34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat

advertisement
34 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif, yaitu
penelitianyang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik
populasi tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian deskriptif hanyalah
memaparkan
situasi/peristiwa,
penelitian
ini
tidak
mencari/menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi. Peneliti tidak bermaksud
menguji teori tetapi bebas mengamati objeknya, menjelajah dan menemukan
wawasan baru sepanjang penelitian.20
Menurut Moh.Nasir deskriptif adalah metode dalam penelitian status
kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskriptif
gambaran lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.21
Penelitian ini tanpa pengujian terhadap suatu hipotesa, pendekatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Menurut Kirk dan Miller yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan
bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental tergantung kepada pengamatan manusia dalam
20
21
Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. 2007. Jakarta.PPM
Moh. Nazir,Ph.D, Metode Penelitian. 2005. Penerbit: Ghalia Indonesia
35 kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristilahannya.22
3.2 Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah studi kasus (case study).
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Secara umum
studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu
penelitian berkenaan dengan how atau why, bila penelitian hanya memiliki sedikit
peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana
fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam
konteks kehidupan nyata.
Jadi menurut penjelasan dari Robert K.Yin, secara umum studi kasus
merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok suatu pertanyaan dalam
penelitian berkenaan dengan How atau Why, bagaimana dan mengapa
menggunakan studi kasus23.
Dan uraian studi kasus dalam penjelasan secara komperehensif mengenai
berbagai aspek yaitu seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu
program atau suatu sistem sosial, menelaah sebanyak mungkin data mengenai
subyek yang diteliti. Berbagai metode wawancara, riwayat hidup, pengamatan,
22
Kirk & Miller dalam Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 1990. Hal 3
23
Robert. K.Yin, Study Kasus Desain & Metode, Remaja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal 1
36 penelaah dokumen, dan data apapun untuk memberikan suatu kasus secara
terperinci24.
3.3 Subjek Penelitian
Pengertian & kriteria
Subjek
penelitian
adalah
orang/tokoh
dalam
sebuah
perusahaan/organisasi yang memiliki jabatan penting yang dapat memberikan
informasi kunci.
3.3.1 Key Informan
Bapak Prodjo Sunarjanto selaku Presiden Direktur ASSA, Ibu Litta
Marcella selaku Marketing Communication, dan Bapak Syaifullah selaku
Costumer Care,
Pemilihan sumber wawancara ini dengan alasan karena dapat memberikan
informasi mengenai awal proses terjadinya perubahan nama brand dari
Adira Rent menjadi Assa Rent.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam melakukan
penelitian adalah sebagai berikut.
3.4.1 Data Primer
Adalah data-data utama penelitian yang akan diperoleh melalui:
24
Dedy Mulyana, Paradigma Ilmu Komunikasi & Ilmu Sosial lainnya, PT Remaja
Rosdakarya,Bandung, 2001, hal 2
37 - Wawancara Mendalam (indepth interview)
Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan penjelasan secara
mendalam mengenai pokok permasalahan penelitian. Dalam hal ini
wawancara mendalam dilakukan kepada narasumber, yakni Drs. Prodjo
Sunarjanto, selaku Presiden Direktur PT. Assa di karenakan beliau dulu
pernah menjadi atasan langsung di adira rent. Oleh sebab itu, beliau
mengetahui proses perubahan pergantian nama brand tersebut.
3.4.2 Data Sekunder
Adalah data-data tambahan yang dibutuhkan untuk mendukung
data-data utama yang diperoleh peneliti melalui:
- Studi Kepustakaan
Dalam penelitian mengenai strategi branding perusahaan dalam PT. Assa,
peneliti juga akan mengumpulkan data-data dari berbagai dokumen yang
berhubungan dengan pokok masalah penelitian, antara lain seperti
company profile PT ASSA, buku-buku ilmiah mengenai strategi branding
yang dilakukan perusahaan, literatur-literatur, buku laporan tahunan,
media internal dan eksternal, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.
3.5 Batasan Konsep dan Fokus Penelitian
3.5.1 Batasan Konsep
Batasan konsep berarti memberikan pengertian yang lebih mudah dimengerti
terhadap konsep yang diteliti. Adapun konsep penelitian ini adalah:
38 1. Strategi public relations adalah cara yang digunakan perusahaan untuk
mensosialisasikan perubahan brand tersebut melaui internet, website, dan
iklan dengan tujuan memperkenalkan brand yang baru kepada masyarakat.
2. Brand equity adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait dengan
suatu merek, nama , simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai
yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun
pada pelanggan. Perubahan brand ini dilakukan agar mudah dikenal oleh
masyarakat.
3. Brand baru perusahaan adalah sebuah nama brand atau logo yang baru
sehingga orang dapat mengenal dan mengetahui nama perubahaan tersebut
sehingga kesan, anggapan atau impresi yang dimiliki oleh khalayak mengenai
suatu perusahaan secara keseluruhan, sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman khalayak terhadap perusahaan tersebut. Hal yang dimaksudkan
disini yaitu pandangan atau asumsi masyarakat sebagai khalayak terhadap
reputasi dan kredibilitasi PT. ASSA bersifat positif maupun negatif.
3.5.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini difokuskan pada beberapa kategorisasi yang dilakukan
antara lain:
1.
Pengumpulan Data (fact finding)
yaitu mendefinisikan problem (peluang). Langkah pertama ini mencakup
penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihakpihak yang terkait dan dipengaruhi oleh, tindakan dan kebijakan organisasi.
39 Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan
problem dengan menentukan.
2. Perencanaan (planning)
yaitu informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk
membuat keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakan dan
komunikasi, taktik dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan
temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi.
Langkah kedua ini akan menjawab pertanyaan.
3. Komunikasi / Pelaksanaan Kegiatan (communicating)
yaitu mengambil tindakan dan berkomunikasi. Langkah ketiga adalah
mengimplementasikan program aksi dan komunikasi yang didesain untuk
mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing publik dalam rangka
mencapai tujuan program.
4. Penilaian (evaluating)
yaitu mengevaluasi program. Langkah terakhir dalam proses ini adalah
melakukan penilaian atas persiapan, implementasi dan hasil dari program.
Penyesuaian akan dilakukan sembari program di implementasikan dan
didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu
berhasil atau tidak.
40 3.6 Tehnik Analisis Data
Setelah dikumpulkan, selanjutnya data perlu dianalisis untuk mendapatkan
informasi. Menurut Sofian Effendi, ”analisis data adalah proses penyederhanaan
data yang diperoleh kedalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan di
interpretasikan”.25 Sementara itu Lexy J. Moleong menjelaskan bahwa ”analisis
data adalah suatu proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga pada akhirnya dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data yang
diperoleh”.26
Dalam penelitian ini, akan digunakan teknik analisis data secara kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Dalam hal ini peneliti akan mengolah data dengan
menggunakan penalaran deduktif, dimana peneliti mendeskripsikan secara umum
fenomena-fenomena yang diamati dan menginterpretasikan fenomena tersebut
secara lebih mendalam dengan menekankan pada pendekatan ”How dan Why”
3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam suatu penelitian, seringkali peneliti menghadapi kesulitan dalam
mengetahui keabsahan informasi yang diperoleh, karena itulah perlu diterapkan
suatu teknik untuk mengecek kembali keabsahan informasi yang diperoleh.
Teknik check dan recheck ini disebut sebagai teknik triangulasi, yaitu teknik
25
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta, LP3ES,1995
Lexy.J Moleong, Metodol”ogi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1990, hal
178
26
41 pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu diluar data itu
sebagai pembanding terhadap data tersebut.27
Patton dalam buku Ida Bagoes Mantra menyatakan bahwa dalam
penelitian sosial yang sifatnya terbuka, hasil suatu penelitian dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Untuk itu kita perlu waspada dan harus mengecek kembali
keabsahan data yang diperoleh dengan menggunakan metode kualitatif.28
Hal ini dapat dicapai dengan jalan sebagai berikut:
1. Membandingkan data hasil penelitian dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dan apa
yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif berbagai pendapat dan pandangan
orangseperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah/tinggi, orang
berada, orang pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
27
28
Ida Bagoes Mantra, hal 92
Ida Bagoes Mantra, hal 91
Download