analysis of revenue assignment audit financial

advertisement
ANALYSIS OF REVENUE ASSIGNMENT
AUDIT FINANCIAL STATEMENTS
Case Study On Public Accountants
Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Yogyakarta Branch Office
Suryadi, Eliya Isafaatun, SE., MM
Abstract
Research Thesis with the title Analysis of Financial Statement Audit Assignment
Acceptance by Public Accountants Doli, Bambang, Sudarmadji & Dada
Yogyakarta Office Fiscal Year 2008 the author conducted in December to
February of 2008 with the object of study Public Accountants Doli, Bambang,
Sudarmadji & Dada Office of Yogyakarta and Client Public Accountants Doli,
Bambang, Sudarmadji & Dadang Office of Yogyakarta.
This study aims to determine whether the procedures for receiving and analyzing
financial statement audits by the Office of Public Accountants Doli, Bambang,
Sudarmadji & Dadang Office of Yogyakarta has been in accordance with
acceptance standards audits of financial statements that have been required by the
Indonesian Institute of Certified Public Accountants.
Based on the analysis that has been the author do that Public Accountants Doli,
Bambang, Sudarmadji & Dadang Yogyakarta Office has implemented all
requirements have been required by the Indonesian Institute of Certified Public
Accountants and the Accounting Standards.
In determining the ability to apply professional skills closely and carefully Public
Accountants Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Yogyakarta Office has
undertaken this stage but not documented, as well as in identifying objec at
special risk and the risk of unusual Public Accountants Doli, Bambang,
Sudarmadji & Dada Yogyakarta Office can not apply this stage because at the
time of the audit for fiscal year 2008 clients do not have a client who has a
specialist business that Public Accountants Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
Yogyakarta Office did hire a professional special audits required.
Keywords: Assignment, Audit of Financial Statements
1
ANALISIS PENERIMAAN PENUGASAN
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik
Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang Yogyakarta
Suryadi, Eliya Isafaatun, SE., MM
ABSTRAK
Penelitian Skripsi dengan judul Analisis Penerimaan Penugasan Audit Laporan
Keuangan oleh Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
Kantor Yogyakarta Tahun Buku 2008 yang penulis laksanakan pada bulan
Desember sampai dengan bulan Februari tahun 2008 dengan objek penelitian
Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor
Yogyakarta dan Klien Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang Kantor Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah prosedur
penerimaan penugasan audit laporan keuangan oleh Kantor Akuntan Publik Doli,
Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Yogyakarta telah sesuai dengan standar
penerimaan penugasan audit laporan keuangan yang telah dipersyaratkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia.
Berdasarkan analisis yangg telah penulis lakukan bahwa Kantor Akuntan Publik
Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Yogyakarta telah melaksanakan
semua persyaratan yang telah dipersyaratkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia dan Standar Akuntansi.
Dalam menentukan kemampuan untuk menerapkan kemahiran profesional
dengan cermat dan seksama Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji
& Dadang Kantor Yogyakarta telah melaksanakan tahapan ini tetapi tidak
terdokumentasi, serta dalam mengidentifikasi keadan pada resiko khusus dan
resiko tidak biasa Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
Kantor Yogyakarta tidak dapat menerapkan tahapan ini dikarenakan pada saat
audit untuk klien tahun buku 2008 tidak terdapat klien yang memiliki usaha
specialis sehingga Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
Kantor Yogyakarta tidak menggunakan tenaga special profesional audit yang
diperlukan.
Kata Kunci : Penugasan, Audit Laporan Keuangan
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting yang
digunakan untuk mengambil keputusan. Menurut Standar Akuntansi
Keuangan, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, laporan arus kas, neraca serta catatan atas laporan
keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar para pelaku ekonomi dan
pengambil kebijakan ekonomi. (IAI, PSAK 1, P.12).
Laporan
keuangan
dibuat
oleh
manajemen
dan
menjadi
tanggungjawab manajemen sepenuhnya. Laporan keuangan yang buat oleh
manajemen akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti
instansi pemerintah, kreditur, calon kreditur, investor, calon investor. Para
pengguna laporan keuangan berharap bahwa laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen akan memberikan informasi keuangan yang
mengandung keakuratan dan dapat dipercaya. Selain untuk kepentingan para
pemegang saham atau pemilik perusahaan, kebijakan pemerintah juga
mengharuskan bahwa perusahaan harus diperiksa atau diaudit pihak
independen. Hal ini dilakukan semata-mata untuk membuka kepercayaan
3
publik tentang keberadaan perusahaan dan akuntan publik sebagai pihak
profesional yang independen.
Akuntan Publik sebagai profesional yang independen
dan telah
mendapatkan izin praktek dari Menteri Keuangan inilah yang mempunyai
wewenang untuk melakukan pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan
perusahaan. Dalam melakukan praktek audit akuntan publik harus
berpedoman pada ketentuan yang ada pada Standar Profesi Akuntan Publik
yang ditetapkan oleh Institute Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut
meliputi ; (1) Standar Umum, (2) Standar Pekerjaan Lapangan, (3) Standar
Pelaporan.
Dalam Standar Umum dinyatakan bahwa seorang auditor harus
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup serta bertindak secara
profesional dan independensi dalam sikap mental. Pada Standar Lapangan
disebutkan bahwa auditor dalam melakukan pekerjaanya harus direncanakan
sebaik-baiknya dan unutk merencanakan audit, auditor harus menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Sedangkan pada
Standar Pelaporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Selain Standar Auditing yang menjadi pedoman dalam melakukan
pekerjannya auditor juga harus tunduk dan patuh pada Kode Etik Akuntan
dalam penugasannya. Standar-standar tersebut di atas dalam banyak hal
saling berhubungan dan saling bergantung satu dengan lainnya. Keadaan
yang berhubungan erat dengan penentuan dipenuhi atau tidaknya suatu
4
standar, dapat berlaku juga untuk standar yang lain. Materialitas dan risiko
audit melandasi penerapan semua standar auditing, terutama standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (SA, seksi 150).
Dalam melakukan pekerjannya akuntan publik atau auditor akan
memulai dengan perencanaan awal yaitu dengan melihat gambaran umum
perusahaan yang akan diperiksa. Hasil dari perencanaan awal tersebut akan
digunakan sebagai pengambilan keputusan apakah auditor akan menerima
penugasan dari klien atau tidak. Hal ini sangat penting karena proses audit
diawali dengan penerimaan penugasan.
Suatu hal yang penting bagi auditor sebelum menerima penugasan
audit laporan keuangan adalah apakah ada kondisi yang dapat menggangu
atau memojokan independensinya. Akuntan publik akan mengikuti standar
umum kedua yaitu dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor
independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.
Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa
independensi sikap auditor ternyata berkurang bahkan kepercayaan
masyarakat dapat menurun disebabkan mereka yang berfikir reasonable
dianggap mempengaruhi sikap independen tersebut. (SA seksi 220.p.3).
Tahapan penerimaan penugasan audit laporan keuangan sangat
penting dilakukan untuk menghindarkan auditor dari permasalahan hukum
yang akan terjadi dengan laporan yang dihasilkannya. Oleh karena itu
5
sebelum menerima penugasan audit laporan keuangan, auditor harus
mengadakan kesepakatan dengan pihak manajemen klien mengenai sifat dan
luasnya
lingkup
pemeriksaan
serta
tanggungjawab
auditor
dan
tanggungjawab manajemen. Hasil kesepakatan inilah yang menjadikan dasar
auditor menerima atau menolak klien atas penugasan audit laporan keuangan
secara profesional sesuai dengan prosedur dan standar profesi akuntan
publik dan akan menjadi bukti tertulis dalam bentuk dokumen perjanjian
antara akuntan publik dengan klien.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengingat pentingnya masalah penerimaan penugasan calon klien
dalam penerimaan penugasan udit laporan keuangan. Maka penulis tertarik
untuk melakukan dengan judul “Analisis Penerimaan Penugasan Audit
Laporan Keuangan Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Doli,
Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang Yogyakarta”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis mencoba untuk menarik
suatu permasalahan yang berupa pertanyaan yaitu :
1. Bagaimana prosedur penerimaan audit laporan keuangan pada Kantor
Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
2. Apakah penerimaan penugasan audit laporan keuangan pada Kantor
Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang
Yogyakarta telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik.
6
1.3. Batasan Masalah
Agar dalam penulisan skripsi ini tidak menimbulkan persepsi lain dan
terfokus, penulis akan membatasi hanya pada :
1. Klien audit Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang dengan tujuan penugasan audit laporan keuangan.
2. Klien audit laporan keuangan tahun buku 2008
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui prosedur penerimaan penugasan audit laporan
keuangan pada Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang Kantor Cabang Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui apakah dalam proses penerimaan penugasan audit
laporan keuangan pada Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang,
Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang Yogyakarta telah sesuai dengan
Standar Profesi Akuntan Publik.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan pemahaman dan
memberikan manfaat :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi penulis
dalam hal penerimaan penugasan audit laporan keuangan pada Kantor
7
Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang
Yogyakarta.
2. Bagi Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
Kantor Cabang Yogyakarta
Diharapkan akan memberikan manfaat bagi Kantor Akuntan Publik
Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang Yogyakarta
untuk memperhatikan dalam pemahaman penerimaan penugasan audit
laporan keuangan.
3. Bagi Akademisi
Sebagai bahan tambahan referensi bagi perkembangan ilmu akuntansi di
dunia pendidikan akuntansi.
1.6. Hipotesis
Diduga bahwa penerimaan penugasan audit laporan keuangan pada Kantor
Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang
Yogyakarta telah sesuai dengan Standar Profesi Akuntan Publik.
1.7. Metode Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah salah satu metode yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dengan cara melakukan komunikasi langsung
berkaitan dengan penerimaan penugasan audit laporan keuangan.
8
b. Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung dan mencatat kegiatan yang
berhubungan dengan penerimaan penugasan audit laporan keuangan
pada Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
kantor Cabang Yogyakarta.
c. Inspeksi
Memeriksa dokumen-dokumen penerimaan penugasan audit laporan
keuangan Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang kantor Cabang Yogyakarta.
d. Kuesioner
Merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan daftar
pertanyaan kepada responden untuk diisi (Soeratno dan Lincolin
Arsyad, 2003). Dalam penelitian skala kuesioner yang dipakai adalah
skala Likert yaitu menilai pertanyaan dengan cara memberi skor
pada jawaban kuesioner dari responden :
Sesuai
(S)
skor 1
Tidak sesuai
(TS)
skor 0
2. Metode Analisis Data
Pada analisa data ini penulis akan menganalisa penerimaan penugasan
audit laporan keuangan dengan standar yang telah ditetapkan oleh
Institute Akuntan Publik Indonesia.
a. Memperoleh
pemahaman
yang
cukup
mengenai
prosedur
penerimaan penugasan audit laporan keuangan yang dilakukan di
9
Kantor Akuntan Publik, Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
Kantor Cabang Yogyakarta.
b. Membandingkan Desain penerimaan penugasan audit laporan
keuangan di Kantor Akuntan Publik, Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang Kantor Cabang Yogyakarta.
Tabel 1.1
Design Penerimaan Penugasan Audit Laporan Keuangan Pada KAP
dbs&d Kantor Cabang Yogyakarta Dengan SPAP
Tahapan
Design Penerimaan
Keterangan
Penerimaan Penugasan Audit
Penugasan Audit
Mengevaluasi integritas manajemen (SA,
seksi 315 p.9)
- Komunikasi dengan auditor pendahulu
- Mengajukan pertanyaan pada pihak ke tiga
- Mereview audit klien tahun lalu
Mengidentifikasi keadaan pada resiko tidak
biasa (SA, seksi 315, p9)
- Mengidentiifkasi pemakai laporan
keuangan auditan
- Memperkirakan adanya persoalan hukum
dan stabilitas keuangan
- Mengidentifikasi batasan ruang lingkup
- Mengevaluasi sistem pelaporan keuangan
dan aditabilitas perusahaan klien
Menetapkan kompetensi untuk melaksanakan
audit (SA, seksi 210)
- Mengidentifikasi jasa audit yang
diinginkan
- Penetapan tim audit
- Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi
dan penggunaan tenaga ahli, spesialis (SA,
seksi 336)
Menilai independensi (SA seksi 220)
Menentukan kemampuan untuk menerapkan
kemahiran profesional dengan cermat dan
seksama dalam pelaksanaan pekerjaan auditor
(SA seksi 230, 310)
Pembuatan surat penugasan (SA, seksi 320)
Keterangan :
√
= terdapat design penerimaan penugasan audit
x
= tidak terdapat design penerimaam penugasan audit
T/D = tidak dapat diterapkan pada design penerimaan penugasan audit
10
c. Membandingkan prosedur yang dilaksanakan oleh Kantor Akuntan
Publik, Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang
Yogyakarta dengan Standar Profesional Akuntan Publik
Tabel 1.2
Operasional Penerimaan Penugasan Audit Laporan Keuangan Pada
Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
Kantor Cabang Yogyakarta
Tahapan penerimaan
penugasan audit
Mengevaluasi integritas manajemen (SA, seksi
315 p.9)
- komunikasi dengan auditor pendahulu
- mengajukan pertanyaan pada pihak ke tiga
- mereview audit klien tahun lalu
Prosedur
Klien
A
B
Keterangan
Z
Mengidentifikasi keadaan pada resiko tidak
biasa (SA, seksi 315, p9)
- mengidentiifkasi pemakai laporan keuangan
auditan
- Memperkirakan adanya persoalan hukum dan
stabilitas keuangan
- mengidentifikasi pembatasan ruang lingkup
- mengevaluasi sistem pelaporan keuangan dan
aditabilitas perusahaan klien
Menetapkan kompetensi untuk melaksanakan
audit (SA, seksi 210)
- mengidentifikasi jasa audit yang diinginkan
- penetapan tim audit
- mempertimbangkan kebutuhan konsultasi
dan penggunaan tenaga ahli, spesialis (SA,
seksi 336)
Menilai independensi (SA seksi 220)
Menentukan kemampuan untuk menerapkan
kemahiran profesional dengan cermat dan
seksama dalam pelaksanaan pekerjaan auditor
(SA seksi 230, 310)
Pembuatan surat penugasan (SA, seksi 320)
11
Tabel 1.3
Hasil Inspeksi Dokumen Penerimaan Penugasan Audit
Laporan Keuangan Pada
Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
Kantor Cabang Yogyakarta
Nama
Dokumen
Surat kepada auditor terdahulu
Klien
A
B
C
Z
Program audit pengendalian (mereview laporan
audit independen terdahulu)
Surat tugas
Surat permohonan untuk di audit dari klien
Proposal penawaran jasa
Surat pernyataan bersikap independen
Surat perjanjian kerja
Keterangan :
√
= terdapat design penerimaan penugasan audit
x
= tidak terdapat design penerimaam penugasan audit
T/D = tidak dapat diterapkan pada design penerimaan penugasan audit
1.8. Sistematika Penulisan
Skripsi ini akan penulis sajikan dalam 6 (enam) bab dan masing-masing bab
akan menguraikan penjelasan seperti dibawah ini :
BAB I
Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
hipotesis, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori
Dalam bab ini akan disajikan teori-teori yang mendukung dalam
penyusunan penulisan skripsi ini, antara pengertian profesi
akuntan publik, Pemeriksaan Akuntan, Akuntan Publik, Kantor
Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik, Tahapan
12
Penerimaan Penugasan Audit Laporan Keuangan sesuai dengan
Standar Profesional Akuntan Publik.
BAB III
Metodologi Penelitian
Pada Bab ini membahas tentang data dan metode pengambilan
data, jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek
penelitian, waktu penelitian, variabel penelitian, sampel, teknik
pengambilan sampel, teknik analisa data dan pengujian
hipotesis.
BAB IV
Pembahasan dan Analisis Data
Pada bab ini akan disajikan sejarah berdirinya Kantor Akuntan
Publik, Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang
Yogyakarta, sturktur organisasi, diskripsi jabatan serta data-data
penerimaan
penugasan
audit
laporan
keuangan,
analisis
perbandingan antara prosedur penerimaan penugasan audit
laporan keuangan yang telah dilaksanakan oleh Kantor Akuntan
Publik, Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang
Yogyakarta dengan prosedur baku dari Standar Profesional
Akuntan Publik.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan serta
saran-saran yang dianggap perlu perbaikan prosedur penerimaan
audit laporan keuangan pada Kantor Akuntan Publik Doli,
Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang Yogyakarta.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Laporan Keuangan
Perkembangan perekonomian, meningkatkan persaingan untuk meraih
kepercayaan publik dengan memberikan informasi keuangan yang handal
dan dapat dipercaya dan tidak menyesatkan. Akuntansi berperan penting
dalam memberikan informasi keuangan yang handal, akurat dan dapat
dipercaya yang merupakan serangkaian pembukuan transaksi-transaksi
keuangan dengan bentuk sebuah laporan keuangan.
Ikatan Akuntan Indonesia mendefinisikan laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
Suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya,
bila ada yang dimaksudkan untuk menkomunikasikan sumber data
ekonomi (aktiva) dan/atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis
akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum
(IAPI, 2007).
Abdul Halim dan Mamduh H. Hanafi dalam bukunya Analisis Laporan
Keuangan mendefinisikan laporan keuangan adalah :
Bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
dalam
mengidentifikasian,
pengukuran,
pencatatan
dan
pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk menilai
(judgment) dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi
tersebut (Mamdul M. Hanafi, 1995)
Dengan demikian laporan keuangan dapat dikatakan bahwa hasil akhir
dari proses akuntansi yang menyajikan informasi (laba rugi, neraca, aliran
kas) yang berguna untuk pengambilan keputusan.
14
Tujuan utama pelaporan keuangan dalam rangka konseptual yaitu :
1. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor, kreditor dan
pemakai lain dalam membuat keputusan-keputusan investor dan
semacamnya yang rasional.
2. Menyediakan informasi untuk membantu para investor, kreditor dan
pemakai lain dalam menilai menilai jumlah, saat terjadi, dan
ketidakpastian penerimaan kas mendatang dari deviden atau bunga dan
pemerolehan kas mendatang dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo
sekuritas atau pinjaman.
3. Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi suatu badan
usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut, dan akibat-akibat dari
transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya badan
usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut (Suwardjono, 2006).
2.2. Pemeriksaan atau Auditing
Istilah auditing digunakan untuk menguraikan rentang luasnya
kegiatan dalam masyarakat. Secara umum pemeriksaan adalah suatu proses
yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataanpernyataan
tersebut
dengan
kriteria
yang
telah
ditetapkan
serta
menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Menurut pendapat Boynton, Johnson dan Kell definisi pemeriksaan atau
auditing adalah :
Suatu proses sistematis yang memperoleh serta mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi
dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta
menyampaikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepntingan
(William C. Boynton, 2001)
15
Sedangkan menurut pendapat Abdul Halim bahwa pengertian pemeriksaan
atau auditing adalah :
Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi buktibukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan
dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara
asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan
menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan
(Abdul Halim, 1995)
Definisi pemeriksaan atau auditing tersebut memiliki unsur-unsur penting
yaitu
2.2.1. Suatu Proses Sistematik
Berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis,
berkerangka dan terorganisasi. Pemeriksaan akuntan dilaksanakan
dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan
bertujuan.
2.2.2. Untuk Memperoleh dan Mengevaluasi Bukti Secara Obyektif
Proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang
mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha,
serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap
bukti-bukti tersebut.
2.2.3. Pernyataan Mengenai Kegiatan dan Kejadian Ekonomi
Yang dimaksudkan dengan pernyataan mengenai kegiatan dan
kejadian ekonomi di sini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi
merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian
informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses
akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam
16
laporan keuangan yang umumnya terdiri dari empat laporan
keuangan pokok ; laba rugi, neraca, laporan laba ditahan dan laporan
perubahan posisi keuangan.
2.2.4. Menetapkan Tingkat Kesesuaian
Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil
pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan dekat
tidaknya pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteris tersebut
kemungkinan dapat dikuantifikasikan, kemungkinan pula dapat
bersifat kualitatif.
2.2.5. Kriteria yang Telah Ditetapkan
Standar atau patokan yang dipakai sebagai dasar untuk menilai
pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa
a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif
b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan manajemen
c. Prinsip akuntansi yang lazim (generally accepted accounting
principles)
2.2.6. Penyampaian Hasil
Penyampaian hasil pemeriksaan akuntan sering disebut dengan
pengesahan (attestation). Pernyataan hasl ini dilakukan secara
tertulis dalam bentuk laporan akuntan (audit report). Pengesahan
dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikan atau menurunkan
17
tingkat kepercayaan masyarakat keuangan atas pernyataan yang
dibuat oleh pihak yang diperiksa.
2.2.7. Pemakai yang Berkepentingan
Dalam dunia bisnis pemakai yang berkepentingan terhadap laporan
akuntan adalah pemegang saham, manajemen, kreditur, calon
investor dan kreditur, organisasi buruh dan inspeksi pajak.
2.3. Pemeriksaan Laporan Keuangan
Pemeriksaan laporan keuangan atau audit laporan keuangan yang khas
terdiri dari upaya untuk memahami bisnis dan industri klien serta
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan
keuangan manajemen, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah
pada kenyataannya laporan keuangan tersebut telah disajikan posisi
keuangan entitas, hasil operasi serta arus kas secara wajar sesuai dengan
akuntansi yang berlaku umum. Auditor bertanggungjawab untuk mematuhi
standar yang berlaku umum dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti,
serta dalam bentuk pendapat atau opini atas laporan keuangan.
Tujuan utama dari audit laporan keuangan bukan untuk menciptakan
informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan
yang telah disesuaikan oleh manajemen. Model pelaporan keuangan dewasa
ini terfokus pada pengukuran dan pelaporan transaksi dalam laporan
keuangan. Posisi ini meliputi pertimbangan profesional penting yang
digunakan dalam mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansi.
18
2.4. Akuntan Publik
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tertanggal 5
Februari 2008 yang ditetapkan di Jakarta oleh Sri Mulyani Indrawati selaku
Menteri Keuangan. Pada Bab I Peraturan Menteri ini tentang Ketentuan
Umum, disitu disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Akuntan adalah
seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Akuntan
Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri untuk
memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.
Izin Akuntan Publik akan diberikan oleh Menteri Keuangan, pemberian izin
Akuntan untuk menjadi Akuntan Publik ini
ditetapkan oleh Sekretaris
Jenderal atas nama Menteri. Untuk mendapatkan izin Akuntan mengajukan
permohonan tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Pusat dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Memiliki nomor Register Negara untuk Akuntan;
2. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
(USAP) yang diselenggarakan oleh IAPI;
3. Dalam hal tanggal kelulusan USAP apabila telah melewati masa 2 (dua)
tahun, maka wajib menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan
Profesional Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 (enam puluh) Satuan
Kredit PPL (SKP) dalam 2 (dua) tahun terakhir;
4. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan
paling sedikit 1000 (seribu) jam dalam 5 (lima) tahun terakhir dan paling
19
sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau
mensupervisi
perikatan
audit
umum,
yang
disahkan
oleh
Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP;
5. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
7. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin Akuntan Publik
8. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin
Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan dan
membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa
data persyaratan yang disampaikan adalah benar.
Izin Akuntan Publik diterbitkan dalam jangka waktu 20 (dua puluh)
hari kerja sejak permohonan izin diterima secara lengkap. Permohonan izin
Akuntan
Publik
dinyatakan
tidak
lengkap
disampaikan
melalui
pemberitahuan tertulis oleh Kepala Pusat dalam jangka waktu 10 (sepuluh)
hari kerja sejak permohonan diterima. Pemohon dapat melengkapi
persyaratan yang dinyatakan tidak lengkap paling lama 3 (tiga) bulan sejak
tanggal pemberitahuan tertulis ditetapkan.
Apabila kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tidak dipenuhi, maka permohonan izin Akuntan Publik tidak dapat diproses
dan pemohon dapat mengajukan permohonan baru dengan memenuhi
persyaratan sebagaimana tersebut diatas.
20
Akuntan Publik dalam memberikan jasanya wajib mempunyai KAP.
Kewajiban mempunyai KAP harus dipenuhi paling lama 6 (enam) bulan
sejak izin Akuntan Publik diterbitkan. Dalam
hal
kewajiban
tidak
dipenuhi, Sekretaris Jenderal atas nama Menteri mencabut izin Akuntan
Publik yang bersangkutan.
2.5. Profesi Akuntan Publik
Profesi akuntan khususnya akuntan publik sebagaimana presi yang
lain seperti arsitek, ahli hukum, dokter, dan lain-lain sudah diakui sebagai
suatu profesi dengan syarat agar sesuatu dapat disebut sebagai profesi, yaitu
1. Diperlukan suatu pendidikan profesional tertentu yang biasanya
setingkat dengan Sarjana (graduate level)
2. Adanya suatu pengaturan terhadap diri pribadi yang didasarkan pada
kode etik profesi
3. Adanya penelaahan dan atau ijin dari pemerintah (Abdul Halim, 1995)
Asal usul auditing dimulai jauh lebih awal dibandingkan dengan asal
usul akuntan, pada saat perkembangan jaman bahwa pada kebutuhan adanya
orang yang dalam batas tertentu dipercaya untuk mengelola harta milik
orang lain, maka dipandang perlu untuk melakukan pengecekan ats kegiatan
kesetiaan orang tersebut sehingga semuanya akan menjadi jelas dan terbuka.
Terdapat beberapa syarat agar dikatakan profesi
1. Suatu lembaga pengetahuan spesialis
2. Suatu pendidikan formal
21
3. Standar untuk mengatur administrasi
4. Suatu kode etik
5. Suatu pengakuan status ditandai dengan adanya lisensi atau penugasan
6. Adanya kepentingan publik dalam pekerjaan yang dilaksanakan praktisi
7. Suatu pengakuan profesional sebagai kewajiban sosial (William C.
Boynton, 2001)
Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara
adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk
badan hukum perusahaan di negara tersebut. Apabila perusahaan-perusahaan
yang berkembang masih dalam skala kecil dan menggunakan modal milik
sendiri untuk membelanjai usahanya, dengan demikian jasa akuntan publik
belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Begitu juga
sebagian besar perusahaan berbadan hukum selain perseroan terbatas yang
bersifat terbuka, di negara-negara tersebut jasa profesi akuntan publik juga
belum diperlukan oleh masyarakat usaha.
Di dalam perusahaan kecil yang berbentuk perusahaan perorangan
yang pemiliknya merangkap sebagai pimpinan perusahaan, laporan
keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut biasanya digunakan oleh
pemilik perusahaan untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangannya.
Begitu juga di dalam perusahaan yang berbentuk firma laporan keuangan
yang dihasilkan perusahaan biasanya hanya dipergunakan oleh sekutunya
yang sekaligus sebagai pimpinan perusahaan, selama kedua perusahaan
tersebut diatas hanya menggunakan modal yang berasal dari pernyertaan
22
pemilik yang sekaligus sebagai pimpinan perusahaan, selama itu pula
laporan keuangan mereka hanya dibuat untuk memenuhi kepentingan intern.
Dalam perkembangan dunia usaha baik perusahaan perorangan
maupun berbagai perusahaan berbentuk badan hukum yang lain tidak dapat
menghindarkan diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu
dalam bentuk penyertaan modal dari pemilik, tetapi berupa penarikan
pinjaman dari kreditur. Dengan demikian pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada para
pemimpin perusahaan saja, tetapi meluas kepada para investor dan kreditur
serta calon-calon investor dan calon kreditur.
Pihak-pihak perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan
untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan.
Umumnya mereka mendasarkan keputusan yang mereka ambil berdasarkan
informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan yang disajikan
perusahaan. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berlawanan,
pimpinan perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai laporan
pertanggungjawaban dana yang berasal dari pihak luar, di pihak lain, pihak
diluar perusahaan ingin memperoleh informasi yang dapat dipercaya dari
pimpinan perusahaan mengenai laporan pertanggungjawaban dana yang
diinvestasikan oleh pihak luar perusahaan tersebut. Adanya perbedaan
kepentingan inilah yang menyebabkan timbulnya dan berkembangnya
profesi akuntan publik, kalau kita gambarkan dalam bentuk bagan struktur
23
hubungan antara manajemen perusahaan, profesi akuntan publik dan pihak
diluar perusahaan, seperti dibawah ini :
Gambar II.1
Hubungan Manajemen, Profesi akuntan Publik, dan Pihak Luar Perusahaan
Kreditur
Menyajikan laporan
keuangan
Dokumen,
Laporan
Keuangan
Menyajikan
pertanggungjawaban
keuangan yang dapat
dipercaya
Melaksanakan
pemeriksaan
akuntan
Manajemen
Perusahaan
Pemegang
Saham
Akuntan
Publik
Pimpinan perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar supaya
pertanggungjawaban keuangan yang disajikan kepada pihak ketiga dapat
dipercaya, sedangkan pihak di luar perusahaan memerlukan jasa pihak
ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang
disajikan oleh pimpinan perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar
keputusan-keputusan yang mereka ambil.
Karena pihak di luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk
menilai keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh
manajemen di dalam laporan keuangannya, maka timbulah profesi akuntan
publik. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi
akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan
24
tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
perusahaan dalam laporan pertanggungjawaban keuangan.
2.6. Kantor Akuntan Publik
Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tertanggal
5 Februari 2008, Kantor Akuntan Publik adalah Badan Usaha yang dapat
berbentuk Perseorangan; atau Persekutuan. Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat didirikan dan
dijalankan oleh seorang Akuntan Publik yang sekaligus bertindak sebagai
pemimpin. Sedangkan KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan adalah
persekutuan perdata atau persekutuan firma. KAP yang berbentuk badan
usaha persekutuan hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang
Akuntan Publik, dimana masing-masing sekutu merupakan rekan dan salah
seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan.
Dalam hal KAP berbentuk usaha persekutuan mempunyai rekan non
Akuntan Publik, persekutuan dapat didirikan dan dijalankan apabila paling
kurang 75% dari seluruh sekutu adalah Akuntan Publik. Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang telah mendapatkan izin dari Menteri adalah sebagai
wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya. Kantor akuntan
publik juga diperbolehkan untuk membuka cabang. Cabang Kantor Akuntan
Publik atau yang sering disebut Cabang KAP adalah kantor yang dibuka
oleh KAP untuk memberikan jasa Akuntan Publik yang dipimpin oleh salah
satu Rekan KAP yang bersangkutan. Ada juga Kantor Akuntan Publik yang
25
berasal dari negara lain atau sering disebut dengan Kantor Akuntan Publik
Asing disingkat KAPA adalah badan usaha jasa profesi di luar negeri yang
memiliki izin dari otoritas di negara yang bersangkutan untuk melakukan
kegiatan usaha paling sedikit di bidang audit umum atas laporan keuangan.
Organisasi Audit Asing atau disingkat OAA adalah organisasi di luar
negeri, yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan di negara
yang bersangkutan yang anggotanya terdiri dari badan usaha jasa profesi
yang melakukan kegiatan usaha paling sedikit di bidang audit umum atas
laporan keuangan.
2.7. Standar Profesi Akuntan Publik
Dalam proses audit, auditor bekerja sesuai dengan standar atau norma
yang telah ditetapkan oleh profesinya, selain itu juga dilandasi kode etik
yang merupakan tatanan moral atau landasan untuk bertindak bagi profesi
akuntan agar apa yang dihasilkan dapat dipercaya oleh masyarakat.
Standar Profesi Akuntan Publik ditetapkan oleh Institute Akuntan Publik
Indonesia dalam SPAP SA Seksi 150 PSA No. 1 adalah sebagai berikut :
2.7.1. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.
26
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama.
2.7.2. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
unutk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keungan yang diaudit.
2.7.3. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan
penerapan
prinsip
akuntansi
dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
27
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang
jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada,
dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Standar-standar tersebut di atas dalam banyak hal saling berhubungan
dan saling bergantung satu dengan lainnya. Keadaan yang berhubungan erat
dengan penentuan dipenuhi atau tidaknya suatu standar, dapat berlaku juga
untuk standar yang lain. “Materialitas” dan “risiko audit” melandasi
penerapan semua standar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan.
2.8. Tahap Penerimaan Penugasan Audit
Keputusan
untuk
melaksanakan
penerimaan
penugasan
audit
merupakan hal yang penting bagi auditor, karena auditor harus berhati-hati
dalam memutuskan klien mana yang harus diterima. Standar Profesi
28
Akuntan Publik merupakan pedoman bagi auditor dalam melaksanakan
tugasnya, termasuk menerima atau melanjutkan penugasan audit.
Selain Standar profesional Akuntan Publik, ada beberapa pendapat
yang menjelaskan tentang hal-hal yang masih harus diperhatikan oleh
auditor sebelum menerima penugasan dari klien. Dalam penulisan skripsi ini
penulis berusah untuk membandingkan pendapat Boynton, Johnson, Kell
dalam bukunya Modern Auditing. Hal ini dilakukan agar penulis mendapat
masukan tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan sebelum menerima
penugasan sebagai pendukung Standar Profesional Akuntan Publik. Berikut
ini merupakan perbandingan tahapan penerimaan penugasan audit menurut
Standar Profesional Akuntan Publik dan menuurt Boynton, Johnson, Kell.
2.8.1. Mengevaluasi Integritas Manajemen (SPAP SA Seksi 319 p.9)
Pada SA Seksi 319 p.9 dijelaskan bahwa komunikasi antara auditor
pengganti dengan auditor pendahulu dilakukan agar auditor
pengganti dapat memperoleh keterangan mengenai masalah-masalah
yang
menurut
keyakinan
auditor
dapat
membantu
dalam
memutuskan penerimaan atau penolakan perikatan. Salah satunya
adalah informasi yang kemungkinan beriaktan dengan integritas
manajemen, antara lain adalah :
2.8.1.1. Menelaah Klien Baru
Mengadakan konfirmasi dengan auditor terdahulu
merupakan suatu prosedur yang perlu dilaksanakan
29
mengingta auditor terdahulu dapat memberikan infromasi
yang
bermanfaat
kepada
auditor
pengganti
dalam
mempertimbangkan penerimaan atau penolakan penugasan
audit laporan keuangan. Auditor pengganti harus selalu
memperhatikan beberapa perihal antara lain bahwa auditor
pendahulu dan klien mungkin berbeda persepsi atau
pendapat tentang penerapan prinsip akuntansi, prosedur
audit, atau hal-hal lain yang serupa dan berpengaruh secara
signifikan.
Informasi tentang integritas manajemen dapat juga
diperoleh dari pihak-pihak yang memiliki pengetahuan
seperti pengacara, bankir dan pihak-pihak lain dalam
komunitas keuangan dan bisnis yang memiliki hubungan
bisnis dengan calin klien. Infromasi dari pihak ketiga ini
sangat berguna bagi auditor terlebih jika calon klien belum
pernah diaudit.
2.8.1.2. Melanjutkan Klien Lama
Untuk klien lama auditor melakukan review
pengalaman masa lalu dengan klien. Auditor harus
mempertimbangkan
dengan
cermat
pengalaman
berhubungan kerja dengan manajemen klien diwaktu yang
lalu.
30
2.8.2. Mengidentifikasi Keadaan Khusus dan Resiko tidak biasa (SPAP SA
Seksi 315 p.9)
Selain untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan
integritas manajemen, komunikasi antara auditor pendahulu dengan
auditor pengganti bertujuan agar auditor pengganti memperoleh
informasi mengenai kecurangan, unsur pelanggaran hukum oleh
klien, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengendalian
intern.
Hal ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi pemakai laporan keuangan
Auditor harus mempertimbangkan apakah klien merupakan
perusahaan
publik
(menjual
saham-sahamnya
kepada
masyarakat umum) atau perusahaan privat, kepada siapa saja
atau kepada pihak ketiga mana diperkirakan klien berpotensi
mempunyai kewajiban sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Penambahan persyaratan pelaporan
berarti dapat menambah persyaratan kompetensi, peningkatan
biaya aduit dan memperluas kewajiban hukum auditor.
b. Memperkirakan adanya persoalan hukum dan stabilitas
keuangan klien
Prosedur yang dapat digunakan auditor untuk mengidentifikasi
hal-hal semacam itu adalah dengan mengajukan pertanyaan
kepada manajemen, menganalisa laporan keuangan yang
31
pernah diterbitkan baik yang diaudit maupun yang tidak diaudit
dan bila mana ada mereview laporan-laporan yang disampaikan
kepada berbagai instansi.
c. Mengidentifikasi pembatasan lingkup pemeriksaan
Ketika mempertimbangkan apakah akan menerima suatu
perikatan, auditor harus mengevaluasi apakah pembatasan
terhadap ruanglingkup pemeriksaan audit menerima resiko
yang menyebabkan auditor tidak dapat menerbitkan pendapat
wajar
tanpa
pengecualian.
Jika
manajemen
mencegah
kunjungan ke lokasi-lokasi tertentu yang dianggap material
oleh auditor, atau membatasi hubungan dengan konsumen atau
pemasok tertentu, auditor harus mempertimbangkan apakah
tindakan-tindakan
tersebut
menyebabkan
diterbitkannya
pendapat wajar tanpa pengecualian.
d. Mengevaluasi auditabilitas perusahaan klien
Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kondisi-kondisi
lain yang menimbulkan pertanyaan mengenai auditabilitas
klien. Kemungkinan perusahaan tidak memiliki catatan-catatan
akuntansi atau catan akuntansi yang dimiliki buruk sekali,
perusahaan juga tidak memiliki strktur organisasi yang jelas,
pengendalian intern yang tidak memadai, adanya kemungkinan
pembatasan klien atas audit yang akan dilakukan.
32
2.8.3. Menetapkan Kompetensi untuk Melaksanakan Audit (SPAP SA
Seksi 210)
Pada standar umum yang pertama dalam standar auditing
menyatakan bahwa auditor harus dilakukan oleh seorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan memiliki pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor.
Pendidikan
formal
auditor
independen
dan
pengalaman
profesionalnya saling melengkapi satu sama lain. Setiap auditor
independen yang menjadi penanggungjawab suatu perikatan harus
menilai dengan biak kedua persyaratan profesional ini dalam
menentukan luasnya supervisi dan review terhadap hasil kerja para
asistennya. Perlu disadari bahwa yang dimaksud dengan pelatihan
seorang profesional mencakup pula kesadarannya untuk secara terus
menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan
profesinya. Ia harus mempelajari, memahami dan menerapkan
ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip-prinsip akuntansi dan
standar auditing yang ditetapkan oleh Institute Akuntan Publik
Indoensia.
a. Mempertimbangkan jasa yang diinginkan
Kebanyakan
klien
yang
memerlukan
suatu
audit
juga
memerlukan jasa tambahan, klien dapat meminta rekomendasi
auditor mengenai sistem pengukuran kinerja atau peningkatan
pengendalian
intern.
Kantor
akuntan
publik
harus
33
mempertimbangkan apakah ia memiliki kompetensi untuk
melaksanakan semua jasa yang diperlukan oleh klien dalam suatu
perikatan audit.
b. Penetapan tim audit
Tim audit dapat ditentukan dengan keriteria
1) Seorang
partner
yang
bertanggungjawab
penuh
dan
merupakan penanggungjawab akhir dari semua proses
penugasan audit laporan keuangan
2) Seorang manajer atau lebih yang mengkoordinasi dan
melakukan supervisi pelaksanakan program audit
3) Seorang
supervisi
atau
lebih
yang
membantu
pengkoordinasian dan melakanakan review terhadap hal
kinerja tim audit
4) Seorang senior lebih bertanggungjawab atas sebagian
program audit
5) Staff asisten yang mengerjakan berbagai prosedur audit yang
diperlukan
c. Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan pengguna spesialis
(SA seksi 336)
Auditor tidak diharapkan untuk memiliki keahlian atau pelatihan
untuk suatu pekerjaan yang merupakan bidang profesi yang lain
(PSA No. 39, SA seksi 336). Penggunaan Pekerjaan Spesial
menyatakan bahwa auditor bisa menggunakan pekerjaan spesial
34
untuk
mendapatkan
bukti
yang
kompeten,
misalnya
menggunakan spesialis appraise guna mendapatkan bukti
penilaian
barang-barang
seni,
insinyur
tambang
untuk
menentukan jumlah cadangan atau deposit barang tambang yang
ada di suatu pertambangan, aktuaris untuk menentukan jumlah
rupiah program pension yang akan digunakan dalam akuntansi,
penasehat hukum untuk memperkirakan hasil akhir dari suatu
perkara
pengadilan
yang
masih
berjalan
dan
konsultan
lingkungan untuk menentukan pengaruh undang-undnag dan
peraturan tentang lingkungan.
Sebelum menggunakan spesialis, auditor harus memperkirakan
apakah ia akan puas dengan kualifikasi profesional, reputasi dan
objektivitas spesialis yang digunakannya walaupun pada
akhirnya hasil keputusan dari para spesialis ini akan menjadi
tanggungjawab auditor sepenuhnya.
2.8.4. Menilai Independensi (SPAP SA Seksi 220)
Standar auditing pada Standar umum kedua yang menyatakan bahwa
dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
Salah satu prosedur yang lazim ditempuh adalah mengirim surat
edaran kepada semua staf profesional kantor akuntan publik yang
bersangkutan dengan menyebutkan nama calon klien, untuk
mengidentifikasi kemungkinan adanya hubungan keuangan atau ada
35
hubungan keluarga dengan klien tersebut. Apabila disimpulkan
bahwa persyaratan independensi tidak dapat dipenuhi, maka
penugasan harus dibatalkan atau ditolak dengan cara calon klien
diberi informasi bahwa apabila audit tetap akan dilaksanakan, maka
auditor akan menolak memberikan pendapat. Selain dari itu Kantor
akuntan publik harus memastikan bahwa menerima klien tersebut
tidak akan menimbulkan pertentangan kepentingan dengan klien
lainnya. (Al. Haryanto Jusuf, 2001 : 178)
2.8.5. Menentukan Kemampuan untuk Menerapkan Kemahiran Profesional
dengan Cermat dalam Pelaksanaan Pekerjaan Auditor (SPAP SA
Seksi 230, 310 )
Standar umum ketiga menyatakan bahwa dalam pelakanakan
audit dan penyusunan laporan keuangan, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Penggunakan
kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menentukan
tanggungjawab setiap profesional yang bekerja dalam organisasi
auditor independen untuk mengamati standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan.
Dalam menentukan keputusan mengenai apakah akan
menerima atau menolak suatu audit, penggunaan kemahairan
profsional dengan kecermatran dan keseksamaan diperlukan untuk
melihat kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan kantor akuntan
publik menarik diri dari suatu audit termasuk kekawatiran mengenai
36
integritas manajemen atau penahanan bukti yang tampak selama
audit, klien menolak untuk membenarkan salah saji material dalam
laporan keuangan dan klien mengambil langkah-langkah yang tepat
untuk memperbaiki kecurangan atau tindakan melawan hukum yang
ditemukan selama audit.
Selain hal diatas ada hal lain yang perlu dipertimbangkan oleh
auditor adalah mengenai penunjukkan auditor independen. Satndar
pekerjaan lapangan petama berbunti pekerjaan harus direncanakan
dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
Pertimbangan atas standar pekerjaan lapangan pertama ini memicu
kesadaran bahwa penunjukkan auditor independen secara dini akan
memberikan
banyak
manfaat
bagi
auditor
maupun
klien.
Penunjukkan secara dini memungkinkan auditor merencanakan
pekerjannya sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan sebelum tanggal neraca. (SA 310.p3)
2.8.6. Pembuatan Surat Penugasan
Langkah berikutnya adalah memperoleh pemahaman terhadap
mengenai syarat-syarat penugasan uaidt. Persyaratan harus dibuat
secara tertulis untuk menghindari salah pengertian. Oleh karena itu
dibuatlah surat penugasan. Surat penugasan merupakan surat
perjanjian atau kontrak yang secara hukum mengikat auditor dan
klien. Dengan adanya kontrak perjanjian yang secara jelas
37
menyebutkan sifat jasa yang akan diberikan dan tanggungjawab
auditor, maka ini akan berguna bagi auditor agar tidak terkena
tuntutan hukum (Al. Haryono Yusuf, 2001 : 181)
Bentuk dan isi surat perikatan dapat divariasikan diantara klian,
namun surat tersebut umumnya harus mencakup :
1) Tujuan audit atas laporan keuangan
2) Tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan
3) Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang dan
peraturan pertanyaan dari badan profesional yang harus dianut
oleh auditor
4) Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan
digunakan oleh auditor untuk menyampaikan hasil perikatan.
5) Fakta bahwa karena sifat pengujian dan keterbatasan bawaan
laian suatu audit dan dengan keterbatasan bawaan pengendalian
intern, terdapat resiko yang tidak dapat dihindarkan tentang
kemungkinan beberapa salah saji material tidak dapat dideteksi.
6) Akses yang tidak dibatasi terhadap catatan, dokumen, dan
informasi lain apa pun yang diminta auditor dalam hubunganya
dengan audit.
7) Pembatasan atas tanggungjawab auditor
8) Komunikasi melalui e-mail
Tabel 2.1 merupakan tabel tahapan penerimaan penugasan audit yang
merupakan hasil perbandingan Institute Profesional Akuntan Publik
38
Indonesia dengan Boynton, Johnson, Kell. Tahapan penugasan ini yang
kemudian menjadi peroman bagi penulis untuk menganalisa penerimaan
penugasan audit laporan keuangan pada Kantro Akuntan Publik Doli,
Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang Yogyakarta.
Tabel 2.1
Tahapan Penerimaan Penugasan Audit Laporan Keuangan
No
Tahapan Penerimaan Penugasan
Klien
Audit Laporan Keuangan
1
Mengevaluasi integritas manajemen (SA seksi 315 p.9)
Komunikasi dengan auditor pendahulu
Konfirmasi dengan pihak ketiga
Review laporan keuangan tahun lalu
2
Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko tidak biasa (SA seksi 315 p.9)
Mengidentifikasi pemakai laporan keuangan auditan
Memperkirakan adanya persoalan hukum, stabilitas keuangan
Mengidentifikasi pembatasan ruang lingkup audit
Mengevaluasi auditabilitas perusahaan klien
3
Menetapkan kompetensi untuk melaksanakan audit (SA seksi 210)
Mengidentifikasi jasa audit yang diinginkan
Penetapan tim audit
Mempertimbangkan penggunanaan tenaga spesialis
4
Menilai independensi (SA seksi 220)
5
Menentukan kemampuan untuk menerapkan kemahiran profesional dengan
cermat dan seksama dalam pelaksanaan pekerjaan auditor (SA seksi 230,
SA seksi 310)
2.9. Perencanaan dan Supervisi
Standar pekerjaan lapangan pertama mengharuskan bahwa “Pekerjaan
harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
39
disupervisi dengan semestinya”. Seksi ini berisi panduan bagi auditor yang
melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia di dalam mempertimbangkan dan menerapkan prosedur
perencanaan
dan
supervisi,
termasuk
penyiapan
program
audit,
pengumpulan informasi tentang bisnis entitas, penyelesaian perbedaan
pendapat di antara personel kantor akuntan. Perencanaan dan supervisi
berlangsung terus-menerus selama audit, dan prosedur yang berkaitan
seringkali tumpang-tindih (overlap).
Auditor
sebagai
penanggungjawab
akhir
atas
audit
dapat
mendelegasikan sebagian fungsi perencanaan dan supervisi auditnya kepada
personel lain dalam kantor akuntannya. Untuk keperluan uraian dalam seksi
ini, (a) personel lain dalam kantor akuntan selain auditor sebagai
penanggungjawab akhir audit disebut dengan asisten dan (b) istilah auditor
digunakan untuk menyebut baik auditor itu sendiri maupun asistennya.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat
perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman
mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan, antara
lain:
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi
tempat usaha entitas tersebut.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
40
c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar
untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
d. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
f. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian
(adjustment).
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan
pengujian audit, seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material
atau adanya transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.
h. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh,
laporan auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan
keuangan yang diserahkan ke Bapepam, laporan khusus untuk
menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak perjanjian).
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan
dan supervisi biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang
berkaitan dengan entitas dan pembahasan dengan personel lain dalam kantor
akuntan dan personel entitas tersebut. Contoh prosedur tersebut meliputi:
a. Me-review arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan
keuangan, dan laporan auditor tahun lalu.
41
b. Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan
personel kantor akuntan yang bertanggung jawab atas jasa nonaudit bagi
entitas.
c. Meminta keterangan tentang perkembangan bisnis saat ini yang
berdampak terhadap entitas.
d. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
e. Membahas tipe, lingkup, dan waktu audit dengan manajemen, dewan
komisaris atau komite audit.
f. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi
dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama
yang baru.
g. Mengkoordinasi bantuan dari personel entitas dalam penyiapan data.
h. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis, dan
auditor intern.
i. Membuat jadwal pekerjaan audit.
j. Menentukan dan mengkoordinasi kebutuhan staf audit.
k. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh
tambahan informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan
sehingga auditor dapat mengantisipasi dan memberikan perhatian
terhadap hal-hal yang berkaitan yang dipandang perlu.
Auditor dapat membuat memorandum yang menetapkan rencana audit
awal, terutama untuk entitas yang besar dan kompleks. Dalam perencanaan
auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, lingkup, dan saat
42
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit
secara tertulis (atau satu set program audit tertulis) untuk setiap audit.
Program audit harus menggariskan dengan rinci prosedur audit yang
menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit. Bentuk
program audit dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi sesuai dengan
keadaan. Dalam mengembangkan program audit, auditor harus diarahkan
oleh hasil pertimbangan dan prosedur perencanaan auditnya. Selama
berlangsungnya audit, perubahan kondisi dapat menyebabkan diperlukannya
perubahan prosedur audit yang telah direncanakan tersebut.
Auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis entitas yang
memungkinkannya untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Tingkat pengetahuannya harus memungkinkan auditor untuk memahami
peristiwa,
transaksi,
dan
praktik
yang,
menurut
pertimbangannya,
kemungkinan mempunyai dampak terhadap laporan keuangan. Tingkat
pengetahuan yang umumnya dimiliki oleh manajemen tentang pengelolaan
bisnis entitas jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengetahuan
mengenai hal yang sama yang diperoleh auditor dari pelaksanaan auditnya.
Pengetahuan tentang bisnis entitas membantu auditor dalam :
a. Mengidentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.
b. Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi dihasilkan, diolah, direview, dan dikumpulkan dalam organisasi.
43
c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas sediaan, depresiasi,
penyisihan kerugian piutang, persentase penyelesaian kontrak jangka
panjang.
d. Menilai kewajaran representasi manajemen.
e. Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan
kecukupan pengungkapannya.
Auditor harus memperoleh pengetahuan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan sifat bisnis entitas, organisasinya, dan karakteristik
operasinya. Hal tersebut mencakup, sebagai contoh, tipe bisnis, tipe produk
dan jasa, struktur modal, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, lokasi,
dan metode produksi, distribusi, serta kompensasi. Auditor juga harus
mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi industri tempat operasi
entitas, seperti kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, serta perubahan
teknologi, yang berpengaruh terhadap auditnya. Hal lain yang harus
dipertimbangkan oleh auditor adalah praktik akuntansi yang umum berlaku
dalam industri, kondisi persaingan, dan, jika tersedia, trend keuangan dan
ratio keuangan.
Pengetahuan mengenai bisnis entitas biasanya diperoleh auditor
melalui pengalamannya dengan entitas atau industrinya serta dari
permintaan keterangan kepada personel perusahaan. Kertas kerja audit dari
tahun sebelumnya dapat berisi informasi yang bermanfaat mengenai sifat
bisnis, struktur organisasi, dan karakteristik operasi, serta transaksi yang
memerlukan pertimbangan khusus. Sumber lain yang dapat digunakan oleh
44
auditor adalah publikasi yang dikeluarkan oleh industri, laporan keuangan
entitas lain dalam industri, buku teks, majalah, dan perorangan yang
memiliki pengetahuan mengenai industri.
Auditor harus mempertimbangkan metode yang digunakan oleh entitas
untuk mengolah informasi dalam perencanaan audit karena metode tersebut
mempunyai pengaruh terhadap desain pengendalian intern. Luasnya
penggunaan komputer dalam pengolahan sebagian besar data akuntansi dan
kompleksnya pengolahannya mempengaruhi pula sifat, saat, dan luasnya
prosedur audit yang digunakan oleh auditor. Oleh karena itu, dalam menilai
dampak luasnya penggunaan komputer terhadap audit laporan keuangan,
auditor harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
a. Luasnya penggunaan komputer dalam setiap aplikasi akuntansi.
b. Kompleksitas operasi komputer entitas, termasuk penggunaan jasa
perusahaan pengolahan data dengan komputer dari luar.
c. Struktur organisasi kegiatan pengolahan data dengan komputer.
d. Tersedianya data. Dokumen yang digunakan untuk memasukkan
informasi ke dalam komputer untuk diolah, arsip komputer tertentu, dan
bukti audit lain yang diperlukan oleh auditor kemungkinan hanya ada
dalam periode yang pendek atau hanya dalam bentuk yang dapat dibaca
dengan komputer. Dalam beberapa sistem komputer, dokumen masukan
seringkali tidak ada sama sekali karena informasi secara langsung
dimasukkan ke dalam sistem. Kebijakan penyimpanan data yang dibuat
oleh
entitas
mungkin
mengharuskan
auditor
untuk
meminta
45
dilakukannya penyimpanan informasi untuk keperluan review atau untuk
melaksanakan prosedur audit pada saat informasi tersebut tersedia.
Sebagai tambahan, informasi tertentu yang dihasilkan oleh komputer
untuk keperluan intern manajemen kemungkinan bermanfaat dalam
pelaksanaan pengujian substantif (terutama untuk prosedur analitik).
e. Penggunaan teknik audit berbantuan komputer dapat meningkatkan
efisiensi pelaksanaan prosedur audit. Penggunaan teknik ini juga
menyediakan kesempatan bagi auditor untuk menerapkan prosedur audit
tertentu terhadap keseluruhan populasi akun atau transaksi. Sebagai
tambahan, dalam menganalisis data tertentu atau menguji prosedur
pengendalian khusus tanpa bantuan komputer..
Auditor harus mempertimbangkan apakah keahlian khusus diperlukan
untuk mempertimbangkan dampak pengolahan komputer terhadap auditnya,
untuk memahami pengendalian intern, kebijakan dan prosedur, atau untuk
merancang dan melaksanakan prosedur audit. Jika keahlian khusus
diperlukan, auditor harus mencari asisten atau tenaga ahli yang memiliki
keahlian tersebut, yang mungkin berasal dari staf kantor akuntannya atau
dari ahli luar. Jika penggunaan jasa tenaga ahli tersebut direncanakan,
auditor harus memiliki pengetahuan memadai yang bersangkutan dengan
komputer untuk mengkomunikasikan tujuan pekerjaan ahli lain tersebut;
untuk mengevaluasi apakah hasil prosedur yang telah ditentukan tersebut
dapat mencapai tujuan auditor; dan untuk mengevaluasi hasil prosedur audit
yang diterapkan yang berkaitan dengan sifat, saat, dan lingkup prosedur
46
audit lain yang direncanakan. Tanggung jawab auditor atas penggunaan ahli
komputer tersebut sama dengan tanggung jawab auditor atas penggunaan
ahli komputer tersebut sama dengan tanggung jawabnya atas penggunaan
asisten.
2.9.1. Komunikasi Antar Auditor Terdahulu
Komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti pada
waktu terjadi perubahan auditor atau perubahan tersebut sedang
dalam proses dan juga memberikan panduan komunikasi bila salah
saji mungkin ditemukan dalam laporan keuangan yang dilaporkan
oleh auditor pendahulu. Auditor independen mempertimbangkan
untuk menerima suatu perikatan (engagement) untuk mengaudit atau
mengaudit kembali laporan keuangan berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, dan setelah auditor
ditunjuk untuk melakukan perikatan tersebut.
Istilah auditor pendahulu adalah auditor yang (a) telah melaporkan
laporan keuangan auditan terkini atau telah mengadakan perikatan
untuk melaksanakan namun belum menyelesaikan audit laporan
keuangan kemudian dan (b) telah mengundurkan diri, bertahan untuk
menunggu penunjukan kembali, atau telah diberitahu bahwa jasanya
telah, atau mungkin akan, dihentikan. Istilah auditor pengganti
adalah auditor yang sedang mempertimbangkan untuk menerima
perikatan untuk mengaudit laporan keuangan, namun belum
melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu.
47
2.9.2. Perubahan Auditor
Auditor harus tidak menerima suatu perikatan sampai komunikasi
dievaluasi. Namun, auditor dapat membuat proposal untuk perikatan
audit sebelum melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu.
Auditor dapat memberitahu calon kliennya (sebagai contoh, dalam
proposal) bahwa penerimaan perikatan belum bersifat final sampai
komunikasi dengan auditor pendahulu dievaluasi.
Komunikasi lain antara auditor pengganti dengan auditor pendahulu,
adalah dianjurkan untuk membantu auditor pengganti dalam
merencanakan perikatan. Namun, waktu komunikasi lain ini lebih
fleksibel. Auditor pengganti dapat berinisiatif melakukan komunikasi
lain ini, sebelum menerima perikatan atau sesudahnya.
Bila terdapat lebih dari satu auditor yang mempertimbangkan untuk
menerima suatu perikatan, auditor pendahulu harus tidak diharapkan
menanggapi permintaan keterangan sampai dengan auditor pengganti
telah dipilih oleh calon klien dan telah menerima perikatan yang
memerlukan evaluasi komunikasi dengan auditor pendahulu.
Inisiatif untuk mengadakan komunikasi terletak di tangan
auditor pengganti. Komunikasi dapat tertulis atau lisan. Baik auditor
pendahulu maupun auditor pengganti harus menjaga kerahasian
informasi yang diperoleh satu sama lain. Kewajiban ini tetap berlaku
tanpa memperhatikan apakah auditor pengganti akan menerima
perikatan atau tidak.
48
2.9.3. Komunikasi Sebelum Auditor Pengganti Menerima Perikatan
Permintaan keterangan kepada auditor pendahulu merupakan suatu
prosedur yang perlu dilaksanakan, karena mungkin auditor
pendahulu dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada
auditor pengganti dalam mempertimbangkan penerimaan atau
penolakan perikatan. Auditor pengganti harus selalu memperhatikan
antara lain, bahwa auditor pendahulu dan klien mungkin berbeda
pendapat tentang penerapan prinsip akuntansi, prosedur audit, atau
hal-hal signifikan yang serupa.
Auditor pengganti harus meminta izin dari calon klien untuk
meminta keterangan dari auditor pendahulu sebelum penerimaan
final perikatan tersebut. Kecuali sebagaimana yang diperkenankan
oleh Kode Etik Akuntan Indonesia, seorang auditor dilarang untuk
mengungkapkan
informasi
rahasia
yang
diperoleh
dalam
menjalankan audit tanpa secara khusus memperoleh persetujuan dari
klien. Oleh karena itu, auditor pengganti harus meminta persetujuan
calon klien agar mengizinkan auditor pendahulu untuk memberikan
jawaban penuh atas permintaan keterangan dari auditor pengganti.
Apabila calon klien menolak memberikan izin kepada auditor
pendahulu untuk memberikan jawaban atau membatasi jawaban yang
boleh diberikan, maka auditor pengganti harus menyelidiki alasanalasan dan mempertimbangkan pengaruh penolakan atau pembatasan
49
tersebut dalam memutuskan penerimaan atau penolakan perikatan
dari calon klien tersebut.
Auditor pengganti harus meminta keterangan yang spesifik
dan masuk akal kepada auditor pendahulu mengenai masalahmasalah yang menurut keyakinan auditor pengganti akan membantu
dalam memutuskan penerimaan atau penolakan perikatan. Hal-hal
yang dimintakan keterangan harus mencakup:
a. Informasi yang kemungkinan berkaitan dengan integritas
manajemen.
b. Ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai penerapan
prinsip akuntansi, prosedur audit, atau soal-soal signifikan yang
serupa.
c. Komunikasi dengan komite audit atau pihak lain dengan
kewenangan dan tanggung jawab setara tentang kecurangan,
unsur pelanggaran hukum oleh klien, dan masalah masalah yang
berkaitan dengan pengendalian intern.
d. Pemahaman auditor pendahulu tentang alasan penggantian
auditor.
e. Auditor
pengganti
dapat
mempertimbangkan
permintaan
keterangan layak yang lain.
Auditor pendahulu harus memberikan jawaban dengan segera
dan lengkap atas pertanyaan yang masuk akal dari auditor pengganti,
atas dasar fakta-fakta yang diketahuinya. Namun, jika ia harus
50
memutuskan untuk tidak memberikan jawaban yang lengkap, karena
keadaan yang luar biasa, misalnya perkara pengadilan di masa yang
akan datang, ia harus menunjukkan bahwa jawabannya adalah
terbatas. Apabila auditor pengganti menerima suatu jawaban yang
terbatas, maka ia harus mempertimbangkan pengaruhnya dalam
memutuskan apakah ia menerima perikatan atau menolaknya.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Data dan Metode Pengambilan Data
3.1.1 Jenis Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri
oleh
suatu
organisasi
yang
menerbitkan
atau
yang
menggunakannya.
2. Data Skunder
Data sekunder merupakan data yang diterbitkan atau yang
digunakan oleh organisasi yang bukan pengelolanya (Soeratno dan
Lincolin Arsyad 1988: 76).
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah berupa
Analisis Penerimaan Penugasan Audit Laporan
Keuangan di Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang Kantor Cabang Yogyakarta untuk klien tahun buku 2008.
3.1.2. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
1. Kuisioner
Pengumpulan data dengan menggunakan metode kuisioner
(angket). Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan
untuk
memperoleh
informasi
dari
responden
(Suharsimi, 1998 : 139)
52
2. Observasi
Metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara
langsung
mengenai kegiatan yang dilakukan oleh orang-
orang/lembaga-lembaga
guna
memperoleh
informasi
yang
diperlukan bagi penelitian ini.
3.2. Jenis Penelitian
Penelitian tentang Analisis Penerimaan Penugasan Audit Laporan Keuangan
ini merupakan penelitian yang menjelaskan segala sesuatu yang ditimbulkan
dari uji kepatuhan oleh suatu objek penelitian, maka Jenis penelitian yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah diskristif kualitatif yaitu penelitian
dengan pengamatan dan menganalisis sikap responden yang bersifat
keterangan dengan kata-kata dan kalimat.
3.3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang,
Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang Yogyakarta untuk klien tahun buku
2008 yang berkantor di Kampus Pusat UTY Jl. Ringroad Utara, Jombor,
Sleman Yogyakarta, telephone 0274 – 623310, ex. 115 dengan nomor fax.
0274 -623306 dan email : [email protected]
3.4. Subjek Penelitian
Prosedur penerimaan penugasan audit laporan keuangan pada Kantor
Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang, tahun buku 2008.
53
3.5. Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada bulan Oktober – Desember 2008 pada
klien audit tahun buku 2008.
3.6. Obyek Penelitian
Objek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah dokumen-dokumen
pendukung penerimaan penugasan pada Kantor Akuntan Publik, Doli,
Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang Yogyakarta.
3.7. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Penerimaan Penugasan Audit Laporan
Keuangan. Adapun yang menjadi variabel adalah
1. Surat Permohonan Audit Laporan Keuangan
Calon klien atau klien audit mengajukan surat permohonan audit laporan
keuangan kepada KAP. Surat permohonan audit ini akan menjadi dasar
dalam menentukan prosedur pendahuluan terhadap survey kondisi
perusahaan calon klien atau klien.
2. Survey Pendahuluan
Setelah adanya komunikasi berkesinambungan terhadap tanggapan surat
permohonan audit dari calon klien atau klien, KAP mengadakan survey
pendahuluan atas aktivitas perusahaan calon klien atau klien untuk
menentukan luasnya pemeriksaan, sistem pengendalian inter dan
kebijakan manajemen.
54
3. Laporan Keuangan
Survey pendahuluan terhadap bisnis calon klien atau klien dilaksanakan
dan KAP telah memiliki gambaran terhadap perencanaan luasnya
pemeriksaan dan catatan atas laporan dari hasil usaha, KAP akan
merespon surat permohonan audit laporan keuangan dari calon klien atau
klien dengan memberikan surat penawaran jasa audit dan prosedur
pemeriksaan, jangka waktu pemeriksaan dan berakhirnya pemeriksaan.
4. Pembatasan Lingkup Pemeriksaan
Apakah terdapat pembatasan terhadap ruang lingkup pemeriksaan yang
dilakukan oleh auditor. Kertas kerja sebagai dasar pekerjaan lapangan
telah dilaksanakan, hasil pekerjaan berupa kertas kerja pemeriksaan
selanjutnya akan direview oleh supervisi, apabila terjadi sesuatu yang
menyimpangan akan dikonfirmasikan dengan supervisi dan manajer
untuk segera diproses ke dalam bentuk laporan auditor.
3.8. Sampel
Dalam penelitian penulis akan menggunakan metode Studi lapangan
dengan wawancara, observasi serta inspeksi dokumen-dokumen sebagai
metode pengambilan yang berarti pengambilan sampel secara mutlak, yaitu
metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh
Standar auditing. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel untuk
penelitian ini adalah klien audit laporan keuangan tahun buku 2008 bulan
Oktober sampai dengan Desember 2008 dengan jumlah penerimaan
penugasan sebanyak 15 klien lama.
55
3.9. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam pengambilan sampel peneliti mengumpulkan data melalui tanya
jawab, meminta bukti berupa permintaan klien untuk diaudit, observasi
terhadap bukti tersebut dan mendokumentasikan kedalam skedul dari
penerimaan penugasan audit laporan keuangan.
1.
Wawancara dengan cara mengadakan tanya jawab dengan staff
administrasi, supervisi, para auditor lapangan.
2.
Observasi
dengan cara mengadakan pengamatan dan mencatat
pelaksanaan penerimaan penugasan audit laporan keuangan.
3.
Dokumentasi
dengan
cara
mengumpulkan
data
dan
dokumen
permohonan dari klien dan laporan penerimaan penugasan, kontrak
perjanjian kerja dan skedul pekerjaan lapangan.
3.10. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan penelitian ini penulis akan menggunakan metode
analisis kualitatif secara sederhana dapat disebut
analisa dengan
menggunakan data yang bukan angka. Dalam analisa kualitatif ini data
terbagi dalam dua jenis data nominal dan ordinal (Santoso, 2004 : 4).
Analisis ini bersifat memaparkan hasil temuan secara mendalam melalui
pendekatan bukan angka atau non statistik. Analisis ini cenderung dilakukan
untuk data yang bersifat kualitatif yang dikumpulkan dari kesimpulan
beberapa peristiwa wawancara, tanya jawab atau inspeksi dokumen.
Langkah-langkah yang akan disajikan dalam penelitian ini adalah :
56
1. Mengevaluasi integritas manajemen dengan cara mengkonfirmasi
kepada audit terdahulu, apabila klien audit ini klien baru dan meminta
kepada audit terdahulu untuk menyatakan ketidak beratannya secara
profesional dan apabila merasa keberatan dengan mengemukakan
alasannya, mengirim konfirmasi kepada pihak ketiga atas keterkaitan
dengan
audit
laporan
keuangan,
mereview
pengalaman
tahun
sebelumnya atau audit tahun lalu.
2. Mengidentivikasi keadaan-keadaan khusus dan resiko tidak biasa dengan
cara mengidentifikasi para pemakai laporan keuangan auditan,
memperkirakan adanya persoalan hukum apabila peneirmaan penugasan
ini dilaksanakan auditor, mengidentifikasi pembatasan ruang lingkup,
mengevaluasi akuntabilitas perusahaan klien jangan sampai penerimaan
penugasan dilaksanakan ternyata perusahaan klien melanggar aturan.
3. Menetapkan kompetensi untuk melaksanakan audit dengan cara
mengidentifikasi data yang diinginkan klien, menetapkan tim pelaksana
audit dan mempertimbangkan tenaga spesialis atau tenaga ahli dan
konsultan untuk beberapa item dalam laporan keuangan yang ternyata
bukan termasuk dalam keahlian auditor.
4. Menilai independensi dengan cara menganalisa dan memberikan
gambaran tentang tanggungjawab laporan keuangan dan laporan auditor
serta meyakinkan bahwa independensi auditor tidak merasa ternacam.
5. Menentukan kemampuan untuk menempatkan kemahiran profesional
dengan cermat dan seksama dalam pelaksanaan pekerjaan auditor.
57
3.11. Pengujian Hipotesis
Format pengujian terhadap design penerimaan penugasan audit laporan
keuangan pada Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang Kantor Cabang Yogyakarta Tahun Buku 2008.
Diduga penerimaan penugasan audit laporan keuangan pada Kantor Akuntan
Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Cabang Yogyakarta
yang terdapat dalam SPAP telah sesuai dengan format Standar Profesi
Akuntan Publik.
Selama dalam penerimaan penugasan khususnya audit laporan keuangan
klien tahun buku 2008, Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji
& Dadang telah melaksanakan prosedur penerimaan penugasan audit
laporan keuangan seperti yang atur dalam Standar Auditing.
58
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Berdirinya Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang,
Sudarmadji & Dadang, Kantor Cabang Yogyakarta
Kantor Akuntan Publik “Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang” atau KAP dbs&d Kantor Yogyakarta merupakan nama baru
dari Kantor Akuntan Publik “Drs. Bambang Hartadi” setelah
melakukan merger dengan beberapa kantor akuntan publik besar di
Indonesia yaitu KAP Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang, KAP
Supardan & Mulyana, KAP
Bambang Hartadi, KAP Bambang
Hariyadi & Rekan, KAP Iskandar Pane dan bergabungnya Akuntan
Publik Drs. Erfan pada bulan Juni 2005.
KAP dbs&d disahkan dengan akta Notaris No. 1 Ratna
Djatnika, SH di Jakarta tertanggal 14 Juni 2005 SK. Menkeh & Ham
RI No. C-47H.T03.02.TH.2003 Jl. Tanjung 18 No. 1 Rancho Indah,
tanjung Barat, Jaga Karsa, Jakarta Selatan. Berdasarkan KEP
295/KM.5/2005 tertanggal 12 September 2005 KAP DBSD
diberikan ijin untuk menjalankan operasionalnya berdasarkan ijin
KEP-014/KM.5 tertanggal 19 Januari 2006 Kap DBSD diberikan
izin untuk membuka kantor cabang Yogyakarta.
59
Selain KAP dbs&d Kantor Yogyakarta juga memiliki Surat
Izin Usaha (HO) dengan Nomor : 507/7846/HO/2005 tertanggal 6
Oktober 2005 yang dikeluarkan oleh pemerintah Daerah Sleman dan
telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang juga
dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak 2, Sleman dengan nomor :
6.751.979.3.542.001 tertanggal 29 maret 2001. Berdasarkan Surat
nomor : 066/245/BI/XII/2005 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia menyatakan
bahwa KAP dbs&d Kantor
Cabang
Yogyakarta telah terdaftar di Bank Indonesia sebagai Akuntan
perbankan dengan nomor : 709 tertanggal 2 Desember 2005.
KAP dbs&d Kantor Cabang Yogyakarta dipimpin Drs.
Bambang Hartadi, Ph.D., Akuntan, beliau adalah sebagai partner
Yogyakarta. KAP Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang kantor
Cabang Yogyakarta telah memiliki staff profesional dengan berbagai
macam pengalaman di bidang audit, perpajakan, sistem informasi &
teknologi, manajemen keuangan dan pengembangan sumber daya
manusia.
KAP Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang telah menjalin
kerjasama atau member dengan BKR International yang berkantor
pusat di New York, Amerika Serikat. BKR International adalah
sebuah perusahaan Group Profesional yang mempunyai jaringan
keanggotaan di seluruh dunia, bergerak dalam usaha jasa Atestasi
60
dan Akuntansi, Perpajakan, Konsultasi Bisnis, Manajemen dan
Konsultasi Hukum.
Pada saat ini keanggotaan BKR International terdiri dari 133
anggota akuntan yang tersebar di 320 kota di seluruh dunia dengan
lebih dari 940 Partner dan 5.500 lebih tenaga profesional. Kondisi
tersebut menempatkan BKR International pada salah satu Group
Perusahaan Accounting dan Konsulting terbesar di dunia.
Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang Kantor Cabang ini beralamatkan di di Gedung Pusat UTY,
Jl. Ringroad Utara, Jombor, Sleman, Yogyakarta.
4.1.2. Struktur Organisasi KAP dbs&d Kantor Cabang Yogyakarta
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KAP dbs&d Kantor Cabang Yogyakarta
BKR
International
Managing Partner
KAP dbs&d
dbs&d
Rasuna Said
dbs&d
Mampang
dbs&d
Yogyakarta
dbs&d
Kalimalang
dbs&d
Malang
Manajer
Senior Auditor
Tenaga Ahli
Junior Auditor
Staff Tenaga Ahli
Administrasi
61
4.1.3. Diskripsi Jabatan
KAP dbs&d ini memiliki 1 partner, 1 manajer internal, 1
manajer eksternal, 5 manajer tenaga ahli special dan 8 manajer
tenaga profesional auditor, 3 orang administrasi dan 12 orang senior
auditor, 5 orang yunior serta 16 mahasiswa magang.
Berikut ini diskripsi pekerjaan untuk masing-masing tugas :
1. Partner bertanggung jawab seaca keseluruhan atas Kantor
Cabang dan mengesahkan keputusan-keputusan yang dibuat oleh
kantor cabang.
2. Manajer internal mengurus semua proyek termasuk penerimaan
penugasan, membuat jadwal pekerjaan dengan berkoordinasi
dengan senior auditor dan memutuskan perlu dan tidaknya tenaga
ahli dalam mengaduit.
3. Manajer eksternal mengurus semua keperluan yang berhubungan
dengan kantor pusat dan menjadi perantara antar akantor cabang
dengan kantor pusat.
4. Senior Auditor sebagai pelaksana lapangan dan menjalankan
prosedur pemeriksaan yang telah disepakati dengan manajer.
5. Tenaga Ahli bekerja dengan keahliannya untuk membantu senior
dalam proses penentuan dalam taksiran yang tidak dapat
diperkirakan atau bukan bidang dari auditor.
62
6. Administrasi mengurusi segala surat menyurat dan membuat
jadwal pertemuan dengan manajer atas permasalahan yang ada di
lapangan.
7. Yunior Auditor membantu senior auditor dalam pelaksanaan
pemeriksaan lapangan membuat kertas dan top skedul.
4.1.4. Jasa Pelayanan
Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang Kantor Cabang Yogyakarta menyediakan berbagai jasa yang
erat
hubungannya
dengan
akuntansi
dan
keuangan.
Dalam
memberikan jasa tersebut, staf profesional harus dapat memenuhi
kualifikasi yang telah ditetapkan oleh KAP sehingga kebutuhan klien
dapat terpenuhi tanpa mengesampingan standar pemeriksaan.
Beberapa tenaga ahli dapat membantu terhadap penugasan yang
sifatnya khusus.
Sesuai dengan kompetensinya, jasa-jasa yang dapat diberikan
Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
Kantor Yogyakarta adalah ;
4.1.4.1. Jasa Audit Laporan Keuangan
Sesuai dengan kapasitasnya Auditor Independen KAP
melakukan audit umum atas laporan keuangan untuk
memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan suatu entitas ekonomi dihubungkan
63
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Prinsip
akuntansi yang berlaku umum meliputi standar akuntansi
keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
serta standar pemeriksaan yang berlaku (sepanjang belum
diatur oleh SAK).
4.1.4.2. Jasa Audit Khusus
Disamping audit umum atas laporankeuangan, Kantor
Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
juga memberikan jasa khusus, sesuai dengan kebutuhan
klien. Audit khusus dapat memberikan audit atas akun atau
pos laporan keuangan tertentu yang dilakukan dengan
menggunakan prosedur yang telah disepakati bersama,
audit laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu
basis akuntansi komprehensif. Selain prinsip akuntansi
yang berlaku umum, audit atas laporan keuangan juga
untuk tujuan tertentu dan audit khusus lainnya. Dalam
melaksanakan audit khusus ini auditor tetap berpedoman
pada Standar auditing yang dimuat dalam Standar
Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP).
4.1.4.3. Jasa Atestasi
Jasa atestasi yang diberikan KAP berkaitan dengan
penerbitan
laporan
keuangan
yang
memuat
suatu
kesimpulan tentang keandalan asersi (pernyataan) tertulis
64
yang menjadi tanggungjawab pihak ketiga, dilaksanakan
melalui pemeriksaan, review dan prosedur yang disepakati
bersama. Asersi yang menjadi objek dalam penegasan
atestasi dapat berupa proyeksi dan perkiraan keuangan
(laporan
keuangan
prospektif
perkiraan
keuangan,
perkiraan keuangan dan proyeksi keuangan), pelaporan
informasi keuangan perform, pelaporan tentang struktur
pengendalian intern atas laporan keuangan tersebut. Dalam
melaksanakan program ini KAP tunduk pada Standar
Atestasi dalam SPAP.
4.1.4.4. Jasa Review Laporan Keuangan
Review laporan keuangan merupakan salah satu jasa yang
diberikan KAP untuk memberikan keyakinan terbatas
bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus
dilaksanakan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan
prinsip akuntan yang berlaku umum atas basis akuntansi
komprehensif lainnya. Review dilakukan melalui prosedur
pengajuan dan review yang terdapat dalam SPAP.
4.1.4.5. Jasa Kompilasi Laporan Keuangan
KAP dapat melakukan kompilasi laporan keuangan
berdasarkan catatan data keuangan serta informasi lainnya
yang diberikan manajemen suatu entitas ekonomi. Dengan
kompilasi ini KAP tidak memberikan pernyataan pendapat
65
mengenai kewajaran keuangan atas suatu keyakinan apapun
terhadap laporan tersebut. Tanggung jawab atas laporan
keuangan sepenuhnya tetap pada manajemen entitas
ekonomi
yang
bersangkutan.
Pelaksanaan
kompilasi
laporan keuangan oleh KAP dilakukan berpedoman pada
Standar Jasa Akuntansi dan Review yang terdapat dalam
SPAP.
4.1.4.6. Jasa Konsultasi
Jasa konsultasi yang diberikan KAP meliputi berbagai
bentuk dan bidang sesuai dengan kompetensi akuntan
publik. Jasa yang diberikan KAP bervariasi mulai dari jasa
konsultasi umum kepada manajemen, perancangan sistem
dan implementasi sistem akuntansi, penyusunan proposal
keuangan dan studi kelayakan proyek, penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan, pelaksanakan seleksi dan
rekruitmen pegawai, sampai pemberian berbagai jasa
konsultasi lainnya, termasuk konsultasi dalam pelaksanakan
merger dan akuisisi. Dalam pemberian jasa konsultasi ini
KAP berpegang pada Standar Jasa Konsultasi dalam SPAP.
4.1.4.7. Jasa Perpajakan
KAP juga memberikan jasa profesional dalam bidang
perpajakan. Jasa yang diberikan meliputi, tetapi tidak
terbatas pada konsultasi umum perpajakan, perencanaan
66
pajak, review kewajiban pajak, pengisian SPT dan
penyelesaian masalah perpajakan.
4.2. Prosedur Penerimaan Penugasan Pada KAP dbs&d
4.2.1. Surat Permohonan Audit Laporan Keuangan
Calon klien atau klien audit mengajukan surat permohonan audit
laporan keuangan kepada KAP. Surat permohonan audit ini akan
menjadi dasar dalam menentukan prosedur pendahuluan terhadap
survey kondisi perusahaan calon klien atau klien.
4.2.2. Survey Pendahuluan
Setelah adanya komunikasi berkesinambungan terhadap tanggapan
surat permohonan audit dari calon klien atau klien, KAP
mengadakan survey pendahuluan atas aktivitas perusahaan calon
klien atau klien untuk menentukan luasnya pemeriksaan, sistem
pengendalian inter dan kebijakan manajemen.
4.2.3. Penawaran Jasa Audit Laporan Keuangan
Survey pendahuluan terhadap bisnis calon klien atau klien
dilaksanakan
dan
KAP
telah
memiliki
gambaran
terhadap
perencanaan luasnya pemeriksaan, KAP akan merespon surat
permohonan audit laporan keuangan dari calon klien atau klien
dengan memberikan surat penawaran jasa audit dan prosedur
pemeriksaan,
jangka
waktu
pemeriksaan
dan
berakhirnya
pemeriksaan lapangan.
4.2.4. Surat Perjanjian Kerja
67
Kesepakatan calon klien atau klien dengan KAP akan dituangkan ke
dalam Surat Perjanjian Kerja yang berisikan penjelasan terhadap
tanggungjawab manajemen dan KAP, luasnya pemeriksaan, jangka
waktu pemeriksaan, besarnya fee jasa audit dan beberapa hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan. Surat perjanjian kerja ini
dibuat rangkap dua dengan dibubui materai dan ditandatangani dari
perwakilan manajemen calon klien atau klien dan perwakilan dari
KAP
yang
menyatakan
kesepakatan
mengikat
dan
untuk
dilaksanakan dengan sebagai-baiknya.
4.2.5. Pelaksanaan Pekerjaan Audit Laporan Keuangan
Pekerjaan lapangan dilakukan oleh senior auditor dan dibantu oleh
beberapa junior auditor dengan dibutikan dengan kertas kerja sebagai
dasar pekerjaan lapangan telah dilaksanakan, hasil pekerjaan berupa
kertas kerja pemeriksaan selanjutnya akan direview oleh supervisi,
apabila terjadi sesuatu yang menyimpangan akan dikonfirmasikan
dengan supervisi dan manajajer KAP untuk segera diproses ke dalam
bentuk laporan auditor.
4.2.6. Penyerahan Audit Laporan Keuangan
Hasil review supervisi dan manajer akan menghasilkan draf laporan
audit yang akan diserahkan kepada klien untuk segera di telaah guna
mendapatkan argumen terhadap penyajian laporan keuangan
manajemen dengan hasil audit KAP.
68
4.3. Analisis Data
4.3.1. Memperoleh Pemahaman yang memadai Terhadap Prosedur
Penerimaan Penugasan Audit Laporan Keuangan
Penerimaan penugasan dari klien Kantor Akuntan Publik
(KAP) Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang (dbs&d) Kantor
Cabang Yogyakarta yaitu dengan menerima penugasan yang
ditunjuk dari klien. Tahapan penerimaan penugasan audit laporan
keuangan yang ditunjuk dari klien adalah dengan cara klien
mengirimkan surat permohonan untuk bantuan audit laporan
keuangan. Setelah menerima surat permohonan dari klien, auditor
mempertimbangkan untuk menerima atau menolak penugasan
tersebut. Pertimbangan yang paling mendasar adalah tidak adanya
pembatasan terhadap independensi dari auditor. Selanjutnya hasil
survei menentukan luasnya pemeriksaan yang akan dilaksanakan
oleh auditor.
Peneriman penugasan audit laporan keuangan dari klien
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Klien Baru
Klien yang baru pertama kali mengadakan perjanjian kerjasama
dengan kantor akuntan dalam menggunakan jasa kantor akuntan.
Auditor akan mereview terlebih dahulu terhadap sistem
pengendalian interen untuk menentukan luasnya pemeriksaan
yang akan dilaksanakan. Berdasarkan penelaahan terhadap sistem
69
pengendalian intern klien, seorang auditor akan menentukan
apakah suatu penugasan akan dapat dilaksanakan atau tidak.
2. Klien Lama
Klien yang sudah pernah mengadakan perjanjian kerjasama
dengan kantor akuntan dalam menggunakan jasa kantor akuntan.
Auditor telah memperoleh pengalaman dari sistem pengendalian
tahun lalu sehingga auditor sudah memiliki pengalaman dalam
hal pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Setelah
auditor
memperoleh
penelaahan
atas
sistem
pengendalian intern, seorang auditor akan menentukan apakah suatu
penerimaan penugasan audit laporan keuangan dari klien akan
diterima atau ditolak karena sesuatu hal yang menyebabkan
pembatasan dan keterbatasan atas keadaan perusahaan klien.
4.3.1.2 Membangun Pemahaman Dengan Klien
Auditor harus membangun pemahaman dengan klien tentang
jasa yang akan dilaksanakan untuk setiap perikatan. Pemahaman
tersebut mengurangi risiko terjadinya salah interpretasi kebutuhan
atau harapan pihak lain, baik di pihak auditor maupun klien. Sebagai
contoh, pemahaman tersebut akan mengurangi risiko bahwa klien
dapat
secara
tidak
semestinya
mempercayai
auditor
untuk
melindungi entitas dari risiko tertentu atau untuk melaksanakan
fungsi tertentu yang merupakan tanggung jawab klien. Pemahaman
70
tersebut harus mencakup tujuan perikatan, tanggung jawab
manajemen, tanggung jawab auditor, dan batasan perikatan. Auditor
harus mendokumentasikan pemahaman tersebut dalam kertas
kerjanya, lebih baik dalam bentuk komunikasi tertulis dengan klien.
Jika auditor yakin bahwa pemahaman dengan klien belum terbentuk,
ia harus menolak untuk menerima atau menolak untuk melaksanakan
perikatan.
Pemahaman dengan klien tentang audit atas laporan
keuangan umumnya mencakup hal-hal berikut ini:
a. Tujuan audit adalah untuk menyatakan suatu pendapat atas
laporan keuangan.
b. Manajemen
bertanggung
jawab
untuk
membangun
dan
mempertahankan pengendalian intern yang efektif terhadap
pelaporan keuangan.
c. Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan
menjamin bahwa entitas mematuhi peraturan perundangan yang
berlaku terhadap aktivitasnya.
d. Manajemen bertanggung jawab untuk membuat semua catatan
keuangan dan informasi yang berkaitan tersedia bagi auditor.
e. Pada akhir perikatan, manajemen akan menyediakan suatu surat
bagi auditor yang menegaskan representasi tertentu yang dibuat
selama audit berlangsung.
71
f. Auditor
bertanggung
jawab
untuk
melaksanakan
audit
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia.
Standar tersebut mensyaratkan bahwa auditor
memperoleh keyakinan memadai, bukan mutlak, tentang apakah
laporan keuangan bebas dari salah saji material, yang disebabkan
oleh kekeliruan atau kecurangan. Oleh karena itu, salah saji
material mungkin akan tetap tidak terdeteksi. Begitu pula, suatu
audit
tidak
didesain
untuk
mendeteksi
kekeliruan
atau
kecurangan yang tidak material terhadap laporan keuangan. Jika,
oleh karena sebab apa pun, auditor tidak dapat menyelesaikan
auditnya atau tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan
suatu pendapat, ia dapat menolak menyatakan suatu pendapat
atau menolak untuk menerbitkan suatu laporan sebagai hasil
perikatan tersebut.
g. Suatu audit mencakup pemahaman atas pengendalian intern yang
cukup untuk merencanakan audit dan untuk menentukan sifat,
saat, dan luasnya prosedur audit yang harus dilaksanakan. Suatu
audit
tidak
didesain
untuk
memberikan
keyakinan
atas
pengendalian intern atau untuk mengindentifikasi semua kondisi
yang dapat dilaporkan. Namun, auditor bertanggung jawab untuk
menjamin bahwa komite audit atau pihak lain yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab setara akan menyadari adanya
kondisi yang dapat dilaporkan yang diketahui oleh auditor.
72
Hal-hal tersebut di atas dapat dikomunikasikan dalam bentuk
surat perikatan (engagement letter).
Pemahaman dengan klien mencakup hal-hal lain seperti berikut ini:
a. Pengaturan mengenai pelaksanaan perikatan (sebagai contoh,
waktu, bantuan klien berkaitan dengan pembuatan skedul, dan
penyediaan dokumen).
b. Pengaturan tentang keikutsertaan spesialis atau auditor intern,
jika diperlukan.
c. Pengaturan tentang keikutsertaan auditor pendahulu.
d. Pengaturan tentang fee dan penagihan.
e. Adanya pembatasan atau pengaturan lain tentang kewajiban
auditor atau klien, seperti ganti rugi kepada auditor untuk
kewajiban yang timbul dari representasi salah yang dilakukan
dengan sepengetahuan manajemen kepada auditor.
f. Kondisi yang memungkinkan pihak lain diperbolehkan untuk
melakukan akses ke kertas kerja auditor.
g. Jasa tambahan yang disediakan oleh auditor berkaitan dengan
pemenuhan persyaratan badan pengatur.
h. Pengaturan tentang jasa lain yang harus disediakan oleh auditor
dalam hubungannya dengan perikatan.
73
4.3.2. Membandingkan Penerimaan Penugasan Audit Laporan Keuangan
Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
Dengan Standar Profesional Akuntan Publik
Perbandingan kesesuaian terhadap prosedur penerimaan
penugasan audit laporan keuangan merupakan pedoman dalam
pelaksanaan penerimaan yang telah diatur dalam standar profesi
akuntansi. Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang belum sepenuhnya melaksanakan prosedur penerimaan
penugasan audit laporan keuangan.
Tujuan utama penulis membandingkan desain penerimaan
penugasan audit laporan keuangan dengan standar profesional
akuntan publik adalah untuk memperoleh pemahaman dan melihat
secara langsung desain dokumen pendukung yang telah dilaksanakan
oleh Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
dengan desain standar profesional akuntan publik.
74
Tabel IV.1
Design Penerimaan Penugasan Audit Laporan Keuangan
Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Yogyakarta Dengan Standar Profesional Akuntan Publik
Tahapan
Penerimaan Penugasan Audit
Mengevaluasi integritas manajemen (SA, seksi 315 p.9)
- Komunikasi dengan auditor pendahulu
- Mengajukan pertanyaan pada pihak ke tiga
- Mereview audit klien tahun lalu
Mengidentifikasi keadaan pada resiko tidak biasa (SA, seksi 315,
p9)
- Mengidentiifkasi pemakai laporan keuangan auditan
- Memperkirakan adanya persoalan hukum dan stabilitas
keuangan
- Mengidentifikasi batasan ruang lingkup
- Mengevaluasi sistem pelaporan keuangan dan aditabilitas
perusahaan klien
Menetapkan kompetensi untuk melaksanakan audit (SA, seksi 210)
- Mengidentifikasi jasa audit yang diinginkan
- Penetapan tim audit
- Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan penggunaan
tenaga ahli, spesialis (SA, seksi 336)
Menilai independensi (SA seksi 220)
Menentukan kemampuan untuk menerapkan kemahiran
profesional dengan cermat dan seksama dalam pelaksanaan
pekerjaan auditor (SA seksi 230, 310)
Pembuatan surat penugasan (SA, seksi 320)
Design Penerimaan
Penugasan Audit
√
Sesuai dengan
SPAP
√
Sesuai dengan
SPAP
√
Sesuai dengan
SPAP
√
Sesuai dengan SPAP
x
Tidak sesuai dengan
SPAP
√
Sesuai dengan SPAP
Keterangan
Penerimaan penugasan terhadap klien baru, KAP dbs&d telah berkoordinasi dengan
auditor terdahulu dengan cara mengirimkan surat konfirmasi pernyataan keberatan secara
profesi atas penerimaan penugasan audit laporan keuangan oleh akuntan publik lain.
Tetapi standard ini belum bias diterapkan terhadap klien audit tahun 2008 klarena
merupakan klien baru semua.Penerimaan penugasan terhadap klien lama, KAP dbs&d
melakukan review terhadap sistem pengendalian klien tahun lalu dan mengevaluasi sistem
pengendalian intern klien.
Pemahaman dan penelaahan terhadap pandangan umum bisnis klien
• Wawancara kepada pihak manajemen tentang stantus kepemilikan dan pihak-pihal
yang terkait dengan binis klien
• Memperoleh informasi yang akurat (dari pihak ketiga) terhadap dampak dan efek
samping dari bisnis yang klien jalankan
• Menelaah terhadap catatan akuntansi perusahaan
Melakukan koordinasi dan membentuk tim audit sebagai aplikasi pelaksanaan tugas
pemeriksaan.
Lakukan kerjasama terhadap tenaga spesialis apabila dibutuhkan
Menerbitkan surat pernyataan indepensi
Tidak ada aturan tertulis, keputusan untuk menerima atau menolak yang dilakukan oleh
manajer internal
Tidak ada pedoman yang mengatur tetapi ada dokumen surat perjanjian kerja
Keterangan :
1
√
x
T/D
= terdapat design penerimaan penugasan audit pada KAP dbs&d Yogyakarta
= tidak terdapat design penerimaam penugasan audit pada KAP dbs&d Yogyakarta
= tidak dapat diterapkan pada design operasional penerimaan penugasan audit pada KAP dbs&d Yogyakarta
Tabel IV.2
Design Operasional Penerimaan Penugasan Audit Laporan Keuangan
Pada Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Yogyakarta
Tahapan Penerimaan Penugasan Audit
Mengevaluasi integritas manajemen (SA, seksi 315 p.9)
- komunikasi dengan auditor pendahulu
- mengajukan pertanyaan pada pihak ke tiga
- mereview audit klien tahun lalu
Mengidentifikasi keadaan pada resiko khusus dan resiko
tidak biasa (SA, seksi 315, p9)
- mengidentiifkasi pemakai laporan keuangan auditan
- Memperkirakan adanya persoalan hukum dan
stabilitas keuangan
- mengidentifikasi pembatasan ruang lingkup
- mengevaluasi sistem pelaporan keuangan dan
aditabilitas perusahaan klien
Menetapkan kompetensi untuk melaksanakan audit (SA,
seksi 210)
- mengidentifikasi jasa audit yang diinginkan
- penetapan tim audit
Prosedur
Komunikasi dengan
supervisor, senior auditor.
Inspeksi dokumen pada
auditor terdahulu.
Inspeksi dokumen program
audit.
Komunikasi dengan pihak ke
tiga.
Bertanya kepada supervisor
Bertanya kepada supervisor,
senior auditor
Inspeksi dokumen surat tugas
dan proposal penawaran jasa
A B C D E
Klien
F G H
I
J
K L
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan
Untuk klien baru, KAP dbs&d melakukan
komunikasi dengan auditor pendahulu.
Klien lama melakukan review pengalaman
masa lalu dengan klien.Bertanya kepada
pihak ketiga tidak dilakukan karena
dianggap sudah cukup. Dari hasil
wawancara dan inspeksi pada dokumen
surat kepada auditor pendahulu dan
program audit, pengendalian ditemukan
bahwa auditor mengirim surat kepada
semua auditor pendahulunya dan auditor
melakukan review pengalaman masa lalu
dengan klien. Namun standard ini belum
bias diterapkan pada klien audit tahun
2008.
Berdasarkan wawancara dengan
supervisor tahap ini dilakukan tetapi tidak
didokumentasikan sehingga penulis tidak
bisa meyakini bahwa auditor melakukan
indentifikasi keadaan-keadaan khusus dan
resiko tidak biasa.
Auditor menetapkan kompetensi dengan
cara menetapkan tim audit, jumlah tim
audit dicantumkan dalam proposal
penawaran jasa (berdasarkan inspeksi
2
- mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan
penggunaan tenaga ahli, spesialis (SA, seksi 336)
Menilai independensi (SA seksi 220)
Melihat daftar klien-klien
Bertanya kepada supervisor
Inspeksi dokumen surat
pernyataan independen
Menentukan kemampuan untuk menerapkan kemahiran
profesional dengan cermat dan seksama dalam
pelaksanaan pekerjaan auditor (SA seksi 230, 310)
Bertanya kepada supervisor
Pembuatan surat penugasan (SA, seksi 320)
Bertanya kepada supervisor
Inspeksi dokumen surat
perjanjian kerja
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
dokumen proposal penawaran jasa). Tidak
ada spesialisasi industri diantara para
auditor karena jenis industri yang diperksa
tidak terlalu bervriasi sehingga auditor
dapat ditugaskan ke berbagai klien.
Auditor dianggap kopeten untuk
mengaduit klien-klien yang berbeda jenis
usahanya.
Selama ini belum diperlukan spesialisasi
dan konsultasi, dari daftar klien tidak
dapat dilampirkan
Berdasarkan wawancara dengan
supervisor menjelaskan kepada auditor
tentang klien dan usahanya, yang
diperoleh dari hasil survei. Kemudian
auditor membuat surat pernyataan
independen.
Berdasarkan inspeksi surat pernyataan
independen untuk klien lama dan baru
ditemukan bahwa auditor membuat surat
pernyataan bahwa auditor akan bertindak
independen untuk semua penugasan,
sehingga semua penugasan, auditor
menilai independensi.
Berdasarkan
wawancara
dengan
supervisor tahap ini dilakukan tetapi tidak
didokumentasikan sehingga penulis tidak
bisa meyakini bahwa auditor menentukan
kemampuan untuk menerapkan kemahiran
profesional dengan cermat dan seksama.
Berdasarkan
wawancara
dengan
supervisor, auditor sudah membuat surat
penugasan untuk klien baru maupun lama,
hal ini didukung oleh hasil inspeksi surat
perjanjian kerja.
Keterangan :
3
√
x
T/D
= terdapat design penerimaan penugasan audit pada KAP dbs&d Yogyakarta
= tidak terdapat design penerimaam penugasan audit pada KAP dbs&d Yogyakarta
= tidak dapat diterapkan pada design operasional penerimaan penugasan audit pada KAP dbs&d Yogyakarta
Tabel IV.3
Hasil Inspeksi Dokumen Penerimaan Penugasan Audit Laporan Keuangan
Pada Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Yogyakarta
Nama Dokumen
Surat kepada auditor terdahulu
A
T/D
B
T/D
C
T/D
D
T/D
E
T/D
Klien
G
T/D
Program audit pengendalian (mereview laporan audit independen terdahulu)
T/D
T/D
T/D
T/D
T/D
T/D
Surat tugas
√
√
√
√
√
Surat permohonan untuk di audit dari klien
√
√
√
√
Proposal penawaran jasa
√
√
√
Surat pernyataan bersikap independen
√
√
Surat perjanjian kerja
√
√
H
T/D
I
T/D
J
T/D
K
T/D
L
T/D
T/D
T/D
T/D
T/D
T/D
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan :
√
= terdapat design penerimaan penugasan audit pada KAP dbs&d Yogyakarta
x
= tidak terdapat design penerimaam penugasan audit pada KAP dbs&d Yogyakarta
T/D = tidak dapat diterapkan pada design operasional penerimaan penugasan audit pada KAP dbs&d Yogyakarta
4
Dari tabel diatas dapat diketahui tahapan penerimaan penugasan
audit laporan keuangan menurut SPAP yang tidak terdapat di dalam
design tahapan penerimaan penugasan audit laporan keuangan pada
KAP dbs&d kantor cabang Yogyakarta adalah menentukan
kemampuan untuk menerapkan kemahiran profesional dengan
cermat dan seksama dalam pelaksanaan pekerjaan auditor. Tahapan
ini sangat penting agar auditor memiliki pedoman pelaksanaan dalam
mempertimbangkan apakah suatu penugasan dapat dilaksanakan atau
tidak. Penugasan akan ditolah bila kecermatan dan keseksamaan
tidak dapat dilakanakan selama audit berlangsung karena akan
menyangkut
pemampuan
auditor
dalam
melaksanakan
tanggungjawabnya. Oleh karena itu KAP dbs&d kantor cabang
Yogyakarta seharusnya memiliki design untuk tahap menggunakan
kemahiran
profesional
dengan
cermat
dan
seksama
dalam
pelaksanaan pekerjaan auditor sesuai dengan SPAP.
4.3.3. Membandingkan Operasional yang Dilakukan oleh KAP dbs&d
Kantor Cabang Yoyakarta dengan SPAP
Penerimaan penugasan dilakukan oleh manajer internal dan
supervisor pada kantor akuntan publik Doli, Bambang, Sudarmajdi
& Dadang Kantor Cabang Yogyarta yang bertanggungjawab atas
penerimaan penugasan audit laporan keuangan. Pada saat manajer
internal melakukan tahapan penerimaan penugasan audit, manajer
1
internal sekaligus memutuskan apakah calon klien dapat diterima
atau tidak, jika tahapan penerimaan penugasan audit laporan
keuangan dilakukan oleh supervisor, maka hasil dari setiap tahapan
dikomunikasikan dengan manajer.
Analisis
dilakukan
dengan
membandingkan
thapan
penerimaan penugasan auait laporan keuangan yang dilakukan oleh
KAP dbs&d kantor cabang Yogyakarta dengan SPAP. Tujuan dari
perbandingan kedua tahapan ini adalah untuk melihat apakah
penerimaan penugasan audit laporan keuangan telah sesuai dengan
Standar Profesional Akuntan Publik. Peneliti melakukan beberapa
langkah untuk mengetahui apakah desain penerimaan penugasan
audit laporan keuangan pada KAP dbs&d kantor cabang Yogyakarta
telah sesuai dengan SPAP.
Pada tabel IV.2 merupakan tabel tahapan penerimaan
penugasan audit laporan keuangan berdasarkan SPAP. Dari tabel ini
dapat dilihat hal-hal yang dilakukan oleh KAP dbs&d Kantor
Cabang Yogyakarta dalam penerimaan penugasan audit.
2
4.4. Pembahasan
4.4.1. Inspeksi Dokumen KAP Doli, Bambangm Sudarmadji & Dadang
Berdasarkan hasil wawancara dan inspeksi dokumen, ada
beberapa hal yang diperoleh, antara lain seperti yang terdapat dalam
tabel di bawah ini.
Diskripsi
Ya
Tidak
Desain penerimaan penugasan audit LK, apakah telah sesuai
6
1
5
2
7
0
dengan Standar Pemeriksaan Akuntan Publik
Prosedur penerimaan penugasan audit LK, apakah telah sesuai
dengan Standar Pemeriksaan Akuntan Publik
Inspeksi dokumen pendukung, apakah telah sesuai dengan
Standar Pemeriksaan Akuntan Publik
Dari pertanyaan desain penerimaan penugasan audit laporan
keuangan terdapat 6 buah butir pertanyaan yang menyatakan sesuai
dengan desain penerimaan penugasan audit laporan keuangan. Pada
pertanyaan apakah KAP dbs&d telah menentukan kemampuan untuk
menerapkan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
dalam pelaksanaan pekerjaan auditor (SA seksi 230, 310) hasil
jawaban menyatakan tidak.
Dari pertanyaan prosedur penerimaan penugasan audit laporan
keuangan terdapat 5 buah butir pertanyaan yang menyatakan sesuai
dengan prosedur penerimaan penugasan audit laporan keuangan.
Pada pertanyaan apakah KAP dbs&d telah mengidentifikasi keadaan
pada resiko khusus dan resiko tidak biasa (SA, seksi 315, p9)
termasuk mengidentiifkasi pemakai laporan keuangan auditan,
3
Memperkirakan adanya persoalan hukum dan stabilitas keuangan
mengidentifikasi pembatasan ruang lingkup, mengevaluasi sistem
pelaporan keuangan dan aditabilitas perusahaan klien. hasil jawaban
menyatakan tidak. Dari hasil inspeksi dokumen dan bukti pendukung
dpat dilihat pada uraian di bawah ini :
4.4.2. Tahapan penerimaan penugasan audit menurut SPAP yang telah
dilakukan oleh KAP dbs&d kantor Yogyakarta adalah
a. Mengevaluasi integritas manajemen
b. Menetapkan kompetensi untuk melaksanakan audit dengan
menetapkan tim audit. Pada proposal penawaran jasa sudah
dicantumkan jumlah auditor yang terlibat dalam tim audit. Untuk
personal tim audit ditetapkan sebelum surat penugasan atau
sesudah surat penugasan.
c. Menilai independensi
d. Pembuatan surat tugas
4.4.3. KAP dbs&d Kantor Cabang Yogyakarta belum melakukan tahapan
penerimaan penugasan audit sesuai dengan SPSP. Tahapan yang
belum dilakukan adalah
a. Mengidentifikasi keadaan-keadaan khusus dan resiko tidak biasa
Berdasarkan wawancara dengan supervisor, KAP dbs&d Kantor
Yogyakarta melakukan identifikasi terhadap keadaan-keadaan
khusus dan resiko tidak biasa. Tahapan ini dilakukan saat survey
akan tetapi survey tidak didokumentasikan oleh auditor sehingga
4
penulis tidak dapat meyakinkan bahwa auditor melakukan
langkah-langkah
untuk
mengidentifikasi
keadaan-keadaan
khusus dan resiko tidak biasa.
b. Menetapkan
kemampuan
untuk
menerapkan
kemahiran
profesional dengan cermat dan seksama dalam pelaksanaan
pekerjaan auditor.
Berdasarkan wawancara dengan auditor, auditor tidak melakukan
penjadwalan audit dan tidak mempertimbangkan saat penerimaan
penugasan. Penerimaan penugasan dapat diterima sebelum atau
sesudah tanggal akhir periode dengan tidak mempertimbangkan
apakah auditor dapat melaksanakan audit secara memadai.
KAP dbs&d Kantor Cabang Yogyakarta seharusnya melaksanakan
kedua
tahapan
tersebut
agar
penerimaan
penugasan
audit
dilaksanakan hanya jika auditor memiliki keyakinan memadai untuk
melaksanakan
suatu
penugasan.
Perlu
bagi
auditor
untuk
mendokumentasikan setiap tahapan yang dilakukan sebagai bukti
telah dilakukannya setiap tahapan. Selain itu agar auditor dapat
melakukan perbaikan untuk penerimaan penugasan selanjutnya.
4.4.4. Inspeksi Terhadap Desain Penerimaan Penugasan pada KAP Doli,
Bambangm Sudarmadji & Dadang
Berdasarkan hasil inspeksi terhadap desain penerimaan
penugasan audit laporan keuangan pada klien KAP Doli, Bambangm
5
Sudarmadji & Dadang terdapat beberapa perbedaan, antara lain
seperti yang terdapat dalam tabel di bawah ini.
Diskripsi
Tahapan Penerimaan Penugasan
Audit
1. Mengevaluasi integritas
manajemen
2. Komunikasi dengan auditor
pendahulu
3. Mengajukan pertanyaan pada
pihak ke tiga
4. Mereview audit klien tahun lalu
Mengidentifikasi keadaan pada
resiko khusus dan resiko tidak biasa
1. Mengidentiifkasi pemakai
laporan keuangan auditan
2. Memperkirakan adanya persoalan
hukum dan stabilitas keuangan
3. Mengidentifikasi pembatasan
ruang lingkup
4. Mengevaluasi sistem pelaporan
keuangan dan aditabilitas
perusahaan klien
Menetapkan kompetensi untuk
melaksanakan audit
1. Mengidentifikasi jasa audit yang
diinginkan
2. Penetapan tim audit
3. Mempertimbangkan kebutuhan
konsultasi dan penggunaan
tenaga ahli, spesialis
Menilai independensi
Menentukan kemampuan untuk
menerapkan kemahiran profesional
dengan cermat dan seksama dalam
pelaksanaan pekerjaan auditor
Pembuatan surat penugasan
A B C D E
Klien
F G H
I
J
K L
Ya Tdk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
12
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
12
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
-
-
Dari pertanyaan desain penerimaan penugasan audit laporan
keuangan terdapat 15 buah butir pertanyaan yang menyatakan sesuai
dengan desain penerimaan penugasan audit laporan keuangan. Pada
pertanyaan tahapan penerimaan audit KAP dbs&d telah melakukan
6
semua prosedur penerimaan penugasan dan telah sesuai dengan
standar penerimaan penugasan audit laporan keuangan seperti yang
disyaratkan pada Standar Akuntansi, seksi 315 p.9 (komunikasi
dengan auditor pendahulu, mengajukan pertanyaan pada pihak ke
tiga, mereview audit klien tahun lalu).
Pada pertanyaan mengidentifikasi keadaan pada resiko
khusus dan resiko tidak biasa KAP dbs&d telah melakukan semua
prosedur penerimaan penugasan dan telah sesuai dengan standar
penerimaan penugasan audit laporan keuangan seperti yang
disyaratkan pada Standar Akuntansi, seksi 315, p9 (mengidentifikasi
pemakai
persoalan
laporan
hukum
keuangan
dan
auditan,
stabilitas
Memperkirakan
keuangan,
adanya
mengidentifikasi
pembatasan ruang lingkup, mengevaluasi sistem pelaporan keuangan
dan aditabilitas perusahaan klien).
Pada menetapkan kompetensi untuk melaksanakan audit
KAP dbs&d telah melakukan semua prosedur penerimaan penugasan
dan telah sesuai dengan standar penerimaan penugasan audit laporan
keuangan seperti yang disyaratkan pada Standar Akuntansi seksi
210. (mengidentifikasi jasa audit yang diinginkan, penetapan tim
audit, mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan penggunaan
tenaga ahli, spesialis).
Pada penilaian independensi, Menentukan kemampuan untuk
menerapkan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
7
dalam pelaksanaan pekerjaan auditor, Pembuatan Surat Tugas KAP
dbs&d telah melakukan semua prosedur penerimaan penugasan dan
telah sesuai dengan standar penerimaan penugasan audit laporan
keuangan seperti yang disyaratkan pada Standar Akuntansi.
Dengan demikian semua desain dan prosedur penerimaan penugasan
terhadap audit laporan keuangan oleh Kantor Akuntan Publik Doli,
Bambang,
Sudarmadji
&
Dadang
telah
melaksanakan
persyaratan
penerimaan penugasan aduit laporan keuangan.
8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dalam penerimaan penugasan audit laporan keuangan Kantor
Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Yogyakarta
adalah dengan diterimanya surat permohonan audit laporan keuangan dari
calon klien, melalui surat permohonan audit laporan keuangan Kantor
Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang melakukan surevi
pendahuluan guna menentukan luasnya penugasan audit laporan keuangan
dengan ditandai surat perjanjian kerja yang mengatur pelaksanaan audit
laporan keuangan.
Design penerimaan penugasan audit laporan keuangan pada Kantor
Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kantor Yogyakarta
telah sepenuhnya memenuhi persyaratan yang dipersyaratan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia. Sedangkan menetapkan kemampuan untuk
menerapkan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama dalam
pelaksanaan pekerjaan auditor belum sepenuhnya dilaksanakan.
Pada operasional tahapan penerimaan penugasan audit telah sesuai
dengan Standar Profesional Akuntan Publik. Ada beberapa tahapan yang
belum dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang,
Sudarmadji & Dadang Kantor Yogyakarta yaitu tidak mengidentifikasi
keadaan-keadaan khusus dan resiko tidak biasa serta tidak menetapkan
9
kemampuan untuk menerapkan kemahiran profesional dengan cermat dan
seksama dalam pelaksanaan pekerjaan auditor. Hal ini dikarenakan pada saat
pemeriksaan untuk klien tahun buku 2008 ini tidak terdapat klien yang
memiliki usaha spesialis sehingga, Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang,
Sudarmadji & Dadang Kantor Yogyakarta tidak menggunakan tenaga
spesialis profesional.
5.2. Saran
1. Design penerimaan penugasan audit harus sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik untuk standarisasi dan agar auditor semakin
memahami pekerjaanya. Auditor harus menetapkan kemampuan untuk
menerapkan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama dalam
pelaksanaan pekerjaan auditor. Oleh karena itu, auditor sebaiknya
membuat jadwal audit dan pelatihan untuk auditor.
2. Untuk operasional penerimaan penugasan audit harus dilaksanakan
sesuai dengan Standar profesional Akuntan Publik. Agar auditor dapat
menentukan kemampuan untuk menerapkan kemahiran profesional
dengan cermat dan seksama, auditor sebaiknya membuat jadwal audit
dan
pelatihan
auditor.
Selain
itu
hasil
survey
sebaiknya
didokumentasikan sebagai bukti telah dibukukannya setiap tahapan
audit.
10
DAFTAR PUSTAKA
Al. Haryono Jusuf, Auditing I, Edisi Pertama, Yogyakarta; Bagian Penerbit
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2001.
Arens and Loebbecke, Auditing An Integrated Approach, Eighth Edition, United
Stated of America, Pretice-Hall.Inc, 2000.
Holmes dan Burns, Auditing; Norma dan Prosedur, Dialih Bahasan oleh Moh.
Badjuri. Edisi Kesembilan, Jakarta; Penerbit Erlangga, 1988.
Boynton, Johnson, Kell. Modern Auditing, Dialihbahasakan oleh Paul A. Rajoe,
Gina Gania, Ichsan Setiyo Budi, Edisi Ketujuh,m Erlangga, Jakarta. 2003
Standar Profesional Akuntan Publik, IAI, 2001
Australian Educational Research Pty. Ltd, Engagement Letter, www.abrema.net
11
Download