Eksplorasi Keselarasan Strategi Teknologi Informasi dan Strategi Bisnis di BUMN Wahyuni Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta [email protected] Abstraksi Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai proses dalam mewujudkan Keselarasan Strategi Teknologi Informasi dan Strategi Bisnis (selanjutnya disingkat Keselarasan). Berdasar kesimpulan para peneliti terdahulu bahwa fleksibilitas Infrastruktur Teknologi Informasi (selanjutnya disebut TI) memiliki pengaruh paling kuat terhadap Keselarasan maka usaha untuk memahami Keselarasan akan fokus pada karakteristik Infrastruktur TI. Peningkatan pemahaman tersebut akan dicapai melalui penelitian studi-kasus sebagaimana dibahas oleh Yin (2003). Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat empat faktor yang paling dominan terhadap fleksibilitas Infrastruktur TI, yaitu konektivitas, kompatibilitas, modularitas, dan ketrampilan staff. Kata Kunci : Keselarasan Strategik, Strategi Bisnis, Strategi TI, Fleksibilitas Infrastruktur Teknologi Informasi 1. PENDAHULUAN Keselarasan mampu mengoptimalkan pemanfaatan TI dalam perusahaan (Tallon, et al., 2000), mampu meningkatkan unjuk-kerja perusahaan (Hussin et al., 2002), dan mengembangkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Papp, 2002). Namun pembahasan tentang Keselarasan masih terus berlangsung, dan tema-tema yang diangkat sebagai pokok bahasan antara lain adalah kesenjangan Keselarasan (Rathnam, 2005), ketidakselarasan (Kanelis dan Paul, 2005) dan implementasi Keselarasan (Wagner, 2006). Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai proses dalam mewujudkan Keselarasan. Berdasar kesimpulan para peneliti terdahulu bahwa fleksibilitas Infrastruktur TI memiliki pengaruh paling kuat terhadap Keselarasan maka usaha untuk memahami Keselarasan akan fokus pada karakteristik Infrastruktur TI. Peningkatan pemahaman tersebut akan dicapai melalui penelitian studi-kasus sebagaimana dibahas oleh Yin (2003). Infrastruktur Fleksibilitasnya Teknologi Informasi dan Infrastruktur TI merupakan topik penting bagi para peneliti maupun praktisi (Brancheau, Janz, Wetherbe, 1996). Meskipun Infrastruktur TI pada dasarnya adalah integrasi berbagai komponen teknologi untuk mendukung kebutuhan bisnis, tetapi secara konsep Infrastruktur TI memiliki karakteristik yang unik dan rumit. Salah satu sifat penting Infrastruktur TI adalah Fleksibilitas TI yang tercipta sebagai akumulasi fleksibilitas komponenkomponen infrastruktur TI. Sifat tersebut banyak mendapat perhatian dari berbagai peneliti antara lain Duncan (1995), Byrd & Turner (2000), Tallon & Kraemer (2002). Weill et al. (2002) menyatakan bahwa fleksibilitas Infrastruktur TI berdampak langsung terhadap Keselarasan Strategic karena dengan Infrastruktur TI yang fleksibel dimungkinkan untuk dilakukan perubahan strategi TI sebagai tanggapan terhadap perubahan strategi bisnis. Para peneliti TI mendefinisikan fleksibilitas dengan cara yang saling berbeda, namun penelitian ini mengadopsi definisi fleksibilitas Infrastruktur TI yang dikemukakan oleh Byrd & Turner (2000). Byrd & Turner ( 2000) mengatakan bahwa fleksibilitas Infrastruktur TI adalah kesiagaan dan kemampuan Infrastruktur TI untuk dengan mudah menyebarkan atau mendukung Infrastruktur TI yang tersedia dengan berbagai variasi perangkat keras, perangkat lunak, teknologi komunikasi, data, aplikasi penting, ketrampilan, dan kompetensi maupun komitmen berkaitan dengan berbagai komponen teknikal-fisikal maupun komponen personel. 2. PEMBAHASAN e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta Proses pengumpulan data dimulai dengan mengidentifikasi – dari sejumlah perusahaan BUMN dan eks-BUMN di Indonesia - yang memiliki data yang mampu menjawab pertanyan penelitian. Tiga perusahaan yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, pertama adalah Perusahaan A yang berperan sebagai penyedia dan pendistribusi energi tipe satu. Untuk Perusahaan A, kasus dibedakan antara A1 dan A2 karena penelitian dilakukan pada kantor distribusoi yang berbeda. Perusahaan B yang berperan sebagai penyedia dan pendistribusi energi tipe dua, dan Perusahaan C yang bergerak dalam bidang komunikasi. Hasil asesmen menunjukkan bahwa keempat kasus semuanya dalam kondisi selaras (meski dengan perspektif Keselarasan yang beragam), maka penelitian dilanjutkan dengan usaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan ‘bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut mencapai Keselarasan’. Penelitian ini berusaha menjawab bagaimana perusahaan mewujudkan Keselarasan. Dengan dipandu oleh empat proposisi, dilakukan survei yang kemudian diperoleh indikasi bahwa perusahaan memberikan perhatian dan prioritas pada sejumlah karakteristik fleksibilitas. Terdapat empat faktor yang paling dominan atau faktor yang potensial terhadap fleksibilitas Infrastruktur TI, yaitu konektivitas, kompatibilitas, modularitas, dan ketrampilan staff. Bila ditinjau dari aras yang lebih luas, kombinasi antar karakteristik fleksibilitas memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap Keselarasan. Dua karakteristik fleksibilitas, yaitu konektivitas dan kompatibilitas berkolaborasi membentuk kemampuan yang dikenal dengan istilah integrasi (Rockart et al., 1996). Degan integrasi tersebut infrastruktur TI memiliki kemampuan untuk menyalurkan informasi ke semua lokasi yang diinginkan tanpa usaha yang berarti melalui jaringan perusahaan dan berbagai prosesnya (Rockart et al., 1996). Integrasi juga memungkinkan sejumlah informasi penting dapat diakses dengan kelengkapan, kemudahan dan kejelasan yang sama meskipun dilakukan dari lokasi yang berbeda. Pollack (2001) menggambarkan integrasi sebagai suatu pendekatan untuk menggabungkan baik proses maupun aplikasi pada level data maupun level pesan sehingga sekelompok sistem dapat menjadi satu kesatuan secara logik. Dengan demikian bisa dipertimbangkan bahwa dengan kolaborasi antara konektivitas dan kompatiblitas maka tujuan untuk mewujudkan satu kesatuan sistem dapat terlaksana. Konektivitas memberikan kemampuan untuk integrasi melalui kemampuannya untuk menggandengkan berbagai komponen teknologikal satu dengan lainnya baik secara internal maupun eksternal (Duncan, 1995). Termasuk dalam komponen konektivitas antara lain adalah protokol jaringan, middleware, ruter, dan jaringan fiber. Dalam fleksibilitas, kemampuan untuk pemakaian sesumber secara kolektif melalui TI ditentukan pula oleh kapasitas untuk cakupan dan jangkauannya (Keen, 1991). Kompatibilitas melengkapi konsep integrasi dengan kapasitas untuk pemakaian secara kolektif berbagai pelayanan TI, dimulai dari pesan-pesan konvensional sampai ke transmisi untuk mengkooperasikan sejumlah transaksi. Byrd and Turner (2000) menggambarkan kompatibilitas sebagai kemampuan untuk dapat dimanfaatkannya secara kolektif berbagai tipe data yang berbeda di dalam keseluruhan sistem. Gibson (1993) menyatakan bahwa kompatibilitas mencerminkan derajat keberagaman TI perusahaan, sedangkan Duncan (1995) menggambarkan kompatibilitas sebagai derajat kekonsistensian Infrastruktur TI. Integrasi dan fleksibilitas ketrampilan staf TI sebagai salah satu komponen Infrastruktur TI dalam mendukung inisiatif TI perusahaan merupakan faktor yang signifikan dalam mewujudkan Keselarasan Strategik. Dengan demikian manajer harus berupaya agar para staf TI memiliki ketrampilan dengan versi yang relevan untuk menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 3. PENUTUP Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan, bagaimana perusahaan mewujudkan Keselarasan. Dengan meyakini bahwa fleksibilitas Infrastruktur TI (unit analisis dalam penelitian ini) merupakan faktor dominan dalam keberhasilan mewujudkan Keselarasan, maka penelitian akan fokus pada eksplorasi karakteristik fleksibilitas Infrastruktur TI. Dengan dipandu oleh empat proposisi, dilakukan survei yang hasilnya membawa pada indikasi bahwa perusahaan memberikan perhatian dan prioritas pada sejumlah karakteristik fleksibilitas tertentu. Diantara semua karakteristik yang menjadi pokok perhatian, terdapat empat faktor yang paling dominan atau faktor yang potensial terhadap fleksibilitas Infrastruktur TI, yaitu konektivitas, kompatibilitas, modularitas, dan ketrampilan staff. Integrasi dan fleksibilitas ketrampilan staf dalam bidang TI untuk tujuan memberi dukungan terhadap inisiatif TI perusahaan merupakan faktor yang signifikan dalam mewujudkan Keselarasan. Perusahaan dengan bisnis yang sarat TI (Perusahaan C) melaksanakan kebijakan ini dengan memberi perhatian cukup besar terutama pada proses perekrutan dan kemudian pelatihan berkesinambungan bagi para stafnya, sementara perusahaan dengan bisnis intinya bukan TI (Perusahaan A dan B) lebih memfokuskan pada pemberian peluang untuk memperoleh pendidikan formal dan pelatihan kepada para staff. e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta