BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses interaksi dimana seseorang ingin
menyampaikan sesuatu kepada orang lain, baik pesan, ide, maupun gagasan baik
melalui gerak tubuh, simbolik, atau melalui media sehiangga pesan tersebut dapat
diterima oleh si penerima pesan dan tujuan si pengirim dan maksudnya dapat
tercapai atau dimengerti oleh si penerima pesan. Suatu proses interaksi antar sesama
manusia untuk mencapai tujuan masing-masing. Komunikasi merupakan hal yang
sangat penting dalam hidup setiap manusia, karena tanpa adanya komunikasi,
manusia tidak dapat saling mengerti apa yang mereka ingikan dan tidak dapat
mencapai tujuan hidup mereka.
Pada dasarnya manusia tidak pernah bisa lepas dari proses komunikasi,
karena hampir setiap waktu manusia selalu berkomunikasi untuk berinteraksi dan
bersosialisasi dengan orang-orang yang berada di sekitarnya untuk mencapai tujuan
yang diinginkannya. Manusia pada dasarnya makhluk sosial yang selalu
berkomunikasi dengan sesamanya unutk memenuhi kebutuhannya misalnya untuk
menyalurkan perasaannya dan untuk mempererat hubungan sesama manusia.
Kata “komunikasi” atau “communication” dalam bahasa Inggris berasal dari
kata latin “communis” yang berarti “sama”, communico, communication,
communicare yang berarti “membuat sama’ (to make common). Istilah pertama
(communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan
akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu
pemikiran, suatu makna, atau suat pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisidefinisi kontemporernya menyarankan bahwa komunikasi meruju pada cara berbagi
hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “Kita berbagi pikiran”, ‘kita mendiskusikan
makna”’ dan “kita mengirimkan pesan”. (Deddy Mulyana, 2007: 46)
Terdapat beberapa definisi atau pengertian mengenai komunikasi yang
berasal dari para pakar ilmu komunikasi. Berdasarkan paradigma Laswell dalam
Effendy, (2004: 10), maka komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui saluran (channel) yang menimbulkan efek
tertentu. Dalam proses komunikasi, terjadi suatu proses penyampaian pesan dari satu
ke yang lainnya dan penyampaian pesan tersebut untuk mendapatkan suatu tujuan
tertentu. Contohnya, jika suatu perusahaan berkomunikasi dengan pelanggannya atau
kliennya, tentu perusahaan memiliki tujuan untuk menginformasikan dan
memperkenalkan produk atau jasanya sehingga pelanggan akan tertarik untuk
menggunakan produk atau jasa perusahaan tersebut.
Beberapa pengertian komunikasi dari beberapa pakar tersebut dapat
disimpulkan oleh penulis bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang
berbentuk verbal untuk mendapatkan efek karena adanya persamaan makna yang
didapat dari kedua belah pihak.
Keterkaitan teori ini dalam pembahasan karena divisi Public Relations adalah
pihak yang menyalurkan informasi pada pihak internal perusahaan dan juga
menyalurkan informasi antara posture management dengan pihak kliennya. Dengan
kata lain Public Relations yang baik harus dapat membangun hubungan komunikasi
yang baik sehingga memberikan sebuah pemahaman kebutuhan ataupun keperluan
antara perusahaan kepada klien dan begitu pula sebaliknya klien yang membutuhkan
jasa-jasa modeling ini untuk keperluan para klien dalam industi hiburan.
2.1.1.1 Tujuan Komunikasi
Menurut Effendy (2004: 8) ada empat tujuan komunikasi, yaitu:
1. Perubahan Sikap (Attitude Change)
Komunikan yang telah menerima pesan dari komunikator makan
akan meru.bah sikap, baik positif ataupun negatif. Komunikator
dalam melakukan sebuah hubungan komunikasi pasti akan
berusaha mempengaruhi komunikan dan berusaha bersikap positif
sesuai yang diinginkan komunikator
2. Perubahan Pendapat (Opinion Change)
Pada saat berkomunikasi kita berusaha menciptakan kepahaman
komunikan. Setelah dapat memahami secara cermat mengenai
pesan yang disampaikan oleh komunikator maka akan tercipta
pendapat yang berbeda-beda pada pihak komunikan.
3. Perubahan perilaku (Behavior Change)
Komunikasi juga memiliki tujuan unutk merubah perilaku
seseoran
4. Perubahan sosial (Sosial Change)
Di dalam proses komunikasi yang efektif akan secara tidak
sengaja dapat meningkatkan hubungan interpersonal. Dengan
membangun hubungan dan memelihara ikatan hubungan dengan
orang lain akan menghasilkan hubungan yang semakin baik, ini
merupakan maksud tujuan komunikasi sebagai perubahan sosial.
Perbedaan pendapat menurut Rosmawaty H.P (2010: 31) yang
mengatakan ada empat tujuan komunikasi, yaitu:
1. Menginformasikan (To Inform)
Melalui komunikasi verbal ataupun non verbal seseorang dapat
menginformasikan sebuah informasi penting yang bertujuan
diketahui oleh si penerima pesan.
2. Membujuk (Persuasive)
Komunikasi memiliki kekuatan unutk membujuk, menarik,
mengajak si penerima pesan untuk masuk berada dalam lingkaran
komunikasi tersebut.
3. Argumentatif
Didalam komunikasi antar pribadi memiliki tujuan lain, yaitu
untuk
dapat
berarumentasi
terhadap
sesuatu.
Misalnya
memberikan sebuah pendapat mengenai sesuatu hal.
4. Entertain
Komunikasi
memiliki
tujuan
sebagai
penghibur
dalam
menyampaikan sebuah informasi sehingga sipenerima pesan
dapat merasa terhibur.
Contohnya
yaitu
informasi yang
disampaikan melalui sebuah media massa seperti dalam majalah
ataupun yang ditayang melalui televisi.
Dari pendapat kedua pakar di atas mengenai tujuan komunikasi, penulis
menarik kesimpulan bahwa komunikasi memiliki tujuan yang ditujukan agar
memudahkan setiap individu dalam melakukan sebuah komunikasi sehari-hari dalam
hidup bermasyarakat. Di dalam komunikasi mengandung sebuah informasi yang
ingin diinformasikan oleh masing-masing pribadi. Seluruh karyawan Posture
Management saling berkomunikasi satu-sama lain di dalam proses kerja, hampir
sebagian
besar
aktivitas
kerja
membutuhkan
komunikasi
sehingga
dapat
keberadaannya dapat membantu dalam pencapaian tujuan bersama untuk perusahaan.
2.1.1.2 Proses Komunikasi
Menurut Effendi dalam Rosmawati H.P (2010: 20), proses komunikasi
adalah berlangsungnya penyampaian ide, informasi, opini, kepercayaan olek
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang , misalnya bahasa,
gambar, warna yang merupakan sebuah isyarat.
Gambar 2.1
Sumber: Peran Ilmu Komunikasi dan PeranManagemen dalam Komunikasi (Suprapto ,
2011:8).
Menurut Kadar Nurjaman & Khaerul Umam dalam “Komunikasi dan Public
Relations” menjelaskan proses komunikasi (2012: 39) yaitu sebelum masuk dalam
proses komunikasi dengan komunikan, di dalam pikiran komunikator trejadi
semacam rangsangan atau stimulus. Rangsangan itu dapat terjadi karena faktor di
luar dirinya (menyampaikan pesan karena ada peristiwa di luar dirinya), atau karena
adanya faktor dari dalam dirinya (menyampaikan pesan dari dirinya sendiri), yaitu
hasil olahan pikirannya sendiri yang ada pada benaknya. Komunikator, sebelum
mengirimkan pesannya, terlebih dahulu mengemasnya dalam bentuk yang dianggap
sesuai dan dapat diterima serta dapat dimengerti oleh komunikan. pengemasan pesan
ini disebut juga dengan encoding. Dengan encoding itu komunikator memasukan
atau mengungkapkan perasaannya ke dalam sebuah kode atau lambang dalam bentuk
kata maupun non kata, misalnya raut wajah atau gerak-gerik tubuh. Setelah pesan
sampai kepada komunikan, apabila feedback, komunikan akan bertindak sebagai
komunikator, yaitu memasukan sebuah kode yang disebut juga dengan decoding
untuk disampaikan kembali kepada komunikator.
Adapun beberapa proses komunikasi menurut Scott M. Cutlip dan Allen H.
Center dalam Rosmawaty H.P. (2010: 23), yaitu:
a.
Fact Finding adalah menacari dan mengumpulkan fakta yang dapat
digunakan sebagai data atau informasi untuk melakukan kegiataan
komunikasi.
b. Planning adalah suatu upaya merencanakan atau membuat rencana
tentang beberapa hal, baik tentang isi pesan yang akan disampaikan, cara
mengkomunkasikannya, dan sebagainya.
c.
Communicating adalah kegiataan berkomunikasi baik secara verbal
maupun nonverbal, baik bermedia maupun secara tatap muka (langsung).
d. Evaluation, suatu upaya mengevaluasi, menilai dan menganalisis kembali
kegiatan komunikasi yang telah dilakukan, sedang dilakukan maupun
sebagai evaluasi untuk kegiatan komunikasi berikutnya. Proses evaluasi
ini juga dapat berlangsung meski kegiataan komunikasi itu sendiri sedang
berlangsung.
Proses komunikasi menurut Cutlip dan Centre ini banyak digunakan dalam
kegiatan penelitian untuk mendapatkan sebuah informasi tentang suatu hal serta
untuk kegiatan publikasi dan promosi.
Dari penjelasam beberapa pakar, penulis mengambil kesimpulan bahwa
proses komunikasi adalah sebuah proses penyampaian informasi berupa sebuah ide,
informasi, atau kepercayaan yang hal tersebut disampaikan secara langsung atau
bermedia yang dilakukan dengan komunikasi verbal maupun nonverbal untuk dapat
mengevalusi informasi saat itu ataupun mengevaluasi untuk kegiatan komunikasi
berikutnya
Keterkaitannya teori ini dalam penelitian ini adalah seorang Public Relations
harus dapat berkomunikasi dengan pihak klien, karena Public Relations merupakan
perantara komunikasi dari pihak posture management kepada kliennya. Oleh sebab
itu diperlukan proses komunikasi yang baik sehingga dapat membantu merencanakan
serta
memaksimalkan kegiatn promosi jasa (talent modeling) kepada pihak-pihak
produksi (klien). Tidak hanya itu proses komunikasi juga membantu dalam
mengidentifikasi permasalahan perusahaan yang ada di dalam perusahaan ataupun di
luar perusahaan.
2.1.2 Komunikasi Organisasi
2.1.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia yang terjadi
dalam konteks organisasi di mana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama
lain yang saling bergantung satu sama lain. (Bungin, 2009: 278)
Menurut Blake dan Horldsen dalam buku Rosmawati H.P (2010:
100), Komunikasi Organisasi adalah sebuah bentuk komunikasi antarpribadi,
tetapi cirinya merupakan bidang yang sedemikian rupa bersifat khas dan
signifikan. Dengan kata lain komunikasi yang dalam batas-batas yang jelas dan
berkenaan dengan pencapaian tujuan organisasinya.
Dari definisi yang di paparkan oleh pakar, penulis menarik
kesimpulan. Komunikasi Organisasi adalah komunikasi yang terjalin antar
pribadi yang berada dalam sebuah organisasi yang didalamnya terdapat
jaringan-jaringan pesan yang saling bergantungan dan berkenaan dengan
pencapaian tujuan organisasinya.
Korelasi teori ini dengan penelitian ini, bahwa di dalam perusahaan
(Posture Management) adalah sebuah organisasi kerja yang dimana terdapat
jaringan-jaringan pesan serta informasi yang
saling
bergantung dan
berpengaruh, berkenanaan dengan pencapaian tujuan perusahaan. Ada
beberapa divisi berada dalam Posture Management yang masing-masing
memiliki kegiatan kerja (jobdesk) yang berbeda-beda, namun dalam
menyatukan beberapa divisi ini sangat diperlukan hubuungan komunikasi yang
berhubungan dengan satu tujuan yaitu visi pencapaian keberhasilan
perusahaan.
2.1.3 Public Relations
2.1.3.1 Definisi Public Relations
Public Realtions (PR) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik
itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian. Public Relations senantiasa berkenan denga kegiatan penciptaan
pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan
akan muncul perubahan yang berdampak. (Jefkins 2004: 10)
Public Relations adalah suatu proses yang berkelanjutan dari usaha
manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari pelanggan, konsumen,
publik pada umumnya, termaksud para staf pegawainya. Ke dalam, mengadakan
perbaikan dan pembenahan melalui corporate culture building (membangun budaya
perusahaan) berbentuk disipilin, memotivasi, meningkatkan pelayanan dan
produktivitas kerja yang diharapakan terciptanya sence of belonging terhadap
perusahaannya. Sedangkan keluar berupaya menciptakan kepercayaan dan pencitraan
(corporate image) yang sekaligus memayungi serta mempertahankan citra
produknya (product and brand image). Sebagaimana diungkapkan dalam praktiknya:
“The are contacts you make everyday on the job, and with your
neighnours and friends. They are the word you speak the smile on your
face”. (Ruslan, 2003: 9)
Dari beberapa pengertian Public Relations menurut beberapa pakar, penulis
dapat menyimpulkan Public Relations adalah sebuah proses yang terencana dalam
menjalin hubungan baik ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan
semua khalayak untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan melakukan kegiatan
atau taktik demi dapat mensejahterakan perusahaan untuk dimasa yang akan datang.
Kaitannya
dalam
pembahasan
ini,
Public
Relations
dalam
poture
management berperan dalam komunikator secara eksternal, yaitu pihak perusahaan
dengan pihak para klien. Oleh sebab itu diperlukan strategi komunikasi yang baik
agar dari tujuan public relations tercapai dan juga terciptanya hubungan kerja sama
dan secara maksimal mempromosikan jasa para talent modeling tersebut.
2.1.3.2 Fungsi Public Relations
Public Relations dikatakan berfungsi dalam suatu organisasi atau
lembaga apabila public relations tersebut telat menunjukan suatu kegiatan
yang jelas dan dapat dibedakan dari kegiatan lainnya. (Ruslan, 2003: 10)
dalam bukunya Kampanye Public Relations ada empat fungsi utama Public
Relations yang pada intinya adalah sebagai berikut
Fungsi pertama yaitu bertindak sebagai communicator dalam
kegiatan komunikasi pada organisasi perusahaan. Prosesnya berlangsung
dalam dua arah timbal balik (two way traffic reciprocal communication).
Dalam hal ini, disatu pihak melakukan fungsi komunikasi merupakan
bentuk penyebaran informasi, di lain pihak komunikasi berlangsung dalam
bentuk penyampaian pesan dan menciptakan opini publik (public opinion).
Kedua, membangun atau membina hubungan yang positif dan baik pihak
publik sebagai target sasaran, yaitu publik internal dan publik eksternal.
Khususnya
dalam
menciptakan
saling
mempercayai
(mutually
understanding) dan saling memperoleh manfaat bersama antara lembaga
atau organisisai perusahaan dan publiknya.
Fungsi ketiga, peranan back up management untuk mencapai tujuan
tersebut dalam fundi manajemen teori bahwa proses tersebut melalui
tahapan yang terkenal POAC, yaitu Planning (perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (penggiatan),dan Controlling (pengawasan).
Lalu diikuti unsur lain terlibat dalam proses melakukan komunikasi dua
arah untuk menunjang kegiatan bagian departemen lainnya. Keempat,
menciptakan citra perusahaan atau lembaga (corporate image) yang
merupakan tujuan akhir dari suatu aktifitas program kerja PR campaign atau
kampanye public relations, baik untuk keperluan publikasi maupun
promosi.
Menurut Maria dalam buku Nurjaman dan Umam ‘komunikasi dan
public relations’ (2012: 115) fungsi public relations, yaitu sebagai berikut
1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling
pengertian, dan citra yang baik dari public atau masyarakat pada
umumnya.
2. Memiliki sasaran unutk menciptakan opini publik yang bias diterima
dan mengutamakan semua pihak
3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik,
sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau
perusahaan.
4. Usaha menciptakan hubunga yang harmonis antara organisasi atau
perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik
sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai berguna sebagai input
bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan oleh penulis dari beberapa fungsi public relations
di atas bahwa, public relations lebih berorientasi pada pihak perusahaan
untuk membangun manajemen serta perusahaan itu sendiri.
Public
Relations di Posture Management berfungsi sebagai komunikator untuk
pihak internal perusahaan maupun dengan pihak eksternal sehingga dapat
menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungan untuk
semua pihak, terutama menguntungkan bagi pihak perusahaan untuk
kedepannya.
2.1.3.3 Kegiatan Public Relations dalam marketing
Tugas Public Relations di bawah ini menunjukan bahwa seorang
Public Relations harus dapat mengkomunikasikan produknya dengan baik
ke khayalak, baik khalayak internal maupun eksternal. Dari mulai bertindak
sebagai penghubung atau penyambung lidah, menulis informasi, berita,
berhubungan dengan pihak pers sampai menyiapkan media
promosi
perusahaan.
Tujuan Pemasaran
1. Mendukung hubungan lebih
erat dan lama dengan klien
2. Meningkatkan Kepedulian
publik terhadap
perusahaannya
3. Mempromosikan produk
secara luas
Aktifitas PR yang mendukung
1. a. Mengorganisir kegiatan
ramah tamah perusahaan
b. Memaintanance hubungan
kepada pelanggan
2. a. Adanya dukungan positif dari
Media dengan khalayak untuk
Menjalin hubungan lebih erat
b. Menciptakan kegiatan
bersama
3.a. Membuat sebuah informasi
Atau berita mengenai
perkembangan keberhasilan
perdaganga untuk pelanggan
b. organisir sesi uji coba di pasar
melalui sebuah kegiatan
Tabel 2.1 Kegiatan Public Relations dalam Marketing.
Sumber: Buku “Menjadi public relations yang handal” Ali (2006: 13)
Menurut Soemirat dan Elvinaro (2008: 99), idealnya bahwa antara Public
Relations dan marketing itu secara terstruktural memiliki departemen (divisi) sendirisendiri, tetapi secara fungsional kedua departemen bersatu untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Antara Public Relations memiliki tujuan untuk membangun citra (kepada
target publik) sedangkan marketing bertujuan menjual produk (product selling)
kepada target market, sehingga perpaduan antara dua elemen penting organisisasi
melahirkan konsep Marketing Public Relations. (Kriyantono 2008: 57)
Dari yang sudah dipaparkan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa
Public Relations harus dapat mengkomunikasikan produknya dengan baik ke
khayalak, baik khalayak internal maupun eksternal. bertindak sebagai penghubung, ,
berhubungan dengan pihak pers sampai menyiapkan media promosi perusahaan ini
membuktikan bahwa kegiatan Public Relations dapat membantu mewujudkan
pemasaran. Seperti yang dilakukan oleh Public Relations Posture Management, dari
kegiataan mempertahankan citra, berhubungan dengan klien, hingga menyiapkan
segala kebutuhan dalam menjalani kegiatan promosi perusahan.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Definisi Marketing Public Relations
Philip Kotler yang pertama kali memunculkan konsep Mega Marketing yang
merupakan perpaduan antara kekuatan Public Relations dan Marketing Mix.
Kemudian muncul kembali dengan instilah Marketing Public Relations, sebagai
pengembangan tahap berikutnya dari konsep sebelumnya (Mega Marketing).
Rosady Ruslan (2010: 245) mengutip dari buku Thomas L Harris yang
berjudul The Marketer’s Guide to Public Relations,
“Marketing Public Relations is the process of planning and evaluating
programs, that encourage purchase and customers trough credible
communications of information and impression that identify
companies and their products with the needs, concern of customer.”
arti dari penyataan diatas bahwa Marketing Public Relations adalah sebuah
proses perencanaan dan evaluasi program yang merangsang penjualan dan
pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian informasi
yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan,
produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan.
Menurut Tom L. Harris dalam buku Ludwig Suparmo (2011: 58), yaitu:
“Marketing Public Relations is the process of planning, executing and
evaluating programs that encourage purchase and consumer
satisfaction through credible communication of information and
impressions that identify companies and their products with the
needs, wants, concern and interest of consumer.”
Dari pengertian diatas dapat diartikan Marketing Public Relations adalah
Proses perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program
yang mendorong pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi
informasi yang kredibel dan tayangan yang mengidentifikasi perusahaan
dan produk mereka dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan
kepentingan konsumen.
Menurut Simamora (2003: 318) Marketing Public Relations adalah
bagian dari kegiatan pemasaran, penanggung jawab tertinggi adalah manajer
perusahaan, dan sasaran dari kegiatan marketing public relations adalah
mendukung sasaran di bidang pemasaran
Jadi, marketing public relations adalah konsep public relations
yang relatif memiliki relevansi bagi kegiatan marketing untuk membantu
produk, layanan atau jasa, dan organisasi agar
mencapai tujuan
pemasarannya.
Dari pengertian yang sudah dipaparkan oleh beberapa pakar diatas,
penulis menarik kesimpulan bahwa Marketing Public Relations adalah
sebuah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat untuk mendukung
kegiatan promosi dan pemasaran, dengan menimbulkan minat beli serta
memberikan kepuasan terhadap konsumen melalui penyampaian informasi
dengan kesan yang mengajak serta meyakinkan bahwa perusahaan beserta
produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Korelasi
dalam
penelitian
ini,
pada
perusahaan
Posture
Management Agency (PT Posture Mahagaya Kreasindo) sangat penting
dengan adanya keberadaan kegiatan Marketing Public Relations karena
kegiatan Marketing Public Relations sangat mendukung kegiatan pemasaran
dengan mengaplikasikan taktik yang dapat menimbulkan minat pembeli
sehingga terciptanya suatu situasi kondusif antara penyedia kebutuhan
(perusahaan) dan peminat kebutuhan (klien). Marketing Public Relations
dapat membangun kesadaran pelanggan mengenai Posture Managenent
dengan menempatkan sebuah informasi atau cerita di media untuk
membawa perhatian ke produk. Hal ini dapat membantu meningkatkan
penjualan dengan menjelaskan tentang jasa talent modeling tersebut
sebelum diluncurkan. Dengan kata lain marketing public relations dapat
menekan biaya promosi karena biaya yang dikeluarkan lebih murah
dibandingkan menggunakan media iklan
2.2.1.1 Peran Marketing Public Relations
Menurut Kotler dalam buku Manajemen Public Relations dan media
komunikasi, Ruslan (2010: 254). Ada beberapa peranan marketing public
relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi atau perusahaan
dalam berkompetisi, secara garis besar yaitu:
1. Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk
atau jasa yang tengah diluncurkan itu.
2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau
manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan atau digunakan.
3. Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor
(advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk atau jasa.
4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik
maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya.
5. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen,
termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan dan lain sebagainya demi
terciptanya kepuasan pihak pelanggan
6. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan
sekaligus merencanakan perubahan pada produk yang lama.
7. Mengkomunikasikan terus-menerus melalui media public relations
tentang aktifitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian
sosial dan lingkungan hidup, agar tercapai publikasi yang positif di
mata publik.
8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk dan jasa,
baik segi kuantitas maupun kualitas pelayaan yang diberikan kepada
konsumen atau pelanggannya.
9. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif
yang mungkin akan muncul di masa mendatang, misalnya terjadinya
krisis kepercayaan, menurunnya citra perusahaan hingga resiko
terjadinya krisis manajemen, krisis multidimensional dan lain
sebagainya.
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam buku Marketing
Management, ada enam peranan Marketing Public Relation (2006 :552), yaitu:
1. Membantu dalam peluncuran produk baru
2. Membantu dalam reposisi produk lama
3. Membangun ketertarikan dalam kategori produk
4. Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu
5. Membantu melindungi produk yang telah mengalami masalah public
6. Membangun citra perusahaan dengan cara mencerminkan hal baik
atau positif mengenai produk-nya.
Dari beberapa peranan Marketing Public Relation yang sudah dipaparkan
menurut beberapa pakar, penulis menarik kesimpulan bahwa peranan
Marketing Public Relations ini berorientasi pada pihak perusahaan agar dapat
membangun perusahaan kearah yang lebih baik lagi. Peranan ini dilihat dari
segi penjualan melalui promosi produk (jasa talent modeling) dan perusahaan,
membangun kepercayaan konsumen dengan membangun brand awareness dan
brand knowledge, meringankan biaya promosi mendukung bauran marketing,
khususnya promosi dalam bauran tersebut. Dalam hal ini, Marketing Public
Relations dianggap menjadi strategi yang lebih hemat untuk mencapai target
publisitas tinggi dalam publikasi serta juga dapat membantu dalam
pembentukan citra perusahaan itu sendiri. Peranan Marketing Public Relations
ini dimaksudkan agar dapat mengembangkan produk (jasa taleny modeling)
ataupun perusahaan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
2.2.1.2 Kegiatan Marketing Public Relations
Adapun kegiatan utama Marketing Public Relations menurut Philip
Kotler dan Kevin Lane Keller (2008 : 279), terdiri dari :
1. Terbitan (Publications)
Perusahaan sangat mengandalkan bahan – bahan yang diterbitkan untuk
menjangkau dan memengaruhi pasar sasarannya. Bahan – bahan ini
mencakup laporan tahunan, brosur, artikel, berita berkala dan majalah
perusahaan, dan bahan audiovisual.
2.
Acara (Event)
Perusahaan dapat menarik perhatiannya pada produk – produk baru atau
kegiatan – kegiatan perusahaan lainnya dengan menyelenggarakan acara –
acara khusus seperti konferensi berita, seminar, pameran dagang, pemajangan
produk, dan kompetisi yang menjangkau masyarakat sasaran.
3.
Sponsorship
Perusahaan dapat mempromosikan mereka dan nama perusahaannya dengan
mensponsori pertandingan olahraga dan acara sosial dan tujuan – tujuan yang
sangat dihargai.
4.
Berita (News)
Salah satu tugas utama profesional Public Relations adalah menemukan atau
menciptakan berita yang menguntungkan tentang perusahaan tersebut,
produknya dan orang-orangnya dan mengupayakan agar media menerima
siaran pers dan menghadiri konferensi pers.
5.
Pidato
Makin banyak eksekutif perusahaan menjawab dengan tangkas pertanyaan –
pertanyaan dari media atau memberi pidato dalam perhimpunan –
perhimpunan perdagangan atau rapat – rapat penjualan dan penampilan ini
dapat membangun citra perusahaan tersebut.
6.
Kegiatan Layanan Masyarakat
Perusahaan dapat membangun kehendak baik dangan menyumbang materi
dan waktu tujuan – tujuan baik.
7.
Media Indentitas
Perusahaan membutuhkan identitas visual yang langsung dikenal masyarakat,
identitas visual tersebut terdapat dalam logo perusahaan, alat tulis, brosur,
tanda formulir bisnis, kartu nama, bangunan, seragam, dan aturan berpakaian.
Dari ketujuah kegiatan Marketing Public Relations yang sudah dipaparkan,
penulis mengambil kesimpulan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut cukup efektif
dalam mempromosikan suatu produk. Dari ketujuh kegiatan tersebut, Posture
Management sering mengaplikasikan pada kegiatan publikasi, mengadakan event,
menjalin hubungan dengan klien melalui sponsorship, berita media dan media
identitas.
2.2.1.3 Taktik Marketing Public Relations (Three Ways Strategy)
Dari konsep Marketing Public Relations secara garis besarnya
terdapat tiga taktik (Three Ways Strategy) sebagai perwujudan kegiatan
Marketing Public Relations dari strategi Public Relations menurut Rosady
Ruslan (2010: 2) agar dapat melaksanakan program dalam mencapai tujuan
(goals), yaitu:
1. Pull Strategy (Menarik)
Seorang public relations memiliki potensi dalam menerapkan suatu
taktik untuk menarik perhatian publik dengan berbagai cara guna
mengupayakan tercapainya tujuan perusahaan serta peningkatan
penjuaan baik barang ataupun jasa
2. Push Strategy (Mendorong)
Upaya dengan menerapkan taktik mendorong atau merangsang
meningkatkan jumlah pembelian sehingga dapat meningkatkan angka
penjualan
3. Pass Strategy (Mempengaruhi)
Sebagai upaya mempegaruhi atau menciptakan opini publik
menguntungkan melalui berbagai kegiatan, partisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan tanggung jawab sosial serta kepedulian masalah yang
berkaitan dengan kondisi dan lingkungannya.
Dari taktik yang sudah dipaparkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa
ketiga taktik ini memiliki kemampuan cukup efektif dalam kegiatan pemasaran yaitu
promosi. Masing-masing tahapan taktik tersebut dapat membantu merangsang
keberadaan talent modeling serta posture management di mata pelanggan..
2.2.2 Strategi
Menurut Effendy (2004: 97), menjelaskan pengertian strategi. Strategi
adalah perencanaan (Planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam pencapain tujuan tidak hanya dibutuhkan sebuah peta jalan satu arah
saja, melainkan harus mampu menunjukan taktik operasionalnya.
Menurut Stepehen P. Robbins dalam buku Scott M. Cutlip, Allen dan
Glenn. M Broom (2006: 353) mendefinisikan strategi adalah sebagai bentuk
penentuan tujuan dan sasaran usaha jangka panjang dan adopsi pelaksanaan
dan alokasi sumber saya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Penulis menarik kesimpulan dari definisi yang sudah dipaparkan oleh
para pakar, yaitu bahwa strategi adalah sebuah perencanaan yang matang
dalam sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai sebuah goals agar
memperoleh hasil yang diinginkan.
2.2.2.1 Strategi Marketing Public Relations
Menurut Kotler & Keller (2008: 553), ada beberapa langkah
yang ditetapkan sebagai strategi Marketing Public Relations, yaitu:
1.
Establishing Objective (Pengukuhan Tujuan)
Merupakan bagian terpenting yaitu menetapkan tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan
2.
Choosing Messages and vehicles (Memilih Pesan dan Alat)
Tahap ini berhubungan dengan beragam keputusan yang diambil
terhadap pesan yang disampaikan, seperti: sumber yang akan
menyampaikan pesan kepada publik kunci, isi dari pesan, bunyi dan
gayanya dan lain-lain. Ada empat kategori dalam komunikasi, seperti:
komunikasi tatap muka, organizational media, media berita, iklan dan
media promosi lainnya.
3.
Implementation the plan
Di tahap ini dikembangkan budget dan jadwal yang dipersiapkan
untuk mengimplementasikan program yang ditentukan.
4.
Evaluative research (Penelitian Evaluasi)
Tahap ini adalah tahap akhir dimana dikembangkan metode yang
spesifik dalam mengukur keefektifan dari strategi yang ditempuh.
Dari yang sudah dipaparkan di atas, strategi Marketing Public Relations
adalah sebuah perencanaan manajemen perusahaan yang disusun sedemikian rupa
yang bertujuan untuk memajukan atau mengembangkan sebuah perusahaan yang
dibuat secara terencana untuk jangka panjang dan jangka pendek, sehingga Posture
Management mengetahui langkah apa yang akan ditempuh dalam menghadapai
sebuah permasalahan khususnya masalah yang sedang dihadapi sekarang adalah
keberadaan pesaing yang semakin pesat.
2.2.3 Definisi Promosi
Promosi merupakan salah satu variable IMC yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, dengan tujuan
untuk memberitahukan bahwa suatu produk itu ada dan memperkenalkan
produk tersebut kepada calon pembeli. Promosi merupakan salah satu cara
yang dibutuhkan suatu perusahaan dalam usaha meningkatkan volume
penjualan. Oleh karena itu, kegiatan promosi ini harus dapat dilakukan dengan
sejalan dengan rencana pemasaran dan dikendalikan dengan baik sehingga
promosi tersebut benar-benar dapat memberikan kontribusi yang yang tinggi
dalam usaha meningkatkan volume penjualan.
Menurut Kotler dalam Rangkuti (2010: 49), promosi mencakup semua
alat bauran pemasaran (marketing mix) yang peran utamanya adalah lebih
mengadakan
(persuasive).
sebuah
hubungan
komunikasi yang
sifatnya
membujuk
Menurut Evans dan Berman dalam Simmamora (2003: 285), promosi
adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan unutk menginformasikan (to
inform), membujuk (to persuade) atau mengingatkan orang-orang tentang
produk yang dihasilkan sebuah organisasi individu atau perusahaan.
Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa yang dimaksudkan dengan
promosi
adalah
kegiatan
penjualan
dan
pemasaran
dalam
rangka
menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap produk, jasa, ide dari
perusahaan dengan cara mempengaruhi konsumen agar mau membeli atau
menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Korelasi teori ini dalam penelitian yang dilakukan penulis, seperti
yang sudah dijelaskan mengenai promosi bahwa tim Public Relations
melakukan kegiatan promosi untuk membantu mengenalkan dan mencari
pangsa baru dan memantapkan citra mengenai jasa talent modeling kepada
khalayak dengan melakukan kegiatan menawarkan secara langsung, melalui
media publik dan juga melalui social media. Hal ini ditujukan untuk dapat
menjual ataupun mempengaruhi agar pelanggan (public) menggunakan jasa
para modeling tersebut.
2.2.3.1 Tujuan Promosi
Setiap perusahaan yang melakukan suatu kegiatan tentunya akan
memiliki tujuan. Demikian juga, perusahaan melakukan kegiatan promosi
dengan tujuan utamnya adalah untuk mencari sebuah keuntungan. Pada
umumnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan harus
mendasarkan kepada sebuah tujuan seperti menurut Dharmamesta dan
Irawan (2005: 353) sebagai berikut:
1. Modifikasi tingkah laku
Semua orang memiliki pendapat yan berbeda mengenai suatu barang atau
jasa, selera, keinginan, motivasi dan kesetiaannya terhadap barang dan
jasa tersebut. Dengan demikian, tujuan dari promosi ini adalah berusaha
untuk mengubah tingka laki dan pendapat invidu tersebut., dari yang
sebelumnya tidak menerima produk atau jasa menjadi setia terhadap
produk atau jasa tersebut.
2. Memberitahu
Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada
pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai produk
tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan,
keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi bersifat informasi ini pada
umumnya disukai dan sering dilakukan tahap-tahap awal pada siklus
kehidupan sebuah produk atau jasa. Hal ini merupakan masalah yang
amat penting untuk meningkatkan permintaan primer sebab pada tahapan
ini sebagian orang tidak akan tertarik untuk memilih dan membeli barang
ataupun jasa sebelum mereka mengetahui mengenai produk tersebut serta
kegunaanya dan lain sebagainya.
3. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk atau persuasif ini pada umumnya
kurang disenangi oleh sebagian masyarakat, tetapi pada kenyataan saat ini
promosi yang sering bermunculan adalah promosi yang membujuk.
Promosi ini bertujuan untuj mendorong pembeli. Perusahaan tidak
mengutamakan untuk dapat memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi
lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini
dimaksudkan agar promosi dapat memberi pengaruh untuk waktu yang
lama terhadap perilaku pembeli atau pelanggan.
4. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk
mempertahankan merek produk di hati semua individu masyarakat dan
dilakukan selama pada saat tahap pengenbangan siklus kehidupan produk.
Dengan
hal
ini,
perusahaaan
berusaha
memperhatikan
untuk
mempertahankan pembeli tidak hanya untuk satu kali transaksi tetapi juga
dapat dilakukan secara terus-menerus.
Tujuan promosi menurut Nickels, Mchugh dan Mchugh (2008: 355-356),
promosi bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembelian. Promosi juga bertujuan untuk memotivasi masyarakat untuk membeli
produk atau jasa sebuah perusahaan serta menjadi sarana untuk membangun
hubungan dengan pelanggan.
Dari kedua pakar diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa tujuan promosi
untuk menginformasikan sebuah produk, membujuk, memotivasi serta mengingatkan
masyarakat tentang keberadaan sebuah produk atau jasa. Promosi juga dapat
membantu membangun hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya yang
dimaksudkan untuk mencapi target yang diingikan kedua belah pihak, antara
perusahaan dengan pelanggannya.
2.2.4 Promotions Mix
Promosi dimanfaatkan untuk menawarkan nilai tambah kepada
pelanggan, sebagai salah satu stimulus untuk mendorong penjualan dengan
segera. Empat element bauran promosi menurut Freddy Rangkuti (2010:
177)
yang digunakan oleh penjual atau pemasar untuk menyampaikan
sebuah informasi atau pesan yaitu periklanan (advertising), Promosi
penjualan (sales promotion), penjualan personal (personal selling), dan
publisitas (publicity), salah suatu program yang terkoordinir untuk
mengkomunikasikan
kepada
pelanggan
dan
pihak
lainnya
yang
mempengaruhi dalam keputusan pembelian.
Keempat bauran komunikasi pemasaran (promotion mix)
tersebut
sebagai berikut;
a. Periklanan (Advertising)
Periklanan (advertising) adalah bentuk komunikasi nonpersonal yang
menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi
prang membeli atau menggunakan produk dengan sejumlah biaya untuk
media (Kriyantono, 2008: 199)
Iklan memiliki peranan yang penting dalam sebuah proses komunikasi
pemasaran karena iklan sebuah sarana yang paling populer dikalangan
konsumen dalam mempromosikan suatu produk atau jasa. Dalam sebuah
perusahaan, iklanlah yang biasanya menghabiskan dana paling banyak. Oleh
karena itu perusahaan harus lebih bijaksana berhati-hati dalam memilih dan
melakukan proses periklanan agar tidak terjadi suatu tindakan yang dapat
menghasilkan suatu kesia-sian dalam melakukan kegiatan periklanan.
Perusahaan juga harus mengetahui strategi yang tepat dalam melakukan
proses periklanan yang dimana harus dapat menciptakan sebuah feedback
positif yaitu khalayak menanggapi iklan tersebut.
b. Penjualan Personal (Personal Selling)
Menurut Machfoedz (2010: 188), Penjualan personal atau personal
selling berbeda dari
bentuk komunikasi lain yang digunakan unutk
menyampaikan informasi timbal balik. Ini berarti bahwa ada dua orang yang
terlibat dalam proses komunikasi.
Menurut Rangkuti (2010: 26), penjualan perseorangan adalah
interaksi individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang
saling menguntungkan dengan pihak lain.
Dalam personal selling umpan balik dan evaluasi atas pesan yang
disampaikan dapat diperoleh seketika, sehingga pesan personal selling dapat
disesuaikan dan disampaikan secara lebih pribadi daripada di metode
komunikasi lain.
c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan atau sering disingkat dengan promo merupakan
unsur utama
dalam
kampanye
pemasaran.
Setiap
kali
perusahaan
meningkatkan nilai produknya dengan menawarkan pengalaman atau insentif
seperti penawaran harga atau memberikan sesuatu secara gratis dengan tujuan
menarik pembeli, maka perusahaan tersebut melakukan kegiatan promosi.
Menurut Sulaksana
Uyung (2005: 110), promosi penjualan dapat
didefinisikan sebagai bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai
insentif, umumnya berjangka pendek, yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang
dibeli konsumen atau pedagang.
Menurut Deliyanti Oentoro (2012: 196) Promosi penjualan (sales
promotion) merupakan suatu bujukan langsung yang menawarkan insentif
atau nilai lebih unutk suatu produk ataupun jasa kepada distributor atau
konsumen langsung dengan tujuan utama yaitu menciptakan penjualan yang
segera.
Alat-alat promosi penjualan beraneka ragam, alat-alat tersebut
dirancang untuk merespon pasar secara lebih cepat. Alat-alat tersebut
meliputi promo pada konsumen. Misalnya sampel, penawaran uang kembali,
demosntrasi, dan sebagainya. Tujuan utama
aktifitas promosi penjualan
adalah untuk memotivasi konsumen agar bertindak, mengawali serangkaian
prilaku yang berujung pada pembelian dalam jangka panjang yakni
terciptanya kegiatan pembelian.
Tujuan promosi penjualan menurut Machfoedz (2010: 32) dapat
disebutkan sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru
2.
Mengkomunikaskan produk atau jasa baru
3.
Memotivasi konsumen untuk membeli atau menggunakan produk
baru tersebut
4.
Menginformasikan konsumen untuk mendatangi toko atau tempat
penjualan.
5.
Mengajak konsumen untuk mendatangi toko tempat penjualan
produk.
6.
Memotivasi konsumen agar membeli suatu produk atau jasa.
d. Publisitas (Publicity)
Menurut Rangkuti (2009: 27), Publisitas adalah merupakan usaha
merangsang permintaan terhadap suatu produk secara nonpersonal dengan
membuat berita yang bersifat komersial tentang produk tersbut dalam media
tercetak maupun tidak, maupun hasil wawancara atau acara yang disiarkan
dalam media tersebut.
Menurut Scott L.Cutlip (2006: 12) dalam buku Effective Public Relations,
publisitas adalah informasi yang disedeiakan oleh sumber luar yang digunakan
oleh media karena informasi itu memiliki berita. Hal ini merupakan metode
yang tidak dapat diawasi dalam kaitannya dengan penempatan isi berita pada
sebuag media karena sumber berita tidak membayar pihak media untuk
menempatkan berita yang dimuat.
Tujuan publisitas menurut Ardianto (2011: 263) yaitu memperoleh
perhatian publik melalui penyebaran melalui media cetak dan elektronik,
mencakup surat kabar, majalah, televisi, radio, event, publisitas online,dan
website.
Dari empat elemen promotion mix yang sudah dipaparkan, penulis menarik
kesimpulan bahwa advertising, personal selling, sales promotions, dan publicity
membantu pemasaran sebagai bentuk kegiatan promosi
sehingga memudahkan
mengenalkan secara langsung ataupun tidak langsung sebuah produk kepada
masyarakat serta merangsang pelanggan untuk membeli atau menggunakan sebuah
produk ataupun jasa. Dalam hal ini Posture Management menggunkan empat
kegiatan promosi melalui kempat kegiatan tersebut tersebut.
2.2.5 Definisi Jasa
Sejauh ini banyak pakar pemasaran jasa yang telah berusaha
mendefinisikan pengertian jasa. Berikut ini beberapa pengertian jasa antara
lain :
Pengertian jasa menurut Rangkuti (2003: 26), “Jasa merupakan pemberian
suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain.
Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana
interaksi antar pemberi dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.”
Pengertian jasa menurut Philip Kotler (2008: 266) menyimpulkan
bahwa jasa sebagai proses sosial dan manjerial individu untuk mendapatkan
apa yang mereka inginkan yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun pada setiap apa yang dirasakan atau pun
ditawarkan kepada konsumen.
Pengertian jasa menurut Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati
(2005:28) ”Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan
output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada
saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud
(intangible) bagi pembeli pertamanya.”
Dari ketiga pakar diatas yang sudah memaparkan definisi dari jasa,
penulis menarik kesimpulan bahwa jasa adalah sebuah kegiatan ekonomi
dengan output selain produk yang tidak terlihat oleh mata dari satu pihak
kepada pihak lain, tidak mengakibatkan kepemilikan apapun pada setiap apa
yang dirasakan atau pun ditawarkan kepada konsumen dan memberikan nilai
tambah terhadap apa yang telah ditawarkan.
Korelasi teori tersebut pada penelitian ini, posture management adalah
salah satu penyalur jasa talent modeling yang menawarkan jasa-jasa talent
tersebut untuk memperagakan sebuah busana, mengisi acara sebagai master
of ceremony (MC), pemain film, bintang iklan dari sebuah produk dan
sebagainya.
2.2.5.1 Karakteristik Jasa
Dari pengertian jasa yang telah diuraikan, Philip Kotler dalam Rangkuti
(2003: 85) mengungkapkan empat macam karakteristik jasa, sebagai berikut :
a. Intangibility (Tidak Berwujud)
Jasa memiliki sifat tidak berwujud, sehingga konsumen tidak dapat
mengevaluasinya berdasarkan bentuk dan karakteristik ini memiliki
beberapa implikasi pemasaran, dimana bukti fisik yang sedikit
mengakibatkan meningkatnya kesulitan dalam menilai jasa-jasa yang
saling bersaingan dan tingginya tingkat resiko kesalahan dalam
memilih.
b. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan)
Pada umumnya jasa yang diproduksi dan dirasakan pada waktu
bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan
kepada pihak lain, maka akan tetap merupakan bagian dari jasa
tersebut
c. Variability (Bervariasi atau Beragam)
Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa
penyedia jasa, penerima jasa dan kondisi dimana jasa tersebut
diberikan.
d. Perishability (Tidak dapat disimpan)
Jasa tidak dapat disimpan, karena ia hanya dapat dideskripsikan
sebagai rangkaian aktivitas atau proses. Jasa yang diproduksi pada
suatu waktu dan tidak terjual tidak akan dapat dijual kembali pada
saat yang lain.
Menurut Nirwana dalam buku pemasaran jasa, karakteristik jasa ada
lima (2012: 18), yaitu:
a.
Luck of ownership (Keuntungan Kepemilikan)
Jasa tidak dapat disimpan, jasa dipergunakan dalam waktu
tertentu yang sudah ditetapkan tetapi pelanggan tetap merasakan
manfaat dari penggunaan jasa yang memiliki periode tertentu
tersebut.
b.
Intangibility (Tidak Berwujud)
Jasa memiliki sifat tidak berwujud karena produk jasa merupakan
sebuah kinerja. Tidak seperti produk barang layaknya yang dapat
diindera secara fisik.
c.
Inseparability
Keberadaan jasa dengan pengguna jasa tidak dapat dipisahkan.
Dalam arti lain, antara proses menghasilkan jasa dengan proses
konsumsi jasa terjadi bersamaan. Sehingga jasa tidak mengenal
dengan adanya penyimpanan jasa.
d.
Variability
sifat berubah memiliki pengertian jasa sesuai dengan variasi,
kualitas serta jenis kinerja yang dikehendaki oleh pelanggan.
e.
Perishability
Jasa yang dihasilkan dimanfaatkan pada saat konsumsi jasa. Maka
pemanfaat jasa terjadi pada saat jasa diperlukan oleh pelanggan.
Jika terdapat permintaan maka jasa akan ditawarkan.
2.3
Kerangka Teori
TEORI UMUM
KOMUNIKASI
a. Definisi
komunikasi
b. Tujuan
komunikasi
c. Proses
komunikasi
TEORI KHUSUS
PUBLIC
RELATIONS
a. Definisi PR
b. Fungsi PR
c. Kegiatan PR
dalam
Marketing
MARKETING
PUBLIC
RELATIONS
THREE WAYS
STRATEGY
a. Definisi
b. Peran
c. Kegiatan
a. Push
b. Pull
c. Pass
STRATEGI MARKETING
PUBLIC RELATIONS
KOMUNIKASI
ORGANISASI
Definisi
PROMOSI
a. Definisi Promosi
b. Tujuan Promosi
PROMOTION MIX
a. Advertising
b. Personal Selling
c. Sales Promotion
d. Publicity
JASA/LAYANAN
a. Definisi Jasa
b. Karakteristik Jasa
2.4
Kerangka Berpikir
STRATEGI MPR
Push Strategy
Kegiatan Marketing
Public Relations
Pull Strategy
Merangsang
Penjualan
dan
pelanggan
Promosi
Yang dilakukan
Oleh
Posture
Management
Pass Strategy
Goal’s:
1. Dapat mengenalkan perusahaan di mata khalayak sebagai salah satu agency talent
serta penyalur jasa talent yang terbaik, professional, terpercaya dan dapat
memuaskan seluruh pihak.
2. Mempromosikan perusahaan perusahaan dan tetap dapat mempertahankan posisi
dalam persaingan bisnis
3. Melahirkan orang-orang multitalented yang membanggakan
4. Agar dapat mempromosikan seluruh talent sesuai dengan tujuan utama yang dapat
menyalurkan jasa talent-talent profesional kepada pihak-pihak yang berpengaruh
di industri hiburan dengan maksimal
5. Menambahkan kualitas (nilai) dalam bidang hiburan.
Keterangan:
Strategi Marketing Public Relations (pengukuhan tujuan, pemilihan
alat dan pesan,
mengimplmentasikan planning dan evaluasi research) adalah strategi yang dipilih oleh
Posture Management untuk mengidetifikasi permasalah promosi. Didalam strategi tersebut
Posture Management mengaplikasikan kegiatan Marketing Public Relations dan Promotion
Mix sebagai alat dalam membantu kegiatan promosi, kemudian mengaimplementsikan
planning Marketing Public Relations (Push, Pull dan Pass) untuk merangsang pelanggan
dan penjualan guna memudahkan kegiatan promosi yang dilakukan oleh perushaan. Dari halhal tersebut merupakan sebuah usaha untuk mencapai goals atau target yang ingin dicapai
oleh perusahaan.
Download