RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR DAN PENENTU ARAH

advertisement
RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR DAN PENENTU ARAH PERGESERAN
TANAH MENGGUNAKAN SENSOR POTENSIOMETER
Febryan Adi Nugroho
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro
Universitas Dian Nuswantoro, Semarang
Intisari
Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia menuntut kebutuhan akan
tempat tinggal baru, sehingga membuka kesempatan bagi para investor dalam memperluas
lahan untuk pembangunan pemukiman dan infrastruktur. Sedangkan banyak wilayah di
Indonesia memiliki struktur dan lapisan tanah labil yang berpotensi menyebabkan pergeseran
tanah atau longsoran. Namun penelitian – penelitian berbasis elektronika terhadap pergeseran
tanah hanya sebatas bersifat umum dan berdampak seketika. Sedangkan masih terdapat jenis
pergeseran tanah yang pergerakannya tidak dapat dirasakan, yaitu rayapan tanah. Maka dari
itu dibuatlah alat yang mampu mengukur sekaligus menentukan arah dari pergeseran tanah
jenis rayapan. Metode penelitian menggunakan metode rancang bangun dimana peneliti
merancang dan kemudian membangun alat yang dapat digunakan untuk mengukur dan
menentukan arah pergeseran tanah menggunakan Potensiometer sebagai sensor. Adapun
tahapan dari penelitian ini adalah analisis kebutuhan yaitu studi pustaka untuk melihat
literatur-literatur yang berhubungan dan observasi melakukan penelitian yang sudah ada
untuk memberikan gambaran yang jelas sehingga dapat digunakan sebagai referensi dalam
pembuatan. Kemudian menganalisa alat yang akan dibuat, setelah itu dilakukan perancangan
dan pengujian alat yang telah dibuat.
Hasil dari pengukuran dan pengujian adalah alat yang dapat mengukur dan
menentukan arah pergeseran tanah jenis rayapan yang mampu mengukur pergeseran tanah
dalam satuan milimeter.
Kata kunci : Mengukur pergeseran tanah, rayapan
Abstract
Many place in Indonesia has potential of landslide, that have its impact in that time or a little bit
longer, depends on kind of landslide itself.But all electronical research for landslide as we known, are
for basical and general landslide. There are unpredictable movement of landslide, called Creeps.
Therefore, has made a tool that can measure and predict the direction of creeps landslide. This
research method uses design methods which researchers design and then establish an a tool that can
be used to measure and predicts direction of landslide movement. The stages of this research is the
analysis of the literature study needs to look at the literature related instruments and observations
conducted research tools that already exist to provide a clear picture so that it can be used as
reference in the production of tools. Then analyze the tool to be made, after it conducted last design
and testing tools that have been made.
Results of measurements and testing is a tool to measure and predict direction of landslide
movement with accurate millimeters.
Keywords : Measuring landslide movement, creeps landslide.
1. Pendahuluan
Meningkatnya
laju
pertumbuhan
penduduk di Indonesia menuntut kebutuhan
akan tempat tinggal baru, sehingga membuka
kesempatan bagi para investor dalam
memperluas lahan untuk pembangunan
pemukiman dan infrastruktur. Sedangkan
banyak wilayah di Indonesia memiliki struktur
dan lapisan tanah labil yang berpotensi
menyebabkan pergeseran tanah atau longsoran.
Meski telah dilakukan penelitian berbasis
elektronika terhadap pergeseran tanah, mamun
penelitian – penelitian tersebut hanya sebatas
pada jenis pergeseran tanah yang bersifat
umum, yaitu tanah longsor. Sedangkan masih
terdapat jenis pergeseran tanah yang tidak
mendapat
banyak
perhatian
karena
pergerakannya tidak dapat dirasakan, namun
dampak kerusakan terhadap infrastruktur dapat
terlihat setelah jangka waktu tertentu, yaitu
rayapan tanah (Creeps).
Dengan
latar
belakang
tersebut,
diperlukan alat yang diharapkan selain dapat
mengukur, juga dapat mengetahui arah
pergeseran tanah jenis rayapan mengunakan
potensiometer sebagai sensor. Sehingga pada
kasus dimana para investor mendapati
pergeseran tanah jenis rayapan pada lahan
yang ingin dibangun kawasan pemukiman,
para investor dapat mencari lahan lain yang
lebih stabil, atau dapat bekerjasama dengan
pakar dibidang konstruksi untuk membangun
pemukiman dan infrastuktur yang berdaya
tahan terhadap pergeseran tanah jenis rayapan.
kerusakan, terlebih bila daerah tersebut
merupakan kawasan pemukiman penduduk.
Sehingga, pergeseran tanah seringkali
menjadi objek penelitian berbasis elektronika,
baik itu bersifat peringatan dini, monitoring,
maupun pengukuran.
Sedangkan dalam penelitian rancang
bangun alat pengukur dan penentu arah
pergeseran tanah menggunakan Potensiometer
sebagai sensor, diharapkan selain mampu
mendeteksi arah, juga dapat mengukur jarak
pergeseran tanah dengan lebih akurat, dimana
pergeseran tanah yang menjadi objek
penelitian lebih menitik beratkan pada
pergeseran tanah jenis rayapan (Creeps).
Gambar 2.1
Rayapan tanah
Rayapan tanah yang ditunjukkan Gambar
2.1, merupakan salah satu jenis pergeseran
tanah yang tidak terlalu menonjol karena
memiliki pergerakan lambat yang tidak dapat
dirasakan secara kasat mata oleh indera
manusia . Namun setelah jangka waktu cukup
lama, dampak dari rayapan tanah mulai
memperlihatkan kerusakan bila terjadi pada
daerah padat pemukiman atau infrastruktur.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian
Berbasis Elektronika
Terhadap Pergeseran Tanah
Pergeseran
tanah
atau
longsoran,
merupakan salah satu jenis gerakan massa
tanah yang menuruni atau keluar dari lereng
akibat terganggunya kestabilan penyusun
lereng tersebut [1].
Daerah
pergeseran
yang
tanah
berpotensi
seringkali
mengalami
berdampak
Gambar 2.2
Foto dampak pergeseran tanah
jenis rayapan.
Foto tiang listrik yang miring pada
Gambar 2.2, merupakan salah satu dampak
kerusakan dari rayapan tanah. Pada umumnya
rayapan tanah terjadi diantara area kaki
perbukitan, tanah miring, maupun cenderung
datar, karena kondisi batuan yang tersusun
oleh lapisan serpih atau lempung [4].
2.2 Potensiometer Linier
Sensor mekanis adalah sensor yang
mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti
perpindahan atau pergeseran atau posisi,
gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran,
level, dan sebagainya. Adapun contoh dari
kelompok sensor mekanis antara lain : Strain
Gauge,
Linear
Variable
Deferential
Transformer
(LVDT),
Proximity,bahkan
[5]
termasuk Potensiometer .
Potensiometer Wirewound merupakan
resistor yang perubahan resistansinya sangat
halus dengan jumlah putaran sampai sepuluh
kali putaran (multi turn) dan memiliki
linearitas tinggi, sehingga hasilnya mudah
dibaca.
2.3 Mikrokontroler AVR ATmega16
Mikrokontroler
adalah
keluarga
mikroprosesor yaitu sebuah chip yang dapat
melakukan pemrosesan data secara digital
sesuai dengan perintah bahasa assembly.
Perbedaan mendasar pada keduanya yaitu,
Mikroprosesor dikembangkan lebih ke arah
perangkat berbasis komputer, sedangkan
mikrokontroler lebih banyak ke alat
instrumentasi elektronika.
(XCK/TO) PB0
1
40
PA0 (ADC0)
(T1) PB1
2
39
PA1 (ADC1)
(INT2/AIN0) PB2
3
38
PA2 (ADC2)
(CCO/AIN1) PB3
4
37
PA3 (ADC3)
(SS) PB4
5
36
PA4 (ADC4)
(MOSI) PB5
6
35
PA5 (ADC5)
(MISO) PB6
7
34
PA6 (ADC6)
(SCK) PB7
8
33
PA7 (ADC7)
RESET
9
32
AREF
VCC
10
31
GND
GND
11
30
AVCC
XTAL2
12
29
PC7 (TOSC2)
XTAL1
13
28
PC6 (TOSC1)
(RXD) PD0
14
27
PC5
(TXD) PD1
15
26
PC4
(INT0) PD2
16
25
PC3
(INT1) PD3
17
24
PC2
(OCIB) PD4
18
23
PC1 (SDA)
(OCIA) PD5
19
22
PC0 (SCL)
(ICP1) PD6
20
21
PD7 (OC2)
Gambar 2.4 Konfigurasi pin
Mikrokontroler ATmega16
Gambar 2.3 Potensiometer Linier jenis
wirewound
Potensiometer
Wirewound
produksi
Bourns yang ditunjukkan Gambar 2.3,
merupakan resistor variabel yang dikonstruksi
dengan kawat resistif yang dililit mengelilingi
kumparan
nonkonduksi.
Potensiometer
Wirewound menggunakan pengaturan diskrit
atau perlangkah, yaitu ketika potensiometer
diputar, walau sedikit akan menghasilkan
pada beberapa seri “klik” yang menyebabkan
perubahan kecil pada pengukuran [6].
Sedangkan dari segi kepresisian,
Potensiometer Wirewound dirancang untuk
dapat beroperasi dengan putaran yang banyak
untuk memberikan tingkat presisi yang lebih
tinggi dalam pengaturan dengan toleransi
resistansi ±5 % [7].
Seperti pada Gambar 2.4, menunjukkan
konfigurasi kaki atau pin Mikrokontroler
ATmega16 berdasarkan DataSheet Book
ATmega16, dimana ATMega16 sendiri
memiliki fitur – fitur berikut :
a. Mikrokontroler 8 bit berbasis RISC
dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
b. Memiliki memori flash 8 KB, SRAM
sebesar 1 Kbyte dan EEPROM
(Electrically Erasable Programmable
Read Only Memory) sebesar 512 byte.
c. Memiliki ADC (Analog Digital
Converter) internal 10 bit.
d. Portal komunikasi serial (USART)
dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
e. Dan enam pilihan mode sleep, untuk
menghemat penggunaan daya listrik.
2.4 LCD (Liquid Crystal Display) M1632
LCD adalah suatu display dari bahan
cairan kristal yang
pengoperasiannya
menggunakan dot matriks. LCD banyak
digunakan sebagai display dari alat-alat
elektronika seperti kalkulator, multimeter
digital, jam digital dan sebagainya.
Sedangkan pada penelitian alat pengukur dan
penentu atah pergeseran tanah, display yang
digunakan adalah LCD 2x16 tipe M1632.
Gambar 2.3 LCD 2x16 M1632
LCD M1632 yang ditunjukkan Gambar
2.5, merupakan modul LCD dengan konsumsi
daya rendah. LCD 2x16, artinya path
modul tersebut
terdapat
susunan Dot
matrik yang terdiri dan 2 baris dan 16 kolom,
sehingga modul tersebut dapat menampilkan
2x16
karakter alphanumeric,
yang
mencakup alphabet a – z dan numeric 0 – 9.
Modul LCD M1632 juga dilengkapi dengan
IC
yang
didesain
khusus
untuk
mengendalikan LCD dan menampilkan
sejumlah karakter yang telah diprogram [8].
3. Perancangan
Rancang bangun alat pengukur dan
penentu arah pergeseran tanah menggunakan
sensor potensiometer tidak dirancang portabel,
artinya alat tetap membutuhkan sumber
tegangan AC ketika dijalankan, untuk
kemudian oleh rangkaian adaptor diubah ke
tegangan DC 5 Volt ke seluruh rangkaian.
kemudian mikrokontroler akan membaca dan
mengolah masukan dari sensor untuk
kemudian
ditampilkan
pada
LCD.
Gambar 3.1 Blok diagram perancangan alat
pengukur dan penentu arah pergeseran tanah.
Diagram blok perancangan alat pengukur
dan penentu arah pergeseran rayapan tanah
yang ditunjukkan Gambar 4.1, memiliki
prinsip kerja, dimana Saat tombol ON ditekan,
seluruh rangkaian mendapat tegangan dari
sumber tegangan, mikrokontroler melakukan
inisialisasi programdan seluruh rangkaian alat
telah siap bekerja. Tombol Set Nol ditekan
untuk menentukan nilai acuan untuk memulai
awal pengukuran,dimanapun titik pengukuran
itu
ditempatkan.
Kemudian
Sensor
Potensiometer Wirewound mulai melakukan
pembacaan sinyal masukan dari pergerseran
tanah, untuk dikirim ke mikrokontroler dan
diproses secara digital, dan hasil pembacaan
ditampilkan pada LCD berupa arah dan jarak
pergeseran rayapan tanah dalam satuan
milimeter (mm).
3.1 Perancangan Perangkat Keras
Guna memudahkan dalam pembuatan
perangkat keras, maka dibuatlah skematik
rangkaian alat pengukur dan penentu arah
pergeseran tanah.
Gambar 3.2 Skematik rangkaian alat pengukur
dan penentu arah pergeseran tanah.
Skematik rangkaian pada Gambar 4.2
menunjukkan mikrokontroler ATmega16
sebagai
komponen
utama
yang
mengaturjalannya alat agar dapat berjalan
dengan baik dan optimal. Kontrol tersebut
berasal dari software yang telah disusun
menggunakan bahasa C yang kemudian
dimasukkan ke dalam mikrokontroler.
Besar tegangan analog yang keluar
dari Potensiometer Wirewoundmasuk ke Port
A.0 untuk diubah secara digital oleh ADC
(Analog to Digital Converter) dan diproses
dalam mikrokontroler, kemudian hasil dari
proses tersebut ditampilkan pada LCD
melalui Port C.2. Sedangkan tombol Set Nol
yang terhubung pada Port B.0 berfungsi
menyimpan pembacaan tegangan keluaran
sensor sebagai nilai acuan, sehingga kembali
ke titik awal pengukuran.
3.2 Perancangan Perangkat Lunak
Untuk membuat program yang sesuai
dengan tujuan penelitian, maka terlebih
dahulu dibuat rancangan program dalam suatu
flowchart dari program yang dibuat agar alat
pengukur dan penentu arah pergeseran tanah
menggunakan
sensor
Potensiometer
Wirewound dapat bekerja
berdasarkan
program yang telah dibuat.
START
Baca Tegangan
Sensor
Y
Tombol Set Nol
Simpan Sebagai
Nilai Acuan Baru
N
Hapus Nilai
Acuan Terdahulu
Bandingkan
Tegangan dengan
Nilai Acuan
Tampilkan Posisi
Awal
Y
Tegangan = Nilai Acuan
N
Tampilkan
Pergeseran 0
Y
Tegangan>Nilai Acuan
pengukuran, dan menghapus nilai acuan
sebelumnya. Namun bila tidak menekan
tombol Set Nol, nilai yang keluar dari sensor
saat itu langsung dibaca dan dibandingkan
dengan nilai acuan sebelumnya yang
tersimpan dalam memori mikrokontroler.
Saat nilai tegangan keluaran sensor sama
dengan nilai acuan, maka LCD menampilkan
jarak awal pergeseran pada posisi nol dalam
satuan milimeter (mm). Sedangkan bila
terdapat perubahan tegangan yang nilainya
lebih besar dari nilai acuan, maka LCD
menampilkan arah utara dan jarak pergeseran
dalam satuan milimeter (mm). Dan sebaliknya
bila terdapat perubahan tegangan yang
nilainya lebih kecil dari nilai tengah, maka
LCD menampilkan arah selatan dan jarak
pergeseran dalam satuan milimeter (mm).
4. Analisa dan Pembahasan
Setelah
dilakukan
penelitian
dan
perancangan, hasil akhir dari rancangan
ditunjukkan pada Gambar 4.1 :
Tampilkan Arah
UTARA
N
Tampilkan Besar
Pergeseran
Y
Tegangn<Nilai Acuan
Tampilkan Arah
SELATAN
N
Tampilkan Besar
Pergeseran
N
SELESAI
Y
END
Gambar 3.3 Flowchart perangkat lunak alat
pengukur dan penentu arah pergeseran tanah.
Dari flowchart yang ditunjukkan pada
Gambar 4.4, dapat dijelaskan bahwa ketika
tombol ON ditekan, alat melakukan
pembacaan tegangan analog keluaran sensor,
diolah secara digital, dan dibandingkan
dengan nilai acuan yang saat itu tersimpan
dalam memori mikrokontroler.
Bila tombol Set Nol ditekan, tegangan
analog yang keluar dari sensor mulai dibaca
mikrokontroler untuk diubah menjadi nilai
digital, disimpan sebagai nilai acuan titik awal
Gambar 4.1 Konstrukasi alat pengukur
dan penentu arah pergeseran tanah
Konstruksi yang ditunjukkan Gambar 5.2,
merupakan konstruksi dasar mekanik
pengukur dan penentu arah pergeseran tanah.
Dua buah roda masing – masing berdiameter
6 cm yang saling berseberangan diantara
lubang sejauh 15 cm, dihubungkan dengan
belt dimana salah 1 titik tengah roda
dihubungkan dengan tuas Potensiometer
Wirewound. Pada belt bagian bawah
tergantung sebuah tiang kayu setinggi 40 cm
dan ketebalan 1 cm untuk ditancapkan dalam
ke tanah pada konstruksi bagian bawah. Bila
rak digeser maju atau mundur, tiang yang ikut
terdorong akan menggerakkan belt untuk
memutar kedua roda dan Potensiometer
Wirewound. Sehingga dengan asumsi alat
yang sudah menyala, LCD telah dapat
menampikan arah dan jarak pengukuran
pergeseran tanah.
Tabel 4.2 Statistik hasil ukur jarak 60 mm di
Utara
4.1 Analisa Hasil Pengujian
Saat dilakukan pengujian pada alat
pengukur dan penentu arah pergeseran tanah
menggunakan Potensiometer Wirewound
dengan hasil pengukuran yang ditunjukkan
pada Tabel 4.1
Tabel.4.1 Hasil uji pengukuran
pergeseran tanah.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil ukur
jarak terkecil yang dapat dideteksi dan
ditampilkan LCD adalah 4 mm hingga 5 mm,
sehingga penulis menggunakan interval 5 mm
tiap pengambilan data pengukuran. Hal
tersebut dikarenakan faktor ADC yang
digunakan adalah ADC internal 10 bit dengan
resolusi 1024 pada mikrokontroler ATmega16.
Sedangkan untuk akurasi alat pengukur
dan penentu arah pergeseran tanah, dari Tabel
4.1 diambil sampel nilai jarak hasil ukur
pergeseran tanah, yaitu 60 mm di Utara,
dimana sampel tersebut diambil perolehan data
hasil ukur sebanyak 30 kali dan diambil nilai
rata – rata data tersebut untuk mengetahui
hasil persentase toleransi error pengukuran.
Hasil dari uji akurasi pengukur dan penentu
arah pergeseran tanah ditunjukkan pada Tabel
4.2.
Persentase toleransi error :
SS
S
x100% =
59,667  60
60
x100%  0,55%
Dari Tabel 4.2 yang disertai perhitungan
guna memperoleh persentase toleransi error,
terdapat selisih jarak pengukuran antara alat
ukur dan jarak pengukuran yang ditampilkan
LCD. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor
toleransi resistansi pada Potensiometer
Wirewound sebesar ±5 %.
Konstruksi mekanik dari rancang bangun
alat pengukur dan penentu arah pergeseran
tanah itu sendiri juga dapat menjadi faktor
keakuratan hasil ukur pengukuran pergeseran
tanah. Karena buatan tangan secara manual,
ada potensi ketidak presisian ukuran saat
proses pembuatan.
4.2 Implementasi Alat Pengukur dan
Penentu Arah Pergeseran Tanah
Menggunakan Sensor Potensiometer
Alat pengukur dan penentu arah
pergeseran tanah menggunakan sensor
potensiometer yang telah dibuat diharapkan
dapat diimplementasikan pada suatu lahan
yang akan dibangun daerah pemukiman dan
infrastruktur.
Meski terkonsentrasi pada pergeseran
tanah jenis rayapan, namun karena faktor
perbedaan kondisi dan struktur tanah di setiap
lahan, diperlukan pondasi pada konstruksi
yang sesuai dengan kondisi tanah pada area
pengukuran. Untuk itu perlu adanya kerja
sama dengan pakar dibidang geologi dan sipil.
Kemudian dengan adanya rekomendasi dari
pakar tersebut, daya tahan konstruksi pada
area pengukuran dapat terjamin, sehingga alat
pengukur dan penentu arah pergeseran tanah
menggunakan sensor potensiometer dapat
sepenuhnya diimplementasikan.
5. Kesimpulan
Setelah
dilakukan
pengujian
pada
penelitian “Rancang Bangun Alat Pengukur
dan Penentu Arah Pergeseran Tanah
Menggunakan Potensiometer”, disimpulkan
bahwa dengan menggunakan Potensiometer
Wirewound sebagai sensor yang berbasis pada
mikrokontroler ATmega16, dapat dihasilkan
alat yang mampu menentukan arah dan jarak
pergeseran tanah jenis rayapan dalam satuan
milimeter.
Melalui pengujian alat, terdapat hasil ukur
yang fluktuatif dan selisih nilai antara jarak
pengukuran pergeseran tanah dengan alat
ukur dan jarak pengukuran yang ditampilkan
LCD. Hal tersebut dikarenakan faktor nilai
toleransi resistansi yang dimiliki semua
komponen
terutama
Potensiometer
Wirewound sebagai sensor, resolusi ADC
yang digunakan, dan konstruksi alat.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
Perdana, Ryando, et al. Analisa Gerakan
Tanah, dalam Laporan Geologi Teknik.
Semarang : Universitas Diponegoro, 2013
Arzanto, Ferdiandi. Rancang Bangun
Sistem Monitoring Pergeseran Tanah
Melalui Jaringan Wi-Fi Menggunakan
Sensor
Extensometer.Semarang:
Universitas Diponegoro, 2010
[3]
Puika, Victorio Sudarmaji. Rancang
Bangun
Sistem
Pengukur
Sudut
Kemiringan Via SMS Dengan Media
Penyimpanan
Data
EEPROM
AT24C04.Semarang:
Universitas
Diponegoro, 2011
[4]
Vulkanologinal Survey of Indonesia. 2006.
Pengenalan
Gerakan
Tanah.
http://www.vsi.esdm.go.id.
Akses
17
Agustus 2014
[5]
D.C. William & D. Sharon .1982. Sensor &
Tranduser. Andi Offset: Yogyakarta
[6]
Bell, Ronald. 2011 What is a wirewound
potensiometer?.
http://www.ehow.com/about_6518544_wir
e_wound-potentiometer_.html. , akses 5
April 2014
[7]
Southern, Mike. 2011. Advantages of a
Wirewound
Potensiometer.
http://www.ehow.com/list_5963176_advant
ages-wire_wound-potentiometer.html,
akses 5 April 2014
[8]
Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman
Mikrokontroler
AVR
ATMEGA16
Menggunakan Bahasa C (Code Vision
AVR). Bandung: Informatika.
[9]
Judin,
Kardono.
2011.
ADC
ATMEGA8535.
http://koloniaksara.wordpress.com/2011/08
/12/adc-atmega85355/. Akses 1 Oktober
2014
[10] Darmaliputra,
Albert. 2011. Belajar
Instrumentasi – Error Pengukuran.
https://www.scribd.com/doc/50770662/Bel
ajar-Instrumentasi-Error-Pengukuran.
Akses 1 Oktober 2014
Download