Media Asuransi – Edisi Maret, Hal. 49 Industri Asuransi Jiwa Catatkan Pertumbuhan 57,4 Persen 10/03/2017 Satu Pondasi Untuk Koperasi Asuransi http://keuangan.kontan.co.id/news/satu-pondasi-untuk-koperasi-asuransi JAKARTA. Perusahaan asuransi yang selama ini kita kenal biasanya berbentuk perseroan terbatas. AJB Bumiputera merupakan pengecualian. Penerbit dan pengelola produk asuransi ini berbentuk usaha bersama. Ke depan, badan usaha berbentuk koperasi juga bisa menerbitkan produk asuransi. Sejatinya, undang-undang yang mengatur soal tersebut telah ada sejak 2014, yakni Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. Dus, selain badan usaha berbentuk PT, perusahaan asuransi bisa berbadan hukum koperasi dan usaha bersama atau mutual. Namun, secara teknis, belum ada peraturan sebagai landasan pendirian usaha bersama dan koperasi asuransi. Nah, agar tidak lagi jadi area abu-abu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah merampungkan draf peraturannya. Pada 14 Februari lalu, OJK meluncurkan Rancangan Peraturan OJK (RPOJK) tentang Persyaratan Keuangan menjadi Anggota, Pemanfaan Keuntungan oleh Anggota dan Pembebanan Kerugian di antara Anggota pada Perusahaan Asuransi dan Asuransi Syariah Berbentuk Koperasi dan Usaha Bersama. “Adanya pengaturan yang baik tentu akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat pada industri asuransi,” ujar Edi Setiadi, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) I OJK, kepada Tabloid KONTAN. Menurut Edi, ketentuan tersebut sesuai dengan asas kekeluargaan yang dianut koperasi. Ia pun berharap, ke depan, para anggota koperasi yang punya usaha mikro lebih sadar akan pentingnya asuransi. Wajib tahan laba 20% Dalam RPOJK tersebut memang diatur sejumlah hal teknis mengenai pembagian keuntungan serta kerugian. Misalnya, Pasal 6 Ayat (1) menyebutkan, sisa hasil usaha (SHU) diperoleh dari pendapatan satu tahun buku perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi syariah berbentuk koperasi dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya, termasuk pajak. Intinya, koperasi harus lebih dulu membayar semua kewajibannya saat hendak membagi keuntungan. Setelah itu, perusahaan asuransi berbentuk koperasi ini harus menyisihkan terlebih dahulu SHU minimal sebesar 20% sebagai dana cadangan. Barulah, setelah kewajiban lunas dan menyisihkan dana pencadangan, koperasi asuransi bisa membagikan SHU sesuai kesepakatan rapat anggotanya. Ketentuan ini tertuang dalam Pasal 7 RPOJK tersebut. Serupa, perusahaan asuransi berbentuk usaha bersama juga harus mengalokasikan minimal 20% dari keuntungannya untuk dana cadangan umum. Selain itu, pembagian keuntungan baru bisa dilakukan setelah dikurangi bagian laba untuk anggota yang mempunyai hak partisipasi. Ketentuan ini dijelaskan dalam Pasal 15 RPOJK ini. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu menilai, kewajiban menahan sebagian dari SHU atau keuntungan untuk pencadangan merupakan hal yang tepat. Pasalnya, bisnis asuransi bukanlah bisnis yang mudah. “Bisnis asuransi merupakan bisnis yang ‘berdarah-darah’ di awal,” tutur Togar. Ia menjelaskan, ketika baru mendirikan perusahaan asuransi jiwa, pendapatan premi yang masuk biasanya hampir 100% digunakan untuk menutup berbagai biaya, seperti komisi, gaji karyawan, biaya pemasaran, dan banyak lagi. “Jadi, produk asuransi jiwa yang Anda beli itu baru balik modal mungkin di tahun ketujuh atau kedelapan. Jadi, memang ini bisnis yang membutuhkan kesabaran, kepintaran, keseriusan dan modal besar,” ujar Togar. Dengan kewajiban membentuk pencadangan dari SHU atau keuntungan perusahaan, maka ada kepastian perusahaan akan sustain atau bertahan. Praktik serupa sudah dijalankan di industri perbankan. Kalaupun terjadi kerugian, pencadangan yang terbentuk tadi bisa berguna. Koperasi & komunitas Kelak, apabila telah disahkan menjadi POJK, aturan ini akan merupakan salah satu pondasi bagi pendirian perusahaan asuransi berbentuk koperasi dan usaha bersama. Aturan ini juga akan memudahkan pengusutan ketika terjadi masalah dalam koperasi atau badan usaha bersama tersebut. Ke depan, menurut Togar, bukan tak mungkin bakal muncul perusahaan-perusahaan asuransi berbentuk koperasi di daerah yang dibatasi lingkup operasinya, seperti halnya bank perkreditan rakyat (BPR) dalam industri perbankan. Selain itu, komunitas-komunitas juga bisa membentuk asuransi yang lebih tepat manfaat bagi mereka. Namun, kalaupun ada yang sudah ngebet membentuk koperasi atau usaha bersama asuransi, mereka harus bersabar sedikit lagi. Pasalnya, agar bisa disahkan menjadi POJK, aturan ini mesti menunggu keluarnya aturan yang lain, yakni peraturan pemerintah (PP) yang secara spesifik mengatur tentang perasuransian berbentuk koperasi dan usaha bersama ini. “RPP, kan, mengatur badan hukum, tata kelola dan demutualisasi. Sementara RPOJK mengatur keanggotaan, pembagian keuntungan dan pembebanan kerugian,” jelas Edi. Toh, menurut Togar, selesainya penyusunan RPOJK ini setidaknya bisa menjadi acuan atau guideline bagi pembentukan koperasi atau usaha bersama asuransi ke depan. Ia sendiri berharap, semua ketentuan terkait pendirian dan operasional perusahaan asuransi berbentuk koperasi dan usaha bersama, baik POJK maupun PP, bisa rampung di tahun ini. Sebab, adanya regulasi ini bagus bagi industri. Cuma, ia menambahkan, nanti pengawasannya harus superketat. “Sebab, bisnis asuransi merupakan bisnis “janji”, jadi takboleh main-main,” cetus Togar. Reporter Agung Jatmiko Investor Daily – 13/03/2017, Hal. 23 (Berita Photo) Penetrasi Asuransi Jiwa Media Asuransi – Edisi Maret, Hal. 49 BRI Life Lakukan Change For Breakthrough WARTA EKONOMI 10/03/2017 BNI Life Kerja Sama dengan KPK Sosialisasikan Pengendalian Gratifikasi http://wartaekonomi.co.id/read133446/bni-life-kerja-sama-dengan-kpk-sosialisasikan-pengendaliangratifikasi.html Warta Ekonomi.co.id, Jakarta - BNI Life bekerja sama dengan KPK menyosialisasikan pengendalian gratifikasi kepada segenap karyawan BNI Life di Kantor Pusat BNI Life Tower, Jakarta, Rabu (8/3/2017). Pemeriksa gratifikasi KPK Devi Lisnawati mengatakan penerimaan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Karena itu, segenap karyawan diharapkan dapat melaporkan penerimaan gratifikasi jika pada kondisi tersebut karyawan tidak dapat menolaknya karena demi menjaga hubungan baik dengan pemberi. "Peran media sangat menentukan dalam mengawal upaya pencegahan gratifikasi dan korupsi," ujar Adlinsyah. Pemeriksa Gratifikasi KPK Mutiara Karina Rizky menegaskan penolakan terhadap gratifikasi akan membangun kebiasaan dan budaya antigratifikasi. Head of Corporate Secretary Arry Herwindo mengatakan sosialisasi KPK itu merupakan tindak lanjut dari kebijakan gratifikasi di lingkungan BNI Life. Head of Compliance Eddy Hutauruk menambahkan sosialisasi dirangkai dengan penyampaian informasi kepada karyawan untuk sistem pelaporan gratifikasi di BNI Life. Kegiatan itu dibuka oleh Direktur Risk Management Hirokazu Todaka dan diikuti Wakil Direktur Utama BNI Life Geger Maulana, perwakilan dari Bank BNI selaku perusahaan induk BNI Life dan perusahaan anak BNI. Penulis/Editor: Cahyo Prayogo Media Asuransi – Edisi Maret, Hal. 49 Sinarmas MSIG Life Optimistis Premi 2017 Lebih Tinggi Harian Kontan – 11/03/2017, Hal. 12 Indonesia Re Suntik Modal Anak Usaha dan Ekspansi 11/03/2017 Indonesia Re Suntik Modal Anak Usaha dan Ekspansi http://keuangan.kontan.co.id/news/indonesia-re-suntik-modal-anak-usaha-dan-ekspansi JAKARTA. PT Indonesia Re bersiap menggelontorkan tambahan modal bagi anak usaha. Tujuannya agar bisnis anak usaha berkembang. Perusahaan reasuransi ini akan menyuntikkan modal sebesar Rp 257 miliar kepada anak usaha yaitu PT Asuransi Asei Indonesia. Frans Y Sahusilawane, Direktur Utama PT Indonesia Re mengatakan, pasca menyuntik modal ini, modal Asei menjadi Rp 800 miliar. Namun sebagai induk usaha, penyertaan modal tersebut tak dilakukan cuma-cuma. Ada beberapa persyaratan dari Indonesia Re yang wajib dipatuhi Asei terlebih dulu sebelum menikmati kucuran likuiditas. "Mereka (Asei) harus memperlihatkan jati diri sebagai perusahaan asuransi keuangan. Strukturnya harus diperbaiki dulu," kata Frans. Syarat lainnya yang diajukan Indonesia Re terhadap Asei adalah pembenahan sumber daya manusia (SDM) dengan memilih orang-orang yang kompeten. Kucuran dana tersebut akan segera diguyur kepada anak usaha Indonesia Re minimal pada kuartal I-2017. Namun, Frans menambahkan, waktunya akan tergantung pada kesiapan Asei. Indonesia Re berharap, Asei bisa lebih akuntabel dan memenuhi kriteria good corporate governance (GCG). Pasca injeksi modal, kepemilikan Indonesia Re atas Asei menjadi 99,98%. Sisanya dikuasai koperasi Asei. Selain berencana mengguyur modal kepada anak usaha, Indonesia Re juga akan ekspansi bisnis ke luar negeri. Tahun lalu, Indonesia Re telah masuk ke India. Lini bisnis asuransi yang cukup potensial di India adalah marine cargo. Namun, pendapatan bisnis baru tersebut masih kecil. Tahun ini, Frans berharap angkanya bisa meningkat. Demi memperkokoh bisnis reasuransi di India, Indonesia Re menggandeng mitra reasuransi lokal setempat. Sinergi tersebut diharapkan berbuah manis pada tahun ini. Indonesia Re juga akan melebarkan pasar ke negeri jiran Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam pada tahun ini. Sama halnya dengan strategi yang ditempuh pada saat masuk ke India, Indonesia Re akan berkolaborasi dengan reasuransi lokal di negera tersebut. Ini dimaksudkan agar Indonesia Re bisa memilah bisnis sehat dan tidak sehat. Frans bilang, lini bisnis properti paling banyak direasuransikan. Setelah merambah regional Asia, Indonesia Re berambisi merambah ke Afrika. Tahun ini, perusahaan pelat merah tengah membidik pasar Aljazair. Perusahaan ini juga mempersiapkan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2020. Reporter Dina Farisah WARTA EKONOMI 10/03/2017 Avrist Assurance Proteksi DeeDee Bridgewater di Java Jazz http://wartaekonomi.co.id/read133436/avrist-assurance-proteksi-deedee-bridgewater-di-java-jazz.html Warta Ekonomi.co.id, Jakarta - Sebagai asuransi resmi untuk Java Jazz Festival 2017 untuk keempat kalinya, Avrist Assurance memberikan perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan untuk seluruh musisi, kru, dan penonton Java Jazz Festival 2017. Tahun ini musisi asal Amerika Serikat, DeeDee Bridgewater, mengalami kecelakaan di bagian kakinya di tengah acara Java Jazz Festival 2017 pada hari Jumat (3/3/2017) lalu. Terkait insiden yang menimpa musisi jazz jazz peraih tiga kali Grammy Awards, Avrist Assurance selaku official insurance memberikan bantuan proteksi asuransi kepada DeeDee yang diharuskan rawat inap di MRCC Siloam Hospital, Jakarta. "Insiden DeeDee Bridgewater bukanlah hal yang kita inginkan bersama. Apalagi kedatangannya adalah untuk menghibur pecinta musik. Untuk itu, peran Avrist Assurance di sini sebagai partner resmi asuransi Java Jazz Festival 2017 adalah memberikan proteksi asuransi kepada DeeDee atau siapapun partisipan Java Jazz Festival yang mengalami insiden," kata Director of Legal and Compliance Avrist Assurance Makki I Kusuma dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (10/3/2017). Makki Kusuma mengatakan Avrist Assurance peduli bahwa rasa aman adalah salah satu elemen penting untuk menikmati dan menjalani setiap momen dan aktivitas. Untuk itu, imbuhnya, be safe and sound adalah tema yang Avrist usung dalam memberikan perlindungan kepada seluruh peminat music Java Jazz Festival 2017. "Perlindungan tersebut selain merupakan bentuk proteksi jiwa juga sebagai bentuk edukasi mengenai pentingnya asuransi kepada masyarakat luas agar menjadi kebutuhan utama dalam menunjang aktivitas sosial dan kehidupan masyarakat Indonesia," pungkasnya. Penulis/Editor: Cahyo Prayogo Majalah Infobank – Edisi Maret, Hal. 102 Tak Sekedar Kerja Majalah Infobank – Edisi Maret, Hal. 39 Panen Respons Positif 11/03/2017 Ini Pentingnya Asuransi Buat Para Traveler https://finance.detik.com/moneter/d-3444272/ini-pentingnya-asuransi-buat-para-traveler Jakarta - Para traveler harus tahu pentingnya peranan asuransi. Sebab, tidak ada yang tahu kalau pada saat menikmati perjalanan ke suatu lokasi wisata terjadi risiko-risiko yang mengancam. Seperti kesehatan maupun kematian. Pada acara Garuda Airlines Travel Fair (GATF) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan, terdapat stand BNI Life yang menawarkan banyak program asuransi yang bisa dimanfaatkan oleh para traveler yang belum punya asuransi. "Kita di sini menyediakan banyak produk, mulai dari yang cover kesehatan, hingga kematian pada saat travel," kata salah satu pegawai BNI Life Rika Nurbani saat ditemui detikFinance, Jakarta, Sabtu (11/3/2017). Rika menyebutkan, produk asuransi yang ditawarkan banyak memberikan manfaat, baik untuk kesehatan maupun kematian. Seperti pada produk Termpro yang khusus kematian, menurut Rika cocok dimanfaatkan bagi para traveler ekstrim atau jalan-jalan ke lokasi-lokasi yang tidak biasanya. Premi yang ditawarkan pun mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 2 juta per bulan dengan dana pertanggungan yang bisa diterima mulai dari Rp 100 juta sampai Rp 5 miliar. Tidak hanya itu, produk-produk asuransi lainnya juga masih banyak yang ditawarkan BNI Life pada saat acara GATF 2017 ini. Seperti pada saat ini, terdapat produk BLie Plan Multipro yang preminya mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 2,5 juta per bulannya. Bahkan, jika para masyarakat yang mendaftar pada hari ini dan esok hari akan mendapatkan hadiah langsung seperti voucher belanja Rp 200 ribu, toaster, blender, ipod shuffle, handphone Oppo Neo 9, Samsung LED TV 40. "Bagi yang sering jalan-jalan kan naik pesawat pun ada risiko kecelakaan, kita BNI life itu ada proteksi semuanya jenis kecelakaan, baik kerja maupun transportasi. Kita juga inginkan sesuai nasabah, baik santunan kematian," tambahnya. Penasaran? Silahkan kunjungi acara Garuda Airlines Travel Fair (GATF) 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan, dan langsung kunjungi booth BNI Life yang berada di assembly hall atau balai pertemuan. Hendra Kusuma Bisnis Indonesia – 13/03/2017, Hal. 22 (Berita Photo) Penyerahan Polis Koran Sindo – 13/03/2017, Hal. 19 (Berita Photo) Talkshow BNI Life Harian Kontan – 13/03/2017, Hal. 24 (Berita Photo) Target Pertumbuhan Premi