanapakahperintahklienkepadaagenmasukakal atautidak... etikabisnis
atauprofesional harusmempertimbangkan” dan”dalamperistiwaapapundinyatakanbahwaagen
mempunyai kewajibanuntuktidakmelaksanakantindakanyang ilegal atautidaketis”. Dengandemikian,
kewajibanmanajer untukmengabdi kepadamajikannya, dibatasi olehbatasan-batasanmoralitas.”
Ketiga, untukmenjadi etis cukuplahbagi orang-orangbisnissekedar mentaati hukum: Etikabisnis pada
dasarnyaadalahmentaati hukum. Ketiga, untukmenjadi etis cukuplahbagi orang-orangbisnissekedar
mentaati hukum: Etikabisnis padadasarnyaadalahmentaati hukum.
5
Please purchase 'docPrint PDF Driver' on http://www.verypdf.com/artprint/index.html to remove this message.
6/17/2012
kesimpulan
1) Etika seharusnya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika mengatur semua aktivitas
manusia yangdisengaja.
2) arenabisnis merupakanaktitivitasmanusia yangdisengaja, etikahendaknyajugaberperandalambisnis.
3) bahwa, aktivitas bisnis, seperti juga aktivitas manusia lainnya, tidak dapat eksis kecuali orang yang terlibat
dalam bisnis dan komunitas sekitarnya taat terhadap standar minimal etika. Bisnis merupakan aktivitas
kooperatif yang eksistensinya mensyaratkan perilaku etis.
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika konsisten dengan
tujuanbisnis, khususnyadalammencari keuntungan.
Para ahli sering berkelakar, bahwa etika bisnis merupakan sebuah kontradiksi istilah karena ada
pertentangan antara etika dan minat pribadi yang berorientasi pada pencarian keuntungan. Ketika
adakonflik antaraetikadankeuntungan, bisnis lebih memilih keuntungandaripadaetika.
Buku Business Ethics mengambil pandangan bahwa tindakan etis merupakan strategi bisnis
jangka panjang terbaik bagi perusahaan – sebuah pandangan yang semakin diterima dalam
beberapa tahun belakangan ini.
A. TanggungJawabPerusahaan
Pandangantradisional
1) berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan bebas apa yang diperlukan perusahaan,
masing-masingsecaramoral bertanggungjawab.
2) berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan bebas apa yang diperlukan perusahaan,
masing-masingsecaramoral bertanggungjawab.
3) Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi organisasi besar tidak harus bertanggung jawab
secara moral atassetiaptindakanperusahaanyangturut dia bantu,
TanggungJawabBawahan
1) karyawan sering bertindak berdasarkan perintah atasan mereka.. Jadi, siapakah yang harus
bertanggung jawab secara moral ketika seorang atasan memerintahkan bawahannya untuk melakukan
tindakanyangmerekaketahui salah
2) ketikaseorangbawahanbertindaksesuai denganperintahatasannyayang sah, dia dibebaskandari
semuatanggungjawabatastindakanitu. Hanyaatasanyang secaramoral bertanggungjawabatas
tindakanyang keliru
Pendapat tersebut keliru, karena bagaimanapun tanggung jawab moral menuntut seseorang bertindak
secara bebas dan sadar, dan tidak relevan bahwa tindakan seseorang yang salah merupakan pilihan secara
bebasdansadar mengikuti perintah.
Dengan demikian, ketika seorang atasan memerintahkan seorang karyawan untuk melakukan sebuah
tindakan yang mereka ketahui salah, karyawan secara moral bertanggung jawab atas tindakan itu jika dia
melakukannya. Atasan juga bertanggung jawab secara moral, karena fakta atasanmenggunakan bawahan
untukmelaksanakantindakanyangsalahtidakmengubahfakta bahwaatasanmelakukannya
6
Please purchase 'docPrint PDF Driver' on http://www.verypdf.com/artprint/index.html to remove this message.
Download