LAPORAN PENELITIAN STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR STRUCTURE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEACHER-CENTER DAN STUDENT-CENTER MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FKIP UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN TAHUN AKADEMIK 2012/2013 OLEH: Dra. Hj. SRI HARYANTI, M.Hum. KUSTINAH, S.Pd., M.Hum. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN 2013 i PENGESAHAN Laporan Penelitian ini telah disahkan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Widya Dharma Klaten, pada: Hari : Jumat Tanggal : 5 April 2013 Lembaga Penelitian dan Pengembangan Unwidha Klaten Ketua, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan, Drs. H. Gunawan Budi S., M.Hum. NIP. 19630705 198703 1 003 Drs. H. Udiyono, M.Pd. NIP. 19541124 198212 1 001 ii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh S.W.T., atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan penelitian ini bisa tersusun. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang telah penulis peroleh dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Drs. Sumargana, M.Si., Rektor Universitas Widya Dharma Klaten yang telah Memberikan fasilitas dalam penelitian. 2. Drs. H. Gunawan Budi Santoso, M.Hum., Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian. 3. Drs. H. Udiyono, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unwidha Klaten yang telah memberi dorongan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 4. Para mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Widya Dharma Klaten yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. 5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya bisa berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna kesempurnaan penulisan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Klaten, April 2013 Penulis iii DAFTAR ISI halaman Halaman Judul i Pengesahan ii Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Abstrak vi BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Penelitian 1 B. Alasan Pemilihan Judul 2 C. Pembatasan Masalah 3 D. Masalah Penelitian 4 E. Tujuan Penelitian 4 F. Kegunaan Penelitian 4 BAB II. KAJIAN TEORI 6 A. Model Pembelajaran 6 B. Pendekatan Teacher-Centered 11 C. Pendekatan Student-centered 13 D. Structure 16 E. Hipotesis Penelitian 26 BAB III. METODE PENELITIAN 28 A. Pengertian Metode Penelitian 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian 29 C. Populasi, Sampel, dan Sampling 29 D. Variabel Penelitian 29 E. Metode Pengumpulan Data 30 iv F. Metode Analisis Data 31 BAB IV. HASIL PENELITIAN 32 BAB V. KESIMPULAN 49 A. Kesimpulan 49 B. Saran 49 DAFTAR PUSTAKA 50 LAMPIRAN v ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan: “Apakah ada perbedaan prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teachercentered dan student-centered?” dan “Pendekatan yang mana yang menghasilkan prestasi belajar structure lebih baik?”.Untuk menjawab pertanyaan tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:Ada perbedaan prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-centered dan student-centered dan Prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan student-centered lebih baik daripada yang diajar melalui pendekatan teacher-centered. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, universitas Widya Dharma Klaten Tahun Akademik 2012/2013. Jumlah mahasiswa adalah 95 yang terbagi ke dalam tiga kelas paralel, A, B dan C.Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester III kelas B dengan pertimbangan bahwa kondisi kelas ini bervariasi. Sebagian tergolong sangat pandai, pandai, cukup, dan sebagian kurang, sehingga semua kriteria dapat ditemukan di kelas ini. Adapun teknikyang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakanmetode tesuntuk mengumpulkan data.Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik. Prestasi belajar structure mahasiswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dibandingkan dengan menggunakan t-test. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa H1 dan H2 diterima dan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil perhitungan nilai post-tes dua kelompok dengan rumus t-test adalah 8,215. Setelah dikonsultasikan dengan tabel t dengan taraf signifikansi 5% = 2,145 dan 1% = 3,977 dengan d.b 14 dari (8 – 1 + 8 – 1), hasil tersebut lebih besar sehingga ada perbedaan dalam prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-centered dan studentcentered. 2. Prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan studentcentered lebih baik daripada yang diajar melalui pendekatan teachercentered. Nilai rata-rata mahasiswa yang diajar melalui pendekatan studentcentered (69) lebih besar dari nilai rata-rata mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-centered (58,87). Kata-kata Kunci: Pendekatan student-centered, Pendekatan teacher-centered, Prestasi Belajar Structure. vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap mahasiswa pada dasarnya memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan. Oleh karena itu seorang dosen diharapkan dapat menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Salah satucara yang dapat ditempuh adalah mengelola pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat dan mengekspresikan segala potensi yang dimilikinya. Namun demikian, berdasarkan pengalaman mengajar beberapa tahun khususnya dalam mata kuliah structure, peneliti mengetahui bahwa sebagian besar mahasiswa berhasil menguasai materi perkuliahan melalui teachercentered learning. Mereka mengatakan jika cara seperti itu lebih baik dan menyebabkan pemahaman yang lebih mendalam. Sebagian kecil mahasiswa mengatakan bahwa ketika mereka diberi tugas dan tanggung jawab untuk mempersiapkan materi sebelum pembelajaran menjadikan mereka lebih kreatif dan mau membaca beberapa referensi yang dianjurkan dalam perkuliahan. Dalam mengungkapkan ide, pikiran, atau perasaan, kita dapat menggunakan bermacam-macam kalimat, seperti kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat biasa, kalimat pengandaian, dan sebagainya. Yang perlu kita ingat bahwa kalimat dalam bahasa Inggris biasanya terdiri dari subjek dan predikat. Subjek kalimat dapat berbentuk kata, frasa maupun klausa. Subjek yang terdiri atas kata mungkin tidak begitu sulit untuk diterapkan atau diidentifikasi. Akan tetapi untuk subjek yang berbentuk frasa akan nampak sulit, terutama yang diterapkan dalam kalimat tanta. Apabila kita akan menanyakan sesuatu kepada orang lain, kita akan berpikir jenis kalimat Tanya yang mana yang akan digunakan karena dalam bahasa Inggris terdapat tiga jenis kalimat apakah bentuk ‘yes/no’atau dengan kata tanya seperti ‘who, what, which, when, where, dan sebagainya’. Yang jelas mungkin kita akan menanyakan sesuatu kepada orang lain. Hal ini tentu saja berdasarkan pada sebuah pengalaman bahwa dalam bahasa Indonesia kata kerja tidak akan berubah. Begitu pula predikat dalam kalimat tidak dibentuk dari verba 1 auxiliary seperti dalam bahasa Inggris yang bisa berbentuk ‘do, does, did, to be (is, am, are, was, were) atau ‘modal auxiliary’ yang beraneka macam dan kegunaan. Perbedaan inilah yang sering menjadi kendala dalam membuat kalimat pertanyaan dalam bahasa Inggris. Bahasa terdiri dari beberapa elemen, diantaranya kosa kata, cara pengucapan, tatabahasa. Elemen yang penting untuk merangkai kata-kata menjadi suatu frasa atau kalimat adalah tatabahasa yang kemudian sering digunakan istilah yang lebih khusus yaitu structure.Dengan demikian untuk membuat kalimat bahasa Inggris yang benar, mahasiswa harus menguasai structure.Dalam belajar structure mahasiswa sering mengalami kesulitan yang pada akhirnya menghasilkan prestasi yang tidak memuaskan. Menyadari kondisi tersebut peneliti berusaha mengatasi kesulitan mahasiswa dengan mengadakan suatu penelitian khususnya dalam bidang structure. Penguasaan structure merupakan pusat penguasaan keahlian berbahasa yang terdiri dari berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis. Tanpa menguasai structure mahasiswa akan mengalami kesulitan untuk mengekpresikan isi pikirannya baik secara lisan maupun tertulis karena dia tidak tahu bagaimana menentukan subjek dan predikat suatu kalimat meskipun penguasaan kosakatanya sangat banyak. Begitu pula dalam membaca dia tidak akan dapat mengetahui isi suatu bacaan karena dia tidak dapat menafsirkan bahwa susunan kata-kata tersebut berupa pernyataan, perintah atau pertanyaan. Dia juga tidak akan mengetahui apakah kalimat itu misalnya aktif atau pasif karena tidak mengetahui pola dan bentuk kata kerja dua kalimat tersebut. B. Alasan Pemilihan Judul Dalam penelitian ini penulis mempunyai alasan sebagai pendorong untuk memilih judul tersebut di atas. Alasan dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Sebagai pemerhati struktur bahasa Inggris, peneliti berpendapat bahwa struktur bahasa Inggris memang lebih rumit dibandingkan dengan struktur bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris kata kerja dapat berubah sesuai 2 dengan waktu kegiatan dilakukan. Untuk membentuk kalimat tanya dalam bahasa Inggris diperlukan pola sesuai dengan jenis pertanyaan yang setiap jenisnya memerlukan kata kerja bantu seperti: do, does, did, can, will, must, dan sebagainya. Kata tanya what dan who dapat digunakan untuk memulai suatu kalimat seru. Kalimat tanya yang dilekatkan pada kalimat lain harus dirubah menjadi kalimat pernyataan. 2. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti ternyata pembelajaran dengan pendekatan teacher-centered prestasi belajar mahasiswa lebih baik dibanding dengan student-centered. Akan tetapi hal ini tentu saja sudah tidak mengikuti perkembangan dan tidak mendukung sistem pembelajaran yang akhir-akhir ini selalu dihimbau untuk diterapkan, yaitu pendekatan student-centered. 3. Dengan menggunakan pendekatan student-centered dapat mengembangkan kreativitas dan daya inovasi mahasiswa, karena di era internet ini banyak materi perkuliahan dapat diakses dengan mudah, seperti blog, power point, dan you tube. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari agar suatu penelitian tidak menyimpang dan hasilnya dapat lebih baik, maka peneliti membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Prestasi belajar yang dijadikan penyelidikan adalah prestasi belajar mata kuliah structure. 2. Materi structure dalam penelitian terbatas pada materi structure III yang difokuskan pada materi kalimat tanya yang dibagi kedalam: 1) yes-no question, 2) wh-word question, 3) tag question dan 4) alternative question; 5) embedded question/kalimat tanya yang dilekatkan pada kalimat lain. 3 3. Subyek penelitian terbatas pada mahasiswa semester III program studi pendidikan bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Widya Dharma Klaten tahun akademik 2012/2013. D. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-centered dan student-centered? 2. Pendekatan yang mana yang menghasilkan prestasi belajar structure lebih baik? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Ada tidaknya perbedaan prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-centered dan student-centered. 2. Seberapa besar tingkat perbedaan prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-centered dan student-centered. F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi pemerhati struktur dalam bahasa Inggris yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang macam-macam kalimat tanya dalam bahasa Inggris. 2. Bagi para pembaca dalam memahami berbagai macam kalimat tanya dalam bahasa Inggris. Apabila kalimat tanya berbentuk wh-word memerlukan auxiliary verb yang diletakkan langsung sesudah kata tanya dan memerlukan subjek kalimat, akan tetapi tidak memerlukan auxiliary verb apabila yang ditanyakan sebagai subjek kalimat. 4 3. Bagi dunia pendidikan sebagai sumbangan khasanah pengayaan hasil penelitian. 4. Bagi mahasiswa sebagai motivasi untuk belajar mandiri. 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi pembelajaran, metode pembelajaran, atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, pendekatan, metode, atau prosedur. Model pembelajaran adalah pola interaksi antara mahasiswa, dosen, dan materi pembelajaran yang mencakup strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Dari segi struktur pembelajaran, model pembelajaran menduduki posisi paling puncak. Secara skematis, dapat digambarkan sebagai berikut: Suherman dkk. (2003) menguraikan bahwa strategi pembelajaran adalah siasat atau kiat yang direncanakan oleh Dosen terkait dengan segenap persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuan 6 pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Sedangkan pendekatan adalah cara yang ditempuh oleh Dosen dalam pelaksanaan pembelajaran agar ide aktif yang disajikan dapat diadaptasi untuk kemudian dipahami oleh mahasiswa. Ada dua jenis pendekatan dalam pembelajaran aktif, yaitu: pendekatan bersifat metodologis dan pendekatan material. Pendekatan metodologis menyangkut cara mahasiswa mengadaptasi ide aktif yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara yang ditempuh oleh Dosen dalam menyajikan bahan pembelajaran tersebut. Contoh pendekatan metodologis antara lain adalah pendekatan intuitif, analitik, sintetik, spiral, induktif, deduktif, tematik, realistik, dan heuristik. Sementara itu, pendekatan material yaitu menyajikan konsep aktif melalui konsep aktif lain yang telah dimiliki mahasiswa. Contohnya, menyajikan konsep penjumlahan dengan menggunakan pendekatan garis bilangan atau himpunan. Lebih lanjut, menurut Suherman dkk. (2003), metode adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum, misalnya seorang Dosen menyampaikan materi dengan menggunakan ceramah dan diselingi dengan tanya jawab. Metode ini memuat prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu para mahasiswa untuk mencapai tujuan atau untuk membantu mereka menginternalisasikan isi atau pesan. Seorang Dosen aktif mampu menggunakan metode ceramah dengan baik dan benar karena ia menguasai tekniknya. Teknik pembelajaran adalah cara unik dan jitu yang dipakai oleh seseorang dalam menerapkan sebuah metode. Misalnya, dengan menggunakan metode tanya jawab, seorang Dosen menerapkan teknik-teknik bertanya tertentu, bergantung dari tujuan bertanya dan jawaban yang diinginkan. Pertanyaan memiliki beragam bentuk, misalnya, pertanyaan diagnostik, pertanyaan menggali (probing), dan lain-lain. Model pembelajaran mempunyai sejumlah ciri khas yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu, yaitu: rasional teoretik yang logis dan kuat yang disusun oleh pengembangnya; sintaks yang berupa tingkah laku atau pola atau langkah pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan sukses; sistem sosial yang berupa kaidah atau tata aturan 7 yang dirancang dan disepakati untuk dijalankan dalam proses pembelajaran, prinsip reaksi yang menata bagaimana interaksi antar semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran seharusnya berlangsung; sistem pendukung berupa perangkat pembelajaran dan perlengkapan lainnya baik untuk Dosen maupun untuk mahasiswa dan untuk proses pembelajaran yang akan dilaksanakan; dan dampak instruksional berupa tujuan pembelajaran yang akan dicapai baik secara langsung maupun berupa dampak pengiring (nurturant effects). Terdapat ahli pengembangan model pembelajaran yang tidak memasukkan rasional teoretik sebagai komponen dari sebuah model pembelajaran. Alasannya adalah bahwa setiap model yang dikembangkan pastinya mengacu atau berlandaskan pada beragam teori. 2. Perubahan Pendekatan dalam Pembelajaran Pembelajaran berpusat pada dosen/guru Pembelajaran berpusat pada mahasiswa Teacher-centered learning student-centered learning Perubahan paradigm dalam pembelajaran a.Pengetahuan Pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sudah jadi, yang Pengetahuan adalah hasil konstruksi (bentukan) atau hasil transformasi tinggal dipindahkan (ditransfer) seseorang yang belajar dari dosen ke mahasiswa b. Belajar Belajar adalah menerima pengetahuan (Pasif – Reseptif) Belajar adalah mencari dan engkon struksi (membentuk) pengetahuan aktif danspesifikcaranya c.Mengajar Membelajarkan 8 Menyampaikanpengetahuan Berpartisipasidenganmahasiswadalam (bisaklasikal) membentukpengetahuan Menjalankansebuah Instruksi yang telahdirancang membantumahasiswauntukdapat Menjalankanberbagaistrategi yang belajar (SuplemenMateriPekerti-AA UNS, 2011:101) Beberapaperubahanteacher-centered learningkestudent-centered learning Traditional Teaching New Learning (Teacher-Centered Learning) (Student-Centered Learning) 1 Transfer pengetahuandaridosenke Mahasiswaaktifmengembangkanpengetahua n&ketrampilan yang dipelajari. mahasiswa. 2 Mahasiswamenerimapengetahu an Mahasiswasecaraaktifterlibatdalammengelol apengetahuan. secarapasif. 3 Lebihmenekankanpadapenguas aan materi. Tidakberfokushanyapadapenguasaanmateri, tetapijugamengembangkansikapbelajar (lifelong learning). 4 Single media. Multimedia. 5 Fungsidosenpemberiinformasiu Fungsidosensebagai motivator, fasilitator& tama evaluator. & evaluator). 