Strategi pengembangan kota Jambi menuju

advertisement
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Umum
4.1.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi
Kota Jambi sebagai pusat wilayah dan Ibukota Provinsi Jambi, secara
geografis terletak pada koordinat 01°32′ 45″ sampai dengan 01°41′ 41″ Lintang
Selatan dan 103°31′ 29″ sampai dengan 103°40′ 6″ Bujur Timur. Secara
administrasi wilayah kota Jambi berbatasan langsung dengan:
•
Sebelah Utara
: berbatasan dengan Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi
•
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi
•
Sebelah Barat
: berbatasan dengan Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi
•
Sebelah Timur
: berbatasan dengan Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi.
Luas keseluruhan wilayah Kota Jambi ± 20.538 Ha terdiri dari 8
kecamatan dan 55 kelurahan. Pembagian daerah administrasi Kota Jambi
disajikan pada Tabel 7 dan Gambar 6.
Tabel 7 Luas daerah dan pembagian daerah administrasi menurut
kecamatan tahun 2009
Kecamatan
Luas Wilayah
2
(km )
1. Kota Baru
2. Jambi Selatan
3. Jelutung
4. Pasar Jambi
5. Telanaipura
6. Danau Teluk
7. Pelayangan
8. Jambi Timur
Jumlah
Sumber: BPS Kota Jambi (2009)
77,78
34,07
7,92
4,02
30,39
20,21
15,29
15,70
205,38
Jumlah Kelurahan
Jumlah RT
10
9
7
4
11
5
6
10
62
316
305
231
58
266
43
46
219
1.484
28
338000
340000
342000
344000
346000
348000
350000
352000
354000
356000
358000
360000
9830000
9830000
N
E
BALAI WILAYAH SUNGAI
SUMATERA VI
9828000
9828000
W
S
S.Batanghari
KETERANGAN :
9826000
S.Batanghari
S.Kumpeh
Kec. Danau Teluk
Kec. Jambi Timur
S.Batanghari
Kab. Muaro Jambi
9824000
9824000
9826000
Kec. Pelayangan
9822000
Kab. Muaro Jambi
9820000
9820000
9822000
Kec. Pasar Jambi
Kec. Telanaipura
Kec. Jelutung
Kota Jambi
Jalan Utama
Sungai
Batas Kota
Sungai Batanghari
Kecamatan :
Kec. Danau Teluk
Kec. Jambi Selatan
Kec. Jambi Timur
Kec. Jelutung
Kec. Kota Baru
Kec. Pasar Jambi
Kec. Pelayangan
Kec. Telanaipura
9818000
9818000
Kec. Jambi Selatan
9816000
9816000
Kec. Kota Baru
Tanjung Jabung Barat
INSET :
Mu ar o Jambi
Kerinci
9814000
9814000
Sarolangun
PETA ADMINISTRASI
9812000
9812000
#
GAMBAR :
0
1
2
3 Kilometers
9810000
9810000
Kodya Jambi
Batang Hari
Mer angin
KODYA JAMBI
Kab. Muaro Jambi
Tanjung Jabung Timur
Tebo
Bungo
338000
340000
342000
344000
346000
348000
350000
352000
354000
356000
358000
360000
Sumber : Bappeda Provinsi Jambi
Gambar 6 Peta administrasi Kota Jambi
4.1.2. Iklim dan Curah Hujan
Pada umumnya wilayah Kota Jambi dan sekitarnya beriklim tropis dengan
dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim barat dan musim timur. Musim barat
biasanya terjadi pada bulan April–Oktober, sementara musim timur berlangsung
pada bulan Oktober–April. Musim kemarau umumnya terjadi pada bulan Mei
sampai bulan September dan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai
bulan April.
Selama tahun 2009 curah hujan di wilayah Kota Jambi menunjukkan
curah hujan sebesar 2.182 mm, dengan jumlah hari hujan dalam setahun sekitar
230 hari. Jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar
331,2 mm dengan jumlah hari hujan 23 hari dan jumlah curah hujan terkecil
terjadi pada bulan Juni yaitu 26,8 mm dengan jumlah hari hujan 13 hari.
Sedangkan suhu/temperatur udara rata-rata mencapai 26°C–27°C (BMG, 2009).
29
4.1.3
Topografi
Kondisi topografi Kota Jambi relatif datar dengan ketinggian 10–70 meter
diatas permukaan laut. Bagian bergelombang terdapat di bagian utara dan
selatan kota, sedangkan daerah rawa terdapat di sekitar aliran Sungai
Batanghari. Wilayah Kota Jambi mempunyai kelerengan antara 0–2% yaitu
seluas 11.362 Ha atau sekitar 55,15% dari luas
Wilayah dengan
keseluruhan Kota Jambi.
kelerengan 2–8% seluas 5.349 Ha (26,04%), kemiringan 8–
15% seluas 2.732 Ha (13,30%).
4.1.3. Kondisi Hidrogeologi
Sebagian besar wilayah Kota Jambi merupakan dataran yang tertutup
oleh endapan alluvial sungai. Pada daerah perbukitan dan beberapa tempat
dataran, tersingkap batuan dasar yang berumur tersier. Dengan demikian Kota
Jambi terletak pada daerah yang mempunyai akifer produktif dijumpai pada
kedalaman >100 m. Kondisi geologi dan topografi yang tidak mendukung
menyebabkan tidak terdapatnya mata air di wilayah Kota Jambi.
A)
Air Tanah
Di wilayah Provinsi Jambi dijumpai tujuh cekungan air tanah (CAT)
sebagai berikut :
a. Satu cekungan berada dalam kabupaten,yaitu CAT Muaratembesi (Kab.
Muarabulian)
b. Satu cekungan terlampar lintas wilayah kabupaten yaitu CAT Sungaipenuh
(Kab. Sungaipenuh, Kab. Kerinci, dan Kab. Bungotebo).
c. Enam cekungan terlampar lintas batas provinsi, yaitu :
1. CAT Muarabungo (Prov. Jambi, Prov. Sumbar, dan Prov. Riau);
2. CAT Painan-Lubukpinang (Prov. Jambi, Prov. Sumbar, dan Prov.
Bengkulu);
3. CAT Kayuaro-Padangaro (Prov. Jambi dan Sumbar);
4. CAT Jambi-Dumai (Prov. Jambi, Prov. Riau, dan Prov. Sumatera Selatan);
5. CAT Bangko-Sarolangun (Prov. Jambi dan Prov. Sumatera Selatan);
6. CAT Sugiwaras (Prov. Jambi dan Prov. Sumatera Selatan).
Keberadaan air tanah bebas di Kota Jambi terdapat pada sumur – sumur
gali yang dijumpai pada jarak 1–2 km di sisi kiri-kanan Sungai Batanghari, muka
air tanah bebasnya relatif dangkal. Hal ini disebabkan karena sumur–sumur
30
tersebut terletak pada dataran banjir atau bekas dataran banjir, yang terdiri dari
endapan alluvial yang umumnya memiliki porositas dan permeabilitas tinggi. Hal
ini memungkinkan terdapatnya air tanah dangkal cukup besar. Daerah–daerah
yang berada di sekitar Danau Sipin dan Danau Teluk memiliki potensi air tanah
bebas yang berasal dari peresapan air danau. Ke arah selatan, timur dan barat,
potensi air tanah bebas juga semakin dalam, yang berkisar antara 7–17 meter.
Sementara potensi air tanah dalam terdapat di beberapa tempat dengan
penyebaran akifer menerus ke arah lanteral dan kedudukannya dangkal.
Cekungan air tanah di Kota Jambi adalah sebagai berikut :
B)
1.
Cekungan air tanah Jambi - Dumai, Q1 = 19,356, Q2 = 1,045
2.
Cekungan air tanah Muara Tembesi, Q1 = 115
Air Permukaan
Sungai Batanghari merupakan air permukaan yang utama dan mengalir
melewati Kota Jambi yang berasal dari Pegunungan Bukit Barisan Propinsi
Sumatera Barat melewati Kota Jambi dan bermuara di Selat Berhala. Luas DAS
Batanghari sekitar 37.500 km2 yang meliputi sebagian dari Propinsi Sumatera
Barat, Bengkulu, dan Jambi. Sungai Batanghari merupakan sungai terpanjang di
pulau Sumatera dengan panjang keseluruhan lebih kurang 1.700 km. Sungai
Batanghari membelah Kota Jambi menjadi dua bagian di sisi utara dan
selatannya.
Kondisi geologi DAS Batanghari secara litologi memperlihatkan jenis litologi
batuan yang terdiri dari sedimen lepas atau setengah padu (kerikil, pasir, lanau,
dan lempung) hasil gunung api (lava, lahar, tufa, dan breksi), batu gamping atau
dolomite, sedimen padu (tak terbedakan) dan batuan beku atau metamorfosa.
Struktur geologi yang utama berupa sesar semangko (yang memanjang di
sepanjang pulau Sumatera atau Pegunungan Bukit Barisan) dijumpai di bagian
atas DAS Batanghari yang juga merupakan garis pemisah utama air pemukaan
antara sungai–sungai yang bermuara ke Pantai Timur Sumatera.
Berdasarkan pada besarnya DAS Batanghari serta curah hujan tahunan
rata–rata 2.000–2.500 mm dan curah hujan bulanan rata–rata 150–300 mm yang
hampir merata di seluruh DAS Batanghari, menjadikannya sebagai sumber air
permukaan yang sangat potensial bagi daerah alirannya terutama Kota Jambi
dan sekitarnya yang berada di bagian hilir sungai. Hasil pengukuran debit harian
Sungai Batanghari dari tahun 1990–2000 memperlihatkan bahwa variasi rata–
rata debit harian berkisar antara 1.000–5.000 m3/dtk.
31
Wilayah Kota Jambi merupakan salah satu kota di Indonesia yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi sungai–sungai yang ada di wilayah tersebut. Untuk kota
Jambi bagian utara, air yang ada masuk ke arah selatan menuju ke Sungai
Batanghari. Wilayah Jambi bagian selatan arah aliran semuanya tertuju ke arah
utara. Bagian selatan merupakan bagian terbesar Kota Jambi dimana di wilayah
bagian selatan terdapat 5 (lima) buah anak Sungai Batanghari, yaitu :
1. Sungai Kenali Besar
Sungai tersebut melewati Kecamatan Kota Baru dan Kecamatan Telanaipura,
kemudian masuk ke Danau Kenali, terus ke Danau Sipin dan akhirnya
bermuara ke Sungai Batanghari.
2. Sungai Kambang
Sungai Kambang merupakan sungai dengan daerah pengaliran yang lebih
kecil dibandingkan dengan Sungai Kenali Kecil atau Sungai Kenali Besar,
mengalir langsung ke Danau Sipin. Daerah pengaliran Sungai Kambang
adalah sebagai berikut :
a. Sebagian Kelurahan Simpang III Sipin Kecamatan Kotabaru
b. Kecamatan Telanaipura meliputi : perbatasan antara Kelurahan Simpang
Empat Sipin dengan Kelurahan Selamat
3. Sungai Asam
Sungai Asam mengalir dari selatan ke utara, kurang lebih di bagian pusat
Kota Jambi, merupakan sungai dengan daerah pengaliran yang terbesar,
mengalir ke Sungai Batanghari. Sungai ini sudah dilengkapi dengan pintu air
untuk menghalangi luapan dari Sungai Batanghari masuk ke dalam sistem
drainase kota. Daerah pengaliran Sungai Asam adalah meliputi :
a. Kecamatan Kota Baru meliputi :
-
Sebagian Kelurahan Kenali Asam Bawah
-
Sebagian Kelurahan Kenali Asam Atas
-
Kelurahan Suka Karya
-
Kelurahan Simpang III Sipin
-
Kelurahan Paal Lima
b. Kecamatan Jelutung meliputi :
-
Kelurahan Jelutung
-
Kelurahan Lebak Bandung
-
Kelurahan Cempaka Putih
c. Kecamatan Pasar Jambi meliputi :
32
-
Kelurahan Beringin
-
Kelurahan Orang Kayo Hitam
4. Sungai Tembuku
Sungai Tembuku di bagian timur Kota Jambi, mengalir ke arah utara ke
Sungai Batanghari. Daerah pengaliran Sungai Tembuku meliputi daerah :
a. Kecamatan Jambi Selatan, meliputi :
-
Sebagian Kelurahan The Hok
-
Kelurahan Tambak Sari
b. Kecamatan Jelutung meliputi :
-
Sebahagian Kelurahan Kebun Handil
-
Kelurahan Jelutung
-
Sebagian Kelurahan Cempaka Putih
-
Kelurahan Talang Jauh
c. Kecamatan Jambi Timur meliputi :
-
Sebagian Kelurahan Sulanjana
-
Sebagian Kelurahan Sungai Asam
-
Kelurahan Rajawali
-
Kelurahan Kasang
5. Sungai Selincah
Sungai Selincah, sungai yang paling timur di Kota Jambi. Dibagian hilirnya,
sungai ini masuk ke Sungai Tembuku sebelum bermuara ke Sungai
Batanghari. Daerah pengaliran Sungai Selincah adalah :
a. Kecamatan Jambi Selatan, meliputi :
-
Kelurahan Talang Bakung
-
Kelurahan Sijinjang
Secara lebih rinci, inventarisasi sungai di Kota Jambi dapat disajikan
dalam Tabel 8.
33
Tabel 8 Nama sungai dengan luas daerah aliran,
panjang sungai dan muaranya
No
Nama Sungai
Panjang
Sungai (km)
Luas DAS
(km2)
Muara
1
Kenali kecil
10,68
1759,26
Danau Kenali
2
Kenali besar
13,79
3623,48
S. Kenali Kecil
3
Kambang
43,04
487,95
4
Asam
10,68
2930,21
S. Batanghari
5
Tembuku
5,35
684,50
S. Batanghari
6
Selincah
8,37
1887,21
S. Tembuku
7
Teluk
8,79
1889,06
S. Batanghari
Danau Sipin
Sumber: Balai Wilayah Sungai Sumatera VI (2009)
4.2. Penggunaan Lahan dan Tata Ruang
Penggunaan lahan di Kota Jambi secara garis besar dapat dibedakan
kedalam jenis penggunaan lahan kawasan urban dan penggunaan lahan
kawasan non urban. Penggunaan lahan kawasan urban terdiri dari penggunaan
perumahan, perhubungan, jasa perusahaan dan industri. Sedang penggunaan
kawasan non urban terdiri dari penggunaan sawah, perkebunan/tegalan,
pekarangan, kebun campuran/semak belukar, sungai, danau dan rawa.
Luas keseluruhan wilayah Kota Jambi adalah 20.538 Ha, yang sebagian
besar merupakan penggunaan non urban seluas 15.246 Ha atau sekitar 74,23%
dari luas keseluruhan Kota Jambi. Sedangkan penggunaan urban hanya seluas
5.292 Ha atau seluas 25,77% dari luas wilayah keseluruhan Kota Jambi. Dilihat
luasannya
pada
masing-masing
jenis
penggunaan,
penggunaan
lahan
perumahan menempati areal seluas 3.764 Ha atau seluas 18,33%, perusahaan
seluas 272 Ha atau seluas 1,32% dan industri seluas 154 Ha atau sekitar 0,75%
dari luas keseluruhan Kota Jambi. Sedangkan penggunaan lahan berupa sawah
hanya seluas 719 Ha atau sekitar 3,50% dari luas wilayah Kota Jambi.
Penggunaan lahan berupa sawah ini diantaranya terdapat di wilayah Kelurahan
Sijenjang Kecamatan Jambi Timur, tepatnya di sekitar Jalan Lingkar Timur II, dan
di Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk. Penggunaan lahan
perkebunan / tegalan menempati areal seluas 5.690 Ha atau sekitar 27,71% dari
luas keseluruhan Kota Jambi. Sedangkan sungai, danau serta rawa luas
34
keseluruhannya 2.227 Ha atau sekitar 10,84% dari luas keseluruhan Kota Jambi.
Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan di Kota Jambi dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Luas penggunaan lahan ( urban dan non urban )
di Kota Jambi Tahun 2009
NO.
I.
II.
Jenis Penggunaan Lahan
Jumlah (Ha)
%
3.764
664
438
272
154
5.292
18,33
3,23
2,13
1,32
0,75
25,77
719
5.690
4.129
2.481
2.227
15.246
3,50
27,71
20,10
12,08
10,84
74,23
20.538
100,00
Pengunaan Urban
1. Perumahan
2. Perhubungan
3. Jasa
4. Perusahaan
5. Industri
Sub Jumlah
Penggunaan Non Urban
1. Sawah
2. Perkebunan/Tegalan
3. Pekarangan
4. Kebun Campuran/Semak Belukar
5. Sungai, Danau dan Rawa
Sub Jumlah
Jumlah
Sumber : Pekerjaan Umum Provinsi Jambi (2009)
Penataan ruang Kota Jambi dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kota Jambi tahun 2010 direncanakan memiliki 7 (tujuh) Bagian Wilayah Kota
(BWK). Struktur ruang Kota Jambi beserta fungsi utama masing-masing BWK
disajikan dalam Tabel 10, sebagai berikut:
a) BWK Kota Baru
BWK Kota Baru merupakan kedudukan pemerintah Kota Jambi (Pusat
Pelayanan Kota) dan memiliki luas 2284,71 Ha dan meliputi sebagian
Kecamatan Kota Baru dan seluruh Kecamatan Jelutung. Fungsi utama yang
dikembangkan di BWK Kota Baru meliputi pemerintahan, pemukiman,
perdagangan dan jasa, perkantoran serta pemukiman.
b) BWK Telanaipura
BWK Telanaipura merupakan kedudukan pemerintah Provinsi Jambi (Pusat
Pelayanan Kota) dan memiliki luas 2368,66 Ha dan meliputi seluruh
Kecamatan Telanaipura. Fungsi utama yang dikembangkan di BWK Kota
Baru meliputi pemerintahan, pemukiman, perkantoran dan pariwisata.
c) BWK Angso Duo
BWK Angso Duo merupakan kedudukan pusat pelayanan Angso Duo
(Center Business District) dan memiliki luas 280,07 Ha dan meliputi seluruh
Kecamatan Pasar Jambi. Fungsi utama yang dikembangkan di BWK Pasar
Jambi meliputi perdagangan dan jasa.
35
d) BWK Jambi Timur - Selatan
BWK Jambi Timur - Selatan merupakan kedudukan sub pusat pelayanan
Talang Banjar dan memiliki luas 3302,41 Ha dan meliputi seluruh
Kecamatan Jambi Timur dan sebagian Kecamatan Jambi Selatan. Fungsi
utama yang dikembangkan di BWK Jambi Timur - Selatan meliputi kegiatan
industri, perdagangan dan jasa, serta pemukiman.
e) BWK Kenali Besar
BWK Kenali Besar merupakan kedudukan sub pusat pelayanan Alam Barajo
dan memiliki luas 3556,89 Ha, meliputi sebagian Kecamatan Kota Baru.
Fungsi utama yang dikembangkan di Alam Barajo Jambi meliputi
pemukiman, perdagangan dan jasa.
f) BWK Talang Gulo
BWK Talang Gulo merupakan kedudukan sub pusat pelayanan Talang Gulo
dan memiliki luas 2509,05 Ha, meliputi sebagian Kecamatan Kota Baru dan
Kecamatan Jambi Selatan. Fungsi utama yang dikembangkan di BWK
Talang Gulo meliputi pemadu moda, perdagangan, pergudangan, dan
pemukiman
g) BWK Jambi Kota Seberang
BWK Jambi Kota Seberang merupakan kedudukan sub pusat pelayanan
Olak Kemang dan memiliki luas 2514,3 Ha, meliputi Kecamatan Danau
Teluk dan Pelayangan. Fungsi utama yang dikembangkan di BWK Jambi
Kota Seberang meliputi pemukiman dan pariwisata.
36
Tabel 10 Struktur ruang Kota Jambi
Nama BWK
BWK Kota Baru
Pusat/Sub Pusat
Pusat pelayanan
Kota Baru
Delineasi BWK
Kecamatan Jelutung
dan sebagian Kota
Baru
Luas (Ha)
Fungsi Utama
2284,7 1 Ha
Pemerintahan,
pemukiman,
perdagangan, jasa, dan
perkantoran
BWK Telanaipura
Pusat pelayanan
Kota Telanaipura
Kecamatan Telanaipura
2368,66 Ha
Pemerintahan,
pemukiman,
perkantoran,
pendidikan dan
pariwisata
BWK Angso Duo
Pusat pelayanan
Kota Angso Duo
Kecamatan Pasar Jambi
280,07 Ha
Perdagangan dan jasa
BWK Alam Barajo
Sub pusat pelayanan
Kota Alam Barajo
Sebagian Kecamatan
Kota Baru
3302,41 Ha
Pemukiman,
perdagangan dan jasa
BWK Talang Gulo
Sub pusat pelayanan
Kota Talang Gulo
Sebagian Kecamatan
Kota Baru dan Jambi
Selatan
2509,05 Ha
Pemadu moda,
perdagangan,
pergudangan, dan
pemukiman
BWK Jambi Timur
- Selatan
Sub pusat pelayanan
Kota Talang Banjar
Kecamatan Jambi
Timur dan Sebagian
Kecamatan Jambi
Selatan
3302,41 Ha
Industri, perdagangan,
jasa dan pemukiman
Kecamatan Danau
Teluk dan Pelayangan
25 14,3 Ha
Pemukiman dan
pariwisata
BWK Jambi Kota
Seberang
Sub pusat pelayanan
Kota Olak Kemang
Sumber: RDTR Kota Jambi 2010
37
Download