7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap Menghargai Prestasi Setiap orang memiliki karakter berbeda-beda yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Karakter mencerminkan tabiat, sifat kejiwaan, atau akhlak seseorang. Suyadi (2103:5-6) mengemukakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia maupun lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma yang berlaku. Marzuki dalam Suyadi (2013:5) mengemukakan bahwa karakter mengacu pada serangkaian pengetahuan, sikap, dan motivasi serta perilaku dan keterampilan. Samani dan Hariyanto (2012:43) menyatakan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan dapat mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya dan dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai budaya dan karater bangsa yang dikembangkan dalam diri peserta didik adalah menghargai prestasi. 7 Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 8 Seseorang akan mendapatkan prestasi yang baik apabila berupaya keras dan konsisten terhadap apa yang akan diraih. Orang yang berusaha keras cepat atau lambat akan meraih apa yang dicita-citakannya. Setiap orang memiliki hambatan-hambatan untuk mencapai cita-citanya. Hambatan-hambatan tersebut dapat dijadikan pelajaran yang berharga untuk mengejar prestasi di kemudian hari. Yaumi (2014:105-106) mengemukakan bahwa menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Peserta didik yang dapat menghargai prestasi akan terus berupaya maksimal untuk meraih cita-citanya. Peserta didik akan belajar dari kesalahan masa lalu dan mengambil pelajaran dari keberhasilan orang lain untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Indikator nilai yang diterapkan pada jenjang kelas berbeda-beda. Kemendiknas (2010:31) mengemukakan indikator nilai karakter bersifat berkembang secara progesif, yaitu perilaku yang dirumuskan pada indikator kelas 1-3 lebih sederhana dibandingkan dengan perilaku untuk jenjang kelas 4-6. Kemendiknas (2010:35) memaparkan indikator menghargai prestasi pada kelas 4-6 yaitu rajin belajar untuk berprestasi tinggi; berlatih keras untuk menjadi pemenang dalam berbagai kegiatan olah raga dan kesenian di sekolah; menghargai kerja keras guru, kepala sekolah, dan personalia lain; menghargai upaya orang tua untuk mengembangkan berbagai potensi Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 9 dirinya melalui pendidikan dan kegiatan lain; serta menghargai hasil kerja pemimpin dalam menyejahterakan masyarakat dan bangsa. Yaumi (2014:106) sependapat dengan kemendiknas mengemukakan indikator yang dapat dijadikan dasar dalam mengukur penghargaaan terhadap prestasi adalah sebagai berikut: a) Menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. b) Membuat perencanaan untuk mengejar cita-cita yang diinginkan. c) Bekerja keras untuk meraih prestasi yang membanggakan. d) Mensyukuri prestasi yang diraih dengan memberi konstribusi untuk kemaslahatan bangsa, negara, dan agama. e) Memberikan apresiasi terhadap prestasi yang dicapai orang lain. Karakter merupakan nilai atau kepribadian yang ada pada seseorang yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan yang dibentuk melalui lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Orang yang berkarakter merupakan orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak tertentu yang membedakan dirinya dengan orang lain. Salah satu lingkungan yang dapat membentuk karakter seseorang yaitu melalui lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat mengembangkan sikap menghargai prestasi pada peserta didik. Sikap menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuannya sebaik mungkin dalam mencapai cita-cita, mensyukuri prestasi yang telah diraih, menghargai hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran orang lain. Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 10 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Keegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik akan menghasilkan prestasi belajar. Prestasi yang dicapai oleh peserta didik berbeda-beda sesuai dengan bidang dan kemampuannya masingmasing. Arifin (2011:12) mengemukakan bahwa prestasi berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi banyak digunakan dalam bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Mulyasa (2013:189) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Prestasi belajar merupakan hasil usaha seseorang yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan prestasi belajar peserta didik sebagian besar terletak pada usaha dan kegiatannya sendiri. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien sehingga mempertinggi prestasi belajar. Motivasi belajar yang lemah akan menyebabkan kurangnya usaha dalam belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar yang baik tidak akan tercapai tanpa adanya berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Mulyasa (2013:190-191), mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 11 dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik. Makmun dalam Mulyasa (2013:191), mengemukakan komponenkomponen yang terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar, adalah: ...(1) masukan mentah, menunjuk pada karakteristik individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran, (2) masukan instrumental, menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan atau sumber dan program, dan (3) masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor bahan yang dipelajari, instrumental, lingkungan dan peserta didik. Bahan yang dipelajari peserta didik disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dalam memahami materi. Faktor instrumental merupakan faktor yang terdiri dari guru, metode, atau sumber belajar yang digunakan. Faktor lingkungan merupakan faktor yang terdapat pada sekitar peserta didik. Keadaan lingkungan yang baik akan mendukung tercapainya prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor peserta didik. Kondisi fisiologis, psikologis dan usaha yang dilakukan peserta didik akan berpengaruh terhadap prestasi yang dicapainya. Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 12 c. Fungsi Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang memiliki beberapa fungsi utama. Arifin (2011:1213) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar yaitu: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan kebutuhan umum manusia. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern merupakan prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern merupakan tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang perlu diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran. Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 13 Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. Prestasi belajar keberhasilan dalam bidang studi juga dapat dijadikan indikator kualitas institusi pendidikan dan dapat dijadikan umpan balik oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. 3. Hakekat Pembelajaran IPA a. Hakekat IPA Manusia memiliki dorongan rasa ingin tahu dalam dirinya. Rasa ingin tahu membuat manusia selalu mengamati gejala-gejala alam yang ada dan mencoba untuk memahaminya. Pengetahuan yang terbentuk melalui proses pengamatan memunculkan sains yang semakin berkembang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains. Wahyana dalam Trianto (2010:136) mengemukakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Trianto (2010:136) menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 14 Laksimi Prihantoro dkk., dalam Trianto (2010:137) mengemukakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. IPA sebagai produk merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. IPA sebagai proses merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala alam melalui proses ilmiah. IPA mencakup alam semesta keseluruhan baik yang dapat diamati oleh indera maupun yang tidak dapat diamati oleh indera. IPA dipelajari untuk menemukan dan mengembangkan suatu produk berupa konsep dan teori yang akan berlaku secara universal. Teori IPA yang diaplikasikan ke dalam kehidupan akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. b. Nilai-nilai dalam IPA Belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada keterampilan proses, sehingga peserta didik dapat menemukan fakta, membangun konsep, teori dan dapat membiasakan diri dengan sikap ilmiah sehingga akan berdampak positif bagi dirinya maupun bagi kualitas Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 15 pendidikan. IPA dipelajari tidak hanya untuk menemukan fakta, tetapi untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam IPA. Prihantoro Laksmi dalam Trianto (2010: 141 - 142) menyatakan nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain sebagai berikut: 1) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah. 2) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah. 3) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan. Berdasarkan pendapat di atas, nilai-nilai dapat ditanamkan kepada peserta didik melalui pembelajaran IPA yaitu kecakapan bekerja dan berpikir secara sistematis sesuai dengan metode ilmiah, dapat memecahkan masalah melalui kegiatan pengamatan menggunakan alat eksperimen, serta memiliki sifat ilmiah dalam memecahkan masalah. Penanaman nilai-nilai tersebut bermanfaat agar peserta didik tidak hanya cakap dalam melakukan pengamatan dan memecahkan masalah, namun juga memiliki sifat ilmiah yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 16 c. Tujuan IPA IPA sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuantujuan tertentu. Prihantoro Laksmi dalam Trianto (2010:142) mengemukakan tujuan-tujuan IPA di sekolah yaitu: 1) Memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap. 2) Menanamkan sikap hidup ilmiah. 3) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan. 4) Mendidik peserta didik untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya. 5) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan. Pembelajaran IPA memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap, serta menanamkan sikap hidup ilmiah kepada peserta didik. Pembelajaran IPA juga bertujuan agar peserta didik dapat memecahkan masalah melalui pengamatan dan penerapan metode ilmiah secara sistematis sehingga dapat menghargai para ilmuwan penemunya. d. Materi IPA Energi Panas dan Bunyi Standar kompetensi dan kompetensi dasar energi panas dan bunyi yaitu: Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 17 Standar Kompetensi Tabel 2.1 SK dan KD Kompetensi Dasar 8. Memahami berbagai 8.1 Mendeskripsikan energi panas bentuk energi dan cara dan bunyi yang terdapat di penggunaannya dalam lingkungan sekitar serta sifatkehidupan sehari-hari. sifatnya. Materi energi panas dan bunyi mencakup sumber energi panas, perpindahan energi panas, sumber energi bunyi dan perambatan bunyi. Syuri dan Nurhasanah (2004: 160-173) serta Wahyono dan Nurachmandani (2008:97-110) menjabarkan materi energi panas dan bunyi sebagai berikut: 1) Energi Panas Panas adalah salah satu sumber energi. Energi panas merupakan energi yang dihasilkan oleh panas. Energi panas dapat mengubah suatu benda. Energi panas bermanfaat untuk kegiatan sehari-hari. a) Sumber Energi Panas Sumber panas merupakan segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas. Sumber panas terbesar di bumi adalah matahari. Matahari disebut sebagai sumber kehidupan karena energinya sangat mempengaruhi kelangsungan hidup seluruh makhluk di bumi. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat melakukan proses fotosintesis tanpa sinar matahari. Sumber panas selain matahari adalah gesekan. Gesekan yang terus-menerus dapat menimbulkan panas, bahkan dapat menimbulkan api. Kedua Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 18 telapak tangan yang digosok-gosokkan akan menimbulkan panas. Energi panas dapat mengubah benda, misalnya lilin meleleh jika dipanaskan, makanan matang bila dipanaskan dan besi melebur jika dipanaskan. Energi panas bermanfaat untuk kehidupan manusia, misalnya energi matahari untuk mengeringkan kerupuk atau pakaian, energi api untuk memasak, dan tangan yang digosok-gosokkan agar merasakan hangat. b) Perpindahan Energi Panas Panas dapat berpindah ke tempat yang lebih dingin. Perpindahan panas dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. i) Konduksi adalah memerlukan suatu peristiwa perambatan zat/medium tanpa panas disertai yang adanya perpindahan bagian-bagian zat/medium tersebut. ii) Konveksi adalah perpindahan panas dengan disertai aliran zat perantaranya. iii) Radiasi adalah perpindahan panas tanpa medium perantara. 2) Energi Bunyi Energi bunyi dapat didengar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, sekolah, terminal, pusat perbelanjaan, jalan raya, sawah, hutan, laut, bahkan suasana malam yang sunyi. Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 19 a) Sumber Bunyi Benda dapat mengeluarkan bunyi karena bergetar. Benda atau alat yang dapat menimbulkan bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi ada yang enak didengar dan ada yang tidak enak didengar atau bahkan dapat merusak. Suara musik atau penyanyi yang merdu tentu enak didengarkan. Suara mesin pabrik, petir yang menggelegar dan suara pesawat terbang tentu sangat mengganggu. Telinga manusia normal hanya dapat menangkap bunyi yang masih memiliki frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz disebut audiosonik. Bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz disebut infrasonik, sedangkan bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. b) Perambatan Bunyi Bunyi dapat kita dengar dari sumber bunyi karena adanya rambatan. Rambatan tersebut terjadi karena adanya getaran pada benda yang menjadi sumber bunyi. Bunyi dapat merambat melalui benda padat, cair, dan udara. i) Bunyi merambat melalui benda padat Apabila kita sedang berjalan di atas rel, kita dapat mendengar bunyi kereta yang bergerak dengan cara mendekatkan telinga kita pada rel tersebut. Hal ini Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 20 disebabkan karena bunyi kereta api tersebut mengalami perambatan melalui rel yang merupakan zat padat. ii) Bunyi merambat melalui benda cair Bunyi juga dapat merambat melalui benda cair. Perambatan bunyi pada air lebih lambat daripada benda padat. iii) Bunyi merambat melalui benda gas Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian besar bumi. Udara menjadi perantara bunyi ketika berkomunikasi. Bunyi yang merambat melalui benda gas lebih lambat dibandingkan pada benda padat dan benda cair. Bunyi yang didengar setiap hari merambat melalui udara. Astronaut berkomunikasi menggunakan radio untuk berkomunikasi karena di luar angkasa tidak terdapat udara sehingga bunyi tidak dapat merambat. c) Pemantulan dan Penyerapan Bunyi Bunyi akan dipantulkan apabila mengenai benda yang permukannya cukup keras, misalnya batu, tembok, besi, seng, dan kaca. Gaung dan gema merupakan istilah yang terdapat dalam pemantulan bunyi. Gaung adalah bunyi pantul yang datang sebelum bunyi asli selesai dikirim. Contoh gaung adalah ketika seseorang berada di ruangan yang sempit. Apa yang Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 21 diucapkannya tidak terdengar jelas karena terganggu bunyi pantul. Gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi asli selesai. Jika berteriak di daerah pegunungan, setelah beberapa saat, terdengar kembali teriakan tersebut. Bunyi tersebut sebetulnya adalah bunyi pantul yang baru sampai di telingamu. Bunyi juga mengalami penyerapan. Bunyi akan diserap jika mengenai bahan-bahan yang lunak atau berongga. Bendabenda yang dapat menyerap bunyi disebut peredam bunyi. Contoh bahan peredam bunyi adalah busa, spon, wol, kain, dan karet. 4. Model Pembelajaran Quantum a. Pengertian Model Pembelajaran Quantum Pembelajaran quantum adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang berorientasi pada peserta didik. Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Model pembelajaran ini menekankan kegiatan pada pengembangan potensi peserta didik melalui cara yang mudah dan menyenangkan. Pembelajaran menarik dan menyenangkan akan lebih bermakna bagi peserta didik. Guru dapat menggunakan model pembelajaran quantum agar pembelajaran lebih bermakna dan berkualitas. Kosasih dan Sumarna (2013:76) mengemukakan model Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 22 pembelajaran quantum adalah model pembelajaran yang menyenangkan serta menyertakan segala dinamika yang menunjang keberhasilan pembelajaran itu sendiri dan segala keterkaitan, perbedaan, interaksi serta aspek-aspek yang dapat memaksimalkan momentum untuk belajar. DePorter dan Hernacki (2009:16) mendefinisikan quantum learning sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Bobbi DePorter, dkk (2003:89) mengembangkan strategi pembelajaran quantum melalui istilah TANDUR, yaitu Tumbuhkan (T), Alami (A), Namai (N), Demonstrasikan (D), Ulangi (U), dan Rayakan (R). 1) Tumbuhkan Tumbuhkan yaitu sertakan diri peserta didik, pikat peserta didik agar berminat mengikuti pembelajaran, puaskan AMBAK (Apa Manfaat BagiKu). 2) Alami Alami yaitu berikan pengalaman belajar bagi peserta didik dan tumbuhkan “kebutuhan untuk mengetahui”. 3) Namai Namai adalah proses mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar kepada peserta didik. 4) Demonstrasikan Demonstrasikan yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 23 peserta didik menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. 5) Ulangi Ulangi yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk mengulangi apa yang telah dipelajari. 6) Rayakan Rayakan yaitu memberikan penghargaan kepada peserta didik atas usaha, ketekunan, dan kesuksesan yang telah diraih. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran quantum strategi TANDUR, peserta didik dapat mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi diri sendiri, dan mencapai sukses. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum strategi TANDUR dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1) Tumbuhkan, yaitu guru menumbuhkan minat belajar peserta didik dan menyampaikan manfaat yang diperoleh peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. 2) Alami, yaitu guru memberikan pengalaman belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran atau pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman peserta didik sesuai dengan materi yang dipelajari. 3) Namai, yaitu guru berdiskusi mengenai materi yang sedang dipelajari dengan peserta didik. Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 24 4) Demonstrasikan, yaitu guru membagikan LKPD dan menjelaskan cara pengerjaannya kepada peserta didik. Guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya. 5) Ulangi, yaitu peserta didik mengulangi materi yang telah dipelajari melalui kegiatan evaluasi. 6) Rayakan, yaitu guru dan peserta didik merayakan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Model pembelajaran quantum memiliki prinsip-prinsip yang dapat mempengaruhi pelaksanaan model pembelajaran quantum. Prinsip-prinsip tersebut menurut DePorter, dkk (2003:7-8) adalah: 1) Segalanya berbicara Seluruh lingkungan kelas, bahasa tubuh hingga rancangan pelajaran akan mengirim pesan tentang belajar bagi peserta didik. 2) Segalanya bertujuan Semua penggubahan pembelajaran harus memiliki tujuantujuan yang jelas dan terkontrol. 3) Pengalaman sebelum pemberian nama Proses belajar paling baik terjadi ketika peserta didik telah mengalami informasi sebelum memperoleh nama untuk apa yang dipelajari. Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 25 4) Akui setiap usaha Peserta didik patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan dirinya. 5) Merayakan keberhasilan Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Berdasarkan prinsip di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran quantum memiliki prinsip-prinsip: 1) Segalanya berbicara, seluruh lingkungan kelas dirancang agar dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh peserta didik. Faktor bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan yang dilakukan oleh guru dapat membawa pesan-pesan belajar bagi peserta didik. 2) Segalanya bertujuan, pembelajaran harus mempunyai tujuantujuan yang jelas. Penggunaan sumber dan fasilitas dalam pembelajaran dapat membantu perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor. 3) Pengalaman sebelum pemberian nama, peserta didik hendaknya telah memiliki pengalaman informasi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajarinya. 4) Mengakui setiap usaha, peserta didik hendaknya memperoleh pengakuan dari guru atau peserta didik lainnya atas semua usaha belajar yang telah dilakukan. Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 26 5) Merayakan keberhasilan, peserta didik merayakan setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran. Perayaan diharapkan dapat memberikan umpan balik dan motivasi untuk kemajuan dan peningkatan hasil belajar peserta didik. b. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Quantum Setiap model pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan yang dapat berpengaruh terhadap proses maupun hasil pembelajaran. Suyadi (2013:112-113) memaparkan beberapa hal yang menjadi keunggulan dan kelemahan model pembelajaran quantum. Model pembelajaran quantum memiliki keunggulan antara lain: 1) Peserta didik bebas untuk melalukan eksplorasi pembelajaran sesuai modalitas belajar yang dimiliki masing-masing peserta didik. 2) Model pembelajaran quantum memberi peluang kepada peserta didik untuk mencapai lompatan prestasi belajar secara menakjubkan. 3) Setiap upaya belajar peserta didik dihargai dengan reward, sehingga peserta didik semakin termotivasi belajar untuk mencapai prestasi yang sebaik-baiknya. Model pembelajaran quantum tidak terlepas dari kelemahan yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Kelemahan pada model pembelajaran quantum antara lain: Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 27 1) Model pembelajaran quantum lebih menekankan pada kompetisi individual dalam mencapai prestasi belajar sehingga aspek sosial dan kerja sama kurang berkembang. 2) Model pembelajaran quantum lebih menekankan prestasi belajar dalam hal akademik intelektual, sehingga aspek moral, karakter, kepribadian, dan akhlak kurang diperhatikan. Model pembelajaran quantum dengan strategi TANDUR yang digunakan dalam pembelajaran akan memberikan hasil yang maksimal jika didukung oleh lingkungan kelas yang memadai. DePorter, dkk (2003:66) menyatakan lingkungan kelas dapat mengundang dan memikat atau mengganggu dan mengalihkan peserta didik. Lingkungan kelas yang dapat memacu belajar dan meningkatkan daya ingat peserta didik salah satunya adalah alat bantu. Alat bantu merupakan benda yang dapat mewakili gagasan, misalnya dengan menggunakan media dalam suatu pembelajaran. Briggs dalam Anitah (2009:1) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran. Pendapat Anitah (2009:2) sejalan dengan Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran diantaranya adalah strategi yang digunakan dan lingkungan kelas. Segala hal yang terdapat dalam lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 28 peserta didik. Media pembelajaran merupakan perantara yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada peserta didik. Media pembelajaran yang sesuai dengan informasi akan memudahkan peserta didik menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disampaikan oleh guru. Media pembelajaran dapat berupa media audio, visual, maupun audio-visual. 5. Implementasi Pembelajaran Quantum Pada Materi Energi Panas dan Bunyi Setiap model pembelajaran memiliki sintaks atau langkah-langkah pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Sintaks pelaksanaan model pembelajaran Quantum strategi TANDUR pada materi energi panas dan bunyi sebagai berikut. a. Tumbuhkan Guru menumbuhkan minat belajar peserta didik dengan menjalin interaksi dengan peserta didik dan meyakinkan peserta didik mengapa harus mempelajari materi energi panas dan bunyi. Guru dapat menggunakan pertanyaan yang berhubungan dengan materi energi panas dan bunyi untuk menarik minat peserta didik dalam belajar. b. Alami Guru menyajikan konsep yang abstrak menjadi nyata dengan membuat peserta didik mengalami langsung hal-hal yang dipelajari. Guru dapat memanfaatkan video pembelajaran dan diskusi Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 29 pengalaman peserta didik terkait dengan materi energi panas dan bunyi. c. Namai Guru memberikan informasi atau konsep materi yang akan diajarkan. Guru dan peserta didik berdiskusi mengenai materi energi panas dan bunyi. d. Demonstrasikan Guru meminta peserta didik untuk