Studi Kasus Perilaku…(Nurchakiki) 1 STUDI KASUS PERILAKU PELAKU KUMPUL KEBO MAHASISWA YOGYAKARTA THE STUDY OF THE CASE THE BEHAVIOR OF COHABITING STUDENTS YOGYAKARTA Oleh: Nurchakiki, bimbingan dan konseling, fakultas Ilmu pendidikan, universitas negeri yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perilaku kumpul kebo mahasiswa Yogyakarta. Metode dalam penelitian ini adalah case-study dengan subjek 3 mahasiswa pelaku kumpul kebo. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan verification. Uji keabsahan menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian subjek FB mendapat modelling kumpul kebo dari lingkungan kos. Subjek WN diperkosa pacarnya ketika SMA. Subjek DT memulai free sex ketika SMK, dan mencontoh perilaku kumpul kebo ibunya. Ketiga subjek menunjukkan pribadi introvert, memiliki kepuasan dalam hubungan seksual, lemah dalam aspek agama, adanya motif ekonomi bagi subjek FB dan DT, memiliki insting pemenuhan kebutuhan seksual, penyaluran berupa perilaku kumpul kebo yang sudah tidak peduli dengan nilai-nilai dan prinsip moral. Ketiga subjek dengan pasangannya melakukan kumpul kebo tidak dalam keadaan terpaksa. Kata kunci: perilaku, kumpul kebo, mahasiswa Abstract This study aims to describe the behavior of cohabiting students in Yogyakarta. The method in this study is a case-study to the subject of three student actors cohabiting. Data collection techniques use observation and interviews. Data were analyzed using data reduction, data display, and verification. Test validity uses triangulation of sources and methods. The results of the study subjects; FB gets cohabitation modeling from the environmental in his boarding house; Subject WN raped her ex-boyfriend during high school; Subject DT started free sex when studying in SMK, and imitated the behavior of cohabitation from the mother. All three subjects show personal introvert, have satisfaction in sexual relations, are weak in the religious aspect, are caused the economic motive by the subject FB and DT, satisfy sexual necessary, act the behavior of cohabitation that are not concerned with values and moral principles. All three subjects with their cohabitation partner do not have any compulsion. Keywords: behavior, cohabitiation, student PENDAHULUAN Yogyakarta ialah mahasiswa. Dalam Yogyakarta terkenal sebagai kota pelajar keseharian kehidupan mahasiswa, akan diisi dimana hampir setiap ruas jalan terdapat dengan berbagai interaksi sosial yang terjadi banyak sekolah baik sekolah negeri sampai di sekitarnya. Hubungan ini akan semakin dengan sekolah swasta, dari Sekolah Dasar intens manakala mereka melakukan interaksi (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), sosial setiap hari. Hal ini menyebabkan Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai adanya dengan gedung-gedung perguruan tinggi. khususnya pada lawan jenis. Ketertarikan Salah satu dari para pelajar yang ada di yang disebabkan interaksi sosial yang intens ketertarikan bagi mahasiswa, 2 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 6 Tahun ke 5 2016 terhadap lawan jenis bisa membuat suatu dapat memicu terjadinya berbagai perilaku hubungan baru yang dinamakan pacaran. menyimpang. Menurut Munawar Zaman (2006: 117) pacaran cenderung negatif dan bisa Menurut perilaku Moh. Suardi merupakan (2015: 183) hasil dari sebagai mendekatkan diri pada perilaku zina. Sesuatu pengalaman. “Kumpul kebo” juga terjadi yang mendekatkan diri pada perilaku zina merupakan dalam pacaran diawali dengan berpegangan menyimpang dimana para pelaku “kumpul tangan, kemudian lama-kelamaan menjadi kebo” jelas menyalahi aturan norma, etika, berciuman (kissing), berpelukan (necking), dan agama. Sejalan dengan yang dikatakan dan meraba bagian anggota tubuh yang paling Bagja sensitif yaitu payudara dan alat kelamin, menyimpang (deviant behavior) adalah setiap bermain alat kelamin seperti onani atau perilaku yang dinyatakan sebagai suatu masturbasi bersama dan saling memainkan pelanggaran terhadap norma-norma kelompok milik lawan Waluya dari perilaku (2007: 88) yang perilaku hingga saling atau masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa (petting). Tidak perilaku berkaitan langsung terhadap seluruh menutup kemungkinan jika sepasang pria dan aspek kehidupan seseorang, yakni aspek wanita sudah bermain alat kelamin bersama, psikologis, agama, sosial, dan ekonomi, yang maka mereka akan melakukan kegiatan mana seluruh aspek ini berkaitan dengan seksual yaitu memasukkan penis ke dalam perilaku-perilaku yang dijalankan. menggesekkan jenisnya, hasil kelamin vagina (zina atau sex intercourse). Terkadang Selain berkaitan dengan aspek kehidupan, mereka yang melakukan hubungan zina akan perilaku juga melihat dari berujung dengan hubungan tinggal satu rumah psikoanalisis dan analisis transaksional. Jika atau kos, tanpa ikatan pernikahan yang sah. dari psikoanalisis, peneliti akan melihat Hal ini di Yogyakarta lebih dikenal dengan perilaku “kumpul kebo” ini berdasarkan istilah “kumpul kebo”. perkembangan psikoseksual, pandangan struktur “Kumpul kebo” terjadi merupakan hasil kepribadiaan, dan mekanisme pertahanan diri dari praktik yang dilakukan di tempat tinggal yang digunakan subjek. Selanjutnya jika dari (kos) mereka yang jauh dari pengawasan analisis transaksional, peneliti akan melihat orang tua. Mahasiswa yang tinggal di kos dan subjek melakukan perilaku “kumpul kebo” ini jauh dari keluarga, sebagian dari mereka yang dalam keadaan terpaksa atau sebaliknya yang merasa dirinya sudah bebas dari pengawasan termasuk orang tua atau keluarga maka mereka akan sehingga perilaku “kumpul kebo” dapat memiliki kontrol diri yang lemah sehingga dicegah, dalam psychological dihentikan, dan penyembuhan bagi pelakunya. position, diberikan Studi Kasus Perilaku…(Nurchakiki) 3 METODE PENELITIAN Prosedur Metode penelitian yang dipakai dalam Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan penelitian ini yaitu metode studi kasus, kualitatif dengan metode studi kasus. Studi dengan langkah-langkah menurut Lexy J. kasus (case-study), adalah bagian dari metode Moleong (2010: 127-148) yaitu pertama tahap kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus pra tertentu secara lebih mengadakan survei pendahuluan. Selama mendalam dengan lapangan. Pada informasi (J.R. Raco, 2010: 49). penyusunan rancangan penelitian, memilih Waktu dan Tempat Penelitian lapangan penelitian, mengurus perizinan, merupakan tempat tinggal pelaku peneliti peneliti proses yang ini ini, melibatkan pengumpulan beraneka sumber Penelitian dilakukan di kota Yogyakarta survei tahap melakukan menjajaki dan menilai lapangan (field study), memilih dan memanfaatkan informan, kumpul kebo. Penelitian ini dilakukan pada menyiapkan perlengkapan penelitian, dan bulan September sampai dengan pertengahan kemudian persoalan etika penelitian. Desember 2015 (tahap pra lapangan), pada Kedua, tahap pekerjaan lapangan. peneliti pertengahan Desember 2015 sampai dengan memahami latar penelitian dan melakukan pertengahan persiapan diri, serta memasuki lapangan bulan Maret 2016 (tahap pekerjaan lapangan), dan pertengahan bulan dalam Maret sampai dengan akhir April 2016 (tahap Pengumpulan data akan dilakukan dengan analisis data). wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan penelitian purposive dan menggunakan snowball. pengumpulan data. Terakhir, tahap analisis data. peneliti Target/Subjek Penelitian subjek rangka melakukan serangkaian proses analisis dan teknik interpretasi data-data dalam sebelumnya. Subjek Selain yang telah diperoleh itu peneliti juga penelitian ini dengan kriteria yaitu mahasiswa melakukan proses triangulasi data yang atau mahasiswi yang aktif terdaftar sebagai diperbandingkan dengan teori kepustakaan. mahasiswa Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan salah satu universitas di Yogyakarta, menjadi pelaku kumpul kebo, tinggal bersama dengan lawan jenis yang Data Jenis data yang disampaikan pada tidak mempunyai ikatan perkawinan, dan penelitian ini adalah: masih 1. Awal mula seorang mahasiswa terjerumus aktif melakukan kumpul kebo. Terdapat 3 subjek yang akan diteliti, yaitu FB (laki-laki), (perempuan). WN (perempuan), dan DT dalam dunia kumpul kebo. 2. Aspek psikologis pelaku kumpul kebo. 4 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 6 Tahun ke 5 2016 3. Aspek agama yang dijalankan pelaku kumpul kebo. peneliti agar wawancara dapat dikendalikan sehingga tidak menyimpang 4. Aspek sosial pelaku kumpul kebo. permasalahan 5. Aspek ekonomi pelaku kumpulll kebo. variasi pertanyaan di lapangan. 6. Perilaku kumpul kebo dilihat dari pendekatan psikoanalisis. 7. Perilaku kumpul J. keabsahan peneliti data inti melakukan penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan kebo dilihat dari pendekatan analisis transaksional. Lexy Uji ketika dari metode. Peneliti menggunakan triangulasi dengan membandingkan data yang telah Moleong (2010: 168) diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, kedudukan peneliti dalam dan informan-informan lain dari ketiga subjek penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus yaitu pasangan subjek melakukan kumpul merupakan kebo dan teman dekat subjek. menjelaskan, perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Menurut 305), penelitian Teknik analisis data yang digunakan (2013: dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang deskriptif kualitatif yang tidak ada angka menjadi instrumen atau alat penelitian adalah sama sekali didalamnya. Langkah-langkah peneliti itu sendiri. teknik analisis data kualitatif (Sugiyono, dalam Sugiyono Teknik Analisis Data kualitatif, Tekik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan observasi dan wawancara mendalam. Observasi dilakukan 2013: 338-345) dalam penelitian ini yaitu: 1. Reduksi data, yaitu mereduksi data berarti peneliti merangkum, memilih hal yang pokok, untuk memperoleh sumber data dan informasi memfokuskan pada hal yang penting, melalui dicari tema dan polanya dan membuang pengamatan langsung di lokasi penelitian. Observasi yang dilakukan peneliti menggunakan observasi yang berstruktur yaitu dengan menggunakan pedoman yang tidak perlu. 2. Penyajian data, mendeskripsikan observasi dalam melakukan pengamatan, dan diperoleh observasi pengumpulan non partisipan. Sedangkan, melalui yaitu data yang berbagai data, peneliti telah teknik seperti wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mendeskripsikan data hasil observasi dan tujuan melengkapi data-data yang diperoleh wawancara. Peneliti membahas secara dari proses observasi. Wawancara yang akan lebih mendalam data-data yang telah dilakukan dideskripsikan tersebut berdasarkan fokus peneliti adalah wawancara berstruktur dan disusun secara garis besar saja, hal ini dikarenakan untuk membantu dalam penelitian. Studi Kasus Perilaku…(Nurchakiki) 5 3. Verification, yaitu pengambilan gambaran suatu obyek yang sebelumnya 3. 4. 5. 6. Umur Semester Agama Alamat masih 7. Hubungan kesimpulan dapat berupa deskripsi atau remang-remang atau gelap 22 tahun 10 Islam Kusumanegara Pasangan 21 tahun 8 Islam Tahunan Teman Dekat sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Berikut profil singkat key informan subjek HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Profil Singkat Key Informan Subjek Subjek pada penelitian ini berjumlah 3 orang, yaitu 2 perempuan dan 1 laki-laki. Kemudian masing-masing subjek memiliki key informan berjumlah 2 orang. Berikut profil singkat ketiga subjek pada tabel 1. Tabel 1. Profil Singkat Subjek Pelaku Kumpul Kebo Selanjutnya profil singkat key informan masing-masing subjek. Berikut key informan subjek I, pada tabel 2. Tabel 2. Profil Singkat Key Informan Subjek I No. Keterangan 1. Nama 2. Jenis Kelamin 3. Umur 4. Semester 5. Agama 6. Alamat 7. Hubungan N o. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Keterangan Nama Jenis Kelamin Umur Semester Agama Alamat No. Keterang -an 1. Nama 2. Jenis Kelamin 3. Umur 4. Semester 5. Agama 6. Alamat Key Informan 1 RK (inisial) Laki-laki Key Informan 2 23 tahun 12 Protestan Timoho 21 tahun 10 Islam Timoho SS (inisial) Perempuan Subjek I Subjek II Subjek III FB Laki-laki WN DT Perempuan Perempuan 21 tahun 8 Islam Timoho 18 tahun 2 Islam KusumaNegara Sahabat 22 tahun 8 Khatolik Timoho Key Informan 2 UN (inisial) Laki-laki 19 tahun 4 Islam Karangmalang Pasangan 20 tahun 6 Islam Timoho angkatan 2012 dan mengambil jurusan seni. Teman Kos FB merupakan anak pertama dari dua 7. Hubunga n Pasanga n Subjek pertama FB merupakan mahasiswa bersaudara. FB merupakan mahasiswa yang berasal dari Kalimantan, namun kedua orang II pada tabel 3. Tabel 3. Profil Singkat Key Informan Subjek tua FB berasal dari pulau Jawa. Komunikasi di keluarga FB kurang baik dan hanya II 1. 2. III Key Informan 1 HN (inisial) Perempuan Berikut profil singkat key informan subjek No. III pada tabel 4. Keterang -an Nama Jenis Kelamin Key Informan 1 TN (inisial) Laki-laki Key Informan 2 AT (inisial) Perempuan berjalan satu arah yaitu dari orang tua ke anak. Uang bulanan yang dikirimkan kedua orang tua FB tidak mencukupi kehidupan tiap bulanannya, sehingga FB harus memutar akal 6 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 6 Tahun ke 5 2016 agar bisa mendapat uang tambahan dari orang Subjek ketiga DT merupakan mahasiswi lain yaitu dengan cara mencari pacar yang semester bisa mencukupi kehidupannya. FB yang telah perhotelan. terbiasa dicukupi oleh pacar-pacarnya dari berasal dari daerah Semarang. DT merupakan awal masuk kuliah, secara tidak sengaja FB anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak DT masuk kedalam kehidupan kumpul kebo. FB berusia 3 tahun, DT sudah menjadi anak dan pasangannya melakukan kumpul kebo di yatim, dikarenakan ayahnya meninggal dalam kos FB. kecelakaan, dan ketika DT masuk Sekolah Subjek kedua WN merupakan mahasiswi angkatan 2015 bahasa. WN dan mengambil merupakan 2011 dan DT mengambil adalah jurusan mahasiswi yang Dasar, ibunya menjadi selingkuhan suami jurusan orang yang kemudian memiliki seorang anak yang dari hubungan yang tidak resmi tersebut. pribadi individual, mandiri, dan tidak bergantung Demi dengan orang lain. WN adalah mahasiswi sekitar, ibu DT mengaku kepada semua orang yang berasal dari Bengkulu dan anak kedua bahwa ibu DT telah melakukan nikah sirih dari tiga bersaudara, memunyai seorang kakak dengan suami orang tersebut. Namun DT laki-laki dan adik perempuan. WN merasa sendiri mengakui bahwa, DT dan saudara bosan di rumah karena tidak menemukan tuanya kedamaian di dalam rumah. Oleh karena itu, melakukan WN sering keluar rumah baik itu jalan atau tersebut, hubungan antar anggota di dalam ikut kegiatan sore. Berawal dari sinilah WN keluarga DT menjadi dingin. Ketika duduk di mulai berpacaran dengan lawan jenis. Hingga bangku kelas dua SMK, DT memberanikan pada suatu hari WN mengalami pemerkosaan diri melakukan hubungan seksual dengan yang dilakukan oleh pacarnya sendiri dan pacarnya. Namun setengah tahun berjalan, memutuskan untuk mencari kuliah di pulau ternyata DT ditinggal oleh pacarnya. Berawal Jawa. Sesampainya tidak keamanan pernah nikah sirih. di melihat Dari lingkunan ibunya peristiwa Yogya, WN dari hubungan seksual yang pernah dilakukan dan WN DT dengan pacar sebelumnya, akhirnya DT menceritakan semua masa lalu menyakitkan terbiasa melakukan free sex. Sampai pada yang ada dalam dirinya. WN kemudian suatu ketika DT positif hamil, kemudian DT merasa nyaman karena pacar barunya bisa dan pacarnya mencari kos untuk tinggal menerima ini bersama agar tidak repot dalam proses mengakibatkan mereka kemudian melakukan pengguran anak. Tidak lama dari mereka hubungan seksual dan berakhir menjadi tinggal bersama, anak yang dikandung DT pasangan kumpul kebo. WN dan pasangannya berhasil di keluarkan. Namun sampai sampai melakukan kumpul kebo di kos WN. saat ini, DT masih tinggal bersama dengan mendapatkan pacar keadaan di menjaga baru dirinya. Hal Studi Kasus Perilaku…(Nurchakiki) 7 pasangannya yaitu RK, karena alasan ekonomi. (mencegah menggunakan kondom), tidak mengkhawatirkan hubungannya kedepan Berdasarkan deskripsi singkat masing- (karena akan kembali ke daerah asal), masing subjek dalam latar belakang subjek menemukan kenyamanan dengan kehidupan pertama yang sekarang namun khawatir jika perilakunya introvert, pernah melihat film porno dan diketahui orang banyak (kecuali penghuni menjadi korban pelecehan seksual ketika SD. kos), lemah dalam sisi agama, tidak memiliki Eksternalnya yaitu motif ekonomi (memenuhi kedekatan kebutuhan lingkungan FB merupakan hidup) dan pribadi modeling dari dengan kos orang disekitarnya, memberikan modeling lingkungan kos. Faktor internal subjek kedua kumpul kebo, lemah dari sisi ekonomi WN memiliki pribadi introvert, pengalaman sehingga bergantung pada hubungannya saat melihat video porno dan berpacaran tidak ini. sehat (hingga blowjob) ketika SMP, memiliki Subjek kedua WN, mendapatkan riwayat diperkosa oleh pacar sendiri ketika kepuasan seksual dari hubungannya, cemas SMA (saat ini mantan pacar), dan oleh karena dengan hubungan kedepan (menginginkan itu menyebabkan kondisi fisik yang sudah menikah), cemas jika terjadi kehamilan tidak virgin lagi. Eksternalnya yaitu kondisi (mencegah lingkungan keluarga yang tidak memberi menemukan kenyamanan. juga fisiknya diterima oleh pasangan namun memiliki kepribadian introvert, memiliki khawatir jika perilakunya diketahui orang pengalaman sehat sekitar, lemah dalam sisi agama, tidak (melakukan petting) ketika SMP, melakukan memiliki kedekatan dengan siapa pun, kuat hubungan seksual ketika SMK, mengalami dalam sisi ekonomi dan berperan sebagai kehamilan yang tidak direncanakan sehingga pengatur ekonomi. Subjek terakhir berpacaran DT tidak melakukan kumpul kebo. Eksternalnya yaitu menggunakan Subjek kenyaman terakhir kondom), karena DT, kondisi mendapatkan pergaulan yang mengarahkan free sex life kepuasan seksual dari hubungannya, khawatir style (pasca berpisah dengan pacar pertama jika yang melakukan hubungan seksual), modeling menggunakan kumpul kebo dari ibu sendiri hingga saat ini, kondom), tidak khawatir dengan hubungan dan motif ekonomi. kedepan terjadi (tidak kehamilan kontrasepsi (mencegah implan menginginkan dan menikah Dalam aspek kehidupan subjek pertama muda), menemukan kenyamanan dengan FB, melalui hubungan kumpul kebonya kehidupan sekarang namun khawatir jika mendapatkan kepuasan dalam berhubungan perilakunya diketahui teman-temannya, lemah seksual, khawatir jika terjadi kehamilan dalam sisi agama, memiliki kedekatan hanya 8 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 6 Tahun ke 5 2016 kepada sahabatnya, lingkungan kos melakukan kumpul kebo). Dari seluruh subjek merupakan kos pasutri, lemah dalam sisi memiliki ekonomi sehingga bergantung pada pasangan mengenai aturan, norma, dan cara yang untuk kebutuhan sehari-hari. Hambatan ketiga dipikirkan oleh ego tidaklah benar. Akan subjek saat ini adalah kurang kuatnya tekad tetapi, id terus mendesak dengan kecemasan untuk berubah karena beberapa pertimbangan. yang Terakhir dalam analisis perilaku superego ada, keinginan sehingga id dan yaitu ego memikirkan mengiyakan mengkesampingkan psikoanalisis, subjek pertama FB, mengalami pemikiran superego. Kemudian ketiga subjek pelecehan seksual ketika SD. Subjek kedua dalam analisis transaksional, berada pada WN, terbiasa melakukan masturbasi sejak SD, posisi hidup I’m OK, You’re OK, yaitu ketiga dan mengalami pemerkosaan yang dilakukan subjek dan pasangannya melakukan kumpul oleh mantan pacarnya sendiri ketika SMA. kebo tidak dalam keadaan terpaksa. Subjek terakhir DT, mengalami pelecehan seksual yang baru disadari ketika pacar pertama yang berhubungan seksual pertama kali dengannya pergi meninggalkan DT begitu saja. Semua pengalaman-pengalaman yang dialami membawa pengaruh buruk kepada masing-masing. Struktur kepribadian juga mempengaruhi perilaku saat ini yang mengarahkan kepada perilaku kumpul kebo. Subjek pertama FB, memiliki id (pemenuhan kebutuhan seksual), ego (mencari pasangan yang bisa memenuhi kebutuhannya walaupun dengan cara kumpul kebo). Subjek kedua WN, memiliki id (memenuhi kebutuhan seksual), ego (mencari pasangan yang menerima dirinya walaupun dengan cara kumpul kebo dan memberikan apa pun yang dimiliki agar lelaki menerima dan tetap bersamanya). Subjek terakhir DT memiliki id (memenuhi kebutuhan seksual), ego (mencari pasangan yang mau melakukan hubungan seksual dengannya walaupun dengan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Setiap subjek memiliki latar belakang faktor internal yang berbeda-beda. 2. Perilaku “kumpul kebo” dalam penelitian ini dilatarbelakangi faktor eksternal antara lain yaitu motif ekonomi, kondisi fisik, dan modelling dari lingkungan kos. 3. Ketiga subjek mengakui mendapatkan kepuasan seksual, cemas jika terjadi kehamilan, dan menemukan kenyamanan dalam hubungan “kumpul kebo”. 4. Subjek FB dan DT tidak khawatir dengan masa depan hubungan saat ini, sedangkan WN mencemaskan masa depan hubungan saat ini. 5. Ketiga subjek lemah dalam ketaatan beragama. 6. Ketiga subjek merupakan pribadi yang introvert dan khawatir jika ada yang mengetahui perilaku “kumpul kebo” yang dijalani. Studi Kasus Perilaku…(Nurchakiki) 9 7. Subjek FB dan WN tidak memiliki menggunakan mekanisme pertahanan diri kedekatan dengan siapa pun, kecuali DT introyeksi yaitu dengan sahabatnya SS. mencontoh perilaku yang mereka lihat, 8. FB mendapatkan modelling “kumpul kebo” dari lingkungan kos yaitu mengambil atau sedangkan WN menggunakan mekanisme pertahanan diri displacement yaitu tidak 9. DT menempati kos pasutri (pasangan bisa meluapkan amarah kepada saudara suami isteri) dan berpura-pura menjadi laki-lakinya sehingga WN menyalurkan pasutri untuk menutupi perilaku “kumpul amarahnya dengan berpacaran, dan jarang kebonya”. berada di rumah karena WN tidak 10. FB dan DT melakukan “kumpul kebo” dengan alasan motif ekonomi. 