pengaruh penerapan kombinasi musik klasik dan latihan relaksasi

advertisement
PENGARUH PENERAPAN KOMBINASI MUSIK KLASIK DAN
LATIHAN RELAKSASI UNTUK MENURUNKAN STRES PADA SISWA
KELAS XI IPA 2 SMA INTENSIF TARUNA PEMBANGUNAN
SURABAYA
Dewi Setyaningsih1 dan Tamsil Muis2
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk menguji “penerapan
kombinasi musik klasik dan latihan relaksasi untuk menurunkan
stres”.Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Intensif
Taruna Pembangunan Surabaya yang teridentifikasi mengalami stres.
Subyek penelitian ini diperoleh dari populasi yang berjumlah 30
siswa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan jenis
penelitian ini adalah penelitian pre-ekperimental dengan jenis pretest dan post-test. Analisis yang digunakan adalah uji tanda yang
tergolong dalam statistic non parametric. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode angket untuk memperoleh data
tentang tingkat stres. Dari hasil pre-test melalui angket, diketahui
subyek 8 siswa yang mendapat skor stres tinggi. Setelah diadakan
analisis data menggunakan tes tanda, dapat diketahui bahwa ρ=0.004
lebih kecil dari α sebesar 5%=0.05. Artinya setelah melakukan
perlakuan kombinasi musik klasik dan latihan relaksasi, siswa yang
sebelumya memiliki tingkat stres tinggi, kini tingkat stresnya menjadi
turun. Berarti siswa telah mengalami penurunan tingkat stres. Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan kombinasi musik klasik
dan latihan relaksasi efektif untuk menurunkan stres.
Kata kunci: Stres, Latihan Relaksasi, Musik Klasik
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu menghadapi masalah yang
datang silih berganti, satu masalah terpecahkan, lalu muncul kembali masalah
baru, dan demikian seterusnya. Hal ini membuat setiap individu tidak akan dapat
terbebas sama sekali dari masalah. Masalah yang dihadapi individu dapat bersifat
ringan dapat juga bersifat berat, dapat bersifat sederhana dan dapat pula bersifat
kompleks, hal ini tergantung pada cara pandang individu dalam menghadapi
masalah dan itu semua dilihat dari tingkat intelektualitas, motivasi, dan
kepribadian individu yang bersangkutan.
Masalah yang tidak segera ditangani yang mengganggu pikiran itulah yang
akan menimbulkan ketegangan yang biasa disebut stres pada kehidupan individu.
1
2
Alumni Prodi BK FIP Unesa
Staf pengajar prodi BK FIP Unesa
Stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam yang menimbulkan
ketegangan dalam diri seseorang.
Secara teori, telah disebutkan bahwa stres dapat menimbulkan ketegangan
emosi dalam diri seseorang. Ketegangan akan mempengaruhi kesehatan baik dari
segi fisik maupun mental.atau psikis. Pengaruh tersebut dapat diamati melalui
gejala yang muncul baik secara emosional, intelektual, fisik, maupun pada
hubungan interpersonal. Gejala yang terlihat secara emosional misalnya adalah
sering mudah menangis, mudah marah, mudah tersinggung takut, camas, dan
sebagainya. Gejala yang terlihat dari segi intelektual misalnya adalah dapat berupa
kesulitan berkonsentrasi, sulit mengambill keputusan, mudah lupa, dan lainnya.
Secara fisik dapat berupa rasa pening, pusing, pencernaan terganggu, serangan
jantung, selera makan berubah, mudah lelah, gugup, dan masih banyak lagi.
Sedang pada segi hubungan interpersonal, gejala yang nampak dapat berupa,
kehilangan kepercayaan pada orang lain, mudah membatalkan janji, suka mencari
kesalahan orang lain, mendiamkan orang lain, menarik diri, dan lain sebagainya
Pada siswa usia sekolah menengah yang merupakan usia transisi dari masa
anak-anak menuju dewasa, sangat rentan mengalami stres sebagai akibat dari
berbagai permasalahan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Gejala stres
pada siswa sekolah menengah atas dapat berupa kesulitan berkonsentrasi, mudah
lupa, malas, menarik diri, bahkan tindakan agresif.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru
pembimbing SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya pada tanggal 6 April
2009 diperoleh data permasalahan yang banyak dialami oleh siswa kelas XI.
Permasalahan tersebut berupa siswa yang kurang percaya diri, menarik diri, patah
hati, persaingan pencapaian hasil belajar, perceraian orang tua, pemenuhan
kebutuhan hidup, merokok, membolos, berkelahi, menggangu teman dan berbuat
onar., sukar berkonssentrasi, malas dan mudah lupa.
Dari hasil wawancara dengan guru BK diidentifikasi banyak siswa kelas
XI IPA 2 SMA Intensif Pembangunan mengalami permasalahan seperti yang
disebutkan diatas. Permasalahan yang dialami siswa adalah gejala dari stres yang
dialami pada kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini dirasa cukup serius dan perlu
diberikan penanganan secara tepat. Hal ini penting sekali, karena apabila hal ini
dibiarkan terus-menerus maka akan menggangu perkembangan diri pribadi siswa
dimasa yang akan datang.
Salah satu stretegi konseling untuk mengurangi, menurunkan dan
mengatasi stres dan ketegangan emosi adalah berupa teknik relaksasi. Relaksasi
adalah salah satu teknik dalam terapi perilaku. Menurut pandangan ilmiah,
relaksasi merupakan perpanjangan serabut otot skeletal, sedangkan ketegangan
merupakan kontraksi terhadap perpindahan serabut otot. (Beech dalam Nursalim
dkk, 2005:82)
Relaksasi dapat digunakan untuk menurunkan stres karena relaksasi
merupakan keterampilan coping yang aktif bila digunakan untuk mengajar
individu tentang kapan dan bagaimana menerapkan teknik relaksasi didalam
kondisi dimana individu yang bersangkutan mengalami kecemasan. Goldfried dan
Trier (Nursalim dkk, 2005:83) menunjukan efektifitas latihan yang disajikan
sebagai self control coping skill. Penelitian tersebut menunjukan bahwa subyek
yang diberi latihan relaksasi yang disajikan sebagai active coping skill secara
signifikan melanjutkan pengurangan kecemasan yang lebih besar daripada subyek
yang diberi latihan yang disajiakan sebagai prosedur otomatis untuk mengurangi
kecemasan.
Dalam praktek pemberian teknik relaksasi pada siswa, dijumpai suatu
kenyataan bahwa siswa kurang serius dalam mempraktekkan teknik relaksasi
dikarenakan pelaksanaan dan panduan relaksasi yang monoton. Selain itu
dijumpai pula siswa yang kurang memahami dan menghayati panduan relaksasi
yang diberikan oleh guru pembimbing. Hal ini diketahui dari hasil pengamatan
peneliti selama mengamati proses pemberian teknik relaksasi pada masa praktek
pengalaman lapangan. Untuk itu perlu kiranya dikombinasikan dengan teknik lain
sebagai penunjang perlakuan relaksasi. Pengkombinasian yang dilakukan ialah
menkombinasikan antara latihan relaksasi dengan diiringi musik.
Musik dapat digunakan sebagai terapi utama dan alat pendidikan untuk
mengembangkan kemampuan tertentu pada diri seseorang. Selain dapat
mempengaruhi suasana hati, musik ini diketahui memiliki kekuatan yang amat
mengagumkan, yang dapat membuat seseorang merasa sedih, gembira, dan
mengalami berbagai permasalahan emosi lainnya.
Musik yang dapat digunakan sebagai penunjang pelaksanaan relaksasi
adalah musik klasik. Don Campbell (2002), menyatakan bahwa musik klasik
dapat memberikan rangsangan, yang nantinya menghasilkan efek mental dan
fisik, yaitu antara lain dapat menutupi bunyi dan perasaan yang tidak
menyatakan, musik dapat memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak,
musik mempengaruhi pernafasan, musik mempengaruhi denyut jantung, nadi dan
tekanan darah, musik mempengaruhi ketegangan otot dan memperbaiki gerak dan
koordinasi tubuh, musik mempengaruhi suhu badan, musik dapat mengatur
hormon-hormon yang berkaitan dengan stres, musik mengubah persepsi kita
tentang ruang, musik mengubah persepsi kita akan waktu, serta musik
meningkatkan daya tahan tubuh.
Pada penelitian ini mengunakan musik klasik barok yang bermanfaat
untuk menurunkan stres, mendukung proses pemulihan, merangsang kreatifitas
dan imajinasi, munumbuhakn sikap rileks, dan menumbuhkan perasaan santai dan
senang. (Stephanie Meritt, 1996:6)
Bedasar atas permasalahan ini, maka penulis ingin menguji penerapan
kombinasi musik klasik dan latihan relaksasi untuk menurunkan stres pada siswa
kelas XI IPA 2 SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya.
Pembahasan
A. Stres
1. Pengertian Stres
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh TIM
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1995)
stres adalah gangguan atau kekacauan mental atau emosional yang
disebabkan oleh faktor-faktor luar ketegangan.
Menurut Weiss (1990), stres adalah penafsiran pikiran ada
mengenai apa yang akan terjadi didalam kehidupan anda bersifat baik atau
buruk.
2. Penyebab Stres
Menurut Mahfud An (1999) menyatakan bahwa penyebab stres ada
dua yaitu:
a. Berasal dari diri sendiri (internal sources), bisa disebabkan oleh
adanya pertentangan batin (conflict)
b. Berasal dari lingkungan (eksternal sources), bisa disebabkan diri
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
Menurut Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa
(2001:264) ada beberapa sumber penyebab stess antara lain:
a. Perubahan lingkungan yang pesat:
1) Perubahan lingkungan alam: gedung baru yang megah dengan
lantai yang licin, jalan layang dan jalan dengan peraturan baru
yang harus ditaati.
2) Perubahan keadaan: suasana, politik, pendidikan, kurikulum.
b. Dalam hubungan sosial, hubungan antar pribadi (interpersonal):
1) Persaingan materi: mode baju terbaru, peralatan rumah tangga
mutakhir.
2) Saingan pendidikan, keberhasilan suami, istri atau anak.
c. Kebutuhan yang meningkat: Peningkatan taraf hidup perlu diimbangi
peningkatan biaya hidup, meningkatkan perhatian dan usaha dalam
pekerjaan dan semaksimal mungkin.
d. Harapan yang tidak realistis:
1) Harapan hari pernikahan yang tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
2) Harapan tentang masa depan dan keberhasilan anak tidak sesuai
dengan kemampuan anak.
3) Kecenderungan menghadapi dan menjalani hidup tanpa persiapan
yang baik dan bekal pengetahuan yang cukup akan membawa stres
dalam menghadapi kehidupan yang penuh tanda tanya dan
perubahan.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber
penyebab stres pada dasarmya adalah berasal dari diri sendiri (konflik
hubungan sosial, hubungan pribadi, dan harapan yang tidak realistis) dan
stres yang berasal dari lingkungan (keluarga, masyarakat, kondisi alam
dan kemajuan zaman).
3. Gejala-gejala Stres
Menurut Mahfud An (1999), gejala stres ditemukan dalam segala
segi diri kita yang penting yaitu:
a. Emosional, seperti: sedih, mudah menangis, mudah marah, mudah
tersinggung, takut, cemas, dan lain-lain.
b. Intelektual, seperti: sulit berkonsentrasi, sulit mengambil kaputusan,
mudah lupa, dan lain-lain.
c. Hubungan antar personal, seperi: kehilangan kepercayaan terhadap
orang lain, mudah membatalkan janji, menarik diri dari pergaulan,
mendiamkan orang lain, suka mencari kesalahan orang lain, dan lainlain.
d. Fisik, seperti: pusing, pencernaan terganggu, serangan jamtung, selera
makan berubah, mudah lelah, mudah gugup, dan lain-lain.
Menurut Setiawan yang dikutip oleh Krisna (2002), daftar gejala
stres yang dialami oleh tubuh, cukup panjang, antara lain; kontraksi kulit,
ginjal, usus, limpa, timbunan gula di liver terurai, timbunan lemak terurai,
aktivitas jantung meningkat, sehingga lebih cepat atau labih kuat, tekanan
darah meninggi atau menurun, paru-paru beritme lebih cepat, timbunan
protein terurai
Dari kedua pendapat tadi, dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala
stres dapat ditemuakan dalam segala segi diri kita yang penting, yiatu:
emosional, intelektual, hubungan antar personal, dan fisik.
B. Musik Klasik
1. Pengertian Musik Klasik
Wolfgang Amadeus Mozart yang dikutip oleh Jane Stuart Betty
Carlson (2003), menyatakan bahwa “Musik tidak boleh merusak telinga,
musik harus menyenangkan pendengarnya, artinya dia tidak boleh berhenti
menjadi musik”.
Musik klasik memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mengetuk
sumber kreativitas. Musik-musik jenis lain dampaknya jelas tidak
seefektif musik klasik. Musik rock, yang mendominasi dunia musik saat
ini tidak mampu memberikan inspiransi dan keterkaitan sosial yang sangat
kita dambakan. Kualitas tersebut tidak bisa muncul dari bunyi yang hingar
bingar dan menggangu karena bunyi itu menggetarkan dan mengganggu
ritme tubuh serta pikiran kita. Untuk bisa mengakses pikiran dan
pemahamam anda yang paling dalam, dalam tubuh anda harus dalam
kondisi seimbang, setengah bermeditasi, yaiti ketika semua fungsi fisik
melambat. (Merritt, 1996)
Sedang Campbell (2002), menyatakan bahwa mendengarkan musik
klasik akan membantu mengorganisasi pola tembakan neuron-neuron
dalam konteks serebral, terutama memperkuat proses-proses kreatif otak
kanan yang berkaitan dengan penalaran ruang dan waktu.
Dari pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa musik klasik
memiliki perangkat musik yang beraneka ragam, sehingga didalamnya
terangkum warna-warni suara dengan rentang variasi yang sangat luas.
Dengan kata lain variasi bunyi pada musik klasik jauh lebih kaya dari pada
variasi bunyi musik lainnya, mendengarkan musik klasik akan membantu
mengorganisasi pola tembakan neuton-neuron dalam konteks serebral,
terutama memperkuat proses-proses kreatif otak kanan yang berkaitan
dengan penalaran ruang dan waktu.
2. Pengaruh Musik Klasik
Menurut pandapat Don Campbell (2002), menyatakan bahwa
musik klasik dapat memberikan rangsangan, yang nantinya menghasilkan
efek mental dan fisik, yaitu antara lain dapat menutupi bunyi dan perasaan
yang tidak menyatakan, musik dapat memperlambat dan menyeimbangkan
gelombang otak, musik mempengaruhi pernafasan, musik mempengaruhi
denyut jantung, nadi dan tekanan darah, musik mempengaruhi ketegangan
otot dan memperbaiki gerak dan koordinasi tubuh, musik mempengaruhi
suhu badan, musik dapat mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan
stres, musik mengubah persepsi kita tentang ruang, musik mengubah
persepsi kita akan waktu, serta musik meningkatkan daya tahan tubuh.
Pada penelitian ini digunakan musik klasik barok. Menurut
Schuster dan Gritton (1996:88) kebanyakan musik klasik barok
keutuhannya sesuai denga detak jantung manusia, hal ini menyebabkan
musik ini dapat meningkatkan perasaan menjadi tenang, rileks dan dapat
meningkatkan kemampuan fokus yang baik, disamping dapat
membangkitkan semangat.
3. Manfaat Musik Klasik Barok
Secara umum penggunaan musik klasik, menurut Djohan
(2003:195) adalah:
a. Sebagai audioanalgesic atau penenang
b. Sebagai fokus perhatian dan atau mengatur latihan
c. Memprakarsai dan meningkatkan hubungan terapis-klien
d. Memperkuat proses belajar
e. Mengatur kegembiraan dan interaksi personal yang positif
f. Sebagai penguat atau penata untuk kesehatan dalam hal keterampikan
fisiologis, emosi dan gaya hidup
g. Mereduksi stres pada pikiran-kesehatan tubuh
Penelitian ini mengunakan musik klasik barok. Menurut pendapat
Satiadarma (2002), bahwa musik klasik barok memiliki beberapa manfaat,
antara lain musik klasik dapat meningkatkan kecerdasan anak,
menumbuhkan krativitas anak, dapat meningkatkan kemampuan
keruangan seseorang dan dapat menurunkan stres.
Sedangkan menurut pendapat Merritt (1996), manfaat musik klasik
barok memiliki manfaat antara lain adalah musik klasik dapat digunakan
untuk menurunkan stres dan mendukung proses penyembuhan,
menemukan aspek kepribadian yang tersembunyi, dan musik klasik dapat
meningkatkan pembelajaran dan daya ingat merangsang kreativitas dan
imaginasi.
Menurut Tim DeWeese yang dikutip oleh Stephanie Merritt (1996)
mengatakan musik klasik barok ini terutama membantu dalam mengelola
stres, mengembalikan motivasi, inspirasi, kedamaian, imajinasi, sekaligus
memberikan pencerahan secara spiritual.
C. Latihan Relaksasi
1. Pengertian Latihan Relaksasi
“Relaksasi adalah suatu proses yang membebaskan mental dan
fisik dari segala macam faktor yang menyebabkan adanya ketegangan
dengan menggunakan berbagai macam teknik”. (Hakim, 2002: 184)
Menurut Richard (dalam Hidayati, 2000:182) “relaksasi berarti
membuat seluruh tubuh kita menjadi tenang dan tentram”.
Hebert Benson dan Miriam Z. Klipper yang diterjemahkan oleh
Nurhasan (2000:189) mengemukakan bahwa respon relaksasi merupakan
karunia alami yang dapat didaya gunakan oleh semua orang. Dengan
menjembatani jurang pemisah antara psikologi, fisiologi, ilmu kedokteran,
dan sejarah. Respon relaksasi adalah mekanisme batin yang terdapat dalam
jiwa seseorang.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Noah Gordon (dalam
Benson, 2000:27) “teknik relaksasi merupakan teknik yang dapat
menunjukan kepada seseorang cara menurunkan tekanan darah,
memperbaiki kepribadian buruk seseorang dan mungkin, bahkan
menyelamatkan jiwa seseorang.
Sedang menurut Am Rukky Santoso (2001:38) mengemukakan
bahwa latihan relaksasi padap dasarnya merupakan pemberian kesempatan
pada tubuh untuk melakukan „pekerjaan rumahnya‟ sebelumnya pekerjaan
itu diambil alih oleh pikiran rasional dan kognitif seseorang, demi sebuah
ego yang tidak mampu dikendalikan.
2. Jenis-jenis Relaksasi
Ada baberapa jenis relaksasi, antara lain:
a. Relaksasi otot, yang bertujuan mengurangi ketegangan dan kecemasan
dengan cara melemaskan otot-otot badan. Menurut Berstein dan
Borkovec, 1973; Goldfried dan Davison, 1976; Walker dkkk, 1981
(dalam Subandi dkk, 2002:145). Ada tiga macam relaksasi otot, yaitu:
Relaksasi Tension: Metode ini dikenal oleh Lazarus dan Paul
dikutup oleh Goldfried dan Davison, 1976 (dalam Subandi dkk,
2002:146). Dalam metode ini individu diminta untuk menegangkan
dan melemaskan otot, kemudian diminta untuk merasakan dan
menikmati perbedaan antara ketika otot tegang dan ketika otot
lemas.
Letting go: Metode ini bertujuan untuk memperdalam relaksasi.
Pada fase ini individu dilatih untuk menyadari ketegangan dan
berusaha sedapat mungkin mengurangi dan menghilangkan
ketegangan itu, menurut Goldfried dan Davison, 1976 (dalam
Subandi dkk, 2002:153)
Differential relaxation: Digunakan untuk merilekskan otot yang
ketegangannya berlebihan dan untuk merilekskan otot yang tidak
perlu tegang ketika individu melakukan aktivitas tertentu, menurut
Breinstein dan Borkovic, 1973 (dalam Subandi dkk. 2002:156)
b. Relaksasi Kesadaran Indera: Relaksasi ini dikembangkan oleh
Goldfried yang dipelajari diri Weitzman dalam Goldfried dan Davison,
1976 (dalam Subandi dkk, 2002:159-160). Dalam teknik ini individu
diberi satu seri pertanyaan yang tidak untuk dijawab secara lisan, tapi
untuk dirasakan sesuai dengan apa yang dapat dialami individu pada
waktu instruksi diberikan.
c. Relaksasi Melalai Hipnosa, Yoga dan meditasi: Disamping relaksasi
yang sudah disebut diatas, relaksasi juga dapat dicapai melalui
hipnosa, yoga dan meditasi dalam Goldfried dan Davison, 1976;
Prawitasari: 1988; Walker dkk: 1981 (dikutip oleh Subandi dkk,
2002:166)
Dalam penelitian ini jenis teknik relaksasi yang akan digunakan
adalah relaksasi kesadaran indera yang dikembangkan oleh Golfied (dalam
Nursalim, dkk 2005: 90). Dalam teknik ini individu diberi satu seri
pertanyaan yang tidak untuk dijawab secara lisan, tetapi untuk dirasakan
sesuai dengan apa yang dapat atau tidak dapat dialami oleh individu pada
waktu instruksi diberikan.
3. Manfaat Latihan Relaksasi
Burn (dalam Subandi dkk,2002:142-145) melaporkan beberapa
manfaat yang diperoleh dari latihan relaksasi antara lain adalah; relaksasi
akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang berlebihan
karena adanya stres, masalah-masalah yang berhubungan dengan stres
seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati
dengan relaksasi, dapat mengurangi tingkat kecemasan, mengurangi
kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres dan mengontrol
anticipantory axiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan,
seperti pada pertemuan penting, wawancara dan sebagainya, pada
penelitian Sutherland, Amit, Golden dan Rosenberger (dalam Walker dkk,
1981) telah membuktikan bahwa relaksasi dapat membantu mengurangi
merokok, meningkatkan penampilan kerja, sosial dan ketrampilan fisik,
kelelahan, aktivitas mental dan atau latihan fisik yang tertunda dapat
diatasi lebih cepat dengan menggunakan ketrampilan relaksasi, kesadaran
diri tentang keadaan fisilogis seseorang dapat meningkat, merupakan
bantuan tuntuk menyembuhkan penyakit tertentu dan operasi, konsekuensi
fisiologis yang penting dari relaksasi adalah bahwa tingkat harga diri dan
keyakinan diri individu meningkat sebagai hasil kontrol yang meningkat
terhadap reaksi stres, meningkat hubungan interpersonal
Herber Benson (2000:36) bahwa gabungan relaksasi dengan sistem
keyakinan diri dapat bermanfaat sebagai berikut; menghilangkan sakit
kepala, mengurangi rasa sakit angina pectoris dan bahkan mungin
menyadarkan bedah bypass (80% nyeri akibat penyakit ini dapat diobati
dngan keyakinan positif), mengurangi tekanan darah dan membantu
mengendalikan masalah hipertensi, mengatasi insomnia, mencegah
serangan hiperventilasi, membantu mengurangi sakit punggung,
meningkatkan terapi kanker, mempertajam kreativitas, terutama saat
menglami suatu hambatan mental, mengendalikan serangan panic,
menurunkan kadar kolesterol, mengurangi gejala kecemasan termasuk
mual, muntah, diare, sembelit, cepat marah, dan ketidakmampuan untuk
bergaul dengan orang lain, dan juga dapat digunakan untuk mengurangi
stres secara keseluruhan dan meraih kedamaian diri dan keseimbangan
Analisis
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingin dicapai,
maka penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dan jenis penelitian ini
adalah penelitian pre-eksperimental design dengan jenis pre test dan post test
design yaitu unit percobaan dikenakan perlakuan dengan dua kali pengukuran.
Pengukuran pertama dilakukan sebelum perlakuan diberikan dan pengukuran
kedua dilakukan sesudah perlakuan dilaksanakan. Desain ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Prosedur dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Memberikan T1 yaitu pre-test untuk mengukur siswa yang mempunyai
skor stres tinggi melalui angket stres.
2. Diketahui siswa yang memiliki skor stres tinggi dan kemudian diberikan
perlakuan penerapan kombinasi musik klasik dan latihan relaksasi dalam
jangka waktu tertentu
3. Memberikan T2 yaitu post-test untuk mengukur adanya perubahan tingkat
stres setelah diberi perlakuan penerapan kombinasi musik klasik dan
latihan relaksasi dengan angket yang sama.
4. Membandingkan hasil T1 (pre-test) dan T2 (post-test) untuk mengetahui
adanya keefektifan dari penerapan kombinasi musik klasik dan latihan
relaksasi.
5. Menerapkan analisis statistik yang sesuai, dalam hal ini untuk mengetahui
pengaruh penerapan musik klasik dan latihan relaksasi terhadap penurunan
stres dengan menggunakan Uji Tanda (sign-test)
2. Identifikasi Variabel
Secara operasional variabel-variabel yang akan diteliti akan dijabarkan
terlebih dahulu agar dalam pengumpulan data bisa tepat sesuai dengan yang
dikehendaki. Variabel penelitian adalah “obyek penelitian yang menjadi titik
perhatian dalam suatu penelitian.” (Arikunto, 2002:96). Variabel dalam
penelitian ini adalah :
1. Variabel bebasnya adalah kombinasi musik klasik dan latihan relaksasi,
karena variabel ini sengaja dikenakan pada obyek untuk kemudian
diketahui akibat yang terjadi pada obyek tersebut.
Musik klasik adalah alat komunikasi yang dipengaruhi oleh budaya
yang bernilai tinggi, langgeng dan dijadikan tolok ukur yang bernilai kekal
yang merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk membantu
individu atau siswa dalam memecahkan masalahnya dalam proses
konseling. Menurut Tim DeWeese yang dikutip oleh Stephanie Merritt
(1996) mengatakan musik klasik ini terutama membantu dalam mengelola
stres, mengembalikan motivasi, inspirasi, kedamaian, imajinasi, sekaligus
memberikan pencerahan secara spiritual. Jenis musik klasik dibedakan
berdasarkan zamannya, antara lain adalah zaman barok, zaman klasik,
zaman romantic, dan zaman impresionis.
Sedang dalam penelitian ini musik klasik yang akan digunakan adalah
musik klasik zaman barok karya J.S Bach karena memiliki keandalannya
untuk memadukan perasaan dan ketepatan sebagai komposisinya bisa
digunakan untuk hampir segala tujuan.
Relaksasi adalah salah satu jenis teknik dalam terapi perilaku. Ada
bermacam-macam bentuk relaksasi, antara lain relaksasi otot, relaksasi
kesadaran indera, dan relaksasi hipnone, yoga dan meditasi.
Dalam penelitian ini jenis teknik relaksasi yang akan digunakan adalah
relaksasi kesadaran indera yang dikembangkan oleh Golfied (dalam
Nursalim, dkk 2005: 90). Dalam teknik ini individu diberi satu seri
pertanyaan yang tidak untuk dijawab secara lisan, tetapi untuk dirasakan
sesuai dengan apa yang dapat atau tidak dapat dialami oleh individu pada
waktu instruksi diberikan.
2. Variabel terikatnya adalah stres, karena variabel tersebut tergantung pada
faktor yang mempengaruhinya sehingga ada perubahan atau tidak.
Stres disini diartikan sebagai beban mental yang dirasakan mengancam
kestabilan fisik dan psikologisnya yang disebabkan adanya persepsi
ketakutan dan kecemasan.
Menurut Mahfud An (1999), gejala stres ditemukan dalam segala segi
diri kita yang penting yaitu:
e. Emosional, seperti: sedih, mudah menangis, mudah marah, mudah
tersinggung, takut, cemas, dan lain-lain.
f. Intelektual, seperti: sulit berkonsentrasi, sulit mengambil
kaputusan, mudah lupa, dan lain-lain.
g. Hubungan antar personal, seperi: kehilangan kepercayaan terhadap
orang lain, mudah membatalkan janji, menarik diri dari pergaulan,
mendiamkan orang lain, suka mencari kesalahan orang lain, dan
lain-lain.
d. Fisik, seperti: pusing, pencernaan terganggu, serangan jamtung,
selera makan berubah, mudah lelah, mudah gugup, dan lain-lain.
3. Metode Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen Pengumpul
Data
1. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan sejumlah data yang sesuai dengan maksud dan
tujuan penelitian, diperlukan suatu alat pengumpul data yang tepat. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah angket tentang stres dengan
bentuk jawaban tertutup dimana responden menjawab sendiri item
pertanyaan yang sudah tersedia jawabannya. Angket ini untuk mengetahui
perbedaan tingkat stres pada siswa sebelum dan sesudah diberi kombinasi
treatment musik klasik dan latihan relaksasi.
2. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data
Dalam proses pengumpulan data, peneliti tidak lepas dari instrumen atau alat
untuk memperoleh data. Penelitian ini menggunakan daftar isian angket yang
digunakan untuk mengungkap stres pada siswa.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian yang telah dilakukan dengan teknik pre-test dan post-test
serta menggunakan uji tanda diketahui bahwa penerapan kombinasi musik
klasik dan latihan relaksasi memberikan pengaruh untuk menurunkan stres.
Simpulan ini didukung dengan temuan dalam penelitian ini, yaitu pada ratarata hasil pre-test (86,5) dan post-test (79,87) menunjukkan tingkat stres yang
dialami siswa mengalami penurunan. Maka masalah penelitian ini terjawab
bahwa penerapan kombinasi musik klasik dan latihan relaksasi efektif untuk
menurunkan stres pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Intensif Taruna
Pembangunan Surabaya
Daftar Pustaka
An, Mahfud. 1999. Petunjuk Mengatasi Stress. Bandung: PT Sinar Baru
Algensindo
Benson, H dan Proktor, W. 2000. Dasar-Dasar Relaksasi. Nurhasan
Penterjemah. Bandung: Kaifa
Benson, H dan Klipper, M. 2000. Respon Relaksasi Teknik Meditasi Sederhana
Untuk Mengatasi Tekanan Hidup. Nurhasan Penterjemah. Bandung:Kaifa
Campbell, Don. 2002. Efek Mozart. Jakarta: PT Gramedia
Gritton Dan Schuster.1996. Classical Music. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Tama
Gunarsa, S. D. dan Gunarsa, Yulia, S.D. 2001. Psikologi Praktis Anak, Remaja,
dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia
Merritt, Stephanie. 1996. Simfoni Otak. Bandung: Kaifa
Nursalim, Mochamad dkk. 2005. Strategi Konseling. Surabaya: Unesa Uneversity
Press
Santoso, Am R. 2001. Mengembangkan Otak Kanan. Jakarta: Pustaka Gramedia
Satiadarma, P. Monty. 2002. Terapi Musik. Jakarta: Millenia Populer 2001
Smith, S. J. Dan Carlson Betty. 2004. Karunia Musik Para Komponis dan
Pengaruh Mereka. Surabaya: Momentum
Subandi, dkk. 2000. Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Weiss, Donald H. 1990. Manajemen Sterss. Jakarta: Binarupa Aksara
Download