13 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Farmasi, Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi, Kandang Hewan Coba Bagian Farmakologi, Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan antara lain tikus putih, pakan, air, daun Mimba (Azadirachta indica juss), etil asetat, pereaksi Meyer, HgCl2, KI, pereaksi Dragendorf, bismut subnitrat, pereaksi Wagner, I2, kloroform, NH4OH, H2SO4 2M, serbuk Mg, HCl pekat, pereaksi Lieberman-Burchard, H2SO4 pekat, FeCl3, gelatin, NaOH 1 N, NaCl 0.90 %, aquades, aloksan, glibenklamid, alkohol 70%. Alat yang digunakan antara lain syringe 1 ml, tempat makan dan minum, kandang, lampu, kipas angin, timbangan gram kasar, botol ekstrak, maserator, lemari pengering, Mesh 20, gelas ukur, corong, cawan porselen, batang pengaduk, lap, spidol, stiker label, kapas, tisu, Blood Glucose Meter merk Finetest TM , strip glukosa. Metode Penelitian Pembuatan Simplisia Daun mimba diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO). Bagian yang digunakan adalah daun yang sudah tua. Daun mimba dibersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian dicuci dengan air mengalir sampai bersih dan ditiriskan. Daun mimba dikeringkan dengan lemari pengering pada suhu 40 °C selama empat hari. Daun yang telah kering dipisahkan dari pengotornya kemudian digiling dan diayak sehingga diperoleh serbuk simplisia dengan ukuran Mesh 20. Pembuatan Ekstrak Etil Asetat Daun Mimba Ekstraksi daun mimba kering dilakukan dengan metoda maserasi. Daun mimba kering sebanyak 50 g dimasukan ke dalam maserator ditambah etil asetat 14 sebanyak 500 ml dan direndam selama 24 jam, setiap 6 jam dilakukan pengadukan. Disaring dan ditampung di dalam tabung. Proses ini dilakukan pengulangan 2 kali. Hasil saringan dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40 °C dan 50 rpm yang bertujuan menguapkan pelarutnya hingga berupa ekstrak kental. Setelah itu ditimbang rendemennya. Penapisan Fitokimia Kandungan senyawa organik yang umum diidentifikasi adalah alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, steroid, dan triperpenoid. Uji Alkaloid. Digunakan tiga pereaksi untuk uji alkaloid, yaitu pereaksi Meyer, pereaksi Dragendroff, dan pereaksi Wagner. Pereaksi Meyer dibuat dengan melarutkan 1,36 g HgCl2 dalam 60 ml aquades, dicampur dengan larutan 5 g KI dalam 10 ml aquades, dan diencerkan sampai 100 ml dengan aquades. Pereaksi Dragendorf dibuat dengn melarutkan 8 g KI dalam 20 ml aquades, dicampur dengan larutan 0,85 g bismut subnitrat dalam 40 ml aquades dan diencerkan sampai 100 ml dengan aquades. Pereaksi Wagner dibuat dengan melarutkan 2 g KI dalam 40 ml aquades, ditambah 1 g I2 dan dikocok sampai homogen, diencerkan dengan aquades sampai 100 ml. Sebanyak 1 ml ekstrak etil asetat daun mimba ditambah 10 ml kloroform dan 3 tetes NH4OH dalam tabung reaksi. Ekstrak kloroform dipisah dan diberi 10 tetes H2SO4 2M. Lapisan asam dipisah ke dalam 3 bagian ditetesi pereaksi Meyer, Dragendorf dan Wagner. Terdapatnya alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih oleh pereaksi Meyer, endapan merah oleh pereaksi Dragendorf dan endapan coklat oleh pereaksi Wagner. Uji Flavonoid. Sebanyak 2 ml ekstrak etil asetat daun mimba dimasukkan ke dalam air mendidih selama 5 menit. Ditambah serbuk Mg, 1 ml HCl pekat dan 20 tetes alkohol lalu dikocok kuat. Terbentuknya warna merah, kuning atau jingga menunjukkan terdapatnya senyawa flavonoid. Uji Terpenoid dan Steroid. Sebanyak 1 ml ekstrak etil asetat daun mimba dimaserasi dengan 10 ml eter selama 10 menit. Lapisan eter dipisah lalu ditambah 3 tetes pereaksi Lieberman-Burchard dan 1 tetes H2SO4 pekat. Terbentuknya warna merah atau ungu menunjukkan kandungan triterpenoid sedangkan warna hijau atau biru menunjukkan kandungan steroid. 15 Uji Saponin. Sebanyak 2 ml ekstrak etil asetat daun mimba dikocok selama 15 detik. Timbulnya busa hingga selang waktu 10 menit menunjukkan adanya saponin. Uji Tanin. Sebanyak 1 ml ekstrak etil asetat daun mimba ditambah 2 tetes FeCl3. Terbentuknya warna biru tua atau hitam kehijauan menunjukkan terdapatnya tanin. Uji Kuinon. Sebanyak 5 ml larutan ekstrak etil asetat daun mimba ditambahkan gelatin kemudian disaring filtratnya dan ditambahkan NaOH 1 N. Jika terbentuk warna merah berarti mengandung kuinon. Pengujian Aktivitas Antihiperglikemik Penelitian mengenai aktivitas antihiperglikemik dari daun mimba ini dilakukan dengan menggunakan 18 ekor tikus putih jantan galur Sparaque dawley berumur 4-5 bulan, dengan bobot badan 180-280 gram. Tikus ini dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 ekor tikus. Perlakuan untuk masingmasing kelompok adalah : 1. Kelompok kontrol normal (K1) : tikus disuntik dengan NaCl 0.90 % dan dicekok aquades. 2. Kelompok kontrol negatif (K2) : tikus disuntik aloksan dan dicekok aquades. 3. Kelompok kontrol positif (K3) : tikus disuntik aloksan dan dicekok obat glibenklamid dosis 3,5 x 10-6 mg/kgBB. 4. Kelompok perlakuan (KP1, KP2, KP3) : tikus disuntik aloksan dan dicekok ekstrak etil asetat daun mimba dengan dosis 30, 60, 90 mg/kgBB. Kelompok selain K1 ditingkatkan kadar glukosa darahnya dengan cara disuntik aloksan dosis 150 mg/kgBB sampai terjadi hiperglikemia secara intraperitonial. Penyuntikan aloksan dilakukan pada hari ke-0 dan perlakuan diberikan pada hari ke-6 sampai hari ke-10 (Wardhana 2005). Pengukuran Glukosa Darah Konsentrasi glukosa darah diukur sebanyak 3 kali, yaitu sebelum percobaan (hari ke-0), setelah pemberian aloksan (hari ke-6), dan setelah pemberian obat 16 antihiperglikemik/ekstrak etil asetat daun mimba (hari ke-10). Pengukuran darah pada hari ke-6 bertujuan untuk mengetahui apakah sudah terjadi peningkatan kadar glukosa darah dan pengukuran pada hari ke-10 untuk mengetahui kadar glukosa darah setelah diberi perlakuan. Pengukuran glukosa darah tikus dilakukan setelah tikus dipuasakan selama ± 16 jam. Glukosa darah tikus diukur menggunakan Blood Glucose Meter merk Finetest TM . Caranya dengan setetes darah tikus yang berasal dari ujung ekor diteteskan pada strip glukosa yang telah dimasukkan dalam glukometer. Sebelumnya pada glukometer dilakukan penyesuaian kode yang tertera pada kemasan strip glukosa. Setelah darah diteteskan pada strip, ditunggu selama 9 detik untuk menunggu hasil pembacaan konsentrasi glukosa darah oleh glukometer. Nilai yang tertera pada glukometer merupakan nilai konsentrasi glukosa darah dengan satuan mg/dL. Pengukuran Bobot Badan Bobot badan diukur 4 kali, yaitu saat tikus mulai dipelihara, sebelum pemberian aloksan (hari ke-0), setelah pemberian aloksan (hari ke-6), dan setelah pemberian perlakuan (hari ke 10). Pengukuran bobot badan menggunakan timbangan gram kasar. Analisis statistik Data hasil uji pengukuran efek antihiperglikemik diolah secara statistika menggunakan uji sidik ragam ANOVA yang dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan untuk melihat ada tidaknya perbedaan. Adapun model tersebut ialah : Yij = µ + αi +εij Keterangan : µ = pengaruh rataan umum αi = pengaruh perlakuan ke –i i= 1,2,3,4,5,6 εij = pengaruh galat perlakuan ke =i dan ulangan ke-j, j= 1,2,3,4 Yij = pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j