6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi
Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai
sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat beban. Sementara
untuk “Sistem Instalasi” adalah cara pemasangan penyalur tenaga listrik, dimana
pemasangannya harus sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan di dalam
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
Oleh karena sumber tenaga listrik untuk beban memiliki kondisi dan
persyaratan-persyaratan tertentu, maka sarana penyampaiannya pun dikehendaki
memenuhi persyaratan tertentu pula. Kondisi dan persyaratan yang dimaksudkan
tersebut antara lain :
a. Setiap peralatan listrik dirancang memiliki rating tegangan, frekuensi dan daya
nominal tertentu.
b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.
c. Pada pengoperasian peralatan listrik perlu dijamin keamanan bagi peralatan itu
sendiri, bagi manusia pengguna dan bagi lingkungannya.
Dalam upaya antisipasi ketiga hal tersebut, maka untuk sistem penyampaian
tenaga listrik dituntut beberapa kriteria :
a. Diperlukan saluran daya (tenaga) yang efektif, ekonomis, dan efesien.
b. Diperlukan tersedianya daya (tenaga) listrik dengan kapasitas yang cukup
(memenuhi), tegangan (dan frekwensi) yang stabil pada harga nominal tertentu,
6
sesuai dengan design peralatan. Singkatnya diperlukan penyediaan daya dengan
kualitas yang baik.
c. Diperlukan sarana sistem pengaman yang baik, sesuai dengan persyaratan
pengaman (cepat kerja, peka, efektif, andal dan ekonomis).
2.2
Jaringan Listrik
Penyaluran energi listrik dan pusat listrik dilakukan dengan kabel dan
dengan saluran udara. Untuk mengurangi kerugian, digunakan tegangan tinggi.
Keuntungan
transmisi
dengan
saluran
udara dibandingkan
dengan
penggunaan kabel tanah adalah :
a. Isolasinya lebih mudah
b. Pendinginannya baik
c. Gangguan dapat diatasi dengan cepat
d. Jauh lebih murah
Sistem tegangan yang digunakan berbeda-beda. Di Indonesia untuk transmisi
dari pusat listrik ke gardu induk kebanyakan digunakan 70 kV. Untuk transmisi ini
umumnya digunakan saluran udara. Untuk penyaluran dari gardu induk ke gardu
transformator menggunakan tegangan 20 kV. Penyaluran ini menggunakan saluran
udara atau kabel bawah tanah.
Untuk distribusi lokal, yaitu penyaluran dan gardu transformator ke
konsumen, menggunakan tegangan 220/380 V. Untuk jaringan distribusi ini
kebanyakan digunakan saluran udara, kecuali di bagian-bagian kota yang padat
atau kalau keindahan lingkungannya harus diutamakan. Oleh karena itu perlu
pertimbangan yang cukup matang.
7
1. Sistem Distribusi Tegangan Menengah
Berikut adalah beberapa konfigurasi sistem distribusi tegangan menengah :
a. Sistem single feeder dengan satu atau beberapa unit transformator (trafo)
b. Sistem open ring dengan satu suplai tegangan menengah
c. Sistem open ring dengan dua sumber tegangan menengah
2. Sistem Distribusi Tegangan Rendah
Untuk sistem distribusi tegangan rendah, konfigurasi yang digunakan adalah :
a. Sistem Radial Single Feeder
Sistem ini merupakan sistem yang paling sederhana dan merupakan dasar
untuk sistem distribusi yang lain. Setiap beban disuplai hanya dari satu
sumber tunggal.
b. Sistem Dua Kutub
Dalam Sistem ini, tenaga listrik disuplai dari dua unit trafo yang terhubung
pada satu saluran tegangan menengah yang sama.
c. Sistem dua kutub dengan 2 ½ MLVS (Main Low Voltage Swichgear)
Untuk meningkatkan ketersediaan listrik jika terjadi gangguan pada busbar
atau untuk pemeliharaan salah satu unit trafo, maka dapat dilakukan
dengan membagi MLVS menjadi dua bagian. Sistem ini biasanya
memerlukan Automatic Transfer Switch (ATS).
d. Sistem Interconnected Switchboard
Jika jarak trafo yang satu dengan yang lain berjauhan, biasanya kedua trafo
tersebut dihubungkan melalui busbar tranking. Beban untuk keadaan
darurat dapat disuplai dari salah satu trafo. Ketersediaan tenaga listrik
8
dapat lebih terjamin karena beban dapat disuplai drai trafo lain jika salah
satu trafo mengalami gangguan.
e. Sistem Ring (cincin)
Sistem
ini
dapat
dianggap
sebagai
pengembangan
dari
sitem
interconnected switchboard. Khususnya, sistem dengan 4 unit trafo yang
terhubung pada saluran tegangan menengah yang sama. Sistem ini sangat
cocok untuk sitem instalasi yang luas dengan kerapatan beban yang tinggi
(kVA / m2). Setiap busbar dapat disuplai dari salah satu trafo yang ada di
kedua ujung busbar.
f. Sistem Double – Ended Power Supply
Sistem ini dipakai untuk sistem instalasi yang mensyaratkan ketersediaan
listrik yang maksimal. Dalam sistem ini biasanya memiliki tiga sumber
tenaga dengan dua sumber tenaga yang independen yaitu :
1. Dua unit trafo yang disuplai dari saluran tegangan menengah yang
berbeda
2. Satu trafo dan satu Generator
3. Satu trafo dan satu UPS
Dengan sistem ini, pemeliharaan atau perbaikan sistem distribusi listrik
dapat dilakukan tanpa memutus sumber tenaga.
g. Sistem Campuran / Kombinasi
Sistem instalasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan
konfigurasi yang berbeda, misal untuk unit generator dan UPS, kebutuhan
sektor (beberapa sektor disuplai dari kabel dan lainnya dari busbar
trunking).
9
2.3
Komponen Instalasi Listrik
Dalam menentukan komponen listrik harus diperhatikan spesifikasi teknis
yang handal sesuai dengan persyaratan di PUIL 2000, karena jika salah dalam
menentukan bahan akan berakibat fatal.
2.3.1. Pemutusan Daya
Salah satu faktor teknis yang perlu diperhatikan dalam penyediaan dan
penyaluran daya listrik adalah kualitas dari daya itu sendiri. Faktor kualitas daya
ini meliputi stabilitas tegangan, kontinuitas pelayanan, keandalan pengaman,
kapasitas daya yang memenuhi (sesuai) kebutuhan sebagainya.
Dalam hal keandalan pengaman tidak berarti bahwa penyediaan daya yang
baik adalah penyediaan daya yang tidak pernah mengalami gangguan.
Sebaliknya pengaman yang baik
adalah bila setiap terjadi gangguan akan
merespon alat-alat pengaman untuk segera memutuskan hubungan (trip)
sehingga bahaya terbakar atau bahaya yang lain dapat dihindarkan.
Jenis gangguan yang seringkali terjadi pada suatu sistem yang bekerja
normal adalah gangguan beban lebih dimana arus yang lewat pada peralatan
pembatas arusnya melebihi harga batas (rating). Sedangkan jenis gangguan lain
yang sering terjadi adalah gangguan hubung singkat. Secara umum arus
gangguan yang terjadi pada gangguan ini jauh lebih besar dari rating nominalnya.
Fungsi dari pemutus daya yaitu :
a. Isolasi, memisahkan isolasi dari catu daya listrik untuk pengaman.
b. Proteksi, pengaman terhadap kabel peralatan listrik, manusia dari gangguan
yang terjadi.
c. Kontrol, membuka dan menutup rangkaian untuk mengontrol dan perawatan.
10
2.3.2. Circuit Breaker (CB)
Fungsi dari koponen ini adalah untuk memutuskan atau menghubungkan
rangkaian pada saat berbeban atau tidak berbeban serta akan membuka dalam
keadaan terjadi gangguan arus lebih atau arus hubung singkat. Dengan demikian
berbeda dengan saklar biasa, ciscuit breaker dapat berfungsi sebagai saklar dalam
kondisi normal maupun tidak, serta dapat memutus arus lebih dan arus hubung
singkat.
Circuit breaker dapat dipasang untuk dua tujuan dasar, yaitu :
a. Berfungsi selama kondisi pengoperasian normal, untuk menghubungkan
maupun memutus rangkaian dalam keadaan berbeban dengan tujuan untuk
pengoperasian dan perawatan dari rangkaian maupun bebannya.
b. Bekerja selama kondisi operasional yang tidak normal, misalnya jika terjadi
hubung singkat ataupun arus lebih.
Arus lebih maupun arus hubung singkat dapat merusak peralatan dan
instalasi suplai daya jika dibiarkan mengalir di dalam dalam kondisi yang cukup
lama.
Komponen lain yang hampir sama dengan Circuit breaker adalah
Disconnecting Switch yang dipasang untuk mewujudkan suatu pemisahan dari
tegangan hidup. Sesungguhnya kegunaan disconnecting switch muncul saat
dilakukan maintenance pada CB. Jadi disconnecting switch tidak untuk memutus
arus nominal dan arus short circuit.
Jenis circuit breaker yang banyak digunakan untuk perlengkapan instalasi
listrik yaitu :
11
a. MCB (Maintenace Circuit Breaker)
MCB (Maintenace Circuit Breaker) adalah pengaman yang digunakan sebagai
pemutus rangkaian, baik arus nominal maupun arus gangguan. MCB
merupakan kombinasi fungsi fuse dan fungsi pemutus arus. MCB dapat
digunakan sebagai pengganti fuse yang dapat juga untuk mendeteksi arus
lebih.
MCB NC45N 1P
1 KUTUB
Gambar. 2.1.Mini Circuit Breaker 1 Phase
MCB NC45N 3P
3 KUTUB
Gambar. 2.2.Mini Circuit Breaker 3 Phase
b. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) adalah pengaman yang digunakan
sebagai pemutus Arus rangkaian, baik arus nominal maupun arus gangguan.
MCCB mempunyai unit trip dimana dengan adanya unit trip tersebut kita
dapat menggeser Ir
(merupakan pengaman terhadap arus lebih) dan Im
(merupakan pengaman terhadap arus short circuit).
12
COMPAC NS 400
Gambar. 2.3.Moulded Case Circuit Breaker 3 Phase
c. ACB (Air Circuit Breaker)
ACB (Air Circuit Breaker) adalah pengaman yang digunakan sebagai pemutus
arus rangkaian, baik arus nominal maupun arus gangguan hampir sama
dengan MCCB tetapi menggunakan udara.
Untuk mengetahui ranting dari pengaman yang dipakai dapat diketahui dari
arus nominal yang melalui saluran tersebut kemudian disesuaikan dengan ranting
dari catalog. Dan perlu diketahui pada arus short circuitnya :
IL
Isc =
----------------------------------------------------------------(2.1)
%Z
Dimana
Isc
= Arus hubung singkat prospektif pada titik instalasi (KA)
IL
= Arus beban satuan dalam Ampere
%Z = Per unit transformer impedance
13
MASTERPACT NW
Gambar. 2.4. Air Circuit Breaker 3 Phase
2.3.3. Saklar
Saklar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian
listrik. Cara kerja saklar yaitu pada saat saklar akan membuka untuk memutuskan
rangkaian, sebuah pegas akan ditegangkan. Pegas ini menggerakan saklar
sehingga dapat memutuskan rangkaian dalam waktu singkat. Jadi kecepatan
pemutusan ditentukan oleh pegas dan tidak tergantung pada pelayanan. Karena
cepatnya waktu pemutusan, maka kemungkinan timbulnya besar api antara
kontak-kontak pemutusan sangat kecil. Berbeda dengan pemisah, saklar (beban)
dpat digunakan untuk memutuskan rangkaian dalam keadaan berbeban.
Pemasangan saklar ini biasanya 1,5 m di atas lantai untuk menghindari
jangkauan anak-anak.
Pemisah digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian
listrik dalam keadaan tidak berbeban atau hampir tidak berbeban. Pemisah tidak
memiliki pemutusan sesaat, karena itu kecepatan pemutusan tergantung pada
pelayanannya.
Saklar dan pemisah harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain :
14
a. Harus dapat dilayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu.
b. Jumlahnya
harus
sedemikian
hingga
semua
pekerjaan
pelayanan,
pemeliharaan dan perbaikan pada instalasi dapat dilakukan dengan umum.
c. Dalam keadaan terbuka, bagian-bagian saklar atau pemisah yang bergerak
harus bertegangan.
d. Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena pengaruh gaya
berat.
e. Kemampuan saklar sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya alat yang
dihubungkan, tetapi tidak boleh kurang dari 5A.
2.3.4. Pentanahan (Grounding)
Pentanahan adalah suatu tindakan pengaman dalam instalasi listrik. Jika
tegangan kerjanya melebihi 50 V ke tanah diberi pentanahan pengaman atau
dilindungi dengan isolasi ganda.
Pentanahan pengaman bertujuan :
a. Untuk mengurangi beda tegangan
b. Supaya arus yang timbul jika hubungan tanah terjadi dapat langsung mengalir
ke titik bintang dari jaringan suplai diharapkan pengaman-pengaman lebur
yang digunakan akan putus dalam waktu singkat.
Pentanahan terdiri dari :
a. Grounding sistem
Dipakai untuk sistem grounding artinya pentanahan untuk seluruh instalasi.
b. Grounding Peralatan
15
Dipakai untuk sistem grounding equipment, artinya pentanahan untuk semua
bagian logam dari instalasi tegangan rendah di semua tempat yang pada
keadaan normal tidak boleh bertegangan, harus dihubungkan dengan tanah.
Tahanan pentanahan < = 5 ohm.
c. Elektrode tanah
Macam-macam elektroda tanah :
1) Elektrode Pita
Dibuat hantaran berbentuk pita atau batang bulat atau dari hantaran yang
dipilih yang berbentuk radial, lingkaran atau kombinasi dari bentuk
tersebut. Harus disusun simetris dengan jumlah jari-jari tidak perlu lebih
dari enam karena tidak terlalu berpengaruh.
2) Elektrode Batang
Terbuat dari pipa atau besi baja profil yang ditanam tegak lurus ke dalam
tanah. Panjang elektrode yang digunakan disesuaikan dengan tahanan
pentanahan yang diperlukan.
3) Elektrode Plat
Terbuat dari lempengan plat logam, plat logam berlubang atau terbuat
dari kawat kasa. Plat ini ditanam tegak lurus di dalam tanah, dengan tepi
atasnya sekurang-kurangnya satu meter dibawah permukaan tanah.
2.4
Pemilihan Kawat Pentanahan
Untuk peilihan luas penampang dari kawat pentanahan atau grounding dapat
kita gunakan standar dari PUIL 2000. “Luas penampang penghantar proteksi tidak
boleh kurang dari nilai yang tercantum dalam tabel 1.1. Jika penerapan tabel 1.1
16
menghasilkan ukuran yang tidak standar, maka dipergunakan penghantar yang
mempunyai luas penampang standar terdekat.”
Tabel 1.1
Luas Penampang
Pengantar Fasa Instalasi
S (mm²)
S ≤ 16
Luas Penampang
Minimum Penghantar
Proteksi Yang Berkaitan
SP (mm²)
S
16 <S≤32
16
S>32
S/2
Sumber : Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2.4.1. Kabel
Kabel merupakan salah satu sarana dalam instalasi listrik karena kabel
menghantarkan arus ke beban yang terpasang. Oleh karena itu perlu diketahui
secara pasti berapa besar beban yang terpasang agar kapasitas kabel memadai.
Pemikiran kabel mempertimbangkan berapa hal :
a. Electrical, meliputi ukuran konduktor, type dan tebal isolasi. Bahan yang tepat
untuk desain tegangan menengah dan rendah, mempertimbangkan kekuatan
listrik, bahan isolasi, konstanta dielektrik dan faktor daya.
b. Suhu menyesuaikan dengan suhu lingkungan dan kondisi kelebihan beban,
pengembangan dan tahan thermal.
c. Mechanical, meliputi kekerasan dan flexibilitas serta mempertimbangkan
terhadap kehancuran, abrasi dan kelembaban.
17
d. Kimiawi, stabilitas dari bahan terhadap bahan kimia, cahaya matahari.
Untuk pemilihan kabel didasarkan pada arus yang mengalir pada
penghantar tersebut. Ada dua macam arus yaitu
a. Arus bolak-balik 3 fasa : ........................................................................ ( 2.2 )
Dimana :
b.
I
= arus (ampere)
P
= daya / beban (watt)
V
= tegangan antar fasa (volt)
Cosθ
= faktor daya
Arus bolak-balik 1 fasa.......................................................................... ( 2.3) Dari persamaan di atas didapat arus nominal yang tinggal dikalikan
dengan safety factor dan hasilnya disesuaikan dengan tabel dari jenis kabel yang
digunakan maka akan diketahui luas penampang dari kabel yang dipakai.
Pemilihan kabel juga harus disesuaikan dengan pemilihan rating pengaman.
Macam-macam kabel
a. Kabel NYFGBY
Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk sirkuit power distribusi, baik
pada lokasi kering ataupun basah/lembab. Dengan adanya pelindung kawat
dan pita baja yang digalvanisasi, kabel ini memungkinkan ditanam langsung
18
dalam tanah tanpa pelindung tambahan. Isolasi dibuat tanpa warna dan tiga
urat dibedakan dengan non strip, strip 1 dan strip 2. Kabel ini mempunyai
selubung PVC warna merah dengan penampang luar mencapai 57 mm.
1. Konduktor : Tembaga yang di-anil-kan
2. Isolasi : P VC terekstrusi
3. Filler : PV C terekstrusi
4/5. Perisai : Kawat baja dan spiral pita yang berlapis seng
6. Pelindung Terluar : PVC terekstrusi
Gambar .2.4. Kabel NYFGbY
b. Kabel NYY
Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap dalam tanah yang harus
diberikan pelindung khusus (misalnya : duct, pipa baja, PVC dan besi baja).
Instalasi ini bisa ditempatkan di luar atau di dalam bangunan baik pada
kondisi basah ataupun kering. Kabel jenis ini mempunyai selubung PVC
warna hitam, terdiri dari 1-4 urat dengan penampang luar mencapai 56 mm.
Penggunaan kabel tanah NYY diatur dalam PUIL 2000 pasal 7.15.
19
1.
2.
3.
4.
Konduktor : Tembaga yang di-anil-kan
Isolasi : PVC terekstrusi
Filler : PVC terekstrusi
Pelindung Terluar : PVC terekstrusi
Gambar 2.5. Kabel NYY
c. Kabel NYM
Kabel ini hanya direkomendasikan khusus untuk instalasi tetap di dalam
bangunan yang penempatannya bisa di dalam atau di luar plester tembok
ataupun dalam pipa pada ruangan kering atau lembab. Kabel ini tidak
diijinkan untuk dipasang diluar rumah yang langsung terkena panas dan hujan
ataupun ditanam langsung dalam tanah. Penggunaan kabel instalasi
berselubung ini diatur dalam PUIL 2000 pasal 7.12.2.
1.
2.
3.
4.
Konduktor : Tembaga yang di-anil-kan
Isolasi : PVC terekstrusi
Filler : PVC terekstrusi
Pelindung Terluar : PVC terekstrusi
Gambar 2.6. Kabel NYM
20
d. Kabel NYA
Kabel jenis ini dirancang dan direkomendasikan untuk digunakan pada
instalasi tetap dalam kotak distribusi atau rangkaian pada panel. Pemasangan
kabel ini hanya diperbolehkan untuk tempat yang kering dan tidak
direkomendasikan bila dipasang pada tempat yang basah atau langsung
terkena cuaca.
1. Konduktor : Tembaga yang di-anil-kan
2. Isolasi : PVC terekstrusi
Gambar 2.7. Kabel NYA
e. Kabel NYAF
Kabel jenis ini fleksibel dan dirancang untuk instalasi di dalam pipa,
duct atau dalam kotak distribusi. Karena sifatnya yang fleksibel’ kabel ini
sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan yang tajam. Kabel
dengan ukuran kurang dari 1,5 mm2 hanya diperbolehkan digunakan di dalam
peralatan ataupun papan pengontrol dan tidak diperbolehkan dipasang
instalasi tetap.
21
f. Hantaran Tembaga Telanjang (BBC)
Untuk saluran distribusi udara yang direntangkan diantara tiang-tiang
dan isolator-isolator yang khusus dirancang untuk itu. Disamping itu juga bisa
digunakan untuk hantaran pentanahan (grounding)
g. Twisted Cable Saluran Rumah (Service Enterance)
Kabel jenis ini khusus digunakan untuk saluran dari jaringan distriusi ke
konsumen. Dengan adanya bahan penghantar dari tembaga jenis setengah
keras atau keras, maka kabel ini memungkinkan dapat digantung antar tiang
tanpa penunjang khusus. Zar karbon hitam yang terdapat pada isolasi sangat
memungkinkan ketahananya terhadap cuaca tropis.
h. Twisted Cable Jaringan Distribusi Tegangan Rendah (ITR)
Kabel jenis ini khusus digunakan untuk jaringan distribusi tegangan
rendah yang jauh lebih praktis dari pada hantaran telanjang. Dengan adanya
penunjang yang sekaligus sebagai netral, kabel ini memungkinkan untuk
ditegangkan. Sesuai kebutuhan kabel ini bisa dilengkapi dengan saluran
penerangan jalan yang biasanya terdiri dari dua urat 16 mm2 alumunim.
i. N2XSY
Kabel jenis ini sering digunakan untuk jaringan distribusi tegangan
menengah. Dengan konduktor yang terbuat dari tembaga.
22
TABEL 2.1
KHA kabel tanah tegangan rendah pada suhu keliling 300 C dan suhu penghantar
Maksimum 700C
KHA
Terus Menerus
Luas
Jenis
Penghantar
Penampang
Nominal
Berinti dua
Berinti Tiga dan
Empat
Di
Di
Tanah
Udara
A
A
26
18.5
1,5
Di
Tanah
A
40
Di
Udara
A
26
Di
Tanah
A
31
Di
Udara
A
20
2,5
54
35
41
27
34
25
4
70
46
54
37
44
34
6
90
58
68
48
56
43
10
122
79
92
66
75
60
16
160
105
121
89
98
80
25
206
140
153
118
128
106
35
249
174
187
145
157
131
50
296
212
222
176
185
159
70
365
269
272
224
228
202
95
438
331
328
271
275
244
120
499
386
375
314
313
282
150
561
442
419
3361
353
324
185
637
511
475
412
399
371
240
743
612
550
484
464
436
300
843
707
525
590
524
481
400
986
859
605
710
600
560
500
1125
1000
-
-
(mm²)
NYY
Berinti Tunggal
23
TABEL 2.2
KHA kabel rumah PVC tunggal tanpa selubung dan arus pengenal alat proteksi Pada
suhu keliling 300 C, dengan suhu penghantar maksimum 700C
Jenis
Penghantar
Luas
Penampang
Terus Menerus
Proteksi
Pemasangan
Pemasangan
Pemasangan
Dalam Pipa
Di Udara
Dalam Pipa
DI Udara
(A)
(A)
(A)
(A)
2
0.5
3
2.5
4
-
5
2
10
0.75
7
15
4
10
1
11
19
6
20
1.5
15
24
10
25
2.5
20
32
16
35
4
25
42
20
50
6
33
54
25
63
10
45
73
35
80
16
61
98
50
100
25
83
129
63
125
35
103
158
80
160
50
132
198
100
200
70
165
245
125
250
95
197
292
160
(mm²)
NYA
Arus Pengenal Alat
Pemasangan
Nominal
1
KHA
24
TABEL 2.3
KHA kabel rumah dengan selubung PVC
Pada suhu keliling 300 C, dengan suhu penghantar maksimum 700C
Jenis Kabel
1
NYM
Luas Penampang
2
dalam (mm )
2
0.75
1
1.5
2.5
4
6
10
16
25
35
50
70
95
120
25
KHA
Arus pengenal
terus-menerus
3
12
15
18
26
34
44
61
82
108
135
168
207
250
292
alat proteksi
4
6
10
10
20
25
35
50
63
80
100
125
160
200
250
TABEL 2.4
KHA kabel tanah tegangan rendah pada suhu keliling 300 C dan suhu penghantar
maksimum 700C
Luas
Jenis
Penampang
Penghantar Nominal
2
(mm )
NYY
1.5
2.5
4
6
10
16
25
35
50
70
95
120
150
185
240
300
400
500
Berinti tunggal
Di
Di
tanah
A
40
54
70
90
122
160
206
249
296
365
438
499
561
637
743
843
986
1125
udara
A
26
35
46
58
79
105
140
174
212
269
331
386
442
511
612
707
859
1000
26
KHA
Terus - menerus
Berinti dua
Di
Di
tanah
A
31
41
54
68
92
121
153
187
222
272
328
375
419
475
550
525
605
-
udara
A
20
27
37
48
66
89
118
145
176
224
271
314
3361
412
484
590
710
-
Berinti tiga dan empat
Di
Di
tanah
A
26
34
44
56
75
98
128
157
185
228
275
313
353
399
464
524
600
-
udara
A
18.5
25
34
43
60
80
106
131
159
202
244
282
324
371
436
481
560
-
Tabel 2.5
Faktor koreksi untuk KHA dari beberapa kabel tanah berinti tunggal pada system Arus
searah dan kabel tanah berinti banyak pada sistem arus fasa 3
Penyusunan
kabel-kabel
Jumlah kabel
yang dipasang
Diatas lantai
Pemasangan tidak rapat
1
2
3
6
9
Pemasangan berhimpit
1
2
3
6
9
0.95 0.90 0.88 0.85 0.84
0.90 0.84 0.80 0.75 0.73
0.95 0.90 0.88 0.85 0.84
0.90 0.85 0.83 0.81 0.80
0.88 0.86 0.81 0.79 0.78
0.86 0.81 0.79 0.77 0.76
0.95
0.95
0.95
0.95
0.84
0.80
0.78
0.76
0.80
0.76
0.74
0.72
0.75
0.71
0.70
0.68
0.73
0.69
0.68
0.66
1.00
1.00
1.00
1.00
0.98
0.95
0.94
0.93
0.88
0.83
0.81
0.79
0.85
0.81
0.79
0.77
0.84
0.80
0.78
0.76
0.95
0.95
0.95
0.95
0.84
0.80
0.78
0.76
0.80
0.76
0.74
0.72
0.75
0.71
0.70
0.68
0.73
0.69
0.68
0.66
1
2
3
6
9
1
2
3
6
9
Jumlah
Penyangga
Kabel
Diatas
penyangga
kabel tetutup
(sirkulasi udara
terhindari)
Jumlah
Penyangga
Kabel
Diatas
penyangga
kabel terbuka
Jumlah kabel
yang dipasang
Dipasang pada
konstruksi besi
atau dinding
Pemasangan
yang faktor
koreksinya dapat
diabaikan
1.00 0.93 0.90 0.87 0.86
Jumlah kabel yang dipasang
tidak ditetapkan
0.95 0.78 0.73 0.68 0.66
Jumlah kabel yang dipasang
tidak ditetapkan
2.4.2. Jatuh Tegangan
Jatuh tegangan didefinisikan sebagai perbedaan antara tegangan ujung
kirim dan tegangan ujung terima dari penyulang. Jatuh tegangan merupakan
27
perbedaan nilai mutlak dari tegangan ujung kirim dan tegangan ujung terima.
Jatuh tegangan ini terjadi akibat adanya impedanzi dari sistem tersebut.
Secara pendekatan jatuh tegangan atau ∆V adalah :
∆V = R*I*Cosθ+X*I* Sinθ
(untuk sistem satu fasa)...........................………………......................(2.5)
∆V = √3 * R*I*Cosθ+√3*X*I* Sinθ
(untuk sistem satu fasa)…...........................……………......................(2.6)
Dimana :
A = luas penampang penghantar nominal, dalam m2
I
= kuat arus dalam penghantar, dalam ampere
∆V = rugi tegangan dalam penghantar, dalam volt
I
= Jarak dari permulaan penghantar hingga ujung, dalam m
X = reaktansi penghantar, dalam ohm
R = tahanan penghantar, dalam ohm
Cos θ = Factor Daya
28
Download