BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana,1989: 28). Sedangkan pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya yaitu semua potensi, karakteristik pribadinya ke arah yang positif. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam pendidikan tidak terlepas dari belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Hal tersebut sejalan dengan pengertian pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan meliputi pendidikan formal, informal dan nonformal. Pada lembaga pendidikan formal terdapat beberapa mata pelajaran yang wajib diajarkan, salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sebagaimana tertuang didalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SD/ SMP dan SMA. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu sosial serta penyesuaiannya dilakukan secara sistematis, komprehensip dan terpadu dalam proses pembelajarannya untuk menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Hal ini dilakukan karena dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi situasi dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan atau menghadapi era globalisasi. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisa terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang sifatnya dinamis serta menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab dan menjadi warga negara dunia yang cinta damai. Keberhasilan pencapaian tujuan mata pelajaran IPS tidak bisa lepas dari peranan pembelajaran. Tujuan mata pelajaran IPS di atas dapat dicapai apabila guru dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang bermakna, sehingga dapat memotivasi siswa agar senantiasa belajar dengan aktif, efektif dan menyenangkan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka seorang guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang memungkinkan pembelajaran berlangsung dengan menarik, sebab metode pembelajaran merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam proses belajar mengajar. Pelajaran IPS dianggap sebagai pelajaran yang membosankan diantara pelajaran yang lain. Akibatnya, mata pelajaran IPS termasuk mata pelajaran yang tidak di suka oleh sebagian besar siswa. Berdasarkan rendahnya nilai siswa di ulangan IPS kelas VIII B SMP Kristen Satya Wacana Salatiga semester 1 tahun 2016/2017. Dimana sebagian besar siswa masih mendapatkan nilai rata-rata kelas masih di bawah KKM. Aktifitas belajar siswa yang rendah akan berpengaruh negatif pada tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hasil belajar yang rendah akan berakibat buruk pada kredibilitas guru sebagai pengajar dan pendidik, sehingga menimbulkan ketidak percayaan masyarakat pada pendidikan. Melihat permasalahan tersebut, untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa diperlukan suatu solusi yang tepat. Adapun solusi tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan berbantuan media power point pada saat pembelajaran IPS. Hasil yang diharapkan dalam pembelajaran agar siswa dapat lebih aktif, serta menigkatkan keterampilan guru. Peneliti meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Number Heads Together dengan berbantuan media power point dalam pembelajaran untuk memecahkan masalah diatas. Model pembelajaran NHT ini didalamnya menekankan pada aktivitas sehingga siswa dapat melahirkan gagasan baru dalam menyelesaikan masalah yang disampaikan oleh guru apalagi dengan adanya bantuan media power point pembelajaran siswa jadi lebih tertarik dan aktivitas siswa meningkat sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Diharapkan melalui model NHT berbantuan media power point pembelajaran siswa secara langsung bisa mengatahui contoh-contoh nyata masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungan tempat tinggal. Dalam model pembelajaran ini media power point sebagai sarana meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa sehingga pembelajaran lebih maksimal sesuai dengan rencana, cara ini diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan berinteraksi positif. Media power point di harapkan hasil belajar IPS akan meningkat. Upaya di atas penulis lakukan dengan mengadakan perbaikan pembelajaran IPS melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Secara umum siswa kurang aktif dan kurang berpatisipasi dalam kegiatan belajar mengajar saat mata pelajaran IPS. 2. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang aktif dan inovatif dalam proses pembelajaran IPS agar memicu ketertarikan minat siswa. 3. Hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga belum optimal. Oleh sebab itu diperlukan solusi dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah pembelajaran dengan model Numbered Head Together berbantuan Power Point dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS? D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model Numbered Head Together berbantuan power point pada pelajaran IPS kelas VIII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga Semester I tahun 2016/2017. E. Manfaat Penelitian Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara menyeluruh, hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran Numbered Head Together terhadap pembelajaran IPS terutama pada pengembangkan keaktifan siswa. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam strategi pembelajaran khususnya IPS di sekolah serta mampu mengoptimalkan kemampuan siswa. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Guru 1) Meningkatkan profesionalitas dan kreatifitas guru. 2) Memiliki gambaran tentang pembelajaran IPS yang aktif, inovatif, kreatif, efektif. 3) Penelitian ini memberikan upaya solusi bagi guru dalam memilih strategi belajar yang sesuai. 4) Meningkatkan kompetensi dan ketrampilan guru mengenai model pembelajaran Numbered Head Together sehingga pada waktu tertentu dapat dimanfaatkan untuk mengajar IPS. b) Bagi Siswa 1) Memberi suasana baru bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang diharapkan memberi semangat baru dalam belajar. 2) Membantu mempermudah siswa dalam menguasai materi sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar. 3) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. c) Bagi Pendidikan 1) Sebagai salah satu bahan untuk memperbaiki mutu pendidikan di sekolah. 2) Memberi masukan tentang salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. d) Bagi Peneliti 1) Sebagai bahan referensi jika melakukan penelitian kembali. 2) Sebagai pegangan dalam proses pembelajaran.