TESIS THERMAL MAPPING PADA PERMUKAAN KORIDOR JALAN BUSSINESS DISTRICT YANG MEMANJANG UTARASELATAN DI KOTA YOGYAKARTA WINNIE MICHELLE No. Mhs.: 135402109 PROGRAM MAGISTER ARSITEKTUR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2015 ABSTRAKSI Terjadinya Urban Heat Island (UHI) di kawasan perkotaan menjadi fenomena serius seiring dengan gejala perubahan iklim global. Koridor jalan perkotaan merupakan suatu area yang memiliki potensi besar terhadap timbulnya UHI, karena keberadaan elemen-elemen arsitektural pada ruang jalan dapat berpengaruh pada peningkatan suhu udara. Salah satu faktor terjadinya UHI perkotaan adalah penggunaan material bangunan yang memiliki sifat cenderung menyerap panas ketimbang material di daerah pinggiran sehingga terjadi peningkatan temperatur udara dan memperburuk efek UHI pada koridor jalan. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran suhu permukaan pada elemen urban yang mempengaruhi suhu secara umum pada koridor jalan. Pengukuran termal dilakukan pada elemen urban seperti dinding, jalan, vegetasi, transportasi, atap, dan suhu ambient dengan mengunakan thermal mapping. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa elemen perkerasan jalan dan transportasi memiliki suhu permukaan tertinggi dibandingkan elemen-elemen lainya dan urban geometri memiliki pengaruh yang besar terhadap temperatur permukaan elemen urban dan suhu ambient pada koridor jalan dengan orientasi utara-selatan. Kata Kunci: Urban Heat Island, Thermal mapping, suhu permukaan, suhu ambient, elemen urban iv ABSTRACT The Urban Heat Island (UHI) in urban areas become a serious phenomenon as the symptoms of global climate change. Urban street canyon is an area that has great potential for the emergence of UHI, due to the presence of architectural elements in the urban space could affect the air temperature increases. One of factors that caused UHI in urban area is the use of building materials that have properties of materials tend to absorb heat rather than in rural areas so that an increase in air temperature and worsen the effects of UHI on the urban street canyon. It is necessary for the surface temperature measurements in urban element that affects the temperature is generally in the urban street canyon. Thermal measurement performed on urban elements such as walls, roads, vegetation, transportation, roof, and the ambient temperature by using thermal mapping. From the discussion, it can be concluded that pavement and transport has the highest surface temperature than other elements and urban geometry has a considerable influence on urban element surface temperature and ambient temperature on the road corridor with the north-south orientation. Keywords: urban heat island, thermal mapping, surface temperature, ambient temperature, urban elements v KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, karunia, dan kesempatan yang telah diberikan-Nya maka Laporan Tugas Akhir PERMUKAAN yang KORIDOR berjudul JALAN ‘THERMAL MAPPING PADA BUSSINESS DISTRICT YANG MEMANJANG UTARA-SELATAN DI KOTA YOGYAKARTA’ ini dapat berjalan dengan lancar dan terselesaikan. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan menempuh kelulusan jenjang pendidikan Strata-2 dalam bidang Teknik Arsitektur. Dalam bagian akhir ini penulis ingin memberikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyadari, tanpa dukungan dan bantuan dari semua pihak-pihak tersebut, penulis tidak akan mungkin dapat menyelesaikan tugas akhir ini, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Prof. Ir. Prasasto Satwiko, MBSc, Ph.D., selaku dosen pembimbing. Terimakasih atas segala arahan dan masukan yang telah bapak berikan. 2. Ir.Djoko Istiadji,M.Sc.Bld. dan Floriberta Binarti S.T., Dipl.NDS.Arch., selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan-masukannya yang sungguh berharga. v 3. Dr. Amos Setiadi, MT., selaku Ketua Program Studi Arsitektur Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta 4. Orang tua saya Ibu Susylawaty Sudirdjo dan bapak Drs. Alexander Harsono, M.M. 5. Kakak dan adik-adikku yang selalu memberikan dorongan dan semangat agar penulisan ini dapat diselesaikan tepat waktu. 6. Teman Pasca Sarjana Magister Arsitektur periode September 2014 Januari 2015. Penulis menyadari bahwa proses ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunannya, maka dengan segala keterbatasan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Yogyakarta, Desember 2015 Penulis, vi DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ii i SURAT PERNYATAAN iii iii INTISARI ii iv v ABSTRACT KATA PENGANTAR ii vi DAFTAR ISI viviii DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR GRAFIK & TABEL xv BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek 1 1.2. Latar Belakang Permasalahan 6 1.3. Rumusan Permasalahan 10 1.4. Tujuan dan Sasaran 10 a. Tujuan 10 b. Sasaran 11 1.5. Manfaat Penelitian 11 1.6. Metode Penelitian 12 1.6. Lingkup pembahasan 13 1.8. Sistematika Penulisan 14 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Thermal Imaging 17 2.2. Prinsip Kerja Thermal Imaging 19 2.3. Elemen Pembentuk Jalan 20 2.4. Urban Heat Island 21 2.5. Jenis-jenis UHI 22 2.6. Energy Consumption Balance 24 2.7. Kaitan Suhu Permukaan dengan Suhu Udara 27 2.8. Penyebab Urban Heat Island 29 2.9. Vegetasi 35 vii 2.10. Suhu Permukaan 36 2.11. Dampak Bentuk dan Geometri Perkotaan pada Iklim Perkotaan 37 2.12. Karakteristik Termal Koridor Jalan Linier Utara-Selatan pada 40 Daerah Tropis 2.13. Penelitian Terdahulu BAB III BAB IV 42 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengambilan Data 44 3.2. Bahan dan Instrumen Penelitian 46 3.3. Variabel Penelitian 50 3.4. Metode Analisis Data 50 3.5. Tahapan Penelitian 53 3.6. Kerangka Pola Pikir 55 3.7. Kondisi Iklim Kota Yogyakarta 56 3.8. Tipe dan Seleksi Wilayah Pengamatan 56 3.9. Kondisi Koridor Jalan Business District Utara-Selatan Kota Yogyakarta 57 UPAYA-UPAYA PENANGANAN TERHADAP URBAN HEAT ISLAND BAB V 4.1. Pohon dan Vegetasi 67 4.2. Atap Hijau 69 4.3. Cool Roof 71 4.4. Cool Pavement 74 4.5. Cool Car 76 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Rentang Suhu Permukaan dan Suhu Udara Koridor Jalan 81 5.2. Pola Distribusi Suhu Permukaan Koridor Jalan 91 5.3. Hubungan Antara Suhu Permukaan dengan Suhu Udara 95 5.4. Korelasi Suhu Permukaan dan Suhu Udara pada Lokasi yang bersifat Tetap 104 viii BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 109 6.2. Saran 110 DAFTAR PUSTAKA 113 ix DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Suhu permukaan Kota Yogyakarta beserta wilayah sekeliling 3 perkotaan yang dianggap sebagai desa dan tutupan lahannya Gambar 1.2. Hubungan Peningkatan Konsumsi Energi dengan 4 Peningkatan Temperatur Gambar 1.3. Lokasi Objek Penelitian 7 Gambar 1.4. Suhu Permukaan Kota Yogyakarta dan Sekitarnya 9 Gambar 2.1. Hubungan antara bidang pandang dan jarak. 1: jarak ke 18 target; 2: VFOV = bidang pandang vertikal; 3: HFOV = bidang pandang horisontal, 4: IFOV = bidang pandang langsung Gambar 2.2. Spektrum radiasi elektromagnetik 19 Gambar 2.3. Skema lapisan boundary layer di area perkotaan dan sub- 24 layernya. zi adalah tinggi lapisan batas atmosfer di area perkotaan. Gambar 2.4. Variasi dari Temperatur Pemukaan dan Udara 28 Gambar 2.5. Perbandingan energy balance area non-urban dengan area 29 urban. Panah yang lebih panjang menyumbangkan energi panas yang lebih besar Gambar 2.6. Bentuk geometri perkotaan yang berbeda dan aliran udara 31 yang terjadi Gambar 2.7. Albedo dari beberapa material permukaan urban 33 Gambar 3.1. Kamera IR FLIR i5 (kiri) dan Infrared Psychrometer (kanan) 48 Gambar 3.2. Pengolahan data termal pengukuran lapangan menggunakan Thermacam Researcher Pro 52 Gambar 3.3. Kerangka Pola Pikir Penelitian 55 Gambar 3.4. Perspektif Potongan Jalan Malioboro 58 Gambar 3.5. Lokasi pengambilan data termal pada Jalan Malioboro 59 Gambar 3.6. Perspektif Potongan Jalan Seturan 60 Gambar 3.7. Lokasi pengambilan data termal pada Jalan Seturan 61 Gambar 3.8. Perspektif Potongan Jalan Gejayan 62 xi Gambar 3.9. Lokasi pengambilan data termal pada Jalan Gejayan 63 Gambar 3.10. Perspektif Potongan Jalan Kaliurang 64 Gambar 3.11. 65 Gambar 4.1. Posisi Titik Pengamatan pada Jalan Kaliurang, (a) Perempatan Ringroad Utara – MM UGM, (b) Perempatan UGM – Jl. Urip Sumohardjo Proses evapotranspirasi pada tumbuhan Gambar 4.2. Single ply membrane 74 Gambar 4.3. Asphalt shingle roof 75 Gambar 4.4. Gambar Inframerah (kiri) dan tampak (kanan) gambar 76 70 jalan dengan cahaya dan segmen gelap. Gambar inframerah menunjukkan bahwa bagian yang terang (bawah) adalah sekitar 17 ° C (30 ° F) lebih dingin dari bagian yang gelap (atas). Gambar 4.5. Pelingkup mobil berwarna terang mencerminkan sinar 79 matahari lebih dari pelingkup mobil gelap. Pelingkup mobil silver mencerminkan 60% dari sinar matahari yang masuk, dibandingkan dengan hanya 5% untuk pelingkup hitam. Gambar 5.1. Kondisi termal lokasi Set-3 89 Gambar 5.2. Kondisi termal lokasi Set-4 89 Gambar 5.3. Suhu permukaan dinding di lokasi Mal-1 pada Jalan 90 Malioboro Gambar 5.4. Suhu permukaan jalan di Kal-9, Jalan Kaliurang 92 Gambar 5.5. Suhu permukaan bangunan pada sisi timur Jalan Kaliurang 93 Gambar 5.6. Suhu permukaan bangunan pada sisi barat Jalan Kaliurang 94 Gambar 5.7. Suhu permukaan dinding timur (kiri) dan pada dinding barat 95 (kanan), Jalan Gejayan xii DAFTAR GRAFIK & TABEL Grafik 5.1. Perbandingan Suhu Permukaan (Kamera IR) 80 pada Koridor Jalan Malioboro Grafik 5.2. Grafik Perbandingan Suhu Permukaan (Kamera IR) 82 pada Koridor Jalan Kaliurang Grafik 5.3. Grafik Perbandingan Suhu Permukaan (Kamera IR) 84 pada Koridor Jalan Gejayan Grafik 5.4. Perbandingan Suhu Permukaan (Kamera IR) 86 pada Koridor Jalan Seturan Grafik 5.5. Perbandingan Suhu Permukaan (Kamera IR) 88 pada Koridor Jalan Utara-Selatan di Kota Yogyakarta Grafik 5.6. Pola Distribusi Suhu Permukaan pada Koridor Jalan Seturan 91 Grafik 5.7. Pola Distribusi Suhu Permukaan pada Koridor Jalan Malioboro 92 Grafik 5.8. Pola Distribusi Suhu Permukaan pada Koridor Jalan Gejayan 93 Grafik 5.9. Pola Distribusi Suhu Permukaan pada Koridor Jalan Kaliurang 94 Grafik 5.10. Korelasi Suhu Udara dengan Suhu Permukaan pada Koridor 95 Jalan Seturan (I) Grafik 5.11. Korelasi Suhu Udara dengan Suhu Permukaan pada Koridor 96 Jalan Seturan (II) Grafik 5.12. Korelasi Suhu Udara dengan Suhu Permukaan pada Koridor 97 Jalan Kaliurang (I) Grafik 5.13. Korelasi Suhu Udara dengan Suhu Permukaan pada Koridor 97 Jalan Kaliurang (II) Grafik 5.14. Korelasi Suhu Udara dengan Suhu Permukaan pada Koridor 98 Jalan Malioboro (I) Grafik 5.15. Korelasi Suhu Udara dengan Suhu Permukaan pada Koridor 99 Jalan Malioboro (II) Grafik 5.16. Korelasi Suhu Permukaan dengan Suhu Udara pada Jalan 100 Gejayan (I) Grafik 5.17. Korelasi Suhu Permukaan dengan Suhu Udara pada Jalan 101 Gejayan (II) Grafik 5.18. Korelasi Suhu Permukaan Jalan, Transportasi, dan Dinding 104 xv dengan Suhu Udara Grafik 5.19. Korelasi Suhu Permukaan Atap dan Vegetasi dengan Suhu Udara 105 Grafik 5.20. Hubungan Suhu Permukaan dan Suhu Udara dengan Lokasi 107 Tetap (I) Grafik 5.21. Hubungan Suhu Permukaan dan Suhu Udara dengan Lokasi 107 Tetap (II) Tabel 2.1. Contoh Bidang Pandang untuk Jarak Sasaran yang Berbeda 18 Tabel 2.2. Karakteristik Dasar dari Surface dan Atmospheric Urban Heat 23 Island Tabel 2.3. Karakteristik perkotaan dan pinggiran kota penting untuk 25 pembentukan UHI dan efeknya pada keseimbangan energi permukaan bumi Tabel 3.1. Spesifikasi Kamera IR FLIR i5 48 Tabel 3.2. Spesifikasi Infrared PscychrometerAZ 8857 49 Tabel 3.3. Karakteristik Koridor Jalan yang Memanjang Utara-Selatan di 64 Kota Yogyakarta Tabel 5.1. Suhu Permukaan dan Suhu Udara pada Koridor Jalan Malioboro 79 Tabel 5.2. Suhu Permukaan dan Suhu Udara pada Koridor Jalan Kaliurang 81 Tabel 5.3. Suhu Permukaan dan Suhu Udara pada Koridor Jalan Gejayan 83 Tabel 5.4. Perbandingan Suhu Permukaan (Termometer IR dan Kamera IR) 85 dengan Suhu Permukaan pada Koridor Jalan Seturan Tabel 5.5. Hubungan Suhu Permukaan dengan Suhu Udara pada Koridor 102 Jalan Memanjang Utara-Selatan Tabel 5.6. Suhu Permukaan dan Suhu Udara Koridor Jalan Seturan 104 dengan Lokasi Tetap xvi