perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Menurut Novianto (2003) tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Pemetik Teh di Perkebunan Gunung Mas PT. Perkebunan Nusantara VIII Jawa Barat. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja adalah jenis kelamin, usia, status kerja, jumlah tanggungan keluarga pemetik dan jumlah pengeluaran keluarga pemetik per bulan. Dari hasil analisis regresi didapatkan bahwa jenis kelamin, usia, status kerja dan jumlah pengeluaran keluarga pemetik per bulan berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja pemetik teh yaitu bertambahnya usia dan jumlah pengeluaran keluarga pemetik per bulan akan tingginya produktivitas, sedangkan faktor jumlah tangggungan keluarga pemetik teh berpengaruh negatif terhadap produktivitas tenaga kerja pemetik teh, yaitu semakin bertambah jumlah tanggungan keluarga akan mengakibatkan penurunan produktivitas tenaga kerja wanita pemetik teh di Perkebunan Gunung Mas. Sementara itu Cahyono (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kinerja Karyawan Terhadap Perceived Service Quality, Value Dan Word Of Mouth Intention”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja karyawan secara keseluruhan memiliki pengaruh terhadap penciptaan kualitas dan nilai bagi responden dan rekomendasi dari mulut ke mulut.Kinerja karyawan satpam dibandingkan memiliki dengan pengaruh kinerja karyawan paling besar lainnya. dan signifikan Kinerja karyawan laboraturium dan tata usaha berpengaruh terhadap kualitas pelayanan.Kinerja karyawan perpustakaan memiliki kecenderungan pengaruh langsung terhadap rekomendasi dari mulut ke mulut. commit to user 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menurut Tatik Nurhajati (2010) menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara jejaring yang dimiliki oleh suatu organisasi dengan kinerja organisasi. Terbukti bahwa semakin berkualitas jejaring yang dimiliki suatu organisasi akan semakin besar kinerja organisasi tersebut. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa untuk meningkatkan kinerja organisasi dibangun dengan kualitas jejaring suatu organisasi. B. Tinjauan Pustaka 1. Sumber Daya Manusia Manusia merupakan elemen terpenting dalam mengelola dan menggerakkan faktor-faktor produksi seperti modal, bahan mentah, peralatan, dan lain-lain untuk mencapai tujuan perusahaan. Bila suatu perusahaan mengalami perkembanagan maka makin sulit pula perencanaan dan pengendalian pegawainya, hal ini terjadi karena makin kompleksnya permasalahan yang muncul menyertai setiap kemajuan. Dalam situasi yang seperti ini maka perusahaan wajib memiliki manajer personalia yang handal untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan kepegawaian. Jika suatu perusahaan mampu mengatasi masalah-masalah tentang karyawan maka keharmonisan semua komponen perusahaan akan terbangun, hal ini tentusaja akan membawa dampak positif dalam hal produktifitas ( Wibisono, 2006) Sumber Daya Manusia atau biasa disingkat menjadi SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi ( Ravianto, 1999). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan.Menurut Wiguna (1995) Karyawan juga selalu disebut sebagai human capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai tambah perusahaan. Sebagai modal terpenting, fungsi dan peran karyawan selalu bertujuan untuk memaksimalkan produktivitas dan efisiensi perusahaan melalui cara kerja yang efektif. Sebab, apabila karyawan tidak produktif dan tidak efisien, maka karyawan mungkin tidak lagi menjadi modal terpenting, tetapi menjadi beban untuk perusahaan. Karyawan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan dan kebutuhan yang beraneka ragam. Kebutuhan ini bersifat fisik maupun non fisik yang harus dipenuhi agar dapat hidup secara layak dan manusiawi. Hal ini menyebabkan timbulnya suatu pendekatan yang berdasarkan pada kesejahteraan karyawan dalam manajemen personalia. Karyawan harus mendapatkan perlakuan sedemikian rupa sehingga kerjasama antara pimpinan dan karyawan sebagai bawahan dapat terjalin dengan baik. Bila hubungan terjalin baik maka mudah untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan ( Panji, 1995). 2. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam ( Siagian, 2006) Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Yang artinya bahwa para manajer mencapai tujuantujuan organisasi melalui orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan tidak melakukan pekerjaan itu sendiri. Manajemensumber daya manusia mencakup fungsi- fungsi perencanaan ( penetapan apa yang akan dilaukan ), pengorganisasian commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (perancangan dan penugasan kelompok kerja ), penyusun personalia (penarikan, seleksi, pengembangan pemberian kompensasi dan penilai prestasi kerja), pengarahan (motivasi, kepemimpinan, integrasi, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan. Manejemen personalia merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumberdaya manusia agar tercapaiberbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat ( Handoko, 1987). Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll. MSDM penting terkait dengan strategi perbaikan karyawan dalam perusahaan ( Saydam, 2000). Unsur MSDM adalah manusia, manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya. Pada era ini sudah saatnya sebuah departemen SDM merekrut karyawan-karyawan dengan kualifikasi knowledgeworker agar sebuah organisasi atau perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dalam jangka panjang, sekaligus memberikan keuntungan kepada para stake holder organisasi tersebut, tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan ( Hariandja, 2005). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu perusahaan dengan orangorang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. Ada beberapa peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab Departemen Sumber Daya Manusia yakni 1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja/ Preparation and selection 2.Pengembangan dan evaluasi karyawan/ Development and evaluation 3.Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai/ Compensation and protection( Zurnali, 2010). Dalam pengaturan karyawan dalam sebuah organisasi terdapat suatu teori yang mengatur tentang perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpinyakni teori X dan teori Y.Teori Ymenganggap bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya.Teori Y, yang mendukung pandangan hubungan manusia, memberikan asumsi yang sangat berbeda mengenai sifat manusia. Teori ini menyatakan bahwa: (1) pengerahan upaya fisik dan mental dalam pekerjaan itu bersifat alami seperti bermain atau beristirahat; (2) kontrol external dan ancaman hukuman bukan merupakan satu-satunya cara untuk membangkitkan upaya dalam mencapai tujuan organisasi. Orang akan melatih self-direction dan self-control dalam menyesuaikan tujuan yang disepakati bersama; (3) komitmen terhadap tujuan merupakan suatu fungsi dari imbalan (rewards) yang berkaitan dengan prestasi yang dicapai; (4) umumnya orang belajar, dalam kondisi yang tepat, untuk tidak hanya menerima melainkan juga mencari tanggung jawab; (5) kapasitas untuk melatih tingkat imajinasi yang tinggi, kecerdasan, dan kreativitas tersebar secara luas di dalam populasi; (6) dalam kondisi kehidupan industri modern, potensi intelektual manusia pada umumnya tidak hanya digunakan sebagian. Sedangkan teori X menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kepadanya. Teori X, yang mewakili pandangan mekanistis tradisional, berasumsi bahwa: (1) pada umumnya manusia memiliki suatu keengganan yang inheren (inherent dislike) untuk bekerja dan akan menghindari pekerjaan itu sebisa mungkin; (2) karena karakteristik ini, sebagian besar manusia harus dipaksa, dikendalikan, diarahkan, dan diancam dengan hukuman agar mereka mengerahkan upayanya untuk mencapai tujuan organisasi; dan (3) pada umumnya manusia cenderung untuk diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, relatif hanya sedikit memiliki ambisi, dan menginginkan keamanan (security) di atas segalanya (Suryono, 2012). 3. Kinerja Dalam suatu organisasi bila sekelompok karyawan dan atasannya mempunyai kinerja yang baik, maka akan berdampak pada kinerja perusahaan yang baik pula. Berdasarkan teori manajemen yang didasarkan atas budaya bangsa Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kinerja sumberdaya manusia Indonesia. Dengan demikian akan mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan. a. Kinerja Terdapat tiga jenis dasar kriteria kinerja, kriteria berdasarkan sifat memusatkan diri pada karakteristik pribadi seorang karyawan. Loyallitas, keandalan, kemampuan berkomunikasi, dan ketrampilan memimpin merupakan sifat-sifat yang sering dinilai selama proses penilaian. Jenis kriteria ini memusatkan diri pada bagaimananya seseorang, bukan apa yang dicapai seseorang dalam pekerjaannya. Hubungan antara sifat dan kinerja seringkali lemah karena sifat sulit didefinisikan.Kriteria kedua yakni kriteria berdasarkan perilaku terfokus pada bagaimana pekerjaan dilaksanakan. Kriteria ini penting bagi pekerjaan yang membutuhkan hubungan antar personal.Karena organisasi berjuang menciptakan suatu budaya dimana keragaman dihargai dan dihormati, kriteria keperilakuan terbukti bermanfaat untuk memantau apakah para manajer mencurahkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id cukup banyak usaha untuk mengembangkan diri. Kriteria kinerja seperti ini memberi sedikit sekali tuntutan bagi manajer apa yang sebenarnya harus dilakukan, dan akan sama sulitnya atasan para manajer tersebut mengevaluasi secara berarti. Dengan makin ditekannya produktivitas dan daya saing internasional, kriteria ketiga yakni kriteria berdasarkan hasil makin populer. Kriteria ini terfokus pada apa yang telah dicapai atau dihasilkan ketimbang bagaimana sesuatu dicapai atau dihasilkan. Kriteria berdasarkan asil mungkin dapat jika perusahaan tidak peduli bagaimana hasil dicapai, tetapi tidak tepat untuk setiap pekerjaan (Schuler et al,1999). Sistem pengukuran kinerja konvensional dianggap kurang relevan jika variabel ukuran kinerja konvensional yang didasarkan atas sistem akutansi diberlakukan untuk seluruh level, mulai dari level korporasi, level unit bisnis, level manajemen operasi dan level lantai operasi. Kekurangrelevanan tersebut terutama muncul jika pengukuran finansial diterapkan pada dua level terbawah yaitu manajemen operasi dan level lantai operasi. Dengan kata lain, harus ditekankan bahwa dalam sistem manajemen kinerja, variabel yang dirancang harus memberikan makna yang signifikan bagi pelaku di level terebut sehingga bagi yang berkepentingan memiliki rasa kepemilikan (sense of belonging) yang pada akhirnya menimbulkan tanggung jawab untuk selalu memperbaiki kinerjanya (Wibisono, 2006). Terdapat dua perangkat untuk meningkatkan ketrampilan karyawan adalah penilaian kinerja dan rencana pengembangan. Keduanya akan meningkatkan kemampuan karyawan untuk mencapai target dan peningkatan kinerja organisasi. Penilaian kinerja yang mengubah hidup adalah suatu keharusan untuk mendapatkan karyawan yang berkinerja tinggi. Penilaian kinerja dan rencana pengembangan membangun kinerja bintang yang akan bertahan lama dan meningkat setiap tehunnya. Penilaian kinerja meninjau target yang diciptakan bersama karyawan dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengevaluasi kinerja berdasarkan target tersebut. Penilaian kinerja dapat berlangsung tidak semestinya jika perusahaan mengaitkannya dengan kompensasi ( Hawley, 2004). Kinerja atau performance merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika. Menurut Prawirosentono (1999) Terdapat hubungan yang erat antara kinerja perusahaan (individual (institusional performance) performance) atau dengan kinerja kinerja perusahaan lembaga (corporate performance). Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik. Kinerja seorang karyawan akan baik bila dia mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapan (expectation) masa depan lebih baik. b. Indikator Kinerja Indikator kinerja utama memegang peranan penting untuk menjadi petunjuk manajemen dalam mengarahkan aktivitas organisasi, menjadi dasar menetapkan luas pertanggungjawaban manajemen terhadap pelaksanaan setiap kegiatan dan tugas, menjadi dasar mengevaluasi efektivitas tugas proses internal mengoptimalkan efisiensi serta menyelaraskan potensi dan kemampuan mengeksploitasi sumber daya dengan kebutuhan mengoptimalkan output. Indikator kinerja merupakan ukuran kinerja dari kegiatan-kegiatan proses mengoptimalkan efisiensi penggunaan simber daya, yang berfungsi sebagai arah pengembangan sumber daya. Hal ini berguna untuk menyelaraskan kemampuan antara kegiatan-kegiatan proses mengoptimalkan potensi dan kemampuan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengeksploitasi sumber daya dan pengembangan produk serta sebagai sarana mengevaluasi efektivitas pelaksanaan tugas-tugas proses internal mengoptimalkan output, untuk memperkokoh rantai proses penciptaan nilai (Hasibuan, 2012). Terdapat beberapa jenis indikator kinerja menurut Palmer (2006) antara lain : 1) Indikator biaya (misalnya biaya total, biaya unit) 2) Indikator produktivitas (misalnya jumlah pekerjaan yang mampu dikerjakan pegawai dalam jangka waktu tertentu) 3) Tingkat penggunaan (misalnya sejauhmana layanan yang tersedia digunakan) 4) Target waktu (misalnya waktu rata-rata r ata yang digunakan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan) 5) Volume pelayanan (misalnya perkiraan atas tingkat volume pekerjaan yang harus diselesaikan pegawai) 6) Kebutuhan pelanggan (jumlah perkiraan atas tingkat volume pekerjaan yang harus diselesaikan pegawai) 7) Indikator kualitas pelayanan 8) Indikator kepuasan pelanggan 9) Indikator pencapaian tujuan. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja SDM Berdasarkam perbedaan budaya, mengakibatkan perbedaan perilaku (behavior) dan sikap (attitude) dalam kegiatan organisasi.Perbedaan perilaku berakibat pada perbedaan hasil dalam “job performance” (kinerja tugas) sebagai akibat dari perbedaan perilaku (behavior) dan akibat perbedaan budaya asal.Perbedaan budaya masyarakat dipengaruhi pula lingkungan geografi dimana mereka hidup.Selain itu (Mangkunegara, 2002) menyatakan insentif merupakan suatu bentuk motivasi yang diberikan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi (perusahaan). a. Insentif Pengembangan hakikat insentif yang baik belum berarti sistem insentif yang efektif dapat terjamin.Jumlah insentif seluruhnya yang diterima tenaga kerja dapat memiliki pengaruh positif langsung terhadap perilaku tenaga kerja yang bersangkutan berkenaan dengan statusnya sebagai salah satu unsur dalam perusahaan.Akan tetapi dalam banyak segi, hal tersebut tidak langsung mempengaruhi motivasi tenaga kerja untuk berkinerja.Namun motivasi merupakan suatu fungsi yang menghubungkan antara insentif dengan kinerja, dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh jumlah insentif keseluruhan yang diterima tenaga kerja yang bersangkutan (Sastrohadiwiryo, 2002). Sistem imbalan harus memiliki tujuan.Sistem imbalam merupakan biaya utama sehingga harus terdapat manfaat didalamnya.Manfaat tersebut dapat berkisar dari memberikan motivasi kerja sampai pada memperkuat suasana tertentu dalam perusahaan. Harus di putuskan apakah suatu perusahaan bermaksud memberikan imbalan yng tinggi, rendah atau sedang, dan keputusan tersebut harus dibuat sebagai bagian dari rencana strategi bisnis yang menyeluruh, dan mendesainkan apa yang harus diusahakan perusahaan untuk dicapai serta bagaimana tujuan tersebut hendak dicapai. Dalam beberapa hal, munglin ada baiknya bagi perusahaan untuk bertindak sebagai pemberi imbalan tinggi.Setiap perusahaan berbeda-beda dalam menyediakan biaya kompensasi, antara yang berupa uang tunai dan yang berupa tunjangan.Imbalan penting untuk dijadikan bagian dari hakikat kompensasi apabila hendak mencapai pengaruh langsung yang diinginkan.Sistem kompensasi dapat menguatkan hakikat manajemen menyeluruh dalam suatu perusahaan. Sistem kompensasi besar kemungkinan akan memperkuat dan melengkapi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hakikat manajemen yang diinginkan apabila hubungan antara kompensasi dan kinerja dinyatakan dengan jelas (Lawler, 1981). Pengakuan secara formalatas suatu hasil kerja yang baik merupakan salah satu cara memotivasi tenaga kerja atau karyawan. Cara lain misalnya denganmemberikan bonus kepada pegawai yang dapat mengajukan saran terbaik untuk memajukan perusahaan. Banyak perusahaan menyediakan insentif kerja dengan cara ini. Untuk memutuskan hal-hal yang dapat merupakan insentif bagi karyawan.Pemberian insentif merupakan umpan balikyang efektif untuk meningkatkan motivasi kerja para tenaga kerja.Kesesuaian pemberian insentif sejalan dengan individu dan penampilan kerja.Agar dapat memotivasi karyawan dengan efektif, pemberian insentif haruslah sesuai dengan individu dan situasi.Apabila memberikan umpan balik motivasi dalam bentuk insentif atau pengakuan, gunakan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tidak ada insentif yang berlaku sama bagi tiap orang( Dharma, 1985). Departemen personalia memainkan peranan utama dalam menyusun dan menyelenggarakan program insentif.Pertama, departemen personalia bekerja ssma dengan ahli teknik industri dalam bidang pengukuran pekerjaan (work measurement).Menurut Dessler (1986) pengukuran pekerjaan adalah teknik yang digunakan untuk mengkaji tiap pekerjaan dan menentukan upah normal atau upah produksi lini dasar yaitu tingkat upah ynag mendasari insentif.Tujuan dasar suatu insentif hendaknya untuk mendorong timbulnya prestasi yang baik dengan mengaitkan prestasi dengan ganjaran, dan hal ini pada gilirannya memerlukan penilaian prestasi yang sahih dan akurat. Dalam hubungan-hubungan kepegawaian yang modern, upah dan gaji (wages and salaries) diharapkan memainkan peranan yang besar dalam mendorong pegawai untuk bekerja, sehingga untuk menambah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id prestasi dan keahliannya. Pemerintah membayar patisipasi (participation) dan bantuan (contribution) pegawai untuk melaksanakan programnya, dari pegawai yang paling rendah hingga kepada pegawai yang paling tinggi tingkatannya, pendorong utama untuk membantu dan ikut serta dalam pekerjaan pemerintah adalah upah (reward) yang berupa insentif baik uang ataupun non-uang (Moekijat, 1989). b. Karakteristik Personal Setiap orang mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan ini akan terbawa dalam dunia kerja, yang akan menyebabkan kinerja satu orang dengan yang lain berbeda pula, meskipun bekerja ditempat yang sama. Karakteristik individu dalam penelitian ini meliputi : tingkat pendidikan, usia, masa kerja dan jumlah tanggungan keluarga. 1) Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan proses imbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam semesta. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non-formal.Pendidikan formal merupakan jenjang pendidikan dari terendah sampai tertinggi yang biasanya di bangku sekolah. Sedangkan pendidikan non formal biasanya diberikan sebagai penyelenggara pendidikan yang terorganisir diluar sistem pendidikan sekolah dengan isi pendidikan yang terprogram (Mardikanto, 1993). Tingkat pendidikan dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok berpendidikan rendah yaitu SD kebawah, kelompok berpendidikan tinggi yaitu mereka yang berpendidikan diatas SLTA. Tingkat pendidikan petani baik formal naupu non formal akan mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan pada usahanya yaitu dalam rasionalisasi usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Pendidikan formal merupakan struktur dari suatu sistem oengajaran commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang kronolois dan berjenjang, lembaga pendidikan mulai dari pra sekolah sampai perguruan tinggi (Suhardiyono, 1992). 2) Umur Pegawai yang berusia lebih tua cenderung lebih mempunyai rasa keterikatan atau komitmen pada organisasi dibandingkan dengan yang berusia muda sehingga meningkatkan loyalitas mereka pada organisasi. Hal ini bukan saja disebabkan karena lebih lama tinggal di organisasi, tetapi dengan usia tuanya tersebut, makin sedikit kesempatan pegawai untuk menemukan organisasi(Dyne, 2005). 3) Lama kerja Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lamasehingga seorang pegawai akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. MenurutKreitner dan Kinicki (2004) penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua. Semakin lama karyawan bekerja pada suatu organisasi semakin memberi dia peluang untuk menerima tugas-tugas yang lebih menantang, otonomi yang lebih besar, keleluasan bekerja, tingkat imbalan ekstrinsik yang lebih tinggi dan peluang menduduki jabatan atau posisi yang lebih tinggi. Dengan demikian masa kerja merupakan faktor individu yang berhubungan dengan prilaku yang mempengaruhi komitmennya terhadap organisasi tempatnya bekerja. Menurut Robbins (2003) lama kerja sebagai salah satu anteseden karakteristik individu juga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap komitmen organisasi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4) Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan adalah seluruh jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan seseorangî. (Siagian, 2008) Berkaitan dengan tingkat absensi, jumlah tanggungan yang lebih besar akanmempunyai kecenderungan absen yang kecilmaka semakin banyak jumlah tanggungan seseorang, kecenderungan untuk pindah pekerjaan semakin kecil. 5. Regresi Non-Linear Analisis regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai satu variabel (tinggi badan anak) terhadap satu variabel yang lain ( tinggi badan orang tua). Pada perkembangan selanjutnya , analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa varabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Regresi nonlinear adalah regresi yang variabel-variabelnya ada yang berpangkat. Bentuk-bentuk regresi nonlinear antara lain sebagai berikut: a. Regresi Kuadratis atau Regresi Parabola Regresi Kuadratis adalahregresi dengan variabel X ada yang berpangkat dua. Bentuk regresi kuadratif adalah sebagai berikut: Y’ = a + bX + cX2 Keterangan : Y’ = variabel terikat X = variabel bebas a , b, c = konstanta Nilai a, b, c dapat dicari dengan menggunakan persamaan normal (persamaan tiga variabel), sebagai berikut. b. Regresi Eksponensial Atau Logaritma commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Regresi eksponensial adalah regresi dengan variabel X berpangkat konstanta b atau konstanta b berpangkat X. Bentuk umum regresi eksponensial adalah Y = abx Keterangan : Y = variabel terikat X = variabel bebas. a, b = konstanta atau penduga Untuk menentukan nilai a dan b, bentuk persamaan di atas harus ditransformasikan menjadi bentuk persamaan linear dengan menggunakan logaritma. Y = abx menjadi : log Y = log a + b log X Misalkan : log Y = Y1 log a = a1 log X = X1 c. Regresi Eksponensial Yang Dirubah Seperti telah diuraikan sebelumnya, trend (regresi) eksponensial mempunyai bentuk persamaan antara lain seperti Y’ = abX atau = aXb yang masing-masing melalui proses transformasi menjadi bentuk linear dalam semi log dan sepenuhnya log, yaitu: Y’0 = a0 + b0X _ Y’0 = log Y’ (semi log) a0 = log a b0 = log b Y’0 = a0 + bX0 _ Y’0 = log Y’ (log) a0 = log a X0 = log X Bentuk Y’ = abX dapat dikonversi dengan jalan menambah bilangan konstan K,yaitu menjadi: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Y’ = k + abX d. Regresi Logistik Atau Gompertz Trend ini biasanya dipergunakan untuk mewakili data yang menggambarkan perkembangan atau pertumbuhan yang mula-mula tumbuh dengan cepat sekali, akan tetapi lambat laun agak lambat, kecepatan pertumbuhannya semakin berkurang sampai tercapai suatu titik jenuh (saturation point). Pertumbuhan semacam ini biasanya dialami oleh pertumbuhan suatu jenis industri, penduduk dan pertumbuhan biologis lainnya. Bentuk trend logistic misalnya adalah sebagai berikut: Y’= Y’ = , k, a, b: konstan, biasanya b<0 Istilah eksponen (eksponent) berarti indicator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan. Dalam bentuk pangkat seperti X3 atau X5 eksponennya berupa konstanta; tetapi tidak ada alas an mengapa tidak dapat mempunyai eksponen variabel, missal 3x, dimana angka 3 harus dipangkatkan dengan pangkat yang berubah-ubah(berbagai nilai x). suatu fungsi yang variabel bebasnya muncul sebagai eksponen disebut fungsi eksponensial. Grafik fungsi eksponensial. Berikut grafik fungsi eksponensial: Y Y= g (x) = b2x Y0 1 X0 commit to user X perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Grafik Fungsi Eksponensial 6. Analisis Covariance(ANCOVA) Analisis covariance adalah analisis statistik yang merupakan kombinasi dari analisis variance(ANOVA) dan analisis regresi linear, sehingga salah satu syarat yang diperlukan dalam menggunakan analisis ini adalah keadaan data yang berbentuk linear. Selain itu apa yang menjadi syarat analisis variance (ANOVA) juga menjadi syarat bagi penggunaan ANCOVA. Adapun syarat analisis vaiance (ANOVA) yaitu: a. Distribusi data harus normal, agar data berdistribusi normal dapat ditempuh dengan cara memperbanyak jumlah sampel dalam kelompok. b. Setiap kelompok hendaknya berasal dari populasi sama dengan variansi yang sama pula. Bila banyaknya sampel sama pada setiap kelompok maka kesamaan variansinya dapat diabaikan. Tapi bila banyaknya sampel pada masing-masing kelompok tidak sama maka kesamaan variansi populasi sangat diperlukan. ANCOVA memberi penekanan pada kemungkinan adanya variance lain dalam hubungan antar variabel, sehingga efek yang ditemukan dan dinyatakan sebagai akibat dari variableindependent, ternyata bukanlah akibat dari variabel peubah tersebut, akan tetapi disebabkan oleh variabel lain yang sudah dimiliki oleh responden sebelumnya. Oleh karena itu dalam analisis covariance (ANCOVA) ini dalam menganalisis, variabel yang didugasudah ada sebelum perlakuan diterima oleh responden diikutsertakan sebagai variabel control dalam analisis (Hartono, 2008). Model-model ANCOVA merupakan perluasan dari model-model ANOVA dalam hal penyediaan metode control secara statistik atas efek-efek variabel penjelas kuantitatif, yang disebut dengan variabel kovariatatau variabel kontrol, dalam sebuah model baik variabel penjelas kuantitatif maupun kualitatif, atau dummy. Model ANCOVA sebagai berikut: Yi= B1 + B2D1 + B3Xi + µi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dimana : Y =VariabelDependent B = Koefisien Regresi D = Dummy X = VariabelIndependent µ = Error ( Gujarati, 2006). Analisis kovarian (ANCOVA) merupakan suatu model linear umu (general linear model) dengan menggunakan variabel tergantung continuous (kuantitatif) dan dua atau lebih variabel bebas (predictor) continuous (kuantitatif) dan salah satu dari variabel bebas tersebut merupakan variabel kategorikal (kualitatif). ANCOVA juga merupakan perluasan ANOVA, yang berfungsi memprediksi variabel tergantung dengan menambahkan satu atau lebih variabel kontinous/variabel berskala interval. Variabel ini tidak termasuk dalam manipulasi eksperimental tetapi mempengaruhi dalam memprediksi variabel tergantung dan disebut sebagai kovariat. Tujuan utama menggunakan ANCOVA ialah untuk menguji apakah nilai-nilai pada variabel tergantung berbeda secara signifikan di semua tingkatan faktor saat kita mengendalikan perbedaan-perbedaan individual diantara semua partisipan yang diukur dengan menggunakan kovariatnya (Sarwono, 2012). C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1999). Untuk mengkaji pengaruh karakteristik responden terhadap kinerja yang merupakan bentuk regresi non-linear dengan model persamaan sebagai berikut: Y = a X1b1.X2b2.X3b3.X4b4 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Keterangan: Y= kinerja karyawan a =intercep b1 – b4 = `nilai dugaan besaran parameter X1 = tingkat pendidikan (th) X2 = jumlah anggota keluarga (orang) X3 = umur (th) X4 = masa kerja (th) Untuk mengkaji pengaruh karakteristik responden terhadap kinerja lebih lanjut digunakan pendekatan untuk mengetahui pengaruh karakteristik personal terhadap kinerja dengan melakukan transformasi dalam bentuk double logaritma natural (Ln) untuk menaksir parameter-parameternya, sehingga merupakan bentuk linier berganda yang kemudian dianalisis dengan metode kuadrat terkeci; (ordinary least square) Ln Y = Ln a + b1Ln X1 + b2Ln X2 + b3LnX3 + b4LnX4 Keterangan: Y= kinerja karyawan a =intercep b1 – b4 = `nilai dugaan besaran parameter X1 = tingkat pendidikan (th) X2 = jumlah anggota keluarga (orang) X3 = umur (th) X4 = masa kerja (th) Untuk mengkaji apakah semua variabel bebas karakteristik responden secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja digunakan uji F. Untuk mengkaji pengaruh masing-masing variabel bebas karakteristik responden terhadap kinerja digunakan keberartian koefisien regresi dengan uji t pada tingkat signifikansi tertentu. Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas karakteristik responden yang berupa tingkat pedidikan, jumlah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tanggungan keluarga, umur dan masa kerja dapat menjelaskan variabel tergantung kinerja maka digunakan analisis koefisien determinasi (R2). Untuk mengetahui apakah insentif berpengaruh terhadap kinerja karyawan maka dilakukan uji untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian insentif terhadap kinerja karyawan, dengan menggunakan uji ANCOVA. Analisis covariance (ANCOVA) adalah analisis statistik yang merupakan kombinasi dari analisis variance(ANOVA) dan analisis regresi linear, sehingga salah satu syarat yang diperlukan dalam menggunakan analisis ini adalah keadaan data yang berbentuk linear. Model ANCOVA sebagai berikut: Yi= B1 + B2D1 + B3Xi + µi Dimana : Y =Variabel Kinerja B1 = intercept B2-B3= Koefisien Regresi D = Dummy D 1= insentif D 2= non-insentif X = Variabel Masa Kerja µ = Error (Gujarati, 2006). Skema kerangka berpikir pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini: Perusahaan yang tidak menerapkan insentif Perusahaan yang menerapkan insentif a. b. c. d. Kinerja Karyawan: Efisiensi dan efektivitas Otoritas dan Tanggung jawab Disiplin kerja Inisiatif commit to user Komparasi a. b. c. d. Kinerja Karyawan: Efisiensi dan efektivitas Otoritas dan Tanggung jawab Disiplin kerja Inisiatif perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional *Keterangan : Dalam pengukuran kinerja karyawan hanya menggunakan atribut kualitas produk . D. Asumsi 1. Waktu kerja antara karyawan laki-laki dan perempuan dianggap sama. 2. Jumlah karyawan tetap tidak ada penambahan walaupun produksi meningkat. 3. Variabel-variabel yang tidak diamati dianggap tidak berpengaruh. E. Pembatasan Masalah 1. Masalah yang diteliti adalah mengenai pemberian insentif kaitannya dengan kinerja karyawan di perusahaan olahan terigu Satria Sejahtera Bakery dan Bakpia Japon. 2. Karyawan yang diwawancarai adalah seluruh karyawan dan aktif bekerja di perusahaan Satria Bakery dan Bakpia Japon. 3. Insentif yang diteliti berupa insentif dalam bentuk finansial. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id F. Hipotesis 1. Diduga karakteristik personal karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 2. Diduga pemberian insentif berpengaruh terhadap kinerja karyawan. G. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi: 1. Insentif adalah suatu penghargaan dalam bentuk material yang diberikan oleh pihak pimpinan perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan.Pemberian insentif diluar gaji sebagai pengakuan terhadap prestasi kerja dan kontribusi terhadap karyawan kepada perusahaan. Pengukuran variabel insentif dengan menggunakan skala semantik differensial. 2. Kinerja adalah hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi diantaranya berupa kualitas produk. Pengukuran variabel kinerja dengan menggunakan skala semantik differensial. 3. Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan semakin efisien yang ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat. 4. Efektivitas adalah ukuran tingkat pemenuhan output atau tujuan proses. Semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses perusahaan maka dikatakan proses tersebut semakin efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih baik dan lebih aman. 5. Otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki (diterima) oleh seorang peserta organisasi kepada para anggota organisasi lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya (sumbangan tenaganya), dimana perintah tersebut menyatakan pada apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi yang bersangkutan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6. Disiplin kerja merupakan sikap dan kemauan karyawan bersangkutan dalam menaati pertauran menghormati perjanjian kerja dengan perusahaan dimana dia bekerja. 7. Inisiatif merupakan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi atau perusahaan. 8. Variabel kinerja, indikator yang digunakan adalah: a. Efisiensi dan efektivitas b. Otoritas dan Tanggung jawab c. Disiplin kerja d. Inisiatif e. Kualitas produk 9. Skala Semantik Differensial merupakan skala untuk mengukur objek-objek psikologis yang dicirikan dengan kata sifat pada dua kutub yang saling berlawanan dan berbentuk garis kontinum yang menunjukkan persepsi pada objek yang diteliti. 10. Model double log merupakan salah satu hasil transformasi dari suatu model tidak linear menjadi model linear dengan cara membuat model dalam bentuk logaritma. 11. Ancova merupakan teknik analisis yang berguna untuk meningkatkan presisi sebuah percobaan karena didalamnya di lakukan pengaturan terhadap pengaruh peubah bebas lain yang tidak terkontrol. Ancova digunakan jika peubah bebasnya mencakupvariabel kuantitatif dan kualitatif. commit to user