PENTINGNYA KARUNIA PENGAJAR DI DALAM

advertisement
PENTINGNYA KARUNIA PENGAJAR DI DALAM
GEREJA
Andreas Sudjono1
Abstraksi
Pekerjaan seorang guru atau pengajar seringkali diidentikkan
dengan institusi pendidikan seperti sekolah, baik dari tingkat dasar
hingga ke tingkat tinggi. Jika berkaitan dengan kerohaniaan, maka
biasanya pekerjaan ini identik dengan predikat guru Pendidikan
Agama Kristen. Hal tersebut tidaklah salah, karena memang
kegiatan mengajar telah menjadi tugas utama seorang guru,
termasuk guru Pendidikan Agama Kristen. Merekalah yang
bertanggung jawab atas pendidikan iman dalam bentuk pengajaran
nilai-nilai Kristen di sekolah. Namun demikian, pengajar tidaklah
harus senantiasa berarti guru di sekolah, karena kegiatan mengajar
juga dapat dilakukan di lingkungan gereja, atau bahkan rumah.
Seorang ayah atau ibu sejatinya menjadi guru bagi anakanaknya. Mereka bertanggung jawab untuk menanamkan nilai
kekristenan sebagai identitas keluarga di tengah masyarakat.
Sekalipun, anak-anak dibekali pendidikan keagamaan di sekolah,
atau kegiatan Sekolah Minggu di gereja, namun pendidikan
kerohanian yang paling penting merupakan tugas orang tua.
Di gereja, pengajaran merupakan bagian yang paling penting.
Kebaktian yang dilakukan setiap minggunya selalu diisi dengan
pengajaran firman Tuhan dalam bentuk khotbah mimbar. Dalam
konteks Sekolah Minggu, petugas yang mengambil bagian
menceritakan firman Tuhan dari Alkitab disebut sebagai guru
Sekolah Minggu. Mereka melakukan salah satu bentuk pelayanan,
yaitu pengajaran di gereja. Pengajaran dapat berupa karunia yang
diberikan kepada seseorang untuk menyampaikan dasar-dasar iman
Kristen yang bersumber pada Alkitab. Artinya, karunia pengajar
menjadi hal yang penting dalam gereja, karena dapat menentukan
perkembangan gereja di masa mendatang.
Kata kunci: karunia pengajar, gereja, guru, pengajaran
1
Dosen dan Kepala Program Studi Teologi, sekaligus Biro Skripsi dan Tesis Sekolah Tinggi
Teologi “Intheos” Surakarta.
1
The Importance of a Gift to Teach in Church
Abstract
What a teacher does is often to be identified with education
institution like school, from elementary to high level. If it is related
to spirituality, so it would be identified as Christian Religion
Education teacher. Those are not wrong, because the act of
teaching mainly is a duty of teacher, including Christian Religion
Education teacher. They have responsibility of faith education in a
form of teaching Christian values at school. Nevertheless, the one
who teach is not always understood as a teacher at school, because
teaching activity is also taken place at church, even at home.
Father and mother, essentially, is a teacher for their children.
They are responsible to engraft Christian values as family identity
in the midst of society. Though children get religion education at
school, or in Sunday School, yet parents’ giving of spiritual
education is the most important.
Teaching is the most important part at church. Sunday service
is always filled by God’s word teaching through sermon. In
Sunday School, the one who take a duty teaching God’s word from
Bible is called Christian Religion Education teacher. They do one
of some ministries in church, that is teaching. Teaching could be a
gift that is given to someone for conveying basic Christian faith
which sourced from Bible. It means, a gift of teaching is an
important thing in church, because can determine church growing
in future.
Keyword: a gift of teaching, church, teacher, teaching
menengah.”2 Dalaam hal ini penulis
PENDAHULUAN
Pengajar (Guru) di dalam gereja
dalam artikel ini akan menggunakan
sangat menentukan perkembangan
istilah guru. Guru mengelola dan
dan kemajuan gereja lokal. Pengajar
memotivasi anak didiknya supaya
(Guru) adalah “pendidik dengan
aktif belajar sehingga mengalami
tugas utama mendidik, mengajar,
perubahan atau mencapai tujuan
membimbing,
mengaraahkan,
yang diharapkan. Guru diharapkan
melatih, menilai, dan mengevaluasi
mengerti peran dan tugasnya, sebab
peserta didik pada pendidikan anak
bila
tidak
mengerti
peran
dan
usia dini jalaur pendidikan frmal,
2
Undang-undang Guru dan Dosen,
Bab I, Pasal 1, (Jakarta: Gramedia , 2005)
pendidikan dasar, dan pendidikan
2
tugasnya,
kegiatan
akan
guru/pengajar itu sendiri, bahwa
menjadi kurang mampu mewujudkan
dirinya perlu meningkatkan kualitas
harapan yang semestinya. Para murid
atau
yang bersemangat dalam belajar
sebagaimana
ketika dibimbing dan diarahkan oleh
dikemukakan. Ketiga, perlu guru
guru
memahami
yang
pengajaran,
belajar
menguasai
memiliki
bahan
teatnya
kompetensi,
yang
aspek
telah
sosiol
ogis,
kepribadian
psikologis, dan spiiritual anak didik.
yang sehat, serta kreatif, tentulah
Keempat, perlunya guru mengerti
menghasilkan perubahan kognitif,
masalah
afektif, spiritual, dan psikomotoris
bagaimana
yang
mengembangkannya.
menggembirakan.
Guru
bahan
mengajaran,
merencanakan
daan
Kelima,
seharusnya tidak hanya menguasai
perlunya guru memahami tujuan
teknik mengajar, tetapi juga seni
yang harus jelas supaya ia dapat
mengajar. Karena itu, tugas guru
menuntun
ialah sebagai “teknisi dan seniman.”3
kegiatan
dan
mengarahakan
belajar
secara
efektif.
Tuntutan kebijakan pendidikan
Keenam, perlunya guru memahami
di tanah air kita dewasa ini tertuang
metode interaksi yang efektif dan
dalam UU Guru dan Dosen No. 14
kreatif.
Tahun 2005. Secara khusus, dalam
mengerti cara mendapatkan umpan
konteks
balik
sekolah,
memiliki
Kompetensi,
guru
kualifiasi
sertifikasi
wajib
Ketujuh,
dan
perlunya
memahami
guru
masalah
evaluasi hasil belajar. Kedelapan,
akademik.
perlunya
pendidik,
guru
di
dalam
gereja
sehat jasmani, dan rohani.4 Dalam
mengerti dan memahami karunia
rangka meningkatkan kualitas dan
guru.
Karunia pengajar (guru) ialah
kompetensi itu, ada beberapa perlu
dipikrkan: pertama, hal yang perlu
pemberian
lebih dahulu dibahas ialah alasan
secara khusus
mengapa
seseorang
guru, karena ia telah meyakini bahwa
Kedua,
pembahasan
mengajar.
Yesus
tentang
kemampuan
kepada
adalah
mengajar
seseorang
Tuhan
dan
Juruselamat. Karena itu, guru yang
memiliki karunia mengajar harus
3
Ted Ward, dalam Anthony
(Jakarta: t.tp., 2001), 117-118
4
Undang-undang Guru dan Dosen,
Bab IV, Pasal 10
mewujudkan
2
perilakunya
yang
sepadan
dengan
Hidupnya
pertobatannya.
berpadanan
memperlengkapi
dengan
(ay.
1),
pembangunan (ay. 12).
perilaku orang yang beriman. Hidup
1. Berpadanan (ay. 1)
berpadanan menunjukan hubungan
antara
rencana
Allah
Kata
dana
“sesuai.” Kata a;xiwj (axios) dapat
Dalam Galatia 522-23, terdapat dua
ditemukan
hal dinyatakan dalam ayat tersebut.
Kudus.
kali
dalam
Flp. 1:27; Kol. 1:10; 1Tes. 2:12; 3
Yoh.
Pertama, keesaan yang diciptakan
Roh
enam
Perjanjian Baru (Rm 16: 2; Ef. 4:1
dengan
persekutuan di dalam Jemaat-Nya.
oleh
1)
a;xiwj (axios) secara literal berarti
Kristen dalam hidupnya sehari-hari.
dihubungkan
(ay.
berasal dari kata bahasa Yunani
penerimaan rencana itu oleh orang
Keduanya
“berpadanan”
1:16).
Kata
“berpadanan”
dalam Efesus 4: 1 diikuti kata
Kedua,
tanggungjawab orang Kristen untuk
peripathsai (peripatesai) berasal
memupuk keesaan itu dalam hidup
dari
bersekutu bersama sesama kristen
(peripateo)
lainnya
“supaya hidup.” Kata peripathsai
dalam
ikatan
damai
kata
kerja
secara
peripathw
literal
sejahtera. Hidup persekutuan itu
(peripatesai)
dinyatakan dalam sikap rendah hati,
infinitive, aorist active yang secara
lemah lembut, sabar, kasih, dan
literal berarti, bahwa hidup yang
damai. Inilah ciri atau karakteristik
berpadanan adalah sesuatu yang telah
kekristenan
terjadi, yang dikerjakan berdasarkan
yang
menempatkan
berstruktur:
berarti
verb,
karunia Allah. Kata “berpadanan”
Allah sebagai prioritas hidupnya.
atau “sesuai” digunakan kata a;xiwj
(axios)
KARUNIA GURU
DALAM ALKITAB
yaitu
sesuatu
yang
menerangkan kondisi sebagaimana
Untuk memahami karunia guru,
seharusnya menyikapi karunia itu
kita perlu menganalisis Efesus 4: 1-
(Rm. 16:2; Flp. 1:27; Kol. 1:10).
13 sehingga dapat menemukan fokus
B.F. Drewes dalam bukunya Kunci
karunia guru yang terlihat dalam
Bahasa
indikator:
membandingkan kata a;xiwj (axios)
berpadanan
(ay.
1),
Yunani
Perjanjian
Baru
digunakan bentuk genitif dari Injil
3
Markus 6: 37, secara literal berarti
“secara
layak,”
dengan.”
5
Namun, merujuk pada konteks
“berpadanan
Efesus 4:1 rasul Paulus meminta
jika
kepada Jemaat di Efesus agar kamu
digunakan untuk menunjuk sifat
sebagai orang kudus, sungguh hidup
sesuatu yang dianggap berharga,
berpadanan
maka
Dalam
Kata
dapat
berfaedah,
tersebut
berarti
layak,
Filipi
1:
karunia
27
itu.
dikatakan
pantas.
“hidupmu berpadanan dengan Injil
kata
Kristus.” Dalam teks tersebut rasul
“berpadanan” berarti secara layak
Paulus bermaksud agar jemaat Filipi
atau menunjuk kepada kelayakan,
(orang-orang
sesuai,
berpadanan dengan Injil Kristus,
Dalam
patut,
berguna,
dengan
hubungan
yaitu
dengan
sesuatu
yang
percaya)
hidup
menerangkan kondisi harus memiliki
karena
kelayakan sesuai dengan karunia
berharga, pantas atau selayaknya
Allah. Kata itu juga digunakan untuk
bagi orang-orang percaya, itu karunia
menunjukkan harga yang pantas.
Allah.
itulah
yang
Dalam
hal
dianggap
itu,
Paulus
bermaksud agar orang percaya hidup
Dalam Markus 6: 37 terjemahan
BYZ (Robinson) digunakan kata
sesuai,
a;goraswmen dhnari,wn diakosi,wn
sebagaimana
(agorasomen denarion diakosion)
karunia
Kata
Panggilan
secara literal berarti haruslah kami
diterjemahkan dari kata
klh,sewj
membeli roti seharga dua ratus dinar.
(kleseos) adalah kata benda fenimin
kataxiwqhnai
bentuk genitif dari kata klhsij (klesis)
(katasiotenai) secara literal berarti
secara literal berarti posisi yang
layak
atau
bersumber dalam Yesus Kristus yang
dianggap layak bagi kerajaan Allah.
menempatkan orang percaya berada
Bila digunakan dalam bentuk genitif
dalam tubuh Kristus, atau tinggal di
objektif thj
(tes
dalam Kristus (cf 1Kor. 7: 20). Kata
basileias) berarti layak bagi kerajaan
“dipanggil” diterjemahkan dari kata
Allah (2Tess. 1: 5).
e;klh,qhte (eklethete) berasal dari
Jadi
kata
di
hadapan
Allah
basileiaj
selayaknya,
berpadanan,
pantasnya
Allah.
dengan
kata kale,w (kaleo) adalah kata kerja
5
B.F. Drewes, Wilfrid Hauback,
Heinrich von Siebenthal, Kunci Bahasa
Yunani Perjanjian Baru Surat Roma
hingga Kitab Wahyu (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2006), 163.
bentuk aorist pasif, orang kedua
jamak, secara literal berarti orang-
4
orang percaya telah dipanggil keluar
dengan menunjukkan karakter hidup
dari kegelapan untuk hidup di dalam
sebagai orang yang telah dipanggil
terang
Allah
Kristus,
sebagai
dan
anggota
dinamakan
tubuh
yaitu
rendah-hati,
lemah-
lembut, sabar, kasih dan damai
Kristus.
Orang percaya dipanggil Allah dan
sehingga
menempatkannya di dalam tubuh
memberikan hasil yang maksimal.
Kristus, hanya sekali untuk selama-
Pekerjaan yang sesuai, berpadanan
lamanya. Itulah karunia-Nya.
itu terdapat dalam penjelasan kata
Tujuan dari semuanya itu adalah
guru
pendidikan
agama
pekerjaan
itu
dapat
(katartismon)
“memperlengkapi”
dan ‘pembangunan” (o;ikodomen).
Kristen
mengimplementasikan karunia guru
Memperlengkapi
dalam fokus pelayanannya. Hidup
yang
sesuai,
Kata
selayaknya,
melengkapi
merupakan
terjemahan dari kata
katartismon
(katartismon).
Kata
katartismon
diwujudkan dalam sifat atau karakter
(katartismon
berstruktur
hidup
acussative, masculine, singular” dari
sepantaasnya,
dengan
atau
karunia
kristen
berpadanan
Allah
yaitu
(Kristus),
rendah-hati,
“noun,
katartismoj (katartismos)
lemah-lembut, sabaar, kasih dan
kata
damai (ay. 2,3). Dalam kaitannya
yang secara literal berarti pelengkap.
dengan karunia guru, maka dalam
Kata “melengkapi” (katartismoj)
melaksanakan pekerjaan guru harus
adalah
melakukannya dengan selayaknya,
menyatakan
atau sepantasnya sehingga peserta
dikerjakan
didik
pelaku,
dapat
objek
langsung
pekerjaan
yang
yang
secara langsung oleh
yaitu
perlengkapi
atau
dituntun
dalam
sesuai
dengan
pelatihan.6 Dengan demikian, kata
karunia-Nya, sehingga pserta didik
melengkapi yang dimaksud Paulus
mengalami
dalam
dalam Efesus 4: 12 adalah bahwa
Kristus. Karena itu, guru dalam
nabi, rasul, peberita Injil, gembala
melaksanakan tugas-tugasnya sesuai
dan pengajar (guru) bertugas untuk
perekutuan-Nya,
dengan
kedewasaan
karunia
guru;
ia
menempatkan Allah sebagai prioritas
dalam
hidup
dan
6
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru
Interlinier Yunani-Indonesia dan
Konkordansi Perjanjian Baru (Jakarta
Lembaga Alkitab Indonesia, 2004), 1037
pelayanannya
5
memperlengkapi,
atau
pertumbuhan yang sesuai dengan
menyempurnakan orang-orang kudus
kepenuhan Kristus (ay. 13). Tugas
bagi pekerjaan pelayanan.
yang dikerjakan oleh rasul, nabi,
pemberitaan
Pembangunan
Kata
Injil,
gembala
dan
pengajar juga menjadi tugas guru
pembangunan
adalah
Pendidikan Agama Kristen dalam
terjemahan dari kata bahasa Yunani
o;ikodomevn, berasal dari kata
pelayanan terhadap peserta didik.
oi;
Guru Pendidikan Agama Kristen
kodomew (oikomeo) adalah obyek
bertugas
langsung yang menyatakan pekerjaan
memajukan pendidikan di tempat
yang dikerjakan secara langsung oleh
pengabdian dengan mempersiapkan
pelaku, yaitu bangunan.
juga
berarti
memajukan
membawa
perbaikan.
7
Oikodome
peserta
sehingga
atau
mengalami
pendidikan,
atau
kedewasaan dalam Kristus.
atau
atau
didiknya
memperbaiki
pertumbuhan
yaitu
mendatangkan
Dalam
KARUNIA GURU
DI DALAM GEREJA
berbagai
penggunaan, kata oikodome berarti
tindakan
memperbaiki
seseorang
Kata
yang
“pengajar”
disebutkan
mempromosikan pertumbuhan orang
dalam Roma 12: 7; 1Korintus 12: 28.
lain
Sejumlah
dalam
hikmat,
kesalehan,
pembangunan
demikian,
yang
memperlihatkan
bahwa seseorang memiliki karunia
kebahagiaan dan kesucian kristen.
Dengan
Faktor
mengajar
kata
(guru),
orang
tersebut
akana memiliki interes yang besar
Paulus
maksudkan dalam Efesus 4: 12
dalam
adalah bahwa nabi, rasul, pemberita
menyerahkan
dirinya
untuk
Injil, gembala dan pengajar bertugas
mempelajarinya dengan
sungguh-
mengerjakan
sungguh. Orang tersebut memiliki
pembangunan,
yaitu
firman
Tuhan
dan
pembangunan murid, agar murid
kemampuan
memiliki
iman,
mengkomunikasikannya dengan jelas
pengetahuan yang benar tentang
dan dapat mengaplikasikan firman
Anak Allah dan kedewasaan, dan
Allah itu kepada peserta didik.
kesatuan
untuk
Karunia ini terbukti dalam diri
7
seseorang
Software Bible Works 6.
6
yang
memiliki
kemampuan
untuk
menggali
karunia
rohani
kebenaran Alkitab secara mendalam
tidaklah sama.
dan benar secara teologis, serta dapat
Tuhan
untuk
telah
mengajar
menetaapkan
mengkomunikasikannya secara jelas,
pengajar (guru) dalam tubuh Kristus
sehingga orang pada umumnya dapat
untuk
dengan
memahaminya.
Allah kepada umat-Nya. Melaluinya
Karunia itu adalah karunia mengajar.
membuat umat berakar kuat dan
Dalam
Perjanjian
Baru,
teguh dalam keyakinannya kepada
sangat
ditekankan
dalam
mudah
karunia
gereja
memberikan
Tuhan
Yesus.
dasar firman
Hal
itu,
akan
menyembuhkan
dan
lokal, karena kepentingannya dalam
membantu
membawa
percaya
menyingkirkan kebodohan. Tanda
kepada kedewasaan rohani (cf Kis. 2:
dari karunia mengajar (guru) adalah
42; 4: 2; 5:42).
kerinduan
orang-orang
Karena itu, terdapat dua hal
yang
kuat
memberikan
untuk
penerangan,
yang harus diperhatikan berkaitan
pengetahuan, dan pengertian pada
dengan karunia mengajar (guru).
umat Allah. Tanda lainnya adalah
Pertama, karunia guru (mengajar)
terlihatnya
menuntut perkembangan. Seseorang
mengemukakan
mungkin
yang
memiliki
(mengajar),
karunia
tetapi
guru
kemampuan
kebenaran
rohani
maupun
rumit
sederhana
dengan cara yang dapat dipahami.8
untuk
penggunaannya secara efektif atas
Jawatan
karunia itu, seseorang dituntut studi
bertanggungjawab
secara serius dan kesetiaan dalam
Allah
menggunakan karunia itu.
Kedua,
berdasarkan inspirasi firman Allah,
mengajar tidak sama dengan suatu
tetapi juga pada pengajaran firman
bakat alamiah. Seringkali guru-guru
Tuhan. Dalam 2 Timotius 3: 16-17
sekolah diberi posisi mengajar di
disebutkan
sebuah gereja lokal. Hal itu tidak
diilhamkan
harus berarti bahwa kemampuan
bermanfaat untuk mengajar, untuk
alamiah mereka untuk mengajar
menyatakan
diikuti
memperbaiki kelakuan dan untuk
dengan
karunia
rohani
agar
pengajar
7
melatih
umat
hanya
hidup
tidak
“Segala tulisan
Allah
kesalahan,
mengajar. Kemampuan alamiah dan
8
(guru)
Ibid., 102-103
yang
memang
untuk
mendidik orang dalam kebenaran.”
pelayanan. Artinya melatih rasul,
Tuhanlah yang mengilhami penulis
nabi,
Alkitab, dan Alkitab mengajar orang
pengajar yang masih baru dengan
percaya dalam jalan Tuhan. Firman
cara-cara yang Tuhn gunakan dalam
Tuhan
manusia
melayani, dan membantu memahami
melalui inspirasi, tetapi manusia
cara berfungsi dalam panggilannya.
menerimanya melalui pengajaran.
Ini
datang
kepada
Pengajar yang memiliki karunia
penginjil,
adalah
gembala
bagian
rancangan
dari
dan
seluruh
Allah
untuk
mengajar, ia menyanggupkan diri
mendewasakan
membagi firman kebenaran dengan
Dengannya
benar, dengan mengambil pengajaran
keseimbangan yang lebih baik bagi
Alkitab
tubuh
yang
sulit
dan
umat-Nya.
dapat
Kristus,
melahirkan
dan
menjadikannya jelas, sederhana, dan
pelayanan
dapat
memiliki karunia, memahami bahwa
dicerna.
menyampaikan
konsep
Pengajar
pengajaran
yang
rumit
itu.
menggenapi
dan
mengajar
tidak
dan
sebelum
orang
menjelaskannya agar umat mengerti.
mengaplikasikan
Pengajaran
diajarkannya.
disesuaikan
Pengajar
dengan
yang
pernah
selesai
yang
diajar
apa
yang
Tujuan
tingkat perkembangan umat yang
pengajaran
diajaraakannya. Jadi, pengajar yang
perilaku.
baik mengetahui bagaimana harus
membutuhkan
kesabaran
untuk
menyampaikan firman Allah dan
menghasilkan
perubahan
sikap,
menjelaskannya secara sederhana,
perilaku, dan kebiasaan orang yang
sehingga umat dapat memahami dan
diajar.”10
melakukannya.
“Pengajar
juga
adalah
dari
Karena
Menurut
mengubah
itu,
rasul
“pengajar
Paulus,
lima
mengetahui kapan dan bagaimana ia
jawatan
menantang
pelayanan, bagi pembangunan tubuh
umat
Allah
untuk
melangkah ke tingkat yang lebih
Kristus,
dalam dan lebih tinggi.”9
mencapai
Pengajar juga bertanggungjawab
mengajarkan
9
pelayanan
sampaia
kesatuan
atau
karunia
semua
iman
telah
dan
pengetahuan yang benar tentang
karunia-karunia
Anak Allah, kedewasaan penuh, dan
10
Ibid., 105
8
Stone, Ibid., 87
tingkat pertumbuhan yang sesuai
menempatkan kembali tulang sendi
dengan kepenuhaan Kristus (Efs. 4:
yang lepas. “Dalam dunia politik
12-13). Tujuan dan maksud lima
istilah itu juga digunakan dalam arti
jawatan
adalah
mempersatukan kembali unsur yang
umat
berlawanan, sehingga pemerintahan
pelayanan
mematangkan
dan
melatih
dapat berjalan dengan baik.”12
Allah untuk melayani. Kata bahasa
Yunani untuk pekerjaan dalam ayat
Dalam Perjanjian Baru, istilah di
e;rgon (ergon) yang
12 adalah
atas digunakan
dalam pengertian
secara literal artinya “bekerja keras
memperbaiki jala (Mrk. 1: 19), dan
dengan usaha atau sebagai pekerjaan,
dalam
atau berjerih payah.”11
warga gereja yang telah melakukan
pengertian
membimbing
pelanggaran agar kembali ke jalan
Kristus mengaruniakan karuniatujuan
yang benar, sehingga layak untuk
khusus, yaitu supaya semua umat
kembali dalam persekutuan jemaat
Allah
(Gal.
karunia
pelayanan
untuk
(orang-orang
kudus)
6:
1).
Jelaslah
bahwa
diperlengkapi dengan fungsi-fungsi
pengertian dasar yang terkandung
yang dilakukan oleh hamba-hamba
dalam istilah itu ialah menempatkan
Allah, agar pada gilirannya para
sesuatu kembali di tempat dan
hamba Allah juga dapat menunaikan
keadaan
pelayanan di dunia sebagai orang
sebenarnya berada. Dari pengertian
kristen.
itu, dapat diperoleh
Istilah “memperlengkapi”
di
mana
itu
pemahaman
dalam bahasa Yunani digunakan kata
bahwa
katartismon
berkewajiban untuk mendidik warga
(katartismon),
para
sesuatu
pemimpin
berasal dari kata kerja katartismoj
gereja,
(katartismos).
kerja
jemaat yang benar. Tujuan mereka
katartismoj (katartismos) adalah
dengan tugas itu ialah agar pelayanan
sebuah
istilah
yang
gereja dapat terus berjalan dengan
dalam
bedah
kedokteran,
Kata
digunakaan
sehingga
jemaat
baik.
yaitu
Dalam
digunakan
menyambung tulang yang retak atau
11
12
James Strong, Strong’s Exhaustive
Concordance of the Bible (Peabody,
Massachuserttes: Hendrickson Publishers,
1986), 241.
menjadi
bahasa
istilah
warga
Yunani,
di,akonia
Barclay, William, Pemahaman
Alkitab setiap Hari Surat Galatia & Efesus
terjemahan S. Wismoady Wahono (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2003), 223.
9
(diakonia) yang arti utamanya ialah
Pendidikan Agama kristen harus
pelayanan secara praktis. Dalam
selalu meminta Roh Kudus untuk
konteks
mengurapinya,
pendidikan,
kata
sehingga
pekerjaannya itu berbuah.
memperlengkapi yang dimaksudkan
Paulus adalaha bahwa para pengaajar
(guru)
dipanggil
memperlengkapi
PENTINGNYA KARUNIA GURU
untuk
para
peserta
Guru dalam Membangun
Tubuh Kristus
didiknya, sehingga peserta didik
mengalami kedewasaan rohani dan
dapat
melakukan
Salah satu ayat Alkitab yang
pekerjaan
dapat mendukung hal ini adalah “ . . .
pelayanan.
Berdasarkan
dapat
uraian
di
disiumpulkan
atas,
bahwa
memperlengkapi,
menyempurnakan
gembala
dan
orang
Tugas
terjadi
Sebagai
memperkuat
pengajar, Guru Pendidikan Agama
terpanggil
memperlengkapi,
menyempurnakan
sehingga
dewasa
dalam
murid
Kristus.
melaksanakan
dan
mencapai
sempurna
Dalam
dan
menyempurnakan
itu,
guru
bukan
untuk
merobohkan,
kekacauan,
jalinan
dengan
persekutuan
kemanusiaan
dalam
demikian
tubuh
yang
Kristus,
kepenuhan dalam Kristus.
pekerjaan
melatih,
adalah
satu persekutuan yang utuh, dan
yang
memperlengkapi,
ada
agar orang-orang beriman mencapai
pserta didiknya
menjadi
supaya
dalam gereja. Tujuan utamanya ialah
untuk
melatih,
tugas
untuk
dan senantiasa berusaha agar tidak
para rasul, nabi, pemberita Injil,
Kristen
pengajar,
mereka
membangun,
12-13 tugas ini diberikan kepada
pengajar.
dan
pertumbuhan dalam tubuh Kristus.
dewasa. Berdasarakan surat Efesus 4:
dan
dan
melaksanakan
percaya
lainnya menjadi murid Kristus yang
gembala
gembala
12-14). Rasul, nabi, pemberita Injil,
untuk
melatih
pemberita
Injil,
nabi,
membangun tubuh Kristus.” (Ef. 4:
adalah suatu tugas dari Allah kepada
percaya
rasul,
mengajar untuk memperlengkapi . . .
memperlengkapi orang-orang kudus
orang
memperlengkapi,
Kristus
atau
Dengan
dapat
dibangun dan diteguhkan dengan
fungsi-fungsi pelengkap baik dari
10
pelayanan tetap yang ditabiskan dan
Ketiga,
Efektif
belajar
diangkat oleh Kepala Gereja. Setiap
mendengar dan mentaati Firman
karunia
Allah. Pimpinan Roh Kudus sangat
pelayanan,
diberikan
oleh
walaupun
Kristus
perlu
penting untuk penginjilan (cf. Kis. 8:
dikembangkan. Ada tiga langkah
29; 9: 10-17). Manusia belajar oleh
dalam mengembangan karunia:
pengalaman. “Pengalaman, mengajar
Pertama, Efektif dalam doa.
Kedua
belas
rasul
manusia
merupakan
membedakan
sendiri dengan apa yang mungkin
pemberita-pemberita Injil. Alkitab
sedang
banyak
kepadanya.”13
mengkisahkan
pikirannya
tentang
kehidupan doa kedua-belas rasul itu.
dikatakan
Semua
Allah
pelayanan
yang
Seperti yang ia nyatakan “Kami
dilakukan oleh penerima karunia
sendiri dapat memusatkan pikiran
pelayanan
dalam doa dan pelayanan Firman”
membangun tubuh Kristus. Baik
(Kis.
rasul-rasul,
6:4).
Doa
memungkinkan
seseorang pemberita
dengan
Roh
Injil
Kudus.
penuh
bertujuan
nabi-nabi,
pemberita
Bilamana
dan
Injil,
pemberita-
gembala-gembala
pengajar
memiliki
pemberita Injil penuh dengan Roh,
tanggungjawab
maka pemberitaannya akan berhasil
orang-orang
beriman
(cf. Kis. 10: 9).
kesatauam
iman,
Kedua,
firman
Efektif
Allah.
mempelajari
Firman
membawa
kepada
kesatuan
Allah
Kesatuan Iman
Keadaan yang memungkinkan
Roh Kudus hanya dapat memakai
tercapainya
apa yang manausia letaakkan dalam
kesatuan
iman
ialah
kesatua Roh (Ef. 4: 3). Kesatuan Roh
taangan-Nya. Manusia meletakkan
merupakan sarana yang baik untuk
“pedang” dalam tangan-Nya sesuai
pengetahuannya
untuk
pengetahuan, dan kedewasaan.
merupakan pedang Roh (Ef. 6: 17).
dengan
untuk
menghasilkan kesatuan iman. Tanpa
tentang
kesatuan Roh, maka kesatuan iman
Firman Allah. Pemberitaan Firman
akan dingin dan mati. Kesatuan Roh
Allah merupakan inti pemberitaan
Injil.
13
L. Robert, Brant. Karunia-karunia
Rohani (Terj.) kerjasama staf Kantor ICI
Pusat (Malang: Gandum Mas, 1982), 70.
11
tidak mudah dipelihara, sebab itu,
menyatakan buah-buah kebenaran
kesatuan Roh haarus diusahakan.
terhadap sesama, di dalam kesetiaan.
Kesatuan
Roh
menuntut
Dalam
menghadapi
dilema
kemanjunggalan aktif dengan Kristus
peserta
dan anggota-anggota tubuh-Nya.
tanatangan di masa depan, Allah
Dalam
konteks
didik
dan
berbagai
pendidikan,
tetap memanggil para guru untuk
upaya mengemban tanggungjawab
terus-menerus berkarya. Allah terus
memimpin peserta didik ke dalam
menopang para guru untuk memiliki
kesatauan
guru
komitmen terhadap tugas mulia yang
Pendidikan Agama Kristen dituntut
diembannya. Allah memperlengkapi
untuk hidup dan memiliki pandangan
para guru secara tak henti dengan
yang seirama dengan sudut pandang
kuasa dan hikmat dari Roh-Nya yang
Kristus. Guru memerlukan sifat dan
Mahakudus.
kualitas
dalam
Allah tetap menuntut suatu perkara
keputusan,
peenting yang muncul dari dalam diri
sejalan dengan pikiran Kristus (Flp.
secara tulus ikhlas yaitu tekat bulat:
2: 5). Guru perlu menyerahkan
“Saya siap membangun.”
iman,
maka
pemikiran
pengambilan
berbagai
di
dirinya di bawah kuasa dan otoritaas
Tekad
Sekalipun
itu
demikian,
sangat
penting,
Kristus, sebab Dia adalah dasar dan
khususnya dalam menghadapi tugas-
kepala bagi guru (Ef. 1: 22-23).
tugas pelayanan guru. Para guru
Berpikir menurut pola pikir Kristus
perlu
menjadi gaya hidup (life-style) yang
pelayanan, sebab itu guru harus
dikehendaki Allah bagi guru. Dengan
senantiasa bertanya kepada Allah
demikian, guru memandang segala
yang empunya tuaian, tentang apa
sesuatu termasuk tugasnya sehari-
ayang
hari dari kacamata ilahi. Di sinilah
bagaimana
letak keunikan iman Kristen. Hal ini
dikelola
sekaligus menjadi dorongan batiniah,
penting,
yang bukan saja memungkinkan guru
membangun kualitas hidup manusia.
mengasihi Allah, tetapi juga bertaat
Guru hanya sebagai rekan sekerja-
kepada-Nya, berkarya bagi Dia, dan
Nya. Dialah yang sejak dahulu
memiliki
patut
beban
dikerjakan,
pekerjaan
dengan
dan
baik.
mengingat
itu
Hal
visi
dan
harus
ini
pekerjaan
berencana mendirikan jemaat-Nya di
12
dunia. Jemaat yang berdiri tegak di
benar Tuhan dan Juruselamat. Orang
atas pengakuan tulus bahwa Yesus
percaya harus dapat menunjukkan
Kristus adalah Mesias, Anak Allah.
cinta kasih yang dinyatakan melalui
Ditegaskan-Nya bahwa tidak satu
Kristus, yang telah dinikmatinya
pun kuasa dan kekuatan yang dapat
dalam praktik hidup setiap hari.
melenyapkan
Cinta kasih yang dimiliki hendaknya
rencana
Allah
itu.
Tidak ada juga alam maut sekalaipun
dapat
(Mat. 16:18), sebab Yesus yang
melalui tindakan mengasihi.
adalah dasar dan Kepala gereja telah
memberikaan
diri-Nya
dibagikan
kepada
sesama
Dalam kaitannya dengan proses
untuk
belajar mengajar Pendidikan Agama
menyucikan dan memelihara gereja-
Kristen, guru Pendidikan Agama
Nya hingga akhir zaman di bawah
kristen harus mampu membimbing
bimbingan Roh Kudus (1Kor. 3: 11
peserta didiknya supaya memeliki
bandingkan dengan Ef. 5: 25-27).
pengetahuan yang benar tentang
Yesus Kristus. Pengetahuan yang
Kesatuan Pengetahuan
dimaksudkan
Kesatuan Pengetahuan adalah
penting
Anak Allah (Ef. 3: 14). Ini tidak
adalah
pengakuan
iman
tentang Kristus sebagai Tuhan dan
tetapi mengandung pengertian bahwa
Juruselamat mereka. Hal itu yang
aoraang percaya harus benara-benar
lebih penting lagi adalah pengaakuan
mengenal Kristus. Mengenal Kristus
mengalami
segi
peserta didik dari hati yang terdalam
sekedar pengetahuan tentang Kristus,
cara
sekedar
kognitif semata, tetapi yang paling
pengetahuan yang benar tentang
dalam
tidak
itu akan berdampak di lingkungan di
kuasa
mana pun peserta didik berada.
kebangkitan-Nya, bersekutu dalam
penderitaan-Nya, dan menjadi serupa
Kedewasaan
dengan Dia dalam kematian-Nya
Nabi-nabi,
(Flp. 3: 10).
Mengenal
rasul-rasul,
pemberita-pemberita Injil, gembalaKristus
melalui
gembala
dan
pengajar
bertugas
berbagai karya dan pelayanan, yang
membimbing dan mengembangkan
hendaknya
orang-orang beriman untuk menjadi
menjadikan
orang-
percaya lebih meyakini dengan iman
dewasa
percayanya bahwa Kristus adalah
semakin banyak umat Tuhan yang
13
secara
rohani,
sehingga
menyerupai
gambar
Anak-Nya
Lebih
dalam kemuliaan (Rm. 828-29).
Dalam
konteks
mengajar, guru dituntut
lanjut
Lovelace
menyatakan beberapa syarat yang
belajar-
diperlukan untuk membimbing agar
memiliki
orang
dapat
bertumbuh
kesanggupan untuk membimbing dan
manusia
mengarahkan peserta didik, sehingga
spiritualitasnya,
memiliki kehidupan rohani yang
kesadaran akan kedudukan istimewa
dewasa dalam Yesus Kristus. Untuk
di dalam Kristus, ia melibatkan diri,
melaksanakan tugas, tentunya guru
aktif dalam missi Allah, ia harus
harus
bergantung
bertumbuh
ke
arah
dewasa
menjadi
di
yaitu
kepada
dalam
“memiliki
Allah,
dan
kedewasaan iman dalam pengenalan
meningkatkan
diri
dalam
yang benar tentang Anak Allah.
pembentukan
karakter
Kristus.”15
Yesus Kristus yang tetap setia meski
Pertama,
menghadapi berbagai bentuk ajaran
memiliki
yang tidak sesuai dengan Firman
kedudukannya yang istimewa di
Allah (Efs. 4: 13-15).
Richard F.
dalam Kristus, sebagai rahmat Allah
Lovelace, dalam karyaanya Dynamic
bahwa Dia amenerima apa adanya,
of spiritual life, menjelaskan ciri
mernguduskan, dan tetap disertai
orang yang bertumbuh di sepanjang
oleh Roh-Nya, serta memberi kuasa
masa antara lain adalah “semakin
karena dunamis (kuasa) dari Roh
memiliki keasadaran akan kasih,
Kudus. Kedua, orang percaya harus
kekudusan dan keadilan Allah, serta
terus melibatkan diri, aktif dalam
insaf bahwa dosa begitu merajalela
misi
di dalam diri sendiri dan ditengah-
semakin menghasilkan ketekunan.
tengah dunia.”14 Realitas ini semakin
Ketiga, ia harus bergantung kepada
mendorongnya untuk terus-menerus
Allah di dalam doa, dan perilaku
berpaling kepada Yesus Kristus demi
hidupnya.
pengampunan dosa.
memiliki dan bertumbuh di dalam
Orang
percaya
kesadaran
Allah.
akan
Keterlibatan
Keempat,
harus
ia
justru
perlu
persektuan yang erat dengan sesama
orang beriman.
terus
14
Richard F. Lovelace “Dynamic of
Spiritual life” dalam B.S. Sijabat, Strategi
Pendidikan Kristen (Bandung: Tiranus,
2016), 136,
meningkatkan
15
14
Kelima, ia perlu
Ibid., 137.
diri
dalam
pembentukan wawasan kristiani di
Guru dalam
Kemampuan Mengajar
tengah pluralisrtas nilai-nilai budaya
Karunia guru memungkinkan
dan agama.
atas,
dia memiliki kemampuan mengajar.
bahwa
Guru sebagai tenaga profesional
membangun tubuh Kristus adalah
memiliki spesifikasi ilmu tersendiri
suatu tugas dari Tuhan kepada orang
yang berhubungan dengan tugas
percaya secara khusus rasul-rasul,
mendidik dan mengajar di sekolah.
nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil,
Guru harus terus menerus berupaya
gembala-gembala dab pengajar untuk
meningkatkan
membangun tubuh Kristus. Artinya
dengan
bahwa rasul, nabi, pemberita Injil,
teknik dan prosedur yang berpijak
gembala dan pengajar terpanggil
pada landasan intelektual yang harus
untuk
pembangunan
dipelajari secara disengaja, terencana
yaitu memperbaiki ataua melakukan
dan kemudiaan dapat digunakan
perbaikan,
untuk mencerdaskan anak didik.
Berdasarkan
maka
dapat
uraian
di
disimpulkan
mengerjakan
memajukan,
serta
senantiasa
mempromosikan pertumbuhan iman
Seorang
orang-orang
dibedakan
percaya
di
Efesus,
mutu
guru
menggunakan
profesional
dari
seorang
teknisi,
“karena
yang utuh dan sempurna dalam
sejumlah teknik serta prosedur kerja
Kristus
tertentu, seorang pekerja profesional
kesatuan
kesatuan
iman,
pengetahuan
kedewasaan.
Dalam
juga
serta
ditandai
infromed
kaiatannya
samping
dapat
sehingga mencapai satu persekutuan
yaitu
di
kinerjanya,
menguasai
dengan
adanya
responsiveness
terhadap
dengan karunia guru Pendidikan
implikasi kemasyarakatan dari objek
Agama
kerjanya.”16
Kristen,
Pendidikan
maka
Agama
mengemban
perbaikan,
tugas
guru
Kristen
pun
melakukan
Kalau
kompetensi
seseorang
teknisi
lebih
bersifat
mekanik
dalam
arti
hanaya
mempromosikan
mementingkan kecermatan, sedankan
pertumbuhan iman peserta didiknya
komp[etensi seorang guru sebagai
juga rekan kerjanya, sehingga tubuh
tenaga
Kristus
dapat
dibangun
profesional
kependidikan
melalui
16
Sardiman A. M, Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2007), 133.
pelayanannya.
15
ditandai dengan serentetan diagnosis,
mengevaluasi.”18
rediagnosis, dan penyesuaian yang
Sardiman, tugas guru tidak hanya
terus-menerus. Guru harus cermat
sebagai
untuk menentukan langkah, juga
mentransfer pengetahuan, tetapi juga
harus sabar, ulet dan talenta serta
sebagai pendidik yang mentransfer
tanggap terhadap setiap kondisi,
values
sehingga di akhir pekerjaannya akan
pembimbing
memberikan hasil yang memuaskan.
pengarahan dan menuntun siswa
Menurut
pengajar
dan
yang
hanya
sekaligus
yang
sebagai
mmberikan
guru
dalam belajar. “Guru juga memiliki
kompetensi
peran sebagai komunikator yang
yang disyaratkan untuk melakukan
memberikan nasihat-nasihat kepada
tugas pendidikan dan pengajaran.
siswa,
Kompetensi
memberikan
Kemampuan
ditunjukkan
mengajar
melalui
di
sini
meliputi
sebagai
motivator
dorongan,
yang
sebagai
pengetahuan, sikap dan ketrampilan
fasilitator yang menciptakan suasana
profesional,
bersifat
belajar yang menyenangkan dan
pribadi, sosial, maupun akademis.
sebagai mediator, menjadi penengah
Dengan kata lain “kemampuan guru
yang menengahi kesulitan siswa
ditunjukkan melalui kemampuan dan
dalam belajar.”19 Peran guru dalam
keahlian
bidang
menuaikan tugas dan panggilannya
mampu
yakni
baik
khusus
keguruan
yang
dalam
sehingga
ia
guru
sebagai
pendidik,
melaksanakan tugas dan fungsinya
pengajar,
secara maksimal.”17 Undang-undang
motivator, pemimpin, komunikator,
No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
agen
Dosen
pemberita Injil, imam dan nabi, serta
menjelaskan
utama
guru
yaitu
tujuh
tugas
pelatih,
sosialisasi,
sebagai teolog.
mendidik,
fasilitator,
pembimbing,
Dalam hal ini
membimbing,
Hendricks, mengemukakan bahwa
mengarahkan, melatih, menilai, dan
dalam peran sebagai pendidi, guru
mengajar,
seharusnya
mengajar
berdasarkan
hukum atau aturan pendidikan, yaitu
17
Kunandar, Guru Profesional;
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan persiapan
menghadapi Setifikasi Guru (Jakarta Raja
Grafindo Persada, 2007), 46-47.
18
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dose bab 1 pasal 1.
19
Sardiman, op.cit., 123
16
the way people learn determines you
ketraampilan yang diperlukan untuk
teach. Jika demikian, guru harus
menunjang
memahaami
didik
Tanggung jawab spiritual dan moral
belajar. Ia mengusulkan tiga tugaas
diwujudkan melalui penampilan guru
guru, yaitu (1) Teach people how to
sebagai makhluk beragama yang
think, (2) Teach people how to learn,
perilakunya
senantiasa
(3) Teach people how to work.
menyimpang
dai
Maksudnya
karunia
agama dan moral.
memungkinkan
guru
cara
muridnya
peserta
guru
tugas-tugasnya.
tidak
norma-norma
mengajari
bagaimana
Guru dalam
Mengelola Pembelajaran
berpikir,
bagaimana cara tepat belajar dan
bekerja,
sebab
dengan
Secara
cara-cara
dilakukan
peran-peran
guru
perlu mendapat perhatian. Hal ini
yang
dalam
penting,
proses
bukan
sekolah
kerdil,
aspek mendidik kepribadaian anak,
kondisi
guru
yang
dalam
tidak
terpisahkan
Freire
dari
“proses
lingkungan sosial serta memiliki
diwujudkan
melalui
tidak
mempunyai
pendidikan
seperti
ini
harus
diubah
dan
menjadi
pembebasan.
mengemukakan
bahwa
pembelajaran,
yaitu
hubungan guru dengan peserta didik
kemampuan interaktif yang efektif.
Tanggungjawab
karena
pemberdayaan
memahami dirinya sebagai bagian
yang
mekanis
sebagai penjajahan dan penindasan,
Tanggungjawab sosial diwujudkan
kompetensi
lebih
dirinya sendiri. Freire mengkritisi
disiplin,
tanggungjawab dalam kemandirian.
melalui
nampak
sehingga peserta didik cenderung
pengetahuan tetapi juga terhadap
mendidik
di
kering dari aspek pedagogis, dan
saja
bertanggungjawab terhadap aspek
misalnya
pendidikan
oleh sebagain masyarakat, dinilai
sejumlah tanggungjawab yang harus
Guru
karena
Indonesia dinyatakan kurang berhasil
pembelajaraan guru pun memiliki
dilaksanakan.
komptensi
guru dalam mengelola pembelajaran
itulah mereka akan mengajar.
Selain
pedagogis,
di semua tingkatan identik dengan
intelektual
watak
penguasaan
bercerita.”
Peserta
didik
dipandang sebagai bejana yang akan
berbagai perangkat pengetahuan dan
diisi air (ilmu) oleh gurunya. Karena
17
itu, lebih lanjut Freire mengatakan:
pembelajaran peserta didik. Yang
“pembelajaran
dimaksud
nampaak
seperti
pembelajaraan
sebuah kegiatan menabung, peserta
berpusat
didik sebagai ‘celengan’ dan guru
“pembelajaran
sebagai ‘penabung’”20
pada
didik
yang
keefektifan
didik,
Bertolak dari pendidikan gaya
peserta
bukan
yang
adalah
menekankan
belajar
pada
peserta
keefektifan
bank di atas, Freire menawarkan
mengajar guru. Karena itu, cara
model
belajar peserta didik seperti active
pendidikan
pembelajaran
dialogis yang disebutnya sebagai
learning,
cooperative
learning,
proses
quantum
learning
perlu
dengan itu, guru dituntut untuk
ditetapkan.”21
Secara operasional,
memiliki kompetensi yang memadai
kemampuan mengelola pembelajaran
dalam mengelola pembelajaran, dan
menyangkut tiga fungsi manajerial
mengubah paradigma pembelajaran
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan
gaya bank menjadi pembelajaran
pengendalian.
yang
penyadaran.
dialogis
dan
Sehubungan
bermakna.
Perencanaan
Pe,belajaran dialogis akan membuat
Perencanaan
peserta didik aktif dan kreatif.
penetapan tujuan, kompetensi, serta
Proses pembelajaran merupakan
memperkirakan cara mencapainya.
kegiatan utama sekolah. Sekolah
Perencanaan
diberi kebebasan memilih strategi,
metode,
dan
pebelajaran
yang
depan.
umum,
pembelajaran
strategi
dan
harus
melakaukan
berbagai pilihan menuju tercapainya
pembelajaran yang berpusat pada
tujuan.
peserta didik (student center) lebih
mampu
pengambilan
pembelajaran, guru sebagai manejer
yanag tersedia di
Secara
Dalam
pembuatan keputusan tentang proses
peserta didik, guru dan kondisi nyata
sekolah.
fungsi
dan harus berorientasi ke masa
sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran,
sumber daya
merupakan
sentral dari manajemen pembelajaran
teknik-teknik
efekyif
menyangkut
Guru
pembelajaran
memberdayakan
20
21
Pulo Freire, Pedagogy of The
Oppressed (New York: The Continum
Publishing Company, 1970), 58-62.
sebagai
manajer
harus
mampu
Rohiat, Managemen Sekolah Teori
Dasar dan Praktik (Bandung: Rafika
Aditama, 2009), 65
18
megambil
keputusan
yang
tepat
pembelajaran
untuk mengelola berbagai sumber,
kompetensi
baik sumber daya, sumber dana,
optimal.
maupun
sumber
belajar
dan
membentuk
pribadinya
secara
untuk
Pengendalian
membentuk kompetensi dasar dan
Pengendalian
mencapaai tujuan pembelajaran.
menjamin
kinerja
bertujuan
yang
dicapai
sesuai dengan rencana atau tujuan
Pelaksanaan
Pelaksanaan atau sering juga
yang telah ditetapkan. “Dalam proses
disebut interpretasi adalah proses
manajerial
yang memberikan kepastian bahwa
kinerja aktual dengan kinerja yang
proses
telah
telah ditetapkan (kinerja standar).”22
memiliki sumber daya manusia dan
Guru sebagai manajer pembelajaran
sarana prasarana yang diperlukan,
harus
sehingga
tindakan perbaikan apabila terdapat
belajar
mengajar
dapat
membentuk
perlu
mengambil
langkah
atau
kompetensi dan mencapai tujuan
perbedaan
yang
fungsi
adanya kesenjangan antara proses
termasuk
pembelajaran aktual di dalam kelas
diinginkan.
pelaksanaan
Dalam
ini
yang
dibandingkan
signifikan
atau
dengan yang telah direncanakan.
pengorganisasian dan kepemimpinan
yang melibatkan penentuan berbagai
kegiatan,
seperti
Guru dalam Pengembangan
Peserta Didik
pembagian
pekerjaan ke dalam tugas khusus
Pengembangan
yang harus dilakukan guru dan
peserta
didik
dalam
pedagogik yang harus dimiliki guru
untuk mengaktualisasikan berbagai
merupakan fungsi menajerial yang
pihak
lain
potensi yang dimiliki oleh setiap
dalam
peserta didik. Pengembangan peserta
upaya mencapai tujuan yang akan
melibatkan
berbagai
atarpribadi,
misalnya
memotivasi
dan
didik dapat dilakukan oleh guru
proses
melalui berbagai cara antara lain:
bagaimana
memberikan
illustrasi kepada peserta didik, agar
mereka
dapat
didik
merupakan bagian dari kompetensi
proses
pembelajaran. Fungsi pelaksanaan
memengaruhi
peserta
mencapai
22
E. Mulyasa, Standar Kompetensi
dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), 77
tujuaan
19
Kegiatan Ekstra-kurikuler
Kegiatan
ekstra
Pengayaan dan Remedial
kurikuler
Pengayaan
dan
remedial
merupakan kegiatan tambahan di
merupakan
suatu lembaga pendidikan, yang
penjabaran program mingguan dan
dilaksanakan
kegiatan
harian. Berdasarkan hasil analisis
kurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler
terhadap kegiatan belajar, tugas-
ini banyak ragam dan kegiatannya
tugas, hasil tes, dan ulangan dapat
antara lain, paduan suara, paskibrata,
diperoleh tingkat kemampuan belajar
pramuka,
setiap peserta didik. Hasil analisis ini
di
olah
luar
raga,
kesenian,
pelengkap
panjaat tebing, pencinta alam, dan
dipadukan
masih
yang
yang ada pada aprogram mingguan
dikembangkan oleh setiap lembaga
dan harian untuk digunakan sebagai
pendidikan sesuai dengan kondisi
bahwa
sekolah dan lingkungan masing-
pembelajaran
yang
masing.
dilaksanakan.
Program
banyak
Meskipun
lagi
kegiatan
itu
dengan
dari
tindak
catatan-catatan
lanjut
proses
telah
ini
juga
sifatnya ekstra, namun tidak sedikit
mengidentifikasi materi yang perlu
yang berhasil mengembangkan bakat
diulang, peserta didik yang perlu
peserta didik, bahkan dalam kegiatan
mengikuti
ekstra kurikuler inilah peserta didik
mengikuti program pengayaan.
remedial,
dan
yang
mengembangkan berbagai potensi
yang
dimilikinya.
mengembangkan
Di
Bimbingan dan Konseling
samping
bakat
Sekolah
dan
memberikan
ketrampilan, ekstra kurikuler juga
dapat
membentuk
watak
kegiatan
itu
menyangkut
kaitannya
pribadi,
sosial,
dan
“guru mata pelajaran yang memenuhi
kriteria
cinta lingkungan, dan lainnya yang
erat
dan
karier. Selain guru pembimbing,
biasanya
ditanamkan disiplin, keberhasilan,
sangat
bimbingan
konseling kepada peserta didik yang
dan
kepribadaian peserta didik, karena
dalam
berkewajaiban
pelayanan
bibingan
dan
karier dapat berfungsi sebagai guru
dengan
pembimbing.”23 Karena itu, guru
peembentukan pribadi peserta didik,
mata pelajaran dan wali kelas harus
misalnya kegiatan pramuka.
23
20
Nana, Ibid., 79-113
sennatiasa
berdiskusi
dan
dengan
buru
berkoordinasi
didik.”24
Guru
memahami
harus
mampu
kondisi-kondisi
bimbingan dan konseling secara rutin
memungkinkan
dan berkesinambungan. Bimbingan
salah, dan yang paling penting
di sekolah merupakan aspek program
adalah
pendidikan yang berkenan dengan
menghindari kesalahan.
bantuan terhadap para peserta didik
agar
dapat
menyesuaikan
mengendalikan
Bagian
ddiri
menjadi
dirinya
yang
Firman
dasar
bagi
berbuat
diri
serta
Allah
yang
kemampuan
dengan situasi yang dihadapinya dan
megajar guru yang memiliki karunia
untuk merencanakan masa depannya
mengajar adalah 2 Timotius 224
sesuai dengan minat, kemampuan
“Sedangkan seorang hamba Tuhan
dan kebutuhan sosialnya.
tidak boleh bertengkar, tetapi harus
Hal-hal di atas secara khusus
dilakukan
karunia
guru
pengajar
yang
ramah terhadap semua orang. Ia
memiliki
dalam
harus
cakap
mengajar,
sabar.”
proses
Maksud ayat ini bila dikaitkan
pembelajaran guna mengembangkan
dengan karunia mengajar (keguruan)
peserta didik. Namun dalam praktik
hendak menjelaskan bahwa guru
pendidikan sehari-hari, ada begitu
yang profesional akan senantiasa
banyak kesalahan yang dilakukan
menggumuli
guru dalam menunaikan tugas dan
peningkatan pelayanan selanjutnya.
tugasnya
demi
fungsinya yang berdampak terhadap
perkembangan
peserta
KESIMPULAN
didik.
Berdasarkan
Kesalahan yang sring dilakukan guru
kemampuan
menggunakan destructive discipline.
perbedaan
mengelola
pembelajaran, pemahaman terhadap
Ketiga, Menunggu peserta didik
Mengabaikan
atas,
mengajar guru diwujudkan dalam
pintas dalam pembelajaran. Kedua,
negatif,
di
dapaat disimpulkan bahwa karunia
yaitu: “Pertama, Mengamabil jalan
berperilaku
uraian
peserta
Keempat,
didik,
pelaksanaan
peserta
perancangan
pembelajaran,
dan
dan
pengembangan peserta didik, dengan
didik, Kelima, Merasa paling pandai,
keenam, Tidak adil (diskriminatif),
24
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar
dan Mengajar (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), 193.
Ketujuh, Memaksakan hal peserta
21
sejumlah peran dan tanggungjawab
dikelolanya membawa peserta didik
yang dilakukan.
hormat dan taat serta mengasihi
Jadi,
guru
mendidik
mengajar
(sebagai
dan
Allah.
pekerjaan
utamanya) dengan mahir, pandai,
KEPUSTAKAAN
cermat, dan cerdas, karena dia ahli
dalam
menjalankan
pekerjaan
sebagai
seorang
memiliki
yang
Brant, L. Robert. Karuniakarunia Rohani (Terj.)
kerjasama staf Kantor ICI
Pusat. Malang: Gandum
Mas, 1982.
karunia mengajar. Ahli dalam bidang
tugasnya sebagai guru berarti ia
menguasai
berbagai
aspek
Barclay, William, Pemahaman
Alkitab setiap Hari Surat
Galatia & Efesus terjemahan
S. Wismoady Wahono.
Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2003.
pendidikan dan pengajaran sesuai
kompetensi
pedagogis.
Terutama
guru Pendidikan Agama Kristen
yang meyakini mendapatkan karunia
mengajar,
harus
mampu
mengaktualisasikan
pedagogik
Drewes, B. F Wilfrid Hauback,
Heinrich von Siebenthal,
Kunci Bahasa Yunani
Perjanjian Baru Surat Roma
hingga Kitab Wahyu.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
2006.
kompetensi
dengan
mewujudkan
dalam kerjaanya sifat atau karakter
hidup sebagai orang yang memiliki
karunia
mengajar
yaitu
hidup
Freire, Pulo. Pedagogy of The
Oppressed. New York: The
Continum Publishing Company.
1970.
berpadanan dengan rencana Allah.
Dalam hidup dan pelayanannya
hendaklah guru Pendidikan Agama
Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar
dan Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo. 2009.
Kristen menempatkan Allah sebagai
prioritas hidup dengan menunjukkan
sifat atau karakter rendah hati, lemah
Kunandar, Guru Profesional;
Implementasi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan persiapan
menghadapi Setifikasi Guru.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2007.
lembut, sabar, serta hidup dalam
kasih dan damai (Cf. Ef. 4: 1-2)
dengan
semua
orang
terutama
dengan peserta didiknya, supaya
aktivitas
pembelajaran
yang
22
LovelaceF. , Richard “Dynamic of
Spiritual life” dalam B.S.
Sijabat, Strategi Pendidikan
Kristen. Bandung: Tiranus.
2016.
Mulyasa, E. Standar Kompetensi
dan Sertifikasi Guru.
Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2008.
Rohiat, Managemen Sekolah Teori
Dasar dan Praktik.
Bandung: Rafika Aditama.
2009.
Sardiman, A. M, Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2007.
Strong, James. Strong’s Exhaustive
Concordance of the Bible.
Peabody, Massachuserttes:
Hendrickson Publishers.
1986.
Sutanto, Hasan. Perjanjian Baru
Interlinier Yunani-Indonesia
dan Konkordansi Perjanjian
Baru Jakarta: Lembaga
Alkitab Indonesia, 2004.
Software Bible Works 6.
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen bab 1 pasal 1.
23
Download