PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI

advertisement
Dinamika
Vol. 5, No. 4, April 2015
ISSN 0854-2172
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI
BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY
Erlin Sofiyanti
SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah
Abstrak
Tujuan penelitian yaitu untuk dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam gerak
tari berdasar pola lantai menggunakan metode pembelajran Discovery. Metode pengumpulan
datanya menggunakan skala likert, observasi dan tes yang selanjutnya akan dianalisis
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus prosentase. Hasil
pembahasan menunjukan ada peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa pada
kompetensi dasar gerak tari berdasar pola lantai menggunakan metode Discovery.
© 2015 Dinamika
Kata Kunci: Aktivitas; Gerak Tari; Hasil Belajar; Metode Discovery
PENDAHULUAN
Pendidikan seni merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum
pendidikan nasional. Nilai-nilai edukasi dalam kegiatan seni dikenal sebagai konsep education
through art yang dikemukakan oleh Herbert Read dalam Pekerti, (2008) yang dikembangkan dari
pemikiran Plato (428-347 SM). Dasar-dasar pemikiran dimasukkannya seni dalam kurikulum
pendidikan nasional bertumpu pada pokok-pokok pikiran bahwa dalam pendidikan seni
menggunakan pendekatan multidisiplin, multidimensional dan multikultural. Pendidikan seni juga
berperan dalam pembentukan pribadi yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan
perkembangan kemampuan dasar anak didik meliputi kemampuan : fisik, pikir, emosional, persepsi,
kreativitas, sosial dan estetika melalui pendekatan belajar dengan seni, melalui seni dan tentang seni
sehingga anak didik memiliki kepekaan indrawi, rasa, intelektual, ketrampilan dan kreativitas
berkesenian sesuai minat dan potensi anak didik.
Tujuan pembelajaran seni diantaranya memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan kepribadiannya siswa didik. Pembelajaran kesenian di sekolah memberi bekal
ketrampilan yang spesifik kepada siswa, mengembangkan potensi yang dimiliki siswa mencakup
kepekaan estetik yang berkaitan dengan pengetahuan artistik, sensitivitas terhadap lingkungan
(alam, sosial dan budaya), rasa kemanusiaan (toleransi, apresiatif), konsep perseptual dan
kemampuan dalam penilaian estetik. (Pekerti, 2008). Dengan demikian pendidikan seni di sekolah
formal seperti SMP tidak bertujuan mendidik siswa menjadi seniman tetapi menumbuhkan
kreativitas dan inovatif sehingga dapat mengaplikasikannya dalam menghadapi kehidupan seharihari.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI
DENGAN METODE DISCOVERY
Erlin Sofiyanti
49
Seni tari merupakan salah satu bagian dari pembelajaran seni dalam pendidikan seni budaya.
Fungsi pembelajaran seni termasuk di dalamnya seni tari mempunyai fungsi langsung yang dapat
dirasakan peserta didik sebagai media ekspresi diri, media komunikasi, media bermain dan media
menyalurkan minat serta bakat yang dimilikinya. Secara tidak langsung pendidikan seni dapat
ditemukan aspek-aspek edukasi/pedagogik dari seni dalam mengembangkan berbagai kemampuan
dasar (Pekerti, 2008).
Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik
jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi ecara tepat, cepat,
mudah dan benar baik berkaitan dengan aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotor
(Hanafiah dan Suhana, 2009).
Hasil belajar sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat
adanya usaha atau fikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu. Penilaian
terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan
perlu dilakukan agar pada diri individu terdapat perubahan tingkah laku.
Pembelajaran seni khususnya seni tari mempunyai beberapa kendala yang berhubungan
dengan peserta didik. Salah satunya yaitu kurangnya minat serta peran serta siswa pada proses
pembelajaran dalam materi-materi tertentu atau kompetensi dasar-kompetensi dasar tertentu pada
materi seni tari sehingga dalam proses pembelajaran tampak kepasifan siswa. Hal ini tampak pada
rendahnya aktivitas siswa pada proses kegiatan pembelajaran, kurangnya keaktifan siswa tampak
ketika diberi pertanyaan-pertanyaan oleh guru yang berkaitan dengan materi pembelajaran, siswa
kurang memperhatikan ketika guru menerangkan, dan siswa berbicara sendiri ketika guru
memberikan materi.
Aktivitas siswa yang masih rendah dalam proses pembelajaran tersebut berakibat pada
rendahnya hasil belajar siswa karena penguasaan kompetensi pada materi pelajaran seni yang tidak
optimal. Terbukti pada hasil ulangan harian ketuntasan siswa hanya mencapai 47 % dengan
perolehan rata-rata hanya 65. Kendala-kendala itulah yang perlu diperhatikan dan dicarikan jalan
keluar oleh guru sebagai motivator, fasilitator dan evaluator dalam proses pembelajaran. Dalam
penelitian dengan permasalahan yang terjadi ketika proses pembelajaran maka peneliti akan
menerapkan metode Discovery dalam proses pembelajaran Gerak tari berdasarkan pola lantai secara
kelompok, agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran seni budaya khususnya materi seni tari
serta memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan kreteria ketuntasan minimal.
Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitik beratkan
pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran metode ini, guru hanya bertindak
sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil,
prosedur, algoritma.
Rumusan penelitian ini yaitu Apakah dengan menggunakan metode Discovery dapat
meningkatkan aktivitas belajar gerak tari berdasarkan pola lantai pada siswa? Apakah dengan
metode Discovery dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa? Sedangkan tujuan dalam penelitian
ini mengetahui apakah dengan metode discovery dapat meningkatkan aktivititas dan hasil belajar
gerak tari berdasar pola lantai pada siswa.
50
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus
(Arikunto, 2009), dan masing-masing siklus terdiri dari tahapan: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3)
Observasi/Evaluasi, dan (4) Refleksi.
Penelitian ini terbagi dua siklus dan setiap siklus diakhiri dengan tes penguasaan kompetensi
dasar Gerak Tari Secara Kelompok berdasarkan Pola lantai Siklus pertama 2 minggu dengan materi
(1) identifikasi Gerak Tari Secara kelompok berdasarkan Pola Lantai garis Lurus, (2) identifikasi
gerak tari secara kelompok berdasar pola lantai garis lengkung.
Siklus kedua berlangsung selama 2 minggu dengan materi (1) Memperagakan gerak tari
berdasar Pola lantai lurus (2) Memperagakan gerak tari berdasar Pola Lantai garis lengkung. Pada
tiap akhir siklus diadakan analisis dan refleksi untuk menganalisis keberhasilan tindakan atau
perlakuan maupun kecenderungan yang terjadi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober
2014 bertempat di SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu 35 siswa
kelas VII.2. Metode pengumpulan datanya menggunakan skala likert, observasi dan tes.
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu data-data kuantitatif dengan analisis data
kuantitatif dan data-data kualitatif menggunakan analisis data diskriptif kualitatif menggunakan
langkah-langkah melakukan reduksi data (mengelompokkan data menurut kategori tertentu), displey
data atau pemaparan data, penarikan kesimpulan atau verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi awal hasil belajar dan aktivitas belajar dilakukan sebelum guru melaksanakan siklus.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru sebelum tindakan dilaksanakan atau kondisi
awal hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa aktivitas
siswa dalam pembelajaran belum optimal. Guru masih tampak dominan dalam proses
pembelajaran. Guru sangat mendominasi kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya
jawab. Aktivitas siswa juga masih sangat rendah dengan indikasi siswa belum tampak aktif di dalam
kegiatan pembelajaran, hanya beberapa siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru.
Dampaknya ketuntasan belajar siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya
mencapai 46 % dengan rata-rata 72 dengan kualifikasi rendah. Sedangkan siswa yang tidak tuntas
atau nilainya tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih 54,3%. Jumlah siswa 35
anak hanya 16 siswa yang memperoleh nilai ≥ 78 sedangkan 19 anak memperoleh nilai ≤ 78.
Aktivitas siswa pada kompetensi dasar gerak tari berdasar Pola lantai dengan teknik Discovery
dalam kegiatan belajar pada kegiatan penelitian prasiklus atau sebelum mendapat perlakuan masih
sangat rendah dengan rerata 2,50 dengan kriteria aktivitas pada kegiatan prasiklus masih kurang
baik. Tampak aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran masih sangat kurang baik. Indikator dari
aktivitas yang kurang baik adalah setiap kali guru memberikan tugas, tidak semua siswa
mengerjakan tugas dengan baik, beberapa siswa bahkan ada yang sama sekali tidak mengerjakan
tugas dengan alasan-alasan tertentu seperti ada yang lupa, tidak bisa mengerjakan dan tidak
membawa buku. Dampak dari ketidak optimalan siswa dalam pembelajaran menyebabkan materi
dengan kompetensi dasar-kompetensi dasar tertentu tidak bisa diserap siswa dengan baik dan hasil
ulangan yang diperoleh siswa tidak dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan. Aktivitas siswa
dalam kegiatan belajar pada prasiklus dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini :
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI
DENGAN METODE DISCOVERY
Erlin Sofiyanti
51
Tabel 1 Aktivitas Siswa pada Prasiklus
No
Aspek Kegiatan yang diamati
Rerata
1
Pemahaman konsep
2,90
2
Kinerja
2,50
3
Kerjasama
2,50
4
Hasil kerja
2,45
5
Laporan tugas
2.50
Rerata
2.50
Kategori
Kurang Baik
Siklus I
1. Perencanaan
Sebelum tindakan dimulai guru menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan bahan ajar,
alat pembelajaran, lembar observasi, catatan kejadian, catatan hasil refleksi, dan tes penguasaan
kompetensi dasar. Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan apersepsi, menyampaikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dibahas serta tujuan yang akan dicapai.
Guru menginformasikan konsep materi tentang gerak tari berdasar Pola lantai, Guru
menjelaskan langkah – langkah kegiatan yaitu dengan membentuk 5 kelompok untuk berdiskusi
dengan masing-masing kelompok terdiri dari 7 orang siswa, Guru menyampaikan tugas tentang
identifikasi gerak tari berdasar Pola Lantai Lurus dan identifikasi gerak tari berdasar Pola lantai
Lengkung dalam proses pembelajaran dengan Metode Discovery, Guru membimbing siswa dalam
mengerjakan tugas dengan Metode Discovery serta evaluasi dan refleksi tentang hasil kerja.
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 17
September 2014. Guru mengawali dengan informasi umum tentang kegiatan pembelajaran metode
Discovery dalam waktu 15 menit. Setelah selesai dilanjutkan dengan apersepsi, yaitu guru
menanyakan tentang konsep dasar Pola Lantai. Setelah siswa menerima informasi kemudian guru
menyampaikan konsep materi tentang identifikasi gerak tari berdasar Pola lantai Lurus dan
Identifikasi gerak tari berdasar Pola lantai Lengkung. Dilanjutkan pemberian tugas kepada siswa
dengan metode Discovery secara berkelompok setelah melihat tayangan melalui media audio visual.
Dalam waktu 30 menit siswa mengidentifikasi gerak tari berdasar Pola lantai lurus. Tari
kelompok yang diidentifikasi berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Selama siswa
menyelesaikan tugas guru memberikan bimbingan secara bergantian. Dari 5 kelompok siswa yang
ada ternyata hanya 2 kelompok siswa yang mengerjakan tugas dengan lancar, dan 3 kelompok siswa
lainnya masih perlu bimbingan intensif dari guru. Setelah selesai, secara acak guru meminta masingmasing kelompok memperagakan gerak tari di depan teman-teman lain. Sedangkan bagi kelompok
siswa yang tidak Mencoba Memperagakan gerak tari berdasar Pola lantai, diminta untuk berlatih
sendiri mencoba memperagakan gerak tari berdasar pola lantai. Waktu yang disediakan 25 menit.
Pada 10 menit terakhir guru memberikan refleksi tentang tugas yang dikerjakan siswa. Dari
35 tugas yang terkumpul 2 kelompok mengerjakan tugas dengan sempurna, 2 kelompok kurang
52
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
sempurna, dan 1 kelompok tidak benar. Pembelajaran pada pertemuan pertama berakhir pukul
09.55 wib. Siswa diberikan tugas untuk mempersiapkan materi gerak tari berdasar Pola Lantai untuk
pertemuan berikutnya.
Pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu, 24 September 2014. Sebelum kegiatan dimulai
guru mengkondisikan situasi kelas dengan baik. Siswa diminta berkelompok sesuai dengan
kelompok pada siklus 1, waktu yang disediakan 15 menit. Guru memberikan penjelasan tentang
tugas yang diselesaikan pada saat tatap muka, yaitu masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil tugas kelompok dengan presentasi. Waktu yang disediakan 40 menit.
Pada akhir kegiatan seluruh siswa diminta menyampaikan hasil diskusi dengan kelompoknya
kemudian diberi tugas membuat pertanyaan sesuai dengan jenis Pola lantai pada gerak tari yang di
diskusikan sebanyak 5 pertanyaan dengan jawabannya, waktu yang disediakan 35 menit.
3. Observasi
Tindakan pada siklus I dipantau oleh kolaborator. Untuk memperlancar kegiatan observasi
kolaborator menggunakan lembar observasi. Sedangkan guru selaku peneliti mencatat kejadiankejadian yang dialami selama pembelajaran berlangsung menggunakan catatan harian.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan pemberian tes tentang pembelajaran apresiasi tari kelompok
daerah lain denga metode Discovery pada siklus I, dapat disampaikan refleksi sebagai berikut: (1)
Siswa masih kesulitan memahami langkah-langkah pembelajaran dengan teknik Discovery; (2) Siswa
kurang mempersiapkan hasil laporan dengan baik; (3) pemahaman konsep belum optimal; dan (4)
masih banyak siswa yang belum serius mengerjakan tugas.
Ada beberapa hal yang perlu direvisi pada siklus I yaitu (1) informasi tugas disampaikan
sebelum tatap muka berlangsung dengan jelas, sehingga siswa bisa mempersiapkan secara lengkap,
(2) Sarana prasarana berupa laptop masing-masing kelompok diwajibkan membawa sendiri
sehingga dapat mengurangi kegaduhan dan dapat efisien waktu, (3) Guru memberikan bimbingan
secara merata dan maksimal sehingga tidak ada siswa yang bermain-main atau kurang serius, (4)
Target maksimal harus disampaikan sebelum kegiatan dimulai sehingga siswa akan berusaha
memenuhi target, (5) Refleksi tugas langsung diinformasikan kepada seluruh siswa sehingga dapat
menambah semangat kerja.
Siklus II
1. Perencanaan
Tindakan pada siklus II ini masih menggunakan metode Discovery. Ada beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian dan perubahan dalam tindakan siklus kedua adalah sebagai berikut : Pada
kegiatan pendahuluan, guru harus betul-betul mampu memberikan pemahaman kepada siswa
tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan, Pada kegiatan inti, waktu yang tersedia harus dapat
dimanfaatkan secara efisien dan guru harus selalu memonitor pelaksanaan kerja masing- masing
siswa, Pada kegiatan penutup, guru harus melakukan refleksi terhadap seluruh tugas secara
langsung.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran pertemuan pertama siklus kedua dilaksanakan hari Rabu, tanggal 8 Oktober
2014 pukul 09.55 sampai 11.30. Pada awal kegiatan pembelajaran guru menanyakan unsur-unsur
tari kelompok daerah yang pernah disaksikan siswa pada pertemuan sebelumnya. Beberapa siswa
dapat merespon pertanyaan dengan baik. Setelah melakukan apersepsi siswa diberi penjelasan
tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan jenis tugas yang akan dikerjakan.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI
DENGAN METODE DISCOVERY
Erlin Sofiyanti
53
Selanjutnya pada kegiatan inti, aktivitas siswa secara kelompok mulai terlihat baik. Waktu
yang disediakan untuk menyelesaikan tugas 40 menit. Selama mengerjakan tugas guru memonitor
dan memberikan bimbingan secara merata, kadang-kadang guru melontarkan pertanyaan tentang
kesulitan yang dihadapi siswa. Suasana terbuka dan interaktif terjalin antara guru dengan siswa.
Setelah selesai kegiatan inti seluruh siswa diminta untuk menyampaikan hasil kerja kelompok secara
bergiliran. Dari 5 kelompok semua dapat mengerjakan tugas dengan baik.
Pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu 15 Oktober 2014, diawali dengan pemeriksaan
terhadap hasil kerja siswa pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu masing-masing kelompok
mempresentasikan laporan hasil tugas. Aktivitas siswa lebih meningkat dan lebih baik dibanding
dengan pertemuan sebelumnya. Perhatian siswa untuk mendengarkan hasil laporan tugas kelompok
lain tampak meningkat dengan bukti tidak ada anak yang asyik sendiri atau sibuk memikirkan
tugasnya. Mereka dengan serius memperhatikan temannya yang menyampaikan hasil laporan
kelompok masing-masing,tampak siswa mencatat hal-hal yang disampaikan dalam presentasi.
Beberapa siswa yang mewakili kelompoknya ada yang bertanya dari hasil kerja kelompok yang
sedang memaparkan laporan kerjanya.
3. Observasi
Tindakan pada siklus II dipantau oleh kolaborator. Untuk memperlancar kegiatan,
kolaborator menggunakan lembar observasi yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh peneliti.
Sedangkan guru, seperti pada pertemuan sebelumnya mencatat kejadian-kejadian yang dialami
selama pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Pembelajaran metode Discovery pada siklus II dapat berjalan dengan baik dan lancar. Aktivitas
siswa menjadi lebih baik dan hasil belajar siswa meningkat. Dengan pemberian tugas secara
tersruktur dan bimbingan secara kontinyu mampu menjadikan situasi pembelajaran lebih kondusif,
interaktif dan tidak membosankan. Tampak pada setiap pertemuan aktivitas siswa semakin baik,
siswa kelihatan senang dan mau berusaha bekerja secara bersama-sama secara kelompok, dengan
harapan tugas dapat diselesaikan dengan optimal. Setelah diadakan tes terjadi peningkatan rerata
nilai dan persentase ketuntasan belajar siswa.
Adapun perbandingan peningkatan hasil aktivitas belajar pada prasiklus, siklus I dan siklus II
dapat dilihat tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel. 2 Peningkatan Hasil Aktivitas Belajar Siswa
No
Aspek pengamatan
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
1
Pemahaman konsep
2,90
3,00
4,10
2
Karakteristik tugas
2,50
2,65
3,87
3
Cara kerja
2,50
2,65
4,00
4
Hasil kerja
2,45
2,50
4,00
5
Laporan tugas
Jumlah
2,50
10,90
2,55
13,35
4,00
18,75
Rerata
2,50
2,67
3,75
Kualifikasi
KB
KB
B
54
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat tabel 4.3 berikut:
Tabel 3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
No
Nilai
Ketuntasan
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Persentase
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
1
≥ 78
16
21
30
45.7
60
100
2
< 78
19
14
0
54.3
40
0
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut:
100%
100%
Persentase
80%
60%
70%
47%
40%
20%
0%
Has il Be lajar
Pra Sik lus
Sik lus I
Sik lus II
Grafik 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
SIMPULAN
Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya khusus kompetensi
dasar gerak tari berdasar pola lantai terbukti dari 35 siswa yang aktivitasnya kurang baik pada
kegiatan prasiklus dengan rerata skor 2,50 mengalami peningkatan pada akhir siklus II menjadi 3,75
atau kualifikasi baik. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran gerak tari berdasar
pola lantai pada siswa terbukti ada peningkatan presentase ketuntasan belajar siswa dari 47 % pada
kegiatan pra siklus menjadi 100 % pada kegiatan akhir siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hanafiah, Nanang dan Suhana ,Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama.
Pekerti, Widia. 2008. Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI
DENGAN METODE DISCOVERY
Erlin Sofiyanti
55
Download