BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses interaksi dimana seseorang ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain, baik pesan, ide, maupun gagasan baik melalui gerak tubuh, simbolik, atau melalui media sehiangga pesan tersebut dapat diterima oleh si penerima pesan dan tujuan si pengirim dan maksudnya dapat tercapai atau dimengerti oleh si penerima pesan. Suatu proses interaksi antar sesama manusia untuk mencapai tujuan masing-masing. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam hidup setiap manusia, karena tanpa adanya komunikasi, manusia tidak dapat saling mengerti apa yang mereka ingikan dan tidak dapat mencapai tujuan hidup mereka. Pada dasarnya manusia tidak pernah bisa lepas dari proses komunikasi, karena hampir setiap waktu manusia selalu berkomunikasi untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang-orang yang berada di sekitarnya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Manusia pada dasarnya makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan sesamanya unutk memenuhi kebutuhannya misalnya untuk menyalurkan perasaannya dan untuk mempererat hubungan sesama manusia. Kata “komunikasi” atau “communication” dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin “communis” yang berarti “sama”, communico, communication, communicare yang berarti “membuat sama’ (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pemikiran, suatu makna, atau suat pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisidefinisi kontemporernya menyarankan bahwa komunikasi meruju pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “Kita berbagi pikiran”, ‘kita mendiskusikan makna”’ dan “kita mengirimkan pesan”. (Deddy Mulyana, 2007: 46) Terdapat beberapa definisi atau pengertian mengenai komunikasi yang berasal dari para pakar ilmu komunikasi. Berdasarkan paradigma Laswell dalam Effendy, (2004: 10), maka komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran (channel) yang menimbulkan efek tertentu. Dalam proses komunikasi, terjadi suatu proses penyampaian pesan dari satu ke yang lainnya dan penyampaian pesan tersebut untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu. Contohnya, jika suatu perusahaan berkomunikasi dengan pelanggannya atau kliennya, tentu perusahaan memiliki tujuan untuk menginformasikan dan memperkenalkan produk atau jasanya sehingga pelanggan akan tertarik untuk menggunakan produk atau jasa perusahaan tersebut. Beberapa pengertian komunikasi dari beberapa pakar tersebut dapat disimpulkan oleh penulis bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang berbentuk verbal untuk mendapatkan efek karena adanya persamaan makna yang didapat dari kedua belah pihak. Keterkaitan teori ini dalam pembahasan karena divisi Public Relations adalah pihak yang menyalurkan informasi pada pihak internal perusahaan dan juga menyalurkan informasi antara posture management dengan pihak kliennya. Dengan kata lain Public Relations yang baik harus dapat membangun hubungan komunikasi yang baik sehingga memberikan sebuah pemahaman kebutuhan ataupun keperluan antara perusahaan kepada klien dan begitu pula sebaliknya klien yang membutuhkan jasa-jasa modeling ini untuk keperluan para klien dalam industi hiburan. 2.1.1.1 Tujuan Komunikasi Menurut Effendy (2004: 8) ada empat tujuan komunikasi, yaitu: 1. Perubahan Sikap (Attitude Change) Komunikan yang telah menerima pesan dari komunikator makan akan meru.bah sikap, baik positif ataupun negatif. Komunikator dalam melakukan sebuah hubungan komunikasi pasti akan berusaha mempengaruhi komunikan dan berusaha bersikap positif sesuai yang diinginkan komunikator 2. Perubahan Pendapat (Opinion Change) Pada saat berkomunikasi kita berusaha menciptakan kepahaman komunikan. Setelah dapat memahami secara cermat mengenai pesan yang disampaikan oleh komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda pada pihak komunikan. 3. Perubahan perilaku (Behavior Change) Komunikasi juga memiliki tujuan unutk merubah perilaku seseoran 4. Perubahan sosial (Sosial Change) Di dalam proses komunikasi yang efektif akan secara tidak sengaja dapat meningkatkan hubungan interpersonal. Dengan membangun hubungan dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain akan menghasilkan hubungan yang semakin baik, ini merupakan maksud tujuan komunikasi sebagai perubahan sosial. Perbedaan pendapat menurut Rosmawaty H.P (2010: 31) yang mengatakan ada empat tujuan komunikasi, yaitu: 1. Menginformasikan (To Inform) Melalui komunikasi verbal ataupun non verbal seseorang dapat menginformasikan sebuah informasi penting yang bertujuan diketahui oleh si penerima pesan. 2. Membujuk (Persuasive) Komunikasi memiliki kekuatan unutk membujuk, menarik, mengajak si penerima pesan untuk masuk berada dalam lingkaran komunikasi tersebut. 3. Argumentatif Didalam komunikasi antar pribadi memiliki tujuan lain, yaitu untuk dapat berarumentasi terhadap sesuatu. Misalnya memberikan sebuah pendapat mengenai sesuatu hal. 4. Entertain Komunikasi memiliki tujuan sebagai penghibur dalam menyampaikan sebuah informasi sehingga sipenerima pesan dapat merasa terhibur. Contohnya yaitu informasi yang disampaikan melalui sebuah media massa seperti dalam majalah ataupun yang ditayang melalui televisi. Dari pendapat kedua pakar di atas mengenai tujuan komunikasi, penulis menarik kesimpulan bahwa komunikasi memiliki tujuan yang ditujukan agar memudahkan setiap individu dalam melakukan sebuah komunikasi sehari-hari dalam hidup bermasyarakat. Di dalam komunikasi mengandung sebuah informasi yang ingin diinformasikan oleh masing-masing pribadi. Seluruh karyawan Posture Management saling berkomunikasi satu-sama lain di dalam proses kerja, hampir sebagian besar aktivitas kerja membutuhkan komunikasi sehingga dapat keberadaannya dapat membantu dalam pencapaian tujuan bersama untuk perusahaan. 2.1.1.2 Proses Komunikasi Menurut Effendi dalam Rosmawati H.P (2010: 20), proses komunikasi adalah berlangsungnya penyampaian ide, informasi, opini, kepercayaan olek komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang , misalnya bahasa, gambar, warna yang merupakan sebuah isyarat. Gambar 2.1 Sumber: Peran Ilmu Komunikasi dan PeranManagemen dalam Komunikasi (Suprapto , 2011:8). Menurut Kadar Nurjaman & Khaerul Umam dalam “Komunikasi dan Public Relations” menjelaskan proses komunikasi (2012: 39) yaitu sebelum masuk dalam proses komunikasi dengan komunikan, di dalam pikiran komunikator trejadi semacam rangsangan atau stimulus. Rangsangan itu dapat terjadi karena faktor di luar dirinya (menyampaikan pesan karena ada peristiwa di luar dirinya), atau karena adanya faktor dari dalam dirinya (menyampaikan pesan dari dirinya sendiri), yaitu hasil olahan pikirannya sendiri yang ada pada benaknya. Komunikator, sebelum mengirimkan pesannya, terlebih dahulu mengemasnya dalam bentuk yang dianggap sesuai dan dapat diterima serta dapat dimengerti oleh komunikan. pengemasan pesan ini disebut juga dengan encoding. Dengan encoding itu komunikator memasukan atau mengungkapkan perasaannya ke dalam sebuah kode atau lambang dalam bentuk kata maupun non kata, misalnya raut wajah atau gerak-gerik tubuh. Setelah pesan sampai kepada komunikan, apabila feedback, komunikan akan bertindak sebagai komunikator, yaitu memasukan sebuah kode yang disebut juga dengan decoding untuk disampaikan kembali kepada komunikator. Adapun beberapa proses komunikasi menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam Rosmawaty H.P. (2010: 23), yaitu: a. Fact Finding adalah menacari dan mengumpulkan fakta yang dapat digunakan sebagai data atau informasi untuk melakukan kegiataan komunikasi. b. Planning adalah suatu upaya merencanakan atau membuat rencana tentang beberapa hal, baik tentang isi pesan yang akan disampaikan, cara mengkomunkasikannya, dan sebagainya. c. Communicating adalah kegiataan berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal, baik bermedia maupun secara tatap muka (langsung). d. Evaluation, suatu upaya mengevaluasi, menilai dan menganalisis kembali kegiatan komunikasi yang telah dilakukan, sedang dilakukan maupun sebagai evaluasi untuk kegiatan komunikasi berikutnya. Proses evaluasi ini juga dapat berlangsung meski kegiataan komunikasi itu sendiri sedang berlangsung. Proses komunikasi menurut Cutlip dan Centre ini banyak digunakan dalam kegiatan penelitian untuk mendapatkan sebuah informasi tentang suatu hal serta untuk kegiatan publikasi dan promosi. Dari penjelasam beberapa pakar, penulis mengambil kesimpulan bahwa proses komunikasi adalah sebuah proses penyampaian informasi berupa sebuah ide, informasi, atau kepercayaan yang hal tersebut disampaikan secara langsung atau bermedia yang dilakukan dengan komunikasi verbal maupun nonverbal untuk dapat mengevalusi informasi saat itu ataupun mengevaluasi untuk kegiatan komunikasi berikutnya Keterkaitannya teori ini dalam penelitian ini adalah seorang Public Relations harus dapat berkomunikasi dengan pihak klien, karena Public Relations merupakan perantara komunikasi dari pihak posture management kepada kliennya. Oleh sebab itu diperlukan proses komunikasi yang baik sehingga dapat membantu merencanakan serta memaksimalkan kegiatn promosi jasa (talent modeling) kepada pihak-pihak produksi (klien). Tidak hanya itu proses komunikasi juga membantu dalam mengidentifikasi permasalahan perusahaan yang ada di dalam perusahaan ataupun di luar perusahaan. 2.1.2 Komunikasi Organisasi 2.1.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia yang terjadi dalam konteks organisasi di mana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain. (Bungin, 2009: 278) Menurut Blake dan Horldsen dalam buku Rosmawati H.P (2010: 100), Komunikasi Organisasi adalah sebuah bentuk komunikasi antarpribadi, tetapi cirinya merupakan bidang yang sedemikian rupa bersifat khas dan signifikan. Dengan kata lain komunikasi yang dalam batas-batas yang jelas dan berkenaan dengan pencapaian tujuan organisasinya. Dari definisi yang di paparkan oleh pakar, penulis menarik kesimpulan. Komunikasi Organisasi adalah komunikasi yang terjalin antar pribadi yang berada dalam sebuah organisasi yang didalamnya terdapat jaringan-jaringan pesan yang saling bergantungan dan berkenaan dengan pencapaian tujuan organisasinya. Korelasi teori ini dengan penelitian ini, bahwa di dalam perusahaan (Posture Management) adalah sebuah organisasi kerja yang dimana terdapat jaringan-jaringan pesan serta informasi yang saling bergantung dan berpengaruh, berkenanaan dengan pencapaian tujuan perusahaan. Ada beberapa divisi berada dalam Posture Management yang masing-masing memiliki kegiatan kerja (jobdesk) yang berbeda-beda, namun dalam menyatukan beberapa divisi ini sangat diperlukan hubuungan komunikasi yang berhubungan dengan satu tujuan yaitu visi pencapaian keberhasilan perusahaan. 