134 Peran Pendidikan Anak Usia Dini terhadap

advertisement
Peran Pendidikan Anak Usia Dini terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah
Dasar Islam Terpadu Daarul Istiqlal Deli Serdang
Tahun Ajaran 2016-2017
Widya Masitah dan Hasrian Rudi Setiawan
Dosen Fakultas Agama Islam UMSU
(Email : [email protected])
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di SDIT Daarul Istiqlal. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang sebelum
masuk sekolah dasar tidak mengikuti pendidikan anak usia dini dengan siswa
yang sebelum masuk sekolah dasar mengikuti pendidikan anak usia dini dan
melihat perbedaan hasil belajar agama islam antara siswa yang sebelum
memasuki sekolah dasar tidak mengikuti pendidikan anak usia dini, siswa yang
sebelum memasuki sekolah dasar mengikuti pendidikan anak usia dini Taman
Kanak-Kanak dengan siswa yang sebelum masuk sekolah dasar mengikuti
pendidikan anak usia dini Raudhatul Athfal. Pengumpulan data melalui nilai
ujian. Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Uji t . Jika dilihat hasil
belajar siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran agama islam terbukti
bahwa ada perbedaan hasil belajar agama islam antara siswa yang sebelum
memasuki sekolah dasar tidak mengikuti pendidikan anak usia dini, siswa yang
sebelum memasuki sekolah dasar mengikuti pendidikan anak usia dini Taman
Kanak-Kanak dengan siswa yang sebelum masuk sekolah dasar mengikuti
pendidikan anak usia dini Raudhatul Athfal. Hal ini terlihat dari perbedaan
hasi belajar yang signifikan pada mata pelajaran praktek islam seperti
praktek sholat, tahsin qur’an dan tahfiz qur’an. Hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil perhitungan Jika Sig < α = 0.05 : H1 diterimaa atau Ho diterima.
Hasil perhitungan Praktek sholat 0,025 < 0.05. Hasil perhitungan Tahfis 0.001 <
0.05. Hasil perhitungan Tahsin 0.009 < 0.05.
Kata Kunci : Pendidikan Anak Usia Dini, Hasil Belajar, SDIT
Korespondensi : FAI Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Jalan Kapten Mukhtar Basri No. 03 Medan
A. PENDAHULUAN
Usia
1.1 Latar Belakang Masalah
dengan
Tahun-tahun pertama setelah
seorang
anak
dilahirkan
0-6
tahun
istilah
anak
masa
dikenal
keemasan
(Golden Age) dimana pada masa
sering
ini perkembangan
dikenal dengan anak usia dini.
anak cukup
pesat sehingga pada masa inilah
134
lingkungan
harus
memberikan
belajar anak-anak pada
stimulasi yang baik dan juga gizi
mereka
yang cukup. Pendidikan Anak Usia
Dasar. Pengertian sekolah dasar
Dini merupakan jalur pendidikan
dapat dikatakan sebagai kegiatan
formal
mendasari tiga aspek dasar, yaitu
yang
paling
dasar
di
Indonesia1.
memasuki
saat
pengetahuan,
Pendidikan
sikap,
dan
usia
keterampilan. Di dalam Undang-
upaya
Undang tentang Sistem Pendidikan
yang ditujukan
Nasional Pasal 1 ayat 1 dinyatakan
kepada anak sejak lahir sampai
bahwa “Pendidikan adalah Usaha
dengan
sadar untuk menyiapkan
dini
adalah
anak
Sekolah
suatu
pembinaan
usia
6
(enam)
yang dilakukan
tahun
melalui
pemberian
kegiatan
bimbingan, pengajaran,
membantu
latihan bagi peranannya di masa
untuk
pertumbuhan
dan perkembangan
yang
akan
datang”2.
dan/atau
Tingkat
rohani
agar
satuan pendidikan yang dianggap
memiliki kesiapan
dalam
sebagai dasar pendidikan adalah
memasuki pendidikan lebih lanjut.
sekolah dasar. Di sekolah inilah
Pendidikan anak usia dini jalur
anak
formal termasuk Taman Kanak-
pendidikan
Kanak
Athfal.
Secara umum pengertian sekolah
Sedangan pendidikan anak usia
dasar dapat kita katakan sebagai
dini yang termasuk jalur non formal
institusi
seperti
menyelenggarakan
anak
dan
melalui
rangsangan
pendidikan
jasmani
didik
peserta
dan
Raudhatul
kelompok
bermain
dan
tempat penitipan anak.
membantu
dan
proses
pembelajaran.
pendidikan
yang
proses
proses pendidikan selanjutnya.
keberhasilan
Dari Undang-undang yang
2
1
mengalami
pendidikan dasar dan mendasari
Pendidikan anak usia dini
sangat
didik
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
Sisdiknas,2003
135
telah
dipaparkan
menyiratkan
di
bahwa
atas
sendiri
seharusnya
dalam
(Rencana
sebuah
Kegiatan
RKH
Harian).
anak yang mengikuti pendidikan
Terkhusus untuk Pendidikan anak
anak
usia dini Raudhatul Athfal, dalam
usia
dini
sebelum
memasuki
sekolah
dasar
seharusnya
lebih
mampu
pelajaran yang dikaitkan dengan
mengikuti pelajaran yang ada di
agama islam sehingga bekal yang
sekolah dasar.
yang
mereka
bawa
terjadi di SDIT Daarul Istiqlal
jenjang
sekolah
dapat dilihat bahwa anak yang
pelajaran
mengikuti pendidikan anak usia
banyak dibandingkan dengan anak
dini sebelum memasuki jenjang
yang berasal dari sekolah taman
sekolah
mampu
kanak- kanak..
Apalagi
Siswa kelas 1 di Sekolah Dasar
dasar
mengikuti
untuk
Fenomena
lebih
pelajaran.
anak
pendidikan
yang
kurikulumnya
mengikuti
raudhatul
Islam
terdapat
untuk
agama
Terpadu
banyak
memasuki
dasar
islam
Daarul
tentang
cukup
Istiqlal
athfal
tahun dikatakan sebagai kegiatan
sebelum memasuki sekolah dasar
mendasari tiga aspek dasar, yaitu
islam terpadu, cenderung memiliki
pengetahuan,
kemampuan
dalam
keterampilan. Di dalam Undang-
pelajaran agama seperti aqidah,
Undang Pasal 1 ayat 1 dinyatakan
akhlak dan lain-lain. Informasi ini
bahwa “Pendidikan adalah Usaha
diperoleh dari wali kelas siswa
sadar untuk menyiapkan
kelas 1 SDIT Daarul Istiqlal. Hal
didik
ini diasumkan bahwa walaupun
bimbingan, pengajaran,
kurikulum yang digunakan pada
latihan bagi peranannya di masa
pendidikan anak usia dini pada
yang akan datang”. Tingkat satuan
umumnya
dalam
pendidikan yang dianggap sebagai
masing-masing
dasar pendidikan adalah sekolah
lebih
sama
pelaksanaannya
tetapi
sekolah dapat mengembangkannya
136
sikap,
melalui
dan
peserta
kegiatan
dan/atau
dasar3. Di sekolah
didik
inilah anak
mengalami
pendidikan
dan
islam terpadu, cenderung memiliki
proses
kemampuan
lebih
dalam
pembelajaran.
pelajaran agama seperti aqidah,
Secara umum pengertian sekolah
akhlak dan lain-lain. Informasi ini
dasar dapat kita katakan sebagai
diperoleh dari wali kelas siswa
institusi
yang
kelas 1 SDIT Daarul Istiqlal. Hal
proses
ini diasumkan bahwa walaupun
pendidikan dasar dan mendasari
kurikulum yang digunakan pada
proses pendidikan selanjutnya.
pendidikan anak usia dini pada
pendidikan
menyelenggarakan
Dari Undang-undang yang
telah
dipaparkan
menyiratkan
bahwa
di
umumnya
atas
pelaksanaannya
seharusnya
tetapi
dalam
masing-masing
sekolah dapat mengembangkannya
anak yang mengikuti pendidikan
sendiri
anak
(Rencana
usia
sama
dalam
sebuah
Kegiatan
RKH
dini
sebelum
Harian).
memasuki
sekolah
dasar
Terkhusus untuk Pendidikan anak
seharusnya
lebih
mampu
usia dini Raudhatul Athfal, dalam
mengikuti pelajaran yang ada di
kurikulumnya
sekolah dasar.
yang
pelajaran yang dikaitkan dengan
terjadi di SDIT Daarul Istiqlal
agama islam sehingga bekal yang
dapat dilihat bahwa anak yang
mereka
bawa
mengikuti pendidikan anak usia
jenjang
sekolah
dini sebelum memasuki jenjang
pelajaran
sekolah
mampu
banyak dibandingkan dengan anak
Apalagi
yang berasal dari sekolah taman
dasar
mengikuti
untuk
Fenomena
anak
pendidikan
lebih
pelajaran.
yang
raudhatul
mengikuti
terdapat
untuk
agama
banyak
memasuki
dasar
islam
tentang
cukup
kanak- kanak..
athfal
Siswa kelas 1 di Sekolah Dasar
sebelum memasuki sekolah dasar
Islam Terpadu Daarul Istiqlal tahun
3
ajaran 2016-2017 berlatar belakang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional
pendidikan yang berbeda-beda. Ada
137
yang berasal dari raudhatul Athfal,
belajar
Taman Kanak-Kanak bahkan ada
yang sebelum masuk sekolah
yang
dasar
tidak
mengikuti
jalur
siswa
antara
tidak
siswa
mengikuti
pendidikan anak usia dini sebelum
pendidikan
masuk ke pendidikan sekolah dasar
dengan siswa yang sebelum
islam
masuk
sekolah
dasae
digunakan yaitu kurikulum nasional
mengikuti
pendidikan
anak
dengan pendekatan Islami melalui
usia dini
perbedaan
hasil
terpadu.
Kurikulum
pengintergrasian antara
yang
pendidikan
2. Bagaimana
anak
usia
dini
agama dengan pendidikan umum,
belajar agama islam antara
antara
siswa
sekolah,
orang
tua
dan
yang
sebelum
masyarakat dengan mengoptimalkan
memasuki sekolah dasar tidak
aspek
mengikuti
kognitif,
afektif
dan
pendidikan
anak
psikomotorik . Dari fenomena yang
usia dini, siswa yang sebelum
telah dipaparkan di atas maka dari
memasuki
sekolah
dasar
itu peneliti
mengikuti
pendidikan
anak
belajar
ingin
melihat
siswa-siswa
hasil
tersebut
usia dini Taman Kanak-Kanak
terkhusus untuk hasil belajar agama
dengan siswa yang sebelum
islam yang tertuang dalam penelitian
masuk
sekolah
dasar
ini dengan judul “Peran Pendidikan
mengikuti
pendidikan
anak
Anak Usia Dini terhadap Hasil
usia dini Raudhatul Athfal
Belajar Siswa Sekolah Dasar Islam
Terpadu
Daarul
Istiqlal
Deli
1.3 Hipotesis Penelitian
Serdang Tahun Ajaran 2016-2017
Adapun
hipotesis
yang
diajukan dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah ada perbedaan hasil
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah
di
dalam
belajar
penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana
perbedaan
siswa
antara
siswa
yang sebelum masuk sekolah
hasil
dasar
138
tidak
mengikuti
pendidikan
anak
usia
dini
dasar
tidak
mengikuti
dengan siswa yang sebelum
pendidikan
masuk
sekolah
dengan siswa yang sebelum
mengikuti
pendidikan
dasae
anak
usia dini.
2. Apakah ada perbedaan hasil
anak
usia
dini
masuk
sekolah
dasar
mengikuti
pendidikan
anak
usia dini.
belajar agama islam antara
2. Mengetahui perbedaan hasil
siswa yang sebelum memasuki
belajar agama islam antara
sekolah dasar tidak mengikuti
siswa yang sebelum memasuki
pendidikan
sekolah dasar tidak mengikuti
anak usia dini,
siswa yang sebelum memasuki
pendidikan
sekolah
mengikuti
siswa yang sebelum memasuki
usia
sekolah
dasar
pendidikan
anak
dini
anak usia dini,
dasar
Taman Kanak-Kanak dengan
pendidikan
siswa yang sebelum masuk
Taman Kanak-Kanak dengan
sekolah
mengikuti
siswa yang sebelum masuk
usia
sekolah
dasar
pendidikan
anak
dini
Raudhatul Athfal.
anak
mengikuti
dasar
pendidikan
anak
usia
dini
mengikuti
usia
dini
Raudhatul Athfal.
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum
memiliki
perbedaan
tujuan
untuk
B. KAJIAN PUSTAKA
melihat
2.1 Pendidikan Anak Usia Dini
hasil belajar siswa
1. Pengertian Pendidikan Anak
ditinjau dari pendidikan anak usia
Usia Dini
dini. Sedangkan secara khusus,
Pendidikan anak usia dini
penelitian ini bertujuan untuk :
(PAUD)
1. Mengetahui perbedaan hasil
pembinaan
belajar
siswa
antara
adalah
suatu
yang ditujukan
upaya
bagi
siswa
anak sejak lahir sampai dengan
yang sebelum masuk sekolah
usia enam tahun yang dilakukan
139
melalui
pemberian
pendidikan
untuk
rangsangan
usia dini adalah
suatu upaya
membantu
pembinaan yang ditujukan kepada
pertumbuhan dan perkembangan
anak sejak lahir sampai usia enam
jasmani dan rohani agar anak
tahun
memiliki
dalam
pemberian rangsangan pendidikan
memasuki pendidikan lebih lanjut.
untuk membantu pertumbuhan dan
Pendidikan anak usia dini mulai
perkembangan jasmani dan rohani
lahir
agar anak memiliki kesiapan dalam
kesiapan
sampai
perempuan
baligh
ditandai
(kalau
yang
dilakukan
melalui
memasuki pendidikan lebih lanjut5
menstruasi
sedangkan laki-laki sudah mimpi
Dari beberapa pendapat dia
sampai mengeluarkan air mani)
atas
adalah tanggung jawab sepenuhnya
pendidikan anak usia dini yaitu
orang tua. Menurut Undang-undang
pendidikan yang diberikan kepada
tentang
Pendidikan
anak mulai dari 0-6 tahun guna
Nasional pada Pasal 1 butir 14,
mempersiapkan anak agar mampu
pendidikan
mengikuti
Sistem
anak
usia
dini
dapa
disimpulkan
jenjang
bahwa
pendidikan
didefinisikan sebagai suatu upaya
sekolah dasar dengan baik
pembinaan yang ditujukan kepada
2. Jenis-Jenis Pendidikan Anak
anak sejak lahir sampai dengan
Usia Dini
usia enam tahun yang dilakukan
1) PAUD Jalur Formal (Pasal
melalui
pemberian
pendidikan
untuk
rangsangan
62)
membantu
a. Pendidikan anak usia dini pada
pertum buhan dan perkembangan
jalur
jasmani dan rohani agar anak
berbentuk TK, RA, atau bentuk
memiliki
lain yang sederajat.
kesiapan
dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut4.
pendidikan
formal
b. TK, RA, atau bentuk lain yang
Selanjutnya, pendidikan anak
sederajat
4
Undang-undang Nomor 20
Tahun 2 0 0 3 .
5
140
UU. No.20/2003.
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
berbentuk
Kelompok
memiliki program pembelajaran
(KB),
1 (satu) tahun atau 2 (dua)
(TPA), atau bentuk lain yang
tahun.
sederajat.
c. TK, RA, atau bentuk lain yang
sederajat
Taman
Bermain
PAUD
pendidikan
sebagaimana
Penitipan
pada
informal
pendidikan
Anak
jalur
berbentuk
keluarga
atau
dimaksud pada ayat (1) dapat
pendidikan yang diselenggarakan
diselenggarakan
oleh lingkungan.
menyatu
dengan SD, MI, atau bentuk
2) PAUD Jalur Nonformal (Pasal
lain yang sederajat.
Sistem
107)
pendidikan
di
a. Pendidikan
anak
Indonesia terdiri dari pendidikan
dini
anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan
nonformal
pendidikan
menengah,
dan
berbentuk
kelompok
pendidikan
tinggi
yang
keseluruhannya
pada
usia
jalur
bermain, taman penitipan
merupakan
anak,
dan
satuan
kesatuan yang sistemik. PAUD
pendidikan anak usia dini
diselenggarakan sebelum jenjang
yang sejenis.
pendidikan dasar6. PAUD dapat
diselenggarakan
melalui
pendidikan formal,
b. Kelompok bermain, taman
jalur
penitipan anak, dan satuan
nonformal,
pendidikan anak usia dini
dan/atau informal. PAUD pada
yang
jalur
menyelenggarakan
pendidikan
berbentuk
Taman
formal
Kanak-kanak
sejenis
pendidikan dalam konteks:
(TK), Raudatul Athfal (RA), atau
a) Bermain
sambil
bentuk lain yang sederajat. PAUD
belajar dalam rangka
pada jalur pendidikan nonformal
pembelajaran
agama
dan ahlak mulia;
6
b) Bermain
UU No. 20 Tahun 2003
141
sambil
belajar
dalam
(PAUD) terdiri dari PAUD formal
rangka
pembelajaran
termasuk Raudhatul Athfal (RA)
dan
dan Taman Kanak-Kanak (TK),
sosial
kepribadian;
PAUD
c) Bermain sambil belajar
dalam
Non
Kelompk
rangka
Formal
Bermain
termasuk
(KB)
dan
Tempat Penitipan Anak (TPA)
pembelajaran estetika;
sedangkan PAUD informal yaitu
d) Bermain sambil belajar
pendidikan anak usia dini yang
dalam
rangka
pembelajaran
diselenggarakan di dalam keluarga
jasmani,
atau masyarakat.
olahraga, dan kesehatan;
3. Tujuan Pendidikan Anak Usia
dan
Dini
e) Bermain sambil belajar
dalam
Pengelolaan
rangka
merangsang
kepada
pengetahuan
Penyelenggaraan
bermain,
Pendidikan,
minat
fungsi dan tujuan PAUD diatur
ilmu
dalam Pasal 61. Berikut bunyi
dan
lengkapnya:
teknologi.
c. Peserta
dan
a. Pendidikan
anak
didik
kelompok
berfungsi
taman
penitipan
menumbuhkan,
dan
mengembangkan
anak usia dini jalur pendidikan
potensi
anak
nonformal yang sejenis dapat
secara
optimal
dievaluasi
terbentuk
tanpa
melalui
proses
yang
kemampuan
bersifat menguji kompetensi.
memiliki
Pendidikan
memasuki
Usia
usia
Dini
142
dini
sehingga
perilaku
dasar
dan
sesuai
tahap
perkembangannya
maka dapat disimpulkan bahwa
Anak
seluruh
dengan
Dari beberapa teori di atas
dini
membina,
anak, dan satuan pendidikan
perkembangannya
usia
agar
kesiapan
untuk
pendidikan
selanjutnya.
b. Pendidikan
maka
anak
usia
dini
sekolah dasar merupakan
bertujuan:
untuk
a) Membangun
landasan
berkembangnya
peserta
pengertian pendidikan di
bagi
mencerdaskan
dan
mencetak kehidupan bangsa yang
potensi
didik
upaya
agar menjadi
bertaqwa,
cinta
terhadap
bangsa
dan
bangga
dan negara,
manusia beriman dan bertakwa
terampil, kreatif, berbudi pekerti
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang
berakhlak mulia, berkepribadian
menyelesaikan
permasalahan
di
luhur, sehat, berilmu, cakap,
lingkungannya.
Pendidikan
di
kritis, kreatif, inovatif, mandiri,
sekolah
percaya
pendidikan anak
diri,
dan
menjadi
santun
serta
dasar
mampu
merupakan
yang
berusia
warga negara yang demokratis
antara 7 sampai dengan 13 tahun
dan bertanggung jawab; dan
sebagai
b) Mengembangkan
potensi
pendidikan
di
tingkat
dasar yang dikembangkan sesuai
kecerdasan
spiritual,
intelektual,
emosional,
potensi daerah/karakteristik daerah,
kinestetis, dan social peserta
sosial budaya masyarakat setempat
didik
bagi siswa. Disinilah siswa sekolah
pada
masa
pertumbuhannya
lingkungan
dengan
emas
dalam
bermain
dasar ditempa
yang
studi
edukatif dan menyenangkan7.
salah
Undang-undang
pada
Dasar
bila
disebut
Pendidikan
berbagai
bidang
kesemuanya
harus
di
sekolah
sebagai
dasar
pusat
pendidikan. bukan hanya di kelas
Sekolah Dasar
Berdasar
yang
pendidikan,
mampu dikuasai siswa. Tidaklah
2.2.Pendidikan Sekolah Dasar
1. Pengertian
satuan
amanat
saja
1945,
proses
pembelajaran
itu
terjadi akan tetapi di luar kelas pun
juga termasuk ke dalam kegiatan
7
pembelajaran.
PP 17 Tahun 2010
143
atas
Dari beberapa pendapat di
mengisi hal yang bertujuan
maka
membangun
bahwa
dapat
disimpulkan
pendidikan sekolah dasar
dapat
d. Membawa
mengembangkan
dapa
intelektua,
kepribadian,
membentuk
bermasyarakat,
sekolah
jenjang selanjutnya.
3. Kurikulum
serta
Pendidikan
Sekolah Dasar
spiritual yang baik sehingga dapat
hidup
siswa
dasar mampu berprestasi ke
potensi yang ada didalam dirinya
sehingga
sendiri
bangsa dan negara,
yaitu usaha yang dilakukan agar
siswa
diri
Bentuk satuan pendidikan
berbangsa
dasar
6
tahun
berdasarkan
dan bernegara.
kurikulum
2. Tujuan Pendidikan Sekolah
dengan pendekatan Islami melalui
diperkaya
pengintergrasian
Dasar
Dari
undang
nasional
kutipan
Undang-
tersebut
sebagaimana
di
pendidikan
antara
agama
atas
pendidikan umum, antara sekolah,
landasannya, maka
orang tua dan masyarakat dengan
tujuan pendidikan di sekolah dasar
mengoptimalkan
sendiri dapat diuraikan meliputi
afektif dan psikomotorik.
beberapa hal yaitu:
Acuan
a. Beriman
dan
bertaqwa
b. Mengarahkan
b. Pelajaran
berpotensi
berjiwa
menggunakan
besar,
Ekstra
c. Memiliki rasa cinta tanah
dan
Keagamaan
Kurikulum
c. Pelajaran Tahfidz Qur’an dan
mulia,
bangga
Daarul
Depag 2004 + Modifikasi.
kritis,cerdas dan berakhlak
air,
SDIT
Kurikulum DikNas 2004.
membimbing siswa ke arah
positif,
Kurikulum
a. Pelajaran Umum menggunakan
dan
yang
aspek kognitif,
Istiqlal yaitu :
terhadap TuhanNya,
situasi
dengan
menggunakan
mampu
Lokal.
144
Kurikuler
Kurikulum
2.3. Hasil Belajar
2. Faktor-faktor
1. Pengertian Hasil Belajar
Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun hasil belajar yang
dimaksud
di
sini
dimiliki
seorang
Secara umum ada dua faktor
adalah
kemampuan-kemampuan
yang mempengaruhi hasil belajar
yang
yang
dicapai
oleh
siswa,
di
setelah
antaranya adalah: Pertama, Faktor
peserta didik menerima pelajaran
internal yaitu dari sisi diri peserta
dari
pendidik.
didik,
terdapat
dua
hal yang
Menurut Nana Sudjana (2005),
dapat
mempengaruhi
aktivitas
hasil belajar adalah kemampuan-
dan hasil belajarnya, yaitu kondisi
kemampuan yang dimiliki siswa
psikologis dan fisiologis. Kondisi
setelah
psikologis adalah keadaan jiwa
guru
siswa
Yang
selaku
menerima
pengalaman
belajarnya.
atau
Dari definisi di atas, dapat
dipahami
bahwa
hasil
ruhaninya.
kondisi
belajar
Sedangkan
fisiologis
merupakan
kondisi fisik, jasmani, atau tubuh
adalah merupakan hasil dan bukti
peserta
belajar seseorang yang ditunjukkan
Dalam hal ini kondisi psikologis
dengan adanya perubahan tingkah
peserta
laku. Hasil belajar akan tampak
terhadap kegiatan belajar dan hasil
pada
pada
yang akan dicapai. Seorang peserta
tersebut, baik dari
didik yang kurang matang secara
setiap
aspek-aspek
perubahan
didik
yang
belajar.
didik sangat berpengaruh
salah satu aspek atau beberapa
psikologis
akan
mengalami
aspek.
kesulitan
dalam
memahami
tersebut
pengertian,
Adapun
aspek-aspek
adalah
pengetahuan,
materi-materi
kebiasaan,
pelajaran
yang
bersifat abstrak. Demikian pula
keterampilan, emosional, hubungan
peserta
didik
yang
mengalami
soisal, budi pekerti dan sikap.
gangguan atau jiwanya tidak stabil,
maka akan sulit mencapai hasil
yang baik dalam belajar.
145
Sama
halnya
psikologis,
dengan
kondisi
kondisi
belajar
fisiologis
yaitu:
peserta didik juga akan sangat
berpengaruh
terhadap
belajar
hasil
dan
a. Faktor-faktor
kegiatan
Faktor
sosial.
social
ini
akan
termasuklah
pada
dicapainya, seperti seorang peserta
pengelaman
seseorang
didik
seperti pengalaman sebelum
yang
kesehatan
yang
seseorang peserta didik,
sedang
jasmani
terganggu
atau
masuk
sekolah
indranya, keadaan tersebut akan
seorang
anak
mengganggu
dahulu
terhadap
belajar
dan
dicapai.
Begitu
panca
kegiatan
hasil yang akan
pula
dasar,
terlebih
mengikuti
pendidikan anak usia dini.
keadaan
b. Faktor non-sosial. Faktor
peserta didik yang kurang gizi juga
ini menyangkut banyak hal,
akan berpengaruh negatif terhadap
seperti keadaan suhu udara,
aktivitas belajar dan hasil belajar
keadaan
yang
kondisi
ruangan,
terebut menyebabkan fisik peserta
fasilitas.
didik
Dari
dicapai.
menjadi
Kedua
lemah
berpegaruh
terhadap
kemampuannya
memusatkan
sehingga
dapat
dalam
perhatian
atau
Faktor
sarana
dan
tersebut
bahwa,
hasil
siswa dipengaruhi oleh
internal, eksternal, soial dan non
berkonsentrasi dalam belajar.
Kedua,
keadaan
penjelasan
dipahami
belajar
cuaca,
social.
3. Penilaian Belajar
eksternal
yaitu segala sesuatu yang berasal
Dalam membicarakan hasil
dari luar diri peserta didik yang
belajar tidak bisa dipisahkan dari
dapat
penilaian sebagai
mempengaruhi
aktivitas
dan hasil belajarnya. Ada dua
dalam
faktor
rendahnya
eksternal
yang
dapat
menentukan
hasil
membicarakan
mempengaruhi aktivitas dan hasil
146
aktivitas
di
tinggi
belajar.
Bila
penilaian
maka
tidak
terlepas
evaluasi,
dari
sebab
masalah
untuk membantu mahasiswa
evaluasi
mengenali segi-segi yang perlu
merupakan suatu tindakan untuk
ditanggani.
menentukan nilai segala sesuatu di
juga pra tes. Adapun manfaat
dalam pembelajaran. Evaluasi hasil
dari tes formatif adalah untuk
belajar adalah suatu proses yang
membantu dosen menentukan
sistematis dan berkelanjutan untuk
apa
menentukan
mahasiswa. Kadang juga tes
kualitas
daripada
yang
Tes ini disebut
sudah
diketahui
sesuatu, berdasarkan pertimbangan
formatif dimanfaatkan
dan
mengetahui segi-segi apa yang
kriteria
tertentu
untuk
membuat suatu keputusan8.
Evaluasi
masih lemah ketika pengajaran
hasil
adalah
memberikan
atas
proses
untuk
sudah selesai9.
belajar
pelayanan
2) Tes sumatif adalah tes yang
pembelajaran,
diselenggarakan
pada
evaluasi sangat penting dilakukan
seluruh
untuk memutuskan tujuan setiap
mengajar. Tujuannya adalah
usaha.
pelaksanaan
untuk memberi tahu dosen dan
evaluasi, secara umum tes hasil
mahasiswa tentang seberapa
belajar dapat dibedakan menjadi
jauh yang telah dicapai selama
dua macam, yaitu:
satu triwulan dan selama satu
1) Tes
Dalam
formatif
yang
diadakan
atau
selama
adalah
kegiatan
akhir
belajar
semester10.
tes
sebelum
Dari kedua jenis tes hasil
pelajaran
belajar di atas, dapat dipahami
berlangsung. Tes formatif ini
bahwa
dalam
pelaksanaan
tes
mempunyai dua tujuan, yaitu
untuk membantu dosen dalam
membuat
perencanaan
9
Purwanto, M. N. (2005). PrinsipPrinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
dan
Bandung: Rosdakarya.
10
8
Rosnita.
(2007).
Evaluasi
Pendidikan. Bandung: Ciptapustaka Media.
Arifin, Z. (2012).
Evaluasi
Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Kementrian Agama.
147
formatif maupun tes sumatif ini
diterapkan seperti yang ditemui di
dilaksanakan
SDIT Daarul Istiqlal yang memberi
untuk
dengan
maksud
mendapatkan
keberhasilan
pembelajaran
data
penambahan
dari
ahlak, muamalah dan lain-lain.
bahan pembelajaran
yang telah
dilaksanakan,
guna
mengetahui
pencapaian
prestasi
hasiswa,
aqidah,
C. METODE PENELITIAN
belajar
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
potensi mahasiswa dan
Penelitian ini dllaksanakan
efektifitas
proses
interaksi
di SDIT Daaru Istiqlal. Penelitian
pembelajaran.
ini dilaksanakn dari bulan Okober
2.4.Keterkaitan
PAUD
dengan
Kurikulum
2016
Kurikulum
Penentuan waktu mengacu kepada
Pada
dasarnya
kurikulum
dari
pendidikan
3.2. Populasi
dinas
Penelitian
pada
Adapun
pendidikan,
tetapi
pelaksanaannya
di sekolah RA
Februari
2017.
Dinas
Pendidikan
yang digunakan di PAUD adalah
yang berasal
sampai
kalender
SDIT Daarul Istiqlal
sama
di bidang
populasi
dan
Sampel
yang
menjadi
penelitian
dalam
lebih cendurung merancang sebuah
penelitian ini adalah seluruh siswa
Rencana Kegiatan Harian kearah
kelas 1 SDIT Daarul Istiqlal yang
pembelajaran
islam
berjumlah 67 orang, yang terdiri
sedangkan di TK lebih cenderung
dari 31 orang perempuan dan 36
kepada hal-hal yang umum saja.
orang laki-laki.
agama
Begitu juga untuk kurikulum di
sekolah
dasar.
kurikulum
Pada
yang
Teknik pengabilan sampel
umumnya
dipakai
dalam penelitian ini yaitu sensus
di
dimana semua populasi menjadi
sekolah dasar mengacu kepada
sampel yaitu 67 orang, melihat
kurikulum dari dinas pendidikan
jumlah siswa yang tidak terlalu
tetapi banyak penambahan yang
148
banyak11.
3.3.
Uji
untuk
perbedaan antara 2
14
Metode penelitian ini adalah
penelitian
digunakan
menganalisis
Metode Penelitian
metode
t
kelompok . Uji hipotesis dengan uji
kuantitatif.
t
digunakan
untuk
mengetahui
Metode penelitian kuantitatif yaitu
apakah hasil belajar kelompok satu
metode
lebih baik dari pada hasil belajar
penelitian
yang
berlandaskan
pada
filsafat
positivisme,
digunakan
untuk
kelompok
2.
Hipotesis
yang
diajukan adalah sebagai berikut:
meneliti pada populasi atau sampel
H0 = b1 = b2, artinya tidak ada
tertentu
dengan
perbedaan
menguji
hipotesis
tujuan
yang
untuk
telah
antara
12
hasil
siswa
belajar
yang
siswa
sebelum
ditetapkan
memasuki
3.4. Metode Pengumpulan Data
mengikuti pendidikan anak usia
Dokumentasi
adalah
dini
sekolah
dengan
dasar
yang
tidak
mengikuti
mencari dan mengumpulkan data
pendidikan anak usia dini.
mengenai
Ha = b1 ≠ b2 , artinya ada
catatan,
hal-hal
yang
transkrip,
kabar, majalah,
berupa
buku,
surat
notulen,
rapot,
agenda dan sebagainya.
perbedaan
hasil
belajar
siswa
antara siswa yang sebelum
Dalam
memasuki
sekolah
dasar
tidak
penelitian ini data diperoleh dari
mengikuti pendidikan anak usia
hasil ujian yang tertuang di dalam
dini
rapot siswa13.
pendidikan anak usia dini.
3.5. Teknik Analisi Data
Keterangan :
1. Uji t
b1= Siswa yang sebelum masuk
dengan
sekolah
11
yang
dasar
mengikuti
tidak
mengikuti pendidikan anak
Sugiyono, 2007, Statistika
Untuk
Penelitian,
Cetakan
Keduabelas. Bandung : Alfabeta
12
Ibid
usia dini
14
13
Usman, Husaini, 2006. Pengantar
Statistika. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, S. (2006). Metodelogi
penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara
149
b2= Siswa yang sebelum masuk
sekolah
dasar
Keterangan :
mengikuti
b1= Siswa
pendidkan anak usia dini
masuk
Way
digunakan
untk
perbedaan
lebih
15
kelompok .
Anava
menganalisis
dari
anak usia
dini.
dua
Hipotesis
dasar
mengikuti
pendidikan
b3= Siswa yang sebelum masuk
yang
sekolah
diajukan adalah :
H0
sekolah
tidak
2. One Way Anava
One
yang sebelum
dasar
mengikuti
pendidikan anak usia dini TK.
= b1 = b3 = b4, artinya
tidak
b4= Siswa yang sebelum masuk
ada
perbedaan
belajar
agama
islam
siswa
antara
siswa
yang
sekolah
hasil
D.
ANALISIS
DAN
4.1. Hasil Penelitian
1. Gambaran
dasar
umum
lokasi
penelitian
mengikuti
pendidikan
anak
Penelitian ini dilakukan di SDIT
usia
yang
Daarul Istiqlal yang beralamat di jl.
dini,
mengikuti
Pantai Rambung Gg. Cakra 5 pasar
pendidikan anak
III
usia
TK
kecamatan patumbak kabupaten deli
yang
serdang medan. Sekolah ini terdri
dini
dengan
pendidikan
marindal
desa
sigara-gara
dari 12 kelas, 1 ruang guru, 1 ruang
mengikuti
kepala sekolah dan berbagai fasilitas
anak
lainnya seperti kantin dan lain-lain.
usia dini RA
15
HASIL
PEMBAHASAN
memasuki
tidak
mengikuti
pendidikan anak usia dini RA.
sebelum
sekolah
dasar
Ibid
150
Adapun tenaga pengajar yaitu satu
No Mata
T
signifikansi
Pelajaran
hitung
1
PAI
1.403 0.165
2
PKN
0.219 0.827
3
Bahasa
0.912
Indonesia
0.0111
4
Matematika 0.037 0.970
5
IPA
-0.631 0.530
6
IPS
0.772 0.443
7
SBK
-0.510 0.612
8
PJOK
0.0101 0.920
9
Bahasa
-0.239 0.812
Inggris
10 Praktek
2.290 0.025*
Sholat
11 Tahfis
3.521 0.001*
12 Tahsin
2.712 0.009*
13 Jumlah
6.362 0.000*
Keseluruhan
14 Rata-rata
0.084 0.934
15 Mata
3.246 0.002*
Pelajaran
Praktek
Islam
(Praktek
sholat,
Tahfis,
Tahsin)
Keterangan : * = signifikan
orang kepala sekolah dan 6 orang
guru kelas dan beberapa guru bidang
studi
2. Uji beda hasil belajar siswa
yang mengikuti paud dengan
yang tidak mengikuti paud
Untuk
menguji
apakah
ada
perbedaan hasil belajar siswa yang
mengikuti pendidikan anak usia dini
dengan
ang
tidak
mengikuti
pendidikan anak usia dini maka
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan uji-t
Pengujian tersebut dilakukan dengan
tingkat
signifikansi
α
=
0.05.
Pengujian dapat dilakukan dengan
membandingkan
antara
t
hitung
dengan t table atau membandingkan
nilai
α
=
0.05
dengan
niliai
sgnifikansi output SPSS dengan
Berdasarkan analisis diatas
criteria keputusan :
Jika Sig >
maka dapat dilihat bahwa perbedaan
α = 0.05 : Ho
hasil belajar antara siswa yang
diterima atau H1 ditolak
megikuti pendidikan anak usia dini
Jika Sig < α = 0.05 : H1
dengan
yang
tidak
mengikuti
diterimaa atau Ho diterima
pendidikan anak usia dini signifikan
Tabel.1
Uji beda nilai mata pelajaran
antara sisiwa yang mengikuti paud
dengan yang tidak mengikuti paud
pada mata pelajaran praktek sholat,
tahfis dan tahsin. Itu menyebabkan
jumlah keseluruhan mata pelajaran
151
terbukti ada perbedaan hasil belajar
ada
yang signifikan antara siswa yang
agama islam siswa antara siswa
mengukuti pendidikan anak usia dini
yang sebelum memasuki sekolah
dengan
dasar
yang
tidak
mengikuti
perbedaan
tidak
pendidikan anak usia dini
pendidikan
3. Uji beda hasil belajar siswa
yang
hasil
belajar
mengikuti
anak usia dini,
mengikuti
pendidikan
mengikuti RA, TK
anak usia dini TK dengan yang
dengan yang tidak mengikuti
mengikuti pendidikan anak usia
paud
dini RA
yang
Untuk
menguji
apakah
ada
Tabel.2
Uji beda nilai mata pelajaran
antara sisiwa yang mengikuti paud
dengan yang tidak mengikuti paud
No Mata
T hitung signifikansi
Pelajar
an
1
PAI
1.216
0.303
2
PKN
2.176
0.122
3
Bahasa 0.194
0.824
Indone
sia
4
Matem 0.888
0.416
atika
5
IPA
0.705
0.498
6
IPS
0.341
0.712
7
SBK
0.713
0.494
8
PJOK
1.219
0.302
9
Bahasa 0.103
0.903
Inggris
10 Prakte 3.282
0.044*
k
Sholat
11 Tahfis 7.529
0.001*
12 Tahsin 4.681
0.013*
13 Jumlah 20.312
0.000*
Keselu
ruhan
14 Rata0.252
0.778
perbedaan hasil belajar siswa yang
mengikuti pendidikan anak usia dini
RA,
TK
dengan
yang
tidak
mengikuti pendidikan anak usia dini
maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji-t
Pengujian
tersebut
dilakukan
dengan tingkat signifikansi α = 0.05.
Pengujian dapat dilakukan dengan
membandingkan
antara
t
hitung
dengan t table atau membandingkan
nilai
α
=
0.05
dengan
niliai
sgnifikansi output SPSS dengan
criteria keputusan :
Jika Sig > α = 0.05 : Ho diterima
atau H1 ditolak
Jika Sig > α = 0.05 : H1 diterimaa
atau Ho diterima
Ha = b1 ≠ b3 ≠ b4, artinya
152
1. Jika dilihat hasil belajar siswa
rata
Mata
5.848
0.005*
Pelajar
an
Prakte
k Islam
(Prakte
k
sholat,
Tahfis,
Tahsin
)
Keterangan : * = signifikan
15
secara keseluruhan maka tidak
ada perbedaan hasil belajar
siswa
antara
siswa
yang
sebelum masuk sekolah dasar
tidak
mengikuti
pendidikan
anak usia dini dengan siswa
yang sebelum masuk sekolah
dasar
mengikuti
pendidikan
anak usia dini.
Berdasarkan analisis diatas
maka dapat dilihat bahwa perbedaan
2. Jika dilihat hasil belajar siswa
hasil belajar antara siswa yang
yang berkaitan dengan mata
megikuti pendidikan anak usia dini
pelajaran agama islam terbukti
RA,
bahwa ada
TK
dengan
yang
tidak
perbedaan
hasil
mengikuti pendidikan anak usia dini
belajar agama islam antara
signifikan
pelajaran
siswa yang sebelum memasuki
praktek sholat, tahfis dan tahsin. Itu
sekolah dasar tidak mengikuti
menyebabkan jumlah keseluruhan
pendidikan
mata
siswa yang sebelum memasuki
pada
mata
pelajaran
terbukti
ada
perbedaan
hasil
belajar
yang
sekolah
signifikan
antara
siswa
yang
pendidikan
anak usia dini,
dasar
anak
mengikuti
usia
dini
mengukuti pendidikan anak usia dini
Taman Kanak-Kanak dengan
RA,
siswa yang sebelum masuk
TK
dengan
yang
tidak
sekolah
mengikuti pendidikan anak usia dini
dasar
mengikuti
pendidikan
anak
usia
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Raudhatul
Athfal.
5.1. Kesimpulan
terlihat dari perbedaan hasi
Hal
dini
ini
belajar yang signifikan pada
Dari hasil penelitian yang ada
mata pelajaran praktek islam
maka dapat disimpulkan bahwa:
153
seperti praktek sholat, tahsin
sebaiknya
qur’an dan tahfiz qur’an.
memasukkan anak ke sekolah
5.2.
ketika
dasar
Saran
Saran
yang
ingin
islam
terpadu
dapat
sebaiknya membekali anak
diberikan kepada berbagai pihak
terlebih dahulu tentang ilmu-
yaitu :
ilmu islam agar ketika anak
1. Saran kepada sekolah yaitu
menjalani
sebaiknya
untuk
dasar islam
mata
sekolah
terpadu
pelajarannya
hasil
masa
belajar
sekolah,
anak
tidak
yang
berbeda jauh dengan teman-
lebih
temannya
kearah ilmu keislaman ada
baiknya
siswa
ketika
menerima
lulusan
bahkan
TK
tidak
DAFTAR PUSTAKA
atau
Arifin,
punya
pengalaman
Arikunto,
praktek
S. (2006). Metodelogi
penelitian. Yogyakarta: Bina
islam seperti praktek sholat,
dan
Jakarta:
Islam Kementrian Agama.
agar lebih diperhatikan pada
qur’an
Evaluasi
Direktorat Jendral Pendidikan
pendidikan anak usia dini
tahsin
(2012).
Pembelajaran.
menjalani
pelajaran-pelajaran
Z.
Aksara
tahfiz
Iskandar.
(2009).
Psikologi
qur’an. Hal ini adalah upaya
Pendidikan Sebuah Orientasi
agar tidak ada
Baru.
perbedaan
hasil belajar yang signifikan
Ciputat:
Gaung
Persada Press.
antara anak yang mengemban
N.
(2005).
pendidikan anak usia dini di
Prinsip-Prinsip
dan
RA, TK bahkan yang tidak
Teknik
punya pengalaman melewati
Pengajaran.
pendidikan anak usia dini.
Rosdakarya.
2. Saran
kepada
orang
Purwanto,
tua
M.
Evaluasi
Bandung:
Republik Indonesia. 2003.
154
Undang-Undang
dan R&D. Bandung:
Sistem
Alfabeta.
Pendidikan
Nasional. Jakarta :
Usman, Husaini, 2006. Pengantar
Sekretariat Negara
Statistika.
Republik Indonesia. 2003. UndangUndang
No
20
Aksara
Sistem
Pendidikan Nasional.
Jakarta : Sekretariat Negara
Republik Indonesia. 1989. UndangUndang
No
2Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta:
Sekretariat Negara
Republik
Indonesia.
2010.
Peraturan Pemerintah No 17.
Jakarta: Sekretariat Negara
Rosnita.
(2007).
Pendidikan.
Evaluasi
Bandung:
Ciptapustaka Media.
Sudjana,
N.
Hasil
Mengajar.
(2005).
Penilaian
Proses
Belajar
Bandung:
PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, 2007, Statistika
Untuk
Penelitian,
Cetakan Keduabelas.
Bandung : Alfabeta
2012.
Metode
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif
155
Jakarta
:
Bumi
156
Download