TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERANAN ARBITRASE DALAM PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG MOH. SANDI / D 101 08 109 Abstrak Arbitrase merupakan penyelesaian sengketa yang diselenggarakan oleh dan berdasarkan kehendak serta itikad baik dari pihak-pihak yang berselisih agar perselisihan mereka tersebut diselesaikan oleh hakim yang mereka tunjuk dan angkat sendiri, dengan pengertian bahwa putusan yang diambil oleh hakim tersebut merupakan putusan yang bersifat final dan yang mengikat kedua belah pihak untuk melaksanakannya. Pengertian arbitrase menurut UU No. 30 tahun 199 adalah, “Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada PerrjanjianA rbitrase yang dibuat secara tertulis oleh parap ihak yang bersengketa” jelas berarti dalam pengertian arbitrase memuat suatu perjanjian yang di buat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa dan yang disebut dengan klausul arbitrase. Klausul arbitrase merupakan perjanjian yang dibuat sebelum atau sesudah sengketa terjadi pada kedua belah pihak. Perjanjian atau klausul arbitrase dapat berupa, Factum de compromittendo dan Akta Kompromis. Arbitrase dalam menyelesaiakan sengketa dagang dapat berbentuk dalam 2 jenis arbitrase yaitu arbitrase yang bersifat paten dan arbitrase yang bersifat sementara. Arbitrase yang bersifat paten, disebut dengan arbitrase Institusional dan arbitrase yang bersifat sementara, disebut dengan arbitase Ad-hoc. Sengketa yang akan diselesaikan di luar pengadilan atau sengketa yang haya dapat di selesaikan melalui lembaga arbitrase hanyalah sengketa di bidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa. Adapun sengketa yang hanya dapat di selesaikan melalui arbitrase adalah, kegiatan dalam bidang perdagangan itu antara lain perniagaan, perbankan, keuangan, penanaman modal, industri dan hak milik intelektual. Kata Kunci : Arbitrase, penyelesaian Sengketa, Dagang 1 I. tiap masyarakat mempunyai cara PENDAHULUAN sendiri untuk menyelesaikannya A. Latar Belakang Era modern yang melanda seluruh negara mempengaruhi baik secara nonyuridis, yuridis namun maupun demikian seluruh bidang kehidupan, namun perkembangan dunia usaha yang yang paling tampak dan terasa berkembang secara universal dan adalah bidang ekonomi khususnya global mulai mengenal bentuk- perdaganggan. Era ini ditandai bentuk penyelesaian sengketa yang dengan lahirnya berbagai macam homogen, perjanjian multirateral dan bilateral memberikan maupun pembentukan blok-blok berkeadilan bagi para pihak. Salah ekonomi yang menjurus kepada satu cara yang populer dewasa ini kondisi yang berada dalam dunia adalah cara penyelesai sengketa perdagangan. melalui Arbitrase1 Majunya dunia disatu perdagangan sisi menguntungkan, rasa aman dan Hal ini yang mendorong memang penulis untuk meneliti lebih lanjut memberikan suatu dampak positif, mengenai Arbitrase agar dapat maupiun mampu disebar luaskan kepada masyarakat faham, khususnya yang bergelut dalam maupun dunia bisnis. Arbitrase mempunyai disisi lain memberikan perbedaan perselisihan pendapat pertentangan atau sengketa sebagai beberapa akibat adanya salah satu pihak sarana mengatasi sengketa secara yang damai, melakukan wanprestasi keuntungan non-konfrontatif sebagai dan terhadap kontrak dagang tersebut. kooperatif dengan tujuan hasil Perbedaan tersebut, tertentu. Hasil ini dapat merupakan pendapat, suatu penyelesaian hukum yang maupun sengketa bersifat final dan mengikat sama dapat dibiarkan dan harus faham perselisihan pertentangan tersebut tidak berturut-turut diselesaikan secara memuaskan bagi semua pihak, meskipun tiap- 1 https//www.The President Post Indonesia.com, Arbitrase Dalam Penyelesaian Permasalahan Bisnis.com, di akses 11 agustus 2014 2 dengan pelaksanaan yang menyelesaikan sengketaya. Pada dimungkinkan melalui pengadilan. Keuntungan praktek saat ini juga masih arbitrase dijumpai pengadilan negeri yang lainnya ialah dimana para pihak melayani gugatan pihak yang kalah masing-masing dapat menunjuk dalam arbitrase.2 seorang arbiter pilihan mereka yang akan mempertimbangkan B. Rumusan Masalah bukti-bukti yang diajukan sebagai Berdasarkan uraian latar dasar keputusannya. Hal ini berarti belakang masalah tersebut di atas, memberikemungkinan untuk maka dapat dirumuskan masalah yang yang akan penulis bahas dalam mengerti tentang segketanya dan penulisan skripsi ini adalah sebagai dengan demikian membebaskan berikut: menunjuk para seorang pihak ahli dari kewajiban 1. Apa saja yang menjadi menghadirkan ahli untuk meminta masalah-masalah pendapat tanpa biaya tambahan penyelesaian apapun. melalui arbitrase ! Putusan arbitrase bersifat mandiri, final (seperti putusan dan sengketa 2. Apa saja yang menjadi mengikat yang dalam prosedur dalam telah melaksanakan penyelesaian mempunyai kekuatan hukum yang sengketa melalui arbitrase ! tetap) sehingga ketua pengadilan II. tidak diperkenankan memeriksa A. Pengertian dan dasar hukum alasan atau pertimbangan dari putusan arbitrase nasiaonal PEMBAHASAN Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase tersebut. Dalam jurisprudensi, kita Arbitrase adalah mengetahui ada suatu kasus yaitu penyelesaian arrest artist de labourer dimana perdata di luar peradilan umum perkara yang didasarkan pada perjanjian tersebut diajukan ke pengadilan negeri pedahal sudah memuat klausul arbitrase untuk 2 seuatu cara sengketa Joni Emirzon, Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Hlm. 5 3 arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh pihak yang Adanya perjanjian bersengketa. arbitrase berarti bahwa para pihak Perjanjian arbitrase adalah suatu dalam suatu sengketa itu bermaksud kesepakatan klausul untuk menyelesaikan sengketa itu arbitrase yang tercantum dalam melalui arbitrase. Undang-undang suatu Nomor berupa perjanjian tertulis yang 30 Tahun 1999 dinbuat para pihak sebelum timbul menggunakan sengketa, arbitrase” dan istilah ini menjadi atau suatu pernjian arbitrase tersendiri yang dibuat para dasar pihak setelah dan istilah juga “perjanjian mempunyai sanksi timbul sengketa. hukum. Undang-undang arbitrase mengenai arbitrase Nomor 30 Tahun 1999 merumuskan menjadi suatu yang penting untuk suatu perjanjian arbitrase sebagai menyelesaikan perjanjian Pemahaman sengketa pada tertulis untuk kedua belah pihak untuk suatu menyerahkan bentuk Untuk perbedaan yang timbul sekarang menyelesaikan suatu sengketa ysng maupun yang akan datang kepada timbul dapat ditempuh beberapa kepada arbitrase, apakah seorang alternatif yaitu arbiter ditunjuk di dalamnya atau negosiasi,mediasi, tidak. Jadi syarat utama sah tidaknya pengadilan, dan arbitrase. Arbitrase perjanjian arbitrase ialah apabila hal merupakan cara penyelesaian suatu itu sengketa perdata di luar peradilan penerapan undang-undang, umum pada perjanjian itu perjanjian arbitrase yang dibuat perjanjian secara tertulis oleh pihak yang ditandatangani para pihak kerja sama. penyelesaian, melalui yang didasarkan 3 bersengketa. sengketa dilakukan dalam harus rangka serta tertulis, tersebut harus yang bersangkutan. Arbitrase 2. Dasar Hukum Arbitrase atau dalam menyelesaikan sengketa dagang, mempunyai beberapa dasar hukum yang dapat kita ketahui dasar 3 Subekti, Aneka Perjanjian, Cet-10, Pt Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hlm. 18 4 hukum yang dimaksud itu adalah menjadi sebagai berikut : terpisahkan dari perjanjian. 1. Undang-undang Nomor 30 bagian yang tidak Tinjauan terhadap jenis Tahun 1999 tentang arbitrase lembaga Arbitrase dilakukan dan melalui pendekatan ketentuan alternatif penyelesaian sengketa. perundang-undangan dan aturan 2. Ketentuan mengenai arbitrase yang terdapat dalam Rv dan dalam HIR. (Herzien Indonesis Undang-Undang Reglement) 1999. 3. Pasal 615 s/d (Reglement 651 No 30 tahun RV Arbitrase yang dimaksud de adalah macam-macam Arbitrase of Rechtsvordering) yang di akui eksistensi dan kewenagannya untuk memeriksa B. Jenis-jenis Arbitrase Arbitrase dan memutus perselisihan yang Dalam suatu hubungan terjadi antara para pihak yang bisnis atau perjanjian, selalu ada mengadakan perjanjian. Macam- kemungkinan timbulnya sengketa. macam Arbitrase ialah : 4 Sengketa yang perlu diantisipasi 1. Arbitrase Ad-Hoc adalah mengenai bagaimana cara Jenis Rabitrase Ad-hoc melaksanakan klausul-klausul disebut juga sebagai Arbitrase perjanjian, isi volunter. apa perjanjian Ketentuan dalam ataupun disebabkan hal lainnya. Reglement Dalam banyak perjanjian perdata, mengenal klausula banyak Arbitrase Ad-hoc. Arbitrase pilihan Ad-hoc adalah Arbitrase yang digunakan arbitase sebagai adanya lembaga penyelesaian sengketa. Pendapat di hukum yang diberikan lembaga menyelesaikan atau memutus arbitrase perselisihan bersifat mengikat bentuk Rechtvodering khusus tertentu, untuk atau (binding) oleh karena pendapat yang diberikan tersebut akan 4 Gatot Soemartono. Arbitrase dan Mediasi di Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006). Hal 86 5 dengan kata lain arbitrase Ad- menampung perselisihan yang Hoc bersifat insidentil. timbul dari perjanjian. Dalam undang-undang no 30 tahun 1999, pengertian Arbitrase Ad-hoc diadakan C. Kelebihan Kekurangan Arbitrase dalam hal terdapat kesepakatan Untuk menarik minat serta untuk para pihak dengan mengajukan insvestor asing permohonan kepada ketua memberi kepercayaan pengadilan negeri untuk pengusaha menunjuk seorang arbiter atau sebagai lebih perlakuan dalam penyelesaian rangka sengketa para pihak. 5 dari pemberi kepada negara maju modal akan hukum atas keterjaminan kegiatan mereka di Indonesia, maka sudah seyokyanya 2. Arbitrase Institusional Arbitrase (Institusional pemerintah Indonesia memberikan Instutisional jaminan kepastian Hukum dalam Arbitration) penyelesaian sengketa. Bentuk merupakan lembaga atau badan penyelesaian sengketa yang amat arbitrase di yang bersifat kenal dan permanen sehingga di sebut dipergunakan “Permanent penyelesaian Arbitral body”. sudah orang lama adalah sengketa melalui Arbitrase Institusional sengaja pengadilan. Penyelesaian sengketa didirikan bisnis melalui pengadilan dimata untuk menangani sengketa yang mungkin timbul pelaku bagi menimbulkan permasalahan. Oleh mereka yang bisnis karna luar pengadilan. Arbitrase ini pengusaha merupakan menyelesaikan sengketa melalui wadah didirikan yang untuk sebagian lebih besar suka arbitrase dari pada pengadilan. 6 6 Undang-Undang No 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa. itu, seringkali menghendaki penyelesaian di sengaja 5 Dan Erman Raja Gukguk, Arbitrase dalam putusan pengadilan, Cet Ke-1, Chandra Pratama, Jakarta, 2000, Hlm.1 6 Adapun sengketa penyelesaian 2. Dalam abtrase tidak dikenal arbitrase adanya preseden hukum atau melalui memiliki beberapa kelebiahan di keterikatan kepada antaranya : putusan abitrase sebelumnya. 1. Bahwa beperkara melalui badan Maka adalah logis arbitrase tidak begitu formal kemungkinan dan fleksibel. keputusan-keputusan 2. Faktor kerahasiaan proses adanya timbulnya yang saling berlawanan (konflicting berperkara dan keputusan yang dikeluarkan. putusan- decisions). 3. Abitrase ternyata tidak mampu 3. para arbiternya Para pihak yang bersengketa dapat memberikan memilih definitif sendiri. jawaban terhadap yang semua sengketa hukum. 4. Karna putusannya final dan 4. Keputusan mengikat. arbiter selalu bergantung kepada bagaimana 5. Adanya kepekaan arbiter atau mengeluarkan keputusan yang wasit. memuaskan Selain itu, ada juga keinginan para pihak. beberapa kelemahan yang menjadi 5. Menurut komar kantaadmadja masalah dalam beracara melalui ternyata abitrase pun dapat arbitrase, yaitu : berlangsung 1. Bahwa untuk mempertemukan kehendak para pihak karenanya yang lama dan membawa akibat biaya yang tinggi, terutama bersengketa kebadan abitrase dalam abitrase luar negeri. tidaklah mudah, karena kedua pihak harus sepakat terlebih dahulu padahal untuk dapat mencapai kesepakatan D. Proses Penyelesaian Sengketa Dagang Lewat Arbitrase atau para pihak dapat persetujuan itu kadang-kadang mengajukan permohonan untuk memang sulit. menyelesaikan perkaranya melalui arbitrase. 7 Dalam Surat Permohonan atau Statemet of a. masalah claim selain harus mencantumkan yang dipersengketakan; identitas para pihak juga harus b. nama lengkap dan memuat dalil kongkrit tentang tempat adanya hubungan hukum yang para pihak; merupakan dasar dan alasan dari tinggal c. nama lengkap dan tuntutan dan posita serta tuntutan tempat tinggal atau petitum. Sesuai dengan pasal arbiter atau 9 UU No. 30 tahun 1999 tentang majelis arbitrase; Arbitrase dan Alternatif d. tempat arbiter atau penyelesaian sengketa : 7 majelis 1) Dalam hal para pihak memilih akan penyelesaian sengketa melalui arbitrase setelah arbitrase mengambil keputusan; sengketa e. nama terjadi, persetujuan mengenai lengkap sekretaris; hal tersebut harus dibuat dalam f. jangka waktu suatu perjanjian tertulis yang penyelesaian ditandatangani oleh para pihak. sengketa; 2) Dalam hal para pihak tidak dapat g. pernyataan menandatangani kesediaan perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat arbiter; dan (1), h. pernyataan perjanjian tertulis tersebut harus kesediaan dibuat pihak dalam bentuk dari akta notaris. dari yang bersengketa untuk 3) Perjanjian tertulis sebagaimana menanggung dimaksud dalam ayat (1) harus segala biaya yang memuat : diperlukan untuk penyelesaian sengketa 7 Undang-Undang No 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa. arbitrase. 8 melalui Dalam praktek beracara, mencantumkan para pihak yang berperkara dalam nama arbiter yang dipilihnya. proses arbitarse tidak jauh berbeda 2. Sekretariat BANI dengan sengketa perdata pada mempelajari umumnya di pengadilan negeri. arbitrase Yang istilah pemohon arbitrase, untuk yang mengetahui apakah BANI berbeda penyebutan adalah para pihak permohonan dan kontrak berpekara. Dalam hukum perdata berwenang disebut penggugat dan tergugat, memeriksa dan memutus maka dalam arbitrase penyebutan permohonan para pihak telah dibakukan dan tersebut. standard yaitu Calimant untuk 3. Apabila yang membuat tuntutan dan yang tidak dituntut Respondent. berkas akan dikembalikan Untuk mengadakan arbitrase di kepada pemohon arbitrase. BANI, prosedurnya hampir sama Tetapi dengan BANI disebut pendaftaran gugatan di untuk ternyata BANI berwenang, maka apabila memeriksa tahapan memutuskan dalam mengadakan arbitrase di BANI: 8 permohonan untuk dan permohonan tersebut, maka BANI akan 1. Pihak Pemohon arbitrase harus ternyata berwenang Pengadilan Negeri. Berikut adalah ringkas arbitrase segera menyerahkan mengirimkan 1 (satu) copy permohonan arbitrase arbitrase berikut bukti- disertai dengan bukti-bukti bukti yang diajukan oleh yang dicantumkan dalam pemohon arbitrase kepada permohonan arbitrase dan termohon arbitrase. membayar biaya 4. Termohon arbitrase harus pendaftaran, serta memberikan tanggapan atas permohonan arbitrase yang diajukan oleh pemohon 8 M.yahya harahap, arbitrase, pustaka kartini, jakarta. 1991. Hal. 160. arbitrase paling lama 30 9 hari terhitung diterimanya sejak mengadili permohonan dan memutus perkara aquo. arbitrase tersebut. Jangka 7. Kemudian waktu untuk memberikan Majelis tanggapan mengundang/mengirimkan dapat diperpanjang selama 14 hari. 5. Sekretariat BANI mengirimkan pemberitahuan akan surat panggilan sidang yang pertama kepada akan pemohon surat arbitrase. mengenai Sekretaris dan termohon 8. Dalam sidang pertama ini besarnya biaya yang harus Majelis ditanggung oleh para pihak mengupayakan para pihak untuk untuk melakukan mediasi. mengadakan Arbiter arbitrase di BANI, yang Jangka dihitung adalah 40 hari, tapi dapat berdasarkan persentase dari jumlah waktu akan mediasi diperpanjang sesuai dengan klaim yang dituntut oleh kesepakatan para pihak. pemohon arbitrase. Perlu 9. Jangka waktu pemeriksaan untuk diketahui bahwa selama biaya tersebut belum dilunasi, arbitrase adalah 180 hari terhitung maka sejak pemeriksaan persidangan arbitrase tidak namun akan dimulai. waktu untuk mengadakan 6. Setelah melunasi para pihak seluruh biaya tidak pertama termasuk mediasi. 10. Apaila mediasi tercapai, administrasi, pemeriksaan maka Majelis Arbiter akan dan memberikan arbiter, sekretariat putusan BANI akan mengirimkan bahwa para pihak sepakat surat untuk berdamai. susunan yang pemberitahuan Majelis akan Arbiter 11. Apabila para pihak tidak memeriksa, mencapai kesepakatan saat 10 mediasi, maka pemeriksaan untuk akan jalannya sengketa dilanjutkan Majelis dan Arbiter memutuskan akan mengatur ketertiban 7. Terjemahan Alat Bukti. sengketa Apabila terdapat kesulitan arbitrase tersebut dalam masalah bahasa maka berdasarkan hukum, arbiter atau majelis arbitrase kepatutan dan keadilan. 12. Putusan Arbitrase dapat mengintruksikan agar wajib terhadap setiap dokumen atau didaftarkan di Pengadilan alat bukt dibuat juga terjemahan Negeri tempat kedudukan kedalam Termohon oleh BANI. ditetapkan ooleh arbiter atau Selanjutnya Berikut ini bahasa yang majelis arbitrase. beberapa hal yang penting dalam 8. Pemeriksaan proses pemeriksaan perkara oleh Tertulis pihak arbiter menurut undang- Pada undang Arbitrase No. 30 Tahun pemeriksaan arbitrase haruslah 1999 dilakukan tentang Arbitrase dan Lisan Atau prinsipnya, secara suatu tertulis alternatif penyelesaian sengketa maksudnya adalah bahwa para yaitu sebagai berikut : pihak 1. Pemeriksaan Tertutup mengajukan 2. Bahasa yang igunakan pemeriksaan arbitrase secara 3. Keterlibatan Para Pihak tertulis. pemohon harus permohonan 4. Keterlibatan Pihak Ketiga 9. Penentuan Tempat Arbitrase 5. Penggunaan Acara Arbitrase 10. Pemeriksaan Setempat 6. Putusan Provisi Seperti juga badan pengadilan E. Kekuatan konvensional maka arbitrase, Arbitrase disamping dapat menjatuhkan Dagang putusan 1. Putusan final, menjatuhkan dapat juga putusan RV profesional atau putusan sela Hukum Putusan Dalam Sengketa Arbitrse menurut (Reglement Rechtsvodering) 11 Op De Pasal 631 RV meletakkan Tahun 1999 Tentang Dan Alternatif suatu asas bahwa putusan arbitrase Arbitrase harus Penyelesaian Sengketa. berdasarkan peraturan- peraturan hukum yang berlaku Dalam undang-undang dalam bidang yang di sengketakan. Nomor 30 Tahun 1999, para pihak Dalam himpunan peraturan berhak momohon pendapat yang perundang-undangan Republik mengikat dari lembaga arbitrase tersebut atas hubungan hukum tertentu dari 9 Indonesia , pasal diterjemahkan “para wasit suatu perjanjian. Lembaga menjatuhkan keputusan menurut arbitrase aturan-aturan perundang-undangan, permintaan yang diajukan oleh kecuali menurut para pihak dalam suatu perjanjian diberi dan memberikan suatu pendapat wewenang untuk memutus sebagai yang mengikat (binding opinion) manusia-manusia baik berdasarkan mengenai persoalan berkenaan keadilan”. dengan perjanjian tersebut, jika kompromi,mereka Peraturan perundang- undngan yang dimaksud dalam pasal tersebut adalah dapat misalnya: a. Penafsiran ketentuan yang kurang jelas, langsung berkaitan dengan bidang b. Penambahan hukum yang disengketakan jika pada yang berhubungan disengketakan masalah peraturan hubungan mengenai dagang, atau yang perubahan ketentuan yang dengan munculnya keadaan yang baru. perundang-undangan yang berlaku adalah KUH Dagang. menerima Pemberian pendapat oleh lembaga arbitrase tersebut menyebabkan kedua belak pihak 2. Putusan Arbitrase menurut Undang-Undang Nomor. 