11. Ketiga subjek memiliki menemukan kenyamanan saat berada di rumah. pengalaman 13. Psychological position ketiga subjek perkembangan berada dalam I’m OK, You’re OK, yaitu psikoseksual, dan struktur kepribadian ketiga subjek dan pasangannya masing- yaitu masing tidak dalam keadaan terpaksa masing-masing dalam id sebagai kenikmatan/insting kebutuhan yaitu seksual, ego prinsip pemenuhan sebagai penghubung ke dunia luar yaitu dengan cara melakukan kumpul kebo, dan melakukan perilaku kumpul kebo. Saran 1. Bagi Subjek Penelitian Subjek penelitian diharapkan dapat superego yaitu berisi moral-moral dan menguatkan iman dengan cara nilai-nilai yang ada, serta pertimbangan mendekatkan diri kepada Tuhan, dapat yang berkaitan dengan etika, norma, dan menjadi pribadi yang lebih terbuka, dan ajaran agama. dapat berhenti dari perilaku kumpul kebo 12. Ketiga subjek merupakan pribadi yang yaitu dengan salah satu cara menikah. tidak sehat yakni dengan menggunakan Bagi FB, diharapkan mencari pekerjaan mekanisme pertahanan diri represi yaitu yang dapat memenuhi kebutuhan hidup, setiap subjek memiliki pengalaman pada mencari tempat tinggal baru, dan segera masa menyelesaikan perkembangan psikoseksualnya skripsi. Bagi WN, sehingga menyebabkan dampak perilaku diharapkan dapat mengalihkan kegiatan yang menjerumus kepada perilaku kumpul kumpul kebo dengan mencari kegiatan kebo, dan pembentukan reaksi yaitu yang bersikap seakan-akan tidak terjadi apa-apa akademik atau kegiatan sesuai hobi. Bagi sebagai salah satu cara menyembunyikan DT, perilaku kumpul kebo. Subjek FB dan DT pekerjaan yang sekarang dan mencari lebih positif, diharapkan seperti dapat kegiatan berhenti dari 10 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 6 Tahun ke 5 2016 pekerjaan lain yang lebih positif yang Program studi bimbingan dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, dan konseling diharapkan dapat memberikan segera menyelesaikan skripsi. fasilitas berupa layanan bimbingan dan 2. Bagi Mahasiswa konseling yang bersifat preventif maupun Mahasiswa diharapkan dapat mempertebal iman, dan selalu berhati-hati pada sesuatu yang mengarahkan kepada kuratif yang berkaitan dengan perilaku “kumpul kebo”. 6. Bagi Masyarakat zina maupun kumpul kebo. Mahasiswa juga diharapkan diharapkan dapat menjauhi meminimalisir praktik kumpul kebo yang mahasiswa lain yang melakukan praktik ada disekitarnya dengan cara melaporkan kumpul perilaku seks bebas kepada ketua RT kebo dan tidak Masyarakat diharapkan dapat membantu pelaku keluar dari perilaku ataupun tersebut. mendiskriminasi 3. Bagi Orang Tua Orang tua kepolisian, dan pelaku tidak melainkan memberi arahan agar pelaku menjadi diharapkan dapat pribadi yang lebih baik. mengontrol, mendidik, menanamkan nilainilai agama, moral dan tingkah laku yang DAFTAR PUSTAKA baik. Orang tua juga diharapkan dapat Bagja Waluya. (2007). Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Bandung: PT Setia Purna Inves menjadi sahabat anak dan memberikan pengarahan maupun pendampingan apabila mengetahui anak telah melakukan praktik kumpul kebo. Jozef Richard Raco. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta: Grasindo Lexy J. Moleong. (2010). Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya Moh. Suardi. (2015). Pembelajaran. Deepublish 4. Bagi Guru BK (Konselor) Guru BK (konselor) diharapkan dapat memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik mengenai perilaku yang berkaitan dengan dunia seksual khususnya kumpul kebo. Jikalau siswa telah melakukan praktek kumpul kebo, hendaknya guru BK Belajar dan Yogyakarta: memberikan konseling yang berupa tindakan kuratif. Munawar Zaman. (2006). Jangan Takut Married. Bandung: Mizan 5. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta