Pokok - Pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang

advertisement
Pokok - Pokok
Peraturan Pemerintah
No. 33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 1
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................5
LATAR BELAKANG .......................................................................................................5
BAB II .....................................................................................................................6
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS ....................................................................6
11. UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH (LEMBARAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 125, TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4437) SEBAGAIMANA
TELAH DIUBAH UNTUK KEDUA KALINYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA
ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH (LEMBARAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 2005 NOMOR 108, TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4548); ................9
12. UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN ..........................................................9
2. APA SAJA POKOK-POKOK YANG DIATUR DALAM PP ASI? ..............................................................10
BAB IV ..................................................................................................................12
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH.....................................................................12
BAB V ...................................................................................................................14
PERAN, HAK DAN TANGGUNG JAWAB IBU DAN KELUARGA .......................................................14
DALAM PEMENUHAN .................................................................................................14
HAK BAYI ATAS ASI EKSLUSIF .........................................................................................14
BAB VI ..................................................................................................................19
PERAN, HAK DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA KESEHATAN .................................................................19
BAB VII .................................................................................................................24
PERAN, HAK DAN TANGGUNG JAWAB ..............................................................................24
PENYELENGGARA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN ............................................................24
BAB VIII ................................................................................................................27
PENGGUNAAN SUSU FORMULA BAYI DAN PRODUK BAYI LAINNYA; ...........................................................27
5. DAPATKAH TENAGA NON KESEHATAN YANG MELAKUKAN PEMBERIAN PERAGAAN DAN PENJELASAN ATAS PENGGUNAAN DAN
PENYAJIAN SUSU FORMULA BAYI ATAU PRODUK SUSU BAYI LAINNYA? ....................................................... 29
HANYA DALAM KEADAAN DIMANA TIDAK TERDAPAT TENAGA KESEHATAN DAN DILAKUKAN SESUAI KEWENANGAN YANG DIBERIKAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN...................................................................................... 29
6. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN “PRODUK BAYI LAINNYA”? ..........................................................29
PRODUK BAYI YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN KEGIATAN MENYUSUI MELIPUTI SEGALA BENTUK SUSU DAN PANGAN BAYI
LAINNYA, BOTOL SUSU, DOT, DAN EMPENG. ................................................................................ 29
9. PRODUSEN ATAU DISTRIBUTOR SUSU FORMULA BAYI DAN/ATAU PRODUK BAYI LAINNYA DILARANG MELAKUKAN KEGIATAN
YANG DAPAT MENGHAMBAT PEMBERIAN ASI EKSLUSIF, APA SAJA KEGIATAN YANG DIANGGAP MEMPROMOSIKAN SUSU FORMULA
BAYI DAN/ATAU PRODUK BAYI LAINNYA YANG DAPAT MENGHAMBAT PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF? ..................29
KEGIATAN YANG DIANGGAP “MEMPROMOSIKAN” ANTARA LAIN ADALAH SEBAGAI BERIKUT: ...................................29
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 2
1. MEMAJANG (MELETAKKAN DITEMPAT YANG DAPAT TERLIHAT) SEGALA BENDA TERKAIT PRODUK SUSU FORMULA DAN/ATAU
PRODUSEN SUSU FORMULA, ............................................................................................... 29
2. MEMBERIKAN POTONGAN HARGA DAN ATAU HARGA KHUSUS UNTUK PEMBELIAN PRODUK PRODUSEN SUSU FORMULA, .....29
3. MEMBERIKAN CONTOH/SAMPEL SUSU FORMULA BAYI SECARA CUMA-CUMA, ............................................29
4. MEMBERIKAN HADIAH,................................................................................................29
5. MEMBERIKAN INFORMASI MELALUI SALURAN TELEPON, MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK,...................................29
6. MEMASANG LOGO ATAU NAMA PERUSAHAAN PADA PERLENGKAPAN PERSALINAN DAN PERAWATAN BAYI, .................29
7. MEMBUAT DAN MENYEBARKAN BROSUR, LEAFLET, POSTER, ATAU YANG SEJENIS LAINNYA..................................29
10.6
MEMBERIKAN HADIAH DAN/ATAU BANTUAN YANG DAPAT MENGHAMBAT KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF KEPADA SETIAP TENAGA KESEHATAN, PENYELENGGARA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN, PENYELENGGARA SATUAN
PENDIDIKAN KESEHATAN, ORGANISASI PROFESI DI BIDANG KESEHATAN DAN TERMASUK KELUARGANYA. ........................ 30
11. DAPATKAH PRODUSEN ATAU DISTRIBUTOR SUSU FORMULA BAYI MEMBERIKAN BANTUAN UNTUK MEMBIAYAI KEGIATAN
TERKAIT PEMBERIAN ASI? ................................................................................................. 30
11.1
NAMUN PP ASI JUGA MEMBERIKAN KEMUNGKINAN DALAM KEADAAN TERTENTU DAN DENGAN SYARAT TERTENTU,
MAKA BANTUAN DARI PRODUSEN ATAU DISTRIBUTOR SUSU FORMULA DAPAT DITERIMA TERBATAS PADA KEGIATAN BERUPA
PELATIHAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PERTEMUAN ILMIAH, SEPANJANG DAPAT DIPASTIKAN ATAU MEMENUHI
PERSYARATAN SEBAGAI BERIKUT; .......................................................................................... 31
-
TIDAK MENGHAMBAT PROGRAM PEMBERIAN ASI ....................................................................... 31
-
TIDAK MENIMBULKAN KONFLIK KEPENTINGAN ANTARA PENERIMA DENGAN PEMBERI BNATUAN ............................ 31
-
TIDAK MEMAKSA, MENGHARUSKAN ATAU MENGIKAT PENERIMA BANTUAN UNTUK MENERIMA DAN/ATAU MELAKUKAN
SESUATU DEMI KEPENTINGAN ATAU KEMAUAN PEMBERI BANTUAN ........................................................... 31
DALAM HAL PEMERINTAH DAN/ATAU PEMERINTAH DAERAH MENERIMA BANTUAN BIAYA PELATIHAN, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PERTEMUAN ILMIAH, DAN/ATAU KEGIATAN LAINNYA YANG SEJENIS MAKA PENGGUNAANNYA HARUS SESUAI
KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN DIBIDANG KEUANGAN ................................................................ 31
BAB IX ..................................................................................................................33
SANKSI-SANKSI ...........................................................................................................33
D. TIDAK MEMBERIKAN PERAGAAN DAN PENJELASAN BAGAIMAN PENGGUNAAN DAN PENYAJIAN SUSU FORMULA BAYI YANG
BENAR KEPADA IBU DAN/ATAU KELUARGA YANG MEMERLUKAN SUSU FORMULA BAYI;
E.
.......................................33
MEMBERIKAN SUSU FORMULA BAYI DAN/ATAU PRODUK BAYI LAINNYA NAMUN DIBUKTIKAN DAPAT MENGHAMBAT
PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF ATAU TIDAK BERDASARKAN INDIKASI MEDIS YANG TEPAT; ............................... 33
F.
MENERIMA DAN/ATAU MEMPROMOSIKAN SUSU FORMULA BAYI DAN/ATAU PRODUK BAYI LAINNYA, TERMASUK NAMUN
TIDAK TERBATAS PADA MEMAJANG, MEMBERIKAN POTONGAN HARGA, MEMBERIKAN SAMPEL SUSU FORMULA BAYI,
MEMBERIKAN HADIAH, MEMBERIKAN INFORMASI MELALUI SALURAN TELEPON, MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK, MEMASANG LOGO
ATAU NAMA PERUSAHAAN PADA PERLENGKAPAN PERSALINAN DAN PERAWATAN BAYI, MEMBUAT DAN MENYEBARKAN BROSUR,
LEAFLET, POSTER, ATAU YANG SEJENIS LAINNYA; ............................................................................ 33
G. MENERIMA HADIAH DAN/ATAU BANTUAN SECARA LANGSUNG ATAU MELALUI KELUARGANYA DARI PRODUSEN ATAU
DISTRIBUTOR SUSU FORMULA BAYI DAN/ATAU PRODUK BAYI LAINNYA YANG DAPAT MENGHAMBAT KEBERHASILAN PROGRAM
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN MEMILIKI BENTURAN KEPENTINGAN DAN BUKAN DIMAKSUDKAN UNTUK KEGIATAN PELATIHAN,
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PERTEMUAN ILMIAH. .................................................................... 33
BAB X ...................................................................................................................37
TEMPAT KERJA DAN TEMPAT SARANA UMUM..............................................................................37
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 3
BAB XI ..................................................................................................................40
DENGAN DIKELUARKANNYA PP ASI NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN ASI EKSLUSIF, DIHARAPKAN DAPAT
DIGUNAKAN OLEH PARA PEMANGKU KEPENTINGAN YANG RELEVAN (RELEVANT STAKEHOLDERS) KHUSUSNYA MASYARAKAT
SEBAGAI ACUAN DALAM MELIBATKAN DAN MENDORONG DUKUNGAN MASYARAKAT. MELALUI PEMAHAMAN YANG TEPAT
TERHADAP KONSEP PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DIHARAPKAN DAPAT DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEHINGGA
PEMENUHAN HAK-HAK BAYI DI INDONESIA DAPAT BENAR-BENAR TERWUJUD. ................................................. 40
BAGAIMANAKAH PERAN DAN/ATAU BENTUK DUKUNGAN MASYARAKAT UNTUK DAPAT MENDUKUNG KEBERHASILAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF? ..........................................................................................................40
BAB XII .................................................................................................................40
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN KETENTUAN TERKAIT PEMBERIAN ASI EKSLUSIF ...................................40
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 4
BAB I
LATAR BELAKANG
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Hal tersebut merupakan bagian dari hak
asasi manusia yang patut dinikmati bayi dan anak. Kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam Convention on the Rights of the Child/Konvensi Hak Anak Internasional (“CRC”) yang telah diratifikasi
dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990, disebutkan secara jelas hak anak untuk menikmati status
kesehatan tertinggi, sehingga negara diharuskan mengambil langkah-langkah untuk memperkecil angka
kematian bayi dan anak, memberikan perawatan kesehatan dasar bagi bayi, anak dan ibu hamil serta
menyusui, memberantas penyakit dan kekurangan gizi, memastikan semua orangtua diberi informasi
pengetahuan dasar tentang kesehatan dan gizi anak, manfaat pemberian Air Susu Ibu (“ASI”), kesehatan dan
penyehatan lingkungan dan menghapus budaya yang merugikan kesehatan anak
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 menetapkan 4 sasaran
pembangunan kesehatan, tiga diantaranya yang terkait dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu: 1.)
Menurunkan Angka Kematian bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup; 2.) Menurunkan Angka Kematian Ibu
menjadi 228 per 100 ribu kelahiran hidup; dan 3.) Menurunkan prevalensi Gizi Kurang menjadi 15 % dan
balita pendek menjadi 32 %.
Untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak di Indonesia,
perlu mengupayakan strategi peningkatan makanan bayi dan anak (PMBA) dengan optimal yaitu: 1.)
Meningkatnya cakupan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI dalam 1 (satu) jam pertama; 2.) Meningkatnya
cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan; 3.) Meningkatnya cakupan pemberian MPASI pada bayi mulai usia 6
bulan; 4.) Meningkatnya cakupan anak yang mendapat ASI sampai 24 bulan atau lebih; dan 5.) Meningkatnya
jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 5
BAB II
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS
Dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (“PP ASI”)
terdapat 3 (tiga) landasan yaitu: landasan filosofis, landasan sosiologis dan landasan yuridis. Landasan PP ASI
adalah sebagai berikut:
Apakah yang dimaksud dengan landasan filosofis?
Landasan filosofis adalah landasan yang berkaitan dengan dasar atau ideologi Negara khususnya dalam
Pancasila dan UUN 1945 yang mendasari penyusunan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012;
Apakah yang dimaksud dengan landasan sosiologis?
Landasan sosiologis adalah landasan yang berkaitan dengan kondisi atau kenyataan empiris yang hidup
dalam masyarakat, dapat berupa kebutuhan atau tuntutan yang dihadapi oleh masyarakat,
kecenderungan, dan harapan masyarakat terkait Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
Apakah yang dimaksud dengan landasan yuridis?
Landasan yuridis adalah landasan yang berkaitan dengan kewenangan, materi muatan, tata cara atau
prosedur tertentu yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan pengaturan Pemberian
Air Susu Ibu Eksklusif.
Landasan Filosofis
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Hak asasi manusia dan hak bayi untuk mendapatkan ASI dilindungi di dalam
Konstitusi Indonesia dan sejumlah peraturan perundang-undangan. Walaupun kenyataannya banyak bayi
yang tidak mendapatkan ASI dan menjadi korban tindak kekerasan dan pelanggaran HAM masih terjadi
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Akibat rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya fasilitas kesehatan dan pengaruh sosial budaya yang masih
menempatkan perempuan dan bayi pada kelompok rentan, angka kematian ibu dan anak meningkat masih
tinggi. Selama belum ada aturan yang jelas untuk melindungi hak perempuan yang bekerja di pabrik,
peternakan dan pertanian, bagaimana mereka tetap dapat menjalankan hak dan memenuhi kebutuhan ASI
bayinya? PP ASI dibentuk dalam rangka memberikan perlindungan kepada Bayi untuk mendapat haknya atas
air susu ibu eksklusif.
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 6
Landasan Sosiologis
UNICEF menyatakan, sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia
setiap tahunnya bisa dicegah melalui pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif selama enam bulan sejak
kelahiran, tanpa harus memberikan makanan atau minuman tambahan pada bayi.
Lancet 2010 menyatakan pemberian ASI Eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi sebesar 13 % dan
dapat menurunkan prevalensi balita pendek.
Namun fenomena di lapangan, tingkat pemberian ASI eksklusif berdasarkan data Susenas 2010, data
persentase bayi umur 0-6 bulan yang mendapat ASI saja sebesar 61,5 persen dan persentase bayi umur 6
bulan yang mendapat ASI saja sebesar 33,6 persen. Bahkan hasil Riskesdas tahun 2010 pencapaian ASI
Eksklusif hanya 15,3 persen.
Pola pemberian makan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai anak berumur 2 tahun sebagaimana
direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF atau dikenal dengan kebijakan Infant Young and Child Feeding atau
sering disebut pula Standar Emas pemberian makan pada Bayi dan Anak, meliputi: (a) memberikan Air Susu
Ibu (ASI) kepada bayi segera dalam waktu satu jam setelah lahir; (b) memberikan hanya ASI saja sejak lahir
sampai usia berumur 6 bulan (“ASI Ekslusif”); (c) memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat
sejak genap berumur 6 bulan; dan (d) meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun atau lebih.
Penerapan pola pemberian makan ini akan meningkatkan status gizi bayi dan anak dan mempengaruhi
derajat kesehatan selanjutnya.
Sayangnya saat ini penerapan rekomendasi pola pemberian makan terbaik tersebut belum dilaksanakan
dengan baik khususnya dalam hal pemberian ASI Eksklusif 6 bulan. Rendahnya angka pemberian ASI Ekslusif
tersebut antara lain diakibatkan kondisi sosial masyarakat dimana Ibu tidak percaya diri bahwa dirinya
mampu menyusui dengan baik sehingga mencukupi seluruh kebutuhan gizi Bayi; kurangnya pengetahuan ibu,
kurangnya dukungan Keluarga, tradisi dan atau budaya yang bisa menghambat pemberian ASI, serta
rendahnya kesadaran masyarakat tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif; kurangnya dukungan dari Tenaga
Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, serta dari pemberi Kerja dan Penyedia layanan fasilitas umum dan
khusus, dan masih adanya pengaruh dari promosi yang tidak patut dari produsen makanan dan minuman
bayi serta produk bayi lainnya
PP ASI memperkuat kegiatan pemberian ASI eksklusif kepada bayi dan memperkuat kegiatan kader-kader
kesehatan di posyandu dan puskesmas serta puskesmas pembantu, dimanamereka melakukan sosialisasi
mendorong ibu-ibu untuk menyusui secara eksklusif sampai usia enam bulan, dan melanjutkan pemberian
ASI hingga usia anak dua tahun, dengan didampingi makanan alami dan/atau masakan rumah.
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 7
Landasan Yuridis
Berangkat dari dasar filosofis dan sosiologis diatas, Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan
dalam rangka menjamin hak bayi dan anak untuk mendapatkan ASI. Untuk itulah Pemerintah dalam
mewujudkan tanggung jawabnya dalam pemenuhan hak bayi tersebut, telah menempatkan pengaturan
pemberian ASI dalam Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 (“UU No. 36/2009”), yaitu dalam;
Pasal 128
(1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan
kecuali atas indikasi medis.
(2) Pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara
penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus
(3) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat juga bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
khusus di tempat kerja dan tempat sarana umum.
Pasal 129 sebagai Pasal pendelegasian untuk mengatur lebih lanjut teknis dari perintah pasal 128 UU No.
36/2009
(1) Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk
mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.
(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dengan demikian sebagai tindak lanjut dari perintah Pasal 129 UU No. 36/2009, maka Pemerintah telah
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret
2012.
Beberapa Instrumen hukum yang tidak secara langsung memberikan perlindungan pemberian ASI eksklusif
antara lain:
1.
Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia;
2.
Undang-Undang Nomor 68 Tahun 1958 tentang Ratifikasi Hak-Hak Politik Perempuan;
3.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahaan Konvensi mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;
4.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi anti Penyiksaan;
5.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi ILO 105 tentang Penghapusan
Kerja Paksa;
6.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi anti Diskriminasi rasial;
7.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; (Lembaran Negara Repulik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 8
8.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
9.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasaan dalam Rumah Tangga;
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4548);
12. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan
13. UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga (UU
52/2009
14. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
15. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 9
BAB III
RUANG LINGKUP
Dalam PP ASI Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Ekslusif tidak terdapat Pasal khusus yang
mengatur mengenai ruang lingkup. Bagaimanapun secara umum dapat kita pahami bahwa materi muatan PP
ASI Nomor 33 tahun 2012 telah mengatur tujuan, muatan dan pokok-pokok yang diatur dalam PP ASI Nomor
33 tahun 2012, dijelaskan di bawah ini.
1.
Apa Maksud dan Tujuan dari diterbitkannya PP ASI Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI
Ekslusif?
“PP ASI” pada dasarnya diterbitkan dalam rangka melindungi, mendukung dan mempromosikan
pemberian ASI eksklusif melalui peningkatan dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah,
fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat dan keluarga
terdekat Ibu dan bayi.
2.
Apa saja Pokok-Pokok Yang Diatur Dalam PP ASI?
1.
2.
3.
4.
Definisi dan Ruang Lingkup
Tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota;
Hak dan Peran Ibu serta keluarga dalam mencapai keberhasilan pemberian ASI Ekslusif
Peran dan tanggung Tenaga Kesehatan dalam mendukung keberhasilan Ibu dan Bayi dalam
pemberian ASI Ekslusif
5. Peran dan Tanggung jawab Penyelenggara Fasilitas pelayanan Kesehatan dalam mendukung
keberhasilan ibu dan bayi adalam pemberian ASI Ekslusif
6. Penggunaan susu formula dan produk bayi lainnya;
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 10
7.
8.
9.
10.
3.
Dukungan tempat kerja dan tempat sarana umum terhadap upaya pemberian ASI eksklusif;
Dukungan masyarakat terhadap upaya pemberian ASI eksklusif;
Pendanaan dalam rangka mendukung pemberian ASI eksklusif; dan
Pembinaan dan pengawasan pemberian ASI eksklusif.
Berlaku untuk siapakah Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
ini?
Setiap orang dan badan hukum yang berada di wilayah Republik Indonesia.
“ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.”
Isu Hukum: PP Nomor 33 Tahun 2012 memberikan ruang lingkup dan lingkup waktu kewajiban
pemberian ASI Ekslusif.
Implikasi Hukum: PP Nomor 33 Tahun 2012 mewajibkan ibu, pihak keluarga, Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat untuk mendukung pemberian ASI Ekslusif
selama 6 (enam) bulan.
Solusi Hukum: Pemerintah, Pemerintah Daerah, badan usaha dan masyarakat wajib mendukung
pelaksanaan pemberian ASI Ekslusif selama 6 (enam) bulan melalui pembuatan
kebijakan, pengawasan serta pelaksanaan kewajiban tersebut sesuai dengan
peranan dan tanggung jawab masing-masing
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 11
BAB IV
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
Dalam PP ASI Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Ekslusif sedikitnya terdapat 6 Pasal yang
mengatur secara tegas tugas dan tanggung jawab Pemerintah. Tugas dan tanggung jawab pemerintah
memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pemberian ASI Ekslusif..
1.
Apa sajakah peran dan tanggung jawab Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota dalam melindungi, mendukung dan mempromosikan pemberian ASI eksklusif?
Pemerintah baik pusat maupun daerah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing yang meliputi:
a.
Menetapkan dan/atau menyusun kebijakan nasional terkait program pemberian ASI eksklusif.
Kebijakan tersebut dapat dituangkan dalam bentuk norma, standar, prosedur, dan kriteria yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan sebagai menteri yang ditunjuk.
b.
Mengatur strategi program pemberian ASI Eksklusif, yang dapat dilakukan secara terpadu,
berjenjang, dan berkesinambungan.
c.
Dalam menetapkan kebijakan nasional di daerah provinsi dan kabupaten/kota, pemerintah daerah
dapat menetapkan peraturan daerah (“PERDA”) atau peraturan gubernur/bupati/walikota dengan
mengacu pada kebijakan nasional.
d.
Dalam menetapkan kebijakan program pemberian ASI Eksklusif di daerah, pemerintah daerah
provinsi dapat memperhatikan kemampuan dan potensi sumber daya manusia, kemampuan dan
potensi sumber pendanaan, dan dukungan masyarakat.
e.
Menteri, menteri terkait, kepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, dan
bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program pemberian
ASI Eksklusif sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.
(i) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud diatas ditujukan untuk:
-
meningkatkan peran sumber daya manusia di bidang kesehatan, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, dan satuan pendidikan kesehatan dalam mendukung keberhasilan program
pemberian ASI Eksklusif;
-
meningkatkan peran dan dukungan Keluarga dan masyarakat untuk keberhasilan program
pemberian ASI Eksklusif; dan
-
meningkatkan peran dan dukungan pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara sarana
umum untuk mencapai keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif.
(ii) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui:
f.
-
advokasi dan sosialisasi peningkatan pemberian ASI Eksklusif;
-
pelatihan dan peningkatan kualitas Tenaga Kesehatan dan tenaga terlatih; dan/atau
-
monitoring dan evaluasi.
Menteri, menteri terkait, kepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, dan
bupati/walikota dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan dapat mengikutsertakan
masyarakat.
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 12
g.
Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif dilaksanakan
1
tidak hanya pada situasi normal namun juga pada situasi bencana atau darurat.
h.
Pengawasan juga dilakukan terhadap produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk
bayi lainnya yang melakukan kegiatan promosi Susu Formula Bayi agar tetap mematuhi ketentuan
perundang-undangan
(i)
Tugas pengawasan ini dilaksanakan oleh badan yang melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pengawasan obat dan makanan.
(ii)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan terhadap produsen atau distributor Susu
Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya sebagaimana dimaksud diatur dengan peraturan
kepala badan yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat dan
makanan.
(iii) Pemerintah khususnya kementerian kesehatan juga mempunyai tugas khusus yaitu menerima
laporan dan perijinan dan/atau permohonan dalam hal adanya bantuan untuk
2.
Darimanakah sumber pendanaan bagi terselenggaranya program pemberian ASI Ekslusif?
Pendanaan program pemberian ASI Eksklusif dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3.
1
Tugas dan Tanggung Jawab Pemerintah sebagaimana diatas dapat dilihat lebih lanjut pada Pasal 3. 4
dan 5, 38, 39 dan 40 PP ASI
Pernyataan bersama Pemberian Makan Bayi pada situasi darurat WHO, UNICEF dan IDAI
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 13
BAB V
PERAN, HAK DAN TANGGUNG JAWAB IBU DAN KELUARGA
DALAM PEMENUHAN
HAK BAYI ATAS ASI EKSLUSIF
2
Dalam PP ASI Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Ekslusif memposisikan Ibu dan Keluarga sebagai
aktor utama keberhasilan pemberian ASI Ekslusif.
1.
Apakah peran ibu dalam memenuhi hak bayi atas ASI Ekslusif?
Ibu berhak untuk menyusui bayinya kapanpun dimanapun, untuk dapat memenuhi hak Bayi untuk
menyusu kapanpun dimanapun demi tumbuh kembang bayi yang optimal.
Pasal 128 UU 36/2009
(1) Setiap bayi memiliki dan harus dipenuhi haknya untuk mendapatkan ASI secara eksklusif sejak
dilahirkan selama 6 (enam) bulan.
(2) memberikan perlindungan dan dukungan kepada ibu untuk dapat memberikan ASI Eksklusif
kepada bayinya; dan
(3) meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan
Pemerintah untuk mendukung ibu dan bayi secara penuh antara lain dengan penyediaan
waktu dan fasilitas khusus
Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya (Pasal 6
PP ASI)
Isu Hukum: PP ini memberikan arahan kepada setiap ibu untuk memberikan ASI ekslusif kepada
bayinya
Implikasi Hukum: PP ini memberikan arahan dan seruan agar setiap ibu untuk memberikan ASI
ekslusif kepada bayinya. Arahan ini tidak memiliki sanksi hukum
Solusi Hukum: Para Pihak harus mendorong dan memfasilitasi agar ibu dapat memberikan ASI
ekslusif kepada bayinya dan ibu tidak boleh dikriminalisasi atau diberikan sanksi
berdasarkan pasal seruan tersebut
2.
Apakah setiap ibu yang melahirkan dapat dikenai sanksi bila tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi
yang dilahirkannya?
2
Berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga (UU 52/2009), yang
dimaksud dengan Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah
dan anaknya, atau ibu dan anaknya
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 14
Tidak, menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan kata “harus” dengan “wajib” memiliki perbedaan arti. Penggunaan kata “harus” bermakna
jika keharusan tersebut tidak dipenuhi, yang bersangkutan tidak memperoleh sesuatu yang seharusnya
didapat seandainya ia memenuhi keharusan tersebut. Penggunaan kata “wajib” jika kewajiban tidak
dipenuhi yang bersangkutan dijatuhi sanksi.
Dengan demikian, ibu berhak menentukan apakah akan menyusui bayinya atau tidak, tentu saja untuk
menentukan penggunaan hak menyusui Ibu harus memahami konsekuensinya.
Selain itu ada kondisi dimana secara medis Ibu dan/atau bayi tidak dapat menyusui atau menyusu.
Begitupun bila ibu bayi tidak ada atau terpisah dari bayinya, tentu saja pemberian ASI tidak dapat
dilakukan.
Penelitian membuktikan manfaat dari pemberian ASI Ekslusif secara medis tidak hanya untuk
bayinya namun juga demi terjaminnya kesehatan reproduksi ibu, maka ibu perlu didukung untuk
dapat memberikan ASI Ekslusif demi kepentingan kesehatan dirinya sendiri selain bermanfaat bagi
3
bayinya
Salah satu manfaat menyusui secara ekslusif selama 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI hingga
anak berusia 2 tahun bagi ibu adalah merupakan metode alami dalam mengatur jarak
kehamilan/kelahiran.
3.
4
5
Bagaimana agar Ibu dan Keluarganya mengetahui manfaat dari pemberian ASI Ekslusif ?
a. Pasal 13 PP ASI memberikan hak bagi ibu dan keluarganya untuk memperoleh informasi dan edukasi
mengenai ASI Ekslusif sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI Eksklusif
selesai. Informasi dan edukasi mengenai ASI Ekslusif sekurang-kurangnya berisi mengenai:
3
-
keuntungan dan keunggulan pemberian ASI;
-
gizi ibu
-
persiapan menyusui
-
mempertahankan menyusui;
-
akibat negatif dari pemberian makanan botol secara parsial terhadap pemberian ASI; dan
-
kesulitan untuk mengubah keputusan untuk tidak memberikan ASI.
UU Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus
terhadap fungsi reproduksi yaitu pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan haid, hamil, melahirkan dan pemberian kesempatan untuk
menyusui anak.
4
Terdapat perintah dalam UU 52/2009 untuk mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan
5
UU 52/2009 menyatakan bahwa Penduduk berhak mendapatkan informasi, perlindungan, dan bantuan untuk mewujudkan hak-hak
reproduksi
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 15
b.
Informasi dan Edukasi mengenai ASI Eksklusif ini dapat diberikan dalam bentuk penyuluhan,
konseling maupun pendampingan oleh tenaga kesehatan dan/atau tenaga terlatih antara lain
Konselor menyusui
4.
Bagaimana bila ibu disarankan untuk memberikan Susu Formula kepada bayinya
Ibu berhak untuk menolak pemberian Susu Formula atau cairan apapun selain ASI bagi bayi yang
dilahirkannya. Sebagaimana diatur pada pasal 12 PP ASI. bahwa dalam hal tidak adanya indikasi medis
yang nyata, maka ibu harus menolak pemberian Susu Formula. Penolakan ini dapat dilakukan oleh
keluarga dalam hal ibu tiada atau ada sebab lain yang menyebabkan ibu tidak dapat melakukan
penolakan pemberian susu formula
5.
Apa saja kunci keberhasilan pemberian ASI Ekslusif?
5.1 Inisiasi Menyusu Dini (“IMD”)
IMD adalah suatu proses dimana bayi begitu dilahirkan dari rahim ibu, tanpa dimandikan
terlebih dahulu, segera diletakkan tengkurap pada perut dan dada ibu dengan kulit bayi
melekat atau bersentuhan langsung pada kulit ibu. Proses ini dilakukan sekurangnya selama 1
jam dan/atau sampai dengan bayi berhasil meraih puting ibu untuk menyusu langsung sesuai
kebutuhannya atau lamanya menyusu saat IMD ditentukan oleh bayi. IMD dapat dilakukan
dalam semua jenis kelahiran baik normal maupun dengan bantuan vakum atau operasi.
5.1.1 IMD yang dimaksud dalam PP ASI ini adalah suatu proses dimana begitu bayi
dilahirkan, tanpa dimandikan terlebih dahulu, bayi langsung sesegera mungkin diletakkan
tengkurap diatas perut dan dada ibu, sehingga kulit bayi melekat pada kulit Ibu, dan
menunggu atau memberi kesempatan atau waktu bagi bayi untuk menentukan kapan ia
akan menyusu untuk pertama kalinya.
5.1.2 Proses pelaksanaan IMD ini atau waktu yang diberikan kepada bayi untuk
menentukan kapan hendak menyusu pada ibunya ini, sekurangnya sekurangnya diberikan
paling singkat 1 jam, karena pada prakteknya IMD bisa berlangsung lebih dari 1 jam.
6
5.1.3 pelaksanaan IMD ini dapat tidak dilaksanakan apabila terdapat indikasi medis dimana
demi keselamatan ibu dan bayi, tenaga kesehatan menetapkan tidak dapat dilaksanakan
IMD
Dalam Pasal 9 PP ASI diatur mengenai kewajiban Tenaga Kesehatan dan penyelenggara
Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk menjalankan proses Inisiasi menyusu Dini (“IMD”),
6
Menurut WHO & UNICEF, Inisiasi Menyusu Dini atau menyusui segera setelah bayi lahir pada 1 jam pertama kelahirannya, dapat
menurunkan angka kematian bayi
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 16
kewajiban ini serta merta atau berarti memberikan Hak bagi Ibu dan Bayi untuk
melakukan proses IMD.
5.2 Rawat Gabung
5.2.1
Ibu dan bayi yang sehat, berhak untuk ditempatkan dalam satu ruangan dengan
bayi yang dilahirkannya.
5.2.2
Rawat gabung ini dimaksudkan untuk memudahkan ibu untuk setiap saat
memenuhi kebutuhan bayi atas ASI Ekslusif (Pasal 10 PP ASI)
5.2.3
Rawat gabung yang dimaksud adalah menempatkan ibu dan bayi dalam satu
ruangan bersama selalu 24 jam tanpa pernah terpisah.
5.2.4
Namun apabila terdapat indikasi medis yang nyata yang ditetapkan oleh tenaga
kesehatan, maka demi keselamatan ibu dan bayi, hak atas rawat gabung ini
dikecualikan
6.
Bagaimana bila Ibu atau bayi menurut tenaga kesehatan secara medis membutuhkan tambahan asupan
selain ASI ibunya?
Dalam hal terdapat indikasi medis yang nyata, dimana tenaga kesehatan menyatakan bayi perlu
mendapatkan tambahan asupan, maka Ibu berhak menentukan penggunaan DONOR ASI atau
pemberian ASI dari Ibu lain, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-
Penggunaan donor asi merupakan permintaan ibu kandung dan/atau keluarga bayi
-
Ibu kandung dan/atau keluarga bayi mengetahui secara jelas identitas, agama dan alamat pemberi
donor ASI
-
Pendonor ASI setuju dan mengetahui identitas, agama dan alamat penerima donor ASI
-
Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan yang baik
-
ASI tidak diperjualbelikan
-
Pemberian donor ASI wajib dilaksanakan berdasarkan norma agama dan mempertimbangkan aspek
sosial budaya, mutu dan keamanan ASI yaitu antara lain terjaminnya kebersihan, cara penyimpanan,
cara pemberian dan atau cara memerah ASI
Pentingnya mekanisme penggunaan donor ASI ini, membuat PP ASI memerintahkan untuk
mengatur dalam Peraturan Menteri tersendiri untuk lebih jelas teknis pelaksanaannya.
7.
Bagaimana dengan Ibu yang bekerja atau Ibu yang harus di fasilitas umum?
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 17
7.1 Ibu tetap berhak untuk menyusui kapanpun dimanapun termasuk tapi tidak terbatas saat berada
di fasilitas umum
7.2 Ibu yang tidak membawa bayinya berhak untuk memeras/memompa ASI untuk disimpan dan
diberikan pada bayinya saat ibu bekerja atau tidak berada disisi bayi pada waktu tertentu
7.2 Pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum dan khusus wajib menyediakan
dan/atau memberikan kesempatan dan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI
8.
PP ASI juga mengatur hak-hak ibu sebagai berikut:
8.1 melaporkan pelanggaran-pelanggaran kode etik pemasaran pengganti ASI
8.2 Hak untuk memilih Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan yang menjalankan 10
(sepuluh) langkah menuju keberhasilan menyusui
PP ASI mengatur dan menegaskan kembali keputusan menteri Peraturan Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No 03 Tahun 2010
yang mengatur tentang Penerapan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui.
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 18
BAB VI
Peran, Hak dan Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan
Dalam PP ASI Nomor 33 tahun 2012, Tenaga Kesehatan memiliki peranan, tugas dan tanggung jawab yang
sangat penting dalam pelaksanaan pemberian ASI Ekslusif. Dalam PP ASI ini diatur pula mengenai larangan
yang harus dipatuhi oleh Tenaga Kesehatan.
1.
Apa yang dimaksud dengan Tenaga Kesehatan?
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
2.
Apakah peranan tenaga kesehatan dalam pencapaian pemberian ASI Ekslusif di Indonesia?
2.1 Peran Tenaga Kesehatan sangat penting dan sangat menentukan, karena selain memang tenaga
kesehatan adalah pihak yang telah menjalani serangkaian pendidikan khusus, diharapkan
Tenaga Kesehatan memiliki kompetensi dan ketrampilan terpercaya untuk dapat menjalankan
kewenangannya dalam melakukan upaya kesehatan yang berdasarkan pada keselamatan pasien
2.2 Tenaga Kesehatan diberikan kewenangan untuk menentukan indikasi medis dapat tidaknya
pemberian ASI dilakukan oleh ibu dan bayi (Pasal 7 PP ASI)
2.3 Tenaga Kesehatan wajib berpedoman pada ketentuan rekomendasi yang telah ditetapkan WHO,
standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional (Pasal 8 PP ASI)
3.
Apakah yang dimaksud dengan “indikasi medis”?
Indikasi Medis adalah kondisi medis yang ditetapkan berdasarkan pengamatan dan uji klinis yang
dilakukan oleh tenaga Kesehatan
4.
Kondisi medis bayi apa saja yang membuat bayi tidak memungkinkan memperoleh ASI Ekslusif demi
keselamatan bayi sendiri?
4.1 Bayi yang hanya dapat menerima susu dengan formula khusus, yaitu Bayi dengan kriteria:
1. Bayi dengan galaktosemia klasik, diperlukan formula khusus bebas galaktosa;
2. Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup maple (maple syrup urine disease), diperlukan
formula khusus bebas leusin, isoleusin, dan valin; dan/atau
3. Bayi dengan fenilketonuria, dibutuhkan formula khusus bebas fenilalanin, dan
dimungkinkan beberapa kali menyusui, di bawah pengawasan
4.2 Bayi yang membutuhkan makanan lain selain ASI selama jangka waktu terbatas, yaitu:
1. Bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500 (seribu lima ratus) gram (berat lahir sangat
rendah);
2. Bayi lahir kurang dari 32 (tiga puluh dua) minggu dari usia kehamilan yang sangat prematur;
dan/atau
3. Bayi baru lahir yang berisiko hipoglikemia berdasarkan gangguan adaptasi metabolisme
atau peningkatan kebutuhan glukosa seperti pada Bayi prematur, kecil untuk umur
kehamilan atau yang mengalami stress iskemik/intrapartum hipoksia yang signifikan, Bayi
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 19
yang sakit dan Bayi yang memiliki ibu pengidap diabetes, jika gula darahnya gagal merespon
pemberian ASI baik secara langsung maupun tidak langsung.
5.
Kondisi medis ibu apa saja yang membuat Ibu tidak dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya?
5.1 Ibu yang dapat dibenarkan alasan tidak menyusui secara permanen karena terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (“HIV”).
Dalam kondisi Ibu HIV, pemberian pengganti ASI harus memenuhi kriteria, yaitu dapat diterima,
layak, terjangkau, berkelanjutan, dan aman (acceptable, feasible, affordable, sustainable, and
safe)
5.2 Apabila secara teknologi, ASI Eksklusif dari ibu terinfeksi HIV dinyatakan aman bagi Bayi dan
demi untuk kepentingan terbaik Bayi, maka ibu pemberian ASI ekslusif dapat dilakukan.
5.3 ibu yang dapat dibenarkan alasan menghentikan menyusui sementara waktu karena:
5.3.1
penyakit parah yang menghalangi seorang ibu merawat Bayi, misalnya sepsis (infeksi
demam tinggi hingga tidak sadarkan diri);
5.3.2
infeksi Virus Herpes Simplex tipe 1 (HSV-1) di payudara;
5.3.3
ibu sedang mendapatkan pengobatan sebagai berikut:
a) obat–obatan psikoterapi jenis penenang, obat anti–epilepsi dan opioid dan
kombinasinya dapat menyebabkan efek samping seperti mengantuk dan depresi
pernapasan dan lebih baik dihindari jika alternatif yang lebih aman tersedia;
b) radioaktif iodine–131 lebih baik dihindari mengingat bahwa alternatif yang lebih
aman tersedia, seorang ibu dapat melanjutkan menyusui sekitar 2 (dua) bulan
setelah menerima zat ini;
c) penggunaan yodium atau yodofor topikal misalnya povidone–iodine secara
berlebihan, terutama pada luka terbuka atau membran mukosa, dapat
menyebabkan penekanan hormon tiroid atau kelainan elektrolit pada Bayi yang
mendapat ASI dan harus dihindari; dan
d) Sitotoksik kemoterapi yang mensyaratkan seorang ibu harus berhenti menyusui
selama terapi.
6.
Bagaimana penentuan indikasi medis bila tidak terdapat Tenaga Kesehatan atau dokter?
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 20
Dalam hal tidak terdapat dokter maka penentuan indikasi medis dapat dilakukan oleh Bidan atau
7
perawat sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 8 PP ASI)
7.
Apa saja Kewajiban Tenaga Kesehatan yang diatur dalam PP ASI ini?
7.1 Wajib memberikan dan/atau memfasilitasi Ibu dan bayi untuk melakukan proses Inisiasi
Menyusu Dini (“IMD”), dengan teknis pelaksanaan sebagai berikut:
7.1.1
IMD dilakukan dalam keadaan ibu dan Bayi stabil dan tidak membutuhkan tindakan
medis gawat darurat.
7.1.2
Proses IMD dilakukan segera dan/atau langsung begitu bayi dilahirkan dan paling
singkat dilakukan sedikitnya 1 (satu) jam, agar dapat memberikan kesempatan kepada
Bayi agar dapat mencari puting susu ibu dan menyusu sendiri.
7.1.3
Mengingat bayi merupakan individu yang unik maka apabila dalam 1 (satu) jam setelah
melahirkan, Bayi masih belum menyusu maka kegiatan IMD harus tetap diupayakan
atau dilanjutkan hingga bayi benar-benar menyusu dan memperoleh kolostrum.
7.1.4
Proses IMD ini dilakukan dengan kulit bayi dan kulit ibu saling melekat
7.2 Wajib menempatkan ibu dan bayi dalam 1 ruangan atau rawat gabung 24 jam kecuali Tenaga
kesehatan mendiagnosa secara nyata terdapat indikasi medis yang membuat rawat gabung
tidak dapat dilaksanakan demi keselamatan ibu dan bayi.
7.3 Wajib memberikan informasi dan edukasi mengenai ASI Ekslusif kepada Ibu dan/atau anggota
keluarga dari bayi sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI Ekslusif
selesai.
8.
Bagaimana bentuk dan Informasi dan Edukasi apa saja yang wajib diberikan oleh Tenaga Kesehatan
kepada ibu dan keluarganya?
8.1 Bentuk pemberian Informasi dan edukasi dapat berupa penyuluhan, konseling atau
pendampingan.
8.2 Materi informasi dan edukasi yang harus disampaikan oleh Tenaga Kesehatan kepada ibu
sekurang-kurangnya mengenai:
-
keuntungan dan keunggulan pemberian ASI;
-
gizi ibu,
-
persiapan menyusui
-
mempertahankan menyusui;
-
akibat negatif dari pemberian makanan botol secara parsial terhadap pemberian ASI; dan
-
kesulitan untuk mengubah keputusan untuk tidak memberikan ASI.
8.3 Pendampingan dilakukan melalui pemberian dukungan moril, bimbingan, bantuan, dan
pengawasan ibu dan bayi selama kegiatan IMD dan/atau selama masa menyusui ekslusif
7
Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/149/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 21
9.
Dalam hal terdapat indikasi medis dan bayi membutuhkan Susu Formula Bayi demi keselamatannya,
apakah yang wajib dilakukan oleh Tenaga Kesehatan?
9.1 Tenaga Kesehatan harus memberikan peragaan dan penjelasan atas penggunaan dan penyajian
Susu Formula Bayi kepada ibu dan/atau Keluarga yang memerlukan Susu Formula Bayi sesuai
rekomendasi WHO dan standar operasional prosedur
9.2 Dalam hal Tenaga Kesehatan mendiagnosa adanya indikasi medis yang membuat Bayi
membutuhkan makanan lain selain ASI selama jangka waktu terbatas, maka Tenaga Kesehatan
harus mengupayakan, memberikan edukasi dan memastikan pemberian ASI tetap dapat
dilanjutkan setelah jangka waktu dimaksud selesai.
9.3 Tenaga Kesehatan dapat mengajarkan ibu untuk memerah ASI dan/atau memompa ASI dan
memberikan edukasi mengenai penyimpanan dan pemberian ASI.
9.4 Pemberian pengganti ASI untuk alasan medis tersebut juga dilakukan dengan tatacara yang
tidak menghambat pemberian ASI Ekslusif.
10. Adakah larangan – larangan yang harus dipatuhi oleh Tenaga Kesehatan?
8
10.1
Dilarang memberikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat
menghambat program pemberian ASI Eksklusif kecuali terdapat kondisi medis dan demi
keselamatan bayi.
10.2
dilarang menerima dan/atau mempromosikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi
lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif.
Larangan ini termasuk dan tidak terbatas pada:
10.3

memajang,

memberikan potongan harga,

memberikan sampel Susu Formula Bayi,

memberikan hadiah,

memberikan informasi melalui saluran telepon, media cetak dan elektronik,

memasang logo atau nama perusahaan pada perlengkapan persalinan dan
perawatan Bayi,

membuat dan menyebarkan brosur, leaflet, poster, atau yang sejenis lainnya.
dilarang menerima hadiah dan/atau bantuan dari produsen atau distributor Susu Formula
Bayi dan/atau produk bayi lainnya. Larangan ini juga berlaku bagi keluarga dari Tenaga
Kesehatan.
8
Yang dimaksud dengan “produk bayi lainnya” adalah produk bayi yang terkait langsung dengan kegiatan menyusui meliputi segala
bentuk susu dan pangan bayi lainnya, botol susu, dot, dan empeng.
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 22
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 23
BAB VII
PERAN, HAK DAN TANGGUNG JAWAB
PENYELENGGARA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Secara umum, Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan sangat menentukan dalam pelaksanaan
pemberian ASI Ekslusif. PP ASI Nomor 33 tahun 2012, mengatur peran, hak dan tanggung jawab serta
larangan yang harus dipatuhi oleh Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
1. Apa yang dimaksud dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan?
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
2. Apa yang menjadi kewajiban penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan?
Pada dasarnya, penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan mempunyai kewajiban sebagai berikut:
2.1 memfasilitasi hak Ibu dan bayi untuk dapat melakukan proses Inisiasi Menyusu Dini (“IMD”)
IMD adalah suatu proses dimana bayi begitu dilahirkan dari rahim ibu, tanpa dimandikan terlebih
dahulu, segera diletakkan tengkurap pada perut dan dada ibu dengan kulit bayi melekat langsung
pada kulit ibu. Proses ini dilakukan sekurangnya selama 1 jam dan/atau sampai dengan bayi
berhasil meraih puting ibu untuk menyusu langsung sesuai kebutuhannya atau lamanya menyusu
saat IMD ditentukan oleh bayi. IMD dapat dilakukan dalam semua jenis kelahiran baik normal
maupun dengan bantuan vakum atau operasi.
2.2 memfasilitasi untuk Rooming in (Rawat gabung) atau menempatkan ibu dan bayi dalam 1 ruangan
atau ruaang rawat, tanpa terpisah 24 jam.
Rawat Gabung dilakukan 24 jam tanpa pernah terpisah, termasuk saat memandikan bayi
Tidak ada suatu alasan apapun yang dapat memisahkan bayi sehat dengan ibunya
adakah kondisi yang menyebabkan IMD dan Rooming in tidak dapat dilakukan?
Hanya pada saat Tenaga kesehatan menemukan gejala klinis yang secara nyata menunjukkan adanya
indikasi medis yang mana demi keselamatan ibu dan bayi, maka IMD dan rawat gabung tidak dapat
dilakukan.
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 24
2.3 memberikan informasi dan edukasi mengenai ASI Ekslusif kepada Ibu dan/atau anggota keluarga dari
bayi sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI Ekslusif selesai.
2.3.1 Dari dan kapankah informasi dan edukasi mengenai ASI ekslusif ini diberikan kepada ibu
dan/atau anggota keluarganya?
2.3.1.1 Selama masa pemeriksaan kehamilan atau kandungan
2.3.1.2 Selama masa melahirkan
2.3.1.3 Selama masa menyusui
2.3.2
Bentuk informasi dan edukasi seperti apa yang dimaksud atau berhak diperoleh Ibu?
Bentuk pemberian Informasi dan edukasi dapat berupa:
2.3.2.1 penyuluhan,
2.3.2.2 konseling dan/atau pendampingan.
Pendampingan dilakukan melalui pemberian dukungan baik secara moril, melalui
bimbingan, bantuan, dan juga pengawasan kepada ibu dan bayi baik sejak saat proses IMD
dan/atau selama masa menyusui bayi
70% dari keberhasilan sekaligus kegagalan Pemberian ASI Ekslusif dipengaruhi oleh
Psikologis Ibu (WHO)
2.3.3
Materi informasi dan edukasi yang harus disampaikan kepada ibu berisi apa saja?
Sekurang-kurangnya, ibu dan/atau keluarga berhak mendapat informasi dan edukasi
sebagai berikut:
-
keuntungan dan keunggulan pemberian ASI;
-
gizi ibu,
-
persiapan menyusui
-
mempertahankan menyusui;
-
akibat negatif dari pemberian makanan botol secara parsial terhadap pemberian ASI;
dan
-
kesulitan untuk mengubah keputusan untuk tidak memberikan ASI.
3. Apa saja hal yang dilarang untuk dilakukan oleh penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan?
Pada dasarnya, penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:
3.1 memberikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya tanpa adanya indikasi medis yang
nyata.
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 25
Dalam hal pemberian Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya atas dasar indikasi medis
dan hanya untuk sementara waktu, maka harus dipastikan tidak akan menghambat ibu untuk
kembali menyusui dan/atau program pemberian ASI Eksklusif
3.2 menerima dan/atau mempromosikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang
dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif.
Bila dalam keadaan bencana atau darurat, maka penyelenggara Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dapat menerima bantuan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya
hanya untuk tujuan kemanusiaan, namun harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
9
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
3.3 menyediakan pelayanan di bidang kesehatan atas biaya yang disediakan oleh produsen atau
distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya
3.4 menerima pemberian contoh produk Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya secara
cuma-cuma atau bentuk apapun;
3.5 menerima hadiah dan/atau bantuan dari produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau
produk bayi lainnya.
Gambar: Tugas dan Tanggung Jawab Para Pihak
9
Pernyataan bersama Pemberian Makan Bayi pada situasi darurat WHO, UNICEF dan IDAI
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 26
BAB VIII
Penggunaan Susu Formula Bayi dan produk bayi lainnya;
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 27
PP ASI Nomor 33 tahun 2012, selain mengatur kapan dan bagaimana penggunaan Susu Formula bayi juga
mengatur mengenai promosi atau pemasaran susu formula bayi dan produk bayi lainnya, yang nantinya akan
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri tersendiri
1.
Apa yang dimaksud dengan Susu Formula Bayi?
Susu Formula Bayi adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai pengganti ASI untuk Bayi
sampai berusia 6 (enam) bulan
2.
Kapankah Susu Formula bayi digunakan?
Dalam hal pemberian ASI Eksklusif tidak dimungkinkan dikarenakan adanya keadaan:
2.1 indikasi atau kondisi medis,
2.2 ibu tiada,
maka demi keselamatan bayi, Bayi dapat diberikan Susu Formula Bayi.
3.
Dalam hal terdapat indikasi medis, dimana bayi butuh asupan selain ASI, maka Tenaga Kesehatan
harus terlebih dahulu;
3.1 meminta persetujuan ibu dan/atau keluarganya
3.2 menawarkan terlebih dahulu kepada Ibu dan/atau keluarganya bila ingin menggunakan
donor ASI atau ASI dari Ibu lain.
4.
Dalam hal memberikan Susu Formula Bayi, Tenaga Kesehatan harus memberikan peragaan dan
penjelasan mengenai penggunaan dan penyajian Susu Formula Bayi yang benar.
Peragaan dan penjelasan mengenai penggunaan dan penyajian Susu Formula Bayi hanya dapat
diberikan oleh Tenaga Kesehatan kepada Ibu dan/atau Keluarga yang bayinya secara indikasi medis
dan demi keselamatan bayinya, membutuhkan Susu Formula Bayi
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 28
5.
Dapatkah tenaga non kesehatan yang melakukan pemberian peragaan dan penjelasan atas
penggunaan dan penyajian Susu Formula Bayi atau produk susu bayi lainnya?
Hanya dalam keadaan dimana tidak terdapat tenaga kesehatan dan dilakukan sesuai kewenangan
yang diberikan peraturan perundang-undangan.
6.
Apakah yang dimaksud dengan “produk bayi lainnya”?
Produk bayi yang terkait langsung dengan kegiatan menyusui meliputi segala bentuk susu dan
10
pangan bayi lainnya, botol susu, dot, dan empeng.
7.
Bagaimana bila Ibu tiada atau meninggal dunia?
Dalam hal ibu dari Bayi yang memerlukan Susu Formula Bayi atau produk susu bayi lainnya tersebut
telah meninggal dunia, sakit berat, sedang menderita gangguan jiwa berat, dan/atau tidak diketahui
keberadaannya, peragaan dan penjelasan atas penggunaan dan penyajian Susu Formula Bayi atau
produk susu bayi lainnya hanya dapat dilakukan terbatas pada Keluarga yang akan mengurus dan
merawat Bayi tersebut.
8.
Apakah kondisi medis bersifat tetap atau selamanya?
Dalam hal bayi atau ibu hanya mengalami kondisi medis sementara, maka dalam pemberian Susu
Formula harus dipastikan ibu tetap dapat diberikan edukasi dan atau bantuan untuk dapat
melanjutkan pemberian ASI, setelah kondisi medis membaik.
9.
Produsen atau Distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya DILARANG melakukan
kegiatan yang dapat menghambat pemberian ASI Ekslusif, apa saja kegiatan yang dianggap
mempromosikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat
program pemberian ASI Eksklusif?
Kegiatan yang dianggap “mempromosikan” antara lain adalah sebagai berikut:
1. Memajang (meletakkan ditempat yang dapat terlihat) segala benda terkait produk susu formula
dan/atau produsen susu formula,
2. memberikan potongan harga dan atau harga khusus untuk pembelian produk produsen susu
formula,
3. memberikan contoh/sampel Susu Formula Bayi secara cuma-cuma,
4. memberikan hadiah,
5. memberikan informasi melalui saluran telepon, media cetak dan elektronik,
6. memasang logo atau nama perusahaan pada perlengkapan persalinan dan perawatan Bayi,
7. membuat dan menyebarkan brosur, leaflet, poster, atau yang sejenis lainnya.
10. Apa saja kegiatan yang dapat dianggap kegiatan yang dapat menghambat program pemberian ASI
Eksklusif?
10
Ini merupakan penegasan atas Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI (WHO Code), PP Label dan Pangan Nomor 69 Tahun 1999
serta Peraturan Menteri Kesehatan No.1787/Menkes/PER/XII/2010
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 29
10.1 memberikan contoh produk Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya secara cumacuma atau bentuk apapun kepada penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tenaga
Kesehatan, ibu hamil, atau ibu yang baru melahirkan termasuk keluarganya;
10.2 melakukan penawaran atau penjualan langsung Susu Formula Bayi ke rumah-rumah;
10.3 memberikan potongan harga atau tambahan atau sesuatu dalam bentuk apapun atas
pembelian Susu Formula Bayi sebagai daya tarik dari penjual;
10.4 menggunakan Tenaga Kesehatan untuk memberikan informasi tentang Susu Formula Bayi
11
kepada masyarakat;
10.5 mengiklankan Susu Formula Bayi dalam media massa, baik cetak maupun elektronik, dan
media luar ruang yang dapat dilihat oleh umum
Pengiklanan Susu Formula Bayi hanya dapat dilakukan dalam media cetak khusus tentang
kesehatan yang hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan, setelah memenuhi
persyaratan:
12
10.5.1
mendapat persetujuan Menteri ; dan
10.5.2
Memuat keterangan bahwa Susu Formula Bayi bukan sebagai pengganti ASI dan
tidak sama atau lebih baik dari ASI.
Iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia lanjut dengan 1 (satu)
tahun, dilarang dimuat dalam media massa, kecuali dalam media cetak khusus tentang
kesehatan, setelah mendapat persetujuan Menteri Kesehatan, dan dalam Iklan yang
bersangkutan wajib memuat keterangan bahwa pangan yang bersangkutan bukan
pengganti ASI (Pasal 47 ayat 4 Peraturan Pemerintah tentang label dan Iklan Pangan
Nomor 69 tahun 1999)
10.6 memberikan hadiah dan/atau bantuan yang dapat menghambat keberhasilan program
pemberian ASI Eksklusif kepada setiap Tenaga Kesehatan, penyelenggara Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, organisasi profesi di
bidang kesehatan dan termasuk keluarganya.
11. Dapatkah produsen atau distributor Susu Formula Bayi memberikan bantuan untuk membiayai
kegiatan terkait pemberian ASI?
Berdasarkan Pasal 21 PP ASI dimana diatur bahwa setiap tenaga kesehatan, penyelenggara Fasilitas
Pelayanan esehatan, penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, organisasi profesi di bidang
12
Persetujuan Menteri Kesehatan yang dimaksud dalam ayat ini hanya merupakan persetujuan materi iklan, agar dapat lebih terseleksi
mengenai penyebarluasan informasi mengenai pangan yang diperuntukkan bagi bayi, dan semata-mata dilakukan untuk lebih
meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu (Penjelasan Pasal 47 ayat 4 PP 69/99 Label dan Iklan Pangan)
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 30
kesehatan bahkan termasuk keluarganya, DILARANG menerima hadiah dan/atau bantuan dari
Produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan atau produk bayi lainnya, maka Produsen dilarang
untuk memberikan hadiah dan/atau bantuan untuk membiayai kegiatan terkait pemberian ASI
Salah satu Resolusi WHA 65 2012 adalah meminta pemerintah menyusun mekanisme untuk
meningkatkan kontrol terhadap pemasaran pengganti Air Susu Ibu (ASI); serta menjamin tidak
terjadi konflik kepentingan
11.1 Namun PP ASI juga memberikan kemungkinan dalam keadaan tertentu dan dengan syarat
tertentu, maka bantuan dari Produsen atau distributor susu formula dapat diterima
terbatas pada kegiatan berupa pelatihan, penelitian dan pengembangan, pertemuan
ilmiah, sepanjang dapat dipastikan atau memenuhi persyaratan sebagai berikut;
tidak menghambat program pemberian ASI
tidak menimbulkan konflik kepentingan antara penerima dengan pemberi bnatuan
Tidak memaksa, mengharuskan atau mengikat penerima bantuan untuk menerima
dan/atau melakukan sesuatu demi kepentingan atau kemauan pemberi bantuan
Penerima bantuan yang dibolehkan: Tenaga Kesehatan, penyelenggara Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, organisasi profesi di
bidang kesehatan
Dalam hal Pemerintah dan/atau Pemerintah daerah menerima bantuan biaya pelatihan,
penelitian dan pengembangan pertemuan ilmiah, dan/atau kegiatan lainnya yang sejenis
maka penggunaannya harus sesuai ketentuan perundang-undangan dibidang keuangan
-
Dilakukan secara terbuka;
Yang dimaksud dengan “secara terbuka” adalah tidak terjadi pengikatan diam-diam,
dan harus dipastikan tidak ada atau akan ada konflik kepentingan antara pemberi
bantuan dan penerima bantuan
-
tidak bersifat mengikat;
Yang dimaksud dengan “tidak bersifat mengikat” adalah tidak ada kewajiban tertentu
yang harus dilakukan oleh penerima bantuan berdasarkan keinginan pemberi bantuan.
-
hanya melalui Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan
kesehatan, dan/atau organisasi profesi di bidang kesehatan; dan
-
tidak menampilkan nama produk dan/atau logo dan/atau merek produsen Susu
Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya pada saat dan selama kegiatan berlangsung
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 31
11.2 baik penerima bantuan maupun pemberi bantuan wajib memberikan pernyataan tertulis
kepada Menteri bahwa bantuan tersebut tidak akan mengikat dan tidak akan menghambat
keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif.
11.3 Penerima Bantuan dan Pemberi bantuan wajib memberikan laporan selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan sejak tanggal penerimaan bantuan kepada Menteri, menteri terkait, atau
pejabat yang ditunjuk. Laporan sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat:
a. nama pemberi dan penerima bantuan;
b. tujuan diberikan bantuan;
c. jumlah dan jenis bantuan; dan
d. jangka waktu pemberian bantuan.
12. Apakah ada pengaturan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan Susu Formula Bayi dan produk
bayi lainnya?
PP ASI belum mengatur ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan Susu Formula Bayi
dan produk bayi lainnya. Ketentuan tersebut akan diatur kemudian dengan Peraturan Menteri.
13. Pengasawan terhadap produsen atau distributor susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya
yang melakukan kegiatan pengiklanan susu formula bayi yang dimuat dalam media massa, baik
cetak maupun elektronik, dan media luar ruang dilaksanakan oleh Badan yang melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 32
BAB IX
Sanksi-Sanksi
1.
Apa saja jenis sanksi yang dapat dikenakan?
Jenis sanksi yang dapat dikenakan adalah berupa sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang
yaitu:
1.teguran lisan,
2.teguran tertulis dan/atau
3.pencabutan izin.
2.
Apa saja tindakan Tenaga Kesehatan yang dapat dikenai sanksi tersebut?
Tenaga Kesehatan yang tanpa didasari indikasi medis atau bukan demi keselamatan bayi, melakukan
hal sebagai berikut:
a.
tidak memberikan dan/atau memfasilitasi Ibu dan bayi untuk melakukan Inisiasi Menyusu
Dini (“IMD”),
b.
tidak menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan atau rawat gabung,
c.
tidak memberikan informasi dan edukasi mengenai ASI Ekslusif kepada Ibu dan/atau
anggota keluarga dari bayi sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian
ASI Ekslusif selesai,
d.
tidak memberikan peragaan dan penjelasan bagaiman penggunaan dan penyajian Susu
Formula Bayi yang benar kepada ibu dan/atau Keluarga yang memerlukan Susu Formula
Bayi;
e.
memberikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya namun dibuktikan dapat
menghambat program pemberian ASI Eksklusif atau tidak berdasarkan indikasi medis yang
tepat;
f.
menerima dan/atau mempromosikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya,
termasuk namun tidak terbatas pada memajang, memberikan potongan harga, memberikan
sampel Susu Formula Bayi, memberikan hadiah, memberikan informasi melalui saluran
telepon, media cetak dan elektronik, memasang logo atau nama perusahaan pada
perlengkapan persalinan dan perawatan Bayi, membuat dan menyebarkan brosur, leaflet,
poster, atau yang sejenis lainnya;
g.
menerima hadiah dan/atau bantuan secara langsung atau melalui keluarganya dari
produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat
menghambat keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif dan memiliki benturan
kepentingan dan bukan dimaksudkan untuk kegiatan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, pertemuan ilmiah.
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 33
3.
Apa saja tindakan penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan,
pengurus organisasi profesi di bidang kesehatan, atau produsen dan distributor Susu Formula Bayi
dan/atau produk bayi lainnya yang dapat dikenai sanksi menurut ketentuan PP ASI?
a.
Setiap penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tanpa indikasi medis memberikan
Susu Formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian
ASI eksklusif kepada ibu Bayi dan/atau keluarganya;
b.
Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menerima dan/atau mempromosikan Susu
Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI
Eksklusif;
c.
Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyediakan pelayanan di bidang kesehatan
atas biaya yang disediakan oleh produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk
bayi lainnya.
d.
Produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang melakukan
kegiatan yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif berupa:
i. Pemberian contoh produk Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya secara cumacuma atau bentuk apapun kepada penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tenaga
Kesehatan, ibu hamil, atau ibu yang baru melahirkan;
ii. Penawaran atau penjualan langsung Susu Formula Bayi ke rumah-rumah;
iii. Pemberian potogan harga atau tambahan atau sesuatu dalam bentuk apapun atas
pembelian Susu Formula Bayi sebagai daya tarik dari penjual;
iv. Penggunaan Tenaga Kesehatan untuk memberikan informasi tentang Susu Formula Bayi
kepada masyarakat; dan/atau
v. Pengiklanan Susu Formula Bayi yang dimuat dalam media massa, baik cetak maupun
elektronik, dan media luar ruang.
e.
Setiap Tenaga Kesehatan, penyelenggaraan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyelenggara
satuan pendidikan kesehatan, organisasi profesi di bidang kesehatan dan termasuk keluarganya
yang menerima hadiah dan/atau bantuan dari produsen atau distributor Susu Formula Bayi
dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat keberhasilan program pemberian ASI
Eksklusif.
f.
Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Penyelenggara satuan pendidikan kesehatan,
Pengurus organisasi profesi di bidang kesehatan, yang menerima bantuan sebagaimana diatur
dalam PP ASI, namun tidak menyampaikan pernyataan tertulis kepada Menteri bahwa bantuan
tersebut tidak mengikat dan tidak menghambat keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif.
g.
Setiap produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang
memberikan hadiah dan/atau bantuan kepada Tenaga Kesehatan, penyelenggara Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, dan organisasi profesi di
bidang kesehatan termasuk keluarganya yang dapat menghambat keberhasilan program
pemberian ASI Eksklusif
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 34
h.
Setiap produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang
melakukan pemberian bantuan sebagaimana dimaksud dalam PP ASI namun tidak memberikan
laporan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
i.
Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan kesehatan,
dan/atau organisasi profesi di bidang kesehatan yang menerima bantuan sebagaimana
dimaksud dalam PP ASI namun tidak memberikan laporan kepada Menteri, menteri terkait, atau
pejabat yang ditunjuk.
4.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif akan diatur kemudian
dengan Peraturan Menteri.
5.
Apakah masih ada pengaturan lain mengenai sanksi terkait dengan pemberian sanksi?
Pasal 128 ayat (2) UU No. 36/2009:
“Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas
khusus”
Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud Pasal 128 ayat (1) UU No. 36/2009 tersebut
diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.
5.1 Pasal 36 PP ASI dan menyatakan bahwa setiap pengurus Tempat Kerja dan/atau penyelenggara
tempat sarana umum yang tidak mendukung program pemberian ASI Ekslusif, dan/atau tidak
menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI, dan/atau tidak
memberikan kesempatan kepada pekerjanya untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayi atau
memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja, dapat dikenai sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan
5.2 Dalam UU No. 36/2009 juga diatur tindakan yang dapat dikenai sanksi berkaitan dengan
program pemberian ASI eksklusif, yaitu setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program
pemberian air susu ibu eksklusif.
Perbuatan sebagaimana dijelaskan diatas dapat dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Dalam hal tindak
pidana tersebut dilakukan oleh korporasi, maka selain pidana penjara dan denda terhadap
pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi juga berupa pidana denda
dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda yang dijatuhkan terhadap perbuatan yang
dilakukan secara perorangan.
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 35
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 36
BAB X
Tempat Kerja dan Tempat Sarana Umum
Pengurus Tempat Kerja dan Penyelenggara tempat sarana umum harus mendukung program pemberian ASI
Eksklusif (Pasal 30 PP ASI)
1.
Apa yang dimaksud dengan Tempat Kerja?
Yang dimaksud Tempat Kerja dalam PP ASI ini adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
2.
Tempat Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan Pasal 31 PP ASI terdiri atas:
a. Perusahaan (yang dimaksud “perusahaan” adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan); dan
b. perkantoran milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta, termasuk lembaga pemasyarakatan.
3.
Siapa yang dimaksud dengan pengurus Tempat Kerja?
Pengurus Tempat Kerja adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu Tempat Kerja
atau bagiannya yang berdiri sendiri
4.
Berdasarkan pasal 41 PP ASI, Pengurus tempat kerja dan/atau penyelenggara tempat sarana umum
wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan PP ASI ini paling lama dalam jangka waktu 1 tahun sejak PP
ASI diundangkan. Apa sajakah yang menjadi kewajiban mereka?
1. memenuhi kewajiban untuk menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI,
sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan.
Yang dimaksud dengan “fasilitas khusus” adalah ruang menyusui dan/atau memerah ASI yang
dinamai dengan ruang ASI.
2. Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus mendukung program ASI
Eksklusif, bagaimana caranya?
Pengurus tempat kerja harus membuat peraturan perusahaan dan/atau perjanjian antara
pengusaha dengan pekerja/buruh, atau melalui perjanjian kerja bersama antara serikat
pekerja/serikat buruh dengan pengusaha, untuk mengatur kebijakan perusahaan yang dapat
mendukung program pemberian ASI Ekslusif.
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 37
3. Pengurus Tempat Kerja wajib memberikan kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan
ASI Eksklusif kepada Bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di Tempat Kerja.
Menurut Pasal 83 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pekerja perempuan yang
anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu
harus dilakukan selama waktu kerja.
13
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah
ASI akan diatur lebih lanjut ketentuan teknisnya dengan Peraturan Menteri.
5.
Tempat sarana umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan Pasal 32 PP ASI terdiri atas:
a.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
b.
hotel dan penginapan;
c.
tempat rekreasi;
d.
terminal angkutan darat;
e.
stasiun kereta api;
f.
bandar udara;
g.
pelabuhan laut;
h.
pusat-pusat perbelanjaan;
i.
gedung olahraga;
j.
lokasi penampungan pengungsi; dan
k.
tempat sarana umum lainnya.
Penyelenggara tempat sarana umum berupa Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus mendukung keberhasilan
program pemberian ASI Eksklusif dengan berpedoman pada 10 (sepuluh) langkah menuju keberhasilan
menyusui yang dijabarkan pada Pasal 33 PP ASI sebagai berikut:
a.
membuat kebijakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan kepada semua staf pelayanan
kesehatan;
13
Dalam penjelasan Pasal 83 tersebut diatur bahwa maksud dari kesempatan sepatutnya tersebut adalah lamanya waktu yang diberikan
kepada pekerja perempuan untuk menyusui bayinya dengan memperhatikan tersedianya tempat yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan perusahaan yang diatur dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Ketentuan Pasal 83 tersebut dapat
diartikan sebagai kesempatan untuk memerah ASI bagi pekerja perempuan pada waktu kerja.
Pada dasarnya Pasal 10 ILO Convention mengatur lebih lanjut bahwa seorang pekerja perempuan harus diberi hak untuk satu atau lebih
jeda diantara waktu kerja atau pengurangan jam kerja setiap harinya untuk menyusui bayinya, dan jeda waktu atau pengurangan jam
kerja ini dihitung sebagai waktu kerja, sehingga pekerja perempuan tetap berhak atas pengupahan. Lebih lanjut Pasal 128 UU Kesehatan
mengatur bahwa semua pihak harus mendukung pekerja perempuan untuk menyusui dengan menyediakan waktu dan fasilitas khusus,
baik di tempat kerja maupun di tempat umum.
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 38
b.
melatih semua staf pelayanan dalam keterampilan menerapkan kebijakan menyusui tersebut;
c.
menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui;
d.
membantu ibu dalam melakukan proses inisiasi menyusu dini (“IMD”) dalam waktu sekurangkurangnya 60 (enam puluh) menit pertama persalinan;
e.
membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun ibu dipisah dari bayinya;
f.
memberikan ASI saja kepada Bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis;
g.
menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu 24 (dua puluh empat) jam;
h.
menganjurkan menyusui sesuai permintaan Bayi;
i.
tidak memberi dot kepada Bayi; dan
j.
Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu kepada kelompok
tersebut setelah keluar dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Setiap pengurus Tempat Kerja dan/atau penyelenggara tempat sarana umum yang tidak mendukung
program pemberian ASI Ekslusif, dan/atau tidak menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau
memerah ASI, dan/atau tidak memberikan kesempatan kepada pekerjanya untuk memberikan ASI Ekslusif
kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja, dapat dikenai sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 39
BAB XI
DUKUNGAN MASYARAKAT
Dengan dikeluarkannya PP ASI Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Ekslusif, diharapkan dapat
digunakan oleh para pemangku kepentingan yang relevan (relevant stakeholders) khususnya masyarakat
sebagai acuan dalam melibatkan dan mendorong dukungan masyarakat. Melalui pemahaman yang tepat
terhadap konsep pemberian ASI Ekslusif diharapkan dapat dalam pelaksanaan pemberian ASI Ekslusif
sehingga pemenuhan hak-hak bayi di Indonesia dapat benar-benar terwujud.
Bagaimanakah peran dan/atau bentuk dukungan masyarakat untuk dapat mendukung keberhasilan
pemberian ASI eksklusif?
1)
Masyarakat harus mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif baik secara
perorangan, kelompok, maupun organisasi. Dukungan dimaksud dapat dilaksanakan melalui :
a.
pemberian sumbangan pemikiran terkait dengan penentuan kebijakan dan/atau pelaksanaan
program pemberian ASI Eksklusif;
b.
penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas terkait dengan pemberian ASI Eksklusif;
c.
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif; dan/atau
d.
penyediaan waktu dan tempat bagi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif.
2) Pelaksanaan dukungan dari masyarakat dilakukan dengan berpedoman pada 10 (sepuluh) langkah
menuju keberhasilan menyusui untuk masyarakat.
BAB XII
Peraturan perundang-undangan dan Ketentuan terkait pemberian ASI Ekslusif
Berdasar Pasal 42 PP ASI, semua ketentuan yang mengatur tentang pemberian ASI Eksklusif yang pernah ada
sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. Dengan begitu ketentuan sebagai berikut masih berlaku
kecuali pasal-pasal yang bertentangan dengan PP ASI ini;
1.
Kepmenkes No 450/Menkes/Sk/Vi/2004 Tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif Di Indonesia
2.
Kepmenkes No.237 tahun 1997 tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu
3. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Dan Meteri Kesehatan No 48/Men.Pp/XII/2008, Per.27/Men/XII/2008 Dan 1177/Menkes/Pb/XII/2008
Tahun 2008 Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja Di Tempat Kerja
4
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No 03
Tahun 2010 Tentang Penerapan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 40
5.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia No. HK.OO.O5.1.52.3572 Tgl
10 Juli 2008 Tentang Penambahan Zat Gizi Dan Non Gizi Dalam Produk Pangan
6.
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 435/2008 Tentang
Pemberian Asi Secara Dini (Inisiasi Menyusu Dini) Bagi Ibu Melahirkan Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta
7.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia No. Hk.00.05.52.0085 Tentang
Pengelompokan Produk Formula Bayi Dan Formula Lanjutan
8.
Peraturan Daerah yang telah terbit dan secara langsung maupun tidak langsung
dukungan pemberian Air Susu Ibu, antara lain termasuk tapi tidak terbatas pada :
14
mengatur mengenai
- Perda Sulawesi Selatan No. 6/2010 Tentang Air Susu Ibu Ekslusif
- Perda Kabupaten Klaten No. 7/2008 Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dan Air Susu Ibu Eksklusif.
Beberapa ketentuan PP ASI masih memerlukan pengaturan lebih lanjut melalui peraturan menteri, yaitu
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Peraturan Menteri Kesehatan mengenai pemberian ASI eksklusif dari pendonor ASI;
Peraturan Menteri Kesehatan mengenai tata cara pengenaan sanksi terhadap tenaga kesehatan
dan/atau penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan yang melanggar kewajiban sebagaimana
dimaksud Pasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 13 ayat (1) PP ASI;
Peraturan Menteri Kesehatan mengenai tata cara penggunaan susu formula bayi dan produk bayi
lainnya;
Peraturan Menteri Kesehatan mengenai tata cara pengenaan sanksi terhadap tenaga kesehatan
dan/atau penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan yang melanggar kewajiban sebagaimana
dimaksud Pasal 16; Pada 17; Pasal 18 ayat (1), ayat (2) dan ayat (4); Pasal 19; Pasal 21 ayat (1); Pasal 23;
Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2); dan Pasal 26 ayat (1) PP ASI;
Peraturan Menteri Kesehatan mengenai tata cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau
memerah ASI;
Peraturan Menteri Kesehatan atau menteri terkait sesuai tugas dan fungsinya mengenai tata cara
pengenaan sanksi administratuf terhadap pengurus tempat kerja dan/atau penyelenggara tempat sarana
umum yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dan (3); Pasal
34 dan Pasal 35 PP ASI;
Selain Peraturan Menteri sebagaimana disebut di atas, pada dasarnya Menteri Kesehatan dapat menerbitkan
Peraturan Menteri lain guna mendukung pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif, sepanjang masih
dalam lingkup kewenangan Menteri Kesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Begitupun kementerian terkait, dapat menerbitkan Peraturan Menteri lain guna mendukung pelaksanaan
program pemberian ASI eksklusif sesuai kewenangan masing-masing kementerian, mengingat PP ASI ini juga
menetapkan tanggung jawab Pemerintah untuk menetapkan kebijakan nasional dalam rangka mendukung
pelaksanaan program pemberian ASI Ekslusif
14
Beberapa peraturan daerah tentang perlindungan perempuan atau perlindungan anak memuat mengenai pemberian Air Susu Ibu
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 41
BAB XIII
LAMPIRAN
[PP ASI dan peraturan pelaksanaan yang terkait]
Pokok- pokok Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Page: 42
Download