Listrik Dinamis Standar Kompetensi: Menerapkan konsep kelistrikan dalam penyelesaian masalah dan produk teknologi. Kompetensi Dasar: • Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana. • Mengidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari. • Menggunakan alat ukur listrik. A. Hukum Ohm 1. Hubungan Kuat Arus dan Tegangan Kuat arus listrik yang terjadi pada suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan kedua ujung penghantar. V konstanta I V R I atau V IR Grafik perbandingan V-I pada hukum Ohm 2. Hambatan Hambatan suatu penghantar sebanding dengan panjang penghantar dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya. l R A Keterangan: R = hambatan peghantar () = hambatan jenis (m) l = panjang penghantar (m) A = luas penampang (m2) • Hambatan jenis () suatu penghantar bertambah besar secara linear karena kenaikan suhu. • Hambatan penghantar (R) juga merupakan fungsi linear dari suhu. t 0 (1 t ) Rt R0 (1 t ) Keterangan: = hambatan jenis (m) R = hambatan penhantar (m) = koefsien suhu (/°C) t = kenaikan suhu (/°C) 3. Rangkaian Hambatan a. Rangkaian Seri Hambatan satu dengan hambatan lainnya disusun secara berurutan. Besar hambatan pengganti dihitung dengan menggunakan rumus, Rs R1 R2 R3 ... Rn b. Rangkaian Paralel • Hambatan satu dengan hambatan lainnya disusun secara berdampingan. • Tiap hambatan bertemu pada satu titik percabangan. Besar hambatan pengganti dihitung dengan menggunakan rumus, 1 1 1 1 1 ... R p R1 R2 R3 Rn B. Hukum Kirchoff 1. Hukum I Kirchoff jumlah arus masuk = jumlah arus keluar I1 I 2 I 3 I 4 I 5 atau I1 I 2 I 3 I 4 I 5 0 I 0 2. Hukum I Kirchoff Pada rangkaian tertutup, jumlah aljabar ggl sumber arus dengan penurunan potensial, sama dengan nol. E ( IR ) 0 Ketentuan perumusan hk. Kirchoff II: Semua hambatan dihitung positif. E bernilai positif jika E bernilai negatif jika Arus yang searah dengan penelusuran lup dihitung positif, sedangkan yang berlawanan dihitung negatif. Jika hasil akhir perhitungan kuat arus bernilai negatif maka kuat arus yang sebenarnya merupakan kebalikan dari arah yang ditetapkan. 3. Kuat Arus Listrik pada Rangakaian Sederhana Dalam rangkaian hanya terdapat satu buah sumber arus, maka: E Ir IR 0 Sehingga besarnya kuat arus dirumuskan dengan, E I rR 4. Kuat Arus Listrik pada Rangakaian Tertutup Misal, arah arus dan penelusuran loop searah dengan jarum jam, sesuai dengan hukum Kirchoff II maka: E1 E2 E3 I (r1 R1 r2 R2 R3 R4 r3 ) C. Alat Ukur Listrik 1. Amperemeter • Berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik. • Dipasang seri dalam rangkaian. • Dalam rangkaian, amperemeter dilambangkan dengan simbol 2. Voltmeter • Berfungsi untuk mengukur besarnya tegangan dalam rangkaian listrik. • Dipasang paralel dalam rangkaian. • Dalam rangkaian, voltmeter dilambangkan dengan simbol 3. Multimeter • Dapat berfungsi sebagai voltmeter, amperemeter, dan ohmeter. • Pada multimeter analog, besar simpangan jarum sebanding dengan besar satuan (voltage, kuat arus, atau nilai hambatan) yang sedang diukur. D. Daya Listrik 1. Pengertian Daya Listrik Daya, adalah besar usaha atau energi listrik per satuan waktu. W VIt P t t P ( IR) I P VI PI R 2 2. Daya pada Alat-Alat Listrik Misalnya, pada sebuah lampu bertuliskan 40W/220V, hal ini berarti menunjukkan: • Pada tegangan 220 V, lampu membutuhkan daya sebesar 40 watt atau 40 joule per sekon. • Dalam satu jam, lampu menggunakan energi listrik sebesar: J 40 3.600 s 144.000 J 144 kJ s • Pemakaian daya diukur oleh kWh-meter diukur dalam satuan kWh Jika lampu dipasang pada tegangan selain 220 V, misalnya pada tegangan 110 V, maka daya yang diserap lampu adalah sebagai berikut. V V 220 P R 1.210 R P 40 2 2 V ( 110 ) P' 10 watt R 1.210 2 2 2 Jadi, fungsi lampu tidak maksimal pada tegangan yang lebih rendah daripada yang tertera pada lampu. 3. Penghematan Energi Listrik Menggunakan peralatan listrik dengan daya kecil. Mematikan peralatan listrik jika tidak digunakan. Mengurangi lamanya pemakaian listrik. Menggunakan alat listrik hemat energi. 4. Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan