PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA – KOREA SELATAN PERIODE : JANUARI-MARET 2016 A. Perkembangan Perekonomian dan perdagangan Korea Selatan 1. Total perdagangan Korea Selatan dengan Dunia pada periode Januari-Maret 2016 sebesar US$ 209,2 miliar atau turun 14,68% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, yang tercatat sebesar US$ 245,2 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Korea Selatan ke Dunia periode Januari-Maret 2016 sebesar US$ 115,6 miliar atau turun 13,3% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, yang tercatat sebesar US$ 133,4 miliar. Sedangkan, impor Korea Selatan dari Dunia sebesar US$ 93,6 miliar atau turun 16,3% apabila dibanding nilai impor periode yang sama tahun 2015 sebesar US$ 111,8 miliar. 2. Neraca perdagangan Korea Selatan dengan Dunia periode Januari-Februari 2016 surplus sebesar US$ 22,0 miliar atau meningkat sebesar 1,96% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, yang tercatat surplus sebesar US$ 21,6 miliar. 3. Beberapa komoditi impor Korea Selatan pada periode Januari-Maret 2016, antara lain: Elektronik dan komponen (pangsa 19,5%; turun 5,5%); Minyak Bumi (pangsa 18,9%; turun 37,5%); Permesinan (pangsa 11,5%; turun 11,6%); Peralatan Optik (pangsa 4,2%; turun 10,7%); Kendaraan bermotor (pangsa 3,7%; turun 2,3%); Besi dan Baja (pangsa 3,3%; turun 28,1%); dan Kimia Organic (pangsa 2,8%; turun 15,0%). 4. Negara tujuan ekspor Korea Selatan pada periode Januari-Maret 2016 yang menunjukkan peningkatan yang cukup besar antara lain : Inggris meningkat 59,19%, yaitu dari hanya US$ 1,2 miliar menjadi US$ 1,9 miliar; Marshalls meningkat 16,67%, dari US$ 2,0 miliar menjadi US$ 2,3 miliar; Vietnam meningkat sebesar 7,61% yaitu dari US$ 6,6 miliar menjadi US$ 7,1 miliar; Belanda meningkat sebesar 5,66% sehingga menjadi US$ 878,3 juta; Jerman meningkat sebesar 4,63% sehingga menjadi US$ 1,4 miliar; dan Hongkong naik sebesar 1,34%, sehingga menjadi US$ 6,6 miliar. Sementara itu, negara-negara asal impor Korea Selatan pada periode Januari-Maret 2016 yang tumbuh positif, antara lain Brunei naik 43,31%, Meksiko (37,42%), Vietnam (36,45%), Peru (31,14%), Republik Czech (23,14%), dan Hongaria (19,56%), serta dari Irlandia dan Israel yang masing-masing naik sebesar 8,38% dan 8,36%. B. Perkembangan Perdagangan Bilateral Korea Selatan dengan Indonesia 1. Total perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan pada periode Januari-Maret 2016 sebesar US$ 3,59 miliar, turun 18,66% dibanding periode Januari-Maret 2015. Total perdagangan periode Januari-Maret 2016 tersebut, terdiri dari ekspor Indonesia ke Korea Selatan sebesar US$ 2,10 miliar yang turun 12,92% dibanding periode yang sama tahun 2015, yang tercatat sebesar US$ 2,39 miliar, dan impor Indonesia dari Korea Selatan sebesar US$ 1,52 miliar yang turun 25,41% dibanding periode yang sama tahun 2015 yang mencapai US$ 2,03 miliar. Neraca perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 563,8 juta, atau naik 58,45% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, yang tercatat surplus bagi Indonesia sebesar US$ 355,8 juta. 2. Nilai ekspor non-migas Indonesia turun sebesar 7,25% yaitu dari US$ 1,68 miliar pada periode Januari-Maret 2015 menjadi US$ 1,56 miliar untuk periode yang sama pada tahun 2016. Neraca perdagangannya dengan Korea Selatan pada periode JanuariMaret 2016, tercatat surplus bagi Indonesia sebesar US$ 230,8 juta. Demikian juga, neraca migas antara Indonesia dengan Korea Selatan tercatat surplus sebesar US$ 333,0 juta pada periode ini. 3. Pada periode Januari-Maret 2016 produk ekspor non-migas Indonesia ke Korea Selatan dengan peningkatan cukup besar adalah scrap logam dan kayu dan article yang meningkat sebesar 222,8% dan 31,4%. C. Informasi Lainnya 1. Industri Baja Korea Melirik Meksiko Perusahaan raksasa baja nasional, POSCO Group dan Hyundai Steel, telah memilih Meksiko sebagai negara strategis untuk memperluas kehadiran mereka di pasar global. Sebuah jalan keluar untuk Amerika Latin, langsung pada bagian selatan AS, pasar otomotif terbesar di dunia, Meksiko telah dianggap sebagai basis produksi yang optimal untuk pelat baja cold-rolled untuk produksi mobil. Menurut pejabat di POSCO dan Layanan Pengawas Keuangan, POSCO-Amerika, afiliasi kelompok di AS, mengakuisisi distributor baja lokal dan perusahaan sumber daya manusia di Mexico City. Aset kedua perusahaan 'diperkirakan mencapai 55.7 milyar ($ 48 juta) dan ₩ 79 juta won. Langkah tersebut diyakini menjadi bagian dari upaya POSCO untuk mendorong pertumbuhan perusahaan. Sejak ditunjuknya ketua group Kwon Oh-joon pada bulan Maret 2014, kelompok ini telah mengalami rekonstruksi besar-besaran untuk meningkatkan keuangannya. Kelompok ini menjual total 34 afiliasi di dalam negeri dan di luar negeri tahun lalu dan diperkirakan untuk menjual lebih dari 35 unit yang tersisa tahun ini. Sementara itu, POSCO telah membuka empat pabrik baja cold-rolled di Meksiko selama sepuluh tahun terakhir. Produksi tahunan dari empat pabrik gabungan sekarang mencapai 560.000 ton per tahun, dan pembuat mobil global seperti Nissan, Honda, Mazda, Volkswagen dan Ford adalah klien utama POSCO. "Serangkaian rekonstruksi dan konsentrasi pada operasi baja cold-rolled di Meksiko merupakan bagian dari upaya group untuk memaksimalkan keuntungan dan menormalkan keuangannya," kata seorang pejabat POSCO. "Meksiko dianggap menjadi lokasi yang ideal bagi kami karena dekat ke AS, pasar mobil terbesar di dunia. POSCO akan terus merekonstruksi afiliasi rendah-profit dan fokus pada operasinya di Meksiko." Perusahaan ini baru saja menyelesaikan pembangunan pusat layanan baja (SSC) di kota Meksiko timur laut Monterrey, bersiap-siap untuk memasuki pasar Amerika Latin. Setelah minggu persiapan, SSC akan mulai beroperasi dari akhir bulan ini. Operasi SSC di Monterrey adalah bagian dari gerakan Hyundai Motor Group untuk memperluas lini produksi di luar negeri. SSC baru akan meningkatkan produksi mobil group di Meksiko. SSC di Meksiko diharapkan dapat menghasilkan pelat baja coldrolled untuk sekitar 400.000 mobil setiap tahun. "The SCC di Meksiko akan melengkapi produksi dalam negeri dari pelat baja coldrolled yang akan membuat setengah dari produksi mobil di Korea," kata seorang pejabat Hyundai Steel. 2. Permintaan Hubungan Dagang Pada bulan April 2016, inquiry yang masuk tercatat permintaan produk diantaranya produk perikanan (pada bulan Mei buyer akan berkunjung ke Indonesia, dan rencananya akan dipertemukan dengan supplier produk perikanan yang berada di Manado, Bitung dan di Surabaya), kopi, dan juga produk makanan. Inquiries ini sdh ditindaklanjuti dengan meneruskannya kepada perusahaan terkait di Indonesia. Sumber : Laporan Atdag Seoul, Korea Selatan, April 2016