EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (EFT) TERAPI ALTERNATIF UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA PASIEN YANG AKAN MENJALANI PERCUTANEOUS CORONARY THERAPY (PCI) 1,2 Mahasiswa Ayu Prameswari1, Hana Ariyani2 Program Magister Keperawatan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Latar Belakang: Penyakit jantung merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian didunia. Salah satu penyakit jantung yang dapat mengancam jiwa adalah coronary artery disease (CAD), penyakit CAD ini memerluka penanganan yang segera yaitu dengan tindakan percoutaneous coronary intervention (PCI). PCI merupakan prosedur yang memiliki resiko relatif rendah, namun beberapa pasien menyatakan cemas dengan prosedur ini. Salah satu terapi non invasif yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan akibat prosedur PCI adalah terapi EFT mengkombinasikan akupresur pada titik meridian yang spesifik yang mampu menurunkan kadar kortisol yang merupakan hormon stress. Tujuan: Untuk mengevaluasi hipotesis yang menyatakan bahwa terapi emotional freedom technique (EFT) memiliki manfaat untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang akan menjalani tindakan percoutaneous coronary intervention (PCI) dengan cara menganalisa secara sistematik dan merangkum data-data yang ada. Metode: Review dilakukan pada 20 penelitian mengenai efektifitas EFT terhadap penurunan tingkat kecemasan, namun hanya 9 penelitian yang memenuhi syarat dari The Overall Quality Assessment Questionnaire (OQAQ ) sehingga hanya 9 penelitian yang dilakukan analisis. Hasil: Hasil dari penelitian yang dilakukan review menujukan adanya manfaat terapetik dari terapi EFT, meskipun data yang ada mengenai penelitian EFT terhadap penurunan tingkat kecemasan masih kurang. Kesimpulan: EFT dapat menjadi terapi alternatif non invasif untuk menurunkan tingkat kecemasan selain dari pengobatan medis konvensional namun diperlukan Penelitian-penelitian terbaru mengenai efektifitas EFT terhadap penurunan kecemasan pada pasien yang akan menjalani PCI. Kata Kunci: Emotional freedom technique (EFT), percoutaneous coronary intervention (PCI), kecemasan. ABSTRACT Background: Coronary artery disease (CAD) is the leading cause of death worldwide and it need a fast management. CAD may be treated by percoutaneous coronary intervention (PCI), which effectively open narrowed or obstructed arteries or veins. PCI is a lower-risk option for the treatment of CAD but it is usually increasing anxiety for the patients. Patients with higher levels of anxiety are predictive of poor outcomes, so this anxiety need to be manage. Emotional freedom technique (EFT) is a complementary therapy that combine acupuncture and tapping on end points of the body's energy meridians. PCI can reduce anxiety level by decreasing cortisol level in the body that causing stress. Objectives: To evaluate the hypothesis that EFT has therapeutic benefits on decreasing anxiety level patient undergoing PCI by systematically analyzing and summarizing the evidence. Methods: Twenty databases were searched for study on the effectiveness of EFT on decreasing anxiety level dance therapy but only 9 that meeting criteria The Overall Quality Assessment Questionnaire (OQAQ). Results: Most studies have found therapeutic benefits of EFT on decreasing anxiety level dance therapy, although these results are based on generally poor-quality evidence. Conclusion: Emotional freedom technique (EFT) should be considered as a potentially complementary therapy for reducing anxiety level on patient undergoing PCI beside conventional medical treatments. New studies are highly recommended to determine the real value of EFT. Keywords: Emotional freedom technique (EFT), percoutaneous coronary intervention (PCI), anxiety. PENDAHULUAN Penyakit jantung merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian didunia. Pada tahun 2008 Munther K. Homoud dari