laporan penelitian studi komparasi prestasi belajar structure dengan

advertisement
LAPORAN PENELITIAN
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR STRUCTURE
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEACHER-CENTER
DAN STUDENT-CENTER MAHASISWA SEMESTER III
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FKIP
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
OLEH:
Dra. Hj. SRI HARYANTI, M.Hum.
KUSTINAH, S.Pd., M.Hum.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA
KLATEN
2013
i
PENGESAHAN
Laporan Penelitian ini telah disahkan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Widya
Dharma Klaten, pada:
Hari
: Jumat
Tanggal : 5 April 2013
Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Unwidha Klaten
Ketua,
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Dekan,
Drs. H. Gunawan Budi S., M.Hum.
NIP. 19630705 198703 1 003
Drs. H. Udiyono, M.Pd.
NIP. 19541124 198212 1 001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh S.W.T., atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan penelitian ini bisa tersusun.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini tidak lepas dari
bantuan dari berbagai pihak. Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang telah penulis
peroleh dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan penelitian ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Sumargana, M.Si., Rektor Universitas Widya Dharma Klaten yang telah
Memberikan fasilitas dalam penelitian.
2. Drs. H. Gunawan Budi Santoso, M.Hum., Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengembangan yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian.
3. Drs. H. Udiyono, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unwidha
Klaten yang telah memberi dorongan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
4. Para mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP
Universitas Widya Dharma Klaten yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis hanya bisa berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi
baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
guna kesempurnaan penulisan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.
Klaten,
April 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul
i
Pengesahan
ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
iv
Abstrak
vi
BAB I. PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Penelitian
1
B. Alasan Pemilihan Judul
2
C. Pembatasan Masalah
3
D. Masalah Penelitian
4
E. Tujuan Penelitian
4
F. Kegunaan Penelitian
4
BAB II. KAJIAN TEORI
6
A. Model Pembelajaran
6
B. Pendekatan Teacher-Centered
11
C. Pendekatan Student-centered
13
D. Structure
16
E. Hipotesis Penelitian
26
BAB III. METODE PENELITIAN
28
A. Pengertian Metode Penelitian
28
B. Tempat dan Waktu Penelitian
29
C. Populasi, Sampel, dan Sampling
29
D. Variabel Penelitian
29
E. Metode Pengumpulan Data
30
iv
F. Metode Analisis Data
31
BAB IV. HASIL PENELITIAN
32
BAB V. KESIMPULAN
49
A. Kesimpulan
49
B. Saran
49
DAFTAR PUSTAKA
50
LAMPIRAN
v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan: “Apakah ada perbedaan
prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teachercentered dan student-centered?” dan “Pendekatan yang mana yang menghasilkan
prestasi belajar structure lebih baik?”.Untuk menjawab pertanyaan tersebut diajukan
hipotesis sebagai berikut:Ada perbedaan prestasi belajar structure antara mahasiswa
yang diajar melalui pendekatan teacher-centered dan student-centered dan Prestasi
belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan student-centered lebih
baik daripada yang diajar melalui pendekatan teacher-centered.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester III Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, universitas Widya Dharma Klaten Tahun
Akademik 2012/2013. Jumlah mahasiswa adalah 95 yang terbagi ke dalam tiga kelas
paralel, A, B dan C.Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester III kelas B
dengan pertimbangan bahwa kondisi kelas ini bervariasi. Sebagian tergolong sangat
pandai, pandai, cukup, dan sebagian kurang, sehingga semua kriteria dapat ditemukan
di kelas ini. Adapun teknikyang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling.Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakanmetode
tesuntuk
mengumpulkan data.Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik.
Prestasi belajar structure mahasiswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dibandingkan dengan menggunakan t-test.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa H1
dan H2 diterima dan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan nilai post-tes dua kelompok dengan rumus t-test adalah
8,215. Setelah dikonsultasikan dengan tabel t dengan taraf signifikansi 5% =
2,145 dan 1% = 3,977 dengan d.b 14 dari (8 – 1 + 8 – 1), hasil tersebut lebih
besar sehingga ada perbedaan dalam prestasi belajar structure antara
mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-centered dan studentcentered.
2. Prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan studentcentered lebih baik daripada yang diajar melalui pendekatan teachercentered. Nilai rata-rata mahasiswa yang diajar melalui pendekatan studentcentered (69) lebih besar dari nilai rata-rata mahasiswa yang diajar melalui
pendekatan teacher-centered (58,87).
Kata-kata Kunci: Pendekatan student-centered, Pendekatan teacher-centered,
Prestasi Belajar Structure.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Setiap mahasiswa pada dasarnya memiliki potensi yang luar biasa untuk
dikembangkan. Oleh karena itu seorang dosen diharapkan dapat menggali dan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Salah satucara
yang dapat ditempuh adalah mengelola pembelajaran yang dapat memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat dan mengekspresikan segala potensi
yang dimilikinya. Namun demikian, berdasarkan pengalaman mengajar beberapa
tahun khususnya dalam mata kuliah structure, peneliti mengetahui bahwa
sebagian besar mahasiswa berhasil menguasai materi perkuliahan melalui teachercentered learning. Mereka mengatakan jika cara seperti itu lebih baik dan
menyebabkan pemahaman yang lebih mendalam. Sebagian kecil mahasiswa
mengatakan bahwa ketika mereka diberi tugas dan tanggung jawab untuk
mempersiapkan materi sebelum pembelajaran menjadikan mereka lebih kreatif
dan mau membaca beberapa referensi yang dianjurkan dalam perkuliahan.
Dalam mengungkapkan ide, pikiran,
atau perasaan, kita dapat
menggunakan bermacam-macam kalimat, seperti kalimat aktif, kalimat pasif,
kalimat biasa, kalimat pengandaian, dan sebagainya. Yang perlu kita ingat bahwa
kalimat dalam bahasa Inggris biasanya terdiri dari subjek dan predikat. Subjek
kalimat dapat berbentuk kata, frasa maupun klausa. Subjek yang terdiri atas kata
mungkin tidak begitu sulit untuk diterapkan atau diidentifikasi. Akan tetapi untuk
subjek yang berbentuk frasa akan nampak sulit, terutama yang diterapkan dalam
kalimat tanta. Apabila kita akan menanyakan sesuatu kepada orang lain, kita akan
berpikir jenis kalimat Tanya yang mana yang akan digunakan karena dalam
bahasa Inggris terdapat tiga jenis kalimat apakah bentuk ‘yes/no’atau dengan kata
tanya seperti ‘who, what, which, when, where, dan sebagainya’. Yang jelas
mungkin kita akan menanyakan sesuatu kepada orang lain. Hal ini tentu saja
berdasarkan pada sebuah pengalaman bahwa dalam bahasa Indonesia kata kerja
tidak akan berubah. Begitu pula predikat dalam kalimat tidak dibentuk dari verba
1
auxiliary seperti dalam bahasa Inggris yang bisa berbentuk ‘do, does, did, to be
(is, am, are, was, were) atau ‘modal auxiliary’ yang beraneka macam dan
kegunaan. Perbedaan inilah yang sering menjadi kendala dalam membuat kalimat
pertanyaan dalam bahasa Inggris.
Bahasa terdiri dari beberapa elemen, diantaranya kosa kata, cara
pengucapan, tatabahasa. Elemen yang penting untuk merangkai kata-kata menjadi
suatu frasa atau kalimat adalah tatabahasa yang kemudian sering digunakan istilah
yang lebih khusus yaitu structure.Dengan demikian untuk membuat kalimat
bahasa Inggris yang benar, mahasiswa harus menguasai structure.Dalam belajar
structure
mahasiswa
sering
mengalami
kesulitan
yang
pada
akhirnya
menghasilkan prestasi yang tidak memuaskan. Menyadari kondisi tersebut peneliti
berusaha mengatasi kesulitan mahasiswa dengan mengadakan suatu penelitian
khususnya dalam bidang structure.
Penguasaan structure merupakan pusat penguasaan keahlian berbahasa
yang terdiri dari berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis. Tanpa
menguasai structure mahasiswa akan mengalami kesulitan untuk mengekpresikan
isi pikirannya baik secara lisan maupun tertulis karena dia tidak tahu bagaimana
menentukan subjek dan predikat suatu kalimat meskipun penguasaan kosakatanya
sangat banyak. Begitu pula dalam membaca dia tidak akan dapat mengetahui isi
suatu bacaan karena dia tidak dapat menafsirkan bahwa susunan kata-kata tersebut
berupa pernyataan, perintah atau pertanyaan. Dia juga tidak akan mengetahui
apakah kalimat itu misalnya aktif atau pasif karena tidak mengetahui pola dan
bentuk kata kerja dua kalimat tersebut.
B. Alasan Pemilihan Judul
Dalam penelitian ini penulis mempunyai alasan sebagai pendorong untuk
memilih judul tersebut di atas. Alasan dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Sebagai pemerhati struktur bahasa Inggris, peneliti berpendapat bahwa
struktur bahasa Inggris memang lebih rumit dibandingkan dengan struktur
bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris kata kerja dapat berubah sesuai
2
dengan waktu kegiatan dilakukan. Untuk membentuk kalimat tanya dalam
bahasa Inggris diperlukan pola sesuai dengan jenis pertanyaan yang setiap
jenisnya memerlukan kata kerja bantu seperti: do, does, did, can, will,
must, dan sebagainya. Kata tanya what dan who dapat digunakan untuk
memulai suatu kalimat seru. Kalimat tanya yang dilekatkan pada kalimat
lain harus dirubah menjadi kalimat pernyataan.
2. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti ternyata pembelajaran
dengan pendekatan teacher-centered prestasi belajar mahasiswa lebih baik
dibanding dengan student-centered. Akan tetapi hal ini tentu saja sudah
tidak mengikuti perkembangan dan tidak mendukung sistem pembelajaran
yang akhir-akhir ini selalu dihimbau untuk diterapkan, yaitu pendekatan
student-centered.
3. Dengan
menggunakan
pendekatan
student-centered
dapat
mengembangkan kreativitas dan daya inovasi mahasiswa, karena di era
internet ini banyak materi perkuliahan dapat diakses dengan mudah,
seperti blog, power point, dan you tube.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari agar suatu penelitian tidak menyimpang dan hasilnya
dapat lebih baik, maka peneliti membatasi permasalahan penelitian sebagai
berikut:
1. Prestasi belajar yang dijadikan penyelidikan adalah prestasi belajar mata
kuliah structure.
2. Materi structure dalam penelitian terbatas pada materi structure III yang
difokuskan pada materi kalimat tanya yang dibagi kedalam: 1) yes-no
question, 2) wh-word question, 3) tag question dan 4) alternative question;
5) embedded question/kalimat tanya yang dilekatkan pada kalimat lain.
3
3. Subyek penelitian terbatas pada mahasiswa semester III program studi
pendidikan bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Widya Dharma Klaten tahun akademik 2012/2013.
D. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar structure antara mahasiswa yang
diajar melalui pendekatan teacher-centered dan student-centered?
2. Pendekatan yang mana yang menghasilkan prestasi belajar structure lebih
baik?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Ada tidaknya perbedaan prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar
melalui pendekatan teacher-centered dan student-centered.
2. Seberapa besar tingkat perbedaan prestasi belajar structure mahasiswa yang
diajar melalui pendekatan teacher-centered dan student-centered.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi pemerhati struktur dalam bahasa Inggris yang ingin mengetahui lebih
lanjut tentang macam-macam kalimat tanya dalam bahasa Inggris.
2. Bagi para pembaca dalam memahami berbagai macam kalimat tanya
dalam bahasa Inggris. Apabila kalimat tanya berbentuk wh-word
memerlukan auxiliary verb yang diletakkan langsung sesudah kata tanya
dan memerlukan subjek kalimat, akan tetapi tidak memerlukan auxiliary
verb apabila yang ditanyakan sebagai subjek kalimat.
4
3. Bagi dunia pendidikan sebagai sumbangan khasanah pengayaan hasil
penelitian.
4. Bagi mahasiswa sebagai motivasi untuk belajar mandiri.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, pendekatan, metode,
atau prosedur. Model pembelajaran adalah pola interaksi antara mahasiswa,
dosen, dan materi pembelajaran yang mencakup strategi, pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.
Dari segi struktur pembelajaran, model pembelajaran menduduki posisi paling
puncak. Secara skematis, dapat digambarkan sebagai berikut:
Suherman dkk. (2003) menguraikan bahwa strategi pembelajaran adalah
siasat atau kiat yang direncanakan oleh Dosen terkait dengan segenap persiapan
pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuan
6
pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Sedangkan pendekatan adalah cara
yang ditempuh oleh Dosen dalam pelaksanaan pembelajaran agar ide aktif yang
disajikan dapat diadaptasi untuk kemudian dipahami oleh mahasiswa. Ada dua
jenis pendekatan dalam pembelajaran aktif,
yaitu: pendekatan bersifat
metodologis dan pendekatan material. Pendekatan metodologis menyangkut cara
mahasiswa mengadaptasi ide aktif yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya,
yang sejalan dengan cara yang ditempuh oleh Dosen dalam menyajikan bahan
pembelajaran tersebut. Contoh pendekatan metodologis antara lain adalah
pendekatan intuitif, analitik, sintetik, spiral, induktif, deduktif, tematik, realistik,
dan heuristik. Sementara itu, pendekatan material yaitu menyajikan konsep aktif
melalui konsep aktif lain yang telah dimiliki mahasiswa. Contohnya, menyajikan
konsep penjumlahan dengan menggunakan pendekatan garis bilangan atau
himpunan.
Lebih lanjut, menurut Suherman dkk. (2003), metode adalah cara
menyajikan materi yang bersifat umum, misalnya seorang Dosen menyampaikan
materi dengan menggunakan ceramah dan diselingi dengan tanya jawab. Metode
ini memuat prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu para mahasiswa
untuk mencapai tujuan atau untuk membantu mereka menginternalisasikan isi
atau pesan. Seorang Dosen aktif mampu menggunakan metode ceramah dengan
baik dan benar karena ia menguasai tekniknya. Teknik pembelajaran adalah cara
unik dan jitu yang dipakai oleh seseorang dalam menerapkan sebuah metode.
Misalnya, dengan menggunakan metode tanya jawab, seorang Dosen menerapkan
teknik-teknik bertanya tertentu, bergantung dari tujuan bertanya dan jawaban yang
diinginkan. Pertanyaan memiliki beragam bentuk, misalnya,
pertanyaan
diagnostik, pertanyaan menggali (probing), dan lain-lain.
Model pembelajaran mempunyai sejumlah ciri khas yang tidak dipunyai
oleh strategi atau metode tertentu, yaitu: rasional teoretik yang logis dan kuat
yang disusun oleh pengembangnya; sintaks yang berupa tingkah laku atau pola
atau langkah pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan sukses; sistem sosial yang berupa kaidah atau tata aturan
7
yang dirancang dan disepakati untuk dijalankan dalam proses pembelajaran,
prinsip reaksi yang menata bagaimana interaksi antar semua pihak yang terlibat
dalam proses pembelajaran seharusnya berlangsung; sistem pendukung berupa
perangkat pembelajaran dan perlengkapan lainnya baik untuk Dosen maupun
untuk mahasiswa dan untuk proses pembelajaran yang akan dilaksanakan; dan
dampak instruksional berupa tujuan pembelajaran yang akan dicapai baik secara
langsung maupun berupa dampak pengiring (nurturant effects). Terdapat ahli
pengembangan model pembelajaran yang tidak memasukkan rasional teoretik
sebagai komponen dari sebuah model pembelajaran. Alasannya adalah bahwa
setiap model yang dikembangkan pastinya mengacu
atau berlandaskan pada
beragam teori.
2. Perubahan Pendekatan dalam Pembelajaran
Pembelajaran berpusat pada dosen/guru
Pembelajaran berpusat pada
mahasiswa
Teacher-centered learning
student-centered learning
Perubahan paradigm dalam pembelajaran
a.Pengetahuan
Pengetahuan dipandang sebagai
sesuatu yang sudah jadi, yang
Pengetahuan adalah hasil konstruksi
 (bentukan) atau hasil transformasi
tinggal dipindahkan (ditransfer)
seseorang yang belajar
dari dosen ke mahasiswa
b. Belajar
Belajar adalah menerima
pengetahuan (Pasif – Reseptif)
Belajar adalah mencari dan engkon struksi (membentuk) pengetahuan aktif
danspesifikcaranya
c.Mengajar
 Membelajarkan
8
Menyampaikanpengetahuan

Berpartisipasidenganmahasiswadalam
(bisaklasikal)
membentukpengetahuan
Menjalankansebuah

Instruksi yang telahdirancang
membantumahasiswauntukdapat
Menjalankanberbagaistrategi yang
belajar
(SuplemenMateriPekerti-AA UNS, 2011:101)
Beberapaperubahanteacher-centered learningkestudent-centered learning
Traditional Teaching
New Learning
(Teacher-Centered Learning)
(Student-Centered Learning)
1 Transfer
pengetahuandaridosenke
Mahasiswaaktifmengembangkanpengetahua
n&ketrampilan yang dipelajari.
mahasiswa.
2 Mahasiswamenerimapengetahu
an
Mahasiswasecaraaktifterlibatdalammengelol
apengetahuan.
secarapasif.
3 Lebihmenekankanpadapenguas
aan materi.
Tidakberfokushanyapadapenguasaanmateri,
tetapijugamengembangkansikapbelajar (lifelong learning).
4 Single media.
Multimedia.
5 Fungsidosenpemberiinformasiu Fungsidosensebagai motivator, fasilitator&
tama
evaluator.
& evaluator).
6 Proses
pembelajaran&penilaiandilaku
Proses
pembelajaran&penilaiandilakukanberkesina
9
kanterpisah.
7 Menekankanpadajawaban yang
benarsaja.
mbungan&terintegrasi.
Penekananpada proses
pengembanganpengetahuan,
kesalahandapatdigunakansebagaisumberbela
jar.
8 Sesuaidenganpengembanganil
mudalamsatudisiplinsaja.
9 Iklimbelajar individual
dankompetitif.
Sesuaidenganpengembanganilmudenganpen
dekataninterdisipliner.
Iklim yang
dikembangkanbersifatkolaboratif,
suportif&kooperatif.
1 Hanyamahasiswa yang
Mahasiswa&dosenbelajarbersamadalammen
0 dianggapmelakukan proses
gembangkanpengetahuan&ketrampilan
pembelajaran
1 Perkuliahanmerupakanbagiante
Pembelajarandenganberbagai model
1 rbesardalam proses
pembelajaran SCL
pembelajaran.
1 Penekananpadatuntasnyamateri
Penekananpadapencapaiankompetensiolehm
2 pembelajaran.
ahasiswa.
1 Penekananpadabagaimanacara
Penekananpadabagaimanacaramahasiswabel
3 dosenmelakukanpengajaran.
ajar.
1 Cenderungpenekananpadapeng
Penekananpadapenguasaanhard-skill &soft-
4 uasaanhard-skillmahasiswa.
skill mahasiswa.
(SuplemenMateriPekerti-AA UNS, 2011:108)
Perbandingan dua kelas yang berbeda
Berikut ini struktur dua tipe kelas yang berbeda:
10
Learner-centered
Curriculum-centered
1
Child-centered
Teacher-centered
2
Constructivist-driven
Standards-driven
3
Progressive
Traditional
4
Information-age model
Factory model
5
Criterion-based
Norm (bell curve) based
6
Depth
Breadth
7
Thematic integration
Single subjects
8
Process and product-oriented
Product-oriented
9
Block scheduling
Short time periods
10
Collaboration
Isolated teaching and learning
11
Experiential knowledge
Rote knowledge
(Huba and Freed, 2000)
B. Pendekatan Teacher-Centered
Setiap orang telah dan sedang belajar dari tingkat sekolah dasar sampai
perguruan tinggi melalui pembelajaran yang berpusat pada guru. Target yang
diharapkan yaitu tercapainya penguasaan sejumlah materi belajar. Pengetahuan
diukur dengan memanggil kembali materi-materi tersebut. Tidak aneh lagi bahwa
seorang guru atau dosen membagi aktivitas kedalam penyajian bab-bab atau
bagian-bagian dari sebuah buku teks yang digunakan. Peserta didik diharapkan
mendengarkan guru atau dosen dengan hati-hati dan mencatat di ruang kelas, dan
11
selanjutnya memberikan ujian-ujian pilihan ganda atau ujian esei yang jarang
berisi pertanyaan pemecahan masalah (Huba and Freed, 2000).
Menurut Paul (2003:137-138) peran guru bahasa Inggris di sebagian besar
kelas di Asia telah dan masih berkembang lebih cepat daripada yang sering
tampak. Hal ini disebabkan karena perubahan-perubahan dalam kebijakan
pemerintah atau sekolah, pelatihan yang ditingkatkan, keinginan orang tua supaya
anaknya belajar berkomunikasi dalam bahasa Inggris, dan kadang-kadang sebagai
tanggapan langsung terhadap perkembangan dalam teori dan praktik pendidikan.
Berikut ini dua peran guru:
1. Pengawas
Guru
yang
menggunakan
pendekatan
teacher-centered
biasanya
mempertimbangkan bahwa anak-anak tidak akan berhasil dalam belajar jika guru
tidak mengawasi terhadap apa yang mereka pelajari dan perilakunya. Anak-anak
akan belajar karena guru memberi pengetahuan dan tidak akan belajar jika guru
tidak memberinya. Kelebihan pendekatan ini diantaranya: 1) guru dapat
merencanakan pelajaran dengan hati-hati, 2) guru dapat menggunakan waktu
dengan efisien, 3) guru dapat mengajar dengan jelas dan logis, dan 4) anak-anak
berperilaku baik dan tidak banyak menyontek.
2. Fasilitator
Banyak guru melihat dirinya sendiri sebagai fasilitator. Fasilitator
cenderung melihat anak-anak sebagai pebelajar alami yang akan berhasil selama
guru menyediakan lingkungan belajar yang merangsang pada mereka. Sebuah
pandangan ekstrim dari pendekatan ini yaitu menganggap hampir campur tangan
guru mempunyai pengaruh negatif, meskipun sebagian besar fasilitator
memandangnya bukan sebuah campur tangan karena sebagai sebuah ide untuk
bekerja dan hanya mencoba mundur bilamana mungkin.
12
C. Pendekatan Student-Centered
Pemerintah telah memperkenalkan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) dengan pendekatan Student-Centered Learning (SCL) dengan asumsi
bahwa pendekatan ini akan meningkatkankualitas. Perubahan menempatkan
peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Peserta didiklah yang belajar, ini
berarti bahwa mereka harus membentuk pengetahuan mereka sendiri dengan
menghubungkan hal yang baru dengan yang telah mereka pelajari sebelumnya,
dan jika mereka menginginkan belajar yang bermutu mereka harus memperoleh
tingkat berpikir yang lebih tinggi (taksonomi kognitif dari Bloom). Guru atau
dosen sebagai fasilitator yang menyediakan kondisi dan atmosfir belajar yang
memungkinkan.
Belajar harus menyenangkan, atau sekolah menyenangkan bukan hanya
untuk murid Taman Kependidikan Anak. Pelajaran atau mata kuliah yang paling
berat apabila dipersiapkan dengan baik dengan menggunakan SCL akan
menyenangkan.Dengan mengacu pada harga diri peserta didik dan langkah belajar
individu dengan melibatkan mereka dalam keseluruhan proses untuk menemukan
pengetahuan baru membangkitkan keinginan peserta didik untuk mengawali
pencarian lebih lanjut untuk mengetahui lebih banyak lagi. Keberhasilan individu
menciptakan kepuasan dan kesenangan.
Menyenangkan berarti bahwa berbagai variasi metode: diskusi, kerja
kelompok bersama, pemecahan masalah, dan lain-lain yang melibatkan para
peserta didik aktif dalam memperoleh dan menjaga apa yang mereka pelajari.
Menyenangkan merupakan perpaduan antara bermain (permainan, gurauan) dan
harapan besar (tanggung jawab). Dengan demikian, pesertadidik merasa bahwa
belajar adalah kebutuhan mereka, dan ini tidak berarti semata-mata usaha untuk
memperoleh nilai yang baik. Atmosfir berubah dari persaingan yang berdasar
putus asa menuju kerjasama dan pada waktu yang bersamaan setiap peserta didik
memperoleh keberhasilan mereka sendiri yang menyenangkan.
13
Akhirnya peserta didik atau mahasiswa merasabahwa belajar merupakan
kebutuhan mereka dan bukan semata-mata usaha untuk memperoleh nilai yang
baik. Atmosfir berubah dari persaingan berdasar pada kegagalan menuju
kerjasama pada waktu yang bersamaan, setiap mahasiswa memperoleh
keberhasilan mereka yang menyenangkan.
Kelebihan pendekatan student-centered diantaranya:
1. Mahasiswa menikmati dirinya sendiri,
2. Mahasiswa belajar secara alami dan aktif,
3. Mahasiswa spontan,
4. Mata mahasiswa bersinar dengan cerah. (Paul, 2003:138)
Terdapat tujuh praktik yang dikemukakan oleh Chickering dan Zelda:
1. Meningkatkan hubungan antara mahasiswa atau peserta didik dengan staf
pengajar,
2. Mengembangkan timbal balik dan kerjasama diantara mahasiswa,
3. Meningkatkan belajar aktif,
4. Memberi umpan balik yang tepat,
5. Menekankan waktu untuk tugas,
6. Komunikasikan harapan besar, dan
7. Hormati bakat dan cara belajar yang berbeda-beda.
Kelas yang berpusat pada pebelajar diwujudkan dalam beberapa teknik
pengajaran seperti belajar berdasarkan masalah, belajar kooperatif, belajar
langsung, studi kasus, belajar kolaboratif, dan sebagainya.
Tugas dosen dalam pendekatan SCL:
1. Menfasilitasi: buku, modul ajar, hand-out, journal, hasil penelitian, dan
waktu.
2. Memotivasi:
a. Dengan memberi perhatian pada mahasiswa.
14
b. Memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan mahasiswa
dan dengan situasi yang kontektual.
c. Memberi semangat dan kepercayaan pada mahasiswa bahwa ia dapat
mencapai kompetensi yang diharapkan.
d. Memberi kepuasan pada mahasiswa terhadap pembelajaran yang kita
jalankan.
3. Memberi tutorial:
Menunjukkan jalan/cara/metode yang dapat membantu mahasiswa
menelusuri dan menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan
materi pembelajaran.
4. Memberi umpan balik:
Memonitor dan mengkoreksi jalan pikiran/hasil kinerjanya agar mencapai
sasaran yang optimum sesuai kemampuannya. (Suplemen Materi PekertiAA UNS, 2011:105)
Terdapat beragam model pembelajaran dengan pendekatan SCL,
diantaranya:
Small group discussion, role-play & simulation, case study, discovery learning
(DL), self-directed learning (SDL), cooperative learning (CL), collaborative
learning (CbL), contextual instruction (CI), project based learning (PjBL),
problem based learning and inquiry (PBL) (Suplemen Materi Pekerti-AA UNS,
2011:106).
Pembelajaran KBK dengan pendekatan SCL:
1. Mengutamakan tercapainya kompetensi mahasiswa (kemampuan kognitif,
psikomotor, dan afektif secara utuh).
2. Memberi pengalaman belajar mahasiswa (bukan hanya memberi soal
ujian/tes, sedangkan proses belajarnya tidak bisa diketahui).
3. Jadi mahasiswa harus dapat menunjukkan hasil belajarnya/kinerjanya
(mendengarkan kuliah dan mencatat, walupun penting, tapi bukan kinerja
mahasiswa yang utama)
15
4. Pemberian tugas menjadi pokok dalam pembelajaran.
5. Mahasiswa mempresentasikan penyelesain tugasnya, dibahas bersama,
dikoreksi, dan diperbaiki, merupakan proses yang penting dalam
pembelajaran SCL.
6. Penilaian proses sama pentingnya dengan penilaian hasil (ujian tulis lebih
banyak mengarah pada penilaian hasil belajar). (Suplemen Materi PekertiAA UNS, 2011:107)
D. Structure
1. Kata Kerja
Kata kerja dalam bahasa Inggris dibagi menjadi empat (4) bentuk,
yaituinfinitive/V1 , present participle/-ing form, preterit/past tense/V2, past
participle/V3. Dari keempat bentuk tersebut, present participle/V-ing digunakan
dalam bermacam-macam kegunaan. Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk
kata kerja.
NO
INFINITIVE
PRETERIT
PRESENT
PARTICIPLE
PAST
PARTICIPLE
1.
Study
Studying
Studied
Studied
2.
Work
Working
Worked
Worked
3.
Try
Trying
Tried
Tried
4.
Read
Reading
Read
Read
5.
Speak
Speaking
Spoke
Spoken
6.
Teach
Teaching
Taught
Taught
7.
Write
Writing
Wrote
Written
16
Kata kerja adalah kata yang menyatakan aktivitas/kegiatan atau membantu untuk
membuat pernyataan
a.Macam-macam kata kerja
1) ACTION VERB
Kata-kata sepertido, come, go, danwrite adalah kata kerja karena menyatakan
kegiatan. Sebuah kata kerja mungkin menyatakan sebuah kegiatan yang tidak
dapat dilihat; misalnyabelieve, know, fear, danthink.
2) VERB TO BE
Bermacam-macam bentuk kata kerja to be:
be
was
have been
being
were
had been
am
shall be
shall have been
are
will be
will have been
is
has been
Bagian-bagian kata kerja to bemempunyai dua kegunaan. Kata kerja ini mungkin
digunakan sebagai kata kerja bantu didalam debuah frasa verba: was making, will
be helped, are leaving, had been seen.Atau, jika berdiri sendiri, kata kerja to
bedapat digunakan sebagai linking verb.
3) LINKING VERB
Some verbs help to make a statement by serving as a link between two words.
These verbs are called linking verbs; they do not express action. In addition to the
verb to be, the following verbs are commonly used as linking verbs:
become, grow, seem, appear, look, remain, stay, feel, smell, taste, sound.
In the following sentences each verb is a link between the words on either side of
it. The word that follows the linking verb is a noun or an adjective that fills out or
completes the meaning of the verb.
17
1. Maggie is his sister. [sister = Maggie]
2. She became a housewife. [housewife = she]
3. The ring looked small. [small ring]
4. The fudge tastes good. [good fudge]
5. He remained calm. [calm he]
4) Irregular Verb
There are five types of irregular verbs:
1) All three principle parts are different.
2) Second and third principal parts are alike.
3) All three principle parts are alike.
4) First and third principle part are alike
5) First and second principle part are alike
Fungsi kata kerja sebagai predikat. Misalnya: The students are discussing the new
material.
2. Macam-macam Kalimat Tanya
a. Yes-no Question
Yes-no question adalah sebuah pertanyaan yang dimulai dengan kata kerja
auxiliary dan digunakan untuk menanyakan apakah mitra tutur setuju atau tidak
dengan penutur.
Contoh:
1) Is it very cold today?
+ Yes, it is.
- No, it is not.
2) Are the boys eager to go camping?
+ Yes, they are.
- No, they are not.
Menurut Krohn (1984:1) penutur menggunakan urutan pertanyaan jika
membuat pertanyaan yang harus dijawab dengan ‘ya’ atau ‘tidak’. Penutur tidak
18
membuat pertanyaan dengan urutan pernyataan atau kalimat berita, pertanyaan
seperti itu digunakan hanya dalam situasi-situasi khusus.
Contoh:
Statements:
Questions:
Noun Phrase Be Adjective
Be Noun Phrase
Adjective
The book
is
green
Is
the book
green?
The table
is
heavy
Is
the table
heavy?
John
is
happy
Is
John
happy?
Contoh dengan kata kerja auxiliary ‘do/does’ (Krohn, 1984:13):
Statement:
He works in the morning.
Question : Does he work in the morning?
Statement:
They work every day.
Question : Do
they work every day?
Do dan does digunakan untuk membuat kalimat tanya. Does digunakan untuk
orang ketiga tunggal, do digunakan untuk yang lainnya.
Penggunaan pernyataan dengan jawaban singkat (Krohn, 1984:14):
Question
: Does John like coffee?
Short answer : Yes, he does.
Question
: Do Mr. And Mrs. Allen like tea?
Short answer : Yes, they do.
Contoh dengan kata kerja auxiliary ‘did’ (Krohn, 1984:28):
Question
: Did John study yesterday?
Short answer : Yes, he did.
Question
: Did you study last night?
Short answer : No, I didn’t.
Menurut Frank (1972:88) yes-no questionmerupakan pertanyaan sederhana
yang memerlukan jawaban ‘yes’ atau ‘no’ saja. Ada dua macam yes-no question:
1. Kata kerja tanpa auxiliary (hanya dalam simple present dan simple past):
“Is Mary late? Yes, she is/No, she isn’t”.
2. Kata kerja dengan 1-3 auxiliary
1 auxiliary
: Has Mary arrived late?
2-3 auxiliary : Has Mary been arriving late?
19
Expletive ‘there’ dan ‘it’ seperti personal pronoun juga dapat muncul
dalam jawaban singkat sebuah kalimat tanya ini.
Contoh : Are there enough chairs? No, there aren’t.
Is it raining? Yes, it is.
Dalam negative yes-no question, not disingkat dengan auxiliary yang
memulai pertanyaan, misalnya: “Isn’t Mary late?, Didn’t Mary arrive late?, etc.”
Azar (1992:124) mengatakan bahwa yes-no questionmerupakan sebuah
kalimat tanya yang dapat dijawab dengan ‘yes’ atau ‘no’ atau equivalennya seperti
‘yeah’, ‘nah’, dan ‘uh huh’ tu ‘huh uh’. Dalam menjawab ‘yes’, kata kerja bantu
tidak disingkat dengan subjek, misalnya: “Yes, I am” tidak “Yes, I’m”.
b. Wh-word Question
Wh-word question adalah kalimat pertanyaan yang dimulai dengan katakata tanya seperti:
1) What
->memerlukan jawaban benda
2) Who
->menanyakan orang sebagaisubjek
3) Whom ->menanyakan orang sebagaiobjek
4) Whose ->menanyakan kepemilikan
5) Which ->menanyakan pilihan
6) Where ->menanyakan tempat
7) When ->menanyakan waktu
8) Why
->menanyakan alasan
9) How
->dapat menanyakan cara, saranatransportasi, metode, dan
sebagainya.
Contoh:
1) What is he writing?He is writing a long article about water pollution.
2) Whom did Clara play tennis yesterday with?Clara played tennis with
Bob yesterday.
3) When did they have a lot of money?They had a lot of money last
week.
20
Azar (1992:128) mengatakan bahwa an information question merupakan
sebuah pertanyaan dengan menggunakan kata tanya: where, when, why, who,
whom, what, which, whose, how.
Contoh:
1) A: Where does Ann Live? B: In Montreal.
2) A: Where is Sara studying? B: at the library.
Menurut Krohn (1984:30) wh-question dimulai dengan kata tanya seperti: who,
what, when, atau where. Pola urutan sesudah kata tanya sama dengan yes/no
question, do, does atau auxiliary lain diletakkan sebelum subjek.
Who mengganti frasa benda yang mengacu pada orang.
What mengganti frasa benda yang mengacu pada benda.
When mengganti keterangan yang mengacu pada waktu.
Where mengganti keterangan yang mengacu pada tempat.
Contoh:
Questions
Short answers
What does John like?
Coffee.
What does he study?
English.
What did he study at night?
Grammar.
Where does he study at night?
In the library.
Where did he study last night?
At home.
When does he usually study?
In the morning.
When did he study yesterday
in the morning.
Who does he visit every day?
Mary.
Whom does he visit every day?
Mary.
Who dalam pola ini bentuk bahasa Inggris standar yang tidak resmi. Bentuk ini
digunakan dalam tanya jawab dan dalam catatan atau surat yang ditujukan untuk
teman dan saudara. Whom digunakan dalam bahasa Inggris standar resmi dan
digunakan dalam pidato dan penulisan resmi, seperti kertas kerja/paper yang
dibuat mahasiswa. Berikut ini contoh pemakaian yang standar (Krohn, 1984:94).
Statement
: Mary sees Mr. Miller.
21
Yes/no question
: Does Mary see Mr. Miller? Yes.
Wh-question (O)
: Who does Mary see?
Mr. Miller.
Wh-question (S)
: Who sees Mr. Miller?
John.
Dalam pola O (objek), wh-word sebagai objek (atau kadang-kadang sebagai
keterangan; dalam pola S (subjek), wh-word sebagai subjek dari kata kerja
sesudahnya.
Menurut Frank (1972:92) jika interrogative pronoun berfungsi sebagai
subjek tidak ada pembalikan urutan kata, misalnya “Who invented the telephone?,
What has caused the accident?”. Jika ‘whom’ digunakan sebagai objek yang
memperkenalkan sebuah pertanyaan dapat diganti dengan ‘who’ secara informal,
misalnya “Who do you want?”. Interrogative pronoun dapat berfungsi sebagai
adjective, misalnya “What time is it?, Whose book did you borrow?”.
Pertanyaan dengan kata ‘why’ dapat menggunakan kata ‘what ... for’ yang
akan dijawab dengan keterangan tujuan dan dapat dengan menggunakan katakata: ‘in order to’ yang biasanya disingkat dengan ‘to’ (diikuti oleh kata kerja),
‘for’ diikuti frasa benda, ‘because’ (diikuti klausa) (Krohn, 1984:125).
Contoh:
Question: Why did John go to the store?
Answer : 1. John went to the store (in order) to buy some books.
2. John went to the store because he wanted to buy some books.
3. John went to the store for some books.
Menurut Frank (1972:93) dalam pertanyaan yang dimulai dengan ‘why’,
penggunaan informal memperbolehkan penghilangan auxiliary (atau satu bentuk
be) dan subjek, misalnya “Why so early? (untuk “Why are yoy so early?”), “Why
not go at once?” (untuk “Why shouldn’t we go at once?”).
Pertanyaan dengan kata ‘how’ yang menanyakan sarana komunikasi atau
transportasidapat dijawab dengan menggunakan dua pola: ‘with’ dan ‘by’ (Krohn,
1984:126).
Contoh:
Question
Answer
How did John come?
He came by plane.
22
How did he send the letter?
He sent it by airmail.
How did John write?
He wrote with a new pen.
How did Mary answer?
She answered with a gesture.
How did John learn English?
He learned English by practising a lot.
Dari contoh-contoh di atas dapat dijelaskan bahwa ‘by’ diikuti oleh
konstruksi benda yang mengacu pada komunikasi dan transportasi dan kata kerja
yang mengikuti ‘by’ harus ditambah dengan akhiran ‘-ing’; ‘with’ diikuti oleh
konstruksi frasa benda yang mengacu pada instrumen atau alat.
Frank (1972:91) mengatakan bahwa interrogative adverb ‘how’ dapat
bergabung dengan adjective atau adverb.
Contoh:
1) How tall are you?
2) How quickly can you get here?
3) How long will it take you?
c. Tag Question
Tag question merupakan pertanyaan yang diletakkan di akhir kalimat. Tag
question dibentuk dengan cara meletakkan kata kerja yang berbentuk auxiliary
(bentuk negatif dikontraksi) dan pronoun dari frasa benda sebagai subjek kalimat
di akhir kalimat pernyataan yang didahului oleh koma (,). Menurut Krohn
(1984:267) tag question merupakan pertanyaan yang diletakkan di akhir kalimat.
Statement + Tag question
Answers
They have a car, don’t they?
Yes, they do.
No, they don’t.
Novi isn’t here, is she ?
No, she isn’t.
Yes, she is.
Menurut Krohn (1984:267) tag question merupakan pertanyaan yang diletakkan di
akhir kalimat.Negative tag questions mengikuti affirmative statement. Affirmative
tag questions mengikuti negative statement.
23
Jika sebuah bentuk ‘be’ atau auxiliary terjadi pada bagian pernyataan, kata kerja
tersebut diulangi dalam tag. Jika tidak ada auxiliary pada bagian pertama atau
pernyataan, ‘do’atau ‘does’ (don’t atau doesn’t) digunakan dalam tag.
Contoh:
Statement + Tag question
Answers
John is here, isn’t he?
Yes, he is.
No, he isn’t.
Mary isn’t here, is she?
No, she isn’t.
Yes, she is.
Mr. Smith drives to work, doesn’t he?
Yes, he does.
No, he doesn’t.
Menurut Azar (1992:156) tag question merupakan sebuah kalimat tanya
yang ditambahkan di akhir kalimat. Sebuah auxiliary digunakan dalam pertanyaan
ini. Apabila kata kerja utama afirmatif, tag question negatif dan sebaliknya.
Contoh:
1) You know Bob Wilson, don’t you? (Penutur percaya bahwa kamu
mengetahui Bob Wilson. Penutur ingin meyakinkan bahwa idenya benar)
2) Mary is from Chicago, isn’t she?
3) Jerry can’t speak arabic, can he?
Frank (1972:89-91) memberi nama ‘attached (atau tag) question’ sebagai
bentuk khusus yang terdiri dari dua bagian, pertama sebagai pernyataan dan kedua
pertanyaan yang mengharapkan persetujuan dengan pernyataan. Bagian kedua
terdiri dari auxiliary pertanyaan biasa ditambah personal pronoun untuk subjek.
Jika bagian pernyataan positif, bagian pertanyaan negatif; jika bagian pernyataan
negatif, bagian pertanyaan positif.
Contoh:
Bagian pernyataan
Bagian pertanyaan
Jawaban yang diharapkan
1) Mary is late,
isn’t she?
Yes, she is.
2) Mary isn’t late,
is she?
No, she isn’t.
3) Mary arrived late, didn’t she?
Yes, she did.
24
4) Mary didn’t arrive late, did she?
No, she didn’t.
Intonasi dalam tag question:
1) Falling intonation (intonasi turun)
Tag question dengan falling intonation menunjukkan bahwa penutur berpikir
bahwa pernyataannya benar atau mengharapkan jawaban setuju terhadap
pernyataannya.
Expected answers
John is here, isn’t he?
Yes, he is.
No, he isn’t.
Akan tetapi jika pernyataannya tidak benar, jawaban akan tidak menyetujuinya.
John is here, isn’t he?
No, he isn’t.
Mary isn’t here, is she?
Yes, she is.
2) Rising intonation
Tag question dengan rising intonation digunakan jika penutur tidak perlu
mengharapkan jawaban untuk menyetujui pernyataannya.
d. Alternative Question
Pertanyaan ini memerlukan jawaban yang berupa salah satu pilihan dari dua
ataulebih pilihan yang disediakan, tanpa menggunakan kata Yes/No tetapi
langsung pada pilihan. Pertanyaan ini ditandai kata or. Jenis pertanyaan ini terdiri
dari dua bentuk: Yes-No Question dan Wh-word Question.
Contoh:
1) Are you single or married?
- I am single. Or
- I am married.
2) Does he study very diligently?
- He does very
diligently. Or
- He does not study
25
very diligently.
3) Where do you live, in Jakarta or Surabaya?
- I live in Jakarta. Or
- I live in Surabaya.
e. Embedded Question
Objek kalimat dapat terdiri dari sebuah kata, frasa, maupun klausa.
Kalimat tanya juga dapat menjadi objek sebuah kalimat. Apabila kalimat tanya
menjadi objek, kalimat itu harus dirubah menjadi kalimat berita. Kata tanya “who,
whom, whose, what, which, when, where, why, how” yang memulai kalimat tanya
menjadi perangkai antara klausa utama atau induk kalimat dan anak kalimat,
apabila kalimat tanya tidak ada kata tanya/kalimat yang memerlukan jawaban ‘ya’
atau ‘tidak’ memerlukan kata perangkai ‘whether/if’.
Contoh:
1) Who does Mary see?
 I know who Mary sees.
2) What can John play?
 I know what John can play.
(Krohn, 1984:175)
3) Is he home?
 I wonder if he is home.
4) Did he go?
 I’ll ask if he went.
(Krohn, 1984:178)
5) Did he do it?
 I don’t know whether he did it.
6) When are the coming?
I don’t know when they are coming.
7) Who is she?
I don’t know who she is.
(Frank, 1972:297)
8) When did they leave?
 Do you know when they left?
9) What did she say?
 Please tell me what she said.
10) Why is Tom absent?
 I wonder why Tom is absent.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori di atas peneliti dapat merumuskan hipotesis
sebagai berikut:
26
a. Ada perbedaan prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar
melalui pendekatan teacher-center dan student-center.
b. Prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan
student-center lebih baik daripada yang diajar melalui pendekatan teachercenter.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pengertian Metode Penelitian
Menurut Hornby penelitian adalah investigation undertaken in order to
discover, get new facts, get additional information, etc.(1987: 720).Penelitian
merupakan aktivitas untuk mengidentifikasi besar kecilnya suatu objek atau
fenomena. Baik buruknya hasil penelitian sebagian tergantung pada teknik
pengumpulan data. Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk
memperoleh materi-materi yang relevan, akurat dan reliabel. Untuk
memperoleh data yang dimaksudkan, peneliti memerlukan teknik, prosedur,
instrumen, dan aktivitas.
Untuk melakukan penelitian yang baik, peneliti harus menggunakan
prosedur-prosedur yang terorganisasi. Prosedur yang sistematik dan terencana
dalam penelitian adalah pengumpulan dan analisis data.
Metode sebagai cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan, makin baik metode itu makin efektif pula pencapaian tujuan itu.
Menurut Hornby (1987:533) metode merupakan cara mengerjakan sesuatu.
Metode penelitian yang dimaksud di sini adalah cara atau jalan yang harus
ditempuh dalam rangka mengembangkan dan memecahkan masalah untuk
mencapai kebenaran secara ilmiah.
Ada tiga hal pokok didalam menggunakan metode penelitian, yaitu metode
historis, metode deskriptif, dan metode eksperimental. Dalam penelitian ini
digunakan metode eksperimental. Seliger dan Shohamy menyatakan experimental
research is concerned with studying the effects of specified and controlled
treatments given to subjects usually formed into groups (1989:136). Semua
pendekatan eksperimen meliputi kontrol atau pengawasan atau manipulasi
terhadap tiga komponen eksperimen: populasi, perlakuan (treatment) dan
pengukuran perlakuan.
28
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Widya Dharma Klaten. Waktu
penelitian dimulai bulan September sampai bulan Desember 2012.
C. Populasi, Sampel dan Sampling
Populasi merupakan keseluruhan individu yang akan diselidiki, oleh sebab
itu subjek penelitian tersebut sangat luas sehingga tidak mungkin seorang peneliti
dengan fasilitas dan kesempatan yang relatif terbatas mengadakan penelitian pada
seluruh daerah penelitian tersebut. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa
semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, universitas Widya
Dharma Klaten Tahun Akademik 2012/2013. Jumlah mahasiswa adalah 95 yang
terbagi ke dalam tiga kelas paralel, A, B dan C.
Sample merupakan sebagian dari jumlah populasi. Sampel penelitian ini
adalah mahasiswa semester III kelas B dengan pertimbangan bahwa kondisi kelas
ini bervariasi. Sebagian tergolong sangat pandai, pandai, cukup, dan sebagian
kurang, sehingga semua kriteria dapat ditemukan di kelas ini. Selain itu, untuk
memudahkan penelitian karena peneliti kebetulan mengajar di kelas ini.
Sampling adalah cara atau teknik pengambilan sampel untuk dijadikan
wakil dari populasi. Adapun teknikyang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling . Purposive/purposeful sampling is used as a strategy when
one wants to learn something and comes to understand something about certain
selected cases without needing to generalize to all such cases (Patton, 1983:100).
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa peneliti memilih kelas B karena
alasan akademik dan kepraktisan.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan objek amatan yang akan dikaji, diteliti dan
diamati dalam suatu kegiatan penelitian. Adapun variabel penelitian ini terdiri dari
dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. The independent variable is that
factor or phenomenon which investigator manipulates in order to see what effect
29
any changes will have. The dependent variable is the means by which any
changes are measured (seliger dan Shohamy, 1989:89).Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah mahasiswa yang diajar dengan pendekatan teacher-center
dan student-center. Sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar structure
pokok bahasan kalimat tanya mahasiswa semester III kelas B Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Unwidha Klaten tahun Akademik 2012/21013.
Conducting an experiment means that at least one independent variable is
manipulated and its effect measured by some dependent variable while other
factors are controlled in various ways. Implicit in the use of control groups is the
important assumption that the control group represents the same population as
the experimental group (Seliger dan Shohamy, 1989:141). Dalam penelitian ini
sampel dibagi menjadi dua kelompok: kontrol dan eksperimen. Kelompok kontrol
diajar dengan pendekatan teacher-center dan kelompok eksperimen diajar dengan
pendekatan student-center.
E. MetodePengumpulan Data
Untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang telah dirumuskan, peneliti
perlu memilih, menetapkan dan menerapkan metode yang digunakan dalam
memperoleh data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakanmetode tesuntuk
mengumpulkan data tentang prestasi belajar structure pokok bahasan kalimat
tanya.
Arikunto (1998:139) menyatakan bahwa tes adalah serentetan atau latihan
atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Menurut bentuknya, tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis
dan menurut susunannya tes yang digunakan adalah tes esei.
Sebelum diberikan pada mahasiswa dalam eksperimen dan untuk menguji
kesahihan data, peneliti menggunakan validitas isi. Evidence on content validity
will need to be accumulated in order to find out if the data collection procedure is
a good representation of the content which needs to be measured (Seliger dan
30
Shohamy, 1989:188). Validitas isi dari tes yang digunakan peneliti diuji dengan
membandingkan isi tes dengan isi materi yang mahasiswa diharapkan belajar pada
semester itu.
6. Metode Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa angka-angka. Metode
analisis data yang digunakan adalah metode statistik. Prestasi belajar structure
mahasiswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dibandingkan dengan
menggunakan t-test.
The t-test is used to compare the means of two groups. It helps determine how
confident the researcher can be that the differences found between two groups
(experimental and control) as a result of a treatment are not due to chance.The
results of applying the t-test provide the researcher with a t-value. That t-value is
then entered in a special table of t values and which indicates whether, given the
size of the sample in the research, the t-value is statistically significant (Seliger
and Shohamy, 1989: 231).
Berikut rumus t-test dari Arikunto (1998:306)
t=
M − M
∑
∑
+
Keterangan :
M = Nilai rata-rata hasil perkelompok
N = Banyaknya subyek
x = deviasi setiap nilai x2 dan x1
y = deviasi setiap nilai y2 dari mean y1
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan data penelitian, analisis, dan hasil penelitian.
Subjek penelitian dibagi menjadi dua, kelompok student-centered approach dan
kelompok teacher-centered approach. Penentuan dua kelompok tersebut
berdasarkan hasil pre-test dalam pertanyaan yang memerlukan jawaban setuju
atau tidak setuju. Macam pertanyaan ini digunakan dengan alasan bahwa
pertanyaan ini paling mudah diantara macam pertanyaan yang lain. Sebelum
perlakuan yang berbeda diterapkan, setiap mahasiswa diberi pre-test. Berikut ini
daftar mahasiswa semester III yang mengikuti pre-test yes-no questions beserta
nilainya.
Tabel 1. Daftar Nilai pre-test yes-no questions
No.
Kode
Jumlah
Nilai dalam
Nilai dalam
Jawaban Betul
Angka
Huruf
1.
1111202655
13
52
D
2.
1111202657
23
92
A
3.
1111202658
13
52
D
4.
1111202659
15
60
C
5.
1111202669
20
80
A
6.
1111202673
21
84
A
7.
1111202674
8
32
E
8.
1111202676
9
36
E
9.
1111202677
15
60
C
10.
1111202691
18
72
B
11.
1111202693
16
64
C
12.
1111202695
10
40
D
13.
1111202696
13
52
D
14.
1111202697
18
72
B
15.
1111202699
18
72
B
16.
1111202701
5
20
E
32
Dari 16 mahasiswa yang mengikuti pre-test tersebut 9 mahasiswa dapat
dikatakan berhasil dan 7 mahasiswa dikatakan gagal. Mahasiswa yang berhasil
dikelompokkan kedalam student-centered approach (A)dan mahasiswa yang
gagal dikelompokkan kedalam teacher-centered approach (B). Agar jumlah
dalam 2 kelompok sama, 1 dari 9 mahasiswa dimasukkan kedalam kelompok
teacher-centered approach. Berikut disajikan daftar 2 kelompok tersebut.
Tabel 2. Daftar Mahasiswa Kelompok student-centered approach
No.
Kode
1.
1111202657
2.
1111202659
3.
1111202669
4.
1111202673
5.
1111202677
6.
1111202691
7.
1111202693
8.
1111202699
Tabel 3. Daftar Mahasiswa Kelompok teacher-centered approach
No.
Kode
1.
1111202655
2.
1111202658
3.
1111202674
4.
1111202676
5.
1111202695
6.
1111202696
7.
1111202697
8.
1111202701
Perlakuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 24 September 2012,
pukul 08.30 – 08.50. Dalam penelitian ini Kelompok A diberi tugas berdiskusi di
33
luar kelas dan kelompok B diberi penjelasan materi/teori membuat pertanyaan
yang memerlukan jawaban ya/tidak didalam kelas. Mahasiswa yang mewakili
kelompok untuk menyajikan hasil diskusi adalah: Yunita Dwi Hastuti, Diyas
Rizki afriyani, Kustina Kumala, dan Jatu Mustika Ilma. Sebagai evaluasi kedua
kelompok diberi kebebasan untuk membuat kalimat tanya yang memerlukan
jawaban ya/tidakdengan metode tulis berantai dalam waktu 15 menit. Kelompok
A berhasil membuat 16 kalimat, sedangkan kelompok B berhasil membuat 15
kalimat. Berikut ini kalimat dua kelompok tersebut.
Kelompok A
1. Does Rina make some cookies? (correct)
2. Did you have time to finish the assignment? (correct)
3. Will you go with me next week? (correct)
4. Do they watch television now? (correct)
5. Has Sinta been studying English all day? (correct)
6. Are we going to the theatre this evening? (correct)
7. Have you watched movie in the cinema? (correct)
8. Was you here? (incorrect)
9. Would you like to take a glass of water? (correct)
10. Can you speak loudly? (correct)
11. Should I visit the doctor? (correct)
12. Is Marta a teacher? (correct)
13. Am I a clever? (incorrect)
14. May I borrow your pen? (correct)
15. Has she been sitting since two o’clock? (correct)
16. Shall you send me a letter? (incorrect)
Dari 16 kalimat 13 kalimat benar sesuai aturan/pola dan 3 kalimat tidak benar.
Kalimat (8)
seharusnya “Were you here?”, kalimat (13) seharusnya “Am I
clever?”, kalimat (16) seharusnya “Will you send me a letter?”.
Kelompok B
34
1. Are they reading a book? (correct)
2. Does Sinta help mother? (correct)
3. Is he a doctor in this hospital? (correct)
4. Will you go to the zoo tomorrow? (correct)
5. Do you read this book? (correct)
6. Did she go to market? (correct)
7. Can you get your books out? (correct)
8. Shall we apologize him? (correct)
9. Has they got a good score? (correct)
10. Were they meet for dinner? (incorrect)
11. Have you finished the homework? (correct)
12. May I carry your car? (correct)
13. Would you like a monkey? (correct)
14. Could I use this calculator? (correct)
15. Was she dancing last night? (correct)
Dari 15 kalimat 14 kalimat benar dan hanya 1 kalimat tidak benar. Kalimat (10)
seharusnya “Did they meet for dinner?”.
Berdasarkan hasil post-test dua kelompok tersebut, peneliti dapat
menyatakan bahwa kelompok B (teacher-centered approach) lebih baik daripada
kelompok A (student-centered approach). Kelompok B dapat membuat 15
kalimat dan hanya 1 kalimat yang salah, sedangkan kelompok A dapat membuat
16 kalimat dengan 3 kalimat yang salah.
Satu minggu berikutnya materi pertanyaan dengan kata tanya yang dimulai
dengan ‘wh’ (what, who, whom, whose, which, when, where, why) dan ‘How’.
Berikut disajikan nilai pre-tes.
Tabel 4. Daftar Nilai Pre-test wh-word questions
No.
Kode
Jumlah
Nilai dalam
Nilai dalam
Jawaban Betul
Angka
Huruf
35
1.
1111202655
8
32
E
2.
1111202657
16
64
C
3.
1111202658
9
36
E
4.
1111202659
8
32
E
5.
1111202669
13
52
D
6.
1111202673
17
68
B
7.
1111202674
9
36
E
8.
1111202676
8
33
E
9.
1111202677
9
36
E
10.
1111202691
15
60
C
11.
1111202693
14
56
C
12.
1111202695
18
72
B
13.
1111202696
8
33
E
14.
1111202697
4
16
E
15.
1111202699
10
40
D
16.
1111202701
8
33
E
Dari 16 mahasiswa hanya 5 yang berhasil dengan nilai B (2) dan C (3). 4
mahasiswa dari kelompok A dan 1 mahasiswa dari kelompok B. Perlakuan kedua
dilaksanakan pada hari Senin, 01 Oktober 2012. Kelompok A membuat dialog
secara berpasangan. Pasangan dialog tersebut yaitu:
1. Yanoke Putri Dhini
+ Yunita Dwi Hastuti
2. Nina Nuswantari
+ Ria Wahyu Ningsih
3. Anis Nur Choiriyah
+ Jatu Mustika Ilma
4. Kustina Kumala
+ Diyas Riski Afriyani
8 mahasiswa dari kelompok B diberi penjelasan tentang cara membuat kalimat
tanya dengan menggunakan kata tanya yang dimulai dengan ‘wh...’ dan ‘how’.
Dialog yang dibuat oleh 4 pasangan dapat disajikan sebagai berikut:
36
1. Terdapat 3 kesalahan dalam 17 kalimat tanya beserta jawabannya sebagai
berikut:
a. “Whose pencil on the table?” (menghilangkan kata kerja penghubung
‘is’)
b. “I ever gone to Wonogiri two times” (menghilangkan kata kerja bantu
‘have’)
c. “How far can you swim in a hour?” (artikel ‘a’ seharusnya ‘an’ karena
kata ‘hour’ dimulai dengan suara vokal meskipun tulisannya
konsonan)
2. Dialog yang dibuat oleh pasangan kedua terdiri dari 17 kalimat tanya
beserta jawabannya dengan menggunakan kata tanya “what, whom, when,
where, why, which, how (how long, how often, how tall, how much, how
soon), dan who”. Kesalahan terbanyak ada pada penghilangan kata kerja
‘auxiliary/linking’ yang seharusnya diletakkan sesudah kata tanya atau
salah penempatan yang seharusnya diletakkan sebelum subjek akan tetapi
diletakkan sesudah subjek seperti dalam kalimat berita, seperti dalam
kalimat:
a. How far your house from campus? (menghilangkan kata kerja
‘linking’ ‘is’ sebelum ‘your house’)
b. My house about 5 km from campus.(menghilangkan kata kerja
‘linking’ ‘is’ sesudah ‘my house’)
c. How much your new bag? (menghilangkan kata kerja bantu ‘does’
sebelum ‘your new bag’ dan kata kerja utama ‘cost’ sesudah ‘your new
bag’.
d. How long you stay at Klaten Ria? (menghilangkan kata kerja bantu
‘do’ sesudah kata tanya)
e. Why you stay in boarding house? (menghilangkan kata kerja bantu
‘do’ sesudah kata tanya)
Sedangkan kalimat-kalimat yang sudah betul diantaranya:
a. What is your name? My name is Ria Wahyu.
37
b. Where is your boarding house Nina? In front of campus.
c. Who dares to answer my question? Me (seharusnya ‘I’).
d. How long do you study at home? An hour.
e. How soon will you arrive at campus? 10 minutes.
3. Pasangan ini belum menguasai penggunaan kata tanya ‘whose dan kata
kerja bantu yang diletakkan sesudah kata tanya. Berikut ini kalimat yang
dapat mereka ekspresikan:
a. What is Jatu eating? She is eating a big humberger.
b. What did you do last holiday? I went to beach last holiday.
c. Who has been arriving late? Anis.
d. Who fell from the motorcycle this morning? Desta.
e. Where did Anis go last night? To the Ayam-Ayam resto.
Sedangkan kalimat yang tidak memenuhi kaidah diantaranya:
a. Whose lecture met Jatu in the city garden last day? (kalimat ini
menanyakan siapa dosen yang bertemu Jatu di taman kota hari
sebelumnya, seharusnya “Who is the lecturer who met Jatu in the city
garden last day?”)
b. Whose student parking the motorcycle in front of this class? (kalimat
ini juga sama dengan kalimat (a) menanyakan mahasiswa yang
memarkir sepeda motor di depan kelas ini, seharusnya “Who is the
student parking the motorcycle in front of this class?”)
c. Whose the name of new baby born Jatu’s sister? (kalimat ini
menanyakan siapa nama bayi saudara perempuan Jatu yang baru lahir,
seharusnya “What is the name of Jatu’s sister new born baby?)
d. How old your father? (kalimat ini tidak ada predikatnya yang terdiri
dari kata kerja ‘linking’ ‘is’)
e. Why do you angry? (kata kerja bantu ‘do’ tidak tepat karena ‘angry’
bukan kata kerja utama akan tetapi adjektiva, sehingga kata kerja yang
diperlukan kata kerja ‘linking’ ‘are’)
38
4. Pasangan ini juga membuat kalimat tanya dengan kata tanya ‘whose’ yang
tidak tepat. Mahasiswa ingin menanyakan siapa tetapi yang digunakan
‘whose’ yang seharusnya ‘who’ dalam kalimat “Whose is the writer of the
book? (kalimat yang benar “Who is the writer of the book?”). Sebagian
besar kalimat yang dibuat oleh pasangan ini sudah benar, misalnya:
a. Who is your lecturer? My lecturer is Mrs. Dra. Sri Haryanti, M.Hum.
b. Which do you want to borrow of the book? (lebih baik mengatakan
“Which book do you want to borrow?”)
c. When do you want to return the book? I will return the book next
week.
Tabel 5. Daftar Nilai Pre-test tag questions danalternative questions
No.
Kode
Jumlah
Nilai dalam
Nilai dalam
Jawaban Betul
Angka
Huruf
1.
1111202655
12
48
D
2.
1111202657
21
84
A
3.
1111202658
9
36
E
4.
1111202659
12
48
D
5.
1111202669
18
72
B
6.
1111202673
22
88
A
7.
1111202674
11
44
D
8.
1111202676
11
44
D
9.
1111202677
19
76
B
10.
1111202691
13
52
D
11.
1111202693
18
72
B
12.
1111202695
14
56
C
13.
1111202696
11
44
D
14.
1111202697
8
32
E
15.
1111202699
16
64
C
16.
1111202701
6
24
E
39
7 mahasiswa dapat dikatakan berhasil dalam mengerjakan soal dan 9
mahasiswa belum berhasil. Berdasarkan hasil pre-tes ini sebagian besar
mahasiswa dalam kelompok A berhasil dan hanya 1 yang belum berhasil.
Perlakuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 08 Oktober 2012. Kelompok A
diminta membaca handout dilanjutkan mengerjakan soal berjumlah 22 dengan
model soal kata kerja disingkat dengan apostrof ‘s’ (‘s) dan ‘d’ (‘d) dan kelompok
B diterangkan kemudian mengerjakan latihan dalam handout secara berurutan.
Dari 22 soal yang diberikan oleh dosen kepada kelompok A hanya 4 soal yang
salah, yaitu:
a. He’s a new motorcycle, isn’t he? (seharusnya ‘doesn’t he’ karena ‘s
singkatan dari ‘has’ yang memerlukan kata kerja bantu ‘does’)
b. He’s advised by his parents whenever he makes mistakes, hasn’t he?
(seharusnya ‘isn’t he’ karena kalimat ini pasif dalam present tense)
c. Have a cup of coffee, haven’t you? (seharusnya ‘won’t you’ karena
kalimat ini berupa tawaran bukan perintah)
d. Everybody needs to eat, doesn’t he? (seharusnya ‘don’t they’, kalimat ini
termasuk perkecualian meskipun ‘everybody’ sebagai bentuk tunggal,
dalam tag question diganti dengan ‘they’)
Tabel 6. Daftar Nilai Pre-tes embedded questions
No.
Kode
1111202655
Jumlah
Jawaban Betul
6
Nilai dalam
Angka
16
Nilai dalam
Huruf
E
1.
2.
1111202657
28
93
A
3.
1111202658
9
34
E
4.
1111202659
12
55
D
5.
1111202669
21
70
B
6.
1111202673
26
86
A
7.
1111202674
7
26
E
8.
1111202676
13
50
D
9.
1111202677
23
76
B
10.
1111202691
17
85
A
40
11.
1111202693
21
70
B
12.
1111202695
14
50
D
13.
1111202696
8
25
E
14.
1111202697
16
53
D
15.
1111202699
14
87
A
16.
1111202701
9
50
D
7 mahasiswa berhasil memperoleh nilai A dan B, sedangkan 9 mahasiswa
memperoleh nilai D dan E atau gagal. Dalam melekatkan kalimat tanya kedalam
kalimat lain sebagian besar mahasiswa tidak menghilangkan kata kerja bantu dan
tanda tanya atau dengan kata lain kalimat tanya belum dirubah menjadi kalimat
berita. Kesalahan yang lain adalah tidak merubah kata kerja utama kedalam
tense/waktu yang tepat atau masih sama dengan dalam kalimat tanya, misalnya
“Father wants to know where did I go yesterday?” (seharusnya “Father wants to
know where I went yesterday”).
Setelah perlakuan terhadap 2 kelompok selesai, mahasiswa diberi post-tes
sekaligus sebagai nilai ujian tengah semester. Berikut hasil yang mereka capai.
Tabel 7. Daftar Nilai Post-tes (Ujian Tengah Semester)
No.
Kode
Jumlah
Nilai dalam
Nilai dalam
Jawaban Betul
Angka
Huruf
1.
1111202655
19
59
C
2.
1111202657
30
75
B
3.
1111202658
21
63
C
4.
1111202659
19
59
C
5.
1111202669
28
73
B
6.
1111202673
29
74
B
7.
1111202674
20
60
C
8.
1111202676
21
63
C
41
9.
1111202677
29
74
B
10.
1111202691
19
59
C
11.
1111202693
22
64
C
12.
1111202695
14
50
D
13.
1111202696
21
63
C
14.
1111202697
13
50
D
15.
1111202699
29
74
B
16.
1111202701
21
63
C
Untuk mengetahui perbedaan yang jelas antara 2 kelompok (A dan B), peneliti
membagi kedalam 2 tabel berikut ini
Tabel 8. Daftar Nilai Post-tes (Ujian Tengah Semester) Kelompok studentcentered approach
No.
Kode
Jumlah
Nilai dalam
Nilai dalam
Jawaban Betul
Angka
Huruf
1.
1111202657
30
75
B
2.
1111202659
19
59
C
3.
1111202669
28
73
B
4.
1111202673
29
74
B
5.
1111202677
29
74
B
6.
1111202691
19
59
C
7.
1111202693
22
64
C
8.
1111202699
29
74
B
Total
205
552
42
Tabel 9. Daftar Nilai Post-tes (Ujian Tengah Semester)Kelompok teachercentered approach
No.
Jumlah
Nilai dalam
Nilai dalam
Jawaban Betul
Angka
Huruf
Kode
1.
1111202655
19
59
C
2.
1111202658
21
63
C
3.
1111202674
20
60
C
4.
1111202676
21
63
C
5.
1111202695
14
50
D
6.
1111202696
21
63
C
7.
1111202697
13
50
D
8.
1111202701
21
63
C
Total
150
471
Berdasarkan tabel 8 dan 9 diatas dapat diketahui bahwa kelompok A lebih
berprestasi daripada kelompok B. 8 mahasiswa dalam kelompok Aberhasil , 3
mahasiswa memperoleh nilai C, dan 5 mahasiswa memperoleh nilai B. Dari 8
mahasiswa dalam kelompok B hanya 2 mahasiswa yang kurang berprestasi (D)
dan 6 mahasiswa memperoleh nilai C.
Berikut ini disajikan nilai 4 pre-tes dan nilai rata-ratadalam huruf untuk
melihat kemampuan rata-rata tiap mahasiswa dalam 2 kelompok.
Tabel 10. Daftar Nilai Rata-rata 4 Pre-tes Kelompok student-centered approach
No.
Kode
Pre-tes
Pre-tes
Pre-tes
Pre-tes
Rata-
1
2
3
4
rata
1.
1111202657
92
64
84
93
83,25
2.
1111202659
60
32
48
55
48,75
3.
1111202669
80
52
72
70
68,50
4.
1111202673
84
68
88
86
81,50
43
5.
1111202677
60
36
76
76
62
6.
1111202691
72
60
52
85
67,25
7.
1111202693
64
56
72
70
65,50
8.
1111202699
72
40
64
87
65,75
Tabel 11. Daftar Nilai Rata-rata 4 Pre-tes Kelompok teacher-centered approach
No.
Kode
Pre-tes
Pre-tes
Pre-tes
Pre-tes
Rata-
1
2
3
4
rata
1.
1111202655
52
32
48
16
37
2.
1111202658
52
36
36
34
39,50
3.
1111202674
32
36
44
26
34,50
4.
1111202676
36
33
44
50
40,75
5.
1111202695
40
72
56
50
54,50
6.
1111202696
52
33
44
25
38,50
7.
1111202697
72
16
32
53
43,25
8.
1111202701
20
33
24
50
31,75
Selanjutnya nilai rata-rata pre-tes dan post-tes disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 12. Daftar Nilai Rata-rata Pre-tes dan Post-tes Kelompok student-centered
approach
No.
Kode
Rata-rata
post-tes
Keterangan
Pre-tes
1.
1111202657
83,25
75
Menurun
2.
1111202659
48,75
59
Meningkat
3.
1111202669
68,50
73
Meningkat
4.
1111202673
81,50
74
Menurun
5.
1111202677
62
74
Meningkat
6.
1111202691
67,25
59
Menurun
44
7.
1111202693
65,50
64
Menurun
8.
1111202699
65,75
74
Meningkat
Total
542,20
552
Meningkat
Tabel 13. Daftar Nilai Rata-rata Pre-tes dan Post-tes Kelompok teacher-centered
approach
No.
Kode
Rata-rata
Post-tes
Keterangan
Pre-tes
1.
1111202655
37
59
Meningkat
2.
1111202658
39,50
63
Meningkat
3.
1111202674
34,50
60
Meningkat
4.
1111202676
40,75
63
Meningkat
5.
1111202695
54,50
50
Menurun
6.
1111202696
38,50
63
Meningkat
7.
1111202697
43,25
50
Meningkat
8.
1111202701
31,75
63
Meningkat
Total
319,75
471
Meningkat
Berdasarkan tabel 12 dan 13 diatas dapat dikatakan bahwa prestasi yang
diperoleh kelompok teacher-centered approach lebih baik daripada prestasi yang
diperoleh kelompok student-centered approach. Dari 8 mahasiswa dalam
kelompok student-centered approach, 4 mahasiswa mengalami peningkatan, dan
4 mahasiswa mengalami penurunan. Dari 8 mahasiswa dalam kelompok teachercentered approach, 7 mahasiswa mengalami peningkatan dan 1 mahasiswa
mengalami penurunan.
Selanjutnya nilai post-tes dari 2 kelompok disajikan dalam tabel berikut
untuk mengetahui perbedaannya.
45
Tabel 14. Beda Nilai Rata-rata Pre-tes dan Post-tes Kelompok student-centered
approach
No.
Kode
Pre-tes
Post-tes
(x1)
(x2)
Beda (x) – (posttes-pre-tes)
1.
1111202657
83,25
75
-8,25
2.
1111202659
48,75
59
+ 10.25
3.
1111202669
68,50
73
+ 4.50
4.
1111202673
81,50
74
- 7,50
5.
1111202677
62
74
+ 12
6.
1111202691
67,25
59
-8,25
7.
1111202693
65,50
64
- 1,50
8.
1111202699
65,75
74
+ 8,25
542,5
552
-5,25
Tabel 15. Beda Nilai Rata-rata Pre-tes dan Post-tes Kelompok teacher-centered
approach
No.
Kode
Pre-tes
Post-tes (x2) Beda (x) – (post-
(x1)
tes - pre-tes)
1.
1111202655
37
59
+ 22
2.
1111202658
39,50
63
+ 23,50
3.
1111202674
34,50
60
+ 25,50
4.
1111202676
40,75
63
+ 22,25
5.
1111202695
54,50
50
- 4,50
6.
1111202696
38,50
63
+ 24,50
7.
1111202697
43,25
50
+ 6,75
8.
1111202701
31,75
63
+ 31,25
319,75
471
151,25
46
Selanjutnya kedua mean tersebut dimasukkan kedalam rumus t-test
sebagai berikut:
M − M
t=
∑
=
∑
+
| − 0,656 − 18,906|
,
=
=
,
+
19,562
(22,687)(0,25)
19,562
2,381
= 8,215
8,1625 > 2,145 (5%)
3,977 (1%)
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Ada perbedaan prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar
melalui pendekatan teacher-center dan student-center.
b. Prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan
student-center lebih baik daripada yang diajar melalui pendekatan teachercenter.
Berdasarkan hasil analisis data 2 hipotesis tersebut dapat dijawab sebagai berikut:
a. Ada perbedaan prestasi belajar structure antara mahasiswa yang diajar
melalui pendekatan teacher-center dan student-center.
b. Prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan
student-center lebih baik daripada yang diajar melalui pendekatan
teacher-center.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah diadakan penelitian dan berdasarkan data yang diperolehkemudian
dianalisis, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa H1 dan H2 diterima dan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan nilai post-tes dua kelompok dengan rumus t-test adalah
8,215. Setelah dikonsultasikan dengan tabel t dengan taraf signifikansi 5%
= 2,145 dan 1% = 3,977 dengan d.b 14 dari (8 – 1 + 8 – 1), hasil tersebut
lebih besar sehingga ada perbedaan dalam prestasi belajar structure antara
mahasiswa yang diajar melalui pendekatan teacher-center dan studentcenter.
2. Prestasi belajar structure mahasiswa yang diajar melalui pendekatan
student-center
lebih baik daripada yang diajar melalui pendekatan
teacher-center. Nilai rata-rata mahasiswa yang diajar melalui pendekatan
student-center(69) lebih besar dari nilai rata-rata mahasiswa yang diajar
melalui pendekatan teacher-center (58,87)
B. Saran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang belajar secara
mandiri dapat memperoleh prestasi yang lebih baik daripada mahasiswa yang
belajar karena dipandu oleh seorang dosen. Dengan demikian, mahasiswa
disarankan dalam belajar structure lebih banyak membaca referensi, berdiskusi,
dan mengerjakan latihan sebanyak-banyaknya. Mahasiswa disarankan belajar
bersama-sama dengan teman-temannya untuk mempermudah pemahaman suatu
konsep.
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: RinekaCipta.
Azar, Betty Schrampfer. 1992. Fundamentals of English Grammar. New Jersey:
Prentice
Hall Regent.
Frank, Marcella. 1972. Modern English. New York: Englewood Cliffs, Prentice
Hall, Inc.
Hadi, Sutrisno.1989. Methodology Research I. Yogyakarta: YayasanPenerbitan
FakultasPsikologi UGM.
Hornby, A.S. 1987. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford: Oxford
UniversityPress.
Krohn, Robert. 1984. English Sentence Structure. Ann Arbor: The University of
Michigan Press.
Patton, Quinn Michael. 1983. Qualitative Evaluation Methods. London: SAGE
Publications Ltd.
Quirk, Randolph and Sidney Greenbaum 1973.A University Grammar of English.
England: Longman Group Ltd.
Seliger, Herbert W. and ElanaShohamy . 1989. Second Language Research
Method.Oxford: Oxford University Press.
Suherman, E. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Aktif Kontemporer. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran Lembaga Pengembangan Pendidikan
UniversitasSebelas Maret. 2011. Suplemen Materi Pekerti-AA.
Thomson, A.J. and A.V. Martinet. 1986. A Practical English Grammar. Oxford:
Oxford University Press.
TOT Nasional – Ekspansi 2010. Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. DBE 2
– USAID.
UU Guru dan Dosen Tahun 2005.
49
50
Download