Ringkasan Khotbah - 19 Sep'10 Yosua 7 Ev. Bakti Anugrah,M.A. Bagian ini sangat tidak menyenangkan bagi kita pembaca modern. Bagaimana mungkin dosa seseorang dapat mengakibatkan hukuman bagi seluruh keluarganya? Namun demikianlah diri kita sebagai orang berdosa di hadapan Tuhan. Meskipun hanya Adam yang berdosa, tetapi kita semua yang menjadi keturunan Adam disebut dan mendapat status sebagai orang berdosa. Lalu dalam kasus Akhan, Israel adalah umat Tuhan, diikat oleh perjanjian dengan Tuhan yang Mahakudus. Apalagi mereka berada dalam kondisi perang. Allah sudah berfirman, Yerikho dan Ai harus dibinasakan, tidak boleh ada satupun barang diambil. Tetapi Akhan yang sudah mendengar hal ini tetap melanggar dan hukumannya fatal, seluruh keluarganya habis. Ini adalah kisah dosa pertama yang dicatat setelah bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian. Kitab Yosua memasuki babak baru. Setelah mereka masuk ke tanah perjanjian, mereka menaklukkan kota Yerikho kemudian kota Ai, yang menjadi tempat di mana dosa pertama dicatat. Perlakuan Tuhan terhadap dosa pertama yang dicatat ini begitu keras. Di Perjanjian Baru, hal yang serupa terjadi waktu gereja Tuhan pertama kali didirikan, Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, rumah Tuhan dibangunkan, dan gereja mula-mula berdiri. Mereka berjalan aman sejangka waktu lamanya sampai muncul Ananias dan Safira. Mungkin kelihatannya dosa Ananias dan Safira tidak begitu besar, tetapi masalahnya mereka menipu Tuhan. Sebelum kisah Ananias, mereka iri pada Barnabas. Barnabas dipuji karena ia memberikan seluruh miliknya kepada para rasul untuk kepentingan bersama. Ananias dan Safira mau mendapat kehormatan yang sama sementara dia menipu Tuhan. Petrus mengatakan mereka mendustai Roh Kudus. Hukuman yang sama terjadi yaitu mereka mati dalam satu hari. Ada kemiripan ketika bangsa Israel masuk ke dalam tanah Perjanjian, mereka melanggar firman Tuhan. Begitu pula ketika gereja baru pertama kali berdiri, sepasang suami istri berdosa. Keduanya dihukum sangat berat. Ini menjadi penanda serta peringatan bagi umat Tuhan berikutnya. Bangsa Israel dipanggil sebagai satu umat demikian juga kita orang Kristen. Setelah terima Tuhan Yesus, kita tidak langsung mati lalu selesai tetapi kita dipanggil sebagai satu umat, satu 1/7 Ringkasan Khotbah - 19 Sep'10 tubuh maka tidak mungkin kita terpisah satu sama lain. Jangan lupa, apapun tindakan yang dilakukan oleh satu orang Kristen berpengaruh terhadap yang lain dan terhadap nama Tuhan. Kristen adalah julukan yang menjadi ledekan pada jemaat pertama di Antiokhia, yang artinya Kristus kecil. Berarti nama Tuhan dipertaruhkan di dalam setiap tindakan kita. Dosa yang kita lakukan pun pasti berdampak pada seluruh umat yang lain. (Ayat 1) Ini merupakan rangkuman dari seluruh pasal. Bangsa Israel berubah setia. Padahal yang mengambil hanya satu orang. Tetapi akibat satu orang, murka Tuhan bangkit atas seluruh Israel. Tulisan surat Ibrani ini memiliki struktur chiastic, yaitu inti utamanya ada di tengah dan dua bagian paralel di atas dan di bawah mengapitnya: (Ayat 1) Murka Tuhan yang menyala-nyala. (Ayat 2-5) Bencana bagi bangsa Israel, kekalahan mereka terhadap bangsa Ai. (Ayat 6-9) Para pemimpin Israel berdiri di hadapan Tuhan dengan kebingungan. (Ayat 10-12) Firman Tuhan menyatakan apa yang menjadi masalah mereka. (Ayat 12b) Inti: Tuhan tidak akan lagi bersama-sama dengan mereka kecuali mereka memusnahkan barang yang harus diserahkan.” (Ayat 13-15) Firman Tuhan yang memberikan jalan keluar. (Ayat 16-23) Bangsa Israel di hadapan Tuhan tidak bingung lagi karena pelakunya sudah ketahuan. (Ayat 24-26a) Bencana bagi keluarga Akhan. 2/7 Ringkasan Khotbah - 19 Sep'10 (Ayat 26) Murka Tuhan surut. Inti seluruh pasal 7 adalah Tuhan tidak akan menyertai bangsa Israel lagi jika mereka tidak setia. Satu orang berdosa, seluruh bangsa kena murka Tuhan. Jangan kita pikir jika kita berdosa dan hanya kita yang tahu maka semuanya baik-baik saja. Tuhan tahu. Alkitab mengatakan upah dosa adalah maut. Tidak ada dosa tanpa hukuman. Semua agama lain mengatakan dosa bisa diselesaikan dengan perbuatan baik. Alkitab mengatakan dosa harus diselesaikan dengan hukuman bukan dengan perbuatan. Akhan membuat bangsa Israel harus menderita hukuman. (Ayat 2-5) Akibat yang harus ditanggung oleh bangsa Israel. Jarak Yerikho ke Ai kira-kira 24 km. Tidak terlalu jauh. Yosua menyuruh para pengintai pergi mengintai kota Ai seperti mereka sudah mengintai kota Yerikho. Secara geografis kota Yerikho dan Ai sangat berbeda. Yerikho berada 800 kaki di bawah permukaan laut. Sedangkan Ai naik 2500 kaki, jadi merupakan pendakian yang tidak terlalu mudah. Ada penafsir yang mengatakan kegagalan bangsa Israel disebabkan karena mereka terlalu percaya diri dan tidak bertanya pada Tuhan. Tetapi Alkitab tidak mencatat demikian. Ada bagian lain di mana bangsa Israel terlalu percaya diri, yaitu pasal 9 saat ada orang-orang Gibeon datang kepada mereka dan membuat perjanjian dengan bangsa Israel. Tetapi dalam pasal 7 masalahnya adalah karena bangsa Israel berubah setia, melanggar firman Tuhan (ayat 1). 3000 orang berangkat namun mereka langsung melarikan diri, 36 orang mati. Menurut perhitungan modern sebetulnya 36 orang bukan jumlah yang besar. Tetapi mereka yang sudah ikut peperangan-peperangan sebelumnya tahu jika bangsa Israel pergi berperang tidak ada korban sama sekali. Jadi bukan masalah jumlah, tetapi ada sesuatu yang membuat mereka kalah yaitu Tuhan sudah meninggalkan mereka. Hati bangsa Israel saat itu menjadi sangat tawar. Mereka pikir akan menang ternyata kalah. Sikap para pemimpin Israel sangat peka menghadapi hal ini. Yosua mengoyakkan bajunya dan bersama pemimpin Israel lain sujud di hadapan Tuhan dari pagi sampai sore. Mereka sangat sedih. Mereka tahu ada sesuatu yang membuat Tuhan murka. Di bagian awal kitab Yosua Tuhan sudah berkata berulang-ulang pada Yosua, “kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Masuk dan gantikan Musa memimpin bangsa Israel mengalahkan bangsa Kanaan.” Yosua sudah mendapat mandat begitu besar tetapi sekarang kalah. Yosua mengangkat suara, “Tuhan mengapa engkau menyuruh kami menyeberangi sungai Yordan? Supaya kami diserahkan pada orang-orang Kanaan yang akan dibinasakan? Lebih baik kami tidak perlu menyeberang.” 3/7 Ringkasan Khotbah - 19 Sep'10 Kadang dalam pergumulan kita bersama Tuhan, ketika kita menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan, pergumulan seperti ini harus kita nyatakan pada-Nya. Yosua saat itu tidak tahu apa yang terjadi, sama seperti Ayub. Berbeda dengan kita pembaca modern yang langsung tahu penyebabnya dari Alkitab. Dari awal Tuhan tidak memberi tahu Yosua karena Tuhan ingin mendidik. (Ayat 9) Ini merupakan doa yang indah, “Tuhan, kalau ini sampai terdengar oleh orang-orang Kanaan dan penduduk negeri maka mereka akan mengepung kami dan melenyapkan nama kami dari bumi ini.” Ada nama Tuhan di dalam nama Israel. Rahab pun tahu bahwa bangsa Kanaan gentar waktu mendengar bangsa Israel karena ada Tuhan di belakang nama itu. Yosua tidak memikirkan kesuksesan dirinya sendiri tetapi ia memikirkan nama Tuhan ada di tengah-tengah mereka, jangan mempermalukan nama Tuhan. Apapun yang kita lakukan, ada nama Tuhan yang dipertaruhkan. Bagaimana kita memilih pekerjaan, pasangan hidup, dan menjalani hidup? Ingat kita adalah umat Tuhan, ada sesuatu yang dipertaruhkan. Herannya, Tuhan mempertaruhkan nama-Nya begitu berharga pada kita orang-orang berdosa. Tidak mudah menjadi orang Kristen. Lebih baik kita jangan menjadi umat Tuhan daripada mempermalukan nama Tuhan. Tetapi jika kita sudah diselamatkan, berarti kita sudah dipercayakan hal yang begitu berharga. Kita mungkin bersemangat melakukan sesuatu bagi Tuhan, tetapi tepat atau tidak? Doa Yosua adalah supaya nama Tuhan dipermuliakan. (Ayat 11) Tuhan tidak berdebat dengan Yosua dan langsung memberi tahu pokok permasalahannya yaitu orang Israel berbuat dosa karena mereka melanggar perjanjian-Nya yang diperintahkan kepada mereka. Di sini dicatat mereka mengambil sesuatu, mereka dan mereka. Dalam ayat 11 ini, kata mereka berulang-ulang. Berarti penekanan. Gara-gara dosa satu orang, mereka semua bertanggung jawab. Mereka ambil, mereka sembunyikan, mereka curi. (Ayat 12a) Di sini problemnya. Bangsa Israel tidak akan tahan menghadapi musuhnya. Uniknya, Tuhan mengutus bangsa Israel mengalahkan bangsa Kanaan tetapi jika mereka tidak taat, mereka pun akan ditumpas sampai habis. Tuhan tidak pandang bulu. Jangan pikir jika kita umat Tuhan kita tidak akan dihukum. (Ayat 12b) Ini intinya. Tuhan tidak akan menyertai mereka lagi jika barang-barang yang dikhususkan itu tidak mereka musnahkan dari tengah-tengah mereka. Ini poin penting. Berkat Tuhan terbesar setelah keselamatan dari Yesus Kristus adalah penyertaan Tuhan. Meskipun kita memiliki segala sesuatu dalam dunia ini tetapi Tuhan tidak menyertai kita, untuk apa? Cara Tuhan membuang orang mudah sekali yaitu dengan mengeraskan hati seseorang dan membiarkannya tidak pernah ditegur. Akhirnya ia akan hancur. Tetapi jika Tuhan masih 4/7 Ringkasan Khotbah - 19 Sep'10 mengasihi, Tuhan akan menegur. Tanggung jawab kita setelah menjadi orang Kristen lebih daripada sebelum kita menjadi Kristen. Menjadi umat Tuhan begitu indah dan merupakan hak istimewa tetapi juga berat karena kita bertanggung jawab pada Tuhan. Musa mengerti hal ini. Berkat Tuhan yang terutama adalah penyertaan-Nya. Amsal mengatakan lebih baik orang miskin tetapi bersih kelakuannya dan disertai Tuhan. Mari kita periksa dosa apa yang ada dalam hati kita? Jangan tunggu sampai sudah ketahuan baru bertobat. Ini terjadi pada Akhan. Ia tidak langsung mengaku tetapi tunggu ketahuan. (Ayat 13 dst). Selanjutnya Tuhan memberi jalan keluar. Tuhan meminta mereka menguduskan diri dan membawa orang Israel untuk memusnahkan semua barang-barang yang dicuri tersebut. Seluruh umat Israel akan dipanggil dan ditangkap siapa yang mencurinya, kemudian dibakar. Karena mereka telah berbuat noda di depan orang Israel. Sekali lagi, jalan keluar dari dosa bukan perbuatan baik tetapi hukuman. Kekristenan tidak pernah menoleransi dosa. Yesus Kristus adalah buktinya, karena semua dosa kita ditimpakan pada Kristus. (Ayat 16–23) Seluruh bangsa Israel berkumpul. Mereka membuang undi dengan urim dan tumim untuk menemukan siapa pelakunya. Pertama ditemukan Suku Yehuda, kemudian kaum Zerah, ditemukan keluarga Zabdi, setelah itu didapatkan Akhan. Inilah yang dikatakan Amsal undi dibuang di pangkuan, tetapi Tuhanlah yang menentukan keputusaannya. Saat itu mereka belum memiliki Alkitab sehingga menggunakan undi. Zaman sekarang kita seluruh memiliki Alkitab untuk mengambil keputusan, jangan kembali ke zaman dahulu. Ketika Akhan ditemukan, Yosua meminta Akhan mengaku di hadapan Tuhan. Akhan pun mengaku. Ia melihat dan mengingini barang-barang itu. Kata melihat dan mengingini di sini persis kata yang dilarang oleh Allah dalam 10 perintah Allah, “jangan mengingini milik sesamamu.” Kata melihat ini pun sama seperti yang terjadi pada Hawa di taman Eden. Ini dosa yang sangat serius, melihat lalu mengingini. Yosua memerintahkan orang memeriksa kemah Akhan. Semua barang-barang itu diambil sebagai barang bukti. Akhan melihat dan mengingini ini dosa ketamakan. Dalam Alkitab ada beberapa orang yang mati karena melakukan dosa ini, karena uang, yaitu Akhan, Bileam, Yudas Iskariot, Ananias dan Safira dan dosa ini berulang-ulang sampai sekarang. Tuhan mengatakan akar segala kejahatan adalah cinta akan uang. Akhan bukan tidak mendengar firman Tuhan, tetapi karena ia ingin. Di dalam dunia ini banyak barang-barang bagus yang dapat kita lihat dan ingini tetapi tidak boleh kita ingini! Akhan tidak kurang kaya karena ia punya kambing, lembu, domba tetapi ia masih menginginkan. Mungkin ini sama seperti pejabat-pejabat di negara kita. Akhan lebih mencintai barang emas, perak daripada firman Tuhan. Ia tidak sadar perbuatannya memiliki efek pada seluruh bangsa Israel dan keluarganya. Alkitab mengatakan ada jalan keluar, jika kita mengaku dosa kita. Tuhan adalah setia dan adil, Ia akan mengampuni dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1Yoh.1:9). Masalahnya Akhan bukan mengaku melainkan ia ketahuan dan mau tidak mau mengaku. 5/7 Ringkasan Khotbah - 19 Sep'10 Waktu satu demi satu suku dan keluarga Israel diperiksa, ia masih belum mengaku dan tidak mau bertobat. Padahal Tuhan sudah memberikan kesempatan. Berbeda dengan Daud ketika berdosa. Daud ketika diberikan perumpamaan oleh Nabi Natan langsung ia mengatakan ia sudah berdosa di hadapan Tuhan. Hati-hati saat kita bisa terus-menerus berdosa dan tidak ada yang tahu ataupun menegur kita! Dosa harus ditangani seawal mungkin. Dosa kita berpengaruh terhadap gereja Tuhan maupun keluarga kita. Yohanes di Pulau Patmos menulis surat pada tujuh gereja di Asia kecil dan diberi peringatan. Jika mereka tidak mau bertobat maka Tuhan akan menarik kaki dian-Nya. Jika kita pergi ke Turki sekarang, apakah masih ada gereja? Jangan pikir jika kita sudah menjadi umat Tuhan maka selama-lamanya kita akan disertai. Gereja tidak akan terus-menerus ada jika kita tidak mau takut dan hormat kepada Tuhan serta tidak mendidik anak-anak kita takut akan Tuhan. Rm.11 mencatat bahwa bangsa Israel (bangsa pilihan) sudah dicabut dari batangnya dan kita (bangsa asing) dicangkokkan. Karena itu jangan kita bermegah. Jika yang asli saja Tuhan bisa potong apalagi kita. Mungkin kekristenan akan hilang dalam generasi kita dan di dalam tangan kita sendiri. Setelah itu anak-anak kita tidak peduli mau menikah dengan siapa, mau kerja apa, tidak bergumul dan melakukannya tanpa takut akan Tuhan. Betapa mengerikan! Akhirnya seluruh orang Israel melontari Akhan dengan batu dan ia dibakar dengan api. Yosua mengatakan bahwa Akhan telah mencelakakan mereka maka Tuhan akan mencelakakannya. Dosa dibayar dengan hukuman. Mengapa dilontari batu bersama-sama? Karena jika sendirian, orang yang melempar akan merasa bersalah. Tetapi jika beramai-ramai maka berarti sudah menjadi keputusan komunal. Setelah Akhan dilempari dengan batu, ditimbun dengan batu untuk menjadi peringatan. Lembah itu dinamai lembah Akhor, yaitu lembah kecelakaan. Nama Akhan nanti dipelesetkan dalam kitab Tawarikh menjadi Akhar. Akhar dan Akhor memiliki asal kata yang sama yaitu celaka. Ini menjadi ledekan. Seluruh keluarga Akhan habis. Mengapa begitu kejam? Karena Akhan kepala keluarga. Kedua, barang-barang ditaruh di kemah berarti seluruh keluarga mengetahui dan tidak ada yang mengaku. Setelah itu murka Tuhan surut. Dosa hanya bisa diselesaikan dengan hukuman. Upah dosa adalah maut. Ada satu perbandingan yang menarik antara lembah Akhor satu orang mati menanggung dosanya sendiri dan kematiannya mengakibatkan satu bangsa celaka. Ribuan tahun kemudian, di bukit Golgota satu orang mati bukan karena dosanya dan menanggung dosa seluruh umat. Yang satu mati di dalam dosanya, yang satu mati bukan karena dosanya. Yang satu mati sebagai orang berdosa, yang satu mati sebagai orang benar. Yang satu kematiannya membuat seluruh keluarganya mati, yang satu kematiannya menyelamatkan seluruh umat. Yang satu tidak ada jalan keluar dan tidak ada penebusan, yang satu ada jalan keluar dan ada penebusan. Yang satu manusia berdosa, yang satu Allah yang suci yang menjadi manusia. Sekarang kita berada di mana? Apakah kita masih di lembah Akhor dan mati menanggung dosa kita sendiri? Atau kita sudah menerima korban pengampunan Kristus? Dosa 6/7 Ringkasan Khotbah - 19 Sep'10 itu dibayar oleh Kristus. Kita adalah umat-Nya. Karena itu apapun yang kita lakukan punya pengaruh kepada seluruh umat Tuhan. Kita bukan tidak bisa berdosa lagi, tetapi marilah kita cepat-cepat bertobat dan tinggalkan dosa. Jangan lagi berkanjang di dalam dosa dan mengorbankan keluarga serta mempermalukan nama Tuhan. Tuhan mengasihi kita. Ia mau kita bertobat dan hidup suci. Jangan mengikuti dunia ini. Keluarkan semua dosa-dosa kita dan jangan berbuat dosa lagi. Ringkasan ini belum diperiksa oleh Pengkhotbah – Transkrip: VP. 7/7