e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA 1 2 Putu Desi Ratna Sari , Anak Agung Gede Agung , I Wayan Widiana 1,3 2 Jurusan PGSD, Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia 1 2 3 e-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected] 3 Abstrak Permasalahan rendahnya hasil belajar IPA dan kepercayaan diri ditemukan pada siswa kelas V menjadi masalah utama dilakukannya peneltian ini. Indikasi rendahnya hasil belajar IPA dibuktikan oleh nilai rata-rata hasil belajar IPA 69,8, sedangkan KKM yang ditetapkan sekolah 75,00. Ini berarti nilai masih di bawah KKM. Rendahnya kondisi tersebut diduga karena guru dalam pengelolaan pembelajaran cenderung menggunakan pendekatan kurang inovatif. maka penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA dan kepercayaan diri antara kelompok siswa yang mengikuti pendekatan pembelajaran saintifik dan kelompok siswa yang mengikuti pendekatan konvensional pada siswa kelas V Gugus XIII Kecamatan Buleleng. Populasi dilibatkan berjumlah 147 orang dan sampel 58 orang. Data dikumpulkan dengan metode tes (hasil belajar IPA) dan kuesioner (kepercayaan diri). Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensial (anava satu jalur, anakova, dan korelasi product moment). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pendekatan saintifik dengan siswa yang mengikuti pendekatan konvensional (Fhitung =7,040> Ftabel=4,01) (2) setelah kovariabel kepercayaan diri dikendalikan, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pendekatan saintifik dengan siswa yang mengikuti pendekatan konvensional (Fhitung sebesar 7,106> Ftabel=4,01). (3) terdapat kontribusi antara hasil belajar IPA dengan kepercayaan diri di kelas eksperimen (signifikan dengan α = 0,008 < 0,05), dan terdapat kontribusi antara hasil belajar IPA dengan kepercayaan diri di kelas kontrol (signifikan dengan α = 0,034 < 0,05). Kata kunci : Pendekatan saintifik, kepercayaan diri, hasil belajar IPA. Abstract This research conducted based on the problem in class V Buleleng namely low learning outcomes and student confidence, due to the selection of learning approaches less relevant. It is seen from the low learning outcomes IPA. The chosen approach is scientific approach. The purpose of this study is 1) find a significant difference between the IPA learning results of students who take the scientific approach learning and students who take the conventional approach, 2) Knowing the significant differences between the IPA learning results of students who take a scientific approach to learning and student learning follow conventional approaches premises after confidence-controlled variable, 3) determine a significant contribution confidence by learning outcomes IPA. The population numbered 147 people and involved 58 samples. Data collected by the method of testing for learning outcomes IPA and questionnaires for self-confidence. Processing data using ANOVA analysis of the lane, Anacova, and product moment correlation. Results of the analysis are shown (1) F count = 7.040> Ftabel = 4.01 and 0.010 significance figure is smaller than 0.05 and is therefore rejected H0 and H1 accepted meaning that there is a difference between the IPA learning results of students who take the scientific approach to the students who take the conventional approach "acceptable". (2) Fhitung 7.106> Ftable = 4.01 significance value less than 0.05 is equal to 0,010, and this means that H0 is rejected and H1 accepted meaning as covariates controlled confidence, there are differences between the IPA learning results of students who take the approach Conventional "acceptable". (3) the significance of learning outcomes IPA with confidence in the experimental class of 0.008 <0.05. So that means there is H0 rejected e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 contributions between IPA learning results with confidence in the experimental class, and the significance of learning outcomes IPA with confidence in the control class 0.034 <0.05. So that means there is H0 rejected contributions between IPA learning results with confidence in the control class. Based on the results of these studies concluded that there is positive scientific approach and self belief towards learning outcomes fifth grade science students the second semester. Keywords: scientific approach, self-confidence, learning outcomes sains. PENDAHULUAN Pendidikan yang sesuai dan berkualitas adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang didukung oleh proses pembelajaran yang efektif, peserta didik cepat memahami apa yang diajarkan, pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas guru, pengadaan sarana dan prasarana yang lengkap pada masingmasing sekolah. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah proses kegiatan belajar mengajar, serta berbagai usaha lain yang tentunya dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan yang dimaksud menyangkut pengelolaan sekolah, pengembangan supervisi, pengembangan tes dan penelitian hasil belajar serta hubungan sekolah dengan masyarakat. Dalam perkembangannya sampai saat ini, tampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Rendahnya kualitas pendidikan pada jenjang formal maupun informal terjadi pada lima mata pelajaran yang diutamakan khususnya pada jenjang SD. Terutama rendahnya kualitas pendidikan pada mata pelajaran IPA atau sains. Samatowa, 2010 menyatakan bahwa: Sains (IPA) memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan IPA mampu menghasilkan siswa yang kuat dan mampu menumbuhkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, inisiatif dan adaptif terhadap perkembangan IPTEK. Selain itu IPA juga digunakan sebagai indikator pencapaian tujuan pendidikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sains akan menjadi dasar dalam penentuan kemajuan Pendidikan di Indonesia. Hasil belajar dapat dicapai melalui suatu usaha yang dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan yang sangat rumit dan kompleks dan memerlukan penanganan agar dapat hasil yang maksimal. Burton (dalam Hosnan, 2014:3) juga mendefinisikan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara itu, berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 21 Januari 2015, pada kelas V SD No 1 Banjar Tegal dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan rincian data sebagai berikut, dari jumlah siswa 28 orang, siswa yang tergolong dalam kategori sangat aktif 5 orang (17,86%), aktif sebanyak 9 orang (32,14%) jumlah siswa cukup aktif sebanyak 10 orang (35,71%), kurang aktif sebanyak 4 orang (14,29%). Kurang tertariknya siswa mengikuti pelajaran IPA disebabkan rendahnya kualitas pembelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, siswa tampak kurang mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Tingkat ketuntasan siswa berpedoman pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yaitu sebesar 65. Ada banyak faktor yang membuat hasil belajar siswa rendah diantaranya adanya faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar adalah kurangnya kepercayaan diri pada diri siswa. Dalam pembelajaran saat ini siswa dituntut untuk menjadi lebih aktif, kreatif dan inovatif. Namun tidak jarang masih banyak siswa yang belum bisa mengikuti berbagai pendekatan e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 pembelajaran yang saat ini banyak digunakan oleh pembimbing atau guru. Hal ini dikarenakan dalam dunia pendidikan khususnya bagi para siswa kepercayaan diri adalah kunci menuju keberhasilan. Tingkat kepercayaan diri yang baik memudahkan pengambilan keputusan dan melancarkan jalan untuk mendapatkan teman, membangun hubungan, dan membantu kita mempertahankan kesuksesan belajar. Sehingga secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Percaya merupakan yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata. Sementara kepercayaan merupakan anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata, maka dari itu kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan realistis bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud mereka tetap berpikir positif dan dapat menerimanya. Hakim (2002) menyatakan ciri-ciri dari kepercayaan diri antara lain (a) selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatunya, (b) mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi, (c) memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya, (d) memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang kehidupannya, misalnya keterampilan berbahasa asing, (e) memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup, (f) bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah dibuat sendiri, (g) memiliki kemampuan bersosialisasi, (h) memiliki pengalaman yang menimpa mentalnya menjadi kuat dan tahan di dalam menghadapi cobaan hidup, (i) memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik, (j) selalu beraksi positif di dalam meghadapi berbagai masalah, misalnya dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup, (k) mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi. Sedangkan orang yang kurang memiliki kepercayaan diri antara lain (a) mudah cemas dalam menghadapi persoalan dengan tingkat kesulitan tertentu, (b) memiliki kelemahan atau kekurangan dari segi mental, fisik, sosial atau ekonomi, (c) sulit menetralisasi timbulnya ketegangan di dalam suatu situasi, (d) gugup dan terkadang bicara gagap, (e) malu-malu, canggung, (f) memiliki perkembangan yang kurang baik sejak masa kecil, (g) kurang memiliki kelebihan pada bidang tertentu dan tidak tahu bagaimana cara mengembangkan diri untuk memiliki kelebihan tersebut. Dari uraian di atas, saat ini pendekatan yang masih digunakan di sekolah dasar adalah pendekatan konvensional (ceramah). Sehingga dipandang perlu untuk menerapkan pendekatan lain yang nantinya dapat memecahkan kebutuhan saat ini. Salah satu pendekatan yang perlu diterapkan di sekolah dasar yaitu menerapkan pendekatan Saintifik. Oleh sebab itu peneliti mencoba untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Saintifik dan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng”. Hosnan (2014:34) menjelaskan bahwa “Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengindentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan”. Penerapan Pendekatan Saintifik di SD terutama pada mata pelajaran IPA menjadi sangat tepat, dikarenakan Pendekatan pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan. Pendekatan saintifik memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1) dapat meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tinggi siswa, 2) mengembangkan karakter siswa, 3) melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah. Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 pembelajaran untuk semua jenjang dilaksanakan dengan mengunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Meliputi: menggali informasi melalui observing/pengamatan, questioning/bertanya, experimenting/percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, associating/menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta dan serta membentuk jaringan /networking (Hosnan, 2014). Dengan diterapkannya pendekatan saintifik di sekolah dasar diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada hasil belajar pengetahuan IPA melalui tingkat kepercayaan diri siswa itu sendiri. Penelitian dilakukan berdasarkan masalah di kelas V Kecamatan Buleleng yakni rendahnya hasil belajar dan kepercayaan diri siswa, akibat pemilihan pendekatan pembelajaran kurang relevan. Hal ini dilihat dari rendahnya hasil belajar IPA. Pendekatan yang dipilih adalah pendekatan saintifik. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan siswa yang mengikuti pendekatan konvensional, 2) Mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan siswa yang mnegikuti pembelajaran denga pendekatan konvensional setelah variabel kepercayaan diri dikontrol, 3) mengetahui kontribusi yang signifikan kepercayaan diri dengan hasil belajar IPA. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian quasi experiment atau eksperimen semu. Peneltian ini menganalisis satu pengaruh variabel bebas yaitu pendekatan saintifik, satu variabel terikat yaitu hasil belajar IPA dan satu variabel terkendali yaitu kepercayaan diri. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SD Gugus XIII yaitu mengambil populasi dari kelas V sebanyak 6 kelas atau jumlah siswa yang berjumlah 147 siswa dan diambil sampel sebanyak 2 kelas yaitu di SD 1 Baktiseraga sebagai kelompok eksperimen dan SD 1 Banjar Tegal sebagai kelompok kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakukan dengan pendekatan saintifik dan kelas kontrol diberikan perlakuan pendekatan konvensional. Menurut Agung (2014:69) “populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng. Sugiyono (2011:91) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling atau teknik acak. Berdasarkan hasil pengundian ditetapkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD No 1 Baktiseraga yang berjumlah 30 orang sebagai kelas eksperimen yang menggunakan Pendekatan Saintifik dan seluruh siswa kelas V SD No. 1 Banjar Tegal yang berjumlah 28 orang sebagai kelas kontrol yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Rancangan penelitian ini menggunakan the posttest-only controlgroup. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode tes dan kuesioner. Metode tes menggunakan instrumen pilihan ganda sebanyak 30 butir soal. Setiap item diberikan skor 1 untuk siswa yang menjawab benar dan skor 0 untuk siswa yang menjawab salah. Sedangkan jumlah kuesioner sebanyak 30 butir tes. Setiap item diberikan skor 1-5. Sebelum digunakan sebagai intrumen penelitian, tes dan kuesioner dilakukan validasi isi dan empirik terlebih dahulu. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statistik inferensial yaitu menggunakan anava satu jalur, anakova dan korelasi product moment. Sebelum menganalisis statisitik inferensial terlebih dahulu menganalisis statisitik deskpriptif yatiu mencari mean, median, modus, standar deviasi dan varian. Analisis ini digunakan untuk mengetahui sebaran data secara umum pada kedua kelompok yang berbeda. Selanjutnya menguji hipotesis e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 menggunakan statistic inferensial yaitu menggunakan anava satu jalur, anakova dan korelasi product moment dengan HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil tabulasi data dapat dideskripsikan mean, median, menggunakan bantuan SPSS 16.0 For Windows. modus, standar deviasi dan varian keduan kelompok pada tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan Skor Post test Hasil Belajar IPA Variabel Statistik X1 Y1 X2 Y2 Mean 24.9 115.3 22.8 109.1 Median 25 115 22 111 Modus 25 115 21 95 Standar Deviasi 2.9 16.7 4.2 12.5 Varians 8.2 278.7 17 155.4 Rentangan 10 64 16 45 Skor Minimum 19 85 13 82 Skor Maksimum 30 149 29 127 Sebelum melakukan uji hipotesis, harus dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas dan keberartian arah regresi yaitu dengan bantuan SPSS 16.0 For Windows. Pertama, uji normalitas tampak bahwa nilai-nilai signifikansi data pada kolmogov-Smirnov memiliki angka lebih besar dari 0,05. Dengan demikian maka sebaran data menurut pendekatan pembelajaran berdistribusi normal. Dilihat dari data hasil belajar IPA yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdapat signifikan 0,151 > 0,05. Hasil pengujian normalitas sebaran data hasil belajar IPA yang mnegikuti pembelajaran dengan pendekaran konvensional terdapat signifikannya 0,155 > 0,05. Hasil pengujian normalitas sebaran data kepercayaan diri yang mengikuti pendekatan saintifik dan pendekatan konvensional yaitu 0,399 > 0,05 dan 0,312 > 0,05. Kedua, uji homogenitas. Uji ini menggunakan Levene’s test of Equality of Error Variance dengan bantuan SPSS 16.0 For Windows. Kelompok pertama terdiri dari data hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik dan konvensional (X1X2), sedangkan kelompok kedua terdiri dari data kepercayaan diri siswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik dan konvensional (Y1Y2). Uji ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan bantuan SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, angka signifikansi X1X2 dan Y1Y2 masing-masing adalah 0,98 dan 0,220 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian semua kelompok memiliki varians yang homogenitas. Ketiga, uji lineritas dan keberartian arah regresi dilakukan terhadap data hasil belajar IPA dan kepercayaan diri siswa baik siswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik ataupun pendekatan konvensional. Uji linieritas dan keberartian arah regresi menggunakan bantuan SPSS for 16.0 Windows. Untuk pengujian linieritas e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 regresi diketahui bahwa nilai signifikansi dari simpangan dari linieritas adalah F = 0,109 Dan p > 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bentuk regresi dari data hasil belajar IPA dan kepercayaan diri siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik memang benar linier. Sedangkan pengujian keberartian arah regresi dilakukan dengan memperhatikan Linieritas. Nilai signifikansi Linieritas adalah F = 0,027 dan p < 0,05. Dengan demikian koefisien arah regresi berarti atau sginifikan. Sedangkan untuk pengujian linieritas regresi diketahui bahwa nilai signifikansi dari simpangan dari linieritas adalah F = 0,676 Dan p > 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bentuk regresi dari data hasil belajar IPA dan kepercayaan diri siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional memang benar linier. Sedangkan pengujian keberartian arah regresi dilakukan dengan memperhatikan Linieritas. Nilai signifikansi Linieritas adalah F = 0,019 Dan p < 0,05. Dengan demikian koefisien arah regresi berarti atau sginifikan. Berdasarkan uji prasyarat analisis data, diperoleh bahwa data hasil belajar IPA dan kepercayaan diri siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol adalah normal dan varian homogen. Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian (H1) dan hipotesis nol (H0) pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan anava satu jalur dengan bantuan SPSS 16.0 For Windows. Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar IPA Siswa Y Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 84.417 1 84.417 7.04 0.01 Within Groups 671.514 56 11.991 Total 755.931 57 Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan pendekatan konvensional diperoleh Fhitung = 7,040 > Ftabel = 4,01 dan angka signifikansi 0,010 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak, dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa “terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pendekatan saintifik dengan siswa yang mengikuti pendekatan konvensional”, diterima. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pendekatan saintifik dengan siswa yang mengikuti pendekatan konvensional setelah dikendalikan kovariabel kepercayaan diri dilakukan analisis menggunakan ANAKOVA dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Kriteria pengujian adalah jika memiliki signifikansi lebih kecil daripada 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterma. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Tabel 3 Hasil Analisis Hasil Belajar IPA dan Kepercayaan Diri Siswa Menggunakan ANAKOVA Source Type III Sum of df Mean F Sig. Squares Square Corrected Model Intercept 86.497a 2 43.249 3.553 0.035 704.13 1 704.13 57.851 0 Z 2.081 1 2.081 0.171 0.681 X 86.488 1 86.488 7.106 0.01 Error 669.434 55 12.172 Total 34260 58 Corrected Total 755.931 57 tampak bahwa Fhitung sebesar 7,106 > Ftabel = 4,01 nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 yaitu sebesar 0,010 Hal ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis 1 (H1) yang menyatakan bahwa “setelah kovariabel kepercayaan diri dikendalikan, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pendekatan pembelajaran saintifik dengan siswa yang mengikuti pendekatan konvensional”, diterima. Uji hipotesis ketiga yaitu korelasi product moment. Untuk mengetahui korelasi kovariabel kepercayaan diri terhadap hasil belajar IPA siswa, dilakukan analisis menggunakan korelasi product moment (rxy) dikuadratkan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Untuk mengetahui korelasi kovariabel kepercayaan diri terhadap hasil belajar IPA siswa, dilakukan analisis menggunakan korelasi product moment (rxy) dikuadratkan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Tabel 4. Hasil analisis kontribusi kepercayaan diri terhadap hasil belajar IPA siswa dengan Pendekatan Santifik X1 Pearson Correlation X1 Y1 1 0.475** Sig. (2-tailed) N Y1 0.008 30 30 ** Pearson Correlation 0.475 Sig. (2-tailed) 0.008 N 30 Signifikansinya 0,008 yang berarti lebih kecil daripada α yaitu 0,05. Jika nilai p (0,008) lebih kecil daripada α 1 30 maka Ho ditolak. Dan hasil akhirnya adalah terdapat korelasi antara hasil belajar IPA dengan kepercayaan diri di kelas eksperimen. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Tabel 5. Hasil analisis kontribusi kepercayaan diri terhadap hasil belajar IPA dengan pendekatan konvensional X2 Y2 X2 Pearson Correlation 1 0.401* Sig. (2-tailed) 0.034 N Y2 28 28 * Pearson Correlation 0.401 Sig. (2-tailed) 0.034 N 28 Signifikansinya 0,034 yang berarti lebih kecil daripada α yaitu 0,05. Jika nilai p (0,034) lebih kecil daripada α maka Ho ditolak. Dan hasil akhirnya adalah terdapat korelasi antara hasil belajar IPA dengan kepercayaan diri di kelas kontrol. Analisis deskriptif tentang hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik adalah 24,93 lebih besar dari rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional yaitu sebesar 22,71. Begitu pula dengan rata-rata skor kepercayaan diri siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu sebesar 115,03 lebih besar dari ratarata kepercayaan diri siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional yaitu sebesar 109,07. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik lebih baik daripada hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar adalah pemilihan pendekatan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru. Guru diharapkan dapat memilih pendekatan pembelajaran secara selektif dan memberikan inovasi sehingga sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh sebab itu, pembelajaran harus diarahkan agar dapat membangkitkan kreativitas siswa tersebut 1 28 salah satunya adalah belajar dengan cara berkelompok. Dengan cara berkelompok, siswa dapat berdiskusi satu sama lain, siswa dapat bertukar informasi dan siswa yang pintar dapat membantu siswa yang kurang pintar. Sering ditemukan bahwa siswa lebih suka bertanya kepada teman dari pada langsung bertanya kepada guru. Kadang kala seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawannya karena tidak adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya. Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang „ditemukan‟ (Hosnan, 2014:34). Hasil uji hipotesis pertama dalam penelitian ini telah terbukti bahwa hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik lebih baik daripada hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Hal ini disebabkan karena perbedaan cara atau langkah dalam penerapan pendekatan saintifik dan pendekatan konvensional. Pada pendekatan konvensional proses belajar mengajar lebih sering diarahkan pada “aliran informasi” atau “transfer” pengetahuan dari guru ke siswa. Sehingga e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 dalam proses pembelajaran di kelas guru menjadi aktif, tetapi siswa pasif dan pembelajaran berpusat pada guru. Dalam pendekatan konvensional, pola pembelajaran materi khususnya dalam pembelajaran IPA adalah (1) guru mengaawali dengan memberikan siswa penjelasan tentang teori, definisi yang harus dihafalkan, (2) memberikan soal, (3) diakhiri dengan menjawab soal bergiliran. Dalam pendekatan konvensional, ceramah merupakan pilihan utama sebagai metode pembelajaran. Berbeda dengan pendekatan saintifik yang melibatkan para siswa dalam proses pembelajaran. ketika diterapkan pendekatan saintifik, guru maupun siswa menjadi lebih aktif. Langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan pada pendekatan saintifik lebih berpusat pada siswa. Kedua, setelah kovariabel kepercayaan diri dikendalikan, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pendekatan saintifik dengan siswa yang mengikuti pendekatan konvensional. Percaya diri yang merupakan seseorang yang meyakini bahwa sesuatu memang benar nyata. Dengan percaya diri seseorang akan mampu memahami dirinya sendiri. Selama dalam penelitian ini, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan pendekatan konvensional diberikan kuesioner kepercayaan diri. Dalam kuesioner tersebut memang terbukti bahwa siswa yang mengikuti pendekatan saintifik memiliki rata-rata yang lebih tinggi. Ini juga bukti bahwa kepercayaan diri siswa memang memberikan kontribusi positif kepada pembelajaran. namun dalam penelitian ini, yang menjadi factor tingginya hasil belajar IPA siswa adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru, yaitu pendekatan saintifik. Ketiga, terdapat korelasi kepercayaan diri terhadap hasil belajar IPA siswa. Kepercayaan diri dalam penelitian ini memberikan korelasi positif terhadap hasil belajar siswa, walaupun tetap dipengaruhi oleh factor-faktor yang lainnya seperti keadaan siswa saat pelaksanaan tes dan pendekatan yang digunakan guru. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik lebih unggul daripada pendekatan konvensional yang diterapkan pada mata pelajaran IPA. Ditinjau dari kepercayaan dri siswa, ternyata kepercayaan diri mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa. SIMPULAN DAN SARAN Bertolak dari hasil dan pembahasan yang telah diuraikan dapat dibuat simpulan sebagai berikut. Pertama, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang belajar mengikuti pendekatan saintifik dan kelompok siswa yang belajar mengikuti pendekatan pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan pada kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor hasil belajar yang diperoleh oleh kelompok eksperimen adalah 24,93 sedangkan ratarata skor yang diperoleh oleh kelompok kontrol adalah 22,71. Kedua, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang belajar mengikuti pendekatan saintifik dan kelompok siswa yang belajar mengikuti dengan pendekatan pembelajaran konvensional setelah kovariabel kepercayaan diri siswa dikendalikan. Ketiga, terdapat korelasi kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar IPA baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol. Hubungan antara hasil belajar IPA dengan kepercayaan diri di kelas yang diberikan perlakukan pendekatan saintifik adalah (+) 0,475**, tanda positif menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara nilai hasil belajar dengan skor kepercayaan diri. Signifikansinya 0,008 yang berarti lebih kecil daripada α yaitu 0,05. Jika nilai p (0,008) lebih kecil daripada α maka Ho ditolak. Dan hasil akhirnya adalah terdapat korelasi antara hasil belajar IPA dengan kepercayaan diri di kelas eksperimen dan hubungan antara hasil belajar IPA dengan kepercayaan diri yang tidak diberikan perlakuan adalash (+) 0,401*, tanda positif menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara nilai hasil belajar dengan skor kepercayaan diri. Signifikansinya 0,034 yang berarti lebih kecil daripada α yaitu e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 0,05. Jika nilai p (0,034) lebih kecil daripada α maka Ho ditolak. Dan hasil akhirnya adalah terdapat korelasi antara hasil belajar IPA dengan kepercayaan diri di kelas kontrol. Saran yang penting untuk disampaikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, disarankan bagi siswa agar meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam mengikuti pembelajaran serta menigkatkan hasil belajar melalui penggunaan pendekatan saintifik. Kedua, disarankan kepada guru-guru agar dapat menerapkan pendekatan saintifik sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang inovatif sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan, efektif, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa . Ketiga, bagi peneliti lain yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut dan sejenis tentang pendekatan saintifik dalam lingkup yang lebih luas, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bandingan dan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan terhadap penelitian yang akan dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Agung, 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan (Edisi Kedua). Malang: Aditya Media Publishing. Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta