BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu wadah pembentukan karakter bangsa, sekolah
menjadi tempat yang penting dimana para calon pemimpin bangsa diharapkan
dapat berjuang membawa negara bersaing dikancah global. Sebagai negara
yang sedang berkembang Indonesia membutuhkan ketersediaan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia menjadi salah satu kunci
dalam persaingan global, yaitu dengan menciptakan SDM yang berkualitas dan
memiliki keterampilan serta daya saing dalam persaingan global. Salah satu
upaya pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia salah satunya
dengan meningkatkan kualitas pendidikan, karena pendidikan merupakan
kunci utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Menurut Zulkifri Annas, sebagaimana dikutip oleh Uzer Usman
(2002:46) “pendidikan bertujuan membentuk agar manusia dapat menunjukan
perilakunya sebagai makhluk yang berbudaya yang mau bersosialisasi dengan
masyarakat dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam upaya
mempertahankan kelangsungan hidup, baik secara pribadi, kelompok, maupun
masyarakat.” Dengan kata lain, pendidikan harus didesain yang konkrit dan riil
untuk mempersiapkan generasi bukan sekedar bertahan hidup dalam era
globalisasi tetapi juga untuk menguasai globalisasi. Salah satu bentuk upaya
tersebut adalah dilakukan perubahan dan perbaikan guna meningkatkan mutu
pendidikan.
1
Pendidikan itu sendiri sebenarnya dimaksudkan untuk membantu
proses belajar seseorang agar dapat memanfaatkan potensi yang ada secara
optimal. Gagne mendefinisikan “belajar” sebagai perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Hampir serupa dengan
Gagne, Morgan dan Cronbach juga mendefinisikan belajar sebagai perubahan
perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman (Agus
Suprijono, 2009:23). Jadi, belajar dapat didefinisikan sebagai proses terjadinya
perubahan perilaku seseorang yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman orang tersebut.
Selain hal itu fungsi pendidikan merupakan serangkaian tugas atau
misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan (Dirto
Hadisusanto, dkk, 1995:57). Tugas atau misi pendidikan itu dapat tertuju pada
diri manusia yang dididik ataupun kepada masyarakat bangsa di tempat ia
hidup. Bagi dirinya sendiri, pendidikan berfungsi menyiapkan dirinya agar
menjadi manusia sacara utuh, sehingga ia dapat menunaikan tugas hidupnya
secara baik dan dapat hidup wajar sebagai manusia. Fungsi pendidikan
terhadap masyarakat setidaknya ada dua bagian besar, yaitu fungsi
preserveratif dan fungsi direktif. Fungsi preserveratif dilakukan dengan
melestarikan tata sosial dan tata nilai yang ada dalam masyarakat, sedangkan
fungsi direktif dilakukan oleh pendidikan sebagai pembaharuan sosial sehingga
dapat mengantisipasi masa depan. Selain itu pendidikan mempunyai fungsi: (1)
menyiapkan sebagai manusia, (2) menyiapkan tenaga kerja, (3) menyiapkan
warga negara yang baik (Dwi Siswoyo, dkk, 2013:20).
2
Di Indonesia, menurut pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003, fungsi
pendidikan ditetapkan sebagai berikut: “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” dari hal
tersebut dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan memiliki cakupan yang
sangat luas, bukan hanya mengenai pelajaran yang ada saja. Sehingga jelaslah
bahwa pendidikan mengemban fungsi yang sangat luas karna menyentuh
segala segi kehidupan. Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar
memegang peran yang penting/vital. Mengajar adalah proses membimbing
kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan
belajar siswa. (Oemar Hamalik, 1994:37). Oleh karena itu, adalah penting
sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa,
agar ia dapat memberi bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang
tepat dan serasi bagi siswa.
Sehingga perbaikan terhadap pendidikan merupakan salah satu cara
meningkatkan kualitas SDM. Pada sejatinya pendidikan akan terus
berkembang, sehingga perubahan dan perkembangan pendidikan menjadi hal
yang memang harus dilakukan secara terus menerus. Ada tiga hal yang utama
yang dilakukan dalam upaya perubahan dan pembaharuan guna meningkatkan
kualitas pendidikan yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas
pembelajaran, dan efektivitas model pembelajaran.
Sekolah yang ditunjuk sebagai penyelenggara pendidikan harus
memberikan proses pembelajaran yang baik sehingga lulusan ataupun output
3
dari sekolah menjadi manusia yang berkompeten dibidangnya. Standar proses
pembelajaran dalam proses pendidikan menurut PP No.19/2005, adalah
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis siswa dalam proses pembelajaran guru
memberikan keteladanan.
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat
untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidikan
pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar (Isjoni,
2007:11). Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik
(perorangan dan/atau kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok,
dan/atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan lainnya. Isi
kegiatan adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dan kurikulum suatu
program pendidikan.
Dalam proses pembelajaran yang terlihat sekarang, pembelajaran
pada kelompok materi pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan
untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir, dan analisis siswa.
Kurikulum sekarang menuntut siswa sebagai subyek belajar untuk berperan
aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran yang terjadi
bersifat student centered.
4
Meskipun di Indonesia telah mengusung pembelajaran yang berpusat
pada siswa, tetapi masih banyak sekolah yang tetap menggunakan metode
konvensional dengan guru sebagai pusat pembelajaran, sehingga metode yang
digunakan kebanyakan dengan metode ceramah. Hal tersebut juga terjadi di
SMK PIRI Sleman yang akan menjadi objek penelitian kali ini. Berdasarkan
observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMK PIRI Sleman pada saat
melakukan program PPL UNY terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi
guru dan siswa khususnya untuk mata pelajaran PPMO (Perawatan Perbaikan
Mekanik Otomotif), permasalahan yang dihadapi diantaranya yaitu metode
pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru, yaitu guru masih
menggunakan metode ceramah. Pembelajaran tersebut membuat siswa
cenderung pasif dan suasana pembelajaran hanya satu arah. Banyaknya siswa
yang tidak memperhatikan guru saat sedang menjelaskan pelajaran, siswa
kesulitan untuk merumuskan masalah dan membuat hipotesis yang
berhubungan dengan materi yang sedang diberikan guru.
Hasil belajar siswa mata pelajaran PPMO masih banyak yang kurang
dari kriteria ketuntasan minimum (KKM). Hal ini dapat terlihat dari daftar nilai
Mid Semester gasal tahun pelajaran 2014/2015, untuk kelas XI-SM B dari 23
jumlah siswa didapat rata-rata nilai 58,13. Hanya terdapat 2 siswa yang
memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM). Rendahnya keaktifan dan
prestasi belajar siswa tersebut mungkin disebabkan kurang tepatnya metode
pembelajaran yang diterapkan sehingga kurang melibatkan aktivitas siswa
5
secara langsung. Oleh karena itu guru perlu memilih dan menerapkan metode
yang dapat melibatkan siswa secara aktif.
Penelitian kali ini berupaya untuk sedikit membantu memecahkan
beberapa masalah yang telah dipaparkan di atas. Adapun cara yang dilakukan
peneliti yaitu dengan mengubah model pembelajaran konvensional yang sering
diterapkan di SMK PIRI Sleman dengan model pembelajaran generatif.
Model pembelajaran generatif adalah model pembelajaran, dimana
peserta belajar aktif berpartisipasi dalam proses belajar dan dalam
mengkontruksi makna dari informasi yang ada disekitarnya berdasarkan
pengetahuan awal dan pengalaman yang dimiliki peserta didik (Osborne dan
Witrock, dalam Sudyana 2007: 1080). Menurut Baharudin, (2010:128)
generative learning merupakan model yang menekankan pada integrasi yang
aktif antara materi atau pengetahuan baru yang diperoleh dengan skemata.
Dengan menggunakan model generative learning diharapkan siswa
menjadi lebih melakukan proses adaptasi ketika menghadapi stimulus baru.
Selain itu, sebagai model pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme,
generatif learning juga berfokus pada keterlibatan dan partisipasi siswa secara
aktif dalam proses belajar sebagai tujuan utama dalam proses belajar (Miftahul
Huda, 2013:309). Sehingga dapat disimpulkan model pembelajaran generatif
adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara
aktif antara pengetahuan awal dengan pengetahuan baru yang dimiliki siswa
melalui peran aktifnya dalam pembelajaran.
6
B. Identifikasi Masalah
Cara belajar siswa aktif adalah suatu proses pendekatan dalam
pembelajaran yang menitikberatkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti
dari kegiatan belajar. Pada hakikatnya, keaktifan belajar terjadi dan terdapat
pada semua pembuatan belajar, tetapi kadarnya yang berbeda tergantung pada
jenis kegiatannya, materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai.
Metode pembelajaran, salah satu upaya agar aktivitas yang dilakukan didalam
proses belajar dapat terlaksana dengan baik, serta dapat mengajak siswa untuk
belajar lebih aktif.
Akan tetapi pada kenyataannya berdasarkan pengamatan yang
dilakukan pada mata pelajaran PPMO (Perawatan Perbaikan Mekanik
Otomotif) Teknologi Sepeda Motor Kelas XI SM B, dapat diidentifikasi bahwa
sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan guru ketika kegiatan
pembelajaran PPMO yang masih menggunakan model pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah. Kemampuan berpikir dalam hal pemahaman
serta keaktifan siswa pada mata pelajaran PPMO masih rendah, sehingga perlu
diadakan peningkatan terhadap pemahaman siswa. Selain itu hasil belajar
siswa mata pelajaran PPMO masih banyak yang kurang dari kriteria ketuntasan
minimum (KKM). Rata-rata nilai 58,13.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini,
maka dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada penerapan model
pembelajaran generatif dalam kegiatan pembelajaran PPMO. Implementasi
7
model pembelajaran genertif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran PPMO (Perawatan Perbaikan Mekanik Otomotif) Teknologi
Sepeda Motor Kelas XI SM B Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016 di
SMK PIRI Sleman.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi model Pembelajaran Generatif dalam kegiatan
pembelajaran PPMO dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam
kegiatan pembelajaran PPMO di SMK PIRI Sleman?
2. Bagaimanakah implementasi model Pembelajaran Generatif dalam upaya
meningkatkan pemahaman konsep serta keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran PPMO di SMK PIRI Sleman?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ada, maka tujuan penelitian
ini menjadi jelas yaitu :
1. Mengetahui pelaksanaan implementasi model Pembelajaran Generatif
dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran
PPMO di SMK PIRI Sleman.
2. Mengetahui pelaksanaan implementasi model pembelajaran generatif dalam
upaya meningkatkan pemahaman konsep dan keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran PPMO di SMK PIRI Sleman.
8
F. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak
terkait, yaitu :
1. Bagi peneliti, sebagai pengalaman baru dalam penerapan model
Pembelajaran Generatif yang bisa digunakan untuk masa yang akan datang.
2. Bagi guru, sebagai pertimbangan yang telah diuji cobakan dalam memilih
model pembelajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan materi,
sehingga hasil belajar dapat optimal.
3. Bagi siswa, sebagai pengalaman baru dalam melaksanakan proses belajar di
sekolah yang dapat meningkatkan keterampilan kerjasama siswa dan
mempermudah siswa untuk memahami materi yang harus dipelajari.
4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu sekolah
khususnya pada mata pelajaran PPMO.
9
Download