mengaitkan pengalaman dan pengetahuan baru yang telah didapatkan. Peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan hasil eksperimen energi panas dan bunyi yang telah dilakukan. Guru mendengarkan gagasan peserta didik untuk menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan oleh guru. e. Ulangi Peserta didik mengulangi materi yang telah diajarkan melalui kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi bertujuan agar peserta didik lebih memahami materi energi panas dan bunyi yang telah dipelajari. f. Rayakan Guru dan peserta didik merayakan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan penghargaan verbal seperti pujian atau tepuk tangan atas usaha dan keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 30 B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang serupa dengan hasil penelitian ini telah dikemukakan oleh beberapa hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan keunggulan pembelajaran model quantum. Hasil penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran quantum tersebut yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani, N. dan I.B.K. Perdata (2014:1112) dengan judul “Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran QT Dengan Kerangka Tandur Dalam Pembelajaran Bangun Segi Empat Pada Siswa Kelas VII C SMP Pancasila Canggu Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian tersebut ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas yaitu kurang aktif pada siklus I menjadi aktif pada siklus II dan siklus III. Peningkatan prestasi belajar peserta didik ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas, daya serap,dan ketuntasan belajar pada siklus I, II dan III berturut-turut sebesar 64,15, 64,15%, dan 60,97% ; 77,33, 77,33%, 88,37%, dan 80,00, 80,00%, 93,02%. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Susiani, K., N. Dantes, dan I.N. Tika (2013:7-8) dengan judul “Pengaruh Model Quantum Terhadap Kecerdasan Sosio-emosional dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Banyuning”. Hasil penelitian tersebut yaitu model pembelajaran quantum berpengaruh terhadap kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA SD kelas V di Banyuning. Hal tersebut dibuktikan melalui diterimanya tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian yang menunjukkan bahwa Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 31 terdapat perbedaan kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA yang signifikan antara peserta didik yang mengikuti model pembelajaran quantum dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum strategi TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan efektif diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. Penelitian tersebut memberikan dasar yang kuat pemilihan model pembelajaran quantum strategi TANDUR untuk diterapkan dalam PTK ini. C. Kerangka Berpikir IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang berupaya untuk meningkatkan karakter dan prestasi peserta didik. Permasalahan terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran IPA adalah rendahnya sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar peserta didik. Permasalahan tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan data prestasi pembelajaran IPA. Guru dapat menerapkan model pembelajaran serta strategi yang sesuai agar dapat meningkatkan sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar peserta didik. Guru dapat menggunakan model pembelajaran quantum sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan karakter dan prestasi belajar peserta didik. Model pembelajaran quantum diharapkan dapat meningkatkan sikap menghargai prestasi peserta didik dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 32 I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kondisi Awal Tindakan Hasil yang Diharapkan Sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA kelas IVA SD N 2 Cilongok masih rendah Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran quantum Peningkatan sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA kelas IVA SDN 2 Cilongok Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Gambar 2.1 menunjukkan kondisi awal sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV A SD Negeri 2 Cilongok masih rendah, maka dari itu diperlukan tindakan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum. Hasil yang diharapkan setelah menerapkan model pembelajaran quantum dalam pembelajaran yaitu terjadi peningkatan sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV A SD Negeri 2 Cilongok. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016 33 1. Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan sikap menghargai prestasi peserta didik di kelas IVA SD Negeri 2 Cilongok Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi energi panas dan bunyi di kelas IVA SD Negeri 2 Cilongok Tahun Pelajaran 2015/2016. Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016