30 terikat padanya. Apabila tindakan salah satu dengan 9 M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata. Cetakan Ke-2 (Jakarta: PT. GRAMEDIA. 1989), Hlm. 670 dianggap pihak bertentangan pendapat tersebut, melanggar perjanjian. Terhadap pendapat yang mengikat 12 tersebut tidak dapat diajukan upaya hukum atau perlawanan, upaya hukum baik lengkap dan alamat arbiter; atau f. Pertimbangan dan kesimpulan kasasi10. Putusan arbitrase yang arbiter atau majelis arbitrase tidak ditangani oleh salah seorang mengenai keseluruhan sengketa; arbiter dengan alasan sakit atau g. Pendapat tiap-tiap arbiter dalam meninggal binding e. Nama dunia mempengaruhi berlakunya putusan. tidak hal terdapat perbedaan pendapat kekuatan dalam majelis arbitrase; 11 h. Amar putusan; Didalam pasal 54 angka i. Tempat dan tanggal putusan; (1) undang-undang NO 33 tahun dan Tanda tangan arbiter atau 1999 tentang arbitrase, perlu kita majelis arbitrase. ketahui juga isi atau yang termuat dalam putusan Arbitrase yaitu, F. Pelaksanaan Eksekusi Putusan putusan Arbitrase harus memuat :12 Arbitrase a. Kepala putusan yang berbunyi “DEMI Agar KEADILAN suatu putusan arbitrase benar-benar bermanfaat BERDASARKAN bagi para pihak maka putusan KETUHANAN YANG MAHA tersebut mestilah dapat dieksekusi. ESA”; Eksekusi tersebut dapat dilakukan b. Nama lengkap dan alamat para oleh pihak; badan berwenang. pengadilan Cara yang melakukan c. Uraian singkat sengketa; eksekusi terhadap suatu putusan d. Pendirian para pihak; arbitrase adalah sebagai berikut berdasarkan ketentuan Undang- Undang No 30 Tahun 1999 tentang 10 Undang-Undang Nomor. 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa. 11 Munir Fuady, LL.M. Arbitrase Nasional Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis. PT. Citra Aditia Bakti. Tahun 2000. Hlm. 106 12 Undang-Undang No 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa. arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa.:13 13 Undang-Undang No 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa. 13 1. Eksekusi putusan arbitrase arbitrase telah memenuhi kriteria secara sukarela dimaksudkan sebagai berikut: sebagai pelaksanaan putusan 1. Para pihak menyetujui bahwa yang tidak memerlukan campur sengketa di antara mereka akan tangan dari ketua Pengadilan diselesaikan melalui arbitrase. Negeri, melainkan para pihak 2. Persetujuan untuk yang berkewajiban menyelesaikan sengketa melalui melaksanakan sendiri putusan. arbitrase dimuat dalam suatu 2. Eksekusi secara paksa dokumen yang ditandatangani dimaksudkan jika pihak yang berkewajiban melaksankan oleh para pihak. 3. Sengketa yang dapat kewajiban beradasarkan isi diselesaikan melalui arbitrase putusan arbitrase tidak mau hanya melaksanakan kewajibannya, perdagangan dan mengenai hak maka diperlukan campur tangan yang Pengadilan Negeri. peraturan perundang-undangan. Agar putusan bisa sengketa menurut 4. Sengketa lain dibidang hukum yang dan dapat dieksekusi harus ada “akta diselesaikan melalui arbitrase pendaftaran” yaitu pencatatan dan adalah yang tidak bertentangan penanda tanganan pada bagian dengan akhir atau di pinggir dari putusan ketertiban umum. arbitrase asli atau salinan otentik Putusan yang ditandatangani bersamasama dibubuhi oleh panitera Pengadilan Negeri pengadilan dan arbiter. 14 Ketua pengadilan negeri dalam memberikan kesusilaan dan arbitrase perintah oleh negeri dilaksanakan susuai pelaksanaan putusan. ketua untuk ketentuan Dalam perintah perkara perdata yang putusannya perlu telah mempunyai kekuatan hukum memeriksa dahulu apakah putusan tetap, putusan ditetapkan dalam pelaksanaan harus 14 Subekti, Arbitrase Perdagangan, BPHN-Binacipta, Jakarta, 1981._,Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1991. Hlm 85 14 waktu paling lama 30 (tiga puluh) arbitrase hari sepemeriksaan ditutup.15 lama dapat dan berlangsung membawa akibat biaya yang tinggi, terutama III. dalam abitrase luar negeri. PENUTUP 3. Proses-proses A. Kesimpulan 1. Masalah-masalah yang selalu menjadi penghalang penyelesaian sengketa dapat di ketahui saat bagi para pihak yaang bersengketa penyelesaian mentaati semua prosedur dan sengketa melalui arbitrase bisa peraturan-peraturan yang telah di berlaku pengadaan minimalisir dengan cara dalam menyelesaikan sengketa harus selalu taat atau mematuhi semua peratutan yang termuat dalam Undang-undang 1. Arbitrase dalam hal ini perlu di yang suatu arbitrase B. Saran 2. Masalah putusan arbitrase yang menimbulkan badan indonesia. berlaku. dapat di berikan kewenangan dalam hal lebih penyelesaian sengketa perdata. 2. Arbitrase harus bisa ketidak puasan para pihak dapat menjalankan semua prosedur di minimalkan dengan cara dengan memilih peraturan yang termuat pada arbiter propesiaonal sesuai yang dengan UU baik No. 30 ketentuan syarat yang berlaku. Arbitrase Agar penyelesaian bisa menghindari sesuai dengan 1999 dan tentang alternatif sengketa, agar Keputusan arbiter yang selalu dalam bergantung kepada bagaimana sengketanya tidak berlangsung mengeluarkan keputusan yang lama dan karenanya membawa memuaskan akibat keinginan para penyelesaian biaya yang tinggi, pihak dan bisa menghindari terutama dalam abitrase luar kemungkinan negeri. penyelesaian 3. Di 15 Suyud Margono, ADR & ARBITRASE, Ghalia Indonesia, Tahun , 2004, Hlm, 131 sarankan kepada dalam prosedurnya 15 arbitrase kalau bisa jangan terlalu rumit dan sulit, agar enggan para pelaku usaha dan pebisnis permohonan penyelesaian sengketa yang sedang mempunyai masalah melalui arbirase. dalam usahanya tidak merasa 16 untuk mengajukan DAFTAR PUSTAKA I. Buku Buku Erman Raja Gukguk, Arbitrase dalam putusan pengadilan, Cet Ke-1, Chandra Pratama, Jakarta, 2000, Hlm.1 Gatot Soemartono. Arbitrase dan Mediasi di Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006). Hal 86 Joni Emirzon, Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Hlm. 5 M. yahya harahap, arbitrase, pustaka kartini, jakarta. 1991. Hal. 160. M. yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata. Cetakan Ke-2 (Jakarta: PT. GRAMEDIA. 1989), Hlm. 670 Munir Fuady, LL.M. Arbitrase Nasional Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis. PT. Citra Aditia Bakti. Tahun 2000. Hlm. 106 Rahmat Rosyadi dan Ngatino, Arbitrase Dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm.72 Subekti, Aneka Perjanjian, Cet-10, Pt Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hlm. 18 Subekti, Arbitrase Perdagangan, BPHN-Binacipta, Jakarta, 1981._,Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1991. Hlm 85 Suyud Margono, ADR & ARBITRASE, Ghalia Indonesia, Tahun , 2004, Hlm, 131 II. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. III. Internet https//www.The President Post Indonesia, Arbitrase Dalam Penyelesaian Permasalahan Bisnis.com, di akses 11 agustus 2014 17 BIODATA Nama Tempat Tanggal Lahir Alamat Agama E-Mail No. Telp/Hp : Moh. Sandi : Bangon, 19 Oktober 1988 : Layana Indah, Blok K No. 21 : Islam : [email protected] : 087844597818 18