2.1.3 Public Relations 2.1.3.1 Definisi Public Relations Public Realtions (PR) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Public Relations senantiasa berkenan denga kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak. (Jefkins 2004: 10) Public Relations adalah suatu proses yang berkelanjutan dari usaha manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari pelanggan, konsumen, publik pada umumnya, termaksud para staf pegawainya. Ke dalam, mengadakan perbaikan dan pembenahan melalui corporate culture building (membangun budaya perusahaan) berbentuk disipilin, memotivasi, meningkatkan pelayanan dan produktivitas kerja yang diharapakan terciptanya sence of belonging terhadap perusahaannya. Sedangkan keluar berupaya menciptakan kepercayaan dan pencitraan (corporate image) yang sekaligus memayungi serta mempertahankan citra produknya (product and brand image). Sebagaimana diungkapkan dalam praktiknya: “The are contacts you make everyday on the job, and with your neighnours and friends. They are the word you speak the smile on your face”. (Ruslan, 2003: 9) Dari beberapa pengertian Public Relations menurut beberapa pakar, penulis dapat menyimpulkan Public Relations adalah sebuah proses yang terencana dalam menjalin hubungan baik ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayak untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan melakukan kegiatan atau taktik demi dapat mensejahterakan perusahaan untuk dimasa yang akan datang. Kaitannya dalam pembahasan ini, Public Relations dalam poture management berperan dalam komunikator secara eksternal, yaitu pihak perusahaan dengan pihak para klien. Oleh sebab itu diperlukan strategi komunikasi yang baik agar dari tujuan public relations tercapai dan juga terciptanya hubungan kerja sama dan secara maksimal mempromosikan jasa para talent modeling tersebut. 2.1.3.2 Fungsi Public Relations Public Relations dikatakan berfungsi dalam suatu organisasi atau lembaga apabila public relations tersebut telat menunjukan suatu kegiatan yang jelas dan dapat dibedakan dari kegiatan lainnya. (Ruslan, 2003: 10) dalam bukunya Kampanye Public Relations ada empat fungsi utama Public Relations yang pada intinya adalah sebagai berikut Fungsi pertama yaitu bertindak sebagai communicator dalam kegiatan komunikasi pada organisasi perusahaan. Prosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik (two way traffic reciprocal communication). Dalam hal ini, disatu pihak melakukan fungsi komunikasi merupakan bentuk penyebaran informasi, di lain pihak komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian pesan dan menciptakan opini publik (public opinion). Kedua, membangun atau membina hubungan yang positif dan baik pihak publik sebagai target sasaran, yaitu publik internal dan publik eksternal. Khususnya dalam menciptakan saling mempercayai (mutually understanding) dan saling memperoleh manfaat bersama antara lembaga atau organisisai perusahaan dan publiknya. Fungsi ketiga, peranan back up management untuk mencapai tujuan tersebut dalam fundi manajemen teori bahwa proses tersebut melalui tahapan yang terkenal POAC, yaitu Planning (perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (penggiatan),dan Controlling (pengawasan). Lalu diikuti unsur lain terlibat dalam proses melakukan komunikasi dua arah untuk menunjang kegiatan bagian departemen lainnya. Keempat, menciptakan citra perusahaan atau lembaga (corporate image) yang merupakan tujuan akhir dari suatu aktifitas program kerja PR campaign atau kampanye public relations, baik untuk keperluan publikasi maupun promosi. Menurut Maria dalam buku Nurjaman dan Umam ‘komunikasi dan public relations’ (2012: 115) fungsi public relations, yaitu sebagai berikut 1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari public atau masyarakat pada umumnya. 2. Memiliki sasaran unutk menciptakan opini publik yang bias diterima dan mengutamakan semua pihak 3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. 4. Usaha menciptakan hubunga yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Dapat disimpulkan oleh penulis dari beberapa fungsi public relations di atas bahwa, public relations lebih berorientasi pada pihak perusahaan untuk membangun manajemen serta perusahaan itu sendiri. Public Relations di Posture Management berfungsi sebagai komunikator untuk pihak internal perusahaan maupun dengan pihak eksternal sehingga dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungan untuk semua pihak, terutama menguntungkan bagi pihak perusahaan untuk kedepannya. 2.1.3.3 Kegiatan Public Relations dalam marketing Tugas Public Relations di bawah ini menunjukan bahwa seorang Public Relations harus dapat mengkomunikasikan produknya dengan baik ke khayalak, baik khalayak internal maupun eksternal. Dari mulai bertindak sebagai penghubung atau penyambung lidah, menulis informasi, berita, berhubungan dengan pihak pers sampai menyiapkan media promosi perusahaan. Tujuan Pemasaran 1. Mendukung hubungan lebih erat dan lama dengan klien 2. Meningkatkan Kepedulian publik terhadap perusahaannya 3. Mempromosikan produk secara luas Aktifitas PR yang mendukung 1. a. Mengorganisir kegiatan ramah tamah perusahaan b. Memaintanance hubungan kepada pelanggan 2. a. Adanya dukungan positif dari Media dengan khalayak untuk Menjalin hubungan lebih erat b. Menciptakan kegiatan bersama 3.a. Membuat sebuah informasi Atau berita mengenai perkembangan keberhasilan perdaganga untuk pelanggan b. organisir sesi uji coba di pasar melalui sebuah kegiatan Tabel 2.1 Kegiatan Public Relations dalam Marketing. Sumber: Buku “Menjadi public relations yang handal” Ali (2006: 13) Menurut Soemirat dan Elvinaro (2008: 99), idealnya bahwa antara Public Relations dan marketing itu secara terstruktural memiliki departemen (divisi) sendirisendiri, tetapi secara fungsional kedua departemen bersatu untuk mencapai tujuan perusahaan. Antara Public Relations memiliki tujuan untuk membangun citra (kepada target publik) sedangkan marketing bertujuan menjual produk (product selling) kepada target market, sehingga perpaduan antara dua elemen penting organisisasi melahirkan konsep Marketing Public Relations. (Kriyantono 2008: 57) Dari yang sudah dipaparkan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa Public Relations harus dapat mengkomunikasikan produknya dengan baik ke khayalak, baik khalayak internal maupun eksternal. bertindak sebagai penghubung, , berhubungan dengan pihak pers sampai menyiapkan media promosi perusahaan ini membuktikan bahwa kegiatan Public Relations dapat membantu mewujudkan pemasaran. Seperti yang dilakukan oleh Public Relations Posture Management, dari kegiataan mempertahankan citra, berhubungan dengan klien, hingga menyiapkan segala kebutuhan dalam menjalani kegiatan promosi perusahan. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Definisi Marketing Public Relations Philip Kotler yang pertama kali memunculkan konsep Mega Marketing yang merupakan perpaduan antara kekuatan Public Relations dan Marketing Mix. Kemudian muncul kembali dengan instilah Marketing Public Relations, sebagai pengembangan tahap berikutnya dari konsep sebelumnya (Mega Marketing). Rosady Ruslan (2010: 245) mengutip dari buku Thomas L Harris yang berjudul The Marketer’s Guide to Public Relations, “Marketing Public Relations is the process of planning and evaluating programs, that encourage purchase and customers trough credible communications of information and impression that identify companies and their products with the needs, concern of customer.” arti dari penyataan diatas bahwa Marketing Public Relations adalah sebuah proses perencanaan dan evaluasi program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan. Menurut Tom L. Harris dalam buku Ludwig Suparmo (2011: 58), yaitu: “Marketing Public Relations is the process of planning, executing and evaluating programs that encourage purchase and consumer satisfaction through credible communication of information and impressions that identify companies and their products with the needs, wants, concern and interest of consumer.” Dari pengertian diatas dapat diartikan Marketing Public Relations adalah Proses perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program yang mendorong pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi informasi yang kredibel dan tayangan yang mengidentifikasi perusahaan dan produk mereka dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan konsumen. Menurut Simamora (2003: 318) Marketing Public Relations adalah bagian dari kegiatan pemasaran, penanggung jawab tertinggi adalah manajer perusahaan, dan sasaran dari kegiatan marketing public relations adalah mendukung sasaran di bidang pemasaran Jadi, marketing public relations adalah konsep public relations yang relatif memiliki relevansi bagi kegiatan marketing untuk membantu produk, layanan atau jasa, dan organisasi agar mencapai tujuan pemasarannya. Dari pengertian yang sudah dipaparkan oleh beberapa pakar diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa Marketing Public Relations adalah sebuah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat untuk mendukung kegiatan promosi dan pemasaran, dengan menimbulkan minat beli serta memberikan kepuasan terhadap konsumen melalui penyampaian informasi dengan kesan yang mengajak serta meyakinkan bahwa perusahaan beserta produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Korelasi dalam penelitian ini, pada perusahaan Posture Management Agency (PT Posture Mahagaya Kreasindo) sangat penting dengan adanya keberadaan kegiatan Marketing Public Relations karena kegiatan Marketing Public Relations sangat mendukung kegiatan pemasaran dengan mengaplikasikan taktik yang dapat menimbulkan minat pembeli sehingga terciptanya suatu situasi kondusif antara penyedia kebutuhan (perusahaan) dan peminat kebutuhan (klien). Marketing Public Relations dapat membangun kesadaran pelanggan mengenai Posture Managenent dengan menempatkan sebuah informasi atau cerita di media untuk membawa perhatian ke produk. Hal ini dapat membantu meningkatkan penjualan dengan menjelaskan tentang jasa talent modeling tersebut sebelum diluncurkan. Dengan kata lain marketing public relations dapat menekan biaya promosi karena biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan menggunakan media iklan 2.2.1.1 Peran Marketing Public Relations Menurut Kotler dalam buku Manajemen Public Relations dan media komunikasi, Ruslan (2010: 254). Ada beberapa peranan marketing public relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi atau perusahaan dalam berkompetisi, secara garis besar yaitu: 1. Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk atau jasa yang tengah diluncurkan itu. 2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan atau digunakan. 3. Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk atau jasa. 4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya. 5. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan dan lain sebagainya demi terciptanya kepuasan pihak pelanggan 6. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan pada produk yang lama. 7. Mengkomunikasikan terus-menerus melalui media public relations tentang aktifitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup, agar tercapai publikasi yang positif di mata publik. 8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk dan jasa, baik segi kuantitas maupun kualitas pelayaan yang diberikan kepada konsumen atau pelanggannya. 9. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul di masa mendatang, misalnya terjadinya krisis kepercayaan, menurunnya citra perusahaan hingga resiko terjadinya krisis manajemen, krisis multidimensional dan lain sebagainya. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam buku Marketing Management, ada enam peranan Marketing Public Relation (2006 :552), yaitu: 1. Membantu dalam peluncuran produk baru 2. Membantu dalam reposisi produk lama 3. Membangun ketertarikan dalam kategori produk 4. Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu 5. Membantu melindungi produk yang telah mengalami masalah public 6. Membangun citra perusahaan dengan cara mencerminkan hal baik atau positif mengenai produk-nya. Dari beberapa peranan Marketing Public Relation yang sudah dipaparkan menurut beberapa pakar, penulis menarik kesimpulan bahwa peranan Marketing Public Relations ini berorientasi pada pihak perusahaan agar dapat membangun perusahaan kearah yang lebih baik lagi. Peranan ini dilihat dari segi penjualan melalui promosi produk (jasa talent modeling) dan perusahaan, membangun kepercayaan konsumen dengan membangun brand awareness dan brand knowledge, meringankan biaya promosi mendukung bauran marketing, khususnya promosi dalam bauran tersebut. Dalam hal ini, Marketing Public Relations dianggap menjadi strategi yang lebih hemat untuk mencapai target publisitas tinggi dalam publikasi serta juga dapat membantu dalam pembentukan citra perusahaan itu sendiri. Peranan Marketing Public Relations ini dimaksudkan agar dapat mengembangkan produk (jasa taleny modeling) ataupun perusahaan sesuai dengan target yang ingin dicapai. 2.2.1.2 Kegiatan Marketing Public Relations Adapun kegiatan utama Marketing Public Relations menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2008 : 279), terdiri dari : 1. Terbitan (Publications) Perusahaan sangat mengandalkan bahan – bahan yang diterbitkan untuk menjangkau dan memengaruhi pasar sasarannya. Bahan – bahan ini mencakup laporan tahunan, brosur, artikel, berita berkala dan majalah perusahaan, dan bahan audiovisual. 2. Acara (Event) Perusahaan dapat menarik perhatiannya pada produk – produk baru atau kegiatan – kegiatan perusahaan lainnya dengan menyelenggarakan acara – acara khusus seperti konferensi berita, seminar, pameran dagang, pemajangan produk, dan kompetisi yang menjangkau masyarakat sasaran. 3. Sponsorship Perusahaan dapat mempromosikan mereka dan nama perusahaannya dengan mensponsori pertandingan olahraga dan acara sosial dan tujuan – tujuan yang sangat dihargai. 4. Berita (News) Salah satu tugas utama profesional Public Relations adalah menemukan atau menciptakan berita yang menguntungkan tentang perusahaan tersebut, produknya dan orang-orangnya dan mengupayakan agar media menerima siaran pers dan menghadiri konferensi pers. 5. Pidato Makin banyak eksekutif perusahaan menjawab dengan tangkas pertanyaan – pertanyaan dari media atau memberi pidato dalam perhimpunan – perhimpunan perdagangan atau rapat – rapat penjualan dan penampilan ini dapat membangun citra perusahaan tersebut. 6. Kegiatan Layanan Masyarakat Perusahaan dapat membangun kehendak baik dangan menyumbang materi dan waktu tujuan – tujuan baik. 7. Media Indentitas Perusahaan membutuhkan identitas visual yang langsung dikenal masyarakat, identitas visual tersebut terdapat dalam logo perusahaan, alat tulis, brosur, tanda formulir bisnis, kartu nama, bangunan, seragam, dan aturan berpakaian. Dari ketujuah kegiatan Marketing Public Relations yang sudah dipaparkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut cukup efektif dalam mempromosikan suatu produk. Dari ketujuh kegiatan tersebut, Posture Management sering mengaplikasikan pada kegiatan publikasi, mengadakan event, menjalin hubungan dengan klien melalui sponsorship, berita media dan media identitas. 2.2.1.3 Taktik Marketing Public Relations (Three Ways Strategy) Dari konsep Marketing Public Relations secara garis besarnya terdapat tiga taktik (Three Ways Strategy) sebagai perwujudan kegiatan Marketing Public Relations dari strategi Public Relations menurut Rosady Ruslan (2010: 2) agar dapat melaksanakan program dalam mencapai tujuan (goals), yaitu: 1. Pull Strategy (Menarik) Seorang public relations memiliki potensi dalam menerapkan suatu taktik untuk menarik perhatian publik dengan berbagai cara guna mengupayakan tercapainya tujuan perusahaan serta peningkatan penjuaan baik barang ataupun jasa 2. Push Strategy (Mendorong) Upaya dengan menerapkan taktik mendorong atau merangsang meningkatkan jumlah pembelian sehingga dapat meningkatkan angka penjualan 3. Pass Strategy (Mempengaruhi) Sebagai upaya mempegaruhi atau menciptakan opini publik menguntungkan melalui berbagai kegiatan, partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan tanggung jawab sosial serta kepedulian masalah yang berkaitan dengan kondisi dan lingkungannya. Dari taktik yang sudah dipaparkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa ketiga taktik ini memiliki kemampuan cukup efektif dalam kegiatan pemasaran yaitu promosi. Masing-masing tahapan taktik tersebut dapat membantu merangsang keberadaan talent modeling serta posture management di mata pelanggan.. 2.2.2 Strategi Menurut Effendy (2004: 97), menjelaskan pengertian strategi. Strategi adalah perencanaan (Planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Dalam pencapain tujuan tidak hanya dibutuhkan sebuah peta jalan satu arah saja, melainkan harus mampu menunjukan taktik operasionalnya. Menurut Stepehen P. Robbins dalam buku Scott M. Cutlip, Allen dan Glenn. M Broom (2006: 353) mendefinisikan strategi adalah sebagai bentuk penentuan tujuan dan sasaran usaha jangka panjang dan adopsi pelaksanaan dan alokasi sumber saya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Penulis menarik kesimpulan dari definisi yang sudah dipaparkan oleh para pakar, yaitu bahwa strategi adalah sebuah perencanaan yang matang dalam sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai sebuah goals agar memperoleh hasil yang diinginkan. 2.2.2.1 Strategi Marketing Public Relations Menurut Kotler & Keller (2008: 553), ada beberapa langkah yang ditetapkan sebagai strategi Marketing Public Relations, yaitu: 1. Establishing Objective (Pengukuhan Tujuan) Merupakan bagian terpenting yaitu menetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan 2. Choosing Messages and vehicles (Memilih Pesan dan Alat) Tahap ini berhubungan dengan beragam keputusan yang diambil terhadap pesan yang disampaikan, seperti: sumber yang akan menyampaikan pesan kepada publik kunci, isi dari pesan, bunyi dan gayanya dan lain-lain. Ada empat kategori dalam komunikasi, seperti: komunikasi tatap muka, organizational media, media berita, iklan dan media promosi lainnya. 3. Implementation the plan Di tahap ini dikembangkan budget dan jadwal yang dipersiapkan untuk mengimplementasikan program yang ditentukan. 4. Evaluative research (Penelitian Evaluasi) Tahap ini adalah tahap akhir dimana dikembangkan metode yang spesifik dalam mengukur keefektifan dari strategi yang ditempuh. Dari yang sudah dipaparkan di atas, strategi Marketing Public Relations adalah sebuah perencanaan manajemen perusahaan yang disusun sedemikian rupa yang bertujuan untuk memajukan atau mengembangkan sebuah perusahaan yang dibuat secara terencana untuk jangka panjang dan jangka pendek, sehingga Posture Management mengetahui langkah apa yang akan ditempuh dalam menghadapai sebuah permasalahan khususnya masalah yang sedang dihadapi sekarang adalah keberadaan pesaing yang semakin pesat. 2.2.3 Definisi Promosi Promosi merupakan salah satu variable IMC yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, dengan tujuan untuk memberitahukan bahwa suatu produk itu ada dan memperkenalkan produk tersebut kepada calon pembeli. Promosi merupakan salah satu cara yang dibutuhkan suatu perusahaan dalam usaha meningkatkan volume penjualan. Oleh karena itu, kegiatan promosi ini harus dapat dilakukan dengan sejalan dengan rencana pemasaran dan dikendalikan dengan baik sehingga promosi tersebut benar-benar dapat memberikan kontribusi yang yang tinggi dalam usaha meningkatkan volume penjualan. Menurut Kotler dalam Rangkuti (2010: 49), promosi mencakup semua alat bauran pemasaran (marketing mix) yang peran utamanya adalah lebih mengadakan (persuasive). sebuah hubungan komunikasi yang sifatnya membujuk Menurut Evans dan Berman dalam Simmamora (2003: 285), promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan unutk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade) atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan sebuah organisasi individu atau perusahaan. Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa yang dimaksudkan dengan promosi adalah kegiatan penjualan dan pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap produk, jasa, ide dari perusahaan dengan cara mempengaruhi konsumen agar mau membeli atau menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Korelasi teori ini dalam penelitian yang dilakukan penulis, seperti yang sudah dijelaskan mengenai promosi bahwa tim Public Relations melakukan kegiatan promosi untuk membantu mengenalkan dan mencari pangsa baru dan memantapkan citra mengenai jasa talent modeling kepada khalayak dengan melakukan kegiatan menawarkan secara langsung, melalui media publik dan juga melalui social media. Hal ini ditujukan untuk dapat menjual ataupun mempengaruhi agar pelanggan (public) menggunakan jasa para modeling tersebut. 2.2.3.1 Tujuan Promosi Setiap perusahaan yang melakukan suatu kegiatan tentunya akan memiliki tujuan. Demikian juga, perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan tujuan utamnya adalah untuk mencari sebuah keuntungan. Pada umumnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan harus mendasarkan kepada sebuah tujuan seperti menurut Dharmamesta dan Irawan (2005: 353) sebagai berikut: 1. Modifikasi tingkah laku Semua orang memiliki pendapat yan berbeda mengenai suatu barang atau jasa, selera, keinginan, motivasi dan kesetiaannya terhadap barang dan jasa tersebut. Dengan demikian, tujuan dari promosi ini adalah berusaha untuk mengubah tingka laki dan pendapat invidu tersebut., dari yang sebelumnya tidak menerima produk atau jasa menjadi setia terhadap produk atau jasa tersebut. 2. Memberitahu Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan, keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi bersifat informasi ini pada umumnya disukai dan sering dilakukan tahap-tahap awal pada siklus kehidupan sebuah produk atau jasa. Hal ini merupakan masalah yang amat penting untuk meningkatkan permintaan primer sebab pada tahapan ini sebagian orang tidak akan tertarik untuk memilih dan membeli barang ataupun jasa sebelum mereka mengetahui mengenai produk tersebut serta kegunaanya dan lain sebagainya. 3. Membujuk Promosi yang bersifat membujuk atau persuasif ini pada umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat, tetapi pada kenyataan saat ini promosi yang sering bermunculan adalah promosi yang membujuk. Promosi ini bertujuan untuj mendorong pembeli. Perusahaan tidak mengutamakan untuk dapat memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar promosi dapat memberi pengaruh untuk waktu yang lama terhadap perilaku pembeli atau pelanggan. 4. Mengingatkan Promosi yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk di hati semua individu masyarakat dan dilakukan selama pada saat tahap pengenbangan siklus kehidupan produk. Dengan hal ini, perusahaaan berusaha memperhatikan untuk mempertahankan pembeli tidak hanya untuk satu kali transaksi tetapi juga dapat dilakukan secara terus-menerus. Tujuan promosi menurut Nickels, Mchugh dan Mchugh (2008: 355-356), promosi bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembelian. Promosi juga bertujuan untuk memotivasi masyarakat untuk membeli produk atau jasa sebuah perusahaan serta menjadi sarana untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Dari kedua pakar diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa tujuan promosi untuk menginformasikan sebuah produk, membujuk, memotivasi serta mengingatkan masyarakat tentang keberadaan sebuah produk atau jasa. Promosi juga dapat membantu membangun hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya yang dimaksudkan untuk mencapi target yang diingikan kedua belah pihak, antara perusahaan dengan pelanggannya. 2.2.4 Promotions Mix Promosi dimanfaatkan untuk menawarkan nilai tambah kepada pelanggan, sebagai salah satu stimulus untuk mendorong penjualan dengan segera. Empat element bauran promosi menurut Freddy Rangkuti (2010: 177) yang digunakan oleh penjual atau pemasar untuk menyampaikan sebuah informasi atau pesan yaitu periklanan (advertising), Promosi penjualan (sales promotion), penjualan personal (personal selling), dan publisitas (publicity), salah suatu program yang terkoordinir untuk mengkomunikasikan kepada pelanggan dan pihak lainnya yang mempengaruhi dalam keputusan pembelian. Keempat bauran komunikasi pemasaran (promotion mix) tersebut sebagai berikut; a. Periklanan (Advertising) Periklanan (advertising) adalah bentuk komunikasi nonpersonal yang menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi prang membeli atau menggunakan produk dengan sejumlah biaya untuk media (Kriyantono, 2008: 199) Iklan memiliki peranan yang penting dalam sebuah proses komunikasi pemasaran karena iklan sebuah sarana yang paling populer dikalangan konsumen dalam mempromosikan suatu produk atau jasa. Dalam sebuah perusahaan, iklanlah yang biasanya menghabiskan dana paling banyak. Oleh karena itu perusahaan harus lebih bijaksana berhati-hati dalam memilih dan melakukan proses periklanan agar tidak terjadi suatu tindakan yang dapat menghasilkan suatu kesia-sian dalam melakukan kegiatan periklanan. Perusahaan juga harus mengetahui strategi yang tepat dalam melakukan proses periklanan yang dimana harus dapat menciptakan sebuah feedback positif yaitu khalayak menanggapi iklan tersebut. b. Penjualan Personal (Personal Selling) Menurut Machfoedz (2010: 188), Penjualan personal atau personal selling berbeda dari bentuk komunikasi lain yang digunakan unutk menyampaikan informasi timbal balik. Ini berarti bahwa ada dua orang yang terlibat dalam proses komunikasi. Menurut Rangkuti (2010: 26), penjualan perseorangan adalah interaksi individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Dalam personal selling umpan balik dan evaluasi atas pesan yang disampaikan dapat diperoleh seketika, sehingga pesan personal selling dapat disesuaikan dan disampaikan secara lebih pribadi daripada di metode komunikasi lain. c. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan atau sering disingkat dengan promo merupakan unsur utama dalam kampanye pemasaran. Setiap kali perusahaan meningkatkan nilai produknya dengan menawarkan pengalaman atau insentif seperti penawaran harga atau memberikan sesuatu secara gratis dengan tujuan menarik pembeli, maka perusahaan tersebut melakukan kegiatan promosi. Menurut Sulaksana Uyung (2005: 110), promosi penjualan dapat didefinisikan sebagai bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif, umumnya berjangka pendek, yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen atau pedagang. Menurut Deliyanti Oentoro (2012: 196) Promosi penjualan (sales promotion) merupakan suatu bujukan langsung yang menawarkan insentif atau nilai lebih unutk suatu produk ataupun jasa kepada distributor atau konsumen langsung dengan tujuan utama yaitu menciptakan penjualan yang segera. Alat-alat promosi penjualan beraneka ragam, alat-alat tersebut dirancang untuk merespon pasar secara lebih cepat. Alat-alat tersebut meliputi promo pada konsumen. Misalnya sampel, penawaran uang kembali, demosntrasi, dan sebagainya. Tujuan utama aktifitas promosi penjualan adalah untuk memotivasi konsumen agar bertindak, mengawali serangkaian prilaku yang berujung pada pembelian dalam jangka panjang yakni terciptanya kegiatan pembelian. Tujuan promosi penjualan menurut Machfoedz (2010: 32) dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru 2. Mengkomunikaskan produk atau jasa baru 3. Memotivasi konsumen untuk membeli atau menggunakan produk baru tersebut 4. Menginformasikan konsumen untuk mendatangi toko atau tempat penjualan. 5. Mengajak konsumen untuk mendatangi toko tempat penjualan produk. 6. Memotivasi konsumen agar membeli suatu produk atau jasa. d. Publisitas (Publicity) Menurut Rangkuti (2009: 27), Publisitas adalah merupakan usaha merangsang permintaan terhadap suatu produk secara nonpersonal dengan membuat berita yang bersifat komersial tentang produk tersbut dalam media tercetak maupun tidak, maupun hasil wawancara atau acara yang disiarkan dalam media tersebut. Menurut Scott L.Cutlip (2006: 12) dalam buku Effective Public Relations, publisitas adalah informasi yang disedeiakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki berita. Hal ini merupakan metode yang tidak dapat diawasi dalam kaitannya dengan penempatan isi berita pada sebuag media karena sumber berita tidak membayar pihak media untuk menempatkan berita yang dimuat. Tujuan publisitas menurut Ardianto (2011: 263) yaitu memperoleh perhatian publik melalui penyebaran melalui media cetak dan elektronik, mencakup surat kabar, majalah, televisi, radio, event, publisitas online,dan website. Dari empat elemen promotion mix yang sudah dipaparkan, penulis menarik kesimpulan bahwa advertising, personal selling, sales promotions, dan publicity membantu pemasaran sebagai bentuk kegiatan promosi sehingga memudahkan mengenalkan secara langsung ataupun tidak langsung sebuah produk kepada masyarakat serta merangsang pelanggan untuk membeli atau menggunakan sebuah produk ataupun jasa. Dalam hal ini Posture Management menggunkan empat kegiatan promosi melalui kempat kegiatan tersebut tersebut. 2.2.5 Definisi Jasa Sejauh ini banyak pakar pemasaran jasa yang telah berusaha mendefinisikan pengertian jasa. Berikut ini beberapa pengertian jasa antara lain : Pengertian jasa menurut Rangkuti (2003: 26), “Jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antar pemberi dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.” Pengertian jasa menurut Philip Kotler (2008: 266) menyimpulkan bahwa jasa sebagai proses sosial dan manjerial individu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun pada setiap apa yang dirasakan atau pun ditawarkan kepada konsumen. Pengertian jasa menurut Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2005:28) ”Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.” Dari ketiga pakar diatas yang sudah memaparkan definisi dari jasa, penulis menarik kesimpulan bahwa jasa adalah sebuah kegiatan ekonomi dengan output selain produk yang tidak terlihat oleh mata dari satu pihak kepada pihak lain, tidak mengakibatkan kepemilikan apapun pada setiap apa yang dirasakan atau pun ditawarkan kepada konsumen dan memberikan nilai tambah terhadap apa yang telah ditawarkan. Korelasi teori tersebut pada penelitian ini, posture management adalah salah satu penyalur jasa talent modeling yang menawarkan jasa-jasa talent tersebut untuk memperagakan sebuah busana, mengisi acara sebagai master of ceremony (MC), pemain film, bintang iklan dari sebuah produk dan sebagainya. 2.2.5.1 Karakteristik Jasa Dari pengertian jasa yang telah diuraikan, Philip Kotler dalam Rangkuti (2003: 85) mengungkapkan empat macam karakteristik jasa, sebagai berikut : a. Intangibility (Tidak Berwujud) Jasa memiliki sifat tidak berwujud, sehingga konsumen tidak dapat mengevaluasinya berdasarkan bentuk dan karakteristik ini memiliki beberapa implikasi pemasaran, dimana bukti fisik yang sedikit mengakibatkan meningkatnya kesulitan dalam menilai jasa-jasa yang saling bersaingan dan tingginya tingkat resiko kesalahan dalam memilih. b. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan) Pada umumnya jasa yang diproduksi dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada pihak lain, maka akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut c. Variability (Bervariasi atau Beragam) Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa, penerima jasa dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan. d. Perishability (Tidak dapat disimpan) Jasa tidak dapat disimpan, karena ia hanya dapat dideskripsikan sebagai rangkaian aktivitas atau proses. Jasa yang diproduksi pada suatu waktu dan tidak terjual tidak akan dapat dijual kembali pada saat yang lain. Menurut Nirwana dalam buku pemasaran jasa, karakteristik jasa ada lima (2012: 18), yaitu: a. Luck of ownership (Keuntungan Kepemilikan) Jasa tidak dapat disimpan, jasa dipergunakan dalam waktu tertentu yang sudah ditetapkan tetapi pelanggan tetap merasakan manfaat dari penggunaan jasa yang memiliki periode tertentu tersebut. b. Intangibility (Tidak Berwujud) Jasa memiliki sifat tidak berwujud karena produk jasa merupakan sebuah kinerja. Tidak seperti produk barang layaknya yang dapat diindera secara fisik. c. Inseparability Keberadaan jasa dengan pengguna jasa tidak dapat dipisahkan. Dalam arti lain, antara proses menghasilkan jasa dengan proses konsumsi jasa terjadi bersamaan. Sehingga jasa tidak mengenal dengan adanya penyimpanan jasa. d. Variability sifat berubah memiliki pengertian jasa sesuai dengan variasi, kualitas serta jenis kinerja yang dikehendaki oleh pelanggan. e. Perishability Jasa yang dihasilkan dimanfaatkan pada saat konsumsi jasa. Maka pemanfaat jasa terjadi pada saat jasa diperlukan oleh pelanggan. Jika terdapat permintaan maka jasa akan ditawarkan. 2.3 Kerangka Teori TEORI UMUM KOMUNIKASI a. Definisi komunikasi b. Tujuan komunikasi c. Proses komunikasi TEORI KHUSUS PUBLIC RELATIONS a. Definisi PR b. Fungsi PR c. Kegiatan PR dalam Marketing MARKETING PUBLIC RELATIONS THREE WAYS STRATEGY a. Definisi b. Peran c. Kegiatan a. Push b. Pull c. Pass STRATEGI MARKETING PUBLIC RELATIONS KOMUNIKASI ORGANISASI Definisi PROMOSI a. Definisi Promosi b. Tujuan Promosi PROMOTION MIX a. Advertising b. Personal Selling c. Sales Promotion d. Publicity JASA/LAYANAN a. Definisi Jasa b. Karakteristik Jasa 2.4 Kerangka Berpikir STRATEGI MPR Push Strategy Kegiatan Marketing Public Relations Pull Strategy Merangsang Penjualan dan pelanggan Promosi Yang dilakukan Oleh Posture Management Pass Strategy Goal’s: 1. Dapat mengenalkan perusahaan di mata khalayak sebagai salah satu agency talent serta penyalur jasa talent yang terbaik, professional, terpercaya dan dapat memuaskan seluruh pihak. 2. Mempromosikan perusahaan perusahaan dan tetap dapat mempertahankan posisi dalam persaingan bisnis 3. Melahirkan orang-orang multitalented yang membanggakan 4. Agar dapat mempromosikan seluruh talent sesuai dengan tujuan utama yang dapat menyalurkan jasa talent-talent profesional kepada pihak-pihak yang berpengaruh di industri hiburan dengan maksimal 5. Menambahkan kualitas (nilai) dalam bidang hiburan. Keterangan: Strategi Marketing Public Relations (pengukuhan tujuan, pemilihan alat dan pesan, mengimplmentasikan planning dan evaluasi research) adalah strategi yang dipilih oleh Posture Management untuk mengidetifikasi permasalah promosi. Didalam strategi tersebut Posture Management mengaplikasikan kegiatan Marketing Public Relations dan Promotion Mix sebagai alat dalam membantu kegiatan promosi, kemudian mengaimplementsikan planning Marketing Public Relations (Push, Pull dan Pass) untuk merangsang pelanggan dan penjualan guna memudahkan kegiatan promosi yang dilakukan oleh perushaan. Dari halhal tersebut merupakan sebuah usaha untuk mencapai goals atau target yang ingin dicapai oleh perusahaan.