peningkatan produktifitas dan pencegahan kekambuhan gangguan

advertisement
PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN
GANGGUAN JIWA DENGAN PENDEKATAN PELATIHAN EMOTIONAL
FREEDOM TECHNIQUE (EFT) DAN HOME CARE DI RSUD. BANYUMAS
INCREASED PRODUCTIVITY AND PREVENTION OF RELAPSE
DISORDERS MENTAL APPROACH TO TRAINING EMOTIONAL
FREEDOM TECHNIQUE (EFT) AND HOME CARE IN HOSPITALS.
BANYUMAS
Suryanto1), Siti Harwanti2), Wahyu Ekowati3)
1-2)
Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK Unsoed Purwokerto
3)
Jurusan Keperawatan FKIK Unsoed Purwokerto
ABSTRACT
Productivity is influenced by the physical and mental health status. Mental disorders in
individuals of reproductive age who are either light or heavy will impact on the decline
in labor productivity (patients) who suffer. One of the psychological therapies that can
reduce stress in patients with psychiatric disorders is the Emotional Freedom Technique
(EFT). The purpose of research is to apply EFT training to improve the condition of our
emotions, thoughts and behaviors so as to prevent the recurrence of mental illness.The
study was conducted with the survey and participant observation. The data source is the
patient, family, hospital health care team. Banyumas. Conducted a prospective
approach with instruments such as questionnaires and observation sheets. Sampling
technique using purposive sampling with the number 20. Respondents were given a
training intervention EFT and home care later in the evaluation of pre-posttest. After
discharge from the hospital respondents made observations in the home. The analysis
was done descriptively. Results of the 20 respondents, primary and secondary education
respectively 8 people (40%) and high school graduates there are 4 people (20%). Sex
female respondents, there were 12 people (60%) and men there are 8 people (40%). preand posttest used before and after training EFT rise of scores by an average of 20%, on
the training of how to socialize with other people increases the pre and posttest scores
from an average of 35% and the increase in training on personal hygiene of the pre and
posttest scores an average of 45 %. Conclusion are need socialize EFT training, home
care and personnel hygiene can be a provision for mental patients before discharge and
to prevent recurrence. Respondents can be more confident in life and want to work as
usual.
Keywords :Productivity,training, observation
Kesmasindo. Volume 5( 2) Juli 2012, hlm. 180- 190
180
181
Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 180- 190
PENDAHULUAN
setiap harinya berkisar antara 45-60
Produktivitas pada seseorang
orang. Petugas di poliklinik jiwa yaitu
dipengaruhi oleh status kesehatan fisik
2 orang dokter spesialis jiwa dan 1
dan jiwa. Gangguan kesehatan jiwa
orang perawat. Sedangkan pelayanan
dapat
terjadi
meliputi
pada
gangguan
setiap
orang
rawat inap di Ruang Sakura terbagi 3
jiwa
ringan
shift
(pagi,
sore
dan
malam).
maupun berat. Gangguan jiwa pada
Pelayanan perawatan kepada pasien
individu baik yang bersifat ringan
dilakukan oleh 15 perawat. Pelayanan
mapun berat tentu akan berimbas pada
perawatan telah dilakukan dengan baik
penurunan produktifitas kerja pada
oleh perawat walaupun masih belum
orang
menderita
maksimal. Hal ini disebabkan oleh
(Bastaman,2010). Salah satu terapi
beban kerja yang banyak dan jumlah
psikologis
digunakan
pasien yang banyak yaitu 95-120
untuk mengurangi stress pada pasien
orang pasien setiap harinya. Tujuan
gangguan
Emotional
penelitian adalah untuk menerapkan
Freedom Technique (EFT). Terapi
pelatihan EFT, cara bersosialisasi dan
EFT
cara
(pasien)
yang
yang
dapat
jiwa
dalam
adalah
bidang
klinis
dapat
personal
higiene
untuk
digunakan untuk memperbaiki kondisi
memperbaiki kondisi emosi, pikiran
emosi, pikiran dan perilaku. Terapi
dan perilaku sehingga dapat mencegah
EFT dalam jangka panjang dapat
kekambuhan penyakit jiwa.
meningkatkan
menurunkan
sikap
fungsi
kecemasan,
bermusuhan,
psikologis,
depresi,
sensitivitas
berlebihan, paranoid dan psikotik.
RSUD.
melayani
Banyumas
pasien
yang
METODE PENELITIAN
Penelitian
survei
dan
dilakukan
observasi
dengan
partisipatif.
bertugas
Sumber data adalah pasien, keluarga,
mengalami
tim kesehatan RSUD. Banyumas.
gangguan fisik dan gangguan jiwa.
Pendekatan
Pelayanan kesehatan pasien gangguan
prospektif dengan instrumen berupa
jiwa dilakukan melalui rawat jalan
kuesioner
maupun rawat inap. Jumlah pasien
Teknik
yang berobat di poliklinik rawat jalan
purposive sampling dengan jumlah 20
dilakukan
dan
lembar
sampling
secara
observasi.
menggunakan
Suryanto, Peningkatan Produktifitas Dan Pencegahan Kekambuhan Gangguan Jiwa
182
orang. Pemilihan responden dilakukan
terhadap kondisi pasien. Kegiatan
oleh peneliti bersama petugas ruang
bimbingan home care yang dilakukan
rawat inap. Responden dipilih yang
antara lain kebiasaan personal higiene,
sudah dalam taraf pemulihan, usia
cara berhubungan dengan orang lain,
produktif (20-55 tahun), sudah mau
rutinitas minum obat dan kontrol
dan
pengobatan yang teratur.
mampu
berkomunikasi
dan
bekerjasama serta ditemani oleh pihak
keluarga. Responden diberi intervensi
HASIL DAN PEMBAHASAN
pelatihan EFT dan home care yaitu
1. Hasil
cara bersosialisasi dengan orang lain
dan
personal
dilakukan
higiene.
pelatihan
Sebelum
responden
dilakukan pretest. Setelah dilakukan 3
kali sesi pelatihan di evaluasi postest.
Setelah responden (pasien) diizinkan
pulang oleh dokter dari rumah sakit
dilakukan observasi di rumah pasien.
Observasi dilakukan untuk melihat
perubahan emosi, sikap dan perilaku
pasien di rumah.
Analisis data
dilakukan secara deskriptif. Kegiatan
pelatihan kepada responden (pasien
dan
keluarga)
dilakukan
dengan
kerjasama tenaga kesehatan rumah
sakit khususnya perawat ruang sakura.
Pelatihan EFT dilakukan pada
keluarga pasien yang menunggui di
RS dan pasien yang sudah dalam tahap
pemulihan. Pelatihan ini bertujuan
agar keluarga pasien dan pasien lebih
tenang, tidak cemas yang berlebihan
atau
khawatir
yang
berlebihan
a. Gambaran Proses Penelitian
Upaya
untuk
kekambuhan
dapat
mencegah
gangguan
diterapkan
jiwa
metode
pelatihan Emotional Freedom
Technique (EFT) dan advokasi
home care pada pasien dan
keluarga. Emotional Freedom
Technique merupakan salah satu
psikoterapi
yang
dapat
diintegrasikan
dengan
terapi
medis untuk membantu pasien
mengatasi dan mengelola stress.
Responden
diberi
intervensi
pelatihan EFT dan home care
berupa
pelatihan
bersosialisasi
higiene
cara
dan
personal
sewaktu
masih
melakukan rawat inap di rumah
sakit kemudian di evaluasi prepostest.
Suryanto, Peningkatan Produktifitas Dan Pencegahan Kekambuhan Gangguan Jiwa
Setelah pasien diizinkan
Banjarnegara
184
dan
Kabupaten
Setelah
dilakukan
pulang oleh dokter ke rumah
Cilacap.
kemudian dilakukan
observasi kemudian dilakukan
observasi
kepada
keluarga
di
kegiatan
pasien
rumah
da
pasien.
Kegiatan observasi dilakukan
kepada pasien dan keluarga yang
sudah pulang di rumah masingmasing
Tabel 1.
yaitu
di
evaluasi
yang telah dilakukan selanjutnya
dianalisis secara deskriptif.
b. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan umur
berdasarkan jenis kelamin
Umur Responden
Frekuens
Persentase
(tahun)
i (orang)
(%)
11-20
1
5,00
21-30
5
25,00
31-40
11
55,00
41-50
2
10,00
51-60
1
5,00
Jumlah total
20
100,00
1.
Persentase
(orang)
(%)
Laki-laki
8
40,00
Perempuan
12
60,00
20
100,00
bahwa
menunjukkan
(55%) dan responden yang paling
sedikit adalah usia 11-20 tahun dan
masing-masing
Frekuensi
Tabel
berusia 31-40 tahun yaitu 11 orang
tahun
Jenis kelamin
Jumlah total
bahwa mayoritas responden adalah
51-60
intervensi
Kabupaten
Distribusi frekuensi responden
Tabel
terhadap
menunjukkan
responden
perempuan
sebanyak 12 orang (60%) dan
responden laki-laki- sebanyak 8
responden (40%).
d. Distribusi
tingkat
pendidikan
Karakteristik
khalayak
responden
1
orang (5%).
2.
sasaran
berdasarkan
tingkat
pendidikannya seperti tampak pada
c. Karakteristik
responden
dasarkan jenis kelamin
ber-
tabel 3.
Tabel 3.
Distribusi frekuensi responden
pelatihan tentang home care yang
berdasar-kan tingkat pendidikan
berkiatan dengan personal higiene,
Frekuensi
Persentase
(orang)
(%)
SD
8
40,00
SMP
8
40,00
SMA
4
20,00
Setelah
20
100,00
dilakukan
Pendidikan
Jumlah total
cara berhubungan dengan orang
lain, minum obat yang rutin dan
kontrol pengobatan yang teratur.
Tabel 3. menunjukkan bahwa
pasien
dan
keluarga
pelatihan
kemudian
dilakukan
evaluasi
postest
kemudian
nilai
postest
tingkat pendidikan SD dan SMP
dibandingkan dengan nilai pretest.
masing-masing 8 orang (40%) dan
Keluarga dan pasien juga diberikan
yang pendidikan SMA ada 4 orang
pelatihan EFT. Hasil selengkapnya
(20%).
skor nilai pre dan postest pada
pasien
e. Gambaran Hasil Pelatihan EFT,
dan
keluarga
tentang
kegiatan pelatihan EFT, pelatihan
Cara Bersosialisasi dan Personal
tentang
Hygiene
dengan orang lain dan pelatihan
cara-cara
bersosialisasi
tentang personal hygiene seperti
Keluarga penunggu pasien
tampak pada tabel 4.
dan pasien diberi penyuluhan dan
Tabel 4. Gambaran Hasil Pelatihan EFT, Cara Bersosialisasi dan Personal hygienne
No.
Responden
EFT
Sosialisasi
Personal hygiene
Pre
Post
Pre
Post
Pre
Post
1.
35
60
30
60
30
70
2.
40
60
35
65
30
60
3.
50
60
35
65
35
65
4.
30
50
30
70
40
70
5.
40
50
40
65
35
65
6.
35
50
40
70
40
65
185
Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 180- 190
No.
EFT
Responden
Sosialisasi
Personal hygiene
Pre
Post
Pre
Post
Pre
Post
7.
35
55
35
70
35
65
8.
35
50
30
70
30
70
9.
40
50
35
65
40
65
10.
40
60
30
70
35
65
11.
50
70
70
100
85
100
12.
50
65
75
100
75
100
13.
50
70
70
100
80
100
14.
50
70
70
100
80
100
15.
40
70
70
100
85
100
16.
40
65
75
100
80
100
17.
40
70
80
100
80
100
18.
30
75
75
100
75
100
19.
40
75
70
100
80
100
20.
35
60
75
100
80
100
Tabel
4.
menunjukkan
2. Pembahasan
seluruh responden setelah dilakukan
intervensi
EFT,
personal
sosialisasi
higiene
peningkatan.
Pada
dan
mengalami
kegiatan
EFT
mengalami kenaikan skor pre dan
postest rata-rata 20%. Pada kegiatan
penyuluhan tentang cara bersosialisasi
dengan
orang
lain
mengalami
kenaikan skor pre dan postest rata-rata
35% dan pada kegiatan penyuluhan
tentang personal higiene mengalami
kenaikan skor dari pre dan postest
sebesar rata-rata 45%
Hasil
penelitian
ini
menunjuk-kan gangguan kesehatan
psikis
(mental)
sangat
mempengaruhi sikap dan perilaku
individu serta produktivitas kerja.
Sedangkan individu untuk dapat
bersikap dengan baik dan sesuai
dengan value di masyarakat harus
mempunyai pengetahuan yang baik
tentang
sesuatu
obyek
tertentu
seperti bekerja, berteman, mandi,
makan,
meminum
obat
secara
teratur, dll. Pengetahuan tentang
cara bekerja, cara bersosialisasi,
meminum obat secara teratur dan
Suryanto, Peningkatan Produktifitas Dan Pencegahan Kekambuhan Gangguan Jiwa
personal
higiene
merupakan
186
terbuka. Dengan pelatihan EFT
pengetahuan dasar dan sederhana
seseorang
namun harus dikuasai pada setiap
menghadapi masalah tidak dengan
orang. Bagi seseorang yang sehat
emosional, marah, mengamuk dan
pengetahuan tersebut merupakan
lain-lain. Namun masalah yang
hal yang biasa namun bagi seorang
sedang dihadapi harus dihadapi
yang mengalami gangguan jiwa
dengan sikap positif, tidak merusak
harus diajarkan dengan pelan, sabar
dan optimis masalah akan dapat
dan bertahap.
diselesiakan (Emy, 2009).
Pelatihan
EFT
dapat
juga
dilatih
agar
Hal ini sesuai dengan yang
dilakukan pada orang yang sehat
dikemukakan
maupun sedang orang sakit. Pada
(2005)
orang
seseorang dipengaruhi oleh umur,
yang
sehat
kekhawatiran,
kecemasan,
ketakutan
sering
tingkat
oleh
Notoatmodjo
bahwa
pengetahuan
pendidikan,
pekerjaan,
terjadi pada suatu obyek. Begitu
tingkat ekonomi, paparan media
juga pada orang yang sedang sakit,
massa
orang
mengalami
Pengetahuan
kecemasan,
merupakan dasar bagi seseorang
kekhawatiran dan ketakutan. Pada
untuk melakukan suatu tindakan
orang yang mengalami penyakit
sehari-hari.
cenderung
peningkatan
dan
pengalaman.
pada
seseorang
kronis ini sering dijumpai seperti
Perilaku merupakan faktor
pasien diabetes melitus, kecemasan
terbesar kedua setelah lingkungan
kronis,
yang
dan
lain-lain.
Dengan
mempengaruhi
kesehatan
pelatihan EFT seseorang (pasien)
individu. Oleh sebab itu perilaku
akan dilatih untuk
yang tidak sehat perlu di intervensi
mempunyai
kesadaran untuk mau dan mampu
agar
menerima keadaan dengan iklas
melakukan perilaku yang sehat dan
dan cara merespon masalah yang
dapat bekerja sesuai kebiasaan
sedang dihadapi secara konstruktif
sehari-hari. Berdasarkan beberapa
seperti
riset
kepada
dengan
orang
berkeluh
kesah
lain
dan
menceritakan dengan jujur dan
individu
dapat
terdahulu
bahwa
berubah
untuk
merubah perilaku pada seseorang
yang
berperilaku
tidak
sehat
187
Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 180- 190
menjadi
berperilaku
sehat
di
dan
keterampilan
khusus.
keluarga dan masyarakat dapat
Pembentukan sikap pada seseorang
dilakukan
dengan
pendidikan
terjadi karena adanya interaksi
kesehatan
atau
penyuluhan
sosial yang dialami oleh orang
kesehatan (Maulana, 2009).
tersebut. Dalam interaksi sosial
Pada penelitian ini kegiatan
tersebut
seseorang
akan
observasi pada saat home care
membentuk pola sikap tertentu
dilakukan
yang
terhadap berbagai objek psikologis
sudah diizinkan pulang ke rumah
yang dihadapinya. Berbagai faktor
oleh dokter penanggung jawabnya.
yang mempengaruhi sikap antara
Kegiatan
lain
kepada
pasien
observasi
secara
pengalaman
partisipatif dengan cara advokasi
kebudayaan,
dengan tujuan untuk memberikan
dianggap
pendampingan kepada pasien dan
berpengaruh, media massa serta
keluarga di rumah. Hal ini sangat
faktor emosi dalam diri individu
penting sebab sepulang dari unit
(Azwar, 2011).
perawatan di rumah sakit biasanya
orang
pribadi,
lain
penting
Seseorang
yang
yang
atau
sudah
pasien akan menghadapi banyak hal
mempunyai pengetahuan dan sikap
terkait dengan adaptasi dengan
yang baik perlu diberi pelatihan
lingkungan
sosialisasi
agar dapat berkembang. Menurut
dengan orang lain di rumah atau
Yoder (1965) agar pelatihan dapat
masyarakat
berhasil dengan baik maka perlu
rumah,
dan
kemungkinan
masalah stigma. Oleh karena itu,
diperhatikan
kegiatan pendampingan (advokasi)
berikut:
menjadi satu hal yang diharapkan
relations
dapat membantu pasien gangguan
motivation, active participation,
jiwa
mengatasi
masalahnya
8
faktor
individual
to
job
sebagai
differences,
analysis,
selection of trainers, selection of
Suryanto, Peningkatan Produktifitas Dan Pencegahan Kekamb
sepulang dari rumah sakit.
trainees, trainers training and
Individu untuk bisa bekerja
dan mempunyai produktivitas kerja
training methods (As’ad, 2004).
Berdasarkan
usia,
di segala bidang usaha harus
karakteristik responden mayoritas
mempunyai
responden baik pasien maupun
pengetahuan,
sikap
keluarga
termasuk
dalam
tidak bekerja karena waktu banyak
kelompok usia produktif, dimana
tercurah untuk merawat pasien
seharusnya mereka dapat bekerja
sehingga berdampak penghasilan
dan
atau income keluarga
menghasilkan
penghasilan
sendiri tanpa menggantungkan diri
menjadi
menurun.
pada orang lain. Namun hal ini
Data dari Riset Kesehatan
ternyata tidak terjadi sebab pada
Dasar (Riskesdas) tahun 2007
kenyataanya jika dilihat dari jenis
menyebutkan
pekerjaan maka sebagian besar
penduduk Indonesia mengalami
responden
pekerjaan
gangguan jiwa dari ringan sampai
menjamin
berat.
yang
memiliki
kurang
dapat
kesejahteraannya, bahkan
50%
bahwa
Hasil
berkaitan
14,1%
penelitian
dengan
yang
karakteristik
merupakan pengangguran. Pasien
jenis kelamin diketahui bahwa
menjadi tidak produktif karena
sebagian besar responden berjenis
mengalami gangguan jiwa dan di
kelamin
sisi lain pihak keluarga menjadi
60%. Hal ini didasari bahwa
individu yang terkena dampak
perempuan sangat rentan terkena
secara
gangguan jiwa.
langsung
karena
harus
perempuan
sebanyak
Bahkan untuk
menjaga selama pasien dirawat di
gangguan ringan, perempuan dua
rumah sakit bahkan saat pasien
kali lebih berisiko dibanding laki-
kembali ke rumah, pengasuhan dan
laki. Gangguan seperti depresi,
penjagaan tersebut tetap menjadi
kecemasan, dan keluhan somatik
tugas keluarga. Hal ini berdampak
didominasi
pada tidak produktif waktu yang
angka sekitar 1 dari 3 orang dan
dimiliki keluarga pasien karena
merupakan
harus selalu mengawasi pasien,
serius. Hal ini dipengaruhi oleh
menjaga
membantu
hormon estrogen dan endorphin
pribadi
yang dimiliki oleh wanita. Hormon
belajar
tersebut
sangat
berinteraksi kembali dengan orang
terhadap
daya
lain
wanita terhadap rasa sakit.
pasien,
memenuhi
pasien,
dan
kebutuhan
kebersihan,
mengingatkan
minum obat.
waktu
Keluarga menjadi
perempuan
masalah
dengan
kesehatan
berpengaruh
tahan
seorang
189
Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 180- 190
Peran dan fungsi keluarga
Pelatihan
Emotional
Freedom
yang baik sangat membantu proses
Technique
(EFT),
cara-cara
penyembuhan
gangguan
bersosialisasi dan personal hygiene
mencegah
yang dilakukan kepada pasien dan
jiwa
dan
pasien
dapat
kekambuhan penyakitnya. Fungsi
orangtua
atau
keluarga yang berjalan dengan
pasien
gangguan
baik
meningkatkan pengetahuan pasien dan
juga
dapat
memberikan
dorongan kepada pasien agar lebih
orangtua
cepat
produktif
pekerjaannya,
keluarga
atau
penunggu
jiwa
dapat
keluarga
dalam
sesuai
dengan
mengatasi stress. Kegiatan advokasi
sehingga
pasien
(pendampingan) kepada pasien dan
dapat menghasilkan pendapatan
keluarga
untuk
diterima dengan baik oleh pasien dan
keluarganya.
keluarga
yang
baik
Fungsi
akan
keluarga.
di
rumah
Pasien
pasien
dan
dapat
keluarga
memberikan kesempatan kepada
berharap agar kunjungan ke rumah
pasien untuk beraktualisasi sesuai
bisa dilanjutkan pada waktu dan
kemampuannya (Keliat, 2006).
kesempatan yang lain. Pada kegiatan
advokasi dapat diketahui pasien secara
bertahap
SIMPULAN DAN SARAN
Keadaan keluarga pasien yang
sudah
mulai
bersosialisasi,
sudah
mampu
mampu
menunggu pasien di rumah sakit
melakukan kegiatan personal hygiene
mempunyai perasaan campur aduk
dan sudah mulai mampu berproduktif
antara cemas, khawatir, dan lain-lain.
(bekerja) kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, N. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan
As’ad, M. 2004. Psikologi Industri, edisi
keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta
Azwar,S.2011. Sikap Manusia Toeri dan
Pengukurannya,
Penerbit
Pustaka
Kesehatan
Masyarakat.
Jakarta.
Penerbit buku kedokteran EGC
Endiyono. 2005. Pengaruh Terapi Musik
Terhadap
Penurunan
Tingkat
Pelajar,
Kecemasan pada Pasien dengan Terapi
Yogyakarta
Hiperbarik
Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional.
Jakarta. Penerbit Depkes RI
di
RSAL.
Mintoharjo
Jakarta. Medisains, Jurnal Ilmiah Ilmuilmu Kesehatan. Volume III Nomor 3.
Suryanto, Peningkatan Produktifitas Dan Pencegahan Kekambuhan Gangguan Jiwa
190
Desember 2005. halaman 71-79. Univ.
Kembali ke Keluarga dan Masyarakat
Muhammadiyah Purwokerto. 2005
di RSUD. Banyumas, Dinamika,
Helwiah.2004.Home Care Sebagai Bentuk
Jurnal Pengkajian dan Penerapan
Praktik Mandiri Perawat Di Rumah
Teknologi,
dalam
November2008 Lembaga Pengabdian
Juornal
Keperawatan,
Universitas
Kepada
Padjadjaran Bandung Vol 5 No. IX
Tahun
2004.
PSIK
FK
Vol.6,
No.2
Masyarakat
Unsoed
Purwokerto, 2008
Unpad
Syahfitriani, Emy. 2009. Pelatihan Emotional
Bandung.
Freedom Technique (EFT) untuk
Keliat, B.A. 2004. Peran Serta Keluarga
Menurunkan Tingkat Stress pada
dalam Perawatan Pasien Gangguan
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2,
Jiwa.
Tesis. Magister Profesi Psikologi
Jakarta.
Penerbit
buku
kedokteran EGC
__________.2006.
Fakultas
Modul Model
Praktek
keperawatan profesional, EGC, Jakarta
Notoatmodjo.
2005.
Bidang
Metode
Kesehatan.
Penelitian
Penerbit
PT.
Rineka Cipta, Jakarta
Psikologi
Gadjah Mada, tidak dipublikasikan
Tun
Kurniasih
Bastaman.
dan Aplikasi, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
2010,
Perkembangan Kesehatan Jiwa Masa
Kini
di
Indonesia,
disampaikan
__________. 2010. Promosi Kesehatan, Teori
Universitas
pada
Makalah
Konferensi
Nasional Psikoterapi di Jakarta tahun
2010
Upoyo,AS., Suryanto, 2008, Efforts to Control
Maulana, 2009. Promosi Kesehatan. Penerbit
Hallucination by Group Activity
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Therapy of Perceptions Stimulation
Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas,
in Sakura Ward Banyumas Hospital,
2009,
Company
Profile
RSU.
Banyumas, Tidak diperjualbelikan.
Saseno, Suyanta, Ernawati. 2002. Pedoman
Jurnal Keperawatan Soedirman, The
Soedirman Journal of Nursing (SJN),
Vol.3, No.3 Nov. 2008, Universitas
Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan
Jenderal
dan Asuhan Keperawatan Mental-
2008
Psikiatri.
Penerbit
Akademi
Keperawatan Depkes Magelang
Stuart dan Sunden. 1998. Principle Practice
Psychiatric Nursing. Philadelphia.
Mosby Year Box Inc
Suryanto,
Harwanti,
Penerapan
Upoyo,AS.,2008,
Terapi
Aktifitas
Kelompok pada Pasien Gangguan
Jiwa
sebagai
Persiapan
Pasien
Soedirman
Purwokerto,
Download