Akademi Mediator dan Arbiter Independen Indonesia (MedArbId

advertisement
Akademi Mediator dan Arbiter Independen Indonesia (MedArbId) akan menyelenggarakan 3rd Annual Symposium for Arbitrators and Mediators di Jakarta Indonesia bersiap untuk menyambut ratusan praktisi hukum, penasihat hukum, arbiter dan mediator, baik dari luar maupun dalam negeri, untuk bergabung dalam diskusi yang efektif bagi kemajuan dan perkembangan praktik arbitrase dan mediasi di seluruh wilayah Asia-­‐Pasifik. 3rd Annual Symposium for Arbitrators and Mediators (3rd ASAM) akan diadakan pada tanggal 26 April 2017, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Acara ini didukung oleh berbagai organisasi terkemuka, seperti Singapore International Arbitration Centre (SIAC), Singapore Chamber of Maritime Arbitration (SCMA), Kuala Lumpur Regional Center for Arbitration (KLRCA), Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), Pusat Mediasi Nasional (PMN), Asia Pacific Forum for International Arbitration (AFIA), Indonesia Australia Business Council (IABC), Resolution Institute, Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI), Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI), dan International Chamber of Commerce (ICC-­‐Asia). “Mengusung tema ‘Kolaborasi antara Peradilan Nasional dengan Ahli Penyelesaian Sengketa,’ 3rd ASAM memiliki objektif untuk mendorong dan membangun adanya kerjasama yang efisien antara pemerintah, lembaga peradilan, arbiter/mediator, dan para pihak lain yang terlibat, karena setiap pihak memegang peran penting dalam kemajuan praktek arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa,” kata Esther Roseline, Wakil Ketua Panitia Pelaksana 3rd ASAM 2017. Prof. Dr. H. Muhamad Hatta Ali, S.H., M.H., Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, juga akan turut hadir dalam simposium tersebut. Pembicara – pembicara dari berbagai negara akan hadir dalam 3rd ASAM dan membahas beberapa permasalahan penting, yaitu: keuntungan biaya dan waktu dalam menyelesaikan sengketa dagang internasional melalui mediasi dan arbitrase; peran mediator, arbiter, dan penasihat hukum dalam membantu para pihak selama proses arbitrase dan mediasi; berkembangnya arbitrase dan mediasi di Indonesia, Singapura, dan negara – negara sekitar, sebagai salah satu sarana untuk menyelesaikan sengketa investasi antara negara/pemerintah dengan warganegara dari negara lain; lembaga dan tempat yang tersedia di wilayah Asia-­‐Pasifik untuk mengadakan mediasi dan arbitrase dagang internasional; perkembangan hukum dan praktik dalam alternatif penyelesaian sengketa di Indonesia dan wilayah Asia-­‐Pasifik; dan kasus – kasus arbitrase dan mediasi yang penting dan yang baru terjadi, dan bagaimana putusan tersebut mempengaruhi praktik – praktik di kemudian hari. “Gagasan utama saya adalah pluralitas (kemajemukan) … Dunia adalah tempat yang besar secara fisik, namun dalam hal perdagangan dan bisnis internasional, dunia berubah menjadi suatu komunitas kecil yang dirajut dengan dekat ... Kita tidak dapat hanya berfokus pada sengketa – sengketa, meskipun sengketa adalah hal yang tidak dapat dihindari. Sebaliknya, saya memilih untuk melihat ke atas; bagaimana memajukan usaha dan perdagangan, agar dapat membawa pengaruh positif pada pembangunan negara… Jika Indonesia berhasil dan makmur, bagian – bagian ASEAN yang lain juga dapat mengekspektasikan keuntungan dari perkembangan Indonesia, karena kita semua adalah satu keluarga besar … “ kata Prof. Steve Ngo, salah satu pembicara di 3rd ASAM 2017. 3rd ASAM akan membangun kesuksesannya lebih lagi dibandingkan 2nd ASAM 2015. “ASAM adalah kesempatan emas untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan, memperoleh informasi langsung dari para ahli, dan memperluas jaringan dengan orang – orang yang memiliki minat yang sama dari berbagai negara yang berbeda,” kata Bama Djokonugroho, seorang pengacara dari Indonesia yang juga merupakan peserta dalam acara 2nd ASAM 2015. Untuk informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website: http://medarbid.org/en/event/upcomingevents 
Download