Perencanaan Pembangunan Daerah Yenny Sucipto Direktur Resource Centre Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Landasan Hukum Perencanaan Pembangunan Daerah UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah PP No. 58 tahun 2005 tentang Pedoman Keuangan Daerah Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah digantikan Permendagri 59 tahun 2007 SEB Musrenbang Surat Edaran Bersama Mendagri dan Bappenas yang dikeluarkan setiap tahun digantikan tahun 2007 dengan Permendagri no 26/2007 dan sekarang berganti lagi dengan Permendagri no. 30/2008 Alur penyusunan perencanaan daerah Dijabarkan Pedoman RPJP Nasional RPJM Nasional Diacu RKP Pusat Diperhatikan Pedoman RPJP Daerah Dijabarkan RPJM Daerah 20 tahun 5 tahun RKP Daerah Pedoman Penyusunan RAPBD 1 tahun Diacu Pedoman Renstra SKPD Renja - SKPD 5 tahun Pedoman 1 tahun Tahapan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahap Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Penyusunan Isi Dasar Hukum Mengacu pada RPJP Nasional Visi, Misi dan Arah Pembangunan Daerah Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Penjabaran visi misi program kepala daerah Berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional Strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, arah kebijakan keuangan daerah, program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan dan lintas kewilayahan, yang memuat kegiatan dalam kerangka regulasi dan kerangka anggaran Peraturan Daerah atau Peraturan Kepala Daerah Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Berpedoman pada RPJM Daerah Visi-misi, tujuan, strategi dan kebijakan, program-program dan kegiatan indikatif Keputusan Kepala SKPD Rencana Kerja Pemerintah/Pembangunan Daerah (RKPD) Penjabaran RPJMD, mengacu pada RKP Prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi makro daerah, arah kebijakan keuangan daerah, program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan dan lintas kewilayahan, yang memuat kegiatan dalam kerangka regulasi dan kerangka anggaran Peraturan Kepala Daerah Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Penjabaran Renstra SKPD Kebijakan SKPD, program dan kegiatan pembangunan Keputusan Kepala SKPD Tahapan Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah TAHAPAN Musrenbang desa/kel Musrenbang Kecamatan Forum SKPD Kab/Kota Musrenbang Kab/Kota Penetapan RKPD Jadual (bulan) Pelaku/Aktor Keluaran Januari 1.Komponen Masyarakat (individu maupun kelompok) 2.Aparat desa/kel dan kecamatan 3.Bappeda dan PMD 4.Lembaga Profesi dalam desa/kel 1.Dokumen program prioritas desa/kel serta sumber pendanaannya 2.Daftar nama delegasi untuk mengikuti Musrenbang Kecamatan. Februari 1.Delegasi desa/kel 2.Wakil masyarakat tingkat kecamatan 3.Aparat kecamatan 4.Lembaga profesi 5.Perwakilan BAPPEDA 6.Dinas/SKPD 7.Anggota DPRD Dapil bersangkutan. 1.Dokumen Rencana Kerja Kecamatan beserta pendanannya 2.Daftar nama delegasi kecamatan untuk mengikuti Forum SKPD dan Musrenbang Kab/kota. Pertengahan Februari Maret Mei 1.Delegasi kecamatan 2.Kelompok masyarakat ditingkat kab/kota 3.Dinas/SKPD diKab/Kota 4.Bappeda Kab/kota 5.Anggota DPRD Kab/Kota 6.LSM dan ahli/profesional 1.Rancangan Renja-SKPD berdasarkan hasil Forum SKPD yang memuat kerangka regulasi dan kerangka anggaran SKPD. 2.Kegiatan Prioritas beserta pendanaannya 3.Daftar delegasi untuk mengikuti Musrenbang Kab/Kota. 1.Delegasi kecamatan 2.Wakil kelompok /lembaga masyarakat tingkat kab/kota 3.Dinas/SKPD diKab/Kota 4.Bappeda 5.Anggota DPRD dari Komisi 6.Lembaga Profesi dan akademisi 1.Penetapan arah kebijakan, prioritas pembangunan, dan plafon/pagu dana balik berdasarkan fungsi/SKPD. 2.Daftar kegiatan prioritas yang sudah dipilah berdasarkan sumber pembiayaan dari APBD Kabupaten/Kota; APBD Provinsi, APBN, dansumber pendanaan lainnya. 3.Daftar usulan kebijakan/regulasi pada tingkat pemerintah Kabupaten/Kota,Provinsi dan/atau Pusat. 4.Rancangan pendanaan untuk Alokasi Dana Desa. 1.Kepala Daerah 2.Bappeda 3.Dinas/SKPD Dokumen RKPD memuat : Rancangan kerangka ekonomi daerah Prioritas pembangunan dan kewajiban daerah Rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilasanakan langsung oleh pemerintah pemerintah daerah maupun dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Tahapan penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD Tahap 1 Menyiapkan rancangan awal RPJMD Setelah kepala daerah (gubernur/bupati/walikota) dilantik, maka tugas kepala Bappeda sebagai pelaksana teknis perencanaan daerah segera menyusun rancangan awal RPJMD berdasarkan visi,misi dan program kepala daerah. Hasilnya diserahkan kepada masing-masing SKPD sebagai pedoman penyiapan rancangan renstra SKPD. Waktu penyusunan dilakukan 1 bulan setelah kepala daerah dilantik. Tahap 2 Menyiapkan rancangan renstra SKPD Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD/dinas) menyiapkan rancangan renstra SKPD sesuai dengan tugas. Hasilnya diserahkan kepada bappeda sebagai bahan menyusun rancangan RPJMD. Waktu dilaksanakan paling lambat 2 bulan kepala daerah dilantik. Tahap 3 Pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan Untuk penyusunan rencana pembangunan dengan melibatkan kelompok kepentingan, kepala bappeda menyelenggarakan musrenbang pada tingkat kabupaten yang diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara negara dan mengikutsertakan masyarakat. Dan dilaksanakan paling lambat 2 bulan setelah kepala daerah dilantik. Tahap 4 Penyusunan rancangan akhir rancangan RPJMD/Pentapan RPJMD Berdasarkan hasil musrenbang jangka menengah, kepala bappeda menyusun rancangan akhir RPJMD. Hasilnya kemudian ditetapkan oleh kepala daerah, yang ditetapkan paling lambat 3 bulan setelah kepala daerah dilantik. Alur / Tahapan penyusunan RKPD dan Renja SKPD Tahap 1 Menyiapkan rancangan awal RKPD Kepala Bappeda sebagai pelaksana teknis perencanaan daerah segera menyusun rancangan awal RKPD berpedoman pada dokumen RPJMD. Hasilnya diserahkan kepada masing-masing SKPD sebagai pedoman penyiapan rencana kerja SKPD. Penyiapan rancangan dilakukan pada awal tahun atau paling lambat bulan januari Tahap 2 Menyiapkan rancangan renja SKPD Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD/dinas) menyiapkan rencana kerja SKPD sesuai tugas pokok dan fungsinya yang berpedoman pada dokumen renstra SKPD. Hasilnya diserahkan kepada bappeda sebagai bahan menyusun rancangan RKPD. Penyiapan rencana kerja SKPD dihasilkan paling lambat bulan februari Tahap 3 Pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan Agar penyusunan rencana pembangunan melibatkan kelompok kepentingan, kepala bappeda menyelenggarakan musrenbang mulai tingkat desa/kelurahan sampai kabupaten dengan mengikutsertakan masyarakat. Dalam siklus perencanaan, kegiatan musrenbang dilaksanakan pada 3 tahapan mulai dari tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan dan kabupaten. Adapun waktu pelaksanaannya : 1. Musrenbang desa/kelurahan dimulai awal januari 2. Musrenbang kecamatan dilaksanakan pada bulan februari 3. Musrenbang kabupaten dilaksanakan pada bulan maret Tahap 4 Penyusunan rancangan akhir rancangan RKPD Berdasarkan hasil musrenbang, kepala bappeda menyusun rancangan akhir RKPD. Hasilnya kemudian ditetapkan dalam bentuk keputusan kepala daerah. Perencanaan Penganggaran Tahunan Daerah PRINSIP – PRINSIP PENGANGGARAN a. Partisipasi Masyarakat Pengambilan keputusan dalam proses penyusunan dan penetapan APBD harus dapat melibatkan partisipasi masyarakat. b. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran APBD yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat meliputi tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenis/objek belanja serta korelasi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu, setiap pengguna anggaran harus bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya yang dikelola untuk mencapai hasil yang ditetapkan. c. Disiplin Anggaran Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang perlu diperhatikan antara lain bahwa (1) Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional, yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja; (2) Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APBD/Perubahan APBD; (3) Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas daerah. d.Keadilan Anggaran Pajak daerah, retribusi daerah, dan pungutan daerah lainnya yang dibebankan kepada masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan untuk membayar. Dalam mengalokasikan belanja daerah, harus mempertimbangkan keadilan dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi pemberian pelayanan. e. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna kepentingan masyarakat. f. Taat Azas APBD penyusunannya harus tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum dan peraturan daerah lainnya. kerangka kebijakan yang melandasi prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas pada perencanaan penganggaran: No 1 Landasan Yuridis Transparansi Partisipasi Akuntabilitas Kemakmuran rakyat dapat tercapai dengan keterlibatan rakyat dalam proses penganggaran karena rakyat lebih mengetahui kebutuhannya Anggaran ditujukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat UUD 1945 Pasal 30 dan 31 mengisaratkan bahwa Akuntabilitas keuangan negara berorientasi pada hasil Pengelolaan keuangan negara yang transparan membuka ruang terdistribusinya anggaran untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Pasal 22 ayat 1 dan 2 mengisaratkan adanya uji publik terhadap RUU Asas keterbukaan dapat membuka ruang bagi masyarakat untuk ikut terlibat dalam proses pembentukan undang-undang sehingga dapat melahirkan produk undang-undang yang berpihak pada masyarakat. 87 2 3 UU. 17/2003 Tentang Keuangan Negara UU 10/2004 Tentang Pembuatan Peraturan Perundang-undangan Pasal 3 ayat (1) menegaskan bahwa Keuangan Negara dikelola secara transparan Pasal 5 huruf g bahwa Pembentukan UndangUndang menganut asas keterbukaan Pasal 53 bahwa Masyarakat berhak memberikan masukan terhadap rancangan undang-undang. Keterangan No 4 5 Landasan Yuridis UU 32/2004 Tentang Pemerintah Daerah Transparansi Partisipasi Akuntabilitas •Pasal 23 ayat (2) bahwa keuangan daerah dikelola secara transparan dan akuntabel •Pasal 137 butir g bahwa pembentukan Perda menganut asas keterbukaan •Pasal 178 ayat 1 dan 2 menyebutkan bahwa pengelolaan barang daerah dilaksanakan secara transparan Pasal 139 ayat (1) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan rancangan Perda Pasal 184 ayat 2 dan 3 menegaskan bahwa akuntabilitas keuangan daerah berorientasi pada hasil Pasal 2 ayat (4) huruf d, pasal 5 ayat 3, pasal 6 ayat 2, pasal 7 ayat 2, Pasal 11 ayat (1), pasal 16 ayat (2), pasal 22 mengisaratkan bahwa Penyusunan rencana kerja pembangunan mengikutsertakan masyarakat. UU 25/2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 6 PP No. 68 tahun 1999 Tentang Penyelenggaraa Negara Yang Bersih dari KKN Pasal 2 ayat (1) huruf a bahwa masyarakat memiliki Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi mengenai penyelenggaraan negara 7 PP 58 tahun 2005 Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 4 bahwa Keuangan daerah dikelola secara transparan Keterangan Kebutuhan dasar masyarakat didaerah dapat terpenuhi melalui perencanaan dan penganggaran yang melibatkan masyarakat Perencanaan pembagunan yang tepat sasaran dapat tercapai dengan melibatkan masyarakat dalam penyusunan rencana kerja pembangunan Prinsip pemerintahan yang bersih dapat tercapai dengan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pemerintahan No 8 9 Landasan Yuridis Transparansi Akuntabilitas Pasal 18 ayat 1 dan dan 2 mengisaratkan bahwa Masyarakat secara perorangan maupun kelompok dan atau organisasi masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah baik lansung maupun tidak lansung. PP 20 tahun 2001 Tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Permendagri 13 tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Partisipasi Pasal 4 ayat 7 Keuangan Daerah dikelola secara Transparan merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluasluasnya tentang keuangan daerah Pasal 4 ayat 8 Keuangan Daerah dikelola secara bertanggung jawab merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk mempertanggungjaw abkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan Keterangan Gambar. Komponen-komponen Demokratisasi Anggaran di Tingkat Lokal GOAL Kesejahteraan & Keadilan Pertumb uhan Pemerat aan & Kesemp atan Kerja Penangg ulangan Keadilan Jender Keberlan jutan Kemiskin an Substansi/ Cakupan Prosedur & Kelembagaan Kelembagaan dan Proses-proses Demokrasi Anggaran (Perluasan dan Pendalaman Praktek Demokrasi) Aktor Politik Birokrasi Kelompok Fungsional Media Massa Aktor Komponen-komponen demokratisasi pengangaran mencakup, aktor, prosedur dan kelembagaan, substansi dan cakupan, dan tujuan akhir yang akan dicapai dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan. Peran aktor dalam demokratisasi penganggaran merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam penganggaran yang dipengaruhi oleh budaya warga (civic culture), komitmen politik pengambil kebijakan serta kapasitas birokrasi. Sementara prosedur dan kelembagaan demokratisasi anggaran mencakup transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. A. Transparansi, prinsip transparansi dioperasionalkan dengan membuka akses publik seluas-luasnya terhadap proses perencanaan penganggaran. Pengumuman jadwal forum-forum Mursrenbang di tingkat kelurahan atau desa, kecamatan, kab/kota, propinsi, dan pembahasan anggaran Publikasi dokumen-dokumen perencanaan anggaran; RPJPD, RPJMD, RKPD, hasil evalusi program tahun lalu, KUA, strategi prioritas dan plafon, RKA-SKPD, RAPBD, APBD, hasil-hasil pada setiap forum (Musrenbang kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan propinsi). Transparansi plafon anggaran untuk setiap sektor dan spacial kecamatan dapat mengeliminir ekspektasi yang berlebihan pada usulan perencanaan yang diajukan. Pengumuman kepada masyarakat jumlah usulan yang diterima dan ditolak, dan penjelasan ditolaknya usulan, termasuk pada tahap mana usulanusulan tersebut dihilangkan. Diperlukan mekanisme manajemen informasi hasil-hasil perencanaan pada forum-forum sebelumnya (feed back B. Partisipasi, prinsip partisipasi harus diakomodir dalam setiap tahapan perencanaan penganggaran Partisipasi masyarakat diakomodasi dalam proses perencanaan dan penganggaran. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan penyatuan institusi penanggungjawab perencanaan penganggaran (Bappeda, Sekda, TAPD) dalam mengantisipasi terjadinya overlapping. Musrenbang Desa/Kelurahan dan Kecamatan tidak hanya dihadiri oleh elit-elit dikomunitas seperti aparat RT dan RW melainkan dibuka secara luas kepada warga. Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten/Kota yang membahas perencanaan sektoral dari masing-masing unit kerja membuka ruang keterlibatan warga dari kelompok profesi dan masyarakat penerima manfaat atau dampak dari kebijakan pembangunan yang akan dilakukan Delegasi warga dari hasil Musrenbang menjadi utusan warga yang akan terlibat dalam pembahasan anggaran sampai dengan pengesahan. 3. Akuntabilitas, azas umum akuntabilitas dilakukan pada setiap tahapan penganggaran: Akuntabilitas anggaran berdasarkan kinerja pelayanan berdasarkan RPJMD, dan renstra SKPD yang terukur Berdasarkan UU Keuangan Negara, Gubernur bertanggungjawab terhadap pencapaian indikator outcome sedangkan unit kerja bertanggunjawab terhadap barang/jasa yang dihasilkan (output) Akuntabilitas juga perlu ada dalam tahap perencanaan, sebelum RAPBD disahkan perlu dilakukan uji publik atau tanggapan warga terhadap RAPBD apakah mampu menjawab problem dari warga. Perlu dilakukan audit proses perencanaan yang telah dilakukan melihat rasionalitas perencanaan yang dihasilkan dan memberikan sanksi kepada eksekutif dan legislatif yang melakukan rekayasa perencanaan untuk memperkaya kelompok atau pribadi. Tahapan Penganggaran Pembangunan Tahunan Daerah TAHAPAN Penyusunan rancangan KUA Pembahasan dan penetapan rancangan KUA Jadwal (bulan) Sumber Keluaran Awal Juni 1.Kepala daerah 2.TPAD (Sekda,Bappeda dan Kepala SKPD) Hasil Penjaringan Aspirasi Masyarakat, RKPD, RPJMD, Renstra SKPD, Dokumen APBD, KUA dan PPA tahun lalu. Mengacu pada dokumen RKPD, Pemda menyusun Dokumen rancangan KUA memuat : Target kinerja yang terukur dari program program yang akan dilaksanakan berdasarkan urusan pemerintahan daerah Proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja, dan pembiayaan daerah beserta asumsi-asumsi kebijakan fiskal daerah Akhir Juni – awal Juli 1.TAPD (Bappeda dan SKPD) 2.Panitia anggaran DPRD Rancangan KUA Dokumen kesepakatan Rancangan KUA antara TPAD dan Panitia anggaran DPRD Penyusunan dan pembahasan rancangan PPAS Akhir Juli Penyusunan dan penetapan RKA-SKPD Agustus Evaluasi RKA-SKPD September Pelaku/Aktor Dokumen kesepakatan rancangan PPAS menjadi PPA yang memuat prioritas program dan anggaran masing-masing program menurut urusan wajib dan pilihan pemerintah daerah Dokumen kesepakatan KUA dan PPA 1.TAPD (Bappeda dan SKPD) 2.Panitia anggaran DPRD Kebijakan Umum APBD Masing-masing SKPD Kebijakan Umum APBD, PPA, dan SE KDH tentang plafon anggaran Dokumen RKA SKPD yang memuat rencana pendapatan, pembiayaan dan belanja berdasarkan prestasi kerja Kepala SKPD dan Tim anggaran Kabupaten/kota Kebijakan Umum APBD, PPA, dan SE KDH tentang plafon anggaran Dokumen hasil evaluasi RKA masingmasing SKPD TAHAPAN Pengajuan Raperda tentang APBD ke DPRD Pembahasan RAPBD Jadwal (bulan) Oktober November Pelaku/Aktor Sumber Keluaran Pemerintah dan DPRD RKPD, Hasil Musrenbang, Renja SKPD, Hasil penjaringan Aspirasi Dokumen kesepakatan rancangan APBD yang diusulkan pemerintah daerah untuk dibahas di DPRD DPRD SKPD RKPD, Hasil Musrenbang, Renja SKPD, Hasil penjaringan Aspirasi Nota kesepakatan DPRD atas rancangan APBD Kesesuaian dengan peraturan perundangundangan dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum Dokumen hasil evaluasi atas RAPBD untuk ditetapkan menjadi perda APBD Evaluasi RAPBD November Gubernur/Mendagri Penetapan APBD Desember Kepala daerah DPRD Penjabaran APBD Paling lambat 1 bulan setelah ditetapkan Kepala daerah DPRD Dokumen Perda APBD Perda APBD Dokumen PerKaDa Penjabaran APBD, DPA SKPD Kalender Perencanaan Penganggaran Tahunan MUSRENBANGNAS RPJMD Rancangan RKP Mei Apr •Prioritas pemb, •Pagu indiakatif berdasar fungsi SKPD, sumber dana & Wilayah kerja Rancangan RKPD Prov Mei MUSRENBANG PROV Rancangan Awal RKPD Apr Rancangan RKPD Okt Musrenbang RKPD/ MUSRENBANGDA Rancangan Ahir RKPD Penetapan RKPD RAPBD Mar Mei KUA & PPAS Jun Renstra SKPD Rancangan Renja SKPD Feb. Renja SKPD Forum SKPD Feb/Mar MUSRENBANG Feb. Kecamatan MUSRENBANG Desa/Kel. Jan RKASKPD Apr Pokok-pokok Pikiran DPRD Agt Aktor-aktor Dalam Perencanaan Penganggaran Hubungan dan Pendekatan Perencanaan -Penganggaran Perencanaan Tanpa Penganggaran ->Mimpi Penganggaran Tanpa Perencanaan -->Pemborosan Pendekatan: Politik, Teknokratis, Top Down, Bottom-up, Partisipatif KEGAGALAN DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN = MERENCANAKAN KEGAGALAN & KEBOCOCORAN ANGGARAN TUGAS KELOMPOK Dari Landasan Normatif tersebut, Bagaimana realisasi di daerah masing2 (Kelompok di bagi 4 sesuai daerahnya) Lembar Diskusi Kelompok Panduan Diskusi: 1.Diskusikan celah atau peluang pada tahapan-tahapan penganggaran mana saja warga dapat terlibat 2.Siapa aktor kunci pada setiap tahapan penganggaran tersebut 3.Strategi apa yang dapat dilakukan warga agar dapat terlibat atau mempengaruhi setiap tahapan tersebut 4.Identifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam penyusunan anggaran dan bagaimana seharusnya Tabel Isian Diskusi Aktor Kunci Celah/Peluang Tahap Strategi Warga