Peran Pendidikan Anak Usia Dini terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Daarul Istiqlal Deli Serdang Tahun Ajaran 2016-2017 Widya Masitah dan Hasrian Rudi Setiawan Dosen Fakultas Agama Islam UMSU (Email : [email protected]) ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di SDIT Daarul Istiqlal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang sebelum masuk sekolah dasar tidak mengikuti pendidikan anak usia dini dengan siswa yang sebelum masuk sekolah dasar mengikuti pendidikan anak usia dini dan melihat perbedaan hasil belajar agama islam antara siswa yang sebelum memasuki sekolah dasar tidak mengikuti pendidikan anak usia dini, siswa yang sebelum memasuki sekolah dasar mengikuti pendidikan anak usia dini Taman Kanak-Kanak dengan siswa yang sebelum masuk sekolah dasar mengikuti pendidikan anak usia dini Raudhatul Athfal. Pengumpulan data melalui nilai ujian. Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Uji t . Jika dilihat hasil belajar siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran agama islam terbukti bahwa ada perbedaan hasil belajar agama islam antara siswa yang sebelum memasuki sekolah dasar tidak mengikuti pendidikan anak usia dini, siswa yang sebelum memasuki sekolah dasar mengikuti pendidikan anak usia dini Taman Kanak-Kanak dengan siswa yang sebelum masuk sekolah dasar mengikuti pendidikan anak usia dini Raudhatul Athfal. Hal ini terlihat dari perbedaan hasi belajar yang signifikan pada mata pelajaran praktek islam seperti praktek sholat, tahsin qur’an dan tahfiz qur’an. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan Jika Sig < α = 0.05 : H1 diterimaa atau Ho diterima. Hasil perhitungan Praktek sholat 0,025 < 0.05. Hasil perhitungan Tahfis 0.001 < 0.05. Hasil perhitungan Tahsin 0.009 < 0.05. Kata Kunci : Pendidikan Anak Usia Dini, Hasil Belajar, SDIT Korespondensi : FAI Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Kapten Mukhtar Basri No. 03 Medan A. PENDAHULUAN Usia 1.1 Latar Belakang Masalah dengan Tahun-tahun pertama setelah seorang anak dilahirkan 0-6 tahun istilah anak masa dikenal keemasan (Golden Age) dimana pada masa sering ini perkembangan dikenal dengan anak usia dini. anak cukup pesat sehingga pada masa inilah 134 lingkungan harus memberikan belajar anak-anak pada stimulasi yang baik dan juga gizi mereka yang cukup. Pendidikan Anak Usia Dasar. Pengertian sekolah dasar Dini merupakan jalur pendidikan dapat dikatakan sebagai kegiatan formal mendasari tiga aspek dasar, yaitu yang paling dasar di Indonesia1. memasuki saat pengetahuan, Pendidikan sikap, dan usia keterampilan. Di dalam Undang- upaya Undang tentang Sistem Pendidikan yang ditujukan Nasional Pasal 1 ayat 1 dinyatakan kepada anak sejak lahir sampai bahwa “Pendidikan adalah Usaha dengan sadar untuk menyiapkan dini adalah anak Sekolah suatu pembinaan usia 6 (enam) yang dilakukan tahun melalui pemberian kegiatan bimbingan, pengajaran, membantu latihan bagi peranannya di masa untuk pertumbuhan dan perkembangan yang akan datang”2. dan/atau Tingkat rohani agar satuan pendidikan yang dianggap memiliki kesiapan dalam sebagai dasar pendidikan adalah memasuki pendidikan lebih lanjut. sekolah dasar. Di sekolah inilah Pendidikan anak usia dini jalur anak formal termasuk Taman Kanak- pendidikan Kanak Athfal. Secara umum pengertian sekolah Sedangan pendidikan anak usia dasar dapat kita katakan sebagai dini yang termasuk jalur non formal institusi seperti menyelenggarakan anak dan melalui rangsangan pendidikan jasmani didik peserta dan Raudhatul kelompok bermain dan tempat penitipan anak. membantu dan proses pembelajaran. pendidikan yang proses proses pendidikan selanjutnya. keberhasilan Dari Undang-undang yang 2 1 mengalami pendidikan dasar dan mendasari Pendidikan anak usia dini sangat didik Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Sisdiknas,2003 135 telah dipaparkan menyiratkan di bahwa atas sendiri seharusnya dalam (Rencana sebuah Kegiatan RKH Harian). anak yang mengikuti pendidikan Terkhusus untuk Pendidikan anak anak usia dini Raudhatul Athfal, dalam usia dini sebelum memasuki sekolah dasar seharusnya lebih mampu pelajaran yang dikaitkan dengan mengikuti pelajaran yang ada di agama islam sehingga bekal yang sekolah dasar. yang mereka bawa terjadi di SDIT Daarul Istiqlal jenjang sekolah dapat dilihat bahwa anak yang pelajaran mengikuti pendidikan anak usia banyak dibandingkan dengan anak dini sebelum memasuki jenjang yang berasal dari sekolah taman sekolah mampu kanak- kanak.. Apalagi Siswa kelas 1 di Sekolah Dasar dasar mengikuti untuk Fenomena lebih pelajaran. anak pendidikan yang kurikulumnya mengikuti raudhatul Islam terdapat untuk agama Terpadu banyak memasuki dasar islam Daarul tentang cukup Istiqlal athfal tahun dikatakan sebagai kegiatan sebelum memasuki sekolah dasar mendasari tiga aspek dasar, yaitu islam terpadu, cenderung memiliki pengetahuan, kemampuan dalam keterampilan. Di dalam Undang- pelajaran agama seperti aqidah, Undang Pasal 1 ayat 1 dinyatakan akhlak dan lain-lain. Informasi ini bahwa “Pendidikan adalah Usaha diperoleh dari wali kelas siswa sadar untuk menyiapkan kelas 1 SDIT Daarul Istiqlal. Hal didik ini diasumkan bahwa walaupun bimbingan, pengajaran, kurikulum yang digunakan pada latihan bagi peranannya di masa pendidikan anak usia dini pada yang akan datang”. Tingkat satuan umumnya dalam pendidikan yang dianggap sebagai masing-masing dasar pendidikan adalah sekolah lebih sama pelaksanaannya tetapi sekolah dapat mengembangkannya 136 sikap, melalui dan peserta kegiatan dan/atau dasar3. Di sekolah didik inilah anak mengalami pendidikan dan islam terpadu, cenderung memiliki proses kemampuan lebih dalam pembelajaran. pelajaran agama seperti aqidah, Secara umum pengertian sekolah akhlak dan lain-lain. Informasi ini dasar dapat kita katakan sebagai diperoleh dari wali kelas siswa institusi yang kelas 1 SDIT Daarul Istiqlal. Hal proses ini diasumkan bahwa walaupun pendidikan dasar dan mendasari kurikulum yang digunakan pada proses pendidikan selanjutnya. pendidikan anak usia dini pada pendidikan menyelenggarakan Dari Undang-undang yang telah dipaparkan menyiratkan bahwa di umumnya atas pelaksanaannya seharusnya tetapi dalam masing-masing sekolah dapat mengembangkannya anak yang mengikuti pendidikan sendiri anak (Rencana usia sama dalam sebuah Kegiatan RKH dini sebelum Harian). memasuki sekolah dasar Terkhusus untuk Pendidikan anak seharusnya lebih mampu usia dini Raudhatul Athfal, dalam mengikuti pelajaran yang ada di kurikulumnya sekolah dasar. yang pelajaran yang dikaitkan dengan terjadi di SDIT Daarul Istiqlal agama islam sehingga bekal yang dapat dilihat bahwa anak yang mereka bawa mengikuti pendidikan anak usia jenjang sekolah dini sebelum memasuki jenjang pelajaran sekolah mampu banyak dibandingkan dengan anak Apalagi yang berasal dari sekolah taman dasar mengikuti untuk Fenomena anak pendidikan lebih pelajaran. yang raudhatul mengikuti terdapat untuk agama banyak memasuki dasar islam tentang cukup kanak- kanak.. athfal Siswa kelas 1 di Sekolah Dasar sebelum memasuki sekolah dasar Islam Terpadu Daarul Istiqlal tahun 3 ajaran 2016-2017 berlatar belakang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pendidikan yang berbeda-beda. Ada 137 yang berasal dari raudhatul Athfal, belajar Taman Kanak-Kanak bahkan ada yang sebelum masuk sekolah yang dasar tidak mengikuti jalur siswa antara tidak siswa mengikuti pendidikan anak usia dini sebelum pendidikan masuk ke pendidikan sekolah dasar dengan siswa yang sebelum islam masuk sekolah dasae digunakan yaitu kurikulum nasional mengikuti pendidikan anak dengan pendekatan Islami melalui usia dini perbedaan hasil terpadu. Kurikulum pengintergrasian antara yang pendidikan 2. Bagaimana anak usia dini agama dengan pendidikan umum, belajar agama islam antara antara siswa sekolah, orang tua dan yang sebelum masyarakat dengan mengoptimalkan memasuki sekolah dasar tidak aspek mengikuti kognitif, afektif dan pendidikan anak psikomotorik . Dari fenomena yang usia dini, siswa yang sebelum telah dipaparkan di atas maka dari memasuki sekolah dasar itu peneliti mengikuti pendidikan anak belajar ingin melihat siswa-siswa hasil tersebut usia dini Taman Kanak-Kanak terkhusus untuk hasil belajar agama dengan siswa yang sebelum islam yang tertuang dalam penelitian masuk sekolah dasar ini dengan judul “Peran Pendidikan mengikuti pendidikan anak Anak Usia Dini terhadap Hasil usia dini Raudhatul Athfal Belajar Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Daarul Istiqlal Deli 1.3 Hipotesis Penelitian Serdang Tahun Ajaran 2016-2017 Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah ada perbedaan hasil 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah di dalam belajar penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana perbedaan siswa antara siswa yang sebelum masuk sekolah hasil dasar 138 tidak mengikuti pendidikan anak usia dini dasar tidak mengikuti dengan siswa yang sebelum pendidikan masuk sekolah dengan siswa yang sebelum mengikuti pendidikan dasae anak usia dini. 2. Apakah ada perbedaan hasil anak usia dini masuk sekolah dasar mengikuti pendidikan anak usia dini. belajar agama islam antara 2. Mengetahui perbedaan hasil siswa yang sebelum memasuki belajar agama islam antara sekolah dasar tidak mengikuti siswa yang sebelum memasuki pendidikan sekolah dasar tidak mengikuti anak usia dini, siswa yang sebelum memasuki pendidikan sekolah mengikuti siswa yang sebelum memasuki usia sekolah dasar pendidikan anak dini anak usia dini, dasar Taman Kanak-Kanak dengan pendidikan siswa yang sebelum masuk Taman Kanak-Kanak dengan sekolah mengikuti siswa yang sebelum masuk usia sekolah dasar pendidikan anak dini Raudhatul Athfal. anak mengikuti dasar pendidikan anak usia dini mengikuti usia dini Raudhatul Athfal. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum memiliki perbedaan tujuan untuk B. KAJIAN PUSTAKA melihat 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini hasil belajar siswa 1. Pengertian Pendidikan Anak ditinjau dari pendidikan anak usia Usia Dini dini. Sedangkan secara khusus, Pendidikan anak usia dini penelitian ini bertujuan untuk : (PAUD) 1. Mengetahui perbedaan hasil pembinaan belajar siswa antara adalah suatu yang ditujukan upaya bagi siswa anak sejak lahir sampai dengan yang sebelum masuk sekolah usia enam tahun yang dilakukan 139 melalui pemberian pendidikan untuk rangsangan usia dini adalah suatu upaya membantu pembinaan yang ditujukan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir sampai usia enam jasmani dan rohani agar anak tahun memiliki dalam pemberian rangsangan pendidikan memasuki pendidikan lebih lanjut. untuk membantu pertumbuhan dan Pendidikan anak usia dini mulai perkembangan jasmani dan rohani lahir agar anak memiliki kesiapan dalam kesiapan sampai perempuan baligh ditandai (kalau yang dilakukan melalui memasuki pendidikan lebih lanjut5 menstruasi sedangkan laki-laki sudah mimpi Dari beberapa pendapat dia sampai mengeluarkan air mani) atas adalah tanggung jawab sepenuhnya pendidikan anak usia dini yaitu orang tua. Menurut Undang-undang pendidikan yang diberikan kepada tentang Pendidikan anak mulai dari 0-6 tahun guna Nasional pada Pasal 1 butir 14, mempersiapkan anak agar mampu pendidikan mengikuti Sistem anak usia dini dapa disimpulkan jenjang bahwa pendidikan didefinisikan sebagai suatu upaya sekolah dasar dengan baik pembinaan yang ditujukan kepada 2. Jenis-Jenis Pendidikan Anak anak sejak lahir sampai dengan Usia Dini usia enam tahun yang dilakukan 1) PAUD Jalur Formal (Pasal melalui pemberian pendidikan untuk rangsangan 62) membantu a. Pendidikan anak usia dini pada pertum buhan dan perkembangan jalur jasmani dan rohani agar anak berbentuk TK, RA, atau bentuk memiliki lain yang sederajat. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut4. pendidikan formal b. TK, RA, atau bentuk lain yang Selanjutnya, pendidikan anak sederajat 4 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2 0 0 3 . 5 140 UU. No.20/2003. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk Kelompok memiliki program pembelajaran (KB), 1 (satu) tahun atau 2 (dua) (TPA), atau bentuk lain yang tahun. sederajat. c. TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat Taman Bermain PAUD pendidikan sebagaimana Penitipan pada informal pendidikan Anak jalur berbentuk keluarga atau dimaksud pada ayat (1) dapat pendidikan yang diselenggarakan diselenggarakan oleh lingkungan. menyatu dengan SD, MI, atau bentuk 2) PAUD Jalur Nonformal (Pasal lain yang sederajat. Sistem 107) pendidikan di a. Pendidikan anak Indonesia terdiri dari pendidikan dini anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan nonformal pendidikan menengah, dan berbentuk kelompok pendidikan tinggi yang keseluruhannya pada usia jalur bermain, taman penitipan merupakan anak, dan satuan kesatuan yang sistemik. PAUD pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang yang sejenis. pendidikan dasar6. PAUD dapat diselenggarakan melalui pendidikan formal, b. Kelompok bermain, taman jalur penitipan anak, dan satuan nonformal, pendidikan anak usia dini dan/atau informal. PAUD pada yang jalur menyelenggarakan pendidikan berbentuk Taman formal Kanak-kanak sejenis pendidikan dalam konteks: (TK), Raudatul Athfal (RA), atau a) Bermain sambil bentuk lain yang sederajat. PAUD belajar dalam rangka pada jalur pendidikan nonformal pembelajaran agama dan ahlak mulia; 6 b) Bermain UU No. 20 Tahun 2003 141 sambil belajar dalam (PAUD) terdiri dari PAUD formal rangka pembelajaran termasuk Raudhatul Athfal (RA) dan dan Taman Kanak-Kanak (TK), sosial kepribadian; PAUD c) Bermain sambil belajar dalam Non Kelompk rangka Formal Bermain termasuk (KB) dan Tempat Penitipan Anak (TPA) pembelajaran estetika; sedangkan PAUD informal yaitu d) Bermain sambil belajar pendidikan anak usia dini yang dalam rangka pembelajaran diselenggarakan di dalam keluarga jasmani, atau masyarakat. olahraga, dan kesehatan; 3. Tujuan Pendidikan Anak Usia dan Dini e) Bermain sambil belajar dalam Pengelolaan rangka merangsang kepada pengetahuan Penyelenggaraan bermain, Pendidikan, minat fungsi dan tujuan PAUD diatur ilmu dalam Pasal 61. Berikut bunyi dan lengkapnya: teknologi. c. Peserta dan a. Pendidikan anak didik kelompok berfungsi taman penitipan menumbuhkan, dan mengembangkan anak usia dini jalur pendidikan potensi anak nonformal yang sejenis dapat secara optimal dievaluasi terbentuk tanpa melalui proses yang kemampuan bersifat menguji kompetensi. memiliki Pendidikan memasuki Usia usia Dini 142 dini sehingga perilaku dasar dan sesuai tahap perkembangannya maka dapat disimpulkan bahwa Anak seluruh dengan Dari beberapa teori di atas dini membina, anak, dan satuan pendidikan perkembangannya usia agar kesiapan untuk pendidikan selanjutnya. b. Pendidikan maka anak usia dini sekolah dasar merupakan bertujuan: untuk a) Membangun landasan berkembangnya peserta pengertian pendidikan di bagi mencerdaskan dan mencetak kehidupan bangsa yang potensi didik upaya agar menjadi bertaqwa, cinta terhadap bangsa dan bangga dan negara, manusia beriman dan bertakwa terampil, kreatif, berbudi pekerti kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang berakhlak mulia, berkepribadian menyelesaikan permasalahan di luhur, sehat, berilmu, cakap, lingkungannya. Pendidikan di kritis, kreatif, inovatif, mandiri, sekolah percaya pendidikan anak diri, dan menjadi santun serta dasar mampu merupakan yang berusia warga negara yang demokratis antara 7 sampai dengan 13 tahun dan bertanggung jawab; dan sebagai b) Mengembangkan potensi pendidikan di tingkat dasar yang dikembangkan sesuai kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, potensi daerah/karakteristik daerah, kinestetis, dan social peserta sosial budaya masyarakat setempat didik bagi siswa. Disinilah siswa sekolah pada masa pertumbuhannya lingkungan dengan emas dalam bermain dasar ditempa yang studi edukatif dan menyenangkan7. salah Undang-undang pada Dasar bila disebut Pendidikan berbagai bidang kesemuanya harus di sekolah sebagai dasar pusat pendidikan. bukan hanya di kelas Sekolah Dasar Berdasar yang pendidikan, mampu dikuasai siswa. Tidaklah 2.2.Pendidikan Sekolah Dasar 1. Pengertian satuan amanat saja 1945, proses pembelajaran itu terjadi akan tetapi di luar kelas pun juga termasuk ke dalam kegiatan 7 pembelajaran. PP 17 Tahun 2010 143 atas Dari beberapa pendapat di mengisi hal yang bertujuan maka membangun bahwa dapat disimpulkan pendidikan sekolah dasar dapat d. Membawa mengembangkan dapa intelektua, kepribadian, membentuk bermasyarakat, sekolah jenjang selanjutnya. 3. Kurikulum serta Pendidikan Sekolah Dasar spiritual yang baik sehingga dapat hidup siswa dasar mampu berprestasi ke potensi yang ada didalam dirinya sehingga sendiri bangsa dan negara, yaitu usaha yang dilakukan agar siswa diri Bentuk satuan pendidikan berbangsa dasar 6 tahun berdasarkan dan bernegara. kurikulum 2. Tujuan Pendidikan Sekolah dengan pendekatan Islami melalui diperkaya pengintergrasian Dasar Dari undang nasional kutipan Undang- tersebut sebagaimana di pendidikan antara agama atas pendidikan umum, antara sekolah, landasannya, maka orang tua dan masyarakat dengan tujuan pendidikan di sekolah dasar mengoptimalkan sendiri dapat diuraikan meliputi afektif dan psikomotorik. beberapa hal yaitu: Acuan a. Beriman dan bertaqwa b. Mengarahkan b. Pelajaran berpotensi berjiwa menggunakan besar, Ekstra c. Memiliki rasa cinta tanah dan Keagamaan Kurikulum c. Pelajaran Tahfidz Qur’an dan mulia, bangga Daarul Depag 2004 + Modifikasi. kritis,cerdas dan berakhlak air, SDIT Kurikulum DikNas 2004. membimbing siswa ke arah positif, Kurikulum a. Pelajaran Umum menggunakan dan yang aspek kognitif, Istiqlal yaitu : terhadap TuhanNya, situasi dengan menggunakan mampu Lokal. 144 Kurikuler Kurikulum 2.3. Hasil Belajar 2. Faktor-faktor 1. Pengertian Hasil Belajar Mempengaruhi Hasil Belajar Adapun hasil belajar yang dimaksud di sini dimiliki seorang Secara umum ada dua faktor adalah kemampuan-kemampuan yang mempengaruhi hasil belajar yang yang dicapai oleh siswa, di setelah antaranya adalah: Pertama, Faktor peserta didik menerima pelajaran internal yaitu dari sisi diri peserta dari pendidik. didik, terdapat dua hal yang Menurut Nana Sudjana (2005), dapat mempengaruhi aktivitas hasil belajar adalah kemampuan- dan hasil belajarnya, yaitu kondisi kemampuan yang dimiliki siswa psikologis dan fisiologis. Kondisi setelah psikologis adalah keadaan jiwa guru siswa Yang selaku menerima pengalaman belajarnya. atau Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa hasil ruhaninya. kondisi belajar Sedangkan fisiologis merupakan kondisi fisik, jasmani, atau tubuh adalah merupakan hasil dan bukti peserta belajar seseorang yang ditunjukkan Dalam hal ini kondisi psikologis dengan adanya perubahan tingkah peserta laku. Hasil belajar akan tampak terhadap kegiatan belajar dan hasil pada pada yang akan dicapai. Seorang peserta tersebut, baik dari didik yang kurang matang secara setiap aspek-aspek perubahan didik yang belajar. didik sangat berpengaruh salah satu aspek atau beberapa psikologis akan mengalami aspek. kesulitan dalam memahami tersebut pengertian, Adapun aspek-aspek adalah pengetahuan, materi-materi kebiasaan, pelajaran yang bersifat abstrak. Demikian pula keterampilan, emosional, hubungan peserta didik yang mengalami soisal, budi pekerti dan sikap. gangguan atau jiwanya tidak stabil, maka akan sulit mencapai hasil yang baik dalam belajar. 145 Sama halnya psikologis, dengan kondisi kondisi belajar fisiologis yaitu: peserta didik juga akan sangat berpengaruh terhadap belajar hasil dan a. Faktor-faktor kegiatan Faktor sosial. social ini akan termasuklah pada dicapainya, seperti seorang peserta pengelaman seseorang didik seperti pengalaman sebelum yang kesehatan yang seseorang peserta didik, sedang jasmani terganggu atau masuk sekolah indranya, keadaan tersebut akan seorang anak mengganggu dahulu terhadap belajar dan dicapai. Begitu panca kegiatan hasil yang akan pula dasar, terlebih mengikuti pendidikan anak usia dini. keadaan b. Faktor non-sosial. Faktor peserta didik yang kurang gizi juga ini menyangkut banyak hal, akan berpengaruh negatif terhadap seperti keadaan suhu udara, aktivitas belajar dan hasil belajar keadaan yang kondisi ruangan, terebut menyebabkan fisik peserta fasilitas. didik Dari dicapai. menjadi Kedua lemah berpegaruh terhadap kemampuannya memusatkan sehingga dapat dalam perhatian atau Faktor sarana dan tersebut bahwa, hasil siswa dipengaruhi oleh internal, eksternal, soial dan non berkonsentrasi dalam belajar. Kedua, keadaan penjelasan dipahami belajar cuaca, social. 3. Penilaian Belajar eksternal yaitu segala sesuatu yang berasal Dalam membicarakan hasil dari luar diri peserta didik yang belajar tidak bisa dipisahkan dari dapat penilaian sebagai mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya. Ada dua dalam faktor rendahnya eksternal yang dapat menentukan hasil membicarakan mempengaruhi aktivitas dan hasil 146 aktivitas di tinggi belajar. Bila penilaian maka tidak terlepas evaluasi, dari sebab masalah untuk membantu mahasiswa evaluasi mengenali segi-segi yang perlu merupakan suatu tindakan untuk ditanggani. menentukan nilai segala sesuatu di juga pra tes. Adapun manfaat dalam pembelajaran. Evaluasi hasil dari tes formatif adalah untuk belajar adalah suatu proses yang membantu dosen menentukan sistematis dan berkelanjutan untuk apa menentukan mahasiswa. Kadang juga tes kualitas daripada yang Tes ini disebut sudah diketahui sesuatu, berdasarkan pertimbangan formatif dimanfaatkan dan mengetahui segi-segi apa yang kriteria tertentu untuk membuat suatu keputusan8. Evaluasi masih lemah ketika pengajaran hasil adalah memberikan atas proses untuk sudah selesai9. belajar pelayanan 2) Tes sumatif adalah tes yang pembelajaran, diselenggarakan pada evaluasi sangat penting dilakukan seluruh untuk memutuskan tujuan setiap mengajar. Tujuannya adalah usaha. pelaksanaan untuk memberi tahu dosen dan evaluasi, secara umum tes hasil mahasiswa tentang seberapa belajar dapat dibedakan menjadi jauh yang telah dicapai selama dua macam, yaitu: satu triwulan dan selama satu 1) Tes Dalam formatif yang diadakan atau selama adalah kegiatan akhir belajar semester10. tes sebelum Dari kedua jenis tes hasil pelajaran belajar di atas, dapat dipahami berlangsung. Tes formatif ini bahwa dalam pelaksanaan tes mempunyai dua tujuan, yaitu untuk membantu dosen dalam membuat perencanaan 9 Purwanto, M. N. (2005). PrinsipPrinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. dan Bandung: Rosdakarya. 10 8 Rosnita. (2007). Evaluasi Pendidikan. Bandung: Ciptapustaka Media. Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama. 147 formatif maupun tes sumatif ini diterapkan seperti yang ditemui di dilaksanakan SDIT Daarul Istiqlal yang memberi untuk dengan maksud mendapatkan keberhasilan pembelajaran data penambahan dari ahlak, muamalah dan lain-lain. bahan pembelajaran yang telah dilaksanakan, guna mengetahui pencapaian prestasi hasiswa, aqidah, C. METODE PENELITIAN belajar 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian potensi mahasiswa dan Penelitian ini dllaksanakan efektifitas proses interaksi di SDIT Daaru Istiqlal. Penelitian pembelajaran. ini dilaksanakn dari bulan Okober 2.4.Keterkaitan PAUD dengan Kurikulum 2016 Kurikulum Penentuan waktu mengacu kepada Pada dasarnya kurikulum dari pendidikan 3.2. Populasi dinas Penelitian pada Adapun pendidikan, tetapi pelaksanaannya di sekolah RA Februari 2017. Dinas Pendidikan yang digunakan di PAUD adalah yang berasal sampai kalender SDIT Daarul Istiqlal sama di bidang populasi dan Sampel yang menjadi penelitian dalam lebih cendurung merancang sebuah penelitian ini adalah seluruh siswa Rencana Kegiatan Harian kearah kelas 1 SDIT Daarul Istiqlal yang pembelajaran islam berjumlah 67 orang, yang terdiri sedangkan di TK lebih cenderung dari 31 orang perempuan dan 36 kepada hal-hal yang umum saja. orang laki-laki. agama Begitu juga untuk kurikulum di sekolah dasar. kurikulum Pada yang Teknik pengabilan sampel umumnya dipakai dalam penelitian ini yaitu sensus di dimana semua populasi menjadi sekolah dasar mengacu kepada sampel yaitu 67 orang, melihat kurikulum dari dinas pendidikan jumlah siswa yang tidak terlalu tetapi banyak penambahan yang 148 banyak11. 3.3. Uji untuk perbedaan antara 2 14 Metode penelitian ini adalah penelitian digunakan menganalisis Metode Penelitian metode t kelompok . Uji hipotesis dengan uji kuantitatif. t digunakan untuk mengetahui Metode penelitian kuantitatif yaitu apakah hasil belajar kelompok satu metode lebih baik dari pada hasil belajar penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk kelompok 2. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: meneliti pada populasi atau sampel H0 = b1 = b2, artinya tidak ada tertentu dengan perbedaan menguji hipotesis tujuan yang untuk telah antara 12 hasil siswa belajar yang siswa sebelum ditetapkan memasuki 3.4. Metode Pengumpulan Data mengikuti pendidikan anak usia Dokumentasi adalah dini sekolah dengan dasar yang tidak mengikuti mencari dan mengumpulkan data pendidikan anak usia dini. mengenai Ha = b1 ≠ b2 , artinya ada catatan, hal-hal yang transkrip, kabar, majalah, berupa buku, surat notulen, rapot, agenda dan sebagainya. perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang sebelum Dalam memasuki sekolah dasar tidak penelitian ini data diperoleh dari mengikuti pendidikan anak usia hasil ujian yang tertuang di dalam dini rapot siswa13. pendidikan anak usia dini. 3.5. Teknik Analisi Data Keterangan : 1. Uji t b1= Siswa yang sebelum masuk dengan sekolah 11 yang dasar mengikuti tidak mengikuti pendidikan anak Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Keduabelas. Bandung : Alfabeta 12 Ibid usia dini 14 13 Usman, Husaini, 2006. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, S. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara 149 b2= Siswa yang sebelum masuk sekolah dasar Keterangan : mengikuti b1= Siswa pendidkan anak usia dini masuk Way digunakan untk perbedaan lebih 15 kelompok . Anava menganalisis dari anak usia dini. dua Hipotesis dasar mengikuti pendidikan b3= Siswa yang sebelum masuk yang sekolah diajukan adalah : H0 sekolah tidak 2. One Way Anava One yang sebelum dasar mengikuti pendidikan anak usia dini TK. = b1 = b3 = b4, artinya tidak b4= Siswa yang sebelum masuk ada perbedaan belajar agama islam siswa antara siswa yang sekolah hasil D. ANALISIS DAN 4.1. Hasil Penelitian 1. Gambaran dasar umum lokasi penelitian mengikuti pendidikan anak Penelitian ini dilakukan di SDIT usia yang Daarul Istiqlal yang beralamat di jl. dini, mengikuti Pantai Rambung Gg. Cakra 5 pasar pendidikan anak III usia TK kecamatan patumbak kabupaten deli yang serdang medan. Sekolah ini terdri dini dengan pendidikan marindal desa sigara-gara dari 12 kelas, 1 ruang guru, 1 ruang mengikuti kepala sekolah dan berbagai fasilitas anak lainnya seperti kantin dan lain-lain. usia dini RA 15 HASIL PEMBAHASAN memasuki tidak mengikuti pendidikan anak usia dini RA. sebelum sekolah dasar Ibid 150 Adapun tenaga pengajar yaitu satu No Mata T signifikansi Pelajaran hitung 1 PAI 1.403 0.165 2 PKN 0.219 0.827 3 Bahasa 0.912 Indonesia 0.0111 4 Matematika 0.037 0.970 5 IPA -0.631 0.530 6 IPS 0.772 0.443 7 SBK -0.510 0.612 8 PJOK 0.0101 0.920 9 Bahasa -0.239 0.812 Inggris 10 Praktek 2.290 0.025* Sholat 11 Tahfis 3.521 0.001* 12 Tahsin 2.712 0.009* 13 Jumlah 6.362 0.000* Keseluruhan 14 Rata-rata 0.084 0.934 15 Mata 3.246 0.002* Pelajaran Praktek Islam (Praktek sholat, Tahfis, Tahsin) Keterangan : * = signifikan orang kepala sekolah dan 6 orang guru kelas dan beberapa guru bidang studi 2. Uji beda hasil belajar siswa yang mengikuti paud dengan yang tidak mengikuti paud Untuk menguji apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti pendidikan anak usia dini dengan ang tidak mengikuti pendidikan anak usia dini maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t Pengujian tersebut dilakukan dengan tingkat signifikansi α = 0.05. Pengujian dapat dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t table atau membandingkan nilai α = 0.05 dengan niliai sgnifikansi output SPSS dengan Berdasarkan analisis diatas criteria keputusan : Jika Sig > maka dapat dilihat bahwa perbedaan α = 0.05 : Ho hasil belajar antara siswa yang diterima atau H1 ditolak megikuti pendidikan anak usia dini Jika Sig < α = 0.05 : H1 dengan yang tidak mengikuti diterimaa atau Ho diterima pendidikan anak usia dini signifikan Tabel.1 Uji beda nilai mata pelajaran antara sisiwa yang mengikuti paud dengan yang tidak mengikuti paud pada mata pelajaran praktek sholat, tahfis dan tahsin. Itu menyebabkan jumlah keseluruhan mata pelajaran 151 terbukti ada perbedaan hasil belajar ada yang signifikan antara siswa yang agama islam siswa antara siswa mengukuti pendidikan anak usia dini yang sebelum memasuki sekolah dengan dasar yang tidak mengikuti perbedaan tidak pendidikan anak usia dini pendidikan 3. Uji beda hasil belajar siswa yang hasil belajar mengikuti anak usia dini, mengikuti pendidikan mengikuti RA, TK anak usia dini TK dengan yang dengan yang tidak mengikuti mengikuti pendidikan anak usia paud dini RA yang Untuk menguji apakah ada Tabel.2 Uji beda nilai mata pelajaran antara sisiwa yang mengikuti paud dengan yang tidak mengikuti paud No Mata T hitung signifikansi Pelajar an 1 PAI 1.216 0.303 2 PKN 2.176 0.122 3 Bahasa 0.194 0.824 Indone sia 4 Matem 0.888 0.416 atika 5 IPA 0.705 0.498 6 IPS 0.341 0.712 7 SBK 0.713 0.494 8 PJOK 1.219 0.302 9 Bahasa 0.103 0.903 Inggris 10 Prakte 3.282 0.044* k Sholat 11 Tahfis 7.529 0.001* 12 Tahsin 4.681 0.013* 13 Jumlah 20.312 0.000* Keselu ruhan 14 Rata0.252 0.778 perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti pendidikan anak usia dini RA, TK dengan yang tidak mengikuti pendidikan anak usia dini maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t Pengujian tersebut dilakukan dengan tingkat signifikansi α = 0.05. Pengujian dapat dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t table atau membandingkan nilai α = 0.05 dengan niliai sgnifikansi output SPSS dengan criteria keputusan : Jika Sig > α = 0.05 : Ho diterima atau H1 ditolak Jika Sig > α = 0.05 : H1 diterimaa atau Ho diterima Ha = b1 ≠ b3 ≠ b4, artinya 152 1. Jika dilihat hasil belajar siswa rata Mata 5.848 0.005* Pelajar an Prakte k Islam (Prakte k sholat, Tahfis, Tahsin ) Keterangan : * = signifikan 15 secara keseluruhan maka tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang sebelum masuk sekolah dasar tidak mengikuti pendidikan anak usia dini dengan siswa yang sebelum masuk sekolah dasar mengikuti pendidikan anak usia dini. Berdasarkan analisis diatas maka dapat dilihat bahwa perbedaan 2. Jika dilihat hasil belajar siswa hasil belajar antara siswa yang yang berkaitan dengan mata megikuti pendidikan anak usia dini pelajaran agama islam terbukti RA, bahwa ada TK dengan yang tidak perbedaan hasil mengikuti pendidikan anak usia dini belajar agama islam antara signifikan pelajaran siswa yang sebelum memasuki praktek sholat, tahfis dan tahsin. Itu sekolah dasar tidak mengikuti menyebabkan jumlah keseluruhan pendidikan mata siswa yang sebelum memasuki pada mata pelajaran terbukti ada perbedaan hasil belajar yang sekolah signifikan antara siswa yang pendidikan anak usia dini, dasar anak mengikuti usia dini mengukuti pendidikan anak usia dini Taman Kanak-Kanak dengan RA, siswa yang sebelum masuk TK dengan yang tidak sekolah mengikuti pendidikan anak usia dini dasar mengikuti pendidikan anak usia E. KESIMPULAN DAN SARAN Raudhatul Athfal. 5.1. Kesimpulan terlihat dari perbedaan hasi Hal dini ini belajar yang signifikan pada Dari hasil penelitian yang ada mata pelajaran praktek islam maka dapat disimpulkan bahwa: 153 seperti praktek sholat, tahsin sebaiknya qur’an dan tahfiz qur’an. memasukkan anak ke sekolah 5.2. ketika dasar Saran Saran yang ingin islam terpadu dapat sebaiknya membekali anak diberikan kepada berbagai pihak terlebih dahulu tentang ilmu- yaitu : ilmu islam agar ketika anak 1. Saran kepada sekolah yaitu menjalani sebaiknya untuk dasar islam mata sekolah terpadu pelajarannya hasil masa belajar sekolah, anak tidak yang berbeda jauh dengan teman- lebih temannya kearah ilmu keislaman ada baiknya siswa ketika menerima lulusan bahkan TK tidak DAFTAR PUSTAKA atau Arifin, punya pengalaman Arikunto, praktek S. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina islam seperti praktek sholat, dan Jakarta: Islam Kementrian Agama. agar lebih diperhatikan pada qur’an Evaluasi Direktorat Jendral Pendidikan pendidikan anak usia dini tahsin (2012). Pembelajaran. menjalani pelajaran-pelajaran Z. Aksara tahfiz Iskandar. (2009). Psikologi qur’an. Hal ini adalah upaya Pendidikan Sebuah Orientasi agar tidak ada Baru. perbedaan hasil belajar yang signifikan Ciputat: Gaung Persada Press. antara anak yang mengemban N. (2005). pendidikan anak usia dini di Prinsip-Prinsip dan RA, TK bahkan yang tidak Teknik punya pengalaman melewati Pengajaran. pendidikan anak usia dini. Rosdakarya. 2. Saran kepada orang Purwanto, tua M. Evaluasi Bandung: Republik Indonesia. 2003. 154 Undang-Undang dan R&D. Bandung: Sistem Alfabeta. Pendidikan Nasional. Jakarta : Usman, Husaini, 2006. Pengantar Sekretariat Negara Statistika. Republik Indonesia. 2003. UndangUndang No 20 Aksara Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sekretariat Negara Republik Indonesia. 1989. UndangUndang No 2Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah No 17. Jakarta: Sekretariat Negara Rosnita. (2007). Pendidikan. Evaluasi Bandung: Ciptapustaka Media. Sudjana, N. Hasil Mengajar. (2005). Penilaian Proses Belajar Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Keduabelas. Bandung : Alfabeta 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif 155 Jakarta : Bumi 156