PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN BERBASIS PEMANFAATAN BIVALVIA DI DESA TELUK BAKAU KABUPATEN BINTAN Muhammad Faris Afif1, Ir. Linda Waty Zen., M.Sc2, Diana Azizah., S.Pi., M.Si3 Mahasiswa1, Dosen Pembimbing2 Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan email : [email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi padang lamun dan pemanfaatan bivalvia di perairan Desa Teluk Bakau. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - April 2017. Jenis lamun yang dijumpai yakni Halophila ovalis, Halodule pinifolia, Halodule uninervis, Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii dengan total kerapatan mencapai 50,2 tegakan/m2. Adapun jenis bivalvia yang ditemukan di perairan Desa Teluk Bakau diantaranya terdiri dari 6 jenis yakni Anadara antiquata (kerang bulu), Barbatia velata (kijing), Mactra maculata (remis kecil), Mactra pura (kerang anjing), Gafrarium pectinatum (gorap) dan Tapes literatus (remis besar). Kesemua jenis bivalvia yang dijumpai di perairan Desa Teluk Bakau dapat dikonsumsi, namun jenis yang umumnya dimanfaatakan untuk dijual yakni kerang bulu dan kerang gorap serta kijing. Untuk menjaga keberlangsungan sumberdaya lamun dan bivalvia maka perlu disusun rencana pembagian zona pemanfaatan dan inti. Dilakukan pengawasan dan evaluasi mengenai pemanfaatan lamun dan bivalvia di Desa Teluk Bakau. Kata Kunci : Ekosistem Lamun, Bivalvia, Teluk Bakau Jenis-jenis bivalvia tersebut juga PENDAHULUAN Pulau Bintan merupakan salah memiliki nilai ekonomis, sehingga satu gugusan pulau yang ada di dimanfaatkan Provinsi yang sekitar sebagai bahan makanan laut menyimpan potensi kelautan dan ataupun sebagai penunjang ekonomi perikanan yang sangat berlimpah. kehidupannya. Belum adanya data Hal kondisi mengenai pemanfaatan bivalvia oleh yang masyarakat serta kelimpahannya di Kepulauan ini sesuai geografis Riau dengan Pulau Bintan oleh berbatasan langsung dengan lautan perairan dan mendorong peneliti untuk melakukan sebagian adalah besar wilayah wilayahnya laut. Desa masyarakat Teluk Bakau Kekayaan penelitian mengenai pengelolaan potensi kelautan dan perikanan tidak ekosistem lamun berbasis terlepas dari persediaan ekosistem pemanfaatan bivalvia. yang berperan besar dalam menjaga kelestarian sumberdaya Salah satu ekosistem tersebut. METODOLOGI PENELITIAN produktif Penelitian ini dilakukan pada penting adalah ekosistem padang bulan Januari 2017 sampai dengan lamun. April 2017 yang bertempat pada Ekosistem lamun mempunyai perairan Desa Teluk peranan penting dalam menunjang Kabupaten kehidupan dan perkembangan jasad analisis laboratorium dilakukan pada hidup di laut dangkal. Biota yang laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan dijumpai berlimpah pada ekosistem dan Perikanan Universitas Maritim lamun kerang-kerangan Raja Ali Haji. Alat dan bahan pada Besarnya penelitian ini adalah multitester, kelimpahan handrefraktometer, GPS, plot 1 x 1 adalah (bivalvia). keanekaragaman organisme dan laut, makrozoobentos terutama (bivalvia) di perairan padang lamun, tentu ada keterkaitannya produktivitas dengan primer lamun (Riniatsih., 2007). tingginya di padang m, Bintan, Bakau tisu, aquades sedangkan dan acuan indentifikasi jenis bivalvia yaitu http://seashellhub.com Penetapan dilakukan metode titik dengan random penelitian menggunakan sampling yaitu pengambilan dengan sampling cara acak. dilakukan Setelah itu, koordinat hasil survei awal diacak dengan menggunakan datanya sebanyak total keseluruhan yakni 30 responden. Analisis Kerapatan Lamun software Kerapatan Jenis (Ki), yaitu jumlah visual sampling plan dan diperoleh total individu jenis lamun suatu unit titik sampling sebanyak 30 titik. area yang diukur. Kerapatan jenis Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua sumber lamun dihitung dengan (Fachrul., 2007): data diantaranya data primer dan sekunder. Data primer rumus Ki = diambil ni A langsung oleh peneliti meliputi, data jenis bivalvia, kelimpahan bivalvia, Keterangan: jenis lamun, kelimpahan lamun, serta Ki = Kerapatan jenis ke-i data pemanfaatan. Data sekunder ni = Jumlah total individu dari jenis adalah data yang diperoleh dari pihak ke-i lain seperti, kelurahan, kecamatan, A = Luas area total pengambilan dinas, sampel (m2) buku, literatur, laporan penelitian, serta sumber – sumber lain. Analisis Kelimpahan Bivalvia Kelimpahan Data pemanfaatan bivalvia dapat satuan diartikan jumlah sebagai individu yang dilakukan melalui wawancara dari ditemukan per satuan luas. Menurut nelayan Desa Teluk Bakau yang Fachrul. melakukan penangkapan bivalvia. kelimpahan jenis bivalvia dapat di Wawancara rumuskan sebagai berikut : dilakukan kepada responden yang memiliki kegiatan (2007) Di = menangkap bivalvia di perairan Desa Perhitungan ni A Teluk Bakau. Secara garis besar, wawancara mendapatkan dilakukan informasi untuk mengenai Keterangan : Di = Kelimpahan jenis (individu/m2) pemanfataan biota bivalvia. Peneliti ni = Jumlah individu dari spesies ke-i memastikan (individu) jumlah secara responden jelas yang bahwa diambil A = Luas area pengamatan (m2) Analisis Perumusan Pengelolaan Spesies lamun yang dijumpai terdiri Lamun dari 2 family yakni Dari hasil pengamatan kondisi Hydrocharitaceae yang terdiri dari 3 lamun serta komunitas bivalvia di spesies yakni Enhalus acoroides, perairan Desa Teluk Bakau serta Thalassia hemprichii, dan Halophila dianalisis ovalis. maka pola pemanfaatannya, dirumuskan Sedangkan pada family pengelolaan Potamagetonaceae terdiri dari 2 matriks spesies yakni Halodule pinifolia dan pengelolaan Halodule uninervis. Jenis lamun disusun secara deskriptif mengacu pionir kecil yang dijumpai yakni pada data-data yang ada. Sehingga Halophila ovalis, Halodule pinifolia hasil ini, dan Halodule uninervis, sedangkan arah jenis pionir besar adalah Enhalus menjamin acoroides dan Thalassia hemprichii. kelestarian sumberdaya lamun dan Komposisi tertinggi terdapat pada dengan menyusun pengelolaan. akhir Matriks dari memberikan pengelolaan penelitian masukan untuk bivalvia. jenis lamun Enhalus acoroides dengan komposisi mencapai 40,2% sedangkan terkecil terdapat pada HASIL DAN PEMBAHASAN Teluk Bakau merupakan desa jenis lamun Halodule yang terletak di Pulau Bintan, dengan Provinsi Perbandingan jenis yang memiliki Kepulauan Riau dan komposisi pinifolia memiliki potensi sumberdaya alam ukuran yang kaya. Desa Teluk Bakau acoroides memiliki luas area 112,12 km2 yang tertinggi karena sistem perakarannya terletak 10 meter diatas permukaan yang lengkap dan luas sehingga laut dan berbatasan langsung dengan mempermudah untuk mencari bahan : Sebelah Utara : Desa Malang organik yang ada di dalam substrat. Rapat, Sebelah Selatan : Kelurahan Kawal, Sebelah Barat : Desa Toapaya Utara, Sebelah Timur : Laut Cina Selatan. besar 4,0%. yaitu Enhalus memiliki Kerapatan komposisi lamun tertinggi terdapat pada jenis lamun Enhalus acoroides dengan kerapatan 2 mencapai 20,2 tegakan/m sedangkan terendah pada jenis Halodule pinifolia dengan kerapatan jenis 2 bulu), Barbatia velata (kijing), hanya sebesar 2,0 tegakan/m . Total Mactra maculata kerapatan lamun untuk keseluruhan Mactra pura jenis Gafrarium pectinatum (gorap) dan diketahui sebesar 50,2 tegakan/m2. Menurut Suryanti et al. Tapes (2014) menemukan bahwa kerapatan Kesemua tunas lamun (kerang literatus kecil), anjing), (remis jenis bivalvia besar). yang luasan area dijumpai di perairan Desa Teluk jenisnya. Jenis Bakau dapat dikomsumsi, namun lamun yang mempunyai morfologi jenis yang umumnya dimanfaatakan besar seperti Enhalus untuk dijual yakni kerang bulu dan tergantung per (remis pada acoroides mempunyai kerapatan yang rendah dibandingkan dengan jenis lamun kerang gorap serta kijing. Komposisi jenis bivalvia Anadara yang mempunyai morfologi kecil antiquata seperti jenis Thalassia hemprichii komposisi bivalvia sebesar 7,5%, dengan kerapatan yang tinggi. Barbatia Dengan melihat dari data (kerang velata bulu) (kijing) dengan dengan komposisi bivalvia sebesar 2,5%, penelitian ini ternyata sesuai dengan Mactra sumber juga dengan komposisi bivalvia sebesar kerapatan tertinggi umumnya terjadi 1,25%, Mactra pura (kerang anjing) pada jenis Enhalus acoroides dan dengan komposisi bivalvia sebesar Thalassia hemprichii. Berdasarkan 2,5%, Gafrarium pectinatum (gorap) skala kerapatan menurut Gosari, dengan komposisi bivalvia sebesar Haris. (2012), total kerapatan lamun 82,5% dan Tapes literatus (remis sebesar 50,2 tegakan/m2 tergolong besar) dengan komposisi bivalvia dalam skala 2 dengan kerapatan sebesar berkisar antara 25 – 75 ind/m2 yang bivalvia termasuk Gafrarium pectinatum (gorap) dan literature lamun yang dengan kondisi kerapatan jarang Adapun jenis maculata 3,75%. (remis Komposisi tertinggi pada kecil) jenis jenis terendah pada jens bivalvia Mactra bivalvia yang maculata (remis kecil). Jenis yang ditemukan di perairan Desa Teluk dijumpai paling terbanyak yakni Bakau diantaranya terdiri dari 6 jenis Gafrarium pectinatum (gorap) juga yakni Anadara antiquata (kerang merupakan biota yang bernilai jual dan dimanfaatkan masyarakat sebagai komoditi ekonomi. Gafrarium pectinatum (gorap) dan terendah pada jens bivalvia Mactra Menurut Suwignyo et al. (2005) maculata (remis kecil). bahwa jenis kerang yang paling banyak dimanfaatkan masyarakat di Indonesia Hasil penelitian suhu menunjukkan oleh pengukuran perairan Desa ialah Teluk Bakau rata-rata sebesar 28,87 Anadara granosa (kerang darah), o Anadara pilula (kerang gelatik), pasir, kandungan derajat keasaman Anadara antiquata (kerang bulu), rata-rata Anadara inflata dan Anadara indica. salinitas rata-rata perairan Teluk kelimpahan jenis bivalvia Anadara Bakau diketahui sebesar 30,1 o/oo dan antiquata dengan kandungan oksigen terlarut rata-rata kelimpahan bivalvia sebesar 0,20 di perairan Teluk Bakau sebesar 6,8 (kerang bulu) 2 C, jenis substrat diketahui berbentuk sebesar 7,93. Kondisi ind/m , Barbatia velata (kijing), mg/L. Diketahui keseluruhan kondisi kelimpahan bivalvia sebesar 0,07 perairan cukup baik dan sesuai ind/m2, Mactra maculata (remis dengan baku mutu biota menurut kecil) dengan kelimpahan bivalvia Keputusan sebesar 0,03 ind/m2, Mactra pura Hidup No. 51 Tahun 2004. Kondisi (kerang hasil substrat pada lokasi penelitian yang kelimpahan bivalvia sebesar 0,07 cenderung pasir, kurang baik bagi ind/m2, pectinatum kehidupan biota bivalvia, karena (gorap) dengan kelimpahan bivalvia substrat yang lebih halus yang cukup anjing) dengan Gafrarium sebesar ind/m2dan 2,20 literatus (remis besar) Tapes dengan 2 Menteri Lingkungan baik bagi kehidupan bivalvia. Dari hasil wawancara kepada para kelimpahan sebesar 0,10 ind/m . responden Total kelimpahan bivalvia secara yang dilakukan oleh masyarakat ind/m2, nelayan merupakan pekerjaan utama sangat rendah jika dibandingkan atau pekerjaan sampingan. responden dengan penelitian Hermala (2015) yang yang penangkapan keseluruhan adalah memiliki 2,7 total kelimpahan 2 penangkapan menjadikan bivalvia kegiatan bivalvia sebagai sampingan dengan mencapai 4,35 ind/m . Kelimpahan pekerjaan jenis bivalvia tertinggi pada jenis persentase 80%, sedangkan yang menjadikan sebagai pekerjaan utama 0-100 ekor, merupakan responden sebesar 20%. Alasan ataupun latar yang belakang turunnya masyarakat dalam tidak terlalu (< lama 6 jam) dan penangkapan bivalvia dibagi menjadi memanfaatkan 3 alasan yakni karena harga bivalvia sebagai konsumsi pribadi. Sedangkan yang pada tinggi, hasil waktu responden tangkapan dijadikan sebagai dengan hasil pekerjaan sampingan untuk tangkapan > 100 ekor adalah mereka menambah penghasilan, ataupun yang umumnya menjual bivalvia sebagai penyedia konsumsi rumah dengan rentang waktu penangkapan tangga. > 6 jam. Cara penangkapan bivalvia Dari ke tiga alasan tersebut, maka umumnya dilakukan dengan cara alasan yang paling dominan yakni menyelam dan diambil langsung sebagai makanan/konsumsi rumah dengan tangan. Namun sebanyak tangga sebesar 47%. Sedangkan 30% alasan penangkapan karena tingginya penangkapan dengan cara menyelam harga bivalvia sebesar 30% dan dan sisanya sebesar 70% mengambil alasan secara langsung dengan tangan tanpa penangkapan bivalvia dijadikan sebagai pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan sebesar 23%. Hasil responden melakukan selam. Jarak tangkapan dilakukan oleh yang umum responden pada analisis data penangkapan bivalvia perairan Desa Teluk Bakau adalah pada area sampling bahwa sebanyak sejauh 0-30 meter dari bibir pantai 30% responden mendapatkan hasil sebanyak 3%, jarak >50 meter dari tangkapan 50-100 ekor setiap kali bibir pantai dengan persentase 60%, turun. sedangkan Sedangkan responden mendapatkan dominan hanya sebesar 37% jumlah jumlah responden yang melakukan tangkapan sebanyak >100 ekor setiap tangkapan pada area 30-50 meter kali turun dari bibir pantai. Meskipun dari 6 sebesar 57%, dan yang mendapatkan hasil tangkapan 0-50 jenis ekor hanya sebanyak 13%. antiquata (kerang bulu), Barbatia Umumnya responden bivalvia yakni Anadara yang velata (kijing), Mactra maculata mendapatkan hasil tangkapan antara (remis kecil), Mactra pura (kerang anjing), Gafrarium pectinatum diperolehnya. Sedangkan sekitar (gorap) dan Tapes literatus (remis 47% responden menyatakan bahwa besar) keseluruhan dapat dikonsumsi, hasil tangkapan bivalvia tidak dijual namun yang umumnya memiliki melainkan harga jual yang cukup tinggi dan Responden yang menjadikan bivalvia permintaan pasar yang ada yakni sebagai konsumsi pribadi umumnya pada mereka jenis (kerang Anadara bulu) dan antiquata Gafrarium pectinatum (gorap). Hasil dikonsumsi yang penangkapan pribadi. manfaatkan bivalvia sebagai pekerjaan sampingan. Distribusi hasil wawancara responden tangkapan bivalvia terdiri dari 2 cara sebanyak 47% responden yang hanya yakni dijual ke pengumpul ataupun melakukan penangkapan terhadap langsung dijual kepada konsumen. jenis Anadara antiquata (kerang Dari hasil wawancara, masyarakat bulu) yang sedangkan responden sebanyak yang 45% menjual bivalvia kepada melakukan pengumpul sebesar 25% dan sebesar penangkapan kedua jenis bivalvia 75% yang mereka menjual langsung yakni Anadara antiquata (kerang ke bulu) dan Gafrarium pectinatum menjual ke pengumpul adalah karena (gorap), dan sisanya sebesar 8% mereka melakukan tangkapan terhadap jenis konsumen Mactra maculata (remis kecil) dan membutuhkan waktu dan tenaga, Tapes literatus (remis besar). Mereka kemudian menangkap dan mengambil bivalvia menyerahkan kepada pengumpul. yang berukuran sedang (1-5 cm). namun ada beberapa responden konsumen. tidak Alasan mereka ingin mencari karena akan mereka lebih baik Harga jual untuk jenis bivalvia Anadara antiquata (kerang bulu) mendapatkan bivalvia dengan ukuran biasanya lebih besar (5-10 cm) sedangkan 10.000/kg pada musim utara, dan pada ukuran yang lebih kecil mereka hingga Rp. 15.000/kg pada musim akan melepaskannya kembali. timur, barat, selatan yang umumnya Sebanyak 53% berkisar antara Rp. responden lebih sedikit sulit diperoleh. Untuk melakukan penjualan terhadap hasil jenis bivalvia Gafrarium pectinatum tangkapan (gorap) umumnya harga jualnya bivalvia yang stabil yakni Rp. 10.000/kg baik Desa Teluk Bakau telah dijadikan dimusim tangkapan maupun diluar sebagai musimnya. Namun kerang Remis lamun, namun pada pemanfaatan Mactra maculata (remis kecil) dan zona inti, maupun zona penyangga Tapes literatus (remis besar) sifatnya belum hanya konsumsi pribadi. Dengan itu, efektivitas pemantauan area konservasi terlaksana padang dengan baik. zona tersebut perlu dievaluasi ulang. KESIMPULAN Jenis lamun yang dijumpai yakni Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan Halophila ovalis, Halodule pinifolia, pemanfaatan bivalvia dan komunitas Halodule Enhalus lamun agar masyarakat memahami acoroides dan Thalassia hemprichii peranan dari masing-masing sumber dengan daya uninervis, total kerapatan secara mencapai 50,2 pendampingan dan evaluasi terkait tegakan/m2. Adapun jenis bivalvia dengan penyelenggaraan pemantauan yang ditemukan di perairan Desa komunitas lamun dan bivalvia di Teluk Bakau diantaranya terdiri dari perairan Teluk Bakau. 6 jenis yakni Anadara antiquata Saran keseluruhan (kerang bulu), Barbatia velata yang Perlu di ada. Memberikan lakukan penelitian (kijing), Mactra maculata (remis meliputi hubungan kondisi perairan kecil), Mactra pura (kerang anjing), terhadap kelimpahan bivalvia. Perlu Gafrarium pectinatum (gorap) dan dilakukan penelitian Tapes mengenai pola pemanfaatan pada literatus Kesemua jenis (remis bivalvia besar). yang dijumpai di perairan Desa Teluk selanjutnya lokasi yang lebih luas dan pada waktu yang lebih panjang. Bakau dapat dikonsumsi, namun jenis yang umumnya dimanfaatkan DAFTARPUSTAKA untuk dijual yakni kerang bulu dan Alwi, I., 2013. Kriteria Empirik kerang gorap serta kijing. Adapun rencana Dalam pengelolaan Menentukan Ukuran Sampel Pada Pengujian Hipotesis ekosistem padang lamun dan bivalvia Statistika Dan Analisis Butir. dirumuskan sebagai berikut: Perairan Jurnal Formatif 2(2), 140e148, Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta. Azkab, Hermala., H., 1999. Inventarisasi Pedoman Lamun 2015. Kerapatan Hubungan Lamun Dengan di Kelimpahan Bivalvia Di pesisir Indonesia.Jurnal Oseana. 20. (1). Pantai Dolpin Desa Teluk Bakau Oseanografi LIPI, Jakarta. Kabupaten Cappenberg, H.A.P., 2016. Mollusca in Kabaena, Muna, and Buton Islands, Southeast Sulawesi. Bintan. Jurnal. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Keputusan Menteri Lingkungan Jurnal Oseanologi dan Limnologi Hidup Nomor 200 Tahun 2004. di Indonesia. ISSN,0125e9830. Kriteria Baku Pusat Pedoman Penelitian Oseanografi LIPI. Kerusakan dan Penentuan Status Padang Lamun. Dahuri, R., 2003. Keanekaragaman Keputusan Menteri Lingkungan Hayati Laut Aset Pembangunan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Berkelanjutan Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Data Desa Teluk Bakau. 2015. Data Demografi Desa Teluk Bakau. Bintan. Fachrul, M.F., 2007. Metode Laut Litaay, M., Priosambodo, D., Asmus, A., Saleh, A., 2007. Macrozoobenthos Association with Beds Seagrass Sampling Ekologi. Bumi Barranglompo Aksara, Jakarta. Makassar, South Sulawesi. Jurnal Gosari, J.A., Haris, A., 2012. Studi Berita Biologi. Kerapatan dan Penutupan Jenis Biologi-Fakultas Lamun di Kepulauan Spermonde. Universitas Torani. Jurnal Ilmu Kelautan dan Makassar. Perikanan. 22 (3) 0853e4489, 256e162. ISSN: Island in 8(4). Waters, Jurusan MIPA, Hasanuddin,