laporan pengabdian kepada masyarakat pelatihan

advertisement
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PELATIHAN PENYUSUNAN FINANCIAL REPORT BERDASARKAN
STANDAR AKUNTANSI ETAP PADA KOPERASI DI KABUPATEN
BULELENG
Oleh:
Ni Luh Gede Erni Sulindawati, SE, Ak,M.Pd/0004096906
Gede Adi Yuniarta, SE. M.Si, Ak/ 0016067903
I Putu Gede Diatmika, SE. M.Si, Ak/0010057103
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor:023.04.2.552581/2013
Revisi tanggal 01 Mei 2013
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2013
i
HALAMAN PENGESAHAN
a. Judul Program
: Pelatihan Penyusunan Financial Report
Berdasarkan SAK ETAP Pada Koperasi Di
Kabupaten Buleleng
: Pelatihan
: Akuntansi Koperasi
b. Jenis Program
c. Bidang Kegiatan
d. Identitas Pelaksana
1.. Ketua
a. Nama Lengkap
: Ni Luh Gede Erni Sulindawati, SE, Ak, M.Pd
b. NIP
: 196909042003122001
c. NIDN
: 0004096906
c. Jabatan/Golongan
: Lektor/ III/d
d Alamat Kantor/ Telp.
: Jalan Udayana Telp 0362 23884
e. Alamat Rumah/ Telp./ Email : Jalan Srikandi Gang Belimbing Singaraja Bali
HP.081337457668.
2. Anggota I
a. Nama Lengkap
: Gede Adi Yuniarta, SE. M.Si, Ak
b. NIP
: 1979162002121003
c. Jabatan/Golongan
: Lektor Kepala/ III/d
d. NIDN
: 0016067903
e. Alamat Kantor/ Telp.
: Jalan Udayana Telp 0362 23884
f. Alamat Rumah/ Telp./ Email : Jl. Pulau Bali Ia No. 18 Singaraja, Bali
3. Anggota 2
a. Nama Lengkap
: I Putu Gede Diatmika, SE. M.Si, Ak
b. NIP
: 197008152001121002
c. NIDN
: 0010057103
d. Jabatan/Golongan
: Lektor/ III/d
e. Alamat Kantor/ Telp.
: Jalan Udayana Telp 0362 23884
f. Alamat Rumah/ Telp./ Email : Banjar Cica, Abianbase Badung
e. Biaya Kegiatan
: Rp. 7.500.000
f. Jangka Waktu pelaksanaan
: 8 Bulan
Mengetahui,
Dekan FEB
Singaraja, 6 Nopember 2013
Ketua Pelaksana,
Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd,
NIP. 196702211993031002
Ni Luh Gede Erni Sulindawati, SE, Ak, M.Pd
NIP. 196909042003122001
Menyetujui,
Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Pendidikan Ganesha
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S
NIP. 195901011984031003
ii
PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya,
maka kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat terlaksana dan dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Pelaksananan kegiatan pelatihan Penyusunan Financial Report berdasarkan SAK
ETAP Pada Koperasi Di Kabupaten Buleleng mendapat dukungan baik dari Lembaga
Pengabdian Masyarakat Undiksha, Dinas Koperasi, para pengurus atau pegawai koperasi
yang tersebar di seluruh kabupaten Buleleng, teman-teman dosen di jurusan Akuntansi
program Diploma III, serta pihak lainnya yang berkontribusi terhadap kegiatan pengabdian
pada masyarakat ini.
Kami menyadari bahwa kegiatan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang positif untuk menyempurnakan kegiatan ini kami nantikan dengan ucapan
terima kasih.
Singaraja, Nopember 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I Pendahuluan …………………………………………………. ………..
1
1.1 Analisis Situasi ………………………. ……………………………….
1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah …………………………. ………
3
1.3. Tujuan Kegiatan…………………………………………………………
3
1.4. Manfaat Kegiatan………………………………………………………..
3
BAB II Tinjauan Pustaka ……………………………………………………..
4
2.1 Pengertian Koperasi ……………..……………………………………… 4
2.2. Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP .…….……………………. 5
2.2.1. Neraca …………………………...……………………………………
7
2.2.2. Laporan Laba Rugi/ Sisa Hasil Usaha ………………………………..
7
2.2.3. Laporan Arus Kas ………. ……………….. ….……………………… .8
BAB III Metode Kegiatan ………… ………………………………………….
15
3.1 Khalayak Sasaran Strategis .…………………………………………..
15
3.2 Keterkaitan …………………….. ……………………………………… 15
3.3 Metode Kegiatan………… ………………………….………………….
15
BAB IV Hasil Dan Pembahasan ………………………………………………. 17
4.1 Hasil ……………………….……………………………………………. 17
4.1.1. Peserta Pelatihan……………….. …………………….………………
17
4.1.2. Penyiapan Materi………………………………….………………….
17
4.1.3. Kegiatan Pelatihan……………………………………. ……………..
18
4.1.4.Indikator Keberhasilan………………………………………………..
22
4.2.Pembahasan……………………………………………………………..
24
BAB V Simpulan dan Saran……………….…………………………………..
26
5.1 Simpulan ………………………………………………………………. 26
5.2 Saran ……………………………………………………………………. 26
DAFTAR REFERENSI
Lampiran
ii
Bab I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan adanya pembagian Sisa Hasil Usaha
(SHU) kepada para anggotanya yang berbeda dengan badan usaha lainnya bertujuan
untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
Pembangunan koperasi sebagai badan usaha ditujukan untuk penguatan dan
perluasan basis usaha, serta peningkatan mutu sumber daya manusia. Untuk mencapai
tujuan tersebut koperasi harus dikelola dengan baik agar dapat bertahan, berkembang,
dan usahanya dapat berkelanjutan (going concern).
Agar usaha koperasi dapat
berkembang dan berkelanjutan maka perlu diperhatikan usaha dalam mempertinggi
tingkat efisien yaitu koperasi harus dapat menangani bidang-bidang usahanya dengan
biaya atau pengeluaran yang seminimal mungkin, koperasi harus dapat mencegah
terjadinya pemborosan-pemborosan.
Informasi akuntansi mengenai biaya atau
pengeluaran, modal, kewajiban, suatu koperasi dapat dilihat dalam laporan keuangan
(Financial Report). Informasi akuntansi dapat dipergunakan untuk menilai aktivitas
manajemen dalam mengelola
sumber daya yang dipercayakan kepadanya serta
dipergunakan juga sebagai alat pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Pihak-pihak yang bekepentingan terhadap laporan keuangan meliputi
investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan
kreditor usaha lainnya pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya dan
masyarakat. Pihak-pihak yang menggunakan informasi akuntansi untuk
pengambilan keputusan
dasar
mempunyai berbagai kepentingan yang berbeda-beda.
Kepentingan ini harus dapat dipenuhi melalui pelaporan keuangan yang bersifat umum
yang disusun melalui suatu standar yang baku.
1.2 Analisis Situasi
Pada tanggal 19 Mei 2009 Dewan Standar Akuntansi Keuangan mensahkan SAK
Entitas tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) yang berlaku efektif 1 Januari 2011
dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010. Standar Akuntansi Keuangan
1
untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan
entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang:
(a) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan (b) menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Koperasi merupakan bagian dari entitas tanpa akuntanbilitas public sehingga
sudah semestinya menerapkan SAK ETAP. Namun sampai saat ini penerapan SAK
ETAP dalam penyusunan laporan keuangan di lapangan terutama pada koperasi belum
sepenuhnya dapat dilaksanakan, hal ini
mengertinya sumber daya manusia
disebabkan salah satunya karena kurang
pengelola koperasi akan penyusunan laporan
keuangan berdasarkan SAK ETAP. Untuk itu pelatihan penyusunan laporan keuangan
berdasarkan SAK ETAP sangat diperlukan sehingga laporan keuangan yang dibuat
memenuhi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan. Melalui pelatihan ini pihak koperasi diharapkan akan dapat
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Laporan keuangan entitas
meliputi: (a) neraca; (b) laporan laba rugi; (c) laporan perubahan ekuitas yang juga
menunjukkan: (i) seluruh perubahan dalam ekuitas, atau (ii) perubahan ekuitas selain
perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik; (d) laporan arus kas; dan (e) catatan atas laporan keuangan yang berisi
ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Lebih lanjut dalam SAK tentang akuntansi perkoperasian dinyatakan bahwa
bentuk penyajian laporan keuangan koperasi
terdiri dari neraca, perhitungan hasil
usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan
keuangan. Untuk penyajian neraca, komponen-komponennya terdiri dari aktiva,
kewajiban dan ekuitas. Ekuitas terdiri dari simpanan wajib, simpanan pokok, modal
penyertaan, modal sumbangan, cadangan dan sisa hasil usha (SHU) belum dibagi.
Penerapan SAK ETAP
dalam penyusunan laporan keuangan di lapangan
terutama pada koperasi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan salah
satunya karena kurang mengertinya sumber daya manusia pengelola koperasi akan
penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Dari banyaknya bermunculan
koperasi di kabupaten buleleng yang mempunyai kegiatan usaha beraneka ragam akan
dilibatkan 25 koperasi dalam pelatihan ini. Ke dua puluh lima koperasi tersebut tersebar
2
di wilayah kabupaten Buleleng yang mempunyai kegiatan usaha simpan pinjam,
koperasi serbausaha atau koperasi Unit Desa.
1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) yang berlaku saat ini wajib digunakan oleh
entitas tanpa akuntabilitas public
termasuk koperasi. Namun sampai saat ini koperasi belum sepenuhnya dapat menerapkan
SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan, hal ini disebabkan salah satunya karena
kurang mengertinya sumber daya manusia pengelola koperasi akan penyusunan laporan
keuangan berdasarkan SAK ETAP. Secara rinci, permasalahan yang ingin dipecahkan
dalam kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini adalah apakah melalui pelatihan akan
dapat meningkatkan kemampuan pengurus atau pegawai koperasi dalam menyusun
laporan keuangan yang berdasarkan SAK ETAP?.
1.4. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan kegiatan P2M ini adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengurus atau
pegawai koperasi dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP.
1.5. MANFAAT KEGIATAN
Bagi para pengurus atau pegawai koperasi di Kabupaten Buleleng. Melalui pelatihan
ini para pegawai koperasi dikabupaten Buleleng diharapkan akan dapat menyusun laporan
keuangan yang berupa neraca, perhitungan Sisa hasil usaha, dan laporan arus kas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
2.1. Pengertian Koperasi
Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia.
Bentuk usaha ini di cita-citakan oleh bangsa Indonesia sebagai bangun usaha yang paling
cocok.
Menurut
Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 koperasi adalah organisasi
ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-oran atau badan-badan hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Koperasi seperti halnya Perseroan Terbatas (PT), merupakan badan hukum tersendiri
untuk memperoleh status badan hukum tadi, koperasi harus didirikan dengan prosedur
sebagai berikut :
1. Untuk dapat mendirikan sebuah koperasi, sekurang-kurangnya harus ada 20 orang
yang bertindak sebagai pendiri koperasi (dalam hal tertentu boleh kurang).
2. Para pendiri koperasi menyusun akte pendirian koperasi. Akte ini, yang dibuat
rangkap 2, diajukan kepada pejabat yang ditunjuk untuk itu (kantor koperasi). Akte
pendirian, pada dasarnya memuat anggaran dasar koperasi.
3. Pejabat yang ditunjuk untuk mengesahkan pendirian koperasi dan mencatatnya
dalam buku daftar umum yang disediakan untuk itu, serta mengumumkan dalam
berita negara.
4. Sejak tercatat dalam buku daftar, koperasi yang bersangkutan telah sah menjadi
badan hukum tersendiri.
Akta pendirian koperasi, diantaranya memuat :
1. Nama dan tempat kedudukan.
2. Tujuan dididrikannya koperasi.
3. Keanggotaan, hak dan tanggung jawabnya.
4. Pengurus, hak dan tanggung jawabnya.
5. Permodalan.
6. Pembagian sisa hasil usaha.
7. Pembubaran.
Koperasi dapat melakukan usaha-usaha seperti disektor perdagangan, industri, manufaktur,
jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa trasportasi, dan sebagainya.
4
2.2.Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP
Dalam SAK No. 27 tentang akuntansi perkoperasian dinyatakan bahwa bentuk
penyajian laporan keuangan koperasi
terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha,
laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan.
Untuk penyajian neraca, komponen-komponennya terdiri dari aktiva, kewajiban dan
ekuitas. Ekuitas terdiri dari simpanan wajib, simpanan pokok, modal penyertaan, modal
sumbangan, cadangan dan sisa hasil usha (SHU) belum dibagi.
Untuk menyediakan informasi akuntansi oleh berbagai pihak yang berkepentingan
terhadap terhadap informasi dalam laporan keuangan diperlukan adanya urutan-urutan
kegiatan seperti menggolong-golongkan transaksi, meringkas serta menyajikan dalam
bentuk laporan keuangan. Proses Akuntansi dimulai dari kegiatan pencatatan sampai
dengan penyajian informasi.
Pada saat pencatatan bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Untuk
transaksi-transaksi yang sama sering dicatat dalam buku jurnal spesial (khusus).
Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan
dalam buku jurnal, akan
diringkas dan dibukukan ke dalam buku besar.
Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan
dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan Hasil Usaha, laporan arus kas,
laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan. Untuk
memudahkan pekerjaan menyusun laporan keuangan biasanya dibuatkan neraca lajur
(kertas kerja).
Menurut Baridwan (2000 : 50) Proses akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut
Bukti-bukti
Pembukuan
Buku
Jurnal
Buku
Besar
Neraca,Laporan
Rugi-Laba,
Laporan Laba
tidak dibagi dan
lain-lain
Buku
Pembantu
Gambar 1. Proses Akuntansi
5
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa bukti–bukti pembukuan dicatat dalam
buku buku jurnal setiap terjadi transaksi secara kronologis. Tembusan bukti-bukti
pembukuan dibukukan kedalam buku pembantu setiap terjadi transaksi. Setiap bulan atau
periode yang lain buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke rekening-rekening bukku besar.
Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca,
laporan rugi laba, dan laporan laba ditahan dan lain-lain.
Agar proses akuntansi berjalan dengan baik diperlukan suatu sistem akuntansi yang
baik yang didalamnya termasuk:
a. Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap transaksi dan
digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.
b. Buku-buku jurnal, merupakan catatan pertama yang digunakan untuk mencatat
transaksi-transaksi urut tanggal terjadinya (kronologis), sumber pencatatannya
berasal dari bukti-bukti pembukuan. Untuk transaksi yang sering terjadi dibuatkan
buku jurnal spesial yang khusus digunakan untuk mencatat suatu transaksi tertentu
seperti jurnal pembelian, penjualan, penngeluaran uang, penerimaan uang dan lainlain.
c. Rekening-rekening dan buku besar, catatan yang ada dalam buku jurnal akan
dipindah-pindahkan ke dalam rekening-rekening yang sesuai. Rekening-rekening ini
disusun menurut suatu susunan yang akan memudahkan penyusunan laporan
keuangan. Kumpulan dari rekening-rekening ini disebut buku besar. Rekeningrekening dalam buku besar dapat menjadi kelmpok rekening riel, nominal dan
campuran .
Rekening-rekening riel adalah rekening-rekening aktiva, utang dam modal yang
merupakan pos-pos neraca, sehingga dapat dikatakan bahwa rekening-rekening riel
itu adalah reeking-rekening neraca. Rekening nominal adalah rekening-rekening
pendapatan, laba, biaya dan rugi yang merupakan pos-pos dalam laporan laba rugi,
sehingga dapat dikatakan bahwa rekening-rekening nominal itu merupakan reekingrekening rugi laba.
Rekening campuran adalah rekening-rekening yang saldonya mengandung unsureunsur rekening riel dan nominal, setiap akhir periode rekening-rekening campuran
ini perlu dianalisa dan dipisahkan menjadi rekening riel dan nominal. Contoh
rekening-rekening campuran adalah rekening
bahan pembantu kantor yang
didalamnya terdiri dari jumlah bahan pembantu yang digunakan dan persediaan
6
bahan pembantu. Untuk memudahkan pembukuan ke dalam rekening-rekening
biasanya masing-masing rekening diberi nomor kode yang disesuaikan dengan
kelompoknya. Dari Proses akuntansi tersebut akan dihasilkan Laporan Keuangan
(Financial Report).
2.2.1 Neraca
Dalam SAK ETAP dinyatakan bahwa Neraca menyajikan aset, kewajiban, dan
ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu – akhir periode pelaporan.
Neraca minimal mencakup pos-pos berikut: (a) kas dan setara kas;(b) piutang usaha
dan piutang lainnya; (c) persediaan; (d) properti investasi; (e) aset tetap; (f) aset tidak
berwujud;(g) utang usaha dan utang lainnya; (h) aset dan kewajiban pajak; (i) kewajiban
diestimasi; (j) ekuitas.
Neraca dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung tingkat pengembalian dan
mengevaluasi struktur modal perusahaan. Disamping itu informasi dalam neraca juga
dapat digunakan untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas masa depan. Neraca dapat
dimanfaatkan untuk menganalisis likuiditas, solvensi dan fleksibilitas keuangan
perusahaan. Ilustrasi mengenai Neraca suatu koperasi dapat dilihat pada Tabel 1.
2.2.2. Laporan Laba Rugi /Sisa Hasil Usaha
Dalam SAK ETAP dinyatakan bahwa Laporan laba rugi harus memasukkan semua
pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
(a) pendapatan;
(b) beban keuangan;
(c) bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas;
(d) beban pajak;
(e) laba atau rugi neto.
Laporan Rugi Laba berfungsi sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai
perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih/laba yang didapat dalam suatu
periode.
Kegunaan laporan laba rugi membantu para pemakai laporan keuangan
memprediksikan arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh investor dan
kreditor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi untuk :
- Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan. Dengan mengkaji pendapatan dan beban
dapat diketahui kinerja perusahaan dan membadingkannya dengan para pesaing.
7
- Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan.Informasi kinerja masa lulu
dapat digunakan untuk menentukan kecendrungan penting, jika berlanjut dapat
menyediakan informasi tentang kinerja masa depan.
- Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. Infomasi
tentang berbagai komponen laba-pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian
memperlihatkan hubungan di antara kompponen-komponen tersebut dan dapat digunakan
untuk menilai resiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tertentu di masa
depan. Laporan Sisa Hasil Usaha suatu koperasi dapat dilihat pada Tabel 2.
2.2.3.Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas berdasarkan SAK ETAP merupakan laporan yang menyajikan informasi
yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu entitas ekonomi selama suatu
periode akuntansi.
Arus kas merupakan jiwa bagi setiap usaha
dan merupakan kebutuhan yang
mendasar bagi kelangsungan usaha bagi perusahaan serta menunjukkan dapat tidaknya
sebuah perusahaan membayar semua kewajibannya. Laporan arus kas disusun dengan
tujuan utama untuk memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan selama periode tertentu dan memberikan informasi tentang aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
Apabila digunakan bersama dengan laporan keuangan yang lainnya seperti neraca,
laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, laporan arus kas mempunyai kegunaan untuk
memberikan informasi bagi pemakai untuk:
1. Mengevaluasi perubahan aktiva bersih, struktur keuangan dan kemampuan
mempengaruhi arus kas
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas
3. Dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah, waktu dan
kepastian arus kas masa depan
4. Dapat digunakan untuk menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas
tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya.
Klasifikasi Arus kas
8
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan harus
mengklasifikasikan arus kas tersebut menurut aktivitas operasi (operating activities),
investasi (investing activities) dan pendanaan atau pembiayaan (financing activities).
Penyajian arus kas menurut ketiga kalsifikasi tersebut dilakukan dengan cara yang paling
sesuai dengan karakteristik bisnis perusahaan.
a. Aktivitas operasi meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan
untuk
menentukan laba bersih. jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator
yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang
cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama
dengan informasi yang lain berguna untuk memprediksi arus kas operasi masa depan.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba/rugi bersih.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lain
3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
4. Pembayaran kas kepada karyawan
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan
premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika
dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan
investasi
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha dan perdagangan
9
b. Aktivitas investasi meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan
pelepasan investasi (baik utang maupun ekuitas) serta property, pabrik dan peralatan.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan
karena arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan
dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi :
1. Pengeluaran kas untuk pembelian Aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva
jangka panjang lain termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva
tetap yang dibangun sendiri.
2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud
dan aktiva jangka panjang lain
3. Perolehan saham atau instrumen keuangan lain
4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasan (kecuali
yang dilakukan oleh lembaga keuangan)
c. Aktivitas Pendanaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas ini
meliputi perolehan sumber daya dari pemilik dan peminjaman uang dari kreditor serta
pelunasannya.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan tahun 2002 (PSAK No.2) Pengungkapan terpisah
arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk
memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :
1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya
2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham
perusahaan
3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya
4. Pelunasan pinjaman
5. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease)
Arus kas masuk dan arus kas keluar yang diklasifikasikan menurut aktivitas dapat dilihat
dalam Gambar 2. berikut ini :
10
Aktivitas Operasi

Ketika
penerimaan
kas (
pendapatan)
melebihi
pengeluaran
kas (beban)
Aktivitas
Aktivitas Investasi



Penjualan property,
pabrik, dan peralatan
Penjualan hutang atau
ekuitas entitas lain
Penagihan pinjaman
dari entitas lain
Arus Kas masuk
Pembiayaan


Penerbitan
sekuritas
Penerbitan
utang obligasi
dan utang
wesel
Arus Kas masuk
Kas
Arus Kas Keluar
Aktivitas Operasi

Ketika
pengeluarn
kas (beban)
melebihi
penerimaan
kas (
pendapatan)
Arus Kas Keluar
Aktivitas Investasi



Pembelian property,
pabrik, dan peralatan
Pembelian sekuritas
hutang atau ekuitas
entitas lain
Pinjaman dari entitas
lain
Aktivitas Pembiayaan
 Pembayaran
dividen
 Penebusan
Hutangi
 Pembelian
kembali modal
saham
Gambar 2. Arus Kas Masuk dan Arus kas Keluar
(Sumber: Kieso,2002: 238)
Pelaporan Arus Kas
Menurut SAK ETAP metode yang dapat digunakan untuk menyusun laporan arus kas
adalah metode tidak langsung.
Dengan metode tidak langsung,
laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan dan unsure
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
11
Dalam metode tidak langsung arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan
dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
-
Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan
-
Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak yang ditangguhkan, keuntungan
dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang
belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba / rugi konsilidasi
-
Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Arus kas yang diklasifikasikan menjadi tiga kalsifikasi aktivitas merupakan format
umum laporan arus kas. Pada bagian pertama laporan disajikan arus kas dari aktivitas
operasi, diikuti oleh arus kas dari aktivitas investasi dan pembiayaan (pendanaan), dan pada
bagian akhir disajikan kenaikan dan penurunan bersih kas dan setara kas selama suatu
periode.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan laporan arus kas :
1. Laporan arus kas hanya melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
2. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi
menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan
perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga
digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
3. Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasikan kedalam lebih
dari satu aktivitas.
12
Contoh Format Laporan Arus Kas metode Tidak Langsung
Koperasi…………….
Laporan Arus Kas
Tahun yang berakhir 31 Desember 2010
Arus kas dari Aktivitas Operasi
Laba Bersih sebelum pajak dan pos luar biasa
Penyesuaian untuk :
Penyusutan
Kerugian selisih kurs
Penghasilan Investasi
Beban bunga
Laba operasi sebelum perubahan modal kerja
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
xxx
Kenaikan piutang pinjaman dan piutang lain-lain (xxx)
Penurunan persediaan
xxx
Penurunan hutang
(xxx)
Kas yang dihasilkan dari operasi
Pembayaran bunga
(xxx)
Pembayaran pajak penghasilan
(xxx)
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
xxx
Arus kas dari aktivitas investasi
Pembelian tanah, bangunan, dan peralatan
Hasil dari penjualan peralatan
xxx
Penerimaan Bunga
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
(xxx)
xxx
xxx
Arus Kas dari aktivitas pendanaan
Penerimaan simpanan wajib peminjam
xxx
Penerimaan simpanan Lain-lain
xxx
Penerimaan Simpanan Pokok
xxx
Penerimaan Simpanan Wajib
xxx
Kenaikan Cadangan Umum
xxx
Kenaikan Cadangan Resiko
xxx
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
Kas bersih kas dan setara kas
(xxx)
xxx
Kas dan setara kas pada awal periode
xxx
Kas dan setara kas pada akhir periode
xxx
13
Langkah Penyusunan Laporan Arus Kas
Berbeda dengan laporan keuangan utama lainnya seperti neraca dan laporan labarugi, laporan arus kas tidak disusun dari neraca saldo setelah penyesuaian. Informasi yang
diperlukan untuk menyusun laporan arus kas umumnya diperoleh dari sumber-sumber
sebagai berikut:
1. Neraca komparatif yang memberikan informasi tentang perubahan aktiva, utang dan
simpanan anggota selama periode tertentu
2. Laporan laba rugi untuk koperasi laporan laba rugi sama dengan laporan sisa hasil
usaha (dan perubahan saldo laba), yang memberikan informasi tentang laba bersih
dan komponennya serta pembayaran dividen selama suatu periode
3. Informasi pendukung, yang diperoleh dari hasil analisis perubahan rekeningrekening neraca yang memberikan informasi tentang sebab-sebab perubahan kas dan
setara kas.
Menurut Darminto (2000) langkah-langkah yang diperlukan dalam meyusun laporan arus
kas baik dengan metode langsung maupun dengan metode tidak langsung adalah :
1. menghitung perubahan saldo rekening kas dan setara kas dengan membandingkan
antara saldo awal dan saldo akhir (neraca). Hasil langkah ini menyajikan kenaikan
atau penurunan bersih kas dan setara kas selama periode berjalan
2. Menghitung perubahan bersih setiap rekening neraca selain rekening kas dan setara
kas beserta kategori perubahannya
3. Menentukan arus kas yang dipisahkan ke dalam tiga kalsifikasi, aktivitas investasi
dan pendanaan bukan kas
dan pengaruh perubahan kurs valuta asing yang
menggunakan informasi dari neraca komparatif, laporan laba rugi periode berjalan
dan informasi tambahan
4. Menyusun laporan arus kas atas dasar hasil langkah-langkah sebelumnya.
14
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1.KHALAYAK SASARAN STRATEGIS
Dari banyaknya bermunculan koperasi di kabupaten buleleng yang mempunyai
kegiatan usaha beraneka ragam, pada pelatihan ini dilibatkan 25.
3.2. KETERKAITAN
Program P2M yang akan dilaksanakan ini berkaitan dengan (1) Dinas koperasi
(Diskoperindag) Kabupaten Buleleng yang menyediakan informasi mengenai koperasi
yang berada di Kabupaten Buleleng,
dan (2) LPM Undiksha
sebagai penilai
keberhasilan program.
3.3.METODE KEGIATAN
Metode kegiatan P2M ini
adalah dalam bentuk pelatihan penyusunan
laporan keuangan (Financial Report) berdasarkan SAK ETAP bagi pengurus atau
pegawai koperasi.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik dan terarah maka
metode kegiatan yang dilakukan adalah dirancang dengan sistematis dalam beberapa
tahapan.
Adapun tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini yang dilakukan adalah :
a. Penyiapan berbagai adiministrasi yang mungkin diperlukan
b. koordinasi dengan Dinas Koperasi
c. Penyiapan materi pelatihan tentang penyusunan laporan keuangan
d. Penyiapan Nara Sumber yang kompeten dan relevan dengan materi yang
disiapkan.
e. Penyiapan Jadwal pelatihan selama 4 hari efektif.
2. Tahap Implementasi
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah :
15
a. Pelatihan Penyusunan laporan keuangan
3. Tahap Monitoring
Pada Tahap monitoring kegiatan yang dilakukan adalah pengawasan/ monitoring
terhadap implementasi laporan keuangan yang telah disusun.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelum kegiatan pelatihan
dilaksanakan, kegiatan ini diawali dengan penyiapan berbagai adiministrasi diperlukan antara
lain permohonan ijin melaksanakan pengabdian masyarakat, undangan peserta pelatihan,
undangan kepada kepala
dinas koperasi kebupaten buleleng, koordinasi dengan
Dinas
Koperasi untuk waktu dan tempat pelatihan, penyiapan materi pelatihan tentang penyusunan
laporan keuangan serta penyiapan Jadwal pelatihan. Berikut ini akan diuraikan hasil yang
dicapai terkait dengan pelatihan penyusunan Financial Report berdasarkan SAK ETAP
pada koperasi di Kabupaten Buleleng.
4.1.1. Peserta Pelatihan
Peserta yang hadir dalam pelatihan ini adalah sejumlah 23 orang peserta pegawai dan
pengurus koperasi yang meliputi 20 unit usaha kopeasi yang tersebar di seluruh kabupaten
Buleleng. Adapun ke duapuluh koperasi yang berkesempatan hadir dalam kegiatan pelatihan
tersebut antara lain : KSU Tabungan Nasional Singaraja, KUD Tirta Luhur, KSP Pada Payu,
KSU Tri Dwi Eka, KSU Citra Bangun, KSP Dana Mukti, KSU Tunjung Emas, KSP
Sanjiwani, KSP Ganesha Studi Group,
KSP Cipta
Karya Bersama, KSU Semeton
Buleleng, KSU Ganetri, KSU Susila Karma, KSP Mandala Amerta Sedana, KSU Sekaa
Demen, KSP Adintara Kerti, KPN Setia Budhi, Koperasi Karyawan Tirta Asih, KPN
Widya Karma, dan KPN Sejahtera Busung Biu.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan ketua LPM undiksha yang pada saat pelatihan
dihadiri oleh Sekretaris LPM, dilanjutkan dengan penyampaian materi laporan keuangan atau
financial report berdasarkan SAK ETAP dan dilanjutkan dengan pelatihan penyusunan
financial report.
4.1.2. Penyiapan Materi
Materi yang disiapkan pada pelatihan ini meliputi proses penyusunan laporan
keuangan yaitu pembuatan jurnal, buku besar, laporan neraca, laporan Sisa Hasil Usaha, dan
17
laporan arus kas. Materi tersebut disiapkan dalam bentuk Powerpoint, dan dalam bentuk
soal-soal kasus pada koperasi.
4.1.3. Kegiatan Pelatihan
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan tgl 3 September 2013 bertempat di Ranggon
Sunset Jalan Pura Penimbangan Barat Pemaron, Singaraja Bali. Kegiatan pelatihan ini
terdiri dari tiga tahapan yang meliputi pemberian materi, diskusi, dan praktik penyusunan
laporan keuangan (Financial Report).
4.1.3.1.
Pemberian Materi
Pemberian materi pelatihan ini berlangsung selama 2 jam. Materi yang disampaikan
antara lain penyusunan jurnal, posting jurnal ke Buku Besar, Laporan Sisa Hasil Usaha,
Neraca dan Laporan arus kas.
4.1.3.2.
Diskusi
Setelah penyampain materi diakhiri kemudian dilanjutkan dengan diskusi, diskusi
ini berlangsung dengan tertib dan terarah. Pada saat diskusi peserta berperan aktif bertanya
terkait dengan permasalahan yang mereka hadapi di usaha mereka masing-masing. Adapun
pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
DAFTAR PERTANYAAN PESERTA PELATIHAN
No
Nama
Nama
Pertanyaan
Koperasi
1.
Made Ratna Ardiani
KSP
Pada Apakah laporan keuangan yang dibuat oleh
payu
koperasi perlu diaudit? Terkait dengan
syarat yang ditentukan oleh bank dalam
pemberian pinjaman
2.
Putu Suadnyana
Koperasi
Apakah koperasi perlu menyusun laporan
Cipta Karya arus kas?. Selama ini koperasinya belum
Bersama
3.
I Made Tawa
KSU
Dwi Eka
menyusun laporan arus kas.
Tri Memberikan komentar bahwa laporan arus
kas yang diberikan oleh instruktur dapat
dikerjakan
dengan
kesederhanaannya
baik
dan
karena
kemudahan
18
langkah-langkah penyusunannya, sehingga
mereka dapat menyusun laporan arus kas.
4.
5.
Nyoman Sumantara
Jro Ketut Daniyatni
KSP
Apabila koperasi dalam kegiatan usahanya
Adintara
mengalami kerugian
Kerti
tersebut akan dicabut izin usahanya?
KSU
Tindakan dan perlakuan akuntansi apa yang
apakah koperasi
Tunjung Mas diambil apabila aktiva tetap yang dimiliki
oleh koperasi sudah habis masa manfaatnya
dalam artian nilai bukunya sama dengan
nol?
6.
Joko. SR
KSU
Bangun
Citra Memberikan komentar agar bisa dibuatkan
program komputer terkait dengan kegiatan
koperasi untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan dan memperlancar usaha
koperasi.
4.1.3.3. Praktik Penyusunan Financial Report
Setelah penyampaian materi perserta diberikan soal-soal kasus pada koperasi yang
berlangsung sekitar 2 jam. Peserta dengan tekun mengerjakan latihan yang diberikan dan
langsung menanyakan apabila ada yang hal-hal yang belum mereka pahami. Berikut ini
diberikan ilustrasi satu kasus di dalam menyusun laporan arus kas.
19
Koperasi Simpan Pinjam A
Neraca Komparatif
31 Desember 2010 dan 31 Desember 2011
31 Desember
2010 (Rp)
2011 (Rp)
Aktiva Lancar
Kas
18,163,425.00
28,874,661.00
BRI
42,677,007.00
46,191,010.00
Piutang SP Bulanan
89,946,600.00
92,807,900.00
Piutang SP Harian
95,378,100.00
91,111,605.00
Nama Perkiraan
AKTIVA
Sewa bayar dimuka
Total Aktiva Lancar
4,500,000.00
246,165,132.00
263,485,176.00
15,582,000.00
17,432,000.00
-15,582,000.00
-15,582,000.00
0.00
1,850,000.00
246,165,132.00
265,335,176.00
131,422,891.00
135,555,222.00
Tabungan Khusus
1,558,350.00
1,933,100.00
Jasa-jasa
2,291,643.00
2,291,643.00
Dana-dana
4,571,319.00
7,359,213.00
Hutang pajak
5,710,374.00
5,908,477.00
913,660.00
945,356.00
8,000,000.00
8,000,000.00
154,468,237.00
161,993,011.00
15,000,000.00
15,000,000.00
1,077,800.00
1,603,300.00
35,060,141.00
44,824,880.00
1,500,000.00
1,500,000.00
SHU
39,058,954.00
40,413,985.00
Total Modal
91,696,895.00
103,342,165.00
246,165,132.00
265,335,176.00
AKTIVA TETAP/INVENTARIS
Inventaris Kantor
Akum. Penyusutan Inventaris Kantor
Total Aktiva Tetap/Inventaris
Total Aktiva
Kewajiban Jangka Pendek
Tabungan Koperasi
Hutang Subak
Hutang RAT
Total Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
Kekayaan Bersih
Modal disetor
Cadangan resiko
Cadangan
Donasi
Jumlah Pasiva
20
Koperasi Simpan Pinjam A
Sisa Hasil Usaha
Periode Yang Berakhir Tgl 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2011
2010 (Rp)
2011 (Rp)
Pendapatan Bunga Pinjaman Bulanan
29,121,100.00
27,481,600.00
Pendapatan Bunga Pinjaman Harian
81,038,100.00
76,496,200.00
5,171,200.00
4,204,000.00
21,332,750.00
19,571,250.00
1,870,450.00
3,929,850.00
138,533,600.00
131,682,900.00
627,046.00
564,003.00
2,696,246.00
4,744,486.00
0.00
0.00
3,323,292.00
5,308,489.00
141,856,892.00
136,991,389.00
NAMA PERKIRAAN
PENDAPATAN
Pendapatan Operasional
Pendapatan Administrasi Bulanan
Pendapatan Administrasi Harian
Pendapatan denda
Total Pendapatan Operasional
Pendapatan Non Operasional
Jasa/Insentif BRI
Pendapatan lain-lain
Pendapatan toko
Total Pendapatan Non
Operasional
Jumlah Pendapatan
PENGELUARAN
Biaya operasional
Biaya non operasional
Biaya Penyusutan
Biaya Sewa gedung
Biaya RAT
15,872,002.00
12,980,871.00
69,168,000.00
66,492,700.00
1,333,902.00
0.00
1,800,000.00
2,250,000.00
8,000,000.00
8,000,000.00
Total Pengeluaran Operasional
96,173,904.00
89,723,571.00
Laba Kotor
45,682,988.00
47,267,818.00
Hutang Pajak
5,710,374.00
5,908,477.00
Hutang Subak
913,660.00
945,356.00
39,058,954.00
40,413,985.00
Sisa Hasil Usaha
Dari kasus koperasi tersebut peserta diminta untuk menyusun laporan arus kas
berdasarkan SAK ETAP sesuai dengan langkah-langkah yang telah diberikan pada saat
penyampaian materi dengan mengerjakan di kertas kerja yang sudah disiapkan.
Kegiatan praktik penyusunan Financial report ini berlangsung dengan tertib dan peserta
dengan serius mengerjakan latihan yang diberikan.
21
4.1.4. Indikator Keberhasilan
Setelah dilakukan pelatihan penyusunan laporan financial report dilanjutkan dengan
pengawasan/ monitoring terhadap implementasi laporan keuangan yang telah disusun oleh
koperasi yang hadir pada saat pelatihan.
Setelah implementasi laporan keuangan
dilakukan dilanjutkan dengan
menilai
kemampuan pengurus atau pegawai koperasi dalam menyusun laporan keuangan.
Kemampuan ini diukur dengan skor penilaian atas produk laporan keuangan yang telah
disusun yaitu neraca, laporan Hasil Usaha dan Laporan Arus Kas. Sedangkan
kebermanfaatan kegiatan dinilai dari sikap
pengurus atau pegawai koperasi terhadap
kegiatan yang dilakukan.
Rubrik penilaian kemampuan peserta dalam menyusun laporan keuangan terdiri dari
Kemampuan menghitung akun-akun laporan keuangan dengan tepat (K1), kemampuan
membuat format laporan keuangan dengan benar (k2), kemampuan mengkalsifikasikan
akun-akun dalam laporan keuangan dengan tepat sesuai SAK ETAP (K3), kemampuan
melakukan langkah-langkah dalam menyusun laporan keuangan dengan tepat (K4), dan
kemampuan menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada dalam laporan arus kas dengan benar
(K5). Skor Perolehan peserta pelatihan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Skor Penilaian Peserta Pelatihan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
16
18
20
18
15
16
18
17
15
20
14
18
16
17
13
18
20
16
18
19
20
18
18
18
20
19
16
17
19
18
16
20
16
18
15
18
16
18
20
17
19
20
18
17
Skor Perolehan
k3
19
20
20
19
18
16
20
18
17
20
16
18
17
18
15
18
20
17
19
20
18
17
23
16
16
16
No
K1
K2
Jumlah
k4
Skor Penilaian
K5
18
18
20
19
16
17
19
18
16
20
16
18
15
18
14
18
20
18
20
20
18
18
18
18
20
19
16
17
19
18
16
20
16
18
15
18
15
18
20
18
20
20
18
18
89
92
100
94
81
83
95
89
80
100
78
90
78
89
73
90
100
86
96
99
92
88
89%
92%
100%
94%
81%
83%
95%
89%
80%
100%
78%
90%
78%
89%
73%
90%
100%
86%
96%
99%
92%
88%
17
17
82
82%
22
Dari skor penilaian kemampuan peserta dalam hal ini pegawai dan pengurus
koperasi dari 23 peserta, 19 peserta yang mendapatkan skor lebih dari 80%, 4 orang
peserta memperoleh skor 73-80%.
Eveluasi kebermanfaatan kegiatan dari sikap pengurus atau pegawai koperasi
dalam proses pelatihan. Ada empat aspek yang diukur yaitu aspek partisipasi (A1), aspek
motivasi (A2), aspek kerjasama (A3), dan aspek inisiatif (A4). Nilai sikap dalam pelatihan
ini yang dihitung melalui perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah
skor maksimal dikalikan 100%, Skor nilai sikap berada di atas 80 yang berarti pelatihan
penyusunan laporan keuangan bagi pengurus atau pegawai koperasi dapat diterima dengan
baik. Skor Kebermanfaatan Kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Skor Kebermanfaatan Kegiatan
Skor Perolehan
No
A1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
A2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Jumlah
A3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
Skor Penilaian
A4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
8
8
8
8
7
8
8
8
8
8
6
8
8
8
6
8
8
8
8
8
8
8
6
100%
100%
100%
100%
88%
100%
100%
100%
100%
100%
75%
100%
100%
100%
75%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
75%
23
Dari Tabel 4.3. dapat diketahui skor penilaian proses kegiatan pelatihan dari 23 peserta,
3 orang peserta yang memperoleh nilai dibawah 80%, dan 20 Orang peserta memperoleh
skor di atas 80%.
4.2. Pembahasan
Financial report atau laporan keuangan pada koperasi berdasarkan undang-undang
koperasi No. 17 tahun 2012 pasal 37 disebutkan bahwa laporan keuangan koperasi yang
sekurang-kurangnya terdiri dari neraca akhir dan perhitungan hasil usaha tahun buku yang
bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut, lebih lanjut dalam undang-uandang
tersebut disebutkan bahwa laporan keuangan sebagaimana dimaksudkan tersebut dibuat
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku saat ini adalah Standar Akuntansi
Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk
digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah
entitas yang: (a) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan (b) menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal. Berdasarkan SAK ETAP laporan keuangan yang diwajibkan antara lain: Neraca,
Laporan Laba Rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas; dan catatan atas laporan
keuangan. Koperasi merupakan bagian dari entitas tanpa akuntanbilitas public sehingga
sudah semestinya menerapkan SAK ETAP. Namun banyak koperasi yang sampai saat ini
belum menerapkan SAK ETAP. Dengan pelatihan ini perserta diberikan bagaimana cara
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP.
Kegiatan pelatihan penyusunan Financial Report Berdasarkan
SAK ETAP Pada
Koperasi Di Kabupaten Buleleng dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
kehadiran peserta,
proses diskusi, praktik penyusunan financial report,
dan evaluasi
kegiatan.
Peserta yang hadir dalam kegiatan ini sebanyak 23 orang (92%) dari 25 peserta
yang diundang yang dapat dikategorikan sudah baik. Proses diskusi yang terjadi pada
kegiatan pelatihan ini berjalan dengan tertib, terarah dan menarik dilihat dari partisipasi
aktif peserta dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat mereka. Pada saat praktik
24
penyusunan financial report juga berjalan dengan baik, terlihat dari ketekunan peserta
dalam mengerjakan kasus-kasus yang diberikan instruktur.
Keberhasilan pelatihan
dilihat juga dari kemampuan pengurus atau pegawai
koperasi dalam menyusun laporan keuangan (financial report) dan kebermanfaatan
kegiatan. Kemampuan pengurus atau pegawai koperasi dalam menyusun laporan keuangan
diukur dengan skor penilaian atas
produk laporan keuangan yang telah disusun yaitu
neraca, laporan Hasil Usaha dan Laporan Arus Kas. Sedangkan kebermanfaatan kegiatan
dinilai dari sikap pengurus atau pegawai koperasi terhadap kegiatan yang dilakukan.
Rubrik penilaian kemampuan peserta dalam menyusun laporan keuangan terdiri dari
Kemampuan menghitung akun-akun laporan keuangan dengan tepat (K1), kemampuan
membuat format laporan keuangan dengan benar (k2), kemampuan mengkalsifikasikan
akun-akun dalam laporan keuangan dengan tepat sesuai SAK ETAP (K3), kemampuan
melakukan langkah-langkah dalam menyusun laporan keuangan dengan tepat (K4), dan
kemampuan menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada dalam laporan arus kas dengan benar
(K5).
Dari Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa skor penilaian kemampuan peserta dalam hal
ini pegawai dan pengurus koperasi dari 23 peserta, 19 peserta yang mendapatkan skor
lebih dari 80%, 4 orang peserta memperoleh skor 73-80%. sehingga secara keseluruhan
dapat dihitung bahwa 83% peserta sudah mampu dalam menyusun laporan keuangan
(financial Report).
Dari skor penilaian yang dicapai peserta
dapat diartikan bahwa
pengurus atau
pegawai koperasi sudah mampu dan dapat tmenyusun laporan keuangan dengan baik.
Kebermanfaatan kegiatan dinilai dari sikap pengurus atau pegawai koperasi dalam
proses pelatihan. Ada empat aspek yang diukur yaitu aspek partisipasi, aspek motivasi,
aspek kerjasama, dan aspek inisiatif. Skor nilai sikap berada di atas 80 yang
berarti
pelatihan penyusunan laporan keuangan bagi pengurus atau pegawai koperasi dapat diterima
dengan baik.
Dari Tabel 4.3. dapat diketahui skor penilaian proses kegiatan pelatihan dari 23
peserta, 3 orang peserta yang memperoleh nilai dibawah 80%, dan 20 Orang peserta
memperoleh skor di atas 80%, sehingga secara keseluruhan dapat dihitung bahwa 87%
peserta sudah berpartisipasi aktif, mempunyai motivasi, dapat bekerjsama dan berinisiatif
dalam proses kegiatan pelatihan.
25
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.Simpulan
Dari
hasil
dan pembahasan kegiatan pelatihan penyusunan financial report
berdasarkan SAK ETAP pada koperasi di kabipaten Buleleng
maka dapat disimpulkan
bahwa dari 23 orang peserta yang mengikuti pelatihan, 83% sudah mampu menyusun
laporan keuangan (financial report) berdasarkan SAK ETAP, dengan melihat kemampuan
menghitung akun-akun laporan keuangan, kemampuan membuat format laporan keuangan,
kemampuan mengkalsifikasikan akun-akun dalam laporan keuangan, kemampuan
melakukan langkah-langkah dalam menyusun laporan keuangan, dan kemampuan
menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada dalam laporan arus kas.
5.2.Saran
Berdasarkan hasil kegiatan dapat disarankan hendakanya koperasi menyusun laporan
keuangan
sesuai
dengan SAK ETAP dan diterapkan
secara konsisten dan
berkesinambungan, sehingga laporan keuangan tersebut dapat dijadikan dasar yang tepat
dalam menilai kinerja koperasi.
26
DAFTAR PUSTAKA
Darminto, DP dan Aji Suryo. (2000) Analisis Laporan Keuangan Hotel, Yogyakarta: Andi
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia. (2002). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta
: Salemba Empat
Baridwan, Z. (2000). Akuntansi Intermediate. Yogyakarta: Penerbit BPFE
Kieso, DE dan JJ Weygant. ( 2002). Akuntansi intermediate. Edisi Kesepuluh Jilid I ( Emil
Salim Penerjemah ) Jakarta : Erlangga
Kieso, DE dan JJ Weygant . (2002). Akuntansi intermediate. Edisi Kesepuluh Jilid 3
(Herman Wibowo Penerjemah ) Jakarta : Erlangga
Undang-undang No. 25 Tahun 1992. Tentang Koperasi
Undang-undang No.17 Tahun 2012. Tentang Koperasi
27
LAMPIRAN
a. Lembar Monitoring
28
b. Foto-foto Kegiatan
29
30
c.
Daftar Hadi Peserta.
31
Download