7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap Menghargai

advertisement
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Sikap Menghargai Prestasi
Setiap orang memiliki karakter berbeda-beda yang dipengaruhi oleh
lingkungannya. Karakter mencerminkan tabiat, sifat kejiwaan, atau akhlak
seseorang. Suyadi (2103:5-6) mengemukakan bahwa karakter merupakan
nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas
kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama
manusia maupun lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma yang berlaku.
Marzuki dalam Suyadi (2013:5) mengemukakan bahwa karakter mengacu
pada serangkaian pengetahuan, sikap, dan motivasi serta perilaku dan
keterampilan. Samani dan Hariyanto (2012:43) menyatakan bahwa
karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi
seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh
lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan
dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan dapat mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter
sebagai karakter dirinya dan dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai budaya dan karater bangsa yang
dikembangkan dalam diri peserta didik adalah menghargai prestasi.
7
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
8
Seseorang akan mendapatkan prestasi yang baik apabila berupaya
keras dan konsisten terhadap apa yang akan diraih. Orang yang berusaha
keras cepat atau lambat akan meraih apa yang dicita-citakannya. Setiap
orang memiliki
hambatan-hambatan
untuk
mencapai
cita-citanya.
Hambatan-hambatan tersebut dapat dijadikan pelajaran yang berharga
untuk mengejar prestasi di kemudian hari. Yaumi (2014:105-106)
mengemukakan bahwa menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan
yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Peserta didik yang dapat menghargai prestasi akan terus berupaya
maksimal untuk meraih cita-citanya. Peserta didik akan belajar dari
kesalahan masa lalu dan mengambil pelajaran dari keberhasilan orang lain
untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Indikator nilai
yang diterapkan pada jenjang kelas berbeda-beda. Kemendiknas (2010:31)
mengemukakan indikator nilai karakter bersifat berkembang secara
progesif, yaitu perilaku yang dirumuskan pada indikator kelas 1-3 lebih
sederhana dibandingkan dengan perilaku untuk jenjang kelas 4-6.
Kemendiknas (2010:35) memaparkan indikator menghargai prestasi pada
kelas 4-6 yaitu rajin belajar untuk berprestasi tinggi; berlatih keras untuk
menjadi pemenang dalam berbagai kegiatan olah raga dan kesenian di
sekolah; menghargai kerja keras guru, kepala sekolah, dan personalia lain;
menghargai upaya orang tua untuk mengembangkan berbagai potensi
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
9
dirinya melalui pendidikan dan kegiatan lain; serta menghargai hasil kerja
pemimpin dalam menyejahterakan masyarakat dan bangsa.
Yaumi (2014:106) sependapat dengan kemendiknas mengemukakan
indikator yang dapat dijadikan dasar dalam mengukur penghargaaan
terhadap prestasi adalah sebagai berikut:
a) Menggantungkan cita-cita setinggi mungkin.
b) Membuat perencanaan untuk mengejar cita-cita yang diinginkan.
c) Bekerja keras untuk meraih prestasi yang membanggakan.
d) Mensyukuri prestasi yang diraih dengan memberi konstribusi untuk
kemaslahatan bangsa, negara, dan agama.
e) Memberikan apresiasi terhadap prestasi yang dicapai orang lain.
Karakter merupakan nilai atau kepribadian yang ada pada seseorang
yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan yang dibentuk melalui
lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Orang yang
berkarakter merupakan orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat,
dan berwatak tertentu yang membedakan dirinya dengan orang lain. Salah
satu lingkungan yang dapat membentuk karakter seseorang yaitu melalui
lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat mengembangkan
sikap menghargai prestasi pada peserta didik. Sikap menghargai prestasi
merupakan sikap dan tindakan peserta didik untuk dapat menggunakan
kemampuannya sebaik mungkin dalam mencapai cita-cita, mensyukuri
prestasi yang telah diraih, menghargai hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran
orang lain.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
10
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Keegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik akan
menghasilkan prestasi belajar. Prestasi yang dicapai oleh peserta didik
berbeda-beda sesuai dengan bidang dan kemampuannya masingmasing. Arifin (2011:12) mengemukakan bahwa prestasi berkenaan
dengan aspek pengetahuan. Prestasi banyak digunakan dalam bidang
dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan,
khususnya pembelajaran. Mulyasa (2013:189) berpendapat bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah
menempuh kegiatan belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil usaha seseorang yang diperoleh
setelah melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan prestasi belajar
peserta didik sebagian besar terletak pada usaha dan kegiatannya
sendiri. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan
berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien
sehingga mempertinggi prestasi belajar. Motivasi belajar yang lemah
akan menyebabkan kurangnya usaha dalam belajar yang pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang baik tidak akan tercapai tanpa adanya
berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Mulyasa (2013:190-191),
mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
11
dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang
dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi
peserta didik.
Makmun dalam Mulyasa (2013:191), mengemukakan komponenkomponen yang terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh
terhadap prestasi belajar, adalah:
...(1) masukan mentah, menunjuk pada karakteristik individu yang
mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses
pembelajaran, (2) masukan instrumental, menunjuk pada kualifikasi
serta kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan
atau sumber dan program, dan (3) masukan lingkungan, yang
menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta
hubungan dengan pengajar dan teman.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor bahan
yang dipelajari, instrumental, lingkungan dan peserta didik. Bahan
yang dipelajari peserta didik disesuaikan dengan kemampuan peserta
didik dalam memahami materi. Faktor instrumental merupakan faktor
yang terdiri dari guru, metode, atau sumber belajar yang digunakan.
Faktor lingkungan merupakan faktor yang terdapat pada sekitar
peserta didik. Keadaan lingkungan yang baik akan mendukung
tercapainya prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar juga
dipengaruhi oleh faktor peserta didik. Kondisi fisiologis, psikologis
dan usaha yang dilakukan peserta didik akan berpengaruh terhadap
prestasi yang dicapainya.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
12
c. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam
pembelajaran yang memiliki beberapa fungsi utama. Arifin (2011:1213) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar yaitu:
1) Prestasi
belajar
sebagai
indikator
kualitas
dan
kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal
ini sebagai tendensi keingintahuan dan kebutuhan umum manusia.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik
dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern merupakan prestasi belajar
dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi
pendidikan. Indikator ekstern merupakan tinggi rendahnya prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik
di masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi
fokus utama yang perlu diperhatikan, karena peserta didiklah yang
diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
13
Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. Prestasi
belajar keberhasilan dalam bidang studi juga dapat dijadikan indikator
kualitas institusi pendidikan dan dapat dijadikan umpan balik oleh
guru dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Hakekat Pembelajaran IPA
a. Hakekat IPA
Manusia memiliki dorongan rasa ingin tahu dalam dirinya. Rasa
ingin tahu membuat manusia selalu mengamati gejala-gejala alam yang
ada dan mencoba untuk memahaminya. Pengetahuan yang terbentuk
melalui proses pengamatan memunculkan sains yang semakin
berkembang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari
ilmu pengetahuan atau sains.
Wahyana dalam Trianto (2010:136) mengemukakan bahwa IPA
adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan
dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta
tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Trianto (2010:136)
menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen
serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan
sebagainya.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
14
Laksimi
Prihantoro
dkk.,
dalam
Trianto
(2010:137)
mengemukakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk,
proses, dan aplikasi. IPA sebagai produk merupakan sekumpulan
pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. IPA sebagai
proses merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek
studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan
sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat
memberi kemudahan bagi kehidupan.
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala alam melalui proses ilmiah. IPA mencakup alam semesta
keseluruhan baik yang dapat diamati oleh indera maupun yang tidak
dapat diamati oleh indera. IPA dipelajari untuk menemukan dan
mengembangkan suatu produk berupa konsep dan teori yang akan
berlaku secara universal. Teori IPA yang diaplikasikan ke dalam
kehidupan
akan
melahirkan
teknologi
yang
dapat
memberi
kemudahan bagi kehidupan. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai
oleh adanya kumpulan fakta tetapi juga oleh adanya metode ilmiah
dan sikap ilmiah.
b. Nilai-nilai dalam IPA
Belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada keterampilan
proses, sehingga peserta didik dapat menemukan fakta, membangun
konsep, teori dan dapat membiasakan diri dengan sikap ilmiah
sehingga akan berdampak positif bagi dirinya maupun bagi kualitas
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
15
pendidikan. IPA dipelajari tidak hanya untuk menemukan fakta, tetapi
untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam IPA. Prihantoro
Laksmi dalam Trianto (2010: 141 - 142) menyatakan nilai-nilai IPA
yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain sebagai
berikut:
1) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis
menurut langkah-langkah metode ilmiah.
2) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,
mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah.
3) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan
masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun
dalam kehidupan.
Berdasarkan pendapat di atas, nilai-nilai dapat ditanamkan
kepada peserta didik melalui pembelajaran IPA yaitu kecakapan
bekerja dan berpikir secara sistematis sesuai dengan metode ilmiah,
dapat
memecahkan
masalah
melalui
kegiatan
pengamatan
menggunakan alat eksperimen, serta memiliki sifat ilmiah dalam
memecahkan masalah. Penanaman nilai-nilai tersebut bermanfaat agar
peserta didik tidak hanya cakap dalam melakukan pengamatan dan
memecahkan masalah, namun juga memiliki sifat ilmiah yang berguna
dalam kehidupan sehari-hari.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
16
c. Tujuan IPA
IPA sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuantujuan tertentu. Prihantoro Laksmi dalam Trianto (2010:142)
mengemukakan tujuan-tujuan IPA di sekolah yaitu:
1) Memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang dunia
tempat hidup dan bagaimana bersikap.
2) Menanamkan sikap hidup ilmiah.
3) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.
4) Mendidik peserta didik untuk mengenal, mengetahui cara kerja
serta menghargai para ilmuwan penemunya.
5) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan
permasalahan.
Pembelajaran
IPA
memiliki
tujuan
untuk
memberikan
pengetahuan tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap,
serta menanamkan sikap hidup ilmiah kepada peserta didik.
Pembelajaran
IPA juga
bertujuan
agar peserta didik dapat
memecahkan masalah melalui pengamatan dan penerapan metode
ilmiah secara sistematis sehingga dapat menghargai para ilmuwan
penemunya.
d. Materi IPA Energi Panas dan Bunyi
Standar kompetensi dan kompetensi dasar energi panas dan bunyi
yaitu:
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
17
Standar Kompetensi
Tabel 2.1 SK dan KD
Kompetensi Dasar
8. Memahami
berbagai 8.1 Mendeskripsikan energi panas
bentuk energi dan cara
dan bunyi yang terdapat di
penggunaannya
dalam
lingkungan sekitar serta sifatkehidupan sehari-hari.
sifatnya.
Materi energi panas dan bunyi mencakup sumber energi panas,
perpindahan energi panas, sumber energi bunyi dan perambatan bunyi.
Syuri dan Nurhasanah (2004: 160-173) serta Wahyono dan
Nurachmandani (2008:97-110) menjabarkan materi energi panas dan
bunyi sebagai berikut:
1) Energi Panas
Panas adalah salah satu sumber energi. Energi panas merupakan
energi yang dihasilkan oleh panas. Energi panas dapat mengubah
suatu benda. Energi panas bermanfaat untuk kegiatan sehari-hari.
a) Sumber Energi Panas
Sumber panas merupakan segala sesuatu yang dapat
menghasilkan panas. Sumber panas terbesar di bumi adalah
matahari. Matahari disebut sebagai sumber kehidupan karena
energinya sangat mempengaruhi kelangsungan hidup seluruh
makhluk di bumi. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat melakukan
proses fotosintesis tanpa sinar matahari. Sumber panas selain
matahari adalah gesekan. Gesekan yang terus-menerus dapat
menimbulkan panas, bahkan dapat menimbulkan api. Kedua
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
18
telapak tangan yang digosok-gosokkan akan menimbulkan
panas.
Energi panas dapat mengubah benda, misalnya lilin
meleleh jika dipanaskan, makanan matang bila dipanaskan dan
besi melebur jika dipanaskan. Energi panas bermanfaat untuk
kehidupan
manusia,
misalnya
energi
matahari
untuk
mengeringkan kerupuk atau pakaian, energi api untuk memasak,
dan tangan yang digosok-gosokkan agar merasakan hangat.
b) Perpindahan Energi Panas
Panas dapat berpindah ke tempat yang lebih dingin.
Perpindahan panas dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi.
i) Konduksi
adalah
memerlukan
suatu
peristiwa
perambatan
zat/medium
tanpa
panas
disertai
yang
adanya
perpindahan bagian-bagian zat/medium tersebut.
ii) Konveksi adalah perpindahan panas dengan disertai aliran zat
perantaranya.
iii) Radiasi adalah perpindahan panas tanpa medium perantara.
2) Energi Bunyi
Energi bunyi dapat didengar dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan rumah, sekolah, terminal, pusat perbelanjaan, jalan
raya, sawah, hutan, laut, bahkan suasana malam yang sunyi.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
19
a) Sumber Bunyi
Benda dapat mengeluarkan bunyi karena bergetar.
Benda atau alat yang dapat menimbulkan bunyi disebut sumber
bunyi. Bunyi ada yang enak didengar dan ada yang tidak enak
didengar atau bahkan dapat merusak. Suara musik atau
penyanyi yang merdu tentu enak didengarkan. Suara mesin
pabrik, petir yang menggelegar dan suara pesawat terbang tentu
sangat mengganggu.
Telinga manusia normal hanya dapat menangkap bunyi
yang masih memiliki frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz.
Bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz
disebut audiosonik. Bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari
20 Hz disebut infrasonik, sedangkan bunyi yang frekuensinya
di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik.
b) Perambatan Bunyi
Bunyi dapat kita dengar dari sumber bunyi karena
adanya rambatan. Rambatan tersebut terjadi karena adanya
getaran pada benda yang menjadi sumber bunyi. Bunyi dapat
merambat melalui benda padat, cair, dan udara.
i) Bunyi merambat melalui benda padat
Apabila kita sedang berjalan di atas rel, kita dapat
mendengar bunyi kereta yang bergerak dengan cara
mendekatkan telinga kita pada rel tersebut. Hal ini
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
20
disebabkan karena bunyi kereta api tersebut mengalami
perambatan melalui rel yang merupakan zat padat.
ii) Bunyi merambat melalui benda cair
Bunyi juga dapat merambat melalui benda cair.
Perambatan bunyi pada air lebih lambat daripada benda
padat.
iii) Bunyi merambat melalui benda gas
Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian
besar bumi. Udara menjadi perantara bunyi ketika
berkomunikasi. Bunyi yang merambat melalui benda gas
lebih lambat dibandingkan pada benda padat dan benda
cair. Bunyi yang didengar setiap hari merambat melalui
udara. Astronaut berkomunikasi menggunakan radio untuk
berkomunikasi karena di luar angkasa tidak terdapat udara
sehingga bunyi tidak dapat merambat.
c) Pemantulan dan Penyerapan Bunyi
Bunyi akan dipantulkan apabila mengenai benda yang
permukannya cukup keras, misalnya batu, tembok, besi, seng,
dan kaca. Gaung dan gema merupakan istilah yang terdapat
dalam pemantulan bunyi. Gaung adalah bunyi pantul yang
datang sebelum bunyi asli selesai dikirim. Contoh gaung adalah
ketika seseorang berada di ruangan yang sempit. Apa yang
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
21
diucapkannya tidak terdengar jelas karena terganggu bunyi
pantul.
Gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi
asli selesai. Jika berteriak di daerah pegunungan, setelah
beberapa saat, terdengar kembali teriakan tersebut. Bunyi
tersebut sebetulnya adalah bunyi pantul yang baru sampai di
telingamu.
Bunyi juga mengalami penyerapan. Bunyi akan diserap
jika mengenai bahan-bahan yang lunak atau berongga. Bendabenda yang dapat menyerap bunyi disebut peredam bunyi.
Contoh bahan peredam bunyi adalah busa, spon, wol, kain, dan
karet.
4. Model Pembelajaran Quantum
a. Pengertian Model Pembelajaran Quantum
Pembelajaran quantum adalah salah satu model pembelajaran
inovatif yang berorientasi pada peserta didik. Pembelajaran merupakan
proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan
keberhasilan belajar peserta didik. Model pembelajaran ini menekankan
kegiatan pada pengembangan potensi peserta didik melalui cara yang
mudah dan menyenangkan. Pembelajaran menarik dan menyenangkan
akan lebih bermakna bagi peserta didik. Guru dapat menggunakan
model pembelajaran quantum agar pembelajaran lebih bermakna dan
berkualitas. Kosasih dan Sumarna (2013:76) mengemukakan model
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
22
pembelajaran quantum adalah model pembelajaran yang menyenangkan
serta menyertakan segala dinamika yang menunjang keberhasilan
pembelajaran itu sendiri dan segala keterkaitan, perbedaan, interaksi
serta aspek-aspek yang dapat memaksimalkan momentum untuk
belajar. DePorter dan Hernacki (2009:16) mendefinisikan quantum
learning sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Bobbi DePorter, dkk (2003:89) mengembangkan strategi
pembelajaran quantum melalui istilah TANDUR, yaitu Tumbuhkan (T),
Alami (A), Namai (N), Demonstrasikan (D), Ulangi (U), dan Rayakan
(R).
1) Tumbuhkan
Tumbuhkan yaitu sertakan diri peserta didik, pikat peserta didik
agar berminat mengikuti pembelajaran, puaskan AMBAK (Apa
Manfaat BagiKu).
2) Alami
Alami yaitu berikan pengalaman belajar bagi peserta didik dan
tumbuhkan “kebutuhan untuk mengetahui”.
3) Namai
Namai adalah proses mengajarkan konsep, keterampilan
berpikir, dan strategi belajar kepada peserta didik.
4) Demonstrasikan
Demonstrasikan yaitu memberikan kesempatan peserta
didik untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
23
peserta didik menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman
pribadi.
5) Ulangi
Ulangi yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengulangi apa yang telah dipelajari.
6) Rayakan
Rayakan yaitu memberikan penghargaan kepada peserta didik
atas usaha, ketekunan, dan kesuksesan yang telah diraih.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan model pembelajaran quantum strategi TANDUR, peserta didik
dapat mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran
nyata bagi diri sendiri, dan mencapai sukses. Pembelajaran
menggunakan model pembelajaran quantum strategi TANDUR dapat
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1) Tumbuhkan, yaitu guru menumbuhkan minat belajar peserta didik
dan menyampaikan manfaat yang diperoleh peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran.
2) Alami, yaitu guru memberikan pengalaman belajar dengan
memanfaatkan media pembelajaran atau pertanyaan yang berkaitan
dengan pengalaman peserta didik sesuai dengan materi yang
dipelajari.
3) Namai, yaitu guru berdiskusi mengenai materi yang sedang
dipelajari dengan peserta didik.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
24
4) Demonstrasikan, yaitu guru membagikan LKPD dan menjelaskan
cara pengerjaannya kepada peserta didik. Guru juga memberikan
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
menunjukkan
kemampuannya.
5) Ulangi, yaitu peserta didik mengulangi materi yang telah dipelajari
melalui kegiatan evaluasi.
6) Rayakan, yaitu guru dan peserta didik merayakan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
Model pembelajaran quantum memiliki prinsip-prinsip yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan model pembelajaran quantum.
Prinsip-prinsip tersebut menurut DePorter, dkk (2003:7-8) adalah:
1) Segalanya berbicara
Seluruh lingkungan kelas, bahasa tubuh hingga rancangan
pelajaran akan mengirim pesan tentang belajar bagi peserta didik.
2) Segalanya bertujuan
Semua penggubahan pembelajaran harus memiliki tujuantujuan yang jelas dan terkontrol.
3) Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar paling baik terjadi ketika peserta didik telah
mengalami informasi sebelum memperoleh nama untuk apa yang
dipelajari.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
25
4) Akui setiap usaha
Peserta didik patut mendapat pengakuan atas kecakapan
dan kepercayaan dirinya.
5) Merayakan keberhasilan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
Berdasarkan prinsip di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran quantum memiliki prinsip-prinsip:
1) Segalanya berbicara, seluruh lingkungan kelas dirancang agar
dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh peserta
didik. Faktor bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan yang
dilakukan oleh guru dapat membawa pesan-pesan belajar bagi
peserta didik.
2) Segalanya bertujuan, pembelajaran harus mempunyai tujuantujuan yang jelas. Penggunaan sumber dan fasilitas dalam
pembelajaran dapat membantu perubahan perilaku kognitif,
afektif, dan psikomotor.
3) Pengalaman sebelum pemberian nama, peserta didik hendaknya
telah memiliki pengalaman informasi yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajarinya.
4) Mengakui setiap usaha, peserta didik hendaknya memperoleh
pengakuan dari guru atau peserta didik lainnya atas semua usaha
belajar yang telah dilakukan.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
26
5) Merayakan keberhasilan, peserta didik merayakan setiap usaha
dan
hasil
yang diperoleh
dalam
pembelajaran.
Perayaan
diharapkan dapat memberikan umpan balik dan motivasi untuk
kemajuan dan peningkatan hasil belajar peserta didik.
b. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Quantum
Setiap
model
pembelajaran
memiliki
keunggulan
dan
kelemahan yang dapat berpengaruh terhadap proses maupun hasil
pembelajaran. Suyadi (2013:112-113) memaparkan beberapa hal yang
menjadi keunggulan dan kelemahan model pembelajaran quantum.
Model pembelajaran quantum memiliki keunggulan antara lain:
1) Peserta didik bebas untuk melalukan eksplorasi pembelajaran
sesuai modalitas belajar yang dimiliki masing-masing peserta
didik.
2) Model pembelajaran quantum memberi peluang kepada peserta
didik
untuk
mencapai
lompatan
prestasi
belajar
secara
menakjubkan.
3) Setiap upaya belajar peserta didik dihargai dengan reward,
sehingga peserta didik semakin termotivasi belajar untuk
mencapai prestasi yang sebaik-baiknya.
Model pembelajaran quantum tidak terlepas dari kelemahan yang
dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Kelemahan pada
model pembelajaran quantum antara lain:
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
27
1) Model pembelajaran quantum lebih menekankan pada kompetisi
individual dalam mencapai prestasi belajar sehingga aspek sosial
dan kerja sama kurang berkembang.
2) Model pembelajaran quantum lebih menekankan prestasi belajar
dalam hal akademik intelektual, sehingga aspek moral, karakter,
kepribadian, dan akhlak kurang diperhatikan.
Model pembelajaran quantum dengan strategi TANDUR yang
digunakan dalam pembelajaran akan memberikan hasil yang maksimal
jika didukung oleh lingkungan kelas yang memadai. DePorter, dkk
(2003:66) menyatakan lingkungan kelas dapat mengundang dan memikat
atau mengganggu dan mengalihkan peserta didik. Lingkungan kelas yang
dapat memacu belajar dan meningkatkan daya ingat peserta didik salah
satunya adalah alat bantu. Alat bantu merupakan benda yang dapat
mewakili gagasan, misalnya dengan menggunakan media dalam suatu
pembelajaran. Briggs dalam Anitah (2009:1) mengemukakan bahwa media
pembelajaran
adalah
peralatan
fisik
untuk
membawakan
atau
menyempurnakan isi pembelajaran. Pendapat Anitah (2009:2) sejalan
dengan Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran adalah setiap
orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran
diantaranya adalah strategi yang digunakan dan lingkungan kelas. Segala
hal yang terdapat dalam lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
28
peserta didik. Media pembelajaran merupakan perantara yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada peserta
didik. Media pembelajaran yang sesuai dengan informasi akan
memudahkan peserta didik menerima pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang disampaikan oleh guru. Media pembelajaran dapat berupa
media audio, visual, maupun audio-visual.
5. Implementasi Pembelajaran Quantum Pada Materi Energi Panas dan
Bunyi
Setiap model pembelajaran memiliki sintaks atau langkah-langkah
pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Sintaks
pelaksanaan model pembelajaran Quantum strategi TANDUR pada materi
energi panas dan bunyi sebagai berikut.
a. Tumbuhkan
Guru menumbuhkan minat belajar peserta didik dengan menjalin
interaksi dengan peserta didik dan meyakinkan peserta didik mengapa
harus mempelajari materi energi panas dan bunyi. Guru dapat
menggunakan pertanyaan yang berhubungan dengan materi energi
panas dan bunyi untuk menarik minat peserta didik dalam belajar.
b. Alami
Guru menyajikan konsep yang abstrak menjadi nyata dengan
membuat peserta didik mengalami langsung hal-hal yang dipelajari.
Guru
dapat
memanfaatkan
video
pembelajaran
dan
diskusi
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
29
pengalaman peserta didik terkait dengan materi energi panas dan
bunyi.
c. Namai
Guru memberikan informasi atau konsep materi yang akan
diajarkan. Guru dan peserta didik berdiskusi mengenai materi energi
panas dan bunyi.
d. Demonstrasikan
Guru meminta peserta didik untuk mengaitkan pengalaman dan
pengetahuan baru yang telah didapatkan. Peserta didik diminta untuk
mendemonstrasikan hasil eksperimen energi panas dan bunyi yang
telah dilakukan. Guru mendengarkan gagasan peserta didik untuk
menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan oleh guru.
e. Ulangi
Peserta didik mengulangi materi yang telah diajarkan melalui
kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi bertujuan agar peserta didik lebih
memahami materi energi panas dan bunyi yang telah dipelajari.
f. Rayakan
Guru dan peserta didik merayakan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Guru memberikan penghargaan verbal seperti pujian
atau tepuk tangan atas usaha dan keberhasilan peserta didik dalam
pembelajaran.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
30
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang serupa dengan hasil penelitian ini telah
dikemukakan oleh beberapa hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan
keunggulan pembelajaran model quantum. Hasil penelitian yang berkaitan
dengan pembelajaran quantum tersebut yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani, N. dan I.B.K. Perdata (2014:1112) dengan judul “Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa
Melalui Penerapan Model Pembelajaran QT Dengan Kerangka Tandur
Dalam Pembelajaran Bangun Segi Empat Pada Siswa Kelas VII C SMP
Pancasila Canggu Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian tersebut
ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas yaitu kurang aktif pada siklus I
menjadi aktif pada siklus II dan siklus III. Peningkatan prestasi belajar
peserta didik ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas, daya serap,dan
ketuntasan belajar pada siklus I, II dan III berturut-turut sebesar 64,15,
64,15%, dan 60,97% ; 77,33, 77,33%, 88,37%, dan 80,00, 80,00%,
93,02%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Susiani, K., N. Dantes, dan I.N. Tika
(2013:7-8) dengan judul “Pengaruh Model Quantum Terhadap Kecerdasan
Sosio-emosional dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD di
Banyuning”. Hasil penelitian tersebut yaitu model pembelajaran quantum
berpengaruh terhadap kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA
SD kelas V di Banyuning. Hal tersebut dibuktikan melalui diterimanya tiga
hipotesis yang diajukan dalam penelitian yang menunjukkan bahwa
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
31
terdapat perbedaan kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA
yang signifikan antara peserta didik yang mengikuti model pembelajaran
quantum dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran secara
konvensional.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum strategi TANDUR
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan efektif diterapkan oleh
guru dalam pembelajaran. Penelitian tersebut memberikan dasar yang kuat
pemilihan model pembelajaran quantum strategi TANDUR untuk diterapkan
dalam PTK ini.
C. Kerangka Berpikir
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang berupaya untuk
meningkatkan karakter dan prestasi peserta didik. Permasalahan terkait
dengan peningkatan mutu pembelajaran IPA adalah rendahnya sikap
menghargai prestasi dan prestasi belajar peserta didik. Permasalahan tersebut
diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan data prestasi pembelajaran IPA.
Guru dapat menerapkan model pembelajaran serta strategi yang sesuai
agar dapat meningkatkan sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar
peserta didik. Guru dapat menggunakan model pembelajaran quantum sebagai
salah satu upaya dalam meningkatkan karakter dan prestasi belajar peserta
didik. Model pembelajaran quantum diharapkan dapat meningkatkan sikap
menghargai prestasi peserta didik dan meningkatkan prestasi belajar peserta
didik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
32
I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Kondisi Awal
Tindakan
Hasil yang
Diharapkan
Sikap
menghargai
prestasi dan
prestasi belajar
IPA kelas IVA
SD N 2 Cilongok
masih rendah
Menerapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
quantum
Peningkatan sikap
menghargai
prestasi dan
prestasi belajar
IPA kelas IVA
SDN 2 Cilongok
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2.1 menunjukkan kondisi awal sikap menghargai prestasi dan
prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV A SD Negeri 2 Cilongok masih
rendah, maka dari itu diperlukan tindakan dengan menerapkan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran quantum. Hasil yang diharapkan setelah
menerapkan model pembelajaran quantum dalam pembelajaran yaitu terjadi
peningkatan sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA peserta didik
kelas IV A SD Negeri 2 Cilongok.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
33
1. Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan sikap
menghargai prestasi peserta didik di kelas IVA SD Negeri 2 Cilongok
Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA materi energi panas dan bunyi di kelas IVA SD Negeri 2
Cilongok Tahun Pelajaran 2015/2016.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
Download