BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Inquiry a. Pengertian Inquiry Secara bahasa, inquiry berasal dari kata inqury yang merupakan kata dalam bahasa inggris yang berarti; penyelidikan/meminta keterangan;terjemahan bebas untuk konsep ini adalah “peserta didik diminta untuk mencari dan menemukan sendiri”. Dalam konteks penggunaan inquiry sebagai metode belajar mengajar, peserta didik dditempatkan sebagai subyek pembelajaran, yang berarti bahwa peserta didik memilii andil besar dalam menentukan suasana dan model pembelajaran.1 Pembelajaran inquiry dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.2 Pembelajaran berbasis Inquiry merupakan metode pembelajaran yang member rang sebebas-bebasnya bagi peserta didik untuk menemukan gairah dan cara belajarnya 1 2 Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis….. hal 7 Hamruni, Strategi Pembelajaran,(Yogyakarta: Insan Madani, 2012), hal. 88 1 2 masing-masing.peserta didik dikembangkan untuk menjadi pembelajar yang kreatif dan produktif.3 Proses belajar mengajar menggunakan metode ini tidak memberikan celah kepada peserta didik untuk melakukan D3 yaitu dating, duduk, diam. Tetapi peserta didik harus diberi ruang untuk menyerap, mengerti, dan merespons setiap bagian dari materi yang disampaikan.4 Inquiry merupakan yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan peserta didik lain.10 Ada beberapa perdebatan mengenai pengertian pendekatan inquiry, strategi inquiry dan metode inquiry. a) Orang yang menggunakan istilah pendekatan inquiry dalam tindakan pembelajarannya berarti memulai tindakan tersebut dari pemikiran atau paradigma teori yang menggambarkan pendekatan inquiry. b) Orang yang menggunakan istilah strategi inquiry dalam tindakan 3 4 Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis,,,. Hal 12 Ibid,,,,,. Hal 8 3 pembelajarannya berarti memulai tindakan tersebut dari perencanaan tindakan yang perlu dilaksanakan berdasarkan paradigma teori yang membahas inquiry. c) Orang yang menggunakan istilah metode inquiry dalam tindakan pembelajarannya berarti memulai tindakan dengan menyusun langkah-langkah sistematis untuk pelaksanaan pembelajaran. Guru tidak perlu disibukkan oleh perbedaan istilah tersebut dalam menyusun perencanaan pembelajaran untuk tindakan kelas. Yang lebih penting bagi guru adalah memikirkan, memilih, merencanakan, dan mengimplementasikan secara benar, logis, dan sistematis aktivitas pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.5 b. Ciri-ciri Inquiry Dalam inquiry mempunyai Ciri-ciri antara lain6: 1. Pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inquiry menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan 5 Imam Suyitno, Memahami Tindakan Pembelajaran: Cara Mudah dalam Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), hal. 15-16 6 Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis ,,,,.hal 13 4 guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. 2. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran inquiry menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivatorbelajar peserta didik. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan peserta didik. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inquiry 3. Tujuan dari pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inquiry peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya untukmengembangkan kemampuan intelektualnya sebagai bagian dari proses mental. 5 Penekanan utama dalam proses belajar berbasis inquiry terletak pada kemampuan peserta didik untuk memahami, kemudian mengientifikasi dengan cermat dan teliti, lalu diakhiri dengan memberikan jawaban atau solusi atas permasalahan yang tersaji. Pembelajaran berbasis inquiry bertujuan untuk mendorong peserta didik semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi. Dengan imajinasi, peserta didik dibimbing untuk menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum pernah ada sebelumnya.7 c. Prinsip-Prinsip Inquiry Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika memutuskan untuk menggunakan pembelajarab berbasis inquiry dalam sebuah proses pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam inquiry antara lain :8 1. Berorientasi pada pengembangan intelektual Pembelajaran inquiry ini berorientasi pada hasil belajar dan berorientasi pada proses belajar. Karena itu , kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran inquiry tidak ditentukan oleh sejauh mana peserta didik menguasai pelajaran, tetapi sejauh mana 7 8 Khoirul Anam,Pembelajaran Berbasis,,, hal 9 Ibid,,,, hal 20-22 6 peserta didik dapat menemukan sesuatu dengan proses berpikir 2. Prinsip interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antar peserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru, bahkan interaksi lingkungan. Berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur itu sendiri. 3. Prinsip bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran inquiry adalah guru sebagai penanya. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu hanya bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian peserta didik, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji. 4. Prinsip belajar untuk berfikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung menggunakan otak kiri dengan memaksa anak untuk berfikir logi 7 dan rasional, akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu , belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh peggerakan otak kanan 5. Prinsip keterbukaan Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan, yakni dengan prinsip: segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenaranya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. Berdasarkan penjelasan prinsip-prinsip diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menerapkan Pembelajaran Berbasis inquiry perlu memperhatikan prinsip-prinsip. Sehingga dalam pembelajaran menggunakan Pembelajaran Berbasis inquiry dapat melatih sisiwa untuk berfikir dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. d. Langkah-Langkah Pembelajaran Inquiry Dalam melaksanakan pembelajaran inquiry ada beberapa tahapan- 8 tahapan yang harus dilalui. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran inquiry menurut Wina Sanjaya (2012:201) antara lain:9 1. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran 2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah itu tentu ada jawabanya, dan peserta didik didorong untuk mencari jawaban yang tepat 3. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenaranya. 4. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang dilakukan. Peran 9 Mashudi, et. all.,Desain Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Kontruktivisme, (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press. 2013) hal 128 9 guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan. 5. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. 6. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasar hasil pengujian hipotesis. e. Macam-Macam Inquiry Beberapa macam pembelajaran inquiry yang dikemukakan oleh sund and trowbridge diantaranya:10 1. Guide Inquiry Pembelajaran pembelajaran inkuri inquiry terbimbing yang dalam yaitu suatu pelaksanaanya model guru menyediakan bimbingan atau petunjuk kepada peserta didik. Sebagian perencanaanyadibuat oleh guru, peserta didik tidak merumuskan suatu masalah. Dalam pembelajaran inquiry terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Guru harus memberikan pengarahan 10 Mashudi, et. all.,Desain Model….., hal 125 10 dan bimbingan kepada peserta didik dalam melakukan kegiatankegiatan sehingga peserta didik yang berfikir lambat atau peserta didik yang berintelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatankegiatan yang sedang dilaksanakan dan peserta didik yang pandai tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan mengelola kelas yang bagus. Inquiry terbimbing biasanya digunakan terutama bagi peserta didik yang belum berpengalaman belajar dengan pembelajaran inquiry. Pada tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar peserta didik menemmukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang disodorkan oleh guru. 2. Modified Inquiry Pembelajaran inquiry model ini memiliki ciri yaitu guru hanya memberikan permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Disamping itu, guru merupakan narasumber yang tugasnya hanya memberikan bantuan yang diperlukan kegagalan dalam memecahkan masalah untuk menghindari 11 3. Free Inquiry Peserta didik harus mengidentifikasi dan merumuskan macam masalah yang dipelajari dan dipecahkan. 4. Inquiry Role Aproach Pembelajaran inquiry pendekatan peranan ini melibatkan peserta didik dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat untuk memecahkan masalah yang diberikan. Masingmasing anggota memegang peranan yang berbeda, yaitu sebagai koordinator tim, penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator proses. 5. Invitation Into Inquiry Inquiry jenis ini peserta didik dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dengan cara-cara seperti para ilmuan. Suatu undangan (invitation) memberikan suatu problem atau masalah kepada peserta didik. Dalam pemecahan masalah nanti peserta didik menggunakan prosedur layknya para ilmuan 6. Pictorial Riddle Pada model ini merupakan metode mengajar yang dapat mengembangkan motivasi dan minat peserta didik.dalam diskusi kelompok kecil atau besar. Gambar peragaan atau situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif peserta didik. Biasanya suatu riddle berupa 12 gambar di papan tulis, poster, atau diproyeksikan dari suatu transparasi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu. 7. Synetics lesson Pada jenis ini memusatkan keterlibatan peserta didik untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreatifitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu peserta didik dalam berfikir untuk memandang suatu masalah sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif. 8. Value Clarification Pada model pembelajaran inquiry jenis ini peserta didik lebih difokuskan pada pemberian kejelasan tentang suatu tata aturan atau nilai-nilai pada suato proses pembelajaran f. Keunggulan Inquiry Pembelajaran berbasis inquiry merupakan pembelajaran yang memberi ruang sebebas-bebasnya bagi peserta didik untuk menemukan gairah dan cara belajarnya masing-masing. Peserta didik tidak lagi dipaksa untuk belajar dengan gaya atau cara tertentu, mereka dikembangkan untuk menjadi pembelajar yang kreatif dan produktif.11 11 Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis,,,,,. Hal 12 13 Adapun inquiry ini memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:12 1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide- ide lebih baik. 2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. 3) Mendorong peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka. 4) Mendorong peserta didik untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri. 5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. 6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8) Memberi kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri. 9) Peserta didik dapat menghindari cara-cara belajar tradisional. 10) Dapat memberikan waktu pada peserta didik secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengkomodasi informasi. 12 Roestiyah N.K, Strategi Belajar ,,,,,.hal. 76-77 14 g. Kelemahan Inquiry Inquiry mempunyai kelamahan antara lain:13 1. Pembelajaran dengan inquiry memerlukan kecerdasan peserta didik yang tinggi. 2. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar peserta didik yang menerima informasi dari guru apa adanya 3. Guru diuntut mengubah kebiasaan cara belajar peserta didik yang menerima informasi dari guru apa adanya 4. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing peserta didik dalam belajar 5. Karena dilakukan secara kelompok, kemungkinan ada anggota yang kurang aktif 6. Cara belajar peserta didik menuntut bimbingan guru yang lebih baik 7. Untuk kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak akan sangat merepotkan guru 8. Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang mendukung 13 Aris Shoimin, Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2014,(Yogyakarta:Ar-Ruzz Media,2014) Hal 87 15 9. Pembelajaran akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas Dari kelemahan Inquiry diatas, sebagai guru harus dapat mendesain pembelajaran agar lebih menarik peserta didik dan memotivasi peserta didik yang kurang aktif agar lebih aktif dalam pembelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan tujuan yang diinginkan. 2. Kajian Belajar Dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.14 Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.15 Menurut pengertian secara psokologis belajar merupakan suatu proses perubaha yaitu perubahan didalam perilaku sebagai hasil 14 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007) hal. 27 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal 20 15 16 interaksi dengan lingkunganya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : “ belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya”.16 Ada beberapa pengertian belajar menurut para ahli antara lain:17 a) Robert M. Gagne, mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja). b) Menurut Sunaryo, belajar merupakan suatu kegiatan di mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku yang positif, artinya mencari kesempurnaan hidup. 16 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar. (Jakarta: PT Rineka Cipta,2004), hal. 128 17 Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:PT Rineka Cipta,2003) hal 8 17 c) Menurut James L. Mursell mengemukakan belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri.18 d) Menurut B. F. Skinner belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. e) Pendapat yang lebih modern ialah yang menganggap belajar sebagai a change in behavior atau perubahan kelakuan, seperti belajar apabila ia dapat melakukan sesuatu yang tak dapat dilakukannya sebelum ia belajar, atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi suatu situasi daripada sebelum itu.19 Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk menciptakan perubahan dalam dirinya, baik dari segi pengetahuan, tingkah laku, kemampuan seseorang untuk menjadikannya lebih baik yang semua itu diperoleh dari pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu system yang bertujuan untuk membantu 18 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 13 19 Tabrani Rusyan, et. all., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remadja Karya, 1989), hal. 9 18 proses belajar siswa, dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal.dalam pembelajaran di SD/MI harus juga memperhatikan karakteristik peserta didik. Dalam pembelajaran guru harus pintar membuat suatu pembelajaran yang sesuai degan karakter peserta didik di SD/MI. Karakteristik anak usia SD/MI antara lain:20 1. Senang bermain Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk kelas rendah 2. Senang bergerak Seorag guru harus pintar-pintar mengatur suatu pembelajaran agar peserta didik tidak bosan karena hanya duduk saja. 3. Anak senang bekerja dalam kelompok Anak usia SD/MI sangat senang bila dalam pembelajaranya dibuat berkelompok. Seorang guru harus merancang suatu pembelajaran dengan baik agar peserta didik mampu memahami materi pembelajaran dengan baik 4. 20 Senang memperagakan secara langsung Slameto, Belajar dan ,,,,,. Hal 45 19 Bagi anak SD/MI penjelasan guru tentang materi pembelajaran akan lebih dipahami peserta didik jika peserta didik memperagakan sencara langsung b. Hasil belajar Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseoranghmenguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil bekajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukanya suatu aktivitas atau suatu proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.21 Dalam kamus umum bahasa Indonesia dijelaskan hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha (pikiran, tanam-tanaman, sawah, ladang, hutan, dan sebagainya). Sedangkan belajar adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapatkan suatu kepandaian Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok, yaitu adanya perubahan tingkah laku, sifat perubahan relatif permanen, dan perubahan tersebut disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan. Uraian diatas dapat dipahami bahwa pengertian dari hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya akibat dari belajar. Hasil belajar yang 21 Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan.(Yogyakarta: Puataka pelajar,2008,) hlm 44 20 dicapai oleh peserta didik sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya. 22 Gegne mengemukakan lima kategori hasil belajar yaitu:23 1) Informasi verbal (verbal information) yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memberikan tanggapan khusus terhadap stimulus yang relatif khusus. Contoh menyebutkan pengertian koperasi, menuliskan nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia. 2) keterampilan intelektual (intellectual skills) yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk melakukan kegiatan kognitif yang unik. Contoh mampu menerapkan rumus dalam menghitung luas segitiga. 3) Strategi kognitif (cognitive strategies) yaitu yang mengacu pada kemampuan mengontrol proses internal yang dilakukan oleh individu dalam memilih dan memodifikasi cara berkonsentrasi, belajar, mengingat, dan berfikir. 4) Sikap (attitudes) yaitu sikap yang mengacu pada kecenderungan untuk membuat pilihan atau keputusan untuk bertindak sesuai dengan sistem nilai yang diyakininya. Contoh 22 Purwanto, Metodologi Penelitian ….,hal 78 Asep Herry Hernawan,dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: UT,2011) hlm 10 23 21 sikap dapat bekerja sama, sikap kritis dan pendapat orang lain. 5) Keterampilan motorik adalah mengacu pada kemampuan melakukan yang gerak direfleksikan atau yindakan melalui kehalusan. Contoh yang kecepatan, terorganisasi kekuatan, dan mengukur tinggi badan dan memukul bola pada permainan kasti Dengan memperhatikan disimpulkan bahwa hasil berbagai belajar adalah teori di atas perubahan dapat perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena tercapainya penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. c. Tujuan Belajar Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Secara umum tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap atau mental nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar yang maksimal akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik baik berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.24 24 Sardiman, Interaksi dan Motivasi ..., hal. 28 22 Berdasarkan pengertian diatas tujuan belajar yaitu untuk menghasilkan perilaku yang dikehendaki, dari perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik, dan dengan belajar seseorang akan memperoleh kecakapan dalam hidup. d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Dalam suatu pembelajaran ada hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Hal-hal tersebut harus diketahui oleh guru agar dapat mencapai yujuan pembelajaran sesuai yang diinginkan. Guru harus memahami beberapa faktor yang dapt mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap hasil belajar. Faktor-faktor tersebut antara lain:25 1) Faktor peserta didik yang meliputi kapasitas dasar, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan, dan lain-lain. 2) Faktor sarana dan prasarana, baik yang terkait dengan kualitas, kelengkapan maupun penggunaannya, seperti guru, metode dan teknik, media, bahan dan sumber belajar, program dan lain-lain. 3) Faktor lingkungan, baik fisik, sosial maupun kultur, dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Kultur masyarakat 25 ZainalArifin, Evaluasi RemajaRosdakarya,2011) hal 299 Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur.(Bandung:PT 23 setempat, hubungan antarinsani masyarakat setempat, kondidi fisik lingkungan, hubungan antara peserta didik dengan keluarga merupakan kondisi lingkungan yang akan mempengaruhi proses dan hasil belajar untuk pencapaian tujuan pembelajaran. 4) Faktor hasil belajar yang merujuk pada rumusan normatif harus menjadi milik peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran. Hasil belajar ini perlu perlu dijabarkan dalam rumusan yang lebih operasional, baik yang menggambarkan aspek kognitif, afektif amaupun psikomotor sehingga mudah untuk melakukan evaluasinya. dari uraian diatas dpat diketahui bahwa keberhasilan peserta didik dalam suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar. Dengan hasil belajar guru bisa melihat apakah peserta didik dapat memahami materi pembelajaran atau tidak. e. Tipe Hasil Belajar sebagai Objek Penilaian Dari sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling 24 banyak dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran.26 1. Ranah Kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. a) tipe hasil belajar pengetahuan Pengetahuan mencakup beberapa hal baik khusus maupun umum, hal-hal yang bersifat aktual disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti metode, proses, struktur, batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus dll. Ciri utama taraf ini adalah ingatan. Untuk memperoleh dan menguasai pengetahuan dengan baik, peserta didik perlu mengingat dan menghafal. Tipe hasil belajar ini berada pada taraf yang paling rendah jika dibandigkan dengan tipe hasil belajar lainnya. Meskipun demikian, tipe hasil belajar ini merupakan prasyarat untuk 26 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 22 25 menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lain yang lebih tinggi. b) Tipe Hasil Belajar Pemahaman Pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari pengetahuan yang sekedar bersifat hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna dari suatu konsep, diperlukan adanya hubungan antara konsep dan makna yang ada di dalamnya. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya. c) Tipe Hasil Belajar Aplikasi Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan abstraksi dalam situasi konkret atau situasi khusus. Abstraki dapat berupa ide, teori, prinsip, prosedur, konsep, rumus dan hukum. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Jadi dalam aplikasi harus ada konsep, teori, hokum, rumus, dsb. Aplikasi bukan keterampilan motorik tapi lebih banyak keterampilan mental. d) Tipe Hasil Belajar Analisis Analisis adalah kesanggupan mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian 26 yang mempunyai arti, sehingga hirarkinya menjadi jelas. Analisis merupakan memanfaatkan tipe hasil kecakapan dari belajar kompleks, ketiga tipe yang sebelumnya. Kemampuan menalar pada hakikatnya mengandung unsur analisis. Dengan memiliki kemampuan analisis, seseorang akan dapat mengkreasi sesuatu yang baru. 2. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila sesorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Sekalipun bahan pelajaran berisi ranah kognitif, ranah afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tsb, dan harus tampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.27 3) Ranah Psikomotor Hasil 27 belajar Nana Sudjana, Penilaian Hasil…., hal 30 psikomotoris tampak dalam bentuk 27 keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tinkatan keterampilan, yakni: a) Gerakan refleks (keterampilan gerakan yang tidak sadar) b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar c) Kemampuan pada perceptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dll d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non- decursive seperti ekspresif dan interpretatif.28 f. Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi hasil belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar peserta didik setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. Evaluasi hasil belajar bertujuan untuk mengetahui tercapai tidaknya kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan kompetensi dasar ini dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar oleh peserta didik, baik 28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil …., hal 31 28 yang menyangkut aspek intelektual, sosial, emosional, spiritual, proses, dan hasil belajar.29 Hasil belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar. Evaluasi hasil belajar dapat diambil dari tes hasil belajar. Tes hasil belajar mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh peserta didik, penguasaan hasil belajar mencerminkan perubahan perilaku yang dicapai peserta didik setelah mengikuti proses belajar.30 3. Kajian Tentang IPA a. Hakikat Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA hukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dalam kehidupan seharihari. 29 Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Sertifikasi Guru. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 377 30 Purwanto, Evaluasi Hasil …, hal. 47 29 IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Pada hakikatnya peserta didik-siswi memiliki ketakjuban dan pandangan yang luar biasa terhadap dunia mereka. Mereka memiliki mngeksplorasi keingintahuan lingkungan alami mereka. dan Mereka cenderung belajar suka melalui pengalaman langsung dengan objek-objek dengan menggunakan semua inderanya.31 Ada 7 karakteristik dalam pembelajaran IPA yang efektif, antara lain sebagai berikut :32 1. Mampu memfasilitasi keingintahuan peserta didik-siswi. 2. Memberi kesempatan untuk menyajikan dan mengkomunikasikan pengalaman dan pemahaman tentang IPA. 3. Menyediakan wahana untuk unjuk kemampuan. 4. Menyediakan pilihan-pilihan aktivitas. 5. Menyediakan aktivitas untuk bereksperimen. 6. Menyediakan kesempatan untuk mengeksplorasi alam sekitar. 7. Memberi kesempatan berdiskusi tentang hasil pengamatan. 31 32 Sunaryo, et. all., Modul Pembelajaran Inklusif Gender, (Jakarta: LAPIS), hal. 537 Ibid., hal. 538 30 b. Pengertian IPA IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Kata Sains berasal dari kata Latin scientia yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa Inggris kata scientia mula-mula berarti pengetahuan, tetapi lama kelamaan bila orang berkata tentang Sains, maka pada umumnya yang dimaksud ialah apa yang dulu disebut natural sciences. Natural sciences dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam atau dengan singkat sekarang biasa dikenal dengan sebutan IPA.33 IPA merupakan ulmu pengetahuan yang mempelajari gejala yang ada di alam. Selai itu IPA juga mempelajari gejala-gejala yang terjadi pada suatu mahluk hidup Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan. c. Nilai IPA dalam Pendidikan IPA mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan umum. IPA akan kita lihat dari sudut lain, yaitu sebagai alat pendidikan. Secara singkat, nilai-nilai yang dapat ditanamkan dalam pendidikan IPA adalah : 33 Sukarno, et. all., Dasar-dasar……, hal 1 31 a. Kecakapan berpikir dan bekerja menurut langkah-langkah yang teratur. b. Terampil mengadakan pengamatan dan penggunaan alat-alat eksperimentasi. c. Memiliki sikap ilmiah, antara lain : 1) berprasangka dalam mengambil keputusan. Sanggup menerima gagasan- gagasan dan saran-saran baru (toleran). 2) Sanggup mengubah kesimpulan dari hasil eksperimennya bila ada bukti-bukti yang meyakinkan benar. 3) Bebas ketakhayulan. 4) Dapat membedakan antara fakta dan opini. 5) Membuat perencanaan tiliti sebelum bertindak. 6) Teliti, hati-hati, dan saksama dalam bertindak. 7) Ingin tahu apa, bagaimana dan mengapa demikian ? 8) Menghargai pendapat dan penemuan para ahli Sains. 9) Menghargai baik isi maupun metode Sains.34 d. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi disebutkan bahwa mata pelajaran IPA di sekolah dasar dan madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat IPA dalam kehidupan 34 Sukarno, et. all., Dasar-Dasar …, hal. 21 32 sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah, serta bertujuan : 1. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan teknologi. 3. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 4. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 5. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 6. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Pembelajaran Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut : 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 33 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningaktkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.35 e. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA Ruang lingkup mata pelajaran IPA di SD/MI menurut KBK tahun 2004 (cikal bakal kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) meliputi dua dimensi, yaitu :36 1. Ruang lingkup kerja ilmiah a. Penyelidikan /penelitian Pada penyelidikan ini pengembangan kemampuan peserta didik untuk menggali pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan produk teknologi melalui refleksi dan analisis 35 36 Sunaryo, et. all., Modul Pembelajaran …, hal. 538 Ibid., hal. 545 34 untuk merencanakan, menafsirkan data, mengumpulkan, menkomunikasikan mengolah dan kesimpulan, serta menilai rencana prosedur dan hasilnya. b. Berkomunikasi ilmiah Pada hal ini Pengembangan kemampuan peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan ilmiah hasil temuannya sangat membutuhkan kemampuan dan kajiannya kepada berbagai kelompok sasaran untuk berbagai tujuan agar semua yang disampaikan dapat dipahami. c. Pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah Pada pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah ini peserta didik harus mampu berkreasi dengan baik dan kemampuan memecahkan masalah serta membuat keputusan dengan menggunakan metode ilmiah. d. Sikap dan nilai Ilmiah Pengembangan sikap ingin tahu peserta didik tidak percaya tahayul, jujur dalam menyajikan data faktual, terbuka pada pikiran dan gagasan baru, kreatif dalam menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan, tekun dan teliti. Dalam hal ini peserta didik harus mempuanyai sikap seperti para ilmuan, yang mempunyai sifat ingin tahu sangat tinggi. 35 2. Ruang lingkup pemahaman konsep dan penerapannya mencakup :37 a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan. b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunannya meliputi : cair, padat dan gas. c. Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. d. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. e. Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat merupakan penerapan konsep IPA dan saling keterkaitan dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui perbuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat. 4. Penerapan Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Seorang guru dalam proses pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal yaitu karakter mata pelajaran, karakter peserta didik, dan fasilitas kelas. Selain itu seorang guru dalam proses pembelajaran harus bisa membuat suasana belajar yang menarik dan interaktif, sehingga hasil belajar akan menigkat. Slah satu hal yang bisa dilakukan guru untuk 37 Sunaryo, et. all., Modul Pembelajaran …, hal. 546 36 meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan menerapkan pembelajaran berbasis inquiry. Dengan pembelajaran berbasis inquiry peserta didik akan lebih tertari dan aktif dalam proses pembelajaran. Hal itu karena pembelajaran inquiry merupakan suatu cara yang bisa menciptakan lingkungan belajar secara alamiah dengan mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata. IPA merupakan sutau mata pelajaran yang didalamnya terdapat kumpulan teori yang sistematis. Mengingat luasnya kawasan kajian IPA berdasar ragam objek, ragam tingkat organisasi, dan ragam tema persoalannya, maka dalam penerapan pembelajaran peserta didik untuk menguasai IPA bukan pada banyaknya konsep yang harus dihafal, tetapi lebih kepada bagaimana agar peserta didik berlatih menemukan konsep-konsep IPA melalui pembelajaran berbasis ilmiah dan sikap ilmiah. Selain itu, peserta didik diharapkan dapat melakukan kerja ilmiah, termasuk dalam hal meningkatkan kreatifitas dan mengapresiasi nilai-nilai.38 Mata pelajaran IPA pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya merupakan salah satu pokok bahasan yang diajarkan di kelas V semester dua. Dalam pembelajaran ini pokok bahasan tersebut diajarkan dengan menerapkan pembelajaran berbasis 38 inquiry. Materi sifat-sifat cahaya Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. (Yogyakarta: Diva Press, 2013), hal. 217 37 merupakan materi yang berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, dengan menerapkan pembelajaran berbasis inquiry diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan. Dalam penerapan pembelajaran berbasis inquiry pada pembelajaran IPA, guru harus mempersiapkan materi yang akan diajarkan dan media/alat terlebih dahulu. Dalam pembelajaran di kelas peserta didik bertindak sebagai subjek yang bertindak aktif. Dalam proses belajar dilakukan dengan pengamatan atau eksperimen, namun bisa juga dilakukan dengan menemukan jawaban dari soal atau permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam menerapkan pembelajaran berbasis inquiry saat belajar peserta didik tidak secara langsung menerima materi yang disampaikan guru, tetapi melalui proses mencari dan menemukan sendiri. Pembelajaran materi gerak benda dengan menerapkan pembelajaran berbasis inquiry dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Tabel 2.1 Penerapan pembelajaran berbasis inquiry dalam pembelajaran IPA Kegiatan Guru Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Peserta didik Peserta didik memperhatikan yang disampaikan oleh guru. Bersambung……. apa 38 Lanjutan tabel 2.1…… Guru memberikan pertanyaan yang mengarahkan kepada peserta didik untuk menyampaikan pengalaman yang telah dimiliki terkait sifat-sifat cahaya. Guru membagi peserta didik beberapa kelompok. Peserta didik memperhatikan apa yang disampaikan dan menyampaikan pendapatnya terhadap pertanyaan atau permasalahan yang diberikan oleh guru. menjadi Peserta didik berkelompok sesuai pembagian kelompok. Guru membagikan lembar kerja kelompok Peserta didik dalam kelompok atau lembar observasi dan media/alat yang menerima digunakan dalam proses pengamatan. lembar kerja dan alat-alat untuk melakukan percobaan. Guru meminta kelompok untuk berdiskusi, Peserta didik melakukan percobaan melakukan hipotesis, kemudian melakukan dengan percobaan yang kemudian hasilnya di tulis sangat antusias dan membuat laporan pada lembar observasi. kelompok dengan mngerjakan lembar kerja kelompok. Guru meminta setiap kelompok untuk maju ke depan dengan menyajikan hasil observasinya atau hasil temuannya ke depan kelas. Peserta didik menyajikan hasil kerja kelompok dengan mempresantisakannya ke depan kelas. B. Penelitian Terdahulu 1. Mifa Laili Azizah dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaram Kontekstual Berbasis Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Peserta Didik Kelas III di MI Sugihan Kampak Trenggalek Tahun Ajaran 2011/2012” dalam skiripsi tersebut telah disimpulkan bahwa pembelajaran IPA menggunakan Inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar peserta didik kelas III pada materi kegunaan panas dan cahaya matahari meningkat setelah penerapan pembelajaran Inquiry. Juga 39 dilihat dari hasil tes sebelum tindakan sampai akhir tindakan. Nilai yang diperoleh peserta didik kemudian dihitung rata-rata kelasnya dan didaptkan hasil sebagai berikut: pada siklus 1 dan 2, rata-rata yang diperoleh 68,9%, meningkat dari sebelum diberi tindakan hanya 53,28 Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh adalah 72,3. Sedangkan pada sikus III nilai rata-rata yang diperoleh adalah 85,67. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar sains peserta didik kelas III di MI Sugihan Kampak Trenggalek Tahun Ajaran 2011/2012.39 2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Melinda Olifia Sahara dengan judul Penggunaan Metode Inquiry untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Sifat-sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Peserta didik Kelas V Di SD Temayang Kecamatan Kerek Tuban yang menyimpulkan bahwa: Penerapan metode pembelajaran Inquiry terbukti adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik baik individu ataupun kelompok dan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. Prestasi belajar peserta didik juga mengalami peningkatan hal ini ditunjukkandengan pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) seluruh peserta didik. KKM yang ditentukan oleh sekolahan yaitu 39 Mifa Laili Azizah, Penerapan Model Pembelajaram Kontekstual Berbasis Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Peserta Didik Kelas III di MI Sugihan Kampak Trenggalek Tahun Ajaran 20011/2012, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2011) 40 70. Nilai rata-rata pre test 52,5 setelah diterapkan metode Inquiry meningkat menjadi 88,27. Nilai rata-rata siklus 1 pertemuan 1 mencapai 56,4 dan pada waktu pertemuan ke II masih rendah mencapai 64,5 dan pada waktu siklus II pertemuan rata-rata pertemuan 1 rata-rata sudah membaik yaitu 75 dan pada waktu pertemuan II nilai rata-rata mencapai 80.40 3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saadatur Rofiqoh dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode Inquiry dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Peserta didik Kelas V di MI Assyafi’iyah Pikatan Wonodadi Blitar”. Dalam skripsi tersebut telah disimpulkan bahwa pembelajaran IPA menggunakan metode Inquiry dapat meningkatkan prestasi peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar peserta didik kelas V pada materi bumi dan alam semesta meningkat setelah penerapan metode Inquiry. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes sebelum tindakan sampai akhir tindakan hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata pre test 61,9. Pada siklus I prestasi belajar peserta didik mengalami peningkatan, nilainya 73,8 ini menunjukkan hampir mendekati nilai ketuntasan yang diharapkan. Pada siklus ke II prestasi belajar peserta didik mengalami peningkatan yang baik dan menunjukkan 40 sudah 79,4. mencapai kriteria, ketuntasan, nilai rata-ratanya Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Melinda Olifia Sahara, Penggunaan Metode Inquiry untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Sifat-sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Di SDN Temayang Kecamatan Kerek Tuban. (Tuban: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2012), 41 meningkatkan prestasi belajar IPA peserta didik kelas V di MI Assafi’iyah Pikatan Wonodadi Blitar.41 Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Nama peneliti dan judul penelitian Persamaan Mifa Lail Azizah : 1. Sama-sama menerapkan Penerapan Model metode inqury. Pembelajaran Kontekstual 2. Mata pelajaran yang Berbasis Inquiry untuk diteliti sama. Meningkatkan Hasil . Belajar Sains Peserta Didik Kelas III di MI Sugihan Kampak Trenggalek Tahun Ajaran 2011/2012. Melinda Olifia Sahara : Penggunaan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Sifatsifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Peserta didik Kelas V SDN Temayang Kerek Tuban Saadatur Rofiqoh : Penerapan Metode Inquiry Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Peserta didik Kelas V Di MI Assyafi’iyah Pikatan Wonodadi Blitar. 41 1. Tujuan yang hendak dicapai untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. 2. Sama-sama menerapkanmetode inquiy, 3. Mata pelajaran yang diteliti sama 1. Sama-sama menerapkan metode inquiy 2. Tujuan yang hendak dicapai untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. 3. Mata pelajaran yang diteliti sama, Perbedaan 1. Subyek dan lokasi penelitian berbeda. 2. Tujuan yang hendak dicapai berbeda. 3. Dilengkapi dengan kajian tentang pembelajaran kontekstual. 4. Materi untuk penelitian tidak sama 1. Subyek dan lokasi yang digunakan penelitian berbeda. 2. Materi penelitian tidak sama. 1. Subyek dan lokasi penelitian berbeda. 2. Dilengkapi dengan kajian pembelajaran kontekstual. 3. Materi pebelitian tidak sama. Saadatur Rofiqoh, Penerapan Metode Inquiry untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Energi Panas Siswa Kelas IV di MI Darussalam Pikatan Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2012/2013, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2012) 42 C. Paradigma Pemikiran Pembelajaran IPA Hasil Belajar Hasil Awal Pembelajaran Berbasis Inkuiri Meningkat Rendah Pembelajaran IPA di MI Darussalam Pikatan II Wonodadi Blitar kurang maksimal dan peserta didik sebagian besar nilainya dibawah kKKM. Dengan adanya pembelajaran berbasis inquiry diharapkan dapat memberikan perubahan yang signifikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran Berbasisi inquiry berpusat pada 43 peserta didik agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuanya sendiri dengan guru sebagia motivator dan fasilitator. Pembelajaran Berbasisi inquiry menciptakan peserta didik untuk belajarsecara aktif dan senang. Selain itu peserta didik akan lebih memahami mata pelajaran IPA degan baik. Sehingga hasil belajar peserta didik akan meningkat dan sesuai dengan harapan guru.