6 Proses pembelajaran&penilaiandilaku Proses pembelajaran&penilaiandilakukanberkesina 9 kanterpisah. 7 Menekankanpadajawaban yang benarsaja. mbungan&terintegrasi. Penekananpada proses pengembanganpengetahuan, kesalahandapatdigunakansebagaisumberbela jar. 8 Sesuaidenganpengembanganil mudalamsatudisiplinsaja. 9 Iklimbelajar individual dankompetitif. Sesuaidenganpengembanganilmudenganpen dekataninterdisipliner. Iklim yang dikembangkanbersifatkolaboratif, suportif&kooperatif. 1 Hanyamahasiswa yang Mahasiswa&dosenbelajarbersamadalammen 0 dianggapmelakukan proses gembangkanpengetahuan&ketrampilan pembelajaran 1 Perkuliahanmerupakanbagiante Pembelajarandenganberbagai model 1 rbesardalam proses pembelajaran SCL pembelajaran. 1 Penekananpadatuntasnyamateri Penekananpadapencapaiankompetensiolehm 2 pembelajaran. ahasiswa. 1 Penekananpadabagaimanacara Penekananpadabagaimanacaramahasiswabel 3 dosenmelakukanpengajaran. ajar. 1 Cenderungpenekananpadapeng Penekananpadapenguasaanhard-skill &soft- 4 uasaanhard-skillmahasiswa. skill mahasiswa. (SuplemenMateriPekerti-AA UNS, 2011:108) Perbandingan dua kelas yang berbeda Berikut ini struktur dua tipe kelas yang berbeda: 10 Learner-centered Curriculum-centered 1 Child-centered Teacher-centered 2 Constructivist-driven Standards-driven 3 Progressive Traditional 4 Information-age model Factory model 5 Criterion-based Norm (bell curve) based 6 Depth Breadth 7 Thematic integration Single subjects 8 Process and product-oriented Product-oriented 9 Block scheduling Short time periods 10 Collaboration Isolated teaching and learning 11 Experiential knowledge Rote knowledge (Huba and Freed, 2000) B. Pendekatan Teacher-Centered Setiap orang telah dan sedang belajar dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi melalui pembelajaran yang berpusat pada guru. Target yang diharapkan yaitu tercapainya penguasaan sejumlah materi belajar. Pengetahuan diukur dengan memanggil kembali materi-materi tersebut. Tidak aneh lagi bahwa seorang guru atau dosen membagi aktivitas kedalam penyajian bab-bab atau bagian-bagian dari sebuah buku teks yang digunakan. Peserta didik diharapkan mendengarkan guru atau dosen dengan hati-hati dan mencatat di ruang kelas, dan 11 selanjutnya memberikan ujian-ujian pilihan ganda atau ujian esei yang jarang berisi pertanyaan pemecahan masalah (Huba and Freed, 2000). Menurut Paul (2003:137-138) peran guru bahasa Inggris di sebagian besar kelas di Asia telah dan masih berkembang lebih cepat daripada yang sering tampak. Hal ini disebabkan karena perubahan-perubahan dalam kebijakan pemerintah atau sekolah, pelatihan yang ditingkatkan, keinginan orang tua supaya anaknya belajar berkomunikasi dalam bahasa Inggris, dan kadang-kadang sebagai tanggapan langsung terhadap perkembangan dalam teori dan praktik pendidikan. Berikut ini dua peran guru: 1. Pengawas Guru yang menggunakan pendekatan teacher-centered biasanya mempertimbangkan bahwa anak-anak tidak akan berhasil dalam belajar jika guru tidak mengawasi terhadap apa yang mereka pelajari dan perilakunya. Anak-anak akan belajar karena guru memberi pengetahuan dan tidak akan belajar jika guru tidak memberinya. Kelebihan pendekatan ini diantaranya: 1) guru dapat merencanakan pelajaran dengan hati-hati, 2) guru dapat menggunakan waktu dengan efisien, 3) guru dapat mengajar dengan jelas dan logis, dan 4) anak-anak berperilaku baik dan tidak banyak menyontek. 2. Fasilitator Banyak guru melihat dirinya sendiri sebagai fasilitator. Fasilitator cenderung melihat anak-anak sebagai pebelajar alami yang akan berhasil selama guru menyediakan lingkungan belajar yang merangsang pada mereka. Sebuah pandangan ekstrim dari pendekatan ini yaitu menganggap hampir campur tangan guru mempunyai pengaruh negatif, meskipun sebagian besar fasilitator memandangnya bukan sebuah campur tangan karena sebagai sebuah ide untuk bekerja dan hanya mencoba mundur bilamana mungkin. 12 C. Pendekatan Student-Centered Pemerintah telah memperkenalkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan pendekatan Student-Centered Learning (SCL) dengan asumsi bahwa pendekatan ini akan meningkatkankualitas. Perubahan menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Peserta didiklah yang belajar, ini berarti bahwa mereka harus membentuk pengetahuan mereka sendiri dengan menghubungkan hal yang baru dengan yang telah mereka pelajari sebelumnya, dan jika mereka menginginkan belajar yang bermutu mereka harus memperoleh tingkat berpikir yang lebih tinggi (taksonomi kognitif dari Bloom). Guru atau dosen sebagai fasilitator yang menyediakan kondisi dan atmosfir belajar yang memungkinkan. Belajar harus menyenangkan, atau sekolah menyenangkan bukan hanya untuk murid Taman Kependidikan Anak. Pelajaran atau mata kuliah yang paling berat apabila dipersiapkan dengan baik dengan menggunakan SCL akan menyenangkan.Dengan mengacu pada harga diri peserta didik dan langkah belajar individu dengan melibatkan mereka dalam keseluruhan proses untuk menemukan pengetahuan baru membangkitkan keinginan peserta didik untuk mengawali pencarian lebih lanjut untuk mengetahui lebih banyak lagi. Keberhasilan individu menciptakan kepuasan dan kesenangan. Menyenangkan berarti bahwa berbagai variasi metode: diskusi, kerja kelompok bersama, pemecahan masalah, dan lain-lain yang melibatkan para peserta didik aktif dalam memperoleh dan menjaga apa yang mereka pelajari. Menyenangkan merupakan perpaduan antara bermain (permainan, gurauan) dan harapan besar (tanggung jawab). Dengan demikian, pesertadidik merasa bahwa belajar adalah kebutuhan mereka, dan ini tidak berarti semata-mata usaha untuk memperoleh nilai yang baik. Atmosfir berubah dari persaingan yang berdasar putus asa menuju kerjasama dan pada waktu yang bersamaan setiap peserta didik memperoleh keberhasilan mereka sendiri yang menyenangkan. 13 Akhirnya peserta didik atau mahasiswa merasabahwa belajar merupakan kebutuhan mereka dan bukan semata-mata usaha untuk memperoleh nilai yang baik. Atmosfir berubah dari persaingan berdasar pada kegagalan menuju kerjasama pada waktu yang bersamaan, setiap mahasiswa memperoleh keberhasilan mereka yang menyenangkan. Kelebihan pendekatan student-centered diantaranya: 1. Mahasiswa menikmati dirinya sendiri, 2. Mahasiswa belajar secara alami dan aktif, 3. Mahasiswa spontan, 4. Mata mahasiswa bersinar dengan cerah. (Paul, 2003:138) Terdapat tujuh praktik yang dikemukakan oleh Chickering dan Zelda: 1. Meningkatkan hubungan antara mahasiswa atau peserta didik dengan staf pengajar, 2. Mengembangkan timbal balik dan kerjasama diantara mahasiswa, 3. Meningkatkan belajar aktif, 4. Memberi umpan balik yang tepat, 5. Menekankan waktu untuk tugas, 6. Komunikasikan harapan besar, dan 7. Hormati bakat dan cara belajar yang berbeda-beda. Kelas yang berpusat pada pebelajar diwujudkan dalam beberapa teknik pengajaran seperti belajar berdasarkan masalah, belajar kooperatif, belajar langsung, studi kasus, belajar kolaboratif, dan sebagainya. Tugas dosen dalam pendekatan SCL: 1. Menfasilitasi: buku, modul ajar, hand-out, journal, hasil penelitian, dan waktu. 2. Memotivasi: a. Dengan memberi perhatian pada mahasiswa. 14 b. Memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan mahasiswa dan dengan situasi yang kontektual. c. Memberi semangat dan kepercayaan pada mahasiswa bahwa ia dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. d. Memberi kepuasan pada mahasiswa terhadap pembelajaran yang kita jalankan. 3. Memberi tutorial: Menunjukkan jalan/cara/metode yang dapat membantu mahasiswa menelusuri dan menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. 4. Memberi umpan balik: Memonitor dan mengkoreksi jalan pikiran/hasil kinerjanya agar mencapai sasaran yang optimum sesuai kemampuannya. (Suplemen Materi PekertiAA UNS, 2011:105) Terdapat beragam model pembelajaran dengan pendekatan SCL, diantaranya: Small group discussion, role-play & simulation, case study, discovery learning (DL), self-directed learning (SDL), cooperative learning (CL), collaborative learning (CbL), contextual instruction (CI), project based learning (PjBL), problem based learning and inquiry (PBL) (Suplemen Materi Pekerti-AA UNS, 2011:106). Pembelajaran KBK dengan pendekatan SCL: 1. Mengutamakan tercapainya kompetensi mahasiswa (kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif secara utuh). 2. Memberi pengalaman belajar mahasiswa (bukan hanya memberi soal ujian/tes, sedangkan proses belajarnya tidak bisa diketahui). 3. Jadi mahasiswa harus dapat menunjukkan hasil belajarnya/kinerjanya (mendengarkan kuliah dan mencatat, walupun penting, tapi bukan kinerja mahasiswa yang utama) 15 4. Pemberian tugas menjadi pokok dalam pembelajaran. 5. Mahasiswa mempresentasikan penyelesain tugasnya, dibahas bersama, dikoreksi, dan diperbaiki, merupakan proses yang penting dalam pembelajaran SCL. 6. Penilaian proses sama pentingnya dengan penilaian hasil (ujian tulis lebih banyak mengarah pada penilaian hasil belajar). (Suplemen Materi PekertiAA UNS, 2011:107) D. Structure 1. Kata Kerja Kata kerja dalam bahasa Inggris dibagi menjadi empat (4) bentuk, yaituinfinitive/V1 , present participle/-ing form, preterit/past tense/V2, past participle/V3. Dari keempat bentuk tersebut, present participle/V-ing digunakan dalam bermacam-macam kegunaan. Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk kata kerja. NO INFINITIVE PRETERIT PRESENT PARTICIPLE PAST PARTICIPLE 1. Study Studying Studied Studied 2. Work Working Worked Worked 3. Try Trying Tried Tried 4. Read Reading Read Read 5. Speak Speaking Spoke Spoken 6. Teach Teaching Taught Taught 7. Write Writing Wrote Written 16 Kata kerja adalah kata yang menyatakan aktivitas/kegiatan atau membantu untuk membuat pernyataan a.Macam-macam kata kerja 1) ACTION VERB Kata-kata sepertido, come, go, danwrite adalah kata kerja karena menyatakan kegiatan. Sebuah kata kerja mungkin menyatakan sebuah kegiatan yang tidak dapat dilihat; misalnyabelieve, know, fear, danthink. 2) VERB TO BE Bermacam-macam bentuk kata kerja to be: be was have been being were had been am shall be shall have been are will be will have been is has been Bagian-bagian kata kerja to bemempunyai dua kegunaan. Kata kerja ini mungkin digunakan sebagai kata kerja bantu didalam debuah frasa verba: was making, will be helped, are leaving, had been seen.Atau, jika berdiri sendiri, kata kerja to bedapat digunakan sebagai linking verb. 3) LINKING VERB Some verbs help to make a statement by serving as a link between two words. These verbs are called linking verbs; they do not express action. In addition to the verb to be, the following verbs are commonly used as linking verbs: become, grow, seem, appear, look, remain, stay, feel, smell, taste, sound. In the following sentences each verb is a link between the words on either side of it. The word that follows the linking verb is a noun or an adjective that fills out or completes the meaning of the verb. 17 1. Maggie is his sister. [sister = Maggie] 2. She became a housewife. [housewife = she] 3. The ring looked small. [small ring] 4. The fudge tastes good. [good fudge] 5. He remained calm. [calm he] 4) Irregular Verb There are five types of irregular verbs: 1) All three principle parts are different. 2) Second and third principal parts are alike. 3) All three principle parts are alike. 4) First and third principle part are alike 5) First and second principle part are alike Fungsi kata kerja sebagai predikat. Misalnya: The students are discussing the new material. 2. Macam-macam Kalimat Tanya a. Yes-no Question Yes-no question adalah sebuah pertanyaan yang dimulai dengan kata kerja auxiliary dan digunakan untuk menanyakan apakah mitra tutur setuju atau tidak dengan penutur. Contoh: 1) Is it very cold today? + Yes, it is. - No, it is not. 2) Are the boys eager to go camping? + Yes, they are. - No, they are not. Menurut Krohn (1984:1) penutur menggunakan urutan pertanyaan jika membuat pertanyaan yang harus dijawab dengan ‘ya’ atau ‘tidak’. Penutur tidak 18 membuat pertanyaan dengan urutan pernyataan atau kalimat berita, pertanyaan seperti itu digunakan hanya dalam situasi-situasi khusus. Contoh: Statements: Questions: Noun Phrase Be Adjective Be Noun Phrase Adjective The book is green Is the book green? The table is heavy Is the table heavy? John is happy Is John happy? Contoh dengan kata kerja auxiliary ‘do/does’ (Krohn, 1984:13): Statement: He works in the morning. Question : Does he work in the morning? Statement: They work every day. Question : Do they work every day? Do dan does digunakan untuk membuat kalimat tanya. Does digunakan untuk orang ketiga tunggal, do digunakan untuk yang lainnya. Penggunaan pernyataan dengan jawaban singkat (Krohn, 1984:14): Question : Does John like coffee? Short answer : Yes, he does. Question : Do Mr. And Mrs. Allen like tea? Short answer : Yes, they do. Contoh dengan kata kerja auxiliary ‘did’ (Krohn, 1984:28): Question : Did John study yesterday? Short answer : Yes, he did. Question : Did you study last night? Short answer : No, I didn’t. Menurut Frank (1972:88) yes-no questionmerupakan pertanyaan sederhana yang memerlukan jawaban ‘yes’ atau ‘no’ saja. Ada dua macam yes-no question: 1. Kata kerja tanpa auxiliary (hanya dalam simple present dan simple past): “Is Mary late? Yes, she is/No, she isn’t”. 2. Kata kerja dengan 1-3 auxiliary 1 auxiliary : Has Mary arrived late? 2-3 auxiliary : Has Mary been arriving late? 19 Expletive ‘there’ dan ‘it’ seperti personal pronoun juga dapat muncul dalam jawaban singkat sebuah kalimat tanya ini. Contoh : Are there enough chairs? No, there aren’t. Is it raining? Yes, it is. Dalam negative yes-no question, not disingkat dengan auxiliary yang memulai pertanyaan, misalnya: “Isn’t Mary late?, Didn’t Mary arrive late?, etc.” Azar (1992:124) mengatakan bahwa yes-no questionmerupakan sebuah kalimat tanya yang dapat dijawab dengan ‘yes’ atau ‘no’ atau equivalennya seperti ‘yeah’, ‘nah’, dan ‘uh huh’ tu ‘huh uh’. Dalam menjawab ‘yes’, kata kerja bantu tidak disingkat dengan subjek, misalnya: “Yes, I am” tidak “Yes, I’m”. b. Wh-word Question Wh-word question adalah kalimat pertanyaan yang dimulai dengan katakata tanya seperti: 1) What ->memerlukan jawaban benda 2) Who ->menanyakan orang sebagaisubjek 3) Whom ->menanyakan orang sebagaiobjek 4) Whose ->menanyakan kepemilikan 5) Which ->menanyakan pilihan 6) Where ->menanyakan tempat 7) When ->menanyakan waktu 8) Why ->menanyakan alasan 9) How ->dapat menanyakan cara, saranatransportasi, metode, dan sebagainya. Contoh: 1) What is he writing?He is writing a long article about water pollution. 2) Whom did Clara play tennis yesterday with?Clara played tennis with Bob yesterday. 3) When did they have a lot of money?They had a lot of money last week. 20 Azar (1992:128) mengatakan bahwa an information question merupakan sebuah pertanyaan dengan menggunakan kata tanya: where, when, why, who, whom, what, which, whose, how. Contoh: 1) A: Where does Ann Live? B: In Montreal. 2) A: Where is Sara studying? B: at the library. Menurut Krohn (1984:30) wh-question dimulai dengan kata tanya seperti: who, what, when, atau where. Pola urutan sesudah kata tanya sama dengan yes/no question, do, does atau auxiliary lain diletakkan sebelum subjek. Who mengganti frasa benda yang mengacu pada orang. What mengganti frasa benda yang mengacu pada benda. When mengganti keterangan yang mengacu pada waktu. Where mengganti keterangan yang mengacu pada tempat. Contoh: Questions Short answers What does John like? Coffee. What does he study? English. What did he study at night? Grammar. Where does he study at night? In the library. Where did he study last night? At home. When does he usually study? In the morning. When did he study yesterday in the morning. Who does he visit every day? Mary. Whom does he visit every day? Mary. Who dalam pola ini bentuk bahasa Inggris standar yang tidak resmi. Bentuk ini digunakan dalam tanya jawab dan dalam catatan atau surat yang ditujukan untuk teman dan saudara. Whom digunakan dalam bahasa Inggris standar resmi dan digunakan dalam pidato dan penulisan resmi, seperti kertas kerja/paper yang dibuat mahasiswa. Berikut ini contoh pemakaian yang standar (Krohn, 1984:94). Statement : Mary sees Mr. Miller. 21 Yes/no question : Does Mary see Mr. Miller? Yes. Wh-question (O) : Who does Mary see? Mr. Miller. Wh-question (S) : Who sees Mr. Miller? John. Dalam pola O (objek), wh-word sebagai objek (atau kadang-kadang sebagai keterangan; dalam pola S (subjek), wh-word sebagai subjek dari kata kerja sesudahnya. Menurut Frank (1972:92) jika interrogative pronoun berfungsi sebagai subjek tidak ada pembalikan urutan kata, misalnya “Who invented the telephone?, What has caused the accident?”. Jika ‘whom’ digunakan sebagai objek yang memperkenalkan sebuah pertanyaan dapat diganti dengan ‘who’ secara informal, misalnya “Who do you want?”. Interrogative pronoun dapat berfungsi sebagai adjective, misalnya “What time is it?, Whose book did you borrow?”. Pertanyaan dengan kata ‘why’ dapat menggunakan kata ‘what ... for’ yang akan dijawab dengan keterangan tujuan dan dapat dengan menggunakan katakata: ‘in order to’ yang biasanya disingkat dengan ‘to’ (diikuti oleh kata kerja), ‘for’ diikuti frasa benda, ‘because’ (diikuti klausa) (Krohn, 1984:125). Contoh: Question: Why did John go to the store? Answer : 1. John went to the store (in order) to buy some books. 2. John went to the store because he wanted to buy some books. 3. John went to the store for some books. Menurut Frank (1972:93) dalam pertanyaan yang dimulai dengan ‘why’, penggunaan informal memperbolehkan penghilangan auxiliary (atau satu bentuk be) dan subjek, misalnya “Why so early? (untuk “Why are yoy so early?”), “Why not go at once?” (untuk “Why shouldn’t we go at once?”). Pertanyaan dengan kata ‘how’ yang menanyakan sarana komunikasi atau transportasidapat dijawab dengan menggunakan dua pola: ‘with’ dan ‘by’ (Krohn, 1984:126). Contoh: Question Answer How did John come? He came by plane. 22 How did he send the letter? He sent it by airmail. How did John write? He wrote with a new pen. How did Mary answer? She answered with a gesture. How did John learn English? He learned English by practising a lot. Dari contoh-contoh di atas dapat dijelaskan bahwa ‘by’ diikuti oleh konstruksi benda yang mengacu pada komunikasi dan transportasi dan kata kerja yang mengikuti ‘by’ harus ditambah dengan akhiran ‘-ing’; ‘with’ diikuti oleh konstruksi frasa benda yang mengacu pada instrumen atau alat. Frank (1972:91) mengatakan bahwa interrogative adverb ‘how’ dapat bergabung dengan adjective atau adverb. Contoh: 1) How tall are you? 2) How quickly can you get here? 3) How long will it take you? c. Tag Question Tag question merupakan pertanyaan yang diletakkan di akhir kalimat. Tag question dibentuk dengan cara meletakkan kata kerja yang berbentuk auxiliary (bentuk negatif dikontraksi) dan pronoun dari frasa benda sebagai subjek kalimat di akhir kalimat pernyataan yang didahului oleh koma (,). Menurut Krohn (1984:267) tag question merupakan pertanyaan yang diletakkan di akhir kalimat. Statement + Tag question Answers They have a car, don’t they? Yes, they do. No, they don’t. Novi isn’t here, is she ? No, she isn’t. Yes, she is. Menurut Krohn (1984:267) tag question merupakan pertanyaan yang diletakkan di akhir kalimat.Negative tag questions mengikuti affirmative statement. Affirmative tag questions mengikuti negative statement. 23 Jika sebuah bentuk ‘be’ atau auxiliary terjadi pada bagian pernyataan, kata kerja tersebut diulangi dalam tag. Jika tidak ada auxiliary pada bagian pertama atau pernyataan, ‘do’atau ‘does’ (don’t atau doesn’t) digunakan dalam tag. Contoh: Statement + Tag question Answers John is here, isn’t he? Yes, he is. No, he isn’t. Mary isn’t here, is she? No, she isn’t. Yes, she is. Mr. Smith drives to work, doesn’t he? Yes, he does. No, he doesn’t. Menurut Azar (1992:156) tag question merupakan sebuah kalimat tanya yang ditambahkan di akhir kalimat. Sebuah auxiliary digunakan dalam pertanyaan ini. Apabila kata kerja utama afirmatif, tag question negatif dan sebaliknya. Contoh: 1) You know Bob Wilson, don’t you? (Penutur percaya bahwa kamu mengetahui Bob Wilson. Penutur ingin meyakinkan bahwa idenya benar) 2) Mary is from Chicago, isn’t she? 3) Jerry can’t speak arabic, can he? Frank (1972:89-91) memberi nama ‘attached (atau tag) question’ sebagai bentuk khusus yang terdiri dari dua bagian, pertama sebagai pernyataan dan kedua pertanyaan yang mengharapkan persetujuan dengan pernyataan. Bagian kedua terdiri dari auxiliary pertanyaan biasa ditambah personal pronoun untuk subjek. Jika bagian pernyataan positif, bagian pertanyaan negatif; jika bagian pernyataan negatif, bagian pertanyaan positif. Contoh: Bagian pernyataan Bagian pertanyaan Jawaban yang diharapkan 1) Mary is late, isn’t she? Yes, she is. 2) Mary isn’t late, is she? No, she isn’t. 3) Mary arrived late, didn’t she? Yes, she did. 24 4) Mary didn’t arrive late, did she? No, she didn’t. Intonasi dalam tag question: 1) Falling intonation (intonasi turun) Tag question dengan falling intonation menunjukkan bahwa penutur berpikir bahwa pernyataannya benar atau mengharapkan jawaban setuju terhadap pernyataannya. Expected answers John is here, isn’t he? Yes, he is. No, he isn’t. Akan tetapi jika pernyataannya tidak benar, jawaban akan tidak menyetujuinya. John is here, isn’t he? No, he isn’t. Mary isn’t here, is she? Yes, she is. 2) Rising intonation Tag question dengan rising intonation digunakan jika penutur tidak perlu mengharapkan jawaban untuk menyetujui pernyataannya. d. Alternative Question Pertanyaan ini memerlukan jawaban yang berupa salah satu pilihan dari dua ataulebih pilihan yang disediakan, tanpa menggunakan kata Yes/No tetapi langsung pada pilihan. Pertanyaan ini ditandai kata or. Jenis pertanyaan ini terdiri dari dua bentuk: Yes-No Question dan Wh-word Question. Contoh: 1) Are you single or married? - I am single. Or - I am married. 2) Does he study very diligently? - He does very diligently. Or - He does not study 25 very diligently. 3) Where do you live, in Jakarta or Surabaya? - I live in Jakarta. Or - I live in Surabaya. e. Embedded Question Objek kalimat dapat terdiri dari sebuah kata, frasa, maupun klausa. Kalimat tanya juga dapat menjadi objek sebuah kalimat. Apabila kalimat tanya menjadi objek, kalimat itu harus dirubah menjadi kalimat berita. Kata tanya “who, whom, whose, what, which, when, where, why, how” yang memulai kalimat tanya menjadi perangkai antara klausa utama atau induk kalimat dan anak kalimat, apabila kalimat tanya tidak ada kata tanya/kalimat yang memerlukan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ memerlukan kata perangkai ‘whether/if’. Contoh: 1) Who does Mary see? I know who Mary sees. 2) What can John play? I know what John can play. (Krohn, 1984:175) 3) Is he home? I wonder if he is home. 4) Did he go? I’ll ask if he went. (Krohn, 1984:178) 5) Did he do it? I don’t know whether he did it. 6) When are the coming? I don’t know when they are coming. 7) Who is she? I don’t know who she is. (Frank, 1972:297) 8) When did they leave? Do you know when they left? 9) What did she say? Please tell me what she said. 10) Why is Tom absent? I wonder why Tom is absent. E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori di atas peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: 26 a. Ada perbedaan prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-center dan student-center. b. Prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan student-center lebih baik daripada yang diajar melalui pendekatan teachercenter. 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode Penelitian Menurut Hornby penelitian adalah investigation undertaken in order to discover, get new facts, get additional information, etc.(1987: 720).Penelitian merupakan aktivitas untuk mengidentifikasi besar kecilnya suatu objek atau fenomena. Baik buruknya hasil penelitian sebagian tergantung pada teknik pengumpulan data. Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh materi-materi yang relevan, akurat dan reliabel. Untuk memperoleh data yang dimaksudkan, peneliti memerlukan teknik, prosedur, instrumen, dan aktivitas. Untuk melakukan penelitian yang baik, peneliti harus menggunakan prosedur-prosedur yang terorganisasi. Prosedur yang sistematik dan terencana dalam penelitian adalah pengumpulan dan analisis data. Metode sebagai cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, makin baik metode itu makin efektif pula pencapaian tujuan itu. Menurut Hornby (1987:533) metode merupakan cara mengerjakan sesuatu. Metode penelitian yang dimaksud di sini adalah cara atau jalan yang harus ditempuh dalam rangka mengembangkan dan memecahkan masalah untuk mencapai kebenaran secara ilmiah. Ada tiga hal pokok didalam menggunakan metode penelitian, yaitu metode historis, metode deskriptif, dan metode eksperimental. Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimental. Seliger dan Shohamy menyatakan experimental research is concerned with studying the effects of specified and controlled treatments given to subjects usually formed into groups (1989:136). Semua pendekatan eksperimen meliputi kontrol atau pengawasan atau manipulasi terhadap tiga komponen eksperimen: populasi, perlakuan (treatment) dan pengukuran perlakuan. 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Widya Dharma Klaten. Waktu penelitian dimulai bulan September sampai bulan Desember 2012. C. Populasi, Sampel dan Sampling Populasi merupakan keseluruhan individu yang akan diselidiki, oleh sebab itu subjek penelitian tersebut sangat luas sehingga tidak mungkin seorang peneliti dengan fasilitas dan kesempatan yang relatif terbatas mengadakan penelitian pada seluruh daerah penelitian tersebut. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, universitas Widya Dharma Klaten Tahun Akademik 2012/2013. Jumlah mahasiswa adalah 95 yang terbagi ke dalam tiga kelas paralel, A, B dan C. Sample merupakan sebagian dari jumlah populasi. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester III kelas B dengan pertimbangan bahwa kondisi kelas ini bervariasi. Sebagian tergolong sangat pandai, pandai, cukup, dan sebagian kurang, sehingga semua kriteria dapat ditemukan di kelas ini. Selain itu, untuk memudahkan penelitian karena peneliti kebetulan mengajar di kelas ini. Sampling adalah cara atau teknik pengambilan sampel untuk dijadikan wakil dari populasi. Adapun teknikyang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling . Purposive/purposeful sampling is used as a strategy when one wants to learn something and comes to understand something about certain selected cases without needing to generalize to all such cases (Patton, 1983:100). Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa peneliti memilih kelas B karena alasan akademik dan kepraktisan. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan objek amatan yang akan dikaji, diteliti dan diamati dalam suatu kegiatan penelitian. Adapun variabel penelitian ini terdiri dari dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. The independent variable is that factor or phenomenon which investigator manipulates in order to see what effect 29 any changes will have. The dependent variable is the means by which any changes are measured (seliger dan Shohamy, 1989:89).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang diajar dengan pendekatan teacher-center dan student-center. Sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar structure pokok bahasan kalimat tanya mahasiswa semester III kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Unwidha Klaten tahun Akademik 2012/21013. Conducting an experiment means that at least one independent variable is manipulated and its effect measured by some dependent variable while other factors are controlled in various ways. Implicit in the use of control groups is the important assumption that the control group represents the same population as the experimental group (Seliger dan Shohamy, 1989:141). Dalam penelitian ini sampel dibagi menjadi dua kelompok: kontrol dan eksperimen. Kelompok kontrol diajar dengan pendekatan teacher-center dan kelompok eksperimen diajar dengan pendekatan student-center. E. MetodePengumpulan Data Untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang telah dirumuskan, peneliti perlu memilih, menetapkan dan menerapkan metode yang digunakan dalam memperoleh data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakanmetode tesuntuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar structure pokok bahasan kalimat tanya. Arikunto (1998:139) menyatakan bahwa tes adalah serentetan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Menurut bentuknya, tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan menurut susunannya tes yang digunakan adalah tes esei. Sebelum diberikan pada mahasiswa dalam eksperimen dan untuk menguji kesahihan data, peneliti menggunakan validitas isi. Evidence on content validity will need to be accumulated in order to find out if the data collection procedure is a good representation of the content which needs to be measured (Seliger dan 30 Shohamy, 1989:188). Validitas isi dari tes yang digunakan peneliti diuji dengan membandingkan isi tes dengan isi materi yang mahasiswa diharapkan belajar pada semester itu. 6. Metode Analisis Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa angka-angka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik. Prestasi belajar structure mahasiswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dibandingkan dengan menggunakan t-test. The t-test is used to compare the means of two groups. It helps determine how confident the researcher can be that the differences found between two groups (experimental and control) as a result of a treatment are not due to chance.The results of applying the t-test provide the researcher with a t-value. That t-value is then entered in a special table of t values and which indicates whether, given the size of the sample in the research, the t-value is statistically significant (Seliger and Shohamy, 1989: 231). Berikut rumus t-test dari Arikunto (1998:306) t= M − M ∑ ∑ + Keterangan : M = Nilai rata-rata hasil perkelompok N = Banyaknya subyek x = deviasi setiap nilai x2 dan x1 y = deviasi setiap nilai y2 dari mean y1 31 BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini disajikan data penelitian, analisis, dan hasil penelitian. Subjek penelitian dibagi menjadi dua, kelompok student-centered approach dan kelompok teacher-centered approach. Penentuan dua kelompok tersebut berdasarkan hasil pre-test dalam pertanyaan yang memerlukan jawaban setuju atau tidak setuju. Macam pertanyaan ini digunakan dengan alasan bahwa pertanyaan ini paling mudah diantara macam pertanyaan yang lain. Sebelum perlakuan yang berbeda diterapkan, setiap mahasiswa diberi pre-test. Berikut ini daftar mahasiswa semester III yang mengikuti pre-test yes-no questions beserta nilainya. Tabel 1. Daftar Nilai pre-test yes-no questions No. Kode Jumlah Nilai dalam Nilai dalam Jawaban Betul Angka Huruf 1. 1111202655 13 52 D 2. 1111202657 23 92 A 3. 1111202658 13 52 D 4. 1111202659 15 60 C 5. 1111202669 20 80 A 6. 1111202673 21 84 A 7. 1111202674 8 32 E 8. 1111202676 9 36 E 9. 1111202677 15 60 C 10. 1111202691 18 72 B 11. 1111202693 16 64 C 12. 1111202695 10 40 D 13. 1111202696 13 52 D 14. 1111202697 18 72 B 15. 1111202699 18 72 B 16. 1111202701 5 20 E 32 Dari 16 mahasiswa yang mengikuti pre-test tersebut 9 mahasiswa dapat dikatakan berhasil dan 7 mahasiswa dikatakan gagal. Mahasiswa yang berhasil dikelompokkan kedalam student-centered approach (A)dan mahasiswa yang gagal dikelompokkan kedalam teacher-centered approach (B). Agar jumlah dalam 2 kelompok sama, 1 dari 9 mahasiswa dimasukkan kedalam kelompok teacher-centered approach. Berikut disajikan daftar 2 kelompok tersebut. Tabel 2. Daftar Mahasiswa Kelompok student-centered approach No. Kode 1. 1111202657 2. 1111202659 3. 1111202669 4. 1111202673 5. 1111202677 6. 1111202691 7. 1111202693 8. 1111202699 Tabel 3. Daftar Mahasiswa Kelompok teacher-centered approach No. Kode 1. 1111202655 2. 1111202658 3. 1111202674 4. 1111202676 5. 1111202695 6. 1111202696 7. 1111202697 8. 1111202701 Perlakuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 24 September 2012, pukul 08.30 – 08.50. Dalam penelitian ini Kelompok A diberi tugas berdiskusi di 33 luar kelas dan kelompok B diberi penjelasan materi/teori membuat pertanyaan yang memerlukan jawaban ya/tidak didalam kelas. Mahasiswa yang mewakili kelompok untuk menyajikan hasil diskusi adalah: Yunita Dwi Hastuti, Diyas Rizki afriyani, Kustina Kumala, dan Jatu Mustika Ilma. Sebagai evaluasi kedua kelompok diberi kebebasan untuk membuat kalimat tanya yang memerlukan jawaban ya/tidakdengan metode tulis berantai dalam waktu 15 menit. Kelompok A berhasil membuat 16 kalimat, sedangkan kelompok B berhasil membuat 15 kalimat. Berikut ini kalimat dua kelompok tersebut. Kelompok A 1. Does Rina make some cookies? (correct) 2. Did you have time to finish the assignment? (correct) 3. Will you go with me next week? (correct) 4. Do they watch television now? (correct) 5. Has Sinta been studying English all day? (correct) 6. Are we going to the theatre this evening? (correct) 7. Have you watched movie in the cinema? (correct) 8. Was you here? (incorrect) 9. Would you like to take a glass of water? (correct) 10. Can you speak loudly? (correct) 11. Should I visit the doctor? (correct) 12. Is Marta a teacher? (correct) 13. Am I a clever? (incorrect) 14. May I borrow your pen? (correct) 15. Has she been sitting since two o’clock? (correct) 16. Shall you send me a letter? (incorrect) Dari 16 kalimat 13 kalimat benar sesuai aturan/pola dan 3 kalimat tidak benar. Kalimat (8) seharusnya “Were you here?”, kalimat (13) seharusnya “Am I clever?”, kalimat (16) seharusnya “Will you send me a letter?”. Kelompok B 34 1. Are they reading a book? (correct) 2. Does Sinta help mother? (correct) 3. Is he a doctor in this hospital? (correct) 4. Will you go to the zoo tomorrow? (correct) 5. Do you read this book? (correct) 6. Did she go to market? (correct) 7. Can you get your books out? (correct) 8. Shall we apologize him? (correct) 9. Has they got a good score? (correct) 10. Were they meet for dinner? (incorrect) 11. Have you finished the homework? (correct) 12. May I carry your car? (correct) 13. Would you like a monkey? (correct) 14. Could I use this calculator? (correct) 15. Was she dancing last night? (correct) Dari 15 kalimat 14 kalimat benar dan hanya 1 kalimat tidak benar. Kalimat (10) seharusnya “Did they meet for dinner?”. Berdasarkan hasil post-test dua kelompok tersebut, peneliti dapat menyatakan bahwa kelompok B (teacher-centered approach) lebih baik daripada kelompok A (student-centered approach). Kelompok B dapat membuat 15 kalimat dan hanya 1 kalimat yang salah, sedangkan kelompok A dapat membuat 16 kalimat dengan 3 kalimat yang salah. Satu minggu berikutnya materi pertanyaan dengan kata tanya yang dimulai dengan ‘wh’ (what, who, whom, whose, which, when, where, why) dan ‘How’. Berikut disajikan nilai pre-tes. Tabel 4. Daftar Nilai Pre-test wh-word questions No. Kode Jumlah Nilai dalam Nilai dalam Jawaban Betul Angka Huruf 35 1. 1111202655 8 32 E 2. 1111202657 16 64 C 3. 1111202658 9 36 E 4. 1111202659 8 32 E 5. 1111202669 13 52 D 6. 1111202673 17 68 B 7. 1111202674 9 36 E 8. 1111202676 8 33 E 9. 1111202677 9 36 E 10. 1111202691 15 60 C 11. 1111202693 14 56 C 12. 1111202695 18 72 B 13. 1111202696 8 33 E 14. 1111202697 4 16 E 15. 1111202699 10 40 D 16. 1111202701 8 33 E Dari 16 mahasiswa hanya 5 yang berhasil dengan nilai B (2) dan C (3). 4 mahasiswa dari kelompok A dan 1 mahasiswa dari kelompok B. Perlakuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 01 Oktober 2012. Kelompok A membuat dialog secara berpasangan. Pasangan dialog tersebut yaitu: 1. Yanoke Putri Dhini + Yunita Dwi Hastuti 2. Nina Nuswantari + Ria Wahyu Ningsih 3. Anis Nur Choiriyah + Jatu Mustika Ilma 4. Kustina Kumala + Diyas Riski Afriyani 8 mahasiswa dari kelompok B diberi penjelasan tentang cara membuat kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya yang dimulai dengan ‘wh...’ dan ‘how’. Dialog yang dibuat oleh 4 pasangan dapat disajikan sebagai berikut: 36 1. Terdapat 3 kesalahan dalam 17 kalimat tanya beserta jawabannya sebagai berikut: a. “Whose pencil on the table?” (menghilangkan kata kerja penghubung ‘is’) b. “I ever gone to Wonogiri two times” (menghilangkan kata kerja bantu ‘have’) c. “How far can you swim in a hour?” (artikel ‘a’ seharusnya ‘an’ karena kata ‘hour’ dimulai dengan suara vokal meskipun tulisannya konsonan) 2. Dialog yang dibuat oleh pasangan kedua terdiri dari 17 kalimat tanya beserta jawabannya dengan menggunakan kata tanya “what, whom, when, where, why, which, how (how long, how often, how tall, how much, how soon), dan who”. Kesalahan terbanyak ada pada penghilangan kata kerja ‘auxiliary/linking’ yang seharusnya diletakkan sesudah kata tanya atau salah penempatan yang seharusnya diletakkan sebelum subjek akan tetapi diletakkan sesudah subjek seperti dalam kalimat berita, seperti dalam kalimat: a. How far your house from campus? (menghilangkan kata kerja ‘linking’ ‘is’ sebelum ‘your house’) b. My house about 5 km from campus.(menghilangkan kata kerja ‘linking’ ‘is’ sesudah ‘my house’) c. How much your new bag? (menghilangkan kata kerja bantu ‘does’ sebelum ‘your new bag’ dan kata kerja utama ‘cost’ sesudah ‘your new bag’. d. How long you stay at Klaten Ria? (menghilangkan kata kerja bantu ‘do’ sesudah kata tanya) e. Why you stay in boarding house? (menghilangkan kata kerja bantu ‘do’ sesudah kata tanya) Sedangkan kalimat-kalimat yang sudah betul diantaranya: a. What is your name? My name is Ria Wahyu. 37 b. Where is your boarding house Nina? In front of campus. c. Who dares to answer my question? Me (seharusnya ‘I’). d. How long do you study at home? An hour. e. How soon will you arrive at campus? 10 minutes. 3. Pasangan ini belum menguasai penggunaan kata tanya ‘whose dan kata kerja bantu yang diletakkan sesudah kata tanya. Berikut ini kalimat yang dapat mereka ekspresikan: a. What is Jatu eating? She is eating a big humberger. b. What did you do last holiday? I went to beach last holiday. c. Who has been arriving late? Anis. d. Who fell from the motorcycle this morning? Desta. e. Where did Anis go last night? To the Ayam-Ayam resto. Sedangkan kalimat yang tidak memenuhi kaidah diantaranya: a. Whose lecture met Jatu in the city garden last day? (kalimat ini menanyakan siapa dosen yang bertemu Jatu di taman kota hari sebelumnya, seharusnya “Who is the lecturer who met Jatu in the city garden last day?”) b. Whose student parking the motorcycle in front of this class? (kalimat ini juga sama dengan kalimat (a) menanyakan mahasiswa yang memarkir sepeda motor di depan kelas ini, seharusnya “Who is the student parking the motorcycle in front of this class?”) c. Whose the name of new baby born Jatu’s sister? (kalimat ini menanyakan siapa nama bayi saudara perempuan Jatu yang baru lahir, seharusnya “What is the name of Jatu’s sister new born baby?) d. How old your father? (kalimat ini tidak ada predikatnya yang terdiri dari kata kerja ‘linking’ ‘is’) e. Why do you angry? (kata kerja bantu ‘do’ tidak tepat karena ‘angry’ bukan kata kerja utama akan tetapi adjektiva, sehingga kata kerja yang diperlukan kata kerja ‘linking’ ‘are’) 38 4. Pasangan ini juga membuat kalimat tanya dengan kata tanya ‘whose’ yang tidak tepat. Mahasiswa ingin menanyakan siapa tetapi yang digunakan ‘whose’ yang seharusnya ‘who’ dalam kalimat “Whose is the writer of the book? (kalimat yang benar “Who is the writer of the book?”). Sebagian besar kalimat yang dibuat oleh pasangan ini sudah benar, misalnya: a. Who is your lecturer? My lecturer is Mrs. Dra. Sri Haryanti, M.Hum. b. Which do you want to borrow of the book? (lebih baik mengatakan “Which book do you want to borrow?”) c. When do you want to return the book? I will return the book next week. Tabel 5. Daftar Nilai Pre-test tag questions danalternative questions No. Kode Jumlah Nilai dalam Nilai dalam Jawaban Betul Angka Huruf 1. 1111202655 12 48 D 2. 1111202657 21 84 A 3. 1111202658 9 36 E 4. 1111202659 12 48 D 5. 1111202669 18 72 B 6. 1111202673 22 88 A 7. 1111202674 11 44 D 8. 1111202676 11 44 D 9. 1111202677 19 76 B 10. 1111202691 13 52 D 11. 1111202693 18 72 B 12. 1111202695 14 56 C 13. 1111202696 11 44 D 14. 1111202697 8 32 E 15. 1111202699 16 64 C 16. 1111202701 6 24 E 39 7 mahasiswa dapat dikatakan berhasil dalam mengerjakan soal dan 9 mahasiswa belum berhasil. Berdasarkan hasil pre-tes ini sebagian besar mahasiswa dalam kelompok A berhasil dan hanya 1 yang belum berhasil. Perlakuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 08 Oktober 2012. Kelompok A diminta membaca handout dilanjutkan mengerjakan soal berjumlah 22 dengan model soal kata kerja disingkat dengan apostrof ‘s’ (‘s) dan ‘d’ (‘d) dan kelompok B diterangkan kemudian mengerjakan latihan dalam handout secara berurutan. Dari 22 soal yang diberikan oleh dosen kepada kelompok A hanya 4 soal yang salah, yaitu: a. He’s a new motorcycle, isn’t he? (seharusnya ‘doesn’t he’ karena ‘s singkatan dari ‘has’ yang memerlukan kata kerja bantu ‘does’) b. He’s advised by his parents whenever he makes mistakes, hasn’t he? (seharusnya ‘isn’t he’ karena kalimat ini pasif dalam present tense) c. Have a cup of coffee, haven’t you? (seharusnya ‘won’t you’ karena kalimat ini berupa tawaran bukan perintah) d. Everybody needs to eat, doesn’t he? (seharusnya ‘don’t they’, kalimat ini termasuk perkecualian meskipun ‘everybody’ sebagai bentuk tunggal, dalam tag question diganti dengan ‘they’) Tabel 6. Daftar Nilai Pre-tes embedded questions No. Kode 1111202655 Jumlah Jawaban Betul 6 Nilai dalam Angka 16 Nilai dalam Huruf E 1. 2. 1111202657 28 93 A 3. 1111202658 9 34 E 4. 1111202659 12 55 D 5. 1111202669 21 70 B 6. 1111202673 26 86 A 7. 1111202674 7 26 E 8. 1111202676 13 50 D 9. 1111202677 23 76 B 10. 1111202691 17 85 A 40 11. 1111202693 21 70 B 12. 1111202695 14 50 D 13. 1111202696 8 25 E 14. 1111202697 16 53 D 15. 1111202699 14 87 A 16. 1111202701 9 50 D 7 mahasiswa berhasil memperoleh nilai A dan B, sedangkan 9 mahasiswa memperoleh nilai D dan E atau gagal. Dalam melekatkan kalimat tanya kedalam kalimat lain sebagian besar mahasiswa tidak menghilangkan kata kerja bantu dan tanda tanya atau dengan kata lain kalimat tanya belum dirubah menjadi kalimat berita. Kesalahan yang lain adalah tidak merubah kata kerja utama kedalam tense/waktu yang tepat atau masih sama dengan dalam kalimat tanya, misalnya “Father wants to know where did I go yesterday?” (seharusnya “Father wants to know where I went yesterday”). Setelah perlakuan terhadap 2 kelompok selesai, mahasiswa diberi post-tes sekaligus sebagai nilai ujian tengah semester. Berikut hasil yang mereka capai. Tabel 7. Daftar Nilai Post-tes (Ujian Tengah Semester) No. Kode Jumlah Nilai dalam Nilai dalam Jawaban Betul Angka Huruf 1. 1111202655 19 59 C 2. 1111202657 30 75 B 3. 1111202658 21 63 C 4. 1111202659 19 59 C 5. 1111202669 28 73 B 6. 1111202673 29 74 B 7. 1111202674 20 60 C 8. 1111202676 21 63 C 41 9. 1111202677 29 74 B 10. 1111202691 19 59 C 11. 1111202693 22 64 C 12. 1111202695 14 50 D 13. 1111202696 21 63 C 14. 1111202697 13 50 D 15. 1111202699 29 74 B 16. 1111202701 21 63 C Untuk mengetahui perbedaan yang jelas antara 2 kelompok (A dan B), peneliti membagi kedalam 2 tabel berikut ini Tabel 8. Daftar Nilai Post-tes (Ujian Tengah Semester) Kelompok studentcentered approach No. Kode Jumlah Nilai dalam Nilai dalam Jawaban Betul Angka Huruf 1. 1111202657 30 75 B 2. 1111202659 19 59 C 3. 1111202669 28 73 B 4. 1111202673 29 74 B 5. 1111202677 29 74 B 6. 1111202691 19 59 C 7. 1111202693 22 64 C 8. 1111202699 29 74 B Total 205 552 42 Tabel 9. Daftar Nilai Post-tes (Ujian Tengah Semester)Kelompok teachercentered approach No. Jumlah Nilai dalam Nilai dalam Jawaban Betul Angka Huruf Kode 1. 1111202655 19 59 C 2. 1111202658 21 63 C 3. 1111202674 20 60 C 4. 1111202676 21 63 C 5. 1111202695 14 50 D 6. 1111202696 21 63 C 7. 1111202697 13 50 D 8. 1111202701 21 63 C Total 150 471 Berdasarkan tabel 8 dan 9 diatas dapat diketahui bahwa kelompok A lebih berprestasi daripada kelompok B. 8 mahasiswa dalam kelompok Aberhasil , 3 mahasiswa memperoleh nilai C, dan 5 mahasiswa memperoleh nilai B. Dari 8 mahasiswa dalam kelompok B hanya 2 mahasiswa yang kurang berprestasi (D) dan 6 mahasiswa memperoleh nilai C. Berikut ini disajikan nilai 4 pre-tes dan nilai rata-ratadalam huruf untuk melihat kemampuan rata-rata tiap mahasiswa dalam 2 kelompok. Tabel 10. Daftar Nilai Rata-rata 4 Pre-tes Kelompok student-centered approach No. Kode Pre-tes Pre-tes Pre-tes Pre-tes Rata- 1 2 3 4 rata 1. 1111202657 92 64 84 93 83,25 2. 1111202659 60 32 48 55 48,75 3. 1111202669 80 52 72 70 68,50 4. 1111202673 84 68 88 86 81,50 43 5. 1111202677 60 36 76 76 62 6. 1111202691 72 60 52 85 67,25 7. 1111202693 64 56 72 70 65,50 8. 1111202699 72 40 64 87 65,75 Tabel 11. Daftar Nilai Rata-rata 4 Pre-tes Kelompok teacher-centered approach No. Kode Pre-tes Pre-tes Pre-tes Pre-tes Rata- 1 2 3 4 rata 1. 1111202655 52 32 48 16 37 2. 1111202658 52 36 36 34 39,50 3. 1111202674 32 36 44 26 34,50 4. 1111202676 36 33 44 50 40,75 5. 1111202695 40 72 56 50 54,50 6. 1111202696 52 33 44 25 38,50 7. 1111202697 72 16 32 53 43,25 8. 1111202701 20 33 24 50 31,75 Selanjutnya nilai rata-rata pre-tes dan post-tes disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 12. Daftar Nilai Rata-rata Pre-tes dan Post-tes Kelompok student-centered approach No. Kode Rata-rata post-tes Keterangan Pre-tes 1. 1111202657 83,25 75 Menurun 2. 1111202659 48,75 59 Meningkat 3. 1111202669 68,50 73 Meningkat 4. 1111202673 81,50 74 Menurun 5. 1111202677 62 74 Meningkat 6. 1111202691 67,25 59 Menurun 44 7. 1111202693 65,50 64 Menurun 8. 1111202699 65,75 74 Meningkat Total 542,20 552 Meningkat Tabel 13. Daftar Nilai Rata-rata Pre-tes dan Post-tes Kelompok teacher-centered approach No. Kode Rata-rata Post-tes Keterangan Pre-tes 1. 1111202655 37 59 Meningkat 2. 1111202658 39,50 63 Meningkat 3. 1111202674 34,50 60 Meningkat 4. 1111202676 40,75 63 Meningkat 5. 1111202695 54,50 50 Menurun 6. 1111202696 38,50 63 Meningkat 7. 1111202697 43,25 50 Meningkat 8. 1111202701 31,75 63 Meningkat Total 319,75 471 Meningkat Berdasarkan tabel 12 dan 13 diatas dapat dikatakan bahwa prestasi yang diperoleh kelompok teacher-centered approach lebih baik daripada prestasi yang diperoleh kelompok student-centered approach. Dari 8 mahasiswa dalam kelompok student-centered approach, 4 mahasiswa mengalami peningkatan, dan 4 mahasiswa mengalami penurunan. Dari 8 mahasiswa dalam kelompok teachercentered approach, 7 mahasiswa mengalami peningkatan dan 1 mahasiswa mengalami penurunan. Selanjutnya nilai post-tes dari 2 kelompok disajikan dalam tabel berikut untuk mengetahui perbedaannya. 45 Tabel 14. Beda Nilai Rata-rata Pre-tes dan Post-tes Kelompok student-centered approach No. Kode Pre-tes Post-tes (x1) (x2) Beda (x) – (posttes-pre-tes) 1. 1111202657 83,25 75 -8,25 2. 1111202659 48,75 59 + 10.25 3. 1111202669 68,50 73 + 4.50 4. 1111202673 81,50 74 - 7,50 5. 1111202677 62 74 + 12 6. 1111202691 67,25 59 -8,25 7. 1111202693 65,50 64 - 1,50 8. 1111202699 65,75 74 + 8,25 542,5 552 -5,25 Tabel 15. Beda Nilai Rata-rata Pre-tes dan Post-tes Kelompok teacher-centered approach No. Kode Pre-tes Post-tes (x2) Beda (x) – (post- (x1) tes - pre-tes) 1. 1111202655 37 59 + 22 2. 1111202658 39,50 63 + 23,50 3. 1111202674 34,50 60 + 25,50 4. 1111202676 40,75 63 + 22,25 5. 1111202695 54,50 50 - 4,50 6. 1111202696 38,50 63 + 24,50 7. 1111202697 43,25 50 + 6,75 8. 1111202701 31,75 63 + 31,25 319,75 471 151,25 46 Selanjutnya kedua mean tersebut dimasukkan kedalam rumus t-test sebagai berikut: M − M t= ∑ = ∑ + | − 0,656 − 18,906| , = = , + 19,562 (22,687)(0,25) 19,562 2,381 = 8,215 8,1625 > 2,145 (5%) 3,977 (1%) Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Ada perbedaan prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-center dan student-center. b. Prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan student-center lebih baik daripada yang diajar melalui pendekatan teachercenter. Berdasarkan hasil analisis data 2 hipotesis tersebut dapat dijawab sebagai berikut: a. Ada perbedaan prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-center dan student-center. b. Prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan student-center lebih baik daripada yang diajar melalui pendekatan teacher-center. 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah diadakan penelitian dan berdasarkan data yang diperolehkemudian dianalisis, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa H1 dan H2 diterima dan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil perhitungan nilai post-tes dua kelompok dengan rumus t-test adalah 8,215. Setelah dikonsultasikan dengan tabel t dengan taraf signifikansi 5% = 2,145 dan 1% = 3,977 dengan d.b 14 dari (8 – 1 + 8 – 1), hasil tersebut lebih besar sehingga ada perbedaan dalam prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-center dan studentcenter. 2. Prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan student-center lebih baik daripada yang diajar melalui pendekatan teacher-center. Nilai rata-rata mahasiswa yang diajar melalui pendekatan student-center(69) lebih besar dari nilai rata-rata mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-center (58,87) B. Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang belajar secara mandiri dapat memperoleh prestasi yang lebih baik daripada mahasiswa yang belajar karena dipandu oleh seorang dosen. Dengan demikian, mahasiswa disarankan dalam belajar structure lebih banyak membaca referensi, berdiskusi, dan mengerjakan latihan sebanyak-banyaknya. Mahasiswa disarankan belajar bersama-sama dengan teman-temannya untuk mempermudah pemahaman suatu konsep. 48 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta. Azar, Betty Schrampfer. 1992. Fundamentals of English Grammar. New Jersey: Prentice Hall Regent. Frank, Marcella. 1972. Modern English. New York: Englewood Cliffs, Prentice Hall, Inc. Hadi, Sutrisno.1989. Methodology Research I. Yogyakarta: YayasanPenerbitan FakultasPsikologi UGM. Hornby, A.S. 1987. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford: Oxford UniversityPress. Krohn, Robert. 1984. English Sentence Structure. Ann Arbor: The University of Michigan Press. Patton, Quinn Michael. 1983. Qualitative Evaluation Methods. London: SAGE Publications Ltd. Quirk, Randolph and Sidney Greenbaum 1973.A University Grammar of English. England: Longman Group Ltd. Seliger, Herbert W. and ElanaShohamy . 1989. Second Language Research Method.Oxford: Oxford University Press. Suherman, E. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Aktif Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran Lembaga Pengembangan Pendidikan UniversitasSebelas Maret. 2011. Suplemen Materi Pekerti-AA. Thomson, A.J. and A.V. Martinet. 1986. A Practical English Grammar. Oxford: Oxford University Press. TOT Nasional – Ekspansi 2010. Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. DBE 2 – USAID. UU Guru dan Dosen Tahun 2005. 49 50