Komitmen kebijakan pemerintahan dan pembangunan adalah

advertisement
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
TAHUN 2013
3.1
Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan, dimana Rancangan
Kerangka
Ekonomi
Daerah
menggambarkan
kondisi ekonomi makro dan analisis
perekonomian daerah, sebagai gambaran umum perekonomian Kabupaten Berau yang
sesuai dengan RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2011 – 2015.
Berdasarkan analisis terhadap indikator makro ekonomi Kabupaten Berau,
serta dengan
memperhatikan
kondisi ekonomi Daerah, Nasional dan Global, maka
kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Berau pada tahun 2013 diarahkan pada pertumbuhan
ekonomi dengan percepatan yang lebih tinggi, terjaganya stabilitas ekonomi makro dan
dengan pembenahan yang sungguh-sungguh pada sektor riil,
mendorong peningkatan
investasi dan menciptakan lapangan kerja, serta prioritas pembangunan perekonomian
pada sektor yang memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB.
Komitmen kebijakan pemerintahan dan pembangunan adalah memelihara
stabilitas ekonomi makro yang berkelanjutan memantapkan sektor keuangan pemerintah
daerah, meningkatkan kualitas pertumbuhan dan mengatasi masalah pengangguran serta
kemiskinan melalui penciptaan iklim dan investasi yang lebih baik. Dengan demikian
diharapkan kondisi tersebut menstimulus perbaikan kinerja ekonomi daerah dan
selanjutnya akan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
perbaikan perekonomian masyarakat secara umum.
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha yang
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,memperluas lapangan pekerjaan,
pembagian pendapatan masyarakat yang merata, meningkatkan hubungan ekonomi antar
daerah, serta mengusahakan terjadinya pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer
ke sektor sekunder atau tersier. Dan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi tersebut
mutlak diperlukan perencanaan, pengendalian dan evaluasi yang tepat, agar pembangunan
yang dilaksanakan bisa tepat waktu dan tepat sasaran sehingga dapat memaksimalkan
sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial yang
merupakan dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan
perencanaan anggaran berbasis kinerja.
3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Kabupaten Berau
Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dengan perekonomian
regional, perekonomian nasional bahkan perekonomian global. Ada faktor-faktor
perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti yang menyangkut
kebijakan pemerintah pusat yang menyangkut sektor moneter maupun sektor riil.
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 68
Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau sebesar 8,03
persen, mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 sebesar
5,98 persen, kenaikan atau pertumbuhan didominasi oleh sektor pertambangan dan
penggalian sebesar Rp. 4.213,59 milyar PDRB atas dasar harga berlaku, mengalami
kenaikan dibanding tahun2009 yaitu sebesar Rp. 3.216,29 milyar, sedangkan PDRB
atas dasar harga konstan 2000, pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.739,94 milyar
mengalami kenaikan dibanding tahun 2009 sebesar Rp. 1.519,38 milyar.
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara umum dibagi ke dalam nilai atas
dasar harga berlaku dan nilai atas dasar harga konstan (harga konstan tahun 2000).
1. PDRB Harga Berlaku
Kinerja pembangunan perekonomian di Kabupaten Berau di tahun 2010 mengalami
pertumbuhan sebesar 8,03 persen meningkat dibanding tahun 2009 yaitu sebesar 5,98 persen.
Nilai PDRB Kabupaten Berau atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2010 mencapai Rp.
3.690,40 milyar, sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 3.415,98 milyar, jika dilihat
berdasarkan harga berlaku, PDRB tahun 2010 naik sebesar Rp. 1.289,65 milyar, yaitu dari Rp.
6.605,27 milyar pada tahun 2009 menjadi Rp. 7.894,92 milyar di tahun 2010 sehingga
mengalami peningkatan sebesar 19,52 persen.
Tabel III.1
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU
MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2006 – 2010 ( Juta Rupiah )
Tahun
PDRB Adhb
PDRB Adhk
(1)
(2)
(3)
2006
3.971.723,33
2.784.399,21
2007
4.344.727,53
2.943.040,27
2008
5.859.179,94
3.223.210,47
2009
6.605.267,80
3.415.984,23
2010
7.894.919,67
3.690.404,41
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 69
Gambaran selengkapnya akan diuraikan pada bagian berikut:
Tabel III.2
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU
MENURUT LAPANGAN USAHA
Tahun 2006-2010
(JUTA RUPIAH)
LAPANGAN USAHA
2006
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. PERTANIAN
792,838.06
833,473.87
893,199.52
963,044.08
1,041,495.89
113,860.79
131,322.62
158,091.68
177,499.14
200,311.85
b. Tanaman Perkebunan
84,522.99
91,007.76
96,301.72
105,101.22
120,514.81
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
13,217.68
13,819.15
14,018.96
15,480.37
18,104.06
d. Kehutanan
418,330.09
415,924.58
422,678.13
432,741.31
438,737.56
e. Perikanan
162,906.52
181,399.76
202,109.03
232,222.05
263,827.61
1,496,464.26
1,638,768.92
2,804,361.50
3,216,292.14
4,213,588.57
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1,489,211.25
1,630,952.67
2,795,974.01
3,206,513.43
4,202,365.64
7,253.01
7,816.25
8,387.48
9,778.72
11,222.93
584,757.49
643,022.53
676,855.93
705,099.01
745,056.22
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
b. Industri Tanpa Migas
584,757.49
643,022.53
676,855.93
705,099.01
745,056.22
b1. Industri Makanan
1,192.83
1,474.93
1,832.46
1,898.30
2,208.69
517.12
597.99
690.53
787.66
875.33
5,816.77
6,059.07
6,288.76
6,494.46
6,852.30
b4. Industri Bahan Kertas
572,558.36
629,500.42
661,740.71
689,002.96
727,291.75
b5. Industri Bahan Galian
2,474.76
2,934.75
3,407.38
3,820.61
4,342.31
b6. Industri Lainnya
2,197.65
2,455.36
2,896.07
3,095.01
3,485.86
7,156.99
8,675.56
9,505.23
10,411.89
11,670.93
6,661.51
8,106.84
8,867.67
9,676.16
10,841.06
495.48
568.72
637.56
735.74
829.87
44,686.16
52,515.99
60,120.17
71,707.07
82,398.81
503,993.09
562,683.92
656,903.85
784,045.07
891,329.60
481,005.72
538,349.94
629,728.00
752,679.11
856,290.91
7,896.47
8,822.71
10,004.59
12,373.76
14,419.34
15,090.89
15,511.28
17,171.26
18,992.21
20,619.34
339,467.74
378,996.11
415,549.50
448,436.05
486,735.69
a. Tanaman Bahan Makanan
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
a. Minyak dan Gas Bumi
b. Pertambangan Tanpa Migas
c. Penggalian
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
a. Industri Migas
b2. Industri Tekstil
b3. Industri Kayu
4. LISTRIK, GAS DAN AIR MINUM
a. Listrik
b. Air Minum
5. BANGUNAN
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
a. Perdagangan
b. Hotel
c. Restoran
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
a. Angkutan
311,444.31
347,333.69
381,184.30
404,248.75
434,682.30
a1. Angkutan Darat
48,290.96
54,055.70
56,307.52
60,098.57
61,004.69
a2. Angkutan Laut
242,224.61
265,657.65
289,051.83
301,755.11
324,274.79
6,547.70
8,446.47
11,510.01
13,053.75
14,407.95
12,549.30
17,212.81
22,150.73
26,888.92
32,219.68
1,831.74
1,961.06
2,164.21
2,452.41
2,775.20
28,023.44
31,662.42
34,365.19
44,187.30
52,053.39
26,118.03
28,118.17
29,793.52
37,768.43
45,025.56
1,905.41
3,544.25
4,571.67
6,418.87
7,027.83
25,878.10
28,435.65
38,255.32
40,066.02
45,650.10
a3. Angkutan Sungai dan Penyeberangan
a4. Angkutan Udara
a5. Jasa Penunjang Angkutan
b. Komunikasi
b1. Komunikasi
b2 Jasa Penunjang Komunikasi
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA
PERUSAHAAN
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 70
a. Bank
1,929.86
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
2,786.81
3,165.61
3,590.84
2,671.61
3,055.55
4,501.03
4,944.10
6,234.42
20,773.66
22,286.23
30,334.37
31,245.86
35,022.76
502.97
635.61
633.11
710.45
802.08
176,481.44
198,154.99
304,428.92
366,166.45
376,993.86
165,361.56
186,361.56
288,906.18
349,815.56
359,455.56
11,119.88
11,793.43
15,522.74
16,350.89
17,538.30
3,659.91
4,028.08
4,782.40
5,494.13
5,874.00
398.01
433.99
632.25
703.97
771.86
7,061.97
7,331.36
10,108.08
10,152.80
10,892.44
3,971,723.33
4,344,727.53
5,859,179.94
6,605,267.80
7,894,919.67
c. Sewa Bangunan
d. Jasa Perusahaan
9. JASA-JASA
a. Pemerintahan Umum
b. Swasta
b1. Jasa Sosial Kemasyarakatan
b2. Jasa Hiburan dan Rekreasi
b3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
2,458.25
Sampai dengan tahun 2010 struktur ekonomi Kabupaten Berau masih didominasi
oleh tiga sektor utama yaitu sektor pertambangan dan penggalian ( 53,37 % ), pertanian
(13,19 % ) dan perdagangan, hotel dan restoran (11,29 % ). Adapun nilai tambah untuk
masing-masing sektor terhadap PDRB secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 2
berikut :
Tabel III.3
PROSENTASE DISTRIBUSI PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT
LAPANGAN USAHA TAHUN 2006 – 2010 ( % )
No.
Lapangan Usaha
1.
Pertanian
2.
Pertambangan dan penggalian
3.
Industri Pengolahan
4.
Listrik dan Air
5.
Bangunan
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
8.
Bank dan Lembaga keuangan lainnya.
9.
Jasa-jasa
Sumber data : BPS Kabupaten Berau
2006
Tahun
2007
2008
2009
2010
19,96
37,68
14,72
0,18
1,13
12,69
8,55
0,65
4,44
19,18
37,72
14,80
0,20
1,21
12,95
8,72
0,65
4,56
15,24,
47,86
11,55
0,16
1,03
11,21
7,09
0,65
5,20
14,58
48,69
10,68
0,16
1,09
11,87
6,79
0,61
5,54
13,19
53,37
9,44
0,15
1,04
11,29
6,17
0,56
4,78
Berdasarkan data pada tabel 2 diatas, dapat dikatakan bahwa struktur ekonomi
Kabupaten Berau masih didominasi oleh sektor primer dengan prosentase nilai
tambah bruto terhadap PDRB pada tahun 2010 sebesar 66,56 persen yaitu sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 53,37 persenserta sebesar 13,19 persen
pada sektor pertanian, sedangkan pada tahun 2009 sektor primer sebesar 63,27
persen sehingga pada sektor primer mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen.
Peningkatan sektor primer yang terbesar adalah sub sektor pertambangan
batubara, sehingga Kabupaten Berau dapat dikatakan merupakan daerah
pertambangan, dikarenakan
sektor ini menjadi sektor utama yang terbesar
peranannya dalam perekonomian daerah. Urutan berikutnya adalah sektor tersier
sebesar 22,81 persen dan sektor sekunder sebesar 10,63 persen nilai tambah bruto
terhadap total PDRB Kabupaten Berau. Sehingga kalau kita perhatikan bahwa
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 71
sektor primer mengalami peningkatan yang cukup besar dan sektor tersier dan
sekunder cenderung mangalami penurunan terhadap pembentukan PDRB. Peran
pemerintah untuk lebih perhatian terhadap sektor tersier yang dipimpin sektor
perdagangan, hotel dan restoran karena sektor dibangun dari sektor – sektor yang
tidak tergantung pada sumber daya alam.
2. PDRB Harga Konstan
PDRB harga konstan menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun berdasarkan tahun dasar.
Adapun tahun dasar yang ditetapkan adalah tahun 2000, mengingat kondisi
perekonomian nasional pada tahun tersebut lebih baik dan lebih stabil.
Secara sektoral pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian
ditahun 2010 mencapai 14,52 persen lebih besar dibanding tahun sebelumnya
yaitu sebesar 8,99 persen. Pertumbuhan ini disumbang oleh peningkatan aktivitas
ekonomi sub sektor pertambangan batu bara. Sektor pertanian mangalami
perlambatan dalam pertumbuhannya dan hanya dua subsektor yang mengalami
peningkatan yaitu sub sektor perkebunan sebesar 8,86 persen pada tahun 2010
meningkat dibanding tahun2009 yaitu sebesar 4,27 persen dan yang kedua sub
sektor peternakan sebesar 9,85 persen pada tahun 2010 terdapat peningkatan 1,51
persen dibanding tahun sebelumnya. Sub sektor pertanian yang mengalami
perlambatan pertumbuhan yaitu subsektor tanaman bahan makanan sebesar 5,00
persen pada tahun 2010 lebih rendah dibanding tahun 2009 sebesar 7,01 persen,
selanjutnya subsektor perikanan sebesar 6,55 persen pada tahun 2010 lebih
rendah dibanding tahun 2009 sebesar 11,34 persen kedua subsektor melambat
dikarenakan cuaca yang tidak menentu khususnya di Kabupaten Berau, dan yang
ketiga adalah subsektor kehutanan sebesar 0,22 persen pada tahun 2010 lebih
rendah dibandingkan tahun 2009 sebesaar 1,29 ditahun 2009 perlambatan
tersebut dikarenakan pemerintah berkomitmen untuk membatasi penebangan dan
pemanfaatan subsektor kehutanan tersebut.
Industri pengolahan, sub sektor ini yang ada di Kabupaten Berau yaitu
industri pengolahan tanpa migas terdiri dari Industri makanan, tekstil, kayu, bahan
kertas, bahan galian dan industri lainnya. yang mengalami peningkatan di
subsektor ini adalah Industri makanan, tekstil, bahan galian dan industri lainnya,
sedangakan yang mengalami perlambatan yaitu industri kayu dan industri bahan
kertas namun secara keseluruhan sektor ini mengalami peningkatan pada tahun
2010 yaitu sebesar 0,20 persen dibanding tahun 2009 sebesar 0,09 persen.
Listrik dan air minum masing – masing berturut –turut mengalami
pertumbuhan sebesar 3,93 persen dan 7,40 persen lebih rendah pertumbuhannya
dibanding tahun 2009 yang sebesar 4,92 persen untuk listrik dan air minum
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 72
sebesar 9,07 persen. Dan sektor –sektor yang mengalami perlambatan
pertumbuhannya adalah sektor Bangunan yaitu sebesar 4,57 persen lebih rendah
dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 8,62, sektor Perdagangan yang
mengalami peningkatan adalah subsektor Perhotelan dan subsektor Restoran yaitu
sebesar 4,77 persen pada tahun 2010 meningkat dari tahun sebelumnya yaitu pada
tahun 2009 sebesar 3,29 persen untuk subsektor Perhotelan, sedangkan subsektor
restoran pada tahun 2010 sebesar 2,78 persen meningkat dari tahun sebelumnyab
yaitu sebesar 1,39 persen, sedangkan Pengangkutan dan Komunikasi serta Jasa –
jasa
jika dibandingkan tahun sebelumnya secara keseluruhan mengalami
perlambatan
pertumbuhan.
Sedangkan
Keuangan,
Persewaan
dan
Jasa
Perusaahaan mengalami peningkatan pertumbuhan yang sangat segnifikan yaitu
sebesar 9,14 persen pada tahun 2010 meningkat dibanding tahun 2009 sebesar
1,85 persen. Lihat tabel berikut :
Tabel III.4
Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 menurut lapangan Usaha
Tahun 2006 – 2010.
No.
Tahun
Lapangan usaha
2006
2007
2008
2009
2010
1.
Pertanian
3,95
3,20
3,07
4,01
2,99
2.
Pertambangan dan Penggalian
2,36
7,20
8,25
8,99
14,52
3.
Industri pengolahan
2,40
3,69
1,33
0,09
0,20
4.
Listrik dan Air Minum
2,68
4,46
4,95
5,27
4,23
5.
Bangunan
5,25
5,52
6,43
8,62
4,57
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
4,22
6,05
6,37
5,13
4,45
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
2,99
6,76
5,23
6,16
4,08
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
5,24
5,30
1,98
1.85
9,14
9.
Jasa-Jasa
4,56
4,96
5,02
3,87
1,31
1,17
5,60
5,66
5,98
8,03
PDRB
Sumber data : BPS Kabupaten Berau
Dari tabel 2 diatas terlihat jelas bahwa pertumbuhan pada sektor
Pertambangan dan penggalian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan. Disektor pertambangan pertumbuhan didominasi oleh subsektor
pertambangan
batu
bara
sedangkan
sektor
keuangan
disumbang
oleh
pertumbuhan subsektor bank, sewa bangunan dan lembaga keuangan bukan bank.
Gambaran selengkapnya akan diuraikan pada bagian berikut:
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 73
Tabel III.5
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2006-2010
(Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA
2006
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
1. PERTANIAN
a. Tanaman Bahan Makanan
b. Tanaman Perkebunan
c. Peternakan dan hasil-hasilnya
d. Kehutanan
e. Perikanan
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
a. Minyak dan Gas Bumi
b. Pertambangan Tanpa Migas
c. Penggalian
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
a. Industri Migas
b. Industri Tanpa Migas
b1. Industri Makanan
b2. Industri Tekstil
b3. Industri Kayu
b4. Industri Bahan Kertas
b5. Industri Bahan Galian
b6. Industri Lainnya
626,684.74
71,110.95
62,483.56
10,925.51
396,698.50
85,466.22
643,798.31
80,524.14
66,785.16
11,419.33
393,532.46
91,537.21
663,385.47
90,869.99
68,830.83
11,633.22
392,531.43
99,520.01
690,019.04
97,239.54
71,768.15
12,603.85
397,602.97
110,804.52
710,624.94
102,100.50
78,123.25
13,845.02
398,492.07
118,064.11
1,093,853.73 1,179,991.02 1,394,066.57 1,519,367.70
0.00
0.00
0.00
0.00
1,089,870.38 1,175,814.44 1,389,821.92 1,514,713.02
3,983.36
4,176.58
4,244.65
4,654.69
1,739,944.21
0.00
1,734,895.56
5,048.65
388,044.78
0.00
388,044.78
753.00
340.00
4,997.54
378,795.15
1,652.41
1,506.68
402,280.96
0.00
402,280.96
862.83
374.31
5,115.51
392,388.68
1,906.12
1,633.52
407,436.68
0.00
407,436.68
992.64
419.24
5,234.29
396,936.14
2,095.50
1,758.86
407,785.32
0.00
407,785.32
1,003.78
477.49
5,381.57
396,797.09
2,312.89
1,812.51
408,604.93
0.00
408,604.93
1,091.93
529.67
5,457.59
396,936.14
2,621.66
1,967.94
3,248.72
2,981.98
266.75
3,393.47
3,114.02
279.44
3,561.54
3,261.53
300.01
3,749.25
3,422.03
327.22
3,907.98
3,556.55
351.43
28,726.63
30,311.47
32,260.51
35,039.85
36,639.89
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
a. Perdagangan
b. Hotel
c. Restoran
349,729.35
335,431.42
5,422.17
8,875.76
370,496.87
355,859.33
5,649.35
8,988.19
394,072.45
379,049.89
5,841.34
9,181.22
414,292.16
398,950.21
6,033.34
9,308.62
432,715.87
416,827.27
6,321.33
9,567.27
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
a. Angkutan
a1. Angkutan Darat
a2. Angkutan Laut
a3. Angkutan Sungai dan
a4. Angkutan Udara
a5. Jasa Penunjang Angkutan
b. Komunikasi
b1. Komunikasi
b2 Jasa Penunjang Komunikasi
191,411.76
173,961.90
28,548.55
133,592.77
3,789.98
6,960.84
1,069.75
17,449.87
16,219.03
1,230.83
204,882.03
185,818.89
31,349.90
142,104.48
3,822.58
7,415.33
1,126.59
19,063.14
16,880.37
2,182.78
215,939.68
195,907.73
32,211.78
149,651.38
4,638.52
8,196.83
1,209.22
20,031.95
17,323.49
2,708.47
229,235.16
205,104.92
33,695.22
156,214.00
4,896.22
8,997.86
1,301.61
24,130.24
20,363.46
3,766.78
238,584.65
212,202.17
34,072.77
161,392.54
5,177.70
10,135.67
1,423.49
26,382.48
22,418.39
3,964.10
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA
PERUSAHAAN
a. Bank
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
c. Sewa Bangunan
d. Jasa Perusahaan
16,047.24
17,008.51
17,107.02
17,423.53
19,015.74
843.68
1,588.82
13,322.63
292.11
1,014.31
1,655.49
14,000.78
337.93
806.55
1,753.77
14,231.68
315.02
875.11
1,833.66
14,382.56
332.20
963.45
2,117.77
15,585.13
349.38
9. JASA-JASA
a. Pemerintahan Umum
b. Swasta
b1. Jasa Sosial Kemasyarakatan
b2. Jasa Hiburan dan Rekreasi
b3. Jasa Perorangan dan Rumah
86,652.26
79,439.35
7,212.91
2,562.28
290.34
4,360.30
90,877.74
83,395.96
7,481.79
2,753.53
301.82
4,426.44
95,380.55
87,589.05
7,791.50
2,982.18
327.86
4,481.47
99,072.21
91,039.27
8,032.93
3,196.36
347.77
4,488.80
100,366.21
92,047.54
8,318.67
3,279.74
355.64
4,683.29
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 2,784,399.21 2,943,040.37 3,223,210.47 3,415,984.23
3,690,404.41
4. LISTRIK, GAS DAN AIR MINUM
a. Listrik
b. Air Minum
5. BANGUNAN
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 74
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 , maka dalam pengelolaan keuangan
daerah harus sesuai dengan prosedur, dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisiensi, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab
dengan memeprhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
Pengelolaan Keuangan Daerah dilaksanakan dalam suatu system yang terintegrasi
yang salah satunya diwujudkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).
Penyusunan APBD sesuai dengan peraturan perundangan diawali dengan
proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) yang
hasilnya dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD),
selanjutnya dipergunakan sebagai dasar penyusunan Kebijakan Umum Anggaran
(KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Anggaran Pendapatan
Belanja dan Belanja Daerah adalah salah satu wujud dari pengelolaan keuangan
negara yang dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Penyusunan APBD harus disesuaikan
dengan kebutuhan pembangunan daerah yang dinamis diseimbangkan dengan
prioritas pembangunan yang relevan berdasarkan kemampuan keuangan daerah,
sinkronisasi dan integrasi kebijakan
pemerintah pusat, provinsi sesuai dengan
kondisi riil di lapangan.
Berdasarkan perkembangan ketentuan atau peraturan-peraturan dibidang
keuangan, maka disusun kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah, sebagai
berikut :
a. Pendapatan dari Pemerintah Pusat yang diperoleh dari bagian daerah atas Dana
Perimbangan menjadi andalan utama bagi pendapatan daerah, sedangkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan faktor penunjang,
b. Komposisi belanja daerah, didasarkan pada kebutuhan obyektif, efektif dan efisien
dengan tetap memperhatikan kebutuhan atau sasaran kegiatan untuk memperoleh
hasil optimal, sesuai prinsip anggaran yang berbasis kinerja.
c. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban
daerah dalam tahun anggaran yang berkenaan harus dimasukkan dalam APBD,
sedangkan surplus penerimaan daerah dapat digunakan untuk membiayai
pengeluaran daerah dan defisit anggaran dapat ditutup dari pembiayaan.
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 75
d. Disiplin anggaran yang diperhatikan dalam pengelolaan keuangan Daerah antara
lain bahwa;
(1). Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan
belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
(2). Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian
tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan
melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi kredit
anggarannya dalam APBD/Perubahan APBD.
e. Asas umum dalam pengelolaan keuangan daerah yaitu :
(1). Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang
terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan
dengan peraturan daerah.
(2). Hak dan kewajiban daerah diwujudkan dalam bentuk Rencana Kerja
Pemerintah Daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja dan
pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah.
(3). Penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi didanai dari APBD.
(4). APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan
kemampuan pendapatan daerah.
(5). APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi.
Kebijakan dalam pengelolaan APBD memegang peranan yang sangat strategis
dalam mencapai sasaran pembangunan daerah karena APBD merupakan salah satu
instrument penting kebijakan fiskal daerah. Kebijakan Desentralisasi Fiskal Daerah
mengandung tiga misi utama yaitu menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
sumberdaya, meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat
dan memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta
(berpartisipasi) dalam proses pembangunan.
Desentralisasi fiscal mempunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan
ekonomi yang tinggi apabila desentralisasi fiscal dipusatkan pada pengeluaran /
belanja public. Desentralisasi fiscal yang diukur dengan pengeluaran pemerintah
daerah menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan di daerah-daerah.
Dengan adanya transfer dana dari pemerintah pusat dan kewenangan yang luas
kepada daerah untuk mengelola dan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada
memberi efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Daerah
mempunyai
kelebihan
(kesempatan
lebih luas)
dalam membuat
anggaran
perbelanjaan agar lebih efisien dengan memenuhi kebutuhan masyarakat karena
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 76
lebih mengetahui keadaan riil yang terjadi dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Penganggaran pada belanja bidang infrastruktur dan sektor social pada pemerintah
daerah akan memacu pertumbuhan ekonomi local. Pertumbuhan ekonomi yang
dipacu oleh pengeluaran pemerintah dan swasta berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kesempatan kerja. Untuk menyerap besarnya laju pertumbuhan tenaga kerja
yang cenderung meningkat terus menerus, diperlukan upaya-upaya yang mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi baik oleh pemerintah maupun
swasta, karena investasi tidak hanya menciptakan permintaan tapi juga memperbesar
kapasitas produksi. Dengan meluasnya kesempatan kerja, akses masyarakat untuk
mendapatkan
penghasilan
makin
besar.
Dengan
meningkatnya
penghasilan
masyarakat maka dampak yang lebih luas adalah adanya peningkatan kesejahteraan
masyarakat karena dapat memenuhi kebutuhan primernya / basic needs (sandang,
pangan, papan, kesehatan dan pendidikan) bahkan kebutuhan sekunder dan
tersiernya. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat maka tingkat
kemiskinan di masyarakat-pun akan berkurang, karena kemiskinan dan kesejahteraan
ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Selain terus memprioritaskan pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiscal,
Pemerintah hendaknya juga mendukung dan melaksanakan
dalam administrasi keuangan daerah,
kebijakan reformasi
dimana antara lain tercermin dalam
penyusunan anggaran berbasis kinerja, sebagai salah satu langkah perubahan dalam
upaya membangun sebuah pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Oleh karena
itu pengelolaan APBD harus melalui tiga tahapan penting yaitu mulai dari
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan/pengendalian. Dalam paradigma baru
dalam manajemen pengelolaan keuangan daerah, perencanaan harus memenuhi
karakteristik sebagai berikut:
a. Berorientasi pada kepentingan publik / masyarakat luas
b. Disusun berdasarkan pendekatan kinerja
c. Mempunyai keterkaitan yang erat antara pengambil kebijakan (decision maker) di
DPRD dengan perencanaan operasional oleh Pemerintah Daerah dan penganggaran
pada unit kerja (SKPD)
d. Terdapat upaya-upaya untuk mensinergikan hubungan antara APBD, system dan
prosedur pengelolaan keuangan daerah, lembaga pengelola keuangan daerah dan
unit-unit pengelola layanan publik dalam pengambilan keputusan.
3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Pendapatan daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal
1 ayat 13 merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun terkait.
Pendapatan Daerah menurut PP No.55 Tahun 2005 dikelompokkan atas:
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 77
a) PAD, yaitu pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD pada
umumnya terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang Sah;
b) Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada
daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana perimbangan terdiri dari
dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus;
c) Lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi hibah, dana darurat, DBH pajak
dari provinsi kepada kabupaten/kota, dana penyesuaian dan otsus, serta
bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemda lainnya.
Berdasarkan Hasil analisis kondisi ekonomi daerah maka proyeksi keuangan
daerah dan kerangka pendanaan Kabupaten Berau yang selanjutnya dilakukan
analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah yang kemudian dituangkan
Tabel Data Estimasi Pendapatan Daerah Tahun 2013, sebagai berikut:
Tabel III.6
PEMERINTAH KABUPATEN BER AU
ANGGARAN TAHUN 2012 DAN RANCANGAN ANGGARAN TAHUN 2013
KODE
JENIS PAJAK / RETRIBUSI
REKENING
1
2
ANGGARAN
RANCANGAN ANGGARAN
TAHUN 2012
TAHUN 2013
3
4
%
4
BAGIAN 4.1.
BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
4.1.1.
Pajak Daerah
11,968,626,500.00
18,086,500,000.00
151.12%
4.1.2.
Retribusi Daerah
7,056,314,500.00
7,786,864,500.00
110.35%
4.1.3.
Hasil Perusahaan Milik Daerah & Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
23,080,000,000.00
28,730,000,000.00
124.48%
4.1.4.
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Syah
44,779,480,000.00
42,770,000,000.00
95.51%
Jumlah Bagian 4.1.
86,884,421,000.00
97,373,364,500.00
112.07%
30,400,000,000.00
53,200,000,000.00
175.00%
BAGIAN 4.2.
BAGIAN DANA PERIMBANGAN
4.2.1.01.
4.2.1.02.
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam
526,330,000,000.00
739,524,640,654.00
140.51%
4.2.2.
Dana Alokasi Umum
340,428,344,000.00
444,693,316,000.00
130.63%
4.2.3.
Dana Alokasi Khusus
0.00
0.00
897,158,344,000.00
1,237,417,956,654.00
137.93%
100.00%
Jumlah Bagian 4.2.
0.00%
BAGIAN 4.3.
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SYAH
4.3.1.02.
Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
118,155,842,593.15
118,155,842,593.15
4.3.1.03.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
0.00
0.00
0.00%
4.3.1.04.
Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
0.00
0.00
0.00%
118,155,842,593.15
118,155,842,593.15
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu
0.00
0.00
0.00%
Jumlah Bagian 6.1.
0.00
0.00
0.00%
Jumlah Pendapatan ( Bagian 4.1 + 4.2 + 4.3 )
1,102,198,607,593.15
1,452,947,163,747.15
131.82%
JUMLAH SELURUHNYA
1,102,198,607,593.15
1,452,947,163,747.15
131.82%
Jumlah Bagian 4.3.
100.00%
BAGIAN 6.1.
PEMBIAYAAN
6.1.
6.1.1.
Penerimaan Daerah
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 78
Gambaran selengkapnya dari Tabel III.6 akan diuraikan pada bagian berikut:
Tabel III.7
ANGGARAN TAHUN 2012 DAN RANCANGAN ANGGARAN TAHUN 2013
KODE
REKENING
1
JENIS PAJAK / RETRIBUSI
2
TAHUN 2012
3
RANCANGAN
ANGGARAN
TAHUN 2013
4
722,752,000.00
405,579,000.00
63,184,000.00
212,887,500.00
3,504,324,000.00
538,400,000.00
1,500,000.00
20,000,000.00
4,000,000,000.00
2,500,000,000.00
0.00
1,200,000,000.00
3,500,000,000.00
125,000,000.00
250,000,000.00
4,500,000,000.00
500,000,000.00
1,500,000.00
10,000,000.00
2,500,000,000.00
2,500,000,000.00
3,000,000,000.00
166.03%
862.96%
197.83%
117.43%
128.41%
92.87%
100.00%
50.00%
62.50%
100.00%
0.00%
11,968,626,500.00
18,086,500,000.00
151.12%
320,000,000.00
77,000,000.00
320,000,000.00
77,000,000.00
100.00%
100.00%
ANGGARAN
%
4
BAGIAN 4.1.
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pos 4.1.1.
Pajak Daerah
4.1.1.01.
4.1.1.02.
4.1.1.03.
4.1.1.04.
4.1.1.05.
4.1.1.06.
4.1.1.07.
4.1.1.08.
4.1.1.09.
4.1.1.10.
Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pajak Parkir
Pajak Air Bawah Tanah
Pajak Sarang Burung Walet
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan & Perkotaan
JUMLAH 4.1.1.
Pos 4.1.2.
Retribusi Daerah
4.1.2.01.01.1
4.1.2.01.02
4.1.2.01.03
4.1.2.01.05
4.1.2.01.06
4.1.2.01.07
4.1.2.02.01
4.1.2.02.04
4.1.2.02.06
4.1.2.02.08
4.1.2.02.09
4.1.2.02.13
4.1.2.03.01
4.1.2.03.03
4.1.2.03.04
4.1.2.03.05
Retribusi Pelayanan Kesehatan
Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan
Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP & Akte Catatan
Sipil
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jl. Umum
Retribusi Pelayanan Pasar
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Retribusi Terminal
Retribusi Tempat Khusus Parkir
Retribusi Tempat Penginapan / Pesanggrahan / Villa
Retribusi Rumah Potong Hewan
Retribusi Pelayanan Kepelabuhan
Retribusi Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha Daerah
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Retribusi Izin Gangguan
Retribusi Izin Trayek
Retribusi Izin Usaha Perikanan
JUMLAH 4.1.2.
163,026,500.00
163,026,500.00
100.00%
347,063,000.00
1,282,200,000.00
95,935,000.00
0.00
769,450,000.00
7,500,000.00
0.00
148,865,000.00
40,000,000.00
0.00
15,000,000.00
3,172,300,000.00
480,000,000.00
7,500,000.00
130,475,000.00
347,063,000.00
1,282,200,000.00
95,935,000.00
0.00
1,500,000,000.00
7,500,000.00
0.00
148,865,000.00
40,000,000.00
0.00
15,000,000.00
3,172,300,000.00
480,000,000.00
7,500,000.00
130,475,000.00
100.00%
100.00%
100.00%
0.00%
194.94%
100.00%
0.00%
100.00%
100.00%
0.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
7,056,314,500.00
7,786,864,500.00
110.35%
730,000,000.00
1,350,000,000.00
21,000,000,000.00
730,000,000.00
1,500,000,000.00
26,500,000,000.00
100.00%
111.11%
126.19%
23,080,000,000.00
28,730,000,000.00
124.48%
350,000,000.00
6,009,480,000.00
38,420,000,000.00
0.00
0.00
0.00
350,000,000.00
4,000,000,000.00
38,420,000,000.00
0.00
0.00
0.00
100.00%
66.56%
100.00%
0.00%
0.00%
0.00%
44,779,480,000.00
42,770,000,000.00
95.51%
Pos 4.1.3.
Hasil Perusahaan Milik Daerah & Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
4.1.3.01
4.1.3.01.02.
4.1.3.01.03.
4.1.3.01.04.
Bagian Laba Atas Penyertaan Modal Pada Perusahaan
Milik Daerah
PT. Hutan Sanggam Labanan Lestari
PLTU (PT.Indo Pusaka Berau )
Bank Pembangunan Daerah (Dividen)
JUMLAH 4.1.3.
Pos 4.1.4.
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Syah
4.1.4.01.
4.1.4.02.
4.1.4.03.
4.1.4.04.
4.1.4.05.
4.1.4.15.
Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan
Penerimaan Jasa Giro
Penerimaan Bunga Deposito
Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
Penerimaan BLUD RSUD Abd. Rivai
Penerimaan Lain-Lain
JUMLAH 4.1.4.
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 79
DANA PERIMBANGAN
Pos 4.2.1.
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
4.2.1.01
4.2.1.01.01.
4.2.1.01.03.
4.2.1.01.04.
4.2.1.01.05.
Bagi Hasil Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Penghasilan Pasal 25 & 29 Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri & Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)
Biaya Pemungutan PBB
Sumbangan Pendukung PBB
20,000,000,000.00
9,200,000,000.00
40,000,000,000.00
12,000,000,000.00
200.00%
130.43%
1,200,000,000.00
0.00
1,200,000,000.00
-
100.00%
0.00%
30,400,000,000.00
53,200,000,000.00
175.00%
0.00
9,600,000,000.00
10,400,000,000.00
1,100,000,000.00
190,000,000,000.00
230,000,000.00
95,000,000,000.00
220,000,000,000.00
29,827,000.00
17,556,414,000.00
29,598,399,654.00
1,100,000,000.00
296,500,000,000.00
240,000,000.00
107,000,000,000.00
287,500,000,000.00
0.00%
182.88%
284.60%
100.00%
156.05%
104.35%
112.63%
130.68%
526,330,000,000.00
739,524,640,654.00
140.51%
340,428,344,000.00
444,693,316,000.00
130.63%
340,428,344,000.00
444,693,316,000.00
130.63%
Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00%
0.00%
Dana Alokasi Khusus Non Reboisasi
Perikanan
Pertanian
Air Bersih
Irigasi
Infrastruktur
Kesehatan
Pendidikan
Lingkungan Hidup
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00
0.00
0.00%
118,155,842,593.15
118,155,842,593.15
100.00%
23,315,228,217.34
94,713,139,298.71
127,475,077.10
23,315,228,217.34
94,713,139,298.71
127,475,077.10
100.00%
100.00%
100.00%
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00%
0.00%
0.00
0.00
0.00%
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00%
0.00%
118,155,842,593.15
118,155,842,593.15
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00%
0.00%
0.00
0.00
0.00%
JUMLAH 4.2.1.01.
4.2.1.02
4.2.1.02.01.
4.2.1.02.02.
4.2.1.02.03.
4.2.1.02.04.
4.2.1.02.05.
4.2.1.02.06.
4.2.1.02.07.
4.2.1.02.08.
Bagi Hasil Bukan Pajak
Iuran Izin Usaha Pengusahaan Hutan (IIUPH)
Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)
Dana Reboisasi
Iuran Tetap (Land Rent)
Iuran Eksplorasi & Iuran Eksploitasi (Royalti)
Penerimaan Pungutan Pengusahaan Perikanan
Pertambangan Minyak Bumi
Pertambangan Gas Bumi
JUMLAH 4.2.1.02.
Pos 4.2.2.
DANA ALOKASI UMUM
4.2.2.01
4.2.2.01.01.
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum
JUMLAH 4.2.2.01.
Pos 4.2.3.
DANA ALOKASI KHUSUS
4.2.3.01
4.2.3.01.01
4.2.3.01.02
4.2.3.01.02.01.
4.2.3.01.02.02.
4.2.3.01.02.03.
4.2.3.01.02.04.
4.2.3.01.02.05.
4.2.3.01.02.06.
4.2.3.01.02.07.
4.2.3.01.02.08.
JUMLAH 4.2.3.
BAGIAN 4.3.
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SYAH
4.3.3.01.
4.3.3.01.01.
4.3.3.01.05.
4.3.3.01.07.
Bagi Hasil Pajak dari Propinsi & Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi
Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Pajak Pengambilan & Pemanfaatan Air Permukaan
4.3.4
4.3.4.01.01.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian
4.3.3
4.3.5
4.3.5.01.01.
4.3.5.01.02.
Bantuan Keuangan dari Propinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
Bantuan Keuangan dari Propinsi
Subsidi Khusus
Jumlah 4.3.
100.00%
BAGIAN 6.1.
PEMBIAYAAN
6.1.
6.6.1.
Penerimaan Daerah
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu
JUMLAH BAGIAN 6.1.
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 80
3.2.2 Pengelolaan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah
a. Pengeloaan Pendapatan Daerah
Kebijakan Umum Anggaran di bidang Pendapatan berorientasi pada
peningkatan dan pengembangan Pendapatan Asli Daerah melalui kerjasama dengan
berbagai pihak, sehingga dengan mengoptimalisasi sumber Pendapatan Asli Daerah
diharapkan mampu mendukung Pengembangan Ekonomi Daerah.
Sumber PAD Daerah Kabupaten Berau berasal dari Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Bagian Laba BUMD dan Pendapatan Lain-lain. Dalam jangka panjang
pembangunan Kabupaten Berau berupaya mengoptimalkan pendapatan dari dana
perimbangan, terutama yang bersumber dari Bagi Hasil Bukan Pajak yang diperoleh
dari bagi hasil minyak dan gas alam, sedangkan Pendapatan Asli Daerah
mengandalkan pada Pajak Daerah, terutama melalui kebijakan pengembangan
lapangan usaha dan kesempatan kerja yang seluas-luasnya pada sektor-sektor
potansial. Seiring dengan peningkatan pendapatan penduduk, Pemerintah juga
melakukan penataan pelayanan, dan perluasan obyek pajak sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mempertimbangkan suasana
kondusif berkembangnya investasi di Kabupaten Berau.
1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Upaya untuk memenuhi pencapaian target penerimaan Pendapatan Daerah tidak
terlepas dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2011
baik yang menyangkut upaya intensifikasi maupun ekstensifikasi, dan beberapa
kegiatan dimaksud antara lain:
a. Peningkatan Kualitas SDM
Mengikutsertakan pegawai dalam pendidikan formal. Selama tahun 2011
telah diberikan izin belajar bagi 27 (Dua Puluh Tujuh) orang pegawai.
Tugas Belajar bagi 13 (tiga belas) orang pegawai
b. Pemeliharaan sistem dan prosedur pelayanan
Pemeliharaan
Program
Komputerisasi
(sistem
informasi
manajemen
Penerimaan Asli Daerah (SIMPAD) sebanyak 6 unit.
Jumlah kunjungan pemeliharaan teknis program SIMPAD setahun sebanyak
empat kali.
Pemeliharaan Program Komputerisasi Sistem Administrasi Pajak Bumi dan
Bangunan (SA-PBB) sebanyak 6 unit, dengan jumlah kunjungan setahun 4
kali.
c. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadaaan sarana dan prasarana dimaksudkan untuk mendukung
pelaksanaan tugas.
d. Peningkatan Pelaksanaan Sistem dan Prosedur Pajak dan Retibusi Daerah serta
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 81
Pendapatan Daerah Lainnya
Melaksanakan pendataan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi daerah
Melakukan pemeriksaan monitoring terhadap WP/WR
Membuat nota perhitungan Pajak dan Retribusi daerah serta membuat surat
ketetapan pajak dan retribusi daerah
Melaksanakan pencatatan penerimaan pajak dan retribusi daerah
Melaksanakan penagihan pajak dan retribusi daerah
Penegakan hukum dibidang pajak dan retibusi dengan membentuk Tim
Penegakan Hukum.
e. Intensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber pendapapatan PBB dilakukan dengan
penagihan kepada Wajib Pajak PBB.
f. Pendapatan dari dana Perimbangan
Klarifikasi rencana penerimaan Dana Perimbangan pada Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Propinsi
Evaluasi penerimaan dana perimbangan
2. Target dan Realiasasi Pendapatan Daerah
Target dan realisasi pendapatan Kabupaten Berau tahun 2011 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel III.8
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Kabupaten Berau
Tahun 2011
NO.
URAIAN
1
PENDAPATAN DAERAH
1.1
Pendapatan Asli Daerah
1.1.1
Pajak Daerah
1.1.2
Retribusi Daerah
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
ANGGARAN
REALISASI
%
1.240.878.242.524,73
1.675.335.620.453,68
117.008.605.000.00
123.977.121.862,68
106
15.541.404.000,00
18.948.298.434,60
122
6.240.440.000.00
7.605.110.251,00
122
25.970.000.000,00
24.986.799.168,75
97
69.256.761.000,00
72.436.914.008.33
105
883.448.469.000,00
1.271.978.883.411,00
144
dipisahkan
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
1.2
Dana Perimbangan
1.2.1
Dana Bagi Hasil Pajak/bukan pajak
533.395.000.000,00
924.342.789.411,00
174
1.2.3
Dana Alokasi Umum
340.384.269.000,00
340.384.269.000,00
100.00
1.2.4
Dana Alokasi Khusus
9.669.200.000,00
7.251.825.000.00
1.3
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
240.421.168.524.73
279.379.615.180,00
117
1.3.1
Dana bagi hasil pajak dari propinsi dan
55.854.599.244,73
113.290.678.000.00
203
31.174.569.280,00
34.971.562.180,00
113
153.392.000.000,00
131.092.000.000,00
86
1.240.878.242.524,73
1.675.335.620.453,68
78
Pemerintah daerah lainnya.
Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus.
Bantuan Keuangan dari provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan
15.67
Sumber data : Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 82
b. Pengelolaan Belanja Dan Pembiayaan Daerah
Dalam penyusunan APBD, ketersediaan pendapatan merupakan variabel yang
sangat strategis, karena alokasi anggaran harus didasarkan atas prediksi penerimaan
yang rasional. Besaran belanja daerah disusun berorientasi pada tujuan, hal ini berarti
bahwa setiap rupiah yang dialokasikan akan memuat tujuan-tujuan pada setiap
rencana tindak yang telah dirancang sebelumnya. Terlebih dengan adanya anggaran
berbasis kinerja maka terhadap Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Berau
menekankan setiap penggunaan Belanja Daerah harus lebih efisien, efektif dan
penghematan. Pada dasarnya kebijakan umum di bidang pengelolaan belanja daerah
berorientasi pada terciptanya efektifitas dan efisiensi alokasi anggaran belanja yang
dapat mewujudkan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dalam jangka
pendek dan dapat menciptakan pendapatan baru (investasi) dalam dimensi waktu
jangka panjang.
Belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung.
Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja
langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan
program dan kegiatan.
Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri
dari: belanja pegawai; bunga; subsidi; hibah; bantuan sosial; belanja bagi hasil;
bantuan keuangan; dan belanja tidak terduga. Kelompok belanja langsung dari suatu
kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang teidiri dari: belanja pegawai; belanja
barang dan jasa; dan belanja modal.
Pengelolaan belanja dan pembiayaan daerah digambarkan dengan target dan
realisasi belanja Pemerintah Kabupaten Berau tahun 2011 yang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel III.9
Anggaran dan Realisasi Belanja tahun 2011
NO.
URAIAN
ANGGARAN
REALISASI
%
2
BELANJA DAERAH
2.1
Belanja Tidak Langsung
595.237.973.414,32
459.267.852.359,34
77,15
2.1.1
Belanja pegawai
452.044.007.814,32
359.207.404.427,55
79,46
2.1.2
Belanja bunga
-
-
2.1.3
Belanja subsidi
1.987.510.000,00
1.983.000.000,00
99,77
2.1.4
Belanja hibah
20.989.370.000,00
18.777.860.650,00
89.46
2.1.5
Belanja bantuan social
58,786,396,815.00
23,896,282,570.84
40.64
2.1.6
Belanja Bagi Hasil Kepada
1.425.000.000,00
890.000.000,00
62.45
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
-
Pemerintahan Desa
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 83
NO.
2.1.7
URAIAN
ANGGARAN
REALISASI
%
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
63.798.000.000,00
56.638.089.583,00
88.77
5,000,000,000.00
-
1.365.795.255.891,73
921.506.129.914,50
67,47
Pemerintahan Desa
2.1.8
Belanja Tidak Terduga
2.2
Belanja Langsung
2.2.1
Belanja pegawai
116.193.962.250,00
75.465.163.961,00
64.94
2.2.2
Belanja barang dan jasa
403.757.570.378,73
239.030.187.788,00
59,20
2.2.3
Belanja modal
845.843.723.263,00
607.010.778.165,50
71.76
1.961.033.229.306.05
1.380.773.982.273.,84
70,41
Jumlah Belanja
-
Pada tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Berau mengalokasikan belanja daerah
sebesar
Rp.
1.961.033.229.306.05
sedangkan
realisasinya
mencapai
Rp.
1.380.773.982.273.,84 atau baru mencapai 69.12 %.
Rendahnya realisasi anggaran pada tahun 2011 terutama disebabkan karena
banyaknya kegiatan yang belum selesai dilaksanakan dan diluncurkan ke tahun 2012.
Dari jumlah belanja yang terserap selama tahun 2011 apabila dirinci per
Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) maka dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel III.10
Rekapitulasi Belanja Per SKPD Kabupaten Berau 2011
No
SKPD
Anggaran
Realisasi
% Realisasi
350.882.854.562,93
298.504.064.342,00
85.07
1
Dinas Pendidikan
2
Dinas Kesehatan
306.000.000,00
382.629.500,00
67.8
3
RSUD Dr. A. Rivai
61.777.544.379,20
39.619.670.154.00
64.13
4
Dinas Pekerjaan Umum
543.420.814.021,27
409.190.898.492.50
75.3
5
Dinas Perumahan dan Tata Ruang
7.017.965.885.21
5.590.222.236.00
79.66
6
Kantor Kebersihan, Pertamanan dan Pencegahan Kebakaran
108.600.000,00
14.934.566.152.60
91.35
7
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
14.877.742.530,60
11.531.749.025.00
77.51
8
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
471.225.000,00
74.435.089.431.60
57.89
9
Badan Lingkungan Hidup
9.169.830.884,00
6.890.682.721.00
75.15
10
Dinas Kependudukan & Catatan Sipil
96.065.000,00
5.988.675.734.00
83.9
11
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
6.960.598.940,00
6.504.979.774.00
93.45
12
Dinas Sosial
5.690.657.196,78
4.616.719.692.00
81.13
13
Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi
5.112.139.793,44
4.490.673.848.20
87.84
14
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
1.248.031.000.00
13.453.745.796.40
78.35
15
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
3.189.019.000.00
4.685.531.133.20
72.28
16
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
11.187.258.492,76
7.874.335.088.80
70.39
17
Dinas Pemuda dan Olah Raga
10.867.664.924.80
7.168.049.654.20
65.96
18
Badan Kesbang, Politik dan Linmas
6.402.342.002,88
4.927.087.966.00
76.96
19
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
6.557.294.143,58
5.874.328.138.20
89.58
20
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
6.190.881.700,00
5.360.335.094.75
86.58
21
Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah
594.267.732,00
564.221.477.00
94.94
22
Sekretariat Daerah
145.643.564.844,39
91.851.334.094.00
63.07
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 84
23
Sekretariat DPRD
30.863.784.877,54
24.577.032.610.20
79.63
24
Inspektorat
10.519.971.835.72
6.154.347.522.00
58.5
25
Kantor Penghubung
1.195.000.000.00
559.204.207.00
46.8
26
Kecamatan
41.699.261.081.76
33.177.311.084.60
79.56
27
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
47.817.744.593,95
31.779.749.201.60
66.46
28
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
14.830.929.461.20
29
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluhan
13.440.788.815,72
10.386.605.289.80
81.54
30
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung
10.139.131.666.72
8.244.160981.40
81.31
31
Kantor Arsip dan Dokumentasi
2.088.117.613,20
1.579.892.002.20
75.66
32
Kantor Perpustakaan Umum
2.699.349.830,80
2.470.494.126.00
91.52
33
Dinas Pertanian Tanaman Pangan
13.349.423.788,40
10.036.751.668.00
75.18
34
Dinas Perkebunan
15.440.661.581,14
11.010.588.804.20
71.31
35
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
15.087.896.761,44
9.130.580.617.00
60.52
36
Dinas Kehutanan
82.169.413.018,32
6.902.513.735.80
8.4
37
Dinas Pertambangan dan Energi
16.093.786.189,84
14.172.319.793.00
88.06
Dinas Kelautan & Perikanan
18.122.979.996,60
14.900.178.608.00
82.22
38
11.974.249.467.80
80.74
Sumber data : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
Anggaran tahun 2011 terjadi defisit anggaran sebesar Rp. 720.154.986.781,32
Defisit tersebut ditutup dengan Pembiayaan, yang terdiri dari penerimaan
pembiayaan sebesar Rp. 772,654,986,781,32 yang berasal Sisa Lebih Anggaran Tahun
Lalu dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 52,500,000,000,00 yang dipergunakan
untuk Penyertaan modal (Investasi) daerah, sehingga pembiayaan netto sebesar Rp.
720.154.986.781,32 Rincian anggaran dan realisasi pembiayaan dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel III.11
Pembiayaan Daerah tahun 2011
NO.
3
3.1
3.1.1
3.2
3.2.2
3.3
URAIAN
PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Anggaran Sebelumnya
(SILPA)
Jumlah penerimaan pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan
Penyertaan modal (Investasi) daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan neto
ANGGARAN
REALISASI
PERSENTASE
772,654,986,781,32
772.654.986,781,32
100.00
772,654,986,781,32
772.654.986,781,32
100.00
772,654,986,781,32
772.654.986,781,32
100.00
52,500,000,000,00
52,500,000,000,00
52,500,000,000,00
52,500,000,000,00
49.390.250.000,00
49.390.250.000,00
49.390.250.000,00
49.390.250.000,00
Sisa lebih pembiayaan anggaran
tahun berkenaan (SILPA)
94,07
94,07
94,07
94,07
1.017.826.374.961,16
Sumber data : Dinas Pendapatan Pengelolaan Kuangan dan Kekayaan
RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013
BAB III - 85
Download