BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Simulasi Simulasi adalah proses implementasi model menjadi program komputer (software) atau rangkaian elektronik dan mengeksekusi software tersebut sedemikian rupa sehingga perilakunya menirukan atau menyerupai sistem nyata tertentu untuk tujuan mempelajari perilaku sistem, pelatihan atau permainan yang melibatkan sistem nyata (realitas). Simulasi merupakan suatu metode eksperimental dan terpakai untuk menjelaskan perilaku sistem, membangun teori atau hipotesis yang mempertanggungjawabkan perilaku dari sistem yang diamati, memakai teori-teori untuk meramalkan perilaku sistem yang akan datang, yaitu pengaruh yang akan dihasilkan oleh perubahan-perubahan variabel dan parameter sistem atau perubahan operasinya. Simulasi juga merupakan suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari satu sistem nyata (Siagian, 1987). Menurut Hasan (2002), simulasi merupakan suatu model pengambilan keputusan dengan mencontoh atau mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu sistem kehidupan dunia nyata tanpa harus mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya. Tujuan simulasi adalah untuk pelatihan (training), studi perilaku sistem (behaviour), dan hiburan/permainan (game). Simulasi memeiliki beberapa kelebihan, diantaranya : 1) Simulasi mampu menggambarkan suatu prosedur operasional untuk rentang waktu yang lebih singkat dari perencanaan. 2) Simulasi mampu menyajikan sistem nyata yang lebih besar dan rumit atau kompleks, dibandingkan dengan model matematika yang masih konvensional. 3) Dengan simulasi, penggunanya dapat menjadikan hasil simulasi sebagai pengambilan keputusan misalnya untuk penerapan sistem maupun memutuskan langkah-langkah prefentif aspek lainnya. Selain kelebihan, tentunya simulasi juga memiliki beberapa kelemahan, seperti 4 20 1) Simulasi bukan merupakan proses optimasi, tetapi menghasilkan cara untuk menilai suatu solusi, simulasi tidak menghasilkan solusi 2) Pembuatan simulasi memerlukan waktu yang cukup lama mengingat harus merepresentasikan kondisi nyata dan juga biaya yang diperlukan cukup besar untuk simulasi kasus yang kompleks 3) Tidak semua kasus dapat disimulasikan karena untuk kasus yang menuntut kepastian akan sangat sulit menggunakan simulasi Berdasarkan perangkat keras yang digunakan, ada tiga jenis simulasi, yaitu: a) Simulasi Analog adalah simulasi yang implementasinya menggunakan rangkaian elektronika analog, seperti op-amp (operational amplifier) untuk integrasi, pembanding, pembalik, penjumlah, dan lain-lain. b) Simulasi Digital adalah simulasi yang implementasinya menggunakan komputer digital. c) Simulasi Hybrid adalah simulasi yang implementasinya menggunakan gabungan rangkaian elektronika analog dan komputer digital. Berdasarkan waktu, simulasi dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Simulasi waktu nyata (real-time) adalah simulasi dimana definisi waktu simulasi adalah sama dengan waktu nyata yang ditunjukkan pada jarum (clock) pada umumnya. b) Simulasi offline adalah simulasi dimana definisi waktu simulasi adalah tidak sama (diskalakan) dengan waktu nyata, bisa dipercepat bisa diperlambat. Dalam membuat suatu simulasi, ada beberapa model yang dapat digunakan. Model ini tergantung dari jenis dan tujuan simulasi yang akan dibuat. 1) Model Probabilitas Adalah model yang menjelaskan kelakuan sistem secara probabilistik; informasi yang masuk adalah secara acak. Model ini juga disebut sebagai model simulasi Monte Carlo. Di dalam proses stochastic sifat keluaran (output) merupakan hasil dari konsep random. Model yang mendasarkan 21 pada teknik peluang dan memperhitungkan ketidakpastian (uncertainty) disebut model probabilistik atau model stokastik. 2) Model Deterministik Model ini tidak diperhatikan unsur random, sehingga pemecahan masalahnya menjadi lebih sederhana. Model deterministik menampilkan ketidakpastian kedatangan objek antrian, namun untuk waktu pelayanan antriannya diketahui. 3) Model Dinamik Model simulasi dinamik adalah model yang memperhatikan perubahanperubahan nilai dari variabel yang ada jika terjadi pada waktu yang berbeda. Jadi akan ada hasil perubahan nilai variabel dari waktu ke waktu 4) Model Statik Model statik adalah kebalikan dari model dinamik. Model statik tidak memperhatikan perubahan nilai dari variabel yang ada jika terjadi pada waktu yang berbeda. 5) Model Heuristik Model heuristik adalah model yang dilakukan dengan cara mencoba-coba. Langkah perubahannya dilakukan secara berulang jika dilandasi pada teori yang masih bersifat ringan hingga hasil yang diperoleh cukup baik. 2.2 Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari objek yang berupa satuan yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan (fasilitas pelayanan). Antrian terjadi ketika waktu pelayanan lebih kecil dibanding jumlah kedatangan objek antrian. Antrian dapat terjadi di berbagai layanan publik seperti layanan komersial misalnya toko; salon; dan restoran, layanan bisnis seperti inventory, layanan transportasi, dan layanan sosial seperti rumah sakit, kantor pos, dan berbagai layanan publik lainnya. Ada beberapa komponen utama dari antrian yaitu terdiri dari kedatangan atau populasi yang akan dilayani (calling population), pelayan atau pelayanan dan proses antri. 22 2.2.1 Proses Kedatangan Karakteristik dari populasi yang akan dilayani dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bias terbatas (finite) bias juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah pengendara kendaraan bermotor yang akan memasuki tol, melakukan antrian pembayaran dan melewati jalan tol bias tidak terbatas (infinite). Pola kedatangan bisa teratur, bisa juga acak (random). Kedatangan yang teratur sering dijumpai pada proses pembuatan/pengemasan produk yang sudah distandarisasi. Pada proses semacam ini, kedatangan produk untuk diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik. Sedangkan kedatangan kendaraan memasuki loket tol termasuk pola kedatangan yang bersifat acak. Pola kedatangan yang bersifat acak ini dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu kedatangan per satuan waktu dan distribusi waktu antar kedatangan. Dalam suatu sistem, kedatangan dianggap sebagai input sistem tersebut. Kedatangan akan diproses (dilayani) sesuai dengan ketentuan dan tujuan dari antrian tersebut. Kedatangan merupakan variabel acak yang berupa diskrit atau kontinu. 2.2.2 Proses Antri Timbulnya antrian tergantung dari sifat kedatangan dan waktu pelayanan. Jika tidak ada antrian, kemungkinan pada sistem tersebut mengalami kelebihan fasilitas pelayanan, dan sebaliknya. Disiplin antrian yang sering ditemui pada kehidupan sehari-hari adalah 1) FIFO (First In First Out), merupakan antrian yang pelayannya melayani kedatangan paling awal. Antrian ini terjadi pada kasus penjualan tiket kereta api, bioskop, bank, dll. 23 Gambar 2.1 Model Antrian FIFO Disiplin antrian FIFO sangat sering digunakan dibidang transportasi dimana orang atau kendaran yang pertama tiba pada suatu tempat pelayanan akan dilayani pertama (Thamin, 2003). 2) LIFO (Last In Last Out), merupakan antrian di mana yang paling akhir akan dilayani paling awal. Antrian ini sama halnya dengan tumpukan piring. Piring yang diletakkan paling akhir akan menempati posisi paling atas, dan ketika akan digunakan, piring terataslah (yang diletakkan terakhir) yang terlebih dulu diambil. 3) SIRO (Service in Random Order), pemanggilan pengantri tidak berdasarkan urutan kedatangan karena pemanggilannya secara acak atau random. Contohny pada arisan, di mana pelayanan atau servis dilakukan berdasarkan undian (random). 4) PS (Priority Service), prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang memiliki prioritas lebih tinggi dibanding pelanggan lainnya meskipun mereka kemungkinan sudah lenih dahulu tiba di dalam antrian. Misalnya seseorang dalam kondisi kritis yang memerlukan penanganan medis sesegera mungkin akan lebih dahulu ditangani dibandingkan pelanggan dengan kondisi penyakit lebih ringan. 24 2.2.3 Pelayanan Pelayan atau pelayanan dapat terdiri dari satu bagian fasilitas pelayanan atau lebih. Tiap fasilitas disebut juga sebagai channel, misalnya pelayanan jalan tol yang terdiri dari beberapa loket di pintu tol. Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak (layout) secara fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayanan. a) Tata letak Letak fisik dari sistem antrian digambarkan dengan jumlah saluran, atau juga disebut jumlah pelayanan. Bila terdapat satu saluran pelayanan maka dikatakan sistem saluran tunggal. Sistem saluran majemuk mempunyai sumber pelayanan lebih dari satu saluran yang beroperasi secara bersamaan. b) Disiplin antrian Ada dua klasifikasi yaitu prioritas dan first in first out (FIFO). Disiplin prioritas dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sedangkan disiplin non preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan. Sedangkan disiplin FIFO menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu. Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari kedua jenis antrian tersebut, yaitu prioritas dan FIFO. Sebagai contoh, para pembeli yang akan melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang dari sepuluh jenis barang (dengan keranjang) di supermarket disediakan counter tersendiri. c) Karakteristik waktu pelayanan Pelayanan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Contohnya jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti 25 pada penjualan tiket di gedung bioskop. Di samping itu, perlu diketahui cara pelayanan dirampungkan, yang kadang-kadang merupakan proses random. Waktu yang dibutuhkan untuk melayani bisa dikategorikan sebagai konstan dan acak. Waktu pelayanan konstan jika waktu yang dibutuhkan untuk melayani sama untuk setiap pelanggan. Sedangkan waktu pelayanan acak jika waktu yang dibutuhkan untuk melayani berbeda-beda untuk setiap pelanggan. Jika waktu pelayanan acak, diasumsikan mengikuti distribusi eksponensial. 2.2.4 Elemen Dasar Antrian Elemen-elemen dasar model antrian bergantung kepada factor-faktor berikut : a. Distrubusi kedatangan Distribusi kedatangan adalah cara pelanggan memasuki sistem. Distribusi kedatangan ini dapat bersifat konstan (constant arrival distribution) artinya setiap pelanggan mungkin datang setiap 7 menit sekali atau dalam satu jam. Atau bisa juga bersifat random (arrival random distribution) artinya kemungkinan terdapat pelanggan yang datang dalam waktu 5 menit, 7 menit, 10 menit dan seterusnya. b. Barisan Antri Suatu antrian selalu ditandai dari besarnya jumlah pelanggan yang ada di dalam sistem untuk mendapatkan pelayanan. Batasan panjang antrian bisa terbatas apabila jumlah pelanggan yang diperbolehkan masuk ke dalam sistem dibatasi sampai jumlah tertentu. Sebagai contoh antrian di rumah makan masuk dalam ketegori panjang antrian yang terbatas karena keterbatasan tempat. Bila perbatasan yang demikian tidak disediakan, maka antrian dikatakan tidak terbatas. Sebagai contoh, antrian di jalan tol masuk dalam kategori panjang antrian yang tidak terbatas. c. Mekanisme Pembayaran Mekanisme pelayanan adalah jumlah susunan stasiun, yang terdiri dari satu atau lebih stasiun pelayanan. Desain fasilitas pelayanan dapat dibagi dalam 3 bentuk yaitu bentuk series, bentuk paralel dan bentuk network station. Suatu model dikatakan pelayanan tunggal apabila sistem hanya 26 mempunyai satu sistem pelayanan dan model dikatakan model pelayanan ganda apabila lebih dari satu sistem pelayanan. d. Waktu Pelayanan Waktu pelayanan adalah waktu yang diperlukan untuk pelayanan, sejak pelayanan dimulai hingga selesai pelayanan. Waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua pelanggan atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang terpencar secara bebas dan sama dan tidak tergantung pada waktu tiba. e. Sumber Masukan Sumber adalah kumpulan orang atau barang dari mana satuan-satuan datang atau dipanggil untuk dilayani. Ukuran populasi dikatakan tidak terbatas apabila jumlah pelanggan cukup besar dan dikatakan terbatas apabila jumlah pelanggan kecil. 2.2.5 Model-Model Antrian Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian. 1. Single Channel, Single Phase Sistem antrian jalur tunggal dimana hanya terdapat satu pemberi layanan serta satu jenis layanan yang diberikan, sehingga yang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistem antrian. Contohnya pembelian tiket bus yang dilayani oleh satu loket penjualan karcis. Datang Fasilitas Pelayanan 1 Keluar Gambar 2.2 Single Channel, Single Phase 2. Single Channel, Multi Phase Sementara sistem antrian jalur tunggal tahapan berganda berarti dalam sistem antrian tersebut terdapat lebih dari satu jenis layanan yang 27 diberikan, tetapi dalam setiap jenis layamam hanya terdapat satu pemberi pelayanan. Contohnya adalahh proses pencucian mobil. Fasilitas Fasilitas pelayanan 1 pelayanan 2 Datang Keluar Gambar 2.3 Single Channel. Multi Phase 3. Multi Channel, Single Phase Sistem antrian berjalur ganda satu tahap adalah terdapat satu jenis layanan dalam sistem tersebut, namun terdapat lebih dari satu pemberi layanan. Misalnya pada pembayaran karcis tol yang dilayani lebih dari satu loket. Fasilitas pelayanan 1 Datang Keluar Fasilitas pelayanan 2 Gambar 2.4 Multi Channel, Single Phase 4. Multi Channel, Multi Server Sistem antrian jalur beganda dengan tahapan berganda adalah sistem antrian dimana terdapat lebih dari satu jenis layanan dan terdapat lebih dari satu jenis pemberi layanan di setiap layanan. Contohnya adalah pada pelayanan kepada pasien di rumah sakit dan pendaftaran, diagnose, tindakan medis sampai pembayaran. Setiap sistem pelayanan ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada satu waktu. 28 Fasilitas Fasilitas pelayanan 1 pelayanan 1 Datang Keluar Fasilitas Fasilitas pelayanan 1 pelayanan 1 Gambar 2.5 Multi Channel, Multi Server 2.3 Software Arena Software ARENA adalah sebuah software simulasi yang diterbitkan oleh sistem Modelling Corp. Software ARENA berbasis pada object oriented. ARENA menyediakan alternatif dan template yang interchangeble dari model simulasi grafik dan model simulasi analisis yang dapat dikombinasikan untuk menciptakan model-model simulasi yang cukup luas dan bervariasi. Selain itu, software Arena menganut sistem drag & drop dan memiliki kemampuan animasi 2 dimensi. ARENA juga memiliki tingkat kompatibilitas yang baik dan kemampuan animasinya dapat ditunjang oleh file-file dari AutoCad. Arena terintegrasi sangat baik untuk teknologi Microsoft. Hal ini termasuk Visual Basic for Applications sehingga model dapat lebih otomatis jika algoritma yang spesifik diperlukan. Ini juga mendukung impor Microsoft Visio diagram alur, serta membaca dari atau keluaran untuk spreadsheet Excel dan database Access. Software ARENA dispesialisasikan untuk menyelesaikan masalah-masalah simulasi sistem diskret. Kelebihan lain dari ARENA adalah memiliki kemampuan pengolahan data statistik, walaupun belum lengkap. Dengan menggunakan software ini akan menghemat biaya besar sebelum melakukan perubahan atau memecahkan suatu model. Pada model simulasi menggunakan software Arena, terdapat beberapa komponen yang dijelaskan sebagai berikut : 29 1) Sistem, merupakan sekumpulan entitas yang bergerak atau berinteraksi untuk mencapai tujuan berdasarkan alur logika yang telah ditentukan. 2) Entitas, merupakan objek yang dikenai bergerak atau berinteraksi berdasarkan alur logika yang ada. 3) Atribut, adalah karakteristik umum dari suatu entitas. 4) Variabel, merupakan suatu komponen sistem yang mengandung informasi dan nilainya diperoleh dari eksekusi model simulasi. 5) Resources, merupakan wadah untuk menampung entitas dalam jumlah tertentu. Entitas yang berasal dari suatu resources dapat bergerak di dalam sistem jika resources tersebut bersifat seize-delay-relase (tampung-berhenti sejenak keluarkan). 6) Queue (antrian), ketika entitas tidak dapat bergerak, dapat dimungkinkan sedang terdapat entitas lain yang sedang berproses dalam sistem, sehingga entitas yang tidak dapat bergerak tersebut dapat ditampung dalam suatu wadah sampai entitas lain yang menghambat selesai berproses. Wadah tersebut disebut queue (antrian). 7) Events (kejadian), pada umumnya terdapat tiga kejadian yaitu kedatangan, pelayanan dan selesai. 8) Statistical accumulators Komponen ini berfungsi untuk melihat kondisi sistem sesungguhnya berdasarkan variabel-variabel yang telah ditentukan sebelumnya. Contoh variabel adalah waktu tunggu, panjang antrian, utilitas fasilitas, dan waktu total entitas di dalam sistem. 9) Simulation clock Waktu actual pada sistem sesungguhnya dapat direpresentasikan ke dalam model simulasi lewat suatu variabel yang disebut simulation clock. 10) Starting dan stoping Suatu kondisi yang ditentukan berdasarkan input tertentu dan berfungsi untuk membatasi simulasi yang berjalan. 30 2.4 Sistem Pelayanan di Pintu Tol Sistem pelayanan di pintu tol adalah suatu cara pengoperasian yang diselenggarakan oleh pengelola pintu tol untuk melakukan pengumpulan tol atau transaksi pembayaran tol yang dilaksanakan oleh pengguna jalan tol. Pengumpulan tol dapat dilakukan secara sistem tertutup dan/atau sistem terbuka dengan memperhatikan kepentingan pengguna dan efisiensi pengoperasian jalan tol serta kelancaran lalu lintas (PP No. 15 Th 2005, Pasal 39 ayat 1). Pada saat melakukan transaksi di gerbang tol, pengguna jalan wajib menghentikan kendaraannya saat mengambil atau menyerahkan kembali karcis masuk dan atau membayar tol, kecuali dengan sistem pengumpulan tol elektronik (PP No. 15 Th 2005, Pasal 41 ayat 4 butir b). 2.4.1. Sistem Pengumpulan Konvensional Sistem Pengumpulan konvensional atau Pelayanan Tradisional adalah sistem pelayanan tol yang masih menerapkan transaksi tol secara langsung di gerbang tol. Sistem ini dibedakan antara sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem Terbuka adalah sistem transaksi tol dimana pemakai jalan hanya berhenti satu kali di gerbang tol untuk membayar tol. Sistem Tertutup adalah sistem transaksi tol pada ruas tertutup, dimana pada ruas tersebut terdapat gerbang masuk dan gerbang keluar kendaraan. Pada pengumpulan tol tertutup ini, setiap kendaraan yang memasuki jalan tol harus mengambil kartu masuk dan pada saat keluar jalan tol harus mengembalikan kartu masuk tersebut disertai dengan pembayaran tol (Info Tol, 2005). Pemungutan biaya tol dengan sistem konvensional menempatkan beberapa petugas di beberapa loket pintu tol dan petugas tersebut yang melayani pengguna jalan. Sistem ini memiliki kekurangan yaitu kemungkinan waktu yang dihabiskan untuk melayani satu kendaraan dapat begitu lama karena beberapa faktor seperti jumlah uang yang dibayarkan perlu perhitungan yang cukup lama (menghitung total bayar dan kembalian), terdapat kesalahan pada sistem komputer yang dioperasikan di loket sehingga perlu pemeliharaan tambahan, dan beberapa faktor teknis dan non-teknis lainnya. 31 2.4.2. Sistem Karcis Langganan Tol Karcis langganan tol ini merupakan karcis yang dapat digunakan untuk pembayaran pada jalan tol. Karcis ini selain digunakan sebagai alat untuk mempermudah dan mempercepat transaksi pada jalan tol, juga dapat digunakan oleh pelanggan (pengguna jalan tol) yang setiap hari melewati jalan tol. Untuk sementara karcis ini belum dapat digunakan pada setiap ruas, tetapi hanya pada ruas-ruas tertentu. Karcis langganan tol tersebut dapat dibeli pada gardu tol. Pembelian Karcis Langganan Tol minimal 10 lembar dan mendapat potongan 10%. Karcis langganan tol mempunyai masa berlaku 1 bulan. Apabila tidak terpakai tidak bisa diuangkan kembali (Info Tol, 2005). 2.4.3. Sistem Pelayanan Gardu Pelayanan Cepat (GPC) Untuk memenuhi kebutuhan pemakai jalan yang menginginkan pelayanan cepat, PT Jasa Marga menyediakan fasilitas yang memungkinkan pelayanan 6 detik per kendaraan (biasanya 20 detik per kendaraan). Pengadaan fasilitas ini berakibat seperti menambah dua gardu dengan kecepatan pelayanan biasa (Majalah Teknik Jalan dan Transportasi No. 078 Jan/Feb Thn. IX). 2.4.4. Sistem Pelayanan Kartu Berlangganan E-Toll Kartu langganan tol ini merupakan kartu magnetik jenis stratum, yang telah terisi nilai Rupiah tertentu serta sistem pengamanan yang diperlukan, sehingga dapat digunakan untuk transaksi/pembayaran tol. Untuk sementara kartu ini belum dapat digunakan pada setiap ruas, tetapi hanya pada ruas-ruas tertentu. 2.4.5. Sistem Pelayanan dengan Uang Pas Gardu tol yang khusus melayani pembayaran tol tanpa uang kembalian (uang pas) dan atau dengan karcis/kartu langganan tol (Info Tol, 2005). 2.4.6. Sistem Pelayanan dengan Gardu Tandem Gardu tol yang terletak di belakang gardu utama yang berfungsi untuk melayani pembayaran tol yang sama dengan gardu utama (Info Tol, 2005). 32 Kebijakan sistem tandem terlihat sangat efektif, karena dapat menurunkan waktu pelayanan menjadi 50%. Akan tetapi, persyaratan utama dalam penerapan sistem tandem adalah waktu pelayanan antar kendaraan harus relatif sama. Jika hal ini tidak terpenuhi, maka dapat dipastikan kinerja sistem tandem malah akan menjadi jauh lebih jelek dibandingkan dengan sistem biasa (Tamin, 2003). 2.4.7. Sistem Pelayanan Pre Paid Card (PPC) PT. Jasa Marga akan memperkenalkan sistem pembayaran tiket masuk jalan tol berupa kartu yang berbentuk seperti kartu telepon. Sistem kartu langganan ini diresmikan Maret 1996. kartu ini disebut prepaid card atau kartu pembayaran dimuka (Republika, 30 Desember 1995) 2.4.8. Sistem Pelayanan Credit Card Beberapa alternatif untuk dapat mempersingkat lama waktu pelayanan di sistem pelayanan terus diupayakan diantaranya seperti yang dilakukan di NJTA (New Jersey Transroute and ASF) yaitu dengan mempergunakan ticket magnetic, beberapa gardu intrance sudah dioperasikan otomatis tanpa tenaga manusia, pendataan hasil tol di monitor oleh komputer di Toll Plaza yang dihubungkan dengan komputer di Pusat Pemprosesan Data (Berita Jalan Tol, No. 37 Th. IV 1985). 2.4.9. Sistem Pelayanan Tarif Elastis (Price Elasticities) Price Elasticities bagi pengguna tol sesuai dengan waktu kedatangan kendaraan di pintu tol akan mampu mengurangi kemacetan di pintu tol pada jam sibuk. Agregat biaya yang besar pada periode jam sibuk dan diskon pada periode lain akan menyebarkan waktu kendaraan yang datang ke pintu tol. Kemacetan yang terjadi pada jam sibuk akan terkurangi secara signifikan diakibatkan pertimbangan biaya dan karakteristik yang dimiliki oleh pengguna jalan tol (Burris, 2003). 33 2.4.10. Sistem Pengumpulan Elektonik atau Electronic Toll Collection (ETC) Sistem Electronic Toll Collection digunakan untuk menciptakan sistem penarikan tarif jalan tol yang lebih cepat dan efisien dari sistem manual pada gerbang-gerbang tol. Hal ini dimungkinkan karena kendaraan yang melewati gerbang tol tidak perlu melambat ataupun berhenti untuk membayar tarif tol pada gerbang tol tersebut, tarif tol akan otomatis terbayarkan yang di debet langsung ke rekening si pengguna kendaraan. Pada lajur tol yang menggunakan sistem elektronik, telah di siapkan antena khusus yang terus menerus mengirim sinyal. Sinyal ini digunakan untuk mengidentifikasi kendaraan yang melewatinya secara otomatis. Untuk menggunakan fasilitas jalan tol secara elektronik, pengguna jalan harus membuat rekening dan memasang alat transpoder atau pemancar di kendaraannya. Pemancar ini biasanya di letakkan pada kaca depan kendaraan. Pemancar ini memuat seluruh data si pengguna kendaraan. Antena pada jalan tol mengirimkan sinyal radio secara terus menerus, yang hanya akan memberikan respon apabila diterima oleh sebuah pemacar yang di pasang pada kendaraan. Sinyal tersebut kemudian di pancarkan balik oleh pemancar yang ada di kendaraan ke antena jalan tol, sinya ini membawa nomor seri pemacar yang berada di kendaraan tersebut, yang berisi tentang identitas, rekening, dan sisa kredit yang dimiliki oleh pemilik kendaraan. Data-data lain seperti tanggal, jam, dan banyaknya frekuensi kendaraan tersebut melewati gerbang bisa tercatat tergantung dari kebutuhan data si pengelola jalan tol. Setelah menerima gelombang mikro ini, alat transpoder kemudian menggunakan kabel fiber-optic, selular modems atau pemancar wireless untuk mengirim balik gelombang mikro ke tempat pusat pemancar, dimana komputer akan menggunakan sejumlah kode yang unik untuk mengidentifikasi rekening dari pelanggan yang dimana ongkos bea tol di debetkan. Sistem ETC ini menggunakan bermacam-macam teknologi yang berbeda untuk melakukan cara kerja. Sistem ETC mengirimkan berbagai sinyal komunikasi dan teknologi elektronik untuk mendukung pungutani pembayaran tarif tol yang diotomatisasikan pada gerbang tol. Secara bersamaan, aplikasi ini adalah suatu 34 teknologi dalam meningkatkan sistem pembayaran tol, meningkatkan layanan pelanggan jalan tol, meningkatkan keselamatan, dan mengurangi dampak lingkungan. Komponen dari teknologi ETC adalah sebagai berikut: 1. Automatic Vehicle Identification ( AVI) Sistem ini adalah sebuah teknologi untuk menidentifikasi identitas si pemilik kendaraan, yang dimana biaya tarif tol akan ditagihkan. 2. Automatic Vehicle Classification Dari jenis kendaraan dan tipe kelasnya, memiliki tarif tol yang berbeda- beda, kelas kendaraan dapat ditentukan dari bentuk fisik kendaraan tersebut, berapa jumlah penumpangnya ,dan jumlah as roda yang dimiliki kendaraan tersebut 3. Video Enforcement System Ketika menggunakan lajur ETC, sistem video enforcement menangkap gambar nomor polisi bagi kendaran yang melewati jalur ETC tanpa transpoder Keuntungan yang dapat diperolah dari penerapan sistem ETC adalah a. mereduksi antrian di tol karena kemampuannya dalam meningkatkan kapasitas tingkat pelayanan di pintu tol b. menghemat bahan bakar dan mengurangi gas emisi kendaraan c. mengeliminasi terjadinya perlambatan, dan waktu tunggu d. mengurangi biaya operasional e. sistem pembayaran fleksibel f. pengambilan data primer lebih mudah