35 1 HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP

advertisement
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 29 - 35
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI TERLALU DINI DENGAN
PERTUMBUHAN BAYI USIA 0 – 6 BULAN
(Relationship Between Prevention Of Previous Early With Age Growth 0-6 Months)
Ristu Wiyani, Rahmawati
Email :[email protected], [email protected]
ABSTRACT
Mother's Milk Companion (MPASI) is a nutritious food or drink given to babies or
children aged 6-24 months to meet their nutritional needs. The aim is to identify the provision of
complementary feeding of breast milk (MP-ASI).
This research method used analytical research with cross sectional approach. The
population in this study were all mothers with infants aged 0-6 monthsIn community Health
centersof Batulicin Batulicin Tanah Bumbu. Primary data obtained through questionnaire while
secondary data obtained from KMS book.
The result of statistical test using Chi-Square test with 5% significance level (0,05) got pvalue equal to 0,162. The results of Chi-Square test analysis of this study obtained no significant
relationship between the Provision of MP-ASI Too Early with Growth.
The conclusion of this research is found that there is no relation of giving milk
companion food too early with baby growth 0-6 month in Batulicin Puskesmas Batulicin
Subdistrict Tanah Bumbu Regency. Hopefully mother not give MP-ASI too early
Keywords: Milk Companion Food, Baby Growth 0-6 Months.
fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang
diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur
tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen tubuh).Pertumbuhan fisik
merupakan
hal yang kuantitatif, yang
dapatdiukur (Nursalam, 2013).
PENDAHULUAN
Air SusuIbu (ASI) merupakanmakanan
Selama bulan-bulan pertama kehidupannya
(MargaretLowson,2013).
Sejak
awal
kelahirannya sampai bayi berusia 6 bulan, ASI
merupakan sumber nutrisi utama bayi.
Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi
sehingga walaupun hanya mendapatkan ASI
dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa
tumbuh optimal. ASI sangat bermanfaat untuk
kekebalan tubuh bayi karena didalamnya
terdapat zat yang sangat penting yang sudah
terbukti melawan berbagai macam infeksi,
seperti ISPA, peradangan telinga, infeksi dalam
darah dan sebagainya.(Simkin, 2007). kurang
1,5 juta anak meninggal karena pemberian
makanan yang tidak benar. Kurang dari 15%
bayi diseluruh dunia diberi ASI ekskulif selama
empat bulan dan sering pemberian makanan
pendamping ASI tidak sesuai dan tidak aman
(Depkes RI, 2007).
Pertumbuhan
berkaitan
dengan
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, dan
Secara global pada tahun 2012 angka
kematian anak sebagian besar disebabkan
karena infeksi berulang dan faktor gizi,
terkait faktor gizi diperkirakan sebesar 45%.
Sesungguhnya dengan promosi ASI ekslusif
dan pemberian makanan pendamping ASI
yang dapat mengurangi risiko penyakit
kronis, angka morbiditas dan mortalitas pada
balita.
ASI merupakan sumber gizi
terpenting bagi bayi untuk memenuhi
kebutuhan. Angka pemberian ASI ekskusif
di dunia hanya sekitar 38% (dari 1000 bayi
usia 0-6 bulan hanya 38 bayi yang mendapat
ASI ekslusif). Artinya terdapat 62% praktek
pemberian makanan pendamping ASI yang tidak
tepat. Padahal sudah banyak organisasi didunia
1
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 29 - 35
yang merekomendasikan pemberian ASI
ekslusif namun angka cakupan pemberian ASI
ekslusif masih rendah (WHO, 2013)
Data ASEAN tahun 2012 bahwasanya
tingkat kematian bayi di indonesia masih
tergolong tinggi yakni 20 bayi per 1000
kelahiran hidup jika dibandingkan negara
Indonesia, maka indonesia berada pada titik 4,2
kali lebih tinggi dari malaysia, 1,2 kali lebih
tinggi dari filifina, dan 2,2 kali lebih tinggi dari
Thailan (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2013)
Bayi yang mendapat ASI Eksklusif di
Indonesia sampai usia 5 bulan hanya 14% dan
8% sampai usia 6 bulan (Depkes RI, 2013).
Menurut survai demografis kesehatan Indonesia
(SDKI) dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan
berbagai
upayah
pelayanan
kesehatan
masyarakat, salah satu upaya pelayanan
kesehatan ibu dan bayi. Seorang ibu mempunyai
peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan
anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang
ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada
kesehatan janin dalam kandungan hingga
kelahiran, masa pertumbuhan dan anaknya
(Depkes RI, 2012).
Data Provinsi Kalimantan Selatan tahun
(2014) diketahui bahwa di provinsi Kalimantan
Selatan mencapai 76% bayi yang mendapatkan
ASI, dan dari hasil survai bayi yang
mendapatkan ASI setelah satu jam post partum
4,25% dan PM–ASI sekitar yang disebabkan
produksi ASI kurang lancarn Indonesia (SDKI)
dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, telah dilakukan berbagai upayah
pelayanan kesehatan masyarakat, salah satu
upaya pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar
di dalam pertumbuhan anak. Gangguan
kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang
hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin
dalam kandungan hingga kelahiran, masa
pertumbuhan dan anaknya (Depkes RI, 2012).
Berdasarkan survei di Kabupaten Tanah
Bumbu seluruh ibu yang memberikan ASI
ekslusif padabulan Januari-Desember tahun
2015 adalah di Puskesmas Pagatan sebayak 504,
Sebamban 1dan 2 sebanyak 501, Puskesmas
Batulicin sebanyak 223, Puskesmas Lasung
sebanyak 170, Puskesmas Pulau Tanjung
sebanyak 68, Puskesmas Teluk Kepayang
sebanyak 89, Puskesmas Mantewe sebanyak
353, Puskesmas Batulicin 1 sebanyak 119,
Puskesmas Karang Bintang sebanyak 108,
Puskesmas Simpang Empat sebanyak 504,
Puskesmas Giri Mulya sebanyak 112,
Puskesmas Darul Azhar sebanyak 417,
Puskesmas
Satui sebanyak 690, jadi total
keseluruhan bayi yang ASI ekslusif di kabupaten
tanah bumbu sebesar 3.858 (Dinkes Tanbu,
2015).
Berdasarkan studi pendahuluan yang
telah dilakukan di Puskesmas Batulicin bayi
yang menggunakan MP-ASI terlalu dini
sebanyak 34 bayi, maka peneliti tertarik untuk
melalukan penelitian tentang” Hubungan
pemberian MP-ASI terlalu dini dengan
pertumbuhan bayi 0-6 bulan di Puskesmas
Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten
Tanah Bumbu.
METODE PENELITIAN
Tempat
penelitian
dilakukan
di
Puskesmas Batulicin Kecamatan Batulicin
Kabupaten Tanah Bumbu.Proses penelitian ini
dilakukan mulai bulan April sampai dengan
bulan Agustus tahun 2016
Jenis penelitian ini adalah penelitian
analitik dengan pendekatan cross sectional
dimana peneliti ingin mengetahui hubungan
variabel independent
dengan variabel
dependent .Berdasarkan sumber data termasuk
penelitan primerdan sekunder.
Populasidalam penelitian ini adalah
semua ibu yang memiliki bayi usia 0-6
bulan di wilayah kerja Puskesmas Batulicin
Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah
BumbuSebanyak 78 ibu yang memiliki bayi
usia 0-6 bulan.Pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah secara total sampling.
Adapun instrumen untuk pemberian
MP-ASIyang digunakan pada penelitian ini
Pertumbuhan
N
o
Pemberian
MP-ASI Dini
1
Tidakmember
ikan MP-ASI
2
2
Tidak
Baik
(%)
4
11,8
Baik
30
(%)
88,
2
Tot
al
(%
)
34
100
P.
Val
ue
0,1
Memberikan
MP-ASI
12
27,3
32
72,
7
44
100
Total
16
20,5
62
79,
5
78
100
62
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 29 - 35
adalah
kuisioner
daninstrumen
untuk
pertumbuhan didapat dengan melihat langsung
buku KMS responden.
Analisis penelitian ini menggunakan uji
Chi-Square terdiri dari analisis univariat dan
analisis bivariat.
hamperseluruhnyadari
responden
pertumbuhannyabaik.
Hasil
uji
statistik
diperoleh nilai P=0,162maka dapat disimpulkan
tidak ada hubungan antara Pemberian MP-ASI
dengan pertumbuhanbayi.
PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel
5.1Distribusi
Frekuensi
Menurut
Pemberian
MP-ASI
di
PuskesmasBatulicinKecamatanBatulicinKabupat
en Tanah Bumbu
No
Kategori
Pemberian MPASI
Frekuensi(
orang)
Percent
(% )
1
MP-ASI
44
56,4
2
Tidak MP-ASI
34
43,6
Total
78
100
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
5.1 di Puskesmas Batulicin hasil penelitian
menggunakan
kuesioner
yang
didapat
menunjukan bahwa sebagian besar (56,4%)
memberikan MP-ASI dan hampir setengahnya
(43,6%) tidak memberikan MP-ASI.
Makanan tambahan MP-ASI adalah
makanan yang diberikan kepada bayi atau
disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan
gizinya.MP-ASI diberikan mulai umur 6-24
bulan dan merupakan makanan peralihan
dari ASI ke makanan keluarga.Pengenalan
dan pemberian MP-ASI harus dilakukan
secara bertahap baik bentuk maupun jumlah.
Hal ini dimaksudkan untuk menyusuaikan
Sumber : Data Primer Penelitian (2016)
Berdasarkan tabel 5.1 di atas, diperoleh
hasil bahwa sebagian besar dari responden
memberikan MP-ASI dan hampir setengahnya
dari responden tidak memberikan MP-ASI.
Tabel
5.2Distribusi
Frekuensi
Menurut
Pertumbuhandi
PuskesmasBatulicinKecamatanBatulicinKabupat
en Tanah Bumbu.
Sumber : Puskesmas Batulicin (2016)
Berdasarkan tabel 5.2 di atas, diperoleh
hasil bahwa hampir seluruhnyadari responden
mengalami pertumbuhan yang baik dan sebagian
kecil dari responden mengalami pertumbuhan
yang tidakbaik.
Tabel
5.3Distribusi
Frekuensi
Menurut
Pemberian MP-ASI dengan pertumbuhandi
PuskesmasBatulicinKecamatanBatulicinKabupat
en Tanah Bumbu.
Sumber : Hasil Uji Statistik (2016)
Hasil analisis
hubungan
antara
pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan di
peroleh bahwa sebagiankecildari responden
adalah kelompok yang tidak memberikan MPASI yang pertumbuhannyatidakbaik, dan
hamperseluruhnyadari
respondenpertumbuhannyabaik,
sedangkan
hampir setengahnyadari responden adalah
kelompok yang memberikan MP-ASI yang
pertumbuhannyatidak
baik,
dan
kemampuan alat cerna bayi dalam menerima
MP-ASI (Depkes RI, 2012)
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa sebagian besar ibu memberikan
MP-ASI terlalu dini pada bayi dbawa usia 6
bulan.
MP
ASI merupakan makanan
N
o
Pertumbuha
n
Frekuen
si
Persentase
(%)
1.
Baik
62
79,5
2.
TidakBaik
16
20,5
3.
Total
78
100
pendamping ASI yang diberikan pada bayi umur
6-23 bulan. Bayi siapun tuk makan makanan
padat, baik secara pertumbuhan maupun secara
psikologis, pada usia 6-9 bulan. Kemampuan
bayi
baru
lahir
untuk
mencerna,
mengabsorpsi,
dan
memetabolisme bahan
makanan sudah adekuat, tetapi terbatas hanya
pada beberapa fungsi.diPuskesmas Batulicin
Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
5.2 di Puskesmas Batulicin diketahui hampir
seluruhnya(79,5%) dari responden mengalami
pertumbuhan yang baik dan sebagian kecil
3
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 29 - 35
(20,5%) dari responden mengalami pertumbuhan
yang tidak baik..
Nursalam (2013)menyatakan bahwa
seseorang dikatakan mengalami pertumbuhan
bila terjadi perubahan ukuran dalam hal
bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan,
tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala,
lingkar lengan orang pada waktu tertentu.Untuk
kelompok bayi, pada tahunpertama khususnya
enam bulan pertamaadalah masa yang sangat
kritis dalam kehidupan bayi.Bukan hanya
pertumbuhan fisik yang berlangsungdengan
cepat, tetapi juga pembentukan psikomotor dan
akulturasi terjadi dengan cepat.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran, dan fungsi tingkat
sel, organ maupun individu, yang diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh).Pertumbuhan fisik merupakan
hal yang kuantitatif, yang dapat diukur
(Nursalam,2013).
Pada umumnya bayi yang lingkar dada,
perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi
fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari
masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri
baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan seperti adanya rambut pada daerah
aksila, pubis dan dada, hilangnya ciri-ciri lama
yang ada selama masa pertumbuhan seperti
hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu,
atau hilangnya refleks tertentu.
Faktor internal (genetik) antara lain
termasuk berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras
atau suku bangsa. Apabila pontensi genetik ini
dapat berinteraksi ini dapat berinteraksi dengan
baik dalam lingkungan, maka pertumbuhan
optimal akan tercapai.
Faktor-faktor
eksternal
yang
mempengaruhi pertumbuhan
antara
lain
keluarga, kelompok teman sebaya, pengalaman
hidup, kesehatan lingkungan, kesehatan prenatal,
nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga, status
kesehatan, serta lingkungan tempat tinggal.
Perkembangan fisik pada bayi
dikategorikan dalam beberapa usia antara lain
yaitu dimana Usia 4 bulan, bayi mulai
mengences, refleks Moro, leher tonik dan
rooting sudah hilang. Usia 5 bulan, adanya tanda
pertumbuhan gigi, begitu juga dengan berat
badan menjadi dua kali lipat dari berat badan
lahir.Usia 6 bulan, kecepatan pertumbuhan
mulai menurun, terjadi pertambahan berat badan
90 –150 mg perminggu selama enam bulan
kemudian, pertambahan tinggi badan 1,25cm per
bulan selama enam bulan kemudian, mulai
tumbuh gigi dengan munculnya dua gigi seri di
sentral bawah serta bayi mulai dapat mengunyah
dan menggigit. Di Usia 7 bulan, mulai tumbuh
gigi seri di sentral atas serta memperlihatkan
pola teratur dalam pola eliminasi urine dan feces
di Usia 8 bulan.
Berdasarkan
hasil
tabel
5.3
menunjukan bahwa hasil analisis hubungan
antara pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan
di peroleh bahwa sebagian kecil (11,8%) adalah
kelompok yang tidak memberikan MP-ASI yang
pertumbuhannya tidak baik , dan hampir
seluruhnya (88,2%) pertumbuhannya baik,
sedangkan hampir ssetengahnya (27,3 %) adalah
kelompok yang memberikan MP-ASI yang
pertumbuhannya tidak baik, dan hampir
seluruhnya (72,7%) pertumbuhannya baik. Hasil
uji statistik diperoleh nilai P=0,162maka dapat
disimpulkan tidak ada hubungan antara
Pemberian
bayi.
MP-ASI dengan pertumbuhan
Kurangnya ibu tentang waktu
tepat pemberian makanan pedamping ASI
pada bayi dan serta adanya kebiasan yang
merugikan kesehatan, secara langsung dan
tidak langsung menjadi penyebab utama
terjadinya masalah pada bayi khususnya
pada bayi usia 6 bulan, sehingga
pengetahuan yang kurang pengetahuan
dimiliki oleh ibu menyebabkkan banyak
bayi yang mengalami pertumbuhan yang
tidak sesuai usia bayi.
Prilaku seseorang atau masyarakat
tentang
kesehatan
ditentukan
oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tadisi dari
orang atau masyarakat yang bersangkutan
(Notoatmodjo S, 2010). Oleh sebab itu
meningkatnya keterampilan sitiap anggota
masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri adalah
sangat penting. Hal ini berarti bahwa masingmasing
induvidu
didalam
masyarakat
4
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 29 - 35
mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang
baik terhadap cara pemelihara kesehatannya
(Notoatmodjo S, 2010)
Penelitian
ini sejalan
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lestari S (2014)
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi usia
o-6 bulan ada hubungannya antara tingkat
pengetahuan ibu denganpemberianMP-ASI dini
pada bayi 0-6 bulan didesa manunggal wilayah
kerja Puskesmas Batulicin 1 Kecamatan
Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.
penelitian
ini
sejalan
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hatniansya
(2014) Hubungan antara pengetahuan ibu
tentang makanan tambahan dengan status gizi
balita tidak ada hubungan antara pengetahuan
ibu tentang makanan tambahan dengan status
giziwilayah kerja Puskesmas Darul Azhar
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah
Bumbu.
Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ayu R (2014)
faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
ibu terhadap tumbuh kembang balita usia 1-5
tahun ada pengaruh faktor pendidikan,
ekomomi, usia, paritas dan pekerjaan ibu
terhadap tumbuh kembang balita, dan di
Penelitian ini tidak sejalan dengan Penelitian
yang dilakukan Roger.M.N, Kiran.D, (2011)
Hubungan status gizi dengan perkembangan
anak usia 1-2 tahun di India selatan yang pada
hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada
hubungan
antara
status
Gizi
dengan
perkembangan anak usia 1-2 tahun, serta
penelitian yang dilakukan oleh Mesley. TR,
Granuart.C.R
(2013)
Hubungan
antara
pemberian MP-ASI dengan kejadian Diare di
Afrika
yang
pada
hasil penelitiannya
menyatakan bahwa ada hubungan antara
pemberian MP-ASI dengan kejadian Diare dan
penelitian yang dilakukan oleh Caroline. P
(2014) Hubungan antara pemberian ASI dengan
tingkat Gizi awal bayi 0-6 bulan di Pakistan
menyatakan bahwa ada hubungan antara
pemberian ASI dengan tingkat Gizi awal bayi 06 bulanapat disimpulkan bahwa semakin baik
pendidikan, ekonomi, usia, paritas dan pekerjan
ibu semakin baik pula pertumbuhan mereka.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diampil pada
penelitian ini berdasarkan hasil analisis data
adalah sebagai barikut: 1).Sebagian besar
memberikan MP-ASI dan hampersetengahnya
tidak
memberikan
MP-ASI.
2).
Hampirseluruhnyadari responden mengalami
pertumbuhan yang baik dan sebagian kecil dari
responden mengalami pertumbuhan yang
tidakbaik. 3). Tidak ada hubungan antara
pemberian MP-ASI terlalu dini dengan
pertumbuhan bayi 0-6 bulan di Puskesmas
Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten
Tanah Bumbu.Hasil uji statistik diperoleh nilai
P=0,162.
SARAN
1. BagiPuskesmasBatulicinKabupaten Tanah
Bumbu
Diharapkandapatdijadikanmasukanpela
yanankebidanandanmeningkatkanpelayanan
kebidananseperti
melakukankegiatan
penyuluhan untuk meminimalkan untuk
tidak memberikan MP-ASI terlalu dini
dengancaramemberikaninformasitentang
pentingnya memberikan ASI ekslusif kepada
bayi o-6 bulan, tampa memberi makanan
tambahan apapun.
2. Bagi Tenaga Kebidanan di Kabupaten
Tanah Bumbu
Diharapkan agar petugas rumah
sakitdanPuskesmas dapat memberikan
KIE pada ibu yang mempunyai bayi usia
o-6 bulan untuk tidak memberikan
makanan pendamping sebelum usia 6-24
bulan
dengan
cara
memberikan
penyuluhan yang dapat menghindari
terjadinya
pemberian
makanan
pendamping terlalu dini seperti pisang,
madu ,bubur, dll.
3. Bagi IBI Kabupaten Tanah Bumbu
Diharapkan peneliti ini dapat dipakai
sebagai bahan masukan dalam memberikan
intervensi dalam menanggulangi praktek
pemberian MP-ASI terlalu dini sehingga
jumlah balita yang diberikan MP-ASI terlalu
dini berkurang.
5
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 29 - 35
4. Bagi Dinkes Tanah Bumbu
Diharapkan
petugas
kesehatan
khususnya pegawai kesehatan dapat
memberikan penyuluhan tentang pemberian
MP-ASI yang tepat serta faktor lain seperti
jenis MP-ASI pertama dan frekuensi
pemberian
MP-ASI
pertama
yang
mempengaruhi kejadian pertumbuhan atau
kejadian gizi lebih. Sehingga dapat
melakukan pencegahan kejadian gizi lebih
pada bayi.
5. BagiInstitusiDarulAzhar Batulicin
Diharapkan penelitian ini bisa berguna
bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan
penelitian, khususnya bagi mahasiswa
STIKES Darul Azhar Batulicin.
6. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
menggunakan desain penelitian kuantitatif
serta menambah variabel perancu atau
variabel lainnya diluar variabel yang peneliti
gunakan dan dapat dijadikan panduan untuk
penelitian selanjutnya.
7. Bagi pembaca
Diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan dan dapat memperoleh
informasi yang luas dengan adanya
penelitian ini serta dijadikan bahan dalam
penelitian selanjutnya dengan variabel lain.
__________________
(2012).
Health
Statistics.DepartemenKesehatanRep
ublik Indonesia.Jakarta
__________________2013).
Pemberian
Makanan Pendamping ASI (MPASI). Dirjen Bina Gizi Masyarakat,
Departemen Kesehatan, Jakarta.
DinasKesehatanProvinsi
Kalimantan
Selatan.(2006). Profil Kesehatan
Provinsi
Kalimantan
Selatan.Banjarmasin:
Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan
DinasKesehatanKabupatentanahBumbu
(2015).Data Pemberian MP-ASI
danPertumbuhan
Gibney. (2014). Pemberian MP-ASI dini.
Kanisium, 2014. Dramedia Pustaka
UtamaYokyakarta
Granuart,C.R, Mesley T,R. 2013. Correlation
giving MP-ASI withoccuranceof
diarrheainchildren,afrika.
www.pubmed.com
Hatniansyah.
(2014).Hubungan
Antara
Pengetahuan Ibu tentang Makanan
Tambahan dengan Status Gizi
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Darul Azhar Kecamatan Simpang
Empat
Kabupaten
Tanah
Bumbu.SkripsiKeperawatanStikesD
arulAzhar
Hidayat, A. Aziz Alimul (2012). Metode
Penelitian dan Tehnik Analisis
Data.SalembaMedikaJakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.
(2006).
Prosedur
Penelitian
Suatu pendekatan
Praktek. Rineka Cipta
__________________.(2008).
ProsedurPenelitian.:RinekaCipta
Jakarta
Ayu, Reski. (2014). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengetahuan Ibu
Terhadap Tumbuh Kembang Balita
Usia 1-5 Tahun di Desa Peringin
Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten
Tanah Bumbu.
Chintia.(2008). Cerdas Memebri Makanan
Pendamping
ASI.
Rineka
Cipta.Jakarta
DepartemenKesehatanRepublikIndonesia
.
(2007). BukuKesehatanIbudanAnak
Husaini.
(2006).Makanan
Bayi
Bergizi.Cetakan
VIII.Gadjah
Mada.Yogyakarta
Irawan,A.2009.HubunganPengetahuandanS
ikapIbudalampemberianMakana
nPendamping ASI (MP ASI)
denganPertumbuhan BayiUsia 612
Bulan
di
Wilayah
KerjaPuskesmasSemurupKabupa
tenKerinci
NakPropinsi Jambi tahun 2009.
Diakses pada tanggal 30 April 2016
http://library.usu.ac.id
Kiran,D, Roger.M.N. 2011. Correlation
nutritional status and development
6
Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 – Januari 2018: 29 - 35
of children aged 1-2 years, South
india. www.pubmed.com.
Tahun 2015.Tanah Bumbu :
Puskesmas Batulicin
Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan :Konsep
Proses danPraktik .EGC.Jakarta
Pyranite, Caroline. 2014. Discorelation between
giving
early
complementary
breastfeeding and level baby
nutritions
0-6
mount.
Pakistan.WWW.Pubmed.Com
Rahardjo.(2012).
AsuhanNeonatus,
Bayi,
Balita,danAPrasekolah.PustakaPelaj
ar. Yogyakarta
Riduwan.(2009).MetodePenelitianPendidikan.
Alfabet Bandung
Rosidah, Didah. (2008).Pemberian Makanan
Tambahan.EGC.Jakarta
Santoso,Budi, Rani Fitriani Arifin, & Lidia
Widia.
(2016).
Panduan
Penyusunan
Tugas
Akhir
Skripsi/Karya Tulis Ilmiah.STIKES
Darul Azhar.
Setiawan,
Ari.
(2010).
MetodologiPenelitianKebidanan.Nu
haMedika. Yogyakarta
Simkin,
Penny.
(2007).
PanduanLengkapKehamilan,
MelahirkandanBayi.Arcan. Jakarta
Sugiyono.(2010).StatistikaUntukPenelitian.Alfa
beta Bandung
Sukmadinata.(2008).MetodePenelitianPendidika
n.YayasanKansius. Bandung
World
Health
Organization.(2013).
Barcometro.Diakses pada tanggal
05
Mei
2016,
darihttp://www.barcometro.com/201
2/12/pemberianmp-asidinipadabayi.
Krisnatuti.(2010).MenyiapkanMakananPendam
ping ASI.PuspaSwara. Jakarta
Lestari, Sri. (2014). Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Ibu dengan Pemberian
MP-ASI Dini pada Bayi Usia 2-5
Bulan di Desa Manunggal Wilayah
Kerja Puskesmas Batulicin 1
Kecamatan
Karang
Bintang
Kabupaten Tanah Bumbu.
Luluk.(2008).RisikoPemberianMPASITerlaluDini.http//wrm.indonesia.
org/content/view/647
Notoatmodjo, Soekidjo.( 2007 ).Promosi
KesehatandanIlmuPerilaku.Rineka
CiptaJakarta
___________________.(2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka
CiptaJakarta
Nurdiansyah,
Nia.
(2011).
Buku
PintarIbudanBayi.Bukune.Jakarta
Nursalam.
(2009).
Konsep
Penerapan
metodologi
penelitian
ilmu
keperawatan:pediman skripsi, tesis
dan
instrumen
penelitian
keperawatan. Edisi 2. salemba
mediak. Jakarta
__________. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi
dan Anak :UntukPerawatdanBidan.
SalembaMedikaJakarta
___________.
(2013).
MetodologiPenelitianIlmuKeperawa
tan:PendekatanPraktis.Selatan:
SalembaMedika.Jakarta
Ngastiyah.(2009). PerawatanAnakSakitEdisi
2.PenerbitBukuKedokteranEGC.Jak
arta
PuskesmasBatulicin. (2015). Profil Puskesmas
Batulicin Kecamatan Batulicin
7
Download