Tufts-New England Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015 Medical Center memperkirakan ada lebih dari 16 juta orang atau sekitar 6,7% warga Amerika yang menderita penyakit coronary artery disease (CAD) dan penderita penyakit jantung koroner di Amerika, rata-rata didominasi oleh laki-laki yaitu sebesar 50 % sedangkan wanita hanya 30 %. Penyakit jantung koroner ini bisanya menyerang orang-orang yang berusia diatas 40 tahun dan sangat jarang menyerang pada usia muda. Penyakit CAD biasanya di tandai dengan keadaan klinis stable angina. Salah satu penanganan yang diberikan pada pasien dengan penyakit CAD ini adalah percoutaneous coronary intervention (PCI). PCI dapat diartikan sebagai suatu tindakan intervensi non bedah untuk membuka kembali arteri koroner yang menyempit atau tersumbat dengan memasukkan balon atau stent melalui kateter yang dimaksukkan ke dalam lumen arteri melalui insisi kecil pada kulit. PCI dapat menurunkan gejala pada pasien dengan unstable dan stable kronik angina serta ST elevation miocard infraction (STEMI). Bila dilihat dari prosedur tindakannya PCI merupakan tindakan yang lebih aman dari segi morbiditas dan pemulihannya dibanding dengan metode terdahulu yaitu coronary artery bypass grafting surgery (CABG) (Capodanno, 2011) PCI dalam penelitian yang dilakukan oleh Weintraub (2008) terbukti dapat meningkatkan prognosis, menurunkan gejala dan mengurangi kejadian iskemik karena tindakan PCI merupakan tindakan medis yang aman dengan fase pemulihan yang relatif cepat. Tindakan PCI ini telah menjadi prosedur umum di Amerika dan Australia dalam menangani pasien-pasien dengan CAD, hal ini terlihat dari banyaknya tindakan PCI yang telah dilakukan. Di Australia saja antara 2006-2007 kurang lebih 35.121 kali tindakan PCI telah dilakukan sedangkan di Amerika pada rentang tahun yang sama ada 1.131.000 kali tindakan PCI (Trotter, Gallagher & Lyod, 2011). Meskipun PCI merupakan prosedur yang relatif dengan resiko rendah, beberapa pasien menyatakan cemas dengan prosedur ini. Dilaporkan terdapat prevalensi diantara 24-72% pasien dengan ansietas saat akan dilakukan prosedur PCI. Ansietas pada pasien muncul akibat kurangnya pengetahuan dan ketakutan yang tidak bisa dideskripsikan serta bersifat subjektif. Ansietas pada pasien dengan CAD bermula dengan adanya gejala fisik antara lain nyeri dada, terkadang perawat terkecoh dengan nyeri dada akibat fisik dan psikologis. Perubahan terhadap kinerja jantung juga perlu dicurigai sebagai tanda adanya ansietas pada pasien dengan PCI. Untuk mencegah adanya gejala fisik yang merugikan akibat ansietas maka penurunan ansietas sangat diperlukan. Penurunan ansietas ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan pada pasien dengan PCI elektif dan mengurangi resiko perburukan keadaan pasca PCI. Intervensi yang bisa dilakukan untuk mengurangi 1076 Emotional Freedom Technique (Eft) Terapi Alternatif Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Pasien Yang Akan Menjalani Percutaneous Coronary Therapy (PCI) Ayu Prameswari, Hana Ariyani ansietas bisa dilakukan dengan terapi farmakologi seperti anti depresan sebelum intervensi PCI. Intervensi Nonfarmakologi juga perlu dikembangkan, terkait masalahmasalah psikologis dan spiritual yang mendasari munculnya ansietas. Perkembangan terapi nonfarmakologi juga berkembang ke arah terapi komplementer. Pemilihan terapi komplementer dilakukan berdasarkan pada rendahnya efek samping (Watt, Laugharne, & Janca, 2008). Beberapa terapi komplementer yang bisa dilakukan untuk penurunan kecemasan antara lain akupuntur, relaksasi akupresur, emotional freedom technique (EFT) dan banyak lain. EFT adalah terapi komplementer yang dikembangkan oleh Gary Craig. EFT dikembangkan untuk manajemen stress dan ansietas (Salas, Brooks, & Rowe, 2011). EFT adalah tindakan non invasif dan bentuk dari akrepresure emotional dengan dasar kekuatan energi yang berdasar titik meridian pada akupuntur. Beberapa penelitian menyatakan bahwa EFT dapat menurunkan stress, dan menunkan ansietas serta depresi. EFT adalah perkembangan tough field therapy (TFT) yang dikombinasikan dengan emosional dari pasien. Menurut Irgens, Dammen, Nysater dan Hoffart (2012) TFT dapat menurunkan ansietas pada beberapa keadaan pasien yang telah mengalami gangguan ansietas berat. EFT dalam penelitian The Effect of EFT (Emotional Freedom Techniques) on Psychological Symptoms in Addiction Treatment : A Pilot Study mengungkapkan bahwa EFT efektif menurunkan gejala distres psikologi salah satunya kecemasan (Church & Brooks, 2013). Banyak yang menudukung bahwa EFT mungkin dapat membantu dalam menurunkan kecemasan pada pasien-pasien yang akan menjalani tindakan PCI namun evidence base yang mendukung dari hipotesis yang ada masih sangat sedikit oleh karena itu perlu dilakukan penelaahan literatur lebih lanjut mengenai mengenai hal ini. METODE Artikel ini merupakan literature review dari beberapa hasil penelitian, baik penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif yang membahas mengenai efektifitas tindakan EFT dalam menurunkan tingkat kecemasan. Penulis melakukan pencarian hasil penelitian melalui beberapa jurnal yakni: PubMed, Journal of Americam College Cardiology, Cleveland Clinic Journal of Medicine, Proquest, Sagepub, Biomed Central. Dari hasil pencarian diperoleh 20 hasil penelitian yang berkaitan dengan efektifitas tindakan EFT dalam menurunkan tingkat kecemasan namun hanya 9 penelitian yang benar-benar relevan dengan bahasan pada artikel ini. Hasil penelitian dibatasi pada penelitian yang hanya membahas tentang efektifitas tindakan EFT dalam menurunkan 1077 Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015 tingkat kecemasan. Analisis konten dilakukan dengan membandingkan kesamaan tujuan dan variabel penelitian kemudian penelitian yang tidak memenuhi kriteria pertanyaan penelitian dikeluarkan. Pertanyaan penelitian ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas dari penelitian, setelah pemilahan dilakukan barulah artkel yang terpilih di-review. Tabel 1. Overview Quality Assessment Questionnaire 1. Were the search methods reported? 2. Was the search comprehensive? 3. Were the inclusion criteria reported? 4. Was selection bias avoided? 5. Were the validity criteria reported? 6. Was validity assessed appropriately? 7. Were the methods used to combine studies reported? 8. Were the findings combined appropriately? 9. Was the conclusion supported by reported data? 10. What was the overall scientific quality of the overview? Oxman dan Guyatt, 1991 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil telah yang dilakukan pada artikel terkait didapatkan bahwa tingkat kecemasan pada pasien-pasien yang menjalani tindakan PCI dan pembedahan jantung ralatif cukup tinggi. Hal ini ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan Eng et al (2006) yang menujukan bahwa dari 61 responden yang terindikasi mengalami kecemasan sebelum tindakan PCI, 12 responden (19.7%) mengalami kecemasan tinggi, 9 responden (14.8%) mengalami kecemasan sedang dan 40 orang (65.6%) mengalami kecemasan rendah. Penelitian Eng ini didukung oleh penelitian Zhao et al (2007) dan Pedersan et al (2006) dimana Zhao et al dalam penelitiannya menemukan dari 112 orang responden yang akan menjalani tindakan PCI dimana 25.8% dari pasien yang akan menjalani tindakan PCI secara klinis mengalami depresi, 34.0% orang responden lainnya terindikasi mengalami kecemasan dan Pedersan et al (2006) yang menemukan dari 692 orang pasien yang akan menjalani tindakan PCI 62 (9%) mengalami kecemasan, 59 (8,5%) mengalami kecemasan yang diikuti dengan gejala depresi dan 100 orang pasien (14,5%) menujukan tanda-tanda depresi dimana pada pasien-pasien yang menglami kecemasan dan menjukan tanda-tanda depresi status 1078 Emotional Freedom Technique (Eft) Terapi Alternatif Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Pasien Yang Akan Menjalani Percutaneous Coronary Therapy (PCI) Ayu Prameswari, Hana Ariyani kesehatannya mengalami penurunan setelah tindakan PCI dilakukan, itu artinya kecemasan memiliki pengaruh terhadap kemungkinan memburuknya status kesehatan pasien setelah PCI dan kecemasan pada pasien yang menjalani tindakan PCI dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan kematian pada pasien maka perlu adanya pemberian terapi atau medikasi baik sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan PCI untuk mengurangi tingkat kematian pada pasien akibat kecemasan (Zhao et al, 2007). EFT merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kecemasa, trauma, stress dan depresi. Menurut Church dan Brooks (2013) EFT terbukti mampu mengurangi tingkat kecemasan secara signifikan tanpa menimbulkan efek samping penggunanya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irgens, Dammen, Nysater, dan Hoffart (2012) pada 45 orang responden yang mengalami kecemasan dan depresi didapatkan hasil, 23 orang yang mendapatkan terapi EFT tingkat kecemasan dan depressinya mengalami penurunan dibandingkan dengan 22 orang kelompok kontrol yang tidak mendapatkan terapi EFT. Bukan hanya itu terapi EFT juga terbukti mampu menurunkan tingkat kecemasan dan depresi pada pasien-pasien dengan penyakit sindrom koroner akut (Bakara, 2013). Menurut Bougea et al (2013) terapi EFT mampu menurunkan kadar kortisol yang memberikan efek relaksai sehingga mampu menurunkan frekuensi dan intensitas sakit kepala serta kecemasan pada pasien Fibromyalgia. Dengan efek relaksasi EFT juga dapat mengurangi Nyeri yang diderita oleh pasien namun jenis nyeri yang dapat dikurangi adalah nyeri kronik (Wooten, 2002; Brattberg, 2008). Efek samping dari terapi EFT ini tidak disebutkan secara rinci, namun penelitian dari Irgens, Dammen, Nysater dan Hoffart (2012) mengatakan bahwa setelah follow up selama 6 bulan paska intervensi, tidak ditemukan adanya efek samping yang dilaporkan. Efek samping EFT hanya mungkin terjadi ketika ada lesi pada permukaan kulit, sehingga hanya perlu pengkondisian saat tapping dilakukan dengan tidak menyentuh bagian yang lesi, karena dasar terapi ini adalah alur titik meridian melalui tapping dan pendekatan emosi dari pasien dalam merasakan suatu masalah. dari penelitian-penelitian diatas terapi EFT ini tidak memiliki kontra indikasi yang jelas namun menurut ahli akupuntur Michel Gandy dalam bukunya Zainuddin (2006) khusus untuk ibu hamil, sebaiknya tidak mentapping di daerah “siku bagian dalam”, karena area ini dapat merangsang kontraksi rahim. Grand Master Neigong juga melarang keras menekan “inner ankle point” ini bagi ibu hamil. 1079 Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015 KESIMPULAN Meskipun kualitas data ilmiah yang didapat kurang memadai, penggunaan terapi EFT memiliki potensi manfaat yang besar untuk kesehatan fisik dan terutama kesehatan psikologis khususnya dalam hal menurunkan tingkat kecemasan. EFT mengkombinasikan akupresur atau titik meridian yang berasal dari budaya timur dengan psikoterapi tradisional barat. Tapping yang dilakukan pada titik meridian mengirimkan sinyal secara langsung kepada pusat stres yang ada di otak tengah sehingga mempunyai kemampuan untuk mengakses bagian amigdala, suatu bagian di otak yang menginisiasi reaksi negatif tubuh terhadap rasa takut (Ortner, 2013). Tapping pada titik meridian yang spesifik memiliki efek positif terhadap kadar kortisol (hormon stres) dimana sekresi hormon ini dalam jangka waktu yang lama dapat menciptakan stres yang kronis sehingga mengganggu kesehatan baik fisik maupun mental, sehingga tubuh rentan terkena penyakit. EFT efektif karena mampu menyeimbangkan sistem saraf simpatis dan parasimpatis. EFT meningkatkan regenerasi sel dan relaksasi area parasimpatis membantu seseorang untuk menurunkan frekuensi nadi, melancarkan pencernaan dan lain-lain. Sistem simpatis mempersiapkan tubuh seseorang untuk aktivitas fisik yang lebih berat, meningkatkan frekuensi denyut nadi, konstriksi pupil, dan lain-lain. Dan jika kedua sistem ini tidak seimbang maka akan menimbulkan masalah kesehatan di antaranya hipertensi dan masalah jantung, depresi, kecemasan dan melemahnya imunitas (Ortner, 2013). Penulis berharap review ini kedepannya mampu mendorong penelitian-penelitian baru yang mengevaluasi keefektifan EFT terhadap penurunan tingkat kecemasan menggunakan desain penelitian yang menyeluruh. DAFTAR PUSTAKA ACCF/AHA/SCAI Guideline for Percutaneous Coronary Intervention : A Report ofon Practice Guidelines and the Society for Cardiovascular Angiography and Interventions the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force D. Circulation is published by the American Heart Association, 7272 Greenville Avenue, Dallas, TX 75231 Bakara, Derison M. 2012. Pengaruh Intervensi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap Tingkat Depresi, Kecemasan dan Stress pada Pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) Non Percutaneous Coronary Intervention (PCI) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Tesis Universitas Padjajaran : Tidak dipublikasikan Bakara, D. M., Ibrahim, K., & Sriati, A. (2013). Efek Spiritual Emotional Freedom Techniqueterhadap Cemas dan Depresi, Sindrom Koroner Akut.Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 1(1). 1080 Emotional Freedom Technique (Eft) Terapi Alternatif Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Pasien Yang Akan Menjalani Percutaneous Coronary Therapy (PCI) Ayu Prameswari, Hana Ariyani Bougea, A. M., Spandideas, N., Alexopoulos, E. C., Thomaides, T., Chrousos, G. P., & Darviri, C. (2013). Effect of the emotional freedom technique on perceived stress, quality of life, and cortisol salivary levels in tension-type headache sufferers: a randomized controlled trial. Explore: The Journal of Science and Healing, 9(2), 9199. Brattberg, G. (2008). Self-administered EFT (Emotional Freedom Techniques) in individuals with fibromyalgia: a randomized trial. Integrative Medicine, 7(4), 30-35. Capodanno, D., Stone, G. W., Morice, M. C., Bass, T. A., & Tamburino, C. (2011). Percutaneous coronary intervention versus coronary artery bypass graft surgery in left main coronary artery disease: a meta-analysis of randomized clinical data. Journal of the American College of Cardiology, 58(14), 1426-1432. Church, D. 2010. The Treatment of Combat Trauma in Veterans Using EFT: A Pilot Protocol. Traumatology, 15(1), 45-55. Church, D., & Brooks, A. 2013. The Effect of EFT ( Emotional Freedom Techniques ) on Psychological Symptoms in Addiction Treatment : A Pilot Study, 2(1), 315–323 Church, D., De Asis, M., & Brooks, A. J. 2012. Brief group intervention using EFT (Emotional Freedom Techniques) for depression in college students: A randomized controlled trial. Depression Research & Treatment, 2012. doi:10.1155/2012/257172 Church, D., Feinstein, D. 2012. The psychobiology and clinical principles of energy psychology treatments for PTSD: A review. Psychology of Trauma, (in press) Dehdari. T , Heidarnia, A , Ramezankhani, A , S. Sadeghian , Ghofranipour F .2008. Anxiety, Self Efficacy Expectation and Social Support in Patients after Coronary Angioplasty and Coronary Bypass. Iranian J Publ Health, Vol. 37, No.4, 2008, pp.119-125 Eng et all. 2006. Anxiety and Depression among Patients Before and After Percutaneous Coronary Intervention (PCI) at National Heart Institute (NHI). Med & Health 2007; 2(1): 26-33 Gallagher, R., & McKinley, S. (2007). Stressors and anxiety in patients undergoing coronary artery bypass surgery. American Journal of Critical Care,16(3), 248-257. Guidelines for Percutaneous Coronary Interventions The Task Force for Percutaneous Coronary Interventions of the European Society of Cardiology. European Heart Journal (2005) 26, 804–847 doi:10.1093/eurheartj/ehi138 Guidelines In Percutaneous Coronary And Valvular Interventions February. Society of Cardiology. ISBN 9944-5914-2-4 Turkish Irgens, A., Dammen, T., Nysater, E., & Hoffart, A. 2012. Thought Field Therapy (Tft) As A Treatment for Anxiety Symptoms: Arandomized Controlled Trial. Explore, 8(6), 331–338. 1081 Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015 Iskandar, Eddy. 2010. The Miracle of Touch : Panduan Menerapkan Keajaiban EFT (Emotional Freedom Techniques ) untuk Kesehatan, Kesuksesan dan Kebahagiaan. Bandung : Qanita Kiling, Maykel Alfian. 2011. Pengaruh Terapi Musik terhadap Stress Psikososial Pasien yang akan Menjalani Prosedur Intervensi Koroner Perkutan di Ruang Angiografi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. Tesis Universitas Padjajadjaran : Tidak dipublikasikan Landau, Charles., Lange, Richard A., Hillis, L. David. 2013. Percutaneous transluminal coronary angioplasty. The New England Journal of Medicine. Downloaded from nejm.org on June 3, 2013. Copyright © 1994 Massachusetts Medical Society. Ortner, N. (2013). The Tapping Solution: A Revolutionary System for Stress-free Living. Hay House, Inc. Oxman, A. D., & Guyatt, G. H. (1991). Validation of an index of the quality of review articles. Journal of clinical epidemiology, 44(11), 1271-1278. Pedersen, S. S., Denollet, J., Spindler, H., Ong, A. T., Serruys, P. W., Erdman, R. A., & van Domburg, R. T. (2006). Anxiety enhances the detrimental effect of depressive symptoms on health status following percutaneous coronary intervention. Journal of psychosomatic research, 61(6), 783-789. Rossini, R., Musumeci, G., Navarese, E. P., & Tarantini, G. (2013). Coronary artery disease: to cath or not to cath? When and how best to cath: those are the remaining questions. American journal of cardiovascular disease, 3(1), 27. Salas, M. M., Brooks, A. J., & Rowe, J. E. (2011). The immediate effect of a brief energy psychology intervention (Emotional Freedom Techniques) on specific phobias: a pilot study. Explore (New York, N.Y.), 7(3), 155–61. doi:10.1016/j.explore.2011.02.005 Salas, M. M., Brooks, A. J., & Rowe, J. E. 2011. The immediate effect of a brief energy psychology intervention (Emotional Freedom Techniques) on specific phobias: a pilot study. Explore (New York, N.Y.), 7(3), 155–61. doi:10.1016/j.explore.2011.02.005 Tilton, S R. 2008. Review of the State Trait Anxiety Inventory (STAI), Newsnotes, 8(2) Trotter, R., Gallagher, R., & Donoghue, J. 2011. Anxiety in patients undergoing percutaneous coronary interventions. Heart & lung : the journal of critical care, 40(3), 185–92. doi:10.1016/j.hrtlng.2010.05.054 Watt, G. V. D., Laugharne, J., & Janca, A. 2008. Alternative Medicine in the Treatment of Anxiety and Depression Complementary and Alternative Medicine in the Treatment of Anxiety and Depression, 1–7 Weintraub, W. S., Spertus, J. A., Kolm, P., Maron, D. J., Zhang, Z., Jurkovitz, C., ... & Boden, W. E. (2008). Effect of PCI on quality of life in patients with stable coronary disease. New England Journal of Medicine, 359(7), 677-687. 1082 Emotional Freedom Technique (Eft) Terapi Alternatif Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Pasien Yang Akan Menjalani Percutaneous Coronary Therapy (PCI) Ayu Prameswari, Hana Ariyani Wooten, H. R. (2002). Using Heart-Centered Hypnotherapy and Emotional Freedom Technique in Dealing with Chronic Pain. JOURNAL OF HEART CENTERED THERAPIES, 5, 95-97. Yoon et all. 2011. Effects of Percutaneous Coronary Intervention on Depressive Mood in Patients Elderly. J Korean Geriatr Soc 15(2) June 2011 Zainuddin, Ahmad Faiz. 2006. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Jakarta Afzan Publishing Zhao, Z, Luo, J, Wang, J, Su, Y. 2007. Depression and anxiety before and after percutaneous coronary intervention and their relationship to age The No.2 Sanatorium for Retired Cadres, National Defense University, Beijing 100143, China Med & Health 2007; 2(1): 26-33 1083