PENGEMBANGAN MUTIMEDIA INTERAKTIF

advertisement
PENGEMBANGAN MUTIMEDIA INTERAKTIF MATERI
PEMBELAHAN SEL UNTUK SISWA SMA KELAS XII IPA
Anisa Sativa Fillaili
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang
e-mail: [email protected]
Abtract: The Development of Interactive Multimedia on Fission Topic for
Twelfth Grade Students in Senior High School. Fission is included in one of
topics in Biology being taught to twelfth grade students in the first semester of
academic year 2014/2015. The topic is considered abstract due to the fact that it is
hard to observe the objects in the plain view. The survey done at SMAN 1 Batu
showed that the students found it hard to comprehend the topic. Thus, we need a
teaching media that can help the students in comprehending the topic above. This
research and development aimed to produce a valid, practical and effective
interactive media on Fission topic for twelfth grade students in Senior High
School. This research employed the developmental model as proposed by Borg
and Gall. The data were taken from the assessment of material and media experts,
teachers and fifteen students of twelfth grade at SMAN 1 Batu, while the test
results were generated from the students in the test on related topic. The
instruments utilized are questionnaires and achievement test. Descriptive
qualitative analysis and statistic descriptive analysis were employed as data
analysis technique. The developed research product was presented in the form of
swf-formatted interactive multimedia and packed in a Compact Disc (CD). There
were five main menus in the developed interactive media: 1) direction menu, 2)
competence menu, 3) topic menu, 4) evaluation menu, and 5) developer menu. In
accordance to the data analysis, we can conclude that this interactive media on
Fission topic can be considered as valid, practical and effective. It was exhibited
in the percentage showing the result of this interactive media assessment: 91.67%
from material experts, 85.71% from media experts, 88.24% from the teachers, and
90.21% from the students. Students’ achievement on Fission topic was getting
better after using interactive media as proved by the result showing that 86.67% of
the students passed the test.
Abstrak: Pengembangan Multimedia Interaktif Materi Pembelahan Sel
untuk Siswa SMA Kelas XII IPA. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Malang. Pembelahan sel adalah salah satu materi pelajaran biologi yang
diajarkan pada kelas XII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Materi tersebut
tergolong abstrak dan obyek yang dipelajari susah diamati secara langsung. Survei
yang dilakukan di SMAN 1 Batu menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan
belajar pada materi pembelahan sel. Diperlukan suatu media pembelajaran yang
dapat membantu siswa mempelajari materi pembelahan sel tersebut. Tujuan
dilakukannya penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan
multimedia interaktif materi pembelahan sel untuk siswa SMA kelas XII IPA
yang valid, praktis, dan efektif. Data penelitian diperoleh dari penilaian ahli
materi, ahli media, guru, dan 15 siswa kelas XII di SMAN 1 Batu, serta skor hasil
tes oleh siswa pada materi pembelahan sel. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa angket dan soal tes hasil belajar. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis statistik
deskriptif. Produk penelitian yang dikembangkan berupa multimedia interaktif
berformat swf yang dikemas dalam bentuk Compact Disc (CD). Multimedia
interaktif yang dikembangkan memuat materi pembelahan sel yang terdiri dari
materi pembelahan secara amitosis, mitosis, dan meiosis; serta materi
gametogenesis yang terdiri dari spermatogenesis, oogenesis, mikrosoporogenesis,
dan megasporogenesis. Berdasarkan analisis data, dapat dikatakan bahwa
multimedia interaktif materi pembelahan sel ini tergolong valid, praktis, dan
efektif. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan persentase penilaian
multimedia interaktif pembelahan sel sebesar 91,67% oleh ahli materi, 85,71%
oleh ahli media, 88,24% oleh guru, dan 90,21% oleh siswa. Hasil belajar siswa
pada materi pembelahan sel setelah menggunakan multimedia interaktif juga
tergolong baik, yang ditunjukkan dengan persentase ketuntasan belajar sebesar
86,67%.
Kata Kunci: media pembelajaran, multimedia interaktif, pembelahan sel
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia.
Melalui pendidikan, manusia akan mampu mengembangkan kehidupannya kearah
yang lebih baik. Maka dari itu, mutu pendidikan khususnya pendidikan pada
lembaga formal seperti sekolah, harus diperhatikan. Mutu pendidikan
diindikasikan oleh para lulusannya yang memiliki kemampuan berpikir kritis dan
kreatif, perkembangan afeksi yang kuat (karakter, kesadaran diri, komitmen), serta
kemampuan psikomotor yang memadai (Gora dan Sunarto, 2013). Mutu
pendidikan dapat terwujud salah satunya melalui proses pembelajaran
diselenggarakan secara efektif, artinya proses belajar mengajar (PBM) dapat
berjalan secara lancar, terarah, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Ada banyak inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mendorong
terciptanya pembelajaran yang efektif. Salah satunya adalah dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran PAKEMATIK (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi). TIK
digunakan sebagai media pendukung untuk menciptakan pembelajaran yang
berkualitas (Gora dan Sunarto, 2013).
Perkembangan pesat dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
telah mengubah gaya hidup pada saat ini. TIK di era globalisasi saat ini sudah
menjadi kebutuhan yang mendasar, khususnya dalam bidang pendidikan.
Perkembangan TIK telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan
khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg dalam Amali (2010),
dengan berkembangnya penggunaan TIK, ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran, yaitu: 1) dari pelatihan ke penampilan, 2) dari ruang kelas ke
dimana saja dan kapan saja, 3) dari kertas ke online atau saluran, 4) fasilitas fisik
ke fasilitas jaringan kerja, dan 5) dari waktu siklus ke waktu nyata (real time).
Kemajuan TIK sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan
implementasi strategi maupun metode pembelajaran. Kemajuan tersebut berimbas
pada banyaknya alternatif pilihan yang dapat dimanfaatkan guru untuk
menggunakan media yang variatif dalam pembelajaran di kelas. Penggunaan
media tidak hanya dapat memudahkan dan mengefektifkan proses pembelajaran,
tetapi proses pembelajaran tentu akan lebih menarik dan menyenangkan (Sanjaya,
2008).
Tingkat pemahaman siswa pada materi pembelahan sel tergolong rendah.
Data berupa persentase penguasaan materi soal biologi UN tahun 2012 oleh Pusat
Pengembangan Tenaga Kependidikan (Pusbangtendik) menunjukkan bahwa
indikator menjelaskan tahap-tahap pembelahan mitosis/meiosis/gametogenesis
tidak dapat dikuasai siswa SMAN 1 Batu dengan baik. Persentase penguasaan
siswa pada indikator tersebut hanya sebesar 49,29%. Tidak hanya di SMAN 1
Batu, tingkat pemahaman siswa pada materi pembelahan sel ditingkat kota,
propinsi, dan nasional juga tergolong rendah. Persentase penguasaan materi
tersebut di Kota Batu sebesar 40,22%, di Propinsi Jawa Timur sebesar 61,69%,
dan ditingkat nasional sebesar 56,22%. Angka-angka tersebut tergolong rendah
jika dibandingkan dengan persentase tingkat penguasaan materi soal biologi UN
tahun 2012 pada indikator lainnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan melalui wawancara dengan guru dan
siswa biologi kelas XII di SMAN 1 Batu tanggal 20 dan 22 Desember 2014,
diperoleh informasi sebagai berikut: 1) Materi pembelahan sel dianggap sebagai
materi yang tidak mudah dipahami oleh siswa. Siswa kesulitan untuk menjelaskan
ciri-ciri dari tiap fase pembelahan sel, terutama pembelahan sel secara meiosis. 2)
Sebagian besar (>70%) nilai tes pada materi pembelahan sel masih dibawah
standar kompetensi minimal (SKM). 3) Pembelajaran pada materi pembelahan sel
dilakukan guru melalui metode ceramah dengan
menggunakan media
pembelajaran berupa buku teks pelajaran dan slide presentasi PowerPoint. 4)
Penyajian materi biologi yang diberikan oleh guru selama ini belum mampu
menarik perhatian siswa untuk mempelajari materi pembelahan sel. Pembelajaran
pembelahan sel di kelas dilakukan melalui metode ceramah pengisian Lembar
Kerja Siswa (LKS). 5) Siswa kesulitan memahami materi pembelahan sel karena
pada terdapat banyak konsep yang sukar dipahami, terutama tentang pembelahan
meiosis dan gametogenesis pada tumbuhan. 6) Siswa menganggap bahwa dalam
materi pembelahan sel terdapat banyak istilah biologi yang susah dihapalkan.
Berdasarkan data daya serap UN tahun 2012 oleh Pusbangtendik dan hasil
survei, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XII IPA SMAN 1 Batu mengalami
kesulitan untuk mempelajari materi pembelahan sel. Sel sebagai objek dan salah
satu tingkat organisasi kehidupan yang dipelajari dalam biologi, memiliki ukuran
yang sangat kecil. Diperlukan alat bantu pengamatan yang tidak biasa untuk dapat
mengamati struktur dan mekanisme fisiologi yang terjadi di dalamnya secara
detail. Pemanfaatan media gambar selama ini telah membantu guru
membelajarkan siswa khususnya untuk masalah struktur-struktur sel, tetapi untuk
menjelaskan proses pembelahan sel, media tersebut dirasa kurang optimal. Hal ini
disebabkan karena tidak munculnya gejala visualisasi gerak yang menunjukkan
proses atau mekanisme yang terjadi di dalam sel. Akibatnya, siswa masih sulit
untuk memahami secara komprehensif mekanisme proses pembelahan sel.
Berdasarkan survei melalui wawancara dengan siswa kelas XII SMAN 1
Batu diketahui bahwa siswa menganggap terdapat banyak istilah biologi yang
susah dihapalkan dalam materi pembelahan sel. Studi biologi memang sering dan
banyak menggunakan istilah-istilah yang pada umumnya berupa istilah latin atau
kata yang dilatinkan. Banyaknya istilah latin tersebut menyebabkan kurangnya
minat para siswa untuk mempelajari materi biologi. Sebenarnya istilah tersebut
bukan sekadar istilah, melainkan konsep yang sudah disepakati diantara para
biologiwan. Istilah-istilah tersebut dapat dikembangkam atau dikombinasikan
dengan membentuk pengertian yang lebih kompleks atau lebih spesifik (Nuryani,
2005). Dampak lebih lanjut yang kurang baik adalah munculnya persepsi pada diri
siswa bahwa pembelajaran biologi, khususnya materi tentang pembelahan sel
merupakan pelajaran yang sukar dan memerlukan banyak hapalan.
Diperlukan media pembelajaran yang tepat untuk mengatasi kesulitan
siswa dalam memahami konsep pada materi pembelahan sel dengan cara yang
efektif dan menarik. Salah satu media yang dirasa tepat sebagai untuk mengatasi
hal tersebut adalah dengan menggunakan multimedia interaktif. Multimedia
interaktif merupakan kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi dan video yang
disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat
dikontrol secara interaktif. Pengguna dapat mengontrol apa dan kapan elemenelemen multimedia akan digunakan atau ditampilkan (Vaughan, 2004).
Penggunaan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran di kelas juga
memiliki banyak keunggulan, diantaranya adalah 1) dapat memperbesar benda
yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, 2) menyajikan benda atau peristiwa
yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, 3) meningkatkan daya
tarik dan perhatian siswa (Fenrich dalam Binanto, 2010).
Penggunaan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran di kelas
juga dapat digunakan sebagai penyeimbang kecepatan dan gaya belajar tiap siswa
yang berbeda-beda. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan, dan
keinginan mereka. Pengembangan multimedia yang dilakukan berdasarkan
prinsip-prinsip desain dan mengikuti langkah-langah yang sistematis diharapkan
dapat menghasilkan multimedia yang layak. Melalui pemanfaatan multimedia
yang layak dalam
kegiatan pembelajaran diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang
berkualitas yakni membantu memecahkan masalah belajar yang dihadapi
mahasiswa dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal. Berdasarkan
paparan tersebut, maka dalam penelitian ini dikembangkan multimedia interaktif
materi pembelahan sel untuk siswa SMA kelas XII IPA yang valid, parktis, dan
efisien.
Metode
Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan
yang diadaptasi dari model pengembangan Borg dan Gall (1983). Langkahlangkah tersebut diadaptasi dan dibatasi menjadi tujuh langkah saja menjadi: 1)
pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4) uji
validasi; 5) revisi produk awal; 6) uji lapangan, dan 7) revisi produk akhir. Skema
model penelitian pengembangan ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Tahap pertama, yakni tahap pengumpulan informasi, dilakukan melalui
pengkajian materi dan survei lapangan. Pengkajian materi dilakukan dengan
mengkaji materi pembelahan sel berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) kurikulum KTSP yang berlaku bagi siswa kelas XII
SMAN 1 Batu pada tahun ajaran 2014/2015. Survei lapangan dilakukan melalui
wawancara kepada guru biologi dan siswa kelas XII di SMAN 1 Batu.
Pengumpulan Informasi
Pengkajian
Survei
Materi
lapangan
Perencanaan
Pengembangan produk
awal
Validasi
Valid
Tidak valid
Revisi produk awal
Uji lapangan
Revisi produk akhir
Gambar 1. Skema model pengembangan multimedia interaktif materi
pembelahan sel diadaptasi dari model pengembangan Borg dan
Gall
Tahap perencanaan dilakukan dengan merumuskan indikator kompetensi
berdasarkan SK dan KD sebagai dasar untuk mengembangkan multimedia
interaktif. Setelah indikator kopetensi tersusun, selanjutnya dilakukan
pengembangan materi dan perancangan evaluasi. Materi yang akan dikembangkan
dalam multimedia interaktif ini meliputi pembelahan sel secara amitosis, mitosis,
meiosis, dan gametogenesis yang terdiri dari spermatogenesis, oogenesis,
mikrosprogenesis, dan megasporogenesis. Evaluasi dilakukan melalui pengerjaan
soal tes yang ada pada multimedia interaktif. Selanjutnya dialakukan analisis
terhadap tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelahan sel setelah
menggunakan multimedia interaktif melalui skor yang diperoleh siswa.
Tahap pengembangan produk awal Tahap ini bertujuan untuk
pengembangan produk awal berupa multimedia interkatif. Adapun tahap
pengembangan ini dilakukan melalui langkah-langkah: 1) menyiapkan materi
yang dibutuhkan, 2) membuat flowchart, 3) membuat storyboard, 4) membuat
software multimedia interaktif materi pembelahan sel, (5) menyimpan software
multimedia interaktif materi pembelahan sel ke Compact Disk (CD).
Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Validasi oleh ahli
materi dilakukan untuk mengukur validitas multimedia interaktif pada aspek
kebenaran
materi
dan
aspek
penyajian
materi. Validasi oleh ahli media dilakukan untuk mengukur validitas pada aspek
teknis dan tampilan multimedia interaktif.
Revisi dilakukan apabila pada tahap validasi belum tercapai angka
validitas yang diharapkan. Skor yang diperoleh dari validator dianalisis kemudian
ditentukanvaliditasnya. Produk dianggap valid jika nilai validitas yang dicapai
sebesar ≥ 80%. Selain dari nilai validitas tersebut, revisi produk juga dilakukan
dengan pertimbangan saran atau komentar dari validator.
Tahap uji lapangan terdiri dari uji kepraktisan dan uji efektivitas
multimedia interaktif. Uji kepraktisan dilakukan oleh guru untuk mengukur
kepraktisan multimedia interaktif ditinjau dari aspek kesesuian dengan kurikulum
dan aspek keterpakaian. Uji efektivitas dilakukan terhadap lima belas siswa kelas
XII IPA SMAN 1 Batu. Selanjutnya, hasil uji lapangan dianalisis agar multimedia
interaktif yang dikembangkan diketahui efektivitasnya. Selain itu, uji efektivitas
multimedia interaktif juga dilakukan melalui tes yang ada pada menu evaluasi
dalam multimedia interaktif pembelahan sel.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dan tes hasil
belajar. Angket yang digunakan berupa angket tertutup agar penilaian dari subyek
coba tertarah pada aspek yang ingin dinilai dari produk, yakni aspek-aspek
validitas, kepraktisan, dan efektivitas produk. Tes hasil belajar digunakan untuk
mendapatkan skor hasil belajar setelah siswa mempelajari materi pembelahan sel
menggunakan multimedia interaktif yang dikembangkan.
Data kuantitatif dari subyek coba diolah menggunakan teknik analisis
statistik deskriptif. Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang
diperoleh melalui angket dalam bentuk skor yang diubah menjadi nilai atau
kategori dengan acuan tabel kriteria validitas, kepraktisan, dan efektivitas. Selain
menggunakan tabel kriteria keefektivan, efektivitas produk juga dapat dinilai dari
perolehan skor hasil tes siswa. Menurut Iftiana (2007), produk dikatakan efektif
apabila >70% dari seluruh siswa memenuhi ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar
diukur dari rata-rata perolehan skor tes hasil belajar setelah menggunakan
multimedia interaktif yang mencapai SKM. Teknik analisis data kualitatif
dilakukan dengan melalui teknik analisis deskriptif.
Hasil
Produk pengembangan ini berupa multimedia interaktif yang memuat
materi pembelahan sel. Multimedia interaktif yag dihasilkan dikemas dalam
bentuk Compact Disc (CD). Produksi multimedia interaktif ini diolah
menggunakan program PowerPoint 2007 serta program-program pendukung
seperti iSpring, AVS Video Editor, dan Audio Converter. Multimedia interaktif
yang dikembangkan dapat dioperasikan pada komputer atau laptop berbasis
Windows. Spesifikasi minimal komputer atau laptop yang dibutuhkan untuk
menjalankan multimedia ini antara lain: a) prosesor pentium IV, b) RAM 512 Mb,
c) resolusi 1024 x 768, d) CD-ROM, e) VGA 16 bit, f) Soundcard, g) Speaker, h)
ukuran layar 12”, i) kapasitas harddisk (free space) minimal 150 Mb, dan j) sistem
operasi Windows XP.
Multimedia interakif dalam penelitian dan pengembangan ini dirancang
dengan tampilan yang sederhana, penuh warna, dan padat isi. Desain tersebut
bertujuan agar mampu menarik minat sasaran pengguna, yaitu siswa kelas XII
SMA, sehingga timbul motivasi untuk mempelajari materi pembelahan sel dengan
baik. Multimedia interakif yang dikembangkan memuat lima menu utama, yaitu
menu petunjuk yang berisi penjelasan isi menu utama dan fungsi tombol dalam
multimedia interaktif; menu kompetensi yang memuat Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Kompetensi; menu materi yang terdiri dari
materi pendahuluan, amitosis, mitosis, meiosis, perbedaan pitosis dan meiosis,
gametogenesis,
spermatogenesis,
oogenesis,
mikrosporogenesis,
dan
megasporogenesis; menu evaluasi yang memuat 25 soal tes pemahaman siswa
yang terdiri 15 soal pilihan ganda dan 10 soal benar/salah; dan menu pengembang
yang berisi profil pengembang multimedia interaktif.
Setelah produk multimedia hasil pengembangan dalam bentuk CD tersebut
selesai dibuat, maka dilakukan validasi oleh ahli materi dan ahli media, yang
dilanjutkan pada tahap uji coba yang terdiri dari uji kepraktisan oleh guru, dan uji
keefektivan oleh siswa.
Hasil penilaian ahli materi terhadap kualitas produk ditinjau dari aspek
kebenaran materi menunjukkan persentase sebesar 93,75% dan 89,29% pada
aspek kontruktivitas atau susunan penyajian materi. Hasil penilaian secara
keseluruhan oleh ahli materi menunjukkan persentase sebesar 91,67%. Hasil
penilaian ahli media terhadap kualitas produk ditinjau dari aspek tampilan
multimedia interaktif menunjukkan persentase sebesar 81,25% dan 91,67% pada
aspek teknis multimedia interaktif. Hasil penilaian secara keseluruhan oleh ahli
media menunjukkan persentase sebesar 85,71%.
Hasil penilaian guru biologi terhadap kualitas produk ditinjau dari aspek
kesesuaian materi multimedia interaktif dengan kurikukum menunjukkan
persentase sebesar 88,64% dan 87,50% pada aspek keterpakaian multimedia
interaktif. Hasil penilaian secara keseluruhan oleh guru menunjukkan persentase
sebesar 88,24%. Berdasarkan angket, diketahui bahwa multimedia interaktif
materi pembelahan sel termasuk dalam kategori efektif. Hal tersebut ditunjukkan
dengan perolehan persentase kefektivan > 70% oleh tiap responden (siswa). Ratarata persentase penilaian efektivitas multimedia interaktif oleh siswa adalah
sebesar 90,21%. Berdasarkan perolehan hasil tes, dapat diketahui bahwa dari 15
siswa, 13 siswa memperoleh skor diatas 75. Hal tersebut berarti ketuntasan siswa
secara klasikal adalah 86,67%. Persentase ketuntasan siswa secara klasikal setelah
memepelajari materi pembelahan sel melalui multimedia interaktif > 70%.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif yang
dikembangkan efektif.
Pembahasan
Multimedia interaktif pembelahan sel memuat lima menu utama yang
sudah disebutkan sebelumnya, juga memuat sub-menu mozaik pengetahuan yang
terdiri dari materi struktur kromosom, set kromosom dalam sel manusia,
gelendong pembelahan, dan sitokenesis. Materi dalam menu mozaik pengetahuan
merupakan materi prasyarat atau materi yang harus dipelajari terlebih dahulu agar
memudahkan siswa dalam mempelajari materi pembelahan sel. Menu mozaik
pengetahuan diharapkan mampu menjembatani pengetahuan yang telah dimiliki
siswa pada materi sebelumnya dengan materi pembelahan sel yang akan
dipelajari.
Sub-menu lain dalam multimedia interaktif ini adalah kuis berupa soal tes
untuk tiap materi pada menu materi dan sub-menu mozaik pengetahuan.
Penambahan kuis tersebut merupakan tindak lanjut dari saran yang diberikan oleh
ahli media pada tahap valiadasi produk awal. Kuis terdiri dari dua hingga lima
pertanyaan untuk tiap materi. Tujuan ditambahkannya kuis adalah untuk menguji
pemahaman dan memberi penguatan atau pengulangan terhadap materi yang baru
dipelajari. Pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu
konsep. Suatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan
siswa.
Materi pendahuluan pada multiedia interaktif ini berisi penjelasan umum
disertai gambar dan materi yang kontekstual. Materi pendahuuan yang bersifat
kontekstual bertujuan untuk mendorong siswa membangun pengetahuannya
sendiri berdasarkan kejadian yang ada disekitarnya, serta mampu memahami
makna materi pelajaran yang dipelajarinya. Subdirektorat Pembelajaran – Dit.
PSMA (2009) menyebutkan bahwa siswa akan lebih mudah memahami suatu
konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang
kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Multimedia interaktif ini
juga memberikan umpan balik langsung pada saat mengerjakan latihan soal dalam
sub-menu kuis. Umpan balik ini berupa penguatan positif maupun penguatan
negatif yang disertai pembahasan soal. Subdirektorat Pembelajaran – Dit. PSMA
(2009) menyebutkan bahwa umpan balik positif akan memberikan penguatan
terhadap pemahaman siswa.
Terdapat beberapa kelebihan pada multimedia interaktif ini sebagaimana
yang diungkapkan siswa melalui kolom saran atau komentar pada angket
penilaian. Kelebihan dari multimedia interaktif yang diungkapan siswa antara lain
1) pengoperasiannya mudah, 2) desain halaman penuh warna 3) teks materi
singkat dan jelas, tidak banyak kalimat seperti yang ada pada buku. Siswa juga
mengungkapkan bahwa mempelajari materi pembelahan sel melalui multimedia
interaktif ini lebih menyenangkan daripada kegiatan pembelajaran sebelumnya.
Beberapa siswa juga mengungkapkan bahwa mereka menjadi lebih tertarik
mempelajari biologi setelah mempelajari materi pembelahan sel melalui
multimedia interaktif ini. Adanya motivasi belajar pada mahasiswa merupakan
gejala yang baik untuk meningkatkan proses dan hasil belajar pada materi
pembelahan sel.
Multimedia interaktif yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
dijalankan pada laptop atau komputer bersistem operasi Windows. Oleh karena itu
dibutuhkan laptop atau komputer bagi tiap siswa agar proses pembelajaran materi
pembelahan sel dapat berjalan secara optimal. Namun, tidak semua siswa dalam
satu sekolah atau bahkan dalam satu kelas memiliki laptop atau komputer.
Masalah ntersebut dapat diatasi melalui penggunaan laboratorium komputer
sekolah. Jika sekolah tidak memiliki laboratorium komputer, multimedia dapat
digunakan sebagai media pembelajaran dalam beberapa kelompok atau media
pembelajaran klasikal di kelas oleh guru, meskipun hal tersebut mengurangi
fungsi keinteraktifan multimedia bagi tiap siswa.
Nuryani (2005) menyatakan bahwa salah satu peranan media pembelajaran
adalah mengatasi masalah keterbatasan ruang kelas. Penggunaan multimedia
interaktif sebagai media pembelajaran di kelas dinilai mampu mengatasi
ketidaktersediaan waktu dan alat untuk mengamati proses pembelahan sel secara
langsung. Multimedia interaktif pembelahan sel digunakan karena obyek asli tidak
mungkin dapat diamati di kelas karena ukurannya terlalu kecil dan terdapat
mekanisme fisiologi yang kompleks dalam proses pembelahan sel. Animasi
tentang tahap-tahap pembelahan sel dinilai dapat membantu siswa memahami
proses pembelahan sel secara komprehensif.
Guru dapat memadukan metode pembelajaran dengan multimedia
interaktif ini. Arsyad (2011) mengatakan bahwa dalam PBM ada dua unsur yang
sangat penting, yaitu metode belajar serta media pembelajaran. Kedua aspek ini
saling berkaitan. Pemilihan metode pengajaran yang digunakan akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai. Media pembelajaran
tersebut diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar dan membawa pengaruh psikologis pada peserta didik.
Penggunaan multimedia pembelajaran ini juga dapat menghemat waktu
pembelajaran di kelas. Guru dapat memberi tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi pembelahan sel sebelumnya secara mandiri menggunakan
multimedia interaktif ini. Brown (2000) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi
terhadap efektivitas pembelajaran secara baik, maka fungsi itu akan dapat
diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Saat kegiatan belajar
mengajar di kelas, guru dan siswa dapat mengoptimalkan waktu pertemuan untuk
membahas materi yang belum dimengerti atau kegiatan-kegiatan lain seperti
pengayaan dan penguatan materi.
Kesimpulan dan Saran
Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan
yang diadaptasi dari model pengembangan Borg dan Gall (1983). Langkahlangkah tersebut diadaptasi dan dibatasi menjadi tujuh langkah saja menjadi: 1)
pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4) uji
validasi; 5) revisi produk awal; 6) uji lapangan, dan 7) revisi produk akhir.
Produk penelitian dan pengembangan ini berupa multimedia interaktif
berformat swf yang dikemas dalam bentuk Compact Disc (CD), yang dapat
dijalankan pada komputer atau laptop. Multimedia interaktif yang dikembangkan
memuat enam menu utama, yaitu 1) menu petunjuk yang berisi berisi penjelasan
menu dan tombol dalam multimedia interaktif, 2) menu kompetensi yang terdiri
dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator kompetensi, 3) menu
materi yang terdiri dari materi pendahuluan, amitosis, mitosis, meiosis, perbedaan
mitosis
dan
meiosis,
gametogenesis,
spermatogenesis,
Oogenesis,
mikrosporogenesis, dan megasporogenesis, 4) menu evaluasi yang terdiri dari
latihan soal dalam bentuk pilihan ganda dan benar/salah, dan 5) menu
pengembang yang berisi profil pengembang multimedia interaktif.
Multimedia interaktif materi pembelahan sel ini memiliki nilai validitas
91,67% pada aspek isi atau materi, dan 85,71% pada aspek tampilan dan teknis.
Multimedia interaktif ini juga memiliki nilai kepraktisan sebesar 88,24% dan nilai
keefektifan sebesar 90,21%. Berdasarkan hasil validasi dan uji lapangan yang
telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan
termasuk ke dalam kategori valid, praktis, dan efektif, sehingga dapat disimpulkan
bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan layak untuk digunakan.
Multimedia interaktif materi pembelahan sel ini akan lebih optimal
fungsinya jika digunakan sebagai bahan belajar mandiri oleh siswa. Hal tersebut
berkaitan dengan fungsi interaktifitas multimedia yang didesain untuk melayani
minat, kecepatan, dan gaya belajar siswa yang beragam. Meskipun begitu,
penggunaan multimedia interaktif secara klasikal dalam proses belajar mengajar
di kelas tetap baik dilakukan. Guru dapat memadukan penggunaan multimedia
interaktif ini dengan metode pembelajaran yang sesuai.
Produk multimedia interaktif ini dikemas dalam bentuk CD. CD tersebut
dapat diproduksi secara masal, yang kemudian dilanjutkan kegiatan distribusi
pada pengguna. Pemberian petunjuk penggunaan secara tertulis harus
ditambahkan pada kemasan CD. Selain dalam bentuk CD, penyebaran aatau
diseminasi produk juga dapat dilakukan dalam bentuk software aplikasi melalui
internet. Sebelum itu, produk harus divalidasi dan diujicobakan kembali ke
kelompok siswa yang lebih besar. Sampel sasaran pengguna dapat diambil melalui
10 siswa ditiap SMA/MA dalam satu kota.
Daftar Rujukan
Amali, Lanto Ningrayati. 2010. Implikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
terhadap Dunia Pendidikan. (Online),
(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/APTEKINDO/article/view/114),
diakses 23 Januari 2015.
Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital – Dasar Teori dan Pengembangannya.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Borg, Walter R., dan Gall, Meredith Damien., 1983. Educational Research. New
York: Longman.
Gora, Winastawan dan Sunarto. 2013. PAKEMATIK: Strategi Pembelajaran
Inovatif berbasis TIK. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Prawiradilaga, Dewi Salma., dan Siregar, Eveline. 2008. Mozaik Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Pusat Penilaian Pendidikan. 2012. Panduan Pemanfaatan Hasil UN Tahun
Pelajaran 2011/2012 untuk Perbaikan Mutu Pendidikan, (DVD). Jakarta:
Balitbang Kemdiknas.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Subdirektorat Pembelajaran – Direktorat Pembinaan SMA. 2009. Pedoman
Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Vaughan, Tay. 2004. Multimedia: Making It Work. Terjemahan Theresia Arie
Prabawati dan Agnes Heni Triyuliana. 2006. New York: Mc.Graw Hill.
Download