43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen secara
deskriptif yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang potensi probiotik
dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas
plathyrinchos) dengan pengujian secara in vitro yaitu suatu kajian tentang
ketahanan Lactobacillus plantarum terhadap kondisi pH asam, garam empedu,
penghambatan terhadap bakteri patogen dan interaksinya dengan bakteri nonpatogen.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - Desember 2011 di Laboratorium
Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
3.3.1 Alat Penelitian
Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi Laminar Air Flow,
spektrofotometer, timbangan analitik, hot plate, autoclave, oven, shaker water
bath, mikropipet, colony counter, vortex, Erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri,
rak tabung reaksi, beaker glass, jarum ose, pipet tetes, spatula, stirer, sumuran
43
44
(bor), gelas ukur, blue tip, yellow tip, pH indicator universal, alumunium foil,
plastik wrap, bunsen, korek api, corong, kertas putih, plastik tahan panas dan
kertas coklat.
3.3.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Lactobacillus
plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas plathyrinchos),
MRSA (de Maan Rogosa Sharpe Agar), MRSB (de Maan Rogosa Sharpe Broth),
NA (Nutrient Agar), NB (Nutrient Broth), Oxgall 0,3% (b/v) (Merck),
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella typhi, Lactobacillus
paracasei, alkohol 70%, etanol (Merck), NaOH (Merck), HCl, aquadest, kapas
dan spritus.
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap pH Asam
Uji ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan isolat bakteri asam laktat
(BAL) terhadap pH rendah. Prosedur pengujiannya dilakukan dengan metode
Zavaglia et al. (1998) yaitu:
1. Dilakukan kurva pertumbuhan sebelum perlakuan terhadap pH asam,
untuk mengetahui jumlah awal sel bakteri yang hidup.
2. Kultur stok cair bakteri Lactobacillus plantarum yang berumur 24 jam
diinokulasikan sebanyak 1 ml kedalam 10 ml MRS broth dan diinkubasi
pada suhu 300C selama 18 jam.
45
3. Diambil 1 ml kultur dan dimasukkan pada 9 ml MRS broth yang pH sudah
diatur menjadi 2, 3, dan 4 dengan HCl 1N dan teknik isolasi dilakukan
dengan metode pour plate pada MRS agar,
4. Diinkubasi pada suhu 300C selama 24 jam.
5. Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung dengan colony counter.
3.4.2 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Garam Empedu
Uji ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan isolat bakteri asam laktat
(BAL) terhadap garam empedu yang terdapat dalam lambung manusia. Prosedur
pengujiannya dilakukan dengan metode Sharpe (1980) yaitu:
1. Kultur stok cair bakteri asam laktat yang berumur 24 jam diinokulasikan
sebanyak 1 ml kedalam 10 ml MRS broth dan diinkubasi pada suhu 300C
selama 18 jam,
2. Dilakukan kurva pertumbuhan bakteri Lactobacillus plantarum sebelum
perlakuan terhadap garam empedu, untuk mengetahui jumlah awal sel
bakteri yang hidup,
3. Diambil 1 ml kultur dan dimasukkan pada 9 ml MRS broth yang
mengandung Oxgall 0,3% (b/v) garam empedu dan sebagai kontrol
digunakan MRS broth, teknik isolasi dilakukan dengan metode pour plate
pada MRS agar,
4. Kemudian diinkubasi pada 300C selama 24 jam.
5. Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung dengan colony counter.
46
3.4.3 Uji Penghambatan Lactobacillus plantarum Terhadap Bakteri Patogen
Bakteri patogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Escherichia
coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella typhi. Pemilihan bakteri ini mewakili
bakteri Gram positif dan Gram negatif. Prosedur pengujiannya dilakukan dengan
metode sumur menurut Schillinger dan Lucke (1989) dalam Ekowati (2009) yaitu
sebagai berikut:
1. Satu ose kultur bakteri uji (Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan
Salmonella typhi) masing-masing diinokulasikan kedalam media NB
(Nutrient Broth) 10 ml dan diinkubasi pada suhu 300C selama 24 jam dan
kultur stok cair Lactobacillus plantarum yang berumur 24 jam diambil 1
ml kemudian dimasukkan kedalam 10 ml MRS broth dan diinkubasi pada
suhu 300C selama 18 jam,
2. Masing-masing bakteri uji diinokulasikan sebanyak 25 µl kedalam NA
(Nutrient Agar) secara pour plate dan dibiarkan mengeras,
3. Media NA yang telah mengeras kemudian dibuat sumuran dengan alat bor
yang steril di bagian tengah zona yang dibuat di cawan petri,
4. Sumuran yang telah dibuat di media NA diisi dengan media MRSB yang
telah berisi kultur bakteri Lactobacillus plantarum sebanyak 50 µl,
5. Kemudian diinkubasi pada 300C selama 24 jam,
6. Diameter zona bening yang terbentuk disekitar sumuran diukur sebagai
zona penghambatan Lactobacillus plantarum terhadap bakteri uji (bakteri
patogen).
47
3.4.4 Uji Interaksi Lactobacillus plantarum Dengan Bakteri Non-Patogen
Bakteri non-patogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lactobacillus paracasei. Prosedur pengujiannya dilakukan dengan metode sumur
menurut Schillinger dan Lucke (1989) dalam Ekowati (2009) yaitu sebagai
berikut:
1. Stok kultur cair Lactobacillus plantarum yang berumur 24 jam dan bakteri
uji (Lactobacillus paracasei) diambil 1 ml kemudian dimasukkan kedalam
10 ml MRS broth dan diinkubasi pada suhu 300C selama 18 jam.
2. Diinokulasikan bakteri Lactobacillus paracasei sebanyak 50 µl secara
pour plate (menuang media MRSA kedalam cawan petri dan biarkan
mengeras),
3. Setelah mengeras di bagian tengah media MRS agar dibuat sumuran
dengan bor dan dinokulasikan Lactobacillus plantarum sebanyak 50 µl,
4. Inkubasi pada suhu 300C selama 24 jam,
5. Diamati terbentuknya koloni kedua bakteri yang menyatu (tidak saling
menjauhi).
3.5 Analisis Data
Hasil pengamatan yang diperoleh dari berbagai pengujian dianalisis secara
deskriptif.
Download