51 Interpretasi dan Strategi Kesadaran Tubuh sebagai Konsep

advertisement
51
Interpretasi dan Strategi Kesadaran Tubuh sebagai Konsep
Memahami (Individu Interpretation and Body
Awareness Strategies)
Mirna Ari Mulyani
Email: [email protected]
Abstract:A counselor should uphold the principle of secrecy during and after
the counseling process ends. A counselor is not authorized to publish the
results of talks counseling to anyone without the permission of the
counselee. If a counselor does not maintain data confidentiality counselees
or talk during the counseling process, then a counselor had violated the
code of ethics of guidance and counseling. And it was fatal for professions in
the middle cloth (counselor). Therefore, the article focused on the
interpretation and body awareness strategy in one strategy both individual
and group counseling.
Keyword:Counselor, Counseling, Interpretation, Body.
Abstrak: Seorang konselor harus menjunjung tinggi asas kerahasian
selama maupun setelah proses konseling tersebut berakhir. Seorang
konselor tidak di izinkan mempublikasikan hasil pembicaraan konseling
kepada siapapun tanpa seizin pihak konseli. Apabila seorang konselor tidak
menjaga kerahasiaan data konselinya atau pembicaraan selama proses
konseling, maka seorang konselor sudah melanggar kode etik profesi
bimbingan dan konseling. Dan itu fatal bagi profesi yang tengah di
sandangnya (konselor). Oleh karena itu, tulisan terfokus tentang
interprestasi (penafsiran) dan strategi kesadaran tubuh dalam salah satu
strategi konseling baik individu maupun kelompok.
Keyword: Konselor, Konseling, Interpretasi, Tubuh
A.
Pendahuluan
Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli (klien) dapat
mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses
penyesuaian dengan lingkungannya. Suatu hubungan pribadi yang uniki dalam
konseling dapat membantu individu (klien) membuat keputusan, pemilihan dan
rencana yang bijaksana, serta dapat berkembang dan berperanan lebih baik di
lingkungannya. Konseling membantu konseli untuk mengerti diri sendiri,
mengeksplorasi diri sendiri, dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu
masyarakat.
*) Penulis: Dosen Tetap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi
52
Dalam konseling diharapkan konseli dapat mengubah sikap, keputusan diri
sendiri sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitarnya. Konseling
bertujuan membantu individu untuk mengadakan interpretasi fakta-fakta,
mendalami arti nilai hidup pribadi, kini dan mendatang. Konseling membantu
individu untuk mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah
laku. Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan dan merupakan
teknik standar serta merupakan tugas pokok seorang konselor di Pusat
Pendidikan.
B.
Hakekat Interpretasi
Interpretasi bertujuan untuk membuat klien lebih menyadari hubungan
antara pengalaman-pengalaman pribadi dan ketidak berfungsian perasaanperasaan dalam mentransformasikan perilakunya.
C.
Definisi Interpretasi
Interpretasi dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan
konselor dalam menanamkan makna kepada klien. Interpretasi berarti
menunjukkan kepada klien melalui hipotesis mengenai relasi dan makna dalam
perilaku klien.
D.
1.
Sebuah Kontinum Metode-Metode Interpretasi
Refleksi
Teknik-teknik relasi diletakkan pada refleksi perasaan-perasaan. Konselor
tidak melenceng terlalu jauh dari pernyataan verbal yang secara eksplisit telah
dikeluarkan klien dan konselor menyeleksi apa yang klien refleksikan.
2. Klarifikasi
Klarifikasi merupakan suatu teknik yang dilakukan hampir bersamaan
setelahrefleksi. Mengklarifikasikan yang terimplisit dengan apa yang dikatakan
klien. Oleh karena itu klarifikasi merupakan refleksi hubungan yang telah
tersugesti atau percaya secara penuh dalam perasaan atau ide-idenya yang
dibawanya keluar melalui respon-respon yang ditampakkan.
3. Konfrontasi
Disini, konselor mengarahkan perhatian pada ide dan perasaan klien yang
secara implisit tidak disadari klien atau dimana dia menolak untuk
mengakuinya. Dalam penggunaan teknik ini, konselor mengkonfrontasikan
klien dengan kata-katanya sendiri, hubungan dengan masa lalu dan sekarang,
menggarisbawahi
kesamaan-kesamaan,
perbedaan-perbedaan
dan
ketidaksesuaian perilaku dimana mereka tidak menyadarinya pada waktu itu.
Wardah: Vol. 17 No. 1/Januari-Juni 2016
53
E. Interpretasi Mendalam
Konselor memperkenalkan konsep-konsep baru, relasi dan asosiasi yang
berakar pada pengalaman klien tetapi dipertimbangkan untuk menumbuhkan
kesadarannya. Berikut contoh level-level interpretasi:
Ki: “Kemarin malam, saya benar-benar sangat terganggu oleh mimpi
basah yang telah saya lakukan dengan anak perempuan yang berusia 7 tahun
yang kelihatannya mirip dengan adik perempuan saya dan kadang mirip dengan
anak perempuan saya yang masih kecil”.

Refleksi :
“ kamu benar-benar terganggu dengan mimpi seperti itu”.

Klarifikasi :
“rupanya kamu memiliki pengalaman yang mensugesti dorongan-dorongan
erotis kepada anak perempuanmu atau adik perempuanmu”.

Konfrontasi :
“ kamu kelihatannya mempunyai dorongan-dorongan erotis yang sama, baik
dengan anak perempuanmu sebagaimana yang telah kamu ceritakan dan
dengan adik perempuanmu”.

Interpretasi :
“ kamu menjadi lebih bebas untuk mengakui dorongan masa lalu dan masa
sekarang terhadap orang-orang yang kamu cintai, meskipun kadang hal
tersebut mengganggu dalam mengekspresikan perasaan-perasaan yang
dilarang keras dalam masyarakat kita”.
F.
1.
Metode-Metode Klarifikasi
Tipe Asosiasi
Konselor menampilkan sebuah hipotesis yang menggambarkan bersama
atau membuat asosiasi antara pemikiran atau perasaan-perasaan eksplisit atau
implisit dari klien. Empat bentuk utama dari asosiasi:
Kesamaan (similarity)
Konselor menggambarkan dua ide yang sama isinya, sebagai berikut:
“Apa pendapatmu sekarang mengenai penampilan istrimu sangat berhubungan
sekali dengan perasaan-perasaan yang telah kamu ekspresikan terhadap ibumu
beberapa minggu yang lalu. Apakah kamu mengganggap bahwa pernyataan itu
benar-benar adanya?”
2.
Kontras
Konselor mungkin mengasosiasikan dua ide yang berbeda. Adapun contoh
dari bentuk ini adalah sebagai berikut : “saya merasa, dari apa yang telah kamu
katakana, perasan-perasaanmu tentang ayahmu hampir semuanya bertentangan
dengan perasaan-perasaanmu terhadap ibumu”.
Mirna Ari Mulyani, Interprestasi dan Strategi .....
54
3.
Kontak
Konselor mungkin mengasosiasikan ide-ide yang berhubungan dengan
dekat ruang dan waktu. Contohnya, “ Kamu kelihatannya mendapat perasaanperasaan tegang ini, setiap kali kamu masuk dalam laboratorium Biologi?
4.
Jarak
Konselor mungkin mengasosiasi ide-ide atau perasaan-perasaan yang
sangat berjauhan dengan ruang dan waktu. Sebagai contoh : “kamu kelihatannya
mempunyai banyak perasaan-perasaan terhadap orang lain, ketika kamu
berhadapan dengan ibumu beberapa tahun yang lalu dalam situasi yang sama”.
5.
Tipe Sugesti
Konselor menyarankan pada klien dengan pasti ide dan perasaan yang
berhubungan dengan materi yang telah dipresentasikan. Klarifikasi sugesti
dinyatakan secara verbal. Contoh : “ kamu kelihatannya memahami bahwa
perasaan permusuhan mungkin berakar dari kesulitan sosial yang ada pada
dirimu”.
Respon ini membuka jalan bagi klien untuk berbicara lebih emosional dan
perhatian serta membuka kesempatan untuk bergerak dari kesulitan-kesulitannya
untuk mencapai kemajuan pada masalah yang sebenarnya.
Sugesti dapat diklarifikasikan dalam lima kategori umum yaitu :
Klarifikasi Peniruan
Konselor mengeluarkan kata-kata pernyataan dalam suatu cara meniru
kata-kata klien. Konselor memasuki dunia klien, membuat klien untuk
berpikir, dengan maksud klien akan mengikuti. Contoh:
Ki : Sangat sulit membicarakan semua ini.
Ko : Semuanya ini menyakitkan bagimu. (menyatakan secara tidak
langsung bahwa pertumbuhan seringkali menyakitkan)
Ki : Kamu
mungkin
berpikiran demikian dan
saya perlu
menghadapinya
Ko : Semua ini menyakitkan dan kamu merasa bahwa hal itu penting
untuk didiskusikan, dan kemudian akankah kamu mengatakan
bahwa kamu merasa lebih baikan? (memperkenalkan prinsip
klinis)
Ki : Ya, sesekali saya merasa baikan dan semuanya itu kelihatan tidak
terlalu menyakitkan lagi
Ko : Itu semua seperti suatu proses pembersihan dari dalam
Wardah: Vol. 17 No. 1/Januari-Juni 2016
55
Klarifikasi selektif
Konselor menekankan pada penyeleksian perasaan atau ide yang
diekspresikan oleh klien yang diduga oleh konselor menjadi terapi yang
signifikan, meskipun kadangkala perasaan atau ide ini belum memberikan
sesuatu yang berarti bagi klien, sebagaimana contoh :
Ki : saya hanya merasa sangat kesepian . Saya tidak memiliki
siapapun. Saya mengira bahwa saya hanya lemah saja. Kamu
juga tidak menyukaimukan?
Ko : kamu, tidak berpikir terlalu banyak tentang dirimu sendiri kan?
(berhubungan dengan konsep sendiri)
Ki
: Tentu saja tidak. Oh, saya kira saya tidak terlalu buruk, ada
beberapa hal pada diri saya yang saya sukai.
Ko : Ada beberapa yang bagus, beberapa yang jelek dan beberapa
diantarnya (Refleksi ambivalen penghargaan pada diri)
Klarifikasi label
Konselor menggunakan beberapa label psikologi yang umum yang
mungkin dapat membantu klien memahami situasi yang mereka hadapi
dengan lebih penuh kesadaran.
Ki : Saya hanya merasa tidak akan mendapatkan semuanya itu, yang
tentu saja sangat mengganggu saya. Saya selalu membicarakan
tentang berbagai hal yang tidak relevan dengan yang saya
inginkan.
Ko : mari belajar sebuah kata baru hari ini. Apakah kamu ingin
mengatakan bahwa kamu adalah jenis orang yang “menentang”
suatu proses?
Ki : Ya, itu dia.
Klarifikasi sikap-sikap yang tidak dapat dipertahankan
Penyesuaian masalah-masalah pada orang yang normal berhubungan
dengan ketidaksehatan atau prilaku-prilaku yang tidak tertahankan yang dicapai
dalam pengalaman. Contoh :
Kadangkala seseorang bersikap keliru, dalam merasakan dua hal antara
cinta dan benci terhadap pertentangan seks ; kamu harus
mencurahkannya pada pasanganmu, dan jika seseorang yang lain tertarik
padamu, itu menunjukan bahwa kamu plin-plan atau overseks. Itu adalah
kekanak-kanakan menginginkan sesuatu yang tidak akan dapat
kamuperoleh jika kamu telah sekali menciptakan ketidakberdayaan
sebagai kebiasaan, kamu seharusnya tidak pernah merasa berhasrat
untuk melakukannya lagi. Jika seseorang tidak mencoba untuk menjadi
Mirna Ari Mulyani, Interprestasi dan Strategi .....
56
yang terbaik dalam segala yang dilakukannya, dia akan menyerah,
sesuatu yang sungguh menyakitkan. Jalan yang paling muda adalah ipso
facto adalah jalan yang salah. Jika kamu telah berlafar bagaimana
mendapatkan yang terbaik dengan orang-orang, itu adalah tidak
mendasar. Orang yang normal tahu mengapa mereka melakukan sesuatu
dan ingin dilakukan apapun yang mereka lakukan. Jika saya adalah satusatunya pada bidang yang benar, saya akan bekerja dengan keras dan
tidak akan menyerang diri saya sendiri.
Konselor harus sensitif terhadap ide, kepercayaan atau perilaku
sebagaimana yang telah dikemukakan dalam contoh dan menunjukkan kesalahan
yang dilakukan klien melalaui klarifikasi. Contoh :
Ki : Saya benci ayah. Saya tidak ada alasan untuk itu. Hal ini
membuat saya ngeri, karena itu adalah suatu dosa, membenci
ayah sendiri khususnya jika tidak ada alasan untuk itu.
Ko : Kamu merasa, bahwa seseorang tidak boleh membenci orang
tuanya, khususnya jika tidak ada alasan untuk itu.
Ki : Ya, tidaklah kamu pikir demikian
Ko : Banyak orang mempunyai perasaan pada dirinya, kita sebut
dengan ambivalen-perasaan. Yang mendua terhadap orang yang
sama. Meskipun demikian, saya rasa itu adalah sesuatu yang
dapat memberatkanmu.
Klarifikasi Humorous
Dilakukan dengan menggunakan humor oleh konselor menolong klien
menghargai situasi-situasi yang lebih terang dan berkenan di hati. Humor
kelihatannya menolong klien mendapatkan perspektif dan membuat kekhawatiran
tidak terjadi.
Ki : Saya benci tempat ini, dan semua orang di dalamnya, termasuk
kamu. Kamu membuat saya menjadi orang gila tolol yang duduk
disini.
Ko : Nak, kamu benar-benar memberiku kesulitan jadi dobel hari ini,
ah?
Ki : Ya, sialan, Kesulitan-kesulitan mencari pistol untuk menembakmu,
juga.
Ko : saya kira, ini adalah sesi untuk konselor.
Humor pada kesempatan ini dilakukan untuk membantu mengurangi
perasaan-perasaan bersalah.
Wardah: Vol. 17 No. 1/Januari-Juni 2016
57
G.
Asosiasi Bebas
Membiarkan adalah salah satu bentuk fasilitas, yang menambah
keberanian lebih, dalam pengasosiasian yang lebih bebas. Contoh : Konselor
mengingatkan kepada klien untuk “ katakan apa saja yang datang dalam
pikiranmu’’, “Biarkan dirimu bebas’’, “jangan berusaha untuk tetap konsisten dan
logis’’, “langsung saja berikan kepadaku bagian-bagian dari ide-idemu’’, “katakan
saja, meskipun itu terlihat mendua, atau tidak penting untukmu”.
Aososiasi bebas merupakan teknik yang mendasar dalam psikoanalisis.
Konselor dapat berbicara pada mereka secara acak tentang pertanyaan yang
seringkali memberikan dukungan terhadap efektivitas teknik ini. Contoh :
Ki : Kamu kelihatannya menjadi tersentuh pada pertanyaan mengenai
pentingnya pengaruh ibumu terhadap dirimu. Saya berharap kamu
mencoba mengatakan kata “ibu’’dan kemudian diikuti oleh katakata lainnya, yang datang di dalam pikiranmu dalam waktu yang
sangat cepat, paham?
Ko : Saya paham, ibu baik-baik lembut mengerjakan semuanya-tololgila-bodoh-persetan dengannya.
Ki : Kamu sungguh menyatakan kembali bahwa ibumu melakukan
segala sesuatu untukmu, dan kemudian kamu menyukainya juga?
Karpman (1960) mengembangkan suatu metode interpretasi diri, yang
kemudian ia kasih label “objective psychotherapy’’. Disini klien memberikan
kepada konselor data awal kasus, dimana konselor memulai memformulasikan
pertanyaan-pertanyaan
1. Interpretasi Frase
Frase adalah unsur yang signifikan dalam interpretasi. Konselor harus
menggunakan kata-kata yang “lembut’’ yang membawa implikasi yang tentative
dibanding dengan yang pasti, seperti “mungkin, akankah kamu, itu mungkin ; kamu
berharap, saya berpikir jika, maukah kamu menerima ini, apakah ini kelihatan
sudah benar”. Ini adalah kata-kata yang sudah dipilih secara hati-hati yang
bertujuan untuk mengurangi penolakan
Ketidakmantapan Konselor dan Permusushan Interpretasi-interpretasi seharusnya
tidak dibuat berdasarkan proyeksi pengalaman pribadi konselor. Tidak juga
dengan alasan konselor bahwa “ ini bekerja untuk kasus yang lain, jadi ini harus
diterapkan disini’’. Jika konselor merasa tidak mantap mengenai suatu interpretasi,
maka dia harus menghindarinya.
Permusushan dari klien seringkali akan melawan, namun seharusnya tidak
mengganggu konselor atau membuat dia bertengkar dengan para klien. Teknikteknik interpretasi biasanya memprovokasi klien untuk menunjukkan sikap
permusuhan, dan pada kenyataannya perasaan tersebut bisa muncul kapan saja
Mirna Ari Mulyani, Interprestasi dan Strategi .....
58
dan interpretasi tersebut yang diberikan konselor tidak dapat diterima karena
datanya yang kurang lengkap, Mungkin akan lebih baik interpretasi tidak dilakukan
dan berusaha lagi pada kesemptan lain yang lebih tepat waktunya.
2.
Pengulangan
Pengulangan adalah prinsip yang penting dalam interpretasi. Pengulangan
adalah prinsip pembelajaran yang penting, penting bagi konselor menguji kembali
hipotesis interpretasinya dan mencoba memahami fakta-fakta yang mendukung,
dibanding mendorong hal itu berulang kali kepada klien.
3.
Pertanyaan-pertanyaan
Interpretasi-interpretasi merupakan perkiraan atau hipotesis yang
berdasarkan pada pengamatan terhadap klien, lebih dari sekedar deklarasi
pernyataan-pernyataan tentang fakta seperti: bersediakah kamu mendiskusikan
ide ini lebih lanjut sebentar aja ?. Melalui struktur pertanyaan yang moderat seperti
: “ Bagaimana pendapatmu tentang itu ?’’, “apa artinya ini?’’. Tidak maukah kamu
membicarakan tentang hal itu?.” Bagaimana perasaanmu tentang hal itu?. Sampai
pada struktur pertanyaan interpretasi yang lebih tinggi seperti :” kamu pikir,
kamudian, mungkin kamu tidak percaya pada laki-laki karena ayahmu tidak
merawat kamu dengan baik?. Ilustrasi mengenai metode ini menurut Boileau,
dapat dilihat sebagai berikut.
Ki
: Saya hanya ingin membeli baju-baju baru setiap waktu
Ko
: Ada apa dengan itu ?
Ki
: Yah, hanya saja kamu tidak bisa membelanjakan seluruh uangmu
pada saat itu
Ko
: Kenapa tidak ?
Ki
: Kamu tidak akan mempunyai sisa uang sepersenpun
Ko
: jadi…
Ko
: Kamu akan mati kelaparan ?
Ki
: Oh ?
Ki
: Saya tahu, ada kebutuhan-kebutuhan lainnya yang harus kita
penuhi, disamping menjadi cantik.
H.
Batasan-Batasan Interpretasi
Prinsip pembatasan yang dimaksud disini adalah interpretasi untuk
menguatkan, karenanya penolakan adalah mencoba membangunkan halanganhalangan spontan terhadap persepsi baru dan memahami lebih lanjut. Interpretasi
mungkin mempunyai efek dalam mengurangi ekplorasi diri klien.
Teknik interpretasi mungkin cenderung untuk over-intelektualisasi
masalah-masalah klien secara prematur, selanjutnya menguatkan semangat
Wardah: Vol. 17 No. 1/Januari-Juni 2016
59
dengan menguatkan interpretasi sebagai salah satu tipe dari mekanisme
pertahanan diri. Hal ini terjadi karena klien mencari segala sesuatu yang
memungkinkan untuk mempertahankan perasaan-perasaan yang kurang disadari.
Klien belum siap untuk menanamkan tanggungjawab dalam pengontrolan
perasaan yang diberikan oleh konselor.
I.
Metode-metode Interpretasi dalam Model Aktualisasi
1. Gaya-gaya Interpretasi Manipulatif
Melalui pengalaman-pengalaman mereka belajar untuk menghindari rasa sakit
dan melakukan manipulasi untuk bertahan hidup. Manipulasi adalah pola
pertahanan dasar yang dilakukan orang untuk menyesuaikan diri dengan
lingkunganya tanpa perasaan yang berarti.
2. Analisis Manipulasi
Contoh, manipulasi digunakan untuk mengontrol, mengekploitasi yang lain,
mengendalikan situasi,mengatur waktu dan mengerjakan sesuatu. Istirahat
secara terus-menerus dengan menggunakan pola tidak berdaya atau mungkin
mereka menggunakan permainan kekuatan dan teknik-teknik menyalahkan
orang lain. Suatu ketika jika pola tersebut menjadi jelas, konselor menjelaskan
kepada klien apa yang terlihat pada gaya atau permainan manipulasi pokok
yang telah dilakukannya.
GAMBAR 1. Proses Manipulatif. Dari: E. L. SHOSTROM, L. KNAPP DAN R.
KNAPP (Actualizing Therapy, 1976: 139)
Mirna Ari Mulyani, Interprestasi dan Strategi .....
60
Interpretasi Gaya Karakter
GAMBAR 2. Proses Manipulatif. Dari: E. L. SHOSTROM, L. KNAPP DAN R.
KNAPP (Actualizing Therapy, 1976: 139)





Karakter merujuk pada konstelasi-konstelasi selama respon dari
watak-watak (bagian dari kepribadian) yang mempunvai konsekuensi mal
adaptif yang signifikan pada keberfungsian intra atau interpersonal.
Kesesuaian dari manipulasi dasar dan ketegori-kategori tipe karakter, adalah
sebagai berikut:
Senang dan tentram sering ditransformasikan dalam sebuah gaya karakter
bicara. Seseorang yang butuh cinta tetapi mereka merasa terlalu dilindungi oleh
orang tuanya atau orang terdekat, membuat meraka merasa tergantung dan
takut terisolasi.
Penggertakan dan penyerangan mungkin mengarah pada gaya karakter
psikopatik yang berusaha menyudutkan potensi sumber kritik menjadi sangat
ekstrim yang membuat dunia mereka menjadi berbeda dan mengakibatkan
mereka menjadi kejam dan menunjukkan perilaku mengekploitasi tanpa merasa
bersalah.
Seseorang yang memulai berusaha keras dan meraih kepuasan dalam
hidupnya merupakan pengembangan dari karakter yang kaku.
Manipulasi penarikan diri dari lingkungan dengan kekakuan dan karakter
menghindari merupakan perwujudan dari karakter masochis.
Karakter schizoid tidak menunjukkan suatu gaya manipulasi yang khusus tetapi
lebih kepada hasil dari pemisahan diri dari proses emosional pada diri
Wardah: Vol. 17 No. 1/Januari-Juni 2016
61
seseorang dan pemahamannya. Narnun demikian schizoid tidak memiliki hasrat
untuk menjalin hubungan yang intim.
Permasalahan-permasalahan karakter cenderung diekspresikan dalam
otot-otot yang tegang. Tubuh klien mengekspresikan perasaan-perasaan
ketidakpercayaan dan permusuhan yang ditunjukkan dalam tiga cara, yang
menurut Kirsh (1973) yaitu: (1) Holdingtight, perasaan-perasaan dimanifestasikan
dalam otot-otot yang meregang dalam tubuh; (2) Flaccidity, lunglainya tubuh juga
mewakili perasaan-perasaan tertentu, dan (3) Hyperactivity, otot-otot menjadi aktif
jadi tidak mempunyai kemampuan untuk mempertahankan perasaan-perasaan
yang ada.
Karakter Dialog
Konselor menggunakan teknik dialog karakter, "bermain" peran dengan
orang tua dan orang-orang terdekat, mengekspresikan segi negatifnya,
nasehat-nasehatnya dan penolakan yang mereka gunakan untuk memanipulasi
klien pada awal kehidupannya. Proses ini akan melepaskan perasaan marah,
perasaan-perasaan karakter pada tahun-tahun pertama klien mungkin menghadapi
masalah trauma. Prosedur memulihkan kesadaran tubuh dalam bentuk tendangan,
ketokan dan teriakan, “Tidak” yang diulang-ulang sebagai perlawanan pola
perilaku yang ditunjukkan oleh orang tua mereka.
J. Teknik-teknik Body Awareness
Pengenalan terhadap Tubuh dan Perasaan-perasaan
Satu dari sekian banyak cara bagi orang untuk memahami tubuh adalah
untuk menolong mereka menjadi lebih sadar akan ekspresi-ekspresinya yang
mengekspresikan
pesan-pesan
tubuh.
Frase-frase
berikut
ini
akan
mengilustrasikan kesadaran terhadap tubuh: "Kamu membuat saya salah jalan".
“Saya merasa tersentuh oleh itu". “Kamu membuat saya marah". “Pergisana”.
“Saya tidak menerimaini semua”. "Kamu membuat saya menderita". "Saya tidak
punya keberanian melakukannya". "Kamu menekan saya”. Setiap orang pasti telah
mendengar atau menggunakan ekspresi-ekspresi ini berulang kali dan belum
banyak orang yang menyadari signifikansi dan ketepatan tubuh sebagai suatu
lingkaran ekspresi.
Metode Bernapas
Klien harus belajar untuk bernapas dengan benar, sejak bernapas
mengandung makna dimana seseorang merasa nyaman dan mengidentifikasi
dengan seluruh tubuhnya. Sejak kebanyakan orang, tatkala mereka cemas atau
takut, mangambil napas dalam beberapa derajat, mereka seharusnya mencoba
untuk bernapas seperti napas bayi, yaitu dari diafragma, dengan mengandaikan
Mirna Ari Mulyani, Interprestasi dan Strategi .....
62
diafragma sebagai sebuah balon yang akan kolaps jika dihembuskan dan
mengembang jika ditiup.
Pengekspresian Dimensi Kemarahan
Salah satu cara termudah untuk memulai ekspresi marah yang sederhana
yaitu ketika terjadi pertengkaran dalam sebuah keluarga. Orang yang satu
meminta untuk mengatakan "ya" pada orang lain, tetapi yang lain tetap
menginginkan "tidak", ketika pada waktu yang bersamaan merefleksikan
pengalaman masa lalu agar seseorang melakukan sesuatu tetapi justru orang
tersebut tidak mau melakukannya.
Pengekspresian
Lawan dari dimensi kemarahan adalah dimendi perhatian. Dalam latihanlatihan untuk rnengekspresikan dimensi ini, dua partisipan bekerja sama, dapat
memulai merasakan saling perhatian antara satu dengan yang lainnya, dengan
mengucapkan “Ya”, dari pilihan “Ya” atau “Tidak”. Mengatakan "Ya" satu sama lain
dengan penuh kehangatan dapat menolong dua orang mulai menemukan rasa
sayang diantara mereka dan saling memberikan salam yang tentu saja akan
menyenangkan hati mereka. Pertama mereka akan merasakan suasana yang
hangat, rasa cinta, perasaan sayang yang dapat diekspresikan dan diterima
secara fisik.
Pengekspresian Dimensi Kekuatan
Ketukan kaki tegas seseorang ke tanah, sebagai contohnya, memberikan
rasa kekuatan pada perasaan seseorang, pada setengah tubuh bagian bawah
adalah tempat dimana orang mendapatkan kekuatan. Pada latihan seri ini, orang
mencoba untuk mendapatkan sentuhan dari kekuatannya sendiri. Jika ketukan
kaki tegas seseorang ke tanah sampai mulai merasakan otot tegang pada betis
dan paha, kaki itu akan kelihatan menjadi kuat tertanam di tanah, seperti
akarsebuah pohon. Ini akan menolong seseorang merasakan suatu rasa kekuatan
dan dukungan diri.
Latihan kedua, menolong untuk mcngembangkan perlawanan kekuatan
untuk manipulasi dalam linkungan seseorang adalah dengan berbaring di sebuah
tempat tidur dengan lutut terangkat ke atas dan mengetok tempat tidur dengan
mengepalkan tangan dan berkata "Saya tidak akan menyerah". Gerakan-gerakan
dan suara ini harus diekspresikan dengan penuh keyakinan. Dalam pengalaman
ini, klien sering berpindah pada lawan dimensi polar dan menangis.
Latihan ketiga, untuk merasakan kekuatan bagi klien yaitu dengan
menaruh berat kepala pada tangan seseorang. Partner klien yang lain harus duduk
atau bersandar dan klien yang satunya menyandarkan kepalanya pada klien
Wardah: Vol. 17 No. 1/Januari-Juni 2016
63
tersebut. Dengan ini klien mulai merasakan aspek kekuatan karena dipercaya oleh
orang lain.
Pengekspresian Dimensi Kelemahan
Sebagaimana yang dirasakan oleh orang yang merasakan dimensi
kekuatan, penyandaran kepala pada tangan seseorang akan membantu untuk
merasakan dimensi kelemahan atau kerawanan. Orang yang memainkan peran
lemah pada latihan ini, berbaring di lantai dan seakan-akan menjadi anak-anak
lagi, mungkin baru berusia 6 tahun dan belum bisa keluar dari tempat tidurnya.
Orang yang satunya lagi berperan sebagai orang tuanya, dan mencoba untuk
membuat "bayi" merasakan kerawanan, suatu kelemahan, ketika ia berbaring di
lantai. Ketika si bayi sudah siap, maka tangannya akan ke atas untuk meraih orang
tuanya, “maukah kamu menolongku”? Ini adalah penting permohonan, tidak hanya
sekedar permintaan. Ini harus mengekspresikan kebutuhan yang sangat besar:
“Saya ingin kamu menolong saya!”. Ketika latihan ini dilakukan dengan serius,
biasanya akan disertai dengan tetesan air mata yang keluar dari mereka yang
memainkan peran tersebut. Ini juga akan menunjukkan perasaan kekuatan dan
beharganya figur orang tua, dari pengalaman bagaimana dia berusaha
meraih-raih. Pada bagian akhir dari latihan ini, si bayi akan meraih tangan orang
tuanya dan dia akan segera diangka. Bayi yangsudah diangkatdari lantai, dia akan
dapat beristirahat pada lengan orang tuanya, dan beristirahat pada tubuh orang
tuanya. Jika hal itu terjadi, pengalaman-pengalaman bayi tersebut, lebih dari
sekedar latihan tapi dia akan merasakan kelemahannya, kerawanan dan
kebutuhan. Disini, orang tua akan merasakan perasaan kekuatan, kapasitas dan
kemampuan untuk melindungi.
Pemfokusan Gendlin
Gendlin (1978) menyebut proses ini pemfokusan pada pengalaman.
Hipotesis yang diajukan adalah bahwa kata-kata berasal dari perasaan dan
perasaan itu membawa kita untuk merasakan kesegaran perasaan pada tubuh
mereka. Berikut ini adalah ilustrasi-ilustrasi perubahan verbal yang memfokuskan
pada pengalaman perasaan yang diraih:
Ki : Saya tidak peduli dengan kedekatan seseorang. Itu membuat saya
tidak
nyaman
Ko : Apa “itu”?
Ki : Saya takut jika nanti saya terIalu dekat dengan semua
orang(perasaan)
Ko : Bagaimana maksudmu?
Ki : Saya merasa takut dengan kedekatan! (Perasaan yang mendalam)
Ko : Apa yang membuat itu terjadi?
Mirna Ari Mulyani, Interprestasi dan Strategi .....
64
Ki
:
Saya selalu kesakitan setiap waktu (masalah keseluruhan). Tubuh
saya menjadi tegang dan dingin setiap saya melakukan hubungan
intim (Respon tubuh).
K.
Pendekatan-pendekatan Kognitif
Fokus interpretasi untuk terapi kognitif adalah berdasarkan penyesuaian
pemikiran yang mengarah pada konstruksi perubahan perilaku. Terapi kognitif
dapat dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu: restrukturisasi kognitif, pemecahan
masalah dan keterampilan memecahkan masalah-masalah.
Wilayah interpretasi yang potensial tidak meliputi seluruh kemungkinan
ekspresi verbal, khayalan dan perilaku tetapi terbatas pada sedikit asumsi-asumsi
kunci dan sistem kepercayaan. Sebagai tambahan, interpretasi yang berdasarkan
pendekatan pembelajaran kognitif agak sulit dilakukan (sebagai contoh,
menunjukkan pada seorang klien bagaimana mereka menjadi terlalu tergantung).
Konselor kognitif mencoba untuk menggali mekanisme-mekanisme kognitif yang
tersembunyi yang membuat masalah perilaku itu berlangsung terus.
Proses interpretasi biasanya dalam bentuk kolaborasi atau kerja sama,
yaitu usaha ilmiah antara konselor dan klien. Agar klien menyadari bagaimana
perbedaan fakta dari hipotesis dan bagaimana menggunakan data pengamatan
untuk memperjelas atau hipotesis kepribadian yang mendiskreditkan tentang
masalah perilaku mereka.
Pendekatan Rational -Emotif Ellis
Psikoterapi
rational-emotif
"didasarkan
asumsi
bahwa
manusia-manusianormal menjadi terganggu secara emosi melalui pemikiran yang
tidakrasional dan tidak logis, filosofis, atau sikap" (1949: hal 3). Ahli
terapimenganalisa
perasaan-perasaan
klien
seperti
kesakitan,
kemarahan,ketakutan dan rasa bersalah,serta hal-halyang ditunjukkan.Padaklien,
bahwa emosi-emosi tersebut semakin meningkat bukan dariperistiwa-peristiwa
masa lalu atau situasi-situasi eksternalmelainkan dari ketakutan-ketakutan yang
tidak rasional dan tidak logis mengenaikejadian-kejadian atau situasi-situasi"
(1949,
hal
3).llustrasi
mengenai
masalah
yang
mempengaruhi
kemungkinan-kemungkinan nilai dan persepsi-persepsi klien pada dunianya dalam
mencari konstruksi makna yang lebih efektif pada lingkaran kehidupannya.
 Ide menyangkut suatu keadaan yang memaksa orang dewasa untuk mencintai
atau dipuji oleh setiap orang pada semua yang dia lakukan dari pada
konsentrasi penghargaan pada dirinya sendiri, mendapatkan pujian untuk
tujuan-tujuan yang penting (seperti kenaikan jabatan) dan mencintai daripada
dicintai.
Wardah: Vol. 17 No. 1/Januari-Juni 2016
65

Ide menyangkut perbuatan yang pasti salah, jahat atau keji yang ditunjukkan
oleh seseorang maka harus dihukum, daripada ide bahwa perbuatan yang
tidak sesuai tempatnya atau anti sosial, dan orang yang menunjukkan
perbuatan seperti itu adalah orang yang bodoh, semaunya sendiri atau
terganggu secara emosional.
Psikoterapi Kognitif
Metode ini bukan memfokuskan pada isi kognisi, Beck (1976)
menekankan pada bentuk atau gaya dari pemikiran klien. Sebagai contohnya
adalah dikotomi (kejadian-kejadian yang dikonstruksi secara sederhana dengan
istilah hitam dan putih); over generalisasi (seseorang mungkin menyimpulkan
bahwa dia akan mengalami penolakan karena suatu kesalahan tertentu); dan
seleksi abstraksi (seseorang mungkin biasanya mencoba gaya-gaya kehidupannya
yang negatif, memahami dan kemudian menghitung sisi positifnya).
Pelatihan Instruksi Diri
Metode ini bukan melihat kognisi-kognisi sebagai penyebab gangguang
emosional, Meichenbaum (1974, 1977) dalam prosedur-prosedur pelatihan
instruksi diri, melibat kognisi sebagai seperangkat respon yang didasarkan pada
stimulus-stimulus. Pekerjaan interpretasi yang dilakukan konselor untuk
memahami peran dari kognisi-kognisi klien dalam hal perilaku yang maladaptif.
Klien juga membutuhkan pertolongan untuk mengembangkan keberfungsian
kognisi-kognisi yang kemudian mengarahkan pada keberfungsian respon-respon
sebagai substitusi-substitusi dari respon-respon yang kurang dia tunjukkan dalam
rantai tersebut.
Luria (1961) mengungkapkan bahwa perkembangan seorang anak dalam
mengontrol diri, dimulai pertama kali dari instruksi verbal dari orang lain, kemudian
dari regulasi tindakan pribadi melalui dialog dengan dirinya sendiri dan akhirnya
melalui pembelajaran berbicara dengan dirinya sendiri maka kontrol diri akan ada
secara otomatis.
Terapi Pemecahan Masalah dan Keterampilan Menghadapi Masalah
Kedua pendekatan ini melihat masalah perilaku dalam istilah tidak adanya
keterampilan-keterampilan kognitif adaptif, dibanding dengan sebagaimana dalam
kasus restrukturisasi kognitif, dalam istilah-istilah adanya kognisi-kognisi
maladaptif. Mereka membedakan, kalau dalam terapi pemecahan masalah lebih
pada kurangnya proses kognitif atau keterampilan ketika seseorang bebas dari
stress, sedangkan terapi keterampilan dalam menghadapi masalah manganalisa
kekurangan yang terjadi dalam situasi permasalahan yang aktual atau nyata.
Meichenbaum (1975) mengemukakan bahwa pelatihan penjauhan stres,
mempelajari keterampilan-keterampilan dalam menghadapi masalah, khususnya
Mirna Ari Mulyani, Interprestasi dan Strategi .....
66
keterampilan dalam mengidentifikasi pernyataan-pernyataan pengambaran diri
yang nonadaptif yang mendesak dalam situasi-situasi yang penuh stres.
Interpretasi Membangun Kepribadian
Kelly (1955) mempertimbangkan materi interpretasi untuk konstruksi
kepribadian yang dia defenisikan sebagai suatu konsep pengantisipasian atau ide
yang prediktif dimana individu menggunakan pengalaman pengalaman hidupnya.
Oleh karena itu, Kelly melihat interpretasi sebagai suatu proses dimana
peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dibandingkan dan kontras dengan konstruksi
yang ada pada diri seseorang.
L.
Pandangan Gestalt tentang Interpretasi
Terapi Gestalt, khususnya sebagai interpretasi dikemukakan oleh Perls
(1969) yang lebih menitikberatkan pada upaya menghasilkan kesadaran mengenai
pemfokusan pada saat sekarang dan ditempat itu juga. Perls bertanya dengan
menggunakan pertanyaan “apa” Sepertia apa yang kamu lakukan sekarang?
Metode ini menggambarkan perhatian terhadap prilaku sekarang dan menghindari
jarak intelektual yang kadang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan
“mengapa” atau “penyebab”. Dia menggambarkan perhatian ketidaksesuaian
perilaku, seperti :” kamu mengatakan bahwa kamu takut, tetapi kamu tersenyum.
Orang yang takut. Orang yang takut tidak akan tersenyum”. Klien didorong untuk
melakukan interpretasi mengenai prilakunya sendiri, atau ketidakcocokan dalam
prilaku yang ditampilkan.
Teori Gestalt menegaskan bahwa pembelajaran melalui interpretasi berarti
belajar menemukan. Orang akan menemukan pengalaman baru. Dia dapat
menjadi sadar dan tertekan pada lingkungan yang mendukungnya melalui
berbagai manipulasi melakukan hal yang bodoh, menggunakan pujian, atau
menjadi tak berdaya. Sesorang mengarahkan untukmenggunakan sumber yang
ada pada dirinya sendiri untuk menyatakan tanggungjawabnya pada perilakunya
sendiri.
Metode Neoanalitik Menninger
Interpretasi merupakan metode yang sangat penting dalam terapi
psikoanalisa. Karl Menninger (1958) menunjukkan suatu skema untuk
mengidentifikasi bentuk-bentuk yang bervariasi dari interpretasi dalam konteks
satuan waktu dan konstruksi teori dari analisa.
Persiapan untuk interpretasi
Telah mengidentifikasi beberapa hubungan, atau unsur-unsur umum yang
pasti, dalam suatu pertimbangan terhadap jumlah peristiwa-peristiwa
Wardah: Vol. 17 No. 1/Januari-Juni 2016
67
dalam kehidupan klien,… langkah berikutnya adalah
persiapan untuk interpretasi yang nyata (1958 hal 136).
melanjutkan
Isi interpretasi
Cepat atau lambat, ahli terapi akan pada posisi yang membuat dia harus
mengatakan seperti ini : “Hari ini, kemudian-(Trik in, pengalaman ini,
pertahanan ini, kekalahan ini)-terjadi padamu berulang-ulang; itu
kelihatannya sering terjadi, khususnya pada dirimu. Kamu sepertinya
harus melakukan sesuatu jika peristiwa itu terjadi. Mungkin ketika
peristiwa itu tidak terjadi, berkemungkinan kamu juga melakukannya.
Kamu telah melakukan itu sebelumnya. Mungkin kamu mempunyai
beberapa tujuan terselubung disamping itu,.tujuan dimana sesuatu kadang
valid tetapi kemudian tidak lagi valid. Hal ini dapat dilihat sebagai apa yang
telah ditakdirkan untukmu, tetapi mari kita lihat apa yang akan kamu
lakukan dengan takdirmu?”
Interpretasi terhadap penolakan
Daripada menggosok-gosok hidung, jadi untuk berbicara seseorang mulai
melakukan interpretasi terhadap penolakan. Seseorang berkata dalam
substansinya. “Kamu tidak ingin melihat ini untuk beberapa alasan yang
pasti”.Pertama, seseorang menunjukkan adanya penolakan, dan
seseorang menunjukkan bagaimana manifestasi itu terhadap dirinya,
kemudian orang tersebut menunjukkan tujuan nyata (dan, tentu saja, jika,
kemudian kerjasama pasien dapat diperoleh dalam pencarian itu).
Umumnya, tentu saja tujuannya adalah untuk menghindari dalam melihat
kebenaran yang telah menyenangkan.
Interpretasi Transferens
Ini (interpretasi nyata) mungkin selanjutnya tidak jelas dikarenakan
berbagai sikap dan tujuan yang berubah ; pasien mungkin ingin menyuap,
menentang atau merayu si analis (1958, hal 137)
“Bekerja terus” atau pengulangan interpretasi
…Penolakan akan selalu ditutupi dengan pengulangan pola-pola lama
yang sama dan tidak bisa dilupakan, jadi semua yang dia menangkan dari
perlawanan terhadap rasa sakit itu terlihat ingin…..kita harus memulai
(terus dan terus) lagi dari awal (1958, hal 138)
Perlunya untuk bekerja terus untuk para analis mengurangi interpretasiinterpretasi sampai mereka mendapat suatu refleksi dari perluasan
neurosis pada banyak aspek yang berbeda atau kejadian-kejadian dalam
Mirna Ari Mulyani, Interprestasi dan Strategi .....
68
kehidupan pasien. Struktur defensifnya telah mengisolasi kejadian tersebut
dari kejadian lainnya, jadi dia tidak akan sadar pada tendensi umum untuk
lari melalui mereka. Dalam bahasa, para ahli teori pembelajaran,
“perpindahan” atau “perluasan efek” yang muncul dari satu situasi dengan
situasi lainnya akan membatasi atau membendung. Dalam kata-kata Freud
“seseorang harus mengijinkan pasien untuk dapat mengetahui
penolakannya…”. Oleh sebab itu sangat penting untuk mengurangi
interpretasi sebagaimana pengulangan pasien perilaku neuroticnya dalam
konteks yang berbeda. (1958, hal 138).
M.
Pendekatan Hiperbola Grossman
Suatu bentuk pendekatan reorientasi nilai pada interpretasi adalah
sebagaimana digambarkan oleh Grossman (1964) sebagai terapi hiperbola. Ini
adalah usaha mengadopsi bentuk pembesaran dari pertahanan, dorongan dan
kesadaran klien. Terapi model ini berasal dari suatu dukungan rasional yang
diarahkan pada pemb elaan iblis, yaitu dengan menggunakan humor, sindiran
tajam dan kejam yang tepat. Tujaun rasionalnya adalah membuat klien shock dan
tertekan, sehingga mereka dapat melihat diri mereka sendri dalam kaca mata yang
lebih bersih. Konselor dalam melakukan ini mirip dengan klien dan kemudian
menjadi dirinya sendiri.
Tambahan-tambahan Interpretasi Khusus
 Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis telah menjadi suatu metode tambahan yang dapat diterima
untuk konseling individu. Pearson dkk (1965) telah mereview keuntungan,
kerugian penggunaan dokumen yang bervariasi seperti diary, surat-surat,
tulisan kreatif dan buku catatan tentang fantasi dan mimpi- mimpi. Ketika para
konselor sangat skeptis tentang nilai dari masing-masing materi gunakan untuk
menghindari kontak interpersonal, banyak dari mereka lainnya yang
berpengalaman dalam komunikasi tertulis sebagai suatu tambahan untuk
konseling dan sangat antusias untuk dujadikanmetode (1975). Metode jurnal
Progoff (1975), sebagai contohnya telah menyaring untuk dielaborasikan
dalam suatu skema untuk pencatatan dan interpretasi data personal.
 Fantasi dan Metafora
Gaya lain dalam cara memperkenalkan suatu interpretasi adalah dengan
menaruh kedalam bentuk suatu fantasi (mimpi siang), seringkali menggunakan
bahasa lukisan seperti metafora. Adapun contohnya adalah “ saya mempunyai
sebuah fantasi tentang apa yang barus aja kamu katakana. Saya menggambar
kamu berjalan menuruni gang kecil dalam hutan, menuju persimpangan gang
kecil itu, dan bingung untuk memilih jalan kemana yang mana. Kamu tidak
Wardah: Vol. 17 No. 1/Januari-Juni 2016
69
berpikir untuk melempar koin dan lari dengan senangnya menuruni gang kecil
itu berdasarkan koin yang kamu pilih. Apakah ini benar?” harapannya adalah
fantasi ini mendekatkan kesadaran klien dan cara pemicu baru dalam
menerima dirinya dan kembali melajutkan diskusi. Keterbatasan penggunaan
keterampilan dalam kerangka referensi seseorang, dan kemudian mendorong
klien untuk menghadapi (atau berfantasi) kadang kala hal itu sangat berguna
untuk memberikan reaksi seseorang dalam bentuk suatu metafora, seperti “
Selama ini saya memandang kamu sebagai Teddy Bear yang sangat besar,
gagah dan lembut yang dapat tinggal dalam posisi apapun”. Gordon (1978)
telah mengembangkan penggunaan metfora ini dalam menciptakan
kepercayaan yang utama dalam konseling. Metafora ini diambil dalam bentuk
perumpamaan, dongeng, mitos atau kata-kata imiginasi pendik untuk
memberikan klien cermin, dimana mereka dapat memproyeksikan pada
lingkaran kehidupan mereka dan menentukan pilihan-pilihan atas konflikkonflik. Metafora kemudian mengemukakan suatu solusi yang memungkinkan.
N.
Kesimpulan
Pada topik ini membahas tentang pendekatan ragam interpretasi dan
ilustrasi mengenai kesadaran tumbuh yang sudah diseleksi. Interpretasi adalah
teknik dan prinsip yang digunakan oleh konselor selama fase penyadaran dalam
proses konseling. Tujuan umum dari teknik interpretasi adalah untuk meningkatkan
pemahaman dan interpretasi diri klien dalam rangka menuju kematangan diri
dalam tindakan.
Konseling individu juga sebagai dasar untuk memahami individu
memberikan kontribusi bagi individu untuk lebih memahami dirinya sendiri
(kelemahan dan kelebihan dirinya, potensi, bakat, minat, tingkat emosional)
beserta lingkungannya. Dengan individu memahami dirinya sendiri, maka individu
tersebut diharapkan mampu mengembangkan segala apa yang ada pada dirinya
termasuk potensinya secara optimal. Selain itu, melalui konseling individual,
seorang individu akan mampu untuk mengambil keputusan secara mandiri akan
masalah yang tengah dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, D. K., et al. Learning Theory, Personality Theori, and Clinical Research: The
Kentucky Symposium, New York: Wiley, 1954.
Brammer, Lawrence M, Therapeutic Psychology, Prentice Hall, Inc, Englewood
Cliffs, New Jersey, 1982.
Mirna Ari Mulyani, Interprestasi dan Strategi .....
70
Wardah: Vol. 17 No. 1/Januari-Juni 2016
Download