ARTIKEL PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Oleh : IRMA FAUZIATI NIM : 010214B038 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Artikel skripsi dengan judul “Perbedaan Efektifitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Religi terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang” yang disusun oleh : Nama : Irma Fauziati NIM : 010214B038 Program Studi : Keperawatan Telah disetujui oleh pembimbing utama Skripsi Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran. Ungaran, Agustus 2016 Pembimbing Utama Mona Saparwati, S.Kp., Ns., M.Kep NIDN. 0628127901 Perbedaan Efektifitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Religi terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang Irma Fauziati*) Mona Saparwati **) Rosalina **) STIKES NGUDI WALUYO 2016 *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES NGUDI WALUYO **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES NGUDI WALUYO ABSTRAK Tindakan pembedahan dapat menyebabkan nyeri pada pasien karena terjadinya perlukaan. Nyeri akut yang tidak diatasi akan berubah menjadi nyeri kronis sehingga memerlukan penanganan diantaranya dengan menggunakan relaksasi nafas dalam dan terapi musik religi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik religi terhadap intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Desain penelitian ini quasi experiment pre dan post group design dengan pendekatan non equivalent control group design. Populasi penelitian ini pasien post operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang yaitu sebanyak 98 pasien dengan sampel 30 responden menggunakan teknik accidental sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner verbal descriptive scale (VDS). Analisis data yang digunakan t test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan efektifitas pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik religi terhadap intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang dengan p value sebesar 0,021< α (0,05). Sebaiknya rumah sakit dapat memfasilitasi pasien untuk mengatasi nyeri yang dialami diantaranya dengan menggunakan terapi musik religi sebagai terapi komplementer yang aman dan bebas efek samping. Kata Kunci : Relaksasi Nafas Dalam, Musik Religi, Intensitas Nyeri, Pasien Post Operasi Kepustakaan : 35 (2006-2015) ABSTRACT Medical surgery can cause pain on patients because of an injury. Unresolved acute pain will turn into chronic pain that requires some treatments by using deep breathing relaxation and religious music therapy. The purpose of this study is to determinethe differences between the effectiveness of deep breathing Perbedaan Efektifitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Religi terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang 1 relaxation techniques and religious music therapy toward pain intensity of postoperative patients at RSUD Ungaran, Semarang Regency. The research design was quasi-experimental pre and post group design with non equivalent control group design approach. The population of this study were post surgery patient at RSUD Ungaran, Semarang Regency with 98 patients and sample of 30 respondents by using accidental sampling technique. The questionnaires used verbal descriptive scale (VDS). Analysis of the data used t test. The results showthe differences between the effectiveness of deep breathing relaxation techniques and religious music therapy toward pain intensity of postoperative patients at RSUD Ungaran, Semarang Regency with p value of 0.021 <α (0.05). We recommend that hospitals can facilitate the patient to overcome the pain by using religious music therapy as complementary therapy wich is safe and free of side effects. Keywords : Deep Breathing Relaxation, Religious Music, Pain Intensity, Post Surgery Patients Bibliography: 35 (2006-2015) PENDAHULUAN Tindakan operasi menyebabkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan tubuh (Wall & Jones, 2011). Reaksi kimia dalam tubuh sehingga nyeri dirasakan oleh pasien terjadi pada proses pemulihan. Klien yang menjalani pembedahan akan menerima anestesi baik anestesi umum (GA), regional (RA) maupun lokal (LA), karena tanpa anestesi tidak mungkin dilakukan pembedahan terutama prosedur mayor yang melibatkan anestesi umum (Potter & Perry, 2009). Namun setelah operasi selesai dan pasien mulai sadar, ia akan merasakan nyeri pada bagian tubuh yang mengalami pembedahan (Wall & Jones, 2011). Nyeri merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan yang hanya dapat diungkapkan oleh individu yang mengalaminya bersifat subjektif dan persepsinya berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya (Prasetyo, 2010). Nyeri menurut The International Association for the Study of Pain nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu (Potter & Perry, 2009). Manajemen nyeri dengan melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri dengan tindakan relaksasi mencakup latihan pernafasan diafragma, teknik relaksasi progresif, guided imagery dan meditasi, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam menurunkan nyeri pasca operasi. Teknik nafas dalam merupakan Perbedaan Efektifitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Religi terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang 2 suatu bentuk asuhan keperawatan lainnya yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada pasien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Potter & Perry, 2009). Menurut Mulloly, Virginia, Levin, Rona, & Feldman (2008), terapi musik efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien post operasi mayor dengan mendengarkan musik selama sepuluh menit hanya pada dua hari pertama setelah pembedahan. Musik dapat menurunkan nyeri karena dapat meningkatkan produksi endorphin dan protein dalam tubuh. Salah satu jenis musik yang telah terbukti dapat membuat relaksasi adalah jenis musik religi (Rahmawati, 2012). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Maret 2016 di RSUD Ungaran untuk mendapatkan data tingkat nyeri pasien post operasi yang diukur dengan menggunakan alat pengukur nyeri Verbal Descriptive Scale (VDS) dengan mengambil responden sebanyak 7 pasien yang diberikan pemberian teknik relaksasi nafas. Data pengukuran awal nyeri yang dialami pasien rata-rata nyeri sedang (skala 6) dan setelah diberikan teknik relaksasi nafas ternyata 5 orang masih merasakan nyeri sedang (skala 5) dan 2 orang merasakan nyeri ringan (skala 4). Peneliti juga melakukan pengukuran terhadap 7 pasien yang selanjutnya diberikan pemberian terapi musik. Data pengukuran awal nyeri yang dialami pasien rata-rata nyeri sedang (skala 6) dan setelah diberikan teknik relaksasi nafas ternyata 5 orang masih merasakan nyeri sedang (skala 6) dan 2 orang merasakan nyeri ringan (skala 4). Responden juga menyatakan bahwa upaya yang selama ini dilakukan untuk mengatasi nyeri dengan melakukan distraksi yaitu bermain HP baik bermain game atau melihat film serta mendengarkan musik dari HP tersebut. Rumusan Masalah Terapi musik dan relaksasi nafas dalam sama – sama memberikan hasil yang efektif, namun pelaksanaan terapi di RSUD Ungaran selama ini dengan mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam, akan tetapi masih banyak pasien yang belum dapat melakukan dengan optimal. Relaksasi dengan musik dilakukan oleh beberapa pasien dan memberikan hasil yang lebih optimal akan tetapi pihak rumah sakit belum dapat memfasiltasinya secara maksimal. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian “Adakah perbedaan efektivitas pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik religi terhadap intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang?” Tujuan Penelitian Mengetahui perbedaan efektivitas pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik religi terhadap intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Perbedaan Efektifitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Religi terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang 3 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi experiment pre dan post group design, rancangan penelitian ini mengobservasi sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah, peneliti membagi responden menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang diberi relaksasi nafas dalam sebagai kelompok perlakuan pertama dan kelompok yang diberi terapi musik sebagai kelompok perlakuan kedua. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien post operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarangyaitu sebanyak 98 pasien (data rata-rata bulan Maret 2015 – Maret 2016). Jumlah sampel adalah 30 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling yang ditentukan dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang pada tanggal 30 Juli- 5 Agustus 2016. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti. Analisa Bivariat sebelumnya menggunakan uji shapiro-wilk, untuk melihat perbedaan nyeri pasien post operasi pasien post op sebelum dan sesudah diberikan implementasi menggunakan dependent t test. Untuk melihat perbedaan efektivitas pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik religi terhadap intensitas nyeri pasien post operasi menggunakan independen t test. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Grafik 1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan grafik 1.1. dapat diketahui bahwa jenis kelamin pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang yang diberikan teknik relaksasi nafas dalam dan musik religi sebagian besar perempuan yaitu sebanyak 9 responden (60,0%). 2. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Grafik 1.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Berdasarkan Garfik 1.2. dapat diketahui bahwa umur pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang yang diberikan teknik relaksasi nafas dalam dan musik religi sebagian besar remaja akhir yaitu sebanyak 10 responden (66,7%). Analisis Univariat 1. Gambaran Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang Perbedaan Efektifitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Religi terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang 4 Sebelum dan Sesudah Diberikan Teknik Relaksasi Nafas Dalam. Tabel 1.1. Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang Sebelum dan Sesudah Diberikan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Intensitas Std Mean nyeri dev 4,40 1,77 Pretest 4,53 1,64 Posttest Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang sebelum diberikan teknik relaksasi nafas rata-rata 4,40 dengan standar deviasi 1,77, sedangkan setelah diberikan teknik relaksasi nafas rata-rata 4,53 dengan standar deviasi 1,64 2. Gambaran Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Religi Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Religi Intensitas Mean Std dev nyeri 4,60 1,64 Pretest 3,07 1,34 Posttest Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwa intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang sebelum diberikan musik religi rata-rata 4,6 dengan standar deviasi 1,64, sedangkan setelah diberikan musik religi rata-rata 3,07 dengan standar deviasi 1,34. Analisis Bivariat 1. Perbedaan Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang Sebelum Dan Sesudah Diberikan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Tabel 1.3 Perbedaan Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang Sebelum dan Sesudah Diberikan Teknik Relaksasi Nafas Dalam RelakMean SD sasi pdiffe- Diffenapas value rence rence dalam Pre-0,13 0,52 0,334 post Berdasarkan Tabel 1.3 , dapat diketahui bahwa beda ratarata intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang sebelum dan setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam sebesar 0,13 dengan standar deviasi 0,52. Hasil uji paired t test didapatkan p-value sebesar 0,334. Maka tidak ada perbedaan intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam. 2. Perbedaan Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Religi. Tabel 1.4 Perbedaan Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang Sebelum dan Perbedaan Efektifitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Religi terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang 5 Sesudah Diberikan Terapi Musik Religi Musik Mean SD preligi differenc Differen value e ce Prepost 1,60 1,12 0,000 Berdasarkan Tabel 1.4 dapat diketahui bahwa beda ratarata intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang sebelum dan setelah diberikan terapi musik religi sebesar 1,60 dengan standar deviasi 1,12. Hasil uji paired t test didapatkan p-value sebesar 0,000. Maka ada perbedaan intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah diberikan terapi musik religi. 3. Perbedaan Efektivitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Religi terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang Tabel 1.5 Perbedaan Efektivitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Terapi Musik Religi Terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang Std p Mean Deviasi value Napas dalam 0,1333 0,51640 0,000 Musik religi 16,000 112,122 Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukkan bahwa pada kelompok yang diberikan relaksasi napas dalam terjadi peningkatan nyeri sebesar - 0,1333, sedangkan pada kelompok yang diberikan Musik religi terjadi penurunan sebesar 1,600 sehingga selisih penurunan atau tingkat efektifitas nyeri dari kedua perlakuan tersebut sebesar 1,7333, artinya pemberian Musik religi lebih efektif menurunkan nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang sebesar 1,7333 daripada yang diberikan relaksasi napas dalam. Diperoleh pula bahwa hasil uji independen t-test menunjukkan p-value sebesar 0,000 (α = 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan efektivitas pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik religi terhadap intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. PEMBAHASAN Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan (Smeltzer& Bare, 2008). International Association for The Study of Painmendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana terjadi kerusakan(Potter& Perry, 2006). Nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas yang terdiri atas pernafasan abdominal (diafragma) dan purse lips breathing (Asmadi, 2008).Teknik relaksasi nafas dalam adalah sebuah teknik yang telah lama Perbedaan Efektifitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Religi terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang 6 diperkenalkan dapat dipakai untuk menciptakan ketenangan, menguranngi tekanan supaya klien merasa nyaman (Dina dkk, 2009). Terapi musik merupakan materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental.Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran (Satiadarma, 2008). Teknik relaksasi nafas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk melepas opoid endogen yaitu endorfin dan enkafein sehingga terbentuk sistem penekanan nyeri yang akhirnya akan menyebabkan penerunan intensitas nyeri 15 menit setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam. Distraksi ini bisa dilakukan secara visual, auditori, taktil kinestik dan projek.Salah satu teknik distraksi adalah dengan terapi musik yang bertujuan untuk menurunkan nyeri pada pasien (Taylor, 2007). Hasil penelitian dari Karyati (2014) tentang aplikasi terapi musik religi sebagai upaya menurunkan nyeri post seksio cesaria. Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan terapi musik religi sebagian besar responden pada skala nyeri 5 sebanyak 14 orang (40%). Setelah dilakukan terapi musik religi sebagian besar responden pada skala nyeri 4 sebanyak 10 orang (28.6%) Ada hubungan yang signifikan terapi musik religi terhadap tingkat nyeri klien post operasi sesiosesaria di RSUD Sunan Kalijaga Demak (p value = 0,000). Perbedaan efektifitas antara terapi musik dengan teknik relaksasi progresif ini menjadi nyata disebabkan oleh beberapa hal. Yang pertama dari segi teori terapi musik menggunakan musik yang sederhana, menenangkan dan mempunyai tempo teratur yang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengatasi stres dan menimbulkan kondisi rileks pada seseorang (Mucci, 2006). Sedangkan teknik relaksasi progresif gerakan otot yang memerlukan imajinasi, ketekunan atau sugesti. Teknik ini merupakan kombinasi latihan pernafasan terkontrol dan rangkaian kontraksi serta relaksasi kelompok otot (Potter & Perry, 2005). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang sebelum diberikan teknik relaksasi nafas rata-rata 4,40 dengan standar deviasi 1,77, sedangkan setelah diberikan teknik relaksasi nafas rata-rata 4,53 dengan standar deviasi 1,64. 2. Intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang sebelum diberikan musik religi rata-rata 4,6 dengan standar deviasi 1,64, sedangkan setelah diberikan musik religi rata-rata 3,07 dengan standar deviasi 1,34. 3. Tidak ada perbedaan intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam, dengan p-value sebesar 0,334 (α=0,05). 4. Ada perbedaan intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah diberikan terapi musik religi, dengan pvalue sebesar 0,000 (α=0,05). Perbedaan Efektifitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Religi terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang 7 5. Ada perbedaan efektivitas pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik religi terhadap intensitas nyeri pasien post operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, dengan pvalue sebesar 0,000 (α=0,05). Saran 1. Bagi Perawat Sebaiknya perawat meningkatkan pelayanannya kepada pasien khususnya post operasi dengan memberikan edukasi dan motivasi terkait dengan penggunaan terapi kompelmenter yaitu terapi musik religi. 2. Bagi Pasien Sebaiknya pasien dapat mengatasi nyeri yang dialami secara mandiri diantaranya dengan menggunakan terapi musik religi sebagai terapi komplementer yang aman dan bebas efek samping. 3. Bagi Rumah Sakit Sebaiknya pihak rumah sakit meningkatkan pelayanannya terutama bagi pasien post operasi yang mengalami nyeri diantaranya dengan menyediakan fasilitas bagi pasien untuk dapat menggunakan terapi komplementer dengan resiko yang ringan misalnya menggunakan terapi musik religi. 4. Bagi peneliti selanjutnya Sebaiknya peneliti selanjutnya meningkatkan hasil penelitian ini dengan mengendalikan faktor lain yang mempengaruhi penelitian ini misalnya jenis operasi, kecemasan ataupun dukungan keluarga sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih lengkap. DAFTAR PUSTAKA Asmadi, (2008). Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC. Dina 2009. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Persepsi Nyeri pada Lansia dengan Artritis Reumatoid. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Karyati (2014). Aplikasi Terapi Musik Religi Sebagai Upaya Menurunkan Nyeri Post Seksio Cesaria. Skripsi PSIK. UNIMUS Semarang. Mulloly, Virginia, Levin, Rona, & Feldman (2008). Music soothes post operative pain and anxiety. American Journal of Nursing. 8;88:949-951 Potter & Perry (2009). Fundamental Keperawatan, Buku : 1, Edisi : 7, Salemba Medika Prasetyo (2010). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-. Ruzz. Rahmawati (2012). Terapi Musik. Jogjakarta:Javalitera. Satiadarma (2008). Cerdas dengan musik. Cetakan pertama, Jakarta: Puspa Suara. Smeltzer & Bare (2008). Buku ajar medical bedah Brunner and Suddart. Judul Asli : Brunner and Suddarth’s text book of medical surgical nursing. Alih Bahasa : Agung Waluyo. Volume 1. Jakarta: EGC Taylor (2007).Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas, Jakarta: Kencana. Perbedaan Efektifitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Religi terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang 8