PELATIHAN MANAJERIAL DAN TEKNIS PENGELOLAAN INDUSTRI KECIL MEBEL DAN UKIR Dl SENTRA INDUSTRI MULYOHARJO JEPARA SARWIDO& BUDILOFIAN Abstract Jepara cant be locked out by furniture and carving industries, it even have been conceived by society life breath. This Sector have become to aorta economics area and become activator of society economics. Middle and small furniture and carving industries in Central Mulyohaijo Jepara Industry are economic perpetrator portraits of nationality which supporting local human resource and input, descending emulation excellence of export commerce. Manajerial and technical management training middle and small furniture and carving industries flanges to: reinforcement of its which delay progressively and grow from market extension side, resource enables efficiency and give multiplier effect. KeyWords: Manajerial, Tecnis, IKM. LatarBelakang 200.514.601(tahun 2008). Penduduk dapat Kabupaten Jepara saat ini tercatat 967.781 dipisahkan dari industri mebel dan ukir jiwa yang terdiri dari 485.483 wanita dan bahkan telah disfebut sebagai nafas 482.298 iaki-laki dengan tingkat kepadatan Jepara memang tidak kehidupan masyarakat., Sektor ini telah penduduk mencapai 910 jiwa per km2. Dari menjadi urat nadi perekonomian daerah dan jumlah tersebut jumlah penduduk usia kerja. menjadi perekonomian yang terserap dalam lapangan pekerjaan masyarakat. Salah satu indikatomya dapat berjumlah 627.794 orang (BPS Jepara, dilihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap 2008). penggerak mencapai 85 ribu orang, hal ini belum Pemberdayaan industri kecil mebel termasuk tenaga kerja sektor lain yang turut dan ukir yang tersebar di wilayah Kabupaten berkembang mengikuti sektor ini seperti jasa Jepara merupakan pola strategis dalam dan perdagangan. Jumlah unit usaha industri memacu pemerataan dan pertumbuhan kecil mebel dan ukir yang terdaftar berjumlah ekonomi yang bertumpu pada ekonomi 3.400 unit, dan yang jumlahnya sangat besar kerakyatan. Industri kecil sebagai pelaku adalah home industri yang tersebar dihampir ekonomi kerakyatan yang didukung input dan seluruh wilayah Kabupaten Jepara. Jepara sumber daya sampai- saat ini telah berhasil melakukan ekspor produk mebel ke 68 negara dengan nilai ekspor mencapai DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli2010 USD manusia lokal memiliki keunggulan kompetitif dalam perdagangan eksport. Sebagai bagian tumpuan ekonomi kehidupan sebagian masyarakat Kabupaten 135 Jepara, industri kecil mebel dan ukir mampu Jepara dapat dikategorikan menjadi dua, mempertahankan dan justru meningkat yaitu secara manajerial dan secara teknis. telah Secara manajerial adalah industri kecil mebel beriangsung pada pertengahan tahun 1998. daiam era krisis moneter yang dan ukir merupakan industri rumah tangga Dampak krisis moneter ternyata justru (home industry) dimana pengelolaannya memberikan keuntungan pada usaha mebel belum menerapkan manajemen perusahaan dan ukir, eksportir yang menetapkan harga secara baik, sehingga mudah sekali jualnya dengan mata uang dollar, dan turunya menerima tekanan-tekanan nilai rupiah ternyata meningkatkan omset pemasok bahan baku hingga dari bayer kiar penjualannya. negeri yang langsung datang ke tempat Hal baik dari Krisis finansial di Amerika Serikat ini juga ditunjang dengan rendahnya kualitas yang berimbas menjadi krisis global membuat pengelola industri yang tidak mampu banyak industri mebel dan ukir di Jepara yang mengelola usaha secara efisien dan efektif, kelimpungan bahkan banyak yang gulung mulai dari produksi, pemasaran serta tikar. Hal ini terjadi oleh karena pasar ekspor keuangan. Rata-rata pengelola industri kecil yang terbanyak adalah dengan tujuan mebel dan ukir di Sentra Industri Mulyoharjo Amerika Serikat dan Eropa. Jepara adalah lulusan SD dan mewarisi Memang pemandangan ini berbeda dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 yang justru menguntungkan industri kecil mebel dan ukir di Jepara. Persoalan yang kini dihadapi industri kecil mebel dan ukir seiring dengan adanya dampak krisis' global di Kabupaten Jepara, khususnya di Sentra Industri Mulyoharjo Jepara jika ditinjau lebih dalam adalah keterbatasan Sumber Daya Manusia yang memiliki daya juang dalam mengembangkan teknologi, rendahnya penguasaan informasi pasar input dan pasar output (jaringan pasar), rendahnya manajemen usaha serta dukungan modal dan akumulasinya merupakan persoalan krusial dalam meningkatkan term of trade (nilai tukar) produkdan meningkatkan pasar. usaha secara turun temurun. Secara teknis kendala bagi industri kecil mebel dan ukir di Sentra Industri mulyoharjo Jepara adalah faktor "produksi dan desain'.'. Karakter industri kecil ini adalah home industry sehingga sebagian besar produksi adalah handmade. Belum banyak teknologi industri yang digunakan dalam produksi mebel dan ukir. Desain yang ada sekarang ini merupakan desain dari buyer, sementara pengelola industri kecil mebel dan ukir hanya sebagai pembuat saja. Dalam hal ini perlu adanya pengembangan ddan repositioning desain, karena desain yang ada masih berslf at sektoral dan dikerjakan sendirisendiri. Perlu juga adanya manajemen teknologi industri, yaitu memadukan arrtara Secara garis besar permasalahan produksi machine dan handmade yang dihadapi oleh industri kecil mebel dan sebagaimana karakteristik industri kecil ukir khususnaya di Sentra Industri Mulyoharjo mebel dan ukir di Sentra Industri Mulyoharjo DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli2010 Jepara. c. Dengan adanya pelatihan manejerial industri kecil mebel dan ukir di Sentra dan teknis pengelolaan industri kecil mebel dan ukir diharapkan pengusaha Bagaimanakah strategi pengembangan Industri Mulyoharjo Jepara ? akan menguasai manajemen pengelolaan industri Tujuan dan Manfaat Pelatihan baik secara manajerial dan teknis yang efisien Pelatihan manajerial dan teknis dan efektif serta tangguh menghadapi pengelolaan industri kecil mebel dan ukir di globalisasi yang tidak stabil. sentra industri Mulyoharjo Jepara, bertujuan: Pengembangan industri kecil mebel 1. dan ukir merupakan komitmen yang perlu Menciptakan sumber daya manusia yang memiliki jiwa wirausaha yang i dikedepankan dalam kerangka memacu unggul yang dapat mengelola industri pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di mebel dan ukir yang handal seluruh wilayah Kabupaten Jepara sebagai sendi utama perwujudan ekonomi berbasis 2. kerakyatan. Identifikasi potensi sumber daya, dan ukir dengan menerapkan fungsi dihadapi perlu dilakukan secara sistematik manajerial secara efisien dan efekt'rf 3. arah dan kebijakan pengembangan usaha dan ukir dengan menerapkan teknolgi khususnya di Sentra Industri Mulyoharjo industri mebel dan ukir secara terencana Jepara. Berangkat dari pemikiran tersebut, Pengelolaan Industri Kecil Mebel dan Ukir Di Sentra Industri Mulyoharjo Jepara". Menciptakan sumber daya manusia yang dapat mengelola industri mebel kecil mebel dan ukir di Kabupaten Jepara, diperiukan "Pelatihan Manajerial dan Teknis Menciptakan sumber daya manusia yang dabat mengelola industri mebel persoalan, peluang dan tantangan yang dan konsisten dalam kerangka menyusun dan tangguh. danterkendali. 4. Menciptakan sumber daya manusia yang mampu mepertahankan kelangsungan hidup perusahaan di tengah multi krisis ekonomi. Perumusan Masalah Manfaat pelatihan manajerial dan Berdasarkan pada uraian di atas, perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a. b. teknis pengelolaan industri kecil mebel dan ukir di Sentra Industri Mulyoharjo Jepara, diharapkan melalui pelatihan ini akan tumbuh manajemen wirausaha unggul, yang berani mengambil pengelelolaan industri kecil mebel dan resiko, memiliki etos kerja yang tinggi, ukir di Sentra Industri memiliki daya saing yang gigih dan ulet, Bagaimanakah Mulyoharjo Jepara? mampu menghadapi tantangan, tanggap dan Bagaimanakah teknologi industri yang dinamis, mempunyai tujuan yang jelas dan diterapkan pada industri mebel dan ukir mampu merencanakan usahanya dengan di Sentra Industri Mulyoharjo Jepara? baik, memiliki motivasi yang tinggi, antisipatif DISPROTEK Vol.1, No. 1. Juli 2010 137 akomodatif sebagai sekelompok orang (dua atau terhadap lingkungan, kreatif mencari dan lebih) yang bekerja sama dengan menciptakan t e r k o o r d i n s i , dengan terhadap perubahan dan peluang pasar dan meningkatkan produktivitas serta efisien, dan terstruktur, selalu berusaha meningkatkan keunggulan tertentu. Manajemen dan citra perusahaan melalui investasi baru. cara yang untuk mencapai tujuan dapat didefinisikan melalui banyak cara, Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai Tinjauan Pustaka 1. Pengertlan Manajemen seni mencapai sesuatu melalui Orang dan lain. Manajemen juga didefinisikan Organisasi proses merencanakan, mengorganisir, Pekerjaan manajer tidak lepas dari institusi yang lebih dikenal dengan nama mengarahkan organisasi. Bentuk organisasi sangat kegiatan untuk mencapai dan mengendalikan tujuan banyak dan mempunyai motif yang organisasi dengan berbeda-beda. Ada organisasi yang sumber daya organisasi. Sedangkan menggunakan keuntungan manajer didefinisikan sebagai orang (Perusahaan), dan ada organisasi yang yang melakukan kegiatan manajemen bertujuan tidak mencari keuntungn atau kegiatan (sosial). Organisasi dapat didefinisikan (Mamduh M. Hanafi, 2003,7). bertujuan mencari proses manajemen Gambar 1 i Hubungan Antara Organisasi dan Manajemen - Proses Managemen Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengendalian nput Sumber Daya Tujuan Efektif dan Efisien Sumber: Mamduh M. Hanafi, 2003,6 Dari gambar 1 dapat dijelaskan perencanaan, menjadi input : sumber daya manusia pengorganisasian, pengarahan dan (human resources), fisik, keuangan, dan bahwa kegiatan pengendalian merupakan 138 lingkungan dan dapat dikelompokkan proses informasi. Manajemen juga daripada manajemen. Sumber daya atau menginginkan tujuan tercapai dengan input merupakan apa yang digunakan efektif dan efisien, sedangkan yang oleh manajer, Input diperoleh dari dimaksud dengan efisien adalah DISPROTEK Vol. 1, No. 1. Juli 2010 sumber berbagai tahapan harus dilalui. daya dengan benar, tidak membuang Tahapan yang luas tersebut dapat sumber daya-sumber daya yang tidak disederhanakan menjadi empat perlu. Efektif adalah kegiatan yang disebut kemampuan menggunakan mengerjakan sesuatu yang benar. (Mamduh M. pemasaran, Hanafi.2003,7) {product), yaitu : bauran Produk Harga {price), Tempat {place), dan Promosi (promotion) 2. (MH. Soetrisno, 1991,280-281) Pengertian Manajerial Manajer dapat dikelompokkan b. Manajemen Keuangan Pembelanjaan berdasarkan tingkatan dan bidangnya, (keuangan) berdasarkantingkatannya dibagi dalam: perusahaan industri adalah usaha manajer tingkat bawah (first line), untuk memnperoleh dana (modal) manajer menengah (midle), dan manajer yang diperlukan perusahaan Berdasarkan industri dengan biaya yang rendah, bidangnya secara umum manajer dapat dan menggunakan dana (modal) tingkat atas (top). dikelompokkan dalam : manajer umum yang didapat dengan ekonomis dan (general), dan manajer fungsional. efisien. Fungsi Manajer perusahaan industri meliputi : fungsional dapat pengelolaan dikelompokkan berdasarkan bidangnya: pembelanjaan sumber dana, manajer pemasaran, manajer keuangan, pengelolaan penggunaan dana, manajer pengelolaan pembukuan terhadap operasi dan manajer aktivitas personalia. pembelanjaan, penganalisaan Bidang-bidang fungsi manajerial dan laporan pada perusahaan industri dapat keuangan.(MH. Soetrisno, 1991, dijabarkan sebagai berikut: 307) a. Manajemen Pemasaran c. Manajemen operasi Pemasaran adalah suatu Manajemen produksi atau proses perpindahan barang dari opersi adalah kegiatan yang tangan produsen ke tangan mengatur konsumen, pemasaran merupakan penambahan semua kegiatan usaha yang kegunaan {utility) barang dan jasa. bertalian dengan arus penyerahan Ruang barang dari produsen ke konsumen. produksi mencakup kegiatan- Proses perpindahan barang dari kegiatan yang produsen ke konsumen tidaklah dengan pengambilan keputusan sederhana, sebab jangkauan sebagai berikut: pemasaran sangatlah luas dan 1) DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010 penciptaan faedah lingkup Seleksi dan dan atau manajemen berhubungan rancangan 139 Untuk menjadi manajer yang sukses (design) hasil produksi tidak ada formula (rumus) yang pasti. Yang 2. Seleksi peralatan dan proses 3. Perencanaan produksi dari i dapat menjamin manajer sukses tidak akan barang-barang yang akan lepas dari beberapa hai sebagai berikut: diproses a. 4. Merancang tugas pekerjaan 5. Lokasi tempat usaha 6. Penyusunan peralatan (layout) dari pabrik (AM. Kadarman, 2003,15) d. Pendidikan b. Pengalaman c. Visi d. Etika e. Dimensi Global /International (Mamduh. M. Hanafi, 2003,20) ManajemenSumberDayaManusia Fungsi manajemen sumber 3. Teknik Industri Mebel daya manusia adalah meakukan Untuk menelaah mengenai kegiatan dua fungsi, yaitu fungsi manajerial industri mebel dan ukir dapat dibuat dan fungsi operatif. Fungsi operatif rancangan sistem (sistem aproach) dengan rneliputi: model ; "masukan-proses-keluaran dan 1. Memperolehtenagakcrja pengendalian". Pada industri mebel dan ukir, 2. Mengembangkan tenaga kerja masukan dalam bentuk desain mebel, bahan 3. Kompensasi baku dan bahan penunjang, 4. Integrasi kuantitas, kualitas, waktu dan sarana yang 5. Mempertahankan diri ada di dalam pabrk (mesin, alat, gedung, 6. Memisahkan diri orang) diproses dengan (AM. rencana menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan Kadarman, 2003,13) keluaran berupa produk mebel dan ukir. Gambar 2 Proses Produksi Mebel dan Ukir Pesanarv Order i Perencanaan Produksi i . Produk Rutin 140 p Desain Fasilitas Produksi: - Bahan -Alat -Dana -TenagaKerja -dll. |—i Proses Produksi Pembuatan Komponen Hiasan Mebel Ukir Assembling Finishing Packaging DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010 Pada keluaran yang berupa produk konsumen dari dalam negeri (Agus Sunaryo, mebel dan ukir harus dilakukan pengendalian 2007,9). teriebih dahulu yang berupa pencatatan, pemeriksaan kuantitas dan pencocokan biaya dan kualitas, Kerangka Pemecahan Masalah waktu Pelatihan Manajerial dan Teknis penyslesaiannya. Hanya keluaran atau Pengelolaan Industri Kecil dan Menengah produk mebel dan ukir yang telah memenuhi (IKM) Mebel dan Ukir di Sentra Industri syarat pengendalianlah yang bisa dipasarkan Mulyoharjo Jepara, dapat disusun kerangka kepada para buyer dari iuar negeri atau pemecahan masalah sebagai berikut: Gambar 3 Model Kerja Pelatihan Manajerial dan Teknis Pengelolaan IKM Mebel dan Ukir PROFIL IKM MEBEL DAN UKIR LDimensiMikro 2. Dimensi Makro X PELATIHAN TEKNIK INDUSTRI MEBEL DAN UKIR PELATIHAN MANAGERIAL ' PENGEMBANGAN' IKM MEBEL DAN UKIR Khalayaksasaran Profil industri kecil mebel dan ukir di d. Sentra industri Mulyoharjo Jepara ditetapkan e. Rasio modal sertdiri dengan modal ekstern minimal 60 % sebagai obyek pelatihan. Adapun yang dimaksud profil industri kecil mebel dan ukir Jumlahtenaga kerja maksimal 20 orang f. Omzet penjualan maksimal Rp. 500.000.000 pertahun adalah karakteristik industri kecil yang Khalayak saasaran pada pelatihan ini melakukan kegiatan produksi dan pemasaran mebel dan ukir dengan kriteria sebagai adalah pengelola industri kecil mebel dan ukir berikut: yang berada di Sentra Industri Mulyoharjo a. b. c. Pemilikan usaha perorangan atau Jepara, yang mengelola usaha home industri kelompok yang merupakan suatu usaha turun temurun Bentukhukum usaha bukan perseroan yang periu dilestarikan dan dikembangkan Akses perdagangan impor dan ekspor yang berjumlah 30 industri kecil mebel dan tidak langsung ukir. DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010 .141 Metode Penerapan Iptek makro. Aspek-aspek yang nampak a. dalam kajian ini meliputi Ceramah Metode ceramah digunakan berbagai untuk komponen yang terkait baik secara menjelaskan tentang manjerial dan langsung dan tidak langsung dalam teknis pengeiolaan industri kecil mebel siklus bisnis usaha kecil dan menengah dan ukir kepada seluruh (Kusjadi,2001). pengelola industri kecil mebel dan ukir yang berada Dimensi Mikro di sentra Industri Mulyoharjo. b. Dimensi mikro industri kecil dan Pendampingan Metode pendampingan digunakan untuk melatih pengelola dalam mengelola industri kecil mebel dan ukir secara efisien dan efektif. Metode ini dilakukan kepada pengelola satu persatu sampai menengah dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kondisi agregat dan kondisi parsial dari setiap industri kecil dan menengah. 1. keadaaan yang secara menyeluruh seorang pengelola sudah benar-benar menyerap iptek dengan baik dan benar dirasakan industri kecil sehingga perusahaan dapat berjalan menengah dalam mempertahankan dengan lancar dan menghasilkan laba dan atau memperkuat pertumbuhan yang maksimal serta handal dan tangguh usaha. menghadapi krisis globalisasi ekonomi. c. Kondisi agregatif memperlihatkan Observasi 2. Kondisi parsial industri kecil dan menengah mebel dan ukir, yaitu: * a. Metode observasi digunakan untuk b. selesai dengan dengan harga yang relatif Evaluasi Metode evaluasi digunakan Eklusifitas produk karakteristik klasikdan modern pelatihan. d. Industri yang menjadi atmosfir tumbuhnya wirausaha. mengamati penerapan iptek mulai dari peiatihan sampai dengan dan murah. untuk c. mengukur sejauhmanakah Iptek telah Inovasi yang menambah daya tarik produk. diserap dan diterapkan serta untuk d. memantau perkembangan di dalam Ketergantungan dengan usaha besar berakibat harga pengeiolaan. menjadi rendah. e. Hasil dan Pembahasan a. Profit Industri Kecil Kondisi industri kecil dan menengah di Sentra Industri Mulyoharjo Jepara diklasifikasikan dalam dimensi mikro dan Ecolabeling Dimensi Makrb 1. Ketidakpastian situasi poiitik nasional mempengaruhi animo masyarakat internasional dalam DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010 1AO melakukan hubungan ekonomi. 2. 5. Ketidakstabilan nilai tukar njpiah Kebijakan fiskal dan moneter (Kusjadi.2001) terhadap valuta asing. 3. b. Keterbatasan sumber banan baku Pembahasan Adapaun dan ongkos tenaga kerja yang pelatihan manajerial dan teknis pengeloiaan IKM mebel semakin meningkat. 4. hasil dari dan Ukir di Sentra Industri Mulyoharjo Jepara, Deregulasi perijinan usaha disaji kan sebagai berikut: Tabel 2 Pelatihan Bidang Administrasi dan Organisasi PERMASALAHAN INDIKATOR PENCAPAIAN TOLOK UKUR TUJUAN Perusahaan belum Perusahaan sudah Profesionalitas menggunakan sistem menggunakan sistem pengelola dalam administrasi dalam menjalan administrasi dalam menjalankan menjalankan usaha kegiatan usaha kegiatan usaha. Pengelola tidak memerlukan Pengelola menyadari bahwa organisasi untuk mencapai dalam mencapai tujuan perlu yang baik antara adanya organisasi yang kuat pengelola dengan dan tangguh. karyawan. tujuan Dari tabel« 2. dapat dijelaskan, Adanya kerja sama adalah selalu mencatat semua transaksi, bahwa sebelum pelatihan perusahaan belum menginventarisasi asset,- membuat daftar menggunakan sistem administrasi dalefm absensi. Tolok ukur pelatihan adalah menjalankan kegiatan usaha. Setelah profesionalitas pengelola, yaitu bisa memilah- mengikuti pelatihan Perusahaan sudah milah mana asset pribadi dan asset menggunkan perusahaan, serta tidak mencampuraduk sistem administrasi. Administrasi yang dilakukan oleh perusahaan kepentingan pribadi dan usaha. Tabel 3 Pelatihan Bidang Manajemen Pemasaran PERMASALAHAN INDIKATOR PENCAPAIAN TOLOK UKUR TUJUAN Belum adanya perencaan Adanya perencanaan Penjualan dan pembuatan produk, penentuan pembuatan produk, penentuan omset penjualan harga, saluran distribusi dan harga, saluran distaribusi yang menjadi meningkat, promosi pemasaran jelas dan sistematis, serta laba meningkat. adanya promosi yang tepat. DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010 143 Dari tabel 3, dapat dijelaskan bahwa perencanaan pembuatan produk, penentuan permasalahan yang dihadapi perusahaan harga jual produk, penentuan yang berkaitan dengan bidang manajemen distribusi dan promosi pemasaran. pemasaran 1. adalah belum adanya massal Produk a. c. Membuat rencana produksi dan dengan menggunakan rumus trend 2. garis lurus: Yt = Penentuan harga jual Dalam menentukan harga jual perusahaan a+bX,dimana Yt = r e n c a n a produksi. dan tidak asal dalam menentukan harga, melainkan dengan penjualan tahun yang akan menggunakan metode cost plus pricing: datang Biaya bahan baku XX a = biayatetap Biaya Tenaga Kerja Langsung XX B = biaya tidaktetap Biaya Overhead pabrik XX. + X = jumiah barang yang akan Menentukan jenis produk, yaitu produk pesanan atau Harga Pokok produksi XX Mark Up (laba yang diharapkan) XX diproduksi atau dijual 3. Research and Development Product penjualan selama satu tahun, b. saluran Harga Pokok Penjualan + XX produk Saluran Distribusi Pengeiola dapat menentukan dan memilih saluran distribusi yang tepat dan yang menguntungkan: Industri Kecil dan Menengah - Pembeli Industri Kecil dan Menengah - Makelar - Pembeli 4. Promosi Pengeiola dapat melakukan promosi guna menunjang penjualan dengan metalui iklan, promosi penjualan, personel selling atau publisitas. Tolok ukur pelatihan di bidang manajemen pemasaran ini adalah pengeiola dapat meciptakan produk yang marketable, serta dapat mengoptimalkan laba perusahaan dan meminimalkan biya-biaya. DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010 Tabel 4 Pelatihan Bidang Manajemen Keuangan PERMASALAHAN TOLOK UKUR INDIKATOR PENCAPAIAN TUJUAN Belum adanya pencatatan Adanya penghitungan harga Terdapat transaksi usaha dan pokok produksi dan harga pembedaan antara pembuatan laporan keuangan pokok penjualan, adanya keuangan pribadi / laporan keuangan yang meliputi keluarga dengan neraca, laporan rugi laba dan perusahaan laporan perubahana modal. Terdapat iklim investasi a. Rasio Likuiditas keuangan b. Rasio Solvabilitas permasalahan yang dihadapi perusahaan c. Rasio AkUvitas adalah belum adanya pembukuan dan belum d. Rasio Profitabilitas Dari tabel 4, dapat dijelaskan bahwa pada bidang manajemen adanya pembuatan laporan keuangan sehingga perusahaan kesulitan dalam permodalan guna pengembangan usaha. Setelah pelatihan* perusahaan dapat membuat pembukuan yang berkaitan dengan transaksii transaksi usaha, serta pengelola dapat membuat laporan keuangan perusahaan yang pada akhirnya bisa mendapatkan tambahan modal dari bank. Setelah mampu dalam pembuatan pembukuan, selanjutnya adalah pembuatan laporan keuangan yang meliputi : Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubanan Modal. Laporan keuangan memberikan data yang diperlukan, akan tetapi masih diperlukan teknis analisis agar informasi yang lebih mendalam dapat digali. Teknik analisis keuangan yang dapat digunakan adalah analisis rasio. 145 DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010 Neraca Aktiva Kwajiban dan Modal Aktiva Lancar XX Hutang Jangka Pendek XX Aktiva Tetap XX Hutang Jangka Panjang XX Total Hutang XX Modal Total Aktiva XX Total Kwajiban + XX <—1 XX Modal Laporan Rugi Laba Penjualan Biaya Usaha U b a Kotor Pajak Laba Bersih XX XX^ XX XX^ XX Laporan Perubahan Modal Modal Awal Laba Bersih Prive Penambahan Modal Modal Akhir i XX XX- . j XX XX XX Tabel 5 Pelatihan Bidang Manajemen Operasional INDIKATOR PENCAPAIAN PERMASALAHAN TOLOK UKUR TUJUAN Belum adannya perencanaan Adanya perencanaan dan dan pengendalian produksi pengendalian produksi . Produk berkualitas, mempunyai daya tank dan daya saing, serta spesifik Adanya perencanaan dan Penggunaan bahan pengendalian bahan secara efisien. Adanya perencaanaan fasilitas Penggunaan mesin produksi produksi yang tepat dan tidak ada kapasitas menganggur Dari tabel 5, dapat dijelaskan bahwa memproduksi barang asal memproduksi saja permasalahan yang dihadapi perusahaan tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu pada bidang manajemen operasi adalah sehingga kontinuitas produksi tidak bisa bahwa membuat terjaga. Pelatihan pada bidang manajemen perencanaan dan pengendalian produksi. produksi ini adalah berkaitan dengan Dalam pembuatan keputusan-keputusan penting 146 perusahaan belum hal ini perusahaan dalam DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010 untuk mengubah sumber menjadi barang. Tolok ukur dari pelatihan pada bidang manajemen operasi ini adalah produk yang Keputusan tersebut meliputi: 1. Keputusan yang berhubungan dengan berkualitas, spesifik, memiliki daya tarik disain dari sistem produksi perusahaan tersendiri dan mampu bersaing di pasaran. 2. industri: Mengingat saat ini bahan baku mebel sudah Keputusan yang berhubungan dengan mulai langka maka dalam produksi, bahan dengan operasi dan pengendalian baku digunakan seefisien mungkin dengan sistem tersebut, baik datam jangka menerapkan pengendalian persedian bahan. pendek maupun jangka panjang Tabel 6 Pelatihan Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia INDIKATOR PENCAPAIAN PERMASALAHAN TOLOK UKUR TUJUAN 3elum adanya perencanaan Adnya perencanaan terhadap Karyawan merasa terhadap kebutuhan tenaga kebutuhan karyawan, adanya ikut memiliki dan pembagian kerj, adanya sistem memajukan kompensasi perusahaan <erja dan sistem kompensasai Dari tabel 6, dapat dijelaskan bahwa upah borongan, maksudnya pemberian upah permasalahan yang. dihadapi perusahaan berdasarkan hasil yang diperoleh tenaga yang berkaitan dengan manajemen sumber kerja. Seharusnya perusahaan menentukan daya jam kerja dan standar manusia (personalia) adalah pengupahan. perusahaan membuat perencanaan terhadap Perusahaan juga memberikan fasilitas- kebutuhan tenaga kerja dan sistem fasilitas yang menunjang pekerjaan agar kompensasi. Tenaga kerja yang diserap ssupaya tenaga kerja merasa aman dan perusahaan statusnya adalah tenaga nyaman dalam bekerja. borongan semua. Kalau ada pekerjaan tenaga borongan tersebut dipekerjakan akan tetapi kalau tidak ada pekerjaan tenaga tersebut diberhentikan. Seharusnya perusahaan memiliki tenaga tetap disamping tenaga borongan. Fungsi dari pada tenaga tetap adalah untuk menjaga kontinuitas perusahaan agar tetap berproduksi secara terus menerus. Sistem kompensasi pada perusahaan adalah deengan menggunakan DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010 147 unggulan mebel dan ukir Diskripsi strategi pengembangan Industri kecil dan menengah mebel dan ukir di Sentra Industri Mulyoharjo Jepara adaiah Kesimpulan Sebagai berikut: 1. a. dan menengah mebel dan ukir di Sentra 1. Industri Mulyoharjo Jepara mengarah Mengkaji besarnya nilai tambah industri teknis internal 3. kecil dan ekonomis dalam setiap tahapan kepada : penguatan industri kecil dan siklus IKM menengah mebel dan ukir yang semakin Menyusun skala prioritas sumber tangguh dan tumbuh dari sisi perluasan daya internal pasar, efisiensi pemberdayaan sumber Meningkatkan ketrampilan dan daya dan memberikan multiplier effect. kreativitas pengusaha / pengrajin 2. Pelatihan manajerial dan teknis pengelolaan industri kecil mebel dan Meningkatkan akses informasi dan teknologi dalam siklus bisnis ukir, meliputi : 1. Administrasi dan 1. organisasi perusahaan industri kecil, 2. 2. Menyusun sistem komunikasi informasi dan promosi Manajemen Pemasaran, 3. Manajemen Merancang pembentukan Keuangan, 4. Manajemen Operasi, 5. kelembagaan sistem komunikasi, Manajemen Sumber Daya manusia, 6. Sistem Informasi, 7.Teknik Industri Kayu informasi dan promosi c. manajerial pengelolaan 2. b. Pelatihan Meningkatkan kapasitas sumber daya Meningkatkan'akses peran (Pembahanan, Desain produk mebel serta pemerintah dalam mengembangkan dan ukir, Teknik Pengemalan, Teknik t Perakitan, Teknik Finishing, Teknik IKM 1. Mengembangkan dan peningkatan ekspor 2. 3. 4. 5. 6. Memfasilitasi packing dan penyimpanan). perdagangan 3. terselenggaranya Dari hasil pelatihan akan tumbuh wirausaha yang unggul, yang berani jaringan kerja sama antar IKM mengambil resiko, memiliki etos kerja Mefasilitasi terselenggaranya pola yang tinggi, memiliki daya saing yang kerja sama antara industri besar gigih dan ulet, mampu menghadapi. dengan IKM tantangan, tanggap dan dinamis, Membantu memperoleh teknologi mempunyai tujuan yang jelas dan tepat guna, permodatan mampu dan merencanakan usahanya pemasukan dengan baik, memiliki motivasi yang Memfasilitasi tumbuhnya hasil tinggi, antisipatif terhadap perubahan industri mebel dan ukir sebagai dan, akomodatif terhadap lingkungan, produk unggulan Kabupaten Jepara kreaif mencari dan menciptakan peluang memfasilitasi sertifikasi produk pasar dan meningkatkan produktivitas DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010 serta efisien, dan selalu beaisaha meningkatkan keunggulan dan citra pengelolalKM 4. perusahaanmelaluiinvestasibaru. Meningkatkan akses peran pemerintah dalam serta mengembangkan IKM Saran 5. Perlunya perbaikan, pemel;iharaan dan 1. Meningkatkan sumberdaya internal 2. Penguasaan manajerial dan teknis bagi infrastruktursehingga pengelola IKM menumbuhkembangkan IKM 3. pembangunan fasilitas dapat Penguasan informasi dan teknologi bagi Daftar Pustaka Andre Sundriyo, 2000, Manajemen Pemasaran Mebel Global, Jepara Badan PusatStatistik, 2008, Jepara Tahun 2007, Jepara Eddy S. Marizar, 2005, Designing Furnitur; teknik Merancang Mebel Kreatif, Media Pressindo, Yogyakarta Indagkop, 2008, Kebijakan Usaha Kecildan Menengah diKabupaten Jepara, Jepara Gustami, 2000, Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepra, Kanisius, Yogyakarta Kadanr.an, AM, 2004, Pengantar llmu Manajemen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Kusjadi 2001, Pola Pengembagan Pengusaha Industri Kecil dikabupaten Jepara, Jepara Mamduh M. Hanafi, 2d003, Manajemen, UPPAMP YKPN, Yogyakarta Masri Singarimbun, Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta Mudrajad Kuncoro, 2005, Strategi; Bagaimana Meraih Keunggulan KompetHif?, Eriangga, Jakarta Soeharto Prawirokusumo, 2001, Ekonomi Rakyat; Konsep, Kebijakan, dan Strategi, BPFE UGM, Yogyakarta Soetrisno, MH, 2001, Pengantar Bisnis, BPFE Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Sunaryo, Agus, 2007, Teknik Industri Mebel, Semarang Sugiyono, 2000, Metode Penelitian Administrasi, Aiiabeta, Bandung DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010 151