BAB II KAJIAN PUSTAKA

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kajian Tentang Inquiry
a. Pengertian Inquiry
Secara bahasa, inquiry berasal dari kata inqury yang
merupakan
kata
dalam
bahasa
inggris
yang
berarti;
penyelidikan/meminta keterangan;terjemahan bebas untuk konsep ini
adalah “peserta didik diminta untuk mencari dan menemukan sendiri”.
Dalam konteks penggunaan inquiry sebagai metode belajar mengajar,
peserta didik dditempatkan sebagai subyek pembelajaran, yang berarti
bahwa peserta didik memilii andil besar dalam menentukan suasana
dan model pembelajaran.1
Pembelajaran inquiry dapat didefinisikan sebagai rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan.2 Pembelajaran berbasis Inquiry
merupakan metode pembelajaran yang member rang sebebas-bebasnya
bagi peserta didik untuk menemukan gairah dan cara belajarnya
1
2
Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis….. hal 7
Hamruni, Strategi Pembelajaran,(Yogyakarta: Insan Madani, 2012), hal. 88
1
2
masing-masing.peserta didik dikembangkan untuk menjadi pembelajar
yang kreatif dan produktif.3
Proses belajar mengajar menggunakan metode ini tidak
memberikan celah kepada peserta didik untuk melakukan D3 yaitu
dating, duduk, diam. Tetapi peserta didik harus diberi ruang untuk
menyerap, mengerti, dan merespons setiap bagian dari materi yang
disampaikan.4
Inquiry merupakan yang mempersiapkan peserta didik pada
situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat
apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan,
dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan
yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukan peserta didik lain.10
Ada beberapa perdebatan mengenai pengertian pendekatan
inquiry, strategi inquiry dan metode inquiry.
a) Orang
yang
menggunakan
istilah
pendekatan
inquiry
dalam tindakan pembelajarannya berarti memulai tindakan
tersebut
dari
pemikiran
atau
paradigma
teori
yang
menggambarkan pendekatan inquiry.
b) Orang yang menggunakan istilah strategi inquiry dalam tindakan
3
4
Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis,,,. Hal 12
Ibid,,,,,. Hal 8
3
pembelajarannya
berarti
memulai
tindakan
tersebut
dari
perencanaan tindakan yang perlu dilaksanakan berdasarkan
paradigma teori yang membahas inquiry.
c) Orang yang menggunakan istilah metode inquiry dalam tindakan
pembelajarannya berarti memulai tindakan dengan menyusun
langkah-langkah sistematis untuk pelaksanaan pembelajaran.
Guru tidak perlu disibukkan oleh perbedaan istilah tersebut
dalam menyusun perencanaan pembelajaran untuk tindakan kelas.
Yang lebih penting bagi guru adalah memikirkan, memilih,
merencanakan, dan mengimplementasikan secara benar, logis, dan
sistematis aktivitas pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik peserta didik.5
b. Ciri-ciri Inquiry
Dalam inquiry mempunyai Ciri-ciri antara lain6:
1.
Pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas peserta didik
secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada
pembelajaran inquiry menempatkan peserta didik sebagai subjek
belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya
berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan
5
Imam Suyitno, Memahami Tindakan Pembelajaran: Cara Mudah dalam Perencanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), hal. 15-16
6
Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis ,,,,.hal 13
4
guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan
sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2.
Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk
mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran
inquiry menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber
belajar,
tetapi
lebih
diposisikan
sebagai
fasilitator
dan
motivatorbelajar peserta didik. Aktivitas pembelajaran biasanya
dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan peserta
didik. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik
bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inquiry
3.
Tujuan dari pembelajaran inquiry adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inquiry
peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya untukmengembangkan kemampuan
intelektualnya sebagai bagian dari proses mental.
5
Penekanan utama dalam proses belajar berbasis inquiry terletak
pada kemampuan peserta didik untuk memahami, kemudian
mengientifikasi dengan cermat dan teliti, lalu diakhiri dengan
memberikan jawaban atau solusi atas permasalahan yang tersaji.
Pembelajaran berbasis inquiry bertujuan untuk mendorong peserta
didik semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi. Dengan
imajinasi, peserta didik dibimbing untuk menciptakan ide,
gagasan, atau alat yang belum pernah ada sebelumnya.7
c. Prinsip-Prinsip Inquiry
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika
memutuskan untuk menggunakan pembelajarab berbasis inquiry
dalam sebuah proses pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam inquiry
antara lain :8
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Pembelajaran inquiry ini berorientasi pada hasil belajar dan
berorientasi pada proses belajar. Karena itu , kriteria keberhasilan
dari proses pembelajaran inquiry tidak ditentukan oleh sejauh
mana peserta didik menguasai pelajaran, tetapi sejauh mana
7
8
Khoirul Anam,Pembelajaran Berbasis,,, hal 9
Ibid,,,, hal 20-22
6
peserta didik dapat menemukan sesuatu dengan proses berpikir
2. Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi,
baik interaksi antar peserta didik maupun interaksi peserta didik
dengan guru, bahkan interaksi lingkungan. Berarti menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur itu sendiri.
3. Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan
pembelajaran inquiry adalah guru sebagai penanya. Berbagai jenis
dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu
hanya bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian peserta
didik, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan
kemampuan, atau bertanya untuk menguji.
4. Prinsip belajar untuk berfikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, belajar
adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses
mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak
kanan.
Pembelajaran
berpikir
adalah
pemanfaatan
dan
penggunaan otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung
menggunakan otak kiri dengan memaksa anak untuk berfikir logi
7
dan rasional, akan membuat anak dalam posisi “kering dan
hampa”. Oleh karena itu , belajar berpikir logis dan rasional perlu
didukung oleh peggerakan otak kanan
5. Prinsip keterbukaan
Belajar
merupakan
suatu
proses
mencoba
berbagai
kemungkinan, yakni dengan prinsip: segala sesuatu mungkin saja
terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk
mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan
nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenaranya. Tugas guru adalah menyediakan ruang
untuk
memberikan
kesempatan
kepada
peserta
didik
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan penjelasan prinsip-prinsip diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam menerapkan Pembelajaran Berbasis
inquiry perlu memperhatikan prinsip-prinsip. Sehingga dalam
pembelajaran menggunakan Pembelajaran Berbasis inquiry dapat
melatih sisiwa untuk berfikir dan terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Inquiry
Dalam melaksanakan pembelajaran inquiry ada beberapa tahapan-
8
tahapan yang harus dilalui. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran
inquiry menurut Wina Sanjaya (2012:201) antara lain:9
1.
Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana
atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru
mengkondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses
pembelajaran
2.
Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa
peserta didik pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah itu tentu ada
jawabanya, dan peserta didik didorong untuk mencari jawaban
yang tepat
3.
Hipotesis
Hipotesis
adalah
jawaban
sementara
dari
suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara,
hipotesis perlu diuji kebenaranya.
4.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang dilakukan. Peran
9
Mashudi, et. all.,Desain Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Kontruktivisme,
(Tulungagung: STAIN Tulungagung Press. 2013) hal 128
9
guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mendorong peserta didik untuk berfikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
5.
Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban
yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6.
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan
temuan yang diperoleh berdasar hasil pengujian hipotesis.
e. Macam-Macam Inquiry
Beberapa macam pembelajaran inquiry yang dikemukakan oleh
sund and trowbridge diantaranya:10
1. Guide Inquiry
Pembelajaran
pembelajaran
inkuri
inquiry
terbimbing
yang
dalam
yaitu
suatu
pelaksanaanya
model
guru
menyediakan bimbingan atau petunjuk kepada peserta didik.
Sebagian perencanaanyadibuat oleh guru, peserta didik tidak
merumuskan
suatu
masalah.
Dalam
pembelajaran
inquiry
terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh peserta didik. Guru harus memberikan pengarahan
10
Mashudi, et. all.,Desain Model….., hal 125
10
dan bimbingan kepada peserta didik dalam melakukan kegiatankegiatan sehingga peserta didik yang berfikir lambat atau peserta
didik yang berintelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatankegiatan yang sedang dilaksanakan dan peserta didik yang pandai
tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiliki
kemampuan mengelola kelas yang bagus.
Inquiry terbimbing biasanya digunakan terutama bagi peserta
didik yang belum berpengalaman belajar dengan pembelajaran
inquiry. Pada tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan
lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar
peserta didik menemmukan sendiri arah dan tindakan-tindakan
yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang
disodorkan oleh guru.
2. Modified Inquiry
Pembelajaran inquiry model ini memiliki ciri yaitu guru hanya
memberikan
permasalahan
tersebut
melalui
pengamatan,
percobaan, atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban.
Disamping itu, guru merupakan narasumber yang tugasnya hanya
memberikan
bantuan
yang
diperlukan
kegagalan dalam memecahkan masalah
untuk
menghindari
11
3. Free Inquiry
Peserta didik harus mengidentifikasi dan merumuskan macam
masalah yang dipelajari dan dipecahkan.
4. Inquiry Role Aproach
Pembelajaran inquiry pendekatan peranan ini
melibatkan
peserta didik dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas
empat untuk memecahkan masalah yang diberikan. Masingmasing anggota memegang peranan yang berbeda, yaitu sebagai
koordinator tim, penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator
proses.
5. Invitation Into Inquiry
Inquiry jenis ini peserta didik dilibatkan dalam proses
pemecahan masalah dengan cara-cara seperti para ilmuan. Suatu
undangan (invitation) memberikan suatu problem atau masalah
kepada peserta didik. Dalam pemecahan masalah nanti peserta
didik menggunakan prosedur layknya para ilmuan
6. Pictorial Riddle
Pada model ini merupakan metode mengajar yang dapat
mengembangkan motivasi dan minat peserta didik.dalam diskusi
kelompok kecil atau besar. Gambar peragaan
atau situasi
sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir
kritis dan kreatif peserta didik. Biasanya suatu riddle berupa
12
gambar di papan tulis, poster, atau diproyeksikan dari suatu
transparasi,
kemudian
guru
mengajukan
pertanyaan
yang
berkaitan dengan riddle itu.
7. Synetics lesson
Pada jenis ini memusatkan keterlibatan peserta didik untuk
membuat berbagai macam bentuk kiasan supaya dapat membuka
intelegensinya dan mengembangkan kreatifitasnya. Hal ini dapat
dilaksanakan karena kiasan dapat membantu peserta didik dalam
berfikir untuk memandang suatu masalah sehingga dapat
menunjang timbulnya ide-ide kreatif.
8. Value Clarification
Pada model pembelajaran inquiry jenis ini peserta didik lebih
difokuskan pada pemberian kejelasan tentang suatu tata aturan
atau nilai-nilai pada suato proses pembelajaran
f. Keunggulan Inquiry
Pembelajaran berbasis inquiry merupakan pembelajaran yang
memberi
ruang
sebebas-bebasnya
bagi
peserta
didik
untuk
menemukan gairah dan cara belajarnya masing-masing. Peserta didik
tidak lagi dipaksa untuk belajar dengan gaya atau cara tertentu, mereka
dikembangkan untuk menjadi pembelajar yang kreatif dan produktif.11
11
Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis,,,,,. Hal 12
13
Adapun inquiry ini memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan
sebagai berikut:12
1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri
peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengerti tentang
konsep dasar dan ide- ide lebih baik.
2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru.
3) Mendorong peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif
sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
4)
Mendorong
peserta didik
untuk
berpikir
intuitif
dan
merumuskan hipotesanya sendiri.
5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8) Memberi kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri.
9) Peserta didik dapat menghindari cara-cara belajar tradisional.
10) Dapat memberikan waktu pada peserta didik secukupnya sehingga
mereka dapat mengasimilasi dan mengkomodasi informasi.
12
Roestiyah N.K, Strategi Belajar ,,,,,.hal. 76-77
14
g. Kelemahan Inquiry
Inquiry mempunyai kelamahan antara lain:13
1. Pembelajaran dengan inquiry memerlukan kecerdasan peserta
didik yang tinggi.
2. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar peserta didik yang
menerima informasi dari guru apa adanya
3. Guru diuntut mengubah kebiasaan cara belajar peserta didik yang
menerima informasi dari guru apa adanya
4. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumya
sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan
pembimbing peserta didik dalam belajar
5. Karena dilakukan secara kelompok, kemungkinan ada anggota
yang kurang aktif
6. Cara belajar peserta didik menuntut bimbingan guru yang lebih
baik
7. Untuk kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak akan sangat
merepotkan guru
8. Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika
pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang
mendukung
13
Aris Shoimin, Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2014,(Yogyakarta:Ar-Ruzz
Media,2014) Hal 87
15
9. Pembelajaran akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas
Dari kelemahan Inquiry diatas, sebagai
guru
harus
dapat
mendesain pembelajaran agar lebih menarik peserta didik dan
memotivasi peserta didik yang kurang aktif agar lebih aktif dalam
pembelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan
tujuan yang diinginkan.
2. Kajian Belajar Dan Pembelajaran
a.
Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.14 Belajar
itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu
akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.15
Menurut pengertian secara psokologis belajar merupakan suatu
proses perubaha yaitu perubahan didalam perilaku sebagai hasil
14
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007) hal. 27
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007), hal 20
15
16
interaksi dengan lingkunganya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah
laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : “ belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman
individu
itu
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkunganya”.16 Ada beberapa pengertian belajar menurut para ahli
antara lain:17
a) Robert M. Gagne, mendefinisikan belajar sebagai suatu
proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan
kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai dan
perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk
melakukan berbagai jenis performance (kinerja).
b)
Menurut Sunaryo, belajar merupakan suatu kegiatan di
mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan
tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap,
dan keterampilan. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut
adalah tingkah laku yang positif, artinya mencari kesempurnaan
hidup.
16
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar. (Jakarta: PT Rineka
Cipta,2004), hal. 128
17
Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:PT Rineka Cipta,2003) hal 8
17
c) Menurut James L. Mursell mengemukakan belajar adalah
upaya yang
dilakukan
dengan
mengalami
sendiri,
menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri.18
d) Menurut B. F. Skinner belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif.
e) Pendapat yang lebih modern ialah yang menganggap belajar
sebagai a change in behavior atau perubahan kelakuan, seperti
belajar apabila ia dapat melakukan sesuatu yang tak dapat
dilakukannya sebelum ia belajar, atau bila kelakuannya berubah
sehingga lain caranya menghadapi suatu situasi daripada
sebelum itu.19
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk menciptakan
perubahan dalam dirinya, baik dari segi pengetahuan, tingkah laku,
kemampuan seseorang untuk menjadikannya lebih baik yang semua itu
diperoleh dari pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik
dan
sumber
belajar
pada
suatu
lingkungan
belajar.
Pembelajaran merupakan suatu system yang bertujuan untuk membantu
18
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 13
19
Tabrani Rusyan, et. all., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung:
Remadja Karya, 1989), hal. 9
18
proses belajar siswa, dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik
yang bersifat internal.dalam pembelajaran di SD/MI harus juga
memperhatikan karakteristik peserta didik. Dalam pembelajaran guru
harus pintar membuat suatu pembelajaran yang sesuai degan karakter
peserta didik di SD/MI. Karakteristik anak usia SD/MI antara lain:20
1.
Senang bermain
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan
kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk
kelas rendah
2.
Senang bergerak
Seorag guru harus pintar-pintar mengatur suatu pembelajaran
agar peserta didik tidak bosan karena hanya duduk saja.
3.
Anak senang bekerja dalam kelompok
Anak usia SD/MI sangat senang bila dalam pembelajaranya
dibuat berkelompok. Seorang guru harus merancang suatu
pembelajaran dengan baik agar peserta didik mampu memahami
materi pembelajaran dengan baik
4.
20
Senang memperagakan secara langsung
Slameto, Belajar dan ,,,,,. Hal 45
19
Bagi anak SD/MI penjelasan guru tentang materi pembelajaran
akan lebih dipahami peserta didik jika peserta didik memperagakan
sencara langsung
b. Hasil belajar
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk
mengetahui seberapa jauh seseoranghmenguasai bahan yang sudah
diajarkan. Hasil bekajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata
yang membentuknya yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukanya suatu aktivitas atau
suatu proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.21
Dalam kamus umum bahasa Indonesia dijelaskan hasil adalah
sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha
(pikiran, tanam-tanaman, sawah, ladang, hutan, dan sebagainya).
Sedangkan belajar adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya
mendapatkan suatu kepandaian Belajar selalu melibatkan tiga hal
pokok, yaitu adanya perubahan tingkah laku, sifat perubahan relatif
permanen, dan perubahan tersebut disebabkan oleh interaksi dengan
lingkungan. Uraian diatas dapat dipahami bahwa pengertian dari hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam
sikap dan tingkah lakunya akibat dari belajar. Hasil belajar yang
21
Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan.(Yogyakarta:
Puataka pelajar,2008,) hlm 44
20
dicapai oleh peserta didik sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan
instruksional yang direncanakan guru sebelumnya. 22
Gegne mengemukakan lima kategori hasil belajar yaitu:23
1) Informasi verbal (verbal information) yaitu kemampuan
yang menuntut peserta didik untuk memberikan tanggapan
khusus terhadap stimulus yang relatif khusus. Contoh
menyebutkan pengertian koperasi, menuliskan nama-nama ibu
kota provinsi di Indonesia.
2) keterampilan
intelektual (intellectual
skills)
yaitu
kemampuan yang menuntut peserta didik untuk melakukan
kegiatan kognitif yang unik. Contoh mampu menerapkan
rumus dalam menghitung luas segitiga.
3) Strategi kognitif (cognitive strategies) yaitu yang mengacu
pada kemampuan mengontrol proses internal yang dilakukan
oleh individu dalam memilih dan memodifikasi cara
berkonsentrasi, belajar, mengingat, dan berfikir.
4) Sikap
(attitudes)
yaitu
sikap
yang
mengacu
pada
kecenderungan untuk membuat pilihan atau keputusan untuk
bertindak sesuai dengan sistem nilai yang diyakininya. Contoh
22
Purwanto, Metodologi Penelitian ….,hal 78
Asep Herry Hernawan,dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:
UT,2011) hlm 10
23
21
sikap dapat bekerja sama, sikap kritis dan pendapat orang lain.
5) Keterampilan motorik adalah mengacu pada kemampuan
melakukan
yang
gerak
direfleksikan
atau
yindakan
melalui
kehalusan. Contoh
yang
kecepatan,
terorganisasi
kekuatan,
dan
mengukur tinggi badan dan memukul
bola pada permainan kasti
Dengan
memperhatikan
disimpulkan bahwa
hasil
berbagai
belajar
adalah
teori
di
atas
perubahan
dapat
perilaku
peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena
tercapainya penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam
proses belajar mengajar.
c. Tujuan Belajar
Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Secara
umum tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan penanaman sikap atau mental nilai-nilai. Pencapaian
tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar
yang maksimal akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Berhasil
atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada
proses belajar yang dialami peserta didik baik berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.24
24
Sardiman, Interaksi dan Motivasi ..., hal. 28
22
Berdasarkan
pengertian
diatas
tujuan
belajar
yaitu
untuk menghasilkan perilaku yang dikehendaki, dari perilaku yang
kurang baik menjadi lebih baik, dan dengan belajar seseorang
akan memperoleh kecakapan dalam hidup.
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil
Dalam suatu pembelajaran ada hal-hal yang dapat mempengaruhi
hasil belajar. Hal-hal tersebut harus diketahui oleh guru agar dapat
mencapai yujuan pembelajaran sesuai yang diinginkan. Guru harus
memahami beberapa faktor yang dapt mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung terhadap hasil belajar. Faktor-faktor tersebut
antara lain:25
1) Faktor peserta didik yang meliputi kapasitas dasar, bakat khusus,
motivasi,
minat,
kematangan
dan
kesiapan,
sikap
dan
kebiasaan, dan lain-lain.
2) Faktor sarana dan
prasarana,
baik
yang terkait
dengan
kualitas, kelengkapan maupun penggunaannya, seperti guru,
metode dan teknik, media, bahan dan sumber belajar, program
dan lain-lain.
3)
Faktor
lingkungan,
baik
fisik,
sosial
maupun
kultur,
dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Kultur masyarakat
25
ZainalArifin, Evaluasi
RemajaRosdakarya,2011) hal 299
Pembelajaran
Prinsip,
Teknik,
Prosedur.(Bandung:PT
23
setempat, hubungan antarinsani masyarakat setempat, kondidi
fisik lingkungan, hubungan antara peserta didik dengan keluarga
merupakan kondisi lingkungan
yang akan mempengaruhi
proses dan hasil belajar untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
4) Faktor hasil belajar yang merujuk pada rumusan normatif harus
menjadi milik peserta didik setelah melaksanakan proses
pembelajaran. Hasil belajar ini perlu perlu dijabarkan dalam
rumusan yang lebih operasional, baik yang menggambarkan
aspek kognitif,
afektif
amaupun
psikomotor
sehingga
mudah untuk melakukan evaluasinya.
dari uraian diatas dpat diketahui bahwa keberhasilan peserta didik
dalam suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar. Dengan hasil
belajar guru bisa melihat apakah peserta didik dapat memahami materi
pembelajaran atau tidak.
e. Tipe Hasil Belajar sebagai Objek Penilaian
Dari sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,
baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya dalam tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil
belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling
24
banyak dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan para
peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran.26
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek
pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
a) tipe hasil belajar pengetahuan
Pengetahuan mencakup beberapa hal baik khusus maupun
umum, hal-hal yang bersifat aktual disamping pengetahuan
yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti
metode, proses, struktur, batasan, peristilahan, pasal, hukum,
bab, ayat, rumus dll. Ciri utama taraf ini adalah ingatan. Untuk
memperoleh
dan
menguasai
pengetahuan dengan baik,
peserta didik perlu mengingat
dan menghafal. Tipe hasil
belajar ini berada pada taraf yang paling rendah jika
dibandigkan dengan tipe hasil belajar lainnya. Meskipun
demikian, tipe hasil belajar ini merupakan prasyarat untuk
26
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), hal. 22
25
menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lain yang lebih
tinggi.
b) Tipe Hasil Belajar Pemahaman
Pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari pengetahuan yang
sekedar bersifat hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan
menangkap makna dari suatu konsep, diperlukan adanya
hubungan antara konsep dan makna yang ada di dalamnya.
Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri
sesuatu yang dibaca atau didengarnya.
c) Tipe Hasil Belajar Aplikasi
Aplikasi
adalah
kesanggupan
menerapkan
abstraksi
dalam situasi konkret atau situasi khusus. Abstraki dapat
berupa ide, teori, prinsip, prosedur, konsep, rumus dan hukum.
Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan
beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Jadi
dalam aplikasi harus ada konsep, teori, hokum, rumus, dsb.
Aplikasi bukan keterampilan motorik tapi lebih banyak
keterampilan mental.
d) Tipe Hasil Belajar Analisis
Analisis adalah kesanggupan mengurai suatu integritas
(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian
26
yang mempunyai arti, sehingga hirarkinya menjadi jelas.
Analisis
merupakan
memanfaatkan
tipe hasil
kecakapan
dari
belajar
kompleks,
ketiga
tipe
yang
sebelumnya.
Kemampuan menalar pada hakikatnya mengandung unsur
analisis. Dengan memiliki kemampuan analisis, seseorang
akan dapat mengkreasi sesuatu yang baru.
2. Ranah Afektif
Ranah
afektif
berkenaan
dengan
sikap
dan
nilai.
Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan
perubahannya,
bila
sesorang
telah
memiliki
penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan
hubungan sosial. Sekalipun bahan pelajaran berisi ranah kognitif,
ranah afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tsb, dan
harus tampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik.27
3) Ranah Psikomotor
Hasil
27
belajar
Nana Sudjana, Penilaian Hasil…., hal 30
psikomotoris
tampak
dalam
bentuk
27
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada
enam tinkatan keterampilan, yakni:
a) Gerakan refleks (keterampilan gerakan yang tidak sadar)
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c) Kemampuan
pada
perceptual,
termasuk
didalamnya
membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dll
d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan
dan ketepatan
e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana
sampai pada keterampilan yang kompleks
f) Kemampuan
yang berkenaan
dengan
komunikasi
non-
decursive seperti ekspresif dan interpretatif.28
f.
Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses
untuk menentukan nilai keberhasilan belajar peserta didik setelah ia
mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. Evaluasi hasil
belajar bertujuan untuk mengetahui
tercapai tidaknya kompetensi
dasar yang telah ditetapkan. Dengan kompetensi dasar ini dapat
diketahui tingkat penguasaan materi standar oleh peserta didik, baik
28
Nana Sudjana, Penilaian Hasil …., hal 31
28
yang menyangkut aspek intelektual, sosial, emosional, spiritual,
proses, dan hasil belajar.29
Hasil
belajar perlu
dievaluasi.
Evaluasi
dimaksudkan
sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan
telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung
efektif untuk memperoleh hasil belajar. Evaluasi hasil belajar dapat
diambil dari tes hasil belajar. Tes hasil belajar mengukur penguasaan
peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru dan dipelajari
oleh peserta didik, penguasaan hasil belajar mencerminkan perubahan
perilaku yang dicapai peserta didik setelah mengikuti proses belajar.30
3. Kajian Tentang IPA
a. Hakikat Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan (IPA) berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA hukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dalam kehidupan seharihari.
29
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses Sertifikasi Guru. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 377
30
Purwanto, Evaluasi Hasil …, hal. 47
29
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Pada hakikatnya peserta didik-siswi memiliki
ketakjuban dan pandangan yang luar biasa terhadap dunia mereka.
Mereka
memiliki
mngeksplorasi
keingintahuan
lingkungan
alami
mereka.
dan
Mereka
cenderung
belajar
suka
melalui
pengalaman langsung dengan objek-objek dengan menggunakan
semua inderanya.31
Ada 7 karakteristik dalam pembelajaran IPA yang efektif,
antara lain sebagai berikut :32
1. Mampu memfasilitasi keingintahuan peserta didik-siswi.
2. Memberi kesempatan untuk menyajikan dan mengkomunikasikan
pengalaman dan pemahaman tentang IPA.
3. Menyediakan wahana untuk unjuk kemampuan.
4. Menyediakan pilihan-pilihan aktivitas.
5. Menyediakan aktivitas untuk bereksperimen.
6. Menyediakan kesempatan untuk mengeksplorasi alam sekitar.
7. Memberi kesempatan berdiskusi tentang hasil pengamatan.
31
32
Sunaryo, et. all., Modul Pembelajaran Inklusif Gender, (Jakarta: LAPIS), hal. 537
Ibid., hal. 538
30
b. Pengertian IPA
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Kata
Sains berasal dari kata Latin scientia yang berarti “saya tahu”. Dalam
bahasa Inggris kata scientia mula-mula berarti pengetahuan, tetapi
lama kelamaan bila orang berkata tentang Sains, maka pada umumnya
yang dimaksud ialah apa yang dulu disebut natural sciences. Natural
sciences dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam atau
dengan singkat sekarang biasa dikenal dengan sebutan IPA.33 IPA
merupakan ulmu pengetahuan yang mempelajari gejala yang ada di
alam. Selai itu IPA juga mempelajari gejala-gejala yang terjadi pada
suatu mahluk hidup
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh
dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode
ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang
bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.
c. Nilai IPA dalam Pendidikan
IPA mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan umum. IPA akan
kita lihat dari sudut lain, yaitu sebagai alat pendidikan. Secara singkat,
nilai-nilai yang dapat ditanamkan dalam pendidikan IPA adalah :
33
Sukarno, et. all., Dasar-dasar……, hal 1
31
a. Kecakapan berpikir dan bekerja menurut langkah-langkah yang
teratur.
b. Terampil mengadakan pengamatan dan penggunaan alat-alat
eksperimentasi.
c. Memiliki sikap ilmiah, antara lain :
1) berprasangka dalam mengambil keputusan. Sanggup menerima
gagasan-
gagasan dan saran-saran baru (toleran).
2) Sanggup mengubah kesimpulan dari hasil eksperimennya bila
ada bukti-bukti yang meyakinkan benar.
3) Bebas ketakhayulan.
4) Dapat membedakan antara fakta dan opini.
5) Membuat perencanaan tiliti sebelum bertindak.
6) Teliti, hati-hati, dan saksama dalam bertindak.
7) Ingin tahu apa, bagaimana dan mengapa demikian ?
8) Menghargai pendapat dan penemuan para ahli Sains.
9) Menghargai baik isi maupun metode Sains.34
d. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi disebutkan bahwa
mata pelajaran IPA di sekolah dasar dan madrasah Ibtidaiyah
berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat IPA dalam kehidupan
34
Sukarno, et. all., Dasar-Dasar …, hal. 21
32
sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah, serta bertujuan :
1. Menanamkan
pengetahuan
dan
konsep-konsep
IPA
yang
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan
teknologi.
3. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
4. Ikut
serta
dalam
memelihara,
menjaga
dan
melestarikan
lingkungan alam
5. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
6. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
Pembelajaran Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
33
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningaktkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.35
e. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA
Ruang lingkup mata pelajaran IPA di SD/MI menurut KBK
tahun 2004 (cikal bakal kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
meliputi dua dimensi, yaitu :36
1. Ruang lingkup kerja ilmiah
a. Penyelidikan /penelitian
Pada penyelidikan ini pengembangan kemampuan
peserta didik
untuk menggali pengetahuan yang berkaitan
dengan alam dan produk teknologi melalui refleksi dan analisis
35
36
Sunaryo, et. all., Modul Pembelajaran …, hal. 538
Ibid., hal. 545
34
untuk
merencanakan,
menafsirkan
data,
mengumpulkan,
menkomunikasikan
mengolah
dan
kesimpulan,
serta
menilai rencana prosedur dan hasilnya.
b. Berkomunikasi ilmiah
Pada hal ini Pengembangan kemampuan peserta didik
untuk
mengkomunikasikan
pengetahuan
ilmiah
hasil
temuannya sangat membutuhkan kemampuan dan kajiannya
kepada berbagai kelompok sasaran untuk berbagai tujuan agar
semua yang disampaikan dapat dipahami.
c. Pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah
Pada pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah
ini peserta didik harus mampu berkreasi dengan baik dan
kemampuan memecahkan masalah serta membuat keputusan
dengan menggunakan metode ilmiah.
d. Sikap dan nilai Ilmiah
Pengembangan sikap ingin tahu peserta didik tidak
percaya tahayul, jujur dalam menyajikan data faktual, terbuka
pada pikiran dan gagasan baru, kreatif dalam menghasilkan
karya ilmiah, peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan,
tekun dan teliti. Dalam hal ini peserta didik harus mempuanyai
sikap seperti para ilmuan, yang mempunyai sifat ingin tahu
sangat tinggi.
35
2. Ruang lingkup pemahaman konsep dan penerapannya mencakup
:37
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunannya meliputi : cair, padat
dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
e. Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat merupakan
penerapan konsep IPA dan saling keterkaitan dengan
lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui perbuatan suatu
karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.
4. Penerapan Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA
Seorang guru dalam proses pembelajaran harus memperhatikan
beberapa hal yaitu karakter mata pelajaran, karakter peserta didik, dan
fasilitas kelas. Selain itu seorang guru dalam proses pembelajaran harus
bisa membuat suasana belajar yang menarik dan interaktif, sehingga hasil
belajar akan menigkat. Slah satu hal yang bisa dilakukan guru untuk
37
Sunaryo, et. all., Modul Pembelajaran …, hal. 546
36
meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan menerapkan
pembelajaran berbasis inquiry.
Dengan pembelajaran berbasis inquiry peserta didik akan lebih
tertari dan aktif dalam proses pembelajaran. Hal itu karena pembelajaran
inquiry merupakan suatu cara yang bisa menciptakan lingkungan belajar
secara alamiah dengan mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan
kehidupan nyata. IPA merupakan sutau mata pelajaran yang didalamnya
terdapat kumpulan teori yang sistematis.
Mengingat luasnya kawasan kajian IPA berdasar ragam objek,
ragam tingkat organisasi, dan ragam tema persoalannya, maka dalam
penerapan pembelajaran peserta didik untuk menguasai IPA bukan pada
banyaknya konsep yang harus dihafal, tetapi lebih kepada bagaimana agar
peserta
didik
berlatih
menemukan
konsep-konsep
IPA
melalui
pembelajaran berbasis ilmiah dan sikap ilmiah. Selain itu, peserta didik
diharapkan
dapat
melakukan
kerja
ilmiah,
termasuk dalam hal
meningkatkan kreatifitas dan mengapresiasi nilai-nilai.38
Mata pelajaran IPA pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya
merupakan salah satu pokok bahasan yang diajarkan di kelas V semester
dua. Dalam pembelajaran ini pokok bahasan tersebut diajarkan dengan
menerapkan pembelajaran berbasis
38
inquiry. Materi sifat-sifat cahaya
Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler. (Yogyakarta: Diva Press, 2013), hal. 217
37
merupakan materi yang berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik, dengan menerapkan pembelajaran berbasis inquiry
diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi
yang diajarkan. Dalam penerapan pembelajaran berbasis inquiry pada
pembelajaran IPA, guru harus mempersiapkan materi yang akan diajarkan
dan media/alat terlebih dahulu. Dalam pembelajaran di kelas peserta didik
bertindak sebagai subjek yang bertindak aktif.
Dalam
proses
belajar
dilakukan
dengan
pengamatan
atau
eksperimen, namun bisa juga dilakukan dengan menemukan jawaban
dari soal atau permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam
menerapkan pembelajaran berbasis inquiry saat belajar peserta didik
tidak secara langsung menerima materi yang disampaikan guru, tetapi
melalui proses mencari dan menemukan sendiri. Pembelajaran materi
gerak benda dengan menerapkan pembelajaran berbasis inquiry dalam
penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penerapan pembelajaran berbasis inquiry dalam
pembelajaran IPA
Kegiatan Guru
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Peserta didik
Peserta didik
memperhatikan
yang disampaikan oleh guru.
Bersambung…….
apa
38
Lanjutan tabel 2.1……
Guru
memberikan
pertanyaan
yang
mengarahkan kepada peserta didik untuk
menyampaikan pengalaman yang telah
dimiliki terkait sifat-sifat cahaya.
Guru
membagi
peserta didik
beberapa kelompok.
Peserta didik
memperhatikan
apa
yang
disampaikan
dan
menyampaikan
pendapatnya terhadap pertanyaan atau
permasalahan yang diberikan oleh guru.
menjadi Peserta didik
berkelompok
sesuai
pembagian kelompok.
Guru membagikan lembar kerja kelompok Peserta didik
dalam
kelompok
atau lembar observasi dan media/alat yang menerima
digunakan dalam proses pengamatan.
lembar kerja dan alat-alat untuk
melakukan percobaan.
Guru meminta kelompok untuk berdiskusi, Peserta didik melakukan percobaan
melakukan hipotesis, kemudian melakukan dengan
percobaan yang kemudian hasilnya di tulis sangat antusias dan membuat laporan
pada lembar observasi.
kelompok dengan mngerjakan lembar
kerja kelompok.
Guru meminta setiap kelompok untuk maju
ke depan dengan menyajikan hasil
observasinya atau hasil temuannya ke depan
kelas.
Peserta didik menyajikan hasil kerja
kelompok
dengan mempresantisakannya ke depan
kelas.
B. Penelitian Terdahulu
1. Mifa Laili Azizah dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaram Kontekstual Berbasis Inquiry untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Sains Peserta Didik Kelas III di MI Sugihan Kampak
Trenggalek Tahun Ajaran 2011/2012” dalam skiripsi tersebut telah
disimpulkan bahwa pembelajaran IPA menggunakan Inquiry dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil belajar peserta didik kelas III pada materi kegunaan panas dan
cahaya matahari meningkat setelah penerapan pembelajaran Inquiry. Juga
39
dilihat dari hasil tes sebelum tindakan sampai akhir tindakan. Nilai yang
diperoleh peserta didik kemudian dihitung rata-rata kelasnya dan
didaptkan hasil sebagai berikut: pada siklus 1 dan 2, rata-rata yang
diperoleh 68,9%, meningkat dari sebelum diberi tindakan hanya
53,28 Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh adalah 72,3. Sedangkan
pada
sikus
III
nilai
rata-rata
yang
diperoleh
adalah
85,67.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan metode Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar sains
peserta didik kelas III di MI Sugihan Kampak Trenggalek Tahun Ajaran
2011/2012.39
2.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Melinda Olifia Sahara dengan judul
Penggunaan Metode Inquiry untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Sifat-sifat Cahaya Pada Mata
Pelajaran IPA Peserta didik Kelas V Di SD Temayang Kecamatan Kerek
Tuban yang menyimpulkan bahwa: Penerapan metode pembelajaran
Inquiry terbukti adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik baik
individu ataupun kelompok dan prestasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPA. Prestasi belajar peserta didik juga mengalami peningkatan
hal ini ditunjukkandengan pencapaian kriteria ketuntasan minimal
(KKM) seluruh peserta didik. KKM yang ditentukan oleh sekolahan yaitu
39
Mifa Laili Azizah, Penerapan Model Pembelajaram Kontekstual Berbasis Inquiry untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Sains Peserta Didik Kelas III di MI Sugihan Kampak Trenggalek Tahun
Ajaran 20011/2012, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2011)
40
70. Nilai rata-rata pre test 52,5 setelah diterapkan metode Inquiry
meningkat menjadi 88,27. Nilai rata-rata siklus 1 pertemuan 1 mencapai
56,4 dan pada waktu pertemuan ke II masih rendah mencapai 64,5 dan
pada waktu siklus II pertemuan rata-rata pertemuan 1 rata-rata sudah
membaik yaitu 75 dan pada waktu pertemuan II nilai rata-rata mencapai
80.40
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saadatur Rofiqoh dalam skripsinya
yang berjudul “Penerapan Metode Inquiry dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar IPA Peserta didik Kelas V di MI Assyafi’iyah Pikatan Wonodadi
Blitar”. Dalam skripsi tersebut telah disimpulkan bahwa pembelajaran
IPA menggunakan metode Inquiry dapat meningkatkan prestasi peserta
didik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar peserta didik kelas V pada
materi bumi dan alam semesta meningkat setelah penerapan metode
Inquiry. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes sebelum tindakan sampai akhir
tindakan hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata pre test 61,9. Pada siklus I
prestasi belajar peserta didik mengalami peningkatan, nilainya 73,8 ini
menunjukkan hampir mendekati nilai ketuntasan yang diharapkan. Pada
siklus ke II prestasi belajar peserta didik mengalami peningkatan yang
baik
dan
menunjukkan
40
sudah
79,4.
mencapai
kriteria, ketuntasan, nilai rata-ratanya
Berdasarkan
hasil
penelitian
maka
dapat
Melinda Olifia Sahara, Penggunaan Metode Inquiry untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Sifat-sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Di
SDN Temayang Kecamatan Kerek Tuban. (Tuban: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2012),
41
meningkatkan prestasi belajar
IPA peserta didik kelas V di MI Assafi’iyah Pikatan Wonodadi Blitar.41
Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian
Nama peneliti dan
judul penelitian
Persamaan
Mifa Lail Azizah :
1. Sama-sama menerapkan
Penerapan
Model
metode inqury.
Pembelajaran Kontekstual 2. Mata pelajaran yang
Berbasis Inquiry untuk
diteliti sama.
Meningkatkan
Hasil
.
Belajar Sains
Peserta
Didik Kelas III di MI
Sugihan
Kampak
Trenggalek Tahun Ajaran
2011/2012.
Melinda Olifia Sahara :
Penggunaan
Metode
Inkuiri
Untuk
Meningkatkan
Prestasi
Belajar Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan Sifatsifat Cahaya Pada Mata
Pelajaran IPA Peserta
didik Kelas V SDN
Temayang Kerek Tuban
Saadatur Rofiqoh :
Penerapan
Metode
Inquiry
Dalam
Meningkatkan
Prestasi
Belajar IPA Peserta didik
Kelas
V
Di
MI
Assyafi’iyah
Pikatan
Wonodadi Blitar.
41
1. Tujuan yang hendak
dicapai
untuk
meningkatkan
prestasi
belajar peserta didik.
2. Sama-sama
menerapkanmetode
inquiy,
3. Mata pelajaran yang
diteliti sama
1. Sama-sama menerapkan
metode inquiy
2. Tujuan yang hendak
dicapai
untuk
meningkatkan
prestasi
belajar peserta didik.
3. Mata pelajaran yang
diteliti sama,
Perbedaan
1. Subyek
dan
lokasi penelitian
berbeda.
2. Tujuan
yang
hendak dicapai
berbeda.
3. Dilengkapi
dengan
kajian
tentang
pembelajaran
kontekstual.
4. Materi
untuk
penelitian tidak
sama
1. Subyek
dan
lokasi
yang
digunakan
penelitian
berbeda.
2. Materi penelitian
tidak sama.
1. Subyek
dan
lokasi penelitian
berbeda.
2. Dilengkapi
dengan
kajian
pembelajaran
kontekstual.
3. Materi pebelitian
tidak sama.
Saadatur Rofiqoh, Penerapan Metode Inquiry untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA
pada Pokok Bahasan Energi Panas Siswa Kelas IV di MI Darussalam Pikatan Wonodadi Blitar
Tahun Ajaran 2012/2013, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2012)
42
C. Paradigma Pemikiran
Pembelajaran
IPA
Hasil Belajar
Hasil
Awal
Pembelajaran
Berbasis Inkuiri
Meningkat
Rendah
Pembelajaran IPA di MI Darussalam Pikatan II Wonodadi Blitar
kurang maksimal dan peserta didik sebagian besar nilainya dibawah
kKKM. Dengan adanya pembelajaran berbasis inquiry diharapkan dapat
memberikan perubahan yang signifikan kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran Berbasisi inquiry berpusat pada
43
peserta didik agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuanya sendiri
dengan guru sebagia motivator dan fasilitator.
Pembelajaran Berbasisi inquiry menciptakan peserta didik untuk
belajarsecara aktif dan senang. Selain itu peserta didik akan lebih
memahami mata pelajaran IPA degan baik. Sehingga hasil belajar peserta
didik akan meningkat dan sesuai dengan harapan